• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

NUR FAIZAH

NIM: 1110018200030

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Skripsi berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59 Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 8 Oktober 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ali Nurdin, M. Pd Dr. Fathi Ismail, MM

(3)

Jakarta” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 10 November 2014 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 14 November 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd ………. ………...

NIP. 19661009 199303 1 004

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Dr. Zahrudin, Lc., M.Pd ………. ………

NIP. 19730302 200501 1 002

Penguji I

Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil ………. ………....

NIP. 19560530 198503 1 002

Penguji II

Dr. Jejen Musfah, MA ………. ………

NIP. 19770602 200501 1 004

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D

(4)

Nama : Nur Faizah NIM : 1110018200030

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Alamat : Jl. Panjang Cidodol RT.002 RW.013 No.32 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59 Jakarta adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing I : Drs. Ali Nurdin, M. Pd. NIP : 19550601 198103 1 005

Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan Nama Pembimbing II : Dr. Fathi Ismail, MM. NIP : 19491012 197803 1 003 Jurusan/Program Studi : Manajemen Pendidikan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 8 Oktober 2014 Yang Menyatakan

(5)

i

Nur Faizah, NIM: (1110018200030), Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59 Jakarta, Skripsi Program Strata Satu (S-1), Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan mengenai kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan di SMKN 59 Jakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi wawancara, studi dokumentasi dan observasi dengan interviewee, yaitu Kepala SMKN 59 Jakarta, Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana, Kepala Laboratorium Sekolah dan Kepala Perpustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta sudah baik. Hanya saja karena belum memiliki Standar Operating Procedure (SOP) maka ada beberapa kegiatan dalam perencanaan yang belum berjalan dengan baik. Selain itu, teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta belum optimal. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan pemeliharaan tidak dilaksanakan pendataan sesuai dengan teknik pemeliharaan. Namun dalam hal penganggaran untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, dana yang dialokasikan untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sudah cukup.

Rekomendasi yang dapat penulis berikan agar pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan secara optimal ada 3 (tiga). Pertama, perlu dilakukan analisis kebutuhan secara lebih matang dalam membuat perencanaan program kerja sarana dan prasarana oleh Tim Sarana dan Prasarana Sekolah.

Kedua, Tim Sarana dan Prasarana Pendidikan harus melakukan pendataan terhadap sarana dan prasarana yang rusak. Ketiga, Kepala Sekolah harusnya lebih intensif lagi dalam melakukan pengawasan dan memberikan kesadaran kepada seluruh warga sekolah dalam memelihara sarana dan prasarana sekolah.

(6)

ii

Nur Faizah, NIM: (1110018200030), Maintenance of Educational Facilities in Public Vocational High School 59 Jakarta, Thesis Program Degree of Strata I (S1), Program Study of Management Education, Faculty of Tarbiyah and

Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta 2014.

This study aims to describe the maintenance of educational facilities at Public Vocational High School 59 Jakarta. The method that used in this study is a qualitative approach to describe the maintenance activities of educational facilities were conducted at Public Vocational High School 59 Jakarta. Data collection techniques were used, including interviews, documentation studies and observation with the interviewees, the Head of 59 Vocational High School Jakarta, Vice Principal field Infrastructures, The Head of the School Laboratory and the Head of Library.

The results of the research showed that the maintenance of educational facilities at Public Vocational High School 59 Jakarta is good. But, because of Public Vocational High School 59 Jakarta does not have a Standar Operating Procedure (SOP) so that there was some plans has not been going well. In addition, maintenance techniques of educational facilities at Public Vocational High School 59 Jakarta is not optimal. This is due, the data collection acitivities of maintenance is not carried out in accordance with the maintenance techniques does. However, in terms of budgeting for maintenance of educational facilities, the funds that allocated for maintenance activities for school infrastructure is sufficient.

There are three recommendations which can writer given to the maintenance of educational facilities in order to can be performed optimally.

First, it is necessary to analyze the needs to be done better of the planning work program infrastructure by the School Facilities and Infrastructure Team. Second, The School Facilities and Infrastructure Team should record all of the damaged facilities and infrastructure. Third, the principal should be more intensive in the monitoring and bring awareness to the entire school community in maintaining school facilities and infrastructure.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillaahirabbilaalamin, puji serta syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Allahummashalli’ala Muhammad, shalawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada jalan yang diridhai Allah.

Dengan penuh rasa syukur, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis sangat menyadari bahwa hasil penelitian dari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun Alhamdulillah berkat bantuan, dorongan dan bimbingan baik moral maupun material dari banyak pihak sehingga penulis dapat membuat skripsi yang berjudul Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan di SMKN 59 Jakarta. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ali Nurdin, M. Pd. dan Dr. Fathi Ismail, MM., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu dan kritik yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

(8)

iv

5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan.

6. Drs. H. Ramli, M. Pd., Kepala SMKN 59 Jakarta. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dan kesehatan.

7. Elizar Kamal, S. Pd., Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana serta semua guru dan staf SMKN 59 Jakarta yang telah menyediakan kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Mamah dan Ayah (Alawiyah dan Hidayat), terima kasih banyak atas segala dukungan baik moral maupun materil, doa, nasehat, kesabaran, kasih sayang serta pengorbanan yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak dan adik (M. Fadli, Nurmayanti, S. Kom, Andriansyah, S.E, dan Chaerullah), terima kasih untuk dukungan moral dan materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Rekan-rekan seperjuangan MP angkatan 2010, khususnya untuk Mecca, Sefti dan Siti. Terima kasih teman untuk segala bantuan, motivasi dan dukungan kalian.

Demikianlah semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan kebajikannya. Sebagai penutup, semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan pembaca umumnya.

Jakarta, 8 Oktober 2014

(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 6

C.Pembatasan Masalah ... 7

D.Perumusan Masalah ... 7

E.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITI DAN KERANGKA BERPIKIR A.Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 9

1. Pengertian Sarana Pendidikan ... 9

2. Pengertian Prasarana Pendidikan Pendidikan ... 11

3. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 12

4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 18

B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 28

1. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ... 28

2. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana .. 30

3. Macam-macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana... 31

4. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ... 31

5. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ... 33

6. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ... 36

C. Hasil Kajian yang Relevan ... 38

(10)

vi

B.Pendekatan Penelitian ... 41

C.Subjek Penelitian ... 42

D.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 43

E.Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data ... 46

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 50

G.Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54

1. Sejarah Singkat SMK Negeri 59 Jakarta ... 54

2. Identitas Sekolah ... 54

3. Visi dan Misi SMK Negeri 59 Jakarta ... 54

4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa SMK Negeri 59 Jakarta... 55

5. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta ... 57

6. Struktur Organisasi SMK Negeri 59 Jakarta ... 61

B. Deskripsi dan Analisis Data ... 62

1. Perencanaan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 62

2. Teknik Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 67

3. Anggaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 95

(11)

vii

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian ... 41

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data ... 46

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Kepala SMKN 59 Jakarta... 47

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Wakasekbid. Sarana dan Prasarana . 48 Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Kepala Laboratorium ... 49

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Kepala Perpustakaan ... 49

Tabel 4.1 Data Guru SMK Negeri 59 Jakarta ... 55

Tabel 4.2 Data Karyawan SMK Negeri 59 Jakarta ... 56

Tabel 4.3 Data Siswa SMK Negeri 59 Jakarta... 57

Tabel 4.4 Data Inventaris Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta... 58

Tabel 4.5 Rincian Tugas Tim Sarana dan Prasarana SMK Negeri 59 Jakarta... 72

Tabel 5.1 Sarana Ruang Kelas ... 98

Tabel 5.2 Sarana Ruang Perpustakaan ... 98

Tabel 5.3 Sarana Laboratorium Komputer ... 99

Tabel 5.4 Sarana Laboratorium Multimedia ... 100

Tabel 5.5 Sarana Laboratorium Pemasaran ... 101

Tabel 5.6 Sarana Laboratorium Bahasa ... 102

Tabel 5.7 Sarana Ruang Pimpinan ... 102

Tabel 5.8 Sarana Ruang Guru ... 103

Tabel 5.9 Sarana Ruang Tata Usaha ... 104

Tabel 5.10 Sarana Tempat Ibadah... 104

Tabel 5.11 Sarana Toilet ... 105

(12)
(13)

ix

Lampiran 2 Rincian Rencana Program Kerja 2013/2014 Lampiran 3 Evaluasi Program Kerja 2013/2014

Lampiran 4 Rencana Anggaran Program Kerja 2013/2014 Lampiran 5 Kartu Pemeliharaan Barang Tahun 2013

Lampiran 6 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Bahasa Lampiran 7 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Pemasaran Lampiran 8 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Multimedia Lampiran 9 Kartu Inventaris Ruangan Laboratorium Komputer (KKPI) Lampiran 10 Rincian Tugas Tim Sarpras

Lampiran 11 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 12 Surat Izin Penelitian

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 14 Lembar Uji Referensi

(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Sebagai

agent of change, pendidikan mampu meningkatkan taraf hidup manusia menjadi lebih baik. Dalam kehidupannya, manusia perlu dididik dan mendidik dirinya untuk menjaga kelangsungan dan perkembangan hidupnya secara terus menerus. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Pelaksanaan pendidikan harus menjamin peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan perkembangan zaman yang ada agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, pemerintah telah mengatur delapan standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 ayat 1 pasal 1 dijelaskan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Secara umum, penyelenggaraan proses pendidikan sebagai upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan utama dari lembaga pendidikan. Dalam pencapaian tujuan tersebut tentunya terkait dengan banyak

1

(15)

faktor yang di antaranya adalah pengelolaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan.

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat 1 disebutkan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.2 Dengan adanya standar pendidikan tersebut, sekolah harus dapat mengelola semua sumber daya yang ada sesuai dengan standar yang telah ditetapkan demi mencapai tujuan pendidikan. Agar tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat terlaksana dengan baik, maka kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah haruslah berjalan dengan lancar tanpa adanya suatu hambatan apapun.

Dalam proses belajar mengajar, agar peserta didik dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik maka harus ditopang dengan fasilitas belajar yang memadai yaitu dengan adanya sumber-sumber belajar yang berfungsi dengan baik seperti adanya perpustakaan yang lengkap, laboratorium serta bengkel-bengkel kerja dan dapat menggunakan teknologi informasi.3 Kegiatan belajar mengajar akan efektif jika ketersediaan sarana dan prasarana yang ada memadai dan berfungsi dengan baik. Namun hal tersebut tidaklah cukup karena meskipun sarana dan prasarana yang ada tersedia secara memadai, tetapi pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana tersebut tidak dilakukan dengan baik maka nilai guna dan nilai daya dari

2

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 8, h. 3.

3

(16)

sarana dan prasarana tersebut akan menyusut. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah. Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan merupakan masalah yang sering terjadi di suatu lembaga pendidikan, di mana kenyataan di lapangan banyak ditemukan bahwa sekolah tidak mampu memelihara sarana dan prasarana yang dimilikinya sehingga menyebabkan sarana dan prasarana tersebut rusak dan tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya lagi. Banyak sekolah yang tidak melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang dimilikinya sehingga saat sarana dan prasarana tersebut rusak maka sekolah langsung melakukan penghapusan terhadap sarana dan prasarana tersebut. Padahal jika pemeliharaan dilakukan secara baik dan berkala, maka tentunya hal ini akan meningkatkan efisiensi dari sarana dan prasarana yang ada. Pemeliharaan sarana dan prasarana itu sendiri bertujuan untuk memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya), untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa, untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu dan untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat tersebut.4

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu Standar Nasional Pendidikan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan, sehingga melengkapi sarana dan prasarana menjadi hal yang mutlak. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 45 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap satuan

pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Hal tersebut juga diperkuat dengan Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab VII pasal 42 ayat 1 bahwa “Setiap satuan

4

(17)

pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.5

Sedangkan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), standar sarana dan prasarana untuk satu SMK/MAK harus memiliki sarana dan prasarana yang mampu melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 48 rombongan belajar.6

Jika melihat pada kenyataan yang ada, di mana sarana dan prasarana pendidikan tidak dapat menunjang proses belajar mengajar karena memang pengadaan sarana dan prasarana yang tidak diperhatikan dengan baik, banyak juga sekolah yang sarana dan prasarana pendidikannya sudah cukup memadai namun karena tidak dilakukan pemeliharaan terhadap fasilitas sekolah tersebut, sarana dan prasarana yang ada menjadi rusak atau tidak dapat digunakan lagi sesuai dengan fungsinya. Bahkan terkadang sarana dan prasarana yang rusak tersebut diabaikan begitu saja tanpa adanya tindak lanjut untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini tentunya akan mempengaruhi atau bahkan menghambat kelancaran kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah. Berdasarkan kondisi tersebut, lembaga pendidikan harusnya mampu mengelola semua sarana dan prasarana yang ada termasuk memeliharanya agar sarana dan prasarana yang ada dapat digunakan sesuai dengan masa manfaat dari barang tersebut.

Selain itu, masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan adalah masalah pemeliharaan. Banyak sekolah yang tidak mampu memelihara dan merawat sarana dan prasarana pendidikan yang ada sehingga sarana dan prasarana tersebut banyak yang rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Kurangnya pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah mengakibatkan sarana

5

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII pasal 42 ayat 1 , h. 31.

6

(18)

dan prasarana tersebut tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar yang ada di sekolah. Kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah disebabkan karena kurangnya kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Kesadaran dan pemahaman yang kurang tersebut dikarenakan karena tidak adanya rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap sarana dan prasarana yang telah dipakai setelah dipakai saat proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, sekolah harus bisa menimbulkan kesadaran dan memberikan pemahaman mengenai betapa pentingnya memelihara sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana adalah dengan memberikan arahan dan penjelasan bagi semua warga sekolah bahwa lebih baik memelihara dan merawat sarana dan prasarana pendidikan dengan baik daripada sekolah harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana yang rusak akibat tidak dipelihara dengan baik.

(19)

teratur maka sarana dan prasarana dapat tahan lebih lama dari segi kuantitas dan kualitasnya sehingga selalu dalam kondisi baik siap pakai.

Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemeliharaan Sarana

dan Prasarana Pendidikan di SMK Negeri 59 Jakarta.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Belum efektifnya kegiatan perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.

2. Kurangnya kesadaran warga sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, siswa dan pegawai sekolah) dalam memelihara sarana dan prasarana pendidikan.

3. Masih rendahnya alokasi dana dari Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.

4. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan belum berdasarkan teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.

5. Kurangnya sumber daya manusia yang ikut serta dalam pemeliharaan sarana dan prasarana.

6. Rendahnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana.

7. Belum adanya Standar Operating Procedure (SOP) kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang baik.

(20)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah yang akan diteliti pada tiga aspek berikut:

1. Perencanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.

2. Teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.

3. Alokasi dana Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.

Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang diteliti adalah hanya sarana dan prasarana pendidikan yang berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar seperti: Gedung, ruang kelas, mebiler, laboratorium dan buku.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta, bagaimana bentuk teknik pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta dna bagaimana pengalokasian dana RAPBS untuk kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMKN 59 Jakarta.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan mengetahui

bagaimana sesungguhnya penerapan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan.

(21)
(22)

9

A. Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana Pendidikan

Sarana dan prasarana adalah salah satu komponen penting dalam sebuah penyelenggaraan pendidikan karena merupakan faktor penunjang proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan di suatu lembaga pendidikan.

Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sarana dan fasilitas mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak didik tentunya dapat belajar dengan lebih baik dan menyenangkan jika sekolah mampu memenuhi kebutuhan belajar dari anak didik itu sendiri.1 Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang harus mendapat perhatian lebih karena merupakan tolok ukur sebuah sekolah sehingga dalam penggunaannya harus selalu ditingkatkan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Oleh karena itu, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan harus dilakukan sebaik mungkin, terutama dalam hal pemeliharaan agar sarana dan prasarana yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan usia sarana dan prasarana itu sendiri. Selanjutnya akan dibahas beberapa pengertian sarana sebagai berikut:

Menurut Agustinus Hermino, “Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah”.2

1

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 183-185

2

(23)

Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa sarana adalah semua peralatan yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.3

Menurut M. Sobry Sutikno, “Sarana pendidikan pada umumnya mencakup semua peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan, seperti: gedung/ruang kelas, alat-alat/media pembelajaran, meja, kursi dan sebagainya”.4

Menurut H. M. Daryanto, “Sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya”.5

Menurut rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien”.6

Ibrahim Bafadal mengemukakan bahwa sarana pendidikan adalah semua perangkat yang digunakan secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah.7

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana adalah semua peralatan, perabot dan fasilitas baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran di sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Contoh sarana pendidikan misalnya seperti; kursi, meja, buku, papan tulis, alat praktik, alat peraga dan sebagainya.

3

Wahyu Sri Ambar. A, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, h. 6-7 4

M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul (Tinjauan Umum dan Islami), (Lombok: Holistica, 2012), Cet. 1, h. 86

5

H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 6, h. 51 6

Daryanto dan Mohammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), Cet. 1, h. 103

7

(24)

2. Pengertian Prasarana Pendidikan

Prasarana secara etimologi (arti kata) adalah alat tidak langsung untuk mencapai tujuan.8 Hamdani menjelaskan bahwa prasarana pendidikan adalah fasilitas yang digunakan secara tidak langsung dalam menunjang proses pengajaran di sekolah, seperti halaman, kebun, taman sekolah dan jalan menuju sekolah.9 Perbedaan mendasar antara pengertian sarana dan prasarana pendidikan sebenarnya terletak pada sifatnya saja. Di mana sarana pendidikan bersifat langsung dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah, sedangkan prasarana bersifat tidak langsung dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Menurut Barnawi dan M. Arifin, “Prasarana pendidikan merupakan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung digunakan untuk menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”.10

Prasarana pendidikan juga didefinisikan sebagai semua perangkat kelengkapan dasar yang digunakan secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.11

Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah semua fasilitas yang digunakan secara tidak langsung dalam proses pendidikan seperti; halaman, taman sekolah dan jalan menuju sekolah.

Berdasarkan pengertian sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sarana dan prasarana pendidikan merupakan semua alat, fasilitas, atau kelengkapan dasar yang digunakan secara langsung dan tidak langsung dalam menunjang terselenggaranya kegiatan belajar mengajar demi mencapai tujuan pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang, meja,

8

Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Press, 2006), h. 91

9

Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Cet. 1, h. 191 10

Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), Cet. 1, h. 48

11

(25)

kursi, papan tulis, alat praktik, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, halaman, taman dan jalan menuju sekolah.

3. Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan

Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis, atau sifatnya, yaitu:

a. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar (PBM), prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air listrik, telepon, serta perabot/mebiler. Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan.12

Prasarana pada pengertian yang telah dijelaskan di atas, memiliki peran yang sifatnya tidak langsung menunjang proses belajar mengajar (PBM). Oleh karena itu prasarana hanya menjadi faktor pendukung dalam proses pendidikan. Sehingga dalam keberadaannya kurang sangat menentukan efektifnya proses belajar mengajar. Namun hal tersebut tidak membuat prasarana tidak diperhatikan dalam proses pengadaannya karena tanpa adanya prasarana pendidikan, proses belajar mengajar yang terjadi akan terhambat mengingat prasarana pendidikan itu sendiri merupakan faktor yang mendukung dan melengkapi sarana pendidikan guna terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Yang termasuk prasarana pendidikan yaitu meliputi gedung/bangunan sekolah (ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, ruang laboratorium, perpustakaan, ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), tempat ibadah, ruang organisasi, gudang, kantin sekolah dan jamban), air, listrik, telepon dan jalan menuju sekolah.

Sedangkan sarana pendidikan berfungsi secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu fungsi kehadirannya sangat menentukan keefektifan kegiatan pembelajaran di sekolah. Misalnya, buku

12

(26)

pelajaran yang digunakan saat kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya buku pelajaran tersebut, maka proses transfer ilmu dari guru ke peserta didik akan kurang optimal. Hal ini tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.

Jika dilihat dari jenisnya, maka sarana dan prasarana pendidikan dikategorikan ke dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut:

b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik.

Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media dan sebagainya.

Fasilitas nonfisik yaitu sesuatu yang bukan benda mati atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang.

Dari penjelasan yang telah dikemukakan di atas, fasilitas yang dimaksud adalah sarana dan prasarana yang digunakan di sekolah, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Fasilitas fisik adalah semua sarana dan prasarana pendidikan yang digunakan sekolah yang berwujud benda mati namun memiliki peran yang penting karena dapat memudahkan suatu kegiatan pendidikan. Misalnya kendaraan yang biasa digunakan untuk transportasi, mesin tulis dan komputer sebagai media yang digunakan untuk praktik kejuruan, perabotan sekolah yang menunjang proses pendidikan, alat peraga yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan model kerangka manusia atau anatomi tubuh manusia yang digunakan saat pembelajaran praktik bidang studi dan lain sebagainya.

Adapun pendapat lain yang mengartikan sarana dan prasarana pendidikan sebagai kebutuhan fisik sekolah. Menurut Tholib Kasan, yang dimaksud dnegan kebutuhan fisik sekolah adalah sebagai berikut:

(27)

4) Gudang, 5) Laboratorium,

6) Instalasi air dan listrik, 7) Jalan,

8) Jembatan, 9) Pagar, 10)Saluran air,

11)Tanah; (tanah kosong, kebun percobaan, taman dan halaman).13

Sedangkan sarana dan prasarana yang dikategorikan ke dalam fasilitas nonfisik yaitu fasilitas yang memiliki peranan yang sama dengan fasilitas fisik, hanya saja tidak berwujud benda mati. Misalnya manusia, dalam hal ini yaitu sumber daya manusia atau guru sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar. Kemudian adalah jasa, yakni kinerja guru itu sendiri dalam mengajar dan memberikan konsultasi kepada siswa yang sedang mengalami permasalahan. Yang terakhir adalah uang, di mana uang sebagai faktor ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan di sekolah, termasuk proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat terealisasikan karena adanyan fungsi uang tersebut.

Sarana dan prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya, yaitu:

c. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas.

1) Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tak habis pakai.

a) Barang habis pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu dan sebagainya.

b) Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap

13

(28)

memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin tik, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.

2) Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air dan sebagainya.14

Sarana dan prasarana yang digunakan di sekolah dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak. Barang yang bergerak ini dapat dipindahtempatkan dan tentunya volume barang tersebut dapat dijangkau oleh penggunanya. Barang bergerak ini terbagi menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai.

Barang habis pakai hanya dapat digunakan dalam jangka waktu yang tidak lama karena volume barang tersebut akan susut pada saat digunakan dan sampai barang tersebut habis nilai gunanya. Yang termasuk dalam barang habis pakai antara lain seperti spidol dan tinta yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan barang tidak habis pakai jangka waktunya lebih lama dibandingkan dengan barang habis pakai, karena volumenya tidak akan susut saat digunakan hanya saja dibutuhkan perawatan secara berkala dan anggaran biaya untuk melakukan perawatan tersebut agar barang tersebut selalu dalam kondisi siap pakai ketika akan digunakan. Yang termasuk dalam kategori barang tidak habis pakai adalah seperti mesin tik, komputer yang digunakan dalam proses pendidikan dan kendaraan sebagai alat transportasi yang digunakan pihak sekolah untuk memudahkan kegiatan pendidikan jika harus dilaksanakan di luar sekolah, media pendidikan dan sebagainya.

Selanjutnya adalah barang tidak bergerak. Barang yang tidak dapat dipindahtempatkan ini dapat berupa prasarana pendidikan yang digunakan untuk menunjang proses pendidikan. Yang termasuk barang tidak bergerak ini yaitu lahan, bangunan/gedung sekolah, air, listrik dan sebagainya.

Sedangkan dilihat dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi: alat pelajaran, alat peraga dan media pendidikan.

14

(29)

Secara singkat ketiga jenis sarana pendidikan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Alat pelajaran

Alat pelajaran adalah alat atau benda yang dipergunakan secara langsung oleh guru maupun murid dalam proses belajar mengajar.15

b. Alat peraga

Alat peraga adalah semua alat bantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda perbuatan dari yang tingkatannya paling konkrit sampai ke yang paling abstrak yang dapat mempermudah pengertian (penyampaian konsep) kepada siswa.16

Dalam proses belajar mengajar, alat peraga sangatlah dibutuhkan karena dengan penggunaan alat peraga tersebut mampu memudahkan peserta didik untuk mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru. Dengan alat peraga maka peserta didik bisa melihat secara langsung contoh atau gambaran konkrit dari teori yang mereka pelajari.

c. Media pendidikan

Kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiahnya berarti pengantar atau perantara. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.17

Selain itu ada juga pendapat lain mengenai pengertian media pendidikan. Media pendidikan adalah segala bentuk saluran pendidikan baik dalam bentuk cetak maupun audio visual yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan pembelaajr sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar. Media pendidikan dapat diklasifikasikan berdasarkan atas media tradisional dan media modern. Contoh dari media tradisional adalah papan tulis, penghapus dan kapur. Sedangkan contoh dari media modern adalah slide dan film.18

Bretz mengidentifikasikan ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok yaitu: suara, visual dan gerak. Sedangkan menurut Gagne, media terbagi menjadi 7 (tujuh) kelompok yaitu: benda untuk didemonstrasikan,

15

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materiil, (Jakarta: Prima Karya, 1987), h. 11 16

Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 10-11 17

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 7

18

(30)

komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar.19

Media pengajaran ada tiga jenis, yaitu visual, audio dan audiovisual.20 1) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan indera

pendengaran (kemampuan suara), seperti radio, cassette recorder, piringan audio.

2) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti film strip, slides, foto, gambar, atau cetakan. Adapula media visual yang menampilkan gambar bergerak seperti film bisu, film kartun. 3) Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan

gambar. Media ini memiliki kemampuan yang lebih baik karena mencakup kedua unsur yang pertama dan kedua.21

Ketiga jenis media pengajaran tersebut dapat digunakan oleh guru untuk lebih memudahkan dalam penyampaian informasi kepada peserta didik. Selain itu, dengan penggunaan media pengajaran tersebut akan lebih menarik minat belajar siswa dalam belajar. Misalnya saat guru menggunakan media audiovisual berupa film terkait dengan materi pelajaran yang sedang diajar. Hal itu tentunya akan membuat peserta didik lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar karena peserta didik dapat menghubungkan secara langsung dengan materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, media pengajaran haruslah dimanfaatkan seoptimal mungkin agar proses belajar mengajar yang terjadi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat terealisasikan sebagaimana sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:

19

Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. 4, h. 20

20

Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 50 21

(31)

1. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti: ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.

2. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya: ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.22

Selain itu, ada juga pendapat lain mengenai prasarana pendidikan. Yang termasuk dalam prasarana pendidikan adalah seperti tanah, halaman, pagar, gedung/bangunan sekolah serta alat perabot/mebeler dan bangunan infrastruktur. Infrastruktur adalah prasarana lingkungan sekolah untuk melengkapi gedung sekolah agar sekolah menjadi aman, nyaman dan sehat. Infrastruktur yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut:

a) Jalan, gorong-gorong dan jembatan; b) Jaringan listrik dan telepon;

c) Jaringan air bersih; d) Sumur gali.23

4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, inventarisasi, penyimpanan, pemeliharaan, penggunaan dan penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan dan perabot sekolah secara tepat guna dan tepat sasaran.24

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan

22

Daryanto dan Mohammad Farid, Op.Cit, h. 108 23

Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 11 24

(32)

sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda pendidikan agar selalu dalam kondisi siap pakai saat PBM.25

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana secara efektif dan efisien.

Menurut Agustinus Hermino, proses manajemen sarana dan prasarana sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pengadaan b) Pendistribusian

c) Penggunaan dan pemeliharaan d) Inventarisasi

e) Penghapusan26

Dengan demikian, Agustinus Hermino menyebutkan adanya 5 proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

Berbeda dengan Agustinus, Barnawi & M. Arifin menjelaskan bahwa proses-proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

a) Perencanaan b) Pengadaan c) Pengaturan d) Penggunaan e) Penghapusan27

Sedangkan menurut Ary H. Gunawan, secara kronologis-operasional kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi:

a) Perencanaan Pengadaan Barang b) Prakualifikasi Rekanan

c) Pengadaan Barang

d) Penyimpanan, Inventarisasi, Penyaluran e) Pemeliharaan, Rehabilitasi

25

Mulyono, Manajemen Administrasi&Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), Cet. 1, h. 184

26

Agustinus Hermino, Op. Cit, h. 180 27

(33)

f) Penghapusan dan Penyingkiran g) Pengendalian28

Wahyu Sri Ambar Arum menjelaskan bahwa kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi:

a) Perencanaan b) Pengadaan c) Penyimpanan d) Inventarisasi e) Pemeliharaan f) Penataan

g) Penggunaan dan Pembuatan h) Penghapusan

i) Pengawasan dan Pengendalian

Dengan demikian, kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan menurut Ary H. Gunawan ada 7 proses. Sedangkan menurut Wahyu Sri Ambar Arum terdapat 9 proses dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Secara garis besar, proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang mereka kemukakan sama, hanya bedanya Ary H. Gunawan menyebutkan proses prakualifikasi rekanan. Menurut Ary H. Gunawan, prakualifikasi rekanan dianggap penting untuk menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, seperti penyalahgunaan, spekulasi, manipulasi, serta perbuatan-perbuatan negatif lainnya.

Dari empat pendapat mengenai proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa proses manajemen sarana dan prasarana pendidikan harus dimulai dengan proses perencanaan. Dengan perencanaan, maka kita dapat memulai dan melaksanakan suatu program dengan sistematis. Dari penjelasan mengenai proses manajemen sarana dan prasarana tersebut, maka penulis berpendapat sama dengan yang dikemukakan oleh Wahyu Sri Arum Ambar bahwa proses manajemen sarana dan prasarana

28

(34)

pendidikan meliputi: 1) Perencanaan, 2) Pengadaan, 3) Penyimpanan, 4) Inventarisasi, 5) Pemeliharaan, 6) Penataan, 7) Penggunaan dan Pembuatan, 8) Penghapusan dan 9) Pengawasan dan Pengendalian. Adapun penjelasan dari masing-masing proses tersebut adalah sebagia berikut:

1) Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Perencanaan berasal dari kata dasar rencana yang artinya rancangan yang dilakukan pada masa depan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.29

Menurut Ibrahim Bafadal, perencanaan perlengkapan pendidikan adalah suatu proses menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.30

Berdasarkan beberapa pengertian perencanaan tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa perencanaan sarana dan prasarana adalah keseluruhan rancangan mengenai pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan fasilitas sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun tujuan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya karena perencanaan dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan dan skala prioritas.31

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi, baik perseorangan maupun kelompok. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana tahunan yang mencakup bidang-bidang sebagai berikut:

29

Barnawi dan M. Arifin, Op. Cit, h. 51 30

Ibrahim Bafadal, Op. Cit, h. 26 31

(35)

a) Program pengajaran, seperti kebutuhan tenaga guru, pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku, alat pelajaran dan alat peraga, dll. b) Kesiswaan, antara lain prosedur penerimaan siswa baru, pembagian

kelas, bimbingan dan konseling, pelayanan kesehatan, dll.

c) Kepegawaian, seperti penerimaan dan penempatan guru, usaha kesejahteraan guru, mutasi atau promosi guru dan pegawai sekolah, dll.

d) Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan baik yang bersumber dari pemerintah atau sumber lainnya.

e) Perlengkapan, seperti rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang kelas, perbaikan lapangan olahraga, pengadaan bangku murid dan sebagainya.32

2) Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan adalah segala kegiatan dalam menyediakan semua kebutuhan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pengadaan ini tentunya tidak terlepas dari proses perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya baik mengenai jumlah maupun jenisnya.

Fungsi pengadaan sendiri adalah untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat dan waktu yang dikehendaki.33

Pengadaan yang dilakukan meliputi pengadaan seperti berikut: 1. Pengadaan tanah;

2. Pengadaan bangunan; 3. Pengadaan perabot;

4. Pengadaan kendaraan atau alat taransportasi;

5. Pengadaan sarana pendidikan, alat-alat kantor dan alat tulis kantor.34

32

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 15, h. 107

33

Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 46-47 34

(36)

Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, tentunya harus menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah yang telah dirumuskan dalam perencanaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan untuk menghindari sekolah membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga semua barang yang dibeli adalah memang yang benar-benar dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar serta meminimalisir pengeluaran yang tidak diperlukan.

3) Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penyimpanan sarana pendidikan adalah kegiatan simpan menyimpan suatu barang-barang sekolah baik dalam keadaan baru maupun rusak yang dilakukan oleh orang yang ditunjuk atau ditugaskan oleh suatu lembaga pendidikan.

Aspek yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah aspek fisik dan aspek administratif. Aspek fisik yaitu wadah yang diperlukan untuk menampung barang negara yang berasal dari pengadaan yang biasanya disebut dengan gudang. Sedangkan aspek administratif adalah hal-hal yang diperlukan untuk mendukung kegiatan penyimpanan seperti bendaharawan kepala gudang, urusan penerimaan, urusan pengeluaran dan urusan penyimpanan dan pemeliharaan.35

Dalam proses penyimpanan ini, semua barang yang disimpan harus diletakkan di tempat yang aman dan lokasi penyimpanannya mudah dijangkau. Diletakkan di tempat aman agar terhindar dari tindak pencurian jika barang yang disimpan adalah barang yang berharga seperti komputer sekolah. Lokasi yang mudah dijangkau dimaksudkan agar jika sewaktu-waktu barang yang disimpan dibutuhkan kembali, maka dapat diambil dengan mudah dan terjangkau oleh yang membutuhkan.

35

(37)

4) Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun daftar barang-barang yang ada dengan teratur berdasarkan ketentuan yang berlaku. Inventarisasi dilakukan dengan menggunakan klasifikasi dan pemberian kode barang untuk memudahkan dalam mencatat dan mencaritemukan kembali barang tertentu jika suatu waktu dibutuhkan.

Kegiatan wajib yang dilakukan dalam pelaksanaan inventarisasi adalah:

a) Mencatat semua barang inventaris di dalam “Buku Induk Inventaris” dan buku pembantu “Buku Golongan Inventaris”.

b) Memberikan koding pada barang-barang yang diinventarisasikan.

c) Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang. d) Membuat daftar isian/format inventaris.

e) Membuat daftar rekapitulasi tahunan.36

Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik negara atau swasta. Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur dan berkelanjutan dapat berfungsi untuk:

a) Menyediakan data dan informasi untuk menentukan dan menyusun rencana kebutuhan barang.

b) Memberikan data dan informasi sebagai pedoman pengarahan pengadaan barang.

c) Memberikan data dan informasi sebagai pedoman penyaluran barang.

d) Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang sebagai pedoman penghapusan barang.

e) Memberikan data dan informasi untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian barang.37

36

Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 141 37

(38)

5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan perlengkapan adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terus menerus agar setiap jenis barang berada dalam kondisi siap pakai. Kegiatan pemeliharaan itu sendiri dibedakan berdasarkan kurun waktunya dan keadaan barangnya. Berdasarkan kurun waktu, pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala. Sedangkan berdasarkan keadaan barangnya, pemeliharaan dibedakan menjadi dua, yaitu pemeliharaan barang habis pakai, pemeliharaan barang tidak habis pakai.38

Berkaitan dengan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, idealnya semua sarana dan prasarana pendidikan di sekolah selalu dalam kondisi siap pakai jika akan digunakan. Secara garis besar, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan sebagai berikut;

a) Melakukan pencegahan kerusakan;

b) Menyimpan, disimpan di ruang/rak agar terhindar dari kerusakan; c) Membersihkan dari kotoran/debu atau uap air;

d) Memeriksa kondisi sarana dan prasarana secara rutin; e) Mengganti komponen-komponen yang rusak;

f) Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sarana atau prasarana pendidikan.39

6) Penataan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penataan sarana dan prasarana pendidikan dibagi menjadi 4 (empat) yaitu sebagai berikut:

a) Penataan Barang Bergerak

Yaitu pengaturan barang-barang yang dapat dipindahkan dari penempatan sebelumnya, seperti perabot kantor, meja, kursi, lemari, dsb.

b) Penataan Barang Tidak Bergerak

38

Piet Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), cet. 1, h. 195-196

39

(39)

Yaitu menata barang-barang yang tidak dapat dipindahkan, seperti tanah, halaman, gedung, lapangan, dll. Karena tidak dapat dipindahkan, maka sebelum dibangun, dilakukan perencanaan yang matang terlebih dahulu agar tidak terjadi perbaikan yang menimbulkan pemborosan dana.

c) Penataan Barang Bergerak Habis Pakai

Yaitu penataan terhadap barang-barang yang tidak tahan lama, cepat susut dan habis setelah digunakan, seperti kertas, kapur, spidol, pensil, tinta spidol, dll.

d) Penataan Barang Bergerak Tidak Habis Pakai

Yaitu dengan cara mengatur barang yang ada dengan diberikan nomor dan kode pada barang tersebut sesuai dengan kode yang berlaku. Sarana dan prasarana pendidikan hendaknya ditata sedemikian rupa untuk memudahkan dalam melakukan inventaris dan penggunaan serta indah dilihat.40

7) Penggunaan dan Pembuatan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penggunaan fasilitas pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan fasilitas sekolah, maka diberikan tanggung jawab untuk menyusun kegiatan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah.

Dalam penggunaan fasilitas sekolah, semua pihak yang berkepentingan memiliki tanggung jawab bersama dalam penggunaan fasilitas sekolah tersebut. Hal tersebut berarti bahwa semua pengguna fasilitas sekolah harus mempertanggungjawabkan pemakaian fasilitas sekolah dengan baik dan tidak merusak fasilitas yang ada.41

40

Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 125-127 41

(40)

8) Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penghapusan perlengkapan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga milik negara) dari daftar inventaris dengan cara yang telah diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan perlengkapan bertujuan untuk:

a) Mencegah kerugian yang lebih besar sebagai akibat untuk pemeliharaan atau perbaikan perlengkapan yang rusak;

b) Mencegah pemborosan biaya pengamanan;

c) Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan;

d) Meringankan beban inventarisasi.

Sarana dan prasarana yang akan dihapus harus memenuhi syarat-syarat penghapusan sebagai berikut:

a) Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat digunakan lagi; b) Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan;

c) Kuno, penggunaannya tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman;

d) Terkena larangan;

e) Mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang; f) Biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan penggunaannya; g) Berlebihan;

h) Dicuri;

i) Diselewengkan;

j) Terbakar atau musnah akibat bencana alam.42

9) Pengawasan dan Pengendalian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengawasan adalah pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap manajemen fasilitas yang di dalamnya mencakup kegiatan perencanaan dan penggunaan fasilitas.43

Pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan yang diperoleh efisien dan efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pengawasan dapat dilakukan melalui lima cara, yaitu sebagai berikut:

a) Pengawasan Langsung

(41)

b) Pengawasan Tidak Langsung

Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh petugas pengawasan secara formal yang bertindak atas nama organisasinya.

c) Pengawasan Informal

Yaitu pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan.

d) Pengawasan Administratif

Yaitu pengawasan yang meliputi bidang keuangan, kepegawaian dan material.

e) Pengawasan Teknis

Yaitu pengawasan terhadap hal-hal yang bersifat fisik.44

Seluruh kegiatan manajemen sarana dan prasarana tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa adanya pengendalian. Artinya, setiap kegiatan masing-masing tidak terlepas dari monitoring. Namun demikian, pengendalian bukan merupakan suatu pengaturan yang kaku dan membatasi ruang gerak masing-masing fungsi pengelolaan, tetapi agar terjalin koordinasi bagi seluruh fungsi pengelolaan administrasi, sehingga pemborosan tenaga, waktu dan biaya dapat dihindarkan.45

B. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Hakikat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan pengurusan dan pengaturan sarana dan prasarana agar selalu dalam kondisi baik dan siap digunakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan mencakup daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik.46

44

Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 171-172 45

Ary H. Gunawan, Op. Cit, h. 153 46

(42)

Wahyuningrum menjelaskan bahwa pemeliharaan perlengkapan adalah suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan siap pakai.47

Menurut Wahyu Sri Ambar Arum pemeliharaan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan daru kerusakan suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hati dalam menggunakannya.48

Pada hakikatnya, sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas penunjang dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, dalam penggunaan sarana dan prasarana tersebut ketika proses belajar mengajar berlangsung, harus digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak mengurangi nilai guna dan usia pemakaian dari sarana dan prasarana tersebut. Untuk melaksanakan hal tersebut, dibutuhkan kegiatan pengelolaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan oleh sekolah agar semua fasilitas yang dimiliki oleh sekolah terjaga dengan baik. Di samping itu, hal yang perlu mendapat perhatian agar semua sarana dan prasarana sekolah selalu dalam kondisi baik dan siap pakai adalah masalah pemeliharaan. Jika sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah terpelihara dengan baik dan dilakukan pemeliharaan secara berkala, maka sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam kondisi baik dan siap pakai serta semua personel sekolah dapat menjalankan tugasnya masing-masing tanpa adanya suatu hambatan, sehingga tidak ada sarana dan prasarana pendidikan yang rusak dan menghambat kelancaran proses pendidikan di sekolah.

47

Daryanto dan Mohammad Farid, Op. Cit, h. 124 48

(43)

2. Tujuan dan Manfaat Pemeliharaan Sarana dan Prasarana a. Tujuan Pemeliharaan

Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut:

1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya).

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi atau jasa.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.

4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan alat tersebut.49

Selain itu, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan juga bertujuan agar kekayaan yang besar nilainya itu memperoleh pengamanan yang baik.50

b. Manfaat Pemeliharaan

Pemeliharaan yang baik akan memberikan manfaat yang baik untuk negara maupun untuk pegawai yang menangani peralatan tersebut. Manfaat bagi negara, yaitu:

1) Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat. 2) Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan

yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin. 3) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih

terkontrol sehingga menghindar kehilangan.

4) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang,

5) Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

Sedangkan manfaat bagi pegawai adalah untuk memudahkan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.51

49

Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 106 50

(44)

3. Macam-macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pemeliharaan terdiri dari 5 macam, yakni sebagai berikut:

a) Pemeliharaan darurat yaitu pemeliharaan tidak terencana. Pemeliharaan ini dilakukan karena telah mengabaikan pemelihaaan pencegahan. Misalnya, genteng sekolah yang tidak pernah diperbaiki dan dibiarkan bocor, saat tiba-tiba hujan datang maka akan membanjiri ruangan. Akibatnya ruangan tidak dapat dipakai, sehingga harus diperbaiki secara mendadak karena kalau tidak diperbaiki, maka akan merusak benda yang lainnya.

b) Pemeliharaan korektif. Pemeliharaan ini dilakukan sesuai dengan usia alat. Contoh: suatu alat hanya dapat digunakan selama 2 tahun. Ketika usia pemakaian alat tersebut sudah habis atau lebih dari waktunya, maka alat tersebut harus diperbaharui.

c) Pemeliharaan pencegahan. Pemeliharaan ini sering disebut dengan pemeliharaan terencana. Artinya, pemeliharaan yang dilakukan sudah direncanakan sebelumnya dan biasanya bersifat terjadwal. d) Perawatan yang dilakukan secara berkala atau terus menerus. e) Penggantian ringan yang dilakukan karena adanya kerusakan kecil.52

4. Proses Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pemeliharaan dilakukan khusus terhadap barang inventaris yang sedang dalam pemakaian tanpa mengubah bentuk aslinya. Pemeliharaan dilakukan agar setiap barang selalu dalam kondisi siap pakai dan dapat digunakan sesuai dengan fungsinya tanpa adanya hambatan. Ditinjau dari segi waktu pemeliharaan dapat dibagi menjadi:

a) Berdasarkan kurun waktu

Pemeliharaan menurut kurun waktu dapat dilakukan secara: 1. Pemeliharaan sehari-hari

2. Pemeliharaan berkala

51

Wahyu Sri Ambar. A, Op. Cit, h. 106 52

(45)

b) Berdasarkan usia barang

1. Usia barang secara fisik

2. Usia barang secara administratif 3. Pemeliharaan dalam aspek hukum

c) Berdasarkan segi penggunaan

Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya untuk menghindari dari terjadinya kerusakan. Misalnya, komputer yang ada digunakan untuk keperluan kantor, bukan untuk keperluan individual atau lainnya. Penggunaan barang pada umumnya dibedakan pada dua hal yakni memperlakukan dan menjalankan.

Memperlakukan adalah suatu metode untuk menggunakan barang secara langsung atau tidak, yang dipengaruhi oleh selera pribadi pemakai barang. Sedangkan menjalankan adalah pengertian secara khusus yang diterapkan pada barang yang struktur intern fisiknya ada yang bergerak dan barang itu seluruhnya bergerak.

d) Berdasarkan keadaan barang

Pemeliharaan menurut keadaan barang dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak habis pakai (tahan lama).

1. Pemeliharaan barang habis pakai 2. Pemeliharaan barang tahan lama

Barang tahan lama dapat dikelompokkan menjadi: a) Mesin-mesin

b) Kendaraan.

c) Alat-alat Elektronika d) Buku-buku

e) Mebiler

Gambar

Tabel 3.4  Pedoman Wawancara
Tabel 3.5  Pedoman Wawancara  Kepala Laboratorium

Referensi

Dokumen terkait

Hambatan yang di Alami Sekolah dalam Pengelolaan Administrasi Sarana dan Prasarana di SDN Temas 02 Batu ... Solusi Pemecahan Masalah dalam Pengelolaan Administrasi Sarana

Pengelolaan fasilitas belajar merupakan keseluruhan proses perencanaan pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan

program dalam rangka pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana menuju sekolah bertaraf nasional, mulai dari proses pengadaan sarana dan prasarana, pembenahan

Sarana dan prasarana juga dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah suatu perangkat atau fasilitas atau perlengkapan dasar yang secara langsung maupun

Manajemen sarana dan prasarana adalah suatau kegiatan yang dilakukan mulai dari perencanaan, sampai penghapusan terhadap sarana prasrana yang ada disekolah

(3) Pencatatan inventarisasi sarana dan prasarana merupakan tahapan pertama dalam prosedur inventarisasi sarana prasarana yang dilakukan oleh SMP Negeri 255 Jakarta

Pendidikan akan berhasil jika diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga peserta

dalam memanajemen sarana dan prasarana pendidikan terdapat kekurangan dalam manajemen yaitu kurangnya sarana prasarana yang dibutuhkan peserta didik dalam proses belajar dan