• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan,Pelatihan,Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pendidikan,Pelatihan,Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Atas Sistem Informasi Berbasis Komputer"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN

PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI

BERBASIS KOMPUTER

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Nurul Dwi Ayuni NIM : 104082002661

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

(2)

ii

PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN

PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT ATAS SISTEM INFORMASI

BERBASIS KOMPUTER

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Nurul Dwi Ayuni NIM : 104082002661

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Wiwik Utami, SE., M.Si., Ak Hepi Prayudiawan, SE., MM, Ak

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

iii

Hari ini Kamis, Tanggal 29 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Nurul Dwi Ayuni, NIM: 104082002661 dengan judul skripsi: “PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS

SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER”. Memperhatikan

kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Mei 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Rini, SE., M.Si., Ak Rahmawati, SE., MM

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

(4)

iv

Hari ini Kamis, Tanggal 13 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Sidang Skripsi atas nama Nurul Dwi Ayuni, NIM: 104082002661 dengan judul skripsi: “PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT ATAS

SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER”. Memperhatikan

kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Juni 2008

Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi

Dr.Wiwik Utami, SE., M.Si., Ak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak

Ketua Sekretaris

Amilin, SE., M.Si., Ak

(5)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

Nama : Nurul Dwi Ayuni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 15 Juni 1986

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Brigjen Saptadji, Gg. Nasedin RT/RW 03/02 no.22 Cilendek Barat, Bogor Barat

Telepon / HP : 0251 – 8330366 / 081318107049

II. Pendidikan

1. 1990 – 1992 : TK Tunas Muda IV Bogor

2. 1992 - 1998 : SDN Semplak 2 Bogor

3. 1998 - 2001 : SMPN 6 Bogor

4. 2001 - 2004 : SMUN 5 Bogor

(6)

vi

THE INFLUENCE OF EDUCATION, TRAINING, AND EXPERIENCE OF THE AUDITOR TO THE AUDIT QUALITY OF THE INFORMATION

SYSTEM OF COMPUTER BASE By: Nurul Dwi Ayuni

ABSTRACT

The objectives of this research was to examine the influence of education, training, and auditors experience to the audit quality of the information system of computer base.

Data used in this research was questionnaires from independent auditors at audit firms in South Jakarta. Sampling method was using purposive sampling. 120 questionnaires were distributed. Total returned questionnaires was 75 (62,5%) questionnaires. The method of data analyzing used in this research was multiple regression method.

This research showed that education and training has influence positive and didn’t significant to the audit quality of the information system of computer base . Experience- total of duties and experience-job period has negative influence and didn’t significant influence to the audit quality of the information system of computer base.

(7)

vii

PENGARUH PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

ATAS SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Oleh: Nurul Dwi Ayuni

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh pendidikan, pelatihan, dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari auditor independen dari kantor akuntan publik di Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Metode penentuan data yang digunakan adalah

purposive sampling. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 120 kuesioner, jumlah

kuesioner yang kembali adalah 75 kuesioner (62,5%). Metode analisis data yang digunakan adalah uji regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer namun tidak berpengaruh secara signifikan. Sedangkan pengalaman berdasarkan jumlah penugasan dan pengalaman berdasarkan lama bekerja berpengaruh negatif atau berlawanan arah dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat dan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman Auditor terhadap kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer”. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabatnya.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, ucapan terima kasih dan doa penulis berikan kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, bantuan, dan dukungan terbesar dalam diri penulis, baik berupa moril maupun materi. Sehingga penulis menjadi lebih kuat dan selalu semangat serta tidak putus asa dalam menjalani hidup.

2. Ibu Dr.Wiwik Utami, SE.,Ak, M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya, membimbing penulis dengan sabar, serta telah mengarahkan dan memberikan solusi di setiap permasalahan yang ada dalam proses penyusunan skripsi.

3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,Ak, MM selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan solusi, motivasi, arahan, dan bimbingan serta meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan-keluhan dari penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

(9)

ix

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh Staf dan karyawan FEIS, khususnya bagian akademik yang telah membantu dalam kegiatan administrasi penulis.

8. Kakak dan Adik yang telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis. 9. Auditor-auditor independen yang telah meluangkan waktu untuk mengisi

kuesioner penelitian.

10.Sahabat-sahabat Akuntansi B angkatan 2004, terimakasih atas dukungan dan doa yang tidak henti-hentinya kalian berikan kepada penulis.

11.Teman-teman seperjuangan skripsi di saat susah dan senang dalam mengerjakan skripsi sampai terselesaikannnya skripsi.

12.Teman-teman Akuntansi angkatan 2004, tetap jaga relasi jangan sampai terputus ketika semuanya telah lulus.

13.Adik-adik kelasku di BEMJ Akuntansi 2008, semoga tali silaturahmi kita akan tetap terjaga dan jangan menyia-menyiakan waktu yang ada, semoga kalian sukses.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis selalu terbuka untuk menerima saran dan krtik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, Juni 2008

1429 H/2008 M

(10)

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………... i

LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF ………... ii

LEMBAR UJIAN SKRIPSI ………... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………... iv

ABSTRACT ………... v

ABSTRAK ………. .... vi

KATA PENGANTAR ………... vii

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ……….... xii

DAFTAR GAMBAR ………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian ………... 1

B. Rumusan masalah ………... 5

C. Tujuan dan Manfaat Peneliti ………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Auditing dan Sistem Informasi …………. .. 8

(11)

xi

2. Jenis Audit

………. 8

3. Sistem

Informasi ……….... 11

B. Sistem

Pengolahan Data Elektronik ………... 13

1. Pengolahan

Data Eloektronik ………... 13

2. Komponen

Sistem PDE ………... .. 14

3. Pengendalia

n Intern Pada Sistem PDE ………... 16

4. Menentukan

Risiko Pengendalian PDE ………. 18

C. Audit

Sistem Informasi ……….... 20

1. Pengertian

Audit Sistem Informasi ………….... 20

2. Tujuan

Audit Sistem Informasi ……….... .. 21

3. Proses

Audit Sistem Informasi ………... 23

4. Langkah

Dalam Audit Informasi …………... 25

5. Standar

(12)

xii

D. Kualitas

Audit ………... 26

E. Pendidikan

...……….. 30

F. Pelatihan

……….... 31

G. Pengalama

n ………... 32

H. Tinjauan

Penelitian Terdahulu ... 34

I. Kerangka

Pemikiran ………... ... 35

J. Perumusan

Hipotesis ……….... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang

Lingkup Penelitian ………... 38

B. Metode

Penentuan Sampel ………. ... 39

C. Metode

Pengumpulan Data ………... 39

D. Metode

Analisis Data dan Pengujian Statistik …... 41

1. Uji

Instrumen Penelitian ……….. ... 41

a. Uji

(13)

xiii

b. Uji

Validitas ………... . 41

2. Tahap

Persiapan Data ………... . 42

3. Uji

Hipotesis ... .... 44

a. Uji

Asumsi Klasik ... . 43

b. Analisis

Regresi Berganda ... 44

c. Uji

Koefisien Determinasi ... . 45

d. Uji Statistik

t ... .... 46

e. Uji

Statistik Fisher (F) ... . 47 E. Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya 47

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas

Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51

1. Tempa

t dan Waktu Penelitian ... 51

2. Karakt

eristik Responden ... 53

B. Uji

Instrumen Penelitian ... 59

1. Uji

(14)

xiv

2. Uji

Reabilitas ... 61

C. Penguj

ian Hipotesis ... 62

1. Uji

Asumsi Klasik ... 62

2. Analisi

s Regresi Linear Berganda ... 65

3. Uji

Koefisien Determinasi ... 69

4. Uji

Statistik t ... 70

5. Uji

Statistik F ... 78

BAB V PENUTUP

A. Kesim

pulan ... 81

B. Implik

asi ... 82

C. Saran

... 83

(15)

xviii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat ini perkembangan sistem informasi berbasis komputer mengalami perubahan yang pesat dalam beberapa tahun belakangan. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya perusahaan yang telah mengubah sistem akuntansi manual menjadi sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE). Anies S. M. Basalamah (1995) dalam Sjafardamsah (2002), mengemukakan bahwa Pengolahan Data Elektronik (PDE) dapat digambarkan sebagai serangkaian kegiatan yang menggunakan komputer untuk mengubah informasi yang masih mentah (data) menjadi informasi yang berguna. Rangkaian kegiatan tersebut dimulai dari pemasukan data hingga menghasilkan keluaran dan diakhiri dengan pengendalian.

(16)

perubahan-xix

perubahan yang mendasar akibat kemajuan teknologi juga dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan, baik tindak kecurangan maupun kelalaian dalam bentuk yang baru. Oleh karena itu perlu adanya upaya pencegahan terhadap segala bentuk kesalahan dan pengamanan terhadap sistem informasi berbasis komputer tersebut. Dalam hal ini, auditor harus memahami dan dapat menilai serta menguji rancangan pengendalian intern ketika melaksanakan audit sistem informasi berbasis komputer.

Namun, untuk melaksanakan audit sistem informasi berbasis komputer tentunya seorang auditor sistem informasi harus memenuhi standar kualitas audit sistem informasi. Karena bagaimanapun juga, peran auditor independen sangat dibutuhkan sebagai pemberi opini atas kewajaran dan kelayakan kegiatan operasional suatu perusahaan dan lembaga ekonomi lainnya yang menggunakan sistem akuntansi berbasis komputer. Dengan demikian, peran auditor menjadi suatu hal yang penting bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk meningkatkan kualitas jasa audit yang diberikannya.

(17)

xx

Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004) menganalisis faktor-faktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Christiawan (2002), menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh kompetensi dan independensi. Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. Pada penelitian ini, Christiawan merefleksikan penelitian dari Putri Noviyani (2002), bahwa pendidikan formal, pelatihan, dan pengalaman memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan publik.

Selain itu peneliti juga menggunakan penelitian Widyanto dan Yuhertian (2005), mereka meneliti pengaruh pendidikan, pengalaman ,dan pelatihan terhadap profesionalisme auditor pemerintah yang bekerja pada badan pengawas kota Surabaya. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa variabel pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif terhadap profesionalisme auditor Bawasko dan variabel pendidikan merupakan variabel yang berpengaruh dominan. Sedangkan variabel pengalaman berpengaruh negatif terhadap profesionalisme auditor Bawasko.

(18)

xxi

pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut melaksanakan pekerjaannya secara professional.

Berdasarkan dari penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti, sehingga hasil penelitiannya pun berbeda-beda. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti kualitas audit dari segi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer dengan menggunakan variabel pendidikan, pelatihan, dan pengalaman auditor sebagai variabel bebasnya.

Pendidikan pada penelitian ini merupakan pendidikan formal yang telah diikuti oleh auditor sistem informasi, misalnya pendidikan sarjana akuntansi (S1 akuntansi). Sedangkan pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek guna mengembangkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang berkaitan dengan audit sistem informasi berbasis komputer. Sementara itu, pengalaman dalam hal ini dilihat dari pengalaman lama bekerja menjadi auditor dan pengalaman dari jumlah penugasan (banyaknya klien yang telah diaudit sistem informasi berbasis komputer).

(19)

xxii

sedangkan variabel pengalaman berpengaruh negatif terhadap profesionalisme auditor Bawasko.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik ingin mengetahui lebih dalam bagaimana pengaruh kemampuan, pengetahuan dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Oleh karena itu, peneliti tetapkan bahwa judul dari penelitian skripsi ini adalah:

“Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas

Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah ini adalah:

1. Apakah faktor pendidikan dapat mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?

2. Apakah faktor pelatihan dapat mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?

3. Apakah faktor pengalaman berdasarkan jumlah penugasan dapat mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer? 4. Apakah faktor pengalaman berdasarkan lama bekerja dapat mempengaruhi

kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer?

(20)

xxiii

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor pelatihan auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengalaman berdasarkan jumlah penugasan auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

4. Untuk mengetahui pengaruh faktor pengalaman berdasarkan lama bekerja auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. 5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan, pelatihan, dan

pengalaman auditor secara bersama-sama dalam mempengaruhi kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi auditor

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi auditor untuk lebih meningkatkan keahliannya serta meningkatkan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

(21)

xxiv

a. Memenuhi salah satu prasyarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Mendapatkan gambaran tentang pengaruh pendidikan, pelatihan, dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer di Kantor-kantor Akuntan Publik.

3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca

(22)

xxv

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Auditing dan Sistem Informasi

1. Pengertian Auditing

Definisi audit yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic

Auditing Concept) dalam Halim (2003), mendefinisikan audit sebagai

berikut:

“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.”

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat peneliti simpulkan bahwa auditing merupakan suatu proses untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang peristiwa ekonomi dengan menentukan derajat kesesuaian antara asersi yang dibuat dengan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian hasilnya tersebut dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Jenis Audit

(23)

xxvi

a. Jenis audit berdasarkan bidang yang diaudit: 1) Audit Laporan Keuangan (Financial Audit).

Audit laporan keuangan adalah suatu proses pemeriksaan oleh orang-orang yang mampu (kompeten) atau independen, dengan menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dan keterangan yang terukur suatu kesatuan ekonomi, dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dan keterangan terukur yang diperoleh dari pemeriksannya tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2) Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah kegiatan financial maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi-kondisi, aturan-aturan, dan regulasi yang telah ditentukan. Kriteria yang ditentukan tersebut dapat berasal dari berbagai sumber seperti manajemen, kreditor maupun lembaga pemerintah.

3) Audit Operasional

Audit Operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektifitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu.

(24)

xxvii

Kebutuhan akan audit sistem informasi mencakup dua hal, yaitu:

a. Audit sistem informasi yang dilaksanakan dalam rangka audit laporan keuangan (general financial audit).

b. Audit sistem informasi yang dilakukan dalam kaitannya dengan

Information Technology (IT) Governance.

Pada penelitian kali ini, peneliti akan lebih memperdalam pembahasan mengenai audit sistem informasi yang akan dibahas pada sub bab berikutnya.

5) Audit e-commerce

Audit terhadap e-commerce merupakan bidang yang spesifik, karena berbeda dengan audit teknologi informasi lain yang bersifat back-office system, sedangkan e-commerce bersifat

front-office system. Front-office system adalah sistem berbasis

teknologi informasi yang langsung berkaitan dengan transaction

processing, atau layanan ke pihak lain atau pelanggan/masyarakat.

6) Audit Investigatifdan Forensic Audit

Audit investigatif merupakan suatu penyidikan yang berlandaskan pada hukum dan rasa keadilan, untuk mencari kebenaran dengan tingkat keyakinan tinggi (high level assurance). b. Jenis Audit Berdasarkan auditornya:

(25)

xxviii 3) Auditor Pemerintah

3. Sistem Informasi

Mempelajari suatu sistem informasi dan akan lebih mengena jika kita memahami terlebih dahulu apakah sistem itu serta karakteristik-karakteristik dari sistem tersebut. Berikut kutipan mengenai pengertian sistem menurut beberapa ahli.

Sistem dapat diartikan sebagai gabungan dari bagian-bagian yang saling berinteraksi dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan dan sasaran (Komalasari, 1999). Sedangkan menurut Purwono (2004:95), sistem adalah sebuah rangkaian kegiatan (sub-sistem), yang dibangun dan saling tali temali, terkait antara satu sistem dengan sub-sistem yang lain dan saling mempengaruhi dengan suatu tujuan tertentu. Sementara itu Menurut Jusuf (2001) dalam Gondodiyoto (2003), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

Berdasarkan dari pengertian sistem yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

(26)

xxix

sistem informasi merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, mesin, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik. Sedangkan menurut Gondodiyoto (2003:8), sistem informasi ialah interaksi antar sumber daya (komponen-komponen) di dalam suatu kesatuan terpadu untuk mengolah data menjadi informasi sesuai kebutuhan penggunannya.

Berdasarkan dari pengertian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa sistem informasi merupakan seperangkat komponen yang saling berkaitan satu sama lain guna mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi serta dijadikan dasar sebagai pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Sistem informasi sebenarnya dapat dibuat dengan pengolahan data secara manual maupun pengolahan data secara komputerisasi. Namun pada penelitian kali ini, penulis akan lebih condong ke pengolahan data secara komputerisasi.

B. Sistem Pengolahan Data Elektronik

1. Pengolahan Data Elektronik

(27)

xxx

pengolahan data manual ke sistem baru yang semakin meninggalkan ketergantungannya terhadap penggunaan tenaga kerja manusia, yaitu dengan menggunakan pengolahan data terkomputerisasi.

Menurut Halim (2003), sistem Pengolahan Data Elektronis (PDE) merupakan sistem pemrosesan data yang menggunakan teknologi telekomunikasi dan komputer. Sedangkan menurut Anies S.M Basalamah (1995) dalam Sjafardamsah (2002), mengemukakan bahwa sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE), dapat digambarkan sebagai serangkaian kegiatan yang menggunakan komputer untuk mengubah informasi yang masih mentah (data) menjadi informasi yang berguna.

Berdasarkan dari kedua pendapat tersebut mengenai pengertian sistem pengendalian data elektronik, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa sistem pengolahan data elektronik merupakan sistem pemrosesan data melalui penggunaan komputer yaitu diawali dengan mengolah data mentah dan diakhiri dengan menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna informasi tersebut.

2. Komponen sistem PDE

Sistem Pengolahan Data Elektronik (PDE) merupakan salah satu hasil pengembangan teknologi yang penting. Terdapat empat komponen sistem PDE (Halim, 2003:288), yaitu:

(28)

xxxi d. Metode pemprosesan data

Berikut ini akan dijelaskan mengenai ke empat komponen sistem PDE, yaitu sebagai berikut:

a. Perangkat keras (Hardware)

Perangkat keras (hardware) merupakan pealatan fisik yang digunakan dalam sistem PDE, yang meliputi lima komponen, yaitu:

Central processing unit (CPU), peralatan input (input device),

peralatan output, pealatan komunikasi komputer, dan secondary

storage.

Berdasarkan pengertian tersebut mengenai perangkat keras

(hardware), dapat disimpulkan peneliti bahwa perangkat keras

merupakan semua perlengkapan fisik yang digunakan untuk melaksanakan bermacam-macam fungsi dan tujuan yang berbeda pada seluruh kegiatan pengolahan data.

b. Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak komputer yang terkait dengan sistem PDE, adalah sistem software, dan application software. Perangkat lunak sistem melaksanakan fungsi umum yang harus ada agar komputer dapat beroperasi dan mengolah data sebagaimana mestinya.

(29)

xxxii c. Metode Pengorganisasian Data

Metode pengorganisasian data merupakan bagaimana data diorganisasi dalam file komputer. Terdapat dua jenis metode pengorganisasian data, yaitu:

1) Traditional File Method

Pada metode ini, master file dan file transaksi dipisahkan untuk setiap aplikasi akuntansi atas siklus transaksi yang berbeda.

2) Database Method

Merupakan metode organisasi data yang didasarkan pada kemampuan data dalam file untuk diakses langsung oleh berbagai program aplikasi.

d. Metode Pemrosesan Data

Berikut ini terdapat tiga metode pemprosesan dasar yang saat ini umum digunakan, yaitu: Batch Processing, On-line Entry/Batch

Processing, On-line Entry/on-Line Processing.

1) Batch Processing

Pada metode ini, data transaksi yang ada dikumpulkan dalam suatu

batch atau kelompok. Setelah itu, data yang ada dalam kelompok

tersebut, dimasukkan sekaligus ke dalam komputer untuk diproses bersama-sama.

2) On-line Entry/Batch Processing

(30)

xxxiii

dimasukkan melalui terminal, disimpan terlebih dahulu sebelum dicatat dalam file transaksi.

3) On-line Entry/on-Line Processing

Pada metode ini, data transaksi yang terjadi langsung dimasukkan melalui terminal untuk langsung diproses. Terminal merupakan alat output data karena hasil pengolahan data transaksi yang dimasukkan, dapat segera tampak pada layar komputer.

3. Pengendalian Intern pada sistem PDE

Pengendalian intern pada sistem PDE mencakup prosedur manual dan prosedur yang dirancang dalam program komputer. Prosedur pengendalian manual dan program komputer terdiri atas: pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.

Pengendalian umum merupakan pengendalian menyeluruh yang berdampak terhadap lingkungan PDE. Pengendalian umum berhubungan dengan keseluruhan bagian sistem PDE. Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi, seperti pemrosesan penjualan atau penerimaan kas, pemrosesan gaji dan upah karyawan, dan sebagainya (Halim, 2003:296).

Berikut penjelasan dari kedua jenis pengendalian tersebut: a. Pengendalian Umum

(31)

xxxiv

intern secara keseluruhan dapat tercapai (Amran, 2001). Pengendalian umum tersebut meliputi:

1) Pengendalian Organisasi dan Manajemen

2) Pengendalian terhadap pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi

3) Pengendalian terhadap operasi sistem

4) Pengendalian terhadap perangkat lunak sistem 5) Pengendalian terhadap entry data dan program

b. Pengendalian Aplikasi

Pengendalian aplikasi adalah pengendalian yang memberikan jaminan bahwa aplikasi tertentu akan diproses sesuai dengan spesifikasi pihak manajemen dan bahwa pemprosesan tersebut akurat, tepat waktu, diotorisasi, dan lengkap (Sawyer, 2006). Terdapat tiga jenis pengendalian aplikasi dalam system PDE, yaitu:

1) Pengendalian input 2) Pengendalian pemrosesan 3) Pengendalian output

4. Menentukan Risiko Pengendalian PDE

Terdapat tiga cara pengujian pengendalian intern dalam sistem PDE (Halim, 2003:306), yaitu: Auditing around the computer, Auditing trough the computer, Auditing With The Computer.

(32)

xxxv

Secara garis besar pengujian pada metode ini adalah sama dengan sistem pengujian pada sistem manual. Pada cara ini, pemeriksa hanya memeriksa masukan dan keluaran saja, tanpa memeriksa lebih dalam terhadap penggunaan program, pelaksanaan operasional pengolahan data, penanganan data masukan, keluaran dan arsip, yang menjadi inti utama di dalam pengolahan data dengan komputer.

b. Auditing trough the computer

Terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan auditor untuk melaksanakan prosedur audit dengan komputer, yaitu: Test Data

Approach, Integrated Test Facility Approach, Integrated Test Facility

Approach.

1) Test Data Approach

Tujuan pendekatan pengujian data adalah untuk menentukan apakah program komputer klien dapat menangani transaksi secara tepat. Pengujian ini meliputi juga pengujian kemampuan program komputer untuk menolak penerimaan dan pengolahan transaksi yang tidak valid.

2) Integrated Test Facility Approach

(33)

xxxvi

mini atau divisi, dalam sistem PDE klien. Auditor kemudian memasukkan data transaksi penguji pada sistem bersama-sama dengan data aktual. Data penguji dan data aktual klien diproses bersama-sama oleh sistem klien.

3) Paralel Simulation Approach

Tujuan pendekatan pengujian data adalah untuk menguji akurasi atau ketepatan output yang dihasilkan sistem klien. Pada pendekatan ini, pertama kali auditor meminta data aktual klien pada klien, kemudian memasukkan data aktual klien sebagai input

pada software program milik auditor. Selanjutnya auditor menggunakan komputer miliknya untuk mengolah data aktual klien dengan program milik auditor. Setelah itu, auditor akan memperoleh hasil output komputer. Hasil output komputer ini kemudian dibandingkan dengan output aktual klien.

c. Auditing With The Computer

Masalah utama yang dihadapi dalam metode ini adalah auditor yang berpraktik dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang luas dan

up to date mengenai sistem komputer.

C. Audit Sistem Informasi

1. Pengertian Audit Sistem Informasi

(34)

xxxvii

mengevaluasi bukti-bukti untuk menentukan bahwa sebuah sistem informasi berbasis komputer yang digunakan oleh organisasi telah dapat mencapai tujuannya, yaitu: pengamanan atas aktiva, pemeliharaan atas integritas data, peningkatan efektifitas dan efisiensi. Sedangkan menurut Ron Weber (1999, p.10) dalam Gandodiyoto (2003:150):

“ EDP auditing is the process of collecting and evaluation evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, achieves organizational goals effectively, and consumes resources efficiently ”.

Berdasarkan dari kedua pengertian Audit Sistem Informasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Audit Sistem Informasi merupakan bagian dari suatu kegiatan audit laporan keuangan yang sistem akuntansinya berbasis komputer, khususnya dalam pengujian pengendalian apakah sistem dan program-programnya sudah benar, atau dalam audit substantif apakah data/file yang ada pada sistem komputerisasi juga sudah benar.

2. Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan Audit sistem informasi menurut Gondodiyoto (2003: 152), terbagi menjadi lima tahap, yaitu: Pengamanan asset, Menjaga integritas data, Efektifitas sistem, Efisiensi sistem, Ekonomis.

a. Pengamanan aset

Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras

(hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file

(35)

xxxviii

sistem pengamanan asset merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

b. Menjaga integritas data

Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat menderita kerugian.

c. Efektifitas sistem

Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.

d. Efisiensi sistem

Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai. Jika cara kerja dari sistem aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen harus mengevaluasi apakah efisiensi masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.

(36)

xxxix

Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter (uang). Efisien berarti sumber daya minimum untuk mencapai hasil maksimal. Sedangkan ekonomis lebih bersifat pertimbangan ekonomi.

3. Proses Audit Sistem Informasi

Auditing merupakan sebuah proses penilaian dan pengujian yang dilaksanakan secara sistematis oleh mereka yang memiliki keahlian dan independen terhadap bukti-bukti mengenai kegiatan ekonomi suatu badan usaha, yang tujuannya adalah untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian kegiatan ekonomi tersebut dengan berbagai ketentuan yang telah ditetapkan sebagai dasar penyelenggraaan kegiatan ekonomi itu (Purwono, 2004:95).

Berdasarkan dari definisi tersebut, maka proses dari audit sistem informasi dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Perencanaan Proses Pelaksanaan Audit

Dalam hal ini sistematika pelaksanaan audit menjadi lebih rumit untuk auditing sistem informasi, karena sebagian besar pengolahan data menggunakan sistem terkomputerisasi, yang secara fisik tidak dapat dilihat pelaksanaannya. Rencana pemeriksaan dalam pelaksanaan audit terkait erat dengan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan pemeriksaan tersebut.

(37)

xl

Tujuan auditing adalah untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara aktivitas ekonomi sebuah badan usaha terhadap ketentuan yang sudah ditetapkan. Guna menilai tingkat kesesuaian tersebut, seorang auditor harus memperoleh bukti-bukti, yaitu segenap informasi yang bisa diperoleh dari bermacam cara, seperti kesaksian lisan, pernyataan tertulis dari pihak ketiga, hasil pengamatan auditor itu sendiri, serta sumber-sumber lain yang dimungkinkan dan dibenarkan.

c. Penilaian Kesesuaian dengan Ketentuan yang Berlaku

Dalam audit sistem informasi, seorang auditor tidak dapat melihat secara fisik tahap demi tahap kegiatan pengolahan data, apakah sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, karena semua tahap tersebut terselenggara melalui program computer serta menggunakan file-file data yang tidak bisa dibaca secara fisik. Selain itu, ada kemungkinan program yang dipakai tidak sesuai dengan catatan dokumentasinya,sehingga agak sulit menemukan ketidaksesuaian antara program yang dipakai dengan progam yang dibuat berdasarkan ketentuan.

d. Membuat Laporan Hasil Audit

(38)

xli

rumit, karena istilah-istilah tersebut tidak dijumpai dalam audit konvensional.

4. Langkah dalam Audit Sistem Informasi

Menurut (Purwono, 2004:98), Langkah-langkah dalam audit sistem informasi, terdiri dari:

a. Perencanaan pemeriksaan

b. Pemahaman terhadap lingkungan komputer yang dipakai c. Evaluasi terhadap pengendalian intern komputerisasi d. Uji ketaatan terhadap ketentuan dan uji substantif e. Mengakhiri pemerikasaan

5. Standar Audit Sistem Informasi

Standar audit SI disusun oleh Information Systems Audit and

Control Association (ISACA). Alasan perlunya standar audit SI menurut

Gondodiyoto dan Hendarti (2007:203), yaitu:

a. Audit SI memerlukan standar karena audit SI memiliki ciri-ciri khas dan untuk dapat melaksanakan tugas itu dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam audit.

(39)

xlii

D. Kualitas Audit

Saat ini pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan dipengaruhi oleh kualitas produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahan tersebut. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Goetsh dan Davis, 1994 dalam Arief, 2007:117). Kualitas jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat kualitasnya (Parasuraman, 1985 dalam Nurchasanah dan Rahmanti, 2004). Berdasarkan pengertian tersebut terlihat dengan jelas bahwa kualitas jasa sulit untuk diukur. Hal ini terbukti dengan banyaknya penelitian yang menggunakan dimensi kualitas jasa dengan cara yang berbeda-beda.

Kualitas jasa audit termasuk salah satu jasa yang sukar untuk diukur secara obyektif dan sukar ditentukan dimensinya atau faktor-faktor yang dapat menentukan kualitas audit. Tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit, hal ini disebabkan tidak adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas audit (Sutton, 1993 dalam Nurchasanah dan Rahmanti, 2004).

Pada penelitian Nurchasanah dan Rahmanti (2004), terdapat delapan faktor penentu kualitas audit, yaitu:

(40)

xliii

Pengalaman melakukan audit menjadi pertimbangan bahwa auditor

tersebut berkualitas. Karena pengalaman auditor dapat menentukan kualitas audit melalui pengetahuan dan keunggulan-keunggulan yang diperolehnya dari pengalamannya melakukan audit.

2. Memahami industri klien

SPAP (2001:318.1), menyatakan bahwa dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang cukup (terutama bisnis klien) untuk memungkinkan auditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi dan praktik , yang menurut pertimbangan auditor, kemungkinan berdampak signifikan atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit. Pernyataan SPAP tersebut menyiratkan bahwa auditor yang memahami industri klien dapat menjadi sumber kualitas audit.

3. Responsif atas kebutuhan klien

Dalam penelitiannya, penilaian kualitas jasa dapat dilakukan dengan memahami kebutuhan pengguna jasa (Glynn dan Barnes, 1996). Dalam hal ini seorang auditor harus memperhatikan kebutuhan kliennya, seperti kebutuhan waktu dan dana.

4. Taat pada standar umum

(41)

xliv

sikap mental, dan menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama sebagai syarat dari mutu pelaksanaan audit.

5. Keterlibatan pimpinan KAP

Dalam hal ini keterlibatan pimpinan KAP dapat menaikkan kinerja dan komitmen organisasi, sehingga kualitas jasa yang dihasilkan juga meningkat.

6. Keterlibatan komite audit

Dalam penelitiannya terdapat Menon dan Williams (1994), yang menyatakan bahwa komite audit diperlukan dalam suatu organisasi bisnis antara lain dikarenakan dapat mengawasi proses audit dan memungkinkan terwujudnya kejujuran pelaporan keuangan. Agar fungsi tersebut terlaksana dengan baik maka komite audit harus bekerja secara efektif sehingga dapat menambah kualitas audit.

7. Independensi anggota tim audit

Seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut melaksanakan pekerjaannya secara professional. Berdasrkan SPAP, audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. Standar pengauditan mencakup mutu profesional auditor, independensi, pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit, dan penyusunan laporan audit. Jadi, independensi salah satu standar pengauditan yang harus dipenuhi agar audit yang dilaksanakan auditor berkualitas.

(42)

xlv

SPAP (2001:360.1), menyatakan bahwa selama melakukan audit atas laporan keuangan, auditor perlu membangun hubungan kerja yang bersifat konstruktif dengan manajemen untuk mewujudkan audit yang efektif dan efisien. Oleh karena itu hubungan kerja yang baik dengan manajemen harus dibangun sehingga audit yang efektif dan efisien dapat terwujud dan dengan begitu kualitas audit pun dapat meningkat.

Pada penelitian kali ini, peneliti akan mengukur kualitas audit sistem informasi dari segi independensi, kemampuan dan pengetahuan auditor mengenai audit sistem informasi. Dalam segi independensi, auditor sistem informasi dituntut untuk bersikap independen dalam tingkah laku dan tindakannya. Independen di sini berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi dalam melaksanakan pekerjaannya. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh Khomsiah dan Indriantoro (1998), setiap auditor harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya, dengan bertindak jujur , tegas, tanpa pritensi dan harus independen, sehingga dia dapat bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Dalam SPAP, independensi merupakan salah satu standar pengauditan yang harus dipenuhi agar audit yang dilaksanakan auditor berkualitas.

(43)

xlvi

“Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”.

Jadi betapa pun tingginya kemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan, pelatihan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing.

E. Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (1998), pendidikan adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan. Pendidikan di sini adalah pendidikan jangka panjang atau pendidikan formal yang telah didapat oleh seorang auditor. Sedangkan pendidikan jangka pendek, biasanya disebut dengan pelatihan. Perbedaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi, secara teori dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan

No Uraian Pendidikan Pelatihan

a. Pengembangan kemampuan Menyeluruh Spesifik b. Area kemampuan Kognitif,

afektif, dan

(44)

xlvii

psikomotor

c. Jangka waktu pelaksanaan Panjang Pendek d. Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus e. Penekanan penggunaan

metode belajar mengajar

Konvensional Inkonvensional f. Penghargaan akhir proses Gelar Sertifikat

Sumber Data: Notoatmodjo, 1998

Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa, pendidikan dan pelatihan merupakan dua hal yang berbeda. Pendidikan pada penelitian kali ini merupakan pendidikan formal dalam memenuhi kebutuhan profesi akuntan publik, seperti pendidikan sarjana akuntansi (S1 akuntansi).

F. Pelatihan

Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang (Notoatmodjo, 1998). Pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana staf mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas (Mangkunegara, 2000).

(45)

xlviii

organisasi/perusahaan, sehingga teknologi informasi dapat dikelola secara efektif, efisien, dan ekonomis.

Pelatihan di bidang audit sistem informasi merupakan salah satu kegiatan pengembangan auditor untuk meningkatkan kualitas auditnya. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas auditor , yang pada akhirnya akan meningkatkan produktifitas kantor akuntan publik secara keseluruhan. Sebaiknya pelatihan dan pengembangan auditor dilakukan secara kontinu dan dinamis.

G. Pengalaman

Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya (Anoraga, 1995:47 dalam Widiyanto dan Yuhertian, 2005). Auditor selalu melakukan pertimbangan dalam menjalankan tugasnya. Pengalaman yang dimiliki auditor dalam melakukan audit dapat menjadikan pertimbangan auditor berkualitas (Libby dan Trotman, 1993 dalam Nurchasanah dan Rahmanti, 2004).

Berdasarkan pengertian dari pengalaman di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa pengalaman merupakan kejadian-kejadian yang telah dialami oleh seseorang dalam menjalankan hidupnya. Pada penelitian kali ini, peneliti membagi pengalaman menjadi dua bagian, yaitu pengalaman berdasarkan lama bekerja dan pengalaman dari jumlah penugasan.

(46)

xlix

lama bekerja sebagai auditor dapat dikatakan auditor yang berpengalaman. Karena semakin lamanya bekerja menjadi auditor, maka akan dapat menambah dan memperluas pengetahuan auditor di bidang akuntansi dan auditing.

Begitu pula dengan banyaknya jumlah penugasan yang telah dilakukan oleh auditor dapat meningkatkan pengetahuan karena adanya kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit. Pengalaman berdasarkan lama bekerja dan banyaknya jumlah penugasan saling berkaitan erat, karena semakin lamanya seseorang menjadi auditor, tentunya jumlah penugasan yang pernah dilakukan pun akan semakin banyak.

Ludigo dan Carnell (1985) dalam Mayangsari berpendapat bahwa berbagai macam pengalaman individu akan mempengaruhi pelaksanaan suatu tugas. Mereka berpendapat bahwa seseorang yang berpengalaman akan memiliki cara berpikir yang lebih terperinci, lengkap dan sohhisticated

dibandingkan orang yang belum berpengalaman.

Auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan di antaranya dalam hal mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari penyebab kesalahan (Tubbs, 1992 dalam Nurchasanah dan Rahmanti, 2004). Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka dapat terlihat bahwa pengalaman auditor dapat meningkatkan kualitas audit melalui pengalaman-pengalamannya selama melakukan audit.

(47)

l

Penelitian ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Widiyanto dan Yuhertian (2005) dengan judul “Pengaruh Pendidikan, Pengalaman dan Pelatihan Terhadap Profesionalisme Auditor Pemerintah yang Bekerja Pada Badan Pengawas Kota Surabaya”. Hasil penelitiannya pada 25 auditor yang bekerja pada Bawasko Surabaya menunjukkan bahwa variabel pendidikan berpengaruh positif terhadap profesionalisme auditor Bawasko dan variabel pendidikan merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya. Sedangkan variabel pengalaman berpengaruh negatif atau berlawanan arah terhadap profesionalisme auditor Bawasko, dan untuk variabel pelatihan berpengaruh positif terhadap profesionalisme auditor bawasko.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Nurchasanah dan Rahmanti (2003) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Penentu Kualitas Audit” pada 45 auditor yang bekerja di KAP di Yogyakarta serta 50 perusahaan di Yogyakarta yang telah menggunakan jasa akuntan publik. Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinana KAP dengan kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Christiawan (2002) merefleksikan penelitian yang dilakukan oleh Noviyani (2002), mengenai pengaruh pengalaman dan pelatihan terhadap struuktur pengetahuan auditor tentang kekeliruan pada 39 auditor di KAP di Jawa yang memiliki posisi partner,

supervisor dan asisten auditor. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

(48)

li

pelatihan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian auditor. Berdasarkaan hasil penelitian tersebut, Christiawan merefleksikan bahwa pendidikan formal, pelatihan, dan pengalaman memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan publik.

I. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mengkaji pengaruh kemampuan (X1), pengetahuan (X2), pengalaman berdasarkan jumlah penugasan (X3), dan pengalaman berdasarkan lama bekerja (X4) auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis koputer (Y). Maka kerangka pemikiran atas variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Pendidikan Auditor

Kualitas Audit atas

Sistem Informasi

Berbasis Komputer Pelatihan Auditor

Pengalaman-JP Auditor

(49)

lii

J. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Karena jawaban yang diberikan masih didasarkan pada teori yang relevan, tidak berdasar pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2005). Dengan kata lain rumusan hipotesis merupakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, karena masih perlu dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.

Berdasarkan dari rumusan masalah penelitian, maka penulis akan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ha1: Faktor pendidikan auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

Ha2: Faktor pelatihan auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

Ha3: Faktor pengalaman-jumlah penugasan auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

Ha4: Faktor pengalaman-lama bekerja auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

(50)

liii

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman auditor terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Dalam penelitian ini, data diambil dari sejumlah sampel yang ada dalam populasi. Objek dalam penelitian ini adalah kantor-kantor akuntan publik yang berada di Jakarta Selatan. Peneliti hanya memilih kantor-kantor akuntan publik di sekitar Jakarta Selatan karena peneliti ingin meneliti dari ruang lingkup yang kecil sehingga diharapkan dapat lebih efektif dan efisien dalam pengumpulan datanya.

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individual dengan sampel penelitian seluruh auditor independen yang menjabat di kantor akuntan publik, yaitu partner, manajer, supervisor, auditor senior, dan auditor junior.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

(51)

liv

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Sedangkan menurut Sekaran (2006:121) sampel merupakan bagian dari populasi yang diamati. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah kantor-kantor akuntan publik yang berada di Jakarta Selatan.

2. Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002: 131).

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder, berikut ini penjelaskan mengenai penggunaan kedua metode tersebut, yaitu:

1. Data Primer

(52)

lv

dilakukan, terlebih dahulu peneliti melekukan tryout kuesioner. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut dapat dipahami oleh responden dan dapat menangkap maksud dari pernyataan yang diberikan.

Kuesioner ini terdiri dari data umum seperti (nama, usia, jabatan, pendidikan, jumlah pelatihan, lama bekerja, jumlah penugasan) serta data khusus dalam bentuk soal-soal pernyataan tentang kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Dikarenakan pada penelitian sebelumnya tidak ada kuesioner mengenai kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer, maka peneliti meramu sendiri pernyataan-pernyataan mengenai kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer tersebut dengan mengacu kepada buku sumber Audit Sistem Informasi Pendekatan Konsep (Gondodiyoto, 2003).

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002: 147). Data sekunder penelitian ini mengambil dari buku dan literatur lainnya yang terdiri dari:

(53)

lvi

b. Jurnal-jurnal, tesis, skripsi, serta dari internet yang ada kaitannya dengan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer.

D. Metode Analisis Data dan Pengujian Statistik

Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 13.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel pendidikan auditor (X1), pelatihan auditor (X2), pengalaman-jumlah penugasan (X3), dan pengalaman-lama bekerja auditor (X4) dengan kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (Y).

1. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan keterandalan suatu indikator. Informasi yang ada pada indikator ini tidak berubah-ubah, atau biasa disebut dengan konsisten. Artinya, bila suatu pengamatan dilakukan dengan perangkat ukur yang sama lebih dari satu kali, hasil pengamatan itu sama (Prasetyo dan Jannah, 2005:104). Jadi, jika hasil tersebut tidak sama, maka perangkat ukur tersebut tidak reliabel. Dalam mengukur reabilitas ini, peneliti menggunakan SPSS versi 13.0.

b. Uji Validitas

(54)

lvii

tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 1999: 181).

Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid 2) Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid

Dalam mengukur validitas ini, peneliti akan menggunakan SPSS versi 13.0.

2. Tahap Persiapan Data

a. Pengeditan (Editing)

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002: 167). Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan data yang diperoleh adalah bersih dan lengkap, yaitu data tersebut terisi semua secara konsisten.

b. Pemberian Kode (Coding)

Data coding merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengoah data seperti komputer (Prasetyo dan Jannah, 2005:170). Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data khususnya pada saat memasukkan data.

(55)

lviii

Memproses datanya dengan melakukan entry data dari lembaran kuesioner isian ke dalam komputer. Biasanya yang sering digunakan dalam pemrosesan data yaitu menggunakan Statistical Package for the

Social Sciences (SPSS).

d. Pembersihan Data (Data Cleaning)

Data cleaning yaitu memastikan bahwa seluruh data yang telah

dimasukkan ke dalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya (Prasetyo dan Jannah, 2005:173).

3. Uji Hipotesis

a. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Imam Ghozali, 2002:57). Jika terjadi kemiripan antarvariabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain.

Menurut Nugroho (2005:58), jika nilai Variance Inflation

Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang

dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance

= 1/10.

(56)

lix

Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2002:69). Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskesdastisitas.

Pada gambar Scatterplot, jika titik-titik menyebar merata di atas dan di bawah atau sekitar angka 0, maka tidak terjadi heteroskesdastisitas. Sedangkan jika titik-titik data membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit atau mengumpul di satu titik, maka telah terjadi heteroskesdastisitas.

3) Uji Normalitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat normalitas data dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal probability plot. Peneliti menggunakan SPSS versi 13.0 untuk mengukur normalitas.

b. Analisis Regresi Berganda

(57)

lx

variabel terikat (Y) dipergunakan analisis regresi linier dengan persaman matematik sebagai berikut:

Y = α + βX1 +βX2 + βX3 + βX4

Dimana:

Y = Kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer (variabel terikat)

α = Konstanta, harga Y bila X = 0

β = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel bebas (X). Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan

X1 = Pendidikan auditor

X2 = Pelatihan auditor

X3 = Pengalaman-jumlah penugasan auditor

X4 = Pengalaman-lama bekerja auditor

Nilai koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan program SPSS versi 13.0.

c. Uji Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besar atau kecilnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien determinasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(58)

lxi KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi d. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat.

Ho: bi = 0

Artinya, apakah suatu variabel bebas bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

Ha: bi ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat. Untuk menguji hipotesis ini, peneliti akan menggunakan taraf nyata (α) 5%. Kemudian peneliti akan menggunakan SPSS 13.0 untuk menguji hipotesis tersebut.

e. Uji Statistik Fisher (F)

(59)

lxii

dapat dilihat dari nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel pada tingkat signifikansi 5% (Ghozali, 2005:84).

E. Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini merupakan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel-variabel tersebut dioperasionalkan sebagai berikut:

1. Variabel Independen

a. Pendidikan

Pendidikan pada penelitian ini merupakan pendidikan formal yang telah diikuti oleh auditor eksternal. Menurut Notoatmodjo (1998), pendidikan adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan. Variabel ini diukur melalui pendidikan formal terakhir auditor.

b. Pelatihan

Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang (Notoatmodjo, 1998). Variabel ini diukur melalui jumlah pelatihan yang telah diikuti oleh auditor eksternal selama tiga tahun terakhir.

c. Pengalaman

(60)

lxiii

hidupnya (Anoraga, 1995:47 dalam Widiyanto dan Yuhertian, 2005). Variabel ini diukur melalui jumlah penugasan auditor dan lama bekerja sebagai auditor.

3. Variabel Dependen: kualitas audit atas sistem informasi berbasis

komputer

Kualitas jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kali terdapat kesalahan dalam menentukan sifat kualitasnya (Parasuraman, 1985 dalam Nurchasanah dan Rahmanti, 2004). Kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer sulit untuk diukur, namun peneliti mengukur kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer ini melalui kemampuan dan keahlian auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan audit atas sistem informasi berbasis komputer.

Tabel 3

(X1) Independen

Pendidikan formal terakhir nominal

Pelatihan

(X2) Independen

Jumlah pelatihan yang telah diikuti

Jumlah Klien yang telah di audit

Rasio

Pengalaman-Lama Independen

Lamanya bekerja menjadi auditor

(61)

lxiv

-Diterapkannya Standar auditing profesional -Sikap independensi auditor -Dimilikinya pengetahuan

yang memadai

- Penugasan yang sesuai dengan keahlian teknis dan pengalaman audit

- Diperlukannya pelatihan teknis berkala

-Dukungan tenaga ahli -Efektifitas dan efisiensi

prosedur audit

-Dokumentasi jejak audit -Kepala unit computer atau

chief of information officer

(CIO)

-Penempatan yang sesuai dengan unit fungsional -Sistem analis dan

programmer

-Pengendalian dokumentasi aplikasi

-Kepedulian dan komitmen pimpinan terhadap aspek mutu jasa informasi -Monitoring dan

pemeliharaan jaringan -Peninjauan dan penilaian

terhadap fungsi sistem informasi

-Adanya mekanisme untuk mendeteksi kesalahan media input

-Diperlukannya program validasi input yang memadai

-Kejelasan tentang

(62)

lxv

pemisahan tugas - Diperlukannya

pengendalian keluaran (output)

(63)

lxvi

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Kantor akuntan publik yang telah diberi kuesioner sebanyak 34 KAP. Berikut data dari kantor-kantor akuntan publik tersebut:

Tabel 4.1

Daftar Kantor Akuntan Publik

No Kantor Akuntan Publik Alamat

1. Junaedi, Chairul, Labib, Subyakto

Kebayoran Lama

2. Usman dan Rekan Jl.Cipulir V No.5, Kebayoran Lama

3. Syarief Basir dan Rekan PP Plaza, Jl.TB.Simatupang 57

4. Nugroho dan Rekan Jl.Fatmawati Raya No.43B Cilandak

5. Tasnim Ali Widjanarko dan Rekan

Menara Kadin Indonesia, Lt.9

6. Kanto, Tony, Frans dan Darmawan

Menara Kadin Indonesia, Lt.27

7. Basyiruddin dan Wildan Menara Kadin Indonesia, Lt.30

8. Kosasih dan Nurdiyaman Menara Kadin Indonesia, Lt.17

9. Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, dan Rekan

Jl.Barito 2 No.31, Kebayoran Baru

10. Dedy Zeinarwan Santosa Gedung Lina Lt.5, Jl.Rasuna Said Kav.B-7

11. Eddy Prakasa Permana Ario Bima Sentral Building 3rd floor, Jl.Rasuna Said Blok X-2, No.5

12. Hertanto Sidik Hadisoeryo dan Rekan

Pasar Blok A

(64)

lxvii

Kebayoran Baru

14 Daniel Hassa dan Rekan Jl.Tulodong Atas No.14, Kebayoran Baru

15. Dwi S.C. Jl.Grinting III No.29, Kebayoran Baru

16. Thomas Lesmana Henky

17. Hasnil, M. Yasin & Rekan Wijaya Grand Center

18. A.Salam Rauf dan Rekan Sentosa Mampang Building

19. S.Manan Kartika Candra

20. Yansen Pasaribu Komp. Taman Rasuna Said

21. Sulaimin dan Rekan Graha Mik

22. Doli Bambang

23. Ishak Saleh Soewanto dan Rekan Gedung Perkantoran Royal Palace, Tebet

24. Arifin Faqih Rawa Bambu Raya

25. Wisnu B.Soewito dan Rekan Gd.Gajah

26. Tia Adityasih dan Rekan Jl.Pd.Panjang no.1 Manggarai

27. Drs.Viktor TH, Pandjaitan dan Rekan

TIS Square

28. Sofyan Syafri dan Rekan Jl.Tebet Timur dalam I A, No.4

29. Mochamad Abadan Jl.Melati

30. Hadoni dan Rekan Wisma Stara Lt.III suite 3rd Casablanca

31. Noor Salim, Nur Sehan, dan Sirahardja

Pd.Pinang

32. Drs.Amir Hadyi Jl.H.Saleh No.44B

33. Chaeruni dan Rekan Anggrek Nelimuni

34. Anwar dan Rekan Ruko Roxy Mas

Sumber : Data Primer Diolah

Sebelumnya telah dikemukakan dalam metodologi penelitian bahwa pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada para responden. Penyebaran kuesioner berlangsung selama dua bulan, yaitu dimulai pada tanggal 12 Februari 2008 sampai tanggal 11 April 2008. Dalam penyebaran kuesioner ini tidak dilakukan secara rutin/setiap hari, akan tetapi dilakukan dalam waktu-waktu tertentu disesuaikan dengan kesiapan dari peneliti.

(65)

lxviii

Kuesioner yang dibagikan berjumlah 120 buah dengan tingkat proporsi pembagian sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Penyebaran Kuesioner

No Kantor Akuntan Publik Kuesioner yang

Telah Disebar

Kuesioner yang telah kembali 1. Junaedi, Chairul, Labib,

Subyakto

6 buah 6 buah

2. Usman dan Rekan 5 buah 5 buah

3. Syarief Basir dan Rekan 6 buah 6 buah

4. Nugroho dan Rekan 5 buah 5 buah

5. Tasnim Ali Widjanarko dan Rekan

9. Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, dan Rekan

3 buah -

10. Dedy Zeinirwan Santosa 4 buah 4 buah

11. Eddy Prakasa Permana 4 buah 4 buah

12. Hertanto Sidik Hadisoeryo dan Rekan

23. Ishak Saleh Soewanto dan Rekan

4 buah 4 buah

24. Arifin Faqih 3 buah -

25. Wisnu B.Soewito dan Rekan 3 buah -

26. Tia Adityasih dan Rekan 3 buah 3 buah

27. Drs.Viktor TH, Pandjaitan dan Rekan

3 buah 3 buah

(66)

lxix

Sumber : Data Primer Diolah

Tabel 4.3

Data Sampel Penelitian

Responden

Jumlah kuesioner yang disebar

120 100

Sumber : Data Primer Diolah

Gambar

Gambaran Umum Objek Penelitian ..............
Tabel 2 Perbedaan Pendidikan dan Pelatihan
Gambar 2 Kerangka Pemikiran
Tabel 3 Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etika auditor, pengalaman, due professional care , dan perilaku disfungsional berpengaruh signifikan terhadap kualitas

Tabel 4.11 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,509 atau 50,9%, ini menunjukkan bahwa variabel kualitas audit pada klien yang menerapkan sistem informasi berbasis

Hipotesis yang diajukan adalah “Jabatan Fungsional Auditor dan Kompetensi Auditor berpengaruh secara simultan terhadap Kualitas Audit Internal”, yang berarti apabila

Hasil dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukan bahwa independensi auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit sebesar 55,60%

Penelitian ini juga menemukan bahwa pengalaman auditor berpengaruh positif pada kualitas audit melalui skeptisisme profesional auditor, sedangkan keahlian auditor tidak

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa akuntabilitas dan profesionalisme auditor berpengaruh terhadap opini audit melalui kualitas audit, yang berarti bahwa

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Etika Auditor berpengaruh signifikan terhadap Audit Judgement, semakin tinggi tingkat Etika Auditor maka Audit

Kompetensi auditor dalam melaksanakan audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan, sehingga semakin berkompeten