• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE PROYEK DI RA NURUL HADINA MEDAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE PROYEK DI RA NURUL HADINA MEDAN T.A 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL

ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE PROYEK

DI RA NURUL HADINA KEC. PATUMBAK

T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

OLEH

NURHAYANI

NIM. 1113313008

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Nurhayani, NIM 11133130081, Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Proyek Di RA Nurul

Hadina Medan T.A 2015/2016. Skripsi. Fakultas Ilmu

Pendidikan. Universitas Negeri Medan

Permasalahan dalam penelitian adalah:rendahnya kecerdasan emosional anak,

anak

kurang

termotivasi

dalam

kegiatan

pembelajaran,

metode

untuk

mengembangkan kecerdasan emosional yang digunakan guru kurang bervariasi,

kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran lebih memfokuskan pada

kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung (calistung), guru

belum memperhatikan secara khusus tentang peningkatan kecerdasan emosional anak

dalam proses belajar mengajar, guru jarang menerapkan metode proyek dalam

pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional

anak usia 5-6 tahun melalui metode proyek di RA Nurul Hadina Kec. Patumbak T.A

2015/2016.

Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian adalah

mengembangkan kreativitas anak usia 5-6 tahun. Subjek penelitian ini adalah anak

kelas B yang berjumlah 22 orang. Proses penelitian ini dilakukan melalui dua siklus.

Pengumpulan data menggunakan lembar observasi.

Pada Siklus I pertemuan I diperoleh nilai rata-rata anak 43,15 %, anak yang

tergolong sangat baik 0 orang anak, tergolong baik 0 orang anak, 21 orang anak yang

kecerdasan emosionalnya cukup, dan 1 orang anak kecerdasan emosionalnya kurang.

Hasil pengamatan pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak 49,59 %, anak yang

tergolong sangat baik 0 orang anak, tergolong baik 0 orang anak, 22 orang anak yang

kecerdasan emosionalnyacukup, dan 0 orang anak kecerdasan emosionalnya

kurang.Pada siklus II pertemuan I diperoleh nilai rata-rata anak 68,55 %, anak yang

tergolong sangat baik 5 orang anak, tergolong baik 10 orang anak, 7 orang anak yang

kecerdasan emosional cukup, dan 0 orang anak kecerdasan emosionalnya kurang.

Hasil pengamatan pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak 75,74 %, anak yang

tergolong sangat baik 8 orang anak, tergolong baik 10 orang anak, 4 orang anak yang

kecerdasan emosionalnyacukup, dan 0 orang anak kecerdasan emosionalnyakurang.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kekuatan, nikmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Usia

5-6 Tahun Melalui Metode Proyek Di RA Nurul Hadina Kec. Patumbak Tahun

Ajaran 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia

Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Selaku Rektor UNIMED.

2.

Bapak Dr. Nasrun, M.S Selaku Dekan FIP UNIMED.

3.

Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S Sebagai Wakil Dekan I.

4.

Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S Sebagai Wakil Dekan II.

5.

Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd Selaku Wakil DekanIII.

6.

Ibu Kamtini, S.Pd, M.Pd Selaku Ketua Prodi PG-PAUD FIP UNIMED.

7.

Dra. Nurmaniah, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu

dan kasih sayangnya sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.

8.

Dra Nasriah, M.Pd, Dra. D. Simatupang, M.Pd dan Kamtini, S.Pd.,M.Pd selaku

dosen penguji yang telah memberikan masukan serta saran-saran mulai dari

(6)

9.

Ibu Hj. Nilam Cahaya Hasibuan, M. Pd selaku Yayasan di RA Nurul Hadina

Patumbak ibu Alifta Pratiwi Hasibuan, S.pd selaku kepala sekolah RA Nurul

hadina Patumbak yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian, serta rekan sejawat Agustini yang telah membantu dalam

melaksanakan penelitian.

10.

Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Prodi PG-PAUD (Ika Suyanti, S.Pd)

yang telah memberikan kelancaran selama perkuliahan dan penyusunan skripsi

ini.

11.

Keluarga yang begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi serta

semangat kepada penulis, khususnya Ayahanda Almarhum Isroil Marpaung dan

Ibunda Almarhumah Nurliyah Pasaribu, anak-anakku, Ahmad Alwi Pulungan

Dan M. Alfi Syahri Pulungan. Seluruh Bapak Uda, Azid Bustami Marpaung,

Hasmin Marpaung, terutama Bapak Drs. Syamsir Marpaung, almarhumah

Bunda Nurlela Marpaung, Ibu Nurliah. Adik-adikku terutama Nurlina

Marpaung, S.Pd.

12.

Teman-teman seperjuangan PG-PAUD Konversi 2011, Sri Rahayu, Rumy

Sartika Marpaung, Riny Afriani, Bu Diani Syafitri, Agustini Dan Tuti Siswati,

serta yang namanya tak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi

semangat.

13.

Anak-anak didikku tersayang terimakasih atas kebersamaannya.

Penulis menyadari terdapat kekurangan dari segi isi maupun tatabahasa dan

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang

(7)

skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya pada pendidikan anak

usia dini.

Medan, Februari 2016

Penulis

Nurhayani

(8)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ...

i

KATA PENGANTAR ...

ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1

Latar Belakang ... 1

1.2

Identifikasi Masalah ... 6

1.3

Pembatasan Masalah ... 6

1.4

Rumusan Masalah ... 7

1.5

Tujuan Penelitian... 7

1.6

Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

2.1 Kerangka Teoritis ... 9

2.1.1 Kecerdasan Emosional ... 9

2.1.1.1. Pengertian Emosi ... 9

2.1.1.2. Kecerdasan Emosional ... 11

2.1.1.3. Karakteristik Kecerdasan Emosional ... 13

2.1.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosinal ... 14

2.1.2. Metode Proyek ... 15

2.1.2.1. Pengertian Metode Proyek ... 15

(9)

2.1.2.3. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Proyek ... 18

2.1.2.4. Tujuan Metode Proyek Bagi Anak Usia Dini ... 19

2.1.2.5. Tahapan_Tahapan Pelaksanaan Metode Proyek ... 20

2.2. Kerangka Konseptual ... 24

2.3. Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Subjek Penelitian ... 26

3.3Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 26

3.4 Desain Penelitian ... 27

3.5 Tehnik Pengumpulan Data ... 32

3.6 Tehnik Analisa Data ... 35

3.7Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

3.8Jadwal Rencana Penelitian ... 36

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN...

37

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ...

37

4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I ...

37

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II ...

44

4.2. Pembahasan Penelitian ...

50

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...

52

5.1. Simpulan ...

52

5.2. Saran ...

53

(10)
[image:10.612.66.546.86.651.2]

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1.

Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional Anak ...

33

3.2.

Lembar Observasi Guru...

34

3.3.

Kriteria Penilaian ...

35

3.4.

Jadwal Penelitian ...

36

4.1.

Hasil Observasi Kecerdasan Emosional Anak Siklus I ...

40

4.2.

Rekapitulasi Kecerdasan Emosional Anak Pada Siklus I ...

41

4.3.

Hasil Observasi Kecerdasan Emosional Anak Siklus II...

46

4.4.

Rekapitulasi Kecerdasan Emosional Anak Pada Siklus II ...

48

(11)
[image:11.612.70.545.86.651.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal

3.1.

Desain Penelitian Tindakan Kelas ...

28

4.1.

Grafik Kecerdasan Emosional Anak pada Siklus I ...

42

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1:Daftar Nama Anak Didik RA Nurul Hadina

Lampiran2:Lembar Observasi Kecerdasan Emosional Anak

Lampiran3:Lembar Observasi Guru

Lampiran4:Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan I

Lampiran5: Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan II

Lampiran6: Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan I

Lampiran7: Rencana Kegiatan HarianSiklus I Pertemuan II

Lampiran 8 : Tabulasi Data Siklus I dan II

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Masa kanak-kanak merupakan masa bermain sehingga pada pendidikan di

PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

semua fungsi baik jasmani maupun rohani anak ikut terlatih, semakin banyak

kesempatan bermain anak makin sempurna penyesuaian anak terhadap keperluan

hidup didalam masyarakat. Melalui bermain anak akan banyak belajar bagaimana

cara bersosialisasi dalam masyarakat. Masa persiapan anak menjadi dewasa tidak

cukup hanya diisi dengan pelajaran-pelajaran pengetahuan saja, tetapi juga dengan

bermain yang mampu mengembangkan fisik dan mental anak yang sesuai dengan

perkembangan yang diperlukan. Kegiatan bermain yang dilakukan anak

hendaknya disesuaikan dengan perkembangan usia dan mencerminkan tingkat

perkembangan kecerdasan mereka masing-masing yang beragam dan unik.

Anak usia dini harus selalu dikembangkan ke arah yang positif untuk

menuju kemajuan dan peningkatan kemampuan yang ada pada dirinya, yang salah

satunya adalah peningkatan kecerdasan emosional anak. Kecerdasan emosional

anak harus benar-benar mendapat perhatian sebab keberhasilan anak pada masa

yang akan dating bukan hanya ditentukan oleh kepintarannya, akan tetapi juga

(14)

Pentingnya pendidikan diberikan pada anak usia dini terdapat di dalam

Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang

Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa:

“Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD, adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”

Anak usia dini perlu mendapatkan pembinaan secara efektif dan efisien,

sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapannya. PAUD

merupakan wadah pendidikan yang mengantarkan anak kependidikan lebih lanjut.

Untuk itu, keberadaan PAUD memiliki peranan yang strategis dalam

mengantarkannya ke pintu gerbang pendidikan di sekolah dasar.

Depdiknas (2004:3) mengemukakan bahwa “pada rentang anak usia lahir

sampai enam tahun, anak mulai peka untuk menerima berbagai upaya

perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya”. Masa peka adalah masa

terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikisnya yang siap merespon

stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Dimana pada masa ini merupakan masa

untuk menentukan perkembangan dan pertumbuhan anak. oleh karena itu,

dibutuhkan suasana belajar, strategi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan

anak, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.

Salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini adalah

kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional yang ada pada diri anak merupakan

potensi yang harus digali dan dikembangkan secara terus menerus sehingga ia

(15)

yang akan datang. Kecerdasan emosional anak perlu dikembangkan secara baik

dan menyeluruh, sehingga potensi kecerdasan emosional yang telah dibawa oleh

anak semenjak lahir, akan dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya

Emosi pada dasarnya merupakan suatu perasaan dan pikiran khas, suatu

keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak

terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu mencakup

perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya. Oleh karena itu, maka

kecerdasan emosional anak perlu kita kembangkan secara baik dan benar.

Pendidikan di dalam lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang paling

dasar, karena lingkungan itulah pertama kali dikenal oleh anak. akan tetapi usia 4

tahun anak kurang puas hanya bergaul dengan keluarga sehingga anak ingin

memperluas pergaulannya dengan anggota masyarakat lainnya.

Masa kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima berbagai

macam rangsangan. Perkembangan kecerdasan yang diperoleh manusia pada masa

usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya. Joseph

Zink dalam artikel kecerdasan plus karakter mengemukakan bahwa jika sejak usia

dini tidak dilatih kecerdasan emosional, maka anak akan cenderung mengalami

hambatan-hambatan dalam perkembangan kecerdasan emosionalnya. Kecerdasan

emosional perlu dikembangkan sejak dini karena hal inilah yang mendasari

keterampilan seseorang dalam bermasyarakat kelak, hingga membuat seluruh

potensi anak berkembang lebih optimal.

Kenyataan yang terjadi di RA Nurul Hadina tempat peneliti mengajar,

(16)

terlihat dari perilaku anak sehari-hari, dari 22 orang anak didik di kelas B 65 %

(15 anak) yang tidak dapat mengontrol/mengelola emosi di saat bermain, saling

rebutan alat permainan, bersikap individual, kurang empati pada teman. Hanya 7

orang anak didik (35%) anak mampu mengelola emosinya. Jadi berbagai macam

kejadian pada anak mencerminkan persoalan kecerdasan emosional anak yang ada

pada dirinya. Adapun penyebabnya antara lain anak terlalu lelah karena bermain,

tidak tidur siang dan makan terlalu sedikit, namun penyebab yang paling besar

adalah faktor psikologis, seperti orang tua yang selalu melarang anaknya, terlalu

melindungi padahal anak mampu, dan juga terlalu khawatir.

Anak juga kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, kurang

motivasi tersebut disebabkan beberapa faktor yang salah satunya metode yang

digunakan guru kurang bervariasi. Metode pembelajaran yang dilaksanakan di

PAUD cenderung monoton dan tidak bervariasi, lebih sering menggunakan

metode ceramah dan proyek.

Selain itu, dari data BPS Kota Medan, 80% orangtua anak didik menuntut

agar anaknya bisa segera baca, tulis, hitung. Hal tersebut mempengaruhi proses

pembelajaran di PAUD yang seharusnya belajar seraya bermain, justru kegiatan

pembelajaran terfokus pada membaca, menulis dan menghitung disertai tugas

rumah pada anak untuk menulis secara penuh satu halaman buku.

Kegiatan pembelajaran di RA Nurul Hadina juga belum memperhatikan

secara khusus tentang peningkatan kecerdasan emosional anak, hal ini dapat

dilihat dari guru yang focus mengajarkan membaca, menulis dan berhitung. Selain

(17)

metode proyek dapat memberi kesenangan pada anak dan melatih anak untuk

bersabar dan mengontrol emosinya.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kecerdasan

emosional anak, salah satunya dengan aktifitas yang dapat membuat anak senang

dan tertarik yaitu dengan memberikan kegiatan pembelajaran melalui metode

proyek. Cara ini diasumsikan akan dapat meningkatkan kecerdasan emosional

anak dikarenakan anak tidak hanya mendengar dan berbicara, akan tetapi

menuntut keterlibatan langsung dan aktif seluruh anggota tubuh dalam melakukan

aktifitas yang dilakukan. Dan dengan menggunakan metode proyek anak

memperoleh pengalaman belajar dalam berbagai pekerjaan dan tanggung jawab

untuk dapat dilaksanakan secara terpadu dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Penggunaan metode proyek dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk

saling berkomunikasi dan bekerjasama. Dengan demikian melalui metode proyek

ini akan dilatih kecerdasan emosional anak tentang kesabarannya, ketekunannya,

keuletannya, dan tanggung jawabnya dalam mengerjakan tugas.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas dan mengingat

pentingnya meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini, maka peneliti

merasa tertarik untuk membantu meningkatkan kecerdasan emosional anak maka

peneliti mengadakan penelitian yang berjudul “upaya meningkatkan

(18)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah

yang dapat diidentifikasi, yaitu:

1. Rendahnya kecerdasan emosional anak.

2. Anak kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

3. Metode untuk mengembangkan kecerdasan emosional yang digunakan

guru kurang bervariasi.

4. Kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran lebih memfokuskan

pada kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung

(calistung).

5. Guru belum memperhatikan secara khusus tentang peningkatan

kecerdasan emosional anak dalam proses belajar mengajar.

6. Guru jarang menerapkan metode proyek dalam pembelajaran

1.3

Pembatasan Masalah

Dari uraian masalah di atas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah

dalam penelitian ini. Batasan masalahnya yaitu meningkatkan kecerdasan

emosional anak usia 5-6 tahun melalui metode proyek di RA Nurul Hadina Kec.

Patumbak T.A 2015/2016.

1.4

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah

(19)

proyek dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di RA

Nurul Hadina Kec. Patumbak T.A 2015/2016?"

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak

usia 5-6 tahun melalui metode proyek di RA Nurul Hadina Kec. Patumbak T.A

2015/2016

1.6

Manfaat Penelitian

a.

Manfaat Praktis

1. Bagi anak

Mengoptimalkan kecerdasan emosional anak melalui metode proyek.

2. Bagi guru

Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran melalui metode proyek.

3. Bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah, dengan pengambilan kebijakan

yang berkenaan dengan kecerdasan emosional anak.

4. Bagi peneliti

Memberikan wawasan mengenai proses dan hasil metode proyek

(20)

b. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran dan pengembangan pendidikan dalam dunia pendidikan

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

a. Metode proyek dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak usia 5-6

tahun kelompok B di RA Nurul Hadina Kec. Patumbak.

b. Pada siklus I pertemuan I diperoleh nilai rata-rata anak 43,15 %, anak

yang tergolong sangat baik 0 orang anak, tergolong baik 0 orang anak, 21

orang anak yang kecerdasan emosionalnya cukup, dan 1 orang anak

kecerdasan emosionalnya kurang. Hasil pengamatan pertemuan II

diperoleh nilai rata-rata anak 49,59 %, anak yang tergolong sangat baik 0

orang anak, tergolong baik 0 orang anak, 22 orang anak yang kecerdasan

emosionalnya cukup, dan 0 orang anak kecerdasan emosionalnya kurang.

c. Pada siklus II pertemuan I diperoleh nilai rata-rata anak 68,55 %, anak

yang tergolong sangat baik 5 orang anak, tergolong baik 10 orang anak, 7

orang anak yang kecerdasan emosional cukup, dan 0 orang anak

kecerdasan emosionalnya kurang. Hasil pengamatan pertemuan II

diperoleh nilai rata-rata anak 75,74 %, anak yang tergolong sangat baik 8

orang anak, tergolong baik 10 orang anak, 4 orang anak yang kecerdasan

(22)

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran

yaitu:

a. Dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam peningkatan kecerdasan

emosional anak, guru diharapkan dapat menggunakan metode proyek

dalam kegiatan pembelajaran.

b. Bagi guru, diharapkan terampil dalam membuat dan menggunakan media

yang tepat yang diperlukan dala proses pembelajaran.

c. Bagi kepala sekolah diharapkan untuk dapat memfasilitasi guru dalam

meningkatkan kecerdasan emosional anak dalam proses pembelajaran.

d. Bagi peneliti, diharapkan untuk dapat menggunakan metode proyek dalam

kegiatan pembelajaran di RA Nurul Hadina, karena dapat meningkatkan

kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun.

e. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian

ini, sehingga diperoleh hasil yang menyeluruh dan dapat dijadikan bahan

referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar didalam kelas. Dan

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Yrama Widya

Caron. B. Goode. 2005. Optimizing Your Child’s Talen (Optimalkan Bakat Anak

Anda). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Darwis, Hude. 2006. Emosi (Penjelasan, Religio-Psikologis Tentang Emosi

Manusia Di Dalam Al Qur’an). Jakarta: Erlangga.

Djamarah, Syaiful B. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi. Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Goleman, D. 1996. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hamzah, B. Uno. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Mu’tadin. 2012. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia.

Nggermanto, Agus. 2002. Quantum Quantient Kecerdasan Quantum (Cara

Praktis Melejitkan IQ, EQ, Dan SQ Yang Harmonis). Bandung: Nuansa.

Nuraini. Yuliani. 2009. Konsep Dasar PAUD. Jakarta : Indeks.

Oemar. Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pupuh, Faturrahman. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Uno. Hamzah. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Yusuf, Syamsul Dan A. Jinata Nurihsan. 2006. Landasan Bimbingan Dan

Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel                                                                                                                    Hal 3.1
Gambar Hal

Referensi

Dokumen terkait

(Weltevreden: Albrecht & Co.) hlm. Lebih rinci lihat Notulen van de Algemene en Bestuursvergaderingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen

Mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat Arab Ampel sebelum mengenal dan stelah mengenal Al Irsyad dapat dianalisa dari berbagai segi diantaranya: ke “arah”

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sikap masyarakat terhadap program kegiatan Komunitas Blus

Tujuan penelitian mengetahui jenis, tingkat, dan kuantitas kerusakan yang terjadi, menganalisis penilaian kondisi perkerasan dengan metode Pavement Condition Index (PCI), dan

Ulnar ve median sinir tarafından uyarılan proksimal ve distal yerleşimli kasların, proksimal ve distal uyarımla elde edilen amplitüdleri kendi aralarında

Wawancara diatas menunjukkan pula bahwa pelaksanaan Perda Nomor 20 Tahun 2008 tentang Alokasi Dana Desa telah berjalan optimal, pemerintahan Desa Halaban telah menjalankan

conclusions from a mathematical problem 3) Concept errors because students do not understand the concept of the material. So, it is necessary to improve the learning process