• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PENDEKATAN TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS II SDN 4 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PENDEKATAN TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS II SDN 4 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PENDEKATAN TEMATIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS II SDN 4 TAMANSARI

KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh

SRI WATI

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran didapat bahwa secara umum siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep IPA, disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan guru didominasi dengan metode ceramah. Selain itu dalam penyampaian pembelajaran IPA juga masih terpisah-pisah dengan mata pelajaran yang lain, sehingga pemahaman siswa tentang pembelajaran IPA menjadi rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA menggunakan model pembelajaran picture and picture. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Subjek tindakan penelitian adalah siswa kelas II semester genap Tahun Ajaran 2011 – 2012 sebanyak 23 siswa di SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran. Indikator keberhasilan apabila siswa telah mencapai nilai rata-rata kelas minimal 70.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Rata-rata aktivitas belajar siklus I sebesar 64,00 dan rata-rata aktivitas belajar siklus II sebesar 83,75. Adapun hasil belajar, khususnya pada pelajaran IPA diperoleh hasil dengan rata-rata 66,09 di siklus I dan 75,74 di siklus II.

Dengan demikian maka pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran, khususnya pada mata pelajaran IPA.

Oleh sebab itu pembelajaran di kelas rendah hendaknya guru menggunakan model pembelajaran picture and picture lebih interaktif dalam mempermudah siswa memahami berbagai konsep termasuk konsep mengenai kedudukan matahari.

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Siswa di kelas I, II, dan III berada pada rentang usia dini yang masih melihat

segala sesuatunya sebagai satu keutuhan (holistik), sehingga pembelajarannya

masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I, II, dan III yang terpisah untuk

setiap mata pelajaran akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk

berpikir holistik. Model pembelajaran picture and picture merupakan strategi

pembelajaran yang diterapkan bagi anak kelas awal sesuai dengan tahapan

perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan

pembelajaran bermakna. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran bagi anak kelas

awal SD sebaiknya dilakukan dengan model pembelajaranpicture and picture.

Kegiatan dalam proses pembelajaran yang ada saat ini sebagian besar sekolah

masih belum menerapkan model pembelajaran picture and picture untuk siswa

kelas I, II, dan III. Masalah yang berkembang di lapangan adalah masih terjadi

selisih pendapat para guru tentang pengertian, maksud dan tujuan model

pembelajaranpicture and picturedan masih terjadi kebingungan dan merasa repot

(3)

2

SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran. Pembelajaran

di kelas II masih menyajikan mata pelajaran terpisah sehingga siswa kurang

mengembangkan kemampuan berpikirnya secara optimal. Pada siswa kelas II di

SDN 4 Tamansari, secara umum mengalami kesulitan dalam memahami konsep

yang disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi. Selain itu dalam penyampaian, model pembelajaran masih

terpisah-pisah dengan mata pelajaran yang lain, sehingga pemahaman siswa

tentang model pembelajaran menjadi rendah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu melakukan suatu tindakan

pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran secara holistik, yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran picture and picture. Model pembelajaran

picture and picturemerupakan suatu bentuk model pembelajaran yang melibatkan

beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada

siswa. Model pembelajaran picture and picture diajarkan pada siswa SD kelas

rendah (kelas I, II, dan III), karena pada umumnya mereka masih melihat segala

sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Perkembangan fisiknya tidak bisa

dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, emosional. Model pembelajaran

picture and picturelebih mengutamakan pengalaman belajar siswa, yakni melalui

belajar yang menyenangkan tanpa tekanan dan ketakutan tetapi tetap bermakna

(4)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah

yang muncul di kelas, sebagai berikut :

1. Rata-rata hasil tes siswa pada tahun sebelumnya selalu rendah (< 50).

2. Perhatian siswa cenderung tidak fokus.

3. Siswa kurang dapat mengaitkan isi pelajaran dengan keadaan alam

sekitarnya.

4. Tingkat kehadiran siswa rendah, setiap kali pertemuan lebih dari 3 orang

bolos tanpa ijin.

5. Kurangnya dukungan orang tua terhadap belajar anak.

6. Siswa kurang terampil, jika diberi tugas mengerjakan sebuah keterampilan.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan beberapa masalah yang teridentifikasi, maka penulis membatasi

masalah penelitian sebagai berikut :

Upaya meningkatkan aktivitas belajar melalui model pembelajaran picture and

picture di kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten

Pesawaran.

1.4 Rumusan Masalah dan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

(5)

4

Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran. Atas dasar masalah tersebut,

permasalahan yang diajukan adalah:

1. Apakah model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada tema kesehatan di kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan

Gedongtataan Kabupaten Pesawaran?

2. Apakah dengan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada pelajaran IPA kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan

Gedongtataan Kabupaten Pesawaran?

Dengan demikian judul penelitian ini adalah upaya meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar dengan pendekatan tematik melalui model pembelajaran picture and

picture pada siswa kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan

Kabupaten Pesawaran.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar melalui model pembelajaran picture

and picture pada siswa kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan

Kabupaten Pesawaran.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran picture

and picture pada pada pelajaran IPA kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan

(6)

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa

Meningkatkan hasil aktivitas siswa dalam tema kesehatan di kelas II SDN 4

Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

2. Guru

Memberikan pengalaman tentang model pembelajaran tematik menggunakan

model pembelajaranpicture and picturepada siswa kelas II SDN 4 Tamansari

Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

3. Sekolah

Sebagai bahan masukan sekaligus sebagai pengetahuan untuk meningkatkan

aktivitas belajar menggunakan penerapan model pembelajaran picture and

picture pada siswa kelas II SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan

Kabupaten Pesawaran.

4. Peneliti

Sebagai wahana pengembangan kompetensi yang dimiliki dalam pembelajaran

(7)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Teori Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan memahami dan menemukan sesuatu yang belum

diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah

proses perubahan peri1aku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan (Sanjaya,

2006:112). Pada teori belajar yaitu aliran behavioristik-elementeristik dan aliran

kgnitif holistik.

Menurut aliran behavioristik, be1ajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan

yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau

berhubungan antara Stimulus dan Respon (S-R). Tokoh-tokoh dalam kelompok

teori belajar behavioristik diantaranya Thorndike, Pavlop, Skiner, Hull dan

Guthrie (Sanjaya, 2006:114).

Teori-teori yang termasuk kedalam kelompok kognitif holistik, diantaranya teori

Gestalt (Kofka, Kohler dan Wertheinmer), teori Organismik (Wheeler), teori

Humanistik (Maslow dan Rogers) dan teori Konstruktivistik, Jean Piaget dalam

Sanjaya (2006:115). Menurut teori Gestalt dalam Sanjaya (2006:120) belajar

(8)

Menurut Nasution dalam Sanjaya (2006:121) prinsip penerapan teori Gestalt

antara lain : (a) Belajar berdasarkan keseluruhan : Teori Gestalt menganggap

bahwa keseluruhan itu lebih memiliki makna dibandingkan dari yang membentuk

bagian-bagian. Bagian-bagian hanya berarti apabila ada dalam keseluruhan.

Sebuah kata akan bermakna manakala ada dalam sebuali kalimat. Demikian juga

kalimat akan memiliki makna apabila ada dalam suatu rangkaian karangan; (b)

Anak yang belajar merupakan keseluruhan, dan; (e) Belajar berdasarkan

pengalaman.

Berdasarkan beberapa teori pembelajaran, maka penulis menyimpulkan bahwa

belajar merupakan suatu kegiatan memahami dan menemukan sesuatu yang belum

diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah

proses perubahan perilaku dengan akibat pengalaman dan latihan.

1.2 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani, dibantu

oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Sardiman

(2003:100) menggolongkan jenis-jenis aktivitas belajar siswa antara lain:

(9)

8

Menurut Arikunto (2006:l7) kriteria aktivitas belajar dapat digolongkan seperti

tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa

No KRiTERIA (%) T[NGKATAN

1 >75 Baik

2 56–75 Cukup Baik

3 40–55 Kurang Baik

4 <40 Tidak Baik

Adapun yang menjadi indikator aktivitas belaja siswa menurut Wardhani, (2005: 2)

adalah : (a) Aktif yaitu aktif bertanya, mengemukakan pendapat; (b) Kreatif yaitu

merancang/membuat melalui karya; (c) Efektif yaitu memanfaatkan kesempatan

belajar yang ada; (d) Berani yaitu berani mencoba, berbuat dan bereksperimen.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa menurut

Sardiman (2003 :102) dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor : internal dan

faktor eksernal. Kedua fakor tersebut saling mempengaruhi dalam proses individu

sehingga menemukan kualitas hasil belajar.

1. Faktor Internal, meliputi :

a. Faktor fisiologis yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

individu;

b. Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

mempengaruhi aktivitas belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama

mempengaruhi aktivitas belajar adalah kecerdasan/intelegensia siswa

merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam aktivitas belajar

(10)

Motivas adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan

belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan

kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai

proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah,

dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh

dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, Minat

sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh

terhadap aktivitas belajar, Sikap individu dapat mempengaruhi

keberhasilan aktivitas belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang

mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons

dengan cara yang relative tetap terhadap obyek, Bakat adalah kemampuan

seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam aktvitas

belajar seseorang.

2. Faktor-akor Eksternal mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua

golongan, yaitu :

a. Lingkungan Sosial yang meliputi : lingkungan sosial sekolah, lingkungan

sosial masyarakat, lingkungan sosial keluarga.

b. Lingkungan non sosial meliputi : lingkungan alamiah, faktor instrumental,

faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).

Dengan demikian yang dimaksud dengan aktivitas siswa dalam penelitian ini

adalah proses interaksi yang melibatkan aktivitas melihat, mengucapkan,

mendengarkan, menulis, menggambar, keterampilan, sikap dan emosi siswa untuk

(11)

10

1.3 Pendekatan Tematik

Pendekatan tematik yang dipakai ada dua, yaitu pendekatan induktif dan

pendekatan deduktif. Pendekatan induktif adalah suatu penalaran dari khusus ke

umum. Sedangkan pendekatan deduktif adalah suatu penalaran dari umum ke

khusus. Kedua pendekatan ini adalah pendekatan yang ditinjau dari interaksi

antara siswa dengan bahan ajar.

Depdiknas (2008:53) menjabarkan bahwa model pembelajaranpicture and picture

adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa

mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Model pembelajaran picture and picture merupakan suatu strategi pembelajaran

yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang

bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran dapat dilihat dari aspek

proses atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar kelas 1, kelas 2,

dan kelas 3. karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai

suatu keutuhan holistik. Perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan

dengan perkembangan mental, sosial dan emosional (Hafidh, 2011:3).

1.4 Model PembelajaranPicture and Picture

Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya

(12)

keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan-keterampilan kooperatif. Keterampilan

kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas.

Hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar

anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas

antar kelompok selama kegiatan. Lingkungan belajar untuk pembelajaran

kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam

menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru

merupakan suatu struktur tingkat tinggi dalam pembentukan kelompok dan

mendefinisikan semua prosedur, namum siswa diberi kebebasan dalam

mengendalikan dari waktu ke waktu di dalam kelompoknya. Jika pelajaran

pembelajaran kooperatif ingin menjadi sukses, materi pelajaran yang lengkap

harus tersedia di ruangan guru atau di perpustakaan atau di pusat media.

Keberhasilan juga menghendaki syarat dan menjauhkan kesalahan tradisional,

yaitu secara ketat mengelola tingkah laku siswa dalam kerja kelompok. Model

pembelajaran picture and picture ini dapat digunakan dalam berbagai mata

pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan kreatifitas guru. Sejak dipopulerkan

sekitar Tahun 2002, model pembelajaran ini mulai menyebar dikalangan guru di

Indonesia. Dengan menggunakan model pembelajaran tertentu maka

pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini hanya guru sebagai actor di

depan kelas, dan seolah-olah guru-lah sebagai satu-satunya sumber belajar.

Pembelajaran modern memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.

(13)

12

setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan

sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif,

setiap pembelajaran harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk

menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan

menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang

diperoleh dari proses pembelajaran.

Setiap model pembelajaran harus dipersiapkan dengan baik agar proses

pembelajaran dapat berlangsung efektif, tanpa persiapan yang matang

pembelajaran apapun akan membuat siswa menjadi jenuh. Model belajar dan

pembelajaran juga harus berganti-ganti dalam beberapa pentemuan agar belajar

mengajar tidak monoton dalam kelas.

Model Pembelajaran picture and picture, mengandalkan gambar sebagai media

dalam proses pembelajaran. Gambar-ganibar ini menjadi factor utama dalam

proses pembelajaran ini. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah

menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam

bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT

(information comunication technology) dapat menggunakan Power Point atau

softwareyang lain (Wahidah, 2011:3).

1.3.1 Langkah-langkah dalam Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture

Langkah-langkah dalam Penggunaan Model Pembelajaran Picture and Picture

(14)

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi

Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka

siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya.

Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian

KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh

peserta didik.

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru

memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses

pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi

yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi

dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk

belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan

dengan materi

Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam

proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh

guru atau oleh temannya. Dalam pembelajaran bahasa Inggris atau bahasa

Indonesia siswa dapat menceritakan kronologi, jalan cerita atau maksud dari

gambar yang ditunjukan. Dalam pelajaran matematika dapat digambarkan

tentang kubus, segitiga atau lainnya dari sini dapat digambarkan mengenai

(15)

14

dapat ditunjukan bagaimana dengan proses terjadinya batuan. Ingatlah bahwa

”Jika Dapat Divisualkan” kenapa harus pakai kata-kata. Dengan picture atau

gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah

memahami materi yang diajarkan.

Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru Anda dapat

memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau

demontrasi tentang kegiatan tertentu seperti membuat kopi, menggoreng

tempe dan sebagainya.

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara

langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara

adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan

tugas yang harus diberikan.

Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat,

atau dimodifikasi. Jika menyusunkan bagaimana susunannya. Jika melengkapi

gambar mana gambar atau bentuknya, panjangnya, tingginya atau sudutnya.

Perlu diingat uratan dalam pembuatan harus benar, sebagai contoh dalam

matematika untuk menggambar diagonal ruang ada langkah yang harus

dilakukan dengan benar sampai ditemukan diagonal ruangnya. Untuk

menceritakan gambar dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia ada

(16)

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Setelah itu

ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan

indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan

teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM

semakin menarik.

6. Dan alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan

penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk

mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui

bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah

ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah

ditetapkan.

7. Kesimpulan/rangkuman (Wahidah, 2011:4).

1.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Model PembelajaranPicture and Picture

Keunggulan model pembelajaranpicture and picture, adalah:

1. Memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan oleh guru ketika

menyampaikan materi pelajaran.

2. Siswa cepat tanggap atas materi yang disampiakan karena diiringi dengan

gambar-gambar.

3. Siswa dapat membaca satu persatu sesuai dengan petunjuk yang ada pada

(17)

16

4. Siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan bagi mereka atas tugas yang

diberikan guru karena berkaitan dengan permainan mereka sehari-hari yakni

main gambar-gambar.

5. Adanya saling berkompetensi antar kelompok dalam menyusun gambar yang

telah dipersiapkan oleh guru sehingga seuasana kelas terasa hidup.

6. Siswa lebih kuat mengingat konsep-konsep atau bacaan yang ada pada gambar.

7. Menarik bagi siswa dikarenakan melalui audio visual dalam bentuk

gambar-gambar.

Selain itu model pembelajaran ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam

penerapannya. Adapun kelebihan dari model pembelajaran picture and picture,

adalah:

1. Guru dengan metode inovatif ini akan dapat dengan mudah mengetahui

kemampuan masing-masing siswa.

2. Melatih berpikir logis dan sistematis siswa.

3. Dengan model ini dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

4. Guru hanya sebagai pendamping dalam proses belajar.

5. Proses belajar akan dapat diikuti secara seragam oleh siswa

Sedangkan kekurangan dari model pembelajaranpicture and picture, adalah:

1. Memakan banyak waktu.

2. Banyak siswa yang pasif kalau tidak dipanggil namanya oleh pengajar.

3. Harus mempersiapkan banyak alat dan bahan yang berhubungan dengan

materi yang akan diajarkan dengan model tersebut.

(18)

5. Guru dituntut untuk lebih terampil dalam menyajikan gambar sehingga

mendorong motivasi siswa untuk belajar aktif.

6. Kesuksesan model pembelajaran ini diukur dari kelengkapan materi pelajaran

dan di pusat media yang digunakan dalam pembelajaran (Wahidah, 2011:7).

1.5 Kerangka Pikir

Penerapan model pembelajaranpicture and picturedalam pelajaran IPA membuat

siswa merasa bosan dan enggan dalam belajar IPA sehingga aktivitas

pembelajaran cenderung rendah. Penggunaan model pembelajaran picture and

picture dapat menjadi a1ternatif dalam peningkatan aktivitas belajar siswa pada

pembelajaran IPA dengan tema kesehatan di kelas II.

Tahap perkembangan anak usia SD yang masih dalam tahap operasional konkret,

menuntut guru untuk aktif dalam mengkombinasikan model pembelajaran di

kelas. Model pembelajaranpicture and picture dapat menjadi salah satu alternatif

dalam pembelajaran IPA.

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

1.6 Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis peneiltian

(19)

18

kesehatan menggunakan model pembelajaranpicture and picture di kelas II SDN

4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran dengan tahap yang

(20)

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)

yang dilaksanakan di kelas 2 SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan

Kabupaten Pesawaran. Subjek penelitian adalah siswa kelas 2 yang berjumlah 23

anak, terdiri dari 12 anak perempuan dan 11 anak laki-laki dengan tingkat

kemampuan IPA yang homogen. Pada penelitian ini akan dibentuk enam

kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 orang. Pembagian kelompok

dibentuk berdasarkan hasil tes ualangan harian.

Menurut Arikuto dalam Dewi (2008) penelitian tindakan kelas merupakan sebuah

penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Penelitian tindakan bersifat

partisipatoris dan kolaboratoris.

Penelitian dilakukan antuk mengamati permasalahan yang ada di dalam kelas

yang dapat menghambat proses pembelajaran, dan mencari solusi atau

langkah-langkah yang dianggap paling efektif dalam proses belajar mengajar. Dalam

penelitian ini dipergunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan

(21)

20

1. Bersifat partisipasif, yang artinya melibatkan para pelaksana program kegiatan

yang akan diperbaiki.

2. Bersifat kolaboratif, artinya dikerjakan bersama antara peneliti, kepala sekolah

dan dewan guru sejak dari merumuskan masalah sampai kepada penyusunan

kesimpulan dan saran (rekomendasi).

3. Cara penelitiself refleksi spiral (putaran spiral) berbentuk spiral yang dimulai

dari perencanaan (planning) pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan

akademik terhadap hasil tindakan yang dilakukan (observing) dan perencanaan

yang diulang tindakan berikutnya (replanning) (M. Zaini Hasan, 1997).

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini di1aksanakan di SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan

Kabupaten Pesawaran. Alasan menggunakan lokasi atau tempat ini yaitu dengan

pertimbangan bahwa penulis bekerja pada sekolah tersebut, sehingga

memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian

yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini di1aksankan selama 3 (tiga) bulan.

3.1.3 Subyek Pene1itian

Subyek penelitian adalah siswa kelas II SDN SDN 4 Tamansari Kecamatan

Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun 2011, dengan jumlah siswa 23 orang,

(22)

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

menurut Aqib (2006:21) dapat dilaksanakan denga mengikuti prosedur penelitian

berdasarkan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation),

refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara

berulang dalam bentuk siklus.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaannya penulis merencanakan menggunakan 2 siklus sebagai

dasar penelitin tindakan kelas.

Siklus ke-1

1. Tahap Perencanaan (Planing), mencakup:

a. Menganalisis Silabus/Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran model pembelajaran

picture and picturedengan tema kesehatan.

c. Merancang model pembelajaranpicture and picture.

d. Mendiskusikan penerapan model pembelajaranpicture and picture.

e. Menyiapkan intrumen (angket, pedoman obserasi, tes akhir).

f. Menyusun kelompok belajar peserta didik.

g. Merencanakan tugas kelompok.

2. Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup:

(23)

22

b. Menerapkan model pembelajaranpicture and picture.

c. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah kegiatan sesui rencana.

3. Tahap Mengamati (observation) mencakup:

a. Melakukan diskusi dengan guru kelas dan kepala sekolah rencana observasi.

b. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran picture

and pictureyang di1akukan guru kelas II.

c. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model

pembelajaranpicture and picture.

d. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang

kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran

perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

4. Tahap refleksi (Reflection), mencakup:

a. Menganalisis temuan saat me1akukan observasi pelaksanaan observasi.

b. Mengana1isis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran picture and picture dan mempertimbangkan langkah

selanjutnya.

c. Melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran picture and

picture.

d. Melakukan refleksi terhadap kreativitas peserta didik dalam pembelajaran

IPA.

e. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.

Siklus ke-2

(24)

a. Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan, dan mencari upaya perbaikan

untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

b. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran seperti menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan perangkat pembelajaran lainnya.

c. Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus 1.

2. Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup:

a. Me1akukan analisis pemecahan masalah.

b. Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan model

pembelajaranpicture and picture.

3. Tahan Mengamati (observation), mencakup:

a. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran picture

and picture.

b. Mecatat perubahan yang terjadi.

c. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran

dan memberikan balikan.

4. Tahap Refleksi (Reflection), mencakup:

a. Merefleksikan model pembelajaranpicture and picture.

b. Merefleksikan hasil belajar pesera didik dengan penerapan model

pembelajaranpicture and picture.

c. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian.

Dari tahap kegiatan pada siklus 1 dan 2, hasil yang diharapkan adalah agar :

1. Peserta didik memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat

(25)

24

2. Guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan model pembelajaran

interaktif dengan kerja kelompok khusus pada mata pelajaran IPA.

3. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data (Arikunto, 1998:125). Metode yang digunakan

dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

data. Data tertulis tentang daftar nama siswa, jumlah siswa dan data lain

yang akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Metode dokumentasi

digunakan untuk mengumpulkan data nama dan jumlah siswa kelas II

SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

2. Metode Tes

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mempero1eh data hasil

belajar siswa dengan model pembelajaranpicture and picture.

3. Metode Observasi

Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk

mengamati aktivitas belajar siswa (mental activity) dalam kegiatan belajar

(26)

3.4.2 Instrumen Penelitian

1. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang berupa aktivitas mental

siswa (mental activities) dalam kegiatan belajar mengajar dengan model

pembelajaranpicture and picture.

2. Tes Tertulis (Obyektif Tes) : Tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir

siklus dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini ada 2 siklus

berarti ada 2 kali tes, yaitu berupa obyektif tes. Tes ini digunakan untuk

mengukur sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang

dajarkan.

3. Kuisoner atau angket, digunakan untuk mengungkap tanggapan (respon)

siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaranpicture and picture.

3.5 Tekni Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitan ini adalah menggunakan 2 (dua) teknik

sebagai berikut :

1. Analisis deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan

peningkatan aktivitas belajar siswa yang berupa mental activity dan hasil

belajar siswa dari setiap siklus dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Analisis kuantitatif, menggunakan lembar observasi untuk mengetahui

peningkatan mental activities belajar siswa. Kemudian dianalisis

menggunakan analisis persentase. Untuk analisis presentase menggunakan

(27)

26

P = 100%

X S

Keterangan:

P = Persentase pelaksanaan setiap indikator

S = Jumlah skor perolehan untuk setiap indikator

N = Jumlah skor total

Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) kategori yaitu : aktif dan pasif. Siswa yang

memiliki skor:

2 = Untuk kategori aktif

1 = Untuk kategori pasif

3.6 Indikator Keberhasilan

Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran sekurang kurangnya 75%

berperan aktif dalam pembelajaran dengan model pembelajaran picture and

(28)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas II

SDN 4 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran IPA pada tema kesehatan dengan

menggunakan model pembelajaran picture and picture mengalami

peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari data yang diperoleh pada

pembelajaran di siklus I dan siklus II, aktivitas belajar siswa pada siklus I

mencapai rata-rata 64,00 sedangkan pada siklus II mencapai rata-rata 83,75.

2. Pembelajaran dengan pendekatan tematik menggunakan model pembelajaran

picture and picturedapat meningkatkan hasil belajar khususnya pembelajaran

IPA. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari data yang diperoleh pada

pembelajaran di siklus I dan siklus II, hasil belajar siswa pada siklus I

mendapat nilai rata 66,09 sedangkan pada siklus II mendapat nilai

(29)

44

5.2 Saran

1. Bagi siswa. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran picture and

picture dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan meningkatkan hasil

belajar siswa.

2. Bagi Guru. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran picture and

picture menghendaki pengelompokan siswa yang fleksibel, yaitu setiap

kelompok tidak lebih dari 4 atau 5 orang siswa. Sebelum pelaksanaan

pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami langkah-langkah

penerapan model pembelajaranpicture and picture.

3. Bagi sekolah. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran picture and

picture dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah

(30)

Aqib, Zainal. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bumi Aksara. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Depdiknas. 2008.Pendekatan Tematik.Jakarta.

Dewi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Hafidh. 2011. ”Pengertian Pembelajaran Tematik”, dalam http://ptuna63.wardprss.com. 7 September 2009.

Hasan, M. Zaini. 1997.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Bandung.

Sardiman, AM. 2003.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sutrimanti. T, Puruhita. Umi C, Darkash. Dina,. 2006. Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Depdiknas, Jakarta.

Wahidah, Nur. “Model Pembelajaran Picture and Picture”, dalam http://elexmedia.multiply.com. 24 November 2011.

Gambar

Tabel 2.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu peneliti mengadakan revisi dan evaluasi lagi untuk mendapatkan hasil yang optimal dan akhirnya peneliti melakukan siklus II dan didapatkan hasil

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan tematik melalui model pembelajaran

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoristis dapat memberikan sambungan kepada pembelajaran IPA utamanya pada peningkatan keaktifan belajar siswa