UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL
ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI METODE PROYEK
DI RA NURUL HADINA KEC. PATUMBAK
T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH
NURHAYANI
NIM. 1113313008
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
Nurhayani, NIM 11133130081, Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Metode Proyek Di RA Nurul
Hadina Medan T.A 2015/2016. Skripsi. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Medan
Permasalahan dalam penelitian adalah:rendahnya kecerdasan emosional anak,
anak
kurang
termotivasi
dalam
kegiatan
pembelajaran,
metode
untuk
mengembangkan kecerdasan emosional yang digunakan guru kurang bervariasi,
kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran lebih memfokuskan pada
kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung (calistung), guru
belum memperhatikan secara khusus tentang peningkatan kecerdasan emosional anak
dalam proses belajar mengajar, guru jarang menerapkan metode proyek dalam
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional
anak usia 5-6 tahun melalui metode proyek di RA Nurul Hadina Kec. Patumbak T.A
2015/2016.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian adalah
mengembangkan kreativitas anak usia 5-6 tahun. Subjek penelitian ini adalah anak
kelas B yang berjumlah 22 orang. Proses penelitian ini dilakukan melalui dua siklus.
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi.
Pada Siklus I pertemuan I diperoleh nilai rata-rata anak 43,15 %, anak yang
tergolong sangat baik 0 orang anak, tergolong baik 0 orang anak, 21 orang anak yang
kecerdasan emosionalnya cukup, dan 1 orang anak kecerdasan emosionalnya kurang.
Hasil pengamatan pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak 49,59 %, anak yang
tergolong sangat baik 0 orang anak, tergolong baik 0 orang anak, 22 orang anak yang
kecerdasan emosionalnyacukup, dan 0 orang anak kecerdasan emosionalnya
kurang.Pada siklus II pertemuan I diperoleh nilai rata-rata anak 68,55 %, anak yang
tergolong sangat baik 5 orang anak, tergolong baik 10 orang anak, 7 orang anak yang
kecerdasan emosional cukup, dan 0 orang anak kecerdasan emosionalnya kurang.
Hasil pengamatan pertemuan II diperoleh nilai rata-rata anak 75,74 %, anak yang
tergolong sangat baik 8 orang anak, tergolong baik 10 orang anak, 4 orang anak yang
kecerdasan emosionalnyacukup, dan 0 orang anak kecerdasan emosionalnyakurang.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan, nikmat dan karunia-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Usia
5-6 Tahun Melalui Metode Proyek Di RA Nurul Hadina Kec. Patumbak Tahun
Ajaran 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Anak Usia
Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Selaku Rektor UNIMED.
2.
Bapak Dr. Nasrun, M.S Selaku Dekan FIP UNIMED.
3.
Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S Sebagai Wakil Dekan I.
4.
Bapak Drs. Aman Simaremare, M.S Sebagai Wakil Dekan II.
5.
Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd Selaku Wakil DekanIII.
6.
Ibu Kamtini, S.Pd, M.Pd Selaku Ketua Prodi PG-PAUD FIP UNIMED.
7.
Dra. Nurmaniah, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu
dan kasih sayangnya sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.
8.
Dra Nasriah, M.Pd, Dra. D. Simatupang, M.Pd dan Kamtini, S.Pd.,M.Pd selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan serta saran-saran mulai dari
9.
Ibu Hj. Nilam Cahaya Hasibuan, M. Pd selaku Yayasan di RA Nurul Hadina
Patumbak ibu Alifta Pratiwi Hasibuan, S.pd selaku kepala sekolah RA Nurul
hadina Patumbak yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian, serta rekan sejawat Agustini yang telah membantu dalam
melaksanakan penelitian.
10.
Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Prodi PG-PAUD (Ika Suyanti, S.Pd)
yang telah memberikan kelancaran selama perkuliahan dan penyusunan skripsi
ini.
11.
Keluarga yang begitu banyak memberikan kasih sayang, do’a, motivasi serta
semangat kepada penulis, khususnya Ayahanda Almarhum Isroil Marpaung dan
Ibunda Almarhumah Nurliyah Pasaribu, anak-anakku, Ahmad Alwi Pulungan
Dan M. Alfi Syahri Pulungan. Seluruh Bapak Uda, Azid Bustami Marpaung,
Hasmin Marpaung, terutama Bapak Drs. Syamsir Marpaung, almarhumah
Bunda Nurlela Marpaung, Ibu Nurliah. Adik-adikku terutama Nurlina
Marpaung, S.Pd.
12.
Teman-teman seperjuangan PG-PAUD Konversi 2011, Sri Rahayu, Rumy
Sartika Marpaung, Riny Afriani, Bu Diani Syafitri, Agustini Dan Tuti Siswati,
serta yang namanya tak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi
semangat.
13.
Anak-anak didikku tersayang terimakasih atas kebersamaannya.
Penulis menyadari terdapat kekurangan dari segi isi maupun tatabahasa dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang
skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan khususnya pada pendidikan anak
usia dini.
Medan, Februari 2016
Penulis
Nurhayani
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ...
i
KATA PENGANTAR ...
ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1
Latar Belakang ... 1
1.2
Identifikasi Masalah ... 6
1.3
Pembatasan Masalah ... 6
1.4
Rumusan Masalah ... 7
1.5
Tujuan Penelitian... 7
1.6
Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI ... 9
2.1 Kerangka Teoritis ... 9
2.1.1 Kecerdasan Emosional ... 9
2.1.1.1. Pengertian Emosi ... 9
2.1.1.2. Kecerdasan Emosional ... 11
2.1.1.3. Karakteristik Kecerdasan Emosional ... 13
2.1.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosinal ... 14
2.1.2. Metode Proyek ... 15
2.1.2.1. Pengertian Metode Proyek ... 15
2.1.2.3. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Proyek ... 18
2.1.2.4. Tujuan Metode Proyek Bagi Anak Usia Dini ... 19
2.1.2.5. Tahapan_Tahapan Pelaksanaan Metode Proyek ... 20
2.2. Kerangka Konseptual ... 24
2.3. Hipotesis Tindakan ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Subjek Penelitian ... 26
3.3Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 26
3.4 Desain Penelitian ... 27
3.5 Tehnik Pengumpulan Data ... 32
3.6 Tehnik Analisa Data ... 35
3.7Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
3.8Jadwal Rencana Penelitian ... 36
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN...
37
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ...
37
4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I ...
37
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II ...
44
4.2. Pembahasan Penelitian ...
50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...
52
5.1. Simpulan ...
52
5.2. Saran ...
53
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1.
Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional Anak ...
33
3.2.
Lembar Observasi Guru...
34
3.3.
Kriteria Penilaian ...
35
3.4.
Jadwal Penelitian ...
36
4.1.
Hasil Observasi Kecerdasan Emosional Anak Siklus I ...
40
4.2.
Rekapitulasi Kecerdasan Emosional Anak Pada Siklus I ...
41
4.3.
Hasil Observasi Kecerdasan Emosional Anak Siklus II...
46
4.4.
Rekapitulasi Kecerdasan Emosional Anak Pada Siklus II ...
48
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
3.1.
Desain Penelitian Tindakan Kelas ...
28
4.1.
Grafik Kecerdasan Emosional Anak pada Siklus I ...
42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1:Daftar Nama Anak Didik RA Nurul Hadina
Lampiran2:Lembar Observasi Kecerdasan Emosional Anak
Lampiran3:Lembar Observasi Guru
Lampiran4:Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan I
Lampiran5: Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan II
Lampiran6: Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan I
Lampiran7: Rencana Kegiatan HarianSiklus I Pertemuan II
Lampiran 8 : Tabulasi Data Siklus I dan II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Masa kanak-kanak merupakan masa bermain sehingga pada pendidikan di
PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain
semua fungsi baik jasmani maupun rohani anak ikut terlatih, semakin banyak
kesempatan bermain anak makin sempurna penyesuaian anak terhadap keperluan
hidup didalam masyarakat. Melalui bermain anak akan banyak belajar bagaimana
cara bersosialisasi dalam masyarakat. Masa persiapan anak menjadi dewasa tidak
cukup hanya diisi dengan pelajaran-pelajaran pengetahuan saja, tetapi juga dengan
bermain yang mampu mengembangkan fisik dan mental anak yang sesuai dengan
perkembangan yang diperlukan. Kegiatan bermain yang dilakukan anak
hendaknya disesuaikan dengan perkembangan usia dan mencerminkan tingkat
perkembangan kecerdasan mereka masing-masing yang beragam dan unik.
Anak usia dini harus selalu dikembangkan ke arah yang positif untuk
menuju kemajuan dan peningkatan kemampuan yang ada pada dirinya, yang salah
satunya adalah peningkatan kecerdasan emosional anak. Kecerdasan emosional
anak harus benar-benar mendapat perhatian sebab keberhasilan anak pada masa
yang akan dating bukan hanya ditentukan oleh kepintarannya, akan tetapi juga
Pentingnya pendidikan diberikan pada anak usia dini terdapat di dalam
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Peraturan Pemerintah tentang
Pendidikan Anak Usia Dini pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa:
“Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD, adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”
Anak usia dini perlu mendapatkan pembinaan secara efektif dan efisien,
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapannya. PAUD
merupakan wadah pendidikan yang mengantarkan anak kependidikan lebih lanjut.
Untuk itu, keberadaan PAUD memiliki peranan yang strategis dalam
mengantarkannya ke pintu gerbang pendidikan di sekolah dasar.
Depdiknas (2004:3) mengemukakan bahwa “pada rentang anak usia lahir
sampai enam tahun, anak mulai peka untuk menerima berbagai upaya
perkembangan seluruh potensi yang dimilikinya”. Masa peka adalah masa
terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikisnya yang siap merespon
stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Dimana pada masa ini merupakan masa
untuk menentukan perkembangan dan pertumbuhan anak. oleh karena itu,
dibutuhkan suasana belajar, strategi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan
anak, agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal.
Salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini adalah
kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional yang ada pada diri anak merupakan
potensi yang harus digali dan dikembangkan secara terus menerus sehingga ia
yang akan datang. Kecerdasan emosional anak perlu dikembangkan secara baik
dan menyeluruh, sehingga potensi kecerdasan emosional yang telah dibawa oleh
anak semenjak lahir, akan dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya
Emosi pada dasarnya merupakan suatu perasaan dan pikiran khas, suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak
terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu mencakup
perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya. Oleh karena itu, maka
kecerdasan emosional anak perlu kita kembangkan secara baik dan benar.
Pendidikan di dalam lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang paling
dasar, karena lingkungan itulah pertama kali dikenal oleh anak. akan tetapi usia 4
tahun anak kurang puas hanya bergaul dengan keluarga sehingga anak ingin
memperluas pergaulannya dengan anggota masyarakat lainnya.
Masa kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima berbagai
macam rangsangan. Perkembangan kecerdasan yang diperoleh manusia pada masa
usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya. Joseph
Zink dalam artikel kecerdasan plus karakter mengemukakan bahwa jika sejak usia
dini tidak dilatih kecerdasan emosional, maka anak akan cenderung mengalami
hambatan-hambatan dalam perkembangan kecerdasan emosionalnya. Kecerdasan
emosional perlu dikembangkan sejak dini karena hal inilah yang mendasari
keterampilan seseorang dalam bermasyarakat kelak, hingga membuat seluruh
potensi anak berkembang lebih optimal.
Kenyataan yang terjadi di RA Nurul Hadina tempat peneliti mengajar,
terlihat dari perilaku anak sehari-hari, dari 22 orang anak didik di kelas B 65 %
(15 anak) yang tidak dapat mengontrol/mengelola emosi di saat bermain, saling
rebutan alat permainan, bersikap individual, kurang empati pada teman. Hanya 7
orang anak didik (35%) anak mampu mengelola emosinya. Jadi berbagai macam
kejadian pada anak mencerminkan persoalan kecerdasan emosional anak yang ada
pada dirinya. Adapun penyebabnya antara lain anak terlalu lelah karena bermain,
tidak tidur siang dan makan terlalu sedikit, namun penyebab yang paling besar
adalah faktor psikologis, seperti orang tua yang selalu melarang anaknya, terlalu
melindungi padahal anak mampu, dan juga terlalu khawatir.
Anak juga kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, kurang
motivasi tersebut disebabkan beberapa faktor yang salah satunya metode yang
digunakan guru kurang bervariasi. Metode pembelajaran yang dilaksanakan di
PAUD cenderung monoton dan tidak bervariasi, lebih sering menggunakan
metode ceramah dan proyek.
Selain itu, dari data BPS Kota Medan, 80% orangtua anak didik menuntut
agar anaknya bisa segera baca, tulis, hitung. Hal tersebut mempengaruhi proses
pembelajaran di PAUD yang seharusnya belajar seraya bermain, justru kegiatan
pembelajaran terfokus pada membaca, menulis dan menghitung disertai tugas
rumah pada anak untuk menulis secara penuh satu halaman buku.
Kegiatan pembelajaran di RA Nurul Hadina juga belum memperhatikan
secara khusus tentang peningkatan kecerdasan emosional anak, hal ini dapat
dilihat dari guru yang focus mengajarkan membaca, menulis dan berhitung. Selain
metode proyek dapat memberi kesenangan pada anak dan melatih anak untuk
bersabar dan mengontrol emosinya.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kecerdasan
emosional anak, salah satunya dengan aktifitas yang dapat membuat anak senang
dan tertarik yaitu dengan memberikan kegiatan pembelajaran melalui metode
proyek. Cara ini diasumsikan akan dapat meningkatkan kecerdasan emosional
anak dikarenakan anak tidak hanya mendengar dan berbicara, akan tetapi
menuntut keterlibatan langsung dan aktif seluruh anggota tubuh dalam melakukan
aktifitas yang dilakukan. Dan dengan menggunakan metode proyek anak
memperoleh pengalaman belajar dalam berbagai pekerjaan dan tanggung jawab
untuk dapat dilaksanakan secara terpadu dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Penggunaan metode proyek dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
saling berkomunikasi dan bekerjasama. Dengan demikian melalui metode proyek
ini akan dilatih kecerdasan emosional anak tentang kesabarannya, ketekunannya,
keuletannya, dan tanggung jawabnya dalam mengerjakan tugas.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas dan mengingat
pentingnya meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini, maka peneliti
merasa tertarik untuk membantu meningkatkan kecerdasan emosional anak maka
peneliti mengadakan penelitian yang berjudul “upaya meningkatkan
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Rendahnya kecerdasan emosional anak.
2. Anak kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.
3. Metode untuk mengembangkan kecerdasan emosional yang digunakan
guru kurang bervariasi.
4. Kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran lebih memfokuskan
pada kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung
(calistung).
5. Guru belum memperhatikan secara khusus tentang peningkatan
kecerdasan emosional anak dalam proses belajar mengajar.
6. Guru jarang menerapkan metode proyek dalam pembelajaran
1.3
Pembatasan Masalah
Dari uraian masalah di atas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah
dalam penelitian ini. Batasan masalahnya yaitu meningkatkan kecerdasan
emosional anak usia 5-6 tahun melalui metode proyek di RA Nurul Hadina Kec.
Patumbak T.A 2015/2016.
1.4
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah
proyek dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di RA
Nurul Hadina Kec. Patumbak T.A 2015/2016?"
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak
usia 5-6 tahun melalui metode proyek di RA Nurul Hadina Kec. Patumbak T.A
2015/2016
1.6
Manfaat Penelitian
a.
Manfaat Praktis
1. Bagi anak
Mengoptimalkan kecerdasan emosional anak melalui metode proyek.
2. Bagi guru
Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran melalui metode proyek.
3. Bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah, dengan pengambilan kebijakan
yang berkenaan dengan kecerdasan emosional anak.
4. Bagi peneliti
Memberikan wawasan mengenai proses dan hasil metode proyek
b. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran dan pengembangan pendidikan dalam dunia pendidikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Metode proyek dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak usia 5-6
tahun kelompok B di RA Nurul Hadina Kec. Patumbak.
b. Pada siklus I pertemuan I diperoleh nilai rata-rata anak 43,15 %, anak
yang tergolong sangat baik 0 orang anak, tergolong baik 0 orang anak, 21
orang anak yang kecerdasan emosionalnya cukup, dan 1 orang anak
kecerdasan emosionalnya kurang. Hasil pengamatan pertemuan II
diperoleh nilai rata-rata anak 49,59 %, anak yang tergolong sangat baik 0
orang anak, tergolong baik 0 orang anak, 22 orang anak yang kecerdasan
emosionalnya cukup, dan 0 orang anak kecerdasan emosionalnya kurang.
c. Pada siklus II pertemuan I diperoleh nilai rata-rata anak 68,55 %, anak
yang tergolong sangat baik 5 orang anak, tergolong baik 10 orang anak, 7
orang anak yang kecerdasan emosional cukup, dan 0 orang anak
kecerdasan emosionalnya kurang. Hasil pengamatan pertemuan II
diperoleh nilai rata-rata anak 75,74 %, anak yang tergolong sangat baik 8
orang anak, tergolong baik 10 orang anak, 4 orang anak yang kecerdasan
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran
yaitu:
a. Dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam peningkatan kecerdasan
emosional anak, guru diharapkan dapat menggunakan metode proyek
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Bagi guru, diharapkan terampil dalam membuat dan menggunakan media
yang tepat yang diperlukan dala proses pembelajaran.
c. Bagi kepala sekolah diharapkan untuk dapat memfasilitasi guru dalam
meningkatkan kecerdasan emosional anak dalam proses pembelajaran.
d. Bagi peneliti, diharapkan untuk dapat menggunakan metode proyek dalam
kegiatan pembelajaran di RA Nurul Hadina, karena dapat meningkatkan
kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun.
e. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian
ini, sehingga diperoleh hasil yang menyeluruh dan dapat dijadikan bahan
referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar didalam kelas. Dan
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Yrama Widya
Caron. B. Goode. 2005. Optimizing Your Child’s Talen (Optimalkan Bakat Anak
Anda). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Darwis, Hude. 2006. Emosi (Penjelasan, Religio-Psikologis Tentang Emosi
Manusia Di Dalam Al Qur’an). Jakarta: Erlangga.
Djamarah, Syaiful B. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dewi. Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Goleman, D. 1996. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hamzah, B. Uno. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Mu’tadin. 2012. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia.
Nggermanto, Agus. 2002. Quantum Quantient Kecerdasan Quantum (Cara
Praktis Melejitkan IQ, EQ, Dan SQ Yang Harmonis). Bandung: Nuansa.
Nuraini. Yuliani. 2009. Konsep Dasar PAUD. Jakarta : Indeks.
Oemar. Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Pupuh, Faturrahman. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.
Uno. Hamzah. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Yusuf, Syamsul Dan A. Jinata Nurihsan. 2006. Landasan Bimbingan Dan
Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.