• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN

NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

IVAN SEPRAYOGA

Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kurangnya keaktifan siswa serta kurangnya variasi dalam menggunakan model pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaranNumbered Heads

Togetherjika dikaitkan dengan kemampuan awal yang dimiliki siswa pada mata pelajaran ekonomi. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw digunakan di kelas

eksperimen dan model pembelajaranNumbered Heads Togetherpada kelas

kontrol. Pada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian tersebut terdapat siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tepatnya quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 248 orang siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012, dengan sampel sebanyak 70 orang siswa. Teknik sampling dalam

penelitian ini adalah cluster random sampling. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan tes hasil belajar. Pengujian

(2)

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh.

1. Fhitung 11,215 > Ftabel4,00, berarti hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pebedaan antara hasil belajar siswa yang

diberikan model pembelajaran jigsaw dengan siswa yang diberikan model

pembelajaranNumbered Heads Together.

2. Fhitung0,729 < Ftabel4,00, berarti hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran

jigsaw lebih rendah dibandingkan model pembelajaranNumbered Heads

Togetherpada siswa yang berkemampuan awal tinggi.

3. Fhitung 16,916 > Ftabel4,00, berarti hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaranNumbered Heads

Together.

4. Fhitung 1,001 < Ftabel4,00, berarti hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan

(3)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAWDAN

NUMBERED HEADS TOGETHER( NHT) PADA SISWA

KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

IVAN SEPRAYOGA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

✁ ✂✄☎✆✝✞✟ ✠✡ ✄☎✡ ☛✠✡ ☞✠ ☎✌ ✟ ✝✌ ✠✍✠✞ ✝✎ ✏✡ ✏✑ ☎✑ ✝✌✠✌✂☎ ✆✝ ✑✟✝✌✠✍ ✠✞✠✡ ✎✏✏ ✆✝✞✠ ✁ ☎✒ ✁ ☎ ✆✝JIGSAW✄✠✡

NUMBERED HEADS TOGETHER( NHT) PADA SISWA

KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011/2012

(S✓✔✕✖✗ ✕)

O✘✙✚

IVAN SEPRAYOGA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

✛✜✢✣ ✜✤✥ ✜✦✧ ✜✤

✥★ ✩ ✪★ ✫ ✬★ ✭★ ✩★ ✮

(6)

✱✲ ✳✴✲✵✶✵✲ ✳✷ ✸

✶✹✺✻ ✼✽ ✾ ✺✿✺❀ ✺❁

❂ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍❅wl ❊❉l❅s ■❏ ❆ ❋❉r❇❉m n...❑ ▲ ▼ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍w❅l ❊❉l❅s ❊ontrol ...❑ ◆ ❖ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍w❅l ❈❇P◗◗❇❘❇❊❉l❅s ■❏❆❋❉r❇❉mn ...▲ ❂ ❙❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍w❅l ❚❉P❘❅❯❘❇ ❊❉l❅s ■❏❆ ❋❉r❇❉mn ...▲ ❖ ❱ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍❅wl ❈❇P◗◗❇❘❇❊❉l❅s ❊ontrol ...▲ ❱ ❑ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍❅wl ❚❉P❘❅❯❘❇❊❉l❅s ❊ontrol ...▲ ❲ ▲ ❃ ❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❊ ❉l❅s ■❏❆❋❉r❇m❉n ...❲ ❬ ❲ ❃ ❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❊ ❉l❅s ❊ontrol ...❲ ▼ ◆ ❃ ❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❊❉m❅m❋●❅n❍w❅l ❈❇P◗ ◗❇ ❘❇

❊❉l❅s ■❏❆❋❉r❇❉mn ...❲ ❑ ❂ ❬❃❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❳❉❏ ❉r m❅m❋●❅n❍w❅l ❚❉P❘❅❯

❘❇❊❉l❅s ■❏ ❆ ❋❉r❇❉mn ...❲ ◆ ❂ ❂❃❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❳❉❏ ❉r m❅m❋●❅n❍w❅l ❈❇P◗ ◗❇

❘❇❊❉l❅s ❊ontrol ...◆ ❂ ❂ ▼❃❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❳❉❏ ❉r m❅m❋●❅n❍w❅l ❚❉P❘❅❯

❪❇❊❉l❅s ❊ontrol ...◆❙ ❂ ❖❃❫❉P❇P◗❏ ❅❅tn❄ ❅❆❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨P ❨❩❇❊❉l❅s ■❏❆ ❋❉r❇❉mn ...◆ ❲ ❂❙❃❫❉P❇P◗❏ ❅t❅n❄ ❅❆❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨P ❨❩❇❊❉l❅s ❊ontrol ...◆ ◆ ❂ ❱❃❫❉P❇P◗❏ ❅t❅n❄ ❅❆❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨P ❨❩❇❊❉l❅s ■❏❆ ❋❉r❇❉mn❘❅n

(7)
(8)

➣ ↔↕ ↔➙ ↔➛ ➩➥ Uji Reliabilitas ...➞➨ ➫➥ Taraf ➡karanesu ...➞➭ ➘➴. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ➳➥ Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 56

2. Visi dan Misi SMA Negeri 13 Bandar Lampung... 58

3. 10 Disiplin Kerja Budaya Malu ... 58

4. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 59

5. Kondisi Saran dan Prasarana... 60

6. Pengenalan Keadaan Siswa ... 62

B. Deskripsi Data 1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal ... 65

2. Data Tes Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 69

3. Data Tes Hasil Belajar ... 78

4. Data Tes Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83

C. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas... 95

2. Uji Homogenitas ... 96

D. Hasil Belajar Ekonomi di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ... 97

(9)

➷ ➬➮ ➬➱ ➬✃ F. Pembahasan

1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberikan

model pembelajaranN❐ ❒b❮❰❮ ÏÐ❮aÏÑÒÓÔ❮ ÕÖ❮❰... 104 2. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaranN❐ ❒b❮❰ ❮ Ï HaÏ ÑÒÓÔ❮ ÕÖ❮❰pada siswa

yang kemampuan awalnya tinggi... 108 3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaranN❐ ❒b❮❰ ❮ ÏÐ❮aÏ ÑÒÓÔ ❮ ÕÖ❮❰ pada siswa yang berkemampuan awalnya rendah. ... 110 4. Tidak➬da interaksi antara model pembelajaran dengan

kemampuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran

ekonomi... 111

×. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan . ... 115 B. Saran ... . ... 117

(10)

Ø ÙÚÛ ÙÜ ÝÞß ÝÚ

1.

àá âã äåæ ç èá

éêëìí îïð. Erlina Rufaidah, M.Si ...

ñêòêóëíó ôõ îDrs. Tedi Rusman, M.Si ...

öê÷ø ìùô

ú ìòí ÷öêûüôûüô÷ø îDrs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

2.

ýäþÿ å ÿ þç✁ ✂ÿ ✄☎ äæ ç✆ çÿ å✝ÿ å✞✁ â çã äå✝á ✝á þÿå

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. ✟✠ö. 1✡☛ ☞ ☞✌✍ ✎1✡✏ ✎☞ ✌1 003

(11)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayah-Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat dan salam kepada

Rasullulah Nabi Muhammad SAW atas penunjuk jalan kebenaran bagi umat manusia di muka bumi.

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Ayahandaku tersayang Hazlan Effendi dan Ibundaku tercinta Suryati, yang senantiasa menyayangiku dan mendoakan keberhasilanku.

Adik-adikku tersayang Frendy Ikromi dan Anggi Yoradita yang selalu memberikan do a, keceriaan, mendukungku dan menantikan keberhasilanku.

Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi demi keberhasilanku.

Seseorang yang spesial, Vinda Fitria Ananda yang selalu menguatkan aku, betapa besar arti kekuatan dari sebuah do a

Sahabat-sahabat yang kusayangi

Para pendidik yang kuhormati

Keluarga Besar ASSETS (Association of Economic Education Students)

(12)

✗ ✘✙ ✘✚✛✜ ✢✣✤✦ ✣ ✧ ★✩ ✪✫✬✭✮ ✯✰A✱✫✬ ✱✲A✱✳A★✬ ✴✰✮ ✴A✵✶ ✯ ✮✷ ✸✱✸✹✬ ✹✮✴A✴ ✪✬✭✮✹✰✮ ✴A✵✶ ✯A✱ ✷✸✸✭✮✯A✩ ✬✺✩ ✬ ✭✮ ✻✼ ✽✾✿W ✫A

❀U❁❂ ❃❄❃❅ ❆ ❃ ✿❅✾ ❇❈ ✽❃❇❆ ❃❄ (NHT)AA ★✬ ★❉✶✷✮ ✴A X★✮✹✮★✩ ✮ ✯ ✲ ✮ ✱A✭ ✫✬★✹A ✱✮ ✲✮✯✬ ❊❋✰A✱✫A✯ ✴A✹✭ ✪ ✱✲ ✩A✳✪ ✱✭ ✮✴A✵✶ ✯A✱ ●❍ ❊ ❊■●❍ ❊ ●

❏❑▲ ❑▼ ❑◆ ❑✦ ✣✦❖❑ P

Ivan Seprayoga

❏◗ ▲◗✢❘◗✜◗✜▼ ❑◆❑✦ ✣✦❖❑ ✧❙85❚ ❙❚❯ ❙❱❱

❘✢◗❲ ✢❑▲✛ ❳✘✙ ✣ ✧❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❬✜◗❩◗▲✣ ✗ ✘ ✢✘✦❑❩ ✧❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❭❘✛

❪❑✜✘✚ ❳❑✦ ✧❫❨❲✘✢ ✘❑❩✙❑❩❭✚▲✘❘❨❩✙✣✙ ✣✜❑❩

✹✮ ✱✮ ✩ ✪ ✵✪✬Y ❯❴ ❫◗ ▲✣✦ ✣❘❨▲❵ ✣▲❵ ✣❩❲

❘❨▲❵ ✣▲❵ ✣❩❲❭❛ ❘❨▲❵ ✣▲❵ ✣❩❲❭ ❭❛

r. rlinah, faaidu.irs. ed ian, usm.i

❏❭❘❴❯❜❝ ❞❙❞❱❞❯❜❞❡❙❯❱❙ ❙❯ ❏❭❘❴❯❜❡❙ ❙❞❱❡❯❜❞❡❙ ❚❯❙ ❙❯ ❱❴ ▼❨❩❲ ❨❳❑◆✘✣

❫❨❳✘❑✗ ✘✢ ✘✦❑❩ ❫❨❳✘❑❘✢◗❲ ✢❑▲✛ ❳✘✙ ✣ ❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❭✚▲✘❘❨❩❲ ❨❳❑◆✘❑❩✛◗✦ ✣❑✚❛ ❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❬✜◗❩◗▲✣❛

(13)

❣❤✐❥❦❥❧♠ ❤ ♥♦♣

Pqrs t✉✈✇ ✉ta① ✉②③ ④r✇✉⑤a⑥a ⑦s ②r ✉⑧⑨q⑩❶❷s❸s ❹a❹a②⑧⑨ab❶❷star❺

❻a❼ar ❺❻a②a❽❾a✇ ④❽ar ❺❺at❿➀➁q❾❽q❸bq②➂➃ ➄➃⑧❸q②s❾④③ ④r ar④③❾q②❽a❸a ✇ ④②✉❽✉❺a bq②✈ ④s✇④②a⑧❾s❽②a✇a② ✉❾④✈ ④r ❺ar❻a❾a③

➅aztar➆➇➇qr ✇✉✇④rIbs ➁s②⑥a❽✉ ❶

Pqr ✇✉✇ ✉③ ④r➇➈ ②❸at⑥ar ❺❾q②r ④①✇✉✈ qtq✈a✉③ ④r➈tq①❾qrst✉✈④✇④ta①➉

➂❶ ➁⑤➊q❺ q②✉❿➋abs①ar⑤ata❸✇ ④r✈ qtq✈ ④✉❽a①sr❿➌ ➌❿ ❿❶ ➁⑦➍➊q❺q②✉➂❷s❸ ✉❹a❹a②✇④r✈qtq✈ ④✉❾④✇a ❽a①sr❿➌ ➌➎ ➀❶ ➁⑦➏➊q❺q②✉➂❷s❸✉❹a❹a②✈qtq✈ ④✉❾④✇④❽a①sr❿➌➌➄

Pa✇ ④❽a①sr❿➌ ➌➄⑧❾qrst✉✈✇✉❽q②✉❸a ✈ qba❺a✉❸a①a✈ ✉✈❼a ✇✉➐r✉➑q②✈ ✉❽a✈➋a❸❾sr❺

❾④✇④➒a③ s t❽a✈⑨ q ❺s②s ④r✇ ④rIt❸s➍qr✇ ✉✇✉③④r➓➒⑨IP➔→s②s✈④r➍qr✇ ✉✇✉③④rIt❸ s Pqr ❺q❽a① s ④r➁➈✈ ✉at P② ➈❺ ②a❸ ➁❽s✇✉ Pqr✇ ✉✇✉③④r➆③ ➈ r➈❸ ✉❸qtats ✉❹ats②➁qtq③✈ ✉

➐❹ ✉ar⑦④r ✇✉②✉➓➐⑦➔❶

➁qba❺④✉✈ ④ta① ✈ ④❽s❸a❽a ③st✉a①❼a❹ ✉b⑧❾qrs t✉✈✇ ✉❽sr❽s❽sr❽s ③✇ ④❾④❽

(14)

↔ ↕ ➙➛ ➜➝a➞➙➟➠➡a ➢a➤➥➦ ➧➥➦➨ ➙➙➢ ➩➫➥➦➭➯➛➫➝➲a➦➫➝➦ ➧➫➟➦ ➧➥➦➯➛➡➛➥➦ ➭➳ ➜➳ ➵➳➧➸a➺➥ ➠➯a ➭➟➻a➠a➦➧ ➲a➦➫ ➛➦➧ ➼a➺➥ ➠➯a ➸a➦➧➫➝➜a➺➽➥➦a➺➥➦➤➥➫a ➯a➦ ➧ ➧➥ ➜➾ ➚➼a➦➛ ➥ ➠➝➾ ➪↔ ↔➽➥➻➤➥ ➝➾ ➶➼a➦➛ ➥ ➠➝➾ ➪↔ ↔ ↕

➾ ↕ ➙➛ ➜➝a➞➙➟➠➡a ➹ ➸a➯a ➨ ➙➙➹➩➘➟➻a➯➝➺ ➸a➦ ➧➯➟➜a➞➫ ➝➜a➺ ➽➥➦ ➥➺➥➦➫➝➴➟➽➥ ➭➛➺➥➦➥➦➯➝➷➙➟➬a➻a➯a➦➮a➸➘➟➦ ➳➦ ➧ ➷➙ab➛ ➤➥ ➯➟➦➢➥➻➤➛ ➦ ➧➲a➠a➯➽➟➜a➻a ➱➪ ➞➥ ➠➝➷➯➟➠➞ ➝➯➛➦➧➯a➦ ➧ ➧a➜➚➪➼➛➦➝➾➪ ↔↔➽➥➻➤➥ ➝↔ ↔✃➧➛➽➯➛➽➾ ➪↔ ↔ ↕

➚↕ P➠a➺➯➝➺❐➟➦➧a➜a➻a➦➢a➤a➦ ➧➥➦➨PP➢ ➩➫ ➝➭❒✃➹➾➮a➸➘➟➦➳➦➧➢a➻➤➛➦➧ ➲a➠a➯↕P➠ ➳➧ ➠a➻ P➟➦ ➧a➜a➻a➦➢a➤➥➦➧a➦➨PP➢ ➩➝➦ ➝ b➟➠➝➦➯➟➧➠a➽➝➫➟➦➧➥➦ ➙➛ ➜➝a➞➙➟➠➡a ➹ ➸a➯a ➨ ➙➙➹➩➽➟➞ ➝➦➧➧a ❮a➺➯➛ ➤ ➟➜a➺➽➥➦ ➥a➦❰ ➟➠➽➥➻aa➦➽➟➜a➻a ➚❰➛➜a➦ ➷➯➟➠➞➝➯➛ ➦ ➧➯a➦➧➧➥ ➜↔ ↔➼➛➜➝➾➪ ↔↔➽➥➻➤➥ ➝➚➪➭➟➤ ➯➟➻b➟➠➾➪ ↔↔↕

P➟➦➧a➜a➻a➦➳ ➠➧a➦ ➝➽a➽➝➤ ➟➦➛➜➝➽➫➝a➦ ➯a➠a➦➸a ➸a➝➯➛➻➟➦ ➡a➫➝ a➦➧➧➳ ➯a✃➭➭Ï➘➭

(15)

Ò ÒÓÔ ÒÕÖ ×U×ÕØUÙÔ ×Ú×, ÚÛ Ü×Õ Ý Ú×Ø Ò Ú Ò ÜÞ ×Õß ÒØà Ô ÛÙÒ Ù

×. ÔinjauanØustaka áÓ ØengertiaânetodØembeelajaran

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan (Syaiful Bachri Djamarah, 2000: 19), sedangkan

menurut (Slameto, 2003: 65) Metode adalah cara yang harus dilakukan

untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode adalah suatu cara yang

digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Menurut (Oemar Hamalik 2004: 57) Pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk

mencapai tujuan belajar, sedangkan menurut (Slameto 2003: 85)

Pembelajaran adalah kegiatan terorganisasi yang bertujuan untuk

membantu untuk menggairahkan siswa dalam belajar. Jadi

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk

menciptakan atau merancang suatu lingkungan agar siswa belajar,

sehingga proses belajar mengajar bisa terjadi dan tujuan proses belajar

(16)

Dalam pembelajaran diperlukan pemanfaatan berbagai macam metode

dan tekhnik mengajar. Oleh karena itu, dalam setiap pembelajaran

harus mengacu pada metode dan tekhnik untuk pencapaian tujuan

pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan yang

menggambarkan prosedur yang sistematik dalam pengorganisasian

pengalaman-pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar yang

dapat digunakan oleh guru dalam merancang serta melakukan

pembelajaran. (Ainy dalam Dewi Eka (2000: 11). Sedangkan Muchtar

dan Yamin, (2003: 89) mengungkapkan bahwa:

Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan gurur dalam

mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa yang memungkinkan

terjadinya suatu proses belajar yang kondusif.

Metode pembelajaran erat kaitannya dalam pencapaian tujuan

pembelajaran, jadi suatu proses belajar mengajar tanpa ada metode

fhpembelajaran proses belajar dan tujuan belajar tidak akan tercapai

sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode pembelajaran adalah

cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar

terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk

mencapai tujuan.

ãä åengertiaænasil çelajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyatakan hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar. Dari sisi guru,

(17)

siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses

belajar. Hasil belajar ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti

seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada

orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjasi tahu, dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2004:30). Tingkah laku manusia

terdiri dari sejumlah aspek, hal ini akan tampak pada setiap perubahan

pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah sebagai

berikut.

9. Etis atau Budi Pekerti 10. Sikap

(Hamalik, 2004:30)

Sardiman (2001:49) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran itu

dapat dikatakan baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.

Agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal maka proses

pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan terorganisir. Sadirman

(18)

optimal, maka proses belajar dan pembelajaran harus dilakukan

dengan sadar dan sengaja serta terorganisir.

Berdasarkan pendapat diatas, hasil belajar adalah suatu perubahan

kearah yang lebih baik yang dicapai seseorang setelah menempuh

proses belajar. Hasil belajar diperoleh siswa setelah melalui belajar

yang terlihat salah satu dari nilai yang diperoleh setelah mengikuti tes,

dan hasil belajar memiliki arti penting dalam proses pembelajaran di

sekolah yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan proses tersebut.

Hasil belajar seorang siswa dipengaruhi oleh faktor internal yait faktor

biologis dan psikologis, dalam faktor psikologis salah satunya adalah

kemampuan awal yang dimiliki seorang siswa terhadap materi

pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Sehingga hal ini tentu

memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil belajar. Faktor

eksternal yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat, faktor lingkungan sekolah salah satu

didalamnya ialah model pembelajaran. Model pembelajaran akan

berpengaruh pada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatifitas dan

menyenangkan. Selain siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran

namun pada penerapan siswa tidak bosan sehingga siswa akan lebih

termotivasi dalam belajar sehingga berdampak pada hasil belajar yang

(19)

èé êodëìel bemn koopelaarja ratif a

. ëengertiaënbeemílajaranooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan sebagai suatu sikap atau prilaku

bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur

kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang

atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh

keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Menurut Etin

Sholehatin (2008:4).

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan

siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan

tugas-tugas pembelajaran (Slavin 1999:6). Sedangkan menurut

Johnson dalam ismail (2002:12) mengatakan pembelajaran kooperatif

merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja

sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil

untuk menyelesaikansuatu tugas atau memecahkan suatu masalah,

dimana setiap anggota kelompok saling membantu. Kelompok

beranggotakan 4-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen terdiri

dari tingkat kemampuan akademik dan jenis kelamin siswa.

(20)

memberi masukan diantara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan moral, serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.

Metode pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri:

1. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif;

2. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah;

3. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam setiap kelompok pin terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula;

4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. (Asep Jihad dan Abdul Haris 2008:30)

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

mempunyai 3 tujuan yang hendak dicapai :

1. Hasil belajar akademik

Dalam pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membeantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit. 2. Penerimaan adanya keragaman

Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.

3. Pengembangan keterampilan sosial

(21)

Fase-fase Pembelajaran kooperatif : tujuan yang ingin dicapa pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok

mempresentasekan hasil kerjanya

6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu maupun kelompok

(22)

b. öanfaat ÷embeønlaarjaooperatif

Manfaat-manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah, antara lain Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000:18) :

1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran

3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Prilaku menggangu menjadi lebih kecil

5. Konflik antar pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam

7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi

4. ÷ùú ûùüý þý ÿý ø ✁ ✁✂ùÿý✄tf i✂ù✆✄✝ ✞ýw

Metode Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan

teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman-teman-teman

di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73).

Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang

menyebutnya dengan istilahpuzzleyaitu sebuah teka-teki menyusun

potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil

pola cara bekerja sebuah gergaji (zigsag), yaitu siswa melakukan suatu

kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk

mencapai tujuan bersama. (Rusman, 2011: 217).

Menurut Rusman (2011: 218) model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Lie dalam Rusman (2011: 218), bahwa pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini

(23)

secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggungjawab secara mandiri .

Menurut Arends dalam Lora Purnamasari (2010:24) menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif

yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain di dalam kelompoknya.

Pembelajan kooperatif tipe jigsaw merupakan metode pembelajaran

kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari

4-6 orang dalam kelompok dan bekerjasama saling ketergantungan yang

positif serta anggota kelompok bertanggungjawab terhadap keberhasilan

kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat

menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Dalam model

kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat

meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Menurut Lie dalam Rosi Ayu Mirnasari (2009: 25) menyatakan bahwa

dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa saling tergantung satu

dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk

mempelajari materi yang ditugaskan. Jadi keunggulan kooperatif tipe

Jigsaw meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pelajarannya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari

materi yang yang diberikan, akan tetapi mereka juga harus siap

(24)

kelompoknya yang lain. Namun demikian, model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw memiliki keterbatasan, misalnya tidak dapat digunakan di kelas

yang kemampuan sosialisasinya rendah.

Jhonson and Jhonson dalam Rusman (2011: 219) melakukan penelitian

tentang pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang hasilnya menunjukan

bahawa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap

perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah :

a. Meningkatkan hasil belajar; b. Meningkatkan daya ingat;

c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi; d. Mendorong tumbuhnya motivasi instrinsik (kesadaran individu); e. Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen;

f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah; g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru;

h. Meningkatkan harga diri anak;

i. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif; dan j. Meningkatkatkan keterampilan hidup bergotong royong.

Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. (Rusman 2011: 219).

Stephen, Sikes and Snapp) dalam Rusman (2011: 220) mengemukakan

langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Jigsaw sebagai berikut :

1. Siswa dikelompokan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim;

2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda;

(25)

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub

bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

mendiskusikan sub bab mereka;

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka

tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya

mendengarkan dengan saksama;

6. Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;

7. Guru memberi evaluasi;

8. Penutup.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok

ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa

terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan

memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus terampil dan

mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi

setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok

siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang

ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan

kepada anggota kelompok asal. Hubungan kelompok asal dan kelompok

(26)

Kelompok Asal

5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan

Kelompok Ahli

(tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal)

Gambar 1 : Ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw (Trianto, 2009:74)

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki

kelebihan dan kekurangan, di antara kelebihannya, yaitu:

 Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama

dengan siswa lain

 Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan

 Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya  Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif  Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain (Ibrahim, dkk. 2000:

70).

Sedangkan kekurangannya, yaitu :

 Membutuhkan waktu yang lama

 Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang

kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya (Ibrahim, 2000 : 71).

(27)

(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggungjawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.

(http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/)

Jadi pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi

yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutnya

guru membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri

dari 4-6 orang sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap

penguasaan setiap subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.

Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap

sub topik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau

tiga orang.

Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya

dalam hal. Pertama, siswa belajar dan menjadi ahli dalam subtopik

bagiannya dan selanjutnya siswa merencanakan bagaimana mengajarkan

subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu

siswa tersebut kembali kepada kelompok masing-masing sebagai ahli

dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya

juga bertindak serupa sehingga seluruh siswa bertanggungjawab untuk

menunjukan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan

oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus

(28)

5. Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together

Numbered Heads Together (NHT)atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional.Numbered Heads Together (NHT) melibatkan lebih

banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran

dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto,

2009: 82).

Menurut Trianto (2009,82-83) dalam mengajukan pertanyaan kepada

seluruh kelas,guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

a. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang

dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat

tanya.

c. Fase 3 : Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

d. Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk

(29)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan tipe pembelajaran yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki

tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Menurut Lie

(2003: 59) tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan

melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam

suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi

pelajaran tersebut.

Ibrahim dalam Herdian (2009: 7) mengemukakan tiga tujuan yang

hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:

1. Hasil belajar akademik stuktural

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

2. Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. Tipe pembelajaran ini memberi peluang bagi sis-wa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan saling menghargai satu sama lain.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pen-dapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam ke-lompok dan sebagainya.

(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/05/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html).

Menurut Komalasari (2010:62), model pembelajaran kooperatif tipe

NHT merupakan model pembelajaran dimana setiap siswa diberi

(30)

Langkah-langkah pembelajaran :

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil hasil kerja mereka.

e. Tanggapan dari teman lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

f. Kesimpulan.

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :

1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran

3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

5. Konflik antara pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam

7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi.

(http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/)

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT:

 Setiap siswa menjadi siap semua.

 Setiap siswa memiliki kesiapan diri untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompok

 Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

 Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT:

 Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru.  Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

 Suasana kelas sulit dikontrol oleh guru  Pelaksanaan pembelajaran berlangsung lama.

(31)

6. Kemampuan Awal

Kemampuan secara umum dapat diartikan sebagai suatu

kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh seseorang guna memenuhi kebutuhan

hidupnya. Suatu kemampuan berasal dalam diri individu itu sendiri dan

dikembangkan dalam proses pembelajaran, setiap individu memiliki

kemampuan yang berbeda-beda pada suatu hal/bidang. Kemampuan

awal dalam belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam

suatu bidang tertentu (mata pelajaran) yang merupakan bagian

permulaan atau dasar pada bidang tersebut. Gafur (2002:31)

menyatakan karakteristik dan kemampuan awal adalah pengetahuan dan

keterampilan yang relevan yang dimiliki siswa pada saat akan mulai

mengikuti suatu pembelajaran.

Gafur pun menyebutkan tekhnik-tekhnik yang dapat dilakukan untuk

mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa, yaitu:

1. Menggunakan catatan atau dokumen seperti nilai rapor

2. Menggunakan tes prasyarat dan tes awal

3. Mengadakan komunikasi individual

4. Menyampaikan angket

Kemampuan awal siswa tentu memiliki perbedaan antara satu ataupun

dengan yang lain, ada yang memiliki kemampuan awal tinggi dan ada

juga yang memiliki kemampuan awal rendah.

Sadirman (2001: 173) mengatakan bahwa pada setiap siswa pada

(32)

Perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat

perbedaan-perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal kreativitas, gaya

belajar, bahkan juga dapat membawa perbedaan dalam hal prestasi

belajar siswa.

Dalam mengelola program pembelajaran, guru perlu mengenal

kemampuan anak didik. Sebab bagaimanapun juga setiap anak didik

memiliki perbedaan-perbedaan karakteristik tersendiri, termasuk

kemampuannya. Hal ini pelu dipahami oleh guru agar dapat mengelola

program pembelajaran yang tepat (Sadirman, 2001: 164).

Menurut Keller (2003: 40) bahwa masukan pribadi terdiri dari 4

macam:

1. Motivasi atau nilai-nilai

2. Harapan untuk berhasil

3. Intelegensi dan penguasaan awal

4. Evaluasi kognitif terhadap kewajaran

Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal

tentang materi yang akan dipelajari. Berarti bahwa guru perlu

menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak,

dan pencapaian tujuan belajar anak perlu bahan apresiasi yaitu bahan

yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan

(33)

Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa penguasaan konsep/kemampuan awal akan

berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam membangun

kemampuan dan menguasai materi pembelajaran yang lebih tinggi.

Kemampuan awal yang buruk akan mengakibatkan kesulitan pada

tahap-tahap selanjutnya. Ekonomi adalah salah satu materi pelajaran

yang sifatnya saling berhubungan dengan materi yang akan

disampaikan berikutnya, oleh karena itu apabila siswa kurang

memahami materi pelajaran ekonomi pada tahap awal maka selanjutnya

juga akan semakin sulit memahami materi. Tentu hal ini dapat disiasati

dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan menggunakan model

pembelajaran yang tepat, oleh karena itu peneliti menggunakan model

pembelajaran jisaw dan pembelajaran NHT guna meningkatkan hasil

(34)

.asil ✡☛☞☛✌✍t✍✎ ☞Yang Relevan

Tabel 3. Hasil Penelitian Yang Relevan

Nama Judul Hasil Penelitian

(35)

jigsaw lebih tinggi dibandingkan X SMA Negeri 5 Bandar Lampung.

 Ada perbandingan peningkatan hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran STAD pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Hal ini ditunjukan dengan uji T bahwa Thitung> Ttabelyaitu 76,62>71,47 yang berarti hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran STAD.

C. Kerangka Pikir

Untuk memperjelas faktor-faktor yang diteliti, faktor tersebut diberikan

dalam bentuk variabel atau peubah yaitu variabel bebas yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe pembalajaran NHT dan satu

variabel terikatnya hasil belajar ekonomi yang terdiri dari hasil belajar

ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang dapat

menumbuh kembangkan rasa kerja sama antar siswa dalam suatu

kelompok, kerja sama tersebut akan menumbuhkan rasa saling

membutuhkan, hormat menghormati, dan tanggung jawab bersama

mengenai tugas-tugas yang diberikan kepada kelompok. Dua jenis model

pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yatu tipe jigsaw dan

pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together. Pembelajaran

(36)

Togethersangat berbeda dalam langkah pembelajaran. Pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw diantaranya menentukan kelompok hiterogen yang

berdasarkan dari kemampuan, akademis, jenis kelamin, yang

berbeda.Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu pembelajaran

kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang

bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi tersebut bagi

anggotanya. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab

terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, tetapi

mereka harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada

anggota kelompok yang lain. Pada model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli, dengan demikian ciri

tipe jigsaw adalah saling ketergantungan antara satu dengan yang laindan

harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

ditugaskan, sehingga diduga bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dapat lebih meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.

Pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Togetherpenomoran

berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif

terhadap struktur kelas tradisional. Pada pembelajaran kooperatif tipe

NHT, siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari

5 orang. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor (number card),

guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya,

kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan

(37)

memanggil salah satu nomor siswa untuk melakukan presentasi secara

bergiliran. Lalu guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang

telah didiskusikan. Model pembelajaran NHT menitikberatkan pada

aktivitas siswa.

Kemampuan awal merupakan bekal awal siswa untuk mempelajari materi.

Dengan demikian, kemampuan awal ini memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar. Kemampuan awal dipilah menjadi

kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal

rendah. Pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi tidaklah sulit

untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif apapun karena siswa

tersebut telah memiliki kemampuan awal yang tinggi sehingga ia lebih

memahami materi dan semakin baik pengetahuannya.

Sesuai dengan pendapat Hamzah (2009:7) dalam prinsip-prinsip umum

tentang mengajar dijelaskan bahwa mengajar harus berdasarkan

pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari

merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Oleh

karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar

berlangsung harus diketahui guru. Hal ini sangat penting agar proses

belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien . Dengan

demikian, kemampuan awal yang dimiliki seseorang siswa dalam

menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan dan sebagai prasyarat

mata pelajaran berikutnya.

Berikut paradigma pada penelitian untuk memberikan gambaran dengan

(38)

✏✑ ✒✓ ✑✔✕✖✗ ✑✔✑✘✙✚ ✒ ✑✗✛✜✛✢✙✙ ✑✜t Kemampuan Awal

Kemampuan Awal

Sumber : Sugiono (2004 : 39)

. i✥✦ ✧✛ ★✙ ★

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi

siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw dengan siswa

yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together.

2. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih

tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Togetherpada siswa yang kemampuan awalnya tinggi.

3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih

rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetherpada siswa

yang kemampuan awalnya rendah.

4. Ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemapuan awal

siswa pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Jigsaw(X1)

(Kelas Eksperimen)

Hasil Belajar Ekonomi(Y)

Pre test

Pre test NHT(X2)

(39)

✩ ✩ ✩✪✫ ✬ ✭✮ ✯✮ ✰✮ ✱ ✩✲✬ ✳✬✰ ✩ ✭ ✩✴ ✳

✴ ✪ ✫et✵ ✶✷✲✷n✷✸l✸✹ ✺t

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian atau

studi komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif

merupakan suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis

komparatif yang berarti menguji parameter populasi yang berbentuk

perbandingan (Sugiono, 2005: 115). Metode ini digunakan untuk mengetahui

perbedaan satu variabel yaitu hasil belajar IPS Terpadu dengan perlakuan

yang berbeda. Metode ini dilakukan dengan melakukan percobaan secara

cermat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul

dengan variabel yang sengaja diadakan.

1✪ ✯esain ✬✻sp✷✸rmn

Sementara pendekatan yang dipakai adalah pendekatan eksperimen yaitu

suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap

variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat (Sugiono, 2005: 7).

Penelitian ini bersifar quasi eksperimen dengan pola nonequivalent control

group design. Dua macam eksperimen digunakan dalam dua kelompok sample

(40)

Berikut Desain penelitian eksperimen untuk memberikan gambaran dengan

jelas mengenai kerangka pikir tersebut :

T

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam desain eksperimental dalam

penelitian ini adalah:

1. Peneliti melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk

mengetahui kelas yang akan digunakan sebagai populasi dalam

penelitian.

2. Memberikan tes awal (Pre-test) pada semua subjek yang berkenaan

dengan variabel dependen. Tes ini juga bermanfaat untuk mengetahui

(41)

3. Memberikan perlakuan yang berbeda diantara dua kelas yang akan

diterapkan menggunakan dua model pembelajaran yang berbeda.

4. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dalam 4 kali pertemuan

dimana setiap pertemuan dengan waktu 90 menit, begitu pula dikelas

kontrol.

5. Pada akhir penelitian dilakukan tes akhir (post test) pada siswa

untuk mengetahui tingkat perubahan atau kondisi subjek yang

berpengaruh dengan variabel dependen

♦♣ qopur s tl ✉r ✈✇r ①pl

1♣ qopr s tul

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang

mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2001: 72).

Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas X SMA Negeri 13

Bandar Lampung yang berjumlah 248 siswa yang terdiri dari 7 kelas yaitu

kelas X 1, X2, X3, X4, X5, X6 dan X7.

2♣ ✇②ampl

Yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2004: 72).

Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengancluster random sa

m p lin

(42)

pada anggota-anggotanya (Rusffendi, 2001:89). Sampel penelitian ini di ambil

dari populasi sebanyak 3 kelas yaitu X3, X4, X5 di ambil dua kelas dengan

teknikcluster random sampling dan kemudian di undi menjadi dua kelompok.

Dari hasil teknik ini diperoleh kelas X3 dan X4 sebagai sampel, kemudian

kelas X3 dan X4 diundi untuk menentukan penggunaan metode, kelas mana

yang menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw dan metode pembelajaran

kooperatif tipe③umberedeads ogether .

Dari hasil undian yang di peroleh kelas X4 sebagai kelas yang diajar dengan

menggunakan metode Jigsaw dan kelas X3sebagai kelas yang diajar

menggunakan metode Pembelajaran kooperatif tipe③beredumeads

ogether.

Kelas X4 dan X3 merupakan kelas yang mempunyai rata-rata kemampuan

akademis siswa yang sama, karena di dalam pendistribusian siswa tidak di

kelompokan ke dalan kelas unggulan, atau tidak ada perbedaan antara kelas

yang satu dengan kelas yang lain walaupun dengan kelas yang bukan dengan

sampel.

⑥⑦⑧⑨ ⑩❶⑨ ❷❸❹ ❺❸ ❻❸❹ ❶t❶⑨ ❻

Menurut Sugiyono (2008: 60) variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas

(43)

❼ ❽ ❾❼ ❿➀❼ ➁➂➃ ➁➂➁❼ ➄(independen)

varibel bebas dilambangkan dengan X adalah variabel penelitian yang

mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini

terdiri dari dua, model pembelajaran jisaw sebagai kelas eksperimen (X4)

dilambangkan X1, dan model pembelajaran kooperatif tipeNumbered

Heads Togethersebagai kelas kontrol (X3) dilambangkan X2.

➁❽ ➅❼ ❿➀❼➁➂➃ tr➀➆❼ ➇ (depeden)

Variabel terikat dengan lambang Y adalah variabel yang akan diukur untuk

mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya bergantung pada variabel

yang lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil belajar

ekonomi siswa kelas eksperimen (Y1) dan hasil belajar kelas kontrol (Y2).

➈❽ ➅❼ ❿➀❼➁➂➃➉➊ ➋➂r❼➇➊r

Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau

memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Diduga kemampuan awal mempengaruhi (memperkuat atau

memperlemah) hubungan antara model pembelajaran jigsaw dan model

pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together.

➌❽➌➂➍➀➎➀ ➄➀➏➊➎➄ ➂➐❼tu➃➋❼➎ O➐❼➄➀➊ ➎❼➃r ➅❼❿➀❼ ➁➂➃

1. Definisi Konseptual

Hasil belajar ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang

telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti (Hamalik, 2004: 30). Hasil belajar ekonomi adalah kemampuan

(44)

mengajar ekonomi selama kurun waktu tertentu dengan mengacu pada

silabus.

2. Definisi Operasional

Hasil belajar ekonomi siswa dapat dilihat dari suatu pengetesan dengan

menggunakan tes hasil tes belajar ekonomi yang disusun berdasarkan

tujuan instruksional yang telah ditetapkan.skor tersebut mencerminkan

kemampuan awal siswa dalam ranah kognitif dari hasil belajar mid

semester 2 kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung. berikut disajikan

tabel definisi operasional.

T

➑➒➓l ➔→➣➓ ↔↕➙↕↕s O➛➓r➑➜↕ ➝➙ ➑➞ ➟➑➠↕ ➑➒➓➞

Variabel Konsep Variabel Indikator Pengukuran

(45)

Model

Dalam pengukuran variabel penelitian, maka penelitian menggunakan tes.

➡➢Ten➥➤ ➦➧n➨ ➩➫ ➭mpul ➯➫ ➲➫

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

dalam penelitian ini adalah:

1➢ ➳➵➸➧r➺➫➸➥

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan

pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung (Budi Koestoro dan

Basrowi, 2006 : 144)

➻➢ ➯➼➤u➽➧ ➭➫➸➥t

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan

jumlah siswa, fasilitas-fasilitas yang ada dan sejarah atau gambaran umum

mengenai SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

(46)

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar IPS Terpadu

jsiswa sebagai hasil penelitian.

➪➶ ➹ji ➘➴r➷ ➬ ➮r➮➱➮✃❐✃➴strumn

Intrumen dalam penelitian ini berupa tes. Instrumen tes diberikan pada awal

sebelum siswa diberi perlakuan (Pre tes) yang bertujuan untuk mengetahui

tingkat kemampuan awal siswa, dan tes sesudah diberi perlakuan (Post Tes)

yang bertujuan unutk mengukur hasil belajar ekonomi siswa.sebelum tes awal

dan tes akhir diberikan kepada siswa yang merupakan sampel penelitian,

maka terlebih dahulu akan diadakan uji coba tes instrumen untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Uji coba intrumen

tes dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

1➶ ➹ji ❒➮❮❰Ï❰t➮➷ ❐✃➴strumn

Validitas adalah alat ukur yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan sustu instrumen.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Korelasi Product

Moment:

Ð➶ÑÒ (ÑÒ Ó ( Ò Ó

r hit=Ð{ Ñ ²- (ÑÓ ²} {Ð Ò ²- (Ò Ó²}

Keterangan:

r hit= Koefisien kolerasi antara variable X dan variable Y

X = Skor butir soal

Y = Skor total

(47)

T

ÔÕÖl ×ØÙÚÛÜÝ ÔÞß Öà ÔáÛâ Ô ãäÖåÚà ÚÖÛãäáÖæ Ôà Ú

çä çÚæ ÔÚ r xy ãÖÖtÔÛÜ ÔÛr

1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

5. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah

èØ éêÚëÖ ÔÕÚæÚtÔàìÛstruíÖÛ

Reabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan . Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap. Reabilitas menunjuk kepada satu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas maka digunakan rumus Spearman

Brown:

2 r½ ½

r11 (1+ r½ ½î

Keterangan:

r11 = Reabilitas Instrumen

r ½ ½ = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara duabelahan

instrumen.

Besarnya reliabilitas dikategorikan seperti pada tabel berikut:

Ù ÔÕÖæïØ ÙÚÛÜ Ý ÔÞßÖà ÔáÛâÔãäÖå Úà ÚÖÛãäáÖæÔà Ú

(48)

1. 0,00 sampai 0,20 Sangat Rendah 2. 0,21 sampai 0,40 Rendah

3. 0,41 sampai 0,60 Cukup 4. 0,61 sampai 0,80 Tinggi

5. 0,81 sampai 1,00 Sangat Tinggi

3ñ Taraf òóôõ öõ ÷su

Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus :

B

JS

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

JS = Jumlah seluruh peserta tes

Klasifikasi taraf kesukarannya adalah sebagai berikut :

Soal dengan P 0,00 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,30 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,70 1,00 adalah soal mudah

øñ ùaúõûó üõ

Daya Beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa

yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang

pandai(berkemampuan rendah).

(49)

BA BB

D = - = PA - PB

JA JB

Keterangan :

D : Daya Beda soal

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar

Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab aoal itu benar.

BA

PA = = proporsi kelompok atas yang menjawab benar

JA

BB

PB = = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

JB

Klasifikasi indeks daya bedanya adalah :

D = 0,00 0,20 adalah buruk

D = 0,20 0,40 adalah cukup

D = 0,40 0,70 adalah baik

(50)

ýþ ÿji ✁✂ ✄ ☎✆ ☎r t☎✝ ✞n☎✟✠✂ ✠s ✡☎☛ ☎ 1þ ÿji ☞☎ ✟✠orm☎✂t

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors berdasarkan sampel yang

akan di uji hipotesisnya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya.

Langkah-langkah sebagai berikut :

a) Pengamatan X1, X2, ...Xn dan disajikan angka baku Z1, Z2,...Zn

b) Menghitung peluang F (Zi = P(Z<Zi), untuk setiap angka baku

menggunakan rumus daftar distribusi normal baku :

c) Menghitung S (Zi), yaitu: S(Zi) = Banyaknya Z1, Z2,....,Zn N

Lo = F (Zi) S (Zi)

Keterangan:

L0 = harga mutlak terbesar

F (Zi) = peluang angka baku

S (Zi) = proporsi angka baku

Menghitung selisih F(Z1)-(Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. Diantara

harga mutlak tersebut diambil harga yang paling besar tanpa memandang nilai

positif maupun negatifnya.

Kriteria pengujiannya adalah jika Lhit < Ltab dengan taraf signifikan 0,05

maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.

( Sudjana, 2005: 466-467).

(51)

Hipotesis yang akan diuji berdasarkan n yang tidak sama, tetapi varian kedua

sampel homogen atau tidak, maka perlu diuji homogenitas variannya terlebih

dulu dengan uji F sebagai berikut.

Pasangan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

HO:

1

2

H1: 1 2

Rumus stalistik yang digunakan adalah :

F = Varianster besar

Varianster kecil

(Sugiyono, 2008: 298)

Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila Fhitung  Ftabel maka data

sampel akan homogen dan apabila Fhitung  Ftabel maka data sampel tidak

homogen, dengan taraf signifikasi 0.05 dan dk n-1.

✏✑ ✒e✓✔n✕✓✖✗✘ ✕✙ ✕n s ✚✗✛ ✗

1✑ ✖nalisis ✚✗aan✗✜✗✚✗u✢✗✘ ✗✣

Analisis varians merupakan sebuah teknik interensial digunakan untuk

menguji rerata nilai. Anava memiliki beberapa kegunaan, antara lain dapat

mengetahui antar variabel manakah yang memang mempunyai perbedaan

secara signifikan, dan variabel-variabel manakah yang berinteraksi satu sama

(52)

T

✤✥✦l ✧★✩✪✤✫✬✭✬s ✩✪✤✮ ✤✯u✤✰ ✤✫ ✤ ✪

Sumber varias

Jumlah Kuadrat db MK F

O p

JKT : Jumlah Kuadrat Total

JKA : Jumlah kuadrat variabel A

JKB : Jumlah kuadrat variabel B

JKAB : Jumlah kuadrat variabel A dengan variabel B

JKd : Jumlah kuadrat dalam

MKA : Mean kuadrat variabel A

MKB : Mean kuadrat variabel B

AB

B

(53)

MKAB : Mean kuadrat Interaksi antara variabel A dengan variabel B

MKd : Mean kuadrat dalam

FA : Harga Fo untuk variabel A

FB : Harga Fo untuk variabel B

FA : Harga Fo untuk interaksi antara variable A dengan variable B

(Arikunto, 2005 : 253)

Dalam penelitian ini dilakukan empat pengujian hipotesis statistik, yaitu:

Rumusan hipotesis 1:

Ho : hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan

(54)

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipeNumbered Heads Together.

Ha : hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan

model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipeNumbered Heads Together.

Hipotesis statistik:

Ho : 1= 2

Ha : 1≠ 2

Rumusan hipotesis 2:

Ho : hasil belajar ekonomi pada siswa yang berkemampuan awal

tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together.

Ha : hasil belajar ekonomi pada siswa yang berkemampuan awal

tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together.

Hipotesis statistik:

Ho : 1≤ 2

(55)

Rumusan hipotesis ke 3:

Ho : hasil belajar ekonomi pada siswa yang berkemampuan awal

rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together.

Ha : hasil belajar ekonomi pada siswa yang berkemampuan awal

rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran

jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together.

Hipotesis statistik:

Ho : 1≥ 2

Ha : 1< 2

Rumusan hipotesis 4:

Ho : tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan

kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.

Ha : ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan

awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.

Hipotesis statistik:

Ho : 1= 2

(56)

Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:

Tolak Ho apabila Fhitung> Ftabel; Thitung> Ttabel

Terima Ho apabila Fhitung< Ftabel ;Thitung< Ttabel

Hipotesis 1 dan 4 diuji menggunakan rumus analisis varian dua jalan.

Hipotesis 2 dan 3 diuji menggunakan rumus t-test dua sampel independen

(57)

❆❇❈❉S❊ ❋●❍■ ❏❑▲❏❑▼❏ ◆❏❑

❏❇ ❈❖P ◗❘ ❙❚❯❱❲

❳ ❨❩❬ ❭❪ ❭❩❫ ❭❴❵ ❭❪❛❜❭❴❭❜❛ ❪❛ ❪❬ ❭❝ ❭❬ ❭❴❵❭❪❛❜❞ ❨❴❡❢❣❛ ❭❴❵❛❞ ❤❝ ❨❪❛ ❪✐❥ ❭❫❭❬ ❭❞ ❭❝ ❬❛❝ ❭❩❛ ❫❫ ❨❪❛ ❥❞ ❢❜ ❭❴❪❨❦❭❡❭❛ ❦❨❩❛ ❫ ❢❝❧

♠❧ ♥ ❨❩ ❬❭❞❭❝❞❨❩❦❨❬ ❭❭❴ ❭❴❝ ❭❩ ❭❵❭❪❛❜ ❦❨❜ ❭❣ ❭❩❥ ❭❝ ❭❞❨❜ ❭❣ ❭❩❭❴❨❫❤❴ ❤ ❥❛❪❛ ❪♦❭ y

❭❴ ❡❬❛❦❨❩❛ ❫ ❭❴ ❥❤❬❨❜❞❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩❭❴❣❛ ❡❪ ❭w❬ ❨❴❡❭❴❪❛ ❪♦❭ y❭❴ ❡❬❛❦❨❩❛ ❫ ❭❴ ❥❤❬❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❫❤ ❤❞❨❩❭❝❛♣q rst ✉✈ ✉✇① ✉② ✇③④⑤⑥ ✉⑦⑧ ✉✈❧❳ ❨ ❩❬❭❪ ❭❩ ❫❭❴ ❭❴❭❜❛ ❪❛ ❪❬ ❭❝ ❭ y❭❴❡❬❛❞ ❨❩❤ ❜ ❨❵⑨

⑩❶ ❷ ❸❹❺

♠♠ ✐❻♠❼❽⑨ ❷❾❿ ➀➁

➂✐➃ ➃✐ ❦❨❩❭❩❝❛ ❵❛❞ ❤❝ ❨❪❛ ❪ ❬❛❝ ❨❩❛ ❥❭❧➄❨❴ ❡ ❭❴❬ ❨❥❛ ❫❛ ❭❴ ❬❭❞❭❝❬❛ ❪❛ ❥❞ ❢❜ ❫❭❴❦❭❵ ♦❭❝ ❨❩❬❭❞❭❝❞❨❦❨❬ ❭❭❴ ❭❴ ❝❭❩ ❭❵❭❪❛❜ ❦❨❜ ❭❣ ❭❩❪❛ ❪ ♦❭ y❭❴❡❬❛❦❨❩❛ ❫❭❴❥❤ ❬ ❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❣❛❡❪ ❭w ❜ ❨❦❛❵❝❛❴❡❡❛ ❬❛❦❭❴ ❬❛❴ ❡❫ ❭❴❬ ❨❴ ❡ ❭❴❪❛ ❪ ♦❭ y❭❴❡❬❛❦❨❩❛ ❫❭❴ ❥❤❬❨❜ ❞❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴q rst ✉✈ ✉✇① ✉②✇③④⑤⑥ ✉⑦⑧ ✉✈➅

❻❧ ➆❭❪❛❜❦❨❜❭❣ ❭❩❥❭❝ ❭❞ ❨❜ ❭❣ ❭ ❩❭❴ ❨❫❤ ❴❤❥❛❞❭❬❭❪❛ ❪ ♦❭ y❭❴❡❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❴y❭ ❥❨❴❡❡ ❢❴❭❫❭❴ ❥❤ ❬ ❨❜❞ ❨ ❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩❭❴❣❛❡❪ ❭w❜ ❨❦❛❵❝❛❴❡❡❛❬❛❦❭❴ ❬❛❴ ❡ ❫❭❴ ❥❤❬❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❫❤ ❤❞❨❩❭❝❛♣q rst ✉✈ ✉✇① ✉② ✇③④⑤⑥ ✉⑦⑧ ✉✈❞ ❭❬ ❭❪❛ ❪♦❭ y

❭❴ ❡❫ ❨❥❭❥❞ ❢ ❭❴ ❭w❭❜❴❭y❝❛❴❡❡ ❛❧❳ ❨❩❬ ❭❪ ❭❩❫ ❭❴ ❭❴ ❭❜❛ ❪❛ ❪❬❭❝ ❭ y❭❴❡ ❬❛❞❨❩❤ ❜ ❨❵⑨

⑩❶ ❷ ❸❹❺

➃✐➇ ❻➈➉ ⑨ ❷ ❾❿➀➁

(58)

➊ ➋➌➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➓ ➔→➣ ↔↕ ↔➙➛↔➜ ➙➝➞➟➠ ↔➡➢ ↔↕➊ ➏➤ ➏➥➦ ➥w➏ y➏➒ ➧ ➍ ➋ ➑➨➋➌➏➌➊➩➏➒➏w➏➎➫➦➒ ➧ ➧➦➭

➯➭ ➲ ➏➥➦ ➎➍➋ ➎➏ ➐➏➑➌ ➏➫➏➊➋ ➎➏➐➏ ➑➏➒➋➨➳➒ ➳➌➦➊➏➤➏➥➦ ➥➵ ➏ y➏➒ ➧➊➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➒y➏ ➌➋➒ ➧➧➩➒➏➨➏➒➌➳➤➋ ➎➊➋ ➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒➐➦ ➧ ➥ ➏w➎➋➍ ➦➸➑➋➒ ➤ ➏➸ ➤➦➍➏➒ ➤➦➒ ➧➨➏➒ y

➏➒➧➊ ➋➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒ ➒y➏➌ ➋➒ ➧➧➩➒ ➏➨➏➒➌ ➳ ➤➋ ➎➊ ➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑➏➒ ➨➳ ➳➊ ➋ ➑➏➫➦ ➺ ➓➔→➣↔↕↔➙➛↔➜ ➙➝➞➟➠ ↔➡➢ ↔↕➊➏➤➏➥➦ ➥➵ ➏ y➏➒ ➧➨➋➌ ➏➌➊➩➏➒➏w➏➎➒y➏

➑➋➒➤➏➸ ➭➻➋ ➑➤ ➏➥ ➏➑➨➏➒➏➒➏➎➦ ➥➦ ➥➤➏➫➏ y➏➒ ➧➤➦➊ ➋ ➑➳➎➋➸ ➼ ➽ ➾ ➚➪ ➶➹ ➘➴ ➷➬ ➘➴➮➼➚➱ ✃❐ ❒ ❮➷❰❰➷➍ ➋ ➑➏➑➫➦➸➦➊ ➳➫➋ ➥➦ ➥➤➦➫➋ ➑➦➌➏➭ Ï➋➒ ➧➏➒➤➋➌➦➨➦ ➏➒➤➏➊➏➫➤➦ ➥➦➌ ➊➩➎➨➏➒ ➍➏➸➵ ➏➑ ➏➫➏Ð ➑➏➫➏➸➏➥➦ ➎➍ ➋ ➎➏➐➏➑➋➨➳➒➳➌ ➦➊➏➤➏➥➦ ➥➵ ➏ y➏➒ ➧➌ ➋➌ ➦ ➎➦➨ ➦ ➨➋➌ ➏➌➊➩➏➒➏w➏➎ ➑➋➒➤➏➸y➏➒ ➧➊ ➋➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒ ➒➏y➌➋➒ ➧➧➩➒➏➨➏➒➌ ➳ ➤➋ ➎ ➊ ➋➌➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➨➳ ➳➊ ➋ ➑➏➫➦ ➺➫➦➊➋J➦➧ ➥ ➏w➎➋➍➦➸ ➑➋➒ ➤ ➏➸ ➤➦➍ ➏➒➤➦➒ ➧➨➏➒y➏➒➧ ➊ ➋➌➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➒y➏➌ ➋➒➧ ➧➩➒ ➏➨➏➒➌ ➳ ➤➋ ➎➊ ➋➌➍➋ ➎ ➏➐➏➑➏➒➓➔→➣↔↕↔➙➛↔➜ ➙➝ ➞➟➠↔➡➢↔↕ Ñ

❮➭ Ò➦ ➤ ➏➨➏ ➤➏➦➒➫➋ ➑➏➨➥➦➏➒➫➏➑ ➏➌ ➳ ➤➋ ➎➊ ➋➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒➤➋➒➧➏➒➨➋➌➏➊➩➏➒➏w➏➎ ➥➦ ➥➵ ➏➊ ➏➤ ➏➸➏➥➦ ➎➍ ➋ ➎➏➐➏➑➌ ➏➫➏➊ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒➋➨➳➒➳➌ ➦➭➻➋ ➑➤ ➏➥ ➏➑➨➏➒➏➒ ➏➎➦ ➥➦ ➥ ➤ ➏➫➏ y➏➒➧➤➦➊ ➋ ➑➳ ➎➋➸➼ ➽ ➾ ➚➪ ➶➹ ➘ ➷❰ ❰➘Ó➼➚➱✃❐❒❮➷❰ ❰➷➍➋ ➑ ➏➑➫➦➸➦➊ ➳➫➋ ➥➦ ➥➤➦➫➳➎➏➨ ➭ Ï➋➒ ➧ ➏➒➤➋➌ ➦➨➦ ➏➒ ➤ ➏➊ ➏➫➤➦ ➥➦➌➊➩➎➨➏➒➍➏➸➵ ➏➫➦ ➤➏➨➏➤ ➏ ➦➒➫➋ ➑➏➨➥➦ ➏➒➫➏➑ ➏ ➌ ➳ ➤➋ ➎➊➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➤➋➒ ➧ ➏➒➨➋➌ ➏➌➊➩➏➒➏w➏➎➥➦ ➥w➏➊ ➏➤ ➏ ➸➏➥➦ ➎➍➋ ➎➏➐➏➑ ➌ ➏➫➏➊➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➋➨➳➒➳➌ ➦➭

Ô Õ SÖ× ÖØ

Gambar

Gambar 1 : Ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw (Trianto, 2009:74)
Tabel 3. Hasil Penelitian Yang Relevan
tabel definisi operasional.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan metode mendongeng dengan media scrabble dapat me- ningkatkan keterampilan menulis siswa kelas I

MELALUI JALUR SELEKSI BERSAMA UJIAN MASUK POLITEKNIK NEGERI (UMPN) POLITEKNIK NEGERI MALANG TAHUN AKADEMIK 2016/2017.. PROGRAM STUDI : D3

BADAN LINGKUNGAN HIDUP, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN SAMOSIR. PROVINSI

[r]

Telah disusun rancangan sistem kendali karakteristik CPO selama pengaliran yaitu (A) kendali pengaliran pada kondisi isotermal pada suhu tertentu (dipilih di antara suhu

Pengembangan teknologi perlakuan karantina perlu dilakukan untuk mengeliminasi OPTK yang terbawa umbi sekaligus menghilangkan daya tumbuh (devitalisasi) umbi bawang

[r]

Comments/justifications for changes: A new conceptual model and encoding for temporal concepts is developed as part of SWE Common instead of importing ISO 19108.. The reasons for