• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Dalam Menyelesaikan Perkara Perdata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Dalam Menyelesaikan Perkara Perdata"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia selain merupakan makhluk individu, juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk dapat melakukan kerjasama dengan orang lain agar tercipta sebuah kehidupan yang selaras dan damai. Agar hubungan manusia dapat berjalan dengan selaras diperlukan aturan untuk mengatur masyarakat, maka dibuatlah aturan yang disebut norma. Norma merupakan aturan yang berlaku dimasyarakat.

Namun dengan adanya norma, tidak menutup kemungkinan timbul perselisihan di masyarakat. Salah satu perselisihan yang terjadi dimasyarakat adalah perkara perdata. Yang dimaksud dengan perkara perdata ialah suatu perkara perdata yang terjadi antara pihak yang satu dengan pihak lainnya dalam hubungan keperdataan. Dalam hubungan keperdataan antara pihak yang sedang berperkara umumnya diselesaikan melalui pengadilan untuk mendapat keadilan yang seadil-adilnya.1

Penyelesaian perkara perdata melalui jalur litigasi diharapkan menjadi solusi terbaik bagi masyarakat untuk memperoleh kepastian hukum, dengan berdasarkan asas sederhana, cepat dan murah. Namun dalam praktik tidak demikian, karena penyelesaian perkara di pengadilan dapat berlarut-larut dengan proses yang sulit dan

1

(2)

membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu perlu adanya mediasi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 130 HIR dan Pasal 154 RBG yang menyebutkan bahwa hakim mewajibkan mendamaikan para pihak terlebih dahulu sebelum proses persidangan. Hakim yang mengabaikan Pasal tersebut dan langsung memasuki tahap pemeriksaan jawab-menjawab, dianggap telah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib beracara sehingga putusan hakim dianggap tidak sah dan pemeriksaan harus dinyatakan batal demi hukum.

Akhir-akhir ini banyak masyarakat yang terlibat di dalam perkara perdata memilih jalan mediasi, baik yang diupayakan oleh hakim, pengacara maupun kehendak dari para pihak yang berperkara itu sendiri. Hal ini merupakan suatu gejala positif yang patut kita perhatikan secara seksama.

Mediasi sebagai salah satu penyelesain alternatif sengketa yang belum lama ini diketahui dan dikenal oleh masyarakat pada umumnya dan juga belum dikenal dalam suatu wacana hukum di Indonesia. Tidak semua Pengadilan yang menerapkan atau menggunakan medasi.Inti dari mediasi adalah mediasi sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Mediasi harus banyak memerlukan adaptasi soialisasi baik bagi masyarakat Indonesia, birokasi pemerintah, maupun para penegak hukum.

(3)

guna memediasi para pihak yang berperkara. Dengan pertimbangan pada Perma poin (b) yang menjelaskan :

“Bahwa pengintegrasian mediasi ke dalam proses beracara di pengadilan

dapat menjadi salah satu instrumen efektif mengatasi masalah penumpukan perkara di pengadilan serta memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa di samping proses pengadilan yang

bersifat memutus (ajudikatif).”

Dalam Perma tersebut diatur bahwa sebelum diadakannya proses sidang, terlebih dahulu para pihak wajib mengikuti mediasi. Dimana pihak-pihak dipertemukan diruang mediasi yang disediakan oleh Pengadilan.Tidak menempuh prosedur mediasi berdasarkan peraturan ini merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 130 HIR dan/atau Pasal 154 Rbg yang mengakibatkan putusan batal demi hukum.2

Apabila tidak tercapai kesepakatan mengenai mediator tersebut maka wajibmenunjuk mediator dari daftar yang disediakan oleh Pengadilan saja. Apabila hal tersebut tidak juga berhasil, dalam jangka satu hari kerja berdasarkan penetapan, Ketua majelis berwenang menunjuk seorang mediator.

Proses mediasi harus selesai dalam jangka waktu paling lama 40 hari kerja sejak pemilihan atau penetapan penunjukan mediator. Seandainya mediator berasal dari luar lingkungan pengadilan jangka waktu tersebut diperpanjang menjadi 30 hari.

Apabila mediasi berhasil, kesepakatan lengkap dengan klausula pencabutan perkara atau pernyataan perkara telah selesai disampaikan dalam sidang. Majelis

2

(4)

Hakim kemudian akan mengkukuhkan kesepakatan itu sebagai akta perdamaian. Tetapi apabila gagal adalah tugas mediator untuk melaporkannya secara tertulis kepada Majelis Hakim. Konsekuensi kegagalan tersebut memaksa Majelis Hakim melanjutkan proses perkara.3

Perma ini merupakan penyempurnaan dari Perma sebelumnya, yakni Perma No. 2 Tahun 2003 karena ditemukan beberapa masalah, sehingga tidak efektif penerapannya di pengadilan. Mahkamah Agung mengeluarkan Perma No. 1 Tahun 2008 sebagai upaya mempercepat, mempermurah, dan mempermudah penyelesaian perkara serta memberikan akses yang lebih besar kepada pencari keadilan.4

Keberadaan Perma dimaksudkan untuk memberikan kepastian, ketertiban, kelancaran dalam proses mendamaikan para pihak untuk menyelesaikan suatu perkara perdata. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintensifkan dan mengintegrasikan proses mediasi ke dalam prosedur berperkara di pengadilan. Mediasi mendapat kedudukan penting dalam Perma, karena proses mediasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses berperkara di pengadilan. Hakim wajib mengikuti prosedur penyelesaian perkara melalui mediasi. Bila hakim melanggar atau enggan menerapkan prosedur mediasi, maka putusan hakim tersebut batal demi hukum (Pasal 2 ayat (3) Perma). Oleh karenanya, hakim dalam pertimbangan putusannya wajib menyebutkan bahwa perkara yang bersangkutan telah diupayakan perdamaian

3

Krisna Harahap. 2008. Hukum Acara Perdata. Bandung. PT Grafiti Budi Utami. Hal. 62. 4

(5)

melalui mediasi dengan menyebutkan nama mediator untuk perkara yang bersangkutan.5

Berdasarkan Pasal 4 Perma, jenis perkara yang dimediasi adalah semua perkara perdata kecuali perkara yang diselesaikan melalui prosedur Pengadilan Niaga, Pengadilan Hubungan Industrial, keberatan atas putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, dan keberatan atas putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.

Hal tersebut diatas menjadi latar belakang penulis untuk melihat Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan dalam Menyelesaikan Perkara Perdata di Pengadilan Negeri Blitar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaanmediasi dalam menyelesaikan perkara perdata menurut Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor. 1 Tahun 2008 di Pengadilan Negeri Blitar?

2. Apa hambatan pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 dalam menyelesaikan perkara perdata di Pengadilan Negeri Blitar?

5

(6)

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan kedua pokok permasalahan yang terangkum dalam 2 (dua) rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui pelaksanaanmediasi dalam menyelesaikan perkara perdata menurut Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor. 1 Tahun 2008 di Pengadilan Negeri Blitar.

2. Untuk mengetahui hambatan pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 dalam menyelesaikan perkara perdatadi Pengadilan Negeri Blitar.

D. Kegunaan Penelitian

Selanjutnya hasil penelitian diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis

a. Menghasilkan suatu penjelasan tentang penyelesaian perkara perdata dengan cara mediasi di Pengadilan Negeri Blitar;

b. Menghasilkan suatu penjelasan tentang kendala dalam pelaksanaan mediasi di Pengadilan Negeri Blitar.

2. Kegunaan Praktis

(7)

b. Sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

E. Metode Penulisan

Dalam rangka menganalisa permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1. Metode Pendekatan

Di dalam penelitian inipenulis memilih menggunakan metode pendekatan Yuridis Sosiologis, yaitu pembahasan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga berkaitan dengan teori-teori hukum (Das Sollen), serta dibenturkan dengan kenyataan di masyarakat (Das Sein). Penelitian ini dilakukan dengan cara mengolah dan menganalisis peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah prosedur mediasi di pengadilan dalam menyelesaikan perkara perdata yang kemudian diakitkan dengan apa yang terjadi di masyarakat.

2. Lokasi Penelitian

(8)

3. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Merupakan jenis data yang diperoleh dari dokumen terulis, file, informasi, pendapat dan lain-lain yang diperoleh dari sumber yang utama berupa:

1) Hasil Wawancara

Dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh melalui wanancara dengan hakim Pengadilan Negeri Blitar. Penelitian dilakukan mulai tanggal 15 Desember 2014 hingga 8 Januari 2015.

2) Dokumen

Dokumen yang dimaksudkan adalah data dokumen terkait dengan prosedur mediasi di pengadilan dalam menyelesaikan perkara perdata yang didapatkan dari Pengadilan Negeri Blitar. Data yang penulis teliti merupakan data tahun 2013.

b. Sumber Data Sekunder

(9)

c. Sumber Data Tersier

Data tersier adalah jenis data mengenai pengertian baku, istilah baku yang diperoleh dari ensiklopedia, kamus, internet dan lain-lain sehingga nantinya berguna untuk mempermudah penulis untuk melengkapi data primer maupun sekunder.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Yang dimaksud wawancara adalah penulis melakukan tanya jawab dengan Bapak Rais Torodji, SH, jabatanHakim Pengadilan Negeri Blitar, Ibu Isrin Surya Kurniasih, SH, jabatan Hakim Pengadilan Negeri Blitar serta Musnaam, SH., M.Hum, sebagai salah satu advokat yang terdaftar di Pengadilan Negeri Blitar yang berkompetensi untuk menjawab permasalahan ini untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini. Dalam hal pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara ini tidak hanya terbatas pada pokok permasalahannya saja, tetapi juga hal-hal lain yang dianggap perlu dan berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi

(10)

pengumpulan data-data atau dokumen-dokumen yang dimiliki oleh Pengadilan Negeri Blitar yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

c. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan studi kepustakaan yang telah dipilih berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh penulis guna memperoleh data-data, keterangan-keterangan, teori-teori, pendapat ahli serta peraturan dari literatur-literatur yang terdapat dalam buku, majalah, surat kabar dan internet yang membahas mengenai permasalahan yang diteliti dalam tugas akhir yang akan disusun dan dianalisa untuk dikelola lenih lanjut.

5. Teknik Analisa Data

(11)

(Studi di Pengadilan Negeri Blitar)

PENULISAN HUKUM

Oleh:

TONI NUGRAHA

09400189

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS HUKUM

(12)
(13)
(14)

karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan Dalam Menyelesaikan Perkara Perdatasebagai tugas akhir dari rangkaian proses pendidikan yang Penulis jalani untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada program studi Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

Kehadiran karya tulis ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik materil maupun moril. Sebagai bentuk penghargaan Penulis, melalui pengantar skripsi ini secara khusus Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Herwastoeti, SH., M.Si dan Bapak Mohammad Isrok, SH., CN., MH yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing Penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Dari lubuk hati yang paling dalam, Penulismengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

(15)

Muhammadiyah Malang;

3. Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak Dr. Sulardi, SH., M.Si dan para Pembantu Dekan atas segala perhatian dan bimbingannya;

4. Segenap Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak berjasa mendidik Penulis sehingga berhasil menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang;

5. Para staf administrasi di lingkungan akademik Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang banyak membantu Penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang;

6. Segenap keluarga besar mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009;

7. Ketua Pengadilan Negeri Blitar beserta staf dan jajarannya.

8. Saudara Penulis Ade Estri Eni yang telah menjadi pelipur lara Penulis selama Penulisan skripsi;

(16)

kehadiran skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan menambah literatur kajian ilmu hukum perdata.

Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil Alamin.

Malang, 5 Februari 2015

(17)

Surat Pernyataan Penulisan Bukan Hasil Plagiat...iv Ungkapan Pribadi/Motto...v Abstraksi...vi Abstract...vii Kata Pengantar...viii Daftar Isi...xi Daftar Tabel...xiii Daftar Bagan...xiv Daftar Lampiran...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Kegunaan Penelitian...6

E. Kegunaan Penulisan...7

F. Metode Penulisan...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Mediasi 1. Pengertian Mediasi...11

2. Dasar Hukum Penerapan Mediasi di Indonesia...15

3. Prinsip-prinsip Mediasi...18

4. Tujuan dan Keuntungan Mediasi...20

5. Peranan dan Fungsi Mediator...22

6. Peran Advokat Dalam Proses Mediasi...26

B. Tinjauan Umum Tentang Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan 1. Tahap Pra Mediasi...33

2. Tahap-tahap Proses Mediasi...34

3. Mediasi Mencapai Kesepakatan...36

4. Mediasi Tidak Mencapai Kesepakatan...37

C. Tinjauan Tentang Ruang Lingkup Peraturan ahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prsedur Mediasi di Pengadilan...38

(18)

Perdata...47

C. Hambatan Pelaksanaan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Proedur Mediasi di Pengadilan Dalam Menyelesaikan PerkaraPerdata...72

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan...79

B. Saran...79

Daftar Pustaka...81

Indeks...82

(19)

Lampiran 1. Surat Tugas Dosen Pembimbing………...83

Lampiran 2.Berita Acara Seminar Proposal Tugas Akhir….………86

Lampiran 3.Kartu Kendali Bimbingan Tugas Akhir……….……….88

Lampiran 4.Surat Izin Observasi……….………...89

Lampiran 5.Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi….……….90

(20)

Achmad Ali. 2009. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan (Judicialprunce) Vol 1. Jakarta. Kencana.

Agung Kurniawan. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta. Pembaruan.

Edi As’adi. 2012. Hukum Perdata dalam Perspektif Mediasi (ADR) di Indonesia. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Gary Godpaster. 2004. Negoisasi dan Mediasi: Sebuah Pedoman Negosiasi dan Penyelesaian Sengekta Melalui Mediasi. Jakarta. Elips Project.

Gatot Sumarto. 2006. Undang-undang tentang Arbitrase dan Mediasi di Indonesia. Jakarta. Gramedia.

Krisna Harahap. 2008. Hukum Acara Perdata. Bandung. PT Grafiti Budi Utami.

Nazarkhan Yasin. 2004. Mengenal Klaim Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa Konstruksi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Nurnaningsih Amriah. 2011. Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan. Jakarta. Rajawali Pers.

Sarwono. 2012. Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik. Jakarta. Kencana.

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi:Suatu Pengantar. Bandung. Rajawali Pers: Bandung.

(21)

Syahrizal Abbas. 2011. Mediasi dalam Hukum Syariah, Hukum Adat dan Hukum Nasional. Jakarta. Kencana.

Internet:

Bani Arbitration Center. Advokat Dan Peranannya Dalam Menyelesaikan Sengketa Melalui ADR. http://www.bani-arb.org/pdf/BANINL-7.pdf. Diakses tanggal 24 Januari 2014.

Nurul Hakim. Efektivitas Pelaksanaan Sistem Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa Dalam Hubungannya Dengan Lembaga Peradilan.

www.badilag.net. Diakses Tanggal 19 Desember 2014.

Rendra M. Mediasi.

http://www.pta-bandung.go.id/uploads/arsip/515E-PROSEDUR_MEDIASI.pdf. Diakses tanggal 19 Desember 2014.

Sugiri Permana. Mediasi dan Hakam dalam Tinjauan Hukum Acara Peradilan Agama.

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian terhadap daftar fungsi aplikasi yang telah dijabarkan pada Bab III dan terhadap tujuan dibuatnya aplikasi ini, yakni melakukan

dengan menurunnya ekspresi MMP 9. Penurunan MMP 9 ini menunjukkan berkurangnya degradasi matrix metalloproteinase dalarn arti berkurangnya kerusakanyang terjadi pada

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada petani tentang teknologi PTT padi sawah, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi

Pada hasil pengukuran panjang luka sayat pada setiap kelompok mencit yang dilakukan setiap hari pada waktu yang sama, didapatkan bahwa kelompok yang dipajan dengan ozon

Pengamatan panen meliputi angka kerapatan panen, kriteria matang buah, produksi per pemanenan, proses kegiatan panen, dan kebutuhan tenaga kerja panen serta

Usaha-usaha memperkirakan kebutuhan investasi untuk mencapai sasaran laju pertumbuhan ekonomi tertentu dalam suatu perencanaan pembangunan dilakukan melalui konsep ineremental

Model ini dapat menjelaskan perbedaan individual dalam belajar melalui multimedia. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang memiliki prior knowledge

Selanjutnya, Penulis menyarankan kepada pembaca untuk mengembangkan hasil modifikasi pada Tugas Akhir ini agar mendapatkan metode iterasi baru dengan orde konvergensi tinggi dan