• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR PADA PERTANIAN PADI SAWAH DI DAERAH IRIGASI MANIK HATARAN KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR PADA PERTANIAN PADI SAWAH DI DAERAH IRIGASI MANIK HATARAN KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN SIMALUNGUN."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN AIR PADA

PERTANIAN PADI SAWAH DI DAERAH IRIGASI MANIK

HATARAN KECAMATAN SIDAMANIK KABUPATEN

SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SUHAILA

NIM. 3123131057

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

vii

ABSTRAK

SUHAILA. NIM. 3123131057. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air

Pada Pertanian Padi Sawah di Daerah Irigasi Manik Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. Skripsi. Jurusan pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2016.

Tujuan penelitian adalah untuk: (1) mengetahui kebutuhan air untuk pertanian padi sawah di daerah Manik Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun dan (2) mengetahui ketersediaan air untuk pertanian padi sawah di daerah Manik Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.

Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Daerah Irigasi Manik Hataran. Teknik Pengumpul data yang dilakukan adalah dengan studi dokumenter dan pengukuran lapangan, sedangkan data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan total jumlah kebutuhan air secara keseluruhan (PWR) di daerah irigasi Manik Hataran dengan pola pergiliran tanaman Padi-Padi pada musim tanam I sebesar 1532,13 mm/hari dan total jumlah ketersediaan air dengan menggunakan metode F.J Mock pada musim tanam I sebesar 100,29 mm/hari. Sementara, pada musim tanam II total kebutuhan air pada musim tanam II sebesar 1508,59 mm/hari dan total jumlah ketersediaan air sebesar 109,71 mm/hari. Hal ini menunjukkan antara total jumlah kebutuhan dan ketersediaan baik pada musim tanam I maupun musim tanam II belum mampu untuk mencukupi kebutuhan air pertanian di Daerah Irigasi Manik Hataran. Imbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air menunjukkan pada musim tanam I dan musim tanam II total jumlah kebutuhan dan ketersediaan tidak berimbang. Hal ini disebabkan oleh jumlah ketersediaan air yang semakin menurun.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wataala yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Pada Pertanian Padi Sawah di

Daerah Irigasi Manik Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun”.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Berkat bantuan dari berbagai pihak serta bimbingan yang diberikan, maka

pada kesempatan ini dengan rasa hormat, ketulusan dan kerendahan hati, penulis

mengucapkan terimakasih penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan

2. Dra. NurmalaBerutu, M.Pd, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial

3. Drs. Ali Nurman, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menjalankan proses akademik selama dalam

masa perkuliahan.

4. Dr. Restu, M.S, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan

penulis dalam melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat

(7)

v

5. Anik Juli Dwiastuti, S.Si, M.Sc, sebagai dosen ahli yang telah membimbing

dan selalu mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian hingga

skripsi ini selesai

6. Kepala BAPPEDA Kabupaten Simalungun beserta jajarannya yang telah

memberikan kemudahan selama peneliti melakukan penelitian

7. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun beserta jajarannya yang

telah memberikan kemudahan selama peneliti melakukan penelitian

8. Direktur Utama PTPN IV Sidamanik beserta jajarannya yang telah

memberikan kemudahan selama peneliti melakukan penelitian

9. Camat Sidamanik beserta jajarannya yang telah memberikan kemudahan

selama peneliti melakukan penelitian

10.Petugas penjaga pintu air Manik Hataran, paklek Legiman yang senantiasa

bersedia membantu proses penelitian di lapangan.

11.Bapak Hayat Siagian yang telah membantu memperlancar proses

administrasi

12.Untuk yang selalu menyelipkan namaku di setiap doanya, untuk yang selalu

memberikan dukungan moril dan materil, untuk yang selalu mengerti, untuk

yang selalu bekerja keras, untuk yang selalu ada, terimakasih untuk kedua

orangtuaku Suyatmin dan Rohani Siallagan.

13.Untuk Adikku Alfa Risi yang turut memberikan dukungan pada penelitian

ini.

14.Untuk ibu keduaku bude Upik dan Putri beserta sanak saudara lainnya yang

(8)

vi

15.Untuk sahabat-sahabat yang tak kenal lelah, setia menemani dan membantu

selama dalam proses penyusunan skripsi ini berlangsung : Jenni, Juli, Kiki,

Fadli, Weje, Nainggolan, Bang Ansyah, Amik, Dana dan member mujas

lainnya.

16.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

17.Terakhir, untukmu yang selalu berusaha, yang tidak henti belajar, yang

selalu belajar menjadi lebih baik, untuk semua hal sulit yang terlewati,

terimakasih Suhaila.

Dalam skripsi ini penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan

dalam penyajian maupun dalam penulisan. Untuk itu penulis banyak mengharap

saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya

penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu

(9)

viii DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teori ... 8

B. Penelitian Relevan ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 31

(10)

ix

A. Lokasi Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Alat dan Bahan ... 35

F. Tahapan Penelitian ... 36

G. Teknik Analisis Data... 37

H. Diagram Alir Penelitian ... 40

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 41

A. Kondisi Fisik ... 41

B. Kondisi Non Fisik ... 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan ... 72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

(11)

x

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Harga-harga Koefisien Tanaman Padi ... 11

2. Karakteristik Jenis Jaringan Irigasi ... 21

3. Penelitian Relevan ... 27

4. Luas Kecamatan Sidamanik Berdasarkan Pembagian Desa Tahun 2014 ... 44

5. Penggunaan Lahan di Kecamatan Sidamanik ... 45

6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Kecamatan Sidamanik Tahun 2014 ... 47

7. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Sidamanik tahun 2014 ... 48

8. Data Evaporasi Rata-Rata Bulanan di Daerah Irigasi Manik Hataran Kecamatan Sidamanik ... 50

9. Kebutuhan air konsumtif (CWR) padi-padi-padi ... 51

10.Kebutuhan Air di Petak Sawah Padi-Padi-Padi (FWR) ... 53

11.Perhitungan Curah Hujan Efektif Tengah Bulanan ... 55

12.Kebutuhan Air di Daerah Pengairan (PWR) ... 60

13.Perhitungan Debit dengan Metode FJ.Mock Sub DAS : Bah Hilang Musim Tanam I ... 62

14.Perhitungan Debit dengan Metode FJ.Mock Sub DAS : Bah Hilang Masa Tanam II ... 65

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema Berpikir ... 32

2. Diagram Alir Penelitian ... 41

3. Peta Administrasi Kecamatan Sidamanik ... 43

4. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Sidamanik Tahun 2014 ... 46

5. Pengukuran di Saluran Primer ... 56

6. Peta Jaringan Irigasi Manik Hataran ... 58

7. Peta Deliniasi Daerah Irigasi Manik Hataran ... 59

8. Kebutuhan Air di Daerah pengairan (PWR) Pada Daerah Irigasi Manik Hataran ... 70

9. Ketersediaan Air Pada Daerah Irigasi Manik Hataran ... 70

10.Imbangan Kebutuhan dan Ketersediaan Air Daerah Irigasi Manik Hataran . 71 11.Bendungan utama D.I Manik Hataran ...106

12.Saluran Pembuangan D.I Manik Hataran ...106

13.Lahan sedang dalam masa bero ...107

14.Bangunan sadap D.I Manik Hataran ...107

15.Mengukur Lebar Penampang Basah ...108

16.Menghitung Kecepatan Menggunakan Pelampung ...108

17.Tanaman Padi Periode Panen ...109

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Perhitungan Efisiensi Irigasi ... 81

2. Perhitungan Curah Hujan Harian ... 83

3. Perhitungan Evaporasi ...103

4. Perhitungan Suhu Udara dan Lama Penyinaran Matahari ...104

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air adalah sumberdaya yang sangat diperlukan bagi seluruh makhluk

hidup. Manusia memanfaatkan sumberdaya air untuk dapat memenuhi berbagai

kebutuhan seperti untuk kebutuhan domestik, pertanian, industri dan usaha-usaha

lainnya. Kebutuhan yang paling banyak memerlukan air yaitu lahan pertanian.

Lahan pertanian merupakan salah satu penggunaan lahan yang

membutuhkan ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman. Pada kenyataannya

rata-rata penggunaan lahan di Indonesia diperuntukkan untuk lahan sawah baik

sawah irigasi maupun sawah tadah hujan. Husodo (2004) mengemukakan bahwa

sebagian besar penggunaan lahan di wilayah Indonesia diperuntukkan sebagai

lahan pertanian dan hampir 50% dari total angkatan kerja masih menggantungkan

nasibnya bekerja di sektor pertanian. Kondisi ini juga dipertegas oleh Kementrian

Pertanian (2013) bahwa sekitar 8.132.345,91 hektar luas penggunaan lahan di

Indonesia pada tahun 2008 sampai 2012 adalah penggunaan lahan sawah yang

terdiri dari 4.417.581,92 sawah irigasi dan 3.714.763,99 sawah non irigasi.

Sawah adalah satu bentuk usaha tani diatas lahan yang digenangi air dan

ditanami dengan padi. Sumber air dapat berasal dari air irigasi atau dari hujan.

Sawah yang airnya bersumber dari air irigasi disebut sawah irigasi, sedangkan

yang airnya bersumber dari air hujan disebut sawah tadah hujan (Arsyad, 2012).

Pertanian sawah irigasi mengandalkan ketersediaan air pada saluran irigasi

sebagai sumber utama untuk mengairi seluruh petak-petak sawah baik pada

(15)

2

petak sawah, jumlahnya harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman agar

dapat tumbuh dengan baik. Air yang disalurkan harus mampu mengairi seluruh

kebutuhan pada petak sawah.

Irigasi merupakan sebuah usaha dalam peningkatan hasil produksi padi.

Irigasi tidak hanya mencakup penyediaan air tetapi juga pengaturan dan saluran

pembuangan (drainase). Irigasi bagi tanaman padi sawah berfungsi sebagai

penyedia air yang cukup untuk menjamin produksi. Air irigasi berperan penting

dalam setiap tahapan penanaman padi sehingga menghasilkan produksi secara

optimal. Sitorus (1985) menegaskan pembangunan sistem irigasi diperlukan

karena hampir sepertiga dari lahan di permukaan bumi, terutama di daerah-daerah

beriklim kering dan semi-arid kekurangan air sehingga air merupakan pembatas

utama bagi pengembangan pertanian.

Sistem irigasi dan bangunan bendung perlu didirikan dalam pemenuhan

kebutuhan air di persawahan. Pemenuhan kebutuhan air untuk sawah dapat dilihat

melalui jumlah ketersediaan air yang cukup untuk mengaliri seluruh petak sawah,

terlebih pada musim kemarau. Kementerian Pekerjaan Umum dalam Kriteria

Perencanaan 03 (2003) menjelaskan bahwa besarnya kebutuhan air di sawah

bervariasi menurut tahap pertumbuhan tanaman dan bergantung kepada cara

pengolahan lahan. Besarnya kebutuhan air di sawah dinyatakan dalam mm/ hari.

Ketersediaan air pun tidak luput dalam menjawab permasalahan kebutuhan

air untuk tanaman padi. Ketersediaan air juga sangat berpengaruh menentukan

hasil produksi padi. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum (1996) ketersediaan

(16)

3

sawah. Air dalam jumlah yang cukup dan mutu yang baik merupakan kunci

kearah pengembangan sumberdaya air.

Kebutuhan dan ketersediaan adalah hal yang harus seimbang, artinya

ketersediaan pada jaringan irigasi harus mampu mencukupi kebutuhan air untuk

pertanian di daerah tersebut. Ketersediaan air akan terganggu akibat perubahan

iklim maupun adanya degradasi lingkungan di daerah tersebut. Pada umumnya

masalah yang sering muncul pada sawah irigasi adalah air untuk seluruh petak

sawah yang tidak mencukupi. Apalagi jika memasuki musim kemarau maka

daerah sawah bagian hilir pasti akan kekurangan air. Hal ini menandakan saluran

irigasi pada waktu-waktu tertentu tidak selalu mencukupi. Masalah ini

dikhawatirkan akan menjadi penghambat hasil produksi untuk masa mendatang.

Penyediaan air akan selalu mempengaruhi setiap tahapan pertumbuhan

padi. Tanaman padi yang kekurangan air pada saat masa tumbuhnya maka akan

menurunkan produksi pada suatu lahan. Daerah Kabupaten Simalungun

merupakan daerah penghasil padi terbesar di Sumatera Utara. Hal ini dipertegas

oleh Harian Metro Siantar (2015) bahwa penghasil produksi terbesar tahun 2015

berasal dari Kabupaten Simalungun. Kabupaten Simalungun memiliki 31

kecamatan. Salah satunya adalah Kecamatan Sidamanik yang merupakan

kecamatan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari penggunaan lahan sawah

dengan luas 1931 Hektar. Daerah irigasi Manik Hataran merupakan salah satu

daerah irigasi yang terdapat di Kecamatan Sidamanik, tepatnya pada Nagori

Manik Hataran. Daerah irigasi Manik Hataran mengairi sawah seluas 420 Hektar

(17)

4

Daerah irigasi Manik Hataran pada awalnya memiliki ketersediaan air

yang cukup baik untuk mengairi seluruh petak-petak sawah. Namun, akibat

adanya alih fungsi lahan di daerah tersebut debit air mengalami penurunan, seperti

yang dicatat oleh petugas penjaga pintu air (PPA) bahwa debit air yang dicatat

terakhir kali yakni sebanyak 0,816 m3/detik. Hal ini diakibatkan adanya Alih

fungsi di bagian hulu irigasi Manik Hataran. Daerah hulu yang semula

diperuntukkan untuk lahan teh diubah menjadi lahan kelapa sawit. Penanaman

kelapa sawit di bagian hulu sudah tentu akan mempengaruhi persawahan di bagian

hilir. Hal ini dipertegas oleh pengakuan masyarakat sekitar bila musim kemarau

sawah dibagian hilir kering dan tidak diari, sementara ketika musim penghujan

irigasi tersebut mengalami banjir. Penanaman kelapa sawit didekat lahan sawah

ini dimulai sejak tahun 2005. Kelapa sawit sebagai tanaman yang sangat banyak

menyerap air secara langsung sangat mempengaruhi jumlah debit Daerah Irigasi

Manik Hataran.

Sejak tahun 2005 sampai tahun 2015 jumlah ketersediaan air di saluran

irigasi Manik Hataran mengalami penurunan debit. Hal ini juga dipertegas oleh

informasi dari petugas pintu air (PPA) setempat bahwa, sebelum tahun 2005

dalam keadaan normal ketersediaan air pada saluran irigasi mampu mengairi

seluruh petak sawah di daerah irigasi tersebut, namun pada saat ini dalam keadaan

normal ketersediaan air pada saluran irigasi berkurang dan tidak mampu mengairi

seluruh petak sawah. Kondisi tersebut menyebabkan para petani berebut air pada

malam hari agar lahan sawah mereka mendapatkan air.

Keterbatasan ketersediaan air ditambah jika musim kemarau, para petani

(18)

5

secara bersamaan. Jika dibagian hulu sudah tidak memasuki masa musim tanam

maka lahan sawah di bagian hilir baru akan memulai masa tanam. Hal ini

dikarenakan para petani menunggu air yang berlebih di bagian hilir. Hal ini

dilakukan agar ketersediaan air irigasi dapat mencukupi kebutuhan untuk tanaman

padi. Selain itu, dikarenakan ketersediaan air yang tidak mencukupi seluruh petak

sawah biasanya petani mensiasati agar lahannya dapat terus berproduksi tanpa

harus menunggu air mereka memilih menanami tanaman yang bisa menghasilkan

seperti tanaman cabe atau jagung. Dengan demikian, analisis kebutuhan dan

ketersediaan air pada pertanian padi sawah di Daerah Irigasi Manik Hataran

menjadi hal yang harus diperhatikan agar hasil produksi padi dapat dipertahankan

atau ditingkatkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah yang

terdapat di daerah irigasi Manik Hataran adalah sebagai berikut:

1. Adanya perubahan penggunaan lahan yang semula tanaman teh

menjadi tanaman kelapa sawit, yang mempengaruhi debit air pada

daerah irigasi Manik Hataran.

2. Kebutuhan petak-petak sawah terhadap penyediaan air.

3. Ketersediaan air pada saluran irigasi untuk mengairi petak-petak sawah

pada daerah irigasi Manik Hataran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan atas identifikasi masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka

(19)

6

1. Kebutuhan air pada daerah irigasi Manik Hataran di Kecamatan Sidamanik

Kabupaten Simalungun.

2. Ketersediaan air pada daerah Irigasi Manik Hataran di Kecamatan

Sidamanik Kabupaten Simalungun.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan atas pembatasan masalah yang sudah dijelaskan, maka dalam

penelitian ini yang akan menjadi rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kebutuhan air untuk pertanian padi sawah di daerah Manik

Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana ketersediaan air untuk pertanian padi sawah di daerah Manik

Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. Mengetahui kebutuhan air untuk pertanian padi sawah di daerah Manik

Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.

2. Mengetahui ketersediaan air untuk pertanian padi sawah di daerah Manik

Hataran Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini nantinya dapat bermanfaat antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai pengembang ilmu pengetahuan, yakni secara teoritis diharapkan

dapat memperkuat atau mengembangkan teori maupun penelitian yang

(20)

7

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah dalam membuat

kebijakan.

3. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti sendiri.

4. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan

penelitian terkait dengan kebutuhan dan ketersediaan air pada daerah

(21)

76

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Total jumlah kebutuhan air secara keseluruhan (PWR) di daerah irigasi

Manik Hataran dengan pola pergiliran tanaman Padi-Padi pada musim

tanam I sebesar 1532,13 mm/hari. Sementara, pada musim tanam II total

kebutuhan air pada musim tanam II sebesar 1508,59 mm/hari.

2. Total jumlah ketersediaan air pada musim tanam I sebesar 100,29

mm/hari. Sementara, pada musim tanam II total jumlah ketersediaan air

sebesar 109,71 mm/hari. Hal ini menunjukkan antara total jumlah

kebutuhan dan ketersediaan baik pada musim tanam I maupun musim

tanam II belum mampu untuk mencukupi kebutuhan air pertanian di

Daerah Irigasi Manik Hataran dengan pola pergiliran tanaman Padi-Padi.

Dengan demikian, Imbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air

menunjukkan pada musim tanam I dan musim tanam II total jumlah

kebutuhan dan ketersediaan tidak berimbang. Hal ini disebabkan oleh

(22)

77

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disarankan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Perlu dilakukan evaluasi serta pengawasan terhadap pola tanam agar masa

bero tidak berlangsung lama serta saat ketersediaan air mengalami

peningkatan menjadi hal yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air

irigasi Manik Hataran.

2. Melakukan penyuluhan yang lebih intensif kepada masyarakat pentingnya

mengatur pola tanam untuk produksi yang lebih optimal dan menghindari

dari permasalahan kekeringan di bagian hilir irigasi.

3. Pemerintah dan seluruh instansi harus bekerja sama dengan masyarakat

dalam upaya memanfaatkan ketersediaan agar dapat digunakan secara

(23)

78

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Sitanala. 2012. Konservasi tanah dan air. Bogor: IPB Press.

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerh Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Bardan, Mochammad. 2014. Irigasi. Yogyakarta: Graha ilmu.

Hadiutomo, Kusno. 2012. Mekanisasi Pertanian. Bogor: IPB Press.

Hutagaol, Elfrina Feronika. 2013. Studi Tentang Jaringan dan Pengelolaan Irigasi di Desa Tanjung Pasir kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS - Universitas Negeri Medan.

Husodo, Siswono Yudo, dkk. 2009.Pertanian Mandiri (Pandangan Strategis Para pakar Untuk Kemajuan Pertanian Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya.

Kementrian Pertanian. 2013. Statistik lahan Pertanian 2013.(online) Tersedia http://www.pertanian.go.id/file/Statistik_Lahan_Pertanian_2013.pdf. (3 Mei 2016)

Kementrian Pekerjaan Umum. 1996. Pedoman Standar dan Kriteria Untuk Perencanaan Proyek-Proyek Pengairan. PT. Mediatama Saptakarya.

Kodoatie, Robert J., dkk. 2002. Pengelolaan Sumberdaya Air dalam Otonomi daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kementrian Pekerjaan Umum. 2010.Standar Perencanaan Irigasi,Kriteria Perencanaan jaringan irigasi-01.Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Sumber Daya Air.

Kementrian Pekerjaan Umum. 2010.Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Saluran-03.Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Sumber Daya Air.

Metro Siantar. 2015. Simalungun Penghasil Padi Terbesar di Sumut. (Online). Tersedia

file:///D:/suha%20oke/Simalungun%20Penghasil%20Padi%20Terbesar%20 di%20Sumut%20%E2%80%93%20Metro%20Siantar.html. (9 mei 2016)

(24)

79

Priyonugroho, Anton. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi(Studi Kasus Pada Daerah Irigasi Sungai Air KebanDaerah Kabupaten Empat Lawang). Skripsi. Palembang : Jurusan Teknik Sipil. FT -Universitas Sriwijaya.

Salim, Muhammad. 2007. Peranan Saluran Irigasi Bendung Pesayangan Untuk Mencukupi Kebutuhan Tanaman Padi Petak Sawah Di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Skripsi. Semarang: Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial-Universitas Negeri Semarang.

Sihombing, Patar Asroni. 2013. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air pada Pertanian Padi Sawah di Daerah irigasi Gabelas Kecamatan Laeparira. . Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi. FIS - Universitas Negeri Medan.

Sitorus, Santun. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito.

Soetjipto. 1984. Dasar-dasar dan Prakterk Irigasi. Jakarta: Erlangga.

Solin, Yustina Eka W. 2012. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Secara Meteorologis di Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Medan : Jurusan pendidikan Geografi. FIS - Universitas Negeri Medan.

Sosrodarsono, Suryono. 1977. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: P.T Dainippon Gitakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dari hasil aktivitas pembelajaran guru pada siklus I yang terdiri dari pertemuan I dan II lebih terlihat perbedaan yang signifikan. Hasil

Dari kepres No.44 Tahun 2000 ini komisi ombudsman menyiapkansebuah konsep Rancangan Undang-Undang Ombudsman Nasional.Pasal 2 menyatakan “Ombudsman Nasional adalah lembaga

Lama- kelamaan hot spot stress dapat memacu timbulnya retak (crack) , dengan beban siklis yang terus menimpa struktur selama masa operasinya maka retak (crack) ini

penelitian yang ditampilkan pada Tabel 1 Kerangka Acuan Kerja dan pemahaman responden terhadap pertanyaan. 2) Ketersediaan data terkait tingkat kehadiran murid dan penerima BSM.

[r]

Segala jenis Penyakit, Cedera, atau Ketidakmampuan, baik yang tanda atau gejalanya diketahui Tertanggung ataupun tidak, baik telah mendapatkan perawatan/pengobatan/saran/konsultasi

Informasi barang dan/atau jasa yang diperoleh dari konsumen atau.. organisasi konsumen tampak pada pembicaraan dari mulut ke mulut

Henri Lefebvre’s own tripartite division of material space , (the space of experience and of perception), the representation of space (space as conceived