• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kategori Verba Pada Kolom Singkat Ekonomi Harian Analisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kategori Verba Pada Kolom Singkat Ekonomi Harian Analisa"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

KATEGORI VERBA PADA KOLOM

SINGKAT

EKONOMI

HARIAN

ANALISA

SKRIPSI

OLEH

RIBKA ANGGRENI BR GINTING

090701013

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI

HARIAN ANALISA

Oleh

RIBKA ANGGRENI BR GINTING 090701013

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Namsyah Hot Hasibuan, M.Ling. Drs. Pribadi Bangun, M.Hum. NIP. 19541024 198203 1 002 NIP. 19581019 198601 1 002

Departemen Sastra Indonesia Ketua,

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, September 2013 Penulis,

Ribka Anggreni Br Ginting

(4)

KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI

HARIAN ANALISA

Ribka Anggreni Br Ginting

Fakultas Ilmu Budaya USU

ABSTRAK

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih

dan semua berkat-Nya yang selalu melimpah kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si., sebagai ketua Departemen

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, M.S.P., sebagai sekretaris Departemen Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Namsyah Hot Hasibuan, M.Ling., sebagai dosen pembimbing I dan

Bapak Drs. Pribadi Bangun, M.Hum., sebagai dosen pembimbing II yang

telah banyak memberikan ilmu, waktu serta masukan dalam penyelesaian

skripsi ini.

5. Ibu Dr. Dwi Widayati, M.Hum., sebagai dosen pembimbing akademik yang

memberikan pengarahan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu

kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

(6)

7. Kedua orang tua tercinta, ayahanda P. Ginting dan ibunda N. Br Singarimbun

yang senantiasa memberikan kasih sayang, perhatian, waktu, doa serta

motivasi kepada penulis.

8. Saudara penulis, Eduard Herry Ginting, S.Psi. yang banyak membagi

pengalaman dan senantiasa memerhatikan serta memotivasi penulis. Untuk

keluarga kecil Leonardo Ginting, S.Pd. dan Novita Sari Br Singarimbun,

A.Md. beserta keponakan tersayang Rasya Levita Br Ginting yang juga

menjadi motivasi bagi penulis. Terimakasih untuk dukungan dan doanya

selama ini sehingga skipsi ini dapat selesai dengan baik.

9. Seseorang yang terkasih, Dwi Yan Berlin Sebayang yang banyak memberikan

semangat, perhatian, motivasi dan doa. Terimakasih telah bersedia menjadi

penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Teman-teman seperjuangan di Departemen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Sumatera Utara stambuk 2009 yang selalu ribut dan suka

foto di mana-mana (Rina, Tiur, Mays, Chloe, Iska, Siska, Jeni, Diana, Yanti,

Desy, Tio, Kris, Yoyo, Intan), terkhususnya sahabat berbagi suka dan duka

Asima R. Purba (Cima), Erma Yunitha Siahaan (Nita), Merlin Y. Simamora

(Lyn), dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

satu, terima kasih untuk waktu yang kita lalui bersama dari awal perkuliahan.

Aku akan merindukan masa-masa itu.

(7)

11.Kedua sahabat yang sudah lama menghabiskan waktu bersama, Desi Kristiani

dan Siska Jannarita yang senantiasa memberikan doa dan motivasi.

12.Untuk senior dan junior di Departemen Sastra Indonesia yang juga selalu

memberikan motivasi.

Penulis menyadari bahwa skipsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

demi perkembangan ilmu linguistik pada masa yang akan datang.

Akhirnya, penulis berharap skipsi ini dapat menambah wawasan pembaca.

Medan, September 2013

Penulis,

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kemunculan Kategori Verba Tipe I ………. 51

Tabel 2. Kemunculan Kategori verba Tipe II ……… 52

Tabel 3. Kemunculan Kategori Verba Tipe III ………. 53

Tabel 4. Kemunculan Kategori verba Tipe IV ………... 54

Tabel 5. Kemunculan Kategori Verba Tipe V ……… 55

Tabel 6. Kemunculan Kategori verba Tipe VI ……… 56

Tabel 7. Kemunculan Kategori Verba Tipe VII ………. 57

Tabel 8. Kemunculan Kategori verba Tipe VIII ………. 58

Tabel 9. Kemunculan Kategori Verba Tipe IX ……… 58

Tabel 10. Kemunculan Kategori verba Tipe X ………. 59

Tabel 11. Kemunculan Kategori Verba Tipe XI ……….. 60

(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….. i

ABSTRAK ………... ii

PRAKATA ……….. iii

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR ISI ………... vii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1Latar Belakang ……….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……….. 5

1.3 Batasan Masalah ………. 5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. …... 6

1.4.1 Tujuan Penelitian ………... 6

1.4.2 Manfaat Penelitian ………. 6

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Konsep ... 7

2.1.1 Semantik ….……….….. 7

2.1.2 Verba ……….... 8

2.1.3 Kategori Verba ……….………..…... 10

2.2 Landasan Teoretis ………..……… 11

2.3 Tinjauan Pustaka ………..………... 21

BAB III METODE PENELITIAN ………. 24

3.1 Sumber Data dan Data ………..………… 24

3.1.1 Sumber Data ……….. 24

(10)

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ………. 24

3.3 Metode dan Teknik Analisis Data ………. 25

BAB IV KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI HARIAN ANALISA ……… 29

4.1 Kategori Verba ………. 29

4.1.1 Tipe I .……...……….. 29

4.1.2 Tipe II ………...………. 32

4.1.3 Tipe III ……… 34

4.1.4 Tipe IV ……… 36

4.1.5 Tipe V ……… ………... 38

4.1.6 Tipe VI ……….. ……… 43

4.1.7 Tipe VII ………. ……… 43

4.1.8 Tipe VIII ………..………. 44

4.1.9 Tipe IX ……….………. 46

4.1.10 Tipe X ………...………. 47

4.1.11 Tipe XI ….………. 49

4.1.12 Tipe XII ……….. 50

4.2 Frekuensi Penggunaan Tiap Kategori Verba ……… 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… 62

5.1 SIMPULAN ……….… 62

5.2 SARAN ……….… 63

DAFTAR PUSTAKA

(11)

KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI

HARIAN ANALISA

Ribka Anggreni Br Ginting

Fakultas Ilmu Budaya USU

ABSTRAK

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sekarang kita dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai berbagai

peristiwa yang terjadi di dalam atau luar negeri melalui media elektronik atau cetak.

Setiap hari surat kabar memberikan informasi kepada berbagai lapisan masyarakat,

dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar

membuat tulisan menarik. Tulisan yang jelas harus menjadi syarat utama agar

pembaca tidak perlu mengulang-ulang apa yang dibacanya karena ketidakjelasan

tulisan itu.

Pers sebagai salah satu sarana komunikasi massa memiliki peranan yang

sangat besar dalam pembinaan bahasa, terutama dalam masyarakat yang bahasanya

masih tumbuh dan berkembang, seperti bahasa Indonesia. Bahasa pers ialah ragam

bahasa yang memiliki sifat khas, yaitu singkat, padat, jelas, sederhana, dan menarik.

Hal ini disebabkan sifat ekonomis yang sangat dibutuhkan oleh surat kabar dan perlu

diingat bahwa yang membaca surat kabar bukan hanya dari masyarakat terpelajar,

melainkan masyarakat bawah. Bahasa yang rumit dan sulit akan menyulitkan

pemahaman isi tulisan (Badudu, 1993: 138).

Kajian bahasa memang tidak pernah berhenti dibicarakan. Hal ini disebabkan

(13)

dan alat interaksi manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa dapat

dipisahkan menjadi unit satuan-satuan, yakni kalimat, kata, morfem, dan fonem.

Dalam studi gramatika, kategori kata merupakan hal yang tidak pernah lepas

dari pembicaraan. Secara umum, kategori gramatikal membagi kata menjadi dua

kelompok besar, yaitu (1) kelompok yang disebut kata penuh (full word) dan (2)

kelompok yang disebut partikel atau kata tugas (function word) (Chaer, 1995: 147).

Kategori gramatikal dalam tata bahasa tradisional sudah lazim dibicarakan.

Kategori berarti kelompok atau golongan. Kategori gramatikal berarti

pengelompokan atau penggolongan sesuai kaidah-kaidah.

Verba adalah salah satu kategori kata yang termasuk ke dalam kelompok

pertama, yaitu kata penuh. Verba adalah kata yang menggambarkan proses,

perbuatan, atau keadaan (KBBI, 2007: 1260). Verba pada umumnya menerangkan

suatu tindakan, oleh karena itu verba berperan sebagai predikat dalam suatu kalimat.

Contoh:

(1) Anto membuang sampah.

Pada kalimat tersebut kata membuang merupakan verba yang berperan

sebagai predikat. Sesuai dengan ciri yang disebutkan dalam teori kata membuang

termasuk verba tindakan.

Chafe (dalam Chaer, 1995: 165) menyatakan bahwa verba atau kata kerja

memegang peranan penting dalam struktur kalimat sebab verba inilah (yang di dalam

(14)

fungsi yang lain (objek, pelengkap, keterangan). Selain fungsi di atas, verba juga

menentukan jenis semantik dari kategori pengisi fungsi-fungsi lain. Secara umum,

tipe semantik verba diklasifikasi ke dalam tiga macam verba, yaitu verba perbuatan

(aksi), verba proses, dan verba keadaan. Ketiga jenis verba itu dijelaskan berdasarkan

kedudukan semantik verba itu di dalam kalimat.

Verba tindakan adalah verba yang secara inheren mengandung makna

perbuatan. Verba ini biasanya dapat menjadi jawaban untuk pertanyaan “Apa yang

dilakukan subjek?”. Misalnya, verba lari dan belajar pada kalimat berikut:

(2) Pencuri itu lari.

(3) Mereka sedang belajar di perpustakaan.

Contoh verba tindakan lainnya adalah mendekat, mencuri, membelikan, memukuli,

mandi, memberhentikan.

Verba proses adalah verba yang secara inheren menyatakan proses. Verba

proses mendeskripsikan perubahan dari suatu keadaan menjadi keadaan yang lain.

Verba ini biasanya dapat menjadi jawaban atas pertanyaan “Apa yang terjadi pada

subjek?”. Misalnya, kata meledak pada kalimat berikut.

(4) Bom itu seharusnya tidak meledak.

Contoh lain verba proses adalah mati, jatuh, mengering, mengecil, meninggal,

terbakar, dan terdampar.

Verba keadaan adalah verba yang secara inheren menyatakan keadaan.

(15)

(5) Orang asing itu tidak akan suka masakan Indonesia.

Verba keadaan sering kali sukar dibedakan dari kata berkategori adjektifa

sebab antara keduanya saling bertumpang tindih. Namun, ada satu ciri umum yang

dapat membedakan keduanya, ciri itu adalah verba keadaan tidak bisa diimbuhi

prefiks ter-, yang berarti ‘paling’, sedangkan yang berkategori adjektifa selalu dapat

diimbuhi prefiks ter-. Misalnya, adjektifa dingin dan sulit, bisa dibentuk menjadi

terdingin ‘paling dingin’ dan tersulit ‘paling sulit’, sedangkan dari verba keadaan

suka tidak bisa menjadi *tersuka. Ketiga verba itu, verba perbuatan, verba proses, dan

verba keadaan masih perlu diperinci lagi secara lebih halus.

Harian Analisa adalah harian yang terbit setiap hari dan merupakan salah satu

harian lokal yang terkemuka di Sumatera Utara. Harian yang pertama kali diterbitkan

pada 23 Maret 1972 di kota Medan ini mempunyai format broadsheet dalam

penyajian berita. Format tersebut mengelompokkan berita yang ditulis berdasarkan

bidang-bidang tertentu ciptaan tim redaksi harian tersebut. Bidang-bidang yang

dimaksud, secara umum, menggarisbawahi isi berita yang tertulis dalam lembaran

harian tersebut. Biasanya, satu bidang mempunyai jatah dua halaman berita.

Adapun bidang-bidang tersebut adalah: berita utama, ekonomi dan keuangan,

mancanegara, kota, opini, olahraga, dunia hiburan, gaya hidup, Sumatera Utara, dan

Nanggroe Aceh Darussalam. Selain itu, ada iklan sosial, iklan komersial, dan iklan

baris yang terdiri dari iklan komersial dan iklan lowongan kerja. Pengelompokan

(16)

menyebabkan harian Analisa dikenal sebagai salah satu harian terlaris di wilayah

Sumatera Utara. Harian ini termasuk harian yang memuat berita yang lengkap dan

cukup diminati oleh semua kalangan masyarakat di Sumatera Utara, sehingga harian

ini relevan untuk menjadi objek penelitian penulis dengan judul “Kategori Verba

pada Kolom Singkat Ekonomi Harian Analisa”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, yang menjadi masalah

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi

harian Analisa edisi Maret 2013?

2. Berapakah persentase frekuensi penggunaan setiap kategori verba yang

terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013?

1.3Batasan Masalah

Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Dengan pembatasan

masalah yang ada, penelitian yang dikaji dapat terarah dan tidak terjadi

kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, sehingga tujuan yang dimaksudkan

peneliti dapat tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada kategori verba

yang terdapat dalam kalimat-kalimat yang tertulis pada harian Analisa pada kolom

Singkat Ekonomi terbitan bulan Maret 2013 saja.

(17)

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi

harian Analisa edisi Maret 2013.

2. Mendeskripsikan persentase frekuensi penggunaan tiap kategori verba yang

terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan pembaca tentang penggunaan kategori verba dalam

surat kabar.

2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai persentase frekuensi penggunaan

tiap kategori verba dalam surat kabar.

3.

Menambah referensi dalam penelitian lainnya yang sejenis.

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep

Malo, dkk. (1985: 46) menyatakan bahwa konsep adalah ide-ide,

penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam

(18)

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kategori verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi

harian Analisa edisi Maret 2013.

2. Mendeskripsikan persentase frekuensi penggunaan tiap kategori verba yang

terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan pembaca tentang penggunaan kategori verba dalam

surat kabar.

2. Menambah pengetahuan pembaca mengenai persentase frekuensi penggunaan

tiap kategori verba dalam surat kabar.

3.

Menambah referensi dalam penelitian lainnya yang sejenis.

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep

Malo, dkk. (1985: 46) menyatakan bahwa konsep adalah ide-ide,

penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam

(19)

gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang

digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan

beberapa konsep yaitu konsep semantik, verba, dan kategori verba.

2.1.1 Semantik

Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris: semantics) berasal dari

bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya

adalah semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Jadi, semantik dapat

diartikan sebagai ilmu tentang makna atau arti (Chaer, 1995: 2).

Kata semantik dipakai sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik

yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang

ditandainya atau bidang linguistik yang mempelajari makna dalam bahasa.

2.1.2 Verba

Menurut Keraf, kata kerja (verba) adalah segala macam kata yang dapat

diperluas dengan kelompok kata “dengan + kata sifat”. Semua kata yang menyatakan

perbuatan atau laku digolongkan dalam kata kerja (Keraf, 1984: 64).

Menurut Alwi, dkk. (2003: 87) ciri-ciri verba dapat diketahui dengan

mengamati (1) perilaku semantisnya, (2) perilaku sintaksisnya, dan (3) perilaku

morfologisnya. Namun, secara umum verba dapat diidentifikasikan dan dibedakan

(20)

a. Verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat

dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain.

Contoh:

(6) Pencuri itu lari.

(7) Mereka sedang belajar di kamar.

Bagian yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di atas adalah predikat,

yaitu bagian yang menjadi pengikat bagian lain dari kalimat itu. Dalam

sedang belajar verba belajar berfungsi sebagai inti predikat.

b. Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan

yang bukan sifat atau kualitas.

c. Verba, khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks

ter-yang berarti ‘paling’. Verba seperti mati atau suka, misalnya, tidak dapat

diubah menjadi *termati atau *tersuka.

d. Pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang

menyatakan makna kesangatan. Tidak ada bentuk seperti *agak belajar,

*sangat pergi, dan *bekerja sekali meskipun ada bentuk seperti sangat

berbahaya, agak mengecewakan, dan mengharapkan sekali.

Keraf (1984: 86) menyatakan bahwa segala kata yang mengandung imbuhan:

me-, ber-, -kan, di-, i-, dapat dicalonkan menjadi kata kerja. Kata-kata yang bukan

(21)

berfungsi sebagai pembentuk verba. Menurut Kridalaksana (1996: 37) afiks

pembentuk verba adalah sebagai berikut:

1. prefiks me-

2. simulfiks N

3. prefiks ber-

4. konfiks ber-R

5. prefiks per-

6. prefiks ter-

7. prefiks ke-

8. sufiks –in

9. kombinasi me-i

10.kombinasi di-i

11.kombinasi me-kan

12.kombinasi afiks memper-

13.kombinasi afiks diper-

14.kombinasi afiks memper-kan

15.kombinasi afiks diper-kan

16.kombinasi afiks N-in

17.konfiks ber-an

18.konfiks ber-R-an

19.konfiks ber-kan

(22)

21.kombinasi afiks ter-R

22.kombinasi afiks per-kan

23.kombinasi afiks per-i

24.prefiks se-

25.kombinasi afiks ber-R

2.1.3 Kategori Verba

Menurut Chaer (1995: 154-155) leksem-leksem verba dalam bahasa

Indonesia, secara semantis dapat ditandai dengan mengajukan tiga macam pertanyaan

terhadap subjek tempat “verba” menjadi predikat klausanya. Ketiga pertanyaan itu

adalah (1) apa yang dilakukan subjek dalam klausa tersebut, (2) apa yang terjadi

terhadap subjek dalam klausa tersebut, (3) bagaimana keadaan subjek dalam klausa

tersebut. Perhatikan contoh kalimat berikut:

(8) Dika menendang bola.

(9) Gunung itu longsor.

(10) Nita mengantuk.

Kalau pertanyaan (1) diajukan kepada kalimat pertama kita akan memperoleh

jawaban menendang, jika pertanyaan (2) diajukan kepada kalimat kedua kita akan

memperoleh jawaban longsor, dan jika pertanyaan (3) diajukan kepada kalimat ketiga

maka kita akan memperoleh jawaban mengantuk. Dengan demikian kata-kata

menendang, longsor, dan mengantuk adalah kata-kata yang termasuk kategori verba.

(23)

verba tindakan, kata longsor termasuk verba proses, dan kata mengantuk termasuk

verba keadaan.

2.2Landasan Teoretis

Sebuah penelitian perlu ada landasan teori yang mendasarinya karena

landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Landasan teori yang

digunakan diharapkan mampu menjadi dasar tumpuan seluruh pembahasan.

Dalam penelitian ini digunakan teori struktural yang diambil dari buku Chaer

yang berjudul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Di samping itu, sebagai

tambahan dipakai juga buku-buku dan tulisan-tulisan lain, terutama yang

menguraikan struktur serta pembentukan verba seperti buku Alwi, dkk. yang berjudul

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga), Keraf dalam bukunya Tata

Bahasa Indonesia, dan Kridalaksana dalam bukunya Pembentukan Kata dalam

Bahasa Indonesia. Pemilihan teori ini berdasarkan alasan bahwa analisis kategori

verba termasuk ke dalam analisis struktur internal bahasa dan penelitian ini bersifat

deskriptif. Buku Pengantar Semantik Bahasa Indonesia oleh Chaer ini sangat

lengkap dan lebih terperinci dalam mengklasifikasikan kategori verba sehingga buku

ini dianggap sangat relevan dengan penelitian ini.

Kategori Verba

Berdasarkan analisis semantik selanjutnya, dan sejalan dengan Tampubolon

(1979, 1988 a, 1988 b), kita dapat membedakan adanya dua belas tipe verba dasar

(24)

a. Tipe I adalah verba yang secara semantik menyatakan tindakan, perbuatan, atau

aksi. Tampubolon (dalam Chaer, 1994: 155) menyebutnya kata kerja aksi, tetapi di

sini disebut verba tindakan. Pelaku verba ini adalah sebuah maujud berupa sebuah

nomina yang bercirikan makna bernyawa dan bertindak sebagai penggerak tindakan

yang disebutkan oleh verba tersebut. Misalnya, kata makan dan baca pada kalimat

ketika kami makan dia cuma baca koran saja. Contoh lain adalah mohon, jemput,

mundur, usir, dan setor.

Secara semantik verba tipe I ini pun sebenarnya dapat dibedakan lagi menjadi

verba tindakan yang (1) pelakunya manusia, (2) pelakunya adalah manusia dan yang

bukan manusia, dan (3) pelakunya bukan manusia. Leksem baca dan tulis adalah

verba tindakan yang termasuk kelompok pelakunya manusia; makan dan minum

adalah verba tindakan yang termasuk kelompok pelakunya manusia dan bukan

manusia; sedangkan pagut dan patuk adalah verba tindakan yang pelakunya bukan

manusia. Sebagai contoh perhatikan kalimat-kalimat berikut yang tidak terterima

karena pelakunya secara semantis tidak cocok.

* Kucing itu membaca komik.

* Kakak memagut kaki ibu.

b. Tipe II adalah verba yang menyatakan tindakan dan pengalaman. Pelaku verba ini

adalah sebuah maujud berupa nomina berciri makna bernyawa dan bertindak sebagai

penggerak tindakan yang disebut oleh verba tersebut serta sekaligus dapat pula

(25)

tindakan yang dinyatakan oleh verba tersebut. Misalnya, leksem (me) naksir dan

(men) jawab pada kalimat berikut:

(11) Dia menaksir harga mobil bekas itu.

(12) Beliau menjawab pertanyaan para wartawan.

Pada kalimat (8) dia adalah maujud yang melakukan tindakan itu dan juga

sekaligus mengalaminya. Hal yang sama terjadi pula pada kalimat (9), beliau adalah

pelaku dan yang mengalami tindakan itu.

Maujud yang melakukan tindakan dan yang mengalami tidak harus selalu

berupa maujud yang sama, melainkan dapat berupa dua maujud yang berbeda.

Perhatikan contoh berikut!

(13) Pak lurah tanya persoalan itu kepada kami.

Dalam kalimat (10) Pak lurah adalah pelaku, sedangkan yang mengalaminya

adalah kami. Contoh lain verba tipe II ini adalah bilang, bicara, bujuk, ancam, dan

kenal.

c. Tipe III adalah verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benafaktif). Pelaku

verba ini adalah maujud berupa nomina berciri makna bernyawa dan bertindak

sebagai penggerak tindakan yang disebutkan oleh verba tersebut, sedangkan pemilik

(bisa juga ketidakpemilikan) juga berupa nomina berciri makna bernyawa. Misalnya,

kata beli dan bantu dalam kalimat berikut:

(14) Dika beli mobil dari Pak Fuad.

(26)

Dalam kedua kalimat itu Dika dan pemerintah adalah pelaku, sedangkan Pak

Fuad dan para petani adalah pemiliknya (Pak Fuad adalah yang tidak memiliki lagi

dan para petani yang memperoleh pemilikan itu). Acapkali pemilik tidak

direalisasikan dalam suatu kalimat. Misalnya pada kalimat berikut.

(16) Dika beli mobil baru.

Contoh lain adalah minta, beri, pinjam, sewa, terima, dan bayar.

d. Tipe IV adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat). Artinya

tindakan yang dinyatakan oleh verba itu sekaligus “menyarankan” adanya lokasi

(baik tempat asal, tempat berada, maupun tempat tujuan). Pelaku tindakan berupa

nomina berciri makna bernyawa yang dapat mengalami tindakan itu sendiri maupun

tidak sedangkan lokasi berupa frase preposisional. Misalnya, kata pergi pada kalimat

berikut.

(17) Nita pergi ke pasar.

Meskipun kehadiran frase ke pasar pada kalimat tersebut opsional, tetapi

verba pergi itu sendiri jelas menyarankan keharusan hadirnya frase tersebut. Contoh

lain adalah kembali, datang, masuk, pulang, terjun, lari, pindah, dan taruh.

e. Tipe V adalah verba yang menyatakan proses. Subjek dalam kalimat ini berupa

nomina umum yang mengalami proses perubahan keadaan atau kondisi. Misalnya,

kata layu dan pecah pada kalimat berikut:

(18) Daun tembakau itu layu.

(27)

Layu dan pecah pada kedua kalimat itu termasuk verba proses sebab, seperti

sudah disebutkan di muka, dapat menjadi jawaban dari pertanyaan “Apa yang terjadi

pada subjek?”. Contoh lain adalah longsor, jadi, bangkit, bubar, dan habis.

Ada tiga persoalan mengenai verba tipe V ini (dan juga verba proses lainnya,

tipe VI, tipe VII, dan tipe VIII). Ketiga persoalan itu adalah:

1) Proses perubahan yang terjadi pada suatu maujud dapat berlangsung dalam

waktu singkat, tetapi dapat juga dalam waktu yang relatif lama. Oleh karena

itu, ada verba proses yang dapat diberi keterangan”sedang” seperti pada

sedang tumbuh, sedang terbit, dan sedang turun, tetapi ada pula yang tidak

dapat diberi keterangan “sedang” seperti *sedang pecah, *sedang hancur, dan

* sedang luka.

2) Sebenarnya suatu proses atau perubahan bukan hanya terjadi pada verba

proses saja, tetapi ternyata juga pada verba tindakan, sebab suatu tindakan

akan menyebabkan terjadinya suatu proses. Oleh karena itu, perlu

dipertanyakan: apa bedanya verba proses dengan verba tindakan itu? Pada

verba proses subjek mengalami perubahan sesuai dengan pertanyaan “Apa

yang terjadi pada subjek?”; sedangkan pada verba tindakan subjek itu

melakukan suatu aksi, suatu tindakan, atau suatu perubahan, sesuai dengan

pertanyaan “Apa yang dilakukan subjek?”

3) Seringkali kita juga sukar untuk membedakan verba proses dengan verba

keadaan (verba tipe IX, X, XI, XII). Misalnya verba layu pada kalimat di atas,

(28)

jawabannya adalah subjek itu layu. Jadi, jelas layu di situ adalah verba proses,

tetapi kalau diuji dengan pertanyaan “Bagaimana keadaan subjek?” maka

jawabannya adalah subjek itu layu. Jelas, di sini layu adalah verba keadaan

f. Tipe VI adalah verba yang menyatakan proses-pengalaman. Subjek dalam kalimat

ini berupa nomina bernyawa yang mengalami suatu proses perubahan yang

dinyatakan oleh verba tersebut. Misalnya, kata bosan dan cemas pada kalimat itu:

(20) Rupanya kamu sudah bosan padaku.

(21) Ibu cemas akan keselamatan anak-anak itu.

Pada kedua kalimat di atas bosan dan cemas adalah verba proses pengalaman

sedangkan kau dan ibu adalah maujud yang mengalami proses itu. Contoh lain adalah

bimbang, waswas, ingat, sadar, tahan, harap, ragu, sangsi, maklum, dan kagum.

g. Tipe VII adalah verba yang menyatakan proses pemilikan. Subjek dalam kalimat

yang menggunakan verba tipe VII ini berupa nomina yang mengalami suatu proses

atau kejadian memperoleh atau kehilangan (kerugian). Misalnya, kata menang dan

kalah pada kalimat berikut:

(22) PSSI menang 2-0 atas Singapura.

(23) Dia kalah 2 juta rupiah.

Menang dan kalah adalah verba proses benafaktif sedangkan PSSI dan dia

adalah maujud yang mengalami peristiwa yang dinyatakan oleh verba tersebut.

(29)

h. Tipe VIII adalah verba yang menyatakan proses-lokasi. Subjek dalam kalimat yang

menggunakan tipe ini berupa nomina yang mengalami suatu proses perubahan tempat

(lokasi). Misalnya, kata tiba dan terbit pada kalimat berikut:

(24) Pesawat itu baru tiba dari Surabaya.

(25) Matahari terbit di ufuk timur.

Tiba dan terbit pada kalimat tersebut adalah verba proses lokatif sedangkan

kata pesawat dan matahari adalah maujud yang mengalami proses perubahan lokasi

itu. Contoh lain adalah timbul, terbenam, tenggelam, muncul, jatuh, hanyut, turun,

dan naik.

i. Tipe IX adalah verba yang menyatakan keadaan. Subjek dalam kalimat yang

menggunakan tipe ini berupa nomina umum yang berada dalam keadaan atau kondisi

yang dinyatkan oleh verba tersebut. Misalnya, kata cerah dan kering pada kalimat

berikut:

(26) Wajah mereka selalu cerah.

(27) Sawah-sawah di situ mulai kering.

Cerah dan kering pada kedua kalimat di atas adalah verba keadaan sedangkan

kata wajah mereka dan sawah-sawah adalah maujud yang berada dalam keadaan itu.

Kadang-kadang memang agak sulit untuk membedakan verba keadaan dengan

kategori adjektifa. Oleh karena itu, banyak orang yang menyatukan kedua kategori ini

ke dalam kelas yang sama. Namun, ada juga yang dapat membedakan antara

keduanya dengan mengajukan alat uji berupa: kalau adjektifa dapat diimbuhkan

(30)

1994: 160). Keterandalan alat uji ini pun masih perlu dipersoalkan sebab kalau

prefiks ter- berfungsi dan bernosi sama dengan leksem paling, maka contoh yang

diberikan tersuka hingga saat ini belum terterima, tetapi bentuk paling suka bisa

diterima.

Contoh lain adalah rusak, lekas, diam, gemetar, sengsara, setia.

j. Tipe X adalah verba yang menyatakan keadaan pengalaman. Subjek dalam kalimat

yang menggunakan tipe ini berupa nomina yang berada dalam keadaan kognisi,

emosi, atau sensasi. Misalnya, kata takut dan tahu pada kalimat berikut:

(28) Dia memang takut kepada orang itu.

(29) Kami tahu hidup di kota memang sukar.

Takut dan tahu pada kalimat di atas adalah verba keadaan pengalaman. Pada

kalimat pertama subjek dia yang mengalami keadaan yang disebutkan oleh predikat

takut sedangkan pada kalimat kedua kami adalah subjek yang mengalami keadaan itu.

Contoh lain adalah gugup, iri, jengkel, malu, berani, mual, dan setuju.

k. Tipe XI adalah verba yang menyatakan keadaan-pemilikan. Subjek dalam kalimat

yang menggunakan tipe ini berupa nomina yang menyatakan memiliki, memperoleh,

atau kehilangan sesuatu. Misalnya, kata punya pada kalimat berikut.

(30) Ia sudah punya istri.

(31) Dia ada uang lima juta.

Punya dan ada pada kedua kalimat di atas adalah verba keadaan pemilikan

sedangkan ia dan dia adalah subjek yang berada dalam keadaan memiliki. Menurut

(31)

pemilikan hanya kedua kata itu saja, tetapi yang bukan verba dasar cukup banyak

seperti berhasil, kehilangan, beruntung, berwarna, memiliki, memperoleh, dan

bertubuh.

l. Tipe XII adalah verba yang menyatakan keadaan-lokasi. Subjek pada kalimat yang

menggunakan tipe ini berupa nomina yang berada dalam suatu tempat atau lokasi.

Misalnya, kata diam dan hadir dalam kalimat berikut:

(32) Petani itu diam di gubuk itu.

(33) Pak Menteri hadir di sana.

Diam dan hadir adalah verba yang menyatakan keadaan lokatif. Petani itu dan

Pak Menteri adalah subjek yang berada di tempat yang disebutkan pada unsur

keterangan. Verba dasar tipe ini memang jarang, tetapi verba yang bukan dasar cukup

banyak seperti mengalir, berganti, berhenti, berserakan, bermimpi, dan menanjak.

Keseluruhan tipe kategori verba di atas digunakan untuk menganalisis

kalimat-kalimat yang tertulis dalam kolom Singkat Ekonomi harian Analisa.

2.3 Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai verba tidaklah baru pertama kali ini dilakukan,

melainkan sudah ada penelitian terdahulu tentang masalah tersebut. Penelitian

terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

Junita (2008) dengan skripsinya yang berjudul Peran Semantis Verba Bahasa

Batak Toba. Ia mengemukakan peran semantis verba berdasarkan pendapat Foley dan

Van Valin, yaitu label pelaku (actor) dan penderita (undergoer) untuk menerangkan

(32)

bergantung pada klasifikasi verba secara semantik. Ia menyimpulkan bahwa verba

keadaan dalam bahasa Batak Toba memiliki peran pelaku sebagai lokatif, penderita

sebagai tema, pemengaruh kecuali verba persepsi sengaja memiliki peran pelaku

sebagai agen dan penderitanya sebagai tema. Verba proses hanya memiliki peran

penderita yang berperan sebagai pasien. Verba tindakan memiliki peran pelakunya

sebagai agen, pemengaruh dan penderitanya sebagai lokatif, tema, dan pasien.

Herwanto (2009) dengan skripsinya yang berjudul Kategori Verba pada Tajuk

Rencana Harian Analisa. Ia mengemukakan kategori verba berdasarkan pendapat

Chaer, yaitu dua belas tipe verba yang mencakup verba tindakan, verba proses, dan

verba keadaan. Ia menyimpulkan bahwa kategori verba pada harian Analisa ada dua

belas dan dari data yang dikumpulkan dapat diketahui bahwa tipe yang paling banyak

muncul adalah tipe XI sedangkan tipe yang paling sedikit muncul adalah tipe I.

Angkat (1996) dengan skripsinya yang berjudul Sistem Kata Kerja Bahasa

Pakpak memaparkan ciri-ciri, bentuk, pembagian, dan makna kata kerja bahasa

Pakpak serta proses morfofonemiknya.

Saripah (2010) dengan skripsinya yang berjudul Verba Majemuk dalam Novel

Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy. Ia mengemukakan jenis

verba majemuk berdasarkan pendapat Alwi, yaitu verba majemuk dasar, verba

majemuk berafiks, dan verba majemuk berulang. Dalam skripsinya dibahas mengenai

jenis dan proses pembentukan verba majemuk serta persentase frekuensi penggunaan

tiap jenis verba majemuk dalam novel Ketika Cinta Bertasbih. Ia meyimpulkan

(33)

dasar yang komponen pertama berupa verba dan komponen kedua berupa nomina,

dan verba majemuk bebas. Verba majemuk yang paling jarang muncul juga ada dua

jenis, yaitu verba majemuk dasar yang komponen pertama berupa adjektifa dan

komponen kedua berupa verba, dan verba majemuk dengan morfem unik.

Berdasarkan uraian di atas, sejauh pengamatan peneliti sampai saat ini belum

ada ahli bahasa yang membahas kategori verba pada kolom Singkat Ekonomi harian

Analisa. Hasil penelitian sebelumnya, baik mengenai verba, verba majemuk, peran

semantis verba maupun penelitian pemakaian bahasa pada surat kabar dapat menjadi

informasi dan acuan bagi peneliti saat ini dalam meneliti kategori verba pada kolom

Singkat Ekonomi harian Analisa. Penelitian-penelitian di atas berbeda dengan

penelitian kali ini. Penelitian kategori verba sebelumnya hanya mendeskripsikan

verba menjadi dua belas tipe dasar sedangkan penelitian ini selain mendeskripsikan

verba, juga mendeskripsikan seberapa tinggi persentase frekuensi penggunaan tiap

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data dan Data

3.1.1 Sumber Data

Sumber data adalah asal dari data penelitian itu diperoleh. Dari sumber itu

penulis memperoleh data yang diinginkan. Data sebagai objek penelitian secara

umum adalah informasi atau bahasa yang disediakan oleh alam yang dikumpulkan

dan dipilih oleh peneliti (Sudaryanto, 1993: 34). Adapun sumber data dalam

penelitian ini adalah semua verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian

Analisa edisi Maret 2013.

3.1.2 Data

Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan alam yang harus

dicari dan disediakan dengan sengaja oleh peneliti yang sesuai dengan permasalahan

yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 3). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

verba yang terdapat pada kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013.

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan,

sementara teknik adalah cara melaksanakan metode. Metode dan teknik pengumpulan

data yang sesuai harus diperhatikan agar penelitian terarah. Penggunaan metode dan

teknik pengumpulan data yang tepat dapat membantu peneliti untuk mencapai hasil

(35)

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

metode simak. Metode simak adalah suatu metode untuk memperoleh data dengan

cara membaca, memeriksa, dan mempelajari dengan teliti suatu bahasa (Sudaryanto,

1993:133). Dalam hal ini, penggunaan bahasa yang disimak adalah penggunaan

bahasa dalam kolom Singkat Ekonomi harian Analisa. Selanjutnya, untuk melengkapi

penggunaan metode tersebut, digunakan teknik sadap sebagai teknik dasar dan teknik

catat sebagai teknik lanjutan. Teknik sadap yaitu teknik yang dilakukan peneliti

dengan cara membaca, mempelajari, dan memeriksa bahasanya (Sudaryanto, 1993:

135). Dalam hal ini, peneliti membaca, mempelajari, dan memeriksa data-data yang

diperlukan, lalu menyadap bagian-bagian isi kolom tersebut dan selanjutnya mencatat

data yang diperoleh ke dalam kartu data.

3.3 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam pengkajian data ini adalah metode agih.

Metode agih ialah metode yang alat penentunya bagian dari bahasa yang

bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto , 1993: 15). Perwujudan metode ini dilakukan

dengan menggunakan teknik baca markah (BM) sebagai teknik dasar. Teknik baca

markah digunakan untuk melihat bentuk-bentuk verba yang terdapat dalam wacana

sehingga dapat dikelompokkan sesuai dengan kategori verba. Dalam hal ini, yang

dimaksudkan adalah pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atau

identitas konstituen tertentu; dan kemampuan membaca peranan pemarkah itu

(36)

95). Hal ini berarti bahwa peneliti dapat melihat langsung pemarkah (dalam hal ini

verba) yang bersangkutan.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini:

(1) Para pengunjung hanya datang untuk makan di restoran cepat saji, atau

menonton bioskop di luar mal (5 Maret 2013).

(2) Organisasi tersebut memproyeksi pasaran sereal akan melemah di masa

mendatang, berdasarkan spekulasi bahwa harga gandum akan jatuh di balik

meningkatnya hasil panen di beberapa negara (13 Maret 2013).

(3) Beijing berencana untuk membangun bandara yang memiliki standar, taraf,

dan mutu yang tinggi (21 Maret 2013).

Berdasarkan teknik baca markah, pada contoh (1) diperoleh bentuk verba

makan. Verba makan termasuk ke dalam kategori verba tipe I karena verba tersebut

menyatakan tindakan, perbuatan, atau aksi. Kata makan berarti memasukkan sesuatu

ke dalam mulut, mengunyah kemudian menelannya. Pelaku verba ini adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

Berdasarkan teknik baca markah, pada contoh (2) diperoleh bentuk verba

jatuh. Verba jatuh termasuk ke dalamkategori verba tipe VIII karena verba tersebut

menyatakan proses-lokasi. Kata jatuh berarti perpindahan dari tempat yang tinggi ke

tempat yang lebih rendah tanpa disengaja. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud

(37)

Berdasarkan teknik baca markah, pada contoh (3) diperoleh bentuk verba

memiliki. Verba memiliki termasuk ke dalam kategori verba tipe XI karena verba

tersebut menyatakan keadaan pemilikan. Kata memiliki berarti mempunyai sesuatu.

Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

Selain itu, penulis juga menggunakan metode kuantitatif sebagai metode

pendukung. Menurut Muslich (1993: 4) metode kuantitatif merupakan metode

keputusan yang menggunakan angka. Dengan kata lain, penggunaan model kuantitatif

dalam memecahkan masalah, keputusan-keputusan yang dihasilkan adalah angka.

Menurut Sudjana (2002: 50) frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang

terdapat dalam tiap kelas. Metode ini digunakan untuk menghitung frekuensi

penggunaan tiap kategori verba yang terdapat dalam kolom tersebut. Jika frekuensi

dinyatakan dalam persen maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif.

Jadi, menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah data yang ditemukan

% data = x 100%

Jumlah keseluruhan data

Misalnya:

Jumlah data yang ditemukan untuk kategori verba tipe I = 32

Jumlah keseluruhan data = 150

(38)

150 32

x 100 % = 21,33 % dibulatkan menjadi 21 %

Maka, persentase frekuensi penggunaan kategori verba tipe I adalah 21 %.

BAB IV

KATEGORI VERBA PADA KOLOM SINGKAT EKONOMI HARIAN

ANALISA

4.1 Kategori Verba

Menurut Chaer (1995: 155) verba dapat diklasifikasikan menjadi dua belas

tipe dasar dalam bahasa Indonesia. Bentuk-bentuk kategori verba yang terdapat pada

kolom Singkat Ekonomi harian Analisa edisi Maret 2013 adalah sebagai berikut.

4.1.1 Tipe I adalah verba yang secara semantik menyatakan tindakan, perbuatan, atau

aksi.

Contoh:

(1) Barang yang paling ikonik- gaun strapless beludru biru gelap yang dikenakan saat makan malam pada 1985 yang dijamu oleh presiden AS Ronald Reagan untuk menghormati Pangeran dan Putri wales maraup 240.000 Euro (25 Maret 2013).

Kata makan berarti memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyah kemudian

(39)

mengonsumsi. Verba makan termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya

adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(2) Dikutip dari AFP, Senin (4/3), koran di Australia Barat menulis ada 15 pekerja tambang Barminco dari tambang emas Agnew yang dipecat karena membuat video Harlem Shake (5 Maret 2013).

Kata menulis berarti mencoretkan huruf atau angka dengan pena atau dengan alat

tulis lainnya di atas kertas atau yang lain. Kata menulis merupakan verba yang

menyatakan tindakan berupa ciptaan. Verba menulis termasuk ke dalam kategori

verba tipe I yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(3) Petugas khusus Urusan Pasar Intern UE Michel Barnier menggambarkan tindakan ini sebagai “langkah penting” UE menuju Liga Bank (21 Maret 2013).

Kata menggambarkan berarti melukiskan sesuatu di atas kertas atau kanvas. Kata

menggambarkan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa ciptaan. Verba

menggambarkan termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya adalah

sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(4) Pemko Beijing kini tengah merancang pembangunan zona ekonomi, menyusun rancangan pembangunan perhubungan komprehensif dan mempercepat pembangunan sarana lalu lintas di lokasi bandara baru (21 Maret 2013).

Kata merancang berarti mengatur atau merencanakan segala sesuatu untuk

kerangka kerja. Kata merancang merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa

ciptaan. Verba merancang termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya

(40)

(5) Hyundai Heavy Industries, pembuat kapal terbesar di dunia mengatakan, pihaknya telah memenangkan order senilai 2,0 miliar dolar untuk membangun dua platform lepas pantai untuk raksasa energi Prancis, Total (28 Maret 2013).

Kata membangun berarti mendirikan gedung atau bangunan. Kata membangun

merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa ciptaan. Verba membangun

termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina

yang bernyawa.

(6) Kudeta untuk menggulingkan kekuasaan, Amadou Toumani Toure oleh sebagian tentara terjadi di Mali tahun lalu, mereka membentuk Komisi Kebangkitan Demokrasi untuk menjalankan tugas pemerintahan sementara (20 Maret 2013).

Kata membentuk berarti menjadikan sesuatu dengan rupa atau wujud tertentu.

Kata membentuk merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa ciptaan. Verba

membentuk termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

(7) Sepuluh gaun milik Putri Diana, termasuk yang dikenakan ketika ia berdansa dengan aktor John Travolta pada makan malam di Gedung Putih, terjual seharga 862.800 Euro dalam lelang di London pada Selasa (25 Maret 2013).

Kata berdansa berarti menari berpasangan antara laki-laki dan perempuan dengan

tarian barat. Kata berdansa merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa

tampilan. Verba berdansa termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya

adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(41)

Kata menari berarti menggerakkan anggota tubuh dengan mengikuti irama musik.

Kata menari merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa tampilan. Verba

menari termasuk ke dalam kategori verba tipe I yang pelakunya adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

4.1.2 Tipe II adalah verba yang menyatakan tindakan dan pengalaman.

Contoh:

(9) Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Honglei mengatakan China yakin Cyprus akan mampu mengatasi kesulitan dan dengan sebaik-baiknya menangani masalah utang dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi (19 Maret 2013).

Kata bicara berarti berbahasa atau berkata. Kata bicara merupakan verba yang

menyatakan tindakan berupa verba ujaran, yakni verba yang berhubungan dengan alat

ucap manusia. Verba bicara termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya

adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(10) Biro Otoritas Moneter Singapura (MAS) baru-baru ini mengumumkan akan mengedarkan uang logam versi baru pada pertengahan tahun ini, uang logam versi lainnya tetap berlaku (2 Maret 2013).

Kata mengumumkan berarti memberitahukan sesuatu hal kepada orang banyak.

Kata mengumumkan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba

ujaran, yakni verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba

mengumumkan termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah

(42)

(11) OPEC mengatakan akan banyak risiko penurunan terhadap pertumbuhan konsumsi termasuk dampak potensial dari pemotongan anggaran besar di Amerika Serikat (14 Maret 2013).

Kata mengatakan berarti menuturkan, menceritakan, atau memberitahukan. Kata

mengatakan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba ujaran, yakni

verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba mengatakankan termasuk

ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

(12) IPEA juga mengemukakan bahwa siklus pemulihan ekonomi Brazil berbeda dengan cara pemulihan sebelumnya (30 Maret 2013).

Kata mengatakan berarti menuturkan, menceritakan, atau memberitahukan. Kata

mengemukakan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba ujaran,

yakni verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba mengemukakan

termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

(13) Kebijakan moneter terutama berfokus pada menangani permintaan secara keseluruhan dan biasanya membuat perubahan berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) dan harga produksi material, Zhou menjelaskan (14 Maret 2013).

Kata menjelaskan berarti menerangkan atau menguraikan dengan terperinci dan

jelas. Kata menjelaskan merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba

ujaran, yakni verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba menjelaskan

termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah sebuah wujud

(43)

(14) Namun Barminco mengatakan, pihak perusahaan menyesalkan perbuatan para karyawannya yang mengancam keselamatan, integritas, dan kesempurnaan pekerjaan (5 Maret 2013).

Kata mengancam berarti menyatakan maksud yang tujuannya merugikan orang

lain. Kata mengancam merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba

ujaran, yakni verba yang berhubungan dengan alat ucap manusia. Verba mengancam

termasuk ke dalam kategori verba tipe II yang pelakunya adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

4.1.3 Tipe III adalah verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benafaktif).

Contoh:

(15) Yahoo mengumumkan bahwa pihaknya telah membeli aplikasi besutan remaja 17 tahun, Nick D’Aloisio (28 Maret 2013).

Kata membeli berarti memperoleh sesuatu melalui penukaran atau pembayaran

dengan uang. Kata membeli merupakan verba yang menyatakan tindakan dan

pemilikan. Verba membeli termasuk ke dalam kategori verba tipe III yang pelakunya

adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(16) Sementara itu, pembatasan penggunaan uang tunai dapat membantu untuk memberantas tindakan ilegal, antara lain penghindaran pajak, pemalsuan mata uang, dan pencucian uang (6 Maret 2013).

Kata membantu berarti memberi pertolongan untuk meringankan beban orang

lain. Kata membantu merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba

benefaktif, yakni melakukan perbuatan untuk orang lain. Verba membantu termasuk

ke dalam kategori verba tipe III yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

(44)

(17) Menteri-menteri keuangan zona Euro telah mencapai kesepakatan untuk memberi bantuan dana sebesar 10 miliar euro kepada Siprus (27 Maret 2013)

Kata memberi berarti menyerahkan sesuatu tanpa minta imbalan. Kata memberi

merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba benefaktif, yakni

melakukan perbuatan untuk orang lain. Verba memberi termasuk ke dalam kategori

verba tipe III yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(18) TNT juga bakal membayar biaya restrukturisasi ini senilai 150 juta euro (26 Maret 2013).

Kata membayar berarti memberikan uang sebagai upah atau ganti atas sesuatu

yang dibeli atau disewa. Kata membayar merupakan verba yang menyatakan tindakan

berupa verba benefaktif, yakni melakukan perbuatan untuk orang lain. Verba

membayar termasuk ke dalam kategori verba tipe III yang pelakunya adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

(19) Honda mengatakan telah menerima beberapa keluhan tentang masalah dengan “stability assist system” – sebuah sistem yang membantu menstabilkan kendaaran ketika bermanuver -, tetapi tidak ada kecelkaan atau cedera yang dilaporkan (16 Maret 2013).

Kata menerima berarti mendapat sesuatu yang diberikan orang lain. Kata

menerima merupakan verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan. Verba

menerima termasuk ke dalam kategori verba tipe III yang pelakunya adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

4.1.4 Tipe IV adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat).

Contoh:

(45)

namun UE masih perlu mempertimbangkan secara menyeluruh mengenai masalah pencabutan embargo senjata terhadap Myanmar (13 Maret 2013).

Kata kembali berarti suatu proses yang berbalik ke arah semula. Kata kembali

merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni

verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba kembali termasuk ke

dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

(21) Para pengunjung hanya datang untuk makan di restoran cepat saji, atau menonton bioskop di luar mal (5 Maret 3013).

Kata datang berarti sampai di tempat yang dituju. Kata datang merupakan

verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni verba yang

dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba datang termasuk ke dalam

kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

(22) RBA mengakui serangan hacker tersebut telah mencoba menerobos masuk ke dalam jaringan komputer internal (13 Maret 2013).

Kata masuk berarti suatu proses menuju ke dalam ruangan, kamar, lingkungan,

dan sebagainya. Kata masuk merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa

verba gerakan agentif, yakni verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya.

Verba masuk termasuk ke dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah

sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(46)

Kata berjalan berarti melangkahkan kaki. Kata berjalan merupakan verba yang

menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni verba yang dilakukan

dengan sengaja oleh pelakunya. Verba berjalan termasuk ke dalam kategori verba

tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(23) Perusahaan jasa pengiriman cepat asal Belanda yaitu TNT Express berencana memangkas 4.000 karyawan atau setara dengan 6% dari total karyawannya (26 Maret 2013).

Kata memangkas berarti memotong bagian ujung-ujungnya saja. Kata

memangkas merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan

agentif, yakni verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba

memangkas termasuk ke dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

(24) Harga minyak AS mengupas kerugian awal dan naik pada Senin (Selasa pagi WIB) karena kekhawatiran atas rencana dana talangan (bailout) untuk Siprus berkurang minyak mentah light sweet untuk pengiriman April naik 29 sen atau 0,31% menjadi menetap 93,74% dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX) (20 Maret 2013).

Kata mengupas berarti menguliti atau membuka lapisan luarnya. Kata mengupas

merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni

verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba mengupas termasuk ke

dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

(25) UE pada April tahun lalu mengambil keputusan untuk mencabut sanksi non-militer terhadap Myanmar (13 Maret 2013)

Kata mencabut berarti menarik agar terlepas dari sarangnya. Kata mencabut

(47)

verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba mencabut termasuk ke

dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

(26) Sebanyak 78 pesawat tempur dan sipil serta 64 kapal perang dan kapal angkut dari 31 negara mengikuti air show yang diadakan di Pulau Langkawi Malaysia (27 Maret 2013).

Kata mengikuti berarti mengiringi atau menyertai di belakang. Kata mengikuti

merupakan verba yang menyatakan tindakan berupa verba gerakan agentif, yakni

verba yang dilakukan dengan sengaja oleh pelakunya. Verba mengikuti termasuk ke

dalam kategori verba tipe IV yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

4.1.5 Tipe V adalah verba yang menyatakan proses.

Contoh:

(27) Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, naik 19 sen menjadi menetap pada 107,66 dolar AS per barel di London (25 Maret 2013).

Kata menjadi berarti menyatakan berubah keadaan. Kata menjadi merupakan

verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan

proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba menjadi termasuk ke dalam

kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(28) Pada bulan Januari tahun ini, nilai total ekspor thailand mencapai $ 18,2 miliar, meningkat 16,09 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (4 Maret 2013).

Kata meningkat berarti menjadi bertambah tinggi atau bertambah banyak. Kata

(48)

kejadian, yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba

meningkat termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

(29) Perekonomian Cina tumbuh 7,8% persen pada 2012, kinerja terburuk selama 13 tahun terakhir, dalam menghadapi kelemahan di dalam negeri dan di pasar luar negeri utama (6 Maret 2013).

Kata tumbuh berarti hidup dan bertambah besar atau sempurna. Kata tumbuh

merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni

menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba tumbuh termasuk

ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

(30) Pada 2012, pertumbuhan ekonomi terbesar keenam di dunia itu melambat untuk kedua tahun berturut-turut, lesu mencapai 0,9 persen, kinerja terburuk dalam tiga tahunan (8 Maret 2013).

Kata melambat berarti berkurang kecepatan. Kata melambat merupakan verba

yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan proses

terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba melambat termasuk ke dalam kategori

verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(31) Meski keadaan belum membaik, defisit anggaran turun menjadi 3% dari PDB dari sebelumnya 3,8% PDB di 2011 lalu (4 Maret 2013).

Kata membaik berarti menjadi atau berubah teratur. Kata membaik merupakan

verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan

proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba membaik termasuk ke dalam

(49)

(32) Sepanjang 2012, ekonominya menyusut 2,4% sementara utangmya pun semakin menggunung (4 Maret 2013).

Kata menyusut berarti menjadi berkurang, menjadi mengecil atau menjadi

pendek. Kata menyusut merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba

peristiwa kejadian, yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa.

Verba menyusut termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah

sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(33) Departemen Perdagangan AS melaporkan Rabu (Kamis, WIB), industri manufaktur dan perusahaan perdagangan AS menambah jumlah stok pada Januari meskipuun penjualan melemah (15 Maret 2013).

Kata melemah berarti menjadi tidak kuat atau tidak bertenaga. Kata melemah

merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni

menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba melemah termasuk

ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

(34) Untuk pasokan gandum satahun penuh diduga akan melonjak, naik 4,3 persen hingga 690 juta ton (13 Maret 2013).

Kata melonjak berarti melambung atau harga barang yang menjadi tinggi. Kata

melonjak merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian,

yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba melonjak

termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

(50)

Kata menyebar berarti berserakan, berhamburan, atau berpencar. Kata menyebar

merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni

menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba menyebar

termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

(36) Sementara penjualan di pasar utama Jerman, Perancis, Italia, dan Spayol semua merosot (21 Maret 2013).

Kata merosot berarti turun dengan badan menempel pada sesuatu yang dituruni

atau harga yang turun. Kata merosot merupakan verba yang menyatakan proses

berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian

atau peristiwa. Verba merosot termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang

pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(37) Surplus neraca berjalan Kore Selatan melebar ke posisi 2,7 miliar dolar pada Februari dari revisi 2,33 miliar dolar pada Januari, didorong oleh ekspor yang stabil dan defisit yang terkait dengan perjalanan yang lebih kecil (30 Maret 2013).

Kata melebar berarti menjadi tidak sempit atau berkembang menjadi lebar. Kata

melebar merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian,

yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba melebar

termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

(51)

Kata menurun berarti semakin ke bawah, melemah atau berkurang. Kata

menurun merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian,

yakni menyatakan proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba menurun

termasuk ke dalam kategori verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

(39) Menurut perkiraan Bank Dunia belum lama ini, akibat bertambahnya produksi beras di Cina dan India, harga beras akan anjlok dari $580 per ton tahun lalu menjadi $520 per ton (9 Maret 2013).

Kata anjlok berarti turun dari posisi semula. Kata anjlok merupakan verba yang

menyatakan proses berupa verba peristiwa kejadian, yakni menyatakan proses

terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Verba anjlok termasuk ke dalam kategori

verba tipe V yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

4.1.6 Tipe VI adalah verba yang menyatakan proses pengalaman.

Contoh:

(40) Dalam kunjungan tersebut, Morsy menyatakan bahwa Mesir juga berharap dapat bergabung dengan BRICS, agar dapat mendorong pemulihan ekonomi (23 Maret 2013).

Kata berharap berarti memohon atau meminta agar keinginan dapat terkabul.

Kata berharap merupakan verba yang menyatakan proses pengalaman. Verba

berharap termasuk ke dalam kategori verba tipe VI yang pelakunya adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

4.1.7 Tipe VII adalah verba yang menyatakan proses pemilikan.

(52)

(41) Hyundai Heavy Industries, pembuat kapal terbesar di dunia mengatakan pihaknya telah memenangkan order senilai 2,0 miliar dolar untuk membangun dua platform lepas pantai untuk raksasa energi Prancis, Total (28 Maret 2013).

Kata memenangkan berarti menjadikan diri sebagai pemenang. Kata

memenangkan merupakan verba yang menyatakan proses pemilikan. Verba

memenangkan termasuk ke dalam kategori verba tipe VII yang pelakunya adalah

sebuah wujud nomina yang bernyawa.

(42) Tetapi RBA mengklaim tak ada satupun data yang hilang dari serangan tersebut (13 Maret 2013).

Kata hilang berarti lenyap atau tidak ada lagi. Kata hilang merupakan verba yang

menyatakan proses pemilikan. Verba hilang termasuk ke dalam kategori verba tipe

VII yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

4.1.8 Tipe VIII adalah verba yang menyatakan proses lokasi.

Contoh:

(43) Bank Rakyat China (The People’s Bank of China) dan Otoritas Keuangan Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) menandatangani persetujuan pertukaran mata uang bilateral, skala pertukaran diperluas dari 150 miliar yuan RMB/30 miliar dolar Singapura (sekitar US$ 24 miliar) sampai 300 miliar yuan/60 miliar dolar Singapura (sekitar US$ 48 miliar) (13 Maret 2013).

Kata sampai berarti mencapai tujuan atau tercapai keinginan. Kata sampai

merupakan verba yang menyatakan proses lokasi. Verba sampai termasuk ke dalam

kategori verba tipe VIII yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

(53)

(44) Total gabungan penjualan oleh produsen, distributor dan pengecer turun 0,3% yakni $1,2688 triliun pada bulan Januari (15 Maret 2013).

Kata turun berarti bergerak ke bawah atau bergerak ke tempat yang lebih rendah.

Kata turun merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba gerakan non

agentif, yakni melakukan tindakan yang tidak disengaja. Verba turun termasuk ke

dalam kategori verba tipe VIII yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

(45) Satunya–satunya negara yang mengalami pertumbuhan penjualan pada bulan Februari adalah Inggris, di mana tercatat penjualan mobil baru naik 7,9 persen (21 Maret 2013).

Kata naik berarti bergerak ke atas atau bergerak ke tempat yang lebih tinggi.

Kata naik merupakan verba yang menyatakan proses berupa verba gerakan non

agentif, yakni melakukan tindakan yang tidak disengaja. Verba naik termasuk ke

dalam kategori verba tipe VIII yang pelakunya adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

(46) Organisasi tersebut memproyeksi pasaran sereal akan melemah di masa mendatang, berdasarkan spekulasi bahwa harga gandum akan jatuh di balik meningkatnya hasil panen di beberapa negara (13 Maret 2013).

Kata jatuh berarti perpindahan dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih

rendah tanpa disengaja. Kata jatuh merupakan verba yang menyatakan proses berupa

verba gerakan non agentif, yakni melakukan tindakan yang tidak disengaja. Verba

jatuh termasuk ke dalam kategori verba tipe VIII yang pelakunya adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

Gambar

Tabel 1. Kemunculan Kategori Verba Tipe I
Tabel 3. Kemunculan Kategori Verba Tipe III
Tabel 4. Kemunculan Kategori Verba Tipe IV
Tabel 5. Kemunculan Kategori Verba Tipe V
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan batasan gomory pada metode cutting plane secara efektif akan menyingkirkan beberapa ruang penyelesaian yang tidak berisi titik bilangan bulat yang layak, tetapi tidak

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kusumawardhani dan Nugroho (2010) yang menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap earnings

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 3 Karamat dengan saran penelitian ini sebagai berikut:

Puji syukur kami panjatkan hanya kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul Penilaian Risiko Bahaya Kebakaran dan

Analisis sidik ragam Tinggi tanaman menunjukkan pupuk Kalium dan kompos tandan kosong kelapa sawit, serta interaksi pupuk Kalium dan kompos tandan kosong kelapa sawit

Jenis Penelitian : Dosen Yunior Anggota Pusat Studi Tahun : 2010 Sumber Dana : DIPA UNY Status Proposal :

Bagaimana solidaritas sosial antar anggota dalam kelompok Ikatan Keluarga.. Sopir

Hal ini menunjukkan bahwa klon Sca 6 dengan ukuran embrio zigotik besar, sedang dan kecil semuanya dapat beregenerasi menghasilkan embrio somatik, sedangkan klon KW 165 dan KW