SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH DAN KOMPETENSI SUMBER
DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAHAN DAERAH
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
Disajikan Oleh :
AYU LESTARY SINGARIMBUN 110503078
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juli 2015
Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintahan dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia. Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai Dinas Tenaga Kerja bagian akuntansi di setiap Kab/Kota Provinsi Sumatera Utara. Jumlah pegawai Dinas Tenaga Kerja yang menjadi sampel penelitian ini adalah 35 pegawai dari 27 Dinas Tenaga Kerja Kab/Kota Provinsi Sumatera Utara. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil analisis secara parsial dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel sistem akuntansi pemerintahan (X1) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) ditujukan oleh nilai signifikansi 0,169 > 0,05, dan tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel kompetensi sumber daya manusia (X2) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) ditujukan oleh nilai signifikansi 0,846 > 0,05. Berdasarkan hasil analisis secara simultan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel sistem akuntansi pemerintahan daerah (X1) dan kompetensi sumber daya manusia (X2) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) sebesar 6,3%. Adapun pengaruh dari variabel lain yang tidak diamati sebesar 93,7%.
ABSTRACT
Analysis of Government Accounting System and Competence of Human Resources on the Quality of Local Government Financial Statements in the
province of North Sumatra.
This study aimed to analyze the influence of the Government Accounting System and Human Resource Competency on the Quality of Financial Statements. The dependent variable in this study is the quality of the financial statements, while the independent variable in this study is the system of government accounting and human resource competencies. Respondents in this study were employees of the Department of Labor of the accounting department in each district / city of North Sumatra Province. The number of employees Department of Labor that the research samples are 35 employees of the Department of Labor 27 District / City of North Sumatra Province. The sampling method used in the study is convenience sampling, while data processing method used is multiple regression analysis.
Based on the partial results of the analysis can be concluded that there is no significant influence between the variables of government accounting system (X1) on the quality of financial statements (Y) addressed by the significant value of 0.169> 0.05, and there is no significant influence between the variables of human resource competencies (X2 ) on the quality of financial statements (Y) addressed by the significant value of 0.846> 0.05. Based on the results of simultaneous analysis can be concluded that there is no significant influence between the variables of local government accounting system (X1) and competence of human resources (X2) on the quality of financial statements (Y) of 6.3%. As for the influence of other variables that are not observed to be 93.7%.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan
Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara” ini guna memperoleh Sarjana
Ekonomi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
Penulis menyadari bahwa isi yang terkandung dalam skripsi ini belum
sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu, kemampuan dan
pengalaman yang penulis miliki dalam penyajiannya. Oleh karena itu, dengan hati
yang tulus dan ikhlas penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca, yang nantinya dapat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran,
motivasi dan doa dari berbagai pihak, terutama untuk kedua orangtua Ayahanda Edy Simon Singarimbun dan Ibunda Sustrida Wati Sembiring yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materil, nasehat, serta doanya
kepada peneliti.
Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku
2. Bapak Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku
Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak.,
selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Firman Syarif, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
dan Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak., selaku Sekretaris Program
Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. selaku Dosen
Pembimbing pada penulisan skripsi.
5. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, serta Bapak Iskandar Muda
SE, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan
arahan, kritik, dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
6. Kepada teman-teman Yosephin, Latifah, Adem, Uweng, Nopia, Septy,
Zahra, Dian, Lilis, Ika, dan Raya yang senantiasa memberi dukungan,
Dengan bantuan yang penulis dapatkan akhirnya dengan menyerahkan diri
dan senantiasa memohon petunjuk serta perlindungan dari Allah SWT semoga
amalan dan perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang baik pula.
Medan, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ...iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN... ……..1
1.1 ... Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah... ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1 Sistem... ... ... 6
2.1.1 Pengertian Sistem ... 6
2.1.2 Akuntansi... 6
2.1.2.1 Definisi Akuntansi... ... 6
2.1.2.2 Sistem Akuntansi... ... 7
2.1.3 Akuntansi Pemerintahan ... 8
2.1.3.1 Definisi Akuntansi Pemerintahan ... 8
2.1.3.2 Karakteristik akuntansi pemerintahan... ... 9
2.1.3.3 Tujuan Akuntansi Pemerintahan... ... 9
2.1.4 Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah ... 10
2.1.5 Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 11
2.1.6 Penyajian Laporan Keuangan ... 12
2.1.7 Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah ... 13
2.1.7.1 Definisi dan Konsep Laporan Keuangan... 13
2.1.7.2 Tujuan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 14
2.1.7.3 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 16
2.1.7.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah ... 21
2.3 Kerangka Konseptual ... 28
2.4 Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 34
3.3.1 Populasi Penelitian ... 34
3.3.2 Sampel Penelitian ... 35
3.4 Jenis Data dan Sumber Data ... 37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.6 Metode Analisis Data ... 37
3.6.1 Uji Validitas ... 37
3.6.2 Uji Reliabilitas ... 38
3.6.3 Uji Asumsi Klasik... ... 38
3.6.3.1 Uji Normalitas ... 39
3.6.3.2 Uji Multikolienaritas ... 39
3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas... 40
3.6.3.4 Uji Autokorelasi ... 40
3.6.3.5 Uji Regresi Linear Berganda ... 41
3.7 Pengujian Hipotesis ... 42
3.7.1 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 42
3.7.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)... 42
3.7.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
4.1 Gambaran Umum ... 43
4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian...43
4.1.2 Karakteristik Responden...44
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 45
4.3 Analisis Data... 47
4.3.1 Uji Validitas ... 47
4.3.2 Uji Reliabilitas ... 50
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 51
4.4.1 Hasil Uji Normalitas ... 51
4.4.2 Hasil Uji Multikoliniearitas ... 54
4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 55
4.4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 57
4.5 Hasil Uji Hipotesis ... 58
4.5.1 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji statistik t) ... 58
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R 2
)... 61
4.6 Hasil Uji Regresi Berganda ... 62
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64
4.7.1 Pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 64
4.7.2 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1 Kesimpulan.... ... 66
5.2 Saran ... 67
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ...…..24
3.1 Definisi Operasional Variabel... 32
4.2 Sampel Penelitian ... 43
4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia... 44
4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44
4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 45
4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 46
4.7 Uji Validitas Variabel X ... 48
4.8 Uji Validitas Variabel Y ... 49
4.9 Uji Reliabilitas ... 50
4.10 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 53
4.11 Uji Multikolonieritas ... 54
4.12 Uji Autokorelasi ... 57
4.13 Hasil Uji Statistik t ... 58
4.14 Hasil Uji Statistik F ... 60
4.15 Hasil Koefisien Determinasi ... 61
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul
Halaman
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian ... 28
4.1 Uji Normalitas (1) : Histogram ... 51
4.2 Uji Normalitas (2) : Grafik PP Plots ... 52
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 ... Opin i Audit LKPD ... 71 2 ... Kues
ioner Penelitian ... 72 3 ... Sura
t Pemberian Izin Riset ... 78 4 ... Data
Variabel Penelitian... 80 5 ... Data
Distribusi Sampel Penelitian ... 83 6 ... Tabe
l Durbin-Watson ... 84 7 ... Tabe
l Nilai r... 85 8 ... Tabe
l Nilai t ... 86 9 ... Tabe
l Nilai F ... 87 10 ... Hasi
l Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel ... 88 11 ... Hasi
l Uji Statistik Deskriptif ... 91 12 ... Hasi
l Uji Normalitas ... 92 13 ... Hasi
l Uji Kolmogrov-Smirnov ... 93 14 ... Hasi
l Uji Multikolonieritas ... 94 15 ... Hasi
l Uji Heteroskedastisitas ... 96 16 ... Hasi
l Uji Hipotesis ... 97 17 ... Hasi
l Uji Koefisien Determinasi ... 98 18 ... Hasi
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintahan dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas laporan keuangan, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi pemerintahan dan kompetensi sumber daya manusia. Responden dalam penelitian ini adalah para pegawai Dinas Tenaga Kerja bagian akuntansi di setiap Kab/Kota Provinsi Sumatera Utara. Jumlah pegawai Dinas Tenaga Kerja yang menjadi sampel penelitian ini adalah 35 pegawai dari 27 Dinas Tenaga Kerja Kab/Kota Provinsi Sumatera Utara. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil analisis secara parsial dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel sistem akuntansi pemerintahan (X1) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) ditujukan oleh nilai signifikansi 0,169 > 0,05, dan tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel kompetensi sumber daya manusia (X2) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) ditujukan oleh nilai signifikansi 0,846 > 0,05. Berdasarkan hasil analisis secara simultan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel sistem akuntansi pemerintahan daerah (X1) dan kompetensi sumber daya manusia (X2) terhadap kualitas laporan keuangan (Y) sebesar 6,3%. Adapun pengaruh dari variabel lain yang tidak diamati sebesar 93,7%.
ABSTRACT
Analysis of Government Accounting System and Competence of Human Resources on the Quality of Local Government Financial Statements in the
province of North Sumatra.
This study aimed to analyze the influence of the Government Accounting System and Human Resource Competency on the Quality of Financial Statements. The dependent variable in this study is the quality of the financial statements, while the independent variable in this study is the system of government accounting and human resource competencies. Respondents in this study were employees of the Department of Labor of the accounting department in each district / city of North Sumatra Province. The number of employees Department of Labor that the research samples are 35 employees of the Department of Labor 27 District / City of North Sumatra Province. The sampling method used in the study is convenience sampling, while data processing method used is multiple regression analysis.
Based on the partial results of the analysis can be concluded that there is no significant influence between the variables of government accounting system (X1) on the quality of financial statements (Y) addressed by the significant value of 0.169> 0.05, and there is no significant influence between the variables of human resource competencies (X2 ) on the quality of financial statements (Y) addressed by the significant value of 0.846> 0.05. Based on the results of simultaneous analysis can be concluded that there is no significant influence between the variables of local government accounting system (X1) and competence of human resources (X2) on the quality of financial statements (Y) of 6.3%. As for the influence of other variables that are not observed to be 93.7%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Laporan keuangan pemerintah daerah adalah gambaran mengenai kondisi dan
kinerja keuangan entitas tersebut. Satu diantaranya pengguna laporan keuangan
pemerintah daerah adalah pemerintah pusat. Pemerintah pusat berkepentingan
dengan laporan keuangan pemerintah daerah, karena mereka telah menyerahkan
sumber daya keuangan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Penyusunan laporan keuangan merupakan salah satu kriteria dalam sistem reward
dan punishment yang diterapkan Kementerian Keuangan kepada pemerintah
daerah. Jadi, pemerintah daerah berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan
yang dapat menunjukkan kondisi sebenarnya.
Laporan keuangan juga merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh
bidang atau disiplin ilmu akuntansi, oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan
yang berkualitas. Begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan
laporan keuangan daerah yang berkualitas dibutuhkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan keuangan
daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan (Roviyantie, 2011).
Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semesteran (IHPS) BPK pada tiga tahun
terakhir (2010-2013), diketahui bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam
laporan keuangan pemerintah daerah, terutama yang berkenaan dengan sistem
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, serta struktur pengendalian intern.
Ironisnya kelemahan tersebut menunjukkan tren peningkatan pada setiap
semesternya sejak tahun 2009.
Dari ketiga kondisi kelemahan tersebut, kelemahan pada pengendalian
akuntansi dan pelaporan keuangan memberikan kontribusi tertinggi terhadap
laporan keuangan pemerintah yang buruk. Hal ini antara lain berupa pencatatan
transaksi yang tidak akurat atau bahkan ada yang tidak dicatat, aset tetap yang
belum diinventarisasi, hingga pencatatan persediaan yang tidak tertib. Hal ini
tentu menyulitkan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah yang
andal.
Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa laporan
keuangan berkualitas itu memenuhi karakteristik ; relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami (Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010).
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan suatu standar penyusunan
laporan keuangan milik pemerintahan yang disusun dalam bentuk prinsip-prinsip
akuntansi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Standar akuntansi pemerintahan juga merupakan persyaratan dalam upaya
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.
Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi yang relevan, andal dan
dapat dipercaya berkenaan dengan posisi keuangan dan seluruh data transaksi
yang dicatat oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Begitu
juga dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang setiap tahunnya
(BPK) yang berupa opini. Dalam hal ini BPK memberikan 4 macam opini yaitu :
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP), Opini Tidak Wajar (TW), dan tidak menyatakan pendapat(disclaimer of
opinion) (TMP). Adapun daftar opini laporan keuangan pemerintah daerah
Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada lampiran 1 tabel 1.1. (sumber
bpk.go.id).
Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan, andal, dan dapat
dipercaya, pemerintah daerah harus memiliki sistem akuntansi yang andal. Sistem
akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang dihasilkan juga
kurang andal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan.
Berkaitan dengan yang ditegaskan oleh ketua Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) bahwa diperlukan percepatan perbaikan dari sistem akuntansi keuangan
pemerintahan daerah melalui langkah-langkah nyata, terprogram dan
mengikutsertakan berbagai kalangan pemerintah daerah yang hasilnya akan
mendukung aparatur pemerintah daerah untuk membuat laporan keuangan yang
berkualitas. Penelitian ini merujuk kepada penelitian sebelumnya yang
mengatakan adanya hubungan dan pengaruh positif antara sistem akuntansi
pemerintah daerah dan sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan.
Adapun perbedaan penilitian ini dengan penelitian yang disebutkan diatas selain
berbeda pada objek yang diteliti, waktu dan tempat juga berbeda. Berdasarkan
teori dan uraian diatas dan didukung dengan fakta-fakta yang ada maka, penulis
ingin meneliti lebih jauh dan mendalami tentang “Analisis Pengaruh Penerapan
Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah di Provinsi Sumatera Utara”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
Apakah penerapan sistem akuntansi pemerintahan daerah dan kompetensi
sumber daya manusia berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintahan daerah di Provinsi Sumatera Utara ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan
diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut ini.
Untuk mengetahui pengaruh dari penerapan sistem akuntansi pemerintahan
daerah dan kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintahan daerah di Provinsi Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, pokok permasalahan dan tujuan
penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti, pemerintahan daerah, dan akademis.
1. Bagi Peneliti: Sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat
mengenai pengaruh penerapan sistem akuntansi pemerintahan daerah dan
kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap kualitas laporan keuangan
2. Bagi Pemerintah Daerah: Sebagai bahan sumbangan pemikiran bagi
pemerintahan Provinsi Sumatera Utara untuk dijadikan masukan dan
pertimbangan guna meningkatkan kinerja dalam penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah.
3. Bagi Akademis: Sebagai masukan dan tambahan pengetahuan dibidang
pemerintahan, khususnya pengaruh penerapan sistem akuntansi
pemerintahan daerah dan kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem diperlukan dalam suatu unit usaha agar tujuan dapat dicapai
dengan melakukan kegiatan bersama-sama oleh berbagai unsur. Menurut
Robert dan Vijay (2005:7), pengertian sistem adalah suatu cara tertentu dan
bersifat repetitive untuk melaksanakan suatu atau kelompok aktivitas. Adapun
menurut Romney dan Steinhart (2006:2) sistem merupakan rangkaian dua atau
lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk
mencapai satu tujuan, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
merupakan sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.
2.1.2 Akuntansi
2.1.2.1 Definisi Akuntansi
Ada beberapa pengertian akuntansi, dalam penelitian ini untuk
meningkatkan pengetahuan dalam bidang akuntansi diantaranya adalah
accounting principles board seperti yang diungkapkan Halim (2002:32)
bahwa akuntansi diartikan sebagai suatu kegiatan jasa, yang fungsinya
menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan
tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam
mengambil keputusan ekonomi dan membuat piliahan-pilihan nalar
media komunikasi dalam dunia usaha, dimana penerapan akuntansi yang
berlaku di setiap perusahaan/instansi itu berbeda. Hal ini tergantung pada
jenis atau badan usaha, besar atau kecilnya perusahaan/instansi, rumit atau
tidaknya masalah keuangan perusahaan/instansi tersebut. Akuntansi dapat
berjalan dengan baik jika ditunjang dengan suatu sistem yang memadai
serta sesuai dengan kebutuhan.
Weygandt, et all (2005:4) mendefinisikan akuntansi
sebagai“accounting is an information system that identifies, records, and
communicates the economic event of an organization to interest users”.
Adanya kriteria bahwa informasi yang dihasilkan oleh akuntansi adalah
informasi yang berguna dalam mengambil keputusan ekonomi. Definisi
diatas menunjukkan bahwa pengertian akuntansi wajib menghasilkan
informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang bersifat
ekonomi.
2.1.2.2 Sistem Akuntansi
Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001:3). Menurut Midjan dan Susanto
(2001) menyatakan bahwa sistem akuntansi sebagai suatu sistem
pengelolaan data akuntansi yang merupakan koordinasi dari manusia, alat
dan metode yang berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah
keuangan dan informasi akuntansi manajemen yang berstruktur. Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi merupakan
organisasi formulir dan berbagai catatan transaksi yang mana digunakan
untuk keperluan penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pengelolaan
manajemen.
2.1.3 Akuntansi Pemerintahan
2.1.3.1 Definisi Akuntansi Pemerintahan
Akuntansi pemerintahan di beberapa sumber disebut dengan
akuntansi sektor publik. Secara organisasi akuntansi, domain publik
antara lain meliputi pemerintah, BUMN/BUMD, universitas, yayasan dan
organisasi nirlaba lainnya. Menurut Tanjung (2008:35) mendefinisikan
Akuntansi Pemerintah Daerah sebagai proses pencatatan, penggolongan
dan mengikhtisarkan dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi
dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk
pelaporan hasil-hasilnya dalam penyelenggaraan urusan pemerintah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dari definisi diatas kesimpulan akuntansi keuangan daerah adalah
proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan
transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintahan daerah
(Kabupaten, Kota, atau Provinsi) yang dijadikan informasi berupa
pelaporan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh
2.1.3.2 Karakteristik Akuntansi Pemerintahan
Menurut Siregar dan Siregar (2001:9), terdapat dua jenis batasan
hukum dan administrasi yang ditekankan pada proses akuntansi dan
pelaporan keuangan organisasi pemerintah, yaitu sebagai berikut ini.
a. Penggunaan Data
Dana dalam akuntansi pemerintahan bukan merupakan jumlah
aktiva yang disisihkan untuk tujuan tertentu, melainkan merupakan
suatu kesatuan akuntansi yang memiliki seperangkat akun yang
berimbang sendiri untuk mencatat kas dan sumber keuangan lain,
bersama-sama dengan utang dan saldo ekuitas, serta
perubahan-perubahan yang terjadi untuk mencapai tujuan tertentu sesuai
dengan peraturan perundangan dan batasan-batasan lain.
b. Peranan Anggaran
Anggaran pada akuntansi pemerintah ditujukan untuk perencanaan
dan pengawasan aktivitas yang dilakukan. Satu hal yang
membedakan anggaran dalam organisasi pemerintah dengan
organisasi komersial adalah terletak pada perencanaannya.
2.1.3.3 Tujuan Akuntansi Pemerintahan
Halim (2007:35) menyatakan bahwa akuntansi pemerintahan
mempunyai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut ini.
a. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)
Tujuan pertanggungjawaban adalah memberikan informasi
tepat yang berguna bagi pihak yang bertanggungjawab terhadap
operasi unit-unit pemerintah. Lebih lanjut tujuan
pertanggungjawaban ini mewajibkan setiap orang atau badan yang
mengelolah keuangan negara memberikan pertanggungjawaban
atau perhitungan.
b. Manajerial
Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus
menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk
perencanaan, penganggran, pelaksanaan, pemantauan,
pengendalian anggaran, perumusan kebijakan, pengambilan
keputusan, dan penilaian kinerja pemerintah.
c. Pengawasan
Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi harus
memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat
pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.
2.1.4 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Definisi Sistem Akuntansi Pemerintahan yang termuat dalam (Peraturan
Pemerintah No. 71 Tahun 2010) adalah rangkaian sistematik dari prosedur,
penyelenggaraan, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi
akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di
lingkungan organisasi pemerintah. Sementara itu, dalam (Peraturan Menteri
dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 pasal 232) sistem akuntansi keuangan daerah
data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan aplikasi komputer. Bastian (2007: 98) memandang
sistem akuntansi pemerintah daerah dari proses atau prosedur baik itu dengan
menggunakan metode manual maupun secara terkomputerisasi. Prosedur yang
dimaksud dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi
atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran
pemerintah daerah.
Pedoman umum sistem akuntansi pemerintahan diatur dengan peraturan
menteri akuntansi keuangan setelah berkoordinasi dengan menteri dalam
negeri. Sistem akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan berpedoman
pada prinsip pengendalian internal sesuai dengan peraturan pemerintah yang
mengatur tentang pengendalian internal dan peraturan pemerintah tentang
standar akuntansi pemerintahan. Sistem akuntansi pemerintah da erah
dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), sedangkan
sistem akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilakukan oleh
PPK-SKPD.
2.1.5 Kompetensi Sumber Daya Manusia
Kompetensi sumber daya manusia mencakup kapasitasnya, yaitu
kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau
suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk
kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran
(outputs) dan hasil-hasil (outcomes). Untuk menilai kapasitas dan kompetensi
sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi,
dapat dilihat dari level of responsibility dan kompetensi sumber daya manusia
tersebut. Tanggungjawab dapat dilihat dalam deskripsi jabatan, deskripsi
jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa
adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumber daya tersebut tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Kompetensi dapat dilihat dari latar
belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti, dan dari
keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas. Kompetensi
merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan,
pengetahuan, dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
rangkaian tugas yang berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman.
2.1.6 Penyajian Laporan Keuangan
Mardiasmo (2004:37) memaparkan bahwa secara garis besar tujuan
umum penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah sebagai
berikut :
a. untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pengelolaan,
b. untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja
Adapun secara khusus, tujuan penyajian laporan keuangan oleh
pemerintah daerah adalah:
1. memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangkan
pendek unit pemerintah,
2. memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang
terjadi didalamnya,
3. memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya
dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan
ketentuan lainnya yang disyaratkan,
4. memberikan informasi perancangan dan penganggaran,
5. memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional.
2.1.7 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 2.1.7.1 Definisi dan Konsep Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu daftar finansial suatu entitas
ekonomi yang disusun secara sistematis oleh akuntan pada akhir periode
atau catatan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan yang
telah menjalankan perusahaan selama satu periode (biasanya satu tahun). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007:7) “Laporan
keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan”. Laporan
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai
cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
Laporan keuangan pemerintah ditujukan untuk memenuhi tujuan
umum pelaporan keuangan, namun tidak untuk memenuhi kebutuhan
khusus pemakaiannya. Disamping penyusunan laporan keuangan
bertujuan umum, entitas pelaporan dimungkinkan untuk menghasilkan
laporan keuangan yang disusun untuk kebutuhan khusus. Mardiasmo
(2001:160) mengatakan bahwa lembaga pemerintah dituntut untuk dapat
membuat laporan keuangan eksternal yang meliputi laporan keuangan
formal seperti laporan surplus defisit, laporan realisasi anggaran, laporan
arus kas, dan neraca serta kinerja yang dinyatakan dalam ukuran finansial
dan non finansial. Pelaporan keuangan dihasilkan dari proses akuntansi
keuangan dan merupakan media untuk mengkomunikasikan informasi
keuangan kepada pihak-pihak eksternal yang menaruh perhatian kepada
badan atau organisasi pembuat laporan serta aktivitas-aktivitas.
2.1.7.2 Tujuan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan (Peraturan Pemerintahan No. 71 Tahun 2010) tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menyatakan bahwa pelaporan
keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
a. menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan
sumber daya keuangan,
b. menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran,
c. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi
yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil
yang telah dicapai,
d. menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya,
e. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya,
baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal
dari pungutan pajak dan pinjaman,
f. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan
menyediakan informasi mengenai sumber dana penggunaan sumber daya
keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan
anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional (LO),
2.1.7.3 Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Laporan keuangan berdasarkan (Peraturan Pemerintahan No.71
Tahun 2010) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah sebagai
berikut.
a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, lokasi,
dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi
Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan
pembiayaan. Masing-masing unsure dapat dijelaskan sebagai
berikut : (a) Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara
Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas
pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. (b)
Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. (c)
Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu
perimbangan dana bagi hasil. (d) Pembiayaan (financing) adalah
setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada
kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara
lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali
pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan
penyertaan modal oleh pemerintah.
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
c. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan
mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan
ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
(a) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber
daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya. (b) Kewajiban adalah utang yang
timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. (c)
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah.
d. Laporan Operasional
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi
yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup
secara langsung dalam Laporan Operasional (LO) terdiri dari
Pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) Pendapatan-LO
adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih. (b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang
diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih. (c) Transfer
adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh
suatu entitas pelaporan kepada entitas pelaporan lain, termasuk
pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena
kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak
diharapkan sering atau rutin terjadi dan berada di luar kendali atau
pengaruh entitas bersangkutan.
e. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang
menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo
akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur
yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan
pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut: (a) Penerimaan Kas adalah semua aliran kas yang masuk
ke Bendahara Umum Negara/Daerah. (b) Pengeluaran Kas adalah
semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum
Negara/Daerah.
f. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan tahun
sebelumnya.
g. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan Atas
Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan
akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi
lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam
standar akuntansi pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara
wajar. Catatan Atas Laporan Keuangan mengungkapkan /
menyajikan / menyediakan hal-hal sebagai berikut: (a)
Mengungkapkan informasi umum tentang entitas pelaporan dan
entitas akuntansi. (b) Menyajikan informasi tentang kebijakan
fiskal/keuangan dan ekonomi makro. (c) Menyajikan ikhtisar
pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan dengan
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target. (d)
Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan
atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya. (e)
Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang
disajikan pada lembar laporan keuangan. (f) Mengungkapkan
informasi yang diharuskan oleh pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan
keuangan. (g) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar
2.1.7.4 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut (Peraturan
Pemerintah No. 71 Tahun 2010) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam
informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat
karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan
agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki, diantaranya adalah relevan, andal, dapat dibandingkan, dan
dapat dipahami.
1. Relevan
Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau
masa kini dan memprediksi masa depan serta menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian
informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan
dengan maksud penggunanya.Informasi yang relevan adalah yang
memiliki manfaat umpan balik, memiliki manfaat prediktif, dan
tepat waktu.
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan alat
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa
yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian
masa kini,
c. Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh
dan berguna dalam pengambilan keputusan.
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta
secara jujur, serta dapat divertifikasi. Informasi mungkin relevan,
tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka
pengguna informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
Informasi yang andal serta memenuhi karakteristik adalah
penyajian jujur, dapat divertifikasi, dan netralitas.
a. penyajian jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b. dapat divertifikasi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji,
yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang
tidak jauh berbeda.
c. netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
pada kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada
umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu
entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke
tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas
diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi
yang lebih baik daripada akuntansi yang sekarang diterapkan, maka
perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya
perubahan.
4. Dapat dipahami
Informasi yanag disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu,
kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat
[image:39.595.132.526.309.747.2]pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama dan
Tahun
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Nurillah (2014)
Variabel Independen: Sumber Daya Manusia (SDM), penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem
pengendalian intern
Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
Berdasarkan hasil penelitian ini Sumber Daya Manusia (SDM), penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan tekhnologi informasi dan sistem pengendalian intern pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Depok berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Roviyantie
(2011)
Variabel Independen: kompetensi sumber daya manusia
Variabel Dependen: kualitas laporan keuangan
Besarnya pengaruh secara parsial kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan dikarenakan Kompetensi SDM bagian keuangan/akuntansi pada Dinas – Dinas di Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya baik, dalam artian SDM
keuangan/akuntansi tersebut kompeten, maka Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada Dinas di Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya pun akan
Juwita (2013)
Variabel Independen:
Implementasi standar akuntansi pemerintahan dan sistem informasi akuntansi
Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan
Hasil analisis menunjukkan bahwa implementasi standar akuntansi pemerintah dan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan
Permadi (2013)
Variabel Independen: penerapan sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah Variabel Dependen: kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
Sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah yang dihasilkan, hal itu dikarenakan dengan adanya sistem akuntansi keuangan maka akan lebih mempermudah pemakai sistem akuntansi dalam mengolah data keuangan dan bekerja sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang sudah
diterapkan pada sistem akuntansi keuangan tersebut, sehingga laporan keuangan yang dihasilkanpun akan memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan hasil penelitian ini yang telah dilakukan pada Dinas Bina Marga di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sistem akuntansi keuangan di Dinas Bina Marga termasuk kedalam kategori baik, oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan di Dinas Bina Marga berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan
Adrianus (2010)
Variabel Independen: sistem akuntansi keuangan daerah Variabel Dependen: kualitas laporan keuangan
Nurillah (2014) meneliti pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM),
penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, pemanfaatan tekhnologi informasi
dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pejabat struktual dan aparat yang
melaksanakan fungsi akuntansi/tata usaha keuangan di masing-masing Dinas di
SKPD dan memiliki masa kerja minimal satu tahun dalam periode penyusunan
laporan keuangan. Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengambil data dan
informasi yang relevan untuk dipertimbangkan dalam mengambil keputusan.
Penelitian ini menemukan bahwa penerapan sistem akuntansi keuangan
merupakan sumber informasi yang bermanfaat dalam menentukan kualitas
laporan keuangan.
Roviyantie (2011) meneliti kompetensi sumber daya manusia terhadap
kualitas laporan keuangan. Adapun metode pengumpulan datanya adalah
kuesioner. Dan hasil dari penelitiannya bahwa sumber daya manusia berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Juwita (2013) meneliti implementasi standar akuntansi pemerintahan dan
sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan. Penelitian ini
merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan
atau menguraikan secara tuntas dan jelas mengenai karakteristik permasalahan
yang dihadapi. Hasil penelitian memberikan bukti empiris bahwa implementasi
standar akuntansi pemerintahan yang baik akan meningkatkan kualitas laporan
Permadi (2013) meneliti sistem akuntansi pemerintah daerah terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 30 responden dari 4 bidang dibagian keuangan. Adapun metode
pengumpulan datanya adalah kuesioner. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
adanya pengaruh sistem akuntansi pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah pada Dinas Bina Marga yang menjadi subjek dalam penelitian. ini.
Adrianus (2010) meneliti sistem akuntansi keuangan daerah terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Bandung. Adapun metode
pengumpulan datanya adalah kuesioner yang diberikan kepada karyawan atau
staff bagian akuntansi di setiap kabupaten Bandung. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa adanya pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah kabupaten Bandung.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang
diteliti. Sistem akuntansi pemerintahan dan sumber daya manusia merupakan
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan
sistem akuntansi pada masa pra reformasi dan sistem yang baru adalah
sistem akuntansi penatausahaan keuangan daerah yang berlaku pada masa lalu dan
saat ini tercermin dalam perhitungan APBD menggunakan sistem pembukuan
tunggal yang berbasis kas. Prinsip basis kas adalah mengakui pendapatan pada
saat diterimanya kas dan mengakui belanja atau biaya pada saat dikeluarkannya
kas. Hal tersebut tentu saja sangat terbatas, karena informasi yang dihasilkan
hanya berupa kas yang terdiri dari informasi kas masuk, kas keluar, dan saldo kas.
Dengan demikian reformasi akuntansi pemerintahan di Indonesia adalah
perubahan single entry menjadi dauble entry. Single entry pada awalnya
digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan
kepraktisan. Seiring dengan tingginya tuntutan perwujudan good public
governance, perubahan tersebut dipandang sebagai solusi yang mendesak untuk
diterapkan karena pengaplikasian double enrty dapat menghasilkan laporan
keuangan yang lengkap dan auditable. Untuk meningkatkan kualitas laporan
keuangan, perlu adanya penerapan sistem akuntansi seperti; pengembangan sistem Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah
(Variabel X) Kualitas Laporan
Keuangan (Variabel Y) Kompetensi Sumber Daya
pembukuan berganda (Double Entry), dimana setiap transaksi dicatat dengan
jurnal berpasangan yaitu sisi debit dan sisi kredit, dan penggunaan basis akrual,
dimana dengan mengembangkan prinsip dan asumsi bahwa pencatatan transaksi
keuangan tidak hanya dilakukan pada saat terjadi penerimaan dan pengeluaran
uang. Adanya basis akrual, informasi yang akan diberikan kepada pemakai tidak
hanya terbatas pada transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan
pengeluaran kas, melainkan juga kewajiban yang membutuhkan penyelesaian kas
dimasa depan dan informasi lain yang mempresentasikan kas yang akan diterima
dimasa depan.
Untuk menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas
dibutuhkan juga Sumber Daya Manusia (SDM) yang memahami dan kompeten
dalam akuntansi pemerintahan keuangan daerah bahkan organisasional tentang
pemerintahan (Roviyantie, 2011). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi sumber daya manusia yang ada di instansi pemerintahan berpengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan sehingga pemerintah daerah membuat
program/ kebijakan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Kegagalan
sumber daya manusia Pemerintah Daerah dalam memahami dan menerapkan
logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat
dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah
(Warisno, 2008). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem akuntansi
pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan dan
penerapan sistem akuntansi pemerintahan juga berpengaruh positif terhadap
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
(Sugiyono, 2007:51). Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Sistem akuntansi pemerintahan
daerah dan kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan secara
parsial dan simultan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah di
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian explanatory. Penelitian explanatory
adalah suatu metode penelitian yang bermaksud untuk mendapatkan kejelasan
fenomena yang terjadi secara empiris dan berusaha untuk mendapatkan jawaban
hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis. Adapun pengertian
explanatory adalah sebagai suatu metode penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan kausal antara variabel
satu dengan yang lain melalui pengujian hipotesis (Sugiyono, 2011:10). Metode
survey sebagai suatu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual,
baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun
suatu daerah. Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal
masalah-masalah dan mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek -praktek
yang sedang berlangsung (Nazir, 2003).
Berdasarkan pengertian dengan pendekatan diatas dapat disimpulkan
bahwa metode penelitian explanatory analisis dengan pendekatan survey adalah
suatu prosedur penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyusun,
menganalisa dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran
keadaan yang terjadi secara nyata untuk kemudian ditarik kesimpulan yang dapat
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel berikut.
Definisi operasional adalah menjelaskan karakter dari obyek ke dalam elemen
yang dapat diobservasi sehingga suatu konsep dapat diukur di dalam penelitian
(Erlina, 2011 : 48). Tujuan dari definisi operasional adalah memberikan kejelasan
akan variabel-variabel yang dipakai dalam penelitian. Variabel yang digunakan
dalam penelitin ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi pemerintahan daerah dan kompetensi
sumber daya manusia dan variabel terikatnya adalah kualitas laporan keuangan
pemerintahan daerah. Penelitian ini menggunakan metode angket yaitu
menyebarkan pertanyaan (kuesioner), adapun kuesioner mengenai sistem
akuntansi pemerintahan terdiri dari 10 item pertanyaan yang penulis adopsi atau
secara keseluruhan tidak ada perbedaan kuesioner dari peneliti sebelumnya (Fajar,
2010), kuesioner mengenai kompetensi sumber daya manusia terdiri dari 8 item
pertanyaan yang penulis adaptasi atau adanya perbedaan dari kuesioner dari
peneliti sebelumnya (Roviyantie, 2011), dan kuesioner kualitas lapora n keuangan
yang terdiri dari 8 item pertanyaan yang penulis buat adalah hasil adaptasi atau
Tabel 3.1
Operasional Variabel Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan
Daerah
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Pengukuran Nomor Kuesioner Variabel Independen Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (X1) Serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang disusun dan dihasilkan dari sebuah sistem akuntansi pemerintahan daerah. 1. Prosedur pencatatan transaksi dilakukan berdasarkan standar pencatatan akuntansi pada umumnya 2. Pembuatan laporan keuangan dan dilaporkan secara periodik 3. Kesesuaian sistem akuntansi keuangan yang digunakan sudah memenuhi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Skala Likert dengan pilihan 1-5
1 s/d 5
6 s/d 9
10 Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2) Kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Sistem Akuntansi Instansi (SAI) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Skala Likert dengan pilihan 1-5
keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil (outcomes). Variabel Dependen Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y) Ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Laporan keuangan yang disusun sudah memenuhi kriteria dari sebuah laporan keuangan yang kualitatif dengan karakteristik yaitu andal, relevan, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami Skala Likert dengan pilihan 1-5
1 s/d 8
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas ; objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi
bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
atau staff bagian akuntansi yang berada di Dinas Tenaga Kerja di setiap
Kabupaten/Kota dan Provinsi di Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan
untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan daerah. Adapun Dinas
Tenaga Kerja yang berada di Kabupaten/Kota dan Provinsi yaitu terdiri dari;
Disnaker: Kota medan, Kota Binjai, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjung
Balai, Kabupaten Labuhan Batu, Serdang Bedagai, Simalungun, dan Asahan.
Disnakertrans: Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Mandailing Natal, Tapanuli
Tengah, Toba Samosir, Sibolga, dan Provinsi Sumatera Utara.
Dissosnakertrans: Kabupaten Humbang Hasundutan, Karo, dan Pakpak Barat.
Disnakersos: Kabupaten Dairi. Diskependuknakertrans: Kabupaten Nias.
Diskepend, Ketenagakerjaan, dan Transmigrasi: Kabupaten Nias Selatan.
Dissosnaker, Pemuda, dan Olahraga: Kabupaten Samosir. Disnakertrans dan
Sos: Kabupaten Tapanuli Selatan. Disnakertrans dan Pmp: Kabupaten
Tapanuli Utara. Disnaker, Kop dan Ukm: Kota Padang Sidimpuan.
Diskessosnaker dan Kb: Kota Tebing Tinggi. Diskependukcapilnakertrans:
Kabupaten Batubara. Adapun dari 34 Kabupaten/Kota dan Provinsi di
Sumatera Utara, hanya 27 Kabupaten/Kota dan Provinsi yang memiliki Dinas
Tenaga Kerja.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel adalah teknik nonprobability sampling, yang dipilih adalah
sampel berdasarkan kemudahan (convenience sampling). Teknik ini adalah
teknik pengambilan sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh
dilakukan sedemikian rupa sehingga sampel yang benar-benar dapat mewakili
(representative) dan dapat menggambarkan populasi sebenarnya. Metode
pengambilan sampel ini dipilih untuk memudahkan pelaksanaan riset dengan
alasan bahwa jumlah populasi yang diteliti tidak diketahui sehingga terdapat
kebebasan untuk memilih sampel yang cepat dan murah.
Berdasarkan populasi diatas, penulis tidak melakukan penelitian kepada
semua karyawan yang berada di Dinas Tenaga Kerja di setiap Kabupaten/Kota
dan Provinsi. Namun, peneliti hanya mengambil sampel pada karyawan atau
staff yang berada di bagian akuntansi saja. Hal ini dikarenakan judul penelitian
ini mengacu kepada sistem akuntansi keuangan yang digunakan tentunya oleh
bagian akuntansi atau bagian keuangan di Dinas Tenaga Kerja di setiap
Kabupaten/Kota dan Provinsi. Adapun jumlah karyawan atau staff bagian
akuntansi di setiap Dinas hanya 2 orang. Dan Dinas yang diteliti berjumlah 27
Dinas di Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan responden yang dipilih
berjumlah 54 orang pegawai bagian akuntansi di Dinas Tenaga Kerja yang
berada di Kabupaten/Kota dan Provinsi di Sumatera Utara.
3.4 Jenis Data dan Sumber Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diteliti dan dikumpulkan sendiri oleh penulis langsung dari tempat objek
penelitian di Dinas Tenaga Kerja di setiap Kabupaten/Kota dan Provinsi di
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan daftar
pertanyaan (kuesioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden yang
merupakan karyawan atau staff di bagian akuntansi di Dinas Tenaga Kerja di
setiap Kabupaten/Kota dan Provinsi. Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan
tertulis yang telah disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden,
biasanya disertai alternatif-alternatif jawaban. Kuesioner diberikan secara
langsung oleh responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan
tersebut, kem