111 111111 FD"'
111
Oleh:
EMA ASMA
204011002687
fJi!crifr.
、[セイゥ@ '· B⦅ML⦅LLNLセMヲ@
· ·rr ...
'T ... ,. l;:I. : : ....l.::d.?..<;{ _ i;.5.?\ ...
""· lnduk , ..
.O.L?.l.::: ..
「N[ZZヲᄋZ[ZセZコ[ェ@
..
g
ォA。ウゥイゥォ。セゥ@ ... ···•··· ···•··· ··
. ···
...JURUSAN PENDIDIKAN AGAl\IA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
negセeri@SYARIF HIDAYATULL.AH
NEGERI 238 JAKARTA SELATAN" telah diujikan dalam sidang munaqasah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 05 Maret 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar saijana Program Strata Satu (S-1) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam.
Jakmia, I 0 Maret 2009
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan I Program Studi) Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, MA
NIP. 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan I Program Studi) Drs. Sapiuddin Shidig, M.Ag
NIP. 150 299 477
Penguji 1
Dr. Zaimuddin, M.Ag NIP. 150 247 331
Penguji II
Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag NIP. 150 299 477
Mengetahui Del 1 FITK,
,)
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata satu Pendidikan Agama Islam pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di llniversitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbub."1i bahwa karya ini bukan basil karya saya atau
mernpakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Jlmu
Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, Februari 2009
proses dan hasil pendidikan dan dianggap ikut berpengamh terhadap rendahnya basil belajar anak. Oleh karena itu, untuk mencapai pres1asi belajar di sekolah anak perlu mendapat perhatian dari orang tuanya. Makin tinggi perhatian dari orang tua makin tinggi pula prestasi belajar anak. Begitu juga sebaliknya.
Penelitian ini menggunakan metode "deskriptjf analisis", sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yaitu untuk mencari hubungan antara kedua variabel. Sedangkan itekhnik pengumpulan datanya yaitu dengan cara menyebar angket berisi seju.mlah pertanyaan tentang Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama Islam Siswa SMP Negeri 238 Jakarta. Angket dibagikan kepada sitswa kelas HI, jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Selain itu, peneliti memperoleh data penunjang lainnya melalui wawancara kcpada gum Aganm Islam dan salah satu wali murid siswa kelas III. Setelah diperoleh hasil angket tentang Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama Islam Siswa SMP Negeri 238 Jakarta lalu penulis menghitung kedua variabel tersebut dengan menggunakan runms product moment. Hal ini untuk mengetahui tingkat korelasi kedua varibel tersebut. Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel tersebut penulis menggunakan rumus koefisien determinasi.
teramat dalam kepada Dzat yang maha pemurah, maha pengasih, yang memiliki
hari pembalasan pada yaumil akhir Alla11 SWT atas nikmat yang tiada batas
terutama nikmat iman dan islam serta talc lepas pula nikmat sehat yang masih
diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Sholawat teriring salam tak terhingga kepada Nabi Muhammad SA \V,
sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari alarn jahiliyah
yang gelap gulita menuju ke alam yang terang benderang dengan ilmu
pengetahuan.
Salah satu syarat menyelesaikan studi dan mencapai gelar Saijana Strata
Satu (S-1) di perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatnllah Jakarta adalah membuat
karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itnlah penulis membuat
skripsi ini dengan judul "Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Dengan
Prestasi Belajar Agama Islam Siswa di SMP Nege1·i 238 Jakarta Selatan."
Selama pembuatan skripsi ini, sudah tentu penulis banyak mengalami
kesulitan dan hambatan, baik yang menyai1gkut pengaturan waktu, pengurnpulan
bahan-bahan atau data maupun pembiayaan dan lain sebagainya. Namun berkat
bantuan dan dukungan dai·i berbagai pihak, maka segala kesulitai1 dan hambatai1
itu Alhamdulillah dapat diatasi dengan sebaik-baiknya, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu sepantasnyalah penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang dalam dan penghargaan yang tinggi kepada:
I. Dekan Faknltas Ilmu Tarbiyah dan Kegurnan UII\f Syarif Hidayatnllah
Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurnsan Pendidikan Agama Islam Falrultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Surnrin, M.Ag, Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini, yang
5. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf
yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada penulis untuk menela'ah dan meminjam buku·-buku yang diperlukan
dalam rangka penyusunan skripsi ini.
6. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta staf yang telah memberikan pelayanan dan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis untuk menela'ah dan
meminjam buku-buku yang diperlukan dalam rangka penyusunan skripsi ini.
7. Pimpinan Perpustakaan Iman Janm Lebak Bulus beserta staf yang telah
memberikan pelayanan dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis
untuk menela'ah dan meminjam buku-buku yang diperlukan dalam rangka
penyusunan skripsi ini.
8. Guru-guru SMP Negeri 238 Jakarta yang memberikan kesempatan untuk
penulis melakukan penelitian di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan, berkat
bantuan dan kerjasama mereka akhimya skripsi ini selesai dibuat. Semoga
Allah merahmati mereka semua.
9. Ayahanda H. Akhmad Rosadi dan Umi Hj. Fatimah tercinta yang telah
merawat dan mendidik dengan penuh kasih sayang dan kesabaran,
memberikan pengorbanan yang tidak terhitung nilainya baik moril maupnn
materil, dan memberikan dorongan serta men do' akan penulis dalam
menempuh hidup ini, adik-adikku tercinta Riza & Lubna serta keluarga besar
Hj. Masturoh tercinta khususnya sepupuku Nina Husna yang selalu
membantu penulis hingga selesainya skripsi ini. Semoga Allah memberikan
rahmat kepada mereka semua.
10. Teman-teman PAI kelas A angkatan 2004-2005 yang selalu memberikan
motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Adik-adik ku yang di SMPN doegal (238) khususnya Fachri, Aris, Adri, Anindhita, Debby dan Yuliska yang selalu memberikan kenangan indah saat menjalani hari-hari PPKT.
14. Kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusinya, dalam skripsi ini, yang tak penulis sebutkan satu persatu.
Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka semua diterima oleh Allah SWT. dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda, amin. Mudah-mudahan pula skripsi ini bennanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umurnnya.
Penulis menyadari bahwa dalan1 penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan senang hati dan lapang dada, demi penyempurnaan karya ilmiah di masa yang akan datang bagi yang berkepentingan.
Jakarta, 19 Februari 2009 Penulis
LEMBAR PENGESAHAN ...•...•...•...•...•...•.•...•... ii
LEMBAR PERNYATAAN ...•...•...•...•...•...•... iii
ABSTRAKSI... iv
KATA PENGANTAR... v
DAFTARISI... viii
DAFT ART ABEL... x
DAFT AR LAMPIRAN ... xii
BABIPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Pembatasan dan Perumusan Masalah ... ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Perhatian Orang Tua... 8
I. Pengertian Perhatian... 8
2. Pengertian Orang Tua... 9
3. Macam-macam Perhatian... 13
4. Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua... 15
5. Tugas-tugas Orang Tua Terhadap Anak Remajanya ... 21
B. Prestasi Belajar ... 22
I. Pengertian Prestasi Belajar ... ... 22
2. Tipe Hasil Belajar... 24
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 29
4. Kebutuhan akan Berprestasi (Need of Achievement)... 36
5. Cara Mengetahui Prestasi Siswa ... 39
C. Mata Pelajaran Agama Islam ... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .. . . .. . .. . .. . . ... ... . . .. . . .. . .. .. . . .. .. . . 48
B.
Lokasi Penelitian ... .... ... ... .. ... 48C. Variabel Penelitian .. ... ... ... ... ... 48
D. Populasi dan Sampel ... ... ... ... ... . ... ... 51
E. Tekhnik Pengumpulan Data... 51
F. Tekhnik Analisis Data... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMPN 238 Jakarta... 56
I. Sejarah Berdirinya SMPN 238 Jakarta... 56
2. Visi dan Misi SMPN 238 Jakarta... 57
3. Tujuan SMPN 238 Jakarta... 58
4. Struktur Organisasi Pegawai SMPN 238 Jakarta... 59
5. Tenaga Pendidikan, Pegawai dan Siswa ... 59
6. Daftar Pengajar SMPN 238 Jakarta... 60
7. Data Siswa SMPN 238 Jakarta... 61
8. Sarana dan Prasarana SMPN 238 Jakarta ... 62
9. Kurikulum SMPN 238 Jakarta... 62
B.
Deskripsi Data... 63C. Analisis Data... 83
D. Interpretasi Data... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.. ... . . .. . .. . .. ... ... . . .. ... ... ... .... .... .... .. ... ... ... .... .... .. .. ... 92
B. Saran-saran... 93 DAFT AR PUST AKA
Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8
Angka Indeks Korelasi "r" Producy Moment ... .. Data sekolah SMP Negeri 238 Jakarta ... .. Struktur Organisasi Pegawai SMP Negeri 238 Jakarta ... . Daftar Pengajar SMP Negeri 238 Jakarta ... . Data Siswa SMP Negeri 238 Jakarta ... .. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 238 .Jakarta ... .. Menegur jika melihat anak malas belajar ... ..
54 57 59 60 61
62
63Tabel 9 Menemani belajar anak di rumah ... 64
Tabel 10 Membimbing dalam mengerjakan PR... 65
Tabel 11 Membantu mengatasi kesulitan belajar anak di rumah ... 66
Tabel 12 Menganjurkan untuk mengikuti kursus/bimbingan belajar ... 67
Tabel 13 Memberikan arahan/bimbingan kepada anak ketika menyaksikan berita TV ... ... ... 68
Tabel 14 Mengingatkanjadwal belajar anak di rumah... 69
Tabel 15 Mengingatkan agar anak selalu rajin belajar ... 70
Tabel 16 Menanyakan hasil ulangan atau tes anak... 70
Tabel 17 Menyuruh anak untuk sering membaca Koran, majalah/buku-buku yang berisi tentang pendidikan... 71
Tabel 18 Berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan anaknya... 72
Tabel 19 Anak lupa waktu clan orang tua menegur/memarahi ... 73
Tabel 20 Adanya perhatian famili lain dalam keluarga seperti paman, bi bi, kakek, dll .. .... .... ... .... ... ... ... ... ... ... .... ... ... ... 7 4 Tabel 21 Menanyakan alasan anakjika tidak masuk seko.lah ... 75
Tabel 22 Memperhatikan clan peduli terhadap situasi tempat belajar anak ... 76 Tabel 23 Menyediakan kebutuhan anak untuk belajar seperti meja
Tabel 26 Menanyakan perkembangan prestasi anak ke sekolah ... 79
Tabel 27 Konsultasi kepada guru yang terkait tentang kesulitan belajar
yang dialami anak... 80
Tabel 28 Tabulasi item dan skor yang diperoleh tentang perhatian
orang tua dengan prestasi belajar agama Islam . ... 82
Tabel 29 Nama dan nilai raport mata pelajaran PAI siswa kelas III... 83
[image:11.521.33.398.82.513.2]LAMP IRAN 2 : Surat Bimbingan Skripsi
LAMP IRAN 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian
LAMP IRAN 4 : Pedoman Wawancara
LAMP IRAN 5 : Berita Wawancara
LAMP IRAN 6 : Angket
LAMP IRAN 7 : Surat Keterangan dmi Sekolah
LAMPIRAN 8 : Hasil Perhitungan Angket
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya mencapai prestasi belajar di sekolah, anak perlu mendapat perhatian dari orang tuanya. Makin tinggi perhatian dari orang tua makin tinggi pula prestasi belajar anak, begitu juga sebaliknya. Namun dalan1 kenyataan, banyak orang tua beranggapan ballwa memenuhi kebutuhan jasmani saja sudall cukup untuk mendukung prestasi belajar di sekolall, banyak orang tua yang tidak mau tabu dan tidak acuh terhadap urusan sekolall dan ditamball kenyataan yang penulis dapatkan di lapangan, mengenai prestasi belajar agama Islam siswa SMPN 238 Jakarta Selatan masih kurang memuaskan. Hal ini terungkap dari hasil survei pada ujian bulan Juni 2008, bahwa siswa yang harus menjalankan remedial pada saat mengerjakan ujian masih terlalu tinggi yaitu. sekitar 15 orang dari 40 siswa, permasalallan di atas mungkin disebabkan karena knrangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anaknya.
merasakan bahwa kedua orang tuanya memang sungguh-sungguh sayang
kepadanya.
Pengajaran orang tua kepada anak-anak akan lebih lengkap dan
bermakna bila didasari kasih sayang, saling menghargai dan saling
membutuhkan. Mengajar anak dengan dilandasi perasaan kasih sayang
yang tulus akan berdampak terciptanya suasana batin yang dekat dan
akrab. Membuat anak menjadi tidak canggung bertariya masalah pelajaran,
bahkan tidak sungkan untuk mengungkapkan masalah pribadi atau
hubungan sosialnya. Suasana yang penuh kasih sayang dari orang tua ini
pun akan menimbulkan semangat belajar pada diri anak-anak.
Kasih sayang orang tua bukanlah semata kasih sayang bempa
materi, dengan menyediakan banyak fasilitas anak untuk sekolah. Tetapi
kasih sayang yang dimaksud di sini, sebagai contoh orang tua dapat
memberikan perhatian terhadap pelajarannya, rnenanyakan kegiatan
sehari-harinya dimmah maupun di sekolah. Dengan perhatian seperti ini
anak akan merasa dihargai dan diperhatikan1
Mendidik anak adalah tugas yang paling mulia yang pernah
diamanatkan Tuhan kepada orang tua. Oleh karena itu maka tanggung
jawab terletak di alas bahu mereka. Orang tua tidaklah cuknp hanya
memenuhi kebutuhan sehari-hari demi kelangsungart hidup anaknya. Anak
membutuhkan perhatian yang lebih mendalam serta pengelolaan yang
lebih intensif, baik melalui pendidikan formal (sekolah) maupun
pendidikan non formal (keluarga). Melalui sarana pendidikan ini orang tua
dapat memberikan pengaruh dalam pembentukan pribadi anak dan watak
yang akan dibawanya hingga dewasa nanti.2
Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh
yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa yang
akan datang. Keluargalah yang akan memberikan wacana seorang anak,
baik perilaku, budi pekerti, watak maupun adat kebiasaan sehari-hari.
Dengan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak dalam
lingkungan keluarga, maka anak akan tumbuh clan berkembang dengan
baik serta memperoleh prestasi yang baik pula, kare:na tujuan pendidikan
yang dilaksanakan di dalam keluarga adalah untuk membina,
membimbing, mendidik dan mengarahkan anak untuk mencapai tujuan
yang baik.
Pada diri setiap anak terdapat suatu dorongan untuk memru.
Terlebih lagi pada saat di usia SMP, karena pada masa usia ini adalah
merupakan masa sensitif bagi mereka, sebab apa yang dilihat dan
didengarkan mereka akan bernsaha menirunya tanpa mempertimbangkan
baik dan buruknya. Contohnya seperti jika mereka menyukai salah satu
artis idola mereka, mereka akan menirnnya bagaimana cara
berpenampilan, tingkah laku, dan cara hidup artis tersebut. Dalam hal ini
sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang besar dari orang tua,
karena masa meniru ini secara tidak langsung turnt membentuk watak anak
di kemudian hari.
Dalam lingkungan keluarga, pendidikan yang berlangsung di
dalarnnya adalah pendidikan informal, dengan orang tua sebagai pendidik.
Orang tua adalah pendidik kodrati.3 Mereka pendiclik bagi anak-anaknya
karena secara kodrati ibu dan bapak diberikan anugerah oleh Allah berupa
naluri orang tua. Kasih sayang dan pengertian keluarga, khususnya orang
tua akan meninggalkan bekas positif dalam perkembangan jiwa anak.
Memang setiap orang dapat menjadi orang tua, namun tidak semua
orang tua berhasil memegang jabatannya sebagai orang tua, apalagi tanpa
persiapan-persiapan matang. Dengan demikian hal-hal seperti ini pantas
menjadi pemikiran serta bahan renungan setiap orang tua. Apakah kita
sebagai orang tua akan mampu mengarahkan perkembangan anak,
sehingga terdapat interaksi optimal antara faktor··faktor yang dibawa anak
menghujani dirinya. Karena tidak dapat disangkal lagi bahwa pada permulaan hidupnya seorang anak sangat tergantung kepada orang tua yang mengasuhnya.4
Oleh karena itu setiap anak memilki ヲ。ウ・Mヲ。ウQセ@ pada dirinya. Seperti yang telah di sebutkan di atas bahwa pada permulaan hidupnya seorang anak sangat tergantung kepada orang tua yang telah mengasuhnya. Terlebih-lebih pada masa SMP, karena pada masa saat ini banyak orang sebut yaitu masa puber. Setelah anak melewati masa ini anak akan tumbuh menjadi remaja. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase "mencari jati diri". Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. 5
Banyak buku dan tulisan di media massa mengatakan, yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan anak adalah orang tua. Banyak orang tua menganggap, pendidikan anak adalah tanggung jawab sekolah. Sekolah adalah sebagai media dalam pemberi pendidikan dan pengajaran anak, tetapi semuanya tetap kembali kepada orang tua. Orang tualah yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan dan keberhasilan anak.
Orang tua bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan anak, karena :
I . Anak adalah anugerah Tuhan kepada orang tua
2. Anak mendapat pendidikan pertama kali dari orang tua 3. Orang tua adalah yang paling mengetalmi karakter anaknya. 6
dianggap ikut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar anak. Narnun seringkali prestasi belajar yang diperoleh anak tidak sesuai dengan potensinya karena :
1. Anak itu sendiri, misalnya anak mempunyai masalah pribadi sehingga ia mengalarni hambatan dalarn perkembangan di:ri dan prestasi.
2. Lingkungan, misalnya orang tua kurang mampu menyediakan kesempatan I waktu dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau orang tua yang ekonominya cukup tetapi kurang dapat memberi perhatian terhadap pendidikan anaknya.
Untuk mencapai prestasi belajar di sekolah anak perlu mendapat perhatian dari orang tuanya. Makin tinggi perhatian dari orang tua makin tinggi pula prestasi belajar anak, begitu juga sebaliknya. Dan perhatian dad orang tua yang dapat mendukung prestasi belajar anak berupa bimbingan belajar, monitoring, penyediaan fasilitas belajar clan kerja sama antara orang tua dengan pihak sekolah.
Narnun dalarn kenyataan, banyak orang tua beranggapan bahwa memenuhi kebutuhan jasmani saja sudah cukup untuk mendukung prestasi belajar di sekolah, banyak orang tua yang tidak mau tahu dan tidak acuh terhadap urusan sekolah clan ditambah kenyataan yang penulis dapatkan di lapangan, mengenai prestasi belajar agama Islam siswa SMPN 238 Jakarta Selatan masih kurang memuaskan. Hal ini terungkap dari basil survei pada ujian bulan Juni 2008, bahwa siswa yang harus menjalankan remedial pada saat mengerjakan ujian masih terlalu tinggi yaitu sekitar 15 orang dari 40 s1swa.
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan muncul antara lain sebagai berikut :
a. Kurangnya orang tua yang peduli terbadap tanggung jawabnya kepada anaknya.
b. Orang tua menyerahkan masalab anak kepada sekolab.
c. Orang tua mau menangani masalah anak apabila sudah ada teguran dari pibak sekolab.
d. Banyak orang tua tidak peduli dengan perkembangan anaknya di sekolah.
e. Sebagian orang tua menganggap tidak begitu penting bekerja sama dengan sekolah.
f. Banyaknya orang tua tidak peduli dengan perkembangan belajar anaknya di sekolah.
g. Orang tua menyalahkan sekolah apabila basil belajar anaknya jelek tanpa menanyakan sebabnya terlebih dahulu.
b. Anak lebib patub kepada guru di sekolab dari pada orang tua.
1. Orang tua yang peduli dengan anak sanga.t berpengarnh dengan
basil belajar anak di sekolah
J. Tidak adanya perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak. 2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi permasalahannya ke dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Perhatian orang tua pada mata pelajaran agama Islam, yang di libat dari intensitasnya.
2. Siswa yang dimaksud adalah siswa kelas 3 SMP Negeri 238 Jakarta Se Iatan.
3. Perumusan Masalah
1. Tingkat perhatian orang tua terhadap prestasi belajar agama Islam siswa di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan
2. Tingkat prestasi belajar agama Islam siswa di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan
3. Adakah hubungan yang signifikan antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Agama Islan1 Siswa di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu :
I) Untuk mengetahui bagaimana perhatian orang tua terhadap anak di SMP Negeri 238 Jakarta Selatm1.
2) Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar agama siswa di SMP Negeri 238 Jakarta Selatan.
3) Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan ym1g signifikan ffiltara perhatiffil orang tua dengan prestasi belajar agama siswa SMP Negeri 238 Jakarta Selatall.
Adapun manfaat yang hendak dicapai dalam penelitiffil sebagai berikut:
1. Hasil penelitiffil diharapkan dapat memberi infonnasi yffilg positif pada orallg tua dalam mengasuh dan mendidik anak agar prestasi anak dapat ditingkatkffil.
2. Dapat memberikffil sumbm1gan dalam ilmu pendidikan khususnya sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian yang relevan. 3. Penelitian ini menjadi bekal bagi penulis dalmn mendidik anak
A. Perhatian orang tua
1. Pengertian Perhatian
Perhatian dalam kamus Bahasa Indonesia berarti minat, apa yang disukai atau disenangi.1 Definisi perhatian dalam buku Ensiklopedi Pendidikan adalah respons umum terhadap sesuatu yang merangsang dikarenakan adanya bahan-bahan apersepsi pada kita. Akibatnya maka kita menyempitkan kesadaran kita dan memusatkannya kepada hal-hal yang telah merangsang kita.2 Sedangkan Perhatian <lafam Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan ialah aktivitas yang mengisi pemusatan dan penyempitan rohani seseorang terhadap sesuatu tanggapan atau kelompok tanggapan tertentu, isi kesadaran Iaim1ya ataupun objek luar.3
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian berhubungan erat dengan keberadaan jiwa yang direalisasikan dalam suatu aktifitas terhadap suatu objek yang direaksi pada suatu waktu, objek yang menjadi sasaran yaitu hal yang ada dalam dirinya. Sebagai contoh hal-hal yang dalam dirinya adalab tanggapan, pengeztian dan perasaan, sedangkan hal-hal yang berada diluar dirinya adalali keadaan alam, keadaan masyarakat, ataupun keadllllll sosial ekonomi.
14
Adapun menurut Sunmdi Suryabrata dalam bukw1ya Psikologi Pendidikan mendefinisikan perhatian sebagai berikut :
I. Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktifitas yang dilakukan.
2. Perhatian adalal1 pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek.4
Dari perhatian tersebnt di atas dapat disimpulkan, bahwa perhatian adalah suatu proses reaksi seseorang yang dilakukan secara sadar terhadap suatu objek akibat adanya suatu rangsangan, sehingga mengakibatkan bertambah banyaknya aktifitas seseorang.
2. Pcngcrtian Orang tua
Orang tua dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan : 1) ayah dan ibu kandung, 2) orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya), 4) orang yang disegani I dihormati di kampung.5 Orang tua merupakan sebutan yang umwn digunakan bagi bapak dan ibu oleh seorang anak. Sebutan bapak bagi orang tua yang berjenis kelamin laki-laki, sebutan ibu bagi orang tua yang berjenis kelamin wanita. Menurut syariat Islam Bapak (Ayah) memiliki kedudulcari yang pen ting dan mulia."Bapak adalah kepala keluarga yang memimpin ibu, anak-anak dan pelayan".6 Bapak bertanggung jawab terhadap mereka dan akan diminta pertanggw1gjawabannya oleh Allah SWT. Sedangkan Ibu adalah orang yang tugasnya melahirkan anak-anak, memelihara dan mendidik anak, serta mengatur run1ah tangga. 7
4
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Press,1998), h.
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), h. 709
6 Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak /aki-laki, (Jakarta
--Dalam ajaran Islam telah dinyatakan dalam sebuah hadits Rasulutlah
SAW yang berbunyi :
. ; ( I ) _ , . , , , . , J I , , , , . , . , , . , ,...
;ll" ,
"ill .)'
.t• , '.
セ@,
セii@Jli
ャAjセ@,)\S"
0-",
I '.,
y,.
, •
yJI'
セ@ セᄋセ@ セ@ ,, •
NスANセ@i.,1-
,i:Y'
... / ,... ,/l ,,,.,... 0 0 ....
HN^スセZji@
olJJ)
セゥ[ZLLLセLNZセNゥZ⦅LQ@
セャ[ーセエ@
jl
[jiセセA@
ol:-f.1!
§pl
Ji-,,. ,... ,.,. ,... Nセ@
Artinya : "Abu Hurairah ra. Memberitahukan bahwa Nabi SAW pemah
bersabda : Tidak ada seorang anakpun yang dilahirkan
melainkan ia dilahirkan dalam keadaan suci bersih, maka ibu
bapaknya yang me1tjadikannya Y ahu&. Nasrani atau Majusi".
(HR. Bukhari)
Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa orang tua memegang
peranan penting dalam membentuk kepribadian anak. Anak Ial1ir dalam
keadaan suci, orang tualah yang bertanggungjawab untuk mendidiknya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat bahwa orang tua
adalah ibu bapak yaitu, orang yang melahirkar1 (bagi ibu), merawat,
mendidik, dan bertanggungjawab terhadap anak-anaknya dalarn sernua
aspek kehidupan yang dapat rnembentuk anak menjadi pribadi-pribadi
yang mampu mensosialisasikan semua itu dalam kehidupan beragama,
berbangsa dan bernegara.
Setelah dijelaskan beberapa pengertian tentang orang tua dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud orang tua adalah ayah dan ibu yang
menjadi pemimpin dan kebanggaan bagi anak-anaknya se1ta panutan yang
pertama kali mereka lihat dan mereka tiru sebehnn bergaul dengan
lingkungan sekitar.
Orang tua mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin
rumah tangga. Keluarga adalah kelompok sosial yang terdiri atas dua
orang atau lebih yang merniliki ikatan darah perkawinan atau adopsi.
Dalam keluarga, orang tua adalah pendidik utama clan pertama bagi
pribadi dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup
mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang
dengan sendirinya akan masuk kedalam pribadi anak yaug sedang
tumbuh".8
Sebagai pendidik ayah dan ibu berperan merupakan jembatan yang
menghubungkan dunia anak dan dunia dewasa, menghubungkan anak
dengau dunia nilai dan masyarakat, dengau demikiau mereka juga
berperan sebagai pembimbing ke arah kehidupan yang mandiri dan
bertanggung jawab.
Secara umum orang tua adalah ayah dan ibu kandung. Menurut
Thamarin nasution dan Nurhalijab Nasution, yang dimaksud dengan orang
tua adalal1 setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga,
yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut dengan ibu bapak.9
Dalam Islam pun istilah orang tua menunjukkan pada ibu dan bapak, ini dapat kita lihat dari dalil di bawah ini :
Artinya : "Dan kami perintahkan kepadamu manusia agara berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam 2 tahun, bersyukurlah kepada Ku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, hanya kepada Ku !ah kemba/.imu. "
(Q.S. Luqman: 14) 10
Orang tua di dalam keluarga berfungsi sebagai orang tua biologis,
orang tua paedagogis dan orang tua psikologis yang sangat berguna bagi
pertmnbuhan dan perkembangan anak. Seperti yang dikatakan Sikun
Pribadi, "Ayah dan !bu bukan semata-mata sebagai pembuat anak atau
orang tua biologis melainkan sebagai orang tua psikologis karena di dalam
8Zakiah Daradjat, I/mu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1996), h. 26
9
pergaulannya sehari-hari antara orang tua dan anak ada gejala saling mempengaruhl baik yang sifatnya positif maupun yang bersifat negatif'.11
Orang tua di dalarn keluarga selain berfungsi sebagai orang tua
biologis, paedagogis dan psikologis juga berfungsi sebagai institusi pendidikan pertarna yang melakukan proses sosialisasi ajaran Islam. Jika fungsi edukatif ini terabaikan, dalam keluarga tidak ada transfer nilai, tidak ada kasih sayang dan kebersarnaan, masing-masing jalan sendiri akibatnya dengan mudah akan terjadi berbagai konflik internal yang akhimya terimbas pada prilaku di tengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain kehidupan keluarga jadi miniatur kehidupan masyarakat karenanya rusaknya tatanan keluarga menjadi sebab rusaknya tatanan masyarakat.12
Prilaku sebagai anggota masyarakat sekarang ini cenderung brutal. Egois dan mengabaikan norma serta nilai, sebagai besar akibat dari hilangnya fungsi edukatif dalam keluarga masing-masing. Demikian pula berbagai prilak'U yang mengarah kepada pemuasan kepentingan pribadi sehingga rela mengorbankan harta benda, bahkan nyawa sekalipun. Karena itu penjagaan diri dan keluarga dari perbuatan-perbuatan jahat dengan cara menghidupkan kembali nilai-nilai akhlakul karirnan di dalarn keluarga merupakan tugas yang harus diutarnakan. Allah SWT berfirman :
Artinya
(
15
·<
,.hf'
·<
,
セ@
..
f
1-.i 1
セM
I'
セ@
...
·.fT
1""'f,-CJ セ@ 'J_,.,....,,.,.'"' .r セ@ • v•::'-1 ..,,,u,i
"Hai orang-orang yang beriman pe!iharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." (Q.S. At-Tahrim: 6)13
Dalarn ajaran Islam kewajiban mengajar menulis dan membaca pada dasamya adalah kewajiban orang tua. Orang tua harns mempertanggungjawabkan kewajibannya di hadapan Allah nanti di akhirat tentang melaksanakan arnanah Allah. Antara lain adalah kewajiban orang
11
Sikun Pribadi, Mutiara dan Pendidikan, (Jakarta : Airlangga, 1987), h. I
-tua menagajarkan menulis dan membaca.14 Menulis dan membaca sebagai dasar untnk bisa mengetahui ilmu pengetahuan. Islam harus memberantas kebodohan, buta huruf adalah pangkal kebodohan, kewajiban orang tna bukan tertuju pada sekedar anak bisa menulis dan membaca akan tetapi anak dituntut untuk mengaplikasikannya dalan1 kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.
Setiap anak merupakan anugerah sekaligus tugas yang diberikan Tuhan kepada orang tua, oleh sebab itu orang tua harus melayani dan merawat anak dengan penuh kasih sayang dan tmggung jawab terhadap Tuhan. Orang tua sebagai pendidik orang tua memikul tanggung jawab, membimbing, membantu dan mengarahkan perkembangan anak agar mencapai kedewasaan sebagaimana yang dicita-citakan.
Orang tua harus berusaha supaya anak-anaknya tumbuh wajar dan baik, lepas dari berbagai ikatan, lepas dari tekanan batin atau jiwa, supaya mereka merasakan kesenangan, ketenangan dan kesejukan serta keabahagiaan hidup bersama-sama orang tua mereka.
Berdasarkan uraian di atas jelas sekali bahwasannya perhatian orang tua adalah bagian integral dari pendidikan informal yang diberikan oleh orang tna anaknya dirwnah.15 Perhatian orang tua yang berupa bimbingan, monitoring, penyediaan fasilitas belajar dan kerjasama orang tna dengan pihak sekolah dapat membentuk karakter anak yang diinginkan.
3. Macam-macam Perhatian
Sumadi Suryabrata di dalam bukunya menambahkan bahwa perhatian dapat di bagi menjadi tiga bagian :
Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau
pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya. Dalarn hal ini
telah banyak dilakukan penyelidikan-penyelidikan oleh para ahli yang
hasilnya memberi kesimpulan: bahwa tidak mungkin melakukan dua
aktivitas yang kedua-duanya disertai oleh perhatian yang insentif.
Selain itu temyata makin intensif perhatian yang menyertai sesuatu
aktivitas akan makin sukseslah aktivitas itu.
b. Atas dasar cara timbulnya :
I) Perhatian spontan (perhatian tak-sekehendak, perhatian tak
disengaja).
2) Perhatian sekehendak (perhatian clisengaja, perhatian
refleksif).
Perhatian jenis yang pertama timbul begitu saja, "seakan-akan"
tanpa disengaja, sedangkan perhatian jenis yang keclua timbul
karena usaha, dengan kehenclak.
Untuk menjelaskan hat tersebut clapatlah diberikan contoh
berikut: Pada suatu hari Sabtu jam 12.00 para siswa sedang asyik mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru baru
(dengan perhatian yang disengaja). Sekonyong-konyong
terdengarlah ribut-ribut di samping kelas,, sehingga para siswa
menengok (dengan perhatian yang tak: disengaja) untuk
mengetahui apakah kiranya yang terjadi.
c. Atas dasar luas objeknya :
I) Perhatian terpencar ( clistributif)
2) Perhatian terpusat (konsentratif).
Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju kepada
bermacam-macam objek. Contoh perhatian yang demikian itu
misalnya pada seorang sopir yang sedang mengemudikan mobil,
macam-yang ada dalam mobil macam-yang sedang dikemudikannya, dan
sebagaianya.
Sedangkan perhatian terpusat pada suatu saat hanya dapat tertuju
kepada objek yang sangat terbatas. Perhatian yang demikian itu
misalnya kita dapati pada seorang tukang jam yang sedang
memperbaiki jam.16
4. Bentuk-bentuk Perhatian Orang Tua
Sejak berada dalam kandungan sampai dilahirkan anak sudah
mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Yang mula-mula diberikan
orang tua kepada anaknya adalah rasa kasih sayang. Ketika bayi orang tua
memberikan kasih sayang yang tak ternilai harganya dan tidak dapat
diukur dengan sesuatu. Ketika analrnya sakit orang tua rela untuk tidak
tidur dan menjaganya, tengah malam ketika orang tua sedang lelapnya
tidur mereka bangun karena mendengar anaknya menangis, semuanya itu
dilakukan untuk buah hati yang sangat disayangi. Selain kasih sayang rasa
aman juga diberikan orang tua untuk analrnya, orang tua juga
memperhatikan kesehatan analrnya. Ia tidak membiarkan analrnya bermain
ditempat yang kotor dan selalu menjaga keseimbangan makannya.
Ketika telah memasuki usia sekolah perhatian orang tua semakin bertambah, ia mulai memperhatikan kebutul1an-kebutuhan sekolah anaknya, dari hal-hal terkecil sampai hal-hal yang besar. Orang tua terus memberikan dan mencurahkan perhatian untuk anaknya. Bentuk-bentuk perhatian orang tua dalam ha! ini dapat dilihat dari bimbingan belajar, monitoring, penyediaan fasilitas belajar dan kerja sama orang tua dengan pihak sekolah.
a. Bimbingan belajar
Untuk memperoleh gambaran tentang pengertian bimbingan
belajar, penulis memandang perlu untuk mengemukakan berbagai
pendapat, kata bimbingan belajar terdiri dari dua kata yaitu kata
tentang pengertian bimbingan di bawah ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian bimbingan sebagai berikut :
Mennrnt Crow and Crow yang dikutip oleh jumhur dan Moh. Surya bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memilki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya, mengembangkan arah panclangannya, membuat pilihannya clan memikul bebam1ya sencliri.17
Miller menjelaskan bahwa bimbingan adalah proses bantuan terhaclap inclivicln untuk mencapai pemahaman clan pengamalan cliri yang clibutuhkan untuk melakukan penyesuaian cliri secara maksimal kepacla sekolah, keluarga clan masyarakat.18
Seclangkan menurnt Bimo Walgito, bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang cliberikan kepacla indiviclu atau sekumpulan incliviclu clalam menghinclari clan mengatasi kesulitan hiclupnya, agar indiviclu atau sekumpulan inclividu dapat me:ncapai kesejahteraan hidupnya. 19
Dari beberapa defmisi yang dikemukakan di atas clapat cliambil suatu kesimpulan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan secara terns menerns clan sistematis pada indiviclu dalam memecahkan masalah yang dihadapainya.
Seclangkan kata belajar menurnt beberapa para ahli aclalah : 1) Menurnt James 0 Withaker belajar clapat clidefinisikan sebagai
proses climana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan pengalaman.
17 Jumhur dan Muhammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Seka/ah, (Bandung :
2) Menumt Howard L. Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku ( dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Dari pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan-pembahan dalam tingkah laku dengan serangkaian kegiatan seperti memabaca, mengamati, mendengar, meniru dan sebagainya.
Setelah dijelaskan tentang pengertian bimbingan dan belajar maka dapat dipahami bahwa bimbingan belajar adalah bantuan tw1tutan yang diberikan kepada anak didik dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan aktifitas belajar baik di rumah mauptm di sekolah.
Seorang anak dalam kegiatan belajamya memerlukan bimbingan dari orang tua dan gwu. Gwu memberikan bimbingan di sekolah sedangkan orang tua memberikan bimbingan be1ajar di rumah. Tujuan bimbingan belajar diantaranya adalah membantu anak agar mendapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar, sehingga anak dapat belajar sesuai dengan kemampuannya atau potensi yang dimilikinya dan dapat mencapai perkembangan yang optimal.
b. Monitoring
Pengertian monitoring menurut T. Hani Himdoko dalam bukunya Manajemen menyebutkan bahwa monitoring atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana tel ah dilaksanakan sesuai dengan apa yang tel ah ditetapkan. 20
Dengan melihat teori di atas yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan maka dapat disimpulkan bahwa yartg dimaksud dengan monitoring adalah serangkaian aktifitas yang saling menunjang satu sama lai1111ya dalam melihat setiap kegiatan itu berjalan dengan baik atau tidak. Dalam hal ini, monitoring yang dilakukan orang tua adalah mengenai pengawasan penggunaan waktu belajar anak apakah anak mengalami kesulitan dalam belajamya.
c. Penyediaan fasilitas belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa penyediaan fasilitas belajar adalah sangat penting untuk keberhasilan pendidikan tanpa adanya penyediaan fasilitas belajar anak akan merasa kurang diperhatikan dan semangat untuk belajar akan berkurang. Oleh karena itu banyak para ahli yang mengemukakan bahwa betapa pentingnya penyediaan fasilitas belajar bagi anak. Menurut Suharsimi Arikunto fasilitas adalah "Segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha".22
Orang tua perlu menyediakan fasilitas !belajar bagi anaknya. Fasilitas belajar disini antara lain alat tulis, buku tulis, buku-buku pelajaran, tempat untuk belajar, penerangan ruang belajar, dan kesempatan belajar dengan tenang.
Ary H. Gunawan mengatakan bal1wa fasilitas belajar dapat berupa kesempatan belajar dengan tenang. Orang tua perlu menciptakan suasana yang harrnonis dalam keluaga. Suasana rumah yang daniai dan rukun antara sesama anggota keluarga dapat membuat anak belajar dengan tenang sehingga ha! itu dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar anak di sekolah.
h.50
anaknya dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajamya.23
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penyediaan fasilitas belajar sangat besar manfaatnya bagi keberhasilan belajar anak. d. Kerjasama orang tua dengan pihak sekolah
Dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional Pasal 7 ayat (!) dinyatakan bahwa orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya.24
Untuk mencapai keberhasilan di dalam belajar di sekolah M. Ngalim Purwanto mengatakan dengan adanya kerjasama orang tua <la.pat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam mendidik anaknya. Sebaliknya para guru dapat pula memperoleh keterangan dari orang tuanya tentang kehidup.an dan sifat anaknya. Keterangan orang tua itu sungguh besar gunm1ya bagi guru dalam memberikan pelajaran dan pendidika:n terhada:p muridnya.25
Kerjasama: antara guru dengan orang tua perlu dibina sedemikian rupa: agar keduanya: a:da: saling pengertian yang mendala:m tentang ana:k didik.26
Dari bebera:pa definisi yang dikemukakan di atas dapat dia:mbil suatu kesimpulan bahwa kerja:sama: orang tua denga:n pihak sekolah merupaka:n faktor terpenting untuk terca:painy.a keberhasilan belajar anak.
Pada: da:samya ba:nyak cara: yang ditempuh untuk menja:lin kerja:sa:ma: a:ntara: kelua:rga denga:n pihak sekol.ah, antara: lain seperti :27
23
Ary H. Gunawan, Peranan Keluarga Memandu Anak, (Jakarta : CV. Rajawali, 1986),
24 Undang-undang RI, No.20, Sistern Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Urnbara,
2003), h. 9
25
M. Ngalim Purwanto, I/mu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: CV. Remaja
1) Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga
Surat menynrat itu perlu diadakan terutama pada waktu-waktu yang
sangat diperlukan bagi perbaikan pendidikan atau pada saat
anak-anak menunjukkan tingkah laku yang berlawanan di rumah atau di
sekolah.
2) Adanya nilai raport
Dengan adanya raport atau buku hasil belajar sekolah dapat
memberi surat peringatan atau minta bantuan orang tua dari anak
yang hasil raportnya kurang baik atau sebaliknya jika anak
mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran agar lebih
giat mengembangkan bakatnya.
3) Badan pembantu sekolah
Badan pembantu sekolah maksudnya adalah organisasi orang tua
murid dengan guru yang dikenal denga.n POMG. Seka.rang ini
POMG telah menjadi komite sekolah. Komite sekolah merupakan
lembaga yang independen yang mewakHi masyarakat untuk ikut
mengawasi dan membantu penyelenggaraan pendidikan. Dalam
komite sekolah tidak hanya orang tua murid saja yang terlibat
langsung pada pendidikan anak tetapi masyarakat pun ikut berperan
dalam penyelenggaraan pendidikan. Komilte sekolah berfungsi
sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam
meningkatkan mutu pelayanan, dengan memberikan pe1timbangan,
arahan, dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan
pendidikan. 28
Adanya Komite Sekolah ini merupakan bentuk ke1ja sama orang
tua murid atau masyarakat dengan pihak sekolah mengenai
4) Diundangnya orang tua ke sekolah
Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah
yang memungkinkan untuk dihadiri oleh orang tua maka akan
positif sekali artinya bila orang tua itu diundang untuk datang ke
sekolah.
5) Kunjungan gurn ke rnmah orang tua
Kunjungan gurn ke rnmah orang tua dapat dilakukm1 untuk
membicarakan kesulitan yang dihadapi anak didik dan cara-cara
menghadapi masalah yang sedang dialmni miaknya kalan anaknya
bermasalah.
Demikianlah beberapa ha! yang bisa dilakukan untuk menjalin
kerjasania antara sekolah dengan keluarga. Semua kerjasmna tersebut
sangat besm· manfaat dan artinya dalam memajukan pendidikan sekolah
pada umunya dan anak pada khususnya.
5. Tugas-tugas orang tua terhadap anak remajanya
Orang tua sebagai pendidik memiliki tanggung jawab terhadap
keberhasilan pendidikm1 anak, baik pendidikan di sekolah maupun di luar
sekolah. Karena itulah orang tua memiliki peranan penting dalam
membimbing dan mengarahkan anak untuk mencapai tujuan yang baik.
Sehingga anak pun bisa mencapai tujuan tersebut.
Untuk mencapai keberhasilan tersebut, orang tua tidaklah hanya
<limn dan berpangku tangan saja, akan tetapi sebagai orang tua mereka
memiliki tugas-tugas terhadap anak remajanya. Diantaranya tugas-tugas
orang tua terhadap anak remaja adalah sebagai berikut :
a) memenuhi kebutuhan fisik yang paling pokok; sandang, pangan dan kesehatan
b) memberikan ikatan dan hubungan emosional, hubungan yang erat ini mernpakan bagian penting dari perkembangan fisik dan emosional yang sehat dari seorang anak.
e) Memberikan berbagai pengalaman hidup yang normal, ha! ini
diperlukan untuk membantu anak anda matang dan akhimya mampu menjadi seorang dewasa yang mandiri. Sebagian besar orang tua tanpa sadar telah memberikan pengalarnan-pengalaman itu secara alami. f) Mengajarkan cara berkomunikasi, orang tua yang baik mengajarkan
anak untuk mampu menuangkan pikiran kedalarn kata-kata dan memberi nama pada setiap gagasan, mengutarakan gagasan-gagasan yang rumit dan berbicara tentang hal-hal yang te1rkadang sulit untuk dibicarakan sepe1ti ketakutan dan amarah.
g) Membantu anak anda menjadi bagian dari keluarga.Memberi teladan.29
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar pada dasarnya dilaksanakan agar
エ・セェ。、ゥョケ。@ perubahan pada diri siswa, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun dalam sikapnya. Tujuan dari perubahan itu biasanya akan tampak pada prestasi belajarnya.
Istilah prestasi belajar kerap digunakan dalam pendidikan untuk mengungkapkan kondisi hasil belajar peserta didik yang telah melalui proses pembelaj aran dalam suatu masa te1tentu. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai arti prestasi belajar berikut ini akar1 dijelaskan mulai dari pengertian secara istilah hingga menurut para pakar pendidikan.
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Yang dimaksud dengan prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. 30 Sedangkan dalam kamus populer prestasi diartikan dengan apa yang telah diciptakan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan bekerja.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat dipahami, bahwa sebenarnya keduanya memiliki arti yang sanm hanya redaksional dan penekanannya yang berbeda bal1wa prestasi adalah suatu hasil yang
dicapai dari adanya usaha berupa pekerjaan, penciptaan baik yang menyenangkan hati ataupun tidak. Jadi, jelaslah bahwa prestasi itu ada setelah terjadinya aktivitas yang dilakukan seseorang.
Kita sering mendengar dan melakukan belajar, namun demikian kadang-kadang kurang jelas bagi kita apa itu befojar. Menurut pendapat yang tradisional, belajar hanyalah dianggap sebagai pengumpul pengetahuan saja. Sebagian orang beranggapan bahwa behrjar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi materi pelajaran, disamping itu ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka, seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis.
Berdasarkan persepsi macam ini biasanya mereka akan merasa cukup puas bila anak mereka telah mampu mempe:rlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat dan tujuan keterampilan tersebut. Untuk menghindari ketidak lengkapan persepsi tersebut, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi dari beberapa ahli yaitu : Menurut Slameto "Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik secara kese:luruhan sebagai hasil pengalaman-pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut M. Dalyono belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental ウQセイエ。@ dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya. 31
pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang bera'khir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan itu."32
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazim ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar mempakan kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa yang meliputi pembahan prilaku dari tiga buah ranah psikologis yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubaban tingkab laku yang エ・セェ。、ゥ@ sebagai basil belajar siswa baik cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.
2. Tipe basil belajar
Tipe basil belajar sebagai tujuan yang ingin dicapai ada tiga bagian, antara lain : bidang kognitif, bidang afektif, bidang psikomotorik. Ketiga bidang tersebut tidak bisa berdiri sendiri, namun mempakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan barns mempakan hasil belajar siswa di sekolah dalam proses pembelajaran. Berikut uraian unsur-unsur yang terdapat dalam tiga bidang itu :
1. Tipe hasil belajar bidang kognitif
a) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
b) Tipe basil belajar pemahaman (komprehensif)
Y aitu : tingkat kemampuan yang mengaharapkan testee
(responden) mampu memahami arti atau konsep, situasi serta
fakta yang diketahuinya, testee tidak banya hafal secara
verbalitas, tetapi memabami konsep dari fakta/masalah yang
ditanyakan. Kata kerja operasional yang digunakan untuk
mengukur tipe ini antara lain : membedakan, menjelaskan,
memberi contoh, mendemonstrasikan dan lain-lain.
c) Tipe basil belajar penerapan (aplikasi)
Yaitu : kemampuan yang mengbarapkm1 responden mampu
untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketabui
dalam situasi yang baru baginya. Kata kerja operasional yang
digunakan untuk mengukurnya antara lain : menggunakan,
menerapkan, menghubungkan dan lain-lain.
d) Tipe hasil belajar analisis
Y aitu : tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau
menguraikan suatu integritas atau situ!asi tertentu kedalam
komponen atau unsur pembentuknya. Kata kerja yang
digunakan untuk mengukur penguasaan je1tjang analisis antara
lain: membedakan, mengklasifikasikim, membandingkan,
mengategorikan dan lain-lain.
e) Tipe hasil belajar sintesis
Yang dimaksnd dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau
bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Jadi
kemampuan sintesis yaitu : kemampum1 yang menuntut
responden untuk dapat menemukan buburtgan kausal atau urutan
tertentu, atau menemukan abstraksinya yang berupa integritas.
Kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukurnya
f) Tipe hasil belajar evaluasi
Y aitu: kemampuan yang menuntut responden untuk dapat
membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep,
situasi, berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kata kerja yang
digunakan untuk mengukur kemampuan jenjang evaluasi ini
antara lain: membandingkan, menafsirkan, menilai, memutuskan
dan lain-lain.33
2. Tipe hasil belajar bidang afektif
Tipe ini berkenaan dengan sikap dan nilai yang eondong atau
mengacu kepada berbagai tingkah laku, seperti contoh perhatian
terhadap pelajaran, disiplin, motifasi belajar, menghargai guru dan
teman sekelas, kebiasaan belajar dll.
a) Receiving/Attending yaitu semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan dari luar yang datang pada siswa.
b) Responding yaitu reaksi yang diberikan terhadap rangsangan
dari luar.
c) Valuing/penilaian yaitu segala yang berke:naan dengan nilai atau
kepercayaan terhadap suatu gejala.
d) Organisasi yaitu pengembangan nilai dalam suatu perkumpnlan.
e) Karakteristik nilai, yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai
yang dimiliki seseorang. 34
3. Tipe hasil belajar bidang psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak pada bentuk
keterampilan (skill) kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini
meliputi antara lain :
a) Persepsi (perseption)
Level ini berkenaan dengan penggw1aan organ indra untuk
menangkap isyarat yang membimbing aktifitas gerak. Contoh
padaleveliniseperti:
Siswa dapat membedakan beberapa warna
Siswa dapat membedakan dengan senluhan tangan beberapa
tipe kain yang berbeda dll.
b) Kesiapan (set)
Level ini menunjukkan pada kesiapan untuk melakukan
tindakan tertentu yang meliputi kesiapan mental, fisik dan
emosi. Contoh :
Siswa dapat menyusun langkah-langkah untuk membuat
sebuah prakarya.
Siswa dapat siap memosisikan dirinya dalam menerima
servis bola tenis.
Siswa menyatakan minat/kesiapan untuk meningkatkan
kemampuannya dalam ha! tertentu.
c) Gerak terbimbing (Guided Respone)
Level ini merupakan tahapan awal dalam mempelajari
keterampilan yang komplek, ha! ini meliputi peniruan
(mengulang suatu gerakan yang dideminstrasikan oleh
instruktur) serta trial dan eror. Contoh :
Siswa dapat mengikuti langkah instruktur dalam
memperagakan sesuatu.
Siswa mampu memasak kue dengan cara mengikuti resep.
Dan lain-lain.
d) Gerak Terbiasa
Gerak yang berkenaan dengan kinerja dimana respon siswa telah
Siswa mampu secara mandiri menggunakan mesin potong kayu
Siswa mampu secara mandiri mengaktifkan komputer dan menggunakannya dll.
e) Gerak Kompleks
Merupakan gerak yang sangat terampil dengan pola-pola gerak yang sangat kompleks, keahliannya terindikasi dengan gerakannya yang cepat, lancer, akurat tanpa keraguan.
f) Gerak pola penyesuaian
Gerak ini berkenaan dengan ketrampilan yang dikembangkan dengan baik sehingga siswa dapat memodifikasi pola-pola gerak untuk menyesuaikan tuntutan tertentu atau situasi tertentu. g) Kreatifitas
Level ini merujuk pada penciptaan pola-pola gerak barn untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus, hasil belajar ini menekankan kreatifitas yang didasarkan pada ketrampilan yang sangat hebat (piawai). Contoh :
Siswa dapat mendemonstrasikan suatu gerak dengan kombinasi tertentu
Siswa dapat memodifikasi gerak dalam tarian/senam dengan gerak yang sedikit berbeda. 35
3. Faktor-faktor yang Mempenga111hi Prestasi Belajar
Masalah utama yang menghambat ウオォウ・ウOォQセ「・イィ。ウゥャ。ョ@ pendidikan
dan pengajaran adalah kesukaran-kesukaran yang dihadapi oleh anak
pada umumnya, sebab-sebab kesukaran tersebut dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu sebab yang indogin clan eksogin.36
1. Sebab Indogin
b. Sebab yang bersifat biologis yang berhnbungan dengan
jasmaniah, contoh :
1) Kesehatan: Faktor kesehatan sangat mempengarnhi diri anak, sebab anak-anak yang sakit akan mengalami kesulitan
dalam belajar.
2) Cacat badan : contoh bisu, tuli, buta ell!, ha! ini rnenghambat
belajar anak, sebab anak yang se:perti ini tidak dapat
menerima pelajaran seperti biasa, melainkan hams secara
khusus.
c. Sebab yang bersifat psikologis yang berhubungan dengan
kejiwaan anak, contoh :
l) Intelejensi: Mernpakan salah satu faktor indogin yang
sangat mempengarnhi kemajuan dan perkembangan anak,
sebab jika intelejensi anak memang rendah, maka ha! ini
akan membatasi kemampuan belajamya, contoh :
Anak idiot: Anak yang hanya dapat mencapai tingkat
kecerdasan sama dengan anak 3 r:ahun.
Anak imbesil: Anak yang hanya dapat mencapai tingkat
kecerdasan sama dengan anak umur 3-7 tahun.
Anak debil: Anak yang hanya dapat mencapai tingkat
kecerdasan sama dengan anak umur 7-12 tahun.
2) Perhatian: Ini sangat mempengaruhi kemajuan belajar anak,
maka anak tidak akan suka belajar, berarti tanpa perhatian
akan sangat menghambat belajar anak ..
3) Minat: Bila pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, maka
anak tidak akan belajar dengan baik.
a. Bakat: Menurut Chaplin dan Reber yang dikutip
Muhibbin Syah bakat adalah kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan
pada masa yang akan datang.37
Jika pelajaran tidak sesuai dengan bakat anak, maka
anak tidak akan mencapai presl:asi tinggi, karena dia
tidak berbakat dalam bidang itu.
b. Konstelasi psikis yang lain yaitu adanya
kemunduran-kemunduran psikis yang menghambat belajar anak,
contoh: kehidupan emosinya, gangguan-gangguan
psikis, antara lain neorosis psikosis di!.
2. Sebab eksogin
a. Faktor keluarga
Karena faktor keluarga sangat luas maka faktor ini dibagi
menjadi dalam beberapa aspek, antara lain :
I) Faktor orang tua, contoh :
- Cara orang tua mendidik anaknya yang tidak mapan.
- Hnbungan orang tua dengan anaknya yang kurang
harmonis.
- Contoh perbuatan orang tua yang tidak baik, baik dari
segi perkataan maupun sikap.
2) Suasana rumah
Suasana rumah yang tenang, damai dan harmonis
sangat berpengaruh terhadap proses belajar anak, karena
merasakan ketenangan sehingga apa yang dipelajari akan
mudah diingat clan difahami.
3) Keadaan ekonomi keluarga
Jika keadaan ekonomi kurang, maka kebutuhan dan
perlengkapan belajar akan kurang terpenuhi, bisa jadi
tempat belajar pun tidak ada, maka anak tidak akan belajar
dengan baik. Demikian pula anak yang ekonomi
keluarganya serba terpenuhi juga dapat terhambat dalam
belajar, karena biasanya anak yang tersebut di atas
dimanja oleh orang tuanya sehingga ia hanya
bersenang-senang dan kurang perhatian terhadap pelajaran.
Faktor-faktor lain yang ada dalarn keluarga adalah :
a) Adanya anggota keluarga lain
Hadirnya saudara atau anggota keluarga lain
dalam sebuah keluarga, akan sangat mempengaruhi
suasana kehidupan keluarga tersebut dalam ha! ini
anak adala11 objek pertarna yang akan terkena
pengaruhnya, bila anggota keluarga lain tersebut
dapat membuat suasana keluarga yang harmonis
dengan perhatian dan kasih sayang, maka ha! itu akan
berdampak baik bagi perkembangan anak.
b) Kedudukan I status anak dalam keluarga
Dalam keluarga, apakah anak tersebut
termasuk anak yang dimanja, disayang atau anak yang
sering terkena hal-hal te1ientu? Hal tersebut sedikit
banyak akan mempengaruhi motivasi dan psikologi
dalam perkembangannya.
Status juga mempengaruhi perkembangan
anak pertama, dll. Hal itu akan berpengaruh khususnya dalam ha! perlakuan yang didapatkan.
Begitu pula kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan. Orang tua pilih kasih dalam mengayomi anak. Seolah-olah ada anak kandung yang berprestasi baik disanjung dan anak yang tidak berprestasi dicemooh atau dirnaki-maki. Sikap dan perilaku orang tua seperti ini membuat anak frustasi dan malas belajar.
c) Jenis kelamin anak
Dalam keluarga, apakah anak tersebut anak lelaki satu-satunya disaudaranya yang lain, atau anak perempuan satu-satunya diantara saudaranya yang lain dan sebagainya. Hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan anak.
b. Faktor sekolah
1) Cara penyajian belajar yang kurang baik - Guru kurang menguasai bahan pdajaran
- Methode yang digunakan kurang baik dan tepat - Tanpa penggunaan alat peraga dan lain-lain. 2) Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik
Biasanya guru yang sudah di benci siswa, maka pelajaran yang di sampaikannya tidak akan berhasil maksimal.
4) Hubungan antara anak dengan temrumya
Hubungan dengan teman yang baik akan membawa
anak tersebut kearah yang baik pula, ha! ini juga dapat
merupakan motifasi bagi anak untuk saling berbagi
pengetahuan dan bersaing dalam pelajaran yang akhimya
akan berujung pada dampak yang positif. Sebaliknya
hubungan dengan teman yru1g kurang baik akan
menimbulkan perasaan malas belajar dru1 cenderung
bersenang-senang yang tentunya akan berujung pada
dampak yang negatif.
5) Standar ー・ャセェ。イ。ョ@ tidak sesuai dengan ukuran normal
keman1puan anak
Maksudnya jika pelajaran yang diberikan oleh guru
ada di atas kemampuru1 anak pada urnurnnya, maka hanya
anak-anak yang pandai sajalall yang berhasil rnenerimanya,
maka ha! ini juga rnerupakan hambatan belajar anak.
6) Alat-alat pelajaran di sekolah kurang lengkap
Dengan kurangnya alat-allat pelajaran, rnaka
penyajian ballan pelajaran juga akan lmrang baik, ha! ini
akan mengakibatkan anak-anak untuk tidalc dapat
rnenerirna pelajaran dengan jelas dan baik.
7) Perpustakaan sekolah kurang memadai dan kurang
merangsang penggunaanya oleh anak didik. Misalnya,
buku-bukunya kurang lengkap untuk keperluan anak didik,
pelayanannya kurang memuaskan, rnangannya panas, tidak
ada ruang baca, dan sebagainya.
8) Fasilitas fisik sekolall yang tidak rnemenuhi syarat
kesehatan dan tidak terpelihara denga baik. Misalnya,
berjendela, udara yang masuk tida1: cukup, dan pantulan sinar matahari tidak dapat menerangi ruangan kelas.
9) Kurikulum kurang baik
Kurikulum yang tidak sesuai dan seimbang dengan kebutuhan anak juga merupakan hmnbatan dalam proses belajar.
10) Pelaksanaan disiplin yang kurang baik
Waktu sekolah dan disiplin yang kurang. Apabila sekolah masuk sore atau siang had, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadan yang optimal untuk menedma pelajaran sebab energi sudah berkurang. Selain itu udara yang relatif panas di waktu siang dapat mempercepat proses kelelahan. Oleh karena itu, belajar di pagi hari akan lebih baik hasilnya daripada belajar di sore hari. Tetapi faktor yang tidak kalah pentingnya juga adalah faktor disiplin. Disiplin yang kurang juga k.urm1g menguntungkan dalmn belajar. Gejala k.etidakdisiplinan itu misalnya, tugas yang tidak dike1jakan anak didik, lonceng tanda masuk kelas sudah berbunyi tetapi anak didik masih berkeliaran, adalah sejumlah fenomena yang merugik.an k.egiatan belajar mengajar di sekolah.
11) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah disini mencakup lingkungan masyarakat yang berada di sekitar sekolah, bila lingkungan tersebut baik maka kemungkinan hesm· akan berdampak baik bagi sekolah khususnya siswa sekolah tersebut, nmnun hila lingkungan di sekitar sckolah buruk maka ha! itu akan sangat mempengaruhi sekolah khususnya siswa.
kursi dan meja teratur rapi yang ditempatkan di bawah pohon-pohon tertentu agar anak didik dapat belajar mandiri diluar kelas dan berinteraksi dengan lingkungan. 39
12) Keberadaan sekolah
Keberadaan sekolah disini dapat berupa letak geografis sekolah bahkan status sekolah, hal ini juga mempengaruhi kualitas pendidikan sekolah khususnya dalam pelaksanaan segala aktifitas sekolah seperti proses belajar mengajar, administrasi, keorganisasian sekolah, yang mana hal itu berdampak pada proses perkembangan belajar anak dan proses belajar mengajarnya.
13) Kepemimpinan dan administrasi
Dalam ha! ini berhubungan dengan sikap guru yang egois, kepala sekolah yang otoriter, pembuatan jadwal pelajaran yang tak mempertimbangkan kompetensi anak didik, sehingga menyebabkan kurang menunjang proses belajar anak didik. 40
c. Faktor masyarakat I lingkungan umum
Dalam faktor ini terdapat empat hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:
1) Mass media contoh : bioskop, radio, majalah, komik, dll. 2) Teman bergaul, teman bergaul yang kurang baik akan
menyebabkan anak tersebut kurang baik pula.
3) Aktifitas dalam masyarakat, jika terlalu banyak tugas yang dijabat dan dilakukan dalam beroganisasi, maka ha! itu akan mengganggu belajar anak.
kebiasaan buruk lain, maka ha! itu juga akan mempengarnhi
belajar dan kehidupan anak.
d. Faktor-faktor lain
I) Metode belajar anak yang kurang baik, contoh :
- Pembagian waktu belajar yang kurang baik
- Cara belajar yang salah
- Pembagian dan penggunaan waktu istirahat yang
kurang baik.
2) Tugas-tugas rumah yang terlalu ba.nyak
Anak yang terlalu banyak diberikan tugas rumah,
contoh: mengasuh adik, menge1jakan pekerjaan rumah
seperti mencuci, membersihkan halaman, melakukan
pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan, hal ini
akan sangat mempengaruhi prestasi belajar anak karena
waktu dan konsentrasi yang mereka miliki menjadi
terbagi.41
Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan
hasil interaksi dua faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan orang
tua terhadap faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa
penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa dalam mencapai
prestasi belajar yang seoptimal mungkin dengan kemampua11I1ya
masing-masing.
4. Kebutuhan akan Bcrprestasi (Need of Acltieveme11t)
Kebutuhan untuk berprestasi (need of achievem