• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Manajemen Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan Masyarakat Studi Kasus: Perumahan Nasional Simalingkar, Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Manajemen Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Ditinjau Dari Latar Belakang Pendidikan Masyarakat Studi Kasus: Perumahan Nasional Simalingkar, Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sampai saat ini sampah masih merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemukiman, disamping itu sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa

pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab pemerintah semata, retribusi sampah yang dibayar oleh masyarakat semakin mempertegas anggapan masyarakat, bahwa pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

Kota Medan, dengan jumlah penduduk tetap 2.102.105 jiwa ditambah dengan penduduk komuter sebanyak 566.611 jiwa sehingga total penduduk yang menghasilkan

sampah menjadi 2.668.716 jiwa, maka timbulan sampah kota Medan saat ini diperkirakan sekitar 1.431 ton perharinya atau setara dengan 5.724 m³ (investmedan.com, 2012).

Perumahan Nasional (Perumnas) Simalingkar Medan merupakan satu kawasan pemukiman yang cukup padat dengan penghuni sekitar 8.628 KK yang terdiri dari

berbagai strata pendidikan mulai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Sampai saat ini sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga belum

(2)

Pengelolaan sampah di Perumnas Simalingkar Medan masih menggunakan sistem pengolahan konvensional yaitu dimulai dari peroses pengumpulan dari wadah atau tempat penampungan sampah rumah tangga, kemudian diangkut ke tempat

pengumpulan sementara (TPS) yang disebut juga dengan depo transfer kemudian

diangkut ketempat pemerosesan akhir (TPA) di desa Namo Bintang yang berjarak ± 7 Km dari pemukiman. Saat ini terdapat juga satu lokasi yang dijadikan tempat pemerosesan akhir sampah yang berada ditengah tengah pemukiman di Jalan Vanili

Raya Simalingkar, yang sebenarnya tidak layak. Karena salah satu persyaratan pembangunan satu tempat pemerosesan akhir sampah adalah jauh dari tempat tinggal manusia dengan jarak sekitar 2 km dari pemukiman, 15 km dari laut, tempat tersebut

tidak dibangun dekat sumber air minum atau sumber air lain yang dipergunakan manusia (Wintoko, 2011).

Disisi lain Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No. 8 Tahun 2002 tentang retribusi pelayanan kebersihan belum berjalan sebagai mana mestinya, kesadaran masyarakat untuk mematuhi perda masih belum memadai, disamping pemerintah Kota

Medan juga mengalami keterbatasan sumber daya manusia maupun armada

pengangkut sampah itu sendiri, salah satu belum optimalnya pengelolaan sampah disebabkan karena belum diberlakukannya perda tersebut diatas dengan konsisten. Setiap hari selalu ada saja perilaku atau tindakan hidup anak bangsa yang tidak

(3)

berserakan dimana saja, dihalaman rumah, dikantor, jalan, terminal, stasiun, saluran/got, rumah sakit, dan tempat umum lainnya. Ketidak tahuan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan. (Neolaka, 2007).

Sampah-sampah tersebut yang jumlahnya terus meningkat, dan tak sepenuhnya

dapat ditanggulangi, akhirnya menimbulkan masalah antara lain masalah kebersihan/keindahan, kesehatan dan atau lingkungan hidup kota. Penanganan sampah yang kurang baik sejak dari sumbernya sampai ketempat pembuangan akhir (TPA).

Banyak sampah-sampah yang tertinggal tidak terangkut dari tempat asal dan kemudian adanya sampah-sampah yang tercecer saat pengangkutan sampah dilakukan. Selain itu jarak waktu antara angkutan pertama ke pengangkutan berikutnya dari satu tempat

pembuangan sementara tertentu dianggap terlalu lama sehingga sampah-sampah yang telah dikumpulkan terserak kembali, sebelum diangkut diterbangkan angin,

dihanyutkan hujan, diacak-acak hewan dan pemulung, lalu bertebaran kesudut-sudut jalanan, masuk selokan/sungai, hanyut sebahagian kelaut, dan sebahagian tinggal dalam selokan/sungai lalu meluap pada waktu hujan, lalu mengotori jalan-jalan dan

halaman. Kebiasan buruk individu-individu anggota masyarakat yang membuang

sampah sembarangan akibat dari lemahnya perhatian pada pembiasaan anak sedari kecil, hukuman bagi sipelanggar tidak ditegakkan dan belum berjalannya gagasan meminimal sampah dari sumbernya merupakan sebahagian dari problem pengelolaan

(4)

Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan, terutama dikota kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung,

Palembang, dan Medan, (Sudradjat, 2006).

Sampah yang tidak terangkut dalam waktu yang cukup lama akan menjadikannya sebagai sarang vector penyebaran penyakit menular.

1.2.Identifikasi Masalah

Beberapa masalah awal yang dapat diidentifikasi dari timbulan sampah di

Perumnas Simalingkar, adalah:

a. Belum adanya upaya pengelolaan sampah pada sumbernya yakni pada

pemukiman, konsep pengelolaan masih pada paradigma lama yakni, kumpulkan angkut dan buang.

b. Sampah yang dikumpulkan ke dalam wadah belum dipilah menurut jenisnya, sampah organik dan anorganik dari rumah tangga belum sepenuhnya dilakukan dengan benar dan sampah masih ditempatkan pada ember plastik, keranjang

sayur dan kantong-kantong plastik sederhana yang mudah rusak, pemilahan sampah masih dominan dilakukan oleh pemulung.

(5)

d. Tempat pembuangan sampah di Desa Namo Bintang dan Desa Terjun, masih merupakan satu satunya solusi penanganan sampah yang dihasilkan Perumnas Simalingkar, sementara pada Tempat Pemerosesan Akhir (TPS) Namo Bintang

sendiri belum tersedia fasilitas pengolahan sampah yang modern, pemilahan

masih dilakukan secara manual, sehingga sampah menggunung dan mengakibatkan polusi pada daerah sekitarnya.

e. Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No. 8 Tahun 2002 tentang retribusi

pelayanan kebersihan belum sepenuhnya dilaksanakan dengan konsisten.

1.3. Rumusan Masalah

Penanganan masalah sampah pada satu pemukiman merupakan salah satu permasalahan yang cukup kompleks, maka masalahyang akan dikaji adalah:

a. Manajemen pengelolaan sampah Simalingkar saat ini ditinjau dari berbagai teori manajemen pengelolaan sampah yang ada.

b. Bagaimana gambaran pemahaman masyarakat yang terdiri dari berbagai strata

pendidikan terhadap pengelolaan sampah di Perumnas Simalingkar saat ini,

apakah ada pengaruh latar belakang pendidikan terhadap pemahaman manajemen penglolaan sampah.

c. Bagaimana konsep pengelolaan sampah rumah tangga, sehingga dapat

(6)

1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada kajian ini dibatasi pada:

1. Kajian gambaran pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan sampah

dengan jenjang pendidikan Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.

2. Pengamatan dilakukan berfokus pada pergerakan sampah rumah tangga dan konsep pengelolaannya kedepan.

1.5 Tujuan dan Manfaat Kajian

Kajian ini bertujuan:

a. Mendapatkan gambaran manajemen pengelolaan sampah Perumnas

Simalingkar saat ini.

b. Mendapatkan gambaran sejauh mana pemahaman masyarakat yang terdiri dari

berbagai strata pendidikan terhadap pengelolaan sampah rumah tangga pada Perumnas Simalingkar Medan.

c. Mendapatkan gambaran konsep pengelolaan sampah rumah tangga dimasa

depan pada Perumahan Simalingkar Medan.

Secara khusus hasil kajian ini bermanfaat bagi: a. Pemerintah Kota/Daerah.

Untuk jangka pendek dapat dijadikan sebagai bahan atau data awal dalam

(7)

Untuk jangka menengah dapat dijadikan sebagai suatu acuan dalam perencanaan penanganan/pengelolaan sampah dengan melibatkan masyarakat dalam menggunakan teknologi sederhana dengan memanfaatkan ruang terbuka

yang dimiliki oleh Perumnas Simalingkar Medan. Untuk jangka panjang dapat

dijadikan sebagai percontohan pengelolaan sampah pemukiman yang berbasis masyarakat.

b. Investor.

Akan berguna sebagai acuan dan informasi tentang rencana pemerintah kota dalam pengelolaan sampah dimana investor dapat berpartisipasi dalam menanamkan modal untuk pegolahan sampah tersebut menjadi barang setengah

jadi bagi kebutuhan industri hilir dan tidak tertutup kemungkinan sebagai barang siap pakai. Bagi investor, kajian ini akan menjadi informasi awal dalam

menentukan langkah selanjutnya dalam kajian yang lebih dalam dan spesifik dalam bentuk feasibility study.

c. Masyarakat.

Akan berguna sebagai informasi awal bahwa sampah perlu dikelola dengan baik dan masyarakat mengetahui peran sertanya dalam pengelolaan sampah

(8)

1.6 Kerangka Pemikiran Kajian

Kerangka pemikiran kajian berawal dari pertanyaan: bagaimana gambaran sikap masyarakat Perumnas Simalingkar yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan terhadap pengelolaan sampah pemukiman saat ini, adakah pengaruh latar belakang

pendidikan masyarakat di Pemukiman Perumnas Simalingkar terhadap manajemen pengelolaan sampah pemukiman saat ini? Hal ini timbul karena terdapatnya tumpukan sampah yang belum terkelola dengan baik sehingga dibeberapa wilayah pemukiman

sampah tidak terangkut sampai selama 3 (tiga) hari, hal ini terlihat mulai dari bak penampungan sampah rumah tangga, dibeberapa sudut pemukiman sampah berserakan

akibat tidak terangkut pada hari yang sama, kemudian adanya sampah yang dibuang dibantaran dan bahkan pada aliran sungai, parit dan sebahagian dibakar. Kondisi pada tempat penampungan sementara juga memperlihatkan bahwa sampah menumpuk dan

tidak tertampung dengan ritasi hanya satu kali sampai dua kali sehari. Adanya tempat

pemerosesan akhir sampah yang terletak ditengah pemukiman merupakan alternatif untuk mengurangi beban TPA Namo Bintang maupun TPA Desa Terjun. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa belum terwujudnya tata kelola yang baik yang memenuhi

standar pengelolaan sampah pemukiman.

Disisi lain TPS Namo Bintang yang berjarak ±7 Km dari Perumnas Simalingkar

(9)

1. Belum terbangunnya kesadaran masyarakat akan perannya bersama pemerintah dalam mengelola sampah rumah tangga untuk mengurangi volume sampah dari sumbernya.

2. TPA sampah masih dianggap sebagai satu satunya solusi penyelesian

penanganan masalah sampah.

3. Belum ada teknologi yang diterapkan pada TPA Namo Bintang untuk mengolah sampah menjadi barang yang dapat dimanfaatkan (kompos maupun

barang setengah jadi sebagai hasil dari industri hulu).

4. Perlunya belajar dari daerah atau pemukiman lain yang telah berhasil mengelola sampah lingkungan yang dapat dijadikan sebagaicontoh.

Oleh sebab itu perlu dilakukan satu kajian untuk mencari akar permasalahan dan rekomendasi pemecahannya dengan melibatkan masyarakat sebagai penghasil sampah

itu sendiri. Prilaku masyarakat dalam membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak selalu menjadi kesalahan masyarakat itu sendiri, faktor lain yang begitu kompleks dapat mempengaruhi prilaku masyarakat, seperti ketidaktahuan terhadap pengelolaan

sampah mulai dari sumbernya, bagaimana memilah dan mengolah sampah yang baik

(10)

Gambar 1.1 Kerangka awal pemikiran kajian.

Timbulan sampah pada satu pemukiman sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan penduduk, untuk itu dibutuhkan satu konsep penanganan sampah yang

ideal, mudah dilaksanakan dengan biaya murah. Konsep pengelolaan sampa h dibeberapa daerah dapat dijadikan sebagai percontohan dengan melakukan pengembangan yang dapat membangkitkan kembali budaya yang mulai tergerus yakni

semangat gotong royong, dengan demikian sampah yang tidak punya nilai dapat diubah menjadi satu komoditi yang punya nilai. Paradigma lama tentang sampah yakni:

kumpulkan, angkut dan buang, dirubah menjadi pengelolaan sampah pada sumbernya dengan mencoba menerapkan bagian dari prinsip pengelolaan sampah 3 R dan metode

lainnya serta melibatkan masyarakat sebagai pelaku utamanya. Salah satu dasar pemikirannya adalah menggali gambaran pemahaman masyarakat Perumnas Simalingkar yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan terhadap konsep

(11)

dilapangan. Kemudian contoh pengelolaan sampah pemukiman yang telah berhasil ditempat lain akan dijadikan sebagai acuan yang dapat disesuaikan atau dikembangkan pada Perumnas Simalingkar Medan. Kerangka pemikiran awal yang telah

dikembangkan dan dijelaskan secara lebih rinci pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Pengembangan kerangka pemikiran.

BAB II

Analisis prospek pengelolaan sampah konvensional. a. Analisis kualitatif deskriptif

b. Analisis matematis sederhana(distribusi frekuensi)

Temuan penelitian

Simpulan dan saran

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka awal pemikiran kajian.
Gambar 1.2 Pengembangan kerangka pemikiran.

Referensi

Dokumen terkait

Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, saya dr. Leonard Samosir, PPDS Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul

PENERAPAN DATA MINING UNTUK MENENTUKAN KRITERIA CALON NASABAH POTENSIAL PADA AJB BUMIPUTERA

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 642/1.8/PAN-SOSNAKERTRANS/2014, dan Penetapan Pemenang Nomor : 642/1.10/PAN-SOSNAKERTRANS/2014, kami Umumkan

[r]

Lalu untuk kinerja operasional bank dalam hal kredit bermasalah, Penerapan GCG cukup efektif karena Bank Mandiri terus berusaha memperbaiki kualitas pemberian kreditnya atau dengan

Auto Daya Keisindo sering adanya kesalahan input data dan adanya kecurangan dari pihak sales yang memalsukan PO atau SPK yang mengakibatkan pengendalian intern penjualan

-Siswa mendengarkan dan mengikuti perintah guru untuk bermain peran dengan tema keluarga secara tertib dan bergantian Guru, siswa, gambar/puzzle keluarga, APE masak-masakan,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsungpenyuluhan perpajakan dan kualitas pelayanan melalui kepercayaan kepada aparat pajak