KATEGORI VERBA PADA KOLOM
SINGKAT
EKONOMI
HARIAN
ANALISA
SKRIPSI
OLEH
RIBKA ANGGRENI BR GINTING
090701013
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI
HARIAN ANALISA
Oleh
RIBKA ANGGRENI BR GINTING 090701013
Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Namsyah Hot Hasibuan, M.Ling. Drs. Pribadi Bangun, M.Hum. NIP. 19541024 198203 1 002 NIP. 19581019 198601 1 002
Departemen Sastra Indonesia Ketua,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, September 2013 Penulis,
Ribka Anggreni Br Ginting
KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI
HARIAN ANALISA
Ribka Anggreni Br Ginting
Fakultas Ilmu Budaya USU
ABSTRAK
PRAKATA
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan semua berkat-Nya yang selalu melimpah kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si., sebagai ketua Departemen
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P., sebagai sekretaris Departemen Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Namsyah Hot Hasibuan, M.Ling., sebagai dosen pembimbing I dan
Bapak Drs. Pribadi Bangun, M.Hum., sebagai dosen pembimbing II yang
telah banyak memberikan ilmu, waktu serta masukan dalam penyelesaian
skripsi ini.
5. Ibu Dr. Dwi Widayati, M.Hum., sebagai dosen pembimbing akademik yang
memberikan pengarahan kepada penulis selama perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Kedua orang tua tercinta, ayahanda P. Ginting dan ibunda N. Br Singarimbun
yang senantiasa memberikan kasih sayang, perhatian, waktu, doa serta
motivasi kepada penulis.
8. Saudara penulis, Eduard Herry Ginting, S.Psi. yang banyak membagi
pengalaman dan senantiasa memerhatikan serta memotivasi penulis. Untuk
keluarga kecil Leonardo Ginting, S.Pd. dan Novita Sari Br Singarimbun,
A.Md. beserta keponakan tersayang Rasya Levita Br Ginting yang juga
menjadi motivasi bagi penulis. Terimakasih untuk dukungan dan doanya
selama ini sehingga skipsi ini dapat selesai dengan baik.
9. Seseorang yang terkasih, Dwi Yan Berlin Sebayang yang banyak memberikan
semangat, perhatian, motivasi dan doa. Terimakasih telah bersedia menjadi
penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.Teman-teman seperjuangan di Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Sumatera Utara stambuk 2009 yang selalu ribut dan suka
foto di mana-mana (Rina, Tiur, Mays, Chloe, Iska, Siska, Jeni, Diana, Yanti,
Desy, Tio, Kris, Yoyo, Intan), terkhususnya sahabat berbagi suka dan duka
Asima R. Purba (Cima), Erma Yunitha Siahaan (Nita), Merlin Y. Simamora
(Lyn), dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu, terima kasih untuk waktu yang kita lalui bersama dari awal perkuliahan.
Aku akan merindukan masa-masa itu.
11.Kedua sahabat yang sudah lama menghabiskan waktu bersama, Desi Kristiani
dan Siska Jannarita yang senantiasa memberikan doa dan motivasi.
12.Untuk senior dan junior di Departemen Sastra Indonesia yang juga selalu
memberikan motivasi.
Penulis menyadari bahwa skipsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perkembangan ilmu linguistik pada masa yang akan datang.
Akhirnya, penulis berharap skipsi ini dapat menambah wawasan pembaca.
Medan, September 2013
Penulis,
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kemunculan Kategori Verba Tipe I ………. 51
Tabel 2. Kemunculan Kategori verba Tipe II ……… 52
Tabel 3. Kemunculan Kategori Verba Tipe III ………. 53
Tabel 4. Kemunculan Kategori verba Tipe IV ………... 54
Tabel 5. Kemunculan Kategori Verba Tipe V ……… 55
Tabel 6. Kemunculan Kategori verba Tipe VI ……… 56
Tabel 7. Kemunculan Kategori Verba Tipe VII ………. 57
Tabel 8. Kemunculan Kategori verba Tipe VIII ………. 58
Tabel 9. Kemunculan Kategori Verba Tipe IX ……… 58
Tabel 10. Kemunculan Kategori verba Tipe X ………. 59
Tabel 11. Kemunculan Kategori Verba Tipe XI ……….. 60
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……….. i
ABSTRAK ………... ii
PRAKATA ……….. iii
DAFTAR TABEL ……….. vi
DAFTAR ISI ………... vii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1Latar Belakang ……….. 1
1.2 Rumusan Masalah ……….. 5
1.3 Batasan Masalah ………. 5
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. …... 6
1.4.1 Tujuan Penelitian ………... 6
1.4.2 Manfaat Penelitian ………. 6
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Konsep ... 7
2.1.1 Semantik ….……….….. 7
2.1.2 Verba ……….... 8
2.1.3 Kategori Verba ……….………..…... 10
2.2 Landasan Teoretis ………..……… 11
2.3 Tinjauan Pustaka ………..………... 21
BAB III METODE PENELITIAN ………. 24
3.1 Sumber Data dan Data ………..………… 24
3.1.1 Sumber Data ……….. 24
3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ………. 24
3.3 Metode dan Teknik Analisis Data ………. 25
BAB IV KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI HARIAN ANALISA ……… 29
4.1 Kategori Verba ………. 29
4.1.1 Tipe I .……...……….. 29
4.1.2 Tipe II ………...………. 32
4.1.3 Tipe III ……… 34
4.1.4 Tipe IV ……… 36
4.1.5 Tipe V ……… ………... 38
4.1.6 Tipe VI ……….. ……… 43
4.1.7 Tipe VII ………. ……… 43
4.1.8 Tipe VIII ………..………. 44
4.1.9 Tipe IX ……….………. 46
4.1.10 Tipe X ………...………. 47
4.1.11 Tipe XI ….………. 49
4.1.12 Tipe XII ……….. 50
4.2 Frekuensi Penggunaan Tiap Kategori Verba ……… 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… 62
5.1 SIMPULAN ……….… 62
5.2 SARAN ……….… 63
DAFTAR PUSTAKA
KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI
HARIAN ANALISA
Ribka Anggreni Br Ginting
Fakultas Ilmu Budaya USU
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sekarang kita dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai berbagai
peristiwa yang terjadi di dalam atau luar negeri melalui media elektronik atau cetak.
Setiap hari surat kabar memberikan informasi kepada berbagai lapisan masyarakat,
dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar
membuat tulisan menarik. Tulisan yang jelas harus menjadi syarat utama agar
pembaca tidak perlu mengulang-ulang apa yang dibacanya karena ketidakjelasan
tulisan itu.
Pers sebagai salah satu sarana komunikasi massa memiliki peranan yang
sangat besar dalam pembinaan bahasa, terutama dalam masyarakat yang bahasanya
masih tumbuh dan berkembang, seperti bahasa Indonesia. Bahasa pers ialah ragam
bahasa yang memiliki sifat khas, yaitu singkat, padat, jelas, sederhana, dan menarik.
Hal ini disebabkan sifat ekonomis yang sangat dibutuhkan oleh surat kabar dan perlu
diingat bahwa yang membaca surat kabar bukan hanya dari masyarakat terpelajar,
melainkan masyarakat bawah. Bahasa yang rumit dan sulit akan menyulitkan
pemahaman isi tulisan (Badudu, 1993: 138).
Kajian bahasa memang tidak pernah berhenti dibicarakan. Hal ini disebabkan
dan alat interaksi manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa dapat
dipisahkan menjadi unit satuan-satuan, yakni kalimat, kata, morfem, dan fonem.
Dalam studi gramatika, kategori kata merupakan hal yang tidak pernah lepas
dari pembicaraan. Secara umum, kategori gramatikal membagi kata menjadi dua
kelompok besar, yaitu (1) kelompok yang disebut kata penuh (full word) dan (2)
kelompok yang disebut partikel atau kata tugas (function word) (Chaer, 1995: 147).
Kategori gramatikal dalam tata bahasa tradisional sudah lazim dibicarakan.
Kategori berarti kelompok atau golongan. Kategori gramatikal berarti
pengelompokan atau penggolongan sesuai kaidah-kaidah.
Verba adalah salah satu kategori kata yang termasuk ke dalam kelompok
pertama, yaitu kata penuh. Verba adalah kata yang menggambarkan proses,
perbuatan, atau keadaan (KBBI, 2007: 1260). Verba pada umumnya menerangkan
suatu tindakan, oleh karena itu verba berperan sebagai predikat dalam suatu kalimat.
Contoh:
(1) Anto membuang sampah.
Pada kalimat tersebut kata membuang merupakan verba yang berperan
sebagai predikat. Sesuai dengan ciri yang disebutkan dalam teori kata membuang
termasuk verba tindakan.
Chafe (dalam Chaer, 1995: 165) menyatakan bahwa verba atau kata kerja
memegang peranan penting dalam struktur kalimat sebab verba inilah (yang di dalam
fungsi yang lain (objek, pelengkap, keterangan). Selain fungsi di atas, verba juga
menentukan jenis semantik dari kategori pengisi fungsi-fungsi lain. Secara umum,
tipe semantik verba diklasifikasi ke dalam tiga macam verba, yaitu verba perbuatan
(aksi), verba proses, dan verba keadaan. Ketiga jenis verba itu dijelaskan berdasarkan
kedudukan semantik verba itu di dalam kalimat.
Verba tindakan adalah verba yang secara inheren mengandung makna
perbuatan. Verba ini biasanya dapat menjadi jawaban untuk pertanyaan “Apa yang
dilakukan subjek?”. Misalnya, verba lari dan belajar pada kalimat berikut:
(2) Pencuri itu lari.
(3) Mereka sedang belajar di perpustakaan.
Contoh verba tindakan lainnya adalah mendekat, mencuri, membelikan, memukuli,
mandi, memberhentikan.
Verba proses adalah verba yang secara inheren menyatakan proses. Verba
proses mendeskripsikan perubahan dari suatu keadaan menjadi keadaan yang lain.
Verba ini biasanya dapat menjadi jawaban atas pertanyaan “Apa yang terjadi pada
subjek?”. Misalnya, kata meledak pada kalimat berikut.
(4) Bom itu seharusnya tidak meledak.
Contoh lain verba proses adalah mati, jatuh, mengering, mengecil, meninggal,
terbakar, dan terdampar.
Verba keadaan adalah verba yang secara inheren menyatakan keadaan.
(5) Orang asing itu tidak akan suka masakan Indonesia.
Verba keadaan sering kali sukar dibedakan dari kata berkategori adjektifa
sebab antara keduanya saling bertumpang tindih. Namun, ada satu ciri umum yang
dapat membedakan keduanya, ciri itu adalah verba keadaan tidak bisa diimbuhi
prefiks ter-, yang berarti ‘paling’, sedangkan yang berkategori adjektifa selalu dapat
diimbuhi prefiks ter-. Misalnya, adjektifa dingin dan sulit, bisa dibentuk menjadi
terdingin ‘paling dingin’ dan tersulit ‘paling sulit’, sedangkan dari verba keadaan
suka tidak bisa menjadi *tersuka. Ketiga verba itu, verba perbuatan, verba proses, dan
verba keadaan masih perlu diperinci lagi secara lebih halus.
Harian Analisa adalah harian yang terbit setiap hari dan merupakan salah satu
harian lokal yang terkemuka di Sumatera Utara. Harian yang pertama kali diterbitkan
pada 23 Maret 1972 di kota Medan ini mempunyai format broadsheet dalam
penyajian berita. Format tersebut mengelompokkan berita yang ditulis berdasarkan
bidang-bidang tertentu ciptaan tim redaksi harian tersebut. Bidang-bidang yang
dimaksud, secara umum, menggarisbawahi isi berita yang tertulis dalam lembaran
harian tersebut. Biasanya, satu bidang mempunyai jatah dua halaman berita.
Adapun bidang-bidang tersebut adalah: berita utama, ekonomi dan keuangan,
mancanegara, kota, opini, olahraga, dunia hiburan, gaya hidup, Sumatera Utara, dan
Nanggroe Aceh Darussalam. Selain itu, ada iklan sosial, iklan komersial, dan iklan
baris yang terdiri dari iklan komersial dan iklan lowongan kerja. Pengelompokan
menyebabkan harian Analisa dikenal sebagai salah satu harian terlaris di wilayah
Sumatera Utara. Harian ini termasuk harian yang memuat berita yang lengkap dan
cukup diminati oleh semua kalangan masyarakat di Sumatera Utara, sehingga harian
ini relevan untuk menjadi objek penelitian penulis dengan judul “Kategori Verba
pada Kolom Singkat Ekonomi Harian Analisa”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, yang menjadi masalah
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi
harian Analisa edisi Maret 2013?
2. Berapakah persentase frekuensi penggunaan setiap kategori verba yang
terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013?
1.3Batasan Masalah
Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Dengan pembatasan
masalah yang ada, penelitian yang dikaji dapat terarah dan tidak terjadi
kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, sehingga tujuan yang dimaksudkan
peneliti dapat tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada kategori verba
yang terdapat dalam kalimat-kalimat yang tertulis pada harian Analisa pada kolom
Singkat Ekonomi terbitan bulan Maret 2013 saja.
1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi
harian Analisa edisi Maret 2013.
2. Mendeskripsikan persentase frekuensi penggunaan tiap kategori verba yang
terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan pembaca tentang penggunaan kategori verba dalam
surat kabar.
2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai persentase frekuensi penggunaan
tiap kategori verba dalam surat kabar.
3.
Menambah referensi dalam penelitian lainnya yang sejenis.BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1Konsep
Malo, dkk. (1985: 46) menyatakan bahwa konsep adalah ide-ide,
penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam
1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi
harian Analisa edisi Maret 2013.
2. Mendeskripsikan persentase frekuensi penggunaan tiap kategori verba yang
terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan pembaca tentang penggunaan kategori verba dalam
surat kabar.
2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai persentase frekuensi penggunaan
tiap kategori verba dalam surat kabar.
3.
Menambah referensi dalam penelitian lainnya yang sejenis.BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1Konsep
Malo, dkk. (1985: 46) menyatakan bahwa konsep adalah ide-ide,
penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam
gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang
digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan
beberapa konsep yaitu konsep semantik, verba, dan kategori verba.
2.1.1 Semantik
Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris: semantics) berasal dari
bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya
adalah semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Jadi, semantik dapat
diartikan sebagai ilmu tentang makna atau arti (Chaer, 1995: 2).
Kata semantik dipakai sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik
yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya atau bidang linguistik yang mempelajari makna dalam bahasa.
2.1.2 Verba
Menurut Keraf, kata kerja (verba) adalah segala macam kata yang dapat
diperluas dengan kelompok kata “dengan + kata sifat”. Semua kata yang menyatakan
perbuatan atau laku digolongkan dalam kata kerja (Keraf, 1984: 64).
Menurut Alwi, dkk. (2003: 87) ciri-ciri verba dapat diketahui dengan
mengamati (1) perilaku semantisnya, (2) perilaku sintaksisnya, dan (3) perilaku
morfologisnya. Namun, secara umum verba dapat diidentifikasikan dan dibedakan
a. Verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat
dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain.
Contoh:
(6) Pencuri itu lari.
(7) Mereka sedang belajar di kamar.
Bagian yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di atas adalah predikat,
yaitu bagian yang menjadi pengikat bagian lain dari kalimat itu. Dalam
sedang belajar verba belajar berfungsi sebagai inti predikat.
b. Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan
yang bukan sifat atau kualitas.
c. Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks
ter-yang berarti ‘paling’. Verba seperti mati atau suka, misalnya, tidak dapat
diubah menjadi *termati atau *tersuka.
d. Pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang
menyatakan makna kesangatan. Tidak ada bentuk seperti *agak belajar,
*sangat pergi, dan *bekerja sekali meskipun ada bentuk seperti sangat
berbahaya, agak mengecewakan, dan mengharapkan sekali.
Keraf (1984: 86) menyatakan bahwa segala kata yang mengandung imbuhan:
me-, ber-, -kan, di-, i-, dapat dicalonkan menjadi kata kerja. Kata-kata yang bukan
berfungsi sebagai pembentuk verba. Menurut Kridalaksana (1996: 37) afiks
pembentuk verba adalah sebagai berikut:
1. prefiks me-
2. simulfiks N
3. prefiks ber-
4. konfiks ber-R
5. prefiks per-
6. prefiks ter-
7. prefiks ke-
8. sufiks –in
9. kombinasi me-i
10.kombinasi di-i
11.kombinasi me-kan
12.kombinasi afiks memper-
13.kombinasi afiks diper-
14.kombinasi afiks memper-kan
15.kombinasi afiks diper-kan
16.kombinasi afiks N-in
17.konfiks ber-an
18.konfiks ber-R-an
19.konfiks ber-kan
21.kombinasi afiks ter-R
22.kombinasi afiks per-kan
23.kombinasi afiks per-i
24.prefiks se-
25.kombinasi afiks ber-R
2.1.3 Kategori Verba
Menurut Chaer (1995: 154-155) leksem-leksem verba dalam bahasa
Indonesia, secara semantis dapat ditandai dengan mengajukan tiga macam pertanyaan
terhadap subjek tempat “verba” menjadi predikat klausanya. Ketiga pertanyaan itu
adalah (1) apa yang dilakukan subjek dalam klausa tersebut, (2) apa yang terjadi
terhadap subjek dalam klausa tersebut, (3) bagaimana keadaan subjek dalam klausa
tersebut. Perhatikan contoh kalimat berikut:
(8) Dika menendang bola.
(9) Gunung itu longsor.
(10) Nita mengantuk.
Kalau pertanyaan (1) diajukan kepada kalimat pertama kita akan memperoleh
jawaban menendang, jika pertanyaan (2) diajukan kepada kalimat kedua kita akan
memperoleh jawaban longsor, dan jika pertanyaan (3) diajukan kepada kalimat ketiga
maka kita akan memperoleh jawaban mengantuk. Dengan demikian kata-kata
menendang, longsor, dan mengantuk adalah kata-kata yang termasuk kategori verba.
verba tindakan, kata longsor termasuk verba proses, dan kata mengantuk termasuk
verba keadaan.
2.2Landasan Teoretis
Sebuah penelitian perlu ada landasan teori yang mendasarinya karena
landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Landasan teori yang
digunakan diharapkan mampu menjadi dasar tumpuan seluruh pembahasan.
Dalam penelitian ini digunakan teori struktural yang diambil dari buku Chaer
yang berjudul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Di samping itu, sebagai
tambahan dipakai juga buku-buku dan tulisan-tulisan lain, terutama yang
menguraikan struktur serta pembentukan verba seperti buku Alwi, dkk. yang berjudul
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), Keraf dalam bukunya Tata
Bahasa Indonesia, dan Kridalaksana dalam bukunya Pembentukan Kata dalam
Bahasa Indonesia. Pemilihan teori ini berdasarkan alasan bahwa analisis kategori
verba termasuk ke dalam analisis struktur internal bahasa dan penelitian ini bersifat
deskriptif. Buku Pengantar Semantik Bahasa Indonesia oleh Chaer ini sangat
lengkap dan lebih terperinci dalam mengklasifikasikan kategori verba sehingga buku
ini dianggap sangat relevan dengan penelitian ini.
Kategori Verba
Berdasarkan analisis semantik selanjutnya, dan sejalan dengan Tampubolon
(1979, 1988 a, 1988 b), kita dapat membedakan adanya dua belas tipe verba dasar
a. Tipe I adalah verba yang secara semantik menyatakan tindakan, perbuatan, atau
aksi. Tampubolon (dalam Chaer, 1994: 155) menyebutnya kata kerja aksi, tetapi di
sini disebut verba tindakan. Pelaku verba ini adalah sebuah maujud berupa sebuah
nomina yang bercirikan makna bernyawa dan bertindak sebagai penggerak tindakan
yang disebutkan oleh verba tersebut. Misalnya, kata makan dan baca pada kalimat
ketika kami makan dia cuma baca koran saja. Contoh lain adalah mohon, jemput,
mundur, usir, dan setor.
Secara semantik verba tipe I ini pun sebenarnya dapat dibedakan lagi menjadi
verba tindakan yang (1) pelakunya manusia, (2) pelakunya adalah manusia dan yang
bukan manusia, dan (3) pelakunya bukan manusia. Leksem baca dan tulis adalah
verba tindakan yang termasuk kelompok pelakunya manusia; makan dan minum
adalah verba tindakan yang termasuk kelompok pelakunya manusia dan bukan
manusia; sedangkan pagut dan patuk adalah verba tindakan yang pelakunya bukan
manusia. Sebagai contoh perhatikan kalimat-kalimat berikut yang tidak terterima
karena pelakunya secara semantis tidak cocok.
* Kucing itu membaca komik.
* Kakak memagut kaki ibu.
b. Tipe II adalah verba yang menyatakan tindakan dan pengalaman. Pelaku verba ini
adalah sebuah maujud berupa nomina berciri makna bernyawa dan bertindak sebagai
penggerak tindakan yang disebut oleh verba tersebut serta sekaligus dapat pula
tindakan yang dinyatakan oleh verba tersebut. Misalnya, leksem (me) naksir dan
(men) jawab pada kalimat berikut:
(11) Dia menaksir harga mobil bekas itu.
(12) Beliau menjawab pertanyaan para wartawan.
Pada kalimat (8) dia adalah maujud yang melakukan tindakan itu dan juga
sekaligus mengalaminya. Hal yang sama terjadi pula pada kalimat (9), beliau adalah
pelaku dan yang mengalami tindakan itu.
Maujud yang melakukan tindakan dan yang mengalami tidak harus selalu
berupa maujud yang sama, melainkan dapat berupa dua maujud yang berbeda.
Perhatikan contoh berikut!
(13) Pak lurah tanya persoalan itu kepada kami.
Dalam kalimat (10) Pak lurah adalah pelaku, sedangkan yang mengalaminya
adalah kami. Contoh lain verba tipe II ini adalah bilang, bicara, bujuk, ancam, dan
kenal.
c. Tipe III adalah verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benafaktif). Pelaku
verba ini adalah maujud berupa nomina berciri makna bernyawa dan bertindak
sebagai penggerak tindakan yang disebutkan oleh verba tersebut, sedangkan pemilik
(bisa juga ketidakpemilikan) juga berupa nomina berciri makna bernyawa. Misalnya,
kata beli dan bantu dalam kalimat berikut:
(14) Dika beli mobil dari Pak Fuad.
Dalam kedua kalimat itu Dika dan pemerintah adalah pelaku, sedangkan Pak
Fuad dan para petani adalah pemiliknya (Pak Fuad adalah yang tidak memiliki lagi
dan para petani yang memperoleh pemilikan itu). Acapkali pemilik tidak
direalisasikan dalam suatu kalimat. Misalnya pada kalimat berikut.
(16) Dika beli mobil baru.
Contoh lain adalah minta, beri, pinjam, sewa, terima, dan bayar.
d. Tipe IV adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat). Artinya
tindakan yang dinyatakan oleh verba itu sekaligus “menyarankan” adanya lokasi
(baik tempat asal, tempat berada, maupun tempat tujuan). Pelaku tindakan berupa
nomina berciri makna bernyawa yang dapat mengalami tindakan itu sendiri maupun
tidak sedangkan lokasi berupa frase preposisional. Misalnya, kata pergi pada kalimat
berikut.
(17) Nita pergi ke pasar.
Meskipun kehadiran frase ke pasar pada kalimat tersebut opsional, tetapi
verba pergi itu sendiri jelas menyarankan keharusan hadirnya frase tersebut. Contoh
lain adalah kembali, datang, masuk, pulang, terjun, lari, pindah, dan taruh.
e. Tipe V adalah verba yang menyatakan proses. Subjek dalam kalimat ini berupa
nomina umum yang mengalami proses perubahan keadaan atau kondisi. Misalnya,
kata layu dan pecah pada kalimat berikut:
(18) Daun tembakau itu layu.
Layu dan pecah pada kedua kalimat itu termasuk verba proses sebab, seperti
sudah disebutkan di muka, dapat menjadi jawaban dari pertanyaan “Apa yang terjadi
pada subjek?”. Contoh lain adalah longsor, jadi, bangkit, bubar, dan habis.
Ada tiga persoalan mengenai verba tipe V ini (dan juga verba proses lainnya,
tipe VI, tipe VII, dan tipe VIII). Ketiga persoalan itu adalah:
1) Proses perubahan yang terjadi pada suatu maujud dapat berlangsung dalam
waktu singkat, tetapi dapat juga dalam waktu yang relatif lama. Oleh karena
itu, ada verba proses yang dapat diberi keterangan”sedang” seperti pada
sedang tumbuh, sedang terbit, dan sedang turun, tetapi ada pula yang tidak
dapat diberi keterangan “sedang” seperti *sedang pecah, *sedang hancur, dan
* sedang luka.
2) Sebenarnya suatu proses atau perubahan bukan hanya terjadi pada verba
proses saja, tetapi ternyata juga pada verba tindakan, sebab suatu tindakan
akan menyebabkan terjadinya suatu proses. Oleh karena itu, perlu
dipertanyakan: apa bedanya verba proses dengan verba tindakan itu? Pada
verba proses subjek mengalami perubahan sesuai dengan pertanyaan “Apa
yang terjadi pada subjek?”; sedangkan pada verba tindakan subjek itu
melakukan suatu aksi, suatu tindakan, atau suatu perubahan, sesuai dengan
pertanyaan “Apa yang dilakukan subjek?”
3) Seringkali kita juga sukar untuk membedakan verba proses dengan verba
keadaan (verba tipe IX, X, XI, XII). Misalnya verba layu pada kalimat di atas,
jawabannya adalah subjek itu layu. Jadi, jelas layu di situ adalah verba proses,
tetapi kalau diuji dengan pertanyaan “Bagaimana keadaan subjek?” maka
jawabannya adalah subjek itu layu. Jelas, di sini layu adalah verba keadaan
f. Tipe VI adalah verba yang menyatakan proses-pengalaman. Subjek dalam kalimat
ini berupa nomina bernyawa yang mengalami suatu proses perubahan yang
dinyatakan oleh verba tersebut. Misalnya, kata bosan dan cemas pada kalimat itu:
(20) Rupanya kamu sudah bosan padaku.
(21) Ibu cemas akan keselamatan anak-anak itu.
Pada kedua kalimat di atas bosan dan cemas adalah verba proses pengalaman
sedangkan kau dan ibu adalah maujud yang mengalami proses itu. Contoh lain adalah
bimbang, waswas, ingat, sadar, tahan, harap, ragu, sangsi, maklum, dan kagum.
g. Tipe VII adalah verba yang menyatakan proses pemilikan. Subjek dalam kalimat
yang menggunakan verba tipe VII ini berupa nomina yang mengalami suatu proses
atau kejadian memperoleh atau kehilangan (kerugian). Misalnya, kata menang dan
kalah pada kalimat berikut:
(22) PSSI menang 2-0 atas Singapura.
(23) Dia kalah 2 juta rupiah.
Menang dan kalah adalah verba proses benafaktif sedangkan PSSI dan dia
adalah maujud yang mengalami peristiwa yang dinyatakan oleh verba tersebut.
h. Tipe VIII adalah verba yang menyatakan proses-lokasi. Subjek dalam kalimat yang
menggunakan tipe ini berupa nomina yang mengalami suatu proses perubahan tempat
(lokasi). Misalnya, kata tiba dan terbit pada kalimat berikut:
(24) Pesawat itu baru tiba dari Surabaya.
(25) Matahari terbit di ufuk timur.
Tiba dan terbit pada kalimat tersebut adalah verba proses lokatif sedangkan
kata pesawat dan matahari adalah maujud yang mengalami proses perubahan lokasi
itu. Contoh lain adalah timbul, terbenam, tenggelam, muncul, jatuh, hanyut, turun,
dan naik.
i. Tipe IX adalah verba yang menyatakan keadaan. Subjek dalam kalimat yang
menggunakan tipe ini berupa nomina umum yang berada dalam keadaan atau kondisi
yang dinyatkan oleh verba tersebut. Misalnya, kata cerah dan kering pada kalimat
berikut:
(26) Wajah mereka selalu cerah.
(27) Sawah-sawah di situ mulai kering.
Cerah dan kering pada kedua kalimat di atas adalah verba keadaan sedangkan
kata wajah mereka dan sawah-sawah adalah maujud yang berada dalam keadaan itu.
Kadang-kadang memang agak sulit untuk membedakan verba keadaan dengan
kategori adjektifa. Oleh karena itu, banyak orang yang menyatukan kedua kategori ini
ke dalam kelas yang sama. Namun, ada juga yang dapat membedakan antara
keduanya dengan mengajukan alat uji berupa: kalau adjektifa dapat diimbuhkan
1994: 160). Keterandalan alat uji ini pun masih perlu dipersoalkan sebab kalau
prefiks ter- berfungsi dan bernosi sama dengan leksem paling, maka contoh yang
diberikan tersuka hingga saat ini belum terterima, tetapi bentuk paling suka bisa
diterima.
Contoh lain adalah rusak, lekas, diam, gemetar, sengsara, setia.
j. Tipe X adalah verba yang menyatakan keadaan pengalaman. Subjek dalam kalimat
yang menggunakan tipe ini berupa nomina yang berada dalam keadaan kognisi,
emosi, atau sensasi. Misalnya, kata takut dan tahu pada kalimat berikut:
(28) Dia memang takut kepada orang itu.
(29) Kami tahu hidup di kota memang sukar.
Takut dan tahu pada kalimat di atas adalah verba keadaan pengalaman. Pada
kalimat pertama subjek dia yang mengalami keadaan yang disebutkan oleh predikat
takut sedangkan pada kalimat kedua kami adalah subjek yang mengalami keadaan itu.
Contoh lain adalah gugup, iri, jengkel, malu, berani, mual, dan setuju.
k. Tipe XI adalah verba yang menyatakan keadaan-pemilikan. Subjek dalam kalimat
yang menggunakan tipe ini berupa nomina yang menyatakan memiliki, memperoleh,
atau kehilangan sesuatu. Misalnya, kata punya pada kalimat berikut.
(30) Ia sudah punya istri.
(31) Dia ada uang lima juta.
Punya dan ada pada kedua kalimat di atas adalah verba keadaan pemilikan
sedangkan ia dan dia adalah subjek yang berada dalam keadaan memiliki. Menurut
pemilikan hanya kedua kata itu saja, tetapi yang bukan verba dasar cukup banyak
seperti berhasil, kehilangan, beruntung, berwarna, memiliki, memperoleh, dan
bertubuh.
l. Tipe XII adalah verba yang menyatakan keadaan-lokasi. Subjek pada kalimat yang
menggunakan tipe ini berupa nomina yang berada dalam suatu tempat atau lokasi.
Misalnya, kata diam dan hadir dalam kalimat berikut:
(32) Petani itu diam di gubuk itu.
(33) Pak Menteri hadir di sana.
Diam dan hadir adalah verba yang menyatakan keadaan lokatif. Petani itu dan
Pak Menteri adalah subjek yang berada di tempat yang disebutkan pada unsur
keterangan. Verba dasar tipe ini memang jarang, tetapi verba yang bukan dasar cukup
banyak seperti mengalir, berganti, berhenti, berserakan, bermimpi, dan menanjak.
Keseluruhan tipe kategori verba di atas digunakan untuk menganalisis
kalimat-kalimat yang tertulis dalam kolom Singkat Ekonomi harian Analisa.
2.3 Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai verba tidaklah baru pertama kali ini dilakukan,
melainkan sudah ada penelitian terdahulu tentang masalah tersebut. Penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.
Junita (2008) dengan skripsinya yang berjudul Peran Semantis Verba Bahasa
Batak Toba. Ia mengemukakan peran semantis verba berdasarkan pendapat Foley dan
Van Valin, yaitu label pelaku (actor) dan penderita (undergoer) untuk menerangkan
bergantung pada klasifikasi verba secara semantik. Ia menyimpulkan bahwa verba
keadaan dalam bahasa Batak Toba memiliki peran pelaku sebagai lokatif, penderita
sebagai tema, pemengaruh kecuali verba persepsi sengaja memiliki peran pelaku
sebagai agen dan penderitanya sebagai tema. Verba proses hanya memiliki peran
penderita yang berperan sebagai pasien. Verba tindakan memiliki peran pelakunya
sebagai agen, pemengaruh dan penderitanya sebagai lokatif, tema, dan pasien.
Herwanto (2009) dengan skripsinya yang berjudul Kategori Verba pada Tajuk
Rencana Harian Analisa. Ia mengemukakan kategori verba berdasarkan pendapat
Chaer, yaitu dua belas tipe verba yang mencakup verba tindakan, verba proses, dan
verba keadaan. Ia menyimpulkan bahwa kategori verba pada harian Analisa ada dua
belas dan dari data yang dikumpulkan dapat diketahui bahwa tipe yang paling banyak
muncul adalah tipe XI sedangkan tipe yang paling sedikit muncul adalah tipe I.
Angkat (1996) dengan skripsinya yang berjudul Sistem Kata Kerja Bahasa
Pakpak memaparkan ciri-ciri, bentuk, pembagian, dan makna kata kerja bahasa
Pakpak serta proses morfofonemiknya.
Saripah (2010) dengan skripsinya yang berjudul Verba Majemuk dalam Novel
Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy. Ia mengemukakan jenis
verba majemuk berdasarkan pendapat Alwi, yaitu verba majemuk dasar, verba
majemuk berafiks, dan verba majemuk berulang. Dalam skripsinya dibahas mengenai
jenis dan proses pembentukan verba majemuk serta persentase frekuensi penggunaan
tiap jenis verba majemuk dalam novel Ketika Cinta Bertasbih. Ia meyimpulkan
dasar yang komponen pertama berupa verba dan komponen kedua berupa nomina,
dan verba majemuk bebas. Verba majemuk yang paling jarang muncul juga ada dua
jenis, yaitu verba majemuk dasar yang komponen pertama berupa adjektifa dan
komponen kedua berupa verba, dan verba majemuk dengan morfem unik.
Berdasarkan uraian di atas, sejauh pengamatan peneliti sampai saat ini belum
ada ahli bahasa yang membahas kategori verba pada kolom Singkat Ekonomi harian
Analisa. Hasil penelitian sebelumnya, baik mengenai verba, verba majemuk, peran
semantis verba maupun penelitian pemakaian bahasa pada surat kabar dapat menjadi
informasi dan acuan bagi peneliti saat ini dalam meneliti kategori verba pada kolom
Singkat Ekonomi harian Analisa. Penelitian-penelitian di atas berbeda dengan
penelitian kali ini. Penelitian kategori verba sebelumnya hanya mendeskripsikan
verba menjadi dua belas tipe dasar sedangkan penelitian ini selain mendeskripsikan
verba, juga mendeskripsikan seberapa tinggi persentase frekuensi penggunaan tiap
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data dan Data
3.1.1 Sumber Data
Sumber data adalah asal dari data penelitian itu diperoleh. Dari sumber itu
penulis memperoleh data yang diinginkan. Data sebagai objek penelitian secara
umum adalah informasi atau bahasa yang disediakan oleh alam yang dikumpulkan
dan dipilih oleh peneliti (Sudaryanto, 1993: 34). Adapun sumber data dalam
penelitian ini adalah semua verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian
Analisa edisi Maret 2013.
3.1.2 Data
Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan alam yang harus
dicari dan disediakan dengan sengaja oleh peneliti yang sesuai dengan permasalahan
yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 3). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013.
3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan,
sementara teknik adalah cara melaksanakan metode. Metode dan teknik pengumpulan
data yang sesuai harus diperhatikan agar penelitian terarah. Penggunaan metode dan
teknik pengumpulan data yang tepat dapat membantu peneliti untuk mencapai hasil
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
metode simak. Metode simak adalah suatu metode untuk memperoleh data dengan
cara membaca, memeriksa, dan mempelajari dengan teliti suatu bahasa (Sudaryanto,
1993:133). Dalam hal ini, penggunaan bahasa yang disimak adalah penggunaan
bahasa dalam kolom Singkat Ekonomi harian Analisa. Selanjutnya, untuk melengkapi
penggunaan metode tersebut, digunakan teknik sadap sebagai teknik dasar dan teknik
catat sebagai teknik lanjutan. Teknik sadap yaitu teknik yang dilakukan peneliti
dengan cara membaca, mempelajari, dan memeriksa bahasanya (Sudaryanto, 1993:
135). Dalam hal ini, peneliti membaca, mempelajari, dan memeriksa data-data yang
diperlukan, lalu menyadap bagian-bagian isi kolom tersebut dan selanjutnya mencatat
data yang diperoleh ke dalam kartu data.
3.3 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam pengkajian data ini adalah metode agih.
Metode agih ialah metode yang alat penentunya bagian dari bahasa yang
bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto , 1993: 15). Perwujudan metode ini dilakukan
dengan menggunakan teknik baca markah (BM) sebagai teknik dasar. Teknik baca
markah digunakan untuk melihat bentuk-bentuk verba yang terdapat dalam wacana
sehingga dapat dikelompokkan sesuai dengan kategori verba. Dalam hal ini, yang
dimaksudkan adalah pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau
identitas konstituen tertentu; dan kemampuan membaca peranan pemarkah itu
95). Hal ini berarti bahwa peneliti dapat melihat langsung pemarkah (dalam hal ini
verba) yang bersangkutan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini:
(1) Para pengunjung hanya datang untuk makan di restoran cepat saji, atau
menonton bioskop di luar mal (5 Maret 2013).
(2) Organisasi tersebut memproyeksi pasaran sereal akan melemah di masa
mendatang, berdasarkan spekulasi bahwa harga gandum akan jatuh di balik
meningkatnya hasil panen di beberapa negara (13 Maret 2013).
(3) Beijing berencana untuk membangun bandara yang memiliki standar, taraf,
dan mutu yang tinggi (21 Maret 2013).
Berdasarkan teknik baca markah, pada contoh (1) diperoleh bentuk verba
makan. Verba makan termasuk ke dalam kategori verba tipe I karena verba tersebut
menyatakan tindakan, perbuatan, atau aksi. Kata makan berarti memasukkan sesuatu
ke dalam mulut, mengunyah kemudian menelannya. Pelaku verba ini adalah sebuah
wujud nomina yang bernyawa.
Berdasarkan teknik baca markah, pada contoh (2) diperoleh bentuk verba
jatuh. Verba jatuh termasuk ke dalamkategori verba tipe VIII karena verba tersebut
menyatakan proses-lokasi. Kata jatuh berarti perpindahan dari tempat yang tinggi ke
tempat yang lebih rendah tanpa disengaja. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud
Berdasarkan teknik baca markah, pada contoh (3) diperoleh bentuk verba
memiliki. Verba memiliki termasuk ke dalam kategori verba tipe XI karena verba
tersebut menyatakan keadaan pemilikan. Kata memiliki berarti mempunyai sesuatu.
Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
Selain itu, penulis juga menggunakan metode kuantitatif sebagai metode
pendukung. Menurut Muslich (1993: 4) metode kuantitatif merupakan metode
keputusan yang menggunakan angka. Dengan kata lain, penggunaan model kuantitatif
dalam memecahkan masalah, keputusan-keputusan yang dihasilkan adalah angka.
Menurut Sudjana (2002: 50) frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang
terdapat dalam tiap kelas. Metode ini digunakan untuk menghitung frekuensi
penggunaan tiap kategori verba yang terdapat dalam kolom tersebut. Jika frekuensi
dinyatakan dalam persen maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif.
Jadi, menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah data yang ditemukan
% data = x 100%
Jumlah keseluruhan data
Misalnya:
Jumlah data yang ditemukan untuk kategori verba tipe I = 32
Jumlah keseluruhan data = 150
150 32
x 100 % = 21,33 % dibulatkan menjadi 21 %
Maka, persentase frekuensi penggunaan kategori verba tipe I adalah 21 %.
BAB IV
KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI HARIAN
ANALISA
4.1 Kategori Verba
Menurut Chaer (1995: 155) verba dapat diklasifikasikan menjadi dua belas
tipe dasar dalam bahasa Indonesia. Bentuk-bentuk kategori verba yang terdapat pada
kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013 adalah sebagai berikut.
4.1.1 Tipe I adalah verba yang secara semantik menyatakan tindakan, perbuatan, atau
aksi.
Contoh:
(1) Barang yang paling ikonik- gaun strapless beludru biru gelap yang dikenakan saat makan malam pada 1985 yang dijamu oleh presiden AS Ronald Reagan untuk menghormati Pangeran dan Putri wales maraup 240.000 Euro (25 Maret 2013).
Kata makan berarti memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyah kemudian
mengonsumsi. Verba makan termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya
adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(2) Dikutip dari AFP, Senin (4/3), koran di Australia Barat menulis ada 15 pekerja tambang Barminco dari tambang emas Agnew yang dipecat karena membuat video Harlem Shake (5 Maret 2013).
Kata menulis berarti mencoretkan huruf atau angka dengan pena atau dengan alat
tulis lainnya di atas kertas atau yang lain. Kata menulis merupakan verba yang
menyatakan tindakan berupa ciptaan. Verba menulis termasuk ke dalam kategori
verba tipe I yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(3) Petugas khusus Urusan Pasar Intern UE Michel Barnier menggambarkan tindakan ini sebagai “langkah penting” UE menuju Liga Bank (21 Maret 2013).
Kata menggambarkan berarti melukiskan sesuatu di atas kertas atau kanvas. Kata
menggambarkan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa ciptaan. Verba
menggambarkan termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya adalah
sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(4) Pemko Beijing kini tengah merancang pembangunan zona ekonomi, menyusun rancangan pembangunan perhubungan komprehensif dan mempercepat pembangunan sarana lalu lintas di lokasi bandara baru (21 Maret 2013).
Kata merancang berarti mengatur atau merencanakan segala sesuatu untuk
kerangka kerja. Kata merancang merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa
ciptaan. Verba merancang termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya
(5) Hyundai Heavy Industries, pembuat kapal terbesar di dunia mengatakan, pihaknya telah memenangkan order senilai 2,0 miliar dolar untuk membangun dua platform lepas pantai untuk raksasa energi Prancis, Total (28 Maret 2013).
Kata membangun berarti mendirikan gedung atau bangunan. Kata membangun
merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa ciptaan. Verba membangun
termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina
yang bernyawa.
(6) Kudeta untuk menggulingkan kekuasaan, Amadou Toumani Toure oleh sebagian tentara terjadi di Mali tahun lalu, mereka membentuk Komisi Kebangkitan Demokrasi untuk menjalankan tugas pemerintahan sementara (20 Maret 2013).
Kata membentuk berarti menjadikan sesuatu dengan rupa atau wujud tertentu.
Kata membentuk merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa ciptaan. Verba
membentuk termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya adalah sebuah
wujud nomina yang bernyawa.
(7) Sepuluh gaun milik Putri Diana, termasuk yang dikenakan ketika ia berdansa dengan aktor John Travolta pada makan malam di Gedung Putih, terjual seharga 862.800 Euro dalam lelang di London pada Selasa (25 Maret 2013).
Kata berdansa berarti menari berpasangan antara laki-laki dan perempuan dengan
tarian barat. Kata berdansa merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa
tampilan. Verba berdansa termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya
adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
Kata menari berarti menggerakkan anggota tubuh dengan mengikuti irama musik.
Kata menari merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa tampilan. Verba
menari termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya adalah sebuah wujud
nomina yang bernyawa.
4.1.2 Tipe II adalah verba yang menyatakan tindakan dan pengalaman.
Contoh:
(9) Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Honglei mengatakan China yakin Cyprus akan mampu mengatasi kesulitan dan dengan sebaik-baiknya menangani masalah utang dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi (19 Maret 2013).
Kata bicara berarti berbahasa atau berkata. Kata bicara merupakan verba yang
menyatakan tindakan berupa verba ujaran, yakni verba yang berhubungan dengan alat
ucap manusia. Verba bicara termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya
adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(10) Biro Otoritas Moneter Singapura (MAS) baru-baru ini mengumumkan akan mengedarkan uang logam versi baru pada pertengahan tahun ini, uang logam versi lainnya tetap berlaku (2 Maret 2013).
Kata mengumumkan berarti memberitahukan sesuatu hal kepada orang banyak.
Kata mengumumkan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba
ujaran, yakni verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba
mengumumkan termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah
(11) OPEC mengatakan akan banyak risiko penurunan terhadap pertumbuhan konsumsi termasuk dampak potensial dari pemotongan anggaran besar di Amerika Serikat (14 Maret 2013).
Kata mengatakan berarti menuturkan, menceritakan, atau memberitahukan. Kata
mengatakan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba ujaran, yakni
verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba mengatakankan termasuk
ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
(12) IPEA juga mengemukakan bahwa siklus pemulihan ekonomi Brazil berbeda dengan cara pemulihan sebelumnya (30 Maret 2013).
Kata mengatakan berarti menuturkan, menceritakan, atau memberitahukan. Kata
mengemukakan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba ujaran,
yakni verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba mengemukakan
termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah sebuah wujud
nomina yang bernyawa.
(13) Kebijakan moneter terutama berfokus pada menangani permintaan secara keseluruhan dan biasanya membuat perubahan berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) dan harga produksi material, Zhou menjelaskan (14 Maret 2013).
Kata menjelaskan berarti menerangkan atau menguraikan dengan terperinci dan
jelas. Kata menjelaskan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba
ujaran, yakni verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba menjelaskan
termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah sebuah wujud
(14) Namun Barminco mengatakan, pihak perusahaan menyesalkan perbuatan para karyawannya yang mengancam keselamatan, integritas, dan kesempurnaan pekerjaan (5 Maret 2013).
Kata mengancam berarti menyatakan maksud yang tujuannya merugikan orang
lain. Kata mengancam merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba
ujaran, yakni verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba mengancam
termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah sebuah wujud
nomina yang bernyawa.
4.1.3 Tipe III adalah verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benafaktif).
Contoh:
(15) Yahoo mengumumkan bahwa pihaknya telah membeli aplikasi besutan remaja 17 tahun, Nick D’Aloisio (28 Maret 2013).
Kata membeli berarti memperoleh sesuatu melalui penukaran atau pembayaran
dengan uang. Kata membeli merupakan verba yang menyatakan tindakan dan
pemilikan. Verba membeli termasuk ke dalam kategori verba tipe III yang pelakunya
adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(16) Sementara itu, pembatasan penggunaan uang tunai dapat membantu untuk memberantas tindakan ilegal, antara lain penghindaran pajak, pemalsuan mata uang, dan pencucian uang (6 Maret 2013).
Kata membantu berarti memberi pertolongan untuk meringankan beban orang
lain. Kata membantu merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba
benefaktif, yakni melakukan perbuatan untuk orang lain. Verba membantu termasuk
ke dalam kategori verba tipe III yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
(17) Menteri-menteri keuangan zona Euro telah mencapai kesepakatan untuk memberi bantuan dana sebesar 10 miliar euro kepada Siprus (27 Maret 2013)
Kata memberi berarti menyerahkan sesuatu tanpa minta imbalan. Kata memberi
merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba benefaktif, yakni
melakukan perbuatan untuk orang lain. Verba memberi termasuk ke dalam kategori
verba tipe III yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(18) TNT juga bakal membayar biaya restrukturisasi ini senilai 150 juta euro (26 Maret 2013).
Kata membayar berarti memberikan uang sebagai upah atau ganti atas sesuatu
yang dibeli atau disewa. Kata membayar merupakan verba yang menyatakan tindakan
berupa verba benefaktif, yakni melakukan perbuatan untuk orang lain. Verba
membayar termasuk ke dalam kategori verba tipe III yang pelakunya adalah sebuah
wujud nomina yang bernyawa.
(19) Honda mengatakan telah menerima beberapa keluhan tentang masalah dengan “stability assist system” – sebuah sistem yang membantu menstabilkan kendaaran ketika bermanuver -, tetapi tidak ada kecelkaan atau cedera yang dilaporkan (16 Maret 2013).
Kata menerima berarti mendapat sesuatu yang diberikan orang lain. Kata
menerima merupakan verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan. Verba
menerima termasuk ke dalam kategori verba tipe III yang pelakunya adalah sebuah
wujud nomina yang bernyawa.
4.1.4 Tipe IV adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat).
Contoh:
namun UE masih perlu mempertimbangkan secara menyeluruh mengenai masalah pencabutan embargo senjata terhadap Myanmar (13 Maret 2013).
Kata kembali berarti suatu proses yang berbalik ke arah semula. Kata kembali
merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni
verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba kembali termasuk ke
dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
(21) Para pengunjung hanya datang untuk makan di restoran cepat saji, atau menonton bioskop di luar mal (5 Maret 3013).
Kata datang berarti sampai di tempat yang dituju. Kata datang merupakan
verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni verba yang
dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba datang termasuk ke dalam
kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
(22) RBA mengakui serangan hacker tersebut telah mencoba menerobos masuk ke dalam jaringan komputer internal (13 Maret 2013).
Kata masuk berarti suatu proses menuju ke dalam ruangan, kamar, lingkungan,
dan sebagainya. Kata masuk merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa
verba gerakan agentif, yakni verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya.
Verba masuk termasuk ke dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah
sebuah wujud nomina yang bernyawa.
Kata berjalan berarti melangkahkan kaki. Kata berjalan merupakan verba yang
menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni verba yang dilakukan
dengan sengaja oleh pelakunya. Verba berjalan termasuk ke dalam kategori verba
tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(23) Perusahaan jasa pengiriman cepat asal Belanda yaitu TNT Express berencana memangkas 4.000 karyawan atau setara dengan 6% dari total karyawannya (26 Maret 2013).
Kata memangkas berarti memotong bagian ujung-ujungnya saja. Kata
memangkas merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan
agentif, yakni verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba
memangkas termasuk ke dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah
wujud nomina yang bernyawa.
(24) Harga minyak AS mengupas kerugian awal dan naik pada Senin (Selasa pagi WIB) karena kekhawatiran atas rencana dana talangan (bailout) untuk Siprus berkurang minyak mentah light sweet untuk pengiriman April naik 29 sen atau 0,31% menjadi menetap 93,74% dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX) (20 Maret 2013).
Kata mengupas berarti menguliti atau membuka lapisan luarnya. Kata mengupas
merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni
verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba mengupas termasuk ke
dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
(25) UE pada April tahun lalu mengambil keputusan untuk mencabut sanksi non-militer terhadap Myanmar (13 Maret 2013)
Kata mencabut berarti menarik agar terlepas dari sarangnya. Kata mencabut
verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba mencabut termasuk ke
dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
(26) Sebanyak 78 pesawat tempur dan sipil serta 64 kapal perang dan kapal angkut dari 31 negara mengikuti air show yang diadakan di Pulau Langkawi Malaysia (27 Maret 2013).
Kata mengikuti berarti mengiringi atau menyertai di belakang. Kata mengikuti
merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni
verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba mengikuti termasuk ke
dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
4.1.5 Tipe V adalah verba yang menyatakan proses.
Contoh:
(27) Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, naik 19 sen menjadi menetap pada 107,66 dolar AS per barel di London (25 Maret 2013).
Kata menjadi berarti menyatakan berubah keadaan. Kata menjadi merupakan
verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan
proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba menjadi termasuk ke dalam
kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(28) Pada bulan Januari tahun ini, nilai total ekspor thailand mencapai $ 18,2 miliar, meningkat 16,09 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (4 Maret 2013).
Kata meningkat berarti menjadi bertambah tinggi atau bertambah banyak. Kata
kejadian, yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba
meningkat termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah
wujud nomina yang bernyawa.
(29) Perekonomian Cina tumbuh 7,8% persen pada 2012, kinerja terburuk selama 13 tahun terakhir, dalam menghadapi kelemahan di dalam negeri dan di pasar luar negeri utama (6 Maret 2013).
Kata tumbuh berarti hidup dan bertambah besar atau sempurna. Kata tumbuh
merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni
menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba tumbuh termasuk
ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
(30) Pada 2012, pertumbuhan ekonomi terbesar keenam di dunia itu melambat untuk kedua tahun berturut-turut, lesu mencapai 0,9 persen, kinerja terburuk dalam tiga tahunan (8 Maret 2013).
Kata melambat berarti berkurang kecepatan. Kata melambat merupakan verba
yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan proses
terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba melambat termasuk ke dalam kategori
verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(31) Meski keadaan belum membaik, defisit anggaran turun menjadi 3% dari PDB dari sebelumnya 3,8% PDB di 2011 lalu (4 Maret 2013).
Kata membaik berarti menjadi atau berubah teratur. Kata membaik merupakan
verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan
proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba membaik termasuk ke dalam
(32) Sepanjang 2012, ekonominya menyusut 2,4% sementara utangmya pun semakin menggunung (4 Maret 2013).
Kata menyusut berarti menjadi berkurang, menjadi mengecil atau menjadi
pendek. Kata menyusut merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba
peristiwa kejadian, yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa.
Verba menyusut termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah
sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(33) Departemen Perdagangan AS melaporkan Rabu (Kamis, WIB), industri manufaktur dan perusahaan perdagangan AS menambah jumlah stok pada Januari meskipuun penjualan melemah (15 Maret 2013).
Kata melemah berarti menjadi tidak kuat atau tidak bertenaga. Kata melemah
merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni
menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba melemah termasuk
ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
(34) Untuk pasokan gandum satahun penuh diduga akan melonjak, naik 4,3 persen hingga 690 juta ton (13 Maret 2013).
Kata melonjak berarti melambung atau harga barang yang menjadi tinggi. Kata
melonjak merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian,
yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba melonjak
termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud
nomina yang bernyawa.
Kata menyebar berarti berserakan, berhamburan, atau berpencar. Kata menyebar
merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni
menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba menyebar
termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud
nomina yang bernyawa.
(36) Sementara penjualan di pasar utama Jerman, Perancis, Italia, dan Spayol semua merosot (21 Maret 2013).
Kata merosot berarti turun dengan badan menempel pada sesuatu yang dituruni
atau harga yang turun. Kata merosot merupakan verba yang menyatakan proses
berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian
atau peristiwa. Verba merosot termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang
pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(37) Surplus neraca berjalan Kore Selatan melebar ke posisi 2,7 miliar dolar pada Februari dari revisi 2,33 miliar dolar pada Januari, didorong oleh ekspor yang stabil dan defisit yang terkait dengan perjalanan yang lebih kecil (30 Maret 2013).
Kata melebar berarti menjadi tidak sempit atau berkembang menjadi lebar. Kata
melebar merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian,
yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba melebar
termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud
nomina yang bernyawa.
Kata menurun berarti semakin ke bawah, melemah atau berkurang. Kata
menurun merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian,
yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba menurun
termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud
nomina yang bernyawa.
(39) Menurut perkiraan Bank Dunia belum lama ini, akibat bertambahnya produksi beras di Cina dan India, harga beras akan anjlok dari $580 per ton tahun lalu menjadi $520 per ton (9 Maret 2013).
Kata anjlok berarti turun dari posisi semula. Kata anjlok merupakan verba yang
menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan proses
terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba anjlok termasuk ke dalam kategori
verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
4.1.6 Tipe VI adalah verba yang menyatakan proses pengalaman.
Contoh:
(40) Dalam kunjungan tersebut, Morsy menyatakan bahwa Mesir juga berharap dapat bergabung dengan BRICS, agar dapat mendorong pemulihan ekonomi (23 Maret 2013).
Kata berharap berarti memohon atau meminta agar keinginan dapat terkabul.
Kata berharap merupakan verba yang menyatakan proses pengalaman. Verba
berharap termasuk ke dalam kategori verba tipe VI yang pelakunya adalah sebuah
wujud nomina yang bernyawa.
4.1.7 Tipe VII adalah verba yang menyatakan proses pemilikan.
(41) Hyundai Heavy Industries, pembuat kapal terbesar di dunia mengatakan pihaknya telah memenangkan order senilai 2,0 miliar dolar untuk membangun dua platform lepas pantai untuk raksasa energi Prancis, Total (28 Maret 2013).
Kata memenangkan berarti menjadikan diri sebagai pemenang. Kata
memenangkan merupakan verba yang menyatakan proses pemilikan. Verba
memenangkan termasuk ke dalam kategori verba tipe VII yang pelakunya adalah
sebuah wujud nomina yang bernyawa.
(42) Tetapi RBA mengklaim tak ada satupun data yang hilang dari serangan tersebut (13 Maret 2013).
Kata hilang berarti lenyap atau tidak ada lagi. Kata hilang merupakan verba yang
menyatakan proses pemilikan. Verba hilang termasuk ke dalam kategori verba tipe
VII yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.
4.1.8 Tipe VIII adalah verba yang menyatakan proses lokasi.
Contoh:
(43) Bank Rakyat China (The People’s Bank of China) dan Otoritas Keuangan Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) menandatangani persetujuan pertukaran mata uang bilateral, skala pertukaran diperluas dari 150 miliar yuan RMB/30 miliar dolar Singapura (sekitar US$ 24 miliar) sampai 300 miliar yuan/60 miliar dolar Singapura (sekitar US$ 48 miliar) (13 Maret 2013).
Kata sampai berarti mencapai tujuan atau tercapai keinginan. Kata sampai
merupakan verba yang menyatakan proses lokasi. Verba sampai termasuk ke dalam
kategori verba tipe VIII yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
(44) Total gabungan penjualan oleh produsen, distributor dan pengecer turun 0,3% yakni $1,2688 triliun pada bulan Januari (15 Maret 2013).
Kata turun berarti bergerak ke bawah atau bergerak ke tempat yang lebih rendah.
Kata turun merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba gerakan non
agentif, yakni melakukan tindakan yang tidak disengaja. Verba turun termasuk ke
dalam kategori verba tipe VIII yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
(45) Satunya–satunya negara yang mengalami pertumbuhan penjualan pada bulan Februari adalah Inggris, di mana tercatat penjualan mobil baru naik 7,9 persen (21 Maret 2013).
Kata naik berarti bergerak ke atas atau bergerak ke tempat yang lebih tinggi.
Kata naik merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba gerakan non
agentif, yakni melakukan tindakan yang tidak disengaja. Verba naik termasuk ke
dalam kategori verba tipe VIII yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang
bernyawa.
(46) Organisasi tersebut memproyeksi pasaran sereal akan melemah di masa mendatang, berdasarkan spekulasi bahwa harga gandum akan jatuh di balik meningkatnya hasil panen di beberapa negara (13 Maret 2013).
Kata jatuh berarti perpindahan dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih
rendah tanpa disengaja. Kata jatuh merupakan verba yang menyatakan proses berupa
verba gerakan non agentif, yakni melakukan tindakan yang tidak disengaja. Verba
jatuh termasuk ke dalam kategori verba tipe VIII yang pelakunya adalah sebuah
wujud nomina yang bernyawa.