• Tidak ada hasil yang ditemukan

Straregi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang Dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat Di Kota Tangerang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Straregi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang Dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat Di Kota Tangerang)"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh :

BUSTOMI ARIPIN

NIM: 1111051000082

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

Gambar 4.1. Kegiatan School CampaignVolunteer Earth Hour Tangerang ... 75

Gambar 4.2. Kegiatan Rampok Plastik Earth Hour Tangerang ... 78

Gambar 4.3. Kegiatan Selebrasi Switch Off Earth Hour Tangerang ... 80

Gambar 4.4. Kegiatan Fun Tree Fanting Earth Hour Tangerang ... 82

(6)

vi Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya dan . Shalawat beserta salam tak luput kepada risalah-Nya Nabi Muhammad SAW yang telah menyempurnakan akhlak mulia manusia di dunia, sehingga saya dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan judul “STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF VOLUNTEER

EARTH HOUR TANGERANG DALAM HEMAT ENERGI (STUDI KASUS MASYARAKAT DI KOTA TANGERANG)”. Saya ucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moral maupun materi, khususnya pada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku Ketua dan Seketaris jurusan

komunikasi penyiaran islam.

3. Fita Fathurokhmah, SS, M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia memberi masukan dan nasihat yang bermanfaat serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

4. Segenap bapak/ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih telah mengajari penulis dalam memberikan ilmunya, mohon maaf bila dalam proses perkuliahan ada sikap penulis yang kurang berkenan di hati bapak/ ibu, penulis harapkan doa dari bapak/ ibu, semoga ilmu yang diberikan menuai keberkahan.

(7)

vi

7. Bapak ustadz Murdani Syafei dan Ibu Siti Aminah yang telah menjadi orang tua yang sabar dan tabah dalam mendidik anakmu ini.

8. Kakak Bambang Hariadi, Nur Khoirul Bahri, Adik Muhammad Soleh Ainul Yaqin, Muhamad Imam Haqiqi, lima bersaudara yang seru, terima kasih telah menjadi bagian hidupku yang tak terpisahkan.

9. Nurul Hanani yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam hidupku ini.

10.Teman-teman kelasku KPI C, kawan-kawan KPI lainnya serta temanku diluar anak KPI yang telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hariku di kampus.

11.Semua teman, sahabat, keluarga dan orang-orang yang aku sayangi dan cintai yang telah menjadi bagian hidupku yang terpisahkan dan tak terpisahkan, terima kasih atas segalanya.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis miliki dalam menyajikan skripsi ini, mudah-mudahan dapat memberikan nilai manfaat khususnya bagi penulis maupun bagi pembaca sekalian, sehingga apa yang penulis lakukan ini dapat menjadi suatu amalan kebaikan dalam bidang dakwah di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta maupun sebagai amalan di sisi Allah SWT. Amin.

Jakarta, 10 Agustus 2016

(8)

v

Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang)

Isu lingkungan hidup, kini bukan hanya menjadi isu lokal maupun nasional lagi, melainkan sudah menjadi tugas bagi seluruh negara di dunia untuk memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup. Earth Hour merupakan gerakan peduli lingkungan yang digawangin anak-anak muda. Dalam pelaksanaannya

yang sudah menyebar ke 33 kota ini mereka memiliki program kerja demi mengajak masyarakat luas untuk penghematan energi.

Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan penelitian adalah bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat energi di masyarakat kota Tangerang? Mengapa Volunteer Earth Hour Tangerang memengaruhi masyarakat kota Tangerang dalam hemat energi?

Teori yang digunakan adalah teori komunikasi persuasif didalam teori Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach terdiri dari psikodinamika, sosio

kultural, dan the meaning construction. Dengan pendekatan yang berbeda, psikodinamika lebih kepada pengetahuan yang ditanamkan dengan kedekatan emosional, sosio kultural mengenai faktor lingkungan memengaruhi perilaku, serta the meaning construction mengenai strategi pemahaman atas suatu hal.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus dengan menjabarkan data ke dalam tulisan yang mendalam dan terstruktur. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan penulis

mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

Dalam strategi psikodinamika strateginya adalah melibatkan emosi untuk melihat fenomena lingkungan. Strategi sosio kultural memanfaatkan faktor lingkungan, yaitu kedekatan volunteer dengan teman atau keluarganya untuk menyebarkan kesadaran penghematan energi. Strategi the meaning construction lebih kepada kampanye langsung yang dilakukan oleh volunteer demi tercapainya tujuan masyarakat hemat energi. Earth Hour Tangerang juga memiliki beberapa program kerja dengan tujuan menularkan kebiasaan hemat energi bagi orang banyak.

(9)

viii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 8

1. Paradigma Penelitian ... 8

2. Pendekatan Penulisan ... 9

3. Metode Penelitian ... 10

4. Waktu dan Tempat Penelitian ... 11

5. Subjek dan Objek Penelitian ... 11

6. Sumber Data ... 11

(10)

ix

F. Tinjauan Pustaka ... 16

G. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II LANDASAN TEORI & KERANGKA KONSEPTUAL A. Teori Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach ... 20

1. Strategi Psikodinamika ... 20

2. Strategi Persuasi Sosio Kultural ... 23

3. Strategi The Meaning Construction ... 25

B. Volunteer Dalam Organisasi ... 26

C. Komunikasi Persuasif ... 30

D. Hemat Energi ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM EARTH HOUR TANGERANG A. Sejarah Berdiri Earth Hour Tangerang ... 34

B. Logo ... 35

C. Visi dan Misi... 36

D. Kegiatan Earth Hour Tangerang ... 37

E. Struktur Kepengurusan Earth Hour Tangerang 2015-2016 ... 39

F. Gambaran Umum Earth Hour ... 41

G. Ilustrasi Mudah Earth Hour ... 42

H. Gambaran Earth Hour Solo... 43

(11)

x

J. Tujuan kampanye Earth Hour Indonesia ... 45

K. Tema Earth Hour ... 47

BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN A. Strategi Komunikasi Persuasif Yang Digunakan Volunteer Earth Hour Tangerang. ... 50

B. Program Kerja Earth Hour Tangerang ... 73

C. Tujuan Volunteer Earth Hour Tangerang ... 90

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA... 97

(12)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dunia modern dengan meningkatnya penduduk tentu berdampak pada

penggunaan energi yamg lebih besar sesuai dengan kebutuhan manusia.

Penggunaan energi secara berlebihan memang sering dilakukan tanpa

disadari oleh masyarakat modern ini.

Manusia ingin hidup tanpa bersusah payah, merupakan alasan yang

paling susah dihilangkan dari masing-masing masyarakat modern, misalnya

dalam menggunakan eskalator atau lift yang membutuhkan energi listrik

dengan sekala besar.

Isu lingkungan hidup kini bukan hanya menjadi isu lokal maupun

nasional lagi, melainkan sudah menjadi tugas bagi seluruh negara di dunia

untuk memperbaiki dan melestarikan lingkungan hidup. Penggunaan bahan

bakar fosil, pemborosan energi, penebangan hutan, berbagai polusi

merupakan sebagian hal yang menyebabkan bumi menjadi tidak sehat lagi

keadaannya, hal ini menyebabkan berbagai kerusakan di bumi dan

lingkungan, seperti timbulnya efek rumah kaca, pemanasan global,

perubahan iklim, hujan asam, dan lain sebagainya.

Perilaku mengenai hemat energi mulai banyak didukung oleh kaum

muda yang bergerak aktif dalam hemat energi, tenaga kaum muda

(13)

diperlukan strategi yang potensial untuk memotivasi kaum muda dalam

memberikan kontribusi pada gerakan hemat energi dan meningkatkan fokus

pada membangun kesadaran atas hemat energi.

Komitmen dalam hemat energi banyak pihak yang berperan aktif

untuk menjaga lingkungan hidup, seperti World Wide Found For Nature

(WWF), Greenpeace, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dan ada juga

gerakan yang berbasis komunitas yang concern pada isu lingkungan hidup

seperti Indonesia Berkebun, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, serta

Earth Hour.

Gerakan lingkungan hidup dari beberapa banyak gerakan salah

satunya adalah Earth Hour. Earth Hour adalah sebuah kegiatan global

untuk melakukan penghematan energi dengan mematikan listrik selama 60

menit dibawah naungan WWF bidang perubahan iklim. Earth Hour sendiri

merupakan sebuah gerakan yang berbasis volunteer.

Perkembangan Earth Hour sangat cepat, hingga saat ini ada 33 kota di

Indonesia yang turut berpartisipasi dalam gerakan Earth Hour. Seperti

Jakarta, Medan, Aceh, Solo, Jogjakarta, Tangerang dan lain sebagainya.

Kelompok masyarakat, komunitas, media massa, korporasi, dan

pemerintahan kota pun turut mendukung Earth Hour. Pertumbuhan Earth

Hour di Indonesia didukung dengan adanya sosial media seperti twitter,

blog, youtube, facebook sampai instagram. Selain itu, Earth Hour tak hanya

concern pada kegiatan lingkungan hidup melainkan juga mengajak

(14)

Gerakan hemat energi Earth Hour di kota-kota besar Indonesia, salah

satunya adalah Earth Hour Tangerang. Earth Hour Tangerang adalah sebuah

gerakan yang berperan aktif dalam mengajak masyrakat untuk hemat energi

di Kota Tangerang, Earth Hour Tangerang mengajak masyarkat kota

Tangerang untuk sadar akan pentingnya energi, dengan cara mempersuasi

masyarakat dalam hemat energi dan membuat program serta menulis artikel

-artikel yang dimuat di situs resmi Earth Hour Tangerang serta sosial media

yang bertujuan mengajak masyarakat untuk hemat energi.

Indonesia mengkonsumsi listrik sebesar 23% terfokus di DKI Jakarta

dan Tangerang. Penulis memilih Kota Tangerang karena kota Tangerang

adalah kota industri dan kota perdagangan yang sedang berkembang. Earth

Hour Tangerang memiliki perbedaan dengan Earth Hour kota-kota lainnya

yang berada di Indonesia, Earth Hour Tangerang memiliki program School

Campaign yang membedakan dengan Earth Hour lainnya.

Setelah 5 tahun Earth Hour berjalan di kota Tangerang, setidaknya

sudah ada 1000 volunteers yang mendaftarkan diri untuk turut mengajak

masyarakat dalam hemat energi, selain melancarkan aksi kampanye melalui

para volunteer dan acara 60+nya, Earth Hour Tangerang juga terus

mengkampanyekan hemat energi melalui berbagai media dan cara. Seperti

mengadakan talkshow yang bertemakan lingkungan dan pesan penghematan

energi, kunjungan ke sekolah, mall, dan berbagai corporate, serta

pembuatan merchandise dengan tema lingkungan.

(15)

energi melalui para volunteer, Earth Hour Tangerang menempatkan seluruh

volunteernya menjadi tonggak komunikator dalam mengajak masyarakat

hemat energi. Volunteer dikordinir oleh seorang kordinator dalam sebuah

bidang. Jadi kordinator bidang membawahi beberapa volunteer dan para

kordinator ini sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari Earth Hour

Indonesia yang bernama KUMBANG (Kumpul Belajar Bareng). Volunteer

Earth Hour Tangerang memiliki kompetensi yang cukup untuk menjadi

seorang komunikator hemat energi.

Volunteer Earth Hour Tangerang telah mendapatkan pelatihan dan

diskusi mengenai gerakan Earth Hour, pesan hemat energi, dan juga

kemampuan public speaking. Tugas para volunteer salah satunya adalah

dengan strategi komunikasi persuasif kepada masyarakat kota Tangerang

agar masyakat sadar akan pentingnya hemat energi.

Dari berbagai macam komunikasi, salah satu yang sangat berpengaruh

yaitu komunikasi persuasif yang di definisikan sebagai komunikasi manusia

yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha keyakinan,

nilai, atau sikap mereka.

Menurut Ronald L. Applbaum dan Karl W. E. Anathol, persuasi adalah

komunikasi yang kompleks, ketika individu atau kelompok mengungkapkan

pesan (sengaja atau tidak sengaja) melalui cara verbal atau nonverbal untuk

memperoleh respon tertentu dari individu atau kelompok lain. Sedangkan

Bettinghous mengartikan persuasif sebagai komunikasi manusia yang

(16)

atau sikap mereka. Noyhstine membatasi persuasif sebagai sikap uasaha

untuk mempengaruhi tindakan atau penilaian oranglain dengan cara

berbicara atau menulis kepada orang lain. Jadi, komunikasi persuasif dapat

dipahami sebagai suatu proses mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku

orang lain secara verbal maupun non verbal.1

Strategi komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara

perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk

mencapai suatu tujuan, yakni mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku

seseorang atau audiens.

Strategi yang dibuat, harus mencerminkan operasional taktis. Jadi,

yang harus ditentukan adalah siapa sasaran kita, apa pesan yang akan

disampaikan, mengapa harus disampaikan, dimana lokasi penyampaian, di

mana lokasi penyampaian pesan tadi, serta apakah waktu yang digunakan

cukup tepat.2

Kesadaran masyarakat untuk berhemat dalam pemakaian energi

sangatlah penting untuk melindungi bumi dan melestarikannya, dalam

firman Allah SWT surat Al An‟am surat ke-6 ayat 141.

نيفرْسمْلٱ بحي َ ۥهنإ ۚ ۟آوفرْست َو

Artinya: “Janganlah berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS Al An‟am [6]: 141).

Sikap berhemat energi merupakan perilaku yang sangat baik dalam

kehidupan.

Membangun kesadaran masyarakat untuk berhemat energi memang

1 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 154 -155.

(17)

sulit, dengan melihat masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki

kesadaran dalam melakukan hemat energi, hal inilah yang menjadi

tantangan bagi setiap komunitas lingkungan hidup yang ada di Indonesia

untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat betapa pentingnya

berhemat energi, salah satu komunitas yang berperan aktif dalam

konsentrasi hamat energi yaitu Earth Hour. Menyatukan masyarakat dari

seluruh dunia untuk merayakan komitmen gaya hidup hemat energi dengan

cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak dipakai selama

1 jam. Earth Hour bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi

bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian

dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan, dimulai dengan langkah

awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai

sebagai komitmen hemat energi untuk Bumi, dan juga merupakan

momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang

sudah dilakukan.3

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis meneliti

mengenai: “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour

Tangerang Dalam Hemat Energi (Studi kasus Masyarakat di Kota

Tangerang)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah pada strategi

komunikasi persuasif volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi.

3 Earth Hour, “tentang Earth Hour”, diakses dari http://earthhour.wwf.or.id/f

-a-q/, pada

(18)

Indonesia mengkonsumsi listrik 23% terfokus di DKI Jakarta dan

Tangerang. Penulis memilih Kota Tangerang karena kota Tangerang adalah

daerah penyangga (Buffer Zone) ibu kota Jakarta yang menjadi salah satu

zona industri terpenting. Earth Hour Tangerang terkenal dengan street

campaign, itu yang membedakan Earth Hour Tangerang dengan Earth Hour

lainnya. Pembatasan ini dilakukan agar penelitian menjadi lebih fokus,

terarah dan mempermudah dalam proses pencarian data, selain itu

pembatasan masalah ini berguna untuk menghindari perluasan pembahasan

yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang akan di teliti.

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi acuan dalam penulisan

ini adalah:

1. Bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer

Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat energi di masyarakat

kota Tangerang?

2. Apa Program Kerja Earth Hour Tangerang dalam memengaruhi hemat

energi di masyarakat kota Tangerang?

3. Mengapa Volunteer Earth Hour Tangerang memengaruhi masyrakat

kota Tangerang dalam hemat energi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan ini

adalah:

1. Untuk memahami dan mengkaji Strategi komunikasi Persuasif

(19)

masyarakat Kota Tangerang.

2. Untuk mengetahui tujuan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam

memengaruhi sebuah gerakan individu ataupun kelompok dengan

menularkan kebiasaan Earth Hour Tangerang kepada masyarkat kota

Tangerang.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini dapat diharapkan akan dapat diperoleh

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur ilmiah ataupun

bahan rujukan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian yang

berkaitan dengan startegi komunikasi persuasif.

Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan

penulis maupun mahasiswa lainnya mengenai strategi komunikasi persuasif.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah masukan bagi

Earth Hour Tangerang dalam menjalankan komunikasi yang efektif

pada masyarakat di Kota Tangerang.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

Volunteer Earth Hour Tangerang dan sekaligus Volunteer Earth Hour

Indonesia dalam mempersuasi hemat energi di masyarakat Nusantara.

E. Metodologi Penelitian

(20)

Penulis menggunakan paradigma kontruktivis, paradigma

kontruktivis meneguhkan asumsi bahwa individu-individu selalu

berusaha memahami dunia dimana mereka hidup dan bekerja. Mereka

mengembangkan makna-makna subjektif atas pengalaman-pengalaman

mereka, makna-makna yang diarahkan pada objek-objek atau benda

-benda tertentu. Makna-makna ini pun cukup banyak dan beragam

sehingga penulis dituntut untuk lebih mencari kompleksitas pandangan

-pandangan ketimbang mempersempit makna-makna menjadi sejumlah

kategori dan gagasan. Penulis berusaha mengandalkan sebanyak

mungkin pandangan partisipan tentang situasi yang tengah diteliti.4

Penelitian kontruktivis digunakan karena penulis ingin

mengetahui dan mengamati secara mendalam pada subjek penulisan

yakni Earth Hour Tangerang dan Volunteer Earth Hour Tangerang

sebagai objek utama.

2. Pendekatan Penelitian

Menurut Arikunto pendekatan kualitatif pada data-data penelitian

yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui pengamatan dan

wawancara. Pendekatan penelitian kualitatif ini adalah pendekatan yang

datanya tidak menggunakan data statistik, namun lebih dalam bentuk

narasi atau gambar-gambar.5 Penulisan ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif, pada penulisan ini digambarkan sebuah fenomena

4 John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 11.

5 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV.

(21)

lapangan melalui pengamatan langsung dan dilakukan wawancara pada

subyek yang telah ditentukan. Kemudian dianalisis untuk mendapatkan

hasil untuk mendapatkan tujuan penelitian.

Sedangkan menurut Bodgan dan Taylor (dalam Basrowi &

Suwandi, 2008), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan

diuraikan pada latar dan individu tersebut secara utuh.6

Pendekatan kualitatif dipilih karena penulis ingin

mendeskripsikan, memperoleh gambaran nyata dan menggali informasi

yang jelas mengenai strategi komunikasi persuasif yang dilakukan

volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi di masyarkat Kota

Tangerang.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah metode studi kasus. Merupakan strategi penelitian di mana

didalamnya penulis menyelidiki secara cermat suatu program,

peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus

dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan penulis mengumpulkan informasi

secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan

data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.7

Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang

6 Basrowi & Suwandi, Memahami penelitian kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.21. 7 John W. Creswell, Research Design Pendektana Kualitatif Kuantitatif, dan Mixed

(22)

berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh

pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok,

atau situasi.8

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di seketariat Earth Hour Tangerang.

Alamat lengkap Earth Hour Tangerang adalah Jl. Ahmad Yani, Cikokol

15142, Kota Tangerang, Banten, Indonesia. Penelitian ini mulai

dilakukan pada 22 mei 2015 sampai dengan selesai.

5. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah Earth Hour Tangerang. Objek penelitian

ini yaitu volunteer Earth Hour Tangerang dalam mengkampanyekan

hemat energi di Kota Tangerang.

6. Sumber Data a. Data Primer

Data primer yang dimaksud adalah data yang langsung

dikumpulkan oleh penulis yang langsung berkaitan dengan sumber

objek penelitian. Untuk itu pengumpulan data primer dilakukan

penulis terhadap divisi atau orang-orang terkait yang ada

hubungannya dengan pihak yang berusaha meningkatkan kesadaran

masyarakat berhemat energi di Kota Tangerang.

b. Data Sekunder

Pada umumnya data sekunder berbentuk catatan atau laporan

8 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kiantitatif (Malang: UIN

-Maliki Press, 2010), h.

(23)

dokumentasi oleh lembaga tertentu. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara studi kepustakaan yaitu mencari, melihat, dan

membuka dokumen, situs-situs, atau buku-buku ilmiah yang

berhubungan dengan penelitian.9

Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual

terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan

definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan masalah yang

dialami saat ini. Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara

insentif seorang individu atau kelompok yang dipandang

mengalami kasus tertentu. Tekanan utama dalam studi kasus adalah

mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana

tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap

lingkungan.10

7. Tahapan Penelitian

Tahap dalam penelitian ini adalah. Teknik Pengumpulan data,

Teknik Analisis data.

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sangat

menentukan baik tidaknya penelitian tersebut. Teknik pengumpulan

data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan penulis

untuk mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang

9 Rosady Ruslan, Metode Penelitian PR dan Komunikasi (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2003), h. 138.

10 Juliansyah Noor, Metododlogi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah

(24)

penulis lakukan sebagai berikut:

1) Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah secara langsung terhadap

tiga responden dengan menggunakan teknik “probing” oleh

seorang pewancara yang ahli. Tujuannya adalah untuk

mengetahui hal-hal yang tersembunyi mengenai responden

seperti motivasi, kepercayaan, perilaku, perasaan mengenai

suatu topik tertentu. wawancara mendalam bisa berlangsung 30

menit sampai lebih dari 1 (satu) jam.11

Penelitian ini penulis melakukan kegiatan wawancara

mendalam kepada Volunteer Earth Hour Tangerang, yakni

Yoga Mulya Darmawan Selaku Wakil Koordinator Kota

Tangerang, Robby Hardyansyah Selaku Ketua Earth Hour

Tangerang, serta Affan Arisga Selaku Divisi Pemerintahan.

2) Observasi

Observasi atau pengamatan langsung merupakan metode

pertama yang digunakan dalam penelitian, dan merupakan alat

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan

mencatat secara pengamatan langsung untuk memperoleh data

yang diinginkan.

Penelitian ini melakukan pengamatan langsung ke salah

satu Volunteer Earth Hour Tangerang dalam sebuah kegiatan

11 Freddy Rangkuti, Riset Pemasaran, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), h.

(25)

Earth Hour Tangerang. Sebagai metode ilmiah observasi dapat

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistemik

fenomena yang diselidiki. Pengamatan yang dilakukan yakni

penulis langsung ikut serta dalam program Earth Hour

Tangerang, guna memperoleh data-data yang akurat tentang

hal-hal yang menjadi objek penelituan.

3) Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data

yang tidak dapat diperoleh dengan cara wawancara dan

observasi. Teknik dokumentasi yang penulis lakukan dengan

cara menelaah buku-buku, artikel, maupun sumber-sumber

yang berkaitan dengan kajian penelitian.

Pedoman penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman

penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) terbitan CeQDA

(Center for quality Development and Assurance).

b. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data dan

mengurutkannya kedalam pola dan pengelompokan data. Burhan

Bungin dalam bukunya Analisis Data penelitian Kualitatif

mengemukakan analisis data merupakan bagian yang sangat

penting dalam metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut

(26)

penelitian.12

Teknik analisis data pada mtode penelitian studi kasus

kualitatif adalah:

- Description

Dunia modern dengan meningkatnya penduduk tentu

berdampak pada penggunaan energi yamg lebih besar sesuai

dengan kebutuhan manusia. Penggunaan energi secara

berlebihan memang sering dilakukan tanpa disadari oleh

masyarakat kota Tangerang ini. Pemakaian energi yang

berlebihan akan timbul dampak negatif pada lingkungan kita.

Seperti pemakaian AC secara berlebihan, menonton televisi

berjam-jam didepan layar kaca, pemakain kantong plastik,

serta penggunaan kebutuhan hidup yang berdampak pada

kerusakan lingkungan.

- Themes

Karena kebiasaan masyarakat kota Tangerang dalam

menggunakan energi secara berlebihan, maka banyak sekali

dampak yang timbul dari pemborosan energi. Salah satunya

pemanasan global, perubahan iklim, efek rumah kaca, hujan

asam dan lain sebagainya, hal ini menjadi perhatian para

Volunteer Earth Hour Tangerang selaku komunitas lingkungan

hidup yang bereperan aktif dalam hemat energi.

12 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Grafindo Persada,

(27)

- Assertions

Dari semua kejadian diatas, hal yang harus dilakukan

untuk menghindari pemakaian energi secara berlebihan yang

dilakukan oleh masyrakat kota Tangerang adalah Volunteer

Earth Hour Tangerang harus memberikan edukasi, mengajak

dan merangkul masyrakat kota Tangerang untuk berperan aktif

dalam penghematan energi, agar mereka sadar bahwa energi

itu penting untuk kehidupan sekarang dan masa depan.

Kegiatan analisis data ini, akan dimulai pengumpulan

data-data, kemudian menelaah semua data yang terkumpul

baik primer maupun data sekunder. Hasil data yang diperoleh

melalui teknik pengumpulan data kemudian akan disusun akan

dibagi menjadi data yang utama dan data penjelas.

Hasil penelitian kemudian disajikan di dalam

pembahasan secara deskripsi yang didukung dengan teori dan

kemudian akan dianalisis untuk mengetahui bagaimankah

strategi komunikasi persuasif yang dilakukan volunteer Earth

Hour Tangerang dalam hemat energi di Kota Tangerang

selanjutnya akan ditarik beberapa kesimpulan hasil penelitian.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan

tinjauan pustaka dan mereview penelitian-penelitian sebelumnya yang

(28)

Wahyu Yuliastuti Widorini (2014), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret

Surakarta, mengangkat penulisan “ Strategi Komunikasi Earth Hour dalam

Kampanye Gaya Hidup Ramah Lingkungan (Studi Deskriptif Kualitatif

Tentang Strategi Komunikasi earth Hour dalam Kampanye gaya Hidup

Ramah Lingkungan di Kota Solo Tahun 2013)” fokus dalam penulisan ini

adalah ingin mengetahui startegi komunikasi Earth Hour Solo dalam

kampanye gaya hidup ramah lingkungan, sementara penulisan ini

menggambarkan bagaimana startegi komunikasi persuasif yang dilakukan

Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus

masyarakat di kota Tangerang). Persamaan dari penulisan ini yaitu

penggunaan analisis deskriptif kualitatif untuk memperoleh data

penulisan.13

Lestari Nur Ekanti Putri (2015), Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Gajah Mada Yogyakarta, yang mengangkat penelitian “ Strategi Kampanye

Hemat Energi dan Gaya Hidup Ramah Lingkungan oleh Komunitas Earth

Hour Jogja” fokus dalam penulisan ini adalah ingin mengetahui bentuk

strategi kampanye Earth Hour Jogja untuk menyebarluaskan aksi peduli

lingkungan, sementara penulisan yang akan saya lakukan adalah

menggambarkan bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan

Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat energi (studi kasus)

13 Wahyu Yuliastuti Widorini (2014 “ Strategi Komunikasi Earth Hour dalam Kampanye

Gaya Hidup Ramah Lingkungan (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Komunikasi

(29)

masyarakat di kota Tangerang. Persamaan dari penulisan ini yaitu

penggunaan analisis deskriptif-kualitatif untuk memperoleh data

penelitian.14

Fahmi Maulana Zaini Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program

Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, yang

mengangkat penelitian “ Strategi Kampanye Public Relations PT. PLN

(PERSERO) APJ Banten Utara Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarkat

Akan Penggunaan Energi Listrik” fokus dalam penelitian ini pada strategi

kampanye public relations PT. PLN (PERSERO), sementara penelitian yang

akan saya lakukan adalah menggambarkan bagaimana strategi komunikasi

persuasif yang dilakukan Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat

energi (studi kasus) masyarakat kota Tangerang. Persamaan dari penelitian

ini yaitu penggunaan analisis deskriptif-kualitatif untuk memperoleh data

penelitian.15

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun

dengan membagi menjadi 5 bab:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah

penulisan, batasan dan rumusan masalah, tujuan penulisan,

14 Lestari Nur Ekanti Putri “ Strategi Kampanye Hemat Energi dan Gaya Hidup Ramah

Lingkungan oleh Komunitas Earth Hour Jogja,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 2015).

15 Fahmi Maulana Zaini “ Strategi Kampanye Public Relations PT. PLN (PERSERO)

(30)

manfaat penulisan, metodologi penulisan, tinjauan pustaka,

dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam bab ini membahas tentang teori strategi komunikasi

persuasif Melvin L, DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach ,

volunteer dalam organisasi, ruang lingkup komunikasi

persuasif, dan hemat energi.

BAB III PROFILE EARTH HOUR TANGERANG

Dalam bab 3 ini membahas tentang gambaran umum dari

Komunitas Earth Hour Tangerang, Sejarah serta

perkembangan Earth Hour, Motto Earth Hour, Visi dan

Misi Earth Hour, Struktur Komunitas di Earth Hour

Tangerang, Program-program Earth Hour serta alamat

Earth Hour, dan logo Earth Hour.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang strategi komunikasi

persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang dalam hemat

energi (studi kasus) Masyarakat kota Tangerang serta tujuan

Volunteer Earth Hour Tangerang mempengaruhi

masyarakat kota Tangerang dalam hemat energi.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil

(31)

jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat,

(32)

21

A. Teori Strategi Komunikasi Persuasif Melvin L. DeFleur dan Sandra J.

Ball-Roceach

Strategi komunikasi persuasif merupakan perpaduan antara

perencanaan komunikasi persuasif dengan manajemen komunikasi untuk

mencapai suatu tujuan, yakni memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku

seseorang/audiens.

Oleh karena itu, dalam strategi yang dibuat, harus mencerminkan

operasional taktis. Jadi, yang harus ditentukan adalah siapa sasaran kita, apa

pesan yang akan disampaikan, mengapa harus disampaikan, dimana lokasi

penyampaian, di mana lokasi penyampaian pesan tadi, serta apakah waktu

yang digunakan cukup tepat.1

Melvin L. DeFleur dan Sandra J. Ball-Roceach memberikan

beberapa Strategi komunikasi persuasif, antara lain:

1. Strategi Psikodinamika

Strategi psikodinamika didasari oleh asumsi bahwa ciri-ciri

biologis manusia itu merupakan hal yang diwariskan, terdapat

sekumpulan faktor lain yang bersifat mendasari bagian dari biologis dan

merupakan hasil belajar, seperti pernyataan dan kondisi emosioal,

terdapat sekumpulan faktor yang diperoleh atau dipelajari yang

membentuk struktur kongnitif individu.

(33)

Berasal dari Sigmund Freud, asal kata Psiche: pikiran, namun

mencakup perasaan, pengalaman masa lalu, roh dan jiwa. Kata

Dinamic: mengacu pada pandangan bahwa psikis individu bersifat

dinamis, tidak statis. Teori dasar Freud menekankan pada dorongan

insting dari individu untuk melakukan hubungan, baik internal maupun

eksternal.

Strategi persuasi berdasarkan konsep psikodinamika. Oleh

karenanya, harus dipusatkan pada faktor emosional dan faktor kognitif,

dan rasanya sangat tidak mungkin untuk mengubah faktor-faktor

biologis (seperti tinggi, berat, sex, ras, dan lain-lain) dengan pesan

persuasif. Hal yang mungkin adalah menggunakan pesan persuasi untuk

pernyataan emosional, seperti marah dan takut.

Asumsi berikutnya bahwa faktor-faktor kongnitif berpengaruh

besar pada perilaku manusia. Oleh karena itu, faktor-faktor kongnitif

dapat diubah maka tentunya perilaku pun dapat diubah.

Pandangan psikodinamika tentang perilaku menekankan pada

aspek kekuatan pengaruh pada faktor-faktor perilaku, kondisi,

pernyataan, dan kekuatan dalam diri individu yang membentuk

perilaku. Pendekatan kongnitif sebagai strategi persuasi menekankan

struktur internal jiwa sebagai hasil dari belajar. Dalam penekanan ini

memungkinkan menggunakan media massa untuk mengubah struktur

tersebut, seperti perubahan perilaku.

(34)

yang efektif bersifat mampu mengubah fungsi psikologis individual

dengan berbagai cara, dimana mereka akan merespons secara terbuka

dengan bentuk perilaku, seperti yang diinginkan atau sesuai dengan

yang dinyatakan persuader. Komunikasi persuasif yang efektif dapat

dikatakan terletak dalam belajar hal yang baru, dengan dasar informasi

yang diberikan oleh persuader. Asumsi tersebut akan mengubah struktur

internal psikologis individu, seperti kebutuhan, rasa takut, sikap dan

lain-lain hasilnya tampak pada perilaku yang tampak.

Strategi persuasi psikodinamika dipusatkan pada faktor emosional

dan faktor kongnitif. Salah satu dasarnya bahwa faktor-faktor kongnitif

berpengaruh besar pada perilaku manusia. Esensinya bahwa pesan yang

efektif mampu mengubah fungsi psikologis individu dengan berbagai

cara, dimana sasaran akan merespons secara terbuka dengan bentuk

perilaku seperti yang diinginkan persuader.2

Dalam perkembangan perkembangan kepribadian manusia,

tercatat ada 3 hal, yaitu Id (insting dan dorongan kepuasan), Ego (daya

nalar, proses mental, pikiran sehat, dan realitas), dan Super ego (nilai

-nilai sosial). Mekanisme pertahanan dalam seorang individu saat

menerima stimulant dari luar adalah repression (penekanan) berkenaan

dengan dorongan hati yang tidak pantas dikeluarkan sehingga didesak

kedalam pikiran bawah sadar. Regression (kemunduran) kembali ke

bentuk-bentuk perilaku awal perkembangan. Sublimation mengganti

(35)

perilaku yang tidak wajar dengan perilaku yang lebih baik.

Displacement (penggantian) mengubah sasaran pelampiasan dari emosi

kepada sebuah objek lain. Reaction formation (pembentukan reaksi)

bertindak yang berlawanan dengan apa yang dirasakan atau diinginkan.3

2. Strategi Persuasi Sosiokultural

Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural bahwa perilaku

manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar individu. Strategi sosiokultural

yang efektif dibutuhkan karena pesan persuasi menegaskan terhadap

individu aturan-aturan bagi pelaku sosial atau syarat-syarat kultur untuk

bertindak yang akan mengatur aktivitas, dimana komunikator mencoba

untuk memperolehnya atau jika pengertian telah dicapai, tugas

berikutnya adalah mendefinisikan kembali syarat tersebut.

Strategi persuasi sosiokultural sering sekali digunakan bersama

dengan tekanan antarpesona untuk kompromi. Artinya, kombinasi

antarpesan melalui media dan individu dapat ditukarkan. Strategi

multitahap ini dapat diilustrasikan dalam penegrtian yang kongkret jika

kita memeriksa taktik kampanye yang sangat sukses, dimana hampir

setiap orang mengenalnya.

Strategi sosiokultural banyak digunakan dalam promosi produk

komersial dengan cara melalui kesamaan situasi pengendalian

pendanaan. Oleh karena itu, dalam strategi ini sering kali pengertian

tentang kultur, pengharapan sosial, serta semua komponen organisasi

3 Yanie Pratiwi Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam

(36)

sosial ditetapkan sebagai dasar konseptual untuk merancang strategi

yang efektif bagi penjualan barang-barang.

Strategi persuasif sosiokultural menjelaskan bahwa perilaku

manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dari individu. Ini merupakan

salah satu strategi yang digunakan persuader di dalam meningkatkan

orang yang dipersuasif. Perilaku dari orang yang dipersuasi dipengaruhi

faktor lingkungan, seperti lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat,

lingkungan sesama teman maupun lingkungan kerja. Faktor lingkungan

seperti ini harus dapat diperhatikan pemasar sebelum mempersuasif

calon orang yang dipersuasif tersebut. Strategi ini dapat dikatakan

referensi, dimana biasanya pemasar mendapatkan referensi dari teman

maupun keluarganya.4

Faktor lingkungan memang sangat membantu persuader untuk

merubah perilaku persuadee, karena rata-rata persuader pasti mendekati

orang-orang yang memang dikenal. Seseorang dalam kategori ini pasti

akan lebih mudah dipersuasif selain itu kepercayaan telah ada di dalam

hubungan keluarga. Kepercayaan merupakan produk yang dihasilkan di

antara kedua pelaku dalam suatu pertukaran dengan lebih

memperdulikan biaya dan manfaat dari perilaku tertentu sebagaimana

diatur dalam kontrak. Dengan adanya kepercayaan antara dua pelaku

akan mempermudah dalam mempersuasif seseorang untuk mengikuti

apa yang diinginkan.

(37)

Asumsi pokok dari strategi persuasi sosiokultural nahwa perilaku

manusia dipengaruhi oleh kekuatan luar dirinya. Esensi strategi ini

bahwa pesan harus ditentukan dalam keadaan konsensus bersama.5

3. Startegi The Meaning Construction

Strategi yang dikemukakan oleh Melvin I. Defluer dan Sandra J.

Ball Rokeach adalah dengan memanipulasi pengertian. Hal ini berawal

dari konsep bahwa hubungan antara pengetahuan dan perilaku dapat

dicapai sejauh apa yang dapat diingat.

Berdasarkan pemikiran Defluer dan Rokeach tersebut, tampak

bahwa yang menjadi asumsi utama strategi The Meaning Construction

bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku. Apa yang luput

merupakan elaborasi asumsi tentang predisposisi dan proses internal,

seperti perubahan sikap, disonasi kognitif atau kejadian sosial yang

rumit dan pengaharapan kultural.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa strategi ini dicirikan

oleh “belajar-berbuat” (learn-do), seperti yang dilawankan dengan

belajar-merasa-berbuat (learn-feel-do) dan pendekatan belajar

-penyesuaian-diri.

Asumsi dasar strategi persuasi the meaning contruction adalah

bahwa pengetahuan dapat membentuk perilaku. Strategi ini dicirikan

oleh balajar berbuat (learn-do).6

Strategi ini berawal dari konsep di mana hubungan antara

5 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 8.31 -8.36. 6 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 8.36

(38)

pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat diingat.

Persuader berupaya memberikan pengetahuan-pengetahuan mengenai

suatu hal kepada calon orang yang dipersuasif. Selain itu dengan

adanya pengetahuan yang diterima orang yang dipersuasif melalui

lingkungan sekitar maupun berita-berita yang beredar menimbulkan

suatu pemahaman di benak masyarakat inilah harus diikuti, tentunya

yang diinginkan oleh persuader.

Pada strategi ini persuader berupaya memanipulasi suatu makna,

untuk lebih dapat memberikan pengertian yang mudah dimengerti dan

dipahami orang yang dipersuasi. Persuader memberikan perumpamaan

-perumpamaan terhadap suatu makna tanpa mengurangi arti dari

pengertian itu sendiri.

Dalam memperkenalkan suatu hal, persuader tidak melakukan

media periklanan, persuader cukup menjelaskan dengan orang yang

dipersuasi langsung pada saat memberikan suatu pemahaman, karena

bagi persuader itu sangat efektif dan efisien, ditambah lagi

lembaga/instansi cukup mengandalkan nama besar. Selain mengenalkan

melalui nama besar instansi, persuader perlu melakukan pengenalan

secara personal selling dengan yang dipersuasi, dengan kata lain dari

mulut ke mulut saja.7

B. Volunteer Dalam Organisasi

Volunteer adalah orang orang yang terlibat atau sebagai pelaku

7 Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling dalam Meningkatkan Nasabah

(39)

gerakan sukarela dalam berbagai bidang kehidupan yang memiliki perilaku

prososial. Menurut Turner, Morris volunteer are individuals who freely

contribute their services, without remuneration, to public or voluntary

organization enggaged in all types of social welfare activities. The fields of

service include family and child welfare, education, health and mental

health, recreation, community development, housing and urban renewal,

and correction. Ditegaskan lebih lanjut oleh Morris bahwa terdapat empat

peranan yang dapat dimainkan oleh tenaga sukarela sebagai agen perubahan,

yaitu agen lapangan (the field agent) konsultan (the consultant), pelindung

atau advocator (the advocate), dan perencanan sosial (planner).8

Volunteer diartikan dengan orang yang bekerja dengan dasar

kerelawanan atau sukarelawan. Beradasrkan arti kata volunteer dapat

dartikan sebagai orang yang berusaha untuk memberikan pelayanan secara

sukarela. Volunteer didefinisikan sebagai orang-orang yang secara sukarela

memberikan sumbangan pikiran, keahlian, tenaga, waktu, uang, barang dan

lain-lain, sebagai wujud kepedulian pada kemanusiaan, perubahan sosial

atau lingkungan tertentu.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia relawan adalah orang yang

melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau

dipaksakan).9 Definisi lain bahwa relawan adalah orang

-orang biasa yang

memiliki hati luar biasa untuk menolong sesama, meski tak jarang nyawa

8 Iwan Setiawan, Agrbisnis Kreatif, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2012), Cet I, h. 323

9 Hasan Alwi Dkk, Tim Rdaksi “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga” (Jakarta: Balai

(40)

menjadi taruhan.10 Mereka adalah figur

-figur yang menjadi panutan, mereka

relawan kemanusiaan yang tak kenal lelah, tanpa pamrih, tanpa disuruh.

Relawan adalah seorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena

panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya (pikiran, tenaga,

waktu, harta) kepada masyrakat dan lingkungan sebagai perwujudan

tanggung jawab sosialnya tanpa mengharapkan pamrih baik imbalan (upah),

kedudukan, kekuasaan, kepentingan maupun karir.11

Relawan adalah orang atau sejumlah orang, baik terorganisir ataupun

tidak yang mendedikasikan potensi yang dimilkinya untuk membantu

mengatasi permasalahan orang lain tanpa mengharapkan pamrih,

karakteristik dasar relawan adalah memiliki jiwa simpati dan empati,

relawan juga memiliki jiwa peka dan peduli, semangat, pemberani dan

bertanggung jawab. Mereka bekerja dengan prinsip keikhlasan, tanpa

motivasi pamrih materi, relawan tak sama dengan buruh, karyawan, atau

pegawai dan relawan lebih suka memberi bukan menerima, maka eksistensi

relawan bermanfaat untuk orang lain. Kerelawanan adalah sifat dari orang

-orang peduli, ia adalah mata pisau dari kepedulian, sebagaimana kepedulian

adalah solusi, maka kerelawanan adalah solusi. Kerelawanan harus terus

dikembangkan menjadi kebudayaan dan peradaban, sebab secara fitrah

manusia memiliki kepedulian, karena kepedulian adalah fitrah manusia

maka kepedulian adalah kebutuhan manusia, dengan kepedulian inilah

10 Majalah Gatra, Relawan Kemanusiaan Edisi Khusus Akhir Tahun (29 Desember 2010 - 5

Januari 2011), h.6

(41)

manusia mengeaskan eksistensinya sebagai mahluk sosial.12

Menurut Omoto dan Snyder ciri-ciri relawan adalah:

1. Selalu mencari kesempatan untuk membantu dalam waktu yang relatif

lama.

2. Komitmen diberikan dalam waktu yang relatif lama.

3. Memberikan personal cost yang tinggi (waktu, tenaga, uang dan

sebagainya.

4. Tingkah laku yang dilakukan relawan adalah bukan keharusan. 5. Mereka tidak mengenal orang yang mereka bantu.13

Michel E Sheer menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan

orang ingin menjadi relawan ialah terjalinya komunikasi yang harmonis

dalam organisasi, jadwal kerja yang sesuai dengan tugas kerja yang

menarik, kontribusi nyata relawan tehadap masyarakat, pelatihan dan

dukungan emosional, dan kebersamaan kelompok.14

Volunteer dapat dikatakan seseorang yang mau menyediakan waktu

dan tenaganya untuk mencapai tujuan sebuah organisasi, tanpa dibayar.

Biasanya saat baru bergabung dengan sebuah organisasi, volunteer dalam

bidang tertentu dibekali pelatihan, agar bisa menjadi tenaga professional.

Sikap seorang volunteer harus bisa punya rasa memiliki dan loyalitas

tinggi, selain kontribusi dan dedikasi. Semua itu harus dilakukan dengan

12Ugi,/Relawan/Hamba/Tuhan/Yang/Baik,

http://actforhumanity.or.id/berita/detail/175/Relawan.Hamba.Tuhan.Terbaik. Data diakses pada 15 maret 2016

13 Tuti Alawiah, Hubungan Antara Persepsi Musiah Dengan Perilaku Prososial Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Pernah Menjadi Relawan, 2007, h. 40

(42)

penuh keikhlasan dan tanpa mengharapkan pamrih tidak ada motif lain

selain ingin membantu. Menjadi Volunteer harus kaya ide, menjadi inspirasi

dan dapat menularkan sikap positif serta pengaruh yang bisa menggerakan

orang-orang disekitarnya untuk mau bergerak dan mencapai sesuatu yang

baik.

C. Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif adalah interaksi sosial dengan tujuan untuk

memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain dengan tujuan

memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain melalui kegiatan

komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal.15

Komunikasi persuasif menurut Dedy Iriantara adalah komunikasi

yang bersifat memengaruhi tindakan, perilaku, pikiran dan pendapat tanpa

dengan cara paksaan baik itu fisik, atau nonfisik. Menurutnya dalam

melakukan komunikasi persuasif, argument komunikator haruslah argument

yang masuk akal atau rasional, sehingga dapat meyakinkan lawan bicaranya

atau komunikan, sehingga komunikan akhirnya mau berprilaku seperti apa

yang diinginkan komunikator.16

Komunikasi persuasif sebagai suatu proses, yakni proses

memengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal

maupun nonverbal. Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau fenomena

yang menunjukkan suatu perubahan yang terus-menerus dalam konteks

waktu, setiap pelaksanaan atau perlakuan secara terus-menerus.

15 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h.1.4 16 Dedy Djamalludin, dkk, Komunikasi persuasif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(43)

Nothstine menjelaskan bahwa komunikasi persuasif bukanlah hal

yang mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan agar komunikan

mau mengubah sikap, pendapat dan perilakunya.17

Komunikasi dilakukan karena adanya suatu tujuan, tujuan komunikasi

persuasif adalah untuk memengaruhi sikap, pendapat, dan periaku audiens.

Aspek mana yang akan kita pilih dalam komunikasi persuasif tersebut,

apakah untuk mengubah sikap, pendapat, ataukah perilaku seseorang.18

Komunikasi persuasif merupakan kajian khusus dari ilmu komunikasi

yang menekankan aspek tujuan. Tujuan komunikasi persuasif, sebagaimana

dinyatakan oleh simons (1976) adalah untuk memengaruhi sikap, nilai-nilai,

pendapat dan perilaku seseorang.

Dengan demikian, ruang lingkup kajian komunikasi persuasif

meliputi:

1. Sumber, yakni persuader

2. Pesan, yang dikemas secara sengaja untuk memengaruhi. 3. Saluran/ media.

4. Penerima, yakni orang yang akan dipengaruhi (persuader)

5. Efek, yakni adanya perubahan sikap, nilai-nilai, pendapat dan perilaku. 6. Umpan balik.

7. Konteks situasional.19

Hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi persuasif adalah

untuk merubah sikap (attitude) dan perilaku (behavior). Sikap adalah

17 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 1.27 18 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 1.27 19 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif , h. 1.29

(44)

kecenderungan bertindak, berpersepsi, kemarahannya. Perasaan bisa berupa

keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kehawatiran, kemarahan, keberanian,

kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari dalam hati.

D. Hemat Energi

Hemat energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi

jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan

penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh

dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi

konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi

dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai

lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan.

Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan

melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan

industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan

penghemaan energi.

Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan

energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan

energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi

akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan

dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi.

Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam

memilih metode produksi energi.

(45)

bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim.

Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat

diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan

energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi

kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan

dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.20

20

(46)

35 A. Sejarah Berdiri Earth Hour Tangerang

Earth Hour Tangerang berawal dari sekumpulan pemuda dari

komunitas Skateboard Tangerang yang ikut merayakan switch-off (acara

puncak Earth Hour seluruh dunia) yaitu mematikan lampu selama satu jam

mulai dari pukul 20.30 hingga pukul 21.30 di minggu terakhir bulan maret.

Mereka juga mulai melaksanakan street campaign dalam

mengkampanyekan aksi ramah lingkungan. Inilah yang menyebabkan Kota

Tangerang terkenal akan street campaignnya. Lalu pada tahun 2012, Gina

Karina (Founder Earth Hour Tangerang), yang tadinya merupakan anggota

Earth Hour Jakarta, mendirikan Earth Hour Tangerang. Gina sendiri

merupakan warga Kota Tangerang dan pada waktu itu sedang berkuliah di

Universitas Pelita Harapan. Awalnya Gina hanya merekrut anggota Earth

Hour Tangerang dari mahasiswa Universitas Pelita Harapan. Kemudian

Gina mulai mengajak beberapa anak skateboard, duta Kang Nong Kota

Tangerang, dan beberapa komunitas lain untuk melaksanakan Selebrasi

Earth Hour, dan terlaksanalah selebrasi switch-off pertama Earth Hour

Tangerang di tahun 2012.

Selebrasi pertama Earth Hour Tangerang dilaksanakan di pusat

(47)

beberapa duta artis Tangerang, dan lebih dari 30 komunitas yang ada di

Tangerang Raya.

Setelah selebrasi, Earth Hour Tangerang pun mulai mengadakan

beberapa acara diantaranya yaitu Diet Kantong Plastik dan Earth Hour

Berbagi (acara amal saat bulan Ramadhan). Kemudian selama beberapa

waktu Earth Hour Tangerang bekerja sama dengan beberapa instansi seperti

Aria Hotel dan Mall Living World

B. Logo

Gambar 3.1. Lambang Earth Hour Tangerang

Logo Earth Hour ‟60+‟ menunjukkan 60 menit mematikan lampu di

Earth Hour sebagai awal AKSI gaya hidup hemat energi. Tanda „+‟

menunjukkan komitmen untuk bersama-sama mulai melakukan gaya hidup

(48)

Earth Hour bertujuan untuk mendorong individu, komunitas, praktisi

bisnis, dan pemerintahan yang saling berhubungan untuk menjadi bagian

dari perubahan untuk dunia yang berkelanjutan. Dimulai dengan langkah

awal semudah mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai

sebagai komitmen hemat energi untuk bumi, dan juga merupakan

momentum menampilkan kepada dunia tentang perilaku hemat energi yang

sudah dilakukan.

C. Visi dan Misi

VISI MISI Earth Hour Tangerang

Visi :

Menjadikan Earth Hour Tangerang bukan hanya sebagai komunitas

hijau namun menjadi komunitas peduli lingkungan yang aktif memberikan

edukasi bukan hanya kampanye.

Misi :

1. Menyolidkan/menyatukan pribadi setiap anggota Earth Hour Tangerang

agar tumbuh rasa saling memiliki.

2. Membangun sumber daya dari setiap anggota Earth Hour Tangerang

agar lebih berwawasan lingkungan.

3. Turut aktif dalam memajukan dan menjaga penghijauan yg ada di Kota

Tangerang bersama pemerintah dan masyarakat.

4. Menjalin kerjasama atau proyek penghijauan bersama komunitas

hijau/organisai/perusahaan/pemerintah/komunitas lain selama dalam hal

(49)

D. Kegiatan Earth Hour Tangerang

Beberapa Kegiatan Earth Hour Tangerang

1. Selebrasi switch-off

Selebrasi adalah acara tahunan yang merupakan puncak dari

kampanye Earth Hour global. Kegiatan utama dalam selebrasi ialah

melaksanakan switch-off atau mematikan lampu selama satu jam dari

pukul 20.30 – 21.30 di minggu akhir bulan Maret. Kegiatan ini

dilaksanakan secara serempak oleh Earth Hour di seluruh dunia. Selain

switch-off, Earth Hour Tangerang mengundang komunitas lain sebagai

pengisi acara dalam selebrasi ini. Pejabat publik setempat, Kang Nong

dari Tangerang Raya, dan duta-duta di seluruh Tangerang pun diundang

untuk turut berpartisipasi dalam acara ini.

2. Kumbang

Kumbang adalah Kumpul, Main dan Belajar Bareng yang

dilaksanakan oleh Earth Hour Tangerang saat open recruitment. Dalam

kegiatan ini, akan ada pengenalan tentang Earth Hour dan edukasi

mengenai lingkungan. Pada acara Kumbang terakhir, Earth Hour

bekerja sama dengan komunitas Hompimpah untuk mengedukasi

mengenai pengolahan sampah.

3. Fun Tree Planting

Fun Tree Planting (FTP) adalah kegiatan penanaman mangrove

(50)

dilaksanakan sebagai peringatan hari pohon dan hari menanam pohon di

bulan november. Peserta kegiatan adalah masyarakat umum dan

komunitas di Tangerang. Peserta diajak berkeliling hutan mangrove

dengan menggunakan perahu kemudian dipersilahkan untuk menanam

sendiri bibit mangrove yang telah disediakan

4. School Campaign

School Campaign adalah kampanye pelestarian lingkungan yang

dilakukan dengan menyambangi sekolah-sekolah di Tangerang. Disini

Earth Hour memberikan edukasi kepada siswa-siswi mengenai

berbagai isu lingkungan yang terjadi.

5. Earth Hour Berbagi

Earth Hour Berbagi adalah acara amal yang dilaksanakan setiap

bulan Ramadhan. Anggota Earth Hour Tangerang mengumpulkan dana

secara kolektif kemudian menyambangi panti asuhan untuk

menyalurkan donasi yang telah dikumpulkan. Acara ini juga sekaligus

menjadi ajang berbuka puasa bersama bagi anggota Earth Hour

Tangerang.

6. Rampok Plastik

Rampok Plastik adalah kegiatan dimana Earth Hour Tangerang

menyambangi keramaian tempat jual beli saat masyarakat banyak

menggunakan plastik. Pihak Earth Hour Tangerang akan menyambangi

satu persatu masyarakat yang telah selesai berbelanja dan menggunakan

(51)

dengan totebag yang lebih ramah lingkungan yang akan diberikan

secara gratis. Acara ini pernah diadakan di Mall Living World dan Pasar

Modern Paramount.1

E. Struktur Kepengurusan Earth Hour Tangerang 2015-2016

1. Struktur Keanggotaan Earth Hour Tangerang

Ketua : Robby Hardyansyah

Wakil 1 : Shandy Izabal Maula

Wakil 2 : Erwin Wijaya

Sekertaris 1 : Anissa Destiana

Sekertaris 2 : Nadya Dara W.

Bendahara : Hanisya Martina

Divisi Online

1. Rodhotul Jannah (Koor) 2. Oktada

3. Ruth

Divisi Offline

1. Dimartana Marga Kusuma (Koor) 2. Arnold

3. Danang P. Sasongko 4. Rey

5. Weni 6. Doni

1Earth Hour Tangerang Archievs- Earth Hour Indonesia diakses dari

(52)

Divisi Pemerintahan

1. Ayu Pamanis 2. Affan

3. Tiara Intan

Divisi Multimedia

1. Rusydina (Koor) 2. Dhika

3. Dicky

Divisi Fundraising

1. Bima (Koor) 2. Tiwi Gustya 3. Bagust Rafy 4. Mella Sisca 5. Maudina 6. Alvin

Divisi Media Partner

1. Yudiokeu P. 2. Windu 3. Alpha Khairi

Divisi Koorporasi

1. Mia Priani (Koor) 2. Rena

(53)

4. Desy Iwanti

Divisi Komunitas

1. Nini Susilowati (Koor) 2. Syifa Fitriyanti

3. Nadya Syahidati 4. Didik Setiadji 5. Citra Indah 2

F. Gambaran Umum Earth Hour

Earth Hour merupakan kampanye inisiasi publik, menyatukan

masyarakat dari seluruh dunia untuk merayakan komitmen gaya hidup

hemat energi dengan cara mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang

tidak dipakai selama 1 jam. Di tahun ke-7 di Indonesia, Earth Hour 2015

akan diselenggarakan pada tanggal 28 Maret 2015, pukul 20.30 - 21.30

waktu setempat.

Tujuannya mengajak publik melakukan perubahan gaya hidup. Dan,

dianggap berhasil bila bisa dilakukan semua orang, kapan saja, dimana saja,

sesering mungkin, tanpa menunggu orang lain atau momen tertentu.

Kita bisa dengan mudah menyalakan atau mematikan lampu dan alat

elektronik dengan satu jari. Kampanye ini sengaja dibuat agar tiap individu

dari berbagai usia dan status sosial ekonomi bisa berpartisipasi.

Perubahan iklim adalah ancaman kehidupan di Bumi akibat

2 Earth Hour Tangerang Archievs

- Earth Hour Indonesia diakses dari

(54)

pemanasan global. Salah satu cara menunda pemanasan global dan krisis

lingkungan lain yaitu dengan mengajak setiap individu untuk mengubah

gaya hidup. Hemat energi mudah dan murah. Mulai dari diri sendiri. Dari

sekarang.

Indonesia mengkonsumsi listrik 78% terfokus di Jawa, Bali karena

68% konsumennya berada di pulau tersebut. Bagian Indonesia yang lain

mendapatkan porsi lebih kecil.

Indonesia mengkonsumsi listrik 23% terfokus di DKI Jakarta dan

Tangerang. Distribusinya terbagi menjadi:

1. Rumah tangga: 33%

2. Bisnis/perkantoran serta gedung komersial: 30%

3. Sektor industri: 30% (kebanyakan di wilayah Tangerang) 4. Gedung pemerintahan: 3%

5. Fasilitas publik dan sektor sosial: 4%

Angka “60” artinya 60 menit fokus pada tindakan positif mengurangi

emisi CO2. Tanda “+” artinya kegiatan EARTH HOUR tidak hanya

dilakukan selama 60 menit saja, tapi juga diikuti dengan perubahan gaya

hidup setiap hari. Mulai dari menggunakan transportasi publik, bersepeda,

hemat air, tidak buang sampah sembarangan, memilah dan daur ulang

sampah, hemat kertas, hingga berkebun dan menanam pohon.

G. Ilustrasi Mudah Earth Hour

Earth Hour lebih dari kegiatan rutin tahunan. Selain momentum

Gambar

Gambar 3.1. Lambang Earth Hour Tangerang  .................................................
Gambar 3.1. Lambang Earth Hour Tangerang
Gambaran Umum Earth Hour
Gambar 3.2. Logo WWF (World Wide fund For Nature)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, pentingnya penelitian ini dilakukan untuk menganalisis ”Prilaku Tradisi Lokal Sebagai Media Komunikasi Sosial Masyarakat

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran mengenai kesenian Sarafal Anam dan nilai-nilai yang terkandung di

Dapat disimpulkan bahwa etnografi adalah suatu studi untuk memahami pola komunikasi yang terjadi pada masyarakat tutur, dalam etnografi dapat melihat bagaimana masyarakat yang

penelitian ini adalah “bagaimana cara komunikasi antar budaya dalam proses adaptasi warga asing (kaum expatriate) dengan masyarakat lokal di Kota

Namun, walau demikian, interaksi komunikasi antara keluarga yang satu dengan keluarga lainnya juga bisa terhambat, apalagi dengan keluarga yang berbeda latar belakang budaya,

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana komunikasi politik Kiai Cholil As’ad Syamsul Arifin