• Tidak ada hasil yang ditemukan

NM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang Penerapan Pembelajaran

Social Inquiry untuk membina sikap sosial dan meningkatkan aktivitas belajar

siswa di SMA Arjuna Bandar Lampung, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perolehan RPP Pada siklus I rerataan skor adalah 2 dengan persentase 50%

yang berarti RPP yang digunakan kurang tepat. Siklus II rerataan skor

RPP yang didapat adalah 2.75 dengan persentase 68.7% yang berarti RPP

ini cenderung tepat. Pada siklus III rerataan skor RPP mencapai 3.3

dengan persentase 84.3% yang berarti RPP yang digunakan cenderung

sangat tepat digunakan oleh guru.

2. Rerataan skor perolehan kemampuan guru pada siklus I adalah 2.1 dengan

persentase 70%. Rerataan skor perolehan siklus II pada kemampuan guru

dalam pembelajaran adalah 2.6 dengan persentase 87.6%. Pada

kemampuan guru dalam pembelajaran rerataan skor yang didapat adalah

2.9 yaitu 96.92% yang dinyatakan baik.

3. Perolehan rerataan skor sikap sosial siswa adalah 1.37 dengan persetase

(2)

sikap sosial siswa adalah 2.3 dengan persentase 57.8% yang dinyatakan

sikap siswa pada siklus ini cenderung baik. Pada siklus III perolehan

rerataan skor sikap sosial siswa adalah 3 dengan persentase 75% yang

juga dinyatakan baik

4. Pada aktivitas belajar rerataan skro siklus I yaitu 1.3 dengan presentase

32.5% dinyatakan siswa cenderung cukup aktif. Pada rerata skor

aktivitas belajar siswa siklus II angka yang diperoleh adalah 2.4 dengan

presentase 60% yang dinyatakan bahwa siswa cenderung aktif.

Berdasarkan hasil siklus III rerata skor pada aktivitas belajar siswa yaitu 3

dengan presentase 75% yang dinyatakan bahwa siswa aktif.

5. Pelaksanaan penilaian pembelajaran pada siklus I adalah 1.7 dengan

persentase 56.6% atau cenderung sedang. Pada proses penilaian

pembelajaran rerataan skor yang didapat adalah 2.2 dengan persentase

73.2% atau ada pada kriteria sedang. Pada proses penilaian pembelajaran

rerataan skor yang didapat adalah 2.6 yaitu 86.96% atau dinyatakan baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan disarankan sebagai

berikut :

1. Kepada guru dan calon guru PKn hendaknya dapat menggunakan

pembelajaran yang bervariasi, salah satunya adalah model pembelajaran

social inquiry sebagai alternatif model pembelajaran untuk membina sikap

(3)

2. Guru dalam menjalankan pembelajaran social inquiry hendaknya selalu

melakukan perbaikan pembelajaran secara terus menerus untuk

mendapatkan hasil yang maksimal. Pelaksanaan prosedur model

pembelajaran social inquiry dengan benar akan memungkinkan pendidik

mengelola kelas dengan lebih efektif.

3. Kepada mahasiswa atau peneliti lain yang akan melakukan penelitian

tindakan kelas menggunakan model pembelajaran social inquiry sebaiknya

dapat mengalokasikan waktu dengan tepat dan banyak menggunakan

media pembelajaran yang mudah dimengerti siswa. Hal ini dikarenakan

model pembelajaran social inquiry membutuhkan waktu yang lebih lama,

baik dalam tahap persiapan maupun pelaksanaannya, dan diharapkan

perencanaan yang dilakukan sudah benar-benar siap sehingga akan lebih

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

manusia. Melalui pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi

dirinya yang diperlukan dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dari waktu kewaktu

berkembang pesat.

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pembangunan dalam bidang pendidikan telah banyak dilakukan untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Dalam usaha peningkatan mutu pendidikan

ini, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional telah melaksanakan

perbaikan dan penyempurnaan terhadap sstem pengajaran. Kebijakan yang

diambil adalah pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas guru, pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan. Melalui kebijakan ini diharapkan proses

belajar mengajar dapat ditinggkatkan sehingga mutu pendidikan juga dapat

(5)

Pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang

diharapkan bersama yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa.yang bermanfaat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU RI No20/2003)

Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa

pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah

menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi

belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang

tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang

mendorong siswa mengkontruksikan dibenak mereka sendiri. Dalam proses

belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan

kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang

mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain,

maka anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar

Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan yang memiliki peran dalam

upaya meningkatkat mutu pendidikan, di dalamnya berlangsung proses belajar

mengajar yang merupakan kegiatan paling mendasar dalam pendidikan.

Dalam hal ini guru sebagai komponen sistem pendidikan sekolah mempunyai

(6)

berupa prestasi belajar siswa yang baik, guru harus dapat menciptakan suasana

yang mampu mendorong siswa agar bersikap aktif dan merasa menyenangkan

dalam proses belajar mengajar yang dimaksudkan. Seorang guru hendaknya

memiliki kemampuan dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat

khususnya pembelajaran IPS PKn di SMA.

Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-

nilai pancasilasebagai wahana untuk mengembangkan dan melestatikan nilai

luhur dan Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan

menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan

sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon

guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha

Esa.

Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-

kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan

UUD1945.

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah memberikan

pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang benar dan

sah, meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan

(7)

Tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk

mengembagkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

2. Berpartisifasi secara aktif dan bertanggung jawab, serta bertindak cerdas

dalam kegiatan kemasyararakatan, berbangsa dan bernegara.

3. Berkembang secara positif dan demokratisuntuk membentuk diri

beerdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

hidup bersama dengan bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pecaturan dunia secar

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi.

Demi tercapainya tujuan pembelajaran Pkn hendaknya guru menggunakan

strategi pembelajaran yang tidak hanya mengemangkan kemampuan kognitif

akan tetapi dapat membina sikap sosial siswa. Karena pada tujuan PKn salah

satunya adalah agar siswa dapat menjadi pribadi yang berpartisipasi aktif da

bertanggung jawab

Berdasarkan hasil observasi awal, pada umumnya model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru di SMA Arjuna Bandar Lampung saat ini adalah

penerapan belajar langsung dengan metode ceramah, tanya jawab, dan

penugasan. Guru menjelaskan pelajaran yang diikuti dengan siswa

mendengarkan penjelasan dengan penuh pehatian, selanjutnya guru

(8)

memberi latihan kepada siswa secara individual. Hasil observasi mata

pelajaran PKn diketahui persentase prestasi belajar siswa SMA Arjuna Bandar

Lampung Kelas X. semester genap Tahun Ajaran 2009/2010 adalah sebagai

[image:8.596.135.544.278.411.2]

berikut:

Tabel 1.1 Hasil Tes Mata Pelajaran PKn Kelas Berdasarkan Nilai Uji Blok dan Nilai MID Semester pada Siswa kelas X Semester Genap di SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

Nilai

X 1 X 2 X 3

Jumlah % Ket

Uji Blok

MID Uji

Blok

MID Uji

Blok

MID

65 6 13 9 12 10 12 62 44,92 Belum

Tuntas

65 - 70 3 4 9 6 2 9 33 23,91 Tuntas

71 – 85 5 1 7 6 9 0 28 20,2 Tuntas

85 9 5 0 1 0 0 15 10,87 Tuntas

Jumlah 23 23 25 25 21 39 156 100

Sumber: Guru mata pelajaran PKn

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan persentase ketuntasan belajar siswa

kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 masih belum mencapai

ketuntasan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan SMA

Arjuna Bandar Lampung yaitu dengan nilai 65. ini menunjukkan bahwa

tingkat pemahaman siswa masih jauh dari harapan.

Berikut data siswa yang melakukan kegiatan yang seharusnya tidak dilakukan

(9)
[image:9.596.130.510.89.249.2]

Tabel 1.2. Data Siswa yang Melakukan Kegiatan di Luar Kegiatan Pembelajaran

No Jenis Kegiatan Kelas

X.1 X.2 X.3 X.4

1 Melalaikan dan tidak mengerjakan tugas 7 4 5 3

2 Mencontek PR teman 5 3 5 2

3 Tidak menyimak penjelasan guru 4 5 4 2

4 Mengobrol saat guru menjelaskan 5 3 3 2

5 Mengganggu teman yang sedang belajar 4 2 4 1

6 Keluar kelas tanpa izin 2 - 1 -

Jumlah 27 17 22 10

Sumber : Guru PKn Kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ada

beberapa faktor yang menyebabkan ketidak tercapainya ketuntasan belajar

seperti kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran. Bila guru mengajukan

pertanyaan hanya sedikit siswa yang dapat menjawab dan bila guru

memberikan kesempatan bertanya maka sedikit pula yang bertanya. Selain itu

dapat dilihat dari setiap kali guru menerangkan selama pembelajaran

berlangsung siswa yang aktif hanya 30%, sedangkan siswa yang lainnya hanya

diam dan ngobrol sendiri dengan teman sebangku. Selain itu siswa masih

individual dalam mengerjakan tugas pada waktu diskusi maupun belajar

kelompok.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa pengaruh hubungan

sosial juga berperan dalam hal ini. Beberapa siswa ada yang berkelompok

didalam kelas sehingga hubungan antar satu kelompok dengan yang lain

sebagian ada yang berdasarkan persaingan sehingga kerjasama yang terjadi

tidak maksimal. Hal ini bukan sepenuhnya kesalahan siswa, namun seluruh

elemen dalam bidang pendidikan pun harus berbenah. Maka dari itu

(10)

dan penerapan metode belajar yang tepat melalui pembelajaran yang efektif.

Berdasarkan catatan yang diperoleh dari guru Bimbingan Konseling terdapat

beberapa siswa yang secara sikap mempengaruhi teman sekelasnya, sehingga

beberapa siswa tersebut harus ditangani dengan intensif.

Pada pembelajaran banyak pendekatan dan strategi yang dapat digunakan

dalam proses belajar mengajar, dengan demikian perlu dicari alternatif

pendekatan dan strategi yang cocok dalam pembelajaran materi. Pendekatan

konstruktivisme adalah pendekatan yang menekankan pada siswa untuk

membangun pengetahuan dalam benak mereka, dalam hal ini siswa diberi

kesempatan untuk menerapkan ide-ide mereka sendiri. Keunggulan

pembelajaran tersebut adalah memberi kesempatan pada siswa untuk

mengungkapkan ide-ide mereka, yang menjadikan siswa lebih aktif.

Berdasarkan beberapa penelitian mengenai penggunaan social inquiry yang

salah satunya adalah peningkatan pemahaman konsep masalah sosial melalui

metode inkuiri sosial pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN

Sumberagung Kabupaten Tulungagung oleh Dita Nelasari. Menujukkan

bahwa, penerapan metode inkuiri sosial dapat meningkatkan pemahaman

konsep masalah sosial. Sehingga pada penelitian yang berbeda peneliti ingin

menggunakan metode social inquiry ini untuk membina sikap sosial dan

meningkatkan aktivitas belajar siswa

Keunggulan dari strategi ini adalah menjadikan siswa lebih terlibat secara

(11)

sendiri apa yang ditemukan dalam proses inquiry, menjadikan siswa

melakukan pengamatan, berdiskusi, dan melakukan eksperimen.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Kondisi Siswa

a. Semangat belajarnya kurang dan pasif.

b. Siswa kurang persiapan dalam mengikuti pembelajaran.

c. Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran kurang.

d. Sikap siswa yang masih mengganggu teman dalam pembelajaran

e. Terjadinya Persaingan tidak sehat antar kelompok siswa

2. Kondisi Guru

Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran sesuai dengan

kebutuhan sosial anak belum maksimal.

3. Kondisi Pelaksanaan Pembelajaran

a. Belum sesuai dengan standar proses

b. Komunikasi praktis searah, interaksi kurang.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan masalah dalam

(12)

Membina Sikap Sosial dan Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa di SMA

Arjuna Bandar Lampung”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran PKn untuk menerapkan

strategi pembelajaran inquiry social yang dapat membina sikap sosial dan

meningkatkan aktivitas belajar siswa?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dalam menerapkan strategi

pembelajaran inquiry social yang dapat membina sikap sosial dan

meningkatkan aktivitas belajar siswa?

3. Bagaimana sistem evaluasi pembelajaran strategi pembelajaran inquiry

social yang dapat membina sikap sosial dan meningkatkan aktivitas

belajar siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini :

1. Menjelaskan rencana pelaksanaan pembelajaran PKn dalam menerapkan

strategi pembelajaran inquiry social yang dapat membina sikap sosial dan

meningkatkan aktivitas belajar siswa

2. Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran dalam menerapkan strategi

pembelajaran inquiry social yang dapat membina sikap sosial dan

(13)

3. Mengetahui sistem evaluasi pembelajaran strategi pembelajaran inquiry

social yang dapat membina sikap sosial dan meningkatkan aktivitas

belajar siswa

F. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Untuk melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori

yang sudah diperoleh melalui penelitian sebelumnya.

b. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang kajian-kajian strategi

pembelajaran yang dapat di terapkan dalam kegiatan pembelajaran di

kelas

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa

Dapat menciptakan suasana kelas yang saling menghargai nilai- nilai kebersamaan dan kerjasama

Menumbuhkan semangat kerjasama, karena dalam pembelajaran kooperatif keberhasilan individu merupakan tanggung jawab

kelompok.

b. Bagi Guru

Sebagai motivasi meningkatkan keterampilan bervariasi yang dapat

memperbaiki sistem pembelajaran

(14)

Termotivasi untuk mengadakan penelitian sederhana yang

bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan

meningkatkan kemampuan guru bidang studi.

c. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran untuk dapat merubah sikap siswa

dalam hubungan sosial

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah

1. Obyek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian yang akan diteliti adalah Penerapan

Strategi Pembelajaran Social Inquiry untuk Membina Sikap Sosial dan

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa di Sekolah

2. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah di SMA Arjuna Bandar Lampung

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

(15)

5. Ruang Lingkup Penelitian ini meliputi aspek

1) Pembelajaran Inkuiri Sosial, meliputi keterlibatan siswa secara

maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara

maksimal dalam proses kegiatan belajar, mengembangkan sikap

percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses

inkuiri

2) Sikap Sosial, meliputi pengalaman pribadi, interaksi dengan orang lain

atau kelompok, pengaruh media massa, kebiasaan, dan tingkat

pendidikan

3) Aktivitas Belajar, seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-

ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan

terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi,

memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.

6. Ruang Lingkup Ilmu Kajian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin

ilmu-ilmu sosial. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu dari

lima tradisi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yakni citizenship

tranmission, yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi

psikologis dan sosial budaya kewarganegaraan individu, dengan

menggunakan ilmu politik, ilmu pendidikan sebagai landasan kajiannya

atauan penemuannya intinya yang diperkaya dengan disiplin ilmu lain

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Tes Mata Pelajaran PKn Kelas Berdasarkan Nilai Uji Blok dan Nilai MID Semester pada Siswa kelas X Semester Genap di SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010
Tabel 1.2. Data Siswa yang Melakukan Kegiatan di Luar Kegiatan

Referensi

Garis besar

NM

Dokumen terkait

prestressing dapat sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur yang sama tetapi dari beton bertulang biasa dengan menggunakan tulangan baja mutu

o Siswa dipersiapkan untuk duduk dalam bentuk lingkaran o Siswa ditanya kembali tentang unsur-unsur dalam

Penelitian difokuskan pada karya Jalan Sunyi Bhisma karya Puput Pramuditya sebagai representasi dari cerita pewayangan Bhisma yang dikaji berdasarkan pendekatan semiotik tipologi

198.951.000,00.- (Seratus Sembilan Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Lima Paluh Satu Ribu Rupiah) Termasuk. PPN

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan langkah-langkah yang tepat penggunaan media PowerPoint dalam peningkatan pembelajaran kosakata Bahasa Inggris kelas V

Selanjutnya hasil simulasi dapat dilihat pada tabel 3 pada variasi jumlah mesh dan parameter- parameter yang disebut diatas pada kondisi sudut serang 0 derajat..

Milik Negara/Daerah pada laporan Keuangan Pemerintah Pusat/ Daerah yang akuntabel sesuai dengan nilai wajarnya, serta dalam rangka mewujudkan pengelolaan4. Barang Milik

HUBUNGAN MOTOR ABILITY DENGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR (PASSING_STOPPING, DRIBBLING DAN SHOOTING) PADA CABANG OLAHRAGA FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu