ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN PENDEKATAN TEMATIK MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF GRUP INVESTIGATION KELAS III SD NEGERI 4 TAMAN SARI KECAMATAN GEDONG TATAAN
KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2011 – 2012
Oleh SA’DIYAH
Permasalahan Penelitian ini adalah rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : metode yang digunakan masih metode ceramah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tindakan kelas : Subyeknya kelas III SD Negeri 4 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan tematik melalui model pembelajaran Kooperatif Grup Investigation. Penelitian tindakan kelas dibagi menjadi 2 siklus tiap-tiap siklus meliputi : tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif grup investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 4 Taman Sari dari siklus ke siklus yang ditunjukan dengan meningkatnya aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus pertama 62,5% sedangkan pada siklus kedua rata-rata 81,25%. Hasil belajar pada siklus pertama mencapai hasil rata-rata 63,3%. Pada siklus kedua mencapai nilai rata-rata 73,3%.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Landasan Yuridis
Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik disekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Menurut Sugiharto (2007:3) menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
Negeri 4 Taman Sari karena guru menggunakan metode yang monoton yang justru membuat proses pembelajaran menjadi kurang bermakna.
Untuk itu penulis dalam penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif grup investigation pada tema lingkungan diharapkan aktivitas belajar siswa kelas III SD Negeri 4 Taman Sari akan mengalami peningkatan. Karena model pembelajaran kooperatif grup investigation lebih menekankan pada partisipan dan aktivitas siswa untuk mencari materi sendiri (informasi) .
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas oleh beberapa penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa kelas III SD Negeri 4 Taman Sari adalah :
1. Metode yang digunakan hanya metode ceramah
2. Siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
3. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi dan tidak inovatif sehingga membosankan dan tidak menarik minat siswa
4. Siswa tidak pernah diberi pengalaman langsung dalam mengamati sesuatu 5. Belum terbiasa menggunakan alat peraga yang dapat mempermudah suatu
1.3 Pembatasan, Rumusan Masalah dan Permasalahan
1.3.1 Pembatasan
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan pelajaran matematika dengan tema lingkungan semester 1 (ganjil)
1.3.2 Rumusan Masalah dan Permasalahan
Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan pendekatan tematik melalui model pembelajaran kooperatif grup investigation siswa kelas III SD Negeri 4 Taman Sari Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian tindakan kelas yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pendekatan tematik melalui model pembelajaran kooperatif grup investigation
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan tematik melalui model pembelajaran kooperatif grup investigation
1.5 Manfaat Hasil Penelitian
a. Siswa lebih aktif dan kreatif daalam mengikuti proses pembelajaran b. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif grup investigation. 2. Bagi Guru
Guru menjadi lebih terampil dalam memilih model pembelajaran yang tepat 3. Bagi Sekolah
a. Untuk penyelenggaraan pembelajaran di SD dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa maka akan meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah
b. Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah
4. Bagi Peneliti
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Belajar
2.1.1 Teori Belajar Behaviorisme
Belajar dalam teori behaviorisme didasarkan pada pemikiran bahwa belajar merupakan salah satu jenis prilaku (behavior) individu atau peserta didik yang dilakukan secara sadar. Individu berprilaku apabila ada rangsangan (stimuli) sehingga dapat dikatakan peserta didik di SD akan belajar apabila menerima rangsangan dari guru
Belajar adalah suatu kegiatan memahami sesuatu yang belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah proses perubahan prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan, Sanjaya (2006:112)
2.1.2 Teori Belajar Humanisme
2.1.3 Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan. Dalam aktivitas belajar cognition diartikan sebagai aktivitas mengetahui, memperoleh,
mengorganisasikan dan menggunakan pengetahuan (Lefrancois,1985)
Teori ini dikemukakan oleh Jean Piaget yang memandang individu sebagai struktur kognitif, peta mental, skema atau jaringan konsep guna memahami dan menanggapi pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan.
Dari teori-teori di batas penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses membangun makna dimana setiap proses belajar harus bermakna bagi proses tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikes dalam suasana yang menyenangkan baik bagi siswa maupun guru
2.1.4 Aktivitas belajar
Aktivitas belajar adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Menurut Sudirman (2004:95) mengemukakan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, tanpa aktivitas proses belajar tidak mungkin hanya cukup dengan mendengarkan dan mencatat saja
dan diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda seperti siswa akan bertanya, mengajukan, pendapat dan berdiskusi dengan guru
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan atau dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan,menyenangkan, lama kelamaan mendatangkan kepuasaan
2.1.5 Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik yang dipakai ada dua , yaitu pendekatan induktif dan
pendekatan deduktif . Pendekatan induktif adalah suatu penalaran dari khusus ke umum . Sedangkan pendekatan deduktif adalah suatu penalaran dari umum ke khusus . Kedua pendekatan ini adalah pendekatan yang ditinjau dari interaksi antara siswa dengan bahan ajar.
Menurut Purwadinata dalam Ichsan (2009), pembelajaran tematik merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan bagi anak kelas awal sekolah dasar. Sejalan dengan pendapat tersebut, Depdiknas (2008:53) menjabarkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
waktu , aspek kurikulum dan aspek belajar mengajar kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan holisitk. Perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, social dan emosional (Hafidh, 2011:3).
2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Grup Investigation
a. Pengertian Pembelajaran Grup Investigation
Grup Investigation adalah pembelajaran yang melibatkan siswa sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigation. Model pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok
Tujuan dari Model Grup Investigation ini adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam rangka berpartisipasi dalam proses sosial demokratik dengan mengkombinasikan perhatian-perhatian pada kemampuan antar personal (kelompok) dan kemampuan rasa ingin tahu akademis. Aspek-aspek dari
pengembangan diri merupakan hasil perkembangan yang utama dari model ini (Sutikno, 2003:27)
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Grup Investigation (GI)
Slavin (dalam Asthika, 2005:24) mengemukakan tahapan-tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif grup investigation
3. Tahap Penyelidikan (Investigation) 4. Tahap Pengorganisasian
5. Tahap Presentasi 6. Tahap Evaluasi
c. Ciri Khas Pembelajaran Grup Investigation
1. Menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
2. Para siswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok
3. Ketertiban siswa secara aktif dimulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran
4. Peran guru dalam grup investigation adalah sebagai pembimbing, konsultan dan memberi kritik yang membangun
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penerapan model pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang tumbuhan hijau kelas V SDN Temenggungan 02 Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar/ Iswandi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa :
presentasi pada pertemuan pertama dan kedua yang mana siklus 2 siswa lebih aktif dari pada siswa pada siklus 1
2. Tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran model kooperatif group investigation secara umum positif yaitu antara lain siswa merasa bahwa
metode group investigation menyenangkan dan bisa dijadikan variasi kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran tidak monoton
3. Tanggapan guru terhadap penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation cukup positif, guru beranggapan bahwa metode tersebut dapat
membuat siswa aktif bekerja dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi 4. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai yang diperoleh pada post test siklus 1 dan
siklus 2 menunjukkan peningkatan dimana dari siklus 1 sampai siklus 2 terjadi kenaikan hal ini dapat dilihat bahwa hamper 78% nilai siswa telah memenuhi standar kelulusan yang telah ditentukan yaitu 75”
2.3 Kerangka Pikir
Tahap perkembangan anak usia kelas awal SD pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Gambar Kerangka Pikir Penelitian
2.2 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada rumusan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan di atas peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut jika model pembelajaran kooperatif grup investigation diterapkan pada proses pembelajaran dengan memperhatikan langkah-langkah yang tepat maka dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 4 Taman Sari
Aktivitas belajar siswa pada proses
pembelajaran rendah
Model pembelajaran kooperatif grup
investigation
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Tindakan
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 4 Taman Sari Kecamatan Gedong Tataan
Kabupaten Pesawaran, alasan menggunakan lokasi/ tempait ini yaitu dengan
pertimbangan bahwa penulis bekerja pada sekolah tersebut sehingga memudahkan
dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sesuai
dengan profesi penulis
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III semester 1 tahun ajaran 2011-2012
dengan tema lingkungan, jumlah siswa 32 siswa yang terdiri dari 13 orang
laki-laki dan 19 orang siswi perempuan
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research).
Menurut Agib (2006:21) dapat dilaksanakan dengan mengikuti prosedur
penelitian berdasarkan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi
(observation) refleksi atau evaluasi, keempat kegiatan ini berlangsung secara
3.3.1 Tahap Persiapan Pelaksanaan
Langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran tematik adalah meliputi :
a. Tahap Perencanaan mencakup :
1. Pemetaan Kompetensi Dasar
2. Menetapkan jaringan tema
3. Penyusunan silabus
4. Penyusunan rencana pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran tematik dilakukan dengan menggunakan 3 tahapan
yaitu :
1. Kegiatan awal
2. Kegiatan inti
3. Kegiatan akhir/ penutup
c. Tahap Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan
berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh
Gambar Prosedur Pelaksanaan PTK
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan 2 siklus sebagai dasar penelitian
tindakan kelas
Siklus ke 1
Tahap perencanaan (planning) mencakup :
1. Menganalisis silabus kurikulum tingkat satu pendidikan
2. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif grup investigation dengan tema lingkungan
3. Merancang model pembelajaran kooperatif grup investigation
4. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran kooperatif grup investigation
5. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi dan tes akhir)
Siklus I Siklus II
Tahap melakukan tindakan (action) mencakup :
1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
2. Menerapkan pembelajaran kooperatif grup investigation
3. Melakukan model pengamatan terhadap setiap langkah kegiatan sesuai
rencana
Tahap mengamati ( observasi), mencakup :
1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif
grup investigation
2. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat menggunakan model pembelajaran kooperatif grup investigation
Tahap refleksi mencakup :
1. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model
pembelajaran kooperatif grup investigation dan mempertimbangkan langkah
selanjutnya
2. Melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif grup investigation
3. Melakukan refleksi terhadap kreatifvitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif grup investigation
4. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.
Siklus ke 2
Tahap Perencanaan ( Planning ), mencakup :
2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran seperti
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan perangkat pembelajaran
lainnya.
3. Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus 1
Tahap melakukan tindakan mencakup :
1. Melakukan analisis pemecahan masalah
2. Melakukan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan model
pembelajaran kooperatif grup investigation
Tahap mengamati mencakup :
1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif
grup investigation
2. Mencatat perubahan yang terjadi
3. Melakukan diskusi saat membahas masalah yang dihadapi dalam
pembelajaran dan memberikan balikan.
Tahap refleksi mencakup :
1. Merefleksi proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif grup investigation
2. Merefleksi aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif grup investigation
3. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian
Dari tahap kegiatan pada siklus 1 dan siklus 2 hasil yang diharapkan adalah agar :
1. Siswa memiliki kemampuan kreatifitas dan selalu aktif dalam proses
pembelajaran
2. Guru memiliki kemampuan merancang dan menggunakan model pembelajaran
kooperatif grup investigation dengan tema-tema yang lain sehingga dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa di SD Negeri 4
Taman Sari.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data.
Arikunto (1998:125) metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data, nama dan jumlah
siswa kelas II SD Negeri 4 Taman Sari
2. Metode tes
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data hasil
belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif grup
3.5.2 Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang
berupa aktivitas mental siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif grup investigation
2. Tes tertulis (objektif tes)
tes tertulis dilaksanakan pada setiap akhir siklus dalam kegiatan belajar
mengajar.
Dalam penelitian ini ada 2 siklus yang berarti ada 2 kali tes yaitu tes objektif
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan 2 Teknik antara lain:
1. Teknik deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan
peningkatan aktivitas belajar siswa yang berupa mental aktivitas dan hasil
belajar siswa
2. Analisis kuantitatif menggunakan lembar observasi untuk mengetahui
peningkatan mental aktivitas belajar siswa
3.7 Indikator Keberhasilan
Kreatifvitas belajar siswa dalam proses pembelajaran sekurang-kurangnya 75 %
berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif grup Investigation dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan pendekatan tematik , terutama pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam . Peningkatan tersebut dapat dilihat dari data yang diperoleh pada pembelajaran di siklus 1 dan siklus II aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai nilai rata-rata 62,5 sedangkan pada siklus 2 mencapai nilai rata-rata 81,25 .
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti menyarankan kepada
1. Siswa hendaknya aktif dalam mengikuti pembelajaran agar hasil belajar terus meningkat.
2. Dalam penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Grup Investigation guru diharapkan dapat memberikan bimbingan secara optimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik .
3. Kepala sekolah memberikan rekomendasi kepada dewan guru untuk