i
PERSEPSI TERHADAP BAHAYA PADA KARYAWAN
PT. X DI BALIKPAPAN
SKRIPSI
Oleh : Anis Sa’diyah
04810023
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PERSEPSI TERHADAP BAHAYA PADA KARYAWAN
PT. X DI BALIKPAPAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh : Anis Sa’diyah
04810023
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PERSETUJUAN
1. Judul Skripsi : Persepsi Terhadap Bahaya Pada Karyawan PT. X di Balikpapan
2. Nama Peneliti : Anis Sa’diyah
3. Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 23 Juli 1986 4. Nomor Induk Mahasiswa : 04810023
5. Fakultas : Psikologi
6. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 7. Waktu Penelitian : 14 Januari 2011 – 22 Januari 2011
Malang, 2 Mei 2011
Pembimbing I Pembimbing II
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anis Sa’diyah
NIM : 04810023
Fakultas / Jurusan : Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:
Persepsi Terhadap Bahaya Pada Karyawan PT. X di Balikpapan
1. Adalah karya saya sendiri dan bukan karya orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, dengan segala kekuasaan dan kebesaran-Nya, karunia dan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah pada kekasih Allah, Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.
Skripsi ini berjudul “Persepsi Terhadap Bahaya Pada Karyawan PT. X di Balikpapan”. Maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya doa, dorongan, bantuan, dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Djudiah, M.Si selaku dosen pembimbing I atas bimbingan, bantuan, dukungan dan saran-saran yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini. 3. Zakarija Achmat, S.Psi M.Si yang merupakan dosen pembimbing II atas bimbingan, bantuan, dukungan dan saran-saran yang sangat bermanfaat sehingga memotivasi selama penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Iswinarti, M.Si selaku dosen wali kelas A 2004 yang selalu membimbing dan memberikan motivasi, serta sabar dalam menghadapi kami selama ini sehingga kami menjadi lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang senantiasa membimbing penulis sejak awal perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. PT. Syam Surya Gemilang Balikpapan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
8. Saudara-saudaraku Ka kiki, Ka Fuad dan Ka Sugi untuk do’a dan motivasi yang diberikan. Serta keponakanku Naura yang senantiasa memberikan semangat dan memotivasi mimi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Yang tersayang Septian Reiswandy, S.Psi yang dengan sabar banyak memberikan waktu, perhatian, do’a serta dukungan yang sangat besar kepada penulis.
10.Seluruh karyawan lapangan PT. Syam Surya Gemilang Balikpapan, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi skala yang diberikan.
11.Keluarga besar Psikologi’04 khususnya kelas A dan sahabat-sahabatku Dewi, Arin, Ajeng, Yuda, Dika, yang sejak awal perkuliahan sampai sekarang selalu memotivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Serta pihak-pihak yang telah berperan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Malang, 2 Mei 2011
INTISARI
Sa’diyah, Anis: (2011) Persepsi Terhadap Bahaya Pada Karyawan PT. X di Balikpapan. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Dra. Djudiah, M.si (2) Zakarija Achmat, S.Psi M.Si
Kata kunci: Persepsi Terhadap Bahaya, Karyawan
Salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya kecelakaan di lingkungan kerja adalah persepsi seorang karyawan terhadap bahaya. Persepsi terhadap bahaya adalah proses mengetahui atau mengenali objek dengan memandang atau mengartikan sesuatu tentang faktor kondisi di lingkungan kerja baik alat, material atau lingkungan yang tidak aman (unsafe condition) yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi disebabkan sebagian karyawan tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dalam bekerja. Bagi sebagian karyawan, tidak menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja merupakan hal yang biasa, bahkan mereka cenderung menganggap APD justru akan menghambat proses kerja mereka. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi terhadap bahaya pada karyawan PT. X di Balikpapan yang bergerak dibidang produksi es balok.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, dengan populasi yaitu karyawan lapangan PT. X di Balikpapan. Sampel yang diambil sebanyak 20 karyawan dengan menggunakan teknik total sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala persepsi terhadap bahaya. Untuk teknik analisa data yaitu menggunakan teknik T-Score yang dibantu dengan program Microsoft Office Excel 2003
Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa dari 20 karyawan yang menjadi subyek penelitian, ada 13 karyawan (65%) memiliki persepsi positif terhadap bahaya. Dalam hal ini, situasi atau kondisi yang tidak aman (unsafe
condition), diartikan sebagai suatu bahaya, sehingga karyawan yang memiliki
persepsi positif terhadap bahaya akan cenderung berhati-hati dalam bekerja dan mengikuti prosedur kerja yang ada di perusahaan tersebut. Saat karyawan memperoleh suatu stimulus dalam suatu kondisi atau keadaan tertentu, mereka dapat menanggapinya dengan baik. Mereka mampu memahami, mengorganisasikan, dan menafsirkan stimulus tersebut yang kemudian dapat diwujudkan dalam suatu tindakan yang sesuai dengan prosedur dan peraturan-peraturan yang ada dalam perusahaan tersebut. Selain itu juga, ada 7 karyawan (35%) yang memiliki persepsi negatif terhadap bahaya. Dalam hal ini situasi atau kondisi yang tidak aman (unsafe
condition), diartikan sebagai suatu yang tidak menimbulkan bahaya, sehingga
DAFTAR ISI
C. Persepsi Terhadap Bahaya Pada Karyawan PT. X di Balikpapan .. 16
BAB III METODE PENELITIAN
F. Lokasi dan Pengorganisasian Penelitian ... 23
1. Persiapan Penelitian ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 30
B. Analisa Data ... 31
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 37
B. Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 39
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor Pilihan Jawaban ... 22
Tabel 2 Tabel Blue Print Skala Persepsi Terhadap Bahaya ... 23
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Item Skala persepsi Terhadap Bahaya ... 26
Tabel 4 Tabel Blue Print Skala Persepsi Terhadap Bahaya ... 26
Tabel 5 Hasil Uji Perhitungan Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Bahaya .. 27
Tabel 6 Hasil Perhitungan Reliabilitas Total Skala Persepsi Terhadap Bahaya ... 28
Tabel 7 Paparan Data Subyek Penelitian ... 30
Tabel 8 Perhitungan T-Score Persepsi Terhadap Bahaya ... 31
Tabel 9 Masa Kerja Karyawan ... 32
Tabel 10 Kategori Usia Karyawan... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Kasar Try Out ... 41
Lampiran 2 Validitas & Reliability ... 42
Lampiran 3 Skala Penelitian ... 51
Lampiran 4 Data Kasar Penelitian ... 56
Lampiran 5 Hasil Perhitungan T-Score ... 57
Lampiran 6 Hasil Wawancara ... 58
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, D. (2009). Tinjauan persepsi bahaya psikososial karyawan departemen operational PT.Repex Pondok Pinang, Jakarta Selatan tahun 2009. Skripsi Universitas Indonesia. http://eprints.ui.ac.id/21519/. Abstrak diakses 13 April 2011.
Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E. E., & Bem, D. J. (1996). Pengantar
psikologi (Ed. kesebelas, jilid satu). Batam: Interaksara.
Azwar, S. (2005). Penyusunan skala psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan validitas”. Yogyakarta: Pustaka Relajar.
Chaplin, J. P. (2004). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Diah, H. (1998). Persepsi pegawai unit pemintalan di beberapa pabrik tekstil di daerah Jakarta Timur dan Bekasi terhadap kebisingan di tempat kerja, tahun 1996. Skripsi Universitas Indonesia. http://eprints.ui.ac.id/11097/. Abstrak diakses 13 April 2011.
Kerlinger, Fred N. (2000). Asas-asas penelitian behavioral (Ed. ketiga). Yogyakarta: UGM Press.
Mahmud, D. (1990). Psikologi suatu pengantar. Yogyakarta: BPFE.
Panggabean, M. S. (2004). Manajemen sumber daya manusia. Bogor: Ghalia
dengan aplikasi SPSS. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media
Sobur, A. (2003). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sternberg, R. J. (2008). Psikologi kognitif (Ed. keempat). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukaryono, A. G. (2002). Persepsi pekerja kamar gelap terhadap penggunaan bahan berbahaya dan berisiko di instalasi radiologi rumah sakit di wilayah DKI Jakarta. Skripsi Universitas Indonesia. http://eprints.ui.ac.id/6906/. Abstrak diakses 13 April 2011.
Thoha, M. (2002). Perilaku organisasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Winarsunu, T. (2004). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu organisasi baik perusahaan maupun instansi dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Bagaimanapun lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu perusahaan, tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan. Jaminan untuk dapat berhasil, lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia yang mengelola, mengendalikan, dan mendayagunakan sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki. Oleh karena itu, masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan, khususnya yang terkait dengan lingkungan kerja pada suatu perusahaan.
Lingkungan kerja dalam suatu perusahan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memadai bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja, sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat memicu terjadinya kecelakaan pada karyawan.
2
karena itu, apa yang kita persepsikan pada suatu waktu tertentu akan tergantung bukan saja pada stimulusnya sendiri, tetapi juga pada latar belakang beradanya stimulusnya itu, seperti pengalaman-pengalaman sensori kita yang terdahulu, perasaan kita pada waktu itu, prasangka-prasangka, keinginan-keinginan, sikap dan tujuan kita. Dengan kata lain, persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya, dan menerjemahkan atau menginterpretasikan rangsangan yang sudah teratur itu untuk mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Di dalam proses persepsi individu akan memberikan penilaian terhadap suatu obyek baik bersifat positif atau negatif, senang atau tidak senang dan sebagainya.
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anugrah (2009) tentang Tinjauan Persepsi Bahaya Psikososial Karyawan Departemen Operational PT. Repex Pondok Pinang Jakarta Selatan, hasil penelitian menunjukkan bahwa bahaya psikososial di tempat kerja tidak terlalu membahayakan, sehingga belum sampai mengganggu apalagi membebani karyawan selama melakukan pekerjaan setiap harinya, atau dengan kata lain memiliki tingkat bahaya dengan kategori rendah.
Selanjutnya, pada penelitian yang dilakukan Diah (1998) mengenai Persepsi Pegawai Unit Pemintalan di Beberapa Pabrik Tekstil di Daerah Jakarta Timur dan Bekasi terhadap kebisingan di tempat kerja, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang menyatakan bising pada intensitas <85 dBA (63,6%) dan tidak bising (36,4%), sedangkan responden yang menyatakan bising pada intensitas >85 dBA (94%) dan yang menyatakan tidak bising (6%). Tingginya intensitas kebisingan akan diikuti oleh lebih banyaknya responden yang menyatakan bising dan rendahnya intensitas kebisingan, maka responden yang menyatakan bising sedikit. Faktor yang mempunyai asosiasi dengan persepsi responden terhadap kebisingan adalah lama kerja (p=0,0000), umur (p=0,0002), pendidikan (p=0,0227), sedangkan faktor jenis kelamin tidak mempunyai asosiasi dengan persepsi responden terhadap kebisingan di tempat kerja. Sehingga dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan responden, maka sikapnya akan lebih baik dan tingginya pengetahuan responden belum tentu penafsiran terhadap lingkungan baik
3
pekerja memiliki persepsi negatif yang lebih besar prosentasenya, yaitu kognitif terhadap bahan berbahaya (55,3%), kognitif terhadap bahan berisiko (72,3%), afektif terhadap bahan berbahaya (63,8%), afektif terhadap bahan berisiko (70,2%), interpretasi terhadap bahan berbahaya (57,7%), interpretasi terhadap bahan berisiko (95,7%). Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa umur dan kebiasaan secara umum tidak ada hubungan dengan persepsi, sedangkan pendidikan dan lama kerja secara umum ada hubungan dengan persepsi. Sementara itu faktor individu yang paling dominan terhadap kognitif bahan berbahaya adalah pendidikan (P Value=0.042), sedangkan untuk kognitif bahan berisiko adalah lama kerja (P Value=0,070), dan interpretasi bahan berbahaya adalah larva kerja (P Value=0,010).
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian di PT. X di Balikpapan. PT. X adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi es balok, yaitu perusahaan yang mengolah es balok sebagai pemasok bagi konsumen yang membutuhkan, seperti ke kapal-kapal nelayan dan pabrik-pabrik ikan. Tugas para karyawan lapangan dalam perusahaan terbagi dalam dua area, yaitu karyawan lapangan yang bekerja di bagian mesin (mycom) dan karyawan lapangan yang bekerja di luar bagian mesin. Karyawan lapangan bagian mesin (mycom) bertugas untuk mengolah es balok, menjaga mesin agar tetap beroperasi dengan baik dan menjaga suhu mesin (mycom) agar tetap stabil. Sedangkan karyawan lapangan yang bekerja diluar bagian mesin bertugas untuk mengangkut pesanan es balok ke kapal-kapal nelayan yang berlabuh ataupun kepada distributor yang dikirim oleh pabrik-pabrik ikan.
4
Karyawan lapangan PT. X dituntut agar selalu berada dalam kondisi fisik yang prima untuk menjalankan tugas yang diemban, seperti mengantar es balok dan mengangkut es balok ke atas kapal. Kondisi fisik yang fit dan kuat tentunya menjadi modal dasar bagi karyawan lapangan untuk dapat mengerjakan tugas dengan baik sehingga menghindari kecenderungan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (kelalaian yang diakibatkan menurunnya kondisi fisik) dalam bertugas. Dari hasil wawancara awal dengan salah satu staf perusahaan, didapatkan data dari tahun 2005 sampai dengan 2009 telah terjadi kecelakaan kerja sebanyak 6 kali. Sebagai contoh pada tahun 2005, akibat adanya kelalaian karyawan dalam menjaga suhu mesin berakibat pada meledaknya mesin yang menyebabkan terhentinya produksi es balok selama beberapa minggu. Selain itu pada tahun yang sama, karena kurangnya koordinasi serta pemberian ataupun penerimaan informasi yang kurang baik, berakibat pada terjadinya kecelakaan kerja pada karyawan, yang mana dalam hal ini salah satu tangan karyawan terjepit mesin yang disebabkan adanya kesalahan informasi. Hal itu menyebabkan karyawan tersebut harus dirawat selama dua hari di rumah sakit. Contoh lain pada tahun 2007, karena kurangnya ketelitian dan perhatian menyebabkan salah satu karyawan yang tidak dapat berenang tercebur ke laut karena terkena es balok yang didorong oleh karyawan yang lain, dan pada tahun yang sama karena kesalahan persepsi seorang karyawan jatuh dari tangga. Kecelakaan tersebut dapat terjadi karena disebabkan karyawan dalam bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD). Bagi sebagian para karyawan, tidak menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja merupakan hal yang biasa, bahkan kadang mereka menganggap APD justru akan menghambat proses kerja mereka.
5
Kesehatan Kerja (K3) untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi diri karyawan maupun perusahaan dan dapat mengurangi atau menekan adanya stres kerja pada karyawan.
Dari fenomena-fenomena diatas, maka dapat disimpulkan bahwa para karyawan lapangan PT. X di Balikpapan dalam bekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), sebab bagi sebagian para karyawan, tidak menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja merupakan hal yang biasa, bahkan kadang mereka menganggap APD justru akan menghambat proses kerja mereka. Ketika hal itu dibiarkan secara terus-menerus atau bahkan dianggap biasa, maka lambat laun akan berakibat fatal dan akhirnya akan merugikan tidak hanya pada karyawan itu sendiri tetapi juga pada perusahaan. Hal tersebut tentu saja menimbulkan pertanyaan, bagaimana persepsi mereka selaku karyawan lapangan yang dalam kesehariannya bekerja di lingkungan kerja yang penuh resiko akan bahaya. Hal ini tentu saja harus mendapatkan perhatian lebih agar keselamatan mereka ketika bekerja dapat terjamin. Oleh sebab itu,maka peneliti mengangkat suatu penelitian yang berjudul “Persepsi
Terhadap Bahaya Pada Karyawan PT. X di Balikpapan”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana persepsi terhadap bahaya pada karyawan PT. X di Balikpapan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi terhadap bahaya pada karyawan PT. X di Balikpapan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
6
2. Manfaat Praktis