EVALUASI SIFAT-SIFAT KIMIA TANAH YANG DIAPLIKASI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DI PT SMART KEBUN PADANG
HALABAN KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA
SKRIPSI
OLEH:
MUHAMMAD ARIAN TORANG PERKASA LUBIS 060303007/ILMU TANAH
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIA N UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
EVALUASI SIFAT-SIFAT KIMIA TANAH YANG DIAPLIKASI LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT DI PT SMART KEBUN PADANG
HALABAN KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA
SKRIPSI
OLEH:
MUHAMMAD ARIAN TORANG PERKASA LUBIS 060303007
ILMU TANAH
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP) (Ir. Purba Marpaung, SU NIP. 19590917 198701 1 001 NIP. 130 877 996
)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIA N UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Skripsi : Evaluasi Sifat-Sifat Kimia Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di PT. Smart Kebun Padang Halaban
Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Nama : Muhammmad Arian Torang Perkasa Lubis
Nim : 060303007
Departemen : Ilmu Tanah
Progaram Studi : Konservasi Tanah dan Air
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP) (Ir.Purba Marpaung, SU) NIP. 19590917 198701 1 001 NIP. 130 877 996
Mengetahui,
(
Ketua Departemen Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP)
DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
MUHAMMAD ARIAN TORANG PERKASA LUBIS: Evaluasi Sifat-Sifat Kimia Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik kelapa Sawit di PT.Smart Kebun Padang halaban Labuhan Batu Utara, dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP dan Ir.Purba Marpaung, SU.
Limbah cair pabrik kelapa sawit masih mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga dapat diaplikasikan ke lahan perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini menganalisis sifat-sifat kimia tanah yang diaplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit di PT. SMART Kebun Padang Halaban Labuhan Batu Utara. Pengambilan contoh tanah menggunakan metode soil sampling pada tiga lokasi penelitian yakni kontrol, sela, dan rorak aplikasi, enam taraf kedalaman dan tiga kali ulangan. Parameter yang diukur adalah pH, C, N, C/N dan fosfat-tersedia tanah.Uji statistik yang digunakan adalah menentukan nilai rataan dan kriteria sifat tanah.
ABSTRACT
MUHAMMAD ARIAN TORANG PERKASA LUBIS: Characteristics Chemistry Evaluation of Soil which is Apllicated by Liquid Waste of Oil Palm Factory in PT SMART Padang Halaban Plantation at Labuhan Batu Utara Regency, guided by Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP and Ir. Purba Marpaung, SU.
Liquid Waste of Oil Palm Factory still contains the nutrients which is required by plants so it can be applicated to the plantation land. This research analyse characteristics chemistry evaluation of soil which is apllicated by liquid waste of oil palm factory in pt smart padang halaban plantation at labuhan batu utara regency. Intake of soil sampel by using soil sampling method at three different location of research namely kontrol, sela and rorak aplikasi, six deepness level and three times restating. Parameters that measured are pH, C, N, C/N and absorption P of plant. Statistical test that used is determined flat value and criteria characteristic of soil.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kisaran pada tanggal 23 Juli 1987 dari ayahanda
Zulfan Azis dan Ibunda Murtinah. Penulis adalah anak kedua dari duabersaudara.
Kurun waktu 1993 hingga 1999, penulis adalah siswa SD Negeri 4
Kisaran. Tahun 2002 lulus dari SMP Negeri 1 Kisaran. Tahun 2005 lulus dari
SMA Negeri 1 Kisaran. Dan pada tahun 2006, melalui jalur seleksi penerimaan
mahasiswa baru (SPMB), penulis masuk Universitas Sumatera Utara, Fakultas
Pertanian, Departemen Ilmu Tanah, dengan minat studi Konservasi Tanah dan
Air.
Aktivitas organisasi yang diikuti penulis selama mengikuti perkuliahan
adalah, menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA).
Pada bulan Juli hingga Agustus 2010, penulis melaksanakan praktek kerja
lapangan di PT Perkebunan Lembah Bhakti Kabupaten Singkil. Penelitian penulis
dilaksanakan di Kabupaten Labuhan Batu dengan judul Evaluasi Sifat-Sifat Kimia
Tanah Berat Yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Di PT SMART
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmatNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan
penelitian ini.
Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah “Evaluasi Beberapa Sifat-sifat Kimia Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair pabrik Kelapa Sawit Di PT Smart Kebun Padang Halaban kabupaten Labuhan Batu Utara”, dimana usulan penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk dapat melakukan
penelitian di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP selaku ketua komisi pembimbing dan
Bapak Ir. Purba Marpaung, SU selaku anggota komisi pembimbing. Dan kepada
semua pihak yang yang telah berperan dalam memberikan masukan dalam
penyelesaian usulan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dalam perbaikan laporan ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan,Juni 2012
DAFTAR ISI
ABSTRAK………..i
ABSTRACK………...ii
RIWAYAT HIDUP………....iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang... 1
Tujuan Penelitian ... 4
Hipotesis Penelitian ... 4
Kegunaan Penelitian ... 4
TINJAUAN PUSTAKA ... 5
Sifat-Sifat KimiaTanah ... 5
Derajat Kemasaman (pH Tanah)... 6
Karbon (C) ... 7
Nitrogen (N) ... 8
C/N ... 8
Fosfat Tersedia Tanah ... 9
Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit ... 11
BAHAN DAN METODE ... 13
Tempat dan Waktu Penelitian ... 13
Bahan dan Alat Penelitian ... 13
Metodologi Penelitian ... 13
Pelaksanaan Penelitian ... 15
Peubah Amatan ... 16
Denah Lokasi ... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN…… ... 17
Hasil ... 17
Pembahasan ... 23
KESIMPULAN DAN SARAN ... 25
Kesimpulan ... 25
Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 27
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal
1. Rataan hasil analisis pH di tiap titik sampel dari berbagai taraf
Kedalaman………17 2. Rataan hasil analisis Karbon di tiap titik sampel dari berbagai taraf
kedalaman...18 3. Rataan hasil analisis laboratorium Nitrogen dari tiap titik sampel
di berbagai taraf kedalaman...19 4. Rataan hasil analisis laboratorium C/N dari tiap titik sampel di ber
bagai taraf kedalaman...21 5. Rataan hasil analisi laboratorium P-Tersedia tanah dari tiap titik
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Hal
6. Kriteria penilaian sifat tanah dan kriteria penilaian kadar pH pada tanah.29 7. Data hasil analisis laboratorium parameter pH dari tiap titik sampel...30 8. Data hasil analisis laboratorium parameter Karbon dari tiap titik
sampel...31 9. Data hasil analisis laboratorium parameter Nitrogen dari tiap titik
sampel...32 10. Data hasil analisi laboratorium parameter C/N dari tiap titik sampel...33 11. Data hasil analisi laboratorium parameter P-Tersedia tanah dari tiap
titik sampel...34 12. Rataan hasil analisis pH di tiap titik sampel dari berbagai taraf
Kedalaman……….35 13. Rataan hasil analisis Karbon di tiap titik sampel dari berbagai taraf
kedalaman...35 14. Rataan hasil analisis laboratorium Nitrogen dari tiap titik sampel
di berbagai taraf kedalaman ...36 15. Rataan hasil analisis laboratorium C/N dari tiap titik sampel di ber
bagai taraf kedalaman...36 16. Rataan hasil analisi laboratorium P-Tersedia tanah dari tiap titik
sampel dari berbagai taraf kedalaman...37 17. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Kontrol ... 38
18. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Pada Sela Rorak Aplikasi... 39
ABSTRAK
MUHAMMAD ARIAN TORANG PERKASA LUBIS: Evaluasi Sifat-Sifat Kimia Tanah yang Diaplikasi Limbah Cair Pabrik kelapa Sawit di PT.Smart Kebun Padang halaban Labuhan Batu Utara, dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP dan Ir.Purba Marpaung, SU.
Limbah cair pabrik kelapa sawit masih mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga dapat diaplikasikan ke lahan perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini menganalisis sifat-sifat kimia tanah yang diaplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit di PT. SMART Kebun Padang Halaban Labuhan Batu Utara. Pengambilan contoh tanah menggunakan metode soil sampling pada tiga lokasi penelitian yakni kontrol, sela, dan rorak aplikasi, enam taraf kedalaman dan tiga kali ulangan. Parameter yang diukur adalah pH, C, N, C/N dan fosfat-tersedia tanah.Uji statistik yang digunakan adalah menentukan nilai rataan dan kriteria sifat tanah.
ABSTRACT
MUHAMMAD ARIAN TORANG PERKASA LUBIS: Characteristics Chemistry Evaluation of Soil which is Apllicated by Liquid Waste of Oil Palm Factory in PT SMART Padang Halaban Plantation at Labuhan Batu Utara Regency, guided by Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP and Ir. Purba Marpaung, SU.
Liquid Waste of Oil Palm Factory still contains the nutrients which is required by plants so it can be applicated to the plantation land. This research analyse characteristics chemistry evaluation of soil which is apllicated by liquid waste of oil palm factory in pt smart padang halaban plantation at labuhan batu utara regency. Intake of soil sampel by using soil sampling method at three different location of research namely kontrol, sela and rorak aplikasi, six deepness level and three times restating. Parameters that measured are pH, C, N, C/N and absorption P of plant. Statistical test that used is determined flat value and criteria characteristic of soil.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis yang
bergerak pada sektor pertanian yang banyak berkembang di negara-negara tropis
seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Prospek perkembangan industri kelapa
sawit saat ini sangat pesat. Dan dengan meningkatnya produksi kelapa sawit,
maka tentu akan berdampak pada peningkatan jumlah limbah yang dihasilkannya.
Untuk itu perlu dikelola dengan baik, supaya tidak mencemari lingkungan.
Adapun limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan pabrik kelapa sawit ini
adalah limbah cair dan limbah padat yang umumnya pihak perkebunan
mengaplikasikan keareal sekitar perkebunan kelapa sawit melalui sistem kolam
penampung limbah. Sementara untuk limbah cairnya, ada yang digunakan untuk
peralatan kebutuhan rumah tangga seperti sabun dan lain-lain.
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri pengolahan minyak
sawit merupakan sisa dari proses pembuatan minyak sawit yang berbentuk cair.
Limbah ini masih banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
dan tanah. Limbah cair ini biasanya digunakan sebagai alternatif pupuk di lahan
perkebunan kelapa sawit yang sering disebut dengan land application. Menurut
Musnamar (2005) Data unsur hara yang terkandung dalam limbah cair pabrik
kelapa sawit sebelumnya telah diperoleh. Berturut-turut N-total, P-total, K-Total,
Ca-total, dan Mg-total dala satuan mg/l adalah 500-900, 90-140, 1000-2000,
260-400, dan 250-350. Limbah cair pabrik kelapa sawit telah banyak digunakan di
Perkebunan swasta. Penggunaan limbah cair mampu meningkatkan
produksi TBS 16-60%.Limbah cair tidak menimbulkan pengaruh yang buruk
terhadap kualitas air tanah di sekitar areal aplikasinya.
Pengaplikasian limbah cair pabrik kelapa sawit ke areal perkebunan ada
yang melalui sistem kolam, long bed atau flatbed menghasilkan endapandi
sepanjang saluran aplikasi dan areal perkebunan. Endapan tersebut pada
umumnya mengandung unsur hara yang dapat meningkatkan produktifitas tanah
dan pertumbuhan tanaman.
Setelah kajian tentang dampak pencemaran lingkungan dilakukandan data
tentang limbah cair pabrik kelapa sawit tersebut telah diketahui, maka kajian
selanjutnya yang dilakukan adalah evaluasi terhadap tanah lokasi aplikasi,
utamanya kadar hara yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan tanaman
kelapa sawit. Informasi yang ingin di dapatkan adalah jumlah unsure haras erta
pengaruh jarak lokasi aplikasi lahan terhadap tanaman kelapa sawit dalam
mendukung pemenuhan kebutuhan unsu rhara untuk tanaman kelapa sawit.
Oleh sebab itulah dilakukan evaluasi dilakukan terhadap kadar unsure hara
yang dikandung oleh tanah yang telah diaplikasi, dalam hal ini terkonsentrasi pada
sifat-sifatkimia, meliputi pH, Nitrogen, Karbon, C/N dan Fosfat Tersedia tanah,
dimana parameter-parameter tersebut sanga tmenunjang pertumbuhan tanaman.
Hasil akhir yang diinginkan adalah rekomendasi pemupukan pada lahan aplikasi.
Evaluasi kadar unsure hara ini sangatlah perlu dilakukan sebelum limbah
unsur hara yang terkadung didalam limbah tersebut atau sudah layak atau belum
limbah tersebut diaplikasikanpada tanaman sawit.
HipotesisPenelitian
Beberapasifatkimiatanah di lahan yang
diaplikasilimbahcairpabrikkelapasawit,
padarorakdanpadaselarorakdantanamanadalahlebihtinggikandunganharanyadiband
ingkandenganpadalahan yang tidak di aplikasi.
TujuanPenelitian
Untukmengetahuiperbedaanbeberapasifatkimiapadatanah di
rorakaplikasilimbahcairpabrikkelapasawitdengantanah yang
beradapadaselarorakdantanamansertatanah yang tidak di aplikasi.
KegunaanPenelitian
- Sebagaibahaninformasitentangbeberapasifatkimiatanahpadalahan yang
diaplikasilimbahcairpabrikkelapasawitterutama di
lahanperkebunankelapasawit
- Sebagaisalahsatusyaratuntukdapatmelaksanakanpenelitian di
TINJAUN PUSTAKA
Sifat – sifat Kimia Tanah
Tanah memiliki sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi. Sifat fisik dan
biologi tanah dapat dilihat secara kasat mata dan diteliti dengan warna tanah,
tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat
dasar tanah yang memiliki derajat keasaman tanah atau pH yang berbeda-beda,
pemupukan yang dilakukan oleh manusia dan kandungan organik serta mineral di
dalam tanah itu sendiri. Sifat kimia tanah berperan besar dalam menentukan sifat
dasar inilah kemudian dapat diteliti bagaimana memperlakukan dan
pembubidayaan tanah (Anonim,2011).
Beberapa sifat kimia yang digunakan sebagai parameter dalam penelitian
ini adalah pH tanah, karbon tanah, nitrogen, C/N fosfat tersedia tanah. Beberapa
sifat kimia tanah dapat menilai apakah suatu tanah merupakan tanah yang
potensial atau tidak ( Hanafiah, 2005).
Bahan organik adalah semua bahan organik di dalam tanah baik yang mati
maupun yang hidup,walaupun organisme hidup (biomassa tanah) hanya
menyumbang kurang dari 5% dari total bahan organik. Jumlah dan sifat bahan
organik sangat menentukan sifat biokimia, fisika, kesuburan tanah dan membantu
menetapkan arah proses pembentukan tanah. Bahan organik menentukan
komposisi dan mobilitas kation yang terjerap, warna tanah, keseimbangan panas,
konsistensi, kerapatan partikel, kerapatan isi, sumber hara, pemantap agregat,
Kemasaman Tanah (pH)
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin
masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula
ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada
tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah-tanah alkalis
kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan
OH-, maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Anonim 1991).
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan
tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), potassium/kalium (K), dan
Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh,
berkembang, dan bertahan terhadap penyakit (Anonim, 2010).
Konsentrasi Alumunium dan besi (Fe) yang tinggi pada tanah
memungkinkan terjadinya ikatan terhadap fosfor dalam bentuk alumunium fosfat
atau Fe-fosfat. P yang terikat oleh alumunium tidak dapat digunakan oleh tanaman
makanan ternak. Tanaman makanan ternak yang ditanam pada tanah yang
memiliki pH rendah biasanya juga menunjukkan klorosis (peleburan klorofil
sehingga daun berwarna pucat) akibat kekurangan nitrogen atau kekurangan
magnesium. Selain itu pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan
terhadap pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi
unsur hara seperti N dan P dan mikroorganisme yang berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri tanah yang dapat bersimbiosis degan
seperti Frankia sehingga sering dijumpai daun-daun tanaman makanan ternak
pada tanah asam mengalami chlorosis akibat kekurangan N ( Nyakpa,dkk, 1998).
Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa
seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam
sulfat sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat
mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium (Mas’ud, 1992).
C-organik
Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan karbon yang ada di atmosfir
yang kadarnya sangat rendah, ditambah air yang diubah menjadi bahan organik
oleh klorofil dengan bantuan sinar matahari. Unsur yang diserap untuk
pertumbuhan dan metabolisme tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme
perubahan unsur hara menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolsime
(Kaptan ADB, 2011).
Salah satu peranan bahan organik yang penting adalah kemampuanya
bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks. Dengan
demikian ion logam yang bersifat meracuni tanaman serta merugikan penyediaan
hara pada tanah seperti Al, Fe dan Mn dapat diperkecil dengan adanya bahan
organik. Karakteristik bahan organik tanah dapat dilakukan secara sederhana.
Nitrogen Tanah
Analisis N total tanah didasari oleh prinsip mengubah N-organik menjadi
N-ammonium oleh asam sulfat yang dipanaskan sekitar 3800C dan menggunakan
Cu-sulfat + selenium + Na-sulfat sebagai katalisator. Proses ini disebut digestasi
dan hasilnya disebut digest; secara keseluruhan disebut kjeldahl digestasi. Asam
digest yang mengandung ammonium dibasakan dengan NaOH sehingga ion
ammonium dikonversi menjadi amoniak. Lalu didestilasi menjadi ammonium
hidroksida. NH4OH ditentukan jumlahnya dengan mentitrasi dengan HCl
(Foth,1994).
Total N tanah (organik utama) umumnya diukur setelah didigestasi
menggunakan prosedur kjeldahl. Total bahan organik N (NH4+, NO3-, dan NO2-)
biasanya dideterminasi dengan destilasi menggunakan ekstrak tanah 2 M KCl.
Dan setelah didestilasi, N-NO3- bisa dideterminasi dengan sebuah prosedur asam
kromotropik (Tisdale, dkk.1985).
Rasio C/N
Laju dekomposisi sisa tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan
nitrogen dalam jaringan tanaman dimana senyawa protein yang kaya nitrogen
akan mudah terdekomposisi. Protein akan terdekomposisi membentuk asam
amino. Laju metabolisme yang menggunakan asam amino tergantung pada rasio
C:N dalam jaringan tanaman. Jika rasio C:N yang tersedia lebih besar dari 25,
semua asam amino akan dimanfaatkan oleh dekomposer, dan asam amino akan
dimineralisasi membentuk amoniak, dan kemudian amoniak akan ternitrifikasi
Perbandingan C:N sangat menentukan apakah bahan organik akan
termineralisasi atau sebaliknya nitrogen yang tersedia akan terimmobilisasi ke
dalam struktur sel mikroorganisme. Karena C:N rasio pada tanah relatif konstan
maka ketika residu tanaman ditambahkan ke dalam tanah yang memiliki C:N
rasio relatif besar, residu tanaman akan terdekomposisi dan meningkatkan evolusi
CO2 ke atmosfer, dan sebaliknya akan terjadi depresi pada nitrat tanah karena
immobilisasi oleh kimia. Pada lahan ini pada umumnya mempunyai C:N rasio
lebih tinggi bila dibanding C:N rasio pada lahan yang diubah menjadi
agroekosistem. Tingginya rasio C:N pada lahan ini mencerminkan kualitas
substrat yang terurai relatif rendah, karena kualitas substrat yang rendah
mencerminkan laju respirasi yang rendah pula. Rendahnya laju pelepasan karbon
pada lahan ini dibanding pada alang-alang ini disebabkan bahwa tingginya rasio
C:N pada lahan hutan berkisar 13 – 16, sementara pada lahan alang-alang 5 tahun
berkisar 9 – 11, dan alang-alang > 10 tahun berkisar 10 – 13. Hubungan antara
C:N rasio dengan laju pelepasan karbon dalam bentuk CO2 melalui persamaan
regresi memiliki nilai r2 = 0.78 nyata (Anonim,2009).
Fosfat Tersedia Tanah
Secara umum, fungsi dari P dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1. Dapat mempercepat pertumbuhan tanaman
2. Dapat mempercepat perkembangan dan pemasakan buah, dan
Defisiensi unsur hara P akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan
sistem perakaran, daun dan batang. Dalam tanah fungsi P terhadap tanaman
sebagai zat pembangunan dan terikat dalam senyawa-senyawa organis
(Sutedjo, 2002).
Tanaman lebih banyak menyerap H2PO-4 dibandingkan HPO=4 dan PO43-.
Kesetimbangan ion-ion ini dalam larutan tanah dikendvalikan oleh pH tanah
(Mas’ud, 1992). Sebagai tambahan pada pH tanah dan faktor-faktor yang ada
hubungannya, bahan organik dan mikroorganisme mempengaruhi tersedianya
fosfor anorganik yang tampak nyata sekali (Buckman and Brady, 1982).
Pada pH tanah yang kurang 6,5 akan banyak Al, dan Mn yang akan
mengikat P dalam tanah, reaksinya adalah sebagai berikut :
Al3+ + H2PO4- + 2H2O 2H+ + Al(OH)2 PO4
tidak larut
Cara mengurangi fiksasi fosfor di dalam tanah dapat dilakukan antara lain
sebagai berikut :
(a) Mengatur pH yaitu dengan pengapuran
(b) Pemberian bahan organik, pemberian ini akan menghasilkan anion dan
kation yang akan mengurangi fiksasi
(c) Mengurangi kontak langsung antara pupuk dengan tanah
(Sutedjo dan Kartasapoetra, 1997).
Ketersediaan fosfor tanah untuk tanaman terutama sangat dipengaruhi oleh
sifat dan cirri tanahnya sendiri. Pada ultisol tidak tersedia dan tidak
larutnya fosfor disebabkan fiksasi oleh mineral-mineral liat dan ion-ion Al,
Fe, yang membentuk senyawa kompleks dan tidak larut. Ada beberapa
liat, (2) pH tanah, (3) waktu reaksi, (4) temperatur (5) dan bahan organik
(Nyakpa, dkk, 1988).
Aplikasi Limbah Cair Kelapa Sawit
Limbah cair yang dihasilkan pabrik kelapa sawit tidak langsung dibuang
ke badan air karena akan menimbulkan pencemaran. Oleh sebab itu, untuk
mengurangi pencemaran limbah cair pabrik kelapa sawit pada badan air,
walaupun telah dilakukan pengolahan limbah, maka diatasi dengan
mengaplikasikan limbah cair tersebut ke lahan perkebunan atau dikenal dengan
Land Application. Namun Land Application ini mempunyai banyak kelemahan,
diantaranya yaitu:
- memerlukan areal yang datar yang cukup luas (300 Ha untuk pabrik
kapasitas 60 ton/dalam satu areal).
- sifatnya yang sementara (tidak selamanya ) karena flatbed suatu saat akan
jenuh dan bila itu terjadi berarti harus membuat flatbed baru.
- Jika pengaliran dan pendistribusian menggunakan pipa maka dalam waktu
2-3 tahun harus menggantinya, karena dalam pipa sudah terbentuk kristal
yang akan menyumbat pipa.
Sedangkan pada aplikasi tandan kosong sebagai mulsa juga memiliki beberapa
kelemahaan, yaitu volume tandan kosong yang besar sehingga memerlukan alat
tranportasi dalam kapasitas yang besar juga (Kamtoyo, 2004).
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingungan Hidup No.28 tahun 2003
yaitu dengan flat bed sistem, furrow sistem, dan long bed sistem. Flat bed sistem
digunakan untuk lahan dengan ketinggian relatif tidak sama atau terasering,
Furrow sistem digunakan di area dimana kecuramannya lebih tinggi dan lebih
rendah, dan long bed sistem digunakan untuk lahan dengan ketinggian sama atau
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penenelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Smart Kebun Padang Halaban Labuhan
Batu Utara. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa
Sawit Medan. Penelitian ini dilaksanakan Semptember 2010 sampai dengan
selesai.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah kering udara
(BTKU) dari lapangan, yaitu dari rorak aplikasi, sela rorak dan tanaman kelapa
sawit, dan dari lahan yang tidak di aplikasi. Bahan-bahan kimia yang dibutuhkan
dalam analisis parameter.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul untuk
pengambilan sampel tanah, bor tanah untuk pengambilan sampel tanah, mortal
dan alu untuk menghaluskan sampel tanah, dan alat-alat tulis untuk keperluan tulis
menulis selama penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel tanah (soil
sampling) yang terdiri dari 3 lokasi sampel tanah, 6 taraf kedalaman dan 3
ulangan sehingga diperoleh 54 contoh tanah.
R = rorak (contoh tanah dari parit atau rorak aplikasi)
Jumlah contoh tanah yang diambil adalah 3 x 6 x 3 = 54 contoh tanah adalah
sebagai berikut:
K1 = kontrol dengan kedalaman 0-20 cm
K2 = kontrol dengan kedalaman 20-40 cm
K3 = kontrol dengan kedalaman 40-60 cm
K4 = kontrol dengan kedalaman 60-80 cm
K5 = kontrol dengan kedalaman 80-100 cm
K6 = kontrol dengan kedalaman 100-120 cm
S1 = sela tanaman dengan kedalaman 0-20 cm
S2 = sela tanaman dengan kedalaman 20-40 cm
S3 = sela tanaman dengan kedalaman 40-60 cm
S4 = sela tanaman dengan kedalaman 60-80 cm
S5 = sela tanaman dengan kedalaman 80-100 cm
S6 = sela tanaman dengan kedalaman 100-120 cm
R1 = rorak aplikasi dengan kedalaman 0-20 cm
R2 = rorak aplikasi dengan kedalaman 20-40 cm
R3 = rorak aplikasi dengan kedalaman 40-60 cm
R4 = rorak aplikasi dengan kedalaman 60-80 cm
R5 = rorak aplikasi dengan kedalaman 80-100 cm
Pelaksanaan Penelitian
Sampel tanah diambil dari PT Smart Kebun Padang Halaban Labuhan
Batu Utara. Sampel yang diambil adalah dari tiga tempat berbeda, yakni kontrol
yaitu tanah diambil dari lokasi yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh aplikasi
limbah cair pabrik, sela rorak aplikasi tanaman kelapa sawit, dan dari rorak
aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit. Cara pengambilan adalah menggunakan
bor tanah dengan setiap kedalaman 20 cm diambil menjadi satu contoh tanah,
seterusnya hingga kedalaman 120 cm, sehingga didapat sampel tanah dari enam
taraf kedalaman, yaitu 0-20 cm, 20-40 cm, 40-60 cm, 60-80 cm, 80-100 cm, dan
100-120 cm. Tanah diambil dan dimasukkan ke dalam plastik dengan jumlah
seperlunya.
Pengeringan sampel dilakukan di tempat yang tidak terkena sinar matahari
secara langsung sehingga didapat tanah kering udara. Seteleh tanah menjadi
kering udara, kemudian ditumbuk dan di ayak dengan ayakan 20 mesh.
Dimaukkan ke dalam plastik, tiap sampel diberi label sesuai contoh sampel yang
diambil saat di lapangan. Selanjutnya tanah di analisis di laboratorium dengan
Peubah Amatan
Peubah amatan yang di ukur dalam penelitian ini adalah:
a. Kemasaman tanah
b. Kandungan karbon
c. Nitrogen
d. Rasio C/N
e. Fosfat Tersedia tanah
Denah Lokasi Penelitian
R : Rorak Aplikasi S : Sela TanamanK K : Kontrol
Divisi II Blok 6
R
K S
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan untuk mengetahui dampak limbah cair pabrik kelapa
sawit yang diaplikasikan pada kebun kelapa sawit PT.SMART Kebun Padang
Halaban Kabupaten Labuhan Batu Utara,ini dilihat dari beberapa sifat kimiayaitu
pH tanah,C-organik,N-total,C/N dan P-tersedia tanah.
1.pH Tanah
Rataan pH tanah akibat aplika
silimbahcairpabrikkelapasawitpadarorak,lahansela, dankontroldisajikanpadaTabel
17. Dari Tabel 17 dapatdiketahuibahwanilai pH
padaroraktempatlimbahcairpabrikkelapasawit yang diaplikasikantergolong normal
(6.97-7.17) padasemuakedalamankecualipadakedalaman 100-120 cm yang pH
nyaagakmasamyaitu (6.15).Sementarapadalahanseladankontrolnilai pH
nyatergolongsangatmasam (<4.5) sampaimasam (4.5-5.5) padasemuakedalaman.
Tabel 17. Rataan pH H2O di Tiap Titik Sampel di Berbagai Taraf Kedalaman
SM: sangatmassam; M: masam; AM: agakmasam; N: netral
Kedalaman Kontrol Sela Rorak
…..cm….. Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*)
0-20 5.13 M 5.05 M 7.17 N
20-40 4.65 M 4.44 SM 7.15 N
40-60 4.47 SM 4.20 SM 7.10 N
60-80 4.79 M 4.69 M 7.13 N
80-100 4.84 M 4.70 M 6.97 N
Dari Tabel 17.dapat pula diketahui bahwa tingkat kemasaman tanah
semakin meningkat ( tanah semakin masam atau pH semakin kecil) sejalan
dengan peniingkatan Ph tanah.
2. C-Organik (%)
Rataan C-organik akibat aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit pada
rorak,lahan sela,dan kontrol disajikan pada Tabel 18. Dari Tabel 18 menunjukkan
bahwa kadar C-organik pada rorak memiliki kriteria sangat rendah (<1.00) %
pada setiap kedalam,kecuali pada kedalaman 0-20 cm dan 20-40 cm memiliki
kriteria rendah yaitu (1.91-1.23) %. Begitu pula pada lahan sela nilai yang didapat
sangat rendah (<1.00) pada tiap kedalaman kecuali pada kedalaman 20-40 didapat
kriteria rendah(1.03) % dan pada kedalaman 0-20 cm terjadi peningkatan nilai
sehingga didapat nilai dengan kriteria sedan yaitu (2.38) %.
Tabel 18 : Rataan C-organik di Tiap Titik Sampel di Berbagai Taraf Kedalaman
Keterangan: R: Rendah SR: Sangat Rendah S:Sedang
Dan pada daerah kontrol nilai yang didapat sangat rendah diberbagai kedalaman
(<1.00) % kecuali pada kedalaman 0-20 cm didapat rataan (1.38) % dengan
kriteria rendah.
Sehingga berdasarkan kriteria dari BPT (Badan Penelitian Tanah, 2005)
hasil dari penelitian ini menunjukkan C-organik pada umumnya tergolong dalam
kriteria sangat rendah.
Kedalaman Kontrol Sela Rorak
…..cm….. Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*)
0-20 1.38 R 2.38 S 1.91 R
20-40 0.83 SR 1.03 R 1.23 R
40-60 0.60 SR 0.73 SR 0.71 SR
60-80 0.54 SR 0.66 SR 0.57 SR
80-100 0.45 SR 0.63 SR 0.61 SR
3. N-Total (%)
Rataan N-total akibat aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit pada
rorak,sela lahan dan kontrol disajikan pada Tabel 19. Dari tabel 19 dapat diketahui
nilai N-Total pada rorak sangat rendah (<0.1.0) % pada tiap kledalaman kecuali
pada kedalaman 0-20 cm didapat kriteria rendah dengan nilai 0.18.Begitu pula
pada lahan sela kriteria yang didapat sangat rendah pada berbagai kedalaman
kecuali pada kedalaman 20-40 cm didapat nilai (0.11) % dengan kriteria sedang
dan pada kedalaman 0-20 cm didapat nilai (0.24) % dengan kriteria rendah. Dan
pada daerah kontrol nilai yang didapt sangat rendah pada setiap kedalaman (<
0.01) % kecuali pada kedalaman 0-20 cm di dapat nilai (0.15) % dengan kriteria
[image:30.595.113.509.444.577.2]rendah.
Tabel 19: Rataan hasil analisis laboratorium Nitrogen dari tiap titik sampel
Keterangan: R: Rendah SR: Sangat Rendah S: Sedang
Pada hasil analisis Laboratorium untuk uji Nitrogen memperlihatkan
bahwa pada tiap taraf kedalaman mengalami penurunan rataan. Sehingga kriteria
berdasarkan Badan Penelitian Tanah (2005) yang di dapat pada lokasi kontrol,
sela dan rorak pada umumnya sangat rendah.
4. C/N
Kedalaman Kontrol Sela Rorak
…..cm….. Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*)
0-20 0.15 R 0.24 R 0.18 R
20-40 0.08 SR 0.11 S 0.09 SR
40-60 0.05 SR 0.07 SR 0.07 SR
60-80 0.09 SR 0.05 SR 0.06 SR
80-100 0.04 SR 0.04 SR 0.04 SR
Rataan C/N akibat aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit pada
rorak,lahan sela dan kontrol disajikan pada tabel 20. Dari tabel 20 dapat diketahui
nilai C/N pada rorak sangat bervariasi yaitu pada kedalaman 0-20 cm,40-60 cm
hingga 80-100 cm didapat kriteria rendah dengan nilai (<5).Sedangkan pada
kedalaman 20-40 cm dan 100-120 cm kriteria yang didapat adlah sedang dengan
nilai (11-15). Sementara pada lahan sela nilai yang didapat terus meningkat
dengan kedalaman 0-20 cm hingga 40-60 cm kriteria yang didapat rendah dengan
nilai (5-10) dan pada kedalaman 60-80 cm hingga 80-100 cm didapat nilai
(12.8-15.5) dengan kriteria sedang dan pada kedalaman 100-120 cm didapat nilai (37.9)
dengan kriteria sangat tinggi. Begitu pula pada daerah kontrol,pada kedalaman
0-20 cm hingga 40-60 cm dan 80-100 cm nilai yang didapat termasuk rendah yaitu
(<5),sedangkan pada kedalaman 60-80 cm dan 100-120 cm nilai yang didapat
[image:31.595.114.510.554.688.2]sedang yaitu (13.0-15.4)
Tabel 20: Rataan hasil analisis laboratorium fraksi C/N dari tiap titik sampel
Keterangan: R: Rendah S: Sedang ST: Sangat Tinggi
Dari hasil rataan pada Tabel 20 memperlihatkan adanya peningkatan pada
tiap taraf kedalaman dari setiap lokasi di kontrol, sela dan rorak aplikasi di lahan
Kedalaman Kontrol Sela Rorak
…..cm….. Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*)
0-20 9.1 R 9.8 R 10.2 R
20-40 10.1 R 10.06 R 12.5 S
40-60 10.9 R 9.8 R 9.3 R
60-80 13.0 S 12.8 S 9.3 R
80-100 10.7 R 15.5 S 10.5 R
perkebunan.Hal itu terlihat jelas dari kriteria berdasarkan BPT (Badan Penelitian
Tanah, 2005), menunjukkan kriteria sedang di beberapa taraf kedalaman.
5. P-Tersedia Tanah (ppm)
Rataan Fosfat Tersedia tanah akibat aplikasi limbah cair pabrik kelapa
sawit pada rorak,lahan sela dan kontrol disajikan pada Tabel 21. Dari Tabel 21
dapat diketahui bahwa nilai Fosfat Tersedia tanah pada rorak tempat limbah
pabrik cair kelapa sawit diaplikasikan sangat bervariasi, pada kedalaman 0-20 cm
dan 20-40 cm nilai yang didapat sangat tinggi yaitu (68.6-344.3) ppm.Dan pada
kedalaman 60-80 cm kriteria yang didapat sedang dengan nilai (21.0) ppm.Pada
kedalaman 80-100 cm didapat nilai rendah yaitu (10.3) ppm dan pada kedalaman
40-60 cm didapat nilai sangat rendah yaitu (7.0) ppm.Sementara pada lahan sela
nilai Fosfat tersedia tanah bernilai sangat rendah (<8.0) ppm, rendah (8.0-15.0)
ppm,sedang (21.6) ppm hingga sangat tinggi (74.0) ppm pada tiap
kedalaman.Namun pada daerah kontrol nilai yang didapat adalah sangat rendah
yaitu (<8.0) ppm.
Dari hasil rataan pada Tabel 21 memperlihatkan adanya penurunan pada
tiap taraf kedalaman dari setiap lokasi di kontrol, hal ini terjadi karena pada
daerah kontrol belum terkena pemberian limbah cair pabrik kelapa sawit tersebut
sehingga nilai yang didapat sangat rendah.
Tabel 21. Rataan hasil analisis laboratorium Fosfat-tersedia tanah dari tiap titik
Keterangan: SR:Sangat Rendah R: Rendah ST:Sangat Tinggi
Hal ini dapat dilihat dari kriteria berdasarkan Badan Penelitian Tanah,
2005 hasil uji Fosfat tersedia tanah menunjukkan kriteria yang sangat rendah dari
tiap kedalaman yang ada di lokasi aplikasi.
Kedalaman Kontrol Sela Rorak
…..cm….. Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*) Rataan Kriteria*)
0-20 4.6 SR 74.0 ST 344.3 ST
20-40 2.0 SR 21.6 S 68.6 ST
40-60 2.3 SR 9.0 R 7.0 SR
60-80 2.3 SR 10.6 R 21.0 S
80-100 2.6 SR 4.3 SR 10.3 R
Pembahasan
Hasil analisis parameter menunjukkan bahwa kadar pH dalam tanah yang
diaplikasikan dengan limbah pabrik kelapa sawit berada memiliki kriteria yang
bervariasi. Pada lokasi kontrol pH tanah memiliki kriteria masam, sementara pada
lokasi sela, tanah tersebut memiliki kriteria pH agak masan. Dan untuk lokasi
rorak, daerah tersebut memiliki kriteria pH yang netral. Hal ini mempengaruhi
bahwa pemberian limbah pabrik kelapa sawit mempengaruhi pH pada tanah.
Pada umumnya untuk beberapa pemberian bahan organik seperti limbah
pabrik kelapa sawit pada media tanam dapat meningkatkan pH. Karena limbah
pabrik kelapa sawit tersebut terurai menjadi bahan organik tanah yang sangat
bermanfaat bagi tanah dan tanaman.
Pada dasarnya limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan suspensi
organik. Menurut Anonim (2008) limbah tersebut mengandung 2-4 % suspensi
organik. Tapi pada pemberian limbah kali ini tidak berpengaruh terhadap
C-organik tanah karena bahan yang digunakan adalah limbah cair yang sangat baku.
Dan itu menyebabkan C-organik tidak tersuplai ke dalam tanah. Kriteria BPT
(Badan Penelitian Tanah) kandungan C-organik limbah cair pabrik kelapa sawit
yang di dapat pada perlakuan ini termasuk rendah, sehingga belum cukup tersedia
untuk tanaman atau masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kandungan
C-Organik dari bahan organik umumnya.
Pada hasil analisis C-Organik, kriteria menunjukkan di beberapa lokasi
pada penelitian ini menggunakan limbah pabrik kelapa sawit yang mana diketahui
limbah pabrik kelapa sawit tidak terdekomposisi dengan baik.
Hasil analisis secara kuantitatif menunjukkan nilai fraksi C/N pada tanah
aplikasi sela lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tanah pada aplikasi rorak
dan kontrol,hal ini dapat terlihat jelas pada bagian sela tanah aplikasi dengan
kedalaman 100-120cm. Hal ini dapat disebabkan karena kuatnya pengaruh
serapan koloid liat dan lempung dalam tanah ataupun terjadinya proses
pengangkutan tanah seperti peresapan (absorbsi) maupun penimbunan pada lokasi
sela.
Dapat kita lihat pada tabel 21,nilai dari fraksi C/N terus meningkat hingga
kedalaman 100-120cm,dan kriteria yang di dapat juga bervariasi mulai dari
rendah,sedang dan sangat tinggi.
Aplikasi pemberian limbah kelapa sawit tidak berpengaruh terhadap
N-total dan P-tersedia tanah. Seperti hal nya N, aplikasi limbah cair pabrik
kelapa sawit juga dapat meningkatkan P-tersedia tanah. Tapi nyatanya pemberian
perlakuan limbah kelapa sawit tidak meningkatkan N-total tanah sehingga
berpengaruh juga terhadap P-tersedia tanah. Hal ini dikarenakan pH yang di
hasilkan oleh tanah sangat bervariasi. Menurut Foth (1994) yang menyatakan
bahwa bila pH masam sampai 5.5 maka besi, alumunium yang terlarut sangat
meningkat, hal ini menyebabkan peningkatan fosfor sebagai besi fosfat dan
alumunium fosfat sehingga mengurangi daya larut atau persediaan. Sementara
pada hasil penelitian, pH yang diperoleh hampir semuanya tinngi diatas 5.5.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Kadar pH yang tertinggi pada tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa
sawit terdapat pada rorak aplikasi dan memiliki kriteria pH normal dan
agak masam.
2. Kadar C pada tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit yang tertinggi
terdapat pada bagian sela aplikasi dan memiliki kriteria sedang,rendah dan
sangat rendah.
3. Kadar N pada tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit yang tertinggi
terdapat pada bagian sela aplikasi dan memiliki kriteria rendahsedang dan
sangat rendah.
4. Kadar C/N pada tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit yang
tertinggi terdapat pada bagian sela aplikasi dan memiliki kriteria
rendah,sedang dan sangat tinggi.
5. Kadar Fosfat-tersedia tanah pada tanah aplikasi limbah cair pabrik kelapa
sawit yang tertinggi terdapat pada bagian rorak aplikasi dan memiliki
Saran
Disarankan agar di lokasi penelitian dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk menentukan jenis tanah, sehingga dapat diperoleh data-data dan informasi
yang lebih detail terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi status pH,C,N,C/N
dan Fosfat-tersedia tanah pada tanah yang diaplikasi limbah cair pabrik kelapa
DAFTAR PUSTTAKA
Agustina, H. 2006. Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan Beracun. http/www.Kementrian Negara Lingkungan Hidup.com.
Anonim. 1997. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran.Penebar Swadaya.
Anonim. 2000. Studi Tentang Produksi, Pemasaran, Konsumsi dan Investasi Minyak Kelapa Sawit Indonesia. PT. International Contact Business System.
Anonim. 2007. Pemanfaatan Limbah Cair Kelapa Sawit (CPO Parit). Diakses tanggal 10 Mei 2007.
Anonim. 2008. Energi Terbarukan dari Limbah Pabrik Kelapa Sawit. http:// isroi.word press.com/2008/02/25/energi-dari-limbah-sawit.
Anonim. 2011. Sifat Kimia Tanah.http//
Anonim, 2011. Mengenal Sifat Kimia Tanah. http//www.AnneAhira.com.
Agustina, H. 2006. Land Application Sebagai Alternatif 3R Pada Industri Kelapa Sawit.Kementerian Lingkungan Hidup.22 Hal.
Buckman, H.O and N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah, Terjemahan Soegiman. Bratara Karya Aksara, Jakarta. 765 Hal.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2000. Luas Areal Kelapa Sawit Menurut
Propinsi.
Erick. 2008. Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit pada Perkebunan Kelapa Sawit. Yogyakarta.
Fauzi, Y., T.E. Wiyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2005. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya, Jakarta.Hal 142-144.
Foth, H. D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Terjemahan S.Adisoemarto. Erlangga, Jakarta. 374 Hal.
Hardjowigeno, S., 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademia Presindo, Jakarta. 274 Hal.
Kaptan ADB, 2011. Unsur Hara Tanaman.http//www.Greenpeace.com.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2006, Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit. Tanggal 25 Maret 2003.
Lubis, A. U., P. Guritno dan Darnoko, 1994. Prospek Industri dengan Bahan Baku Limbah Padat Kelapa Sawit di Indonesia. Berita PKKS 2 (3). Hal 203-209.
Mas’ud, P. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa, Bandung. 275 Hal.
Mukhlis. 2007. Analisis Tanah Tanaman. USU press.Medan. 155 Hal.
Nyakpa, M. Y., A.M. Lubis, M.A Pulung, A.G. Amrah, A. Muriawan, G.B.Hong dan N. Hakim. 1998. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung, Lampung. 258 Hal.
Prasetyo, B.H dan D.A. Suriadikarta. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pemanfaatan Tanah Ultisol Untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering,
Purwanto, W. Dan R. A. Sparringga., 2000. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa dan Batang Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pulp Kertas. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Vol 2 No.3. Hal 56-65.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Menyiapkan Benih Berkualitas,
Satria, H., 1999, Disain instalasi Pengolahan Limbah Cair Industri, Minyak Kelapa Sawit, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Lingkungan ITB.
Suriadikarta, D. A, T. Prihatini, D. Setyarini, dan W. Hartatik. 2002. Teknologi Pengelohan Lahan Kering Menuju Produtif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor.
Sutedjo, M dan A. G. Kartasapoetra. 1997. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Aksara, Jakarta. 177 Hal
Sutedjo, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kriteria Sifat Tanah Kriteria Sifat Tanah
Sifat Tanah Satuan S. Rendah Rendah Sedang Tinggi S. Tinggi
C (Karbon) % <1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.00 N (Nitrogen) % <0.10 0.10-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 >0.75
C/N --- <5 5-10 11-15 16-25 >25
P2O5 Total % <0.03 0.03-0.06 0.06-0.079 0.08-0.10 >0.10
P2O5 eks-HCl % <0.021 0.021-0.039 0.040-0.060 0.061-0.10 >0.1
P-avl Bray II ppm <8.0 8.0-15 16-25 26-35 >35 P-avl troug ppm <20 20-39 40-60 61-80 >80 P-avl Olsen ppm <10 10-25 26-45 46-60 >60 K2O eks-HCl % <0.03 0.03-0.06 0.07-0.11 0.12-0.20 >20
CaO eks-HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 MgO eks-HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 MnO eks-HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 K-tukar me/100 <0.10 0.10-0.20 0.30-0.50 0.60-1.00 >1.00 Na-tukar me/100 <0.10 0.10-0.30 0.40-0.70 0.80-1.00 >1.00 Ca-tukar me/100 <2.0 2.0-5.0 6.0-10.0 11.0-20.0 >20.0 Mg-tukar me/100 <0.40 0.40-1.00 1.10-2.00 2.10-8.00 >8.00
KTK (CEC) me/100 <5 5-16 17-24 25-40 >40
Kejenuhan Basa % <20 20-35 36-50 51-70 >70
Kejenuhan Al % <10 10-20 21-30 31-60 >60
EC (Nedeco) mmhos --- --- 2.5 2.6-10 >10
Sangat Masam
Masam Agak Masam
Netral Agak Alkalis
Alkalis
pH H2O <4.5 4.5-5.5 5.6-6.5 6.6-7.5 7.6-8.5 >8.5
pH KCL <2.5 2.5-4.0 --- 4.1-6.0 6.1-6.5 >6.5
(Sumber : Balai Penelitian Tanah, 2005)
BOD (Biological Oxygen Demand) limbah cair industri minyak sawit
= + 20 000 - 60 000 mg/l.
Lampiran 2. Data hasil analisis laboratorium pH tanah dari tiap titik sampel
Tabel 2: Kontrol
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ………
0-20 4.55 5.93 4.91
20-40 4.21 4.75 4.43
40-60 4.12 4.66 4.63
60-80 4.41 4.71 5.25
80-100 3.91 4.47 5.69
[image:42.595.111.516.340.469.2]100-120 4.10 4.43 5.84
Tabel 3:Sela Tanaman
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ………
0-20 4.52 5.82 4.81
20-40 4.12 4.66 4.53
40-60 3.95 4.75 3.91
60-80 4.37 4.67 5.02
80-100 3.81 4.41 5.88
100-120 3.38 4.32 4.89
Tabel 4: Rorak Aplikasi
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ………
0-20 7.13 7.06 7.33
20-40 6.96 7.02 7.48
40-60 6.93 7.01 7.36
60-80 7.13 6.75 7.51
80-100 6.98 6.60 7.33
[image:42.595.109.518.523.653.2]Lampiran 3. Data hasil Analisis Laboratorium Parameter C-organik Dari Tiap Titik Sampel
Tabel 5: Kontrol
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ……%……
0-20 1.51 1.21 1.44
20-40 0.80 0.76 0.94
40-60 0.52 0.65 0.63
60-80 0.47 0.56 0.61
80-100 0.39 0.47 0.50
[image:43.595.108.517.337.469.2]100-120 0.39 0.41 0.39
Tabel 6: Sela Tanaman
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ….%……
0-20 2.51 2.82 1.81
20-40 0.56 0.78 1.75
40-60 0.73 0.70 0.76
60-80 0.83 0.51 0.65
80-100 0.68 0.42 0.81
100-120 0.84 0.43 0.94
Tabel 7: Rorak Aplikasi
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ……%……
0-20 1.81 1.45 2.48
20-40 0.81 0.57 2.32
40-60 0.77 0.54 0.82
60-80 0.52 0.60 0.61
80-100 0.46 0.47 0.90
[image:43.595.110.518.534.666.2]Lampiran 4. Data Hasil Analisis Laboratorium Parameter Nitrogen Tanah Dari Tiap Titik Sampel
Tabel 8: Kontrol
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. …..%……
0-20 0.19 0.13 0.14
20-40 0.07 0.08 0.10
40-60 0.04 0.06 0.07
60-80 0.03 0.05 0.05
80-100 0.05 0.04 0.04
[image:44.595.108.518.353.479.2]100-120 0.03 0.03 0.02
Tabel 9: Sela Tanaman
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ……%……
0-20 0.26 0.23 0.24
20-40 0.10 0.15 0.09
40-60 0.08 0.09 0.06
60-80 0.06 0.06 0.04
80-100 0.06 0.05 0.03
100-120 0.05 0.14 0.01
Tabel 10: Rorak Aplikasi
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ……%……
0-20 0.20 0.17 0.19
20-40 0.08 0.09 0.11
40-60 0.07 0.08 0.08
60-80 0.07 0.06 0.06
80-100 0.054 0.05 0.05
[image:44.595.110.517.534.666.2]Lampiran 5. Data Hasil Analisis Laboratorium Parameter C/N Dari Tiap Titik Sampel
Tabel 11:Kontrol
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ……
0-20 7.9 9.3 10.3
20-40 114 9.5 9.4
40-60 13.0 10.8 9.0
60-80 15.7 11.2 12.2
80-100 7.8 11.8 12.5
[image:45.595.109.518.353.479.2]100-120 13.0 13.7 19.5
Tabel 12: Sela Tanaman
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ……
0-20 9.7 12.3 7.5
20-40 5.6 5.2 19.4
40-60 9.1 7.8 12.7
60-80 13.8 8.5 16.3
80-100 11.3 8.4 27.0
100-120 16.8 3.1 94.0
Tabel 13: Rorak Aplikasi
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ……
0-20 9.1 8.5 13.1
20-40 10.1 6.3 21.1
40-60 11.0 6.8 10.3
60-80 7.4 10.0 10.2
80-100 11.5 9.4 18.0
[image:45.595.110.517.534.666.2]Lampiran 6. Data hasil analisis laboratorium parameter Fosfat Tersedia tanah dari tiap titik sampel
Tabel 14: Kontrol
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ……ppm……
0-20 5 4 5
20-40 2 2 2
40-60 2 3 2
60-80 2 3 2
80-100 2 3 3
[image:46.595.109.519.338.469.2]100-120 2 1 3
Tabel 15: Sela Tanaman
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ……ppm……
0-20 68 105 49
20-40 6 42 17
40-60 2 11 14
60-80 5 10 17
80-100 2 7 4
100-120 5 4 8
Tabel 16: Rorak Aplikasi
Kedalaman Ulangan
I II III
…..cm….. ….ppm……
0-20 291 338 404
20-40 13 29 164
40-60 7 19 5
60-80 11 11 41
80-100 6 8 17
[image:46.595.110.518.537.666.2]Lampiran 7. Rataan hasil analisis laboratorium pH tanah dari tiap titik sampel.
Tabel 17: Rataan hasil analisis laboratorium pH H2O tanah dari tiap titik sampel
Kedalaman Rerata Peubah Amatan
…cm… ………..
Kontrol Sela Rorak
0-20 5.13 5.05 7.17
20-40 4.65 4.44 7.15
40-60 4.47 4.20 7.10
60-80 4,79 4.69 7.13
80-100 4.84 4.70 6.97
100-120 4.79 4.20 6.15
Lampiran 8. Rataan hasil analisis laboratorium C-Organik dari tiap titik sampel.
Tabel 18: Rataan hasil analisis laboratorium karbon dari tiap titik sampel
Kedalaman Rerata Peubah Amatan
…cm… ………..%………..
Kontrol Sela Rorak
0-20 1.38 2.38 1.91
20-40 0.83 1.03 1.23
40-60 0.60 0.73 0.71
60-80 0.54 0.66 0.57
80-100 0.45 0.63 0.61
[image:47.595.113.516.448.610.2]Lampiran 9. Rataan hasil analisis laboratorium N-Total dari tiap titik sampel.
Tabel 19: Rataan hasil analisis laboratorium nitrogen dari tiap titik sampel
Kedalaman Rerata Peubah Amatan
…cm… ………..%………..
Kontrol Sela Rorak
0-20 0.15 0.24 0.18
20-40 0.08 0.11 0.09
40-60 0.05 0.07 0.07
60-80 0.09 0.05 0.06
80-100 0.04 0.04 0.04
100-120 0.02 0.06 0.04
Lampiran 10. Rataan hasil analisis laboratorium C/N dari tiap titik sampel.
Tabel 20: Rataan hasil analisis laboratorium fraksi C/N dari tiap titik sampel
Kedalaman Rerata Peubah Amatan
…cm… ………..me/100gram………..
Kontrol Sela Rorak
0-20 9.1 9.8 10.2
20-40 10.1 10.06 12.5
40-60 10.9 9.8 9.3
60-80 13.0 12.8 9.3
80-100 10.7 15.5 10.5
[image:48.595.111.518.462.620.2]Lampiran 11. Rataan hasil analisis laboratorium Fosfat Tersedia tanah dari tiap titik sampel.
Tabel 21. Rataan hasil analisis laboratorium Fosfat-teredia tanah dari tiap
titik sampel
Kedalaman Rerata Peubah Amatan
…cm… ………..ppm………..
Kontrol Sela Rorak
0-20 4.6 74.0 344.3
20-40 2.0 21.6 68.6
40-60 2.3 9.0 7.0
60-80 2.3 10.6 21.0
80-100 2.6 4.3 10.3
100-120 2.0 5.6 3.6
Lampiran 12. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Kontrol di Perkebunan
PT SMART Kebun Padang Halaban Labuhan Batu Utara Divisi II Blok 3
Lampiran 13. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Pada Sela Rorak Aplikasi di Perkebunan PT SMART Kebun Padang Halaban Labuhan Batu Utara Divisi II Blok 6
2,25m
2,25m
Sela