• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA

SKRIPSI

Oleh :

NORA MEGA SILVI 06810239

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

ii

PERBEDAAN KOMPETENSI INTERPERSONAL REMAJA BERDASARKAN POLA ASUH ORANG TUA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Nora Mega Silvi

06810239

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Perbedaan Kompetensi Interpersonal Remaja berdasarkan Pola Asuh Orang Tua

Nama Peneliti : Nora Mrga Silvi

No. Induk Mahasiswa : 06810239

Fakultas : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Waktu Penelitian : 24 Maret 2011

Malang, 20 Mei 2011

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh Dewan Penguji Tanggal : 06 Mei 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Yudi Suharsono, M.Si, Psi. ( )

Anggota Penguji : 1. Ari Firmanto, S.Psi ( )

2. M. Shohib, S.Psi, M.Si ( )

3. Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nora Mega Silvi

NIM : 06810239

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah:

Perbedaan Kompetensi Interpersonal Remaja berdasarkan Pola Asuh Orang Tua

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam

bentuk kutipan yang telah digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah / skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan

hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 27 Mei 2011

Ketua Program Studi Yang menyatakan

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya yang berupa kekuatan, kesabaran, kesadaran dan memberikan jalan bagi penulis sehingga pada penulisan skripsi yang berjudul “Perbedaan Kompetensi Interpersonal Remaja berdasarkan Pola Asuh Orang Tua” ini dapat terwujud.

Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi tingkat Strata I (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis sadar bahwa betapa sulitnya bagi seorang mahasiswa untuk menyusun karya ilmiah secara sempurna. Seperti halnya dalam penulisan skripsi ini, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dosen pembimbing ataupun instansi-instansi yang terkait. Oleh karena itu dengan terselesainya penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucpan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Yudi Suhasono, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, masukan, pengarahan, serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Ari Firmanto, S. Psi., selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk serta memberikan dorongan motivasi baik dengan teguran-teguran dengan penuh kesungguhan kesabaran dan ketelatenan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Drs. Purnomo Adji, selaku Kepala Sekolah Taman Madya Malang yang

telah memberikan izin penelitian.

5. Siswa-siswi kelas X SMA Taman Madya Malang atas kesediannya meluangkan

(7)

vii

6. Segenap dozen, staf pengajar, dan pengajar Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang atas segala bimbingan, pengajaran, selama penulis menjadi mahasiswa.

7. Kedua orang tua, kakak dan mas ipar yang selalu mendukung dan mendoakan

penulis.

8. Mas Okta yang selalu memarahi penulis bila malas mengerjakan skripsi dan

segenap keluarga Mas Okta yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis.

9. Teman-teman bimbingan yang telah menemani perjalanan suka maupun duka

penulis Erma, Mbak Citra, Ida, Mbak Nyunyun, Siti Fadilah, Beta, Wida, Lastri, Mbak Ima, dan semua teman-teman yang pernah menemani hidup penulis yang tidak bisa penulis sebutkan semua satu-persatu.

10.Sahabat-sahabat dari SMA, Nurul dan Sofika yang telah memotivasi penulis dan

mendo’akan penulis

Semoga Allah SWT senantiasa membalasnya dengan limpahan berkah dan nikmat atas kebaikan yang diberikan kepada penulis. Akhir kata menyadari adanya kekurangan dalam penulisan skripsi ini, dengan kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 20 Mei 2011 Penulis

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan... iv

Kata Pengantar ... v

Intisari ... vi

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Interpersonal ... 6

B. Pola Asuh ... 9

C. Remaja... 14

D. Orang Tua... 16

E. Perbedaan Kompetensi Interpersonal Pada Remaja Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua ... 18

F. Kerangka Berfikir... 20

G. Hipotesa... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 22

B. Variabel Penelitian ... 22

1. Identifikasi Variabel ... 22

2. Definisi Operasional ... 23

C. Populasi dan Sampel ... 23

D. Prosedur Penelitian... 24

E. Metode Pengumpulan Data ... 25

1. Jenis Data ... 25

2. Instrumen Penelitian ... 25

3. Validitas dan Reliabilitas ... 27

a. Validitas ... 27

b. Reliabilitas ... 27

F. Rancangan Analisa Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 33

B. Analisa Data ... 35

(9)

ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 39 B. Saran ... 39

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Blue Print Skala Pola Asuh ... 25

Tabel 2 : Penilaian Skala Pola Asuh ... 26

Tabel 3 : Blue Print Skala Kompetensi Interpersonal ... 26

Tabel 4 : Penilaian Skala Kompetensi Interpersonal ... 27

Tabel 5 : Uji Validitas Skala Pola asuh Orang Tua ... 28

Tabel 6 : Uji Validitas Skala Kompetensi Interpersonal ... 29

Tabel 7 : Reliabilitas Skala Pola Asuh ... 30

Tabel 8 : Reliabilitas Skala Kompetensi Interpersonal ... 30

Tabel 9 : Reliabilitas Skala Pola asuh dan kompetensi interpersonal ... 31

Tabel 10 : Identifikasi Tingkat Pola Asuh ... 33

Tabel 11 : Identifikasi tingkat Kompetensi Interpersonal ... 34

Tabel 12 : Anava 1 Jalur ... 34

(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dalam Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta

Asrori, Mohammad. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi aksara

Azwar, Saifudin. (1992). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(1999) Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dariyo, Agoes. (2002). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosna

Desmita. (2008) Psikologi Perkembangan. Bandung: Erlangga

Fauzi, Muchammad. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang: Walisongo

Press

Gardner, E.D. (1993). Memahami Gejolak Remaja. Alih bahasa: Hadisubrata,

M.S. Jakarta: Mitra Utama

Hudaniah, Tri Dayakisni. (2006). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Bandung: Erlangga

Kartono, Kartini, (1991). Psikopatologi Abnormal dan Patologi Seks. Penerbit

alumni: Bandung

Kenny, J & Kenny, M. (2001). Dari Bayi Sampai Dewasa. Jakarta: BPK Gunung

Mulia

Kerlinger, F. (1998). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada

Uneversity Press

Mar’at, Samsunuwiyati. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosna

(12)

xii

Santrock, John W. (2002). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup

(jilid 2). Jakarta: Erlangga

Winarsunu, Tulus. (2009) Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan pendidikan.

Malang: UMM Press

Shochib, Dr. Moh. (2000) Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Seiring dengan masa pertumbuhan sejak masa anak-anak, seseorang akan disadarkan semakin meluasnya lingkup pergaulan sosialnya. Dimulai dari lingkungan sosial dalam keluarga, seseorang kemudian dibawa kelingkup pergaulan formal disekolah, untuk selanjutnya diperluas dengan teman sebaya dan lingkungan tempat tinggal. Perkembangan tersebut akan diikuti pula dengan perluasan saling ketergantunganantar dirinya dengan orang lain.

Menurut Sri Rumini dan dan Siti Sundari (2004) masa remaja adalah peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa yang mengalami semua perkembangan aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahunsampaidengan21 tahun. Dimana masa remaja merupakan masa seorang anak yang sudah mulai tidak mau dianggap lagi sebagai anak kecil oleh orang disekitarnya. Remaja diharapkan dapat bergaul dengan teman sebayanya secara baik.

(14)

Kompetensi menurut McAshan (1981) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilandan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dun psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Jadi, kompetensi interpersonal menurut Sears dkk (1994), adalah kemampuan atau kecakapan yang mendukung hubungan antara individu lainnya. Hubungan antara individu dengan individu lainnya mempunyai pengertian bahwa hubungan tersebut terbatas pada satu individu dengan individu, bukan hubungan antara individu dengan orang banyak atau masyarakat sosial pada umumnya. Telah dijelaskan diatas bahwa kompetensi interpersonal sangatlah penting dimiliki oleh seorang remaja. Namun, kenyataannya banyak kasus yang terjadi mengenai ketidak mampuan seorang remaja dalam pergaulan. Meskipun kecerdasan remaja tersebut berada diatas rata-rata. Contoh kasus dimana kompetensi interpersonal tidak dilihat dari kecerdasan, ketika seorang remaja bunuh diri gara-gara dirinya tidak diterima masuk di jurusan A1 (IPA), meski dia sudah bersekolah ditempat yang elit, rupanya sang orang tua mengharap anaknya diterima di Al atau paling tidak A2, agar kelak bisa menjadi dokter. Contoh kasus tersebut merupakan dampak kompetensi interpersonal yang tidak cukup baik dimiliki seorang remaja. Remaja yang tidak memiliki kompetensi interpersonal yang baik akan merasa cenderung tidak percaya diri pada lingkungan sosialnya, tetapi sebaliknya jika seorang remaja mempunyai kompetensi interpersonal yang cukup baik maka remaja akan mudah menjalin hubungan dengan orang lain dan merasa percaya diri

(15)

perkembangan anak, keluarga merupakan tempat pertama anak belajar berinteraksi dengan baik sesama anggota keluarga hingga anak tersebut kemudian akan bisa berinteraksi dengan orang lain diluar rumah. Pola hubungan antara anak dan orang tua mampu mempengaruhi bagian-bagian paling penting dari kompetensi yang mulai terbentuk dalam awal hubungan pertemanan hingga kemudian berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan yang lebih luas, merupakan apa yang mereka bentuk melalui hubungan awal mereka dengan orang tua. Apabila didalam keluarga seorang anak terbiasa merasakan suasana hangat dan akrab, maka kelak dirinyapun mampu bersikap seperti itu pada orang lain dalam pergaulannya. Tapi jika anak didalam keluarga tidak dibiasakan untuk mampu mengekspresikan apa yang mereka mau kelak anak akan kesulitan dalam menyatakan apa yang mereka mau dan akan sulit menyatakan rasa cintanya pada orang lain. Contoh kasus, remaja mengalami dilema yang sangat besar antara mengikuti kehendak orang tua atau mengikuti kehendak dirinya sendiri. Jika remaja mengikuti kehendak orang tua maka dari segi ekonomi (biaya sekolah) akan terjamin karena orang tua pasti akan membantu sepenuhnya, sebaliknya jika ia tidak mengikuti kemauan orang tua bisa jadi orang tuanya tidak mau membiayai sekolahnya. Situasi yang demikian ini sering dikenal sebagai keadaan yang ambivaliensi dan dalam hal ini akan menimbulkan konflik pada diri sendiri remaja. Oleh karena itu, pemahaman orang tua terhadap kebutuhan psikologis remaja untuk mandiri sangat diperlukan dalam upaya untuk mendapatkan upaya titik tengah penyelesaian konflik-konflik yang dihadapi remaja dalam kelompoknya.

Dalam membentuk kompetensi interpersonal yang baik pada remaja juga bergantung pada bagaimana orang tua menerapkan pola asuh pada mereka. Ketika interaksi antara anak dan orang tua selalu diwarnai dengan sikap saling memberi dan menerima, mendengarkan dan didengarkan, maka akan cenderung mengakibatkan kompetensi interpersonal yang kuat pada anak, terutama karena interaksinya diwarnai dengan kehangatan (Santrock, 1998). Pola asuh ini biasa

disebut dengan pola asuh Authoritative (demokratis), dimana interaksi tersebut

(16)

yang luas.

Dalam bentuk lain ketika hubungan yang terjadi justru dipenuhi dengan pemaksaan dan kontrol yang sangat ketat dari orang tua dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Oleh karena pola asuh seperti ini, yang biasa disebut pola

asuh Authoritarian berkaitan dengan berkembangnya anak-anak yang kurang

memiliki kompetensi interpersonal yang baik (Santrock, 1998), bentuk interaksi antara anak dan orang tua cenderung kaku dan tidak ada komunikasi timbal balik tentu menjadikan anak kurang memiliki kepercayaan diri, maka dalam diri mereka akan tumbuh perasaan tidak mampu dan akan selalu ragu ketika berhadapan dengan orang lain.

Hampir sama halnya ketika orang tua tidak terlibat dan tidak perduli

dengan kehidupan anak neglectful, atau orang tua justru sangat terlibat dengan

kehidupan anak, namun hanya memberikan kontrol dan tuntutan yang sangat minim dengan kata lain orang tua selalu menuruti atau terlalu membebaskan

indulgent. Kedua bentuk pola asuh yang terakhir ini cenderung akan

mengakibatkan kompetensi interpersonal yang tidak kuat, karena pada umumnya anak kurang tangguh dan tegar, sehingga anak akan selalu diliputi rasa cemas tentang kemampuannya dan juga menjadi individu yang selalu ragu ketika berhadapan dengan orang lain.

Dalam mengasuh anak orang tua bukan hanya mampu

mengkomunikasikan fakta, gagasan, dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuhkembangkan kepribadian anak. Orang tua dapat saja menerapkan berbagai pola asuh yang dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga. Apabila pola-pola yang diterapkan orang tua keliru, maka yang akan terjadi bukannya perilaku yang baik, bahkan akan mempertambah buruk perilaku anak.

(17)

keberhasilan anak dikemudian hari, ketika harus berada pada lingkungan yang menuntut mereka untuk selalu berhadapan dengan orang lain, seperti pada dunia kerja. Setiap keluarga dalam menerapkan pola asuh pada anaknya mungkin berbeda-beda, sehingga kompetensi interpersonal yang dimiliki masing-masing remaja juga akan tidak sama. Dengan adanya kompetensi interpersonal yang berbeda berdasarkan pola asuh orang tua yang berbeda juga maka remaja juga akan tidak sama dalam menerapkan kompetensi interpersonal dalam lingkungan sosialnya. Jika pola asuh yang diterapkan oleh orang tua bisa diterima oleh anak make akan membentuk kompetensi interpersonal pada anak yang baik, tetapi jika pola asuh yang diterapkan oleh orang tua tidak diterima baik oleh anak maka kompetensi interpersonal anak cenderung kurang baik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkanlatar belakang yang telahdiuraikan diatas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah perbedaan kompetensi interpersonal berdasarkan jenis pola asuh orang tua.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kompetensi interpersonal pada remaja berdasarkan pola asuh orang tua.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Praktis

Berdasarkan gambaran mengenai perbedaan kompetensi interpersonal pada remaja, diharapkan orang tua menerapkan pola asuh yang dapat membuat anak menjadi pribadi yang baik yang menerapkan kompetensi interpersonal yang baik dalam lingkungan sosianya yang diluar Iingkungan rumah.

2. Manfaat Teoritis

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga berhasil menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini dengan

Analisis Kualitatif Klorin, Sampel (rumput laut) ditimbang sebanyak 10 gram, kemudian Sampel ditambahkan 50 mL air suling lalu ditutup dengan plastik warna hitam dan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut : (1) Guru-guru di SMP Negeri 2 Ampel mengalami kesulitan dalam menyusun proposal PTK

Untuk mengetahui keterlaksanaan model latihan inkuiri selama proses pembelajaran dalam penelitian ini, maka dilakukan observasi terhadap tahapan model latihan

Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan/sumber daya manusia untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu kantor beserta perlengkapan pendukung

Memiliki Kemampuan Dasar (KD) sebesar sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;Memiliki kemampuan dasar pada bidang pekerjaan yang sejenis dan kompleksitas yang setara (KD =

Perpindahan panas konduksi adalah mekanisme perpindahan panas yang terjadi dengan suatu aliran atau rambatan proses dari suatu benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda

a) Badan usaha yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, dan tidak sedang diberhentikan kegiatan usahanya; b) Salah satu