ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN
NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13
BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
IVAN SEPRAYOGA
Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kurangnya keaktifan siswa serta kurangnya variasi dalam menggunakan model pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan model pembelajaranNumbered Heads
Togetherjika dikaitkan dengan kemampuan awal yang dimiliki siswa pada mata pelajaran ekonomi. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw digunakan di kelas
eksperimen dan model pembelajaranNumbered Heads Togetherpada kelas
kontrol. Pada kedua kelas yang menjadi sampel penelitian tersebut terdapat siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tepatnya quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 248 orang siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012, dengan sampel sebanyak 70 orang siswa. Teknik sampling dalam
penelitian ini adalah cluster random sampling. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan tes hasil belajar. Pengujian
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh.
1. Fhitung 11,215 > Ftabel4,00, berarti hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pebedaan antara hasil belajar siswa yang
diberikan model pembelajaran jigsaw dengan siswa yang diberikan model
pembelajaranNumbered Heads Together.
2. Fhitung0,729 < Ftabel4,00, berarti hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran
jigsaw lebih rendah dibandingkan model pembelajaranNumbered Heads
Togetherpada siswa yang berkemampuan awal tinggi.
3. Fhitung 16,916 > Ftabel4,00, berarti hipotesis diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih rendah dibandingkan yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaranNumbered Heads
Together.
4. Fhitung 1,001 < Ftabel4,00, berarti hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEJIGSAWDAN
NUMBERED HEADS TOGETHER( NHT) PADA SISWA
KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh
IVAN SEPRAYOGA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
✁ ✂✄☎✆✝✞✟ ✠✡ ✄☎✡ ☛✠✡ ☞✠ ☎✌ ✟ ✝✌ ✠✍✠✞ ✝✎ ✏✡ ✏✑ ☎✑ ✝✌✠✌✂☎ ✆✝ ✑✟✝✌✠✍ ✠✞✠✡ ✎✏✏ ✆✝✞✠ ✁ ☎✒ ✁ ☎ ✆✝JIGSAW✄✠✡
NUMBERED HEADS TOGETHER( NHT) PADA SISWA
KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012
(S✓✔✕✖✗ ✕)
O✘✙✚
IVAN SEPRAYOGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
✛✜✢✣ ✜✤✥ ✜✦✧ ✜✤
✥★ ✩ ✪★ ✫ ✬★ ✭★ ✩★ ✮
✱✲ ✳✴✲✵✶✵✲ ✳✷ ✸
✶✹✺✻ ✼✽ ✾ ✺✿✺❀ ✺❁
❂ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍❅wl ❊❉l❅s ■❏ ❆ ❋❉r❇❉m n...❑ ▲ ▼ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍w❅l ❊❉l❅s ❊ontrol ...❑ ◆ ❖ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍w❅l ❈❇P◗◗❇❘❇❊❉l❅s ■❏❆❋❉r❇❉mn ...▲ ❂ ❙❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍w❅l ❚❉P❘❅❯❘❇ ❊❉l❅s ■❏❆ ❋❉r❇❉mn ...▲ ❖ ❱ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍❅wl ❈❇P◗◗❇❘❇❊❉l❅s ❊ontrol ...▲ ❱ ❑ ❃ ❄❅❆ ❇l ❈❉s ❊❉m❅m❋● ❅n❍❅wl ❚❉P❘❅❯❘❇❊❉l❅s ❊ontrol ...▲ ❲ ▲ ❃ ❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❊ ❉l❅s ■❏❆❋❉r❇m❉n ...❲ ❬ ❲ ❃ ❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❊ ❉l❅s ❊ontrol ...❲ ▼ ◆ ❃ ❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❊❉m❅m❋●❅n❍w❅l ❈❇P◗ ◗❇ ❘❇
❊❉l❅s ■❏❆❋❉r❇❉mn ...❲ ❑ ❂ ❬❃❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❳❉❏ ❉r m❅m❋●❅n❍w❅l ❚❉P❘❅❯
❘❇❊❉l❅s ■❏ ❆ ❋❉r❇❉mn ...❲ ◆ ❂ ❂❃❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❳❉❏ ❉r m❅m❋●❅n❍w❅l ❈❇P◗ ◗❇
❘❇❊❉l❅s ❊ontrol ...◆ ❂ ❂ ▼❃❄❅❆ ❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨ P❨❩❇❭❇sw❅❳❉❏ ❉r m❅m❋●❅n❍w❅l ❚❉P❘❅❯
❪❇❊❉l❅s ❊ontrol ...◆❙ ❂ ❖❃❫❉P❇P◗❏ ❅❅tn❄ ❅❆❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨P ❨❩❇❊❉l❅s ■❏❆ ❋❉r❇❉mn ...◆ ❲ ❂❙❃❫❉P❇P◗❏ ❅t❅n❄ ❅❆❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨P ❨❩❇❊❉l❅s ❊ontrol ...◆ ◆ ❂ ❱❃❫❉P❇P◗❏ ❅t❅n❄ ❅❆❇l ❳❉l❅j❅r ■❏❨P ❨❩❇❊❉l❅s ■❏❆ ❋❉r❇❉mn❘❅n
➣ ↔↕ ↔➙ ↔➛ ➩➥ Uji Reliabilitas ...➞➨ ➫➥ Taraf ➡karanesu ...➞➭ ➘➴. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ➳➥ Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 56
2. Visi dan Misi SMA Negeri 13 Bandar Lampung... 58
3. 10 Disiplin Kerja Budaya Malu ... 58
4. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 59
5. Kondisi Saran dan Prasarana... 60
6. Pengenalan Keadaan Siswa ... 62
B. Deskripsi Data 1. Data Hasil Tes Kemampuan Awal ... 65
2. Data Tes Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 69
3. Data Tes Hasil Belajar ... 78
4. Data Tes Hasil Belajar Siswa Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 83
C. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas... 95
2. Uji Homogenitas ... 96
D. Hasil Belajar Ekonomi di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ... 97
➷ ➬➮ ➬➱ ➬✃ F. Pembahasan
1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberikan
model pembelajaranN❐ ❒b❮❰❮ ÏÐ❮aÏÑÒÓÔ❮ ÕÖ❮❰... 104 2. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaranN❐ ❒b❮❰ ❮ Ï H❮aÏ ÑÒÓÔ❮ ÕÖ❮❰pada siswa
yang kemampuan awalnya tinggi... 108 3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaranN❐ ❒b❮❰ ❮ ÏÐ❮aÏ ÑÒÓÔ ❮ ÕÖ❮❰ pada siswa yang berkemampuan awalnya rendah. ... 110 4. Tidak➬da interaksi antara model pembelajaran dengan
kemampuan awal siswa pada hasil belajar mata pelajaran
ekonomi... 111
×. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan . ... 115 B. Saran ... . ... 117
Ø ÙÚÛ ÙÜ ÝÞß ÝÚ
1.
àá âã äåæ ç èáéêëìí îïð. Erlina Rufaidah, M.Si ...
ñêòêóëíó ôõ îDrs. Tedi Rusman, M.Si ...
öê÷ø ìùô
ú ìòí ÷öêûüôûüô÷ø îDrs. Hi. Nurdin, M.Si. ...
2.
ýäþÿ å ÿ þç✁ ✂ÿ ✄☎ äæ ç✆ çÿ å✝ÿ å✞✁ â çã äå✝á ✝á þÿåDr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. ✟✠ö. 1✡☛ ☞ ☞✌✍ ✎1✡✏ ✎☞ ✌1 003
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayah-Nyalah skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat dan salam kepada
Rasullulah Nabi Muhammad SAW atas penunjuk jalan kebenaran bagi umat manusia di muka bumi.
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Ayahandaku tersayang Hazlan Effendi dan Ibundaku tercinta Suryati, yang senantiasa menyayangiku dan mendoakan keberhasilanku.
Adik-adikku tersayang Frendy Ikromi dan Anggi Yoradita yang selalu memberikan do a, keceriaan, mendukungku dan menantikan keberhasilanku.
Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi demi keberhasilanku.
Seseorang yang spesial, Vinda Fitria Ananda yang selalu menguatkan aku, betapa besar arti kekuatan dari sebuah do a
Sahabat-sahabat yang kusayangi
Para pendidik yang kuhormati
Keluarga Besar ASSETS (Association of Economic Education Students)
✗ ✘✙ ✘✚✛✜ ✢✣✤✦ ✣ ✧ ★✩ ✪✫✬✭✮ ✯✰A✱✫✬ ✱✲A✱✳A★✬ ✴✰✮ ✴A✵✶ ✯ ✮✷ ✸✱✸✹✬ ✹✮✴A✴ ✪✬✭✮✹✰✮ ✴A✵✶ ✯A✱ ✷✸✸✭✮✯A✩ ✬✺✩ ✬ ✭✮ ✻✼ ✽✾✿W ✫A✱
❀U❁❂ ❃❄❃❅ ❆ ❃ ✿❅✾ ❇❈ ✽❃❇❆ ❃❄ (NHT) ✭A✫A ★✬ ★❉✶✷✮ ✴A★ X★✮✹✮★✩ ✮ ✯ ✲ ✮ ✱A✭ ✫✬★✹A ✱✮ ✲✮✯✬ ❊❋✰A✱✫A✯ ✴A✹✭ ✪ ✱✲ ✩A✳✪ ✱✭ ✮✴A✵✶ ✯A✱ ●❍ ❊ ❊■●❍ ❊ ●
❏❑▲ ❑▼ ❑◆ ❑✦ ✣✦❖❑ P
Ivan Seprayoga
❏◗ ▲◗✢❘◗✜◗✜▼ ❑◆❑✦ ✣✦❖❑ ✧❙85❚ ❙❚❯ ❙❱❱
❘✢◗❲ ✢❑▲✛ ❳✘✙ ✣ ✧❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❬✜◗❩◗▲✣ ✗ ✘ ✢✘✦❑❩ ✧❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❭❘✛
❪❑✜✘✚ ❳❑✦ ✧❫❨❲✘✢ ✘❑❩✙❑❩❭✚▲✘❘❨❩✙✣✙ ✣✜❑❩
✹✮ ✱✮ ✩ ✪ ✵✪✬Y ❯❴ ❫◗ ▲✣✦ ✣❘❨▲❵ ✣▲❵ ✣❩❲
❘❨▲❵ ✣▲❵ ✣❩❲❭❛ ❘❨▲❵ ✣▲❵ ✣❩❲❭ ❭❛
✫r. ✮rlina✯h, faaidu✹.★i ✫rs. ✩ed i✯an, usm✹.★i
❏❭❘❴❯❜❝ ❞❙❞❱❞❯❜❞❡❙❯❱❙ ❙❯ ❏❭❘❴❯❜❡❙ ❙❞❱❡❯❜❞❡❙ ❚❯❙ ❙❯ ❱❴ ▼❨❩❲ ❨❳❑◆✘✣
❫❨❳✘❑✗ ✘✢ ✘✦❑❩ ❫❨❳✘❑❘✢◗❲ ✢❑▲✛ ❳✘✙ ✣ ❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❭✚▲✘❘❨❩❲ ❨❳❑◆✘❑❩✛◗✦ ✣❑✚❛ ❘❨❩✙ ✣✙✣✜❑❩❬✜◗❩◗▲✣❛
❣❤✐❥❦❥❧♠ ❤ ♥♦♣
Pqrs t✉✈✇ ✉ta① ✉②③ ④r✇✉⑤a⑥a ⑦s ②r ✉⑧⑨q⑩❶❷s❸s ❹a❹a②⑧⑨ab❶❷star❺
❻a❼ar ❺❻a②a❽❾a✇ ④❽ar ❺❺at❿➀➁q❾❽q❸bq②➂➃ ➄➃⑧❸q②s❾④③ ④r ar④③❾q②❽a❸a ✇ ④②✉❽✉❺a bq②✈ ④s✇④②a⑧❾s❽②a✇a② ✉❾④✈ ④r ❺ar❻a❾a③
➅aztar➆➇➇qr ✇✉✇④rIbs ➁s②⑥a❽✉ ❶
Pqr ✇✉✇ ✉③ ④r➇➈ ②❸at⑥ar ❺❾q②r ④①✇✉✈ qtq✈a✉③ ④r➈tq①❾qrst✉✈④✇④ta①➉
➂❶ ➁⑤➊q❺ q②✉❿➋abs①ar⑤ata❸✇ ④r✈ qtq✈ ④✉❽a①sr❿➌ ➌❿ ❿❶ ➁⑦➍➊q❺q②✉➂❷s❸ ✉❹a❹a②✇④r✈qtq✈ ④✉❾④✇a ❽a①sr❿➌ ➌➎ ➀❶ ➁⑦➏➊q❺q②✉➂❷s❸✉❹a❹a②✈qtq✈ ④✉❾④✇④❽a①sr❿➌➌➄
Pa✇ ④❽a①sr❿➌ ➌➄⑧❾qrst✉✈✇✉❽q②✉❸a ✈ qba❺a✉❸a①a✈ ✉✈❼a ✇✉➐r✉➑q②✈ ✉❽a✈➋a❸❾sr❺
❾④✇④➒a③ s t❽a✈⑨ q ❺s②s ④r✇ ④rIt❸s➍qr✇ ✉✇✉③④r➓➒⑨IP➔→s②s✈④r➍qr✇ ✉✇✉③④rIt❸ s Pqr ❺q❽a① s ④r➁➈✈ ✉at P② ➈❺ ②a❸ ➁❽s✇✉ Pqr✇ ✉✇✉③④r➆③ ➈ r➈❸ ✉❸qtats ✉❹ats②➁qtq③✈ ✉
➐❹ ✉ar⑦④r ✇✉②✉➓➐⑦➔❶
➁qba❺④✉✈ ④ta① ✈ ④❽s❸a❽a ③st✉a①❼a❹ ✉b⑧❾qrs t✉✈✇ ✉❽sr❽s❽sr❽s ③✇ ④❾④❽
↔ ↕ ➙➛ ➜➝a➞➙➟➠➡a ➢a➤➥➦ ➧➥➦➨ ➙➙➢ ➩➫➥➦➭➯➛➫➝➲a➦➫➝➦ ➧➫➟➦ ➧➥➦➯➛➡➛➥➦ ➭➳ ➜➳ ➵➳➧➸a➺➥ ➠➯a ➭➟➻a➠a➦➧ ➲a➦➫ ➛➦➧ ➼a➺➥ ➠➯a ➸a➦➧➫➝➜a➺➽➥➦a➺➥➦➤➥➫a ➯a➦ ➧ ➧➥ ➜➾ ➚➼a➦➛ ➥ ➠➝➾ ➪↔ ↔➽➥➻➤➥ ➝➾ ➶➼a➦➛ ➥ ➠➝➾ ➪↔ ↔ ↕
➾ ↕ ➙➛ ➜➝a➞➙➟➠➡a ➹ ➸a➯a ➨ ➙➙➹➩➘➟➻a➯➝➺ ➸a➦ ➧➯➟➜a➞➫ ➝➜a➺ ➽➥➦ ➥➺➥➦➫➝➴➟➽➥ ➭➛➺➥➦➥➦➯➝➷➙➟➬a➻a➯a➦➮a➸➘➟➦ ➳➦ ➧ ➷➙ab➛ ➤➥ ➯➟➦➢➥➻➤➛ ➦ ➧➲a➠a➯➽➟➜a➻a ➱➪ ➞➥ ➠➝➷➯➟➠➞ ➝➯➛➦➧➯a➦ ➧ ➧a➜➚➪➼➛➦➝➾➪ ↔↔➽➥➻➤➥ ➝↔ ↔✃➧➛➽➯➛➽➾ ➪↔ ↔ ↕
➚↕ P➠a➺➯➝➺❐➟➦➧a➜a➻a➦➢a➤a➦ ➧➥➦➨PP➢ ➩➫ ➝➭❒✃➹➾➮a➸➘➟➦➳➦➧➢a➻➤➛➦➧ ➲a➠a➯↕P➠ ➳➧ ➠a➻ P➟➦ ➧a➜a➻a➦➢a➤➥➦➧a➦➨PP➢ ➩➝➦ ➝ b➟➠➝➦➯➟➧➠a➽➝➫➟➦➧➥➦ ➙➛ ➜➝a➞➙➟➠➡a ➹ ➸a➯a ➨ ➙➙➹➩➽➟➞ ➝➦➧➧a ❮a➺➯➛ ➤ ➟➜a➺➽➥➦ ➥a➦❰ ➟➠➽➥➻aa➦➽➟➜a➻a ➚❰➛➜a➦ ➷➯➟➠➞➝➯➛ ➦ ➧➯a➦➧➧➥ ➜↔ ↔➼➛➜➝➾➪ ↔↔➽➥➻➤➥ ➝➚➪➭➟➤ ➯➟➻b➟➠➾➪ ↔↔↕
P➟➦➧a➜a➻a➦➳ ➠➧a➦ ➝➽a➽➝➤ ➟➦➛➜➝➽➫➝a➦ ➯a➠a➦➸a ➸a➝➯➛➻➟➦ ➡a➫➝ a➦➧➧➳ ➯a✃➭➭Ï➘➭
Ò ÒÓÔ ÒÕÖ ×U×ÕØUÙÔ ×Ú×, ÚÛ Ü×Õ Ý Ú×Ø Ò Ú Ò ÜÞ ×Õß ÒØà Ô ÛÙÒ Ù
×. ÔinjauanØustaka áÓ ØengertiaânetodØembeelajaran
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Syaiful Bachri Djamarah, 2000: 19), sedangkan
menurut (Slameto, 2003: 65) Metode adalah cara yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode adalah suatu cara yang
digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Menurut (Oemar Hamalik 2004: 57) Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan belajar, sedangkan menurut (Slameto 2003: 85)
Pembelajaran adalah kegiatan terorganisasi yang bertujuan untuk
membantu untuk menggairahkan siswa dalam belajar. Jadi
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan atau merancang suatu lingkungan agar siswa belajar,
sehingga proses belajar mengajar bisa terjadi dan tujuan proses belajar
Dalam pembelajaran diperlukan pemanfaatan berbagai macam metode
dan tekhnik mengajar. Oleh karena itu, dalam setiap pembelajaran
harus mengacu pada metode dan tekhnik untuk pencapaian tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan yang
menggambarkan prosedur yang sistematik dalam pengorganisasian
pengalaman-pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar yang
dapat digunakan oleh guru dalam merancang serta melakukan
pembelajaran. (Ainy dalam Dewi Eka (2000: 11). Sedangkan Muchtar
dan Yamin, (2003: 89) mengungkapkan bahwa:
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan gurur dalam
mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa yang memungkinkan
terjadinya suatu proses belajar yang kondusif.
Metode pembelajaran erat kaitannya dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, jadi suatu proses belajar mengajar tanpa ada metode
fhpembelajaran proses belajar dan tujuan belajar tidak akan tercapai
sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode pembelajaran adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan.
ãä åengertiaænasil çelajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyatakan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar. Dari sisi guru,
siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
belajar. Hasil belajar ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti
seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada
orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjasi tahu, dan dari tidak
mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2004:30). Tingkah laku manusia
terdiri dari sejumlah aspek, hal ini akan tampak pada setiap perubahan
pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah sebagai
berikut.
9. Etis atau Budi Pekerti 10. Sikap
(Hamalik, 2004:30)
Sardiman (2001:49) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran itu
dapat dikatakan baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
b. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan cara mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan itu dihayati dan penuh makna bagi dirinya.
Agar hasil belajar dapat tercapai secara optimal maka proses
pembelajaran harus dilakukan dengan sadar dan terorganisir. Sadirman
optimal, maka proses belajar dan pembelajaran harus dilakukan
dengan sadar dan sengaja serta terorganisir.
Berdasarkan pendapat diatas, hasil belajar adalah suatu perubahan
kearah yang lebih baik yang dicapai seseorang setelah menempuh
proses belajar. Hasil belajar diperoleh siswa setelah melalui belajar
yang terlihat salah satu dari nilai yang diperoleh setelah mengikuti tes,
dan hasil belajar memiliki arti penting dalam proses pembelajaran di
sekolah yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan proses tersebut.
Hasil belajar seorang siswa dipengaruhi oleh faktor internal yait faktor
biologis dan psikologis, dalam faktor psikologis salah satunya adalah
kemampuan awal yang dimiliki seorang siswa terhadap materi
pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Sehingga hal ini tentu
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil belajar. Faktor
eksternal yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat, faktor lingkungan sekolah salah satu
didalamnya ialah model pembelajaran. Model pembelajaran akan
berpengaruh pada pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatifitas dan
menyenangkan. Selain siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran
namun pada penerapan siswa tidak bosan sehingga siswa akan lebih
termotivasi dalam belajar sehingga berdampak pada hasil belajar yang
èé êodëìel bemn koopelaarja ratif a
. ëengertiaënbeemílajaranooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebagai suatu sikap atau prilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur
kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang
atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Menurut Etin
Sholehatin (2008:4).
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan
siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan
tugas-tugas pembelajaran (Slavin 1999:6). Sedangkan menurut
Johnson dalam ismail (2002:12) mengatakan pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja
sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil
untuk menyelesaikansuatu tugas atau memecahkan suatu masalah,
dimana setiap anggota kelompok saling membantu. Kelompok
beranggotakan 4-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen terdiri
dari tingkat kemampuan akademik dan jenis kelamin siswa.
memberi masukan diantara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan moral, serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.
Metode pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri:
1. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif;
2. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah;
3. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam setiap kelompok pin terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula;
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. (Asep Jihad dan Abdul Haris 2008:30)
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
mempunyai 3 tujuan yang hendak dicapai :
1. Hasil belajar akademik
Dalam pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membeantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit. 2. Penerimaan adanya keragaman
Model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Fase-fase Pembelajaran kooperatif : tujuan yang ingin dicapa pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasekan hasil kerjanya
6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu maupun kelompok
b. öanfaat ÷embeønlaarjaooperatif
Manfaat-manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah, antara lain Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000:18) :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Prilaku menggangu menjadi lebih kecil
5. Konflik antar pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi
4. ÷ùú ûùüý þý ÿý ø ✁ ✁✂ùÿý✄tf ☎i✂ù✆✄✝ ✞ýw
Metode Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan
teman-teman dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman-teman-teman
di Universitas John Hopkins (Trianto, 2009: 73).
Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang
menyebutnya dengan istilahpuzzleyaitu sebuah teka-teki menyusun
potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil
pola cara bekerja sebuah gergaji (zigsag), yaitu siswa melakukan suatu
kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
mencapai tujuan bersama. (Rusman, 2011: 217).
Menurut Rusman (2011: 218) model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Lie dalam Rusman (2011: 218), bahwa pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini
secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggungjawab secara mandiri .
Menurut Arends dalam Lora Purnamasari (2010:24) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain di dalam kelompoknya.
Pembelajan kooperatif tipe jigsaw merupakan metode pembelajaran
kooperatif, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
4-6 orang dalam kelompok dan bekerjasama saling ketergantungan yang
positif serta anggota kelompok bertanggungjawab terhadap keberhasilan
kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat
menyampaikan informasinya kepada kelompok lain. Dalam model
kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Menurut Lie dalam Rosi Ayu Mirnasari (2009: 25) menyatakan bahwa
dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, siswa saling tergantung satu
dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan. Jadi keunggulan kooperatif tipe
Jigsaw meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari
materi yang yang diberikan, akan tetapi mereka juga harus siap
kelompoknya yang lain. Namun demikian, model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw memiliki keterbatasan, misalnya tidak dapat digunakan di kelas
yang kemampuan sosialisasinya rendah.
Jhonson and Jhonson dalam Rusman (2011: 219) melakukan penelitian
tentang pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang hasilnya menunjukan
bahawa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap
perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah :
a. Meningkatkan hasil belajar; b. Meningkatkan daya ingat;
c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi; d. Mendorong tumbuhnya motivasi instrinsik (kesadaran individu); e. Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen;
f. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah; g. Meningkatkan sikap positif terhadap guru;
h. Meningkatkan harga diri anak;
i. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif; dan j. Meningkatkatkan keterampilan hidup bergotong royong.
Pembelajaran model Jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. (Rusman 2011: 219).
Stephen, Sikes and Snapp) dalam Rusman (2011: 220) mengemukakan
langkah-langkah pembelajaran kooperatif model Jigsaw sebagai berikut :
1. Siswa dikelompokan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim;
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda;
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub
bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk
mendiskusikan sub bab mereka;
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan saksama;
6. Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;
7. Guru memberi evaluasi;
8. Penutup.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok
ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa
terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan
memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus terampil dan
mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi
setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok
siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang
ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal. Hubungan kelompok asal dan kelompok
Kelompok Asal
5 atau 6 anggota yang heterogen dikelompokkan
Kelompok Ahli
(tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim-tim asal)
Gambar 1 : Ilustrasi yang menunjukan tim Jigsaw (Trianto, 2009:74)
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki
kelebihan dan kekurangan, di antara kelebihannya, yaitu:
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan siswa lain
Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain (Ibrahim, dkk. 2000:
70).
Sedangkan kekurangannya, yaitu :
Membutuhkan waktu yang lama
Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya yang
kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai walaupun lama kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya (Ibrahim, 2000 : 71).
(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/pembelajaran-kooperatif-Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggungjawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.
(http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-model/page/3/)
Jadi pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi
yang besar menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Selanjutnya
guru membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri
dari 4-6 orang sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap
penguasaan setiap subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap
sub topik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau
tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya
dalam hal. Pertama, siswa belajar dan menjadi ahli dalam subtopik
bagiannya dan selanjutnya siswa merencanakan bagaimana mengajarkan
subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu
siswa tersebut kembali kepada kelompok masing-masing sebagai ahli
dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya
juga bertindak serupa sehingga seluruh siswa bertanggungjawab untuk
menunjukan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan
oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus
5. Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together
Numbered Heads Together (NHT)atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelas tradisional.Numbered Heads Together (NHT) melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran
dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto,
2009: 82).
Menurut Trianto (2009,82-83) dalam mengajukan pertanyaan kepada
seluruh kelas,guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:
a. Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang
dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
b. Fase 2 : Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat
tanya.
c. Fase 3 : Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
d. Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang
nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan tipe pembelajaran yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki
tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Menurut Lie
(2003: 59) tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan
melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut.
Ibrahim dalam Herdian (2009: 7) mengemukakan tiga tujuan yang
hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:
1. Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. Tipe pembelajaran ini memberi peluang bagi sis-wa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan saling menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pen-dapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam ke-lompok dan sebagainya.
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/05/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html).
Menurut Komalasari (2010:62), model pembelajaran kooperatif tipe
NHT merupakan model pembelajaran dimana setiap siswa diberi
Langkah-langkah pembelajaran :
a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil hasil kerja mereka.
e. Tanggapan dari teman lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.
f. Kesimpulan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi 2. Memperbaiki kehadiran
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5. Konflik antara pribadi berkurang 6. Pemahaman yang lebih mendalam
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi.
(http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together/)
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT:
Setiap siswa menjadi siap semua.
Setiap siswa memiliki kesiapan diri untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe NHT:
Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru
Suasana kelas sulit dikontrol oleh guru Pelaksanaan pembelajaran berlangsung lama.
6. Kemampuan Awal
Kemampuan secara umum dapat diartikan sebagai suatu
kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh seseorang guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Suatu kemampuan berasal dalam diri individu itu sendiri dan
dikembangkan dalam proses pembelajaran, setiap individu memiliki
kemampuan yang berbeda-beda pada suatu hal/bidang. Kemampuan
awal dalam belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam
suatu bidang tertentu (mata pelajaran) yang merupakan bagian
permulaan atau dasar pada bidang tersebut. Gafur (2002:31)
menyatakan karakteristik dan kemampuan awal adalah pengetahuan dan
keterampilan yang relevan yang dimiliki siswa pada saat akan mulai
mengikuti suatu pembelajaran.
Gafur pun menyebutkan tekhnik-tekhnik yang dapat dilakukan untuk
mengetahui karakteristik dan kemampuan awal siswa, yaitu:
1. Menggunakan catatan atau dokumen seperti nilai rapor
2. Menggunakan tes prasyarat dan tes awal
3. Mengadakan komunikasi individual
4. Menyampaikan angket
Kemampuan awal siswa tentu memiliki perbedaan antara satu ataupun
dengan yang lain, ada yang memiliki kemampuan awal tinggi dan ada
juga yang memiliki kemampuan awal rendah.
Sadirman (2001: 173) mengatakan bahwa pada setiap siswa pada
Perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat
perbedaan-perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal kreativitas, gaya
belajar, bahkan juga dapat membawa perbedaan dalam hal prestasi
belajar siswa.
Dalam mengelola program pembelajaran, guru perlu mengenal
kemampuan anak didik. Sebab bagaimanapun juga setiap anak didik
memiliki perbedaan-perbedaan karakteristik tersendiri, termasuk
kemampuannya. Hal ini pelu dipahami oleh guru agar dapat mengelola
program pembelajaran yang tepat (Sadirman, 2001: 164).
Menurut Keller (2003: 40) bahwa masukan pribadi terdiri dari 4
macam:
1. Motivasi atau nilai-nilai
2. Harapan untuk berhasil
3. Intelegensi dan penguasaan awal
4. Evaluasi kognitif terhadap kewajaran
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal
tentang materi yang akan dipelajari. Berarti bahwa guru perlu
menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak,
dan pencapaian tujuan belajar anak perlu bahan apresiasi yaitu bahan
yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa penguasaan konsep/kemampuan awal akan
berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam membangun
kemampuan dan menguasai materi pembelajaran yang lebih tinggi.
Kemampuan awal yang buruk akan mengakibatkan kesulitan pada
tahap-tahap selanjutnya. Ekonomi adalah salah satu materi pelajaran
yang sifatnya saling berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan berikutnya, oleh karena itu apabila siswa kurang
memahami materi pelajaran ekonomi pada tahap awal maka selanjutnya
juga akan semakin sulit memahami materi. Tentu hal ini dapat disiasati
dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat, oleh karena itu peneliti menggunakan model
pembelajaran jisaw dan pembelajaran NHT guna meningkatkan hasil
✟. ✠asil ✡☛☞☛✌✍t✍✎ ☞Yang Relevan
Tabel 3. Hasil Penelitian Yang Relevan
Nama Judul Hasil Penelitian
jigsaw lebih tinggi dibandingkan X SMA Negeri 5 Bandar Lampung.
Ada perbandingan peningkatan hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran STAD pada siswa kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Hal ini ditunjukan dengan uji T bahwa Thitung> Ttabelyaitu 76,62>71,47 yang berarti hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran STAD.
C. Kerangka Pikir
Untuk memperjelas faktor-faktor yang diteliti, faktor tersebut diberikan
dalam bentuk variabel atau peubah yaitu variabel bebas yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan tipe pembalajaran NHT dan satu
variabel terikatnya hasil belajar ekonomi yang terdiri dari hasil belajar
ekonomi siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dan pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang dapat
menumbuh kembangkan rasa kerja sama antar siswa dalam suatu
kelompok, kerja sama tersebut akan menumbuhkan rasa saling
membutuhkan, hormat menghormati, dan tanggung jawab bersama
mengenai tugas-tugas yang diberikan kepada kelompok. Dua jenis model
pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yatu tipe jigsaw dan
pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together. Pembelajaran
Togethersangat berbeda dalam langkah pembelajaran. Pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw diantaranya menentukan kelompok hiterogen yang
berdasarkan dari kemampuan, akademis, jenis kelamin, yang
berbeda.Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi tersebut bagi
anggotanya. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, tetapi
mereka harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada
anggota kelompok yang lain. Pada model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli, dengan demikian ciri
tipe jigsaw adalah saling ketergantungan antara satu dengan yang laindan
harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan, sehingga diduga bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat lebih meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.
Pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Togetherpenomoran
berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional. Pada pembelajaran kooperatif tipe
NHT, siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari
5 orang. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor (number card),
guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya,
kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
memanggil salah satu nomor siswa untuk melakukan presentasi secara
bergiliran. Lalu guru membantu siswa untuk menyimpulkan materi yang
telah didiskusikan. Model pembelajaran NHT menitikberatkan pada
aktivitas siswa.
Kemampuan awal merupakan bekal awal siswa untuk mempelajari materi.
Dengan demikian, kemampuan awal ini memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar. Kemampuan awal dipilah menjadi
kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal
rendah. Pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi tidaklah sulit
untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif apapun karena siswa
tersebut telah memiliki kemampuan awal yang tinggi sehingga ia lebih
memahami materi dan semakin baik pengetahuannya.
Sesuai dengan pendapat Hamzah (2009:7) dalam prinsip-prinsip umum
tentang mengajar dijelaskan bahwa mengajar harus berdasarkan
pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari
merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Oleh
karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar
berlangsung harus diketahui guru. Hal ini sangat penting agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien . Dengan
demikian, kemampuan awal yang dimiliki seseorang siswa dalam
menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan dan sebagai prasyarat
mata pelajaran berikutnya.
Berikut paradigma pada penelitian untuk memberikan gambaran dengan
✏✑ ✒✓ ✑✔✕✖✗ ✑✔✑✘✙✚ ✒ ✑✗✛✜✛✢✙✙ ✑✜t Kemampuan Awal
Kemampuan Awal
Sumber : Sugiono (2004 : 39)
✣. ✤i✥✦ ✧✛ ★✙ ★
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa yang diberikan model pembelajaran jigsaw dengan siswa
yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together.
2. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih
tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Togetherpada siswa yang kemampuan awalnya tinggi.
3. Hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran jigsaw lebih
rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetherpada siswa
yang kemampuan awalnya rendah.
4. Ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemapuan awal
siswa pada hasil belajar mata pelajaran ekonomi. Jigsaw(X1)
(Kelas Eksperimen)
Hasil Belajar Ekonomi(Y)
Pre test
Pre test NHT(X2)
✩ ✩ ✩✪✫ ✬ ✭✮ ✯✮ ✰✮ ✱ ✩✲✬ ✳✬✰ ✩ ✭ ✩✴ ✳
✴ ✪ ✫et✵ ✶✷✲✷n✷✸l✸✹ ✺t
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian atau
studi komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif
merupakan suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipotesis
komparatif yang berarti menguji parameter populasi yang berbentuk
perbandingan (Sugiono, 2005: 115). Metode ini digunakan untuk mengetahui
perbedaan satu variabel yaitu hasil belajar IPS Terpadu dengan perlakuan
yang berbeda. Metode ini dilakukan dengan melakukan percobaan secara
cermat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul
dengan variabel yang sengaja diadakan.
1✪ ✯esain ✬✻sp✷✸rm✷n
Sementara pendekatan yang dipakai adalah pendekatan eksperimen yaitu
suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat (Sugiono, 2005: 7).
Penelitian ini bersifar quasi eksperimen dengan pola nonequivalent control
group design. Dua macam eksperimen digunakan dalam dua kelompok sample
Berikut Desain penelitian eksperimen untuk memberikan gambaran dengan
jelas mengenai kerangka pikir tersebut :
T
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam desain eksperimental dalam
penelitian ini adalah:
1. Peneliti melakukan observasi pendahuluan ke sekolah untuk
mengetahui kelas yang akan digunakan sebagai populasi dalam
penelitian.
2. Memberikan tes awal (Pre-test) pada semua subjek yang berkenaan
dengan variabel dependen. Tes ini juga bermanfaat untuk mengetahui
3. Memberikan perlakuan yang berbeda diantara dua kelas yang akan
diterapkan menggunakan dua model pembelajaran yang berbeda.
4. Pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan dalam 4 kali pertemuan
dimana setiap pertemuan dengan waktu 90 menit, begitu pula dikelas
kontrol.
5. Pada akhir penelitian dilakukan tes akhir (post test) pada siswa
untuk mengetahui tingkat perubahan atau kondisi subjek yang
berpengaruh dengan variabel dependen
♦♣ qopur s tl ✉r ✈✇r ①p②l
1♣ qopr s tul
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2001: 72).
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas X SMA Negeri 13
Bandar Lampung yang berjumlah 248 siswa yang terdiri dari 7 kelas yaitu
kelas X 1, X2, X3, X4, X5, X6 dan X7.
2♣ ✇②ampl
Yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2004: 72).
Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengancluster random sa
m p lin
pada anggota-anggotanya (Rusffendi, 2001:89). Sampel penelitian ini di ambil
dari populasi sebanyak 3 kelas yaitu X3, X4, X5 di ambil dua kelas dengan
teknikcluster random sampling dan kemudian di undi menjadi dua kelompok.
Dari hasil teknik ini diperoleh kelas X3 dan X4 sebagai sampel, kemudian
kelas X3 dan X4 diundi untuk menentukan penggunaan metode, kelas mana
yang menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw dan metode pembelajaran
kooperatif tipe③umbered④eads ⑤ogether .
Dari hasil undian yang di peroleh kelas X4 sebagai kelas yang diajar dengan
menggunakan metode Jigsaw dan kelas X3sebagai kelas yang diajar
menggunakan metode Pembelajaran kooperatif tipe③beredum④eads
⑤ogether.
Kelas X4 dan X3 merupakan kelas yang mempunyai rata-rata kemampuan
akademis siswa yang sama, karena di dalam pendistribusian siswa tidak di
kelompokan ke dalan kelas unggulan, atau tidak ada perbedaan antara kelas
yang satu dengan kelas yang lain walaupun dengan kelas yang bukan dengan
sampel.
⑥⑦⑧⑨ ⑩❶⑨ ❷❸❹ ❺❸ ❻❸❹ ❶t❶⑨ ❻
Menurut Sugiyono (2008: 60) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas
❼ ❽ ❾❼ ❿➀❼ ➁➂➃ ➁➂➁❼ ➄(independen)
varibel bebas dilambangkan dengan X adalah variabel penelitian yang
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini
terdiri dari dua, model pembelajaran jisaw sebagai kelas eksperimen (X4)
dilambangkan X1, dan model pembelajaran kooperatif tipeNumbered
Heads Togethersebagai kelas kontrol (X3) dilambangkan X2.
➁❽ ➅❼ ❿➀❼➁➂➃ t➂r➀➆❼ ➇ (depeden)
Variabel terikat dengan lambang Y adalah variabel yang akan diukur untuk
mengetahui pengaruh lain, sehingga sifatnya bergantung pada variabel
yang lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil belajar
ekonomi siswa kelas eksperimen (Y1) dan hasil belajar kelas kontrol (Y2).
➈❽ ➅❼ ❿➀❼➁➂➃➉➊ ➋➂r❼➇➊r
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Diduga kemampuan awal mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara model pembelajaran jigsaw dan model
pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together.
➌❽➌➂➍➀➎➀ ➄➀➏➊➎➄ ➂➐❼tu➃➋❼➎ O➐❼➄➀➊ ➎❼➃r ➅❼❿➀❼ ➁➂➃
1. Definisi Konseptual
Hasil belajar ialah adanya perubahan tingkah laku. Bukti bahwa seseorang
telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti (Hamalik, 2004: 30). Hasil belajar ekonomi adalah kemampuan
mengajar ekonomi selama kurun waktu tertentu dengan mengacu pada
silabus.
2. Definisi Operasional
Hasil belajar ekonomi siswa dapat dilihat dari suatu pengetesan dengan
menggunakan tes hasil tes belajar ekonomi yang disusun berdasarkan
tujuan instruksional yang telah ditetapkan.skor tersebut mencerminkan
kemampuan awal siswa dalam ranah kognitif dari hasil belajar mid
semester 2 kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung. berikut disajikan
tabel definisi operasional.
T
➑➒➓l ➔→➣➓ ↔↕➙↕↕s O➛➓r➑➜↕ ➝➙ ➑➞ ➟➑➠↕ ➑➒➓➞
Variabel Konsep Variabel Indikator Pengukuran
Model
Dalam pengukuran variabel penelitian, maka penelitian menggunakan tes.
➡➢Te➤n➥➤ ➦➧n➨ ➩➫ ➭mpul ➯➫ ➲➫
Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
dalam penelitian ini adalah:
1➢ ➳➵➸➧r➺➫➸➥
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung (Budi Koestoro dan
Basrowi, 2006 : 144)
➻➢ ➯➼➤u➽➧ ➭➫➸➥t
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan
jumlah siswa, fasilitas-fasilitas yang ada dan sejarah atau gambaran umum
mengenai SMA Negeri 13 Bandar Lampung.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar IPS Terpadu
jsiswa sebagai hasil penelitian.
➪➶ ➹ji ➘➴r➷ ➬ ➮r➮➱➮✃❐✃➴strumn
Intrumen dalam penelitian ini berupa tes. Instrumen tes diberikan pada awal
sebelum siswa diberi perlakuan (Pre tes) yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat kemampuan awal siswa, dan tes sesudah diberi perlakuan (Post Tes)
yang bertujuan unutk mengukur hasil belajar ekonomi siswa.sebelum tes awal
dan tes akhir diberikan kepada siswa yang merupakan sampel penelitian,
maka terlebih dahulu akan diadakan uji coba tes instrumen untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Uji coba intrumen
tes dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung.
1➶ ➹ji ❒➮❮❰Ï❰t➮➷ ❐✃➴strumn
Validitas adalah alat ukur yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan sustu instrumen.
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Korelasi Product
Moment:
Ð➶ÑÒ (ÑÒ Ó ( Ò Ó
r hit=Ð{ Ñ ²- (ÑÓ ²} {Ð Ò ²- (Ò Ó²}
Keterangan:
r hit= Koefisien kolerasi antara variable X dan variable Y
X = Skor butir soal
Y = Skor total
T
ÔÕÖl ×ØÙÚÛÜÝ ÔÞß Öà ÔáÛâ Ô ãäÖåÚà ÚÖÛãäáÖæ Ôà Ú
çä çÚæ ÔÚ r xy ãÖÖtÔÛÜ ÔÛr
1. Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi 2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup 4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
5. Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat Rendah
èØ éêÚëÖ ÔÕÚæÚtÔàìÛstruíÖÛ
Reabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan . Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Reabilitas menunjuk kepada satu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas maka digunakan rumus Spearman
Brown:
2 r½ ½
r11 (1+ r½ ½î
Keterangan:
r11 = Reabilitas Instrumen
r ½ ½ = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara duabelahan
instrumen.
Besarnya reliabilitas dikategorikan seperti pada tabel berikut:
Ù ÔÕÖæïØ ÙÚÛÜ Ý ÔÞßÖà ÔáÛâÔãäÖå Úà ÚÖÛãäáÖæÔà Ú
1. 0,00 sampai 0,20 Sangat Rendah 2. 0,21 sampai 0,40 Rendah
3. 0,41 sampai 0,60 Cukup 4. 0,61 sampai 0,80 Tinggi
5. 0,81 sampai 1,00 Sangat Tinggi
3ñ Taraf òóôõ öõ ÷su
Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus :
B
JS
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta tes
Klasifikasi taraf kesukarannya adalah sebagai berikut :
Soal dengan P 0,00 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 1,00 adalah soal mudah
øñ ùaúõûó üõ
Daya Beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
pandai(berkemampuan rendah).
BA BB
D = - = PA - PB
JA JB
Keterangan :
D : Daya Beda soal
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab aoal itu benar.
BA
PA = = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
JA
BB
PB = = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
JB
Klasifikasi indeks daya bedanya adalah :
D = 0,00 0,20 adalah buruk
D = 0,20 0,40 adalah cukup
D = 0,40 0,70 adalah baik
ýþ ÿji ✁✂ ✄ ☎✆ ☎r t☎✝ ✞n☎✟✠✂ ✠s ✡☎☛ ☎ 1þ ÿji ☞☎ ✟✠orm☎✂t
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors berdasarkan sampel yang
akan di uji hipotesisnya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya.
Langkah-langkah sebagai berikut :
a) Pengamatan X1, X2, ...Xn dan disajikan angka baku Z1, Z2,...Zn
b) Menghitung peluang F (Zi = P(Z<Zi), untuk setiap angka baku
menggunakan rumus daftar distribusi normal baku :
c) Menghitung S (Zi), yaitu: S(Zi) = Banyaknya Z1, Z2,....,Zn N
Lo = F (Zi) S (Zi)
Keterangan:
L0 = harga mutlak terbesar
F (Zi) = peluang angka baku
S (Zi) = proporsi angka baku
Menghitung selisih F(Z1)-(Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya. Diantara
harga mutlak tersebut diambil harga yang paling besar tanpa memandang nilai
positif maupun negatifnya.
Kriteria pengujiannya adalah jika Lhit < Ltab dengan taraf signifikan 0,05
maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.
( Sudjana, 2005: 466-467).
Hipotesis yang akan diuji berdasarkan n yang tidak sama, tetapi varian kedua
sampel homogen atau tidak, maka perlu diuji homogenitas variannya terlebih
dulu dengan uji F sebagai berikut.
Pasangan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
HO:
1
2H1: 1 2
Rumus stalistik yang digunakan adalah :
F = Varianster besar
Varianster kecil
(Sugiyono, 2008: 298)
Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila Fhitung Ftabel maka data
sampel akan homogen dan apabila Fhitung Ftabel maka data sampel tidak
homogen, dengan taraf signifikasi 0.05 dan dk n-1.
✏✑ ✒e✓✔n✕✓✖✗✘ ✕✙ ✕n s ✚✗✛ ✗
1✑ ✖nalisis ✚✗aa✖n✗✜✗✚✗u✢✗✘ ✗✣
Analisis varians merupakan sebuah teknik interensial digunakan untuk
menguji rerata nilai. Anava memiliki beberapa kegunaan, antara lain dapat
mengetahui antar variabel manakah yang memang mempunyai perbedaan
secara signifikan, dan variabel-variabel manakah yang berinteraksi satu sama
T
✤✥✦l ✧★✩✪✤✫✬✭✬s ✩✪✤✮ ✤✯u✤✰ ✤✫ ✤ ✪
Sumber varias
Jumlah Kuadrat db MK F
O p
JKT : Jumlah Kuadrat Total
JKA : Jumlah kuadrat variabel A
JKB : Jumlah kuadrat variabel B
JKAB : Jumlah kuadrat variabel A dengan variabel B
JKd : Jumlah kuadrat dalam
MKA : Mean kuadrat variabel A
MKB : Mean kuadrat variabel B
AB
B
MKAB : Mean kuadrat Interaksi antara variabel A dengan variabel B
MKd : Mean kuadrat dalam
FA : Harga Fo untuk variabel A
FB : Harga Fo untuk variabel B
FA : Harga Fo untuk interaksi antara variable A dengan variable B
(Arikunto, 2005 : 253)
Dalam penelitian ini dilakukan empat pengujian hipotesis statistik, yaitu:
Rumusan hipotesis 1:
Ho : hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipeNumbered Heads Together.
Ha : hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipeNumbered Heads Together.
Hipotesis statistik:
Ho : 1= 2
Ha : 1≠ 2
Rumusan hipotesis 2:
Ho : hasil belajar ekonomi pada siswa yang berkemampuan awal
tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together.
Ha : hasil belajar ekonomi pada siswa yang berkemampuan awal
tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together.
Hipotesis statistik:
Ho : 1≤ 2
Rumusan hipotesis ke 3:
Ho : hasil belajar ekonomi pada siswa yang berkemampuan awal
rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
jigsaw lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together.
Ha : hasil belajar ekonomi pada siswa yang berkemampuan awal
rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
jigsaw lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together.
Hipotesis statistik:
Ho : 1≥ 2
Ha : 1< 2
Rumusan hipotesis 4:
Ho : tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan
kemampuan awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Ha : ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan
awal siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Hipotesis statistik:
Ho : 1= 2
Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah:
Tolak Ho apabila Fhitung> Ftabel; Thitung> Ttabel
Terima Ho apabila Fhitung< Ftabel ;Thitung< Ttabel
Hipotesis 1 dan 4 diuji menggunakan rumus analisis varian dua jalan.
Hipotesis 2 dan 3 diuji menggunakan rumus t-test dua sampel independen
❆❇❈❉S❊ ❋●❍■ ❏❑▲❏❑▼❏ ◆❏❑
❏❇ ❈❖P ◗❘ ❙❚❯❱❲
❳ ❨❩❬ ❭❪ ❭❩❫ ❭❴❵ ❭❪❛❜❭❴❭❜❛ ❪❛ ❪❬ ❭❝ ❭❬ ❭❴❵❭❪❛❜❞ ❨❴❡❢❣❛ ❭❴❵❛❞ ❤❝ ❨❪❛ ❪✐❥ ❭❫❭❬ ❭❞ ❭❝ ❬❛❝ ❭❩❛ ❫❫ ❨❪❛ ❥❞ ❢❜ ❭❴❪❨❦❭❡❭❛ ❦❨❩❛ ❫ ❢❝❧
♠❧ ♥ ❨❩ ❬❭❞❭❝❞❨❩❦❨❬ ❭❭❴ ❭❴❝ ❭❩ ❭❵❭❪❛❜ ❦❨❜ ❭❣ ❭❩❥ ❭❝ ❭❞❨❜ ❭❣ ❭❩❭❴❨❫❤❴ ❤ ❥❛❪❛ ❪♦❭ y
❭❴ ❡❬❛❦❨❩❛ ❫ ❭❴ ❥❤❬❨❜❞❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩❭❴❣❛ ❡❪ ❭w❬ ❨❴❡❭❴❪❛ ❪♦❭ y❭❴ ❡❬❛❦❨❩❛ ❫ ❭❴ ❥❤❬❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❫❤ ❤❞❨❩❭❝❛♣q rst ✉✈ ✉✇① ✉② ✇③④⑤⑥ ✉⑦⑧ ✉✈❧❳ ❨ ❩❬❭❪ ❭❩ ❫❭❴ ❭❴❭❜❛ ❪❛ ❪❬ ❭❝ ❭ y❭❴❡❬❛❞ ❨❩❤ ❜ ❨❵⑨
⑩❶ ❷ ❸❹❺
♠♠ ✐❻♠❼❽⑨ ❷❾❿ ➀➁
➂✐➃ ➃✐ ❦❨❩❭❩❝❛ ❵❛❞ ❤❝ ❨❪❛ ❪ ❬❛❝ ❨❩❛ ❥❭❧➄❨❴ ❡ ❭❴❬ ❨❥❛ ❫❛ ❭❴ ❬❭❞❭❝❬❛ ❪❛ ❥❞ ❢❜ ❫❭❴❦❭❵ ♦❭❝ ❨❩❬❭❞❭❝❞❨❦❨❬ ❭❭❴ ❭❴ ❝❭❩ ❭❵❭❪❛❜ ❦❨❜ ❭❣ ❭❩❪❛ ❪ ♦❭ y❭❴❡❬❛❦❨❩❛ ❫❭❴❥❤ ❬ ❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❣❛❡❪ ❭w ❜ ❨❦❛❵❝❛❴❡❡❛ ❬❛❦❭❴ ❬❛❴ ❡❫ ❭❴❬ ❨❴ ❡ ❭❴❪❛ ❪ ♦❭ y❭❴❡❬❛❦❨❩❛ ❫❭❴ ❥❤❬❨❜ ❞❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴q rst ✉✈ ✉✇① ✉②✇③④⑤⑥ ✉⑦⑧ ✉✈➅
❻❧ ➆❭❪❛❜❦❨❜❭❣ ❭❩❥❭❝ ❭❞ ❨❜ ❭❣ ❭ ❩❭❴ ❨❫❤ ❴❤❥❛❞❭❬❭❪❛ ❪ ♦❭ y❭❴❡❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❴y❭ ❥❨❴❡❡ ❢❴❭❫❭❴ ❥❤ ❬ ❨❜❞ ❨ ❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩❭❴❣❛❡❪ ❭w❜ ❨❦❛❵❝❛❴❡❡❛❬❛❦❭❴ ❬❛❴ ❡ ❫❭❴ ❥❤❬❨❜❞ ❨❥❦❨❜ ❭❣ ❭❩ ❭❴❫❤ ❤❞❨❩❭❝❛♣q rst ✉✈ ✉✇① ✉② ✇③④⑤⑥ ✉⑦⑧ ✉✈❞ ❭❬ ❭❪❛ ❪♦❭ y
❭❴ ❡❫ ❨❥❭❥❞ ❢ ❭❴ ❭w❭❜❴❭y❝❛❴❡❡ ❛❧❳ ❨❩❬ ❭❪ ❭❩❫ ❭❴ ❭❴ ❭❜❛ ❪❛ ❪❬❭❝ ❭ y❭❴❡ ❬❛❞❨❩❤ ❜ ❨❵⑨
⑩❶ ❷ ❸❹❺
➃✐➇ ❻➈➉ ⑨ ❷ ❾❿➀➁
➊ ➋➌➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➓ ➔→➣ ↔↕ ↔➙➛↔➜ ➙➝➞➟➠ ↔➡➢ ↔↕➊ ➏➤ ➏➥➦ ➥w➏ y➏➒ ➧ ➍ ➋ ➑➨➋➌➏➌➊➩➏➒➏w➏➎➫➦➒ ➧ ➧➦➭
➯➭ ➲ ➏➥➦ ➎➍➋ ➎➏ ➐➏➑➌ ➏➫➏➊➋ ➎➏➐➏ ➑➏➒➋➨➳➒ ➳➌➦➊➏➤➏➥➦ ➥➵ ➏ y➏➒ ➧➊➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➒y➏ ➌➋➒ ➧➧➩➒➏➨➏➒➌➳➤➋ ➎➊➋ ➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒➐➦ ➧ ➥ ➏w➎➋➍ ➦➸➑➋➒ ➤ ➏➸ ➤➦➍➏➒ ➤➦➒ ➧➨➏➒ y
➏➒➧➊ ➋➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒ ➒y➏➌ ➋➒ ➧➧➩➒ ➏➨➏➒➌ ➳ ➤➋ ➎➊ ➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑➏➒ ➨➳ ➳➊ ➋ ➑➏➫➦ ➺ ➓➔→➣↔↕↔➙➛↔➜ ➙➝➞➟➠ ↔➡➢ ↔↕➊➏➤➏➥➦ ➥➵ ➏ y➏➒ ➧➨➋➌ ➏➌➊➩➏➒➏w➏➎➒y➏
➑➋➒➤➏➸ ➭➻➋ ➑➤ ➏➥ ➏➑➨➏➒➏➒➏➎➦ ➥➦ ➥➤➏➫➏ y➏➒ ➧➤➦➊ ➋ ➑➳➎➋➸ ➼ ➽ ➾ ➚➪ ➶➹ ➘➴ ➷➬ ➘➴➮➼➚➱ ✃❐ ❒ ❮➷❰❰➷➍ ➋ ➑➏➑➫➦➸➦➊ ➳➫➋ ➥➦ ➥➤➦➫➋ ➑➦➌➏➭ Ï➋➒ ➧➏➒➤➋➌➦➨➦ ➏➒➤➏➊➏➫➤➦ ➥➦➌ ➊➩➎➨➏➒ ➍➏➸➵ ➏➑ ➏➫➏Ð ➑➏➫➏➸➏➥➦ ➎➍ ➋ ➎➏➐➏➑➋➨➳➒➳➌ ➦➊➏➤➏➥➦ ➥➵ ➏ y➏➒ ➧➌ ➋➌ ➦ ➎➦➨ ➦ ➨➋➌ ➏➌➊➩➏➒➏w➏➎ ➑➋➒➤➏➸y➏➒ ➧➊ ➋➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒ ➒➏y➌➋➒ ➧➧➩➒➏➨➏➒➌ ➳ ➤➋ ➎ ➊ ➋➌➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➨➳ ➳➊ ➋ ➑➏➫➦ ➺➫➦➊➋J➦➧ ➥ ➏w➎➋➍➦➸ ➑➋➒ ➤ ➏➸ ➤➦➍ ➏➒➤➦➒ ➧➨➏➒y➏➒➧ ➊ ➋➌➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➒y➏➌ ➋➒➧ ➧➩➒ ➏➨➏➒➌ ➳ ➤➋ ➎➊ ➋➌➍➋ ➎ ➏➐➏➑➏➒➓➔→➣↔↕↔➙➛↔➜ ➙➝ ➞➟➠↔➡➢↔↕ Ñ
❮➭ Ò➦ ➤ ➏➨➏ ➤➏➦➒➫➋ ➑➏➨➥➦➏➒➫➏➑ ➏➌ ➳ ➤➋ ➎➊ ➋➌➍ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒➤➋➒➧➏➒➨➋➌➏➊➩➏➒➏w➏➎ ➥➦ ➥➵ ➏➊ ➏➤ ➏➸➏➥➦ ➎➍ ➋ ➎➏➐➏➑➌ ➏➫➏➊ ➋ ➎➏➐➏➑➏➒➋➨➳➒➳➌ ➦➭➻➋ ➑➤ ➏➥ ➏➑➨➏➒➏➒ ➏➎➦ ➥➦ ➥ ➤ ➏➫➏ y➏➒➧➤➦➊ ➋ ➑➳ ➎➋➸➼ ➽ ➾ ➚➪ ➶➹ ➘ ➷❰ ❰➘Ó➼➚➱✃❐❒❮➷❰ ❰➷➍➋ ➑ ➏➑➫➦➸➦➊ ➳➫➋ ➥➦ ➥➤➦➫➳➎➏➨ ➭ Ï➋➒ ➧ ➏➒➤➋➌ ➦➨➦ ➏➒ ➤ ➏➊ ➏➫➤➦ ➥➦➌➊➩➎➨➏➒➍➏➸➵ ➏➫➦ ➤➏➨➏➤ ➏ ➦➒➫➋ ➑➏➨➥➦ ➏➒➫➏➑ ➏ ➌ ➳ ➤➋ ➎➊➋➌ ➍➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➤➋➒ ➧ ➏➒➨➋➌ ➏➌➊➩➏➒➏w➏➎➥➦ ➥w➏➊ ➏➤ ➏ ➸➏➥➦ ➎➍➋ ➎➏➐➏➑ ➌ ➏➫➏➊➋ ➎➏➐➏➑ ➏➒➋➨➳➒➳➌ ➦➭
Ô Õ SÖ× ÖØ