PERANAN PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI
DALAM MENANGGULANGI PENAMBANGAN PASIR ILEGAL DI KECAMATAN NGADILUWIH KABUPATEN KEDIRI
Di Susun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu politik (S.IP) Strata-1
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Disusun oleh : RIZKI AMELIA
07230052
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang Dan diterima sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Kesarjanaan Strata-1
Pada tanggal : 7 Mei 2012
Dihadapan Dewan Penguji
1. Prof. DR. H. M. Mas’ud Said. ( )
2. Drs. Krisno Hadi, MA ( )
3. Drs. Jainuri, M.Si ( )
4. Drs. Asep Nurjaman, M.Si ( )
Mengetahui,
Dekan FISIP UMM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL dAN ILMU POLITIK
---
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI Nama : Rizki Amelia
NIM : 07230052
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul : Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam
Menanggulangi Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
Pembimbing I : Prof. DR. H. M. Mas‟ud Said. Pembimbing II : Drs. Krisno Hadi
Tanggal Pengajuan :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof. DR. H. M. Mas’ud Said. Drs. Krisno Hadi
Mengetahui : Dekan FISI-UMM
Dr. Wahyudi, M.Si
Tanggal Keterangan Pembimbing I Pembimbing II 12 Februari 2011 Pengajuan Bab I
12 Februari 2011 ACC Bab I 11 Maret 2012 Pengajuan Bab II 11 Maret 2012 ACC Bab II
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rizki Amelia NIM : 07230052
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul : Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam Menanggulangi Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.
Menyatakan bahwa skripsi tersebut adalah karya saya sendiri dan bukan karya orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya siap mendapat sanksi akademis.
Malang, 06. Mei 2012
Yang Menyatakan
Rizki Amelia
Mengetahui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ku persembahkan karya kecil ini kepada:
Ibuku dan Ayahku yang tercinta dan tersayang,
Terimakasih atas Do’a yang tulus kepada Ananda seperti air yang tak pernah berhenti yang terus mengalir, pengorbanan, motivasi, kesabaran, ketabahan dan tetes air matamu yang tak ternilai. Walaupun tidak selalu
bersama, Engkaulah sebaik-baiknya panutan meski tidak selalu sempurna...
Adikku tersayang, Alfarizi dan Nazwa,
kebersamaan, dukungan, do’a, kasih sayang dan perhatianmu padaku,,,
Maafkan jika kakakmu belum bisa menjadi contoh yang baik, semoga kalian selalu menjadi yang terbaik,....
Buat Idrus Aljufri,
Terimakasih atas kasih sayang yang tulus, perhatian, dan kesabaran yang telah diberikan, memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Engkau pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku...
Teman-temanku IP 2007, Criez, Bayu Purbo, Chumad, Yanto, Vivi, dan semua yang gak bisa aku sebutin satu2,, makasih karena kalian telah mengisi hari-hari bersama dalam menuntut ilmu di Kampus Putih UMM... miss U all.... Anak-anak KOS PE, Euis, Yuli, Winda, Ipunk, Jeni, Fe, N’ juga Titin, semoga kalian tetap sabar dalam mengahadapi berbagai cobaan yang ada
di kos an, hehehehehehee n’ buat Ifa, makasih buat cemilannya n’ juga
ABSTRAKSI
Kegiatan penambangan pasir illegal di Kabupaten Kediri, khususnya di wilayah Kecamatan Ngadiluwih,yang terjadi dalam perspektif tata kelola pemerintah daerah, baik dari segi kurangnya keseriusan pemerintah Daerah dan kurangnya kesadaran aparat pemerintah untuk melaksanakan pembangunan secara terarah. Kegiatan penambangan pasir illegal jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah. Seperti rusaknya ekosistem sungai bahkan menyebabkan kerugian bagi masyarakat dan pemerintah.
Untuk itu kebijakan dan strategi yang tepat diharapkan dapat mengatasi permasalahan penambangan pasir illegal ini. Oleh karena itu perlu ketegasan pemerintah daerah setempat dalam mengatasi permasalahan yang menyangkut kegiatan penambangan pasir illegal. Dari berbagai persoalan yang terjadi, permasalahan mengenai penambangan pasir illegal yang sampai saat ini masih berlangsung menjadi salah satu persoalan yang menarik untuk dikaji. Terkait lemahnya penegakan hukum dan pengawasan dalam pengelolaan lingkungan hal ini terlihat dari masih adanya penambangan pasir illegal di DAS sungai brantas. Dalam UU Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara pada pasal 1 point 1, dan peraturan daerah propinsi jawa timur nomor 1 tahun 2005 pasal 2, 3 5, dan pasal 7 tentang pengendalian usaha pertambangan bahan galian golongan C pada wilayah sungai brantas di propinsi jawa timur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kebijakan pemerintah kabupaten kediri dalam menanggulangi penambangan pasir illegal dan upaya-upaya yang dilakukan serta apa yang menjadi hambatan dalam menangulangi penambangan pasir illegal dan implementasi kebijakan tersebut dilapangan.
Melihat hasil penelitian tersebut, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa faktor ekonomi masih mendasari penambangan pasir ilegal di kabupaten Kediri. Mengingat peran penting pemerintah daerah dalam menyelamatkan lingkungan DAS sungai brantas, upaya-upaya yang selama ini dilakukan oleh pemerintah kabupaten Kediri selama ini belum optimal dan mengena dikalangan pelaku penambangan pasir illegal ini. Ini terbukti dengan masih adanya penambangan secara illegal dialiran sungai brantas. Beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah kabupaten ke depan adalah konsisten terhadap kebijakan maupun janji-janjinya kepada para penambang maupun masyarakat. Memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) penambang untuk alih profesi, menjalankan kebijakan yang sesuai fungsi dan wewenang, sekaligus berkontribusi signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat, bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata.
Kata kunci: Pemerintah daerah, Penambangan Pasir Ilegal.
Malang, 5 Mei 2012 Penulis
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
ABSTRACT
Illegal sand mining activities in the district of Kediri, especially in the subdistrict Ngadiluwih, which occurred in the perspective of local governance, lack of seriousness in terms of both local governments and a lack of awareness of government officials to carry out the construction as directed. Illegal sand mining activities if not treated immediately will cause severe environmental damage. Destruction of ecosystems such as rivers and even cause harm to society and government.
To the appropriate policy and strategy is expected to address this problem of illegal sand mining. Therefore, local governments need firmness in overcoming problems related to illegal sand mining activities. Of the various problems that occur, the problem of illegal sand mining which is still held to be one interesting issue to be studied. Related to law enforcement and supervision in the management of this environment can be seen from the persistence of illegal sand mining in the Brantas river basin. In the Republic of Indonesia Law No. 4 of 2009 on mineral and coal mining in article 1 point 1, and East Java provincial regulations No. 1 of 2005 articles 2, 3 5, and Article 7 of the control of mineral mining category C in the Brantas River in east Java province.
The purpose of this study was to describe the policy of governments in tackling kediri illegal sand mining and the efforts made and what are the bottlenecks in menangulangi illegal sand mining and the implementation of the policy field.
Looking at the results, conclusions can be drawn is that the underlying economic factors are still illegal sand mining in the district of Karachi. Given the important role of local government in saving the Brantas river basin environment, efforts have been made by the district government Karachi has not been optimal and striking among the perpetrators of this illegal sand mining. This is evidenced by the persistence of illegal mining dialiran Brantas river. Some things you should do next district is consistent with the policy and its promises to the miners and the community. Improve the quality of Human Resources (HR) profession over the miners for, implement policies that suit the function and authority, as well as contributing significantly to the welfare of the community by providing education and training to the community, not just looking for profit.
Key words: Local authorities, illegal sand mining.
Malang, 5 Mei 2012 Penulis
Menyetujui,
Advisor I Advisor II
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahiim
Assalamuakaikum Wr. Wb
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini
mengungkapkan “Peranan Pemerntah Kabupaten Kediri Dalam Menanggulangi Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri”
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu berupa arahan dan dorongan selama penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesabaran dan kesehatan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang penuh perjuangan
2. Rektor UMM: DR. Muhadjir Effendy, M.AP.
3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Wahyudi, M.Si
4. Segenap Pimpinan Jurusan Ilmu Pemerintahan: Dr. Dra. Tri Sulistiyaningsih, M.Si : Drs. Jaenuri, M.Si serta para dosen yang telah memberikan ilmu dan segenap pikirannya penulis. Semoga ilmu yang didapat penulis dapat bermanfaat suatu kelak nanti. Amiiin.
5. Dosen pembimbing: Prof. DR. H. M. Mas‟ud Said sebagai dosen pembimbing I, dan Drs. Krisno Hadi, MS sebagai dosen pembimbing II, terima kasih atas dukungan dan arahan keduanya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Segenap Bapak/Ibu dosen FISIP, khususnya dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan, terima kasih atas transformasi ilmunya selama di bangku kuliah.
6. Pak Agung selaku Kasat Pol PP Kab. Kediri, Pak Wahyu dan Pak Yusuf selaku Penegak Perda dalam jajaran Satuan Polisi Pamong Praja, terimasih telah membantu dalam memberikan data-data yang saya perlukan.
7. Pak Camat Ngadiluwih yang telah membantu memperlancar pencarian data skripsi. 8. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal baik dari semua pihak tersebut mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan pengetahauan dan khazanah keilmuan, khususnya bagi penulis serta bermanfaat bagi siapa saja membacanya. Amien.
Malang, 2012 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan ... Berita Acara Bimbingan Skripsi... Abstraksi ...
2. Bagi Instansi Pemerintah ... 7
3. Bagi Masyarakat ... 7
E. Defenisi Konseptual ... 8
1. Peranan Pemerintah Daerah ... 8
2. Menanggulangi ... 9
3. Penambangan Pasir Ilegal ... 9
F. Defenisi Operasional ... 11
4. Teknik Pengumpulan Data ... 15
5. Teknik Analisa Data ... … 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peranan Pemerintah Daerah ... …. 19
1. Pemerintah Daerah ... …..19
2. Kebijakan Umum ... .…. 32
B. Penambangan Pasir Ilegal ... ….. 40
BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 48
1. Kondisi Geografis Kabupaten Kediri ... 48
5. Pariwisata dan Komunikasi ... 58
6. Pertumbuhan Ekonomi ... 60
B. Gambaran Umum Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri ... 60
1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ... ……… 60
2. Gambaran Umum Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri ... 62
2.1 Struktur Organisasi serta Tugas Pokok dan Fungsi ... 63
3. Personel dan sarana prasarana yang tersedia... 70
3.1 Personel ... 70
3.2 Sarana dan Prasarana ... 72
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. DAS Sebagai Area Terlarang Untuk Penambangan Pasir ... 77
B. Profil Penambang Pasir di Area DAS Brantas ... 82
1. Penambang Pasir dengan Cara Manual/Tradisional ... 83
2. Penambang Pasir dengan Cara Menggunakan Mesina atau Mekanik ... 83
C. Menambang Pasir di Daerah terlarang ... 88
a. Dalam Peraturan Daerah ... 88
b. Ketentuan Pidana ... 93
D. Peran Pemda dalam Menanggulangi Penambangan Pasir Ilegal ... 98
1. Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka menanggulangi penambangan pasir Ilegal ... 98
2. Hambatan yang dihadapi dalam Menanggulangi penambangan pasir ilegal .. 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 109
B. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA
Emzir.2010. Analisis Data. Rajawali Pers. PT RajaGrafindo Persada.
Gunawan, Sumodiningrat. 2001“Responsi Pemerintah Terhadap Kesenjangan
Ekonomi”. Jakarta. PT Cipta Visi Mandiri.
Moleong, Lexy. J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ramlan, Surbakti. Memahami Ilmu Politik. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Senjdaja Soetisna. Momon. dan Sjachran Basah, SH. 1983. Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah dan Pemerintahan Desa. Bandung. Penerbit Alumni.
Singarimbun, Masri. 1981. “Metodologi Penelitian Survai”. Jakarta: LP3ES.
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Pertambangan, Jakarta : Sinar Grafika.
Wahab, Solichin Abdul, Analisis kebijakan publik, PT.Danar Wijaya : Malang
UUD 1945 pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
Perda Kabupaten Daerah Tingkat II Kediri Nomor 14 Tahun 1998 tentang Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galia Golongan C
Internet :
arisandi.com. “Pengertian Peranan” http://arisandi.com/?p=584 diakses pada tanggal 21 Desember 2010
Berita Antara. “Penurunan dasar sungai Brantas.
http://www.antaranews.com/berita/1303716315/efek-domino-penurunan-dasar-sungai-brantas. diakses pada 25 Januari 2012
Gerbang News,“Razia Penambang Pasir-mekanik”.
http://www.gerbangnews.com/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=787%3Arazia-penambang-pasir-mekanik&Itemid=138 di akses pada
Harian Birawa. “Tambang Ilegal”. http://www.harianbhirawa.co.id/eksekutif/8604-400-titik-tambang-ilegal-rusak-das-brantas diakses pada tanggal 18 April 2012
Seputar Indonesia. “Tingkat Pencemaran Sungai Brantas”.
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/431390/44/ di
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah
Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri pertambangan
juga menciptakan lapangan kerja di Kabupaten dan Kota dimana merupakan sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang
meliputi: eksplorasi, eksploitasi, pengolahan/ pemurnian, pengangkutan mineral/ bahan
tambang.
Sejalan dengan proses otonomi daerah, kesiapan dan kemampuan baik SDM (Sumber
Daya Manusia) maupun institusi di bidang pengelolaan lingkungan hidup terus ditumbuh
kembangkan sesuai dengan potensi dan permasalahannya di masing-masing daerah. Perhatian
permasalahan lingkungan tidak saja diarahkan pada terjadinya berbagai kasus pencemaran
terhadap lingkungan hidup, tetapi juga banyaknya eksploitasi yang menyebabkan
berkurangnya sumber daya alam dan energi, baik itu sumber daya alam terbaharui maupun
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Banyak kegiatan penambangan yang
mengundang sorotan masyarakat sekitarnya karena dampak yang ditimbulkan berakibat pada
pengrusakan lingkungan, apalagi penambangan tanpa izin yang selain merusak lingkungan
juga membahayakan jiwa penambang karena keterbatasan pengetahuan si penambang dan
juga karena tidak adanya pengawasan dari dinas atau instansi terkait.
Tingkat pencemaran air Sungai Brantas, sudah pada taraf yang mengkhawatirkan. ini,
mulai mengalami kepunahan. 1 Kondisi seperti ini juga terjadi di Kabupaten Kediri Propinsi
Jawa Timur tepatnya di kali Brantas Kecamatan Ngadiluwih, yang sungainya dieksploitasi
untuk diambil pasirnya. Pasir yang dihasilkan cukup berlimpah dan merupakan bahan
tambang yang menggiurkan bagi banyak orang. Sungai yang semula terdapat banyak ikan
kini menjadi rusak karena dikeruk oleh alat-alat penyedot pasir untuk diambil pasirnya dan
meningalkan bekas penambangan dan menimbulkan kerusakan ekologi dan pencemaran air
tanah.
Kekayaan alam dikuasai oleh negara, hal ini diatur dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3)
(UUD 1945 ayat 3 : „‟ Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
olaeh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Artinya bahwa
bumi air dan udara adalah merupakan milik negara yang dikelola oleh pemerintah dengan
tujuan untuk kemakmuran bagi rakyat”.2
Dijelaskan pada Peraturan Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Kediri Nomor 14 Tahun 1998, bahwa bahan tambang sebagai kekayaan
alam yang perlu dilestarikan keberadaannya perlu diatur penggunaannya secara optimal
dengan prinsip pengelolaan berdaya guna, berhasil guna dan berwawasan lingkungan.
Penguasaan Negara atas bahan-bahan tambang yang ada didalam bumi telah diatur
secara umum dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pertambangan Pasal 1 Undang-Undang dimaksud menyatakan bahwa semua bahan
galian yang terdapat dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia yang merupakan
endapan-endapan alam sebagai Karunia Tuhan Yang Meha Esa adalah kekayaan nasional
Bangsa Indonesia dan oleh karenanya dikuasai dan dipergunakan oleh Negara untuk
sebesar-besarnya bagi kemakuran rakyat.
Yang paling penting saat ini adalah sejauh mana keseriusan pemerintah daerah
kabupaten kediri dalam memerangi penambangan pasir liar ini. Persoalan inilah yang
1
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/431390/44/ 2
kemudian muncul sehinga yang terpenting saat ini adalah bagaimana menyadarkan
masyarakat yang mengeluti penambangan pasir liar supaya memperhatikan bahwa yang
mereka lakukan ini menimbulkan kerusakan yang dampaknya dirasakan masyarakat sekitar.
Permasalahan penambangan pasir liar yang terjadi dalam perspektif tata kelola
pemerintah daerah yang baik saat ini adalah kurangnya keseriusan dan kesadaran aparat
pemerintah untuk melaksanakan pembangunan secara terarah, selain itu juga institusi
penegak hukum yang kurang tegas terhadap pelanggar hukum atau tebang pilih, hal ini juga
berperan menyebabkan terkendalanya tata kelola pemerintahan yang baik. serta kurangnya
perhatian dan kurangnya sosialisasi yang di lakukan pemerintah, sehinga banyak sekali
kendala yang terjadi dalam pengembangan wilayah.
Kebijakan dan strategi yang tepat diharapkan dapat mengatasi masalah penambangan
pasir ilegal ini. kepada masyarakat harus dilihat dari struktur masyarakat serta keseharian
dari masyarakat itu sendiri sehinga pada saat sebuah kebijakan tersebut di terapkan
masyarakat akan bisa menerima dengan baik tanpa ada masalah di kemudian hari yang
disebabkan efek dari kebijakan yang tidak cocok dalam tatanan masyarakat yang ada, sehinga
peran pemerintah dalam hal ini adalah sosialisasi kepada masyarakat secara bertahap tentang
manfaat dari sebuah pembangunan bagi masyarakat itu sendiri serta bagi kelangsungan
sebuah pembangunan, Sehingga saat ini masyarakat yang dijadikan tumbal oleh pemerintah
adalah bahwa yang melakukan kegiatan penambangan pasir illegal adalah hanya masyarakat
yang berada disekitar tambang. Padahal kalau lebih jauh melihat kedalam, yang melakukan
kegiatan penambangan illegal adalah oknum-oknum yang ada di birokrasi dan
pengusaha-pengusaha nakal yang kemudian berlindung dibelakang aparatur penegak hukum.
Oleh karena itu perlu adanya ketegasan pemerintah daerah setempat dalam semua
bidang, jangan ada lagi tarik ulur kebijakan antara penguasa dan pengusaha. Supaya
sektor, selama ini lingkungan kurang begitu mendapat perhatian, terutama di sektor
pertambangan yang sebenarnya sangat vital, karena hal ini mempengaruhi kondisi lingkungan
dan infrastruktur di sekitarnya. sebagian besar masyarakat tidak mengetahui apa dampak
yang di timbulkan dari pertambangan pasir ilegal terutamanya yang ada disekitar kali brantas
kabupaten kediri, oleh karena itu dalam rangka membangun lingkungan yang baik perlu
adanya sebuah ketegasan dari kebijakan, sehingga diharapkan kedepannya penambangan liar
bisa dihentikan. Karena itu, peningkatan sumberdaya manusia yang handal di sektor lain
sangat di perlukan sehinga dengan adanya sumberdaya yang ada mereka tidak akan mudah
menyerah untuk terus berusaha memperbaiki kondisi perekonomian yang sudah ada sehinga
pembangunan akan semakin baik lagi.
Dengan melihat realitas yang terjadi dari berbagai bencana alam yang melanda
ditanah air akhir-akhir ini, kita ternyata disadarkan pula pentingnya untuk menjaga atau
mencintai alam, mengingat hal tersebut juga didukung oleh pemerintah dengan berbagai
pencanangan program penanaman pohon dan larangan penambangan secara liar dengan
mengunakan alat-alat yang sekiranya dapat merusak sungai, penambangan yang liar
(eksploitasi alam) yang berlebihan dan sebagainya. Hal tersebut memang berdampak negatif
ketika tanpa kontrol dan dibiarkan begitu saja.
Namun, walaupun dampak yang dirasa sangat merugikan terutama terhadap
lingkungan, belum maksimalnya upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kegiatan
penambangan pasir illegal yang ada di Kecamatan Ngadiluwih ini, baik yang dilakukan oleh
masyarakat secara pribadi maupun private sector (pengusaha tambang) dimana kegiatan ini
semakin hari makin dilakukan dengan teknologi yang canggih yang mampu merusak
lingkungan disepanjang bantaran Sungai Brantas.
Untuk itu, dalam hal ini peran dari berbagai pihak seperti pemerintah, aparat, dan
tidak untuk meminimalisir dan pada akhirnya kegiatan penambangan pasir illegal yang sangat
merugikan tersebut setidaknya pada kedepannya tidak ada lagi.
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri Dalam Menanggulangi
Penambangan Pasir Ilegal di Kecamatan Ngadiluwih Kebupaten Kediri”.
B. Rumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam menanggulangi
penambangan pasir ilegal di Sungai Brantas di wilayah Kecamatan Ngadiluwih?
2. Faktor apa yang menghambat Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam
menanggulangi penambangan pasir ilegal di Sungai Brantas di wilayah Kecamatan
Ngadiluwih?
C. Tujuan penelitian :
Penelitian ini diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai sebagai sebuah hasil,
dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Bagaimana peranan Pemerintah kabupaten Kediri dalam menanggulangi
penambangan pasir ilegal di Sungai Brantas di wilayah Kecamatan Ngadiluwih.
2. Faktor apa yang menghambat peranan pemerintah Kabupaten Kediri dalam
menanggulangi penambangan pasir liar di Sungai Brantas di wilayah Kecamatan
Ngadiluwih.
Setiap proses usaha atau kegiatan dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat dan kegunaan bagi beberapa pihak, diantaranya :
1. Bagi Peneliti, mendapatkan wacana dan khasanah keilmuan yang baru tentang peran
dan tindakan pemerintah dalam menangani permasalahan penambangan pasir liar di
Kabupaten Kediri.
2. Bagi Instansi Pemerintahan Kabupaten Kediri, penelitian ini dapat sebagai rujukan
dan masukan untuk menanggulangi terjadinya kegiatan penambangan pasir liar, baik
dalam menyusun peraturan yang terkait dengan kegiatan penambangan liar maupun
penerapan praktek penambangan yang baik.
3. Bagi Masyarakat, memberikan pemahaman bahwasanya kegiatan penambangan pasir
secara liar adalah kegiatan melanggar hukum dan akan menyebabkan kerusakan
lingkungan yang tidak terkendali, sehingga dengan adanya pemahaman ini maka
masyarakat diharapkan bisa menghentikan kegiatan penambangan secara liar atau
setidaknya dapat melakukan teknik penambangan yang baik, benar dan berwawasan
lingkungan.
E. DEFINISI KONSEPTUAL
Agar memperoleh kejelasan tentang arti dari penelitian ini, diperlukan adanya
definisi konseptual yang memberikan arahan dan ruang lingkup penelitian, sehingga
mudah dalam mengadakan penelitian. Adapun definisi-definisi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Peranan Pemerintah Daerah
Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang
dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.3
Pemerintah daerah adalah terdiri atas kepala daerah dan perangkat daerah dan
perangkat daerah yang berfungsi sebagai penyelenggaraan pemerintah atau bisa juga
diartikan Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara unsur Pemerintah Daerah
yang terdiri dari Gubernur, Bupati, atau WaliKota, dan perangkat daerah. Perangkat
Daerah dapat berupa :
a) Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur dan
Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah, dinas Daerah, dan
Lembaga Teknis Daerah.
b) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) yang terdiri atas
Bupati/WaliKota dan Perangkat Daerah, yang meliputi Sekretariat Daerah,
Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan,dan Kelurahan.4
Dalam skripsi ini akan dikhususkan untuk pemerintahan Kabupaten, dimana
Pemerintah Kabupaten berarti penyelenggara pemerintah yang yang ruang lingkup
kekuasaannya hanya ada di Kabupaten, dimana kekuasaan tertinggi di Kabupaten
dipegang oleh Bupati dan dibantu oleh Wakil Bupati dan Perangkat Daerah. Dalam
skripsi ini dikhususkan pada Pemerintah Kabupaten Kediri.
2. Menanggulangi
Menanggulangi bisa diartikan sebagai mencegah atau menangani
permasalahan yang sudah terjadi agar tidak terulang kembali. Bisa juga diartikan
sebagai proses atau serangkaian pekerjaan yang dalam hal ini adalah bagaimana
3
http://arisandi.com/?p=584 diakses pada tanggal 21 Desember 2010 4
peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam memberantas para penambangan pasir
illegal yang ada di Sungai Brantas Kabupaten Kediri.
3. Penambangan Pasir Ilegal
Dalam segala kegiatan, tentu tekait dengan sektor bidang pemerintahan,
misalnya kegiatan usaha pertambangan pasti terkait dengan kementrian
pertambangan, kementrian perhubungan, kementrian perdagangan, serta Pemerintah
Daerah oleh karena itu, pemberian izin perlu dikaji secara cermat dan akurat untuk
menghindari dampak lingkungan, sosial dan budaya. 5
Istilah penambang sering didengar, dimana kata penambang itu sendiri tidak
asing melihat dari banyaknya sumber daya alam berupa galian atau tambang. Secara
otomatis penambang diberikan kepada para pekerja yang melakukan pekerjaan berupa
galian. Para penambang itu sendiri pada umumnya melakukan usaha pertambangan
yang meliputi penggalian.
Penambangan pasir secara ilegal merupakan kegiatan menambang pasir yang
dalam pekerjaannya tidak memiliki izin resmi, melakukan perdagangan dan peredaran
hasil tambang pasir tanpa izin atau melakukan pertambangan baik penambangan
hingga perdagangan dan perederan hasil tambang pasir yang tidak memiliki izin
resmi. Selain itu, juga izin rekomendasi atau bentuk apapun yang diberikan kepada
perseorangan, sekelompok orang atau perusahaan / yayasan oleh instansi pemerintah
diluar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat dikategorikan
sebagai penambangan secara ilegal.
5
F. DEFINISI OPERASIONAL
Di dalam karya ilmiah penyusunan definisi operasional ini diperlukan karena
sebagai alat pengambilan data mana yang cocok dan akan digunakan. Jadi, definisi
operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang
menggunakan variabaeal yang sama. Dari informasi tersebut akan mengetahui bagaimana
caranya atas variabel itu dilakukan. Dengan penelitian, dia dapat menentukan apakah
prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan atau diperlukan prosedur pengukuran
yang baru.
Dengan demikian, definisi operasional dapat diartikan sebagai ukuran dari pada
suatu indikator variable untuk dijadikan pijakan guna membahas hipotesa yang akan
dicari kebenarannya. Berdasarkan unit analisanya yang menjadi indikator variable dalam
penelitian ini adalah : pemerintah, aparat, dan penambang pasir liar tersebut. Maka untuk
mengukur keberhasilan variabel di atas ditentukan indikator-indikator sebagai berikut :
1) Peranan Pemerintah Kabupaten Kediri dalam penanggulangan penambangan pasir
ilegal.
a) Apa yang sedang dan telah dilakukan Pemkab untuk mengatasi masalah tersebut.
b) Langkah-langkah yang ditempuh oleh Pemkab Kediri dalam penanggulangan
pasir ilegal.
c) Pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh Pemkab dalam implementasi
kebijakan penanggulangan penambang pasir ilegal.
d) Implementasi kebijakakan.
e) Bagaimana bentuk pengawasan dan hasil-hasilnya untuk penanggulangan
penambangan pasir ilegal.
2) Hambatan-hambatan dalam penanggulangan panambangan pasir ilegal.
b) Adanya celah kebijakan, terkait regulasi yang dikeluarkan dalam menangani
penambangan illegal.
c) Kurangnya pemahaman pelaku penambangan pasir ilegal terhadap praktek
penambangan yang baik.
G. METODE PENELITIAN
Metode merupakan suatu ilmu mengenai metode dimana di dalamnya terkandung
teknik serta cara-cara mulai penelitian direncanakan sampai dengan penulisannya. Dalam
setiap penelitian metodologi memegang peranan yang sangat penting dalam rangka untuk
menganalisa data dan pengumpulan data. Ada beberapa tahap dalam metodologi
penelitian, yaitu :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk melukiskan atau memberi gambaran mengenai
suatu fenomena atau pokok permasalahan yang timbul di lapangan tanpa mempersoalkan
jalinan atau hubungan antar variabel. Sehingga, jika dilihat dari tujuan pengembangan
teori, maka jenis penelitian ini arahnya lebih condong pada penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan, yang pertama adalah untuk
mengetahui perkembangan sarana fisik atau frekuensi terjadinya aspek suatu fenomena
sosial tertentu, yang kedua adalah untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena
sosial tertentu. 6
2. Subyek Penelitian
6
Jika membicarakan tentang subyek penelitian sama halnya dengan membicarakan
unit analisis, yaitu satuan tertentu yang diperhatikan sebagai sebuah obyek dalam sebuah
penelitian. Sehingga, yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah subyek yang dituju
untuk diteliti peneliti.
Terkait dengan kegiatan penambangan dan lingkungan, maka subyek penelitian
yang di ambil adalah:
a. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri
- Kasat Pol PP, Bapak Agoeng Djoko R. SH. MM
- Seksi Penegak Perda Bapak Drs. Wahyu Widodo
b. Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi.
- Ir. Edy Yuwono
c. Camat Ngadiluwih.
- Drs. Muslich Syaifudin
d. Penambang pasir di kecamatan Ngadiluwih.
- Pak Mujib
- Pak Heru
- Pak Indro
- Pak Sony
- Mas Fauzy
e. Masyarakat setempat 5 orang.
- Pak Harto
- Pak Sahid
- Bu Min
- Bu Anik
3. Sumber Data
Di dalam penelitian, penulis memerlukan data. Adapun data yang dipergunakan di
dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber yang bukan merupakan
hasil pengimpulan data dari orang lain. Dalam kaitannya dengan penelitian yang
dilakukan di atas ini dapat melalui observasi dan mengadakan wawancara
langsung dengan responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh berdasarkan penyelidikan orang
lain atau data yang sudah ada, sehingga kita tinggal menggunakan data tersebut.
Dalam penelitian ini, data sekunder yang dipergunakan adalah melalui
dokumentasi seperti foto, buku, koran, internet dan lain-lain yang berkaitan
dengan praktek penambangan pasir liar dan kebijakan untuk membenahi
kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir liar di Kabupaten Kediri.
4. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang bersifat ilmiah memerlukan suatu metode untuk memecahkan
masalah penelitian yang dihadapi, serta untuk memahami obyek penelitian yang menjadi
sasaran penelitian. Untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan masalah yang
diteliti serta manunjang kelengkapan data yang tepat dan memadai.
Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini antara
lain :
Observasi dimaksudkan sebagai suatu teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek penelitian. Dari metode obsevasi
ini, data yang diperoleh adalah keadaan daerah, lingkungan kerja dan pelaksanaan riil
kebijakan yang ada dii lapangan. Teknik observasi digunakan karena peneliti juga
membutuhkan data-data yang lebih obyektif berdasarkan fakta lapangan dan bersifat
umum.
b. Teknik Wawancara
Teknik ini paling banyak dipergunakan dalam tahap pengumpulan data.
Melalui teknik wawancara, data yang menunjukkan gejala-gejala berkaitan dengan
fokus perhatian penelitian ini dilacak melalui wawancara dengan informan. Untuk
memperlancar pengumpulan data dengan teknik ini, dipergunakan perangkat
pembantu berupa daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Dalam penelitian
ini wawancara dilakukan pada instansi terkait, penambang liar, aparat, masyarakat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya
terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan tertulis dengan
sengaja untuk menyimpan atau meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut.
Melalui dokumentasi ini diharapkan data-data yang ada dapat lebih
dipertanggung-jawabkan karena ada bukti yang konkrit.
5. Teknik Analisis Data.
Menurut Bogdan Taylor7 Mendefisinikan metode kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
7
Dalam penelitian ini digunakan analisis data kualitatif sebagaimana yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman adalah dengan prosedur: reduksi data (reduction
data), penyajian data (display data), menarik kesimpulan atau verifikasi (drawing
conclucing), dengan penjelasan sebagai berikut: 8
1. Reduksi Data
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,
abstraksi dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan
lapangan tertulis. Reduksi data terjadi secara kontinu melalui kehidupan suatu proyek
yang diorientasikan secara kualitatif. Faktanya bahkan “sebelum” data secara aktual
dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti
(sering tanpa kesadaran penuh) yang mana kerangka konseptual, situs, pertanyaan
penelitian, pendekatan pengumpulan data untuk dipilih. Sebagaimana pengumpulan
data berproses, terdapat beberapa episode selanjutnya dari reduksi data (membuat
rangkuman, pengkodean, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat
pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo). Dan reduksi/pentransformasian proses
terus menerus setelah kerja lapangan, hingga laporan lengkap.
Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan
bagian dari analisis. Pilihan-pilihan peneliti potongan-potongan data untuk diberi
kode, untuk ditarik keluar, dan rangkuman pola-pola sejumlah potongan, apa
pengembangan ceritanya, semua merupakan pilihan-pilihan analitis. Reduksi data
adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memfokuskan, membuang dan
menuyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan
diverifikasikan.
8
2. Penyajian Data
Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sebagaimana
halnya dengan reduksi data, penggunaan penyajian data tidaklah terpisah dari analisis,
dalam merancang dan memutuskan jenis data yang digunakan atau dianalisis. Hal ini
juga merupakan kegiatan reduksi data.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi data secara terus menerus
sepanjang penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lapangan dan selama proses
pertumbuhan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data
yang dikumpulkan, yaitu dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan dan
hal-hal lain yang sering timbul dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang
masih bersifat tentatif, akan tetapi dengan bertambahnya data melalui verifikasi secara
terus-menerus, maka Akan diperoleh kesimpulan senantiasa terus dilakukan verifikasi
selama penelitian berlangsung yang melibatkan interptretasi peneliti.
Ketiga tahap ini, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
sebagai antar jalinan sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk
paralel untuk menyusun domain umum yang disebut analisis. Ketiga tahap tersebut
dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada gambar dibawah ini, yamg mana ketiga
jenis analisis dan aktifitas pengumpulan data itu sendiri membentuk suatu siklus