• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (OSZA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (OSZA)"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji bagi Allah SWT penulis panjatkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan hidayah, rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia untuk mengikuti petunjuk dengan risalahnya yakni Agama Islam, yang akan menyelamatkan dan menghantarkan pemeluknya menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Penulis sadari bahwa tidak ada manusia di bumi ini dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan manusia lainnya termasuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Banyak pihak yang membimbing dan membantu dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sedalam- dalamnya penulis sampaikan kepada pihak-pihak tersebut, terutama kepada :

1. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Dr. M. Amin Nurdin, MA; Ketua Jurusan Perbandingan Agama, Dra. Ida Rosyidah, MA; Sekretaris Jurusan, Maulana, MA; serta seluruh civitas akademika Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaganya serta kesabaran memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga membuka cakrawala berpikir dan nuansa keilmuan yang baru.

(2)

banyak sumber utama skripsi ini serta meluangkan waktunya kepada penulis untuk dapat berdiskusi secara langsung, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Pimpinan Perpustakaan Utama dan FUF UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dalam penulisan skripsi ini memberikan andil dalam hal penyediaan bahan pustaka dan sumber-sumber bacaan untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

5. Ayahanda Tarbu dan Ibunda Mutriyah yang penulis cintai dan hormati sepanjang hidup, yang dengan rasa cinta dan kasih sayangnya secara tulus telah mengurus, membesarkan dan mendidik penulis hingga sekarang ini. Munajat doanya di setiap waktu telah memberikan kekuatan lahir dan batin dalam mengarungi bahtera kehidupan.

6. Kak Abid bersama istri dan si kecil, Rif’an, serta adik Afif tercinta yang tak pernah henti memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Drs. Masykuri Qurthubi, MA dan keluarga, Lik Lisoh, Lik Liha, Lik Lisin, Lik Tofa, yang selalu mendorong penulis untuk selalu mencintai, mencari, dan menambah ilmu sampai akhir hayat.

8. Teman-teman mahasiswa Juruasan PA angkatan 2004 (Ray, Cici, Sofyan, Dyah, Boim, Breh, Liha, Hesty, Iwenk, Hasby, Putra, Dely, Rina, Oby, Aji, Ahmad, dll)

(3)

iii

membantu penulis untuk berbagi pendapat dan tenaganya berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

10.Pihak-pihak lain yang mungkin belum penulis sebutkan.

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga dukungan, bimbingan, perhatian, dan motivasi dari semua pihak kepada penulis selama perkuliahan sampai selesainya skripsi ini menjadi amal ibadah dan bisa memberikan manfaat pada penulis khususnya dan para pembaca karya ini pada umumnya. Amin.

Jakarta, Februari 2009 M Rabi’ul Awal 1430 H

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Metode Penelitian dan Penulisan ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II ESKATOLOGI DALAM AGAMA-AGAMA A. Definisi Eskatologi ... 9

B. Eskatologi dalam agama-agama ... 11

1. Agama-agama Semitik ... 11

2. Agama-agama Non-Semitik ... 21

BAB III GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR (OSZA) A. Sejarah Gereja ... 28

1. Perkembangan Keagamaan di Amerika ... 28

2. Pengalaman Pribadi Joseph Smith Jr. ... 29

3. Pengorganisasian Gereja ... 33

4. Gereja OSZA di Indonesia ... 34

(5)

v

C. Struktur Organisasi Gereja ... 42

BAB IV ESKATOLOGI DALAM GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI ZAMAN AKHIR (OSZA) A. Eskatologi Pribadi ... 44

1. Kematian ... 44

2. Penantian Menjelang Kebangkitan Pertama ... 45

B. Eskatologi Umum ... 49

1. Pengumpulan Domba-domba Israel ... 49

2. Parousia dan Kebangkitan Pertama ... 51

3. Masa Millenium ... 61

4. Kebangkitan Kedua dan Kehidupan Abadi ... 67

C. Catatan Kritis ... 79

BAB V KESIMPULAN ... 88

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dianugerahi Tuhan untuk bertindak secara bebas guna memilih mana yang baik dan yang buruk. Dari pilihan bebas ini, manusia dapat menjadi baik atau sebaliknya jahat, dan pada akhirnya akan mendapatkan kegembiraan ataupun kesedihan.

Manusia selalu menghadapi berbagai masalah yang tak pernah kunjung berakhir selama hidup di dunia ini. Masalah itu di antaranya adalah penderitaan, kesengsaraan, ketidakadilan, ketidaknyamanan dan sebagainya. Sungguhpun begitu, manusia mendambakan apa yang disebut dengan kebahagiaan, yaitu sebuah kehidupan yang nyaman, adil, dan tentram, tidak ada ketimpangan dan keadaan yang penuh dengan kesejahteraan. Sayangnya, banyak tantangan dan rintangan yang harus dihadapi untuk mendapatkannya.

Tetapi apakah benar bahwa kebahagiaan, kedamaian, dan keadilan hanya ada di dunia ini? Tidak adakah kelanjutan kehidupan seseorang setelah mati? Oleh orang-orang beragama ceritanya akan lain. Mereka yakin bahwa kehidupan itu akan terus berlanjut setelah kematian. Mereka mengimani bahwa ada alam lain (akhirat) yaitu tempat di mana manusia akan melanjutkan perjalanan panjangnya setelah di bumi ini. Hal ini didasarkan pada kitab suci masing-masing agama.

(7)

vii

ada kebahagiaan yang kekal tetapi juga ada kesengsaraan yang menyertai sesuai dengan amal perbuatan manusia di dunia ini.

Seluruh pengetahuan tentang kisah kehidupan setelah di dunia ini seringkali dikenal dengan istilah eskatologi. Dalam istilah Yunani dikenal eschata yang berarti tentang akhirat atau pengetahuan/ajaran tentang hal-hal terakhir.1 Eskatologi merupakan salah satu ajaran teologi dalam beberapa agama besar di dunia seperti Zoroaster, Yahudi, Kristen, dan Islam. Banyak hal yang akan dibicarakan di dalam ajaran eskatologi seperti kematian, kehidupan di alam kubur, kebangkitan, penghakiman terakhir, surga dan neraka.

Eskatologi merupakan bagian dari ajaran teologi Kristen yang sangat penting, karena penyelesaian segala sesuatu yang paling sempurna berada di akhirat nanti. Akan tetapi kapan akhir dunia ini masih belum diketahui. Adapun zaman ini merupakan bagian dari sejarah keselamatan Kristus yang dianugerahkan kepada seluruh manusia. Ajaran yang menarik dalam eskatologi Kristen adalah datangnya Yesus Kristus yang kedua kali (parousia) untuk mengadili seluruh manusia di bumi. Doktrin ini dianggap sebagai kunci memahami Alkitab, di samping itu doktrin ini dianggap sebagai penyempurnaan atau penggenapan ajaran Kristus. 2

Seiring dengan berkembangnya agama Kristen, ternyata di dalamnya mengalami pergolakan pemikiran yang sungguh hebat sehingga terpecah belah menjadi ratusan sekte dan aliran yang mengklaim bahwa dirinyalah yang

1

A. Heuken. Sj., Ensiklopedia Gereja I (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1991), h. 300.

2

(8)

benar sesuai dengan ajaran Kristus. Ini pula yang terjadi di Amerika Serikat dengan 250 sekte yang menjamur di sana.3

Salah satu yang paling terkenal adalah Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) atau The Church of Jesus Christ of Latter Day Saints.4 Orang-orang di luar Gereja ini mengenalnya dengan Gereja Mormon. Hal senada juga dilakukan oleh beberapa Penulis yang menyebutkan gereja ini dengan Mormon,5 walaupun menurut pengakuan anggota gereja, penyebutan Mormon tidak sesuai dengan penamaannya yang telah diwahyukan kepada Joseph Smith (pendiri gereja) didalam kitab Ajaran dan Perjanjian.6

Gereja ini menurut para pengikutnya didirikan oleh seorang nabi, pelihat dan pewahyu yaitu Joseph Smith di Utara New York pada tahun 1820.7 Dia tidak mengklaim sebagai penggagas agama baru tapi menganggap dirinya sebagai pemulih dari ajaran Yesus Kristus. Pusat gereja berada di Salt Lake City, Utah di mana seluruh misi dan cabangnya terpusat di sana.8

Banyak ajaran dari Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir yang berbeda dengan gereja-gereja Kristen lainnya termasuk yang akan

3

Huston Smith, Agama-Agama Manusia (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), h. 392.

4

Penulis akan lebih sering menggunakan istilah Gereja OSZA dalam setiap penulisannya daripada Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan atau Gereja Mormon.

5

Beberapa referensi sering menyebut gereja ini dengan Geraja Mormon lihat Klaus J. Hansen, “Mormonism,” in Mircea Eliade,ed., TheEncyclopedia of Religion, vol. X (New York: Mc Millan Library Reference, 1993), p. 108; Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), h. 349; dan Clifton E. Olmstead, History of Religion in the United State (New York: Prentice Hall, Inc., 1960), p. 335.

6

Wahyu yang diberikan kepada Joseph Smith di Far West, Missouri, pada tanggal 26 April 1838 yang dimasukkan dalam bagian 115 ayat 4 berbunyi “Karena demikianlah gereja-Ku akan disebut pada zaman terakhir, yaitu Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir”. Lihat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian (Jakarta: Gereja OSZA,1979), h. 288.

7

Klaus J. Hansen, “Mormonism,” in Mircea Eliade,ed., TheEncyclopedia of Religion, vol. X (New York: Mc Millan Library Reference, 1993), p. 108.

8

(9)

ix

Penulis bahas yaitu eskatologi. Untuk itu diperlukan sebuah studi yang concern dan lebih mendalam terhadapnya. Ketertarikan Penulis untuk melakukan penelitian tentang eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) ditengarai oleh beberapa alasan. Pertama, Gereja ini memiliki 4 buah kitab dan wahyu para nabi yang hidup yang dijadikan rujukan bagi ajaran-ajarannya termasuk eskatologi. Kedua, kenabian dalam gereja ini masih terus berlangsung sampai saat ini, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan ajaran yang lainnya. Ketiga, referensi untuk kajian akademik tentang gereja ini masih sangat jarang, kalaupun ada hanya dalam bahasa Inggris dan juga hanya ada dalam lingkup gereja ini saja.

Berdasarkan alasan tersebut di atas Penulis ingin memaparkan lebih luas lagi dalam bentuk skripsi dengan judul "Eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA)".

B. Perumusan Masalah

Permasalahan awalnya adalah berbedanya ajaran eskatologi Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) dengan gereja-gereja Kristen lainnya dan juga dengan agama-agama lainnya. Dari permasalahan awal tersebut, kemudian dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Bagaimana rentetan perjalanan kehidupan manusia dari kematian sampai kepada permuliaan menurut Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA)?

(10)

C. Tujuan Penelitian

1. Bagi Penulis, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA), untuk mengetahui peran para anggota Gereja dalam seluruh rangkaian kejadian eskatologinya, serta untuk mengetahui perbedaan ajaran gereja ini dengan gereja-gereja Kristen lainnya.

2. Bagi para dosen dan mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama, penelitian ini bertujuan untuk memperkaya khasanah intelektual, dan menambah perbendaharaan sumber bacaan tentang berbagai sekte dan gereja Kristen di dunia, karena jarangnya bahan bacaan tentang Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA).

3. Bagi para peneliti atau pengkaji agama-agama, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan untuk penelitian atau kajian secara lebih jauh atau spesifik, dan untuk dijadikan bandingan manakala meneliti berbagai gereja Kristen yang memiliki ajaran yang berbeda-beda satu sama lainnya.

4. Secara akademik, penelitian ini bertujuan untuk menjadi laporan ilmiah yang merupakan salah satu persyaratan penulis guna mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S1).

D. Metode Penelitian dan Penulisan

(11)

xi

kekritisan, penilaian dan teoritis. Kata kerjanya adalah describe, yang berarti menggambarkan dengan tulisan ataupun ucapan tentang pengetahuan atau pemahaman sesuatu. Adapun analitis, bahasa Inggrisnya adalah analytic, berarti berhubungan dengan analisis khususnya pemisahan suatu kesatuan menjadi beberapa bagian, elemen, atau komponen. Kata kerjanya yaitu analyze yang berarti menentukan komponen-komponen dari pembagiannya dan menentukannya dengan hati-hati komponen-komponen dasar tersebut bagi penyelidikan kritis dan pengujian untuk mendapatkan keputusan yang akurat dan benar dari sebuah kerangka struktur dan sifat.9

Dari definisi di atas, metode deskriptif analitis berarti sebuah cara atau teknik penelitian dengan menggambarkan suatu pengetahuan dengan tulisan ataupun ucapan dan kemudian membaginya ke dalam beberapa bagian untuk kemudian diadakan penyelidikan kritis dan pengujian guna mendapatkan keputusan atau hasil yang benar. Bila dihubungkan dengan penelitian skripsi ini, maka metode ini digunakan untuk menggambarkan eskatologi dengan sebaik mungkin dan kemudian diadakan penyelidikan kritis dan mengujinya dengan membaginya ke dalam beberapa bagian guna mendapatkan hasil yang benar. Untuk memudahkan penelitian ini, Penulis menambahkannya dengan analisa perbandingan, yaitu membandingkan konsep eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) dengan eskatologi dalam agama-agama lainnya juga dalam gereja-gereja Kristen yang ada.

Untuk mendapatkan informasi atau data yang maksimal, Penulis menggunakan berbagai macam dokumen, arsip data, surat-surat, dan buku-buku

9

(12)

yang berkaitan dengan masalah penelitian. Selain itu, Penulis juga mengambil bacaan dari berbagai jurnal, brosur, pamflet, informasi dari website yang diterbitkan oleh Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA). Penulis membaca langsung sumber primer yang diterbitkan oleh gereja ini diantaranya kitab-kitab standarnya (Al-Kitab, Kitab Mormon, Ajaran dan Perjanjian, Mutiara yang Sangat Berharga), Asas-Asas Injil, dan Ajaran-ajaran Presiden Gereja. Adapun untuk sumber sekunder, Penulis mengambilnya dari berbagai bacaan yang berhubungan dengan skripsi ini.

Dalam Penulisan skripsi ini, Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang diterbitkan CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Sistematika Penulisan

(13)

xiii

(14)

BAB II

ESKATOLOGI DALAM AGAMA-AGAMA

A. Definisi Eskatologi

Kata ini berasal dari bahasa Yunani eschatos (akhir) dan eschata (akhir segala sesuatu) serta gabungan dari logos yang berarti teori, ilmu, ide atau gagasan. Secara istilah eskatologi berarti ilmu atau ajaran tentang akhir segala sesuatu. Istilah ini tidak pernah digunakan dalam bahasa Inggris sebelum abad 19, tapi sejak setelah itu menjadi konsep yang sangat terkenal khususnya di dalam teologi Kristen.10 Dalam The New Encyclopaedia Britanica disebutkan bahwa eskatologi merupakan sebuah doktrin tentang akhir segala sesuatu, khususnya dalam Yahudi dan Kristen yang menyangkut kepercayaan terhadap akhir dari sejarah, kebangkitan dari kematian, pengadilan terakhir, dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengannya.11

Lebih jauh lagi dalam The Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa eskatologi adalah doktrin atau teori (logos) tentang yang terakhir. Di sini yang terakhir bisa mempunyai dua arti. Pertama, untuk individu, ia dapat diartikan sebagai sebuah perjalanan takdir setiap orang yang ditunggu-tunggu setelah kematian. Kedua, dalam arti kosmos dan sosial, ia berarti deskripsi sebuah tujuan di mana sejarah akan digenapi. Tujuan itu bisa berada di dunia ini atau di dunia yang lain.12

10

R.J. Zwi Werblowsky, "Eschatology," in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedia of Religion, Vol. V (New York: McMilan Library Reference, 1993), p. 149.

11

Mortimer J. Adler (ed.), "Eschatology", in The New Encyclopaedia Britanica, Vol. IV (Chicago: Encyclopaedia Britanica Inc., 2002), p. 554.

12

(15)

xv

Definisi yang hampir sama ditemukan dalam Ensiklopedi Islam, bahwa eskatologi merupakan doktrin tentang hari akhir yang menerangkan dua hal pokok yaitu zaman akhir sebelum berakhirnya segala sesuatu selain Allah dan kehidupan hari akhir itu sendiri.13

Beberapa kejadian eskatologi yang sering diceritakan adalah penggambaran akan terjadi pertarungan abadi antara cosmos (yang beraturan) dengan chaos (tidak teratur/kejahatan). Keadaan terakhir kadangkala mengandung makna secara positif seperti kerajaan Tuhan, langit dan bumi baru. Tapi ia juga bisa bernada negatif seperti kesuraman dan kemarahan Tuhan. Kadang kala cerita ini menunjuk pada peristiwa yang mengharapkan tempat yang sangat berbeda di masa depan. Hal itu juga dibarengi dengan mesianisme.14

Kesimpulan yang dapat penulis rumuskan dari definsi-definisi di atas adalah bahwa eskatologi merupakan doktrin yang menyangkut hal-hal terakhir dan merupakan bagian dari ajaran agama dan kajian filsafat yang didalamnya berisi kematian, pertarungan antara yang baik dan jahat, kebangkitan, kehidupan sesudah mati, dan sebagainya, walaupun pada akhirnya setiap kepercayaan atau agama memiliki corak yang berbeda-beda seiring dengan perkembangan zaman.

13

Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam, penerjemah Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persad, 1999), cet.ke-2, h. 81.

14

(16)

B. Eskatologi dalam Agama-Agama

1. Agama-agama Semitik

a. Agama Yahudi (1473 SM)

Beberapa buku dan kitab Yahudi awal jarang menerangkan peristiwa kebangkitan dan akhirat. Kitab dan buku tersebut hanya menyinggung tentang bumi yang di bawah dan perigi buta. Orang-orang yang durhaka akan dicampakkan ke dalamnya tanpa dapat naik kembali.15

Seiring dengan berputarnya waktu, ketika orang-orang Israel mendapatkan tekanan dari luar, ajaran eskatologi mulai mendapatkan porsi yang lebih besar. Tekanan ini bermula dari jatuhnya Yerussalem dan hancurnya Kuil Zion pada tahun 587/6 SM, kemudian disusul dengan pengasingan oleh Bangsa Babilonia, penyiksaan di bawah hukum-hukum Seleceuid, penderitaan di bawah raja Hasmonean, ditambah lagi dengan kedatangan bangsa Romawi yang menghancurkan Jerussalem pada tahun 70 SM. Dari sini dimulai proses panjang pengasingan, kesengsaraan dan penantian pada penyelamatan.

Ramalan nabi-nabi Perjanjian Lama mengenai pembaharuan zaman emas dianggap sebagai pembaharuan atas ide-ide lama yang telah membuka khayalan masa depan. Akan ada suatu masa kemunculan seorang raja atau pemimpin dari keturunan Daud yang akan menyelamatkan seluruh bangsa Yahudi dari penindasan. Akan tetapi gagasan-gagasan yang berkembang telah bercampur dengan kepercayaan Persia dan Hellenistic (Yunani). Hubungan baik antara Yahudi dan Persia

15

(17)

xvii

telah membuka orang-orang Yahudi mempelajari agama Zoroaster. Dari ajaran-ajaran inilah kemudian orang Yahudi mengambil ide-ide pokok ajaran Zoroaster seperti kehidupan sesudah mati, surga dan neraka.16

Kitab-kitab Yahudi selanjutnya mencatat bahwa orang-orang mati akan masuk ke dalam sheol yaitu alam maut, yang letaknya berada di bumi yang terdalam (I Sam. 2:6; Yes. 7:11; 28:18). Surga diidentikkan sebagai tempat kediaman Tuhan (I Raja-raja 8:20). Sedangkan neraka disebut sebagai lembah di selatan Yerussalem yaitu tempat orang-orang Kanaan sebelum zaman Israel mengorbankan anak-anak mereka kepada Dewa Molokh (Yosua 15:8, 18:16, II Raja-raja 23:10, Yeremia 7:31, 32:35; II Tawarikh 28:3, 33:6)

Menurut tradisi Yahudi, mereka yang hidup pada akhir zaman akan menyaksikan:

1) Dikumpulkannya orang-orang Yahudi di pembuangan ke Israel yang ada secara geografis,

2) Dikalahkannya semua musuh Israel,

3) Pembangunan (atau penempatan oleh Allah) kenisah di Yerusalem dan dipulihkannya kembali persembahan kurban dan ibadah di Kenisah,

4) Kebangkitan orang mati (techiat hameitim), atau Kebangkitan, 5) Pada suatu saat, Mesias Yahudi akan menjadi Raja Israel.

Gagasan tentang mesias berkembang begitu kuatnya dalam agama Yahudi. Mesias yang merupakan keturunan Daud, diceritakan akan

16

(18)

memisah-misahkan orang-orang Yahudi di Israel menurut bagian-bagian wilayah sukunya yang asli di negeri Israel. Pada masa ini, Gog, raja Magog, akan menyerang Israel. Siapa Gog dan negara Magog itu tidak diketahui. Magog akan bertempur dalam suatu pertempuran hebat, yang mengakibatkan jatuh korban yang besar di kedua belah pihak, tetapi Yahweh akan ikut campur dan menyelamatkan orang-orang Yahudi. Ini adalah pertempuran yang dirujuk sebagai harmagedon. Setelah memusnahkan musuh-musuh terakhir ini untuk selama-lamanya, Yahweh akan mengenyahkan semua kejahatan dari keberadaan manusia. Setelah tahun 6000 (dalam kalender Yahudi), milenium ketujuh adalah masa kesucian, ketenangan, kehidupan rohani, dan perdamaian di seluruh dunia, yang disebut sebagai Olam Haba ("Dunia Masa Depan"), di mana semua orang akan mengenal Yahweh secara langsung.17

Kalau dilihat secara seksama, banyak ajaran-ajaran eskatologi Yahudi yang telah berubah. Pada awalnya, Agama Yahudi tidak mengenal istilah sheol, surga dan neraka, tapi belakangan literatur-literatur Apokapliptik dan Pseudepigraf seperti bagian-bagian dari Musa, I Enoch dan II Enoch, serta IV Ezra telah mewarnai ajaran-ajaran baru tentang eskatologi.18

b. Agama Kristen

Secara umum, doktrin eskatologi sangat penting dalam agama Kristen. Eskatologinya menyangkut keadaan manusia setelah mati, akhir

17

“Akhir Zaman,” diakses pada Rabu 18 Februari 2009 dari http://id.wiki.detik.com/wiki/ Kategori:Eskatologi_Kristen.

18

(19)

xix

dunia (kiamat), kebangkitan dari kubur, kedatangan Yesus yang kedua, dan kerajaan millenium sampai pada surga dan neraka.

Kematian jasmani adalah terpisahnya jiwa dari tubuh yang menyebabkan berakhirnya kehidupan jasmaniah (Pengkhotbah 12:7; Kisah 7:59; Yakobus 2:26). Tubuh jasmani menjadi rusak di dalam kubur dan menjadi debu kembali (kejadian 3:19), sedangkan jiwa terus hidup di dalam hades.19

Beberapa ayat Alkitab menyebutkan bahwa orang-orang percaya yang sudah mati ada bersama dengan Kristus dan bersekutu dengan orang-orang percaya lainnya di surga (firdaus) (Lukas 23:43; II Korintus 12: 3,4). Sedangkan orang-orang yang tidak meyakini Yesus akan berada dalam suatu tempat dan akan mengalami siksaan secara sadar, sambil menantikan penghakiman di takhta putih yang besar (Wahyu 20: 11-15). 20

Selanjutnya, Yesus akan muncul untuk kedua kalinya dan memerintah di masa milenium (Matius. 24: 29-31). Pandangan-pandangan tentang masa seribu tahun inilah yang biasanya menyebabkan paling banyak pertentangan apabila berbicara tentang hal-hal yang terakhir atau akhir zaman/hari-hari terakhir.

Sepanjang sejarah Kristen telah berkembang beberapa teori tentang masa milenium yaitu:

19

Hades terdiri dari dua tempat, yaitu pertama, untuk orang-orang yang percaya Yesus, kedua untuk orang-orang yang tidak percaya pada Yesus. Umairoh, "Konsep Eskatologi Menurut Agama Zoroaster dan Pengaruhnya Terhadap Eskatologi Agama-agama Ibrahim," h. 59.

20

(20)

1) Aliran postmillennialisme/pascamillenialisme (setelah seribu tahun) Aliran ini mempercayai bahwa melalui pemberitaan Injil, dunia akhirnya akan memeluk agama Kristen dan menjadi suatu masyarakat orang-orang kudus yang universal. Kelompok ini yakin akan adanya perkembangan Gereja Kristen oleh kuasa Roh sampai keadaan seribu tahun itu berlangsung di atas bumi. Setelah masa seribu tahun, baru kemudian Yesus datang untuk kedua kalinya.

2) Aliran amillenialisme (seribut tahun sebagai kiasan)

Aliran ini tidak percaya pada masa seribu tahun. Kelompok ini percaya bahwa nubuatan-nubuatan bagi Israel digenapi di dalam Gereja. Dan apabila benar demikian, maka tidak lagi diperlukan masa seribu tahun di bumi ini.

3) Aliran premillennialisme (sebelum masa seribu tahun).

Aliran ini meyakini bahwa Kristus akan datang untuk kedua kalinya tepat sebelum masa seribu tahun dan Ia secara pribadi akan memerintah selama masa itu. 21 Ada berbagai pandangan premillennialisme:

a) Premillennialisme dengan perkecualian (dispensational premillennialisme):

Kelompok ini memberikan interpretasi yang sangat harafiah, terutama mengenai bangsa Israel, gereja dan masa yang akan datang. Dalam faham ini, Israel dan gereja, merupakan dua umat yang terpisah, tidak untuk disatukan atau dicampuradukkan, karena Allah mempunyai

21

(21)

xxi

dua program: satu bagi Israel dan satu lagi bagi gereja. Program teokratis Allah untuk Israel terganggu saat Israel menolak Kristus. Karena itu Allah berpaling pada gereja untuk menyelesaikan tujuan penyelamatan-Nya. Hal ini akan dipenuhi (diselesaikan) pada saat masa seribu tahun. Kemudian Allah akan mempersingkat program teokratis-Nya pada Israel dengan dipulihkannya pemerintahan Monarkhi Daud yang akan memerintah bangsa-bangsa atas bumi, di Palestina.

Akan ada tahta secara harfiah, pemulihan tempat ibadah secara harafiah, pemulihan imamat menurut Perjanjian Lama secara harfiah dan tata cara pengorbanan yang juga secara harfiah. Semua janji-janji dari Perjanjian Lama akan secara harfiah digenapi. Aliran ini memisahkan ayat-ayat Alkitab sesuai dengan kelompok-kelompok umat (Israel atau gereja). Aliran ini memegang teguh faham bahwa tak mungkin satu ayat dapat berlaku pada dua kelompok yang berbeda pada saat yang sama. Pandangan mengenai pengangkatan sebelum masa penganiayaan timbul dari konsep mereka tentang gereja tak mungkin masih ada di bumi, karena tujuan-tujuan Allah bagi bumi ini adalah untuk kembali memulihkan pemerintahan Kristus di bumi secara harfiah sehubungan dengan pandangan mereka tentang perjanjian Allah dengan Abraham (Abrahamic) dan Daud (Davidic). b) Paham pengangkatan sebelum masa aniaya

(22)

(total) dari Allah. Gereja harus "diangkat" (diambil) keluar dari dunia sebelum "aniaya besar", karena gereja bukan merupakan bagian dari kerajaan seribu tahun. Kerajaan seribu tahun akan mengawali tingkat dari pemulihannya lewat sisa-sisa Israel yang bertahan dalam masa aniaya. Gereja lalu dipindahkan dari dunia dengan cara pengangkatan (dibawa pergi).

Masa aniaya berlangsung selama 7 tahun yang dibagi menjadi dua periode, masing-masing lamanya tiga setengah tahun. Dalam melewati periode pertama, bangsa Israel memasuki perjanjian dengan antikris, yang akhirnya mengingkari janji itu. Periode kedua dimulai ketika setan mempersenjatai antikris dan "masa kesulitan Yakub" akan dituangkan ke atas bumi. Selama masa tujuh tahun penganiayaan ini, Injil kerajaan (dan dalam teori ini dibedakan dari Injil kasih karunia) diberitakan. Sisa Israel yang terpilih, berjumlah 144.000, tetap bertahan melewati aniaya yang akan membentuk kerajaan dan pada kerajaan ini Kristus akan kembali setelah masa tujuh tahun.

(23)

xxiii

suci, yang akan beredar (seperti sebuah satelit) di atas bumi. Gereja Allah harus dibangun kembali dan persembahan-persembahan korban harus dilakukan lagi.

c) Premillennialisme Sejarah

Aliran ini berada diantara amillennialisme dan dispensationalisme. Aliran ini berusaha untuk menggabungkan aliran yang berpandangan kisah sejarah (yang lampau) dan aliran yang mempunyai pandangan nubuatan dari kitab Wahyu. Binatang yang disebutkan dalam Wahyu 13, mula-mula tercermin dalam kekaisaran Romawi, tapi akhirnya sebagai pribadi antikris yang muncul di akhir zaman. Wahyu 19 dengan istilah simbolis apokaliptik, menggambarkan kedatangan Kristus yang kedua itu untuk menghancurkan kejahatan dari setan yang berada di Roma dan dalam diri antikris. Ini digambarkan sebagai peperangan yang bergelimang darah, tetapi senjata satu-satunya adalah firman yang keluar dari mulut Mesias yang berkemenangan (Wahyu 19:15). Masa Seribu Tahun adalah masa peralihan (interval) untuk mencapai pemerintahan penebusan Allah (Kerajaan Allah).22

Setelah masa seribu tahun, seluruh manusia dibangkitkan untuk menghadapi pengadilan terakhir. Pada kebangkitan itu tubuh orang-orang mati disatukan lagi dengan jiwanya untuk selama-lamanya. Tubuh orang-orang jahat akan mengejikan. Mereka akan mencerminkan kejahatan dan keputusasaan orang-orang jahat. Sedangkan tubuh orang-orang yang baik

22

(24)

menjadi mulia, sebab mereka akan menyerupai tubuh Kristus yang dimuliakan.

Di pengadilan Tuhan, orang-orang jahat akan mendapat murka Tuhan dan akan dijebloskan ke neraka yang mengandung kecemaran dan kesedihan, mengandung asap dan penderitaan, mengandung api dan kematian. Sebaliknya Tuhan akan menunjukkan cinta kasih-Nya kepada orang-orang yang beriman. Mereka akan dimasukkan ke dalam surga atau Yerussalem baru, yaitu sebuah kota yang tidak memerlukan bait suci, sebab Allah, Tuhan yang Maha kuasa, adalah bait sucinya demikian juga Yesus (Wahyu 21:22). Di sana tidak ada malam, karena kemuliaan Tuhan senantiasa meneranginya (Wahyu 21: 23, 25), tidak ada kutukan (Wahyu 22:3), dan akan memerintah bersama-sama dengan Dia selama-lamanya (Wahyu 22: 3-5). 23

c. Agama Islam (570 SM)

Eskatologi dalam Islam mencakup kematian, barzah, kiamat, pengadilan, surga dan neraka sesuai dengan informasi dalam Al-Qur'an. Banyak sekali ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan kematian seperti: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah” (QS. Al-Qashash 28: 88), “Tiap-Tiap yang berjiwa akan merasakan mati” (QS. Ali Imran 3:185), "Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya kami akan kembali" (QS. Al-Baqarah 2: 156) 24

Setelah manusia mati, jasadnya dikuburkan, akan tetapi rohnya berada di alam yang lain yang dikenal dengan barzah. Barzah atau

23

Willmington, Eskatologi, h. 336.

24

(25)

xxv

pemisah berfungsi menghalangi manusia menuju ke alam yang lain yang lebih sempurna dari alam barzah, dan pada saat yang sama menghalanginya kembali ke dunia (QS. Al-Mu'minun: 99-100).. Keadaan di alam barzah diyakini oleh mayoritas ulama tergantung dari amalnya. Manusia akan mendapatkan kenikmatan atau siksa sebagaimana dalam surat al-Mu'minun ayat 46 yang menjelaskan bahwa Fir'aun dan para pengikutnya selalu dinampakkan kepadanya api neraka pagi dan petang, serta surat Ali Imran ayat 169-170 bahwa para syuhada hidup di sisi Allah dan mereka memperoleh rezeki dari-Nya. Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa orang-orang mati saling menziarahi (di alam barzah) (HR. At-Tirmidzi melalui Abu Sa'id) juga mereka mengetahui keadaan keluarga mereka yang masih hidup di dunia (HR. Ahmad melalui Anas bin Malik).25

Kejadian yang paling akhir dari proses kehidupan dunia adalah kiamat. Kiamat akan dimulai dengan peniupan sangkakala (dalam Kristen sering disebut dengan nafiri) dua kali. Peniupan pertama mengakibatkan ketakutan dan kematian serta kehancuran alam raya seperti dalam surat Al-Haqqah ayat 13-17, at-Takwir ayat 1-14, al-Hajj ayat 1-2, al-Furqan ayat 25. Alam raya hancur berantarakan. Semua yang masih bernyawa baik di langit maupun di bumi mati tersungkur kecuali yang dikehendaki Allah. Sedangkan peniupan kedua adalah kebangkitan, atau dengan kata lain

25

(26)

perpindahan manusia dari alam barzah ke alam perhitungan, surga dan neraka (Az-Zumar ayat 68).26

Manusia kemudian dikumpulkan di padang Mahsyar (QS. Ibrahim ayat 48). Manusia datang sendiri-sendiri menghadap Allah untuk dilakukan perhitungan atas amal-amalnya. Setiap orang akan menerima catatan kitab amalnya, yaitu catatan dua malaikat yang selalu menyertai manusia selama hidup (QS. al-Isra : 14). Allah menghadirkan apa yang dinamai mizan atau timbangan untuk menimbang amal perbuatan manusia (Al-A'raf : 8-9). Setelah manusia diadili, mereka dipersilahkan melanjutkan perjalanan melalui shirath27 menuju ke surga atau neraka sesuai dengan amalnya masing-masing.28

2. Agama-agama Non Semitik

a. Agama Zoroaster (1700 – 1500 SM)

Konsep eskatologi dalam agama Zoroaster lebih memiliki coraknya yang sangat rinci. Eskatologi pribadi dan umum atau kosmos bergabung menjadi satu ketika nasib seseorang telah berakhir di dunia ini.29

Peristiwa-peristiwa eskatologis yang lebih luas terdapat dalam Kitab Zend Avesta yang semuanya terinci dalam The Sacred Book of The East (SBE)30. Di sana dijelaskan bahwa menjelang alam semesta

26

Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian, h. 109-111.

27

Pemahaman tentang shirath oleh masyarakat Islam awam hampir sama dengan pemahaman dalam agama Zoroaster, bahwa shirath itu adalah jembatan yang sangat kecil seperti rambut dibelah tujuh. Tapi menurut Quraish Shihab pengertian itu tidak sejalan dengan makna shirath yang sebenarnya adalah sebuah jalan yang lebar yang seakan-akan pejalan pada shirath tersebut ditelan oleh jalan lebar tersebut. Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian, h. 146.

(27)

xxvii

mengalami hari terakhir akan muncul tiga juru selamat yaitu Aushedar, Aushera-mah dan Shayoshant. Kedatangan juru selamat yang terakhir itulah yang akan memusnahkan kelaliman dan menegakkan keadilan hingga terbangun kerajaan Ahura Mazda sepenuhnya di muka bumi. Kerajaan Ahura Mazda akan berlangsung selama seribu tahun. Setelah berakhirnya kerajaan tersebut, alam semesta mengalami kehancuran yang sangat besar.

Kehancuran bumi dan alam semesta bukan berarti kehidupan telah berakhir, tetapi Tuhan akan membentuk alam kehidupan baru. Di alam inilah tubuh jasmani dibangkitkan kembali (bodily resurrection) (Yasna, 30:7 31:21, 32:5, 34:1). Setiap manusia akan diadili sesuai dengan catatan perbuatannya pada hari kebangkitan itu. Setelah diadili manusia akan melewati suatu titi ujian yang disebut civento peretu yang di bawahnya terdapat arus gelombang dari cairan logam yang bernyala-nyala. Titi ujian itu lebih halus dari rambut dibelah tujuh. 31

Setiap orang yang berbuat kebajikan selama hidupnya melawati titi ujian tersebut dengan begitu cepat dan mudahnya. Lalu mereka dipersilahkan masuk menikmati hidup kekal dan bahagia di dalam paridaeza (surga) yang di dalamnya terdapat berbagai ragam karunia dan anugerah yang tiada hingganya. Akan tetapi bagi mereka yang berbuat dosa dan kejahatan serta menantang dan menyangkal Ahura Mazda akan terjerumus ke dalam gelombang panas tersebut. Mereka akan masuk ke dalam gehannama (neraka). Pada akhirnya mereka mendapatkan siksaan berisikan salinan lengkap dari berbagai kitab suci. Lihat Yoesoef Sueb, Agama-agama Besar di Dunia (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1996), cet. III, h. 230.

31

(28)

tiada taranya. Di neraka, selain para manusia yang melakukan dosa dan kejahatan, para setan pun akan ikut dijebloskan ke dalamnya terutama Angra Mainyu.

Doktrin eskatologi dalam agama Zoroaster dipandang memiliki kaitan yang sangat erat terhadap ajaran Yahudi, Kristen, dan Islam. Khususnya pada kebangkitan dari kematian, civento peretu (titi ujian), paridaeza (surga) dan gehannama (neraka). Banyak istilah-istilah dari agama Zoroaster telah menjadi perbendaharaan kata dari ajaran-ajaran agama Yahudi dan Kristen, seperti istilah setan, mesias, dan sebagainya.32 b. Agama Hindu (1400 SM) dan Buddha (560 SM)

Agama Hindu dan Buddha memiliki corak yang hampir sama ketika membicarakan masalah akhir hidup manusia. Kedua agama ini tidak memiliki konsep eskatologi yang panjang dan rumit. Dalam Hindu, tujuan hidup manusia adalah moksa, yang dicapai manusia setelah mereka melalui kehidupan berkali-kali (punarbawa). Mereka yang telah melakukan catur marga (bakti, jnana, karma, yoga) dengan baik tidak akan melalui kehidupan terus menerus tetapi akan mencapai moksa, yaitu bersatu dengan Brahman.

Upanisad menerangkan bahwa surga dan neraka bukan suatu tempat dan bukan pula suatu bentuk yang pasti melainkan suatu state of mind yaitu keadaan-keadaan pikiran, yakni pikiran bahagia atau pikiran menderita. Kalau pikiran dalam keadaan senang dan bahagia maka itulah surga. Bila pikiran sedih dan menderita maka itulah neraka. Surga dan

32

(29)

xxix

neraka ada dalam pikiran, baik pikiran pada waktu masih hidup, maupun pikiran yang membungkus roh sesudah mati. Sebagaimana diketahui bahwa roh seseorang semasih hidup dibungkus oleh pikiran (sukma sarira/stula sarira) yang tidak lain adalah jasad atau tubuh manusia itu sendiri. Pada waktu meninggal stula sarira hancur menjadi abu karena dibakar, tetapi jiwa/roh dan pikiran tidak bisa terbakar dan lepas seperti angin yang tetap dibungkus oleh pelembungan.

Orang yang sudah mati, jika pikirannya masih melekat dengan dunia, ia akan tertarik kembali ke dunia atau lahir kembali. Sebaliknya jika roh dan pikirannya telah menghilangkan kemelakatan duniawi dengan menjalankan catur marga, ia akan bersatu dengan Brahman, yaitu moksa. Roh tidak akan mengalami kelahiran kembali serta mencapai kebahagiaan tertinggi.33

Dalam Agama Buddha, ajaran tentang eskatologi baik di dalamnya menyangkut surga dan neraka atau kehidupan setelah kematian tidak pernah ada. Bikkhu Acharn Suchar Abhijato34 mengungkapkan bahwa dosa akan dibalas di kehidupan ini atau yang akan datang. Akibatnya akan langsung dirasakan dalam pikiran. Adapun surga dan neraka sudah berada dalam diri seseorang, di kehidupan ini dan juga setelah kehidupan ini berakhir. Surga dan neraka bukan sebuah tempat tapi sebuah perasaan. Bila manusia melakukan sesuatu yang buruk, maka ia merasa buruk, inilah

33

Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Yayasan Wisma Karma, 1987), h. 99.

34

(30)

neraka dan tepat di kehidupan ini, begitu pula dengan surga. Surga dan neraka adalah keadaan pikiran.35

Bila semua bentuk keinginan dibasmi, daya kemampuan kamma berhenti bekerja, maka seorang terlepas dari lingkaran kelahiran dan kematian dan mencapai nibbana, yaitu tujuan hidup paling puncak dan berkah yang paling tinggi. Dalam lingkaran kelahiran ini manusia akan melewati 31 alam kehidupan. Kelahiran bisa terjadi di alam yang lain berdasarkan pada karma baik atau buruk dari makhluk yang bersangkutan. Jika manusia telah melenyapkan semua kotoran batin, meraka tidak akan terlahir kembali di salah satu dari 31 alam tersebut.36

Perbedaan yang sangat tajam antara moksa dan nibbana adalah bahwa konsep moksa dalam Hindu masih terdapat unsur jiwa atau roh manusia yang nantinya akan bersatu dengan Brahman, tetapi dalam Buddha tidak dikenal istilah jiwa, karena yang ada hanyalah pikiran atau kesadaran semata. Walaupun begitu salah satu persamaannya adalah tentang konsep surga dan neraka yang merupakan keadaan perasaan dan pikiran seseorang bukan sebuah tempat tersendiri.

c. Agama Tao (640 SM) dan Konghucu (551 SM)

Ajaran Konghucu maupun Tao tidak ada penjelasan yang detail tentang konsep eskatologinya seperti neraka, surga, dan kebangkitan. dalam ajaran Tao, tidak ada sedikitpun ajaran tentang kematian, surga, neraka, dan kebangkitan. Sama halnya dengan ajaran Konghucu. Salah

35

Ven. Narada Mahathera, Sang Buddha dan Ajaran-Ajarannya Bagian II (Jakarta: Yayasan Dhammadipa Arama, 1992), h.188.

36

(31)

xxxi

seorang murid Konghucu pernah bertanya tentang kehidupan setelah mati, dan jawabannya: "pelajarilah dirimu terlebih dahulu, nanti kamu akan mengetahui seperti apa kehidupan setelah mati itu".37 Berdasarkan penjelasan Khonghucu ini, banyak orang menganggap bahwa Khonghucu tidak bicara tentang kehidupan setelah mati. Keduanya hanya mengajarkan untuk selalu ingat kepada roh leluhur dengan cara mendoakan dan menghormatinya. Kepercayaan orang China tentang banyak dewa dan leluhur yang harus dihormati telah lama berurat berakar.

Seiring dengan berjalannya waktu dan persinggungan dengan berbagai macam agama dan kepercayaan lain, kepercayaan orang China terhadap neraka dan surga mulai menghinggapi kehidupan mereka. Hal ini bisa dilihat dari berbagai ukiran di beberapa klenteng yang memperlihatkan begitu ganasnya neraka. Kasus lain di Indonesia adalah bahwa orang China percaya kalau orang yang mati tidak langsung masuk surga tapi terlebih dahulu masuk ke neraka untuk mempertanggungjawabkan dosa-dosa mereka. Setelah dosa mereka terhapus, baru mereka masuk ke surga atau terlahir kembali untuk memperbaiki kesalahan mereka di dunia. Mereka menganggap bahwa surga tidak ubahnya seperti dunia saat ini. Orang yang mati juga membutuhkan peralatan-peralatan seperti rumah, perabotan rumah, kendaraan, uang, hiburan, dan sebagainya.

Neraka memiliki susunan struktur pemerintahan seperti yang ada di dunia. Jika di dunia memiliki penguasa, maka di neraka juga memiliki

37

(32)

penguasa. Raja atau penguasanya dikenal Yen Lo Wang dan dia mempunyai pegawai-pegawai. Para pegawai Yen Lo Wang ini digambarkan sebagai orang yang memiliki wajah menakutkan atau menyeramkan. Ada yang mukanya seperti anjing, kerbau, kambing, monyet dan yang menakutkan lainnya. Hal yang sungguh menggelikan adalah bahwa kasus suap ternyata tidak sekedar terjadi di dunia, karena mereka meyakini bahwa kasus suap atau sogok berlaku di sana. Mereka yang mati dapat dimudahkan atau diringankan hukumannya di neraka dengan memberi suap kepada para pegawai neraka. Biasanya alat sogoknya adalah semangka.38

Dari seluruh konsep eskatologi agama-agama di atas, penulis merangkum konsep eskatologi ke dalam dua bentuk. Pertama, konsep eskatologi yang berdiri sendiri, artinya konsep eskatologi dalam suatu agama tertentu tidak dipengaruhi oleh ajaran agama manapun. Kedua, konsep eskatologi yang telah terpengaruh oleh ajaran agama lainnya. Ini disebabkan oleh pertemuan secara langsung di antara satu agama dengan agama lainnya di masa silam.

38

(33)

xxxiii BAB III

GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI

ZAMAN AKHIR (OSZA)

A. Sejarah Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir

(OSZA)

1. Perkembangan Keagamaan di Amerika

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) berakar pada suasana dan iklim keagamaan di wilayah timur-laut Amerika Serikat pada awal abad ke-19. Pada abad 18, semangat dan mutu kehidupan rohani dapat dikatakan sangat merosot. Revolusi dan perang kemerdekaan yang berpuncak pada tahun 1770-an dan 80-an serta berlanjut hingga tahun 1810-an, telah mengakibatkan kehidupan beragama berada pada titik terendah sepanjang sejarah bangsa Amerika.39

Masyarakat Amerika merasa gelisah dan tidak puas dengan realitas yang penuh dengan kekejaman dan pergolakan, sehingga mereka menginginkan tempat baru atau tanah yang sempurna untuk kehidupan mereka. Kecenderungan ini ditambah dengan adanya perbudakan, keinginan untuk mendapatkan hak-hak yang sesuai, dan mempertahankan diri dari perang. Mereka bercita-cita mendapatkan harapan yang lebih baik dan sempurna.40

Sebagai respon terhadap keadaan ini, terjadi kebangunan rohani di sana-sini. Pada abad ke-18 terjadi gelombang kebangunan pertama dengan

39

Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), h. 346.

40

(34)

tokoh-tokohnya seperti Goerge Whitefield da Jonathan Edwards. Kemudian sejak 1820-an berlangsunglah kebangunan besar (Great Awakening) gelombang kedua, dengan tokoh-tokohnya seperti Charles G. Finney41 dan Alexander Campbell.42 Di beberapa wilayah di Amerika terutama di New York, terlihat kembali kegiatan-kegiatan kebangunan rohani, lengkap dengan perkemahannya. Semangat menginjili ke dalam dan ke luar negeri pun dikobarkan para pengkhotbah dari bermacam-macam gereja dan aliran. Mereka berlomba-lomba mentobatkan masyarakat kembali, salah satunya dengan menyebarkan Alkitab, traktat dan majalah. Masing-masing menganggap gereja atau ajarannya sebagai yang paling Alkitabiah dan paling benar. Sementara gerakan kebangunan rohani tersebut bersama semua aliran keagamaan belum sepenuhnya mengungkapkan ajaran mereka di bawah terang semangat pencerahan yang berciri rasional dan ilmiah. Pada masa itu masyarakat, walaupun menganut ajaran gereja, masih ikut serta dalam ilmu magis dan okultisme (pemujaan terhadap roh-roh).43

2. Pengalaman Pribadi Joseph Smith Jr.

Joseph Smith Jr. lahir dari pasangan Joseph Smith dan Lucy Mack Smith. Ia memiliki 7 saudara. Keluarga Smith adalah pendatang yang tiba di

41

Charles G. Finney adalah seorang tokoh gerakan kesucian dari gereja Presbyterian pada abad ke-19 yang giat mengupayakan kesucian masyarakat, yang salah satu bentuknya adalah keadilan. Ia membela hak-hak kaum wanita, ambil bagian dalam gerakan anti perbudakaan, menetang perang dan sebagainya. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, h. 169.

42

Alexander Campbell adalah salah seorang yang sangat getol menekankan pemulihan kembali gereja kepada bentuk, ciri dan tatanan aslinya sebagaimana dikemukakan dalam Perjanjian Baru. Ia membentuk gereja baru, Disciples of Christ, yang belakangan menggunakan nama Christian Church, salah satu gereja yang cukup besar di Amerika. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, h. 347.

43

(35)

xxxv

Palmyra di dekat Rochester New York pada tahun 1816.44 Mereka adalah keluarga khas New England dari keturunan Inggris dan bangsa Skotlandia. Nenek moyangnya telah ikut berjuang dalam Perang Revolusi Amerika tahun 1776. Keluarga mereka termasuk dalam keluarga yang religius, walaupun mereka tidak terikat pada gereja manapun seperti kebanyakan keluarga lainnya. Seiring dengan kemunculan gerakan keagamaan pada waktu itu, banyak dari berbagai aliran keagamaan yang muncul mulai mendekati keluarga besar ini.

Gerakan keagamaan yang berkembang tersebut bermacam-macam. Joseph Smith menuliskan bahwa pada masa mudanya telah berkembang tiga sekte yaitu Presbyterian, Baptis, dan Metodis,45 yang saling bersitegang. Di bawah tekanan gerakan kebangkitan keagamaan tersebut, empat dari keluarga Smith yaitu ibu dan tiga orang anaknya menjadi anggota gereja Presbytarian.

Bagi Joseph Smith Jr., gerakan keagamaan itu telah menghantam perasaan dan hasratnya untuk bergabung dengan sebuah gereja. Lama-kelamaan pikirannya cenderung kepada sekte Metodis. Namun, begitu besar kebingungannya dan pertengkaran di antara golongan agama yang berbeda-beda itu, membuat ia bermaksud menarik kesimpulan yang tegas tentang siapa yang benar dan siapa yang salah. Pada suatu hari dia membaca surat Yakobus 1:5 yang berbunyi:

"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kurang hikmat, hendaklah dia menanyakan kepada Allah yang memberikan kepada semua orang dengan

44

Klaus J. Hansen, "Mormonisme," in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedi of Religion, Vol. 9 (New York: McMillan Library Refrences, 1993), h.108.

45

(36)

murah hati dan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya'".46

Ia merenungkannya berulang-ulang dan pada akhirnya ia sampai pada kesimpulan bahwa dirinya harus tetap berada dalam kebingungan dan kegelapan atau bertanya pada Allah. Kemudian dengan tekad yang membara, ia pergi ke hutan untuk melakukan percobaan. Pada musim semi tahun 1820, di tengah hutan ia berlutut dan mulai menyatakan keinginan hatinya kepada Tuhan. Baru saja ia melakukan hal itu, tiba-tiba suatu kekuatan yang mencekam telah menguasai seluruh tubuhnya. Kegelapan telah mengelilingi dirinya untuk beberapa saat, bahkan hamper saja ia binasa. Namun, dengan seluruh kekuatan yang ada, ia berseru kepada Allah supaya membebaskannya dari kekuatan itu. Pada saat itulah ia melihat tepat di atas kepalanya suatu tiang cahaya yang lebih terang daripada sinar matahari yang perlahan-lahan turun mengenainya. Kegelapan telah hilang dari sekelilingnya dan ia melihat dua orang -yang terang dan kemuliannya tidak dapat dilukiskan- berdiri di atasnya (di udara). Salah seorang dari mereka berkata kepada yang lain dengan memanggil namanya dan mengatakan (sambil menunjuk kepada yang lain) "Inilah PutraKu yang Kukasihi dengarkanlah Dia!”47

Dari kejadian ini, Joseph Smith Jr. mendapatkan jawaban yang terang tentang kegundahannya selama ini. Kedua orang itu menyarankan untuk tidak mengikuti gereja manapun, karena mereka berdua akan mengajarkan gereja

46

Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab dengan Kidung Jemaat (Jakarta: LAI, 2006), h. 273.

47

(37)

xxxvii

yang sebenarnya.48 Banyak orang yang tidak percaya pada pengalaman Joseph, bahkan ia diejek, diolok-olok, dikucilkan dan dicaci maki sampai membuat ia berkecil hati. Namun, lama kelamaan perlakuan itu membuat ia semakin yakin atas penglihatan itu. Kebenaran telah dibukakan Allah kepadanya dan ia harus siap dengan segala cobaan yang akan datang.

Pengalaman spiritual yang dialami Joseph belumlah berakhir. Tepat pada malam tanggal 21 September 1823, seorang malaikat -yang mengaku dirinya adalah Moroni- mendatangi Joseph.49 Kedatangan Moroni adalah untuk memberitahukan bahwa ada tersimpan sebuah kitab yang ditulis di atas lempeng-lempeng emas, yang mengisahkan riwayat penduduk Amerika sebelumnya beserta asal usulnya. Kitab itu tersimpan di dekat Desa Manchester Provinsi Ontario, New York, dimana terdapat bukit yaitu Kumorah yang paling menonjol. Tidak jauh dari puncaknya, terdapat sebuah batu yang cukup besar di mana terletak sebuah peti yang di dalamnya tersimpan lempeng-lempeng kitab, Urim dan Tumim50 dan baju zirah.51 Kunjungan Moroni ini terjadi sampai 3 kali pada malam itu juga. Segala hal yang diucapkannya sama persis dengan kedatangannya yang pertama. Kemudian pada tanggal 22 September 1827 Joseph menerima seluruh lempeng-lempeng itu beserta Urim dan Tumim, dan baju Zirah. Ia pun

48

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 37.

49

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kesaksian Nabi Joseph Smith, h. 9.

50

Urim dan Tumim adalah sebuah alat dari Allah yang digunakan untuk menerjemahkan catatan suci. Alat ini telah diberikan kepada para nabi. Salah satunya adalah Abraham. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat Berharga (Jakarta: Gereja OSZA, 1979), h. 30.

51

(38)

akhirnya memulai penerjemahan lempeng-lempeng tersebut dan dibantu oleh Oliver Cowdery (pengikut pertama Joseph Smith Jr.).

Pengalaman spiritual berikutnya terjadi pada tanggal 15 Mei 1829, ketika Joseph dan Oliver Cowdery pergi ke hutan untuk berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai pembaptisan untuk pengampunan dosa. Yohanes pembaptis datang kepada mereka untuk memberikan kewenangan pertobatan, pelayanan, dan pembaptisan. Wewenang ini sering disebut Imamat Harun. Setelah itu Petrus, Yakobus, dan Yohanes menampakkan diri kepada mereka di sebuah lokasi yang terpencil di dekat sungai Susquehanna dan menganugerahkan wewenang tertinggi (Imamat Melkisedek) untuk memegang kunci-kunci kerajaan Allah di atas bumi. Melalui wewenang ini seluruh pengetahuan, ajaran, rencana keselamatan, dan segala hal yang penting diungkapkan dari surga.52 Kedua imamat tersebut menjadi dasar bagi pengorganisasian Gereja dan sebagai bukti kebenaran ajaran Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir sampai saat ini.

3. Pengorganisasian Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci

Zaman Akhir

Pada bulan Juni 1829, Joseph Smith Jr. menyelesaikan penerjemahan Kitab Mormon. Terjemahannya kemudian dicetak dan diterbitkan untuk umum pada tanggal 26 Maret 1830. Tepatnya pada 6 April 1830 di rumah Peter Whitmer Jr. di Fayette, New York, Gereja ini diorganisasi sesuai dengan

52

(39)

xxxix

wahyu Allah (Ajaran dan Perjanjian: 20:1; 115:4)53 Kira-kira ada 60 orang yang hadir di sana. Enam di antara pria yang hadir diperkenalkan sebagai anggota pendiri gereja yang baru untuk memenuhi hukum New York yaitu Joseph Smith, Oliver Cowdery, Hyrum Smith, Peter Whitmer Jr., Samuel Smith, dan David Whitmer.

Setelah gereja diorganisasi, mulailah para misionaris mengkhotbahkan pesan-pesan gereja ke penjuru dunia sampai bermil-mil (lihat lampiran), akan tetapi orang yang tidak suka dengan keberadaan Gereja OSZA terus bertambah. Sampai pada akhirnya Joseph Smith merenggut nyawa di tangan orang-orang itu. Ini terjadi ketika pukul 5 sore tanggal 27 Juni 1844, para perusuh yang berjumlah sekitar 200 orang dengan mengecat wajahnya menyerbu penjara Carthage, menembak dan menewaskan Joseph Smith dan saudaranya Hyrum Smith, serta melukai John Taylor.54

Kematian Joseph Smith Jr. membuat kepemimpinan gereja kosong. Dalam keadaan itu, para anggota gereja OSZA terpecah menjadi beberapa kelompok dengan pemimpinnya masing-masing. Pertama, kelompok yang dipimpin oleh Sidney Ridgon yang membentuk gerejanya sendiri di Pennsylvania. Kedua, kelompok yang diketuai Brigham Young yang diperkuat oleh dewan dua belas rasul (kajian penulis). Ketiga, kelompok yang sebagian besar adalah keluarga Smith (termasuk istrinya, Emma) bersama beberapa pengikutnya yang membentuk gereja sendiri dengan nama “The Reorganized Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints” di bawah pimpinan Joseph

53

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita; Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus…, h. 16.

54

(40)

Smith III yang mengungsi ke Independence, Missouri.55 Selain ketiga kelompok tersebut masih ada sejumlah kelompok kecil dari pecahan gereja OSZA seperti Kelompok Fundamentalis yang dipimpin oleh Warren Jeffs yang masih mempraktekkan poligami.56

4. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir di

Indonesia

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir pertama kali dikenal sebagai sebuah yayasan di Indonesia pada tahun 1969. Gereja ini berhasil mendapatkan izin kerja sebagai organisasi keagamaan resmi pada tanggal 11 Agustus 1970, walaupun tercatat dalam Dirjen Bimas (Kristen) Protestan pada tanggal 18 April 1970 dengan No. Dd/P/VIII/25/294/70 dengan akte notaris No. 22 tertanggal 14 April 1970. Untuk mengkoordinir pekerjaan misionaris, pada tanggal 1 Juli 1975 diresmikan Kantor Misi Jakarta-Indonesia di Jl Senopati No. 115, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.57 Pada tahun 1984 Gereja ini memiliki 14 buah cabang dengan pejabat-pejabat gereja yaitu pendeta 14 orang, guru Injil 37 orang dan guru sekolah minggu 30 orang serta terdapat 5 buah gereja yang permanen.58 Akan tetapi, sekarang Gereja ini telah

55

Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar Gereja, h. 356-357; lihat juga John Blackmore & Charles Alfred Davies, “Reorganized Church of Jesus Christ of Latter Day Saints,” in Robert M. Mutchins, ed., Encyclopaedia Britanica, vol. 13 (Chicago, William Benton, 1965), h.799.

56

“52 Gadis Diselamatkan dari Rumah Poligami,” diakses pada Sabtu 5 April 2008 dari http://www.kompas.com.

57

Dirjen Bimas (Kristen) Protestan, Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen di Indonesia (Jakarta: DEPAG, 1984), h. 151.

58

(41)

xli

berada di 14 Kota dengan 23 cabang di bawah 3 distrik yaitu Jawa, Medan, dan Manado.59

Laporan statisik per 31 Desember 2007 menunjukan terdapat 124 buah bait suci yang saat ini beroperasi, dengan 2.790 wilayah gereja, 348 misi, 618 distrik dan 27.827 lingkungan dan cabang di seluruh dunia. Jumlah keanggotaan gereja seluruh dunia terus bertambah dan tercatat 13.163.999 anggota dengan anggota baru selama tahun 2007 sebanyak 279.218 orang.60 B. Ajaran-Ajaran Pokok Gereja

Secara garis besar ajaran-ajarannya termaktub dalam pasal-pasal kepercayaan yang berjumlah 13 butir sebagai berikut:

1. Kami percaya kepada Allah, Bapak yang Kekal, serta Putra-Nya, Yesus Kristus dan Roh Kudus.

2. Kami percaya bahwa orang akan dihukum untuk dosanya sendiri dan bukan untuk pelanggaran Adam.

3. Kami percaya bahwa melalui penebusan Kristus, seluruh umat manusia dapat diselamatkan dengan jalan mematuhi hukum-hukum tatacara-tatacara Injil.

4. Kami percaya bahwa asas-asas utama serta tatacara-tatacara Injil adalah: pertama, beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, bertobat; ketiga, pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat, penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus.

5. Kami percaya bahwa seseorang harus dipanggil oleh Allah, melalui nubuat, serta dengan penumpangan tangan oleh mereka yang mempunyai wewenang untuk memberitakan Injil serta melaksanakan tatacara-tatacara dari padanya.

6. Kami percaya akan organisasi yang sama yang terdapat pada gereja zaman dahulu, yaitu para rasul, nabi, gembala, pengajar, penyebar injil, dan sebagainya.

7. Kami percaya akan karunia lidah, nubuat, wahyu, penglihatan, penyembuhan, penafsiran bahasa, dan sebagainya.

8. Kami percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah sejauh Alkitab itu diterjemahkan secara betul; kami juga percaya bahwa kitab Mormon adalah firman Allah.

(42)

9. Kami percaya akan segala yang telah dinyatakan Allah, segala yang sekarang dinyatakan-Nya, dan kami percaya bahwa Dia masih akan menyatakan banyak hal yang besar dan penting mengenai kerajaan Allah. 10.Kami percaya akan arti sesungguhnya daripada pengumpulan Israel dan

pemulihan Sepuluh Suku; bahwa Sion akan ditegakkan di atas benua ini (Amerika); bahwa Kristus secara pribadi akan memerintah di atas bumi dan bahwa bumi akan diperbarui serta menerima kemuliaan firdausnya. 11.Kami menuntut hak untuk memuja Allah yang Mahakuasa sesuai dengan

suara hati kami, dan mengakui hak yang sama bagi semua orang, biarlah mereka memuja, bagaimana, dimana atau apapun yang mereka inginkan. 12.Kami percaya bahwa kami harus tunduk kepada raja, presiden, penguasa

serta pembesar pemerintahan, dalam mematuhi, menghormati serta menjunjung hukum.

13.Kami percaya bahwa kami harus jujur, setia, suci, bajik, berkelakuan baik dan berbuat baik terhadap semua orang. Sesungguhnya, kami dapat mengatakan bahwa kami mengikuti nasihat Paulus. Kami percaya segala hal, kami mengharapkan segala hal, kami telah mengatasi banyak hal dan mengharapkan mampu mengatasi segala hal. Jika ada sesuatu yang bajik, yang indah atau terhormat atau patut dipuji maka kami berusaha untuk melaksanakannya.61

Dari pasal-pasal kepercayaan tersebut di atas, penulis akan menjelaskan lebih jauh ajaran-ajaran pokok gereja yang masih belum lengkap.

1. Ketuhanan

Dalam konsep ketuhanan, sebagaimana terdapat dalam pasal-pasal kepercayaan yang pertama, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir meyakini bahwa Allah (Bapa Surgawi), Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah pribadi yang berbeda tetapi dengan tugas ketuhanan yang sama yaitu menyelamatkan manusia menuju kepada kebahagiaan. Menurut Joseph Smith, Allah adalah manusia yang dipermuliakan serta disempurnakan, seseorang yang berdaging dan bertulang. Tubuh-Nya dapat diraba dan terdapat jiwa yang kekal.62 Yesus Kristus adalah satu-satunya putra sulung Allah yang

61

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat Berharga (Jakarta: Gereja OSZA, 1979), h. 90.

62

(43)

xliii

telah bersedia untuk menjadi penebus dosa manusia.63 Adapun Roh Kudus adalah anggota ketiga tubuh ketuhanan. Dia adalah pribadi roh, tanpa tubuh yang berdaging dan bertulang. Dia sering dirujuk sebagai Roh, roh Kudus, Roh Allah, Roh Tuhan, atau Sang Penghibur.

Ketiganya (Allah/Bapa Surgawi, Yesus, dan Roh Kudus) satu sama lain terpisah dan tidak pernah bersatu atau dalam istilah umum disebut trinitas. Gereja OSZA tidak mengakui konsep trinitas seperti gereja pada umumnya. Ketuhanan itu bukan melalui penetapan pada saat konsili Nicea tahun 325 M 2. Kenabian

Kenabian tak pernah putus sampai akhir zaman. Para nabi dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir hidup diantara para jamaah gereja ini. Dia adalah presiden gereja yang mempunyai hak atas wahyu bagi seluruh gereja. Peran nabi dipulihkan kembali oleh Allah (Bapa Surgawi) kepada Nabi Joseph Smith Jr. dengan memberinya kuasa imamat melalui Yohanes Pembaptis, Petrus, Yakobus, dan Yohanes.64 Hal ini juga menandai lahirnya gereja OSZA sebagai pemulihan gereja yang telah

dunia lainnya. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 47.

63

Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon; Satu Kesaksian lagi Tentang Yesus Kristus (Jakarta: Gereja OSZA, 2007), h. 495-497.

64

(44)

mengalami kemurtadan besar.65 Untuk mengetahui beberapa nabi yang pernah hidup lihat lampiran.

3. Kitab suci

Para anggota gereja meyakini 4 kitab standard dan kata-kata para nabi yang hidup sebagai sumber ajaran gereja. Empat kitab standar itu adalah :

a. Alkitab yang diyakini sebagai firman Allah sejauh diterjemahkan dengan betul. Alkitab yang dimaksud adalah versi King James. Walaupun begitu pada tahun 1831-1833 Joseph Smith merevisinya kembali dan sekarang disertakan dalam Alkitab versi King James edisi Gereja OSZA.66

b. Kitab Mormon adalah catatan suci mengenai beberapa orang yang hidup di benua Amerika antara tahun 2000 SM sampai 400 M.67 c. Ajaran dan Perjanjian. Kitab ini berisi wahyu-wahyu mengenai Gereja

Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir yang telah dipulihkan pada zaman akhir

d. Mutiara yang Sangat Berharga. Kitab ini berisikan 1) Kitab Musa (sebuah laporan mengenai beberapa penglihatan serta tulisan Musa, yang dinyatakan kepada Joseph Smith dalam bulan Juni dan Desember 1830), 2) Kitab Abraham (sebuah gulungan papyrus yang diambil dari kuburan orang Mesir yang diterjemahkan Joseph Smith yang berisi

65

Kemurtadan besar terjadi ketika para rasul telah meninggal (yang terakhir Paulus). Ini berarti tidak ada kuasa atau wewenang untuk menunjukkan jalan yang benar dari Allah. Kemurtadan mengakibatkan perpecahan, kebingungan, dan hilangnnya wewenang imamat, atau hak untuk bertindak dalam nama Allah. Pada tahun 1820, Tuhan memulihkan kembali Injil dan imamat ke bumi melalui Joseph Smith. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pemulihan Injil Yesus Kristus, h. 11 dan 18.

66

Aritonang, Aliran di dalam dan di sekitar Gereja, h. 363; Lihat juga Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-ajaran Presiden Gereja, h. 238.

67

(45)

xlv

keterangan yang sangat berharga mengenai penciptaan, Injil, hakekat Allah, dan keimamatan), 3) Tulisan-tulisan Joseph Smith (berisi sebuah cuplikan dari terjemahan Alkitab yaitu Matius pasal 23 ayat 39 dan pasal 24, cuplikan kehidupan Joseph Smith, dan tulisan mengenai penglihatan kerajaan selestial), dan 4) Tulisan Joseph F. Smith yang berisi penglihatan mengenai penebusan orang yang telah mati.

4. Hukum Kesehatan (kata-kata bijaksana)

Hukum kesehatan adalah hukum yang diwahyukan Tuhan untuk kepentingan jasmani dan rohani manusia. Dalam wahyu ini, Tuhan memberi tahu tentang makanan apa saja yang baik untuk dimakan dan zat-zat apa saja yang tidak baik untuk tubuh. Di antara perintah Tuhan tentang kata-kata bijaksana yaitu: melarang minuman beralkohol, menghisap tembakau (rokok), meminum kopi dan teh, serta narkoba (Ajaran & Perjanjian 89: 5-9), menganjurkan memakan sayur-mayur dan buah-buahan, daging, biji-bijian, dan sebagainya (Ajaran & Perjanjian 89: 10-17).68

5. Pendirian Sion

Di masa millenium nanti, Yesus akan datang untuk memerintah kerajaannya. Manusia akan dikumpulkan di antara dua tempat, yaitu di Yerussalem (Israel) dan Missouri (Amerika Serikat). Di sion, manusia hidup sehati, sepikiran, serta dalam kebenaran; dan tidak ada yang miskin di antara mereka (Musa 7: 18). Untuk kehidupan ini semua tempat di mana orang suci berada adalah sion, dan yang terpenting adalah sifat dan karakter dari sion itu sendiri, yaitu menjadi satu dengan sehati dan sepikiran, menjadi sebuah umat

68

(46)

yang kudus, dan merawat mereka yang miskin dan yang membutuhkan. Ketika Yesus datang, baru kemudian manusia dikumpulkan ke dalam 2 tempat tersebut (Yerussalem di Israel dan Missouri di Amerika Serikat). 69

6. Bait Suci

Bait suci atau bait Allah adalah rumah Tuhan, tempat peribadatan kudus dilaksanakan. Orang-orang yang diperbolehkan memasuki bait suci hanya anggota gereja OSZA yang dipandang layak memasukinya. Kelayakan itu menyangkut kesaksian terhadap Allah (Bapa Surgawi) dan korban tebusan Yesus Kristus, serta melaksanakan seluruh tata cara Injil. Kelayakan itu kemudian dibuktikan oleh surat rekomendasi yang diperoleh dari uskup atau presiden cabangnya.

Bait suci menjadi tempat diadakannya upacara-upacara khusus dan kudus seperti baptisan orang mati (Ajaran dan Perjanjian 124 dan 128), endowment (penganugerahan)70, dan perkawinan untuk kekekalan.

7. Baptisan orang mati

Baptisan orang mati bukan berarti orang yang sudah mati kemudian dibaptiskan seperti orang yang baru mau dibaptis, tapi mereka yang sudah mati diwakilkan oleh anggota gereja yang masih hidup. Caranya yaitu pertama, mencatat identitas orang-orang yang telah meninggal yang akan

69

D. Todd Christofferson, “Datanglah Ke Sion,” Liahona, November 2008, h. 37.

70

Gambar

Gambaran kejadian-kejadian eskatologi

Referensi

Dokumen terkait

Tulisan Obidegwu (2014) dan penelitian penulis memiliki konteks yang sama yaitu peran organisasi internasional dalam socio-economic recovery sebagai

Dalam hal serikat pekerja/serikat buruh tidak berhasil mendapat lebih dari 50% (lima puluh perseratus) anggota dari seluruh jumlah pekerja/ buruh di perusahaan yang bersangkutan

Hasil penelitian menunjukan bahwa cash rasio (CR) berpengaruh signifikan negatif terhadap return on asset (ROA) dengan nilai signifikansi sebesar 0,013 dan nilai

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi bagi perempuan muda dan semakin banyak partisipasi mereka sebagai tenaga kerja, perempuan

Nilai strategis sektor pertanian dalam keseluruhan pembangunan ekonomi di negara- negara berkembang seperti Indonesia, sangat signifikan misalnya sebagai sumber makanan,

Dalam proses desain ulang parapodium dinamik dilakukan penyesuaian beberapa ukuran produk agar ergonomis dengan ukuran dan bentuk tubuh orang dewasa Indonesia dengan mengacu

PF : Sebagai gereja Yesus Kristus, kita dipanggil untuk berperan- serta dalam mengerjakan misi Allah, yaitu karya Allah yang membebaskan dunia dan manusia kepada kehidupan

Hubungan koordinatif antarklausa adalah hubungan antarklausa dalam kalimat yang menyatakan hubungan yang setara, jika menyatakan hubungan penjumlahan ditandai dengan