PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS
SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Ali Fahmi 107082003241
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR DAN PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS
SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Ali Fahmi NIM 107082003241
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 15 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :
1. Nama : Ali Fahmi
2. NIM : 107082003241
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor, Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating" (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Maret 2011
1. Rahmawati, SE., MM ( )
NIP.19770814 2006404 2 003 Ketua
2. Hepi Prayudiawan, SE., AK., MM ( )
NIP. 19720516 200901 1 006 Sekretaris
3. Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA ( )
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 14 Juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Ali Fahmi
2. NIM : 107082003241
3. Jurusan : Akuntansi Audit
5. Judul Skripsi : “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor, Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating" (Studi Empiris Auditor Eksternal di Kantor Akuntan Publik Jakarta).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juni 2011
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( )
NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua
2. Rahmawati, SE., MM ( )
NIP. 19770814 2006404 2 003 Sekretaris
3. Dr. Amilin SE., Ak., MSi ( )
NIP. 19730615200501 1 009 Pembimbing I
4. Atiqah, SE., MSi
NIP.19820120 200912 2 004
5. Yessi Fitri, SE., Ak., MSi ( )
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ali Fahmi
NIM : 107082003241
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Auditor Eksternal Di Kantor Akuntan Publik Jakarta) Menyatakan bahwa hasil penelitian skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur paksaan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
• IDENTITAS PRIBADI
Nama : Ali Fahmi
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta / 03 Mei 1988
Address : Jalan. Andara Dalam Gg. Pribadi I No. 10 Rt. 01/05 Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok. 16513
Phone Number : Mobile: 085697520513/02191064188
E-mail : ultramancupuw@gmail.com
• PENDIDIKAN
Jurusan Tahun IPK
SDI Roudlatul Jannah 1994-2000
SMPI Al-Hidayah I 2000-2003
SMAN 97 Jakarta Selatan 2003-2006
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah J Accounting 2007- …… 3.33
• PENGALAMAN ORGANISASI
Organisasi Tahun Posisi Tempat
OSIS SMAN 97 Jakarta 2004-2005 Anggota SMAN 97 Jakarta
KIR (Kelompok Ilmaih Remaja) SMAN 97 Jakarta
2003-2005 Anggota SMAN 97 Jakarta
BEM FEB UIN Jakarta 2008-2009 Staff Divisi
Kemahasiswaan
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
BEM FEB UIN Jakarta 2009-2010 SEKUM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta International Students Organization
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2010- Pengarah UIN Syarif
• Training/Seminar
No. Training Pelaksana Waktu Tempat
1 MABIMS
Youth Leadership Training
Kementrian Agama Republik Indonesia
8 hari Bandung, Jawa Barat
2 Shell Live Wire Shell Indonesia 1 hari Wisma Syahida
3 Workshop Audit
5 hari Cianjur, Jawa Barat
5 International Office
Nama Ayah : Udin Zunaidi
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 12 Agustus 1960
Alamat : Pangkalan Jati Baru, Limo, Depok.
Nama Ibu : Umi Kulsum
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Juni 1963
INFLUENCEOFAUDIT COMMITTEE’S ROLE, AUDITOR EXPERTISE, AND AUDITOR PROFESSIONALISM TO QUALITY OF AUDITING OF COMPUTER-BASED INFORMATION SYSTEM WITH INFORMATION
TECHNOLOGY AS MODERATING VARIABLE ABSTRACT
This study examines the influence ofaudit committee’s role, auditor expertise,
and auditor profesionalism to quality of auditing of computer-based information system with information technology as moderating variable. Respondents in this study are auditors who worked for Public Accounting Firm in Jakarta. The number of auditor that were visited in this study were 75 auditors from 20 Public Accounting Firms. The method of determining the sample is by using purposive sampling method, while the data processing methods used by researcher are the multiple regression and absolute gap value analysis.
The result shows the audit committee, auditor expertise, and auditor professionalism and simultaneously and significantly influence quality of auditing of computer-based information system, information technology can be a modertaing variable to auditor expertise, and auditor profesionalism but it can not be a moderating variable for audit committee.
PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT, KEAHLIAN AUDITOR, DAN PROFESSIONALISME AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS
SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh peran komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai variabel moderating. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 75 auditor dari 20 Kantor Akuntan Publik. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisi regresi berganda dan analisis regresi uji nilai selisih mutlak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit, keahlian auditor, dan profesionalisme auditor secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dan teknologi informasi merupakan variabel moderating bagi keahlian auditor, dan profesionalisme auditor tetapi bukanlah variabel moderating bagi komite audit.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S. W. T yang telah memberikan rahmat karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Peran Komite Audit, Keahlian Auditor Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating” (Studi Empiris Auditor Eksternal Di Kantor Akuntan Publik Jakarta). Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.
3. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Rahmawati, SE., MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibu Atiqah, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan waktunya serta menberikan pengarahan dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.
9. Seluruh staff pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
10. Kepada seluruh staff International Office (IO) UIN Jakarta, Ibu Yeni Ratna Yunigsih, Ph.D, Ibu Elvi Vetrina, MIT, Ibu Cut Erika AF, SE.,MBA, Ibu Julie Trisnadewi, S.Sn, Ka Iin Handayani, S.Sos, Bapak Willy Oktaviano, Lc., MA, Bapak Zaenal Muttaqien, MPP, Bapak Ubaid Ridlo, MA yang telah menjadi orang tua sekaligus sahabat serta rekan kerja yang tiada henti-hentinya memberikan pelajaran dan support kepada penulis.
11. Kepada seluruhVolunteer International Office (IO) UIN Jakarta (kurcio IO) dan Student Buddies, Kiki Adrianus, Arief, Ka Ara, Dewi Antariksa, Zaza yang menjadi teman serta keluarga selama ini.
12. Kepada teman-teman International Students UIN Jakarta (Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, South Africa, Korea Selatan, Somalia, Syria, Turki, Iran) yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tetap semangat dan rajinlah dalam menuntut ilmu.
13. Kepada Mr. Saul Allens (Michigan University Researcher) yang telah memberikan banyak pelajaran dan ilmunya kepada penulis serta bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Kepada semua teman-teman “Akuntansi A angkatan 2007” kalian membuat masa-masa kuliah selama ini menjadi lebih indah dan berwarna.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh, karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Mei 2011
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ... iii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ... v
Daftar Riwayat Hidup ... vi
Abstract... viii
Abstrak... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel... xii
Daftar Gambar... xiii
Daftar Lampiran ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 13
C. Tujuan & Manfaat Penelitian ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep dan Ruang Lingkup Auditing ... 17
1. Pengertian Auditing Secara Umum... 17
2. Jenis Audit... 23
c. Audit atas Laporan Keuangan (Finacial Audit) ... 24
d. Audit Sistem Informasi (Computer Audit)... 24
B. Pengertian Sistem Informasi ...26
C. Audit Sistem Informasi ... 28
1. Pengertian Audit Sistem Informasi ... 28
2. Tujuan Audit Sistem Informasi... 29
3. Metode Pemprosesan Data... 30
4. Pendekatan Audit Sistem Informasi (PDE) dengan Komputer.. 33
5. Perbedaan antara Pengolahan Data Elektronik dengan Pengolahan Data Manual ... 35
D. Kualitas Audit ... 36
E. Komita Audit... 39
F. Keahlian Auditor... 42
G. Profesionalisme Auditor... 44
1. Pengertian Profesionalisme Auditor ... 44
2. Konsep Profesionalisme... 46
H. Teknologi Informasi... 48
I. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 51
J. Keterkaitan Antar Variabel ... 58
1. Hubungan Peran Komite Audit dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 58
3. Hubungan Profesionalisme Auditor dengan Kualitas Audit atas
Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 60
4. Hubungan Teknologi Informasi dengan Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer ... 61
K. Model Penelitian ... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 66
B. Metode Penentuan Sampel... 66
1. Populasi dan Sampel ... 66
2. Metode Penentuan Sampel... 67
C. Metode Pengumpulan Data ... 67
D. Metode Analisis Data... 68
1. Uji Kualitas Data... 68
a. Uji Validitas ... 69
b. Uji Reliabilitas ... 69
2. Tahap Persiapan Data... 70
3. Uji Asumsi Klasik ... 71
a. Uji Multikolonieritas... 71
b. Uji Heteroskedastisitas... 72
c. Uji Normalitas... 72
4. Uji Hipotesis ... 73
a. Analisis Regresi Berganda ... 73
c. Uji Statistik t ... 76
d. Uji Statistik Signifikan (F) ... 77
E. Operasional Variabel Penelitian... 77
1. Variabel Independen ... 77
2. Variabel Moderating ... 79
3. Variabel Dependen... 80
4. Operasional Variabel... 81
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN...84
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ... 84
1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 84
2. Karakteristik Profil Responden ... 86
B. Hasil Uji Instrumen penelitian ... 90
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 90
2. Hasil Uji Kualitas Data ... 91
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 95
4. Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan ... 100
BAB V PENUTUP ...116
A. Kesimpulan ...116
B. Implikasi ...118
C. Saran ...119
DAFTAR PUSTAKA ...121
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ...52
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 81
4.1 Data Sampel Penelitian ... 85
4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 85
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 87
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir ... 87
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 88
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ... 89
4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja ... 90
4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 91
4.9 Hasil Uji Validitas Komite Audit ... 92
4.10 Hasil Uji ValiditasKeahlian Auditor ... 92
4.11 Hasil Uji Validitas Professionalisme Auditor ... 93
No. Keterangan Halaman
4.13 Hasil Uji Validitas Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis
Komputer……. ... 94 4.14 Hasil Uji Reliabilitas ... 95
4.15 Hasil Uji Multikolonieritas ... 96
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Y, X1, dan X4 ... 100
4.17 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X1, dan X4 ... 101
4.18 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X1, dan X4 ... 102
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Y, X2, dan X4 ... 105
4.20 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X2, dan X4 ... 105
4.21 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X2, dan X4 ... 106
4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Y, X3, dan X4 ... 108
4.23 Hasil Uji Statistik F Variabel Y, X3, dan X4 ... 109
4.24 Hasil Uji Statistik t Variabel Y, X3, dan X4 ... 110
4.25 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Variabel Y, X1, X2, dan X3... 112
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 64
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ... 97
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ... 98
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Surat Penelitian Skripsi ... 128
2 Surat Keterangan dari KAP ... 130
3 Kuesioner Penelitian... 133
4 Daftar Jawaban Responden ... 141
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari
profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan
tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan
dalam laporan keuangan. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk
meningkatkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan, sehingga
masyarakat memperoleh informasi keuangan yang handal sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Informasi keuangan merupakan salah satu informasi yang digunakan untuk
pengambilan keputusan ekonomis. Laporan keuangan perlu diaudit, hal ini
bertujuan untuk memastikan kesesuaian laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Dalam perusahaan
publik, pemilik tidak bisa secara langsung melakukan verifikasi terhadap
informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Kepercayaan yang besar dari masyarakat serta pemakai laporan keuangan
auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang
akhirnya mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya agar tidat terjadiaudit failure. Kasus audit failurepernah terjadi
dan menimpa pada sejumlah perusahaan terkemuka seperti Enron, Xerox, Tyco
(Riyanto,2007:148). Sebagai contoh kasus Enron yang terjadi pada tahun 2000,
yang melibatkan Chief Executive Officier (CEO), komisaris, komite audit,
auditor internal sampai dengan auditor eksternal (Susiana dan Herawati,
2007:1). Skandal Enron berupa perhitungan atas total revenue Enron tahun
2000 dinyatakan sebesar $US 100,8 milyar dan dibenarkan oleh auditor
eksternal Arthur Andersen. Laporan keuangan tersebut diuji kembali oleh
Petroleum Finance Company (PFC) dan ternyata hanya berjumlah $US 9
milyar dan Enron mempunyai utang senilai $US 1,2 milyar yang
disembunyikan dengan teknikoff-balance sheet. Hal ini mengakibatkan Enron
pailit, rusaknya citra profesi akuntan, dan kerugian ratusan juta dialami
investor (Riyanto, 2007: 148).
Di Indonesia, kasusaudit failure terjadi pada perusahaan Kimia Farma dan
Bank Lippo (Riyanto, 2007:148). Kasus perusahaan Kimia Farma terjadimark
up terhadap laba tahun 2001 ditulis Rp. 132 milyar padahal sebenarnya hanya
senilai Rp. 99,594 milyar. Sedangkan pada Bank Lippo terjadi pembukuan
ganda pada tahun 2002. Pada tahun tersebut BAPEPAM menemukan adanya
tiga versi laporan keuangan. Laporan yang berbeda itu, pertama, yang
diberikan kepada publik atau diiklankan melalui media massa pada tanggal 28
Nopember 2002. Kedua, laporan ke BEJ pada tanggal 27 Desember 2002, dan
ketiga, laporan yang disampaikan akuntan publik, dalam hal ini kantor akuntan
publik Prasetio, Sarwoko & Sandjaja dengan auditor Ruchjat Kosasih dan
disampaikan kepada manajemen Bank Lippo pada tanggal 6 Januari 2003. Dari
mencantumkan “opini wajar tanpa pengecualian” adalah laporan yang
disampaikan pada tanggal 6 Januari 2003. Akibat adanya manipulasi tersebut
maka Bapepam menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp. 500.000.000,- kepada
PT. Kimia Farma Tbk dan kepada auditornya sebesar Rp. 100.000.000,-.
Sedangkan untuk Bank Lippo dijatuhkan sanksi sebesar Rp. 2,5 Milyar, karena
pencantuman kata “diaudit” dan “opini wajar tanpa pengecualian” di laporan keuangan 30 September 2002 yang dipublikasikan pada tanggal 28 Nopember
2002, dan sanksi denda sebesar Rp. 3,5 Milyar juta kepada Ruchjat Kosasih
selaku partner akuntan publik (KAP) Prasetio, Sarwoko & Sandjaja karena
keterlambatan penyampaian informasi penting mengenai penurunan agunan
yang diambil alih (AYDA) Bank Lippo selama 35 hari.
Berdasarkan kasus-kasus audit failures diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa masih rentannya profesi akuntan dalam menghadapi kecurangan
terhadap profesi yang dijalankannya, terlebih pada kualitas audit yang
dihasilkannya sehingga untuk meminimalisasiaudit failure tersebut dibutuhkan
independensi, kompetensi serta integritas yang tinggi oleh para auditor.
Penggunaan teknologi serta pendekatan komputerisasi dalam proses
keuangan diyakini menjadi salah satu cara untuk meminimalisasi adanya audit
failure. Kehadiran dan pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini
memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan bisnis dalam lingkungan yang
semakin penuh ketidakpastian. Peran teknologi informasi sebagai alat bantu
dalam pembuatan keputusan bisnis pada berbagai fungsi maupun peringkat
teknologi informasi dalam mengurangi ketidakpastian. Di bidang sistem
informasi, teknologi adalah suatu hal yang menjamah ke segala arah khususnya
dalam rantai nilai, karena setiap aktivitas akan menciptakan nilai dan memakai
informasi (Ekayani, Ghozali, dan Zulaekha, 2005:820).
Teknologi informasi juga dapat membantu meningkatkan sistem informasi
akuntansi. Sistem informasi yang berbasis komputer dapat melakukan
fungsinya secara lebih cepat dan tepat serta pemprosesan datanya akan lebih
murah bila dibandingkan dengan sistem manual. Kebutuhan penggunaan akan
alat bantu dalam pengolahan data sesungguhnya sudah dikenal dari zaman
dahulu. Bangsa Yunani dan Romawi (400 SM) tercatat sebagai bangsa yang
mempopulerkan penggunaan lempengan kayu, tulang, lilin dan lembaga metal
untuk pembuatan catatan dalam perhitungan hutang piutang, pengeluaran, dan
pencatatan harta yang dimiliki pertama kali. Setelah abad 19 terjadi peralihan
dari alat manual ke alat mekanik dan mekanik elektronik.
Pada awalnya, penggunaan teknologi informasi pada akuntansi adalah
untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada akuntansi manual yang
berhubungan dengan kesalahan dan ketidak-efisienan manusia serta
penggunaan kertas. Teknologi informasi membuka peluang untuk mengurangi
kejadian-kejadian dan biaya yang terkait dengan permasalahan tersebut. Disini
dapat dilihat bahwa sistem informasi akuntansi berbasis komputer pada
awalnya ditujukan untuk mendukung efisiensi operasi perusahaan. Untuk itu
seorang atasan perlu mempunyai ukuran kinerja para karyawan supaya tidak
bila suatu saat atasan ingin mengubah suatu sistem yang ada. Kita sering
terjebak untuk menilai seseorang berkinerja buruk, padahal sistem atau
peralatan yang digunakan yang tidak memenuhi syarat (Juwono, 2000).
Laporan dan pelaporan keuangan yang merupakan salah satu wujud
pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan selama periode
tertentu. Pelaporan keuangan dengan menggunakan komputer dapat
meningkatkan efektivitas manajemen perusahaan dalam menganalisis,
mensupervisi dan merevisi kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dalam
perkembangannya selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan dalam
berbisnis dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan
tersebut.
Penggunaan sistem akuntansi berbasis komputer ini didukung karena
memiliki beberapa keunggulan antara lain dapat memproses sejumlah transaksi
dengan cepat dan terintegrasi, dapat menyimpan dan mengambil data dalam
jumlah besar, dapat mengurangi kesalahan matematis, menghasilkan laporan
dengan tepat waktu dalam berbagai bentuk serta dapat menjadi alat bantu
pengambilan keputusan.
Kondisi perusahaan yang telah beralih dari sistem akuntansi manual
menjadi sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE), menuntut auditor untuk
melakukan perubahan pada prosedur dan tehnik pengolahan data yang
digunakan dalam melakukan tugas auditnya. Dampak perubahan teknologi
(1989) dalam Wibowo dan Hardiningsih (2003), menyatakan bahwa terdapat
perubahan tradisi berkurangnya bukti tertulis dimana auditor harus memahami
akses rutin ke dalam sistem, sistem otorisasi organisasi serta memahami
bagaimana sistem bekerja melakukan perhitungan. Adapun dampak lain yang
ditimbulkan dari penggunaan teknologi informasi berbasis komputer adalah
munculnya perilaku computer anxiety yakni menurut Sudaryono dan Astuti
(2005:896), adalah sebagai suatu kecenderungan seseorang menjadi susah,
khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi informasi (komputer)
pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang.
Untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat penggunaan sistem
informasi berbasis komputer di atas, untuk itu perlu adanya pencegahan
terhadap segala bentuk kesalahan dan pengamanan terhadap sistem informasi
berbasis komputer tersebut. Dalam hal ini auditor harus memahami dan dapat
menilai serta menguji rancangan pengendalian intern ketika melaksanakan
audit sistem informasi berbasis komputer. Namun untuk melaksanakan audit
sistem informasi berbasis komputer tentunya seorang auditor sistem informasi
harus memenuhi standar kualitas audit sistem informasi. Karena bagaimana
pun juga peran auditor independen sangat diperlukan sebagai pemberi opini
atas kewajaran dan keyakinan kegiatan operasional suatu perusahan dan
lembaga ekonomi lainnya yang menggunakan sistem akuntansi berbasis
komputer. Dengan demikian peran auditor menjadi suatu hal yang penting bagi
Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk meningkatkan kualitas jasa audit yang
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa
lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhirnya
mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya. Kusharyanti (2003) mendefinisikan kualitas audit sebagai
kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya. Kemungkinan dimana
auditor akan menemukan salah saji materil tergantung pada kualitas
pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah saji
tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial
Accounting Committee (2000) dalam Christiawan (2002:83) menyatakan
bahwa “kualitas audit ditentukan oleh dua hal, yaitu kompetensi dan
independensi.” Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas
audit.
Kualitas audit ini sangat penting karena dengan kualitas audit yang tinggi
maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar
pengambilan keputusan. Selain itu adanya kekhawatiran akan merebaknya
skandal keuangan, dapat mengikisnya kepercayaan publik terhadap laporan
keuangan auditan dan akuntan publik. Keterlibatan CEO, komisaris, komite
audit, internal auditor, sampai kepada auditor eksternal salah satunya dialami
oleh Enron, cukup membuktikan bahwa kecurangan banyak dilakukan oleh
orang-orang dalam. Terungkapnya skandal-skandal sejenis ini menyebabkan
salah satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari
perusahaan yang terkena kasus.
Keterlibatan komite audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas audit.
Urgensi keterlibatan komite audit ada pula kaitannya dengan belum optimalnya
peran pengawasan yang ditanggung dewan komisaris di banyak perusahaan di
negara-negara korban krisis yang lalu. Indonesia khususnya semakin
diperparah dengan adanya karakteristik umum yang melekat pada entitas bisnis
kita berupa pemusatan control atau pengendalian kepemilikan perusahaan di
tangan pihak tertentu atau segelintir pihak saja. Tugas pokok dari komite audit
pada prinsipnya adalah membantu dewan komisaris dalam melakukan fungsi
pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan
review sistem pengendaliam intern perusahaan, memastikan kualitas laporan
keuangan, dan meningkatkan efektivitas fungsi audit. Adanya komite audit
diharapkan dapat memberikan rekomendasi akuntan publik, menilai hal-hal
yang menyangkut penugasan akuntan publik (seperti engangement letter dan
estimated fees), menilai kebijakan akuntansi serta pelaksanaanya, dan meneliti laporan keuangan, termasuk laporan tahunan, laporan auditor danmanagement
letter.
Keahlian seorang auditor menjadi syarat utama yang harus dimiliki
seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya selain independensi dari seorang
auditor tersebut. Hal ini sama halnya seperti yang ada dalam Pernyataan
Standar Auditing (SPAP, 2001:150.1) bahwa selain independensi persyaratan
professional care. Namun seringkali definisi keahlian dalam bidang auditing
diukur dengan pengalaman (Mayangsari, 2003). Rahmawati dan Winarna
(2002), dalam risetnya menemukan fakta bahwa pada auditor, expectation gap
terjadi karena kurangnya pengalaman kerja dan pengetahuan yang dimiliki
hanya sebatas pada bangku kuliah saja. Padahal auditor ketika mengaudit harus
memiliki keahlian yang meliputi dua hal unsur yaitu, pengetahuan dan
pengalaman. Karena berbagai alasan seperti yang diungkapkan di atas,
pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini semakin ahli dan
berpengalaman seorang auditor maka semakin baik dan memadai pula kualitas
audit yang dihasilkan.
Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi
seorang auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi
kebebasan auditor akan semakin terjamin. Untuk menjalankan peranannya
yang menuntut tanggungjawab yang semakin luas, auditor eksternal harus
memiliki wawasan yang luas tentang kompleksitas organisasi modern.
Gambaran tentang profesionalisme seorang auditor menurut Hall (1968),
tercermin dalam lima hal, yaitu: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial,
kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan hubungan dengan
sesama rekan seprofesi. Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang
profesional, auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut
berupa kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penggunaan teknologi informasi
dewasa ini telah banyak berpengaruh besar terhadap perkembangan audit
sistem informasi (Juwono, 2000). Sehingga perubahan dari sistem akuntansi
manual menjadi sistem akuntansi yang didukung oleh teknologi komputer
mengharuskan seorang auditor dalam melakukan auditing mengikuti suatu
jejak elektronik (electronic trail) dan tidak lagi melacak melalui kertas-kertas.
Penelitian mengenai keterkaitan teknologi informasi telah banyak
dilakukan diantaranya Jurnali dan Supomo (2002) yang meneliti tentang
pengaruh faktor kesesuaian tugas teknologi dan pemanfaatan teknologi
informasi terhadap kinerja akuntan publik. Hasil penelitiannya bahwa
teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja akuntan publik.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sangsoko (2002) tentang audit sistem
informasi: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapannya
pada kantor akuntan publik di Indonesia. Dari hasil penelitian ini didapat
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan pada akuntan publik
antara lain adalah umur kantor akuntan publik, kebutuhan dan dorongan
kesadaran dari kantor akuntan publik, kemampuan dan pendidikan dari
personalia kantor akuntan publik, adanya petunjuk atau pedoman audit sistem
informasi dan kemampuan teknik-teknik audit sistem informasi. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai
pengaruh yang positif terhadap tingkat penerapan audit sistem informasi.
Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP, 2001), audit
standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut mencakup mutu
professional auditor, independensi, pertimbangan yang digunakan dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi seorang auditor dapat
menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut
melaksanakan pekerjaanya secara profesional.
Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar
mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang menpengaruhi kualitas audit dan
selanjutnya dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Bagi
pemakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk menilai sejauh mana
akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas audit yang
diberikannya. Pada penelitian kali ini, penulis ingin meneruskan hasil
penelitian dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yunita (2010)
tentang “Pengaruh keterlibatan komite audit, Kompetensi, dan Independensi terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer” sehingga
penelitian ini mengacu pada hasil penelitian-penelitian sebelumnya.
Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004) menganalisis
faktor-faktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa
faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
Christina (2007), menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh
kompetensi dan independensi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan
kompetensi dan independensi secara simultan dan parsial berpengaruh
Peneliatian yang dilakukan oleh Yunita (2010), menyatakan bahwa keterlibatan
komite audit, kompetensi, dan independensi auditor berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis
komputer.
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan antara peneliti ini dengan penelitian
terdahulu adalah pada penelitian ini peneliti mengganti dua variabel
independen dari peneliti terdahulu yakni independensi dan kompetensi dengan
variabel independen (bebas) keahlian auditor dan profesionalisme auditor serta
menambahkan satu variabel independen yaitu teknologi informasi sebagai
variabel moderating. Penggantian dua variabel terdahulu dilakukan karena
sudah seringnya variabel independensi dan kompetensi dijadikan variabel
penelitian terhadap kualitas audit oleh para peneliti serta dua variabel tersebut
sudah terbukti dan teruji berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa kualitas
audit tidak bisa diukur secara pasti, sehingga hasil penelitiannya pun
berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka
dalam penelitian ini dirumuskan permasalah dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
1. Apakah peran komite audit dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai pemoderasi?
2. Apakah keahlian auditor dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai pemoderasi?
3. Apakah profesionalisme auditor dapat mempengaruhi secara signifikan
kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi
informasi sebagai pemoderasi?
4. Apakah secara bersama-sama peran komite audit, keahlian auditor, dan
profesionalisme auditor secara simultan mempengaruhi kualitas audit atas
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan
bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisis pengaruh peran komite audit terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai
pemoderasi.
b. Menganalisis pengaruh keahlian auditor terhadap kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi sebagai
pemoderasi.
c. Menganalisis pengaruh profesionalisme auditor terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai pemoderasi.
d. Menganalisis pengaruh peran komite audit, kahlian auditor, dan
profesionalisme auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit atas sitem informasi berbasis komputer.
2. Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang kualitas audit atas
akuntansi khususnya auditing dan akuntansi keprilakuan dengan
memberikan bukti empiris tentang pengaruh peran komite audit,
keahlian auditor, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit
atas sistem informasi berbasis komputer dengan teknologi informasi
sebagai pemoderasi.
3) Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah
referensi mengenai auditing, terutama tentang kualitas audit atas
sistem informasi berbasis komputer sehingga diharapkan dapat
bermanfaat bagi penulis di masa yang akan datang.
b. Kontribusi Praktis
1) Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang
diharapkan dapat dijadikan informasi untuk meningkatkan kualitas
audit atas sistem informasi berbasis komputer yang didasarkan pada
keterlibatan komite audit, keahlian auditor, profesionalisme auditor
serta pengaruh teknologi informasi.
2) Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat meningkatkan
sistem informasi berbasis komputer yang dapat meningkatkan kualitas
laporan keuangan, sehingga laporan keuangan disajikan secara tepat.
3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat
pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan mengenai
kualitas audit sistem informasi berbasis komputer..
4) Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan informasi
mengenai peran komite audit, keahlian auditor, profesionalisme
auditor, dan teknologi informasi yang dapat bermanfaat untuk
dijadikan salah satu tinjauan dalam menilai kualitas audit sistem
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dan Ruang Lingkup Auditing
1. Pengertian Auditing Secara Umum
Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan
mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan klien.
Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari kesalahan atau
menemukan kecurangan, walaupun dalam pelaksanaanya sangat
memungkinkan ditemukannya kesalahan atau kecurangan. Pemeriksaan atas
laporan keuangan dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia
(Agoes, 2007:1-3).
Auditing/pemeriksaan akuntansi bertujuan memberikan nilai tambah
bagi laporan keuangan perusahaan, karena tujuan akhir auditing adalah
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan suatu
perusahaan. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi dalah
suatu komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan dari hasil
suatu pemeriksaan laporan keuangan yang ditujukan untuk para users.
Dari pengertian auditing di atas dapat dikatakan auditing merupakan
suatu bentuk atestasi jasa assurance, yakni suatu jasa dari seseoarang
profesional yang independen untuk meningkatkan kualitas informasi yang
auditing juga telah banyak dirumuskan oleh para sarjana di bidang
akuntansi. Konrath (2002:5), mendefinisikan auditing sebagai suatu proses
yang sistematik dalam memperoleh dan mengevaluasi asersi manajemen.
Beliau mengungkapkan :
“Auditing is a systematic process of objectively obtaining and
evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the result to interested users”.
Artinya auditing adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif
mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang
kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat
keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Agoes (2007:3), auditing didefinisikan sebagai
berikut:
“Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Senada dengan pengertian sebelumnya Arens, Beasley, dan Jusuf
(2010:4) mengungkapkan :
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competence, independent person”.
Artinya auditingadalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Sehingga dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
audit adalah suatu proses pengujian (evaluasi, akumulasi, pelaporan) bukti
yang independen, objektif yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan
independen terhadap suatu laporan keuangan perusahaan beserta dengan
bukti-bukti penting yang mendukung serta mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini diarahkan dengan maksud
menyatakan pendapat yang berguna dan dapat dipercaya dalam bentuk
laporan tertulis. Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan,
kemajuan dari suatu perusahaan secara wajar dan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku secara umum.
Dari berbagai definisi di atas pula terdapat beberapa karakteristik dalam
pengertianauditing, yaitu:
a. Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang telah ditetapkan
Dalam proses pemeriksaan, peran informasi sangat dibutuhkan sehingga
dengan informasi yang cukup dan memadai dapat dijadikan bukti audit
yang kompeten.
b. Entitas Ekonomi (Economy Entity)
Kesatuan ekonomi harus ditetapkan secara jelas sesuai dengan Entity
suatu perusahaan terpisah secara tegas dengan posisi keuangan pemilik
perusahaan tersebut.
c. Aktivitas Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bahan Bukti
Proses pemeriksaan selalu mencakup aktivitas mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti yang dianggap kompeten dan relevan dengan proses
pemeriksaan yang sedang dilakukan. Diawali dengan penentuan jumlah
bukti yang diperlukan sampai dengan proses evaluasi kegiatan audit.
d. Independensi dan Kompetensi Auditor Pelaksana
Seorang auditor dalam setiap penugasannya dituntut untuk memberikan
kinerja terbaiknya serta kehandalanya dalam melaksanakan tugasnya.
Pengetahuan yang cukup menjadi faktor pendukung seorang auditor
mampu dalam melaksanakan tugasnya. Agar opini publik tidak bias
maka pihak auditor dituntut untuk bersikap bebas (independen) dari
kepentingan manapun (conflict of interest). Independensi adalah syarat
utama agar laporan audit menjadi objektif.
e. Pelaporan Audit
Hasil akhir dari aktivitas pemeriksaan akan menghasilkan suatu laporan
atestasi yang disebut laporan auditan dimana laporan tersebut merupakan
bentuk komunikasi tertulis kepada para pengguna laporan auditan yang
tentunya tingkat kesesuaian antara informasi yang diperoleh dan
Guna menunjang profesionalismenya sebagai seorang akuntan publik
maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), yakni: (1) standar umum, (2) standar pekerjangan
lapangan, dan (3) standar pelaporan (SPAP, 2001:150:1). Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Standar Umum
a) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang berkaitan dengan perikatan, independensi
dalam sikap mental harus tetap dipertahankan oleh auditor.
c) Dalam audit pelaksanaan dan penyusunannya laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
dapat diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat,
dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c) Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui
dasar yang memadai untuk dapat menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan.
3. Standar Pelaporan
a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di
Indonesia.
b) Laporan auditor harus menyatakan jika ada ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d) Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi.
Sehingga berdasarkan uraian di atas, audit memiliki fungsi sebagai
proses untuk mengurangi ketidak selarasan informasi yang terdapat antara
manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk
memberikan pengesahan terhadap pelaporan keuangan (Christiawan,
2. Jenis Audit
Agoes (2007:9) menyebutkan ada 4 jenis Auditing yang umum
dilaksanakan. Keempat jenis tersebut yakni: (a) manajemen audit
(operational audit); (2) audit ketaatan (compliance audit); (3) audit atas
laporan keuangan (financial audit); dan (4) audit sistem informasi
(computer audit), dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Manajemen Audit (Operational Audit)
Operasional atau management audit merupakan atas semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu organisasi untuk menilai
efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasinya. Audit operasional dapat
menjadi alat manajemen yang yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit operasioanl berupa
rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi manajemen sehingga audit
jenis ini lebih merupakan konsultasi manajemen.
b. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Compliance audit merupakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah prosedur dan aturan yang telah diterapkan otoritas berwenang sudah
ditaati oleh personel di organisasi tersebut. Compliance audit biasanya
ditugaskan oleh otoritas berwenang yang telah menetapkan
prosedur/peraturan dalam perusahaan sehingga hasil audit jenis ini tidak
c. Audit atas Laporan Keuangan (Finacial Audit)
Pemerikasaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi kewajaran
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen secara keseluruhan
dibandingkan dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku secara
umum. Dalam pengertiannya apakah laporan keuangan secara umum
merupakan informasi yang dapat ditukar dan dapat diverifikasi lalu telah
disajikan sesuai dengan kriteria tertentu. Umumnya kriteria yang
dimaksud adalah standar akuntansi yang berlaku secara umum seperti
prinsip akuntansi yang berterima umum. Hasil audit atas laporan
keuangan adalah opini auditor yaitu Unqualified Opinion, Qualified
Opinion, Disclaimer Opinion dan Adverse Opinion.
d. Audit Sistem Informasi (Computer Audit)
Audit SI sangat diperlukan karena akuntan yang melakukan audit laporan
keuangan harus memahami dan menguji sistem dan pengendalian
internnya (list of control), dan dalam rangka memeriksa data akuntansi
(substantive test). Audit SI adalah merupakan jenis audit terhadap
laporan keuangan yang sistem akuntansinya berbasis teknologi informasi
(hardware, software, netware, infrastructuredan dataware).
Sedangkan berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, audit dibagi 4
jenis yaitu: (1) auditor ekstern; (2) auditor intern; (3) auditor pajak; dan (4)
auditor pemerintah (Suharli, 2005:42). Adapun penjelasannya sebagai
a. Auditor Ekstern
Auditor ekstern/independen bekerja untuk kantor akuntan publik yang
statusnya berada diluar struktur perusahaan yang mereka audit.
Umumnya auditor ekstern menghasilkan laporan atas financial audit serta
menghasilkan opini audit.
b. Auditor Intern
Auditor intern bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Laporan
audit manajemen umumnya berguna bagi manajemen perusahaan yang
diaudit. Oleh karena itu tugas auditor internal biasannya adalah audit
manajemen yang termasuk jenisCompliance Audit.
c. Auditor Pajak
Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib pajak
yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.
d. Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi keuangan
yang disusun oleh instansi pemerintahan. Disamping itu audit juga
dilakukan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomisasi operasi
program dan penggunaan barang milik pemerintah. Dan sering juga audit
atas ketaatan pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah. Audit yang
dilaksanakan oleh pemerintah dapat dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan
Sehingga dapat diketahui bahwa definisi audit tidak hanya menyangkut
dalam bidang akuntansi saja (financial audit), tetapi juga audit dalam
lingkup manajemen, ketaatan/kepatuhan seorang auditor dan KAP serta
audit dalam sistem informasi. Begitu pula terdapat beberapa jenis dari
auditor itu sendiri, hal tersebut didasarkan dari perbedaan lingkup kerja
yang dilakukannya karena setiap lingkup kerja sering kali memiliki
perbedaan cara/peraturan maupun sistem akuntansi yang berbeda sehingga
diperlukan spesifikasi auditor khusus untuk menanganinya.
B. Pengertian Sistem Informasi
Sebelum mendefinisikan pengertian dari audit sistem informasi, ada
baiknya kita mengetahui pengertian dari masing-masing kata yang ada.
Menurut McLeod (2001:9), sistem adalah:
“A system is a group of elements that are integrated with the common purpose of achieving a objective”.
Sedangkan menurut pendapat Mukhtar (1999:2), sistem adalah:
“Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen
yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan”.
Dapat disimpulkan sistem adalah sekelompok komponen yang saling
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama (common
purpose). Serta dalam sistem diperlukan adanya pengguna (users) untuk
Sehingga dari pengertian dan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berintegrasi
untuk mencapai tujuan.
2. Sistem mempunyai sasaran yang akan dicapai.
3. Sistem memerlukan pengendalian.
4. Sistem memiliki pengguna (users).
5. Sistem memiliki keterbatasan.
Sedangkan defininisi informasi menurut McLeod(2001:12), “information
is processed data, or meaningful data”. Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang telah lebih memiliki arti tertentu bagi penggunanya.
Sedangkan menurut Hall (2001:14), “Informasi menyebabkan pemakai
melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan”.
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah
merupakan suatu data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti (bermanfaat) bagi penerimanya untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan. Dari kedua definisi kata sistem dan informasi di atas
maka dapat disinergikan sistem informasi adalah kumpulan
elemen-elemen/sumber data dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu
yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan
informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam
C. Audit Sistem Informasi
1. Pengertian Audit Sistem Informasi
Pengertian audit sistem informasi, menurut Ron Weber (1999) dalam
Gondodiyoto (2007:442):
“EDP auditing is the process of collecting and evaluation evidence to
determine whether is computer system safeguards assets, maintains data integrity, achieves organizational goals effectifely, and consumers resources
effecienly”.
Dapat diartikan audit sistem informasi adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit yang ada untuk menentukan
keadaan yang bertujuan untuk pengamanan asset,menjaga integritas data,
mencapai tujuan organisasi yang efisien, dan ekonomisasi.
Sedangkan pengertian audit sistem informasi, menurut Sasongko
(2007):
”Sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya, yaitu: pengamanan atas aktiva, pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi”.
Berdasarkan dari kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa audit sistem informasi merupakan bagian dari suatu kegiatan audit
laporan keuangan yang sistem akuntansinya berbasis komputer, khususnya
dalam pengujian pengendalian apakah sistem dan program-programnya
sudah benar, atau dalam audit subtantif apakah data/file yang ada pada
sistem komputerisasi sudah benar. Maka dapat disimpulkan seorang auditor
daripada auditor yang belum pernah mengaudit SI, apalagi kalau
pengalaman tersebut ditunjang dengan pendidikan yang cukup, bahkan
mempunnyai sertifikat CISA (Certified Information System Auditor)
(Sasongko, 2000:21).
2. Tujuan Audit Sistem Informasi
Tujuan audit sistem informasi menurut Gondodiyoto (2007:474), terdiri
dari 5 (lima) tahap, yaitu: (1) pengamanan asset; (2) menjaga integritas data;
(3) efektifitas sistem; (4) efisiensi sistem; dan (5) ekonomis. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
a. Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga
oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi
penyalahgunaan asset perusahaan. Dengan demikian pengamanan asset
merupakan hal yang penting yang harus dilakukan perusahaan.
b. Menjaga Integritas Data
Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran
dan keakuratan. Jika integritas data tidak dapat dipelihara, maka suatu
perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar
bahkan perusahaan akan mengalami kerugiaan.
c. Efektifitas Sistem
Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi
d. Efisien Sistem
Efisisen menjadi hal yang sangat penting ketika waktu komputer tidak
lagi memiliki kepastian yang memadai. Suatu sistem dapat dikatakan
efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan
sumber daya informasi yang minimal.
e. Ekonomis
Ekonomis identik dengan penggunaan sumber daya yang minimal untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Terlihat jelas terdapat kalkulasi
ekonomi (uang) yang berfokus pada keuntungan dan kerugian.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama penerapan sistem komputerisasi
dalam suatu organisasi tidak terlepas dari pengamanan atas aktiva,
pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi
sehingga dapat dipastikan sistem informasi berbasis komputer yang
digunakan oleh organisasi tersebut telah dapat mencapai tujuannya dengan
baik.
3. Metode Pemprosesan Data
Metode pengolahan data berhubungan dengan cara data dimasukan ke
dalam dan diproses ke komputer. Metode pemrosesan data terdiri dari 3
(tiga) jenis (Gondodiyoto, 2007:379), yaitu: (1)batch input and processing;
(2) on line input with batch processing; dan (3) on line input with real
1) Batch Input and Processing
Pada metode ini dokumen dasar dibuat secara manual, dikumpulkan
untuk suatu periode tertentu. Dokumen dikumpulkan dan diproses ke
dalam media yang dapat dibaca komputer dan masih merupakan
transaction file.
2) On Line Input With Batch Processing
Dalam metode ini transaksi tidak dikumpulkan terlebih dahulu. Setiap
transaksi langsung dimasukan ke terminal dan dokuman dasar dapat
digunakan sebagai pemansukan data. Transaksi disimpan secara on-line
dan diproses dalammaster file pada interval yang sudah ditentukan.
3) On Line Input with Real TimeProcessing
Dalam metode ini transaksi dimasukan sendiri-sendiri ke terminal dan
master file langsung berubah pada saat transaksi itu dimasukan.
Sedangkan menurut Supriyati (2006:44), sistem komputeron-line dapat
digolongkan menjadi: (1) on-line/real time processing; (2) on-line/batch
processing; (3) on-line/memo update dan on-line input with memo update
processing; (4) on-line/inquiry; dan (5) on-line downloading/uploading.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) On-line/real processing
Dalam metode ini transaksi secara individual dientri melalui peralatan
terminal, divalidasi dan digunakan untukmeng-update dengan segerafile
2) On-line/batch processing
Dalam metode ini inputdanbatch processing transaksi secara individual
dientri melaui peralatan terminal, dilakukan validasi tertentu, dan
ditambahkan ketransaction file yang berisi transaksi lain, lalu dientri ke
sistem secara periodik.
3) On-line/memo updatedan On-line input with memo update processing
Dari sudut pandang pemakai, sistem ini tampak tidak berbeda dengan
on-line/real time processing, dimana transaksi dientri secara individual ke terminal, sehingga hasil pengolahan ini menghasilkan suatu laporan atau
keterangan.
4) On-line /inquiry
Metode ini membatasi pemakai pada peralatan terminal untuk melakukan
permintaan keterangan dari master file. Dalam sistem ini, master file di
update oleh sistem lain berdasarkanbatch transaksi.
5) On-line downloading/uploading
Metode ini berkaitan dengan transfer data dari master file ke peralatan
intelligent terminal untuk diolah lebih lanjut oleh pemakai.
Sehingga dapat dijelaskan dalam metode pengolahan data dengan
menggunakan komputer, sistem akan memungkinkan pemakai melakukan
akses ke data dan program secara langsung melalui peralatan terminal/
4. Pendekatan Audit Sistem Informasi (PDE) dengan komputer
Gondodiyoto (2007:451-459) mengklasifikasikan pendekatan audit
PDE dengan menggunakan komputer ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu: auditing
disekitar komputer (auditing around the computer), auditing melalui
komputer (auditing through the computer), dan auditing dengan komputer
(auditing with computer). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Auditing Disekitar Komputer (Auditing Around the Computer)
Dalam pendekatan ini auditor dapat melangkah kepada perumusan
pendapat dengan hanya menelaah struktur pengendalian dan
melaksanakan pengujian transaksi dan prosedur verifikasi saldo perkiraan
dengan cara yang sama seperti dalam sistem manual.
Keunggulan dalam metode pendekatan audit ini adalah: 1) sederhana,
dan 2) auditor yang memiliki pengetahuan yang minim di bidang
komputer dapat dilatih dengan mudah untuk melaksanakan audit.
Kelemahanya adalah jika lingkungan berubah, maka kemungkinan sistem
itupun akan berubah, sehingga auditor tidak dapat menilai sistem yang
baik.
b. Auditing Melalui Komputer (Auditing Through the Computer)
Dalam pendekatan audit ke sistem komputer (Auditing Through the
Computer) auditor melakukan pemeriksaan langsung terhadap
program-program dan file-file komputer pada audit SI berbasis komputer. Dalam
pendekatan ini fokus perhatian auditor langsung pada operasi
Keunggulan pendekatan audit melalui komputer adalah: 1) auditor
memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan
pengujian terhadap sistem komputer, 2) auditor akan lebih merasa yakin
terhadap kebenaran hasil kerjanya, dan 3) auditor dapat menilai
kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapai perubahan
lingkunagn. Karena pendekatan ini sangat kompleksnya, maka
kelemahan pendekatan ini yaitu memerlukan biaya yang besar dan
dibutuhkan tenaga ahli yang terampil.
c. Auditing dengan Komputer (Auditing with Computer)
Pendekatan audit dengan bantuan komputer merupakan cara yang sangat
bermanfaat selama pengujian subtantif atas fila dan record perusahaan.
Software audit yang digunakan merupakan program komputer yang
dgunakan oleh auditor untuk membantu pengujian dan evaluasi
keandalanrecord dan file perusahaaan.
Kelemahan utama program komputer yang digeneralisasi adalah biaya
pengembangan pada awalnya besar, dan kecepatan pengolahan relatif
kurang efisien.
Sedangkan menurut Agoes (2007:11), pendekatan audit PDE
diklasifikasikan ke dalam dua jenis saja, yaitu: (1) audit disekitar komputer
(audit around the computer); dan (2) audit melalui komputer (audit through
tersebut seiring kemajuan teknologi yang ada sekarang ini seperti
memahamisoftware akuntansi, sistem informasi, serta teknik komputer.
5. Perbedaan antara Pengolahan Data Elektronik dengan Pengolahan Data Manual
Perbedaan antara pengolahan data dengan komputer dengan pengolahan
data secara manual yang berpengaruh terhadap Sistem Pengendalian
Internal (Ismail, 2005:34):
a. Sistem PDE bisa menghasilkan alur transaksi yang tersedia untuk tujuan
audit hanya untuk jangka waktu yang pendek.
b. Dalam sistem komputer hanya terdapat sedikit bukti dokumen yang
dihasilkan dari prosedur pengendalian dibandingkan dengan sistem
manual.
c. Informasi dalam sistem manual dapat dilihat secara nyata, sebaliknya file
dalam sistem PDE hanya bisa dilihat oleh mesin dan tidak bisa dibaca
manusia tanpa bantuan komputer.
d. Laporan akuntansi yang dihasilkan komputer biasanya lebih tepat waktu
sehingga manajemen bisa memperoleh alat bantu yang efektif dalam
melakukan supervisi dan review atas operasi perusahaan.
Dapat disimpulkan penggunaan sistem pengolahan data elektronik
dengan bantuan komputer bertujuan untuk mereview dan mengevaluasi
pengawasan internal yang digunakan untuk menjaga keamanan dan
memeriksa tingkat kepercayaan sistem informasi serta mereview