i SKRIPSI
PESAN NASIONALISME DALAM FILM
(Analisis Isi Pada Film “Tanah Surga…Katanya?” Karya Herwin Novianto)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana (S1)
Oleh
Doan Krisnawan
201310040312504
Dosen Pembimbing :
1. Drs. Farid Rusman, M.Si
2. Sugeng Winarno, S.sos, MA
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Doan Krisnawan
NIM : 201310040312504
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : PESAN NASIONALISME DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film “Tanah Surga…Katanya?” Karya Herwin Novianto)
Disetujui,
Pembimbing I
Drs. Farid Rusman, M.Si
Pembimbing II
Sugeng Winarno, S.sos, MA
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
iii LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Doan Krisnawan
NIM : 201310040312504
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : PESAN NASIONALISME DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film “Tanah Surga…Katanya?” Karya Herwin Novianto)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Dan dinyatakan LULUS
Pada hari : Selasa
Tanggal : 11 November 2014
Tempat : Ruang 605, GKB 1 UMM
Dewan Penguji:
1. Nasrullah, M.Si ( )
2. Jamroji, MA ( )
3. Farid Rusman, Drs, M.Si ( )
iv PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Doan Krisnawan
Tempat, tanggal lahir : Tuban, 02 September 1987
NIM : 201310040312504
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
PESAN NASIONALISME DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film “Tanah Surga…Katanya?” Karya Herwin Novianto)
1. adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya kecuali penulisan dalam bentuk kutipan dan catatan kaki
(footnote) dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil Tulisan Skripsi / Karya Ilmiah dari penelitian yang saya lakukan
merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan
undang-undang yang berlaku.
Malang,
v BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama : Doan Krisnawan 2. NIM : 201310040312504
3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi
5. Konsentrasi : Audio Visual
6. Judul Skripsi : PESAN NASIONALISME DALAM FILM
(Analisis Isi Pada Film “Tanah Surga…Katanya?”
Karya Herwin Novianto) 7. Pembimbing : 1. Drs. Farid Rusman, M.Si
2. Sugeng Winarno, S.sos, MA
8. Kronologi Bimbingan :
Malang, Oktober 2014
Disetujui,
Pembimbing I
Drs. Farid Rusman, M.Si
Pembimbing II
SSugeng Winarno, S.sos, MA
Tanggal Paraf Dosen Pembimbing Keterangan
Pembimbing I Pembimbing II
14 Maret 2013 Acc Judul
08 Agustus 2013 Acc Proposal
12 Desember 2013 Acc BAB I
12 Desember 2013 Acc BAB II
12 Desember 2013 Acc BAB III
20 Februari 2014 Acc BAB IV
12 Juni 2014 Acc BAB V
21 Agustus 2014 Acc BAB VI
vi ABSTRAKSI
DOAN KRISNAWAN
PESAN NASIONALISME DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film “Tanah
Surga, Katanya?” Karya Herwin Novianto)
Dosen Pembimbing: Drs. Farid Rusman, M.Si dan Sugeng Winarno S.Sos. MA
Kata Kunci: Pesan Nasionalisme, Film, Analisis Isi.
Film sebagai salah satu media massa bukan lagi suatu hal yang hanya sekedar ditonton ataupun disaksikan, namun juga sebagai media penyampaian informasi, kaya akan makna sosial dan banyak mengandung unsur yang membangun moral. Peredaran film sekarang ini memang jauh lebih berkembang daripada beberapa dekade lalu. Terbukti banyak karya film yang lahir dalam kurun waktu tersebut. Kehadiran film “Tanah Surga… Katanya?” atau film-film yang bertema Nasionalisme seolah oase di tengah redupnya rasa nasionalisme masyarakat Indonesia. Dalam film ini digambarkan bahwa permasalahan nasionalisme merupakan taruhan setiap hari bagi masyarakat di perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia.
Melalui metode penelitian analisis isi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif di mana data yang diperoleh berasal dari mengamati film “Tanah Surga Katanya” dan kemudian di analisis sesuai struktur kategori yang telah ditentukan yang merujuk pada unsur Pesan Nasionalisme. Unit Analisis dalam penelitian ini adalah 86 scene dengan durasi 90 menit dalam film “Tanah Surga Katanya”. Satuan ukur dari penelitian ini adalah frekuensi kemunculan pesan nasionalisme lewat durasi satuan detik dari kategori yang terdapat dalam setiap scene. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi dengan uji reliabilitasnya menggunakan rumus Holsty.
vii terdapat pada dua indikator, yaitu indikator Kebanggaan atas etnis sebesar 65 detik atau 4%, serta indikator Memperjuangkan etnis sebesar 158 detik atau 9%.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa film ini memberikan porsi yang banyak pada kategori nasionalisme kewarganegaraan untuk menunjukkan bahwa biarpun sulitnya hidup di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia dengan segala ketimpangannya, masyarakat perbatasan masih mengakui dan membela Negara Indonesia sebagai Negara tempat tinggal mereka dan terus berjuang untuk mewujudkan Negara mereka. Sedangkan kategori nasionalisme etnis mendapatkan porsi paling sedikit karena dalam film ini masih menunjukkan kenyataannya bahwa masih banyak warga perbatasan yang rela meninggalkan Indonesia untuk berpindah kewarganegaraan ke Malaysia demi kehidupan yang lebih baik.
Menyetujui,
viii KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul PESAN
NASIONALISME DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film “Tanah Surga… Katanya?” Karya Herwin Novianto) ini setelah melalui proses yang sangat panjang, penuh perjuangan dan kesabaran sebagai syarat untuk meraih gelar
sarjana pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis berharap dengan adanya skripsi ini bisa memberikan pengetahuan
dan informasi bagi pembaca, khususnya bagi teman-teman yang akan melakukan
penelitian tentang pesan nasionalisme, analisis isi. Ini juga sekaligus memberikan
jawaban bahwa pesan nasionalisme juga memiliki bobot yang sama pentingnya
dalam sebuah proses komunikasi.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan
dari semua pihak, maka dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih
sedalam-dalamnyakepada:
1. Allah SWT dan Junjungannya Nabi Muhammad SAW
2. Kedua orang tua saya Bapak Sutrisno dan Ibu Iswati, serta kakak saya Heru
Isnawan dan adik saya Ulil Albab Akbar tercinta yang telah senantiasa tidak
ada henti untuk mendo’akan, memotivasi dan memberikan kasih sayang yang melimpah sehingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Drs. Farid Rusman, M.Si selaku dosen pembimbing I dan bapak
Sugeng Winarno S.Sos. MA selaku dosen pembimbing II yang telah sabar
dalam menyampaikan ilmunya, memberikan pencerahan, bimbingan dan
pengarahan sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan.
4. Seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah membantu dalam bentuk sumbangan pemikiran tentang hal-hal
yang terkait dalam skripsi ini, serta telah memberikan motivasi sehingga
ix 5. Seluruh penulis buku yang telah menjadi sumber inspirasi dan membantu
dalam memberikan ilmu pengetahuan, wawasan serta pemahan tentang segala
hal yang terkandung dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi khususnya “teman seperjuangan skripsi”. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini serta telah menjadi sahabat selama kuliah di UMM.
7. Semiotic Pictures, Terima kasih sudah menjadi keluarga, sahabat dan teman
bermain serta produksi selama kuliah di UMM.
8. Daus, Restu, Dwi, Agus, Ardian, Cumi, Memed, Agung, Bimo, Imen, Suneo,
Sam Dharul, Arin Chan-ku, VS, Sadam, Gori Arie, Yuni, Yulia (Gudeer),
Rias, Ucup, Tino berbagi canda tawa dan pengalaman dengan kalian sungguh
mengesankan.
9. Untuk para follower twitter @OpaDKK, terima kasih telah mensuport dengan
membaca komik karya saya yang masih jauh dari kata bagus. Secara tidak
langsung, kalian telah memberi saya semangat ketika saya jenuh dengan
skripsi.
10.Serta kepada seluruh sahabat-sahabatku dan pihak lain yang juga turut
memberikan bantuan dan belum sempat saya sebutkan satu-persatu, semoga
Allah SWT membalas semua amal kebaikan dengan pahala yang berlipat.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
x LEMBAR PERSEMBAHAN
“Untuk kedua orang tua tercinta, Ibu dan Bapak yang senantiasa mendukung
xi DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v
ABSTRAKSI ... vi
KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Film Sebagai Media Komunikasi Massa ... 9
A.1 Fungsi Film Pendidikan Dalam Kajian Ilmu Komunikasi ... 13
B. Sejarah Nasionalisme dan Perkembangannya ... 14
C. Film Dan Nasionalisme ... 16
C.1 Era Nasionalisme dalam Film ... 21
C.2 Nasionalisme di Era Globalisasi ... 27
D. Komunikasi Audio Visual ... 30
D.1 Peranan audio visual ... 31
E. Unsur Pesan dalam Film ... 33
F.Definisi Konseptual ... 35
F.1 Film ... 35
xii
BAB III METODE PENELITIAN ... 37
A. Metode Dan Pendekatan Penelitian ... 43
B. Ruang Lingkup Penelitian ... 43
C. Teknik Pengumpulan Data ... 48
D. Teknik Analisis Data ... 48
E. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 50
BAB IV GAMABARAN UMUM FILM “TANAH SURGA… KATANYA” 52
A. Profil PT. Citra Sinema ... 54
B. Struktur Kru Film “Tanah Surga… Katanya” ... 55
C. Profil Pemain Film “Tanah Surga… Katanya” ... 55
D. Profil Herwin Novianto (Sutradara Film “Tanah Surga… Katanya”) ... 56
E. Profil Deddy Mizwar (Eksekutif Produser Film “Tanah Surga… Katanya”) 57
F.Profil Danial Rifki (Penulis Naskah Film “Tanah Surga… Katanya”)... 58
BAB V HASIL PENELITIAN: PESAN NASIONALISME DALAM FILM (Analisis Isi Pada Film “Tanah Surga… Katanya?” Karya Herwin Novianto) ... 60
A. Sinopsis Film “Tanah Surga… Katanya” ... 60
B. Kategori Nasionalisme Kewarganegaraan ... 62
C. Kategori Nasionalisme Etnis ... 75
D. Kategori Nasionalisme Budaya ... 79
E. Kategori Nasionalisme Kenegaraan ... 84
xiii
BAB VI PENUTUP ... 100
A. Kesimpulan ... 100
B. Saran ... 101
B.1 Saran Akademis ... 101
B.2 Saran Praktis ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... xv
LAMPIRAN :
- Preview Film “Tanah Surga… Katanya” tiap Scene
- Lembar Koding Penelitian
xiv DAFTAR TABEL
Tabel 1 Lembar kerja koding ... 49
Tabel 2 Frekuensi Kemunculan Pesan Nasionalisme Pada Film “Tanah
Surga… Katanya?” ... 62
Tabal 3 Total Observed Agreement Antara Peneliti dan Koder I Berdasarkan
Frekuensi Kemunculan durasi perdetik ... 96
Tabel 4 Expected Agreement Peneliti dan Koder I Berdasarkan Frekuensi
Kemunculan durasi perdetik ... 97
Tabel 5 Total Observed Agreement Antara Peneliti dan Koder II Berdasarkan
Frekuensi Kemunculan durasi perdetik ... 98
Tabel 6 Expected Agreement Peneliti dan Koder II Berdasarkan Frekuensi
xv DAFTAR PUSTAKA
Althusser, Louis 2007. Filsafat sebagai Senjata Revolusi. Yogyakarta, Resist
Book
Baksin, Askurifai, 2003. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung : Katarsis
Barker, Chris, 2008. Cultural Studies Teori dan Praktik. Yogyakarta, Kreasi
Wacana
Kohn, Hans, 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta, Erlangga
Krippendorff, Klaus, 2004, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi, Jakarta
Rajawali Pers
McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa; Suatu Pengantar, Jakarta:
Erlangga.
______________. 1996. Teori Komunikasi Massa Jakarta: Erlangga
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
_______. 2003. Komunikasi Massa. Malang: Cespur.
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Jakarta: Homerian Pustaka
Rahmat, Jalaludin. 2002. Metodelogi Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
xvi Non Buku :
Alfian, Muhammad, Membangkitkan Nasionalisme Melalui Industri Kreatif,
http://blog.ub.ac.id/muhammadalfian/2013/10/05/membangkitkan-nasionalisme-melalui-industri-kreatif/, Akses 10 Desember 2013, 20.35
WIB
Fitriani, Rani, Review Film “Tanah Surga Katanya”,
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media massa, dalam disiplin ilmu komunikasi adalah sebuah alat untuk
menyampaikan pesan atau untuk berkomunikasi. Dalam konteks masyarakat
modern, merupakan instrument dengan apa berbagai bentuk komunikasi
dilangsungkan. Media massa merupakan sebuah bentuk dari adanya komunikasi
massa, misalnya melalui surat kabar, majalah, televis, radio, maupun film. Media
massa sebagai sarana komunikasi massa yang mulai tumbuh dan berkembang
sangat pesat, merupakan salah satu bentuk komunikasi sosial dengan bersifat
khusus, yaitu antara komunikator dan komunikan tidak saling mengenal.
Komunikan merupakan khalayak yang luas, heterogen dan anonim.
Komunikasi merupakan kebutuhan yang penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Dikatakan demikian karena dalam kehidupan manusia, komunikasi
menjadi alat yang membantu dalam segala kegiatan yang ada. Begitu cepatnya
perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini, yang tanpa disadari dapat
membawa perubahan sosial yang sangat besar terhadap kehidupan umat manusia.
Media massa adalah salah satunya. Media massa seperti internet, film, radio,
televisi dan lain-lain telah menjadi kebutuhan dan mempunyai peran yang sangat
penting bagi kehidupan masyarakat dewasa ini. Selain menjadi sumber dominan
bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif untuk memperoleh gambaran dan
2 memenuhi kebutuhan masyarakat. Demikian pentingnya media massa bagi
masyarakat (McQuail, 1996:3).
Media massa juga semakin banyak melalui transformasi sosial. Media
penyiaran, surat kabar, film novel-novel, dan bentuk komunikasi lain menciptakan
kerangka berpikir yang sama begi semua warga masyarakat. Media massa
menemukan pengetahuan serta nilai-nilai dari generasi terdahulu, (Sobur, 2003:
31). Melihat perkembangan pengetahuan dan teknologi yang mengalami
kemajuan pesat. Salah satunya adalah film yang merupakan produk dari
komunikasi massa di tanah air yang sudah maju pesat, membuat film bukan lagi
suatu hal yang hanya sekedar ditonton ataupun disaksikan. Namun film juga
menjadi suatu sarana yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, humor,
bahkan juga sebagai media penyampaian informasi, kaya akan makna sosial dan
banyak mengandung unsur yang membangun moral (McQuail, 1987:13).
Peredaran film sekarang ini memang jauh lebih berkembang daripada beberapa
dekade lalu. Terbukti banyak karya film yang lahir dalam kurun waktu tersebut.
Namun, beberapa bulan terakhir terjadi penurunan kualitas film nasional.
Film sebagai salah satu media massa merupakan media hiburan yang
sangat berpengaruh dibandingkan dengan keberadaan radio dan surat kabar. Hal
ini dikarenakan kekuatan audio visual dalam film dapat mempengaruhi emosi
penonton seperti menangis, tertawa, marah, sedih dan lain-lain.
Bersama radio dan televisi, film termasuk kategori media massa periodik.
3 media elektronik, yakni media yang dalam penyajiannya sangat tergantung
dengan adanya sumber energi listrik. Sebagai media massa elektronik dan adanya
unsur kesenian yang lain, film memerlukan proses lama dan mahal dalam proses
produksinya. Seni film sangat mengandalkan teknologi, baik sebagai bahan
produksi maupun penyajian terhadap penonton. Film merupakan penjelmaan
keterpaduan antara berbagai unsur sastra, teater, seni rupa, teknologi, dan sarana
publikasi (Baksin, 2003:2).
Kehadiran film bertema nasionalisme seolah oase di tengah redupnya rasa
nasionalis masyarakat Indonesia. Memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme
masyarakat dan generasi muda dikarenakan oleh arus globalisasi yang membawa
pengaruh negatif. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi
kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi,
yakni pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi juga merasuk
dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk kehidupan politik, ekonomi, ideologi,
sosial budaya dan lain sebagainya.
Hadirnya film “Tanah Surga....Katanya” yang disutradarai Herwin
Novianto diharapkan mampu membangun rasa nasionalisme generasi muda,
adegan film ini dibuka dengan gambar indah sosok lelaki tua mengayuh sampan
di keremangansenja. Sosok itu adalah Kakek Hasyim (Fuad Idris) bersama dua
cucunya, Salman (Osa Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra). Mereka
tinggal di perbatasan Indonesia (Kalimantan Barat) -Malaysia. Ayah kedua anak
tersebut, Haris (Ence Agus) yang sudah membuka usaha kedai di Malaysia ingin
4 hidup di negara tetangga. Hanya Salina yang memenuhi ajakan sang ayah,
sementara Salman bertekad untuk tetap bersama sang kakek yang juga adalah
veteran konfrontasi Malaysia-Indonesia. Lihatlah bagaimana ironi ketika sang
dokter Anwar (alias dokter Intel) yang terpaksa kebingungan karena uang
rupiahnya “tidak dianggap” karena yang lebih laku Ringgit Malaysia, atau ketika
lagu lawas Koes Plus “Kolam Susu” ternyata lebih dikenal dibanding lagu
“Indonesia Raya” di sekolah yang diasuh oleh ibu guru Astuti.
Dalam film Tanah Surga, Katanya? Digambarkan bahwa permasalahan
nasionalisme merupakan taruhan setiap hari bagi masyarakat di perbatasan
Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia. Terjadi disparitas yang nyata antara
perbatasan di Malaysia dan Indonesia. Dalam salah satu adegan digambarkan
bahwa Jalan-jalan di perbatasan Malaysia sudah diaspal, sedangkan di Indonesia
masih tanah. Inilah penyebab fenomena berpindahnya kewarganegaraan WNI
menjadi warga negara Malaysia seperti yang terjadi pada Ayah Salman-Salina
(Haris) yang memutuskan untuk menjadi warganegara Malaysia karena selain
kecewa terhadap pemerintah yang tidak memperhatikan orang-orang di daerah
perbatasan, Ia juga merasa lebih sejahtera dengan menjadi warga Negara Malaysia
dibandingkan menjadi WNI, walaupun di Malaysia, Haris dijadikan oleh Istri
barunya yang dari Malaysia seperti pekerja (budak).
Kehidupan yang ditawarkan di Malaysia yang jauh lebih baik memang
menjadi salah satu faktor pendorong orang-orang di perbatasan rela melepas status
5 oleh pemerintah RI terhadap daerah-daerah perbatasan. Terutama dalam masalah
pendidikan dan kesehatan yang sebenarnya sudah diamanatkan oleh UUD 1945.
Pendidikan dan kesehatan di daerah perbatasan merupakan barang yang
langka di daerah perbatasan. Digambarkan dalam film bahwa di daerah perbatasan
hanya mempunyai satu ruang kelas dibagi dua untuk kelas 3 dan 4. Selain itu,
tenaga pengajar yaitu Guru juga hanya ada satu yaitu Ibu Astuti dan Ia juga
bertugas di situ karena kebetulan dan terpaksa. Inilah yang kemudian menjadi
problem pendidikan di daerah-daerah perbatasan yaitu minimnya fasilitas sarana
pra-sarana sekolah di daerah perbatasan dan kurangnya tenaga pengajar juga
keengganan mereka untuk ditempatkan di daerah-daerah perbatasan. Begitu juga
dengan bidang kesehatan yang digambarkan di sana hanya terdapat satu dokter
yaitu dokter Anwar (Dokter Intel) dan Ia juga ditugaskan di sana karena kalah
bersaing dengan dokter-dokter di Bandung dan ingin mencoba pengalaman baru.
Jadi, jelas sebenarnya terjadi disparitas yang begitu jauh antara Jakarta atau
kota-kota besar lainnya dengan daerah-daerah perbatasan yang di mana kota-kota-kota-kota besar
sudah memiliki sangat banyak tenaga pengajar dan tenaga medis yang bahkan
sudah terspesialisasi dengan sangat jelas. Berbeda jauh dengan di daerah
perbatasan yang digambarkan dalam salah satu adegan ketika Dokter Intel diminta
untuk mengobati Sapi salah satu warga padahal Ia bukanlah dokter Hewan.
Di film juga digambarkan bahwa penghargaan terhadap simbol-simbol
negara di daerah perbatasan kehilangan maknanya dan mengalami penurunan
nilai. Seperti penggunaan Ringgit sebagai mata uang sehari-hari atau para murid
6 3 yang tidak tahu bentuk bendera putih, dan penggunaan bendera
merah-putih sebagai alas untuk menaruh dagangan. Ini menunjukkan bahwa
simbol-simbol negara mengalami degradasi nilai dan makna. Salah satu penyebabnya
adalah tidak adanya sosialisasi mengenai nilai nasionalisme dan pengenalan
terhadap simbol-simbol negara yang harusnya merupakan tugas institusi
pendidikan.
Fungsi pendidikan (lembaga sekolah) untuk menjadikan peserta didik
sebagai good person dan smart person rasanya harus dikubur dalam-dalam bagi
orang-orang perbatasan, jika permasalahan-permasalahan tersebut belum
sepenuhnya diselesaikan. Seperti yang digambarkan dalam salah satu adegan di
film bahwa hanya ada 2 anak kelas 4 yang tidak mendapatkan nilai “nol”. Selain
itu, permasalahan di daerah perbatasan juga adalah banyak anak yang terpaksa
bekerja dan berhenti sekolah karena banyaknya pengangguran di sana.
Dan juga jangan melupakan peran dan fungsi keluarga sebagai alat
sosialisasi utama dan pertama bagi anak yang di film digambarkan Kakek Salman
yang merupakan mantan pejuang selalu mengajarkan nilai-nilai nasionalisme
kepada cucu-cucunya melalui cerita-cerita perjuangannya sehingga cucu-cucunya
yaitu Salman dan Salina mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi.
Dari dasar latar belakang itulah film tersebut diangkat kedalam sebuah
penelitian yang menggunakan analisis isi untuk mengetahui bagaimana dan
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang ingin
diungkap peneliti adalah “Berapa besar frekuensi kemunculan pesan-pesan
nasionalisme dalam film “Tanah Surga Katanya” ?.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan di adakannya penelitian ini adalah untuk menghitung
seberapa besar frekuensi kemunculan pesan nasionalisme dalam film “Tanah
Surga Katanya” dengan menggunakan analisis isi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Manfaat teoritis
a. Memperluas pengetahuan peneliti dalam hal isi pesan yang
terdapat pada sebuah film, khususnya film “Tanah Surga
Katanya”.
b. Memberi sumbangan dan penelitian dalam bidang film, khususnya
pada pesan-pesan nasionalisme di dalam sebuah film.
2. Manfaat Praktis
a) Dapat di gunakan para insan perfilman untuk mengukur bukti
secara ilmiah tentang isi pesan nasionalisme dalam pembuatan
8 b) Bagi kalangan akademis, dapat menambah bidang penelitian
terutama dalam bidang perfilman, dalam hal ini tentang