• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN BERTATO DALAM FILM PERJAKA TERAKHIR (Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN BERTATO DALAM FILM PERJAKA TERAKHIR (Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i

KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN BERTATO

DALAM FILM PERJAKA TERAKHIR

(Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana ( S-1 )

FARIDS FIBRO ARDIANSYAH

08220251

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : Farids Fibro Ardiansyah

NIM : 08220251

JURUSAN : Ilmu Komunikasi

FAKULTAS : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JUDUL SKRIPSI : Konstruksi Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam Film Perjaka Terakhir

(Analisis Semiotik Pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Frida Kusumastuti, M.Si Sugeng Pujileksono, M.Si

Mengetahui Ketua Jurusan

(3)

iii LEMBAR PENGESAHAAN

Nama : Farids Fibro Ardiansyah

Nim : 08220251

Kosentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : Konstruksi Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam Film Perjaka Terakhir

(Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

dan dinyatakan : LULUS

Pada Hari : Senin

Tanggal : 04 Februari 2013 Tempat : Ruang 605

Mengesahkan

Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

1. Sugeng Winarno, MA Penguji I (...)

2. Zen Amirudin, S.Sos Penguji II (...)

3. Frida Kusumastuti, M.Si Penguji III (...)

(4)

iv PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Farids Fibro Ardiansyah

Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 21 Februari 1990

NIM : 08220251

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN BERTATO DALAM

FILM PERJAKA TERAKHIR

(Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)

adalah bukan karya ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 21 Januari 2013 Yang menyatakan,

(5)

v BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Farids Fibro Ardiansyah

2. NIM : 08220251

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi

5. Konsentrasi : Audio Visual

6. Judul Skripsi : KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN PEREMPUAN BERTATO DALAM FILM PERJAKA

TERAKHIR (Analisis Semiotik pada Film Perjaka

Terakhir Karya Arie Aziz)

Pembimbing I Pembimbing II

Frida Kusumastuti, M.Si Sugeng Pujileksono, M.Si

Tanggal Paraf Dosen Pembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

11 April 2012 Acc Judul

27 September 2012 Acc Proposal

5 Oktober 2012 Seminar Proposal

12 Oktober 2012 Acc BAB I

12 Oktober 2012 Acc BAB II

12 Januari 2013 Acc BAB III

19 Januari 2013 Acc BAB IV

19 Januari 2013 Acc BAB V

21 Januari 2013 Acc Seluruh Naskah

(6)

vi ABSTRACT

Farids Fibro Ardiansyah, 08220251

Construction Leadership of Tattooed Women In Film's Perjaka Terakhir’

(Semiotic Analysis in Film’s ‘Perjaka Terakhir’ by Arie Aziz) Advisor : FridaKusumastuti M.Si and SugengPujileksono M.Si Bibliography : 12 books, 8 articles

Keywords: Women in Leadership, WomenTattooed

Tattoosin the culture ofIndonesiais knownas one of thepractices ofbody paintinggavephenomenonrelated toits usein society.In the era ofmodernization, tattoosare notonly used asatool thathas a viewof the ancientthingsto animism,magic,orotherorthodoxthings. The position of the tattoo is now far beyond its role in the past. And the impression of masculinity should be a reference if this value is presented to place the tattoo as a 'property' of men. But in fact now has a tattoo is not only dominated by men. Women had the right to choose in decorating his body with a variety of images of tattoos. Tattooed women in construction to become a leader in some way, either in a group or a family. So this study aims to examine how the construction tattooed female leadership in a movie of “Perjaka Terakhir”. In addition lo get answers the suspicion that tattooed women in construction to become a leader.

Semiotics is a knowledge or analytical method to examine the sign. Or it could mean semiotics is a theory that explains the meaning of the system based on the relationship between the elements that consist of a sign, symbol, code or more. According to Roland Barthes, semiotics has marking the first level (first-order signification) is called denotation, which marks mentioned in this level consists of signifier and signified. Connotations of the marker second level (second-order signification) using denotation sign (signifier and signified) as signifiernya. Roland Barthes emphasizes the interaction between the text consumer and the personal experience consumer of its culture, the interaction between the text of the convention and conventions of experienced and expected by the users. The idea of Barthes known as "order of significations" (Kriyantono).

Through this strategy a descriptive study using qualitative paradigm, or rather interpretatife-qualitative, the data obtained were analyzed using Roland Barthes semiotic approach. As for being used as an analytical technique in this study to represent the meaning of her tattoos and myths contained in it.

(7)

vii theleadership ofwomenwith tattoossimply as a formof resistanceandproved unsuccessfulreplacea manas a leader.

Researcher,

Farids Fibro Ardiansyah

Approved,

Advisor I Advisor II

(8)

viii ABSTRAK

Farids Fibro Ardiansyah, 08220251

Konstruksi Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam Film Perjaka Terakhir

(Analisis Semiotik Pada Film Perjaka Terakhir karya Arie Aziz) Pembimbing: Frida Kusumastuti M.Si dan Sugeng Pujileksono M.Si Bibliografi; 12 buku, 8 artikel

Kata Kunci: Kepemimpinan Perempuan, Perempuan Bertato

Tato dalam kebudayaan Indonesia dikenal sebagai salah satu bentuk praktek melukis tubuh memberikan fenomena tersendiri dalam masyarakat terkait pemakaiannya. Dalam era modernisasi, tato tidak hanya dijadikan sebagai alat yang memiliki pandangan kuno terhadap hal-hal animisme, kekuatan magis, atau hal-hal ortodok lainnya. Posisi tato sekarang ini jauh melebihi perannya pada masa lampau. Dan kesan maskulinitas seharusnya menjadi acuan jika nilai ini memang dihadirkan untuk menempatkan tato sebagai ‘milik’ laki-laki. Tapi kenyataannya sekarang ini tato bukan hanya di dominasi oleh laki-laki. Perempuan pun berhak menentukan pilihannya dalam menghias tubuhnya dengan beragam gambar tato. Perempuan bertato di konstruksi untuk menjadi seorang pemimpin dalam hal, baik dalam suatu kelompok maupun dalam keluarga. Maka penelitian ini tertarik untuk mengaji bagaimana konstruksi kepemimpinan perempuan bertato dalam film Perjaka Terakhir. Untuk mendapatkan jawaban adanya kecurigaan bahwa perempuan bertato di konstruksi menjadi seorang pemimpin.

Semiotika merupakan suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Atau juga dapat diartikan semiotik adalah teori yang menjelaskan makna berdasarkan sistem hubungan di antara unsur-unsur yang terdiri atas satu tanda, lambang, kode atau lebih. Menurut Roland Barthes semiotik memiliki penandaan tingkat pertama (first-order signification) disebut denotasi, yang pada level ini tanda disebutkan terdiri dari signifier dan signified. Konotasi pada penanda tingkat kedua (second-order signification) menggunakan tanda denotasi (signifier dan signified) sebagai signifiernya. Roland Barthes menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunannya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini di kenal dengan “order of significations” (Kriyantono).

(9)

ix Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup mencolok. hasil tersebut terletak pada (1) perempuan juga sanggup melakukan peran sebagai sosok laki-laki, dengan adanya tato pada tubuhnya semakin menegaskan bahwa kepemimpinan perempuan bertato dapat menggantikan sosok laki-laki sebagai pemimpin dalam kelompok, (2) Sebagai seorang anak menghormati orang tua bukan lagi sebuah wacana, namun sudah menjadi kewajiban bagi seorang anak terhadap orang tua, (3) perempuan bertato di rekonstruksi oleh sutradara menjadi orang yang jauh dari realitas sosial pada umumnya, sehingga perempuan bisa berperan sebagai bentuk seorang yang lain. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa kepemimpinan perempuan bertato hanya sebagai bentuk perlawanan dan terbukti tidak berhasil menggantikan posisi seorang laki-laki sebagai pemimpin.

Peneliti,

Farids Fibro Ardiansyah

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(10)

x KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb,

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena hanya atas rahmat dan karunia –Nya sehingga skripsi dengan judul “Konstruksi Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam Film Perjaka Terakhir (Analisis Semiotik pada Film Perjaka Terakhir Karya Arie Aziz)” ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tetap dilimpahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya dari zaman jahilliyah menuju zaman islamiah.

Skripsi ini disusun selain sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S-1), juga dengan maksud untuk memberikan referensi dan penjelasan kepada para akademisi khususnya mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, para praktisi yang bergerak di bidang pertelevisian, serta masyarakat Indonesia tentang kepemimpinan perempuan bertato yang saat ini sudah menjamur dalam kehidupan sehari-hari kita.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi tantangan dan kesulitan, atas dukungan dan kemurahan hati yang telah diberikan oleh berbagai pihaklah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Nurudin, S.Sos, M.Si.. selaku Dosen Wali Angkatan 2008 Kelas D Ilmu Komunikasi.

2. Ibu Frida Kusumastuti, M.Si sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak membantu, meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing, memberikan masukan serta mau mendengarkan segala keluh kesah curhatan saya selama ini, dan pengarahan beliau yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Sugeng Pujileksono, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang selalu menyediakan waktu untuk membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini.

(11)

xi 5. Ibunda Siti Rohmawati tercinta yang selalu sabar memberi dukungan

moral serta selalu mendoakan setiap saat tanpa lelah.

6. Ayahanda Iswanto tercinta yang selalu memberi inspirasi serta berjuang keras mencarikan biaya untuk kuliah sampai terselesaikan skripsi ini. 7. Kakakku Jt Flowerboy selalu memberi dukungan dan sebagai sang

penghibur saat mulai jenuh mengerjakan skripsi ini.

8. Semua teman – temanku Ilmu Komunikasi angkatan 2008. Semoga kita semua sukses dunia akherat.

9. Sumber inspirasiku Irvia Widya Ramadani, terimakasih banyak atas dukungannya selama ini, aku sayang kamu.

10.Sahabat-sahabatku ade, nanda, jandiek, jackfal, eho, angga dan semua sahabatku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang selalu memberi dukungan serta berbagi kebahagiaan bersama.

11.Seluruh crew FeelLight Production yang memberi banyak ilmu-ilmu sinematografi yang bermanfaat selama ini.

12.Untuk personil bandku Blood Pumping. Canra Benny, dan semua MyBlood dimanapun kalian berada terima kasih atas support kalian selama ini.

13.Dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu, atas bantuan dan dukungannya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Peneliti menyadari apa yang telah ditulis masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kepada para pembaca dengan segala kerendahan hati penulis akan menyambut baik setiap saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-Nya pada kita semua, Amien.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 21 Januari 2013 Penulis,

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konstruksi ... ... 8

A.1. Definisi ... 8

A.2. Konstruksi Sosial ... 9

A.3. Konstruksi Media ...10

B. Perempuan Bertato ... ... 12

B.1. Definisi Seorang Perempuan ... 12

C. Mitos – Mitos Perempuan Bertato ... 12

(13)

xiii D. Mitos Perempuan Bertato di Beberapa Kebudayaan

Masyarakat... ...13

D.1. Tato Pada Perempuan Suku Dayak... 13

D.2. Tato Pada Perempuan Mentawai... 14

D.3. Perempuan Bertato Pada Budaya Populer... 15

E. Kepemimpinan Perempuan Bertato... 17

E.1 Kepemimpinan pada Masyarakat Jawa... 17

F. Film ... 19

F.1. Definisi Film ... 19

G. Film Sebagai Media Komunikasi... 20

G.1. Film Sebagai Komunikasi Massa ... 20

G.2. Film Sebagai Media Konstruksi ... 21

H. Semiotika... 22

H.1. Pengertian Semiotika ... 22

H.2. Film Sebagai Kajian Semiotik ... 22

H.3. Semiotika Roland Barthes ... 23

H.4. Kategori Roland Barthes ... 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Metode Penelitian ... 26

C. Sumber Data ... 27

D. Subyek Penelitian ... 27

E. Prosedur Penelitian ... 27

F. Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Sekilas Tentang Film Perjaka Terakhir ... 32

B. Sinopsis Film Perjaka Terakhir ... 33

C. Scene Film Perjaka Terakhir... 36

D. Makna Denotatif ... 39

(14)

xiv E.1. Perempuan bertato di Konstruksi Sebagai Seorang

Pemimpin... 43

E.2. Perempuan Bertato Sebagai Bentuk Perlawanan ... 50

E.3. Mitos-Mitos Perempuan Bertato Pada Masyarakat ... 52

BAB V KESIMPIULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 58

B. Rekomendasi Akademis ... 60

C. Rekomendasi Kritik Sosial ... 60

(15)

xv DAFTAR TABEL

(16)

xvi DAFTAR PUSTAKA

Berger dan Thomas Luckmann. 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan; Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan, Jakarta: LP3ES.

Effendi, Heru. 2002. Mari Membuat Film: Jakarta: Yayasan Konfiden.

Eriyanto. 2002. Analisis framing: konstruksi, ideologi, dan politik media, Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.

Eriyanto. 2003. Analisis Wacana: Pengantar Teks Media, Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.

Fauzia, Amalia. 2004. Tentang Perempuan Islam: wacana dan gerakan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hamidi. 2006. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.

Handayani CS, Novianto A. 2004. Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara

Irianto, Sulistyowati. 2006. Perempuan dan Hukum: menuju hukum yang berperspektif kesetaraan dan keadilan : 22 tahun Konvensi CEDAW di Indonesia. Bandung: Yayasan Obor Indonesia.

Ismail, Nurjannah. 2003. Perempuan dalam pasungan: Bias laki-laki dalam penafsiran. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Machmud, Muslimin. 2011. Komunikasi Tradisional, Pesan Kearifan Lokal Masyarakat Sulawesi Selatan Melalui Berbagai Media Warisan. Yogyakarta: Buku Litera.

Mahyuddin, I. 2010. Roland Barthes Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa: Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol, dan Representasi. Yogyakarta: Jalasutra.

Moesa, Ali Maschan. 2007. Nasionalisme kiai: konstruksi sosial berbasis agama. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

(17)

xvii Rumadi. 2006. Renungan Santri: dari jihad hingga kritik wacana agama. Jakarta:

Erlangga.

Sumarno. 2008. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Widyatama, Rendra. 2006. Bias Gender dalam Iklan Televisi. Yogyakarta: Media

Presindo.

Non Book

http://gambar-seni-tattoo.blogspot.com/2010/06/definisi-dan-sejarah tattoo.html#ixzz1x2Y7KBqg tanggal akses 6 Mei 2012

http://uniknya.com/2012/05/22/5-eksotisme-magis-masyarakat-suku-dayak/ tanggal akses 10 Mei 2012

http://vaynatic.wordpress.com/2009/12/02/unsur-unsur-dalam-film/ tanggal akses 4 Juni 2012

http://carapedia.com/pengertian_definisi_wanita_info2141.html tanggal akses 5 oktober 2012

http://memobee.com/index.php?do=c.news&idn=7076 tanggal akses 5 oktober 2012

http://forum.kompas.com/sumatera/40858-mentawai-budaya-tato-tertua.html tanggal akses 5 oktober 2012

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut sejarah, ternyata tato tubuh sudah dilakukan sejak 3000 tahun SM (sebelum Masehi). Namun seiring dengan berjalannya waktu, kini tato sudah merambah dalam dunia fashion sehingga wanita pun juga berhak memiliki tato pada tubuhnya karena dianggap sebagai pembentukan jati diri atau identitas dan sebagai bentuk karya seni atau bentuk apresiasi terhadap seni melukis pada tubuh dan menjadikannya sebuah trend juga menimbulkan keseksian tersendiri pada seorang wanita. Bukan untuk menunjukkan bahwa dirinya preman ataukah seorang yang jahat dan perlu untuk di hindari, walapun terkadang tidak sedikit masyarakat pada umumnya memandang demikian.

(19)

2 Tato pada dasarnya diaplikasikan pada bagian-bagian tubuh yang sesuai dengan kehendak penggunanya. Tangan, kaki, pergelangan tangan, jari, kuku, daun telinga, kulit kepala, wajah, leher, pinggul, betis dan bagian tubuh lainnya. Bahkan bagian-bagian tubuh yang terdengar tidak lazim juga menjadi media aplikasi gambar tato, seperti bola mata (melalui jalan operasi), gigi, lidah, dan bagian-bagian intim. Untuk kelompok, komunitas, atau sekte dalam kaitannya sebagai suatu keanggotaan, terkadang tato di buat pada bagian tubuh yang sama pada setiap anggotanya menurut kesepakatan atau ketentuan yang telah ada (http://uniknya.com/2012/05/22/5-eksotisme-magis-masyarakat-suku-dayak/).

Hal ini sebagai suatu penunjuk keanggotaan, solidaritas, syarat, atau sebagai identitas dari kelompok bersangkutan atau juga tato dipercaya sebagai simbol keberuntungan, status sosial, kecantikan, kedewasaan, dan harga diri.

Dalam era modernisasi, tato tidak hanya dijadikan sebagai alat yang memiliki pandangan kuno terhadap hal animisme, kekuatan magis, atau hal-hal ortodok lainnya. Posisi tato sekarang ini jauh melebihi perannya pada masa lampau. Tato dalam pandangan modern telah banyak melibatkan unsur-unsur yang secara sinergis dapat disatukan dalam suatu ringkasan gambar. Seni design dalam tato memiliki hubungan kuat dengan adanya sisi artistik dari gambar tato, dengan kata lain tato ini pun menjadi satu komoditas lain untuk dapat mengapresiasi seni. Bahkan hal ini justru dijadikan “alasan” umum untuk kaum

urban dalam mengklaim penggunaan tato.

(20)

3 wacana baru sebagai bentuk gaya hidup. Tidak heran jika tato kemudian melebarkan pemahamannya dengan menyangkut pada adanya kelas gender penggunanya. Kecenderungan tato sampai saat ini sepertinya masih di pegang pada tabu laki-laki sebagai gender yang dirasa ‘cocok’ untuk memiliki tato. Kesan maskulinitas seharusnya menjadi acuan jika nilai gender ini memang dihadirkan untuk menempatkan tato sebagai ‘milik’ laki-laki. Kenyataannya sekarang ini tato bukan hanya di dominasi oleh laki-laki. Perempuan pun berhak menentukan pilihannya dalam menghias tubuhnya dengan beragam gambar tato. Konsep modernitas pada perempuan bertato di asumsikan peneliti sebagai karya dalam memposisikan gender mereka dengan lawannya. Kemudian munculnya sikap feminisme dalam perlawannya menempatkan emansipasi melalui gambar tato.

Dalam perspektif gender, maskulin maupun feminin sebenarnya merupakan pilihan, artinya pria dan wanita adapat secara bebas memilih penampilannya sendiri sesuai dengan yang disukainya. Tidak ada kewajiban bahwa pria harus menampilkan dirinya sebagai sosok maskulin, dan feminin bagi perempuan. Sifat-sifat sebagaimana tersebut di atas dapat dipertukarkan satu dengan lainnya. Pria dapat berpenampilan feminin, sementara wanita dapat memilih penampilan sebagai sosok yang maskulin (Widytama, 2006:25).

(21)

4 nilai jual untuk dapat membentuk image tersendiri bagi penggunanya. Memang tidak selalu dihubungkan dengan seks, tetapi ini merupakan trend lain yang ditunjukan dari fenomena tato pada perempuan.

Masalah lain yang berhubungan dengan pencitraan perempuan adalah masalah kepemimpinan. Didalam Al-Qur’an secara tegas menyebutkan bahwa “laki-laki memimpin kaum perempuan”. Mitos yang terjadi di masyarakat bahwa laki-laki seharusnya melindungi seorang wanita. Sikap seperti ini sudah menjadi mitos, budaya dan akhirnya menjadi sebuah kewajiban bagi seorang laki-laki. Namun dalam film Perjaka Terakhir ini berusaha merubah mitos tersebut yakni Sigi yang notabene seorang wanita justru melindungi dan menjaga laki-laki yakni dalam film ini menjaga Torro. Sikap pemberani Sigi ini menyiratkan pesan bahwa dia sebagai wanita sanggup melawan laki-laki, dan sanggup memegang tanggung jawab sebagai seorang pemimpin (Fauzia, 2004:195).

Dengan makna lain sutradara menonjolkan pesan bahwa bukan hanya laki-laki atau pria saja yang mampu melakukan hal-hal kasar namun wanita pun juga bisa, dengan menunjukkan adegan ini sangat menegaskan apa yang dimaksud dan diinginkan oleh sutradara. Artinya, film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) di baliknya tanpa pernah berlaku sebaliknya (Sobur, 2003:127).

(22)

5 terbesar. Hidup adalah tingkah laku, dan tingkah laku dibatasi oleh norma agama termasuk tingkah laku dalam berpolitik. Ada dalil yang menunjukkan bahwa wanita tidak boleh menjadi seorang pemimpin adalah tidak adanya Nabi dan Rasul wanita, yakni (Nabi dan Rasul adalah refleksi dari pemimpin, baik dalam skala besar maupun dalam skala kecil, dan suka atau tidak suka, mereka adalah contoh, pedoman atau acuan bagi manusia lainnya) (Fauzia, 2004:201).

Dalam film Perjaka Terakhir ini Sigi perempuan tomboy bertato yang diperankan oleh Fahrani bisa menjadi ketua geng dengan mudah setelah mengalahkan musuhnya. Sedangkan dalam kehidupan dengan keluarganya Sigi sangat di tuntut untuk segera menikah. Akhirnya dia bertemu dengan Ramya pria gemulay sebagai instruktur salsa yang diperankan oleh Aming. Setelah mereka menikah Ramya yang seharusnya menjadi kepala keluarga justru sangat patuh dan takut pada Sigi yang konotasinya hanya sebagai ibu rumah tangga. Namun justru Sigi yang sangat terlihat mencolok sebagai kepala keluarga yang tegas, pemberani, dan mampu melindungi. Dengan demikian bisa dipahami dalam film Perjaka Terahir ini yang menjadi kepala rumah tangga adalah Sigi dan Ramya sebagai seorang istri yang harus patuh dan juga bertingkah laku layaknya seorang perempuan. Hal ini sangat bertolak belakang pada kehidupan sehari-hari. Sigi yang sebagai ketua gang Black Rose juga sangat cekatan dan pemberani, dia sangat mampu sebagai wanita untuk melawan gang lain yang semuanya beranggotakan laki-laki.

(23)

6 perempuan bertato menjadi seorang pemimpin. Sehingga merepresentasikan konstruksi kepemimpinan perempuan bertato dengan judul penelitian

“Konstruksi Kepemimpinan Perempuan Bertato Dalam Film Perjaka

Terakhir (Analisis Semiotik Pada Film Perjaka Terakhir karya Arie Aziz)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka peneliti menarik sebuah rumusan masalah yaitu, bagaimana konstruksi kepemimpinan perempuan bertato melalui analisis semiotik dalam film Perjaka Terakhir?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi kepemimpinan perempuan bertato melalui analisis semiotik dalam film Perjaka Terakhir.

D. Manfaat Penelitian

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Pada pasien yang kami laporkan dengan TB milier disertai TB tonsil dan nasofaring dengan limfadenopati servikal, yang awalnya dicurigai suatu keganasan setelah dilakukan

 Program yang sudah berjalan adalah berupa penyaluran dana pinjaman lunak (bunga 6 %) untuk usaha kecil di sektor :. • Industri • Perdagangan • Pertanian • Perkebunan

Pengelolaan berbasis masyarakat tradisional umumnya berdasarkan adat dan tradisi yang lazim atau telah ada di masyarakat sejak lama, misalnya sasi di Maluku

terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing

skripsi yang berjudul : Peluang Investasi Emas Jangka Panjang Melalui Produk Pembiayaan BSM Cicil Emas (Studi Pada Bank Syariah Mandiri K. Skripsi ini adalah

Kelurahan yang memiliki luas lahan terbesar yang masuk dalam kelas sangat sesuai yaitu Kelurahan Sorosutan dengan luas 130,94 Ha sedangkan yang paling sedikit yaitu Kelurahan

Icler' ' ll'sonqgor"fr*nn uaat Iatli untuk