KONFLIK DAN RESOLUSI
( Studi Tentang Konflik Komunitas Becak Motor ( CAKTOR ) dengan Komunitas Angkutan Kota ( ANGKOT )
di Kabupaten Magetan )
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Sarjana S2
Program Studi Magister Sosiologi
D isusun oleh :
W I N O T O
N I M : 09250075PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TESIS
Dipersiapkan dan disusun oleh :
W I N O T O
NIM : 09250075
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal, 19 Juli 2011
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua
: Drs. MUJAHIDIN, M.Si MK.Pd.
. .
Sekretaris
: Dr. H. ACHMAD HABIB, MA.
. .
Penguji I
: Dr. TRI SULISTYANINGSIH, M.Si. . .
KONFLIK DAN RESOLUSI
( Studi Tentang Konflik Komunitas Becak Motor
( CAKTOR ) dengan Komunitas Angkutan Kota ( ANGKOT )
di Kabupaten Magetan )
Yang diajukan oleh :
W I N O T O
NIM : 09250075
Telah disetujui
Tanggal, Juli 2011
Pembimbing Utama
Dr. H. ACHMAD HABIB, MA
Pembimbing Pendanping
Drs. MUJAHIDIN, M.Si, M.K.Pd
Direktur
Program Pascasarjana
Dr.LATIPUN, M.Kes.
Ketua Program Studi
Magister Sosiologi
KONFLIK DAN RESOLUSI
( Studi Tentang Konflik Komunitas Becak Motor ( CAKTOR ) dengan Komunitas Angkutan Kota ( ANGKOT )
di Kabupaten Magetan )
Diajukan oleh W I N O T O NIM : 09250075
Telah disetujui oleh :
Pembimbing Utama
Dr. ACHMAD HABIB, MA
Tanggal………...
Pembimbing Pendamping
Drs. MUJAHIDIN, M.Si, M.K.Pd
KONFLIK DAN RESOLUSI
( Studi Tentang Konflik Komunitas Becak Motor ( CAKTOR ) dengan Komunitas Angkutan Kota ( ANGKOT )
di Kabupaten Magetan )
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Sarjana S2
Program Studi Magister Sosiologi
D isusun oleh :
W I N O T O
NI M : 09 250075
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PERSETUJUAN PEMBIMBING
JUDUL TESIS :
KONFLIK DAN RESOLUSI
( Studi Tentang Konflik Komunitas Becak Motor ( CAKTOR ) dengan Komunitas
Angkutan Kota ( ANGKOT ) di Kabupaten Magetan )
NAMA MAHASISWA : W I N O T O
N I M : 09250075
Malang, 2011
Pembimbing Pendamping
Drs. MUJAHIDIN, M.Si, MKPd.
Menyetujui Pembimbing Utama
T E S I S
Disusun oleh W I N O T O NIM : 09250075
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Pembimbing Utama,
Dr. H. ACHMAD HABIB, MA
Anggota Tim Penguji Lain,
( )
Pembimbing,
Drs. MUJAHIDIN, M.Si, MKPd
Pendamping,
( )
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Magister
( DR. LATIPUN, M. Kes.) Direktur Utama Pasca Sarjana
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat Karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat Karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang,
W I N O T O NIM : 09250075
RINGKASAN
Penelitian ini mengambil judul ” KONFLIK DAN RESOLUSI ” ( Studi
Tentang Konflik Komunitas Becak Motor ( Caktor ) dengan Komunitas Angkutan
Kota ( Angkot ) di Kabupaten Magetan. Adapun penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui latar belakang dan solusi timbulnya konflik komunitas tuntutan jasa
Angkutan Kota kepada jasa Abang Becak Motor (Caktor ), mengetahui model
konflik komunitas yang ditawarkan serta mengetahui dampak sosiologis akibat
tuntutan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Lokasi penelitian ini di Kabupaten Magetan dengan penentuan
informan dari pihak Pemerintah Kabupaten, DPRD, Kepolisian dan perwakilan
dari Jasa Angkutan Kota dan Caktor serta tokoh masyarakat. Teknik pengumpulan
data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kegiatan
observasi melibatkan indera penglihatan dan pendengaran. Wawancara mendalam
dengan wawancara tak berstruktur agar leluasa melacak informasi ke berbagai
segi dan arah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inti dari munculnya konflik Jasa
Angkutan Kota ( Angkot ) ini adalah munculnya Becak Motor ( Caktor ) yang
mana pelanggan atau penumpang merasa diserobot oleh becak bermotor tersebut.
Walaupun pihak Pemkab dan Jajaran Kepolisian sudah berupaya mengakomodir
tuntutan, namun mereka tetap terus berupaya sampai tuntutan dipenuhi dari
Konflik ini tentunya memberikan dampak sosial bagi Pemerintah
Kabupaten Magetan, pihak Kepolisian, Jasa Angkutan Kota, Becak Motor serta
masyarakat pada umumnya. Untuk itu kiranya sebaiknya apabila mengeluarkan
kebijakan diikuti oleh regulasi situasi dan kondisi dalam era sekarang dan yang
akan datang sehingga Pemkab sebagai pelaksana kebijakan tidak serba salah. Di
satu sisi ada atauran Undang-undang yang kuat dan mendasar dalam payung
hukumnya yaitu Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan serta Surat Edaran dari Bupati Magetan tanggal, 1 April 2010
Nomor : 551/131/ 403.112/2010 perihal Penerapan UU dan atau aturan-aturan
yang mestinya harus dipatuhi
Keadaan yang saat ini konflik dan resolusi sudah tenang bukan berarti
tanpa konfik namun lebih bersifat laten, oleh sebab itu perlu diwaspadai dan terus
dicarikan solusi terbaik dengan memberikan win-win solusi untuk peningkatan
ekonomi atau kesejahteeraan masyarakatsecara umum dan masyarakat Kabupaten
ABSTRACT
The title of this research is " Conflict and Resolution “ ( Analysis of Conflict Motor Pedicab Community ( Caktor ) with the City Community Transportation ( public transportation ) in the District Magetan" ). The purpose of this research is to understand the conflict community to gain legitimacy motor rickshaw transport services and urban transport and road exit / right solution and the social impact of the requirement.
Research method used is a qualitative method. This study was conducted in essentially Magetan with the emergence / existence of motor rickshaw. Data obtained through the existing events, with observations, interviews and documentation. Observations include vision and hearing directly. Interview carefully obtained / in-depth and random to follow flexibility in getting information from various sources.
The findings showed that the main reason mentioned above is a conflict between urban transport community (public transportation) and motor tricycles (Caktor) who appears and contrary to the rules of Law No. 22 of 2009 on Road Traffic and Transportation. This indeed makes the service can not be much caktor not do much (because of the basic rules) but other disis still trying to ease the energy burden that is lighter / effective and efficient. Conflict (problem) is really influential in the Local Government Magetan, motor tricycles services (caktor), angktan city (public transportation) and Magetan society in general.
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim...
Syukur alhamdulilah dan segala puji serta syukur penulis memanjatkan
kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya, maka
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan penulisan tesis ini dengan lancar.
Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna
memperoleh gelar Magister Sosiologi, pada program Pasca Sarjana Sosiologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
Tesis dengan judul ” KONFLIK DAN RESOLUSI ” ( Studi Tentang Konflik Komunitas Becak Motor ( Caktor ) dengan Komunitas Angkutan Kota (
Angkot ) di Kabupaten Magetan ). Kami sadari bahwa penulisan Tesis ini masih
jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan
terbatasnya ilmu yang dimiliki penulis. Oleh karena itu tegur sapa dan sumbang
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Penulisan ini dapat berjalan lancar berkat bantuan banyak pihak, untuk itu
dengan hati yang setulus-tulusnya penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada yang
2. Istri dan anak-anakku yang senantiasa memberikan dukungan baik moril
maupun materiil dan setia mendampingiku selama penyelesaian studi ini.
3. DR. Achmad Habib, MA selaku pembimbing utama dan Bapak Drs.
Mujahidin, M.Si, M.K.Pd selaku pembimbing pendamping yang dengan sabar
telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Tesis ini.
4. Ketua Program Studi Magister Sosiologi Pasca Sarjana dan seluruh Dosen
Universitas Muhammadiyah Malang
5. Para dosen, beserta staf administrasi Program Pasca Sarjana Universitas
Muhammadiyah Malang kelas Madiun, yang telah banyak membantu
wawasan, pengetahuan dan membimbing penulis selama studi.
6. Teman-teman satu angkatan yang telah banyak membantu penulis dalam
penyelesaikan Tesis ini, berupa kritik dan koreksi demi perbaikan Tesis ini.
7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tesis ini yang tak
sempat disebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga Allah AWT selalu melimpahkan taufik dan
hidayah-Nya serta membalas segala amal baik semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Tesis ini. Dan semoga Tesis ini bermanfaat dan menambah wawasan
serta pengetahuan kita semua. Amin.
Malang, 2011
DAFTAR ISI
Halaman Judul . . . i
Halaman Persetujuan Pembimbing . . . ii
Halaman Pengesahan . . . iv
Halaman Pernyataan . . . v
Ringkasan . . . vi
Abstract . . . viii
Kata Pengantar . . . ix
Daftar Isi . . . xi
BAB I PENDAHULUAN . . . 1
A. Latar Belakang Masalah . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . 6
C. Tujuan Penelitian . . . 7
D. Manfaat/Kegunaan Penelitian . . . 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI . . . 11
A. Kajian Pustaka . . . 11
D. Teknik Pengumpulan Data . . . 31
E. Tehnik Analisis Data . . . 33
F. Keabsahan Data . . . 35
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. . . 38
A. Penyajian Data . . . 38
B. Analisa Data . . . 52
BAB V PENUTUP . . . 57
A. Kesimpulan . . . 57
B. Saran . . . 59
DAFTAR PUSTAKA . . . 61
LAMPIRAN . . . 63
A. Data Informan . . . 63
B. Gambar / Foto . . . 64
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan R.C dan Bieklem SK, 1982, Qualitatif Research for Education, an
Introduction to Theory and Methods, Boston, Alyn and Bacon Inc.
Coser, Lewis, 1957, Social Conflict and The Theory of Social Change, Britis Journal of Sociology 8:3.
Dunn William N, 2000, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gadjah Mada
University press, Yogyakarta.
Gerungan W.A., 1986, Psikologi Sosial, Eresco, Bandung.
Kusumaningsih Riena Mur, SH, Info HUBDAT September 2008
Moleong Lexy J, 1994, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung
Ritzer George, 1992, Sosiologi, Ilmu Pengetahuan berparadigma Ganda, Rajawali Pers, Jakarta.
Suharto Edi, 2008, Analisis Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung.
Novri Susan, 2009, Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer, Novri Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Soekanto Soerjono, 1986, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali, Jakarta.
Buku Panduan Peringatan Hari Besar Nasional dan Hari Jadi Kabupaten Magetan ke-334 tahun 2009 ).
Magetan Dalam Angka Tahun 2009, Badan Pusat Statistik.
Surat Edaran Bupati Magetan, Tanggal, 1 April 2010 Nomor : 55 / 131 / 403.
112/ 2010
DATA INFORMAN / SUMBER DATA
No. Nama Asal Ket.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 8. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Drs. Warsito, MM
Drs. Laras
Drs. Sofandi
Drs. Edy Susanto
Drs. Agung Samirono
Dra. Suci Lestari
Drs. Muklis
AKP Dadang P.
Mateus S.
Subandi
Yoyok Setyo Utomo
Sabar S.
Supardi
Agus Wahyu S.
Suparman
Budiono
Nur Cahyo
Nurik W.
Plh. Sekda Kab. Magetan
Assisten II Sekda Kab
Wakil Ketua DPRD Kab. Magetan
Kepala Dinas Perhubungan
Kabid Lalin Dinas Perhubungan
Kabag. Hukum
Kabag. Humas
Kasat Lantas
LSM
Ketua Asosiasi Becak Motor
Ketua Asosiasi Angkutan Kota
Jasa Becak Motor
Jasa Becak Motor
Jasa Angkutan Kota
Jasa Angkutan Kota
Tokoh Masyarakat
Wartawan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwa badai krisis berkepanjangan yang
melanda negara kita belum sepenuhnya berakhir. Justru jika kita simak lebih jauh
badai krisis yang pada awalnya hanya menimpa bidang ekonomi dan moneter
telah telah lahirnya krisis baru di berbagai bidang kehidupan atau sering disebut
krisis multi dimensial yang akhirnya sedemikian rupa permasalahan-permasalahan
pembangunan harus diselesaikan.
Permasalahan pembangunan yang dimaksud diantaranya adalah
masalah kemiskinan dan peluang untuk mendapatkan usaha penghidupan yang
mantap. Salah satu usaha yang sangat sederhana dan ada disemua jajaran kota
dalam meningkatkan kesejahteraan dan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari
becak menjadi salah satu usaha sarana transportasi masyarakat terutama karena
kemampuannya untuk beroperasi di daerah yang berbukit-bukit yang tarifnya
cukup murah.
Implementasi dari kutipan diatas harus kita akui bahwa pembangunan
ekonomi sampai saat ini belum mampu mengantar masyarakat secara umum
Dalam perkembangan ekonomi biasanya diikuti dengan perubahan
status pekerjaan yang ditandai dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja disektor
formal dan informal. Tenaga kerja disektor informal masih lebih tinggi dari pada
di sektor formal. Kondisi ini disebabkan antara lain:
1. Kecepatan tranformasi tenaga kerja yang mana lebih tinggi
2. Sektor informal masih dibutuhkan pada mendatang dalam rangka
menampung tenaga kerja.
Secara umum sektor informal didaerah perkotaan dipandang sekedar melakukan
peran masyarakat pasar periferial yang tidak melakukan prinsip-prinsip ekonomi
pasar modern, dengan aneka ragam usaha dibidang pelayanan dan jasa pada
tingkat bawah.
Sebagiamana dikemukakan diatas, sektor informal memberikan
kontribusi yang cukup bagi stabilisasi perekonomian didesa maupun diperkotaan
dengan membuka katub pengaman masalah pengembangan ekonomi yang lebih
maju. Tinggal permasalahannya sejauh mana berpihak kebijakan pemerintah
untuk memberdayakan dan mengfungsikan peran mereka dalam membangun dan
mengisi dinamika kota. Salah satu sektor usaha yang menonjol di kota - kota baik
kota kecil maupun kota besar yakni para pengguna jasa yang saat ini adalah
dengan adanya muncul perubahan Becak Manual ( Engkol ) menjadi Becak
Motor ( CAKTOR ) atau becak yang dimodifikasi dengan memakai mesin yang
mana saat ini menjadi gejolak permasalahan terjadi di Kabupaten Magetan.
Dalam hal ini tidak dipungkiri bahwa penjual jasa becak karena juga
merupakan delima dengan penjual jasa yang lain yakni Angkutan Kota. Belum
lama berselang di Kabupaten Magetan tuntutan dari kedua belah pihak pun telah
terjadi yang disuarakan melalui unjuk rasa ( demo ) antara pengguna jasa
Angkutan Kota dengan Becak Motor ( Caktor ). Disisi lain Caktor mengingin
kan kemajuan setingkat dari manual ke tehnis mesin disisi lain pengguna jasa
Angkutan Kota merasa trayeknya merasa diserobot oleh Caktor.
Selanjutnya keberadaan becak kayuh/engkol di Kabupaten Magetan
terdapat paguyubanya yakni : Paguyuban Becak dan Becak Motor mengikuti
perkembangan yang mana akhirnya becak di modifikasi dengan memakai mesin
yang dinamakan Becak Motor ( CAKTOR dan bukan BENTOR ).
CAKTOR bukan BENTOR keduanya ada kesamaan secara linguistic, namun ada
celah perbedaan yang mendasar keberadaannya yaitu :
CAKTOR adalah becak hasil rakitan, atau hasil modifikasi becak kayuh / engkol dengan diesel / memakai mesin, sedangkan BENTOR adalah rakitan, atau hasil modifikasi sepeda motor dengan Performance Becak, lazimnya alat angkut ini
difungsikan ditempat berbukit, ataupun pegunungan. Contoh Caktor sepertinya
diwilayah Jawa Timur yaitu di Kabupaten Nganjuk, Blitar dan yang cukup
lumayan banyak adalah di daerah kota Lamongan serta luar jawa, ada juga di
diantara kedua belah pihak. Kejadian bentrok tersebut sering terjadi karena
permasalahan penumpang yang mana dari angkot merasa diserobot oleh caktor,
namun bentrok pisik tidak sampai terjadi karena permasalahan sementara dapat
dilerai oleh teman-teman sesamanya. Kejadian seringnya bentrok diawali pada
sekitar pertengahan bulan Januari 2010.
Setelah mendapat kecaman / protes dari pihak Asosiasi Jasa Angkutan
Kota akhirnya pihak Caktor pada tanggal, 1 Pebruari 2010 menyampaikan unjuk
rasa balas ke DPRD Kabupaten Magetan. Dalam orasinya yang disampaikan di
halaman Pemda Paguyuban Caktor Kabupaten Magetan yang diketuai oleh
Subandi yang didukung juga oleh dr. Mateus Ts dari LSM Aksi Solidaritas
Aspirasi Rakyat Kabupaten Magetan secara tertulis dan dalam orasinya
menyampaikan permohonan kepada Pemerintah khususnya di Kabupaten Magetan
agar dapatnya menerbitkan Payung Hukum insan Pengemudi Becak Motor (
CAKTOR ) dalam mencari nafkahnya bisa merasa aman dan tentram.
Permohonan juga disampaikan ke jajaran Kepolisian ( POLRES
Magetan dan Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan agar dapatnya menerapkan
Undang-undang Lalu lintas dengan rasa persuasive dan educative.
Dalam penyampaian tertulisnya juga disampaikan oleh Mateus antara legal dan
ilegal yakni :
Sudah selayaknya Becak Motor ( Caktor ) di Kabupaten Magetan
mendapatkan Payung Hukum dari Pemerintah tentunya hendak memberikan
Garansi Proteksitas insan Pengemudi Becak Motor dengan rasa aman, tentram dan
nyaman seperti halnya kota lain seperti Madiun, Ponorogo, Pacitan, Nganjuk,
Lamongan, Jombang, Kediri, Tulungagung, Blitar dan lainnya. Mereka hidup
sangat rukun dan damai diantara insane / komunitas pengemudi becak motor
dengan komunitas angkutan umum, hal ini merupakan cermin indahnya sosial
budaya yang tidak pernah luntur.
Disampaikan juga kepihak Pemda bahwasanya posisi Ojek dimata
hukum ojek merupakan suatu angkutan umum yang juga melawan hukum,
awalnya sepeda motor merupakan angkutan pribadi namun menjilma angkutan
umum. Bahkan Dirjenhub Darat RI tidak pernah menerbitkan ijin trayek untuk
Ojek, inilah merupakan celah hukum yang belum akomodatif, secara fakta
seharusnya mengacu pada educative atau persuasive dan sangat tidak ungkin
Penegakan Hukum dirasakan dengan cara Represif.
Kendaraan Caktor lainnya ini juga banyak ditemui beroperasi di
kota-kota besar antara lain di Gorontalo dan Medan juga Jakarta belahan pinggiran.
Caktor merupakan modifikasi dari becak yang digabungkan dengan sepeda motor,
Mensikapi hal tersebut secara umum bagi pengguna jasa lebih efisien
dan efektif memilih Caktor dari pada naik / jasa Angkutan kota karena pengguna
jasa Caktor dipandang lebih cepat berangkat dan sampai ditujuan yang lebih lagi
ke titik tujuan, namun jasa angkutan kota masih menunggu antrian penumpang
penuh baru berangkat dan tidak sampai ke titik tujuan.
Fenomena tersebut memang menarik untuk diteliti dalam me ngetahui sejauh
mana Pemerintah Kota Magetan dalam membijaki keadaan dan kenyataan yang
saat ini baru muncul permasalahan ( konflik ) diantara pengguna jasa Angkutan
Kota dan Caktor atau sebaliknya.
Dengan munculnya konflik / permasalahan yang ada ini akhirnya
disuarakan lewat demo / unjuk rasa baik yang dilaksanakan dari pihak jasa
angkutan kota maupun dari pihak abang becak. Unjuk rasa ini disampaikan ke
Eksekutif maupun Legislatif dengan rekapitulasi kejadian / tuntutan yang
disampaikan sebagai berikut :
1. Tanggal, 1 Pebruari 2010 oleh Becak Motor ( Caktor ) ke DPRD ;
2. Tanggal, 8 Maret 2010 oleh Jasa Angkutan Kota ke Pemda ;
3. Tanggal, 9 Maret 2010 oleh Becak Motor ( Caktor ) ke Pemda ;
4. Tanggal, 26 Maret 2010 oleh Angkutan Kota ke Pemda ;
5. Tanggal, 29 Maret 2010 oleh Becak Motor dan Angkot musyawarah ke Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ;
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah merupakan segala sesuatu yang menjadi anak
dari setiap pelaksanaan penelitian. Winarno Surahmat menyatakan bahwa masalah
adalah “ merupakan suatu kesulitan yang menggerakkan manusia untuk
memecahkannya, masalah harus dirasakan sebagai suatu rintangan yang harus
dilalui, apabila kita akan berjalan terus, masalah menampakkan diri sebagai
tantangan. Kutipan diatas menunjukkan bahwa pengertian pokok masalah adalah
segala sesuatu yang mengundang kesulitan, hambatan atau kekurangan yang
mendorong manusia untuk mencari jalan pemecahannya.
Sedangkan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana latar belakang keberadaan komunitas Becak Motor ( Caktor ) di
Kabupaten Magetan
2. Bagaimana makna konflik antara komunitas Caktor dan komunitas Angkutan
kota di Kabupaten Magetan
3. Bagaimana konflik yang terjadi antara komunitas caktor dengan komunitas
angkot di Kabupaten Magetan
C. Tujuan Penelitian
2. Ingin mengetahui interaksi komunitas becak motor ( Caktor ) dan komunitas
angkutan kota di Kabupaten Magetan
3. Ingin mengetahui realitas konflik keadaan komunitas jasa Becak Motor /
Caktor , Angkutan Kota dan pemerintah Kabupaten Magetan.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis.
1. Kegunaan secara teoritis
a. Diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran bagi pembendaharaan ilmu
sosial.
b. Diharapkan akan menjadi kontribusi dan dapat dijadikan referensi bagi
pemerintah Kabupaten Magetan dan peneliti lain yang ingin mengadakan
penelitian dengan obyek yang sejenis.
c. Diharapkan dapat menguatkan dan bila memungkinkan pengembangan
antitesa teori
2. Kegunaan secara praktis
a. Bagi peneliti menjadi pengalaman dalam menerapkan keilmuan dari
kampus dalam realitas permasalahan sosial dalam masyarakat
b. Bagi DLLAJD khususnya dan Pemerintah Kabupaten Magetan pada
umumnya dapat memberikan sumbangan baik pemikiran maupun
kebijaksanaan mengenai Caktor dan yang sejenis
c. Bagi Pemerintah Kabupaten Magetan dapat membantu ikut
d. Bagi LSM dapat menjadi bahan informasi dan motivasi untuk menangani
masalah Caktor atau yang sejenis
3. Ruang Lingkup Penelitian
Yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui latar belakang, memaknai kondisi sosial dan dampak sosiologis
Caktor dan Angkutan Kota di Kabupaten Magetan.
Dari pandangan umum dan pengamatan penulis bahwa ada positif dan negatif,
yakni :
1. Pandangan positif melihat bahwa becak motor ( Caktor ) dapat menambah
wawasan satu langkah untuk maju dalam hal tehnologi yakni merubah energi
manual/engkol menjadi energi mesin, yang mana juga diminati oleh
pengguna jasa karena lebih praktis, efektif dan efisien.
2. Pandangan negatif melihat bahwa becak motor ( Caktor ) kurang memenuhi
persyaratan Angkutan Lalu Lintas, karena Caktor tidak ter Registrasi,
Pengemudi tidak mempunyai SIM dan apabila terjadi kecelakaan tidak
ada/tidak jelas jasa raharja dan lain-lain yang masih banyak kekurangannya.
Hal ini seperti yang telah diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 BAB
VII ps 64 ayat 1 :
Jadi dalam penelitian ini dilakukan untuk membahas mengenai komunitas
Becak Motor ( Caktor ) di Kabupaten Magetan. Dan yang perlu dikaji dalam
penelitian ini adalah mengenai kehidupan / keberadaan komunitas Caktor dan
keberadaan komunitas Angkutan Kota serta solusi dalam penanganan konflik