• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER

MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN

AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

SUDIRMAN T.P. LUMBAN GAOL NIM: 8136176044

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

EFEK MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER

MENGGUNAKAN PETA KONSEP DAN

AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA

SUDIRMAN T.P. LUMBAN GAOL (8136176044) ABSTRAK

Model pembelajaran advance organizer adalah model pmbelajaran yang dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa, pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik. Dengan kata lain, struktur kognitif harus sesuai dengan jenis pengetahuan dalam bidang apa yang ada dalam pikiran kita, seberapa banyak pengetahuan tersebut, dan bagaimana pengetahuan itu dikelola. Melalui model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut dalam pelajaran Fisika menggunakan peta konsep sehingga siswa tersebut dapat berpikir kritis. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas X SMA Santo Yoseph Medan yang terdiri dari 4 kelas. Sampel penelitian diambil dari 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu Kelas X-3 dengan menggunakan model pembelajaran advance organizer menggunakan peta konsep dan kelas X-4 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu pertama tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 option sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel dan instrumen yang kedua adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran advance organizer.

Dari hasil penelitian nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 37,32 dan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes 38,09. Setelah dilakukan perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas dengan model pembelajaran advance organizer menggunakan peta konsep sebesar 77,13 sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh nilai rata-rata postes siswa 67,23. Begitu juga dengan hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada kelas dengan model pembelajaran advance organizer menggunakan peta konsep diperoleh rata-rata 83,70 dengan kategori nilai B. Pada hasil pengujian hipotesis diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 12,81 > 1,67 pada taraf signifikansi α =

(6)

ii

EFFECTS OF LEARNING MODEL ADVANCE ORGANIZER CONCEPT AND USING MAP

ACTIVITIES OF LEARNING STUDENT LEARNING OUTCOMES

SUDIRMAN T.P. LUMBAN GAOL (8136176044) ABSTRACT

The learning model advance organizer is a model designed to strengthen students' cognitive structure, their knowledge of a particular subject and how to manage, clarify, and maintain this knowledge well. In other words, the cognitive structure must be in accordance with the kind of knowledge in the field of what is in our minds, how much knowledge and how knowledge is managed. Through this learning model is expected to improve the student learning outcomes in physics using concept maps so that the students can think critically. This type of research is an experiment with the entire population of class X SMA Santo Yoseph field consisting of 4 classes. Samples were taken from two classes that are determined by random cluster sampling technique, namely Class X-3 using advance organizer teaching model using concept maps and class X-4 using conventional learning models. The instrument used in this study there are two, the first test of learning outcomes in the form of multiple choice with 5 option as many as 20 questions that have been declared valid and reliable instrument and the second is the observation sheet of student learning activities in advance organizer teaching model.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Pertama sekali penulis mengucapkan puji dan Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat-Nya sehingga tesis yang berjudul Efek Model Advance Organizer Menggunakan Peta Konsep dan Aktivitas Belajar Terhadap

Hasil Belajar Fisika Siswadapat diselesaikan dengan segala keterbatasannya. Sudah barang tentu, penulis tesis ini tidak akan terwujud disebabkan berbagai kelemahan yang penulis miliki, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas andil dan bantuan dari berbagai pihak, terutama kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan 2. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd sebagai direktur Pascasarjana Unimed 3. Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M: sebagai ketua Program Studi Pendidikan

Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED), sekaligus sebagai narasumber dan penguji I

4. Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si. sebagai Pembimbing I

5. Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, MS sebagai Pembimbing II 6. Dr. Eva Marlina Ginting, M.Si sebagai Narasumber II 7. Dr. Karya Sinulingga, M.Si sebagai narasumber III

8. Kepala Sekolah SMA Santo Yoseph Medan, Sr. Sofiani Warasi, SCMM, S.Pd yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan.

9. Guru bidang Studi fisika Ibu Dra, V. Manurung yang telah mengizinkan dan membantu penulis melakukan penelitian di SMA Santo Yoseph Medan.

10.Serta rekan rekan seperjuangan mahasiswa pasasarjana kelas B-1 yang telah banyak menyemangati.

(8)

iv

Lumban Gaol atas dukungannya selama ini, serta seluruh keluarga yang telah mengiringi langkah penulis dengan kekuatan doa dan ketulusan cinta. 12.Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Adinda terkasih Endang Purba, S.Pd yang telah banyak mendukung dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya terimakasih Saya ucapkan kepada seluruh teman teman di kelas Pendidikan Fisika Dik B 2013 dan minta maaf kepada mereka yang mungkin salama pendidikan hak-hak meraka sering terabaikan dan terlupakan.

”. Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih perlu disempurnakan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan Maret 2016

Penulis,

SUDIRMAN T.P. LUMBAN GAOL

(9)

v 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 5

2.1.1 Pengertian Belajar ... 9

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar ... 10

2.1.3 Hasil Belajar ... 11

2.2 Model Pembelajaran Advance Organizer ... 12

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Advance Organizer ... 12

2.2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Advance Organizer ... 12

2.2.3 Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Advance Organizer... 13

2.3 Pembelajaran Menggunakan Peta Konsep ... 14

2.3.1 Langkah-langkah Menyusun Pembelajaran Peta Konsep ... 16

2.4 Hakikat Aktivitas Belajar ... 17

2.5 Pembelajaran Langsung ... 19

2.6 Penelitian Terdahulu Yang Relevan... 23

2.7 Kerangka Konseptual ... 27

2.8 Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 29

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 29

3.2.1 Populasi Penelitian ... 29

3.2.2 Sampel Penelitian ... 29

3.3 Metode dan Rancangan Penelitian ... 29

3.4 Variabel Penelitian ... 32

3.5 Prosedur Penelitian ... 32

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.6.1 Instrumen Tes Hasil Belajar ... 35

3.6.2 Insrumen Pengumpulan Data ... 35

(10)

vi

3.8 Uji Coba Instrumen ... 40

3.8.1 Validitas Tes... 40

3.8.2 Reliabel Tes ... 41

3.8.3 Tingkat Kesukaran ... 42

3.8.4 Daya Pembeda ... 43

3.9 Uji Normalitas Data ... 43

3.9.1 Uji Homogenitas ... 44

3.9.2 Hipotesis ... 44

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Pretes ... 46

4.1.1.1 Uji Normalitas ... 47

4.1.1.2 Uji Homogenitas ... 47

4.1.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata Data Pretes ... 48

4.1.2 Aktivitas Hasil Belaja ... 48

4.1.3 Postes ... 51

4.1.4 Deskripsi Hasil Belajar Siswa ... 52

4.1.5 Pengujian Hipotesis ... 54

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

4.2.1 Keterbatasan Penelitian ... 63

BAB V Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 67

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer ... 12

Tabel 2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan Dengan Advance Organizer ... 23

Tabel 3.1 Two Group Pretes Postes Desaign ... 30

Tabel 3.2 Kisi Kisi Tes Hasil Belajar... 98

Tabel 3.3 Pedoman Tingkat Reliabilitas ... 42

Tabel 3.6 Pedoman Tingkat Kesukaran ... 42

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda. ... 43

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 46

Tabel 4.2 Uji Normalitas Nilai Pretes ... 47

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Nilai Pretes ... 47

Tabel 4.4 Uji Kesamaan Pretes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 48

Tabel 4.5 Data Aktivitas Hasil Belajar Siswa ... 49

Tabel 4.6 Data Aktivitas Hasil Belajar Siswa ... 50

Tabel 4.7 Data Postes ... 52

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menuntut sistem

pendidikan agar meningkatkan kualitas lulusan yang sesuai dengan standar sistem

pendidikan Indonesia. Standar kompetensi lulusan dalam kurikulum pendidikan

Indonesia menetepkan agar lulusan mampu mempertahankan kompetensi yang

diterima selama pendidikan.

Perseolan yang terpampang nyata saat ini adalah rendahnya kualitas

lulusan pendidikan yang diakibatkan oleh beberapa aspek, diantaranya adalah

rendahnya minat belajar siswa, kurangnya pemahaman akan manfaat belajar, serta

kualitas guru mata pelajaran yang tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu

mata pelajaran yang saat ini masih kurang mendapat perhatian yang positif dari

para peserta didik yaitu mata pelajaran eksakta yang didalamnya terkait

Matematika dan IPA.

Pelajaran Fisika merupakan pelajaran yang merupakan bagian dari mata

pelajaran IPA yang saat ini pamornya masih jauh di bawah mata pelajaran yang

lain. Mata pelajaran Fisika dipandang negatif karena terkesan rumit dengan

formula-formula yang sulit untuk diterima peserta didik, sehingga hampir seluruh

siswa mengikuti mata pelajaran hanya karena suatu keharusan yang sudah

ditetapkan.

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Fisika yang mengajar

di SMA Santo Yoseph Medan, mengatakan bahwa saat mengajarkan mata

(14)

2

pelajaran Fisika, sebagian siswa tersebut tidak memberikan respon yang baik.

Hanya beberapa siswa saja yang mau mendengarkan dan mengerjakan apa yang

diterangkan di depan kelas. Saat memberikan materi Fisaka, guru lebih sering

menggunakan pembelajaran langsung yaitu, guru tersebut menjelaskan materi

pelajaran Fisika kemudian memberikan contoh soal lalu memberi penugasan

berupa tugas rumah. Hal tersebut dikarenakan, guru harus dapat menyelesaikan

materi pelajaran yang cukup padat dengan ketersediaan waktu yang terbatas yakni

3 (tiga) jam pelajaran dalam 1 (satu) minggu.

Dalam proses pembelajaran, guru menyatakan kebanyakan masih

menggunakan metode ceramah dari pada metode diskusi, tanya jawab, dan

demonstrasi. Guru juga menyatakan bahwa jika soal yang diberikan sedikit

berbeda dengan contoh yang diajarkan, siswa tidak mampu menyelesaikannya

serta aktivitas siswa dalam pembelajaran dirasakan kurang.

Evaluasi hasil belajar setelah kegiatan belajar usai, dengan memberikan

soal latihan yang akan dikerjakan siswa, banyak diantara siswa tersebut

mendapatkan hasil yang rendah. Hasil penenlitian Mursalin (2013) menyatakan

berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan antara

pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan

model pembelajaran Advance Organizer dengan pemahaman konsep dan

keterampilan berpikir kritis siswa yang mengggunakan model pembelajaran

langsung.

Hasil penelitian Setyansah (2004) menyatakan bahwa hasil belajar

Matematika siswa menggunakan model pembelajaran Advance Organizer dengan

(15)

3

langsung pada mahasiswa program studi pendidikan Matematika tahun akademik

2013/2014. Hasil penelitian Supartono (2010) menyatakan bahwa pengembangan

yang digunakan dalam penelitian dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil

belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Fisika di sekolah, diperoleh

bahwa rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut dikarenakan siswa

kurang memahami konsep yang diajarkan. Pemahaman konsep merupakan bagian

penting dalam pelajaran Fisika karena pemahaman konsep tersebut dapat merubah

pola pikir siswa menjadi lebih terarah. Selain itu pemahaman konsep juga mampu

membuat siswa menjadi lebih kritis.

Banyak hal yang menjadi penyebab hasil belajar siswa menjadi rendah.

Salah satu diantaranya adalah tidak melibatkan siswa secara aktif dalam

pembelajaran. Siswa hanya sebagai pendengar sementara gurunya yang dominan

dalam mengajar, atau dikenal dengan pembelajaran yang berpusat pada guru

(teacher centered).

Untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih maksimal maka diperlukan

terobosan baru yang lebih efektif untuk mengaktifkan kegiatan pembelajaran yang

mampu menjadikan pembelajaran lebih efektif dan terarah. Untuk itu diperlukan

penyesuaian model pembelajaran yang seyogyanya dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Salah satu model pembelajaran Fisika yang dapat yang dapat

meningkatkan hasil pembelajaran siswa adalah model pembelajaran advance

organizer. Model pembelajaran advance organizer adalah sebuah model yang dapat memperkuat struktur kognitif dan meningkatkan penyimpanan informasi

(16)

4

Melalui model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa tersebut dalam pelajaran Fisika menggunakan peta konsep sehingga

siswa tersebut dapat berpikir kritis. Selain model pembelajaran advance

organizer, untuk menunjang proses pembelajaran, digunakan juga media pembelajaran yaitu peta konsep. Peta konsep adalah skema yang menggambarkan

himpunan-himpunan konsep (termasuk teorema, prinsip, sifat, dan lain-lain)

dengan maksud mengaitkan dalam suatu kerangka kerja dengan menggunakan

“proposisi-proposisi” (kata penghubung) agar menjadi jelas dan baik bagi siswa

maupun guru untuk memahami ide-ide kunci yang harus terfokus kepada tugas

belajar.

Selain model pembelajaran, faktor lain yang juga diperkirakan

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor karakteristik siswa. Meriil (1979)

mengemukakan bahwa kondisi pembelajaran yang harus dijadikan dasar dalam

mengembangkan model pembelajaran adalah karakterstik siswa. Karakteristik

siswa adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi tetapi merupakan salah satu

kondisi pembelajaran yang harus dijadikan pijakan dalam memilih dan

mengembangkan proses pembelajaran agar lebih sesuai dan memudahkan siswa

untuk belajar (Dick dan Raiser, 1996).

Karakteristik siswa dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar fisika

siswa yang dilakukan oleh siswa itu sendiri untuk berprestasi. Aktivitas siswa

dalam belajar sangat bergantung pada aktivitas guru dalam pembelajaran dan

pembentukan kompetensi peserta didik, serta menciptakan lingkungan belajar

(17)

5

melakakukan proses pembelajaran (Sardiman, 2010). Dalam hal ini, keterlibatan

siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar fisika.

Berdasarkan uraian di atas, hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya dan dari hasil observasi maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan perbedaan materi, tempat penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan

hasil belajar fisika siswa dengan mengangkat judul “Efek Model Pembelajaran

Advance Organizer Menggunakan Peta Konsep dan Aktivitas Belajar terhadap

Hasil Belajar Siswa”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika

2. Kurangnya minat belajar siswa

3. Startegi pembelajaran yang kurang bervariasi

4. Siswa pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran yang sedang

berlangsung

5. Asumsi siswa yang menyatakan bahwa pelajaran fsisika itu sulit dengan

formula yang saling berkaitan

6. Proses pembelajaran guru kebanyakan masih menggunakan metode

ceramah

(18)

6

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi

dibandingkan waktu dan kemampuan peneliti, penneliti merasa perlu memberi

batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar hasil analisis penelitian ini dapat

dilakukan lebih dalam dan terarah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika

2. Siswa pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran yang sedang

berlangsung

3. Aktivitas belajar siswa yang masih rendah

4. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran

Advance Organizer Menggunakan Peta Konsep.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajar menggunakan

Model Pembelajaran Advance Organizer Menggunakan Peta Konsep dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran langsung?

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif Model

Pembelajaran Advance Organizer Menggunakan Peta Konsep pembelajaran langsung?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa yang mempunyai

(19)

7

1. 5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis adanya perbedaan hasil belajar fisika siswa yang

diajar mengggunakan model pembelajaran advance organizer lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran

langsung.

2. Untuk menganalisis adanya peningkatan antara model pembelajaran

advance organizer menggunakan peta konsep dengan hasil belajar pada ranah kognitif siswa.

3. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar fisika siswa yang mempunyai

aktivitas belajar rendah dan aktivitas belajar tinggi.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan dan bekal ilmu pengetahuan bagi penullis dalam

mengajarkan fisika pada masa yang akan datang serta menjadi contoh

nyata bagi sekolah untuk variasi belajar untuk meningjkatkan kualitas

hasil belajar siswa di sekolah.

2. Bagi siswa agar dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan

untuk menganalisa pembelajaran fisika yang lebih terarah.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam pengertian

yang dikehendaki pada penelitian ini maka, penulis membuat defenisi operasional

(20)

8

1. Model pembelajaran advance organizer adalah model pembelajaran

bertujuan memperkuat struktur kognitif dan meningkatkan daya ingat

dalam memperoleh informasi baru (Joyce, 2009).

2. Pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang

dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan

dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang

terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang

bertahap, selangkah demi selangkah.

3. Peta konsep adalah skema yang menggambarkan suatu

himpunan-himpunan konsep (termasuk teorema, prinsip, sifat, dan lain-lain) dengan

maksud mengaitkan dalam suatu kerangka kerja dengan menggunakan

“proposisi-proposisi” (kata penghubung) agar menjadi jelas baik bagi

siswa maupun guru untuk memahami ide-ide kunci yang harus terfokus

untuk memahami ide-ide kunci yang harus terfokus kepada tugas belajar.

4. Aktivitas meliputi semua kegiatan yang dilakukan siswa yang

berhubungan dengan pembelajaran yang dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung (Sadirman, 2010). Dalam hal ini aktivitas yang

diamati pengamat meliputi menyimak dan memperhatikan, mengajukan

pertanyaan, melakukan diskusi dan percobaan, serta memberikan jawaban.

5. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

(21)

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan: 1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran advance organizer dan yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung. Hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran advance organizer lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok aktivitas belajar tinggi dengan kelompok aktivitas belajar rendah. Hasil belajar siswa dengan aktivitas belajar tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan aktivitas belajar rendah

3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran advance organizer dan aktivitas hasil belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa memiliki pengaruh yang sama pada penerapan model pembelajaran advance organizer dan pembelajaran langsung.

(22)

68

5. 2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memiliki beberapa saran dalam penerapan model pembelajaran advance organizer sebagai berikut :

1. Dalam menerapkan model pembelajaran advance organizer sebaiknya guru menerapkan pada siswa yang mengenal alat-alat percobaan dalam pembelajaran terutama dalam menyelesaikan lembar kerja siswa ( LKS) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien.

2. Dalam model pembelajaran advance organizer sebaiknya guru memperhatikan keefektifan laboratorium yang digunakan agar pergerakan siswa tidak terbatas karena dalam model ini mendorong siswa lebih aktif. 3. Untuk mengefektifkan waktu yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran yang akan dipelajari untuk pertemuan selanjutnya agar siswa mempersiapkan diri sebelumnya.

4. Dapat menggunakan model yang lain selain model pembelajaran advance organizer.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

___________. 2003. Setiap Anak Cerdas. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

___________.2004. Menerapkan Multiple Intelligences di Sekolah. Jakarta : Penerbit Kaifa.

Anderson, L.W. dan Krathowl, D.R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overvie.

Vol 41, No 4, Autumn Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak

Berkesulitan Belajar. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Afrinda, M. 2007. Pengaruh strategi pembelajaran Multipple Intelegencies terhadap hasil

belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor Tahun Ajaran 2006/2007).

Medan.

Amstrong, T. 2002. 7 Kinds Of Smart. Jakarta:Penerbit PT Gramedia Pusataka Utama.

2002. Ohio: The Ohio State University.

Arends, R. I. 2008. Learning to Teach (7th ed). Belajar untuk Mengajar (Terjemahan Helly

Prajitno dan Sri Mulyantini Soejipto pada tahun 2008). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Atmadi, A . 2000. Transformasi Pendidikan . Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Chung, J.M. 1996. The Effects of Using Organizer and Caption To Introduce Video in the

Foreign Language Classroom. Tesl Canada Jounal Vol 14, No.1. Winter Canada.

Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya : Penerbit Apollo.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, S. dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit Rieneka Cipta.

Fakultas Pascasarjana. 2010. Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis dan Disertasi. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Faturrahman, P. dan Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep

Umum Dan Konsep Islami. Bandung:Penerbit Refika.

(24)

Gunawan, A. 2004. Born To Be a Genius. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pusataka Utama.

Hasan, I. 2004. Analisis Data Penelitian Dengan Statistika. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Halliday, D. 1990. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1 Terjemahan Pantur Silaban. Jakarta : Erlangga.

Hamalik Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Penerbit bumi aksara.

Harahap, R. H. 2012. Efek Model Pembelajaran Advance Organizer Dan Aktivitas Terhadap

Hasil Belajar Fisika Siswa. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Ibrahim, dan Sudjana, N. 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Penerbit Sinar Baru.

Jasmine, J. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligence. Bandung :

Penerbit Nuansa.

Joice, B. Weil, M & Calhoun, E. 1980. Models of Teaching. New Jersey : Prentice/Hall International, Inc.

Kovalik, C. L. dan Williams, M.A. 2011. Cartoons as Advance Organizer. Lifesfan

Development and Educational Sciences Vol 30, No 2, 40-64. Kent State University.

Lestari, N. N., 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar fisiska Bagi siswa Kelas

VII SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran program Pasca Sarjana

UNDIKSHA: 1-21

Meltzer, D. E. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation And Conceptual Learning Gains In Physics : A Possible Ihidden Variable In Diagnostic Pretest Scores.

Ames: Department of Physics and Astronomy, Lowa State University.

Munandar, U. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.Jakarta: Penerbit

PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Mursalin. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Pemahaman Konsep, dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada materi Hukum Ohm dan

Hukum Kirchoff. Artikel : Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA

Muhammadiyah Batudaa

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

(25)

Reza, J. S. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran “Active Presenter” Terhadap Hasil Belajar

Mata Kuliah Komputer Dasar Mahasiswa. Artikel : Studi Eksperimen pada

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA IKIP PGRI Madiun.

Sadia, I. W. 2007. Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal siswa SMA Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Cycle Learning Dalam

Pembelajaran Fisika. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No 1: 171-182.

Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung

: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Bandung : Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rajawali Pers.

Shihusa, H. And Fred, N. K. 2009. Using Advance Organizer to Enhance Students

Motivation in Learning Biology. Eurasia Journal of Mathematics Science &

Technology Education, 5(4). 413-420. Kenya : Egerton University.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Sudjiono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Pustaka.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Supartono. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia

Vol. 4 No. 1. 497-505. Universitas Negeri Semarang.

Suryabrata, S. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada.

Syarifuddin, dan Nasution. I. 2005. Manajemen Pembelajaran, Penerbit Quantum Teaching,

Ciputat.

Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : GP Press.

Referensi

Dokumen terkait

dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, setelah lima menit ditambahkan 2,5 ml N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dilarutkan dan

Kegiatan Expo&pemberian penghargaan terhadap inovasi produk industri skala kecil & menengah melalui partisipasi pameran di dalam dan luar negeri dan pengembangan Bali

Universitas Nusa Cendana (Undana) sebagai bagian integral dari masyarakat NTT berusaha membantu meningkatkan pengembangan peralatan teknologi tepat guna untuk

Maka Pejabat Pengadaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bone Bolango Tahun Anggaran 2013 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut :.

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

(3) ada tidaknya perbedaan pengaruh model berbasis proyek dan model direct instruction yang ditinjau dari peningkatan minat dan hasil belajar fisika aspek kognitif peserta

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. It is proved from the need of 3D modeling in every sector of industry. Modeling is the process of creating

(2) Dengan dibentuknya Desa Kaduagung Tengah Kecamatan Cibadak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, maka wilayah kerja Desa Kaduagung Timur Kecamatan Cibadak dikurangi