• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran wanita post mastektomi yang mengalami depresi di rumah sakit kanker Dharmais Jakarta Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran wanita post mastektomi yang mengalami depresi di rumah sakit kanker Dharmais Jakarta Barat"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi ini diajukan sebagai tugas akhir Strata-1 (S-1) pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Keperawatan

OLEH :

LISNAWATI

NIM : 106104003489

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Ujian Skripsi dengan Judul

GAMBARAN WANITA POST MASTEKTOMI YANG MENGALAMI DEPRESI DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS

JAKARTA BARAT TAHUN 2010

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH

LISNAWATI

NIM 106104003489

Pembimbing I Pembimbing II

Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep Bambang P. Cadrana, S.KM, M.KM NIP . 150408677 NIP. 19690205 199403 1 003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

(3)

TAHUN 2010

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : Nama : Lisnawati

NIM : 106104003489

Jakarta, 5 Oktober 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep Bambang P. Cadrana, S.KM, M.KM

NIP . 150408677 NIP. 19690205 199403 1 003

Penguji I Penguji II Penguji III

Ita Yuanita,SKp,MKep Bambang P. Cadrana,SKM,MKM Ernawati,SKep,MKep

NIP. 150408677 NIP. 19690205 199403 1 003 NIP. 150368771

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tien Gartinah, MN

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. DR (hc). Dr. Muhammad Kamil Tadjudin, Sp. And.

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memeperoleh gelar Strata 1 di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini buka karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 September 2010

Lisnawati

(5)

Nama : Lisnawati

Tempat/Tgl lahir : Tangerang, 1 Juli 1988

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. KH. A. Dahlan, Rt 05 Rw 02 No.11

Desa Petir, Kec. Cipondoh-Tangerang 15147

Riwayat pendidikan :

1. TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Tangerang (1993-1994)

2. SD Negeri Petir 01, Tangerang (1994-2000)

3. SLTP Muhammmadiyah 04, Tangerang (2000-2003)

4. SMA Negeri 94, Jakarta Barat (2003-2006)

5. S-1 Keperawatan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (2006-2010)

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Ibunda tercinta “Nusroh”, terimakasih sebesar-besarnya atas segala do’a yang tak henti

dipanjatkan, curahan kasih sayang, kesabaran, pengorbanan serta motivasi yang selama

ini Beliau berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh

semangat.

2. Ayahanda “Maswadi”, terimakasih sebesar-besarnya atas do’a yang senantia menyertai

dalam setiap langkah penulis, dorongan moril dan materiil yang diberikan, dan seuntaian

kasih sayang.

3. Bapak/Ibu Dosen PSIK-FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih atas

segala bekal ilmu, dan motivasi serta bimbinganmu, baik secara moril maupun materiil

dan spiritual yang telah kalian berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

perkuliahan dengan baik dan lancar.

4. Kakak-kakakQu tercinta (A’ Yoyon, K’ Lian, dan K’ Dede), terimakasih atas semua

kasih sayang, motivasi dan doa yang kalian panjatkan untuk penulis... U r the best sister

& brother.

5. Senja yang selalu memberi semangat, nasehat, doa yang tulus, setia menemani selama

bimbingan dan penelitian, selalu mendoakan yang terbaik untuk penulis...terima kasih

untuk perhatian & kesetiannya.

6. Sahabat karibQu (Ade), terimakasih atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis

sejak awal memasuki dunia kampus hingga saat ini.

(7)

yang diberikan.

8. Teman-teman PSIK-FKIK’06 yang tak bisa Qu sebutkan semua, terimakasih banyak

atas motivasinya & semoga kompak selalu...bersama kita bisa

(8)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, September 2010

Lisnawati, NIM : 106104003489

Latar Belakang Wanita Post Mastektomi yang Mengalami Depresi di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat Tahun 2010

xx + 88 halaman + 6 tabel + 5 bagan + 5 lampiran

ABSTRAK

Data RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 2007 hingga 2008 mencatat persentase kenaikan kejadian kanker payudara yaitu sekitar 24% (Khayan, 2009). Tingginya kasus kanker payudara tersebut berdampak pada tingginya kasus mastektomi di RS Kanker Dharmais yaitu terdapat 148 kasus pada bulan Januari hingga Juni 2010. Hal ini akan berdampak pula pada peningkatan kejadian depresi dimana angka kejadiannya mencapai 16 sampai 25% pada penderita kanker (Miller, 2008) dan meningkat dengan semakin parahnya kecacatan yaitu dengan prevalensinya 75% (Konginan, 2008). Oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk menggali secara mendalam latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi meliputi karakteristik wanita post mastektomi yang mengalami depresi dan faktor-faktor penyebab depresi pada wanita post mastektomi melalui pendekatan fenomenologis dan metode riset kualitatif dengan jumlah informan yaitu empat pasien kanker payudara setelah 2 minggu - 1 bulan mastektomi dan keluarganya, perawat, psikiatri diwawancarai. Hasil penelitian ini didapatkan beberapa hal yang melatarbelakangi depresi pada wanita post mastektomi yaitu 1) kehilangan keterikatan fisik dan psikis; 2) cara berpikir negatif; 3) ketegangan peran; 4) dukungan sosial dan spiritual; 5) nyeri post mastektomi dan ketersediaan biaya untuk pengobatan. Saran: 1) keluarga sebaiknya membangun pikiran positif pasien, mengoptimalkan peran yang dijalankan sesuai kemampuan pasien, memberikan dukungan spiritual; 2) RS Kanker Dharmais dapat memberikan terapi kognitif dan melakukan penanganan nyeri baik secara farmakologis maupun non farmakologis; 3) pemerintah sebaiknya melakukan jaminan pembebasan biaya secara utuh bagi pasien post mastektomi yang menggunakan askes ataupun SKTM dan harus melakukan kemoterapi.

Daftar bacaan : 35 (1989-2010)

(9)

Undergraduated Thesis, September 2010

Lisnawati, NIM : 106104003489

The Background of Post Mastectomy Women Who Have Experience Depression In Dharmais Cancer Hospital West Jakarta In 2010

xx + 88 pages + 6 tables + 5 scheme + 5 appendixs

ABSTRACT

The Dharmais Cancer Hospital Jakarta in 2007 until 2008 recorded a percentage increase in incidence of breast cancer is about 24% (Khayan, 2009). Breast cancer cases were high impacted on the high mastectomy cases in which there were 148 cases on January to June 2010 in the Dharmais Cancer Hospital. This will impacted the increasing incidence of depression in which the number of events reached 16 to 25% in patients with cancer (Miller, 2008) and increased with increasing severity of disability with a prevalence and increased with increasing severity of disability with a prevalence of 75% (Konginan, 2008). Therefore, the purpose of the study was to explore the background of post-mastectomy women who have experience depression include the characteristics of post mastectomy women who have experience depression and the factors that caused depression in women post mastectomy with used a phenomenological and qualitative research methods with a number of informants, four patients with breast cancer after 2 weeks - 1 month mastectomy and his family, nurse, psychiatric were interviewed. Result of research got a few things that the background for post-mastectomy depression in women: 1) loss of both physical and psychological attachment; 2) negative thinking; 3) role strain; 4) social and spiritual support; 5) post mastectomy pain and the availability of cost for treatment. Suggestions: 1) the family should build thoughts positive patients, assist patients in spiritual and optimizing the role that is run according to the ability of the patient; 2) Dharmais Cancer Hospital can provide cognitive therapy and pain management, both pharmacological and non pharmacological; 3) government should make bail for the full cost of post-mastectomy patients who use health insurance or SKTM and had to do chemotherapy.

References : 35 (1989-2010)

(10)

KATA PENGANTAR

ﻢﻴﺣﺮ ا

ﻦﻤﺣ

را

ﷲا

ﻢﺴﺑ

ﻪﺗ

ﺎآ

ﺮﺑ

و

ﷲا

ﺔﻤﺣ

ر

و

ﻢﻜﻴ ﻋ

م

ﻼﺴ ا

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Latar Belakang

Wanita Post Mastektomi yang Mengalami Depresi di Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jakarta Barat Tahun 2010”. Salawat dan salam juga tercurah bagi junjungan dan suri

tauladan kita, Nabi Muhamad SAW.

Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. (Hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan.

2. Ibu Tien Gartinah, M.N selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan.

3. Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan

4. Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep selaku Dosen pembimbing I dan Penasehat Akademik

yang telah memberikan waktu dan arahan, dalam membimbing untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bambang P. Cadrana, S.KM, M.KM selaku Dosen pembimbing II yang telah

memberikan waktu dan arahan, dalam membimbing untuk menyelesaikan skripsi

ini.

(11)

keperawatan pada umumnya.

7. Seluruh Staf karyawan Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Jakarta (PSIK

UIN Jakarta).

8. Pihak Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, yang telah memberikan izin tempat

untuk penelitian.

9. Ayahanda, Ibunda dan kakak-kakakku tercinta yang telah mencurahkan semua

kasih sayang dan senantiasa mendo’akan dan memberikan dorongan baik moril,

materiil maupun spiritual kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini.

10.Rekan-rekan mahasiswa PSIK’06 dengan rasa kebersamaan dan sepenanggungan

senantiasa memberikan semangat dan do’a.

11.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis berdo’a semoga semua kebaikan yang telah kalian berikan mendapat

balasan dari Allah SWT. Terakhir, kiranya penyusun berharap semoga skripsi ini

bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi pembaca pada umumnya.

ﻪﺗ

ﺎآ

ﺮﺑ

و

ا

ﺔﻤﺣ

ر

و

ﻢﻜﻴ ﻋ

م

ﻼﺴ

ا

و

Jakarta, Sepetember 2010

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...…...i

LEMBAR PENGESAHAN..……….. ii

LEMBAR PERNYATAAN………...iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………...…...…..iv

PERSEMBAHAN………...…...…...v

ABSTRAK ………..…………...…....vii

ABSTRACT………..…………...….viii

KATA PENGANTAR………..……..…....ix

DAFTAR ISI………...………..….….xi

DAFTAR TABEL………..………...xvi

DAFTAR BAGAN………..………….…...…...xvii

DAFTAR LAMPIRAN……….………...xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...4

C. Pertanyaan Penelitian...4

D. Tujuan Penelitian...5

1. Tujuan umum……….…..…….…...5

2. Tujuan khusus...5

(13)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker payudara...7

1. Pengertian Kanker Payudara...7

2. Etiologi Kanker Payudara...7

3. Patologi Kanker Payudara...8

4. Manifestasi Klinis Kanker Payudara...9

5. Klasifikasi Stadium Kanker Payudara...10

6. Penatalaksanaan Kanker Payudara...11

7. Prognosis Kanker Payudara...13

B. Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara...13

1. Pengkajian...13

2. Diagnosa Keperawatan...14

a. Preoperatif ...14

b. Pascaoperatif ...14

3. Masalah Kolaboratif ...14

4. Perencanaan Keperawatan ...14

a. Praoperatif ...15

b. Pascaoperatif ...15

C. Respon Psikologis terhadap Kehilangan ...17

1. Kehilangan dan Berduka ...17

2. Depresi ...19

(14)

a. Pengertian Depresi ...19

b. Penyebab Depresi ...19

c. Klasifikasi Depresi...25

d. Gejala Depresi...25

e. Dampak Depresi...27

f. Pengukuran Depresi...27

g. Tingkatan Depresi...28

h. Penatalaksanaan Depresi...29

D. Penelitian Terkait...31

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH A. Kerangka Konsep...33

B. Definisi Istilah...34

BAB IV METODOOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian...37

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian...37

C. Instrumen Penelitian...38

D. Informan Penelitian...39

E. Teknik Pengumpulan Data...41

F. Validasi Data...43

G. Teknik Analisa Data...44

H. Etika Penelitian...45

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat...47

(15)

Barat...49

B. Hasil Penelitian...49

1. Karakteristik Informan...50

a. Informan Utama...51

b. Informan Pendukung...52

2. Gambaran Latar Belakang Wanita Post Mastektomi yang Mengalami Depresi...53

a. Gambaran Kehilangan Keterikatan...53

b. Gambaran Cara Berpikir Negatif...55

c. Gambaran Ketegangan Peran...57

d. Gambaran Dukungan Sosial...59

e. Penyebab Lain yang Muncul...61

3. Hasil Wawancara Bersama Informan Pendukung...63

1. Psikiatri...63

2. Perawat...64

BAB VI PEMBAHASAN A. Keterbatasan Penelitian...65

B. Hasil Penelitian...65

1. Karakteristik Informan...65

a. Usia...65

b. Jenis Kelamin...66

(16)

c. Penghasilan Keluarga...66

d. Riwayat Pernikahan dan Pekerjaan...67

2. Gambaran Latar Belakang Wanita Post Mastektomi yang Mengalami Depresi...67

a. Gambaran Kehilangan Keterikatan...68

b. Gambaran Cara Berpikir Negatif...69

c. Gambaran Ketegangan Peran...74

d. Gambaran Dukungan Sosial...75

e. Penyebab Lain yang Muncul...77

1) Nyeri Post Mastektomi...77

2) Ketersediaan Biaya Untuk Pengobatan...80

3) Dukungan Spiritual...81

3. Pandangan Informan Pendukung Psikiatri...83

4. Hasil Observasi...84

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan...88

B. Saran...89

1. Keluarga...89

2. Rumah Sakit Kanker Dharmais...90

3. Pemerintah...90

4. Peneliti Selanjutnya...90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(17)
[image:17.612.114.520.141.541.2]

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Karsinoma Mamae ...8

Tabel 2.2 Klasifikasi Stadium Klinis ...10

Tabel 4.1 Pengumpulan Data Untuk Uji Coba Pedoman Wawancara

di RSUP Fatmawati Jakarta Selatan ...40

Tabel 4.2 Pengumpulan Data Penelitian Sebenarnya di RS Kanker

Dharmais Jakarta Barat ...40

Tabel 5.1 Karakteristik Informan ...52

Tabel 5.2 Karakteristik Informan Pendukung ...53

(18)

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

Bagan 2.1 Tahap Kehilangan dan Berduka ...18

Bagan 2.2 Model Adaptasi Stres Stuart yang Dikaitkan dengan

Respon Emosi ...23

Bagan 2.3 Model Kerentanan-Stres ...24

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ...33

Bagan 6.1 Latar Belakang Wanita Post Mastektomi yang Mengalami Depresi

...82

(19)

xviii

1. Surat izin melakukan penelitian di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat

2. Pedoman Wawancara Mendalam

3. Lembar Persetujuan Informan

4. Lembar Observasi

(20)

37 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan & Taylor, 1975 : 5 dalam Moleong, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran, interaksi dan kelompok (Patilima, 2005). Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menggali informasi secara mendalam tentang latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

(21)

C. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat ukur pengumpulan data yang dapat memperkuat hasil penelitian. Pada pendekatan kualitatif instrumen utama dalam pengumpulan data adalah peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman wawancara mendalam (indepth interview) dengan bantuan alat pencatat dan alat perekam (tape recorder). Wawancara berguna jika informan tidak dapat diamati secara langsung. Penggunaan alat perekam paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Keuntungannya dapat diamati dan didengar secara berulang sehingga apa yang diragukan dalam penafsiran data secara langsung dapat dicek, dapat dianalisis kembali oleh peneliti, memberikan dasar untuk pengecekan. Kelemahannya berupa memakan waktu, dan biaya.

2. Observasi (pengamatan)

(22)

39

D. Informan Penelitian

Pemilihan informan penelitian ini ditetapkan secara langsung (purposive) dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adequancy). Mengacu pada prinsip tersebut, maka sumber informasi atau informan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan

Informan ini terdiri dari wanita yang mengalami mastektomi dengan jumlah 4 orang. Dengan kriteria:

a. Wanita post 2 minggu – 1 bulan mastektomi yang mengalami depresi ringan hingga sedang saat dilakukan pengumpulan data b. Dapat berkomunikasi dengan baik

2. Informan Pendukung a. Keluarga klien

(23)

Tabel 4.1

Pengumpulan Data untuk Uji Coba Pedoman Wawancara di RSUP Fatmawati Jakarta Selatan

Sumber informasi Metode Jumlah Kriteria Tempat

Informan

1. Klien yang

mengalami mastektomi

Wawancara Mendalam dan Observasi

2 1. Wanita post 2 minggu – 1 bulan mastektomi yang mengalami depresi ringan hingga sedang

2. Dapat berkomunikasi

dengan baik RSUP Fatmawati Jakarta Selatan Informan Pendukung 1. Keluarga klien 2. Perawat

WM WM

2 1

Anggota keluarga atau orang terdekat klien

[image:23.612.113.583.137.682.2]

Perawat bedah yang merawat klien

Tabel 4.2

Pengumpulan Data Penelitian Sebenarnya di RS Kanker Dharmais Jakarta Barat

Sumber informasi Metode Jumlah Kriteria Tempat

Informan

1. Klien yang

mengalami mastektomi

Wawancara Mendalam dan Observasi

4 1. Wanita 2 minggu - 1 bulan post mastektomi yang mengalami depresi ringan hingga sedang

2. Dapat berkomunikasi

dengan baik Informan Pendukung

1. Keluarga klien 2. Dokter 3. Perawat WM WM WM 4 1 1

Anggota keluarga atau orang terdekat klien

(24)

41

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpul data

Pengumpulan data dilaksananakan pada bulan Mei s.d Agustus 2010. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu teman mahasiswa untuk tugas mencatat dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara dilakukan kepada informan.

2. Tahap pengumpulan data

a. Tahap persiapan pengumpulan data

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus izin penelitian kepada pihak-pihak terkait. Selanjutnya mengadakan pertemuan dengan informan dan informan pendukung untuk menjelaskan tujuan penelitian, kriteria informan yang dipilih, dan menyesuaikan jadwal.

b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Teknik, cara atau metode yang dilakukan oleh peneliti dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan penelitian harus disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder.

1) Data primer meliputi : (1) Wawancara

(25)

mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti memakai jenis wawancara tidak berstruktur atau wawancara bebas. Wawancara jenis ini paling umum dipakai dalam penelitian kualitatif. Peneliti hanya mengajukan sejumlah pertanyaan yang mengundang jawaban secara bebas. Pertanyaan biasanya tidak disusun terlebih dahulu tetapi disesuaikan dengan keadaan (Danim, 2002). Pelaksanaan tanya-jawab mengalir seperti percakapan sehari-hari (Moleong, 2004). Melalui teknik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung, luwes dan fleksibel serta terbuka, sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas mengenai depresi pada wanita yang mengalami mastektomi.

(2) Observasi

Observasi dilakukan sebagai penguat data sebelumnya serta untuk pengecekan data dan memperkaya informasi.

2) Data Sekunder

(26)

43

dokumentasi keperawatan untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan dan mengetahui adanya riwayat depresi sebelumnya. Pengumpulan data ini dimaksudkan untuk melengkapi hasil penelitian.

E. Validasi Data

Validitas data merupakan kesahihan atau ketepatan suatu data (Machfoedz, 2009). Kevaliditasan suatu data perlu dijaga dengan melakukan triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2004). Triangulasi ini terbagi menjadi 3 namun penelitian ini hanya menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode karena triangulasi data sulit dilakukan, biayanya mahal dan membutuhkan waktu yang lama (Kresno, dkk, 2006) :

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber memungkinkan peneliti untuk melakukan pengecekan dan pengecekan ulang serta melengkapi informasi. Pada penelitian ini selain informasi diperoleh dari informan utama (klien) juga dari informan pendukung (keluarga klien, perawat, dan psikiatri).

2. Triangulasi metode

(27)

menggunakan metode lain. Metode ini juga berguna dalam pengecekan terhadap fenomena yang seharusnya ada atau belum terungkap. Pada penelitian ini selain menggunakan metode wawancara juga dilakukan observasi. Wawancara dilakukan hingga diperoleh data yang sama atau tidak ditemukan lagi data yang lain (kejenuhan data).

3. Triangulasi Data a. Analisa data

Analisa data dilakukan oleh lebih dari 1 orang, biasanya peneliti dan orang lain yang ahli dalam analisa kualitatif. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar interpretasi yang dilakukan hasilnya sama dengan yang dilakukan oleh orang lain.

b. Minta umpan balik dari informan

Umpan balik berguna untuk alasan etik atau memperbaiki kesempatan agar hasilnya dapat dilaksanakan dan juga memperbaiki kualitas proposal, data dan kesimpulan yang ditarik dari data tersebut.

F. Teknik Analisa Data

(28)

45

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilahan, penggolongan, pengarahan,

membuang yang tidak perlu dan menggorganisasikan data dengan serangkaian cara sehingga dapat diverifikasi dan ditarik kesimpulan.

2. Display Data (penyajian data)

[image:28.612.115.530.135.534.2]

Display data adalah sekumpulan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Teknik penyajian data berbentuk uraian singkat, grafik, dan matriks. Langkah ini didapatkan setelah peneliti melakukan penyusunan data dalam bentuk transkrip data selanjutnya.

3. Analisis Isi

Analisis isi ini berkaitan dengan respon dari informan yang dilakukan untuk mengetahui frekuensi tema yang menjadi pusat perhatian utama (concern) informan.

4. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah menganalisis data untuk dibuat suatu kesimpulan tentang hal penelitian.

H. Etika penelitian

(29)
(30)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karsinoma mamae atau yang dikenal kanker payudara merupakan salah satu tumor ganas yang paling sering menyerang wanita. Insidennya dari tahun ke tahun semakin meningkat (Fujin, dkk, 2008). Wanita yang menderita kanker payudara menurut International Union Against Cancer (UICC) tercatat sebesar 1.150.000 orang (PERSI, 2009). Angka ini akan semakin meningkat menurut perkiraan World Health Organization (WHO) dan UICC dimana kanker payudara pada wanita di dunia akan mengalami peningkatan kasus yang drastis di tahun 2030 yaitu mencapai 300%.

(31)

Tingginya insiden kanker payudara menjadikan kanker payudara sebagai penyumbang kematian nomor lima di Indonesia dengan angka kematian akibat kanker sebesar 6% (SKRT, 2001 dalam Joomla, 2010). Di sisi lain, kasus kanker payudara di RS Kanker Dharmais Jakarta hingga tahun 2008 masih menempati posisi tertinggi dibandingkan kasus kanker lainnya (Khayan, 2009).

Angka perkiraan persentase stadium awal kanker payudara menurut RS Kanker Dharmais Jakarta dalam lima tahun terakhir adalah 40%, stadium lanjut lokal 30%, dan stadium lanjut (metastase) sebesar 30%. Pada stadium awal, biasanya dilakukan radioterapi payudara, lumpektomi, mastektomi atau Breast Conserving Treatment (BCT) dan sebagian dilanjutkan dengan kemoterapi adjuvan (Grace & Borley, 2007). Seiring dengan cukup besarnya persentase pasien dengan stadium awal dan kasus kanker payudara di RS Kanker Dharmais Jakarta yang terus meningkat menyebabkan semakin meningkat pula kasus mastektomi yaitu terlihat dari tingginya kasus mastektomi pada bulan Januari - Juni 2010 yang mencapai 148 kasus.

(32)

3

mastektomi segmental (segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar atau BCT dan segmental plus biopsi kelenjar limfe sentinel) (Fujin, dkk, 2008).

Wanita yang mengalami mastektomi akan kehilangan payudara yang merupakan simbol seksualitas wanita (Potter & Perry, 2005). Kehilangan payudara akibat mastektomi inilah yang akan mengubah citra tubuh dan fungsi psikoseksual wanita (Dean, Hughes, Hughson et al, Maguire, Morris, as cited in Watson, 1991 dalam Farooqi, 2005). Perubahan citra tubuh pada wanita yang mengalami mastektomi umumnya negatif (Burns & Holmes dalam Baird, Mc Corkle & Grant, 1991 dalam Yani, Waluyo & Mustikasari, 2002). Citra tubuh yang negatif memiliki kecenderungan tinggi untuk mengalami depresi, cemas dan bunuh diri (Yani, dkk, 2002).

Depresi berat diperkirakan terjadi pada 16 sampai 25% penderita kanker (Miller, 2008). Persentase ini meningkat dengan semakin parahnya kecacatan dan meluasnya stadium dari penyakit kanker atau prevalensinya sekitar 75% (Konginan, 2008). Sebanyak 50 wanita dengan mastektomi diteliti, hampir semuanya mengalami depresi dari ringan sampai berat (Nowick, Szwed, & Laskowski dalam Polish Journal Surgery, 2008). Depresi meskipun hanya depresi ringan jika dibiarkan terus-menerus pada puncaknya bisa memicu keinginan bunuh diri (Rooswita dalam Yosep, 2007).

(33)

bunuh diri dijumpai pada hampir 1/3 dari penderita kanker yang mengalami depresi major dan >50% dengan gangguan penyesuaian (Konginan, 2008).

Uraian di atas menunjukkan bahwa tingginya kasus kanker payudara dan mastektomi akan berdampak besar pada peningkatan kejadian depresi dan risiko bunuh diri sehingga peneliti mencoba meneliti tentang gambaran latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi.

B. Rumusan Masalah

Tingginya kasus mastektomi di Indonesia menunjukkan perlunya perhatian dari semua pihak. Di sisi lain, akibat penyerta dari mastektomi juga cukup besar seperti dampak psikologis, anatomis yang menyebabkan berkurangnya kepercayaan diri, citra tubuh negatif, harga diri rendah, yang dapat mengarah pada depresi dan bunuh diri. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi.

C. Pertanyaan Penelitian

Melihat rumusan permasalahan di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah:

(34)

5

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik wanita post mastektomi yang mengalami depresi

b. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab depresi pada wanita post mastektomi

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pendidikan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu yang dapat memperkaya kepustakaan dunia pendidikan keperawatan Indonesia khususnya mata ajar keperawatan medikal bedah, maternitas dan keperawatan jiwa. 2. Bagi Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien mastektomi yang mengalami depresi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(35)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang karakteristik wanita post mastektomi yang mengalami depresi dan faktor-faktor penyebab depresi pada wanita post mastektomi. Pengumpulan data dilakukan dengan telaah wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara dan observasi.

(36)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kanker Payudara (Karsinoma Mammae)

1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan lesi malignan pada payudara wanita (Grace & Borley, 2007). Penyakit ini terutama terjadi pada wanita, sedangkan pada pria hanya sekitar 1%. Kebanyakan terjadi pada usia setengah baya dan lansia. Insiden kanker payudara di seluruh dunia cenderung meningkat dan mortalitasnya cenderung menurun.

2. Etiologi Kanker Payudara

Tidak ada penyebab yang spesifik dari kanker payudara namun faktor genetik, hormonal, dan lingkungan diduga menjadi penyebabnya. Selain uraian di atas, data menunjukkan terdapat kaitan erat kejadian kanker payudara dengan faktor berikut :

1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara

2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita yang mengalami kanker payudara

3. Menarke dini (< 12 tahun) dan menopause pada usia lanjut 4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama

(37)

6. dll

3. Patologi Kanker Payudara

[image:37.612.117.533.193.700.2]

Patolog China pada tahun 2000 mengklasifikasikan karsinoma mamae menjadi 5 jenis, sedangkan tahun 2003 WHO membagi menjadi 4 jenis. Berikut ini perbandingan klsifikasi patologik karsinoma mamae :

Tabel 2.1

Klasifikasi Karsinoma Mamae

Klasifikasi China(2000) Klasifikasi WHO(2003) 1. Karsinoma noninvasif

(1) Karsinoma in situ duktal (2) Karsinoma in situ lobular (3) Penyakit Piaget papilla

mamae

2. Karsinoma invasif dini

(1) Karsinoma duktal invasif dini (2) Karsinoma lobular invasif dini 3. Karsinoma tipe spesifik invasif

(1) Karsinoma papilar

(2) Karsinoma medular dengan sebukan limfosit masif (3) Karsinoma duktuli

(4) Adenokarsinoma musinosa (5) Karsinoma sel skuamosa 4. Karsinoma nonspesifik invasive

(1) Karsinoma lobuli invasif (2) Karsinoma duktuli invasif (3) Karsinoma medular (4) Karsinoma sederhana (5) Adenokarsinoma (6) Siringokarsinoma

5. Karsinoma yang jarang ditemukan (1) Karsinoma sekretorik

(2) Karsinoma lipoid

(3) Karsinoma sel sigent ring (4) Fibroadenoma transformasi

ganas

(5) Papilomatosis transformasi ganas

1. Karsinoma noninvasif

(1) Karsinoma in situ duktal (2) Karsinoma in situ lobular (3) Karsinoma papiliform

intraduktal

(4) Karsinoma Paliliform intrakistik

2. Karsinoma mikroinvasif 3. Karsinoma invasif

(1) Karsinoma duktal invasif (2) Karsinoma lobular invasif 4. Karsinoma tubular

5. Karsinoma kribriform invasif 6. Karsinoma medular

7. Karsinoma musinosa dan karsinoma kaya mukus lainnya (1) Karsinoma musinosa (2) Karsinoma adenoid kistik

dan mukokarsinoma sel torak

(3) Karsinoma sel signet 8. Karsinoma neuroendokrin

(1) Karsinoma neuroendokrin padat

(2) Atipikal

(3) Karsinoma sel kecil (4) Karsinoma neuroendokrin

sel besar

(38)

9

6. Karsinoma dengan metaplasia (1) Varian sel skuamosa (2) Varian sel spindel

(3) Varian tulang daan kartilago (4) Varian campuran

11. Karsinoma apokrin

12. Karsinoma dengan metaplasia (1) Karsinoma metaplasia epitel (2) Karsinoma metaplasia sel

skuamosa

(3) Adenokarsinoma dengan metaplasia sel spindel (4) Karsinoma adenoskuamosa (5) Karsinoma

mukoepidermoid (6) Karsinoma mesenkimal

epithelial campuran 13. Karsinoma lipoid 14. Karsinoma sekretorik 15. Karsinoma onkositik 16. Karsinoma kistik adenoid 17. Karsinoma asinar

18. Karsinoma sel jernih kaya glikogen

19. Karsinoma seborea

20. Karsinoma mame inflamatorik 21. Penyakit Piaget papilia mamae

Sumber : Patolog China, 2000 & WHO, 2003 dalam Fujin, dkk, 2008 4. Manifestasi Klinis Kanker Payudara

Kanker payudara menimbulkan tanda dan gejala sebagai berikut : • Umunya terjadi di payudara sebelah kiri dan kuadran lateral atas • Biasanya tidak nyeri, benjolan dapat diraba, konsistensi agak keras,

irregular, terfiksasi pada dinding dada

• Adanya tanda lesung, Peau d’orange (edema kulit akibat obstruksi

limfatik), dan nodus satelit kulit serta tanda kembang kol akibat ulserasi.

• Perubahan papilla mammae meliputi retraksi puting susu

(39)

5. Klasifikasi Stadium Kanker Payudara

[image:39.612.114.520.146.501.2]

Klasifikasi stadium klinis berdasarkan TNM menurut Perhimpunan Anti Kanker Internasional (PAKI) edisi tahun 2002 :

Tabel 2.2

Klasifikasi Stadium Klinis

Stadium 0 : TisN0M0 Stadium I : T1N0M0

Stadium IIA : T0N1M0, T1N1M0, T2N0M0 Stadium IIB : T2N1M0, T3N0M0

Stadium IIIA : T0N2M0, T1N2M0, T2N2M0, T3N1-2M0 Stadium IIIB : T4, N apapun, M0

Stadium IIIC : T apapun, N3M0 Stadium IV : T dan N apapun, M1

Sumber : PAKI (Perhimpunan Anti Kanker Internasional), 2002 dalam Fujin dkk, 2008

Keterangan :

T : Kanker primer

T0 : Tidak ada bukti lesi primer

Tis : Karsinoma in situ. Meliputi karsinoma in situ duktal dan insitu lobular, penyakit Piaget papila mamae tanpa nodul.

T1 : Diameter tumor terbesar <= 2 cm

T2 : Diameter tumor terbesar > 2 cm tapi <= 5 cm T3 : Diameter tumor terbesar > 5 cm

(40)

11

N : Kelenjar limfe regional

N0 : Tidak ada metastasis kelenjar limfe regional

N1 : Di fosa aksilar ipsilateral terdapat metastasis kelenjar limfe mobile N2 : Kelenjar limfe metastasis fosa aksilar ipsilateral saling konfluen dan

terfiksasi dengan jaringan lain, atau terdapat metastasis kelenjar limfe mamaria interna tanpa metastasis kelenjar limfe aksilar

N3 : Metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau terdapat metastasis kelenjar limfe mamaria interna dan metastasis kelenjar limfe aksilar ataupun metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral M : metastasis jauh

M0 : tidak ada metastasis jauh M1 : ada metastasis jauh

6. Penatalaksanaan Kanker Payudara

Penatalaksanaan penting pada kanker payudara meliputi :

a. Penatalaksanaan kanker payudara dini (tidak terdapat bukti penyebaran jauh saat didiagnosis) yang terdiri dari stadium 0, I, II, IIIA meliputi : 1) Terapi lokal : lumpektomi + radioterapi payudara; atau mastektomi sederhana.

2) Penatalaksanaan terhadap kelenjar getah bening aksila

(41)

b. Penatalaksanaan kanker payudara lanjut (terdapat penyebaran

jauh saat didiagnosis) yang terdiri dari stadium IIIB dan IV meliputi : 1) Terapi lokal

2) Metastasis jauh : radioterapi, terapi hormon (tamoksifen, inhibitor aromatse, filvestran) bila reseptor estrogennya positif. Pada stadium IIIB setelah kemoterapi dapat dilakukan operasi jika hasil kemotreapi relatif baik dan diikuti dengan radioterapi.

Pada uraian di atas penanganan dilakukan dengan beberapa terapi namun di bawah ini terfokus pada mastektomi:

a. Mastektomi radikal. Lingkup reseksinya mencakup kulit dengan jarak minimal 3 cm dari tumor, seluruh kelenjar mamae, m. pektoralis mayor, m. pektoralis minor, jaringan limfatik dan lemak subskapular, aksilar secara kontinu enblok direseksi.

b. Mastektomi radikal modifikasi, lingkupnya sama seperti mastektomi radikal namun mempertahankan m. pektoralis mayor dan minor (model Auchinocloss) atau mempertahankan m. pektoralis mayor dan minor (model Patey).

c. Mastektomi total, hanya membuang seluruh kelenjar mamae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model operasi ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien usia lanjut.

(42)

13

7. Prognosis Kanker Payudara

Prognosis kanker payudara stadium dini tergantung pada status KGB, ukuran tumor, dan derajat histologis; secara keseluruhan angka ketahanan 10 tahun sebesar 80%. Prognosis kanker payudara stadium lanjut, buruk, hanya 30-40% berespon terhadap terapi dengan ketahanan hidup rata-rata selama 2 tahun, dan pasien yang tidak merespon biasanya meninggal. Dari hasil analisis data 6263 kasus karsinoma mamae yang operabel di RS Kanker Univ. Zhongsan, survival 5 tahun untuk stadium 0-1, II dan III adalah masing-masing 92%, 73%, dan 47%. Pada yang non operabel, survival 5 tahun kebanyakan dalam batas 20%.

B. Asuhan Keperawatan Pasien Kanker Payudara 1. Pengkajian

Riwayat kesehatan mencakup pengkajian tentang reaksi pasien terhadap diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi tersebut. Pertanyaannya mencakup:

a. Bagaimana pasien berespon terhadap diagnosis?

b. Mekanisme koping apa yang pasien temukan paling membantu? c. Dukungan psikologis atau emosional apa yang ia gunakan?

d. Apakah ada pasangan, anggota keluarga, atau teman untuk membantunya dalam membuat pilihan pengobatan?

(43)

f. Apakah pasien mengalami suatu ketidaknyamanan? 2. Diagnosa Keperawatan

a. Praoperatif

1) Kurang pengetahuan tentang kanker payudara dan pilihan pengobatan 2) Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan diagnosis kanker,

pengobatannya, dan prognosis b. Pascaoperatif

1) Nyeri dan ketidaknyamanan

2) Kerusakan integritas kulit akibat insisi bedah

3) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan mastektomi dan efek samping radiasi dan kemoterapi

4) Kurang perawatan diri berhubungan dengan imobilitas parsial lengan atas pada tempat yang dioperasi

5) Potensial disfungsi seksual yang berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan dalam citra diri, dan ketakutan akan reaksi pasangan terhadap kehilangan

3. Masalah-masalah Kolaboratif

Potensial komplikasi dapat mencakup limfedema. 4. Perencanaan Keperawatan

(44)

15

memperbaiki konsep diri, memperbaiki perawatan diri, memperbaiki fungsi seksual, dan tidak terdapatnya komplikasi. Adapun intervensi yang dapat dilakukan adalah:

a. Praoperatif

1) Penyuluhan pasien tentang kanker payudara dan pilihan pengobatan yang meliputi informasi kepada pasien mengenai pembedahan, termasuk letak dan keluasan tumor dan pengobatan pascaoperatif seperti terapi radiasi dan kemoterapi, keluasan dan efek samping pengobatan, frekuensi, durasi, dan tujuan pengobatan, metode untuk kompensasi perubahan fisik yang berhubungan dengan mastektomi juga dibicarakan dan direncanakan (misalnya protesis dan bedah plastik).

2) Menurunkan ketakutan dan memperbaiki kemampuan koping. Ketakutan dan kehawatiran adalah umum dan didiskusikan dengan pasien. Jika pasien akan menjalani mastektomi, informasi tentang sumber dan pilihan harus tersedia. Pada saat rencana pengobatan telah ditetapkan, perawat harus meningkatkan kemungkinan kesejahteraan fisik praoperatif, psikologis, sosial, dan nutrisional.

b. Pascaoperatif

(45)

yang terkontrol analgesik dapat memberikan bantuan dalam memastikan peredaan nyeri dan ketidaknyamanan.

2) Mempertahankan integritas kulit. Perhatian khususnya adalah mencegah cairan agar tidak menumpuk di bawah insisi dinding dada dengan mempertahankan patensi drain bedah. Balutan dan drain diinspeksi terhadap perdarahan dan jumlah drainase dipantau secara teratur.

3) Menurunkan stres dan memperbaiki keterampilan koping. Tindakan keperawatan yang harus dilakukan adalah menggali area yang sensitif. Pengkajian juga dilakukan tentang sistem pendukung pasien yaitu pasangan pasien yang membutuhkan dukungan, edukasi.

4) Meningkatkan perawatan diri. Pasien diberikan informasi tentang kemungkinan edema bedah pascaoperatif dan strategi pencegahannya. Ambulasi diperbolehkan saat pasien bebas dari pengaruh anestesi dan dapat mentoleransi cairan. Perawat juga memfasilitasi pasien untuk latihan rentang gerak untuk meningkatkan sirkulasi dan kekuatan otot dan mencegah kekakuan sendi. Aktivitas perawatan diri termasuk menyikat gigi, membasuh muka, dan menyisir serta merapikan rambut merupakan terapeutik baik secara fisik dan emosional.

(46)

17

juga mempunyai kesulitan untuk melihat luka insisi. Hal ini juga mempengaruhi citra diri, seksualitas, dan penerimaan pasien. Mendorong terjadinya diskusi terbuka mengenai ketakutan, kebutuhan, dan keinginan sehingga dapat mengurangi stres pada pasangan.

C. Respon Psikologis terhadap Kehilangan 1. Kehilangan dan Berduka

Kehilangan (loss) merupakan kondisi aktual dan potensial dimana objek atau seseorang yang berharga tidak bisa dicapai atau digantikan. Kehilangan dapat berasal dari objek eksternal, lingkungan sekitar, kehilangan orang terdekat, kehilangan salah satu aspek diri seperti bagian tubuh, fungsi organ, dll.

(47)

Bagan 2.1

Tahap Kehilangan & Tipe Berduka

(Modifikasi Kehilangan dan Berduka Kubler Ross & Capernito-Moyet)

TAHAPAN RESPON KEHILANGAN (Kubler Ross) 1. Denial (penyangkalan)

2. Anger (marah)

3. Bargaining (tawar-menawar) 4. Depresi

5. Acceptance (penerimaan)

BERDUKA

BERDUKA ADAPTIF (siap menerima

kehilangan)

BERDUKA MALADAPTIF

(respon kehilangan yang

memanjang) BERDUKA

(reaksi normal)

Sumber : Potter-Perry, 2005 & Capernito-Moyet, 2006

(48)

19

merenungkan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya memiliki peranan paling kuat dengan kejadian depresi jangka panjang pada wanita (Nolen-Hoeksema, 2004 dalam Wade & Tavris, 2007). Depresi yang memanjang inilah yang membuat seseorang atau wanita yang mengalami suatu kehilangan seperti kehilangan organ tubuh yang berharga (mastektomi) dikatakan dalam posisi berduka maladaptif.

2. Depresi

a. Pengertian depresi

Depresi dan stres merupakan dua hal yang berbeda. Stres merupakan respon seseorang terhadap masalah yang dialami sepanjang kehidupan. Seseorang yang mengalami depresi diawali dengan stres yang berkepanjangan tetapi seseorang yang mengalami stres belum bisa dikatakan depresi. Depresi yang terjadi pada seseorang merupakan suatu kondisi terganggunya fungsi manusia berkaitan dengan alam perasaan seperti kesedihan dan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, kosentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya serta gagasan bunuh diri (Kaplan & Benjamin, 1998). Bentuk depresi yang serius adalah depresi mayor, gambaran berupa perubahan emosi, perilaku, kognitif, dan fisik yang cukup serius dan berakibat pada terganggunya fungsi normal seseorang.

b. Penyebab depresi

(49)

dengan peristiwa stres seperti kehilangan sesuatu yang berharga, kekerasan seksual, kehilangan bagian atau fungsi tubuh seperti mastektomi, dll (Hankin & Abramson, 2001 dalam Wade & Travis, 2007). Berikut teori penyebab depresi yang diuraikan secara jelas :

Faktor predisposisi 1) Faktor genetik

Teori biologi berasumsi bahwa gen atau malfungsi beberapa faktor fisiologi menjadi penyebab seseorang rentan terhadap depresi. Gen yang diduga adalah 5-HTT yang memiliki bentuk panjang dan pendek. Bentuk panjang membantu melindungi depresi dan bentuk pendek menyebabkan kerentanan seseorang terhadap depresi (Caspi dkk, 2003 dalam Wade & Tavris, 2007).

2) Teori agregasi menyerang ke dalam

Pada teori ini Freud memandang bahwa depresi sebagai gejolak batin dari naluri yang agresif dan diikuti oleh perasaan berdosa. Proses ini dikaitkan dengan kehilangan objek yang dicintai dan ditandai dengan kemarahan individu yang ditujukan kepada diri sendiri.

3) Teori kehilangan objek

(50)

21

sebagai respon dari kehilangan seseorang atau sesuatu yang dicintainya (Davidson dan Neale, 1997).

4) Model kognitif

Teori ini berasumsi bahwa terjadinya depresi melibatkan cara berpikir negatif yang spesifik mengenai situasi seseorang (Beck, 2005 dalam Wade & Tavris, 2007). Pasien kanker yang mengalami depresi umumnya merasa ketakutan akan kematian, berpikir bahwa mereka tidak bisa meneruskan rencana-rencana hidupnya, merasa tidak percaya diri, perubahan peran sosial dan gaya hidup, serta masalah–masalah terkait finansial, sehingga ini yang menyebabkan mereka mengalami depresi.

5) Model Behavioral

(51)

6) Model biologi

Model ini menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama masa depresi termasuk defisiensi katekolamin, disfungsi endokrin, hipersekresi kortisol, dan variasi periodik dalam irama biologi.

Faktor Pencetus

1) Kehilangan keterikatan

Kehilangan ini dapat bersifat nyata maupun dibayangkan termasuk kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan, atau harga diri. Elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan. Makna kehilangan fungsi atau perubahan dalam penampilan dipengaruhi oleh persepsi individu tentang perubahan yang dialaminya. Pada wanita yang menganggap payudara sebagai elemen ideal, kehilangan payudara akibat mastektomi menjadi perubahan yang sangat signifikan (Potter & Perry, 2005). Contoh konkrit respon kehilangan pada penderita kanker payudara yang kehilangan bentuk tubuh atau organ tubuhnya akibat mastektomi adalah depresi karena mereka merasa bukan lagi wanita sejati (Konginan, 2008).

2) Peristiwa besar dalam kehidupan seseorang

Peristiwa besar dalam kehidupan seseorang diketahui sebagai pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah.

(52)

23

Peran dan ketegangan peran telah diketahui mempengaruhi perkembangan depresi terutama pada wanita.

4) Perubahan fisiologi

Perubahan ini diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma dan gangguan keseimbangan metabolik.

Hasil uraian di atas dapat dibentuk menjadi bagan berikut : Bagan 2.2

Model Adaptasi Stres Stuart yang Dikaitkan dengan Respon Emosi

Faktor Predisposisi : genetik, kehilangan objek, agregasi menyerang ke dalam, organisasi kepribadian, kognitif, perilaku, biologi

Faktor Pencetus : kehilangan, peristiwa besar dalam kehidupan, peran dan ketegangan peran, perubahan fisiologi

Penilaian Stresor

Sumber Koping : dukungan sosioekonomi dan jaringan interpersonal

Respon adaptif Respon maladaptif

Konstruktif Destruktif

Mekanisme Koping

Kepekaan Reaksi berduka Supresi Penundaan Depresi/ emosional tak terkomplikasi emosi reaksi berduka mania

(53)

Penggambaran proses terjadinya depresi mayor dapat dilihat dalam model kerentanan-stres berikut ini :

Bagan 2.3

Model Kerentanan-Stres(Vulnerability-Stress Model) Zubin& Spring,1977

Situasi yang mengganggu

Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berharga Kehilangan pekerjaan Kehilangan suatu bagian atau fungsi tubuh seperti

mastektomi Kegagalan

Trauma

Ketidakbahagiaan sementara

Kerentanan individual

Predisposisi genetik Cara berpikir yang

negatif Putus asa Perenungan Rasa percaya diri

yang rendah

Depresi yang serius

(54)

25

c. Klasifikasi depresi

Ada dua klasifikasi depresi yaitu biologis (terkait pada kimia tubuh) dan depresi psikologis (terkait pada faktor emosional). Kedua depresi ini berhubungan dengan gejala depresi. Gejala paling umum dari depresi adalah ketidakmampuan untuk bebas dari kegelisahan dan tekanan. Gejala fisik yang cenderung menyertai depresi biologis adalah lambat dalam menjawab, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, kehilangan minat untuk beraktivitas. Gejala yang berkaitan dengan depresi psikologis meliputi perasaan putus asa, kurang percaya diri, pemikiran negatif, kebimbangan, pikiran bunuh diri (McKay & Dinkmeyer, 2005).

d. Gejala depresi

(55)

Gejala depresi pada penderita kanker payudara dapat terjadi sebagai :

1) Respon yang normal ketika seseorang penderita kanker payudara yang merasa bahwa ia akan kehilangan bentuk tubuhnya adalah rasa sedih yang mendalam. Respons normal ini adalah bagian dari spektrum gejala depresi yang batasannya mulai rasa sedih normal sampai akan menjadi ganguan penyesuaian. Pada keadaan ini gejalanya biasanya hanya berlangsung 1 atau 2 minggu saja, setelah itu membaik sendiri dengan berlalunya waktu dan dukungan yang baik dari keluarga, teman dan tim yang merawat.

2) Gangguan penyesuaian yakni bila gejala depresinya tidak membaik berlanjut sampai lebih dari 2 minggu dan gejala depresinya juga lebih berat, serta fungsi sehari-hari, aktivitas sosial dan hubungan dengan orang lain sudah terganggu. Gangguan ini biasanya bercampur dengan kecemasan bahkan mungkin menunjukkan obsesi terhadap gejalanya .

3) Depresi major dimana gejala depresinya lebih berat dari gangguan penyesuaian dan biasanya tidak berespon dengan dukungan dan perawatan yang diberikan.

(56)

27

e. Dampak depresi

Dampak depresi bagi pasien kanker cukup banyak dan kesemuanya menimbulkan pengaruh yang buruk bagi penderita. Dampak yang ditimbulkan berupa bunuh diri, penelantaran diri, distres keluarga.

1) Bunuh diri

Percobaan bunuh diri dijumpai pada hampir 1/3 dari penderita kanker yang mengalami depresi major dan >50% dengan gangguan penyesuaian. 2) Penelantaran diri

Penderita menjadi tidak kooperatif, baik dalam hal pengobatan maupun menjaga daya tahan tubuh. Kondisi ini tentu akan semakin memperparah penyakitnya dan pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup pasien.

3) Distress pada keluarga

Depresi pada pasien kanker tidak hanya mempengaruhi pasien tetapi juga berdampak pada keluarga mereka. Suatu survei di Inggris tentang kanker payudara menunjukkan bahwa diantara faktor-faktor yang ada, depresi merupakan faktor terkuat yang menimbulkan masalah perilaku dan emosional pada anak mereka.

f. Pengukuran depresi

(57)

yaitu didasarkan adanya gejala utama dan tambahan seperti yang telah diuraikan di atas. Gejala utamanya mencakup suasana perasaan yang depresi / sedih atau murung, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Gejala tambahan mencakup konsentrasi dan perhatian berkurang, berkurangnya harga diri dan kepercayaan diri, gagasan tentang perasaan bersalah dan tak berguna pandangan masa depan yang suram dan pesimistik, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, gangguan tidur dan berkurangnya nafsu makan.

g. Tingkatan depresi

Adapun tingkatan depresi menurut PPDGJ III, yaitu:

1) Depresi ringan, ciri – cirinya: sekurang – kurangnya harus ada 2 atau 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas, ditambah sekurang – kurangnya 2 dari gejala tambahan, tidak boleh ada gejala berat diantaranya, lamanya seluruh episode berlangsung sekurang – kurangnya sekitar 2 minggu, hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan.

(58)

29

3) Depresi berat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Depresi berat tanpa gejala psikotik, ciri – cirinya : semua 3 gejala depresi utama harus ada, ditambah sekurang – kurangnya 4 dari gejala lainya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat, bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau mampu untuk melaporkan banyak gejala secara rinci, episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang – kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan serangannya sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu, sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

b. Depresi berat dengan gejala psikotik, ciri – cirinya: episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut depresi berat tanpa gejala psikotik disertai waham, halusinasi atau stupor depresif, waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.

h. Penatalaksanaan depresi

(59)

major, memerlukan terapi yang intensif berupa psikoterapi dan antidepresan. Psikoterapi bertujuan meredakan konflik atau membimbing penderita kearah acceptance (menerima). Berikut adalah panduan dalam menangani penderita kanker yang menunjukkan gejala depresi:

1) Menegakkan diagnosis dan pengobatan gangguan mental organik bila ada 2) Mengobati faktor penyebab atau pencetusnya: nyeri, gangguan fisik lain,

sosial dan spiritual

3) Dukungan menyeluruh: tanggap dan empati, yakinkan lagi tentang perawatan selanjutnya, berikan informasi tentang penyakit, eksplorasi pengertian dan rasa takut terhadap penyakit dan prognosis, perkuat dukungan keluarga dan sosial

4) Perlu dirujuk ke psikiater bila gejalanya lebih berat, lebih lama atau kambuh setelah mengalami perbaikan, karena bagaimanapun gejala yang terus meningkat memerlukan pengobatan yang adekuat.

(60)

31

D. Penelitian Terkait

1. Yasmin N Farooqi, 2005 (University of Punjab, Lahore, Pakistan) dalam penelitiannya yang berjudul “Depression and Anxiety in Mastectomy Cases”. Jenis desain penelitiannya adalah Pre-Post Research Desaign dengan sampel 50 pasien mastektomi yang sudah menikah. Waktu penelitian 1-7 hari sebelum dan sesudah mastektomi. Alat ukur yang digunakan adalah Depression Scale dan Anxiety Check List. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan depresi dan cemas setelah mastektomi dibandingkan sebelum mastektomi.

2. Andrzej Nowicki, Anna Szwed, & Ryszard Laskowski dalam penelitiannya pada tahun 2008 yang berjudul “Depression and Anxiety Before and After Breast Amputation in Women”. Alat ukur yang digunakan yaitu HAD Scale dan Depression Beck Scale . Hasil penelitian ini adalah cemas dan depresi menurun setelah mastektomi. Dari 50 pasien wanita, angka depresi menurun pada 32 pasien.

(61)
(62)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas maka latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi perlu diketahui dan diteliti dengan baik sehingga dapat dilakukan upaya penanganan yang tepat dan mencegah depresi yang berkepanjangan dan risiko bunuh diri pada klien. Di bawah ini dijelaskan mengenai kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat.

Faktor Predisposisi : cara berpikir negatif

Faktor Pencetus : kehilangan keterikatan, ketegangan peran

Penilaian Stresor

Sumber Koping : dukungan sosial

Mekanisme Koping: Destruktif

Respon maladaptif : Depresi

Depresi sedang Depresi berat Depresi ringan

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Model Adaptasi Stres Stuart yang Dikaitkan dengan Respon Emosi & Tingkatan Depresi PPDGJ III

(63)

Berdasarkan bagan di atas maka peneliti ingin mengetahui gambaran latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi.

B. Definisi Istilah

1. Cara berpikir negatif adalah strategi negatif dalam menggunakan pikiran yang mencakup pembuatan pendapat, keputusan, menarik kesimpulan dan merefleksikan untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan (Gordon, 1995 dalam Potter & Perry, 2005).

2. Kehilangan keterikatan adalah kondisi berpisahnya individu dengan sesuatu yang dicintai yang bersifat nyata maupun dibayangkan seperti kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan, atau harga diri (Stuart & Sundeen, 1998).

3. Ketegangan peran adalah perpaduan antara konflik peran dan ambiguitas peran yang diekspresikan sebagai perasaan frustasi ketika seseorang merasakan ketidakadekuatan atau merasa perannya tidak sesuai (Potter & Perry, 2005).

(64)

35

5. Depresi adalah suatu kondisi terganggunya fungsi manusia berkaitan dengan alam perasaan seperti kesedihan dan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya serta gagasan bunuh diri (Kaplan & Benjamin, 1998). 6. Depresi ringan merupakan tingkatan depresi yang paling rendah menurut

PPDGJ III. Karakteristik depresi ini yaitu minimal harus ada 2 atau 3 gejala utama depresi, ditambah minimal 2 dari gejala tambahan, tidak boleh ada gejala berat, lamanya seluruh episode berlangsung minimal 2 minggu, hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan (PPDGJ III, 1993).

7. Depresi sedang merupakan depresi yang memiliki karakteristik minimal harus ada 2 atau 3 gejala utama depresi seperti pada depresi ringan, ditambah minimal 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala tambahan, lamanya seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2 minggu, menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial pekerjaan dan urusan rumah tangga (PPDGJ III, 1993).

(65)
(66)

47 BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat

1. Sejarah Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat

Pendirian Rumah Sakit Kanker Dharmais berawal dari pemikiran para pakar penyakit kanker termasuk para staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang merasa perlu adanya sebuah layanan kanker yang terpadu di Indonesia. Cita-cita untuk mendirikan suatu rumah sakit kanker yang mampu memberikan layanan yang bersifat holistik dan terpadu telah lama dipendam.

(67)

Sejak saat itu rumah sakit ini berkembang dan menjadi Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang melakukan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang kanker melalui aktualisasi SMILE ! & C berdasarkan kebijakan mutu, lingkungan, dan k3 RS. Kanker "DHARMAIS" No. HK.00.09/1/6995/2009 tanggal 02 September 2009, yaitu :

S = Senyum, dan selalu siap melayani.

M = Mengutamakan Mutu Pelayanan, pencegahan pencemaran dan pengendalian dampak lingkungan, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, untuk kepentingan dan keselamatan pengunjung, pasien dan karyawan.

I = Ikhlas dalam melaksanakan tugas.

L = Loyal pada pimpinan dan berdedikasi dalam tugas, serta taat pada peraturan perundangan yang berlaku.

E = Excellent dalam pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta disiplin

administrasi yang tertib dan efisien.

! = Merupakan simbol optimis yang berarti mempunyai sikap selalu optimis

menghadapi segala tantangan dan,

(68)

49

2. Visi, Misi, dan Moto a. Visi

Menjadi Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang merupakan panutan dalam penanggulangan kanker di Indonesia.

b. Misi

Melaksanakan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang penanggulangan kanker.

c. Moto

Tampil lebih baik, ramah dan profesional.

B. Hasil Penelitian

(69)

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Wawancara awal dilakukan untuk menyaring informan sesuai kriteria inklusi yaitu dengan mengajukan pertanyaan tentang gejala depresi yang ditemukan pada informan berdasarkan pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ III). Setelah ditemukan adanya gejala depresi pada informan dan sesuai dengan kriteria inklusi maka wawancara difokuskan pada latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi mencakup gambaran kehilangan keterikatan, cara berpikir negatif, ketegangan peran dan dukungan sosial.

Berikut ini akan dipaparkan mengenai karakteristik informan, proses wawancara dan deskripsi hasil penelitian dari latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi :

1. Karakteristik Informan

(70)

51

a. Informan Utama

(71)
[image:71.612.116.536.109.529.2]

Tabel 5.1

Karakteristik Informan

Informan No Variabel

1 2 3 4

1 Nama Nn. T Ny. Y Ny. J Ny. M

2 Usia (thn) 54 46 41 40

3 Jenis kelamin P P P P

4 Agama Islam Budha Islam Kristen

5 Pendidikan SD SMA SMA Diploma

6 Pekerjaan Pembantu IRT IRT IRT

7 Penghasilan keluarga (jt/bln)

- - 4 3

8 Status Belum

menikah

Menikah Menikah Menikah

9 Jumlah anak (org)

- 3 3 3 10 Usia

terdiagnosis kanker

payudara (thn)

30 46 41 40

11 Stadium saat terdiagnosis

IIA II II II

12 Tanggal operasi mastektomi 24 Juni 2010 5 Juli 2010 15 Juni 2010

5 Juli 2010

13 Jenis mastektomi

MRM MRM Mastektomi

Total

Mastektomi Total

b. Informan Pendukung

(72)
[image:72.612.116.588.122.523.2]

53

Tabel 5.2

Karakteristik Informan Pendukung

Informan No Variabel

1 2 3 4 5 6

1 Nama Tn. B An. D Ny. S Tn. P dr. I Zr. M

2 Usia (thn) 35 19 62 50 - 24

3 Jenis kelamin

L L P L L P

4 Agama Islam Budha Islam Kristen Islam Islam

5 Pendidika n terakhir

SMA SMA SD D3 - D3

6 Pekerjaan - Keuangan Wiraswasta PNS Psikiatri Perawat

7 Lama bekerja

- - - - - 2 tahun

7 bulan 8 Hubunga n dengan informan Keponakan Nn. T Anak kandung Ny. Y Ibu kandung Ny. J Suami Ny. M Psikiatri Perawat

2. Gambaran Latar Belakang Wanita Post Mastektomi yang Mengalami

Depresi

Hasil penelitian dengan jumlah informan empat orang didapatkan beberapa tema yang muncul yaitu :

a. Gambaran Kehilangan Keterikatan

Kehilangan keterikatan yang ingin diketahui melalui penelitian ini ialah sejauhmana kehilangan keterikatan nyata atau secara fisik seperti kehilangan fungsi fisik yang menyebabkan perubahan citra tubuh (body

image) maupun secara psikis termasuk kehilangan harga diri. Hasil

(73)

1) Kehilangan keterikatan secara fisik yang ditunjukkan informan yaitu adanya perasaan sedih, kecewa karena tidak normal sebagai wanita dan merasa memiliki penampilan berbeda.

Ny. Y mengatakan “Waktu harus dibuang rasa sedih banget itu memang ada, memang drop itu, kecewa banget, ngerasa beda penampilan kita beda biasanya normal ini sudah gak normal lagi

kayak mau pake baju suka kesel...nggak bisa pake-pake yang seksi”.

Ny. J mengatakan “Sedih ada, sedihnya gini yah hilang saya punya... kalau ingat suka sedih, ngeliat yang lain normal, sekarang kok dah nggak normal, kalau lagi ngaca pas mau pake baju udah nggak ada

sebelah, rata (sambil memegang bagian tubuhnya yang dioperasi)”.

Nn. T mengatakan “Ya namane orang pas harus dibuang ada perasaan sedih”.

Pernyataan ketiga informan di atas sesuai dengan pernyataan keluarga informan yang menyatakan bahwa informan merasa sedih, kecewa karena penampilannya yang berbeda.

An. D mengatakan “Sedih dari mukanya kelihatan... ada sih kecewa

sedikit keadaannya kayak gini mau diapain lagi”.

Ny. S mengatakan“Mungkin ada juga kali dikit, ada khawatirnya juga, dia udah nggak punya payudara, nggak enak juga”.

Tn. B mengatakan “Sedih dia sudah beda, nggak ada satu payuadaranya tapi kan umurnya sudah tua ini”

2) Kehilangan keterikatan secara psikis yang ditunjukkan informan yaitu adalah perasaan kehilangan harga diri.

Ny. M mengatakan “Rasa nggak terima ada, kalau perempuan payudaranya satu diambil rasanya kayak kiamat, hidup kayak dah gak

(74)

55

Pernyataan informan di atas juga sama dengan ungkapan keluarga informan yang menyatakan bahwa informan merasa tidak berharga.

Tn. P mengatakan “Setelah operasi kelihatan udah agak berubah cuma rasa kecewanya kelihatan, masih ada, dia bilang kenapa harus saya, jatuhnya kenapa nggak ke yang lain... dia merasa yang bagi perempuan sangat berharga, nggak ada satu...ada kehilangan, sebagian yang dia miliki sebagai seorang perempuan hilang”.

Pandangan perawat dan psikiatri mengenai kehilangan keterikatan terhadap latar belakang depresi pada pasien post mastektomi diungkapkan lebih kepada kehilangan keterikatan secara fisik. Perawat dan Psiksiatri mengungkapkan bahwa akibat post mastektomi, informan merasa ada perubahan citra tubuh namun hal ini juga tergantung pada usia informan. Zr. Mmengatakan “Tergantung umur juga kali ya, kalau yang sudah tua mungkin sudah nggak terlalu peduliin”.

dr. I mengatakan “Salah satu yang menjadi penyebab depresi pada pasien kanker payudara adalah karena setelah gejala depresi ada perubahan pada citra tubuhnya misalnya pada mastektomi”.

b. Gambaran Cara Berpikir Negatif

(75)

Ny. Y mengatakan “Rasa sedih ada, penyakit kok begini, rasa sedih,

kecewanya disini, saya kok begini amat...selama ini saya takut kemo”

Ny. M mengatakan “Kecewa pada diri sendiri, marah, menyalahkan yang di atas ada...kecewa iya takut saya nggak bisa ya takut nggak bisa ngurus anak, suami, pesimis adalah sedikit...mending sekalian diambil... hidup saya hampa”.

Ny J mengatakan “Kalau kaget, kebangun, kadang suka pegang dan kadang suka mikirin, ya gimana ya namanya sudah berumah tangga, takut apa bapa kasih sayangnya kurang...takutnya gini aja ya, umur saya sampe kapan, mikirinnya anak-anak terutama anak-anak kalau bapa udah nggak ma saya, nggak apa ma yang lain kalau anak-anak kan gini ya mikirinnya

anak-anak (sambil menunduk dan menangis)

Nn. T mengatakan “Ya namane orang sekali waktu punya pikiran gimana, apa namanya kalau di rumah saya pernah mikir, takut nanti tidak bisa kerja lagi, takut penyakit kambuh lagi”.

Menurut informan pendukung lain yaitu keluarga klien membenarkan bahwa kesedihannya pasien terjadi karena pikiran-pikiran, perasaan negatif pasien tentang dirinya, kematian, takut penyakit yang tambah bu

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Karsinoma Mamae ........................................................8
Tabel 4.2
grafik, dan matriks. Langkah ini didapatkan setelah peneliti melakukan
Tabel 2.1 Klasifikasi Karsinoma Mamae
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pengawasan Muatan Angkutan Barang Di Jalan Di Provinsi Jawa

Analisis ragam karakter kadar klorofil daun vegetatif tanaman juga dilakukan, berdasarkan hasil analisis ragam nilai F Hitung (1,50*) lebih besar dibanding F Tabel 5%

Sedangkan untuk menjaga kestabilan tegangan keluaran motor yang difungsikan sebagai generator induksi akibat dari perubahan beban konsumen, maka diperlukan sebuah

Pendahuluan Vagina spa merupakan perawatan daerah vagina melalui teknik penguapan dengan menggunakan ramuan tertentu, yang mempunyai manfaat merawat organ intim

Gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang disebabkan gangguan struktur dan fungsi jantung sehingga mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompakan darah

(1) Biro Pemerintahan mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi, pemantauan dan evaluasi program kegiatan dan

[r]

Penulis berharap dengan menggunakan aplikasi ini dapat mengurangi kemacetan lalu lintas di daerah Cikunir dengan pengaturan lampu lalu lintas dan memperbaiki jalur yang dapat dilalui