• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi,Sarana Dan Prasarana Perumahan Terhadap Kepuasan Konsumen Penghuni Perumahan Sederhana : Studi kasus pada masyarakat penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi,Sarana Dan Prasarana Perumahan Terhadap Kepuasan Konsumen Penghuni Perumahan Sederhana : Studi kasus pada masyarakat penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI,

SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PENGHUNI PERUMAHAN SEDERHANA

Studi kasus pada masyarakat penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor

Oleh : Misbahudin Nur NIM : 103081029198

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI, SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

PENGHUNI PERUMAHAN SEDERHANA

Studi kasus pada masyarakat penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH : MISBAHUDIN NUR

103081029198

Di bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA

2009 Pembimbing I

Prof.DR. Abdul Hamid MS NIP 131 474 891

Pembimbing II

(3)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI, SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

PENGHUNI PERUMAHAN

Studi kasus pada masyarakat penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

MISBAHUDIN NUR 103081029198

Di bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA

2009

Pembimbing I

Prof.DR. Abdul Hamid MS NIP 131 474 891

Pembimbing II

Heryanto SE,MSI NIP 131 569 931 Penguji Ahli

(4)

Hari ini Jumat Tanggal 04 Bulan Januari Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Misbahudin Nur NIM : 103081029198 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK,

LOKASI, SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN TERHADAP

KEPUASAN KONSUMEN PENGHUNI PERUMAHAN SEDERHANA”.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 04 Januari 2008

Tim Penguji Komprehensif

Prof.DR. Ahmad Rodoni MM Ketua

Heryanto SE,MSI Sekretaris

(5)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Misbahudin Nur Jenis kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal lahir : Bogor, 06 April 1985 Kewarganegaraan : Indonesia

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan km. 1,5 Rt 04/02 Cibinong, Gunungsindur,

Gagag :Kab. Bogor 16340

Nomor Telepon : 081316030832

Email : misbah_kriwil@yahoo.co.id Pendidikan Formal

1991 – 1997 : SDN Cibinong 02

!997 – 2000 : SMPI PONPES Al- Ghozali 2000 – 2003 : SMU PONPES Al- Ghozali 2003 – 2008 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

2001 – 2002 : Bagian Logistik OPPMA 2002 – 2003 : Bagian Pengajaran OPPMA

2004 – 2005 : Dewan Perwakilan Mahasiswa Jurusan Manajemen 2005 – 2006 : Ketua PROPESA jurusan Manajemen

(6)

ABSTRACT

Generally today, the simple houses have some problems, like a bad building quality, high price of land, and non condition of infrastructure and public facilities are below the standard. This research to analyze the influence of product quality, location, infrastructures and public facilities on the satisfaction of low-cost house residents in Griya Cendikia resident Parung, Bogor. This research used are product quality, location, infrastructures and public facilities as avariable.. The analysis tools in this research are multiple regression analysis technique.The result of this research showed that variables of the costumer satisfaction factors such as are product quality, location, infrastructures and public facilities simultaneously have significant influenced to the costumer satisfaction. And partially showed product quality, location, infrastructures and public facilities have significant influenced to the costumer satisfaction.

(7)

ABSTRAK

Pada saat ini ini umumnya rumah sederhana mempunyai permasalahan pada kualitas bangunan yang kurang baik, harga tanah yang mahal serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi standar yang ada.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, lokasi,sarana dan prasarana perumahan terhadap kepuasan penghuni perumahan sederhana di perumahan Griya Cendikia Parung, Bogor. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah lualitas produk, lokasi dan sarana dan prasarana. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa variabel-variabel dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen perumahan seperti kualitas produk, lokasi, sarana dan prasaran perumahan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan sederhana. Dan secara parsial variable-variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan.

(8)

KATA PENGANTAR

ﻢﯿﺤﺮﻠأﻦﻤﺤﺮﻠأﮫﻠﻠأﻢﺴﺒ

Alhamdulillah. Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya, dan juga atas nikmat sehat, iman dan islam-karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia kepada jalan kebenaran. Juga kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya, semoga kita semua diberi syafaat di hari akhir nanti.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis baik baik dalam pengetahuan maupun dalam teknik penulisannya, oleh karena itu dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun dari semua pihak. Penyelesaian ini skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi beberapa pihak, karenanya penulis penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak secara langsung yang membantu, mendorong serta memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bias selesai sesuai dengan target. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta beserta keluarga besarku Kakek (Alm), Nenek (Almh) dan juga adik-adikku yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, semangat, wejangan, kesabaran, keikhlasannya dan seluruh bantuan baik secara moril maupun materil, sehingga penulis bias menyelesaikan skripsi dan kuliah ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dan rahmat-Nya pada Ayahanda, Ibunda dan keluargaku tercinta.

(9)

review sampai selesai skripsi ini beliau banyak membantu meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk mendengarkan dan memberikan solusi kepada penulis.

3. Bapak Heryanto, SE. MSi. selaku dosen pembimbing II, yang juga telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam membimbing skripsi ini dari proses review sampai selesai skripsi beliau banyak membantu meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk mendengarkan dan memberikan solusi kepada penulis.

4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA. Selaku dekan Fakulatas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh dosen, karyawan dan petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya, semoga bermanfaat bagi kami.

6. Pegawai bagian pemasaran perumahan Griya cendikia dan juga kepada bagian pemasaran PT Jaringan Selera Asia selaku pengembang perumahan yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian dan juga banyak membantu penulis dalam mendapatkan data-data yang diperlukan oleh penulis.

7. Terima kasih kepada rekan-rekan IKBAL (Ikatan Keluarga Besar Alumni Al-Ghozali) yang juga telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Khususnya Sahal, Nabil, Ale, Rahul dan banyak lagi. Thanks all for yours pray and support.

8. Terima kasih kepada teman-teman manajemen angkatan 2003, yang ada di kelas manajemen A, B, C dan D. Khususnya bagi teman-teman kelas manajemen A angkatan 2003, tumbuh dan berkembang di kelas manajemen A. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

9. Terima kasih khususnya kepada temanku Aris, Ridwan, Saiful, Didi, Rizkie terima kasih atas segala bimbingan, sharing dan bantuannya selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai.

(10)

sebesar-besarnya dan hanya iringan do’a yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaikan yang telah kalian berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiiin

Jakarta, 24 November 2008

(11)

DAFTAR ISI

Hal Pengesahan ... i

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Abstract ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pengertian Pemasaran ... 9

B. Kepuasan Konsumen ... 11

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Penghuni Perumahan ... 16

(12)

a...Pengerti

an Produk ... 16

b...Pengerti an Kualitas Produk ... 18

2. Lokasi ... 21

3. Sarana dan prasarana ... 23

D. Kerangka Pemikiran ... 28

E. Hipotesis Penelitian ... 31

F. Penelitian terdahulu ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 35

B. Metode Pengumpulan Sample ... 35

C. Metode Pengumpulan Data ... 35

D. Metode Analisis Data ... 37

1...Uji Validitas Dan Realibilitas ... 38

a. Uji validitas ... 38

b. Uji Reliabilitas ... 39

2...Uji Asumsi Klasik ... 40

(13)

b...Uji

Multikolinearitas ... 42

c...Uji Heteroskedasitas ... 43

3...Uji regresi ... 43

a. Uji parsial (Uji t) ... 43

b. Uji simultan (Uji F) ... 44

c. Analisis Regresi linear berganda ... 44

d. Uji R2... 45

E. Variabel dan Definisi Operasional ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran umum tentang Perumahan Griya Cendikia ... 53

B. Penemuan dan Pembahasan ... 56

1...Uji validitas dan Uji Reliabilitas ... 56

2...Hasil dan Pembahasan ... 61

3...Hasil Analisis ... 80

a. Uji Normalitas ... 80

b. Uji Multikolineritas ... 81

(14)

d. Uji Heteroskedasitas ... 84

e. Uji Parsial (Uji t) ... 85

f. Uji Simultan (Uji F) ... 90

g. Analisis Regresi linier berganda ... 92

h. Uji Determinasi (Uji R2) ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Implikasi ... 104

Daftar Pustaka ... 105

Lampiran ... 107

Daftar Tabel No Keterangan Halaman 3.1 Tabel operasional variable ... 49

4.1 Hasil try out validitas dan reliabilitas ... 59

4.2 Hasil tes validitas dan reliabilitas ... 60

4.35 Uji hasil multikolinearitas ... 82

4.36 Tabel klasifikasi nilai d ... 83

4.37 Hasil uji autokorelasi ... 83

4.38 Hasil Analisis Regresi linear berganda ... 87

(15)

4.40 Hasil uji F (tabel ANOVA) ... 91

4.41 Descriptive statistic ... 93

4.42 Hasil uji regresi ... 94

4.43 Hasil uji R2 ... 99

4.44 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien korelasi ... 100

Daftar Gambar No Keterangan Halaman 2.1 Kerangka pemikiran ... 30

2.2 Hipotesis penelitian ... 30

4.2 Normal P-plotof regression ... 81

(16)

Daftar Lampiran

No Keterangan Halaman

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping pendidikan dan kesehatan. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Rumah adalah salah satu barang yang mempunyai nilai (value) yang tinggi dan mempunyai harga (price) tinggi pula (Carn, 1988), tentunya mempunyai kegiatan pemasaran (marketing) yang berbeda jika dibandingkan dengan pemasaran barang-barang kebutuhan sehari- hari. Hal ini disebabkan oleh karena karakter dari produk rumah itu sendiri, yaitu termasuk barang yang bernilai tinggi dan frekuensi pembelian yang tidak terlalu sering dalam kehidupan manusia.

Sejalan dengan kebutuhan manusia penghuninya, maka sebuah rumah harus memenuhi tiga fungsi utamanya, yaitu:

a. Rumah sebagai tempat tinggal, tempat di mana seseorang bermukim (menetap), dan mendapatkan ketenangan fisik dan mental.

(18)

tinggal dalam suasana ketenangannya, untuk kemudian keluar lagi menuju dunia luar untuk bekerja dan berkarya. Demikian seterusnya terjadi berulang-ulang.

c. Rumah merupakan arsenal, di mana manusia mendapatkan kekuatannya kembali, setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan Dewasa ini kebutuhan akan perumahan menjadi salah satu perhatian yang paling serius bagi pemerintah. Ini terjadi karena semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di perkotaan dan daerah yang berbanding lurus dengan peningkatan pertumbuhan akan produk perumahan, sehingga permintaan akan perumahan yang layak untuk dihuni dan sesuai dengan daya beli masyarakat saat ini terasa masih kurang dan belum teratasi dengan sempurna.

Ditambah lagi setelah negara kita mengalami banyak bencana alam yang menghancurkan tempat tingal masyarakat kita, seperti pada waktu bencana tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, dan banyak lagi. Maka perkembangan property untuk tempat tinggal masyarakat menjadi lebih besar lagi permintaan nya.

(19)

masyarakat perkotaan dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah terhadap perumahan adalah dikembangkannya program rumah sederhana

Pada umumnya industri perumahan ini dibangun diatas areal perkotaan yang dekat dengan pusat perkantoran dan perbelanjaan sehingga dapat memudahkan akses bagi para penghuninya. Namun pada saat ini tidak sedikit juga pihak developer yang coba berinovasi dengan menyediakan lahan perumahan diluar kota atau tepatnya didaerah yang berada diluar pusat keramaian tetapi dapat dengan mudah diakses dari tempat-tempat yang menjadi pusat keramaian dan perkantoran.

Hal ini dilakukan untuk menjaring sebagian kalangan masyarakat yang ingin memiliki rumah siap huni dengan harga terjangkau. Dalam hal ini pihak pengembang berusaha keras untuk selalu melakukan inovasi guna menciptakan produk yang dapat memuaskan konsumennya, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang, fasilitas keamanan dan kenyamanan, kesehatan, hiburan dan lain sebagainya.

(20)

permasalahan sehingga menyebabkan penghuni tidak puas. Salah satu masalah yang patut dicermati ini adalah penyediaan sarana dan prasarana yang tidak seimbang karena dampak sulitnya mencari areal permukiman. Berdasarkan kondisi tersebut maka pihak Pengembang perumahan kiranya perlu mengetahui dan melakukan suatu penelitian tentang faktor-faktor apa yang berpengaruh sehingga penghuni memperoleh kepuasan terhadap rumah sederhana.

Masyarakat pembeli perumahan tidak dengan begitu saja membeli rumah tanpa mempunyai pertimbangan tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan seperti kualitas produk (bangunan), lokasi, desain, sarana dan prasarana dan harga (Kotler & Amstrong, 1997). Kemudian, dalam pelaksanaan pengambilan keputusan pembelian ini tidak hanya akan berakhir dengan adanya transaksi pembelian, akan tetapi juga diikuti oleh beberapa tahap perilaku pasca pembelian oleh konsumen (post purchase behavior), dimana pada tahap ini masyarakat selaku konsumen akan merasakan suatu titik yaitu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi konsumen dalam perilaku pembelian berikutnya. Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain (Bayus dalam Kotler et al. 1996).

(21)

process, yaitu suatu proses yang harus dilakukan oleh seseorang sebelum memutuskan untuk membeli rumah. Proses tersebut dimulai dari kebutuhan mengenal produk yang dijual (need recognition), pencarian informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of alternatives), keputusan membeli (purchase decision), dan perilaku setelah proses pembelian (post purchase behavior).

Semua proses tersebut akan berujung pada kepuasan konsumen apabila produk yang ditawarkan oleh pihak pengembang perumahan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumen. Gerson (2001) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen adalah persepsi konsumen terhadap harapannya yang telah terpenuhi atau terlampaui. Kepuasan konsumen akan terjadi setelah tahap pembelian dan setelah tahap pemakaian. Adapun proses evaluasi setelah pembelian adalah kepuasan yang akan tercapai bila terjadi kesamaan antara pengalaman dalam mendapatkan dan menggunakan produk, dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen terhadap kualitas dari produk yang didapatkan. Menurut Gasperz (1997) tingkat dari performa produk yang diharapkan untuk tercapainya kepuasan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kualitas seperti:

1. Performance, adalah faktor yang terkait dengan aspek fungsional dari

produk.

(22)

3. Serviceability, adalah faktor yang terkait dengan kemudahan dari kualitas produk, seperti lokasi dan pengadaan sarana dan prasarana.

4. Durability, adalah faktor yang berkaitan dengan daya tahan atau masa

pakai dari produk. Dalam hal kualitas produk perumahan adalah lantai, kusen, dinding dan lain-lain.

Berdasarkan paparan diatas, maka penulis mengambil judul Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi, Sarana dan Prasarana Terhadap

Kepuasan Konsumen Perumahan Sederhana (Studi kasus pada masyarakat perumahan Griya Cendikia Parung Bogor)”. Adapun alasan penulis mengambil judul ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh PT Jasa Selera Asia selaku pengembang dari perumahan Griya Cendikia.

B. Rumusan masalah

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu :

1. Apakah kualitas produk mempunyai pengaruh secara parsial terhadap tingkat kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor?

(23)

3. Apakah sarana dan prasarana mempunyai pengaruh secara parsial terhadap tingkat kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor?

4. Apakah kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana mempunyai pengaruh secara simultan terhadap tingkat kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia Parung Bogor?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan antara lain sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial variabel kualitas produk (X1) terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia?

2. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial variabel lokasi (X2) terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia?

3. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial variabel sarana dan prasarana (X3) terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia? 4. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan variabel kualitas produk

(X1), lokasi (X2), sarana dan prasarana (X3) terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia?

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

(24)

b. Menjadi dasar dan pedoman bagi perusahaan lain yang berminat untuk mengadakan evaluasi pada pelayanan perbaikan kualitas produk pemilihan lokasi, penyediaan sarana dan prasarana perumahan yang baik .

2. Bagi Penulis

Dapat memberikan tambahan wawasan dan bekal ilmu pengetahuan serta melatih ketrampilan teknis penulis dalam menganalisa suatu masalah dengan lingkungannya yang kompleks sehingga dapat membandingkan teori yang didapat dalam bidang manajemen pemasaran dengan prakteknya.

3. Bagi Pihak Lain

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.

Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yang paling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :

Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).

(26)

Pada dasarnya definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti pemasaran, yaitu pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Manusia berusaha sebisa mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka untuk menjaga harmonisasi kehidupan mereka, untuk itu timbul permintaan akan kebutuhan tersebut. Perusahaan / produsen bereaksi dengan menangkap fenomena tersebut dengan mencoba menyediakan produk / jasa yang menjadi kebutuhan manusia.

B. Kepuasan pelanggan

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. Menurut Tjiptono (1997, p.24) yang mengutip pendapat para ahli tentang kepuasan konsumen yaitu pendapat Tse dan Wilton yang mengatakan bahwa kepuasan dan tidak kepuasan adalah respon konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah memakainya. Selanjutnya pendapat lain dikutip Tjiptono yakni pendapat dari Wilkie yang mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Selanjutnya Kotler(2000, p.36)mengemukakan bahwa:

“Satisfaction is a person feeling of pleasure or disappointed resulting from comparing a product perceived (or out come) in relation to his or her expectation”

(27)

dibandingkan dengan harapannya. Dari definisi-definisi tentang kepuasan konsumen diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah sebuah tingkat perasaan pada kualitas produk terhadap kesesuaian dari suatu keinginan, kebutuhan dan harapan yang ada bila dibandingkan dengan kenyataannya setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa.

Kepuasan konsumen akan terjadi setelah terjadinya tahap pembelian dantahap pemakaian konsumen akan suatu produk, adapun proses evaluasi setelah pembelian adalah tercapainya kepuasan akan terjadi bila antara pengalaman dari mendapatkan dan menggunakan produk sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen.(Mowen, 1995, p.515)

Standar untuk dibandingkan dengan produk yang sesungguhnya adalah harapan konsumen terhadap suatu produk, adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu :

1. Kualitas Produk(Hanan & Karp, 1991, p.25-32)

Value to Price Relationship Faktor value merupakan persyaratan untuk

suatu kepuasan. Bilavalueproduk lebih tinggi dari harga yang ditawarkan maka akan terjadi kepuasan konsumen.

 Keuntungan Produk, yaitu Nilai yang ditentukan oleh pemakai produk. Dimana penilaian berdasarkan kenaikan aktifitas yang dirasakan oleh pemakai yang disebabkan produk tersebut karena menghasilkan suatu keuntungan bagi pemakainya.

(28)

 Kualitas Produk

2. Promosi(Mowen,1995, p.195,516)

Kepuasan konsumen akan timbul apabila promosi yang dilakukan sesuai dengan harapan konsumen. Promosi berpengaruh pada emosi individu. yang akan menimbulkan suatu rasa ingin tahu, gembira, terkejut, yang akan menimbulkan suatu harapan dari konsumen terhadap suatu produk dan akan mempengaruhi sikap individu tersebut.

3. Pengaruh Kompetitor (Produk lain)

Kepuasan akan tercapai bila produk memiliki kualitas yang sama atau lebih dari kompetitor. Pengaruh dari kompetitor terhadap kepuasan konsumen bisa terjadi, karena pengalaman konsumen dengan kompetitor yang sejenis menghasilkan suatu standar kualitas dari produk tersebut pernah didapat.

(29)

dicapai. Sebaliknya semakin rendah taraf hidup konsumen, semakin rendah standar yang ditetapkan, sehingga kepuasan konsumen terhadap suatu produk relatif mudah untuk dicapai(Albrecht, Bradford, 1990, p.)

Konsep Kepuasan Engel, Blackwell dan Miniard (1995, p.208) mengatakan tugas pemasaran tidak berhenti begitu penjualan telah terjadi, karena konsumen akan mengevaluasi alternatif sesudah pembelian seperti halnya sebelum pembelian. Jadi seorang produsen bidang pemasaran yang berorientasi pada keuntungan perusahaan dalam jangka waktu tertentu perlu mengamati perilaku konsumen meskipun transaksi penjualan telah dilakukan.

Menurut Engel (1995) kepuasan didefinisikan disini sebagai evaluasi pascakonsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Ketidakpuasan tentu saja didefinisikan sebagai hasil dari harapan yang diteguhkan secara negatif. Ada tiga harapan mengenai suatu produk atau jasa yang diidentifikasi oleh beberapa peneliti yaitu:

1. kinerja yang wajar 2. kinerja yang ideal

3. kinerja yang diharapkan, kinerja yang diharapkan adalah yang paling sering digunakan dalam penelitian karena logis dalam proses evaluasi alternatif yang dibahas (Engel, 1995).

(30)

memenuhi harapan konsumen. Pemenuhan harapan ini akan menciptakan kepuasan bagi konsumen.

Teori kepuasan menyatakan bahwa bila konsumen puas terhadap produk atau jasa maka konsumen akan memberikan rekomendasi pada orang lain dan merasa bangga akan produk atau jasa tersebut (Soelasih, 2004). Norrie (1991) mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara behavioral loyaltydan rekomendasi, apabila loyalti tinggi maka rekomendasinya berwujud active word of mouth (spontaneous expression of positive experiences) namun jika loyalti rendah dari konsumen maka rekomendasinya berwujud passive word of mouth. Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan yang

mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain dan loyal terhadap perusahaan (Kotler, 2000). Artinya Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan, dengan cara (Kotler, 1996):

1. Melakukan pembelian ulang

2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain 3. Kurang memperhatikan merek ataupun iklan produk pesaing

4. Membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama

(31)

Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (terutama dalam pengambilan keputusan yang luas). Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau membeli produk lain di perusahaan yang sama di masa datang. Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. Oleh karena itu, pembeli yang puas merupakan iklan yang terbaik (Bayus dalam Kotler et al. 1996).

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen 1. Produk dan kualitas produk

a. Pengertian Produk

Dalam pemasaran definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.

(32)

konsumen akhir maupun pasar industrial sebagai pemenuhan kebutuhan atas keinginan pasar yang bersangkutan. Dilihat dari segi konsep, produk merupakan pemahaman subyektif dari produsen atas ‘sesuatu’ yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.

Bila ditinjau dari berwujud tidaknya, produk dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: barang fisik (tangible) dan jasa atau service (intangible). Walaupun barang dan jasa itu berbeda, namun pembagian secara jelasnya sulit dilakukan, karena dimana terjadi suatu transaksi pembelian barang sering kali disertai dengan adanya jasa dari penjual barang tersebut dan begitu pula sebaliknya, pembelian jasa pun sering kali disertai dengan atribut-atribut fisik atau barang-barang yang melengkapi, contohnya ketika makan di restoran. (Strategi Pemasaran, 2002)

(33)

Strategi produk memerinci rangkaian tindakan yang harus diambil perusahaan sehubungan dengan produk dan sasaran jangka panjang yang harus dicapai oleh jajaran produk akhir itu. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dibeli atau dikonsumsikan, kedalam pengertian produk termasuk objek-objek fisik, jasa, tokoh-tokoh, tempat, organisasi dan pikiran (idea). Produksi adalah merupakan suatu proses kegitan yang menambah nilai guna suatu barang atau jasa.

Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh

suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang di pasarkannya.

Strategi produk tidak hanya berkaitan dengan produk yang di pasarkan

akan tetapi berhubungan pula dengan hal-hal atau atribut lain yang

melekat pada produk tersebut, misalnya bungkus, merk, label dan

sebagainya.

b. Kualitas produk

Menurut Tjiptono (1996,p.59) kualitas produk adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. Kualitas produk dapat diperoleh dengan cara membandingkan antara harapan konsumen dengan penilaian mereka terhadap kinerja yang sebenarnya

(34)

konsumen. Bila dikaitkan dengan konsumen, maka kepuasan produk adalah rangsangan terhadap daya jual produk.

Pendapat Juran tersebut didukung oleh Mowen (1995,p.515), dimana kepuasan konsumen merupakan elemen yang penting dalam tahap evaluasi setelah pembelian. Kepuasan akan tercapai bila terjadi kesamaan antara pengalaman dari mendapatkan dan menggunakan produk, dengan harapan yang diinginkan oleh konsumen terhadap kualitas dari produk yang didapatkan. Gasperz (1997,p .27)menyebutkan atribut yang dipertimbangkan dalam pengukuran kualitas adalah:

1). Performa (performance), berkaitan dengan aspek fungsional dari produk tersebut.

2). Keandalan (reliability), berkaitan dengan tingkat kegagalan dalam penggunaan produk tersebut.

3). Features, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. 4). Serviceability, berkaitan dengan kemudahan dan ongkos perbaikan. 5). Kesesuaian (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian

produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 6). Durability, berkaitan dengan daya tahan atau masa pakai dari

produk itu.

(35)

8). Kualitas yang dirasakan (perceived quality) bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan konsumen dalam mengkonsumsi produk itu.

Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 54/PRT/1991 tentang pedoman teknik pembangunan rpoduk perumahan yang berkualitas pembangunannya harus mempunyai / memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1). Penggunaan bahan bangunan untuk konstruksi yang murah dapat terdiri dari bahan bangunan lokal atau lainnya yang kekuatannya memenuhi syarat teknis.

2). Permukaan lantai harus lebih tinggi 20 cm (dua puluh sentimeter) dari permukaan halaman tertinggi dan harus rata, kering, mudah dibersihkan, tidak menimbulkan debu, dan dapat diperkeras antara lain tanah dilapisi dengan air semen (soil cement).

3). Dinding dapat dibuat dari bahan yang sekurang-kurangnya dapat melindungi penghuni dari cuaca dan sinar matahari langsung, antara lain digunakan bahan dari anyaman bambu atau sejenis yang dipasang sekurang-kurangnya 90 cm (sembilan puluh sentimeter) diatas didinding dengan bahan tembok.

(36)

5). Kerangka atap harus mempunyai kekuatan menahan beban sendiri dan beban lain yang harus didukung antara lain dapat digunakan bahan kayu atau bambu.

6). Penutup atap harus disesuaikan dengan kemampuan dari kerangka atapnya, antara lain dapat digunakan bahan dari genteng plentong, keramik rakyat, seng gelombang atau asbes gelombang.

7). Langit-langit dapat ditiadakan dengan membuat kerangka atap dan penutupnya lebih rapi.

2. Lokasi

(37)

apakah mendukung perkembangan keluarga. Pemilihan lokasi yang tepat akan memengaruhi tingkat kepuasan dari para penghuninya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1987 Tentang Pengesahan 33 Standard Konstruksi Bangunan Indonesia dan Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun, Kriteria Kondisi Fisik Lokasi Perumahan, adalah :

a. Tersedia lahan yang cukup bagi pembangunan lingkungan perumahan baru minimum 50 unit rumah dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

b. Dapat disediakan air bersih (air minum)

c. Bebas dari polusi udara, polusi suara, dan polusi air.

d. Bebas banjir & memiliki kemiringan tanah 0-15%, sehingga dapat dibuat sistem drainage yang baik serta memiliki daya dukung yang memungkinkan untuk dibangun perumahan.

e. Mempunyai akses yang baik.

f. Mudah dan aman mencapai tempat kerja. g. Tidak dibawah permukaan air setempat.

(38)

Dan yang tidak kalah pentingnya dalam pemilihan lokasi perumahan adalah jarak waktu tempuh ke sarana lingkungan lain seperti pusat pertokoan dan perbelanjaan, rumah sakit dan tempat kerja. Karena hal ini akan sangat mempengaruhi para konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap lokasi perumahan yang ditawarkan, sehingga akan menimbulkan tingkat kepuasan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. 3. Sarana dan Prasarana

Faktor lain yang juga mempengaruhi kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi produk perumahan yang ditawarkan adalah pada hal sarana dan prasarana perumahan. Fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai merupakan salah satu kiat utama dari pengembang dalam memenuhi kepuasan para konsumennya. Kelengkapan sarana dan prasarana tersebut sebenarnya bertujuan agar warga atau calon pembeli merasa nyaman dan betah bertempat tinggal pada suatu lokasi perumahan.

(39)

a. Sarana Pendidikan

Pada dasarnya sekolah taman kanak-kanak merupakan sekolah yang harus berada ditengah-tengah perumahan yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari setiap rumah dalam lingkungannya.Untuk TK, pencapaian maksimumnya adalah 500 meter, dengan jumlah penduduk minimum 1000 jiwa. Untuk SD, pencapaian maksimumnya adalah 1000 meter, dengan jumlah penduduk minimum 1600 jiwa. b. Sarana Perniagaan.

Toko adalah fasilitas perbelanjaan terkecil yang melayani kebutuhan sehari-hari dari unit lingkungan terkecil (50 keluarga), yang menjual kebutuhan sehari-hari. Pencapaian maksimum dari lokasi adalah 300 meter.

c. Sarana Olahraga dan Daerah Terbuka.

Disamping fungsi utama sebagai taman, tempat main anak-anak dan lapangan olahraga, juga akan memberikan kesegaran pada lingkungan dan netralisasi polusi udara. Lokasi taman diusahakan di tengah-tengah kelompok perumahan yang berpenduduk 50 kk (250 jiwa), yang difungsikan juga sebagai tempat bermain anak-anak.

(40)

Selain pengadaan sarana-sarana tadi, pengadaan prasarana juga merupakan hal yang penting dalam mengelola kepuasan konsumen. Pengadaan fasilitas prasarana diantaranya adalah :

a. Lebar Jalan

Lebar jalan dan kondisi jalan yang tersedia didepan rumah merupakan hal yang cukup penting untuk diperhatikan oleh calon pembeli. Disini terkandung pengertian bahwa kenyamanan itu penting dan bukan hal yang bisa dihiraukan. Lebar jalan bisa dikategorikan sebagai jalan kelas 1 (bila lebarnya tidak kurang dari 50 meter), jalan kelas 2 (bila lebarnya antara 30 - 50 meter), jalan kelas 3 (bila lebarnya antara 12 - 30 meter), dan jalan kelas empat (bila lebarnya kurang dari 12 meter). Kriteria ini bisa sangat bervariasi tergantung dari tipe perumahan, kota, dan peruntukan golongan ekonomi yang mana sebuah perumahan dibangun. Semakin lebar jalan, maka semakin leluasa bagi penghuni.

b. Keamanan lingkungan

Keamanan lingkungan semakin diperhatikan sejalan dengan kesuksesan seseorang. Apalagi pada masa sekarang ini, dimana keamanan dikota-kota besar semakin berkurang dan tingkat kejahatan semakin tinggi. Sistem keamanan terpadu dalam sebuah perumahan adalah hal yang sangat penting untuk dikembangkan.

c. Fasilitas penunjang kenyamanan

(41)

Semakin tinggi kualitas dan kuantitas fasilitas kenyamanan dan kemudahan ini, semakin tinggi pula nilai jual dan lingkungan sebuah perumahan.

Berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.20/KPTS/1986 tentang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun, disebutkan :

1. Jalan

a) Jalan adalah jalur yang direncanakan atau digunakan untuk lalu lintas kendaraan dan orang.

b) Prasarana lingkungan yang berupa jalan lokal sekunder I yaitu jalan setapak dan jalan kendaraan memiliki standar lebar badan jalan minimal 1.5 meter dan 3.5 meter.

2. Air Limbah

Air limbah adalah semua jenis air buangan yang mengandung kotoran dari rumah tangga. Prasarana untuk pembuangan air limbah bagi permukiman adalah:

a) Septic Tank

Yaitu jenis pembuangan limbah yang harus dimiliki oleh setiap rumah. b) Bidang Resapan

(42)

3. Air Hujan

Setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air hujan yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup sehingga lingkungan perumahan bebas dari genangan air.

4. Air Bersih

Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air bersih yang memenuhi persyaratan:

a) Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari jaringan kota.

b) Penyediaan air bersih kota atau penyedian air bersih lingkungan harus dapat melayani kebutuhan perumahan.

c) Harus tersedia sistem plumbing di rumah dan meteran air untuk sambungan rumah.

d) Untuk sambungan halaman tidak harus tersedia sistem plumbing di rumah, hanya sampai halaman saja. Namun harus tersedia meteran air. 5. Suplai listrik

a) Untuk perumahan, satu unit rumah minimum disediakan 450 VA. b) Untuk penerangan jalan umum.

6. Jaringan Telepon

(43)

D. Kerangka pemikiran

Tingkat kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal (rumah) pada saat ini semakin meningkat pesat. Di kota-kota besar, dimana pertumbuhan penduduk terus meningkat, ditambah lagi adanya arus urbanisasi yang tidak pernah surut menyebabkan kebutuhan akan perumahan menjadi salah satu hal yang paling pokok bagi manusia yang dirasakan sangat mendesak.

Pemerintah selalu berupaya mengakomodir dan menyelesaikan permasalahan yang muncul di masyarakat melalui kebijakan-kebijakan yang dapat membantu masyarakat dalam kepemilikan rumah, seperti para pengembang dalam membangun perumahan dengan tipe-tipe perumahan yang dapat terjangkau oleh setiap anggota masyarakat, bukan hanya memfokuskan pada pembangunan rumah mewah, wealaupun secara riil perumahan menengah ke atas lebih menjajnjikan dibandingkan rumah untuk kalangan yang pas-pasan.

REI sebagai koordinator para pengembang, baik yang ada di daerah maupun di pusat tetap memantau pelaksanaan pembangunan perumahan oleh para pengembang, sehingga setiap kelompok masyarakat dapat terpenuhi kebutuhannya akan perumahan.

(44)

manajerproperty dalam industri realestate harus memberikan nilai lebih pada kepuasan konsumen (Christoper 1998).

Para pengembang disini berusaha untuk selalu melakukan terobosan-terobosan terbaru dalam memperbaiki kualitas produk perumahannya agar dapat menciptakan kepuasan konsumensehingga pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

Berdasarkan survei di pulau Jawa, pengembangan perumahan sederhana menemui banyak permasalahan sehingga menyebabkan penghuni tidak puas. Salah satu masalah yang patut dicermati ini adalah penyediaan sarana dan prasarana yang tidak seimbang karena dampak sulitnya mencari areal permukiman. Berdasarkan kondisi tersebut maka pihak Pengembang perumahan kiranya perlu mengetahui dan melakukan suatu penelitian tentang faktor-faktor apa yang berpengaruh sehingga penghuni memperoleh kepuasan terhadap rumah sederhana.Beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen khususnya pada produk perumahan ini diantaranya faktor kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana.

(45)

Model dan hipotesis penelitian

Gambar 2. hipotesis penelitian

Pemenuhan

(46)

Hipotesis yang disusun berdasarkan kerangka pemikiran dan model analisis tersebut adalah bahwa :

1. Diduga variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia.

2. Diduga variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia.

3. Diduga terdapat satu atau lebih variabel diantara variabel lain yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pembeli rumah tipe menengah ke atas.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran operasional konseptual diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

Ho: variabel kualitas produk tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Ha: variabel kualitas produk mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Ho: variabel lokasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

(47)

Ho: variabel sarana dan prasarana tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Ha: variabel sarana dan prasarana mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Ho: variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen

Ha: Variabel kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen

F. Penelitian terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang juga meneliti tentang

perumahan adalah penelitian yang dilakukan olehTimoticin Kwanda, Jani Rahardjo dan Bonivasius Risa Wibowo, yaitu para staf pengajar di universitas Petra ini melakukan penenilitian dengan judul “Analisis Kepuasan Penghuni Rumah Sederhana Tipe 36 Dikawasan Sidoarjo Berdasarkan Faktor Kualitas bagunan, Lokasi, Desain, Sarana Dan Prasarana” diperoleh hasil bahwa : 1. Untuk lama tinggal kurang dari 5 (lima) tahun Dari pengujian t diperoleh

(48)

2. Untuk lama tinggal diatas 5 (lima) tahun Dari pengujian t diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel bebasnya mempunyai pengaruh terhadap kepuasan penghuni dalam membeli rumah sederhana tipe 36 di kawasan Sidoarjo Jawa Timur. Dengan pengujian F diperoleh kesimpulan bahwa semua faktor yang ada mempunyai pengaruh secara parsial terhadap kepuasan penghuni. Ringkasan uji tersebut adalah Fhitung (35,53) > Ftabel (2,39)

Dari hasil pengujian diatas diketahui bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi penghuni rumah sederhana tipe 36 kawasan Sidoarjo adalah faktor Kualitas Bangunan. Untuk itu, hasil ini dapat menjadi masukan bagi pengembang untuk lebih meningkatkan ataupun mempertahankan kualitas bangunan yang akan mempengaruhi kepuasan penghuni. Pengembang dalam menentukan strategi penjualan dapat menekankan kualitas bangunannya sebagai strategi bersaing dengan pengembang lain. Kualitas bangunan yang perlu diperhatikan oleh pengembang antara lain adalah: ketahanan atap, ketahanan dinding, kebocoran atap, tingkat kerusakan cat dalam dan luar rumah, ketahanan lantai, kekuatan engsel, ketahanan plafon; sirkulasi udara atau jendela untuk kamar tidur, dapur dan kamar mandi; kualitas pencahayaan di kamar tidur, dapur dan kamar mandi.

(49)

tempat kerja, harga, promosi mempunyai pengaruh terhadap pemilihan lokasi perumahan dan tipe rumah.

Penelitian yang dilakukan oleh Widya Budi Darmaya, Armanu Thayib dan Djumilah Zain dalam jurnal penelitiannya yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Pembeli Rumahtipe Menengah Keatas Di Kecamatan Ngaglik Sleman

Yogyakarta”. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa variabel bauran

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian perlu dibatasi pembahasannya agar tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, ruang lingkupnya dibatasi pada bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi dan bukti fisik serta pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia. Lokasi penelitian yang dipilih adalah perumahan Griyan Cendikia yang terletan di Jl. Parung Bogor.

B. Metode pengumpulan sample

Sample yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah masyarakat penghuni (pemilik asli, bukan mengontrak) perumahan Griya Cendikia dengan jumlah 100 orang responden yang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan menggali informasi dari 1000 responden (Joko Subagyo, 2004:29).

Adapun pengambilan sample ini dengan menggunakan teknik random

sample yaitu merupakan salah satu metode penarikan sample probabilitas

yang dilakukan secara acak dan setiap responden memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden (Abdul Hamid, 2005:26).

C. Metode pengumpulan data

(51)

1. Data Primer.

Di mana cara mendapatkan data primer ini adalah dengan cara meninjau langsung perusahaan yang menjadi objek penelitian dan teknik penelitian yang dipergunakan adalah :

a. Riset lapangan(field research).

Penelitian lapangan adalah tindakan mengadakan penelitian secara langsung ke perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam rangka penulisan skripsi ini. Adapun hal tersebut dilakukan dengan cara:

1). Mengadakan wawancara langsung (Interview)

Pada wawancara penulis mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak perusahaan ataupun pihal lain yang terkait dengan penelitian untuk mendapatkan gambaran umum tentang PT Jasa Selera Asia selaku pihak pengembang.

2). Melakukan pengamatan lapangan (Observation)

Penulis mengadakan pengamatan langsung atas kegiatan-kegiatan yang ada di perusahaan, terutama yang relevan dengan tujuan penelitian.

2. Data Sekunder.

(52)

a. Studi kepustakaan(library research).

Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan berbagai bahan bacaan dan menggali berbagai teori yang didapat dari buku pegangan, jurnal, media massa, internet yang berkaitan dengan topik penelitian. Untuk kemudian dipilih beberapa yang ada relevansinya dengan analisa yang dilakukan, termasuk juga mengumpulkan data-data yang telah dipublikasikan atau yang belum oleh perusahaan, seperti data penjualan, data-data biaya promosi, biaya pengembangan produk dan data-data-data-data mengenai perkembangan harga-harga rumah.

b. Teknik dokumentasi.

Adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung dengan data-data yang diperoleh dari perusahaan.

c. Angket dan Kuisioner

Yaitu teknik pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden. Tujuan mengadakan kuesioner ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei dari obyekyang diteliti secara langsung.

D. Metode analisis data

Metode analisis yang digunakan adalah metode eksplanatori. Penelitian eksplanatori ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

(53)

konsumen, dilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2004). Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang berupa kata-kata antara lain :

Table 3.1 Skala Likert

Sangat Setuju Setuju Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju (SS)

Selanjutnya data diperoleh dengan mengunakan kuisioner, dimana hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dalam bentuk tabel dianalisis berdasarkan variabel kualitas produk, lokasi, desain bangunan dan sarana dan prasarana terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan Griya Cendikia.

Setelah dilakukan hasil perhitungan atas hasil kuisioner pengolahan data kualitatif yang didapat mengenai kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana dan kepuasan konsumen penghuni perumahan, dilakukan pengujian statistik regresi berganda linear dan analisis koefisien korelasi.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a Uji Validitas

(54)

kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Teguh Wahyono, 2006:266). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan itu valid Uji validas yang digunakan adalah validitas konstruksi, yaitu validitas yang digunakan untuk menentukan validitas alat pengukur dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari masing-masing item pertanyaan dengan skor totalnya.

Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan dimensi konsep, jika berkorelasi dengan skor totalnya. Biasanya syarat minimum untuk dapat dikatakan valid adalah jika r = positif (+). Jadi jika korelasi antara skor item dengan skor total negatif, maka butir dalam instrumen tersebut tidak valid (Nur indrianto dan Bambang Supomo, 2003:124).

b Uji Reliabilitas

Pengujian Reabilitas adalah indeks yang menunjukan terhadap tingkat kekuatan suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan. Reabilitas menunjukan sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat pengukur yang sama (Agung Bhuono, 2005:68)

(55)

reliabel. Realibilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Agung Bhuono, 2005:72)

Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara Internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2004 :122).

Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Sebagai ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan. Untuk melihat reliabilitas suatu konstruk pertanyaan, maka dihitung cronbach alpha masing-masing instrumen variabel.

Uji reliabilitas sebaiknya dilakukan pada masing-masing variabel pada lembar kerja yang berbeda, sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak variabel. Variabel-variabel tersebut dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alphanya memiliki nilai yang lebih besar dari 0,60. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil, dan konsisten.

2. Uji Asumsi Klasik

(56)

asumsi klasik stastistik, baik itu Normalitas, Multikolinearitas dan Heterokedasitas (Agung Bhuono,2005:57)

a Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linier dari variabel terikat dan variabel bebas atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Singgih Santoso, 2000: 213).

Uji Normalitas sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian. Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Normalitas dapat dilakukan dengan bebarapa cara, yaitu :

1) Nilai Skewness yang digunakan untuk mengetahui begaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva.

2) Histogram Display Normal Curve yaitu normalitas data dilihat dengan bentuk gambar kurva, Gambar dikatakan normal jika bentuk kurva memeliki kemiringan yang cenderung imbang baik sisi kiri mauun sisi kanan dan kurva menyerupai lonceng yang hampir sempurna.

(57)

diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Agung Bhuono,2005:19-24)

b Uji Multikolinearitas

Istilah Multikolinearitas diciptakan oleh Ranger Frish di dalam bukunya “Statistical Confluence Analysis by Mean of Complete Regression system “ istilah tersebut berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau eksak (perpect of exact) diantara variabel bebas dalam model regresi (J. Supranto, 1983).

(58)

c Uji Heteroskedasitas

Heteroskedasitas adalah keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas

(J.Supranto:1983).

Uji Heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model yang baik adalah homoskedasitas atau tidak terjadi heterokedasitas.

Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dari polar gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika :

1) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 2) Titik-titik dan tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja 3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali 4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Agung

Bhuono, 2005: 62-83) 3. Uji Regresi

a. Uji Parsial (Uji t)

(59)

variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficientα. Nilai dari uji t dapat dilihat dari p-value (pada kolom sig) pada masing-masing variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau t- hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel (Agung Bhowono:55)

b. Uji simultan (Uji F)

Uji simultan (Uji F) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F tes menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom sig.) lebih kecil darilevel of significant yang ditentukan, atau F-hitung lebih besar dari F-tabel. (Agung Bhowono:53)

c. Analisis Regresi Berganda

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Alat Analisis Regresi Linier Berganda

(60)

Keterangan :

Y =Kepuasan konsumen penghuni perumahan(variabel terikat) a = konstanta atauintercept

b = koefisien regresi

X1= kualitas produk (variabel bebas) X2= lokasi (variabel bebas)

X3= sarana dan prasarana(variabel bebas)

e = variabel rambang (error), yaitu faktor lain yang mempengaruhi Y (dalam hal ini ”variabel e” berdistribusi normal dan memiliki rata-rata sama dengan ”nol”, sehingga persamaan regresi untuk tujuan estimasi adalah sebagai berikut : Y = a + bX1+ bX2+ bX3+e

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang dilihat melalui adjusted R square karena variabel independen dalam penelitian ini lebih dari dua.

(61)

kemungkinan data silang memiliki R Square maupun Adjusted R square cukup tinggi (Agung Bhuwono, 2005: 51)

E. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel

Dalam melaksanakan penelitian terdapat dua variabel, yaitu :

a. Variabel bebas (X) yaitu yang terdiri dari kualitas produk (X1), lokasi (X2), sarana dan prasarana (X3)

b. Variabel terikat (Y) yaitu kepuasan penghuni perumahan Griya Cendikia parung Bogor.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel sehingga dapat menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan ataukah diperlukan prosedur pengukuran yang baru.

Di bawah ini adalah definisi operasional masing-masing variabel : a. Variabel Bebas

(62)

(a) Performa (performance), berkaitan dengan fungsional produk. Yaitu produk perumahan yang berkualitas

(b) Kesesuaian (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

(c) Features, dimensi ini berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. Dalam hal ini berkaitan dengan desain bangunan yang ditawarkan oleh pihak pengembang.

2). Lokasi perumahan (X2). Bagi produsen perumahan, lokasi merupakan aspek yang saangat penting, karena lokasi akan sangat menentukan menarik tidaknya hunian yang akan ditawarkan kepada pihak konsumen, apabila lokasi yang ditawarkan dapat menarik konsumen, maka akan mendatangkan tingkat kepuasan tersendiri bagi konsumen. Itemnya adalah sebagai berikut :

(a) Lokasi yang strategis

(b) Tingkat keamanan lokasi yang memadai

(c) Akses lokasi yang bebas macet dan dekat dengan pusat perkantoran dan perbelanjaan

(d) Lokasi perumahan yang bebas banjir.

(63)

(a) Infrastruktur. Pengadaan jalan yang layak dan akses yang cepat ke pusat kota.

(b) Fasilitas penunjang b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen penghuni perumahan (Y). kepuasan penghuni perumahan adalah ketika tingkat perasaan seseorang konsumen setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya yang dirasakan oleh penghuni perumahan Griya Cendikia, setelah ia menggunakan produk nya. Item-itemnya adalah:

(64)

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indicator Skala

 Performa (Performance)

 Kualitas bangunan yang kuat, tidak mudah rusak dan tahan lama.

 Kenyamanan ketika tinggal  Tingkat keamanan yang tinggi

 Penggunaan bahan bangunan untuk konstruksi yang kekuatannya memenuhi syarat teknis.

Ordinal

 Kesesuaian (Conformance)

 Kesesuaian produk dengan yang ditawarkan melalui iklan.

 Produk yang ditawarkan sesuai dengan standar yang diterapkan pemrintah.

 Kelengkapan produk yang ditawarkan

Ordinal Kualitas

produk (X1)

 Fitur (Features)

 Keunikan desain bangun yang ditawarkan.

 Keunikan tema perumahan yang ditawarkan.

 Kelengkapan fitur yang ditawarkan

(65)

 Seleksi pasar

 Lokasi yang ditawarkan strategis dan dekat dengan lokasi usaha.

 Berada pada lokasi yang mempunyai nilai investasi yang tinggi

Ordinal Lokasi

(X2)

 Analisis area

 Legalitas lokasi yang digunakan  Jarak waktu tempuh yang singkat

dengan sarana dan fasilitas penunjang.

Ordinal

 Infrastruktur

 Pengadaan jalan yang layak.

 Akses ke pusat perkantoran dan

perbelanjaan tidak terlalu jauh. Ordinal Sarana

dan prasarana

(X3)  Fasilitas penunjang

 Adanya sarana pendidikan, kesehatan dan keagamaan.

 Tersedia sarana taman dan olah raga.  Tersedia jalur hijau sebagai cadangan

sumber daya alam

 Tanggap ketika terjadi pengaduan dari konsumen.

 Terdapat asuransi keamanan  Kenyamanan dalam pelayanan

pengaduan.

(66)

 Kemudahan

 Kemudahan dalam menggunakan sarana dan fasilitas yang tersedia  Kemudahan ketika akan mengajukan

komplain Ordinal

F. Pengujian Hipotesis

1. Uji t

Metode pengujian ini untuk menguji koefisien korelasi secara parsial dari variabel terikat dengan yang telah dikemukakan oleh Subiyanto (2002:203) sebagai berikut :

 Jika Sig t > 0,05 maka H1 ditolak dan Ho diterima, berarti secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

 Jika Sig t < 0,05 maka H1 diterima dan Ho ditolak, berarti secara parsial ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila t hitung lebih besar atau lebih kecil dari t tabel atau nilai

signifikan t (α:5%=0.05), maka Ho ditolak dan H1 diterima berarti terdapat pengaruh secara parsial

2. Uji F

(67)

a. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang digunakan yaitu: Ho : βo = 0 ; Apakah tidak ada pengaruh secara signifikan antara varibel kualitas produk (X1), lokasi (X2), sarana dan prasarana (X3), terhadap kepuasan konsumen (Y). Ha : βo ≠ 0 ; Apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara varibel kualitas produk (X1), lokasi (X2), sarana dan prasarana (X3), terhadap kepuasan konsumen (Y).

b. Tingkat signifikan yang digunakan yaitu α =0,05. c. Menghitung nilai F

Jika Sig F > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variebel terikat. Jika Sig F < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh antara

(68)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum tentang Perumahan Griya Cendikia

Perumahan Secara fisik, perumahan merupakan sebuah lingkungan yang terdiri dari kumpulan unit-unit rumah tinggal, di mana dimungkinkan terjadinya interaksi sosial diantara penghuninya; serta dilengkapi dengan prasarana-prasarana sosial ekonomi, budaya, dan pelayanan (service), yang merupakan sub-sistem dari sistem kota secara keseluruhan. Lingkungan ini biasanya mempunyai aturan-aturan, kebiasaan-kebiasaan serta sistem nilai yang berlaku bagi warganya. .

Pengertian perumahan sering dikaitkan dengan pembangunan sejumlah rumah oleh berbagai instansi, baik instansi Pemerintah maupun Swasta, dengan disain unit-unit rumah yang sama atau hampir sama. Jumlah rumah dalam kelompok perumahan ini tidak tertentu, dapat terdiri dari dua atau tiga rumah, atau dapat juga sampai

(69)

dengan menempatkan perumahan ini pada lokasi yang cukup strategis sehingga dapat menopang kegiatan bagi para penghuni yang mayoritas beraktivitas di kawasan perkotaan, akan tetapi ingin merasakan suasana pedesaan.

Perumahan Griya Cendikia memiliki luas areal kurang lebih 43 hektar. Diatas lahan seluas 43 hektar dibangun perumahan yang sebagian besar merupakan tipe 21 dan tipe 36 dan sebagian lagi merupakan perumahan dengan tipe yang lebih besar. Diatas lahan itu juga dibangun berbagai sarana dan prasarana sebagai penunjang aktivitas penghuni perumahan, diantaranya dibangun areal perbelanjaan, areal parkir, sarana peribadatan dan sarana olahraga.

Perumahan Griya Cendekia memiliki tipe-tipe rumah beragam mulai dari tipe kecil yakni luas bangunan 22 meter persegi tanah 60 meter persegi, atau luas bangunan 36 meter persegi tanah 75 meter persegi, hingga yang besar dengan luas bangunan 90 meter persegi dengan luas tanah 140 meter persegi. Perumahan ini terdiri dari 6 blok dan masing-masing blok dihuni ± 25-30 kepala keluarga.

(70)

ini juga diperuntukkan bagi para karyawan BPPT yang memang telah memiliki kontrak kerjasama dengan pihak perumahan.

Kemudian PT JSA juga mengembangkan perumahan Griya Narama seluas 45 hektare yang terletak di wilayah Bogor dan masih diperuntukkan bagi kalangan PNS dan instansi/departemen yang jumlahnya mencapai 4.500 unit. Dan satu lagi di wilayah Suradita, Serpong, developer ini membangun kurang lebih 3.000 unit rumah pada areal seluas 43 hektare.

Harga yang ditawarkan olehdeveloperperumahan untuk perumahan Griya Cendikia ini relatif murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Untuk tipe 22/60 harganya Rp 33 juta/unit, sedangkan tipe 36/75 senilai Rp 67,5 juta. Sementara yang lebih besar yakni tipe 45/120 dijual Rp 97,5 juta/unit dan tipe 70/140 harganya Rp 167 juta/unit serta Rp 216 juta untuk tipe 90/140/unit. Dari sisi site plan, perumahan Griya Cendikia juga menyediakan ruang terbuka sebesar 45 persen dari luas areal perumahan ini, hak ini diperuntukkan baik untuk fasos/fasum, taman dan fasilitas terbuka lain. Dengan demikian konsumen akan merasa nyaman tinggal di sini.

(71)

B. Penemuan dan Pembahasan

Instrument yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan mengukur apa yang hendak diukur. Instrument yang reliable berarti instrument tersebut bila digunakan beberapa ali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada konsumen peghuni perumahan Griya Cendikia di wilayah Gunungsindur sebanyak 50 responden. Sebelum kuesioner diberikan kepada 50 responden, penulis melakukan try out (percobaan) terhadap 15 responden dengan memberikan 32 butir pertanyaan. Standarisasi kuesioner dilakukan setelah dilakukan try out terhadap 15 responden seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas adalah indeks yang menunujukan tingkat kekuatan suatu alat pengukuran. Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Teguh Wahyono, 2006:266).

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid

(72)

merupakan jumlah skor tiap butir pertanyaan. Mansyur 1979, (di dalam Ilham Saputra 2007:56) menyatakan bahwasanya didalam analisis item, teknik korelasi dalam menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan.

Kemudian didalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi Mansyur menyatakan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item ini memiliki validitas yang cukup tinggi.

Biasanya syarat minimum untuk dapat diangap bahwa butir pertanyaan itu valid adalah apabila r = positif (+). Jadi, jika korelasi antar pertanyaan dengan skor total negatif (-) maka pertanyaan dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid.

Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya kepercayaan terhadap alat tes. Suatu instrument dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi apabila hasil dari pengujian tersebut menunjukan hasil tetap.

(73)

Variabel-variabel tersebut dikatakan reliabel bila Cronbach Alphanya memiliki nilai lebih besar dari 0,60. Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan yakni apakah alat ukur tersebut akurat, stabil, dan konsisten.

Untuk mengetahui apakah pertanyaan yang diajukan kepada responden valid atau tidak, maka penulis melakukan uji coba (try out) kepada 15 responden dengan memberikan 32 pertanyaan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh pertanyaan.

(74)

Tabel4.1

Hasil Try out instrument pengaruh kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan sederhana No. pertanyaan Korelasi item Cronbachα Keterangan

(75)

Tabel4.2

Hasil tes kuestioner instrument pengaruh kualitas produk, lokasi, sarana dan prasarana terhadap kepuasan konsumen penghuni perumahan sederhana No. pertanyaan Korelasi item Cronbachα Keterangan

Gambar

Gambar 1. Kerangka pemikiran
Table 3.1 Skala Likert
tabel Coefficientα. Nilai dari uji t dapat dilihat dari p-value (pada
Tabel Operasionalisasi Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel psikologis (X1) menunjukkan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel (1,442 &lt; 1,673) atau sig &gt;α (0,155 &gt; 0,05), dari hasil tersebut dapat

Dari hasil perbandingan tersebut menunjukkan nilai t hitung &gt; t tabel yaitu (2,360 &gt; 1,687), maka disimpulkan untuk menolak H 0 , artinya ada pengaruh

Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai koefisien regresi dari ROE adalah 0,291 dengan nilai Sig 0,000 &lt; 0,05 dan nilai t hitung |22,332| &gt; t tabel |1,99|, hal ini

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkatan akurasi klasifikasi serta hubungan atribut yang berkaitan dengan pengetahuan ibu dalam pemberian ASI dengan

masukkan sos ikan, garam, gula pasir dan belacan masukkan sos ikan, garam, gula pasir dan belacan , , gaulkan hingga bercampur rata gaulkan hingga bercampur rata... bawang besar

Penelitian ini akan melakukan studi tentang material yang dapat dipakai untuk campuran kotoran sapi sebagai bahan baku dalam pembuatan batu bata sehingga dapat mengurangi

Oleh karena nilai t hitung &lt; t tabel (-1.177 &lt; 2.144) dan nilai sig 2-tailed sebesar 0.260 &gt; 0.025 (nilai probabilitas) maka hipotesis 1 yang berisi

Teknik Dussel : Teknik dussel adalah teknik yang di gunakan untuk membuat gelap terang pada objek lukis dengan goresan – goresan miring yang menggunakan pensil.. Teknik Pointilis