• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Biogas (Gas Methan) Dari Hasil Pengolahan Palm Oil Mill Effluent (Pome) Secara Anaerobic Sebagai Bahan Bakar Unit Oil Refinery Dan Pencegah Pencemaran Lingkungan Di Pt.Multimas Nabati Asahan, Batu Bara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemanfaatan Biogas (Gas Methan) Dari Hasil Pengolahan Palm Oil Mill Effluent (Pome) Secara Anaerobic Sebagai Bahan Bakar Unit Oil Refinery Dan Pencegah Pencemaran Lingkungan Di Pt.Multimas Nabati Asahan, Batu Bara"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN) DARI

HASIL

PENGOLAHAN PALM

OIL MILL EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC SEBAGAI BAHAN

BAKAR UNIT OIL REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya

SYAIFUL BAHRI SITORUS

102401001

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ii

PERSETUJUAN

Judul : PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN)

DARI HASIL PENGOLAHAN PALM OIL MILL

EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC

SEBAGAI BAHAN BAKAR UNIT OIL

REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : SYAIFUL BAHRI SITORUS

Nomor Induk Mahasiswa : 102401001

Program Studi : DIPLOMA III (D3) KIMIA ANALIS

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di

Medan, Juli 2013 Diketahui

Program Studi D III Kimia Dosen Pembimbing

Ketua,

Dra. Emma Zaidar Nst, MSi

NIP.195512181987012001 NIP.194805131971072001

Dr.Tini Sembiring,M.S.

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,

(3)

iii

PERNYATAAN

PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN) DARI HASIL PENGOLAHAN PALM

OIL MILL EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC SEBAGAI BAHAN

BAKAR UNIT OIL REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali

beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2013

102401001

(4)

iv

PENGHARGAAN

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillahi-rabbilalamin, segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat

Allah S.W.T yang telah melimpahkan banyak karunia kepada penulis khususnya

dan kepada kita semua umumnya. Satu hal yang paling penting ialah hanya karena

rahmat dan ridho Allah lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat

serta salam penulis ucapkan kepada sumber inspirasi serta tauladan penulis, nabi

Muhammad S.A.W yang merupakan manusia luar biasa yang penulis kagumi dalam

hidup karena kesempurnaan akhlak serta kepemimpinan yang telah membawa

perubahan zaman yang begitu besar. Dari beliaulah sebenarnya inspirasi penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk meraih

gelar ahli madya pada program studi Diploma 3 Kimia Analis di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini jauh dari

kesempurnaan karena keterbatasan penulis baik dari segi kemampuan, waktu, dan

pengetahuan. Karena segala kesempurnaan hanya milik Allah semata. Oleh karena

pengetahuan dan pengalaman penulis yang terbatas guna mencapai kebaikan dan

kesempurnaan tugas akhir ini maka penulis mengharapkan keritikan dan

(5)

v

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis tercinta Syahrial Sitorus dan Fatimah yang telah

memberikan banyak kasih sayang dan dukungan serta doa restu. serta abang

penulis Asril Sitorus, Amd, kakak penulis Iyus nizar Sitorus, serta adik adik

penulis Hendra Gunawan Sitorus, Nurbaity Sitorus, Siti Rahmawati Sitorus.

Yang telah banyak memberikan dorongan moril maupun materil.

2. Ibu Dr. Tini sembiring, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah dengan

sabar meneliti dan memberikan pengarahan pada penulis dalam menyelesaikan

karya ilmiah ini.

3. Bapak Dr.Sutarman, MSc selaku dekan Fakultaas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara, Medan.

4. Ibu Dr.Rumondang bulan ,MS selaku ketua Departmen Kimia Fakultaas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara, Medan.

5. Ibu Dra. Emma Zaidar,MSi selaku ketua program studi D3 Kimia Analis

Fakultaas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara,

Medan.

6. Bapak Harry Tampubolon selaku Mill Manager di PKS PT. Multimas Nabati

Asahan, Batu Bara.

7. Bapak darma syahputra dan lukmanuddin selaku pembimbing lapangan I dan II

(6)

vi

8. Seluruh staff dan karyawan PT. Multimas nabati asahan yang banyak memberi

dorongan dan semangat selama penulis melakukan kerja praktek.

9. Rekan rekan tim seangkatan Irmadani, Suayba Sitompul dan Martha Naibaho

serta seluruh mahasiswa D3 Kimia Analis stanbuk 2010 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu.

10. Pendukung serta teman teman dekat penulis yaitu drh. Lilik prayitno, Arie

Yudha Nugraha, Ardhiansyah, Syahrial Affandi, Adam Eko Prabowo, Asrul

tarigan, Andi kurniawan, Riki Effendi, dan teman seperjuangan lainya yang tak

bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berterima kasih dan berdoa kepada Allah SWT, semoga kebaikan

mereka dibalas dengan yang lebih. Amin.

Medan, Juni 2013

Penulis

(7)

vii

PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN) DARI HASIL PENGOLAHAN PALM

OIL MILL EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC SEBAGAI BAHAN

BAKAR UNIT OIL REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

ABSTRAK

(8)

viii

UTILIZATION OF BIOGAS (METHAN GAS) FROM WASTE PRODUCTION OF PROCESSING PALM OIL MILL EFFLUENT (POME) IN ANAEROBIC AS FUEL TO OIL REFINERY

UNIT AND PREVENT THE ENVIRONMENTAL POLLUTION IN PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

ABSTRACT

(9)
(10)

x

2.6.1. Undang-Undang Luar Negri Sebagai Pembanding 16

2.6.2. Undang-Undang Lingkungan Untuk Pabrik Kelapa Sawit 17

2.7. Fermentasi Biogas (Gas Methan)

19

Bab 3 Metodologi Percobaan

(11)

xi

3.3.1. Penyiapan Kolam

26

3.3.2. Pengolahan Dalam tanki Fermentasi (Anaerob tank)

27

3.3.3. Pengolahan Limbah

28

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

29

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nilai fisiko-kimia minyak sawit dan minyak inti sawit 9

Tabel 2. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak

inti kelapa sawit

11

Tabel 3. Komponen minor minyak kelapa sawit

12

Tabel 4. Baku mutu limbah pabrik kelapa sawit

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. fase pembentukan gas methan dari bahan organik

20

Gambar 2.2. reaksi pembentukan gas methan

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I : PETA IPAL PKS PT.MNA KT

37

Lampiran II : Kapasitas IPAL PKS ( CPO )

38

Lampiran III: Flow chart IPAL PKS PT.MNA KT

(15)

vii

PEMANFAATAN BIOGAS (GAS METHAN) DARI HASIL PENGOLAHAN PALM

OIL MILL EFFLUENT (POME) SECARA ANAEROBIC SEBAGAI BAHAN

BAKAR UNIT OIL REFINERY DAN PENCEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN DI PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

ABSTRAK

(16)

viii

UTILIZATION OF BIOGAS (METHAN GAS) FROM WASTE PRODUCTION OF PROCESSING PALM OIL MILL EFFLUENT (POME) IN ANAEROBIC AS FUEL TO OIL REFINERY

UNIT AND PREVENT THE ENVIRONMENTAL POLLUTION IN PT.MULTIMAS NABATI ASAHAN,

BATU BARA.

ABSTRACT

(17)

xv

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia, namun kenyataanya mampu hadir dan

berkiprah di indonesia tumbuh dan berkembang denan baik (perkebunannya dapat

ditemukan antara lain di sumatra utara dan D.I. Aceh) dan produk olahanya –

minyak sawit menjadi salah satu komoditas perkebunan yang handal. ( Tim penulis)

Minyak Sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang

cerah dimasa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari

minyak sawit. Minyak sawit disamping digunakan sebaai bahan mentah industri

pangan, dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri non-pangan.

Dalam perekonomian indonesia komoditas kelapa sawit memegang peranan yang

cukup strategis karena komoditas ini punya prospek yang cerah sebagai sumber

devisa negara . di samping itu, minyak sawit merupakan bahan baku utama minyak

goreng yang banyak di konsumsi di seluruh dunia, sehingga secara terus menerus

mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit.(risza,1994)

Tandan buah sawit yang diolah dipabrik akan menghasilkan minyak sawit,

inti sawit, cangkang, serat dan tandan kosong . Dalam proses pengolahan terdapat

(18)

xvi

kapasitas yang cukup besar yaitu antara 10 s/d 60 ton/jam maka bahan buangan

tersebut mempengaruhi lingkukngan Biotik dan Abiotik.

Perkembangan areal perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan

pembangunan pabrik yang cukup pesat akan mempengaruhi lingkungan sekitar

terutama lingkungan badan penerima limbah. Untuk mengurangi dampak negatif

pabrik pengolahan kelapa sawit yang mengacu pada undang-undang No 4 tahun

1982 dan peraturan pemerintah, maka pengendalian limbah pabrik kelapa sawit

harus dilakukan dengan baik. Pengendalian limbah pabrik kelapa sawit dapat

dilakukuan dengan cara pemanfaatan, pengurangan volume limbah dan pengawasan

mutu limbah.

Pembangunan instalasi pengendalian limbah dilakukan bersamaan dengan

pembanguna pabrik kelapa sawit dengan sistem yang didasarkan kepada kapasitas

dan kualitas yang diinginkan. (Naibaho.1998)

Pemakaian energi bahan bakar yang berasal dari fosil secara global dan

terus menerus telah meningkatkan kebutuhan akan sumber energi alternatif. Kini

penghargaan terhadap sistem energi biologi semakin bertambah dan kemajuan

Bioteknologi dalam bidang ini akan segera membuatnya menjadi proses pilihan

sebagai realitas ekonomi. Biomassa seperti residu pengolahan hutan, pertanian serta

hewan, limbah organik industri dan ternak, sekarang dapat di koversikan melalui

proses fisik-kimiawi dan atau Fermentasi utuk membuat bahan bahan pengganti

(19)

xvii

bakar fosil akan habis dan menjadi semakin mahal , konversi residu organik

menjadi bahan bakar cair akan merupakan pertimbangan yang semakin menarik dan

semakin ekonomis.

Biomassa dapat dianggap sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui

(renewable), dan sumber energi ini dapat diubah menjadi energi langsung atau

menjadi senyawa senyawa pembawa energi lewat pembakaran langsung, sistem

pencernaan anaerob, destilasi, destilasi destruksi, gasifikasi, hidrolisis kimiawi dan

hidrolisis biokimiawi.

Konversi biomassa yang dihasilkan menjadi bahan bakar yang dapat

digunakan bisa dilakukan dengan cara biologi atau kimiawi ataupun gabungan

keduanya. Dua jenis produk akhir yang utama adalah Metana atau Etanol,

walaupun produk akhir lainnya dapat timbul sesuai dengan biomassa permulaanya

dan dengan proses yang dipakai: sebagai contoh, bahan bakar padat, hidrogen, gas

energi rendah, metanol dan hidrokarbon rantai panjang. (Smith,1998)

Pencemaran yang ditimbulkan industri karena ada limbah keluar pabrik

mengandung bahan beracun dan bahan berbahaya. Bahan pencemar keluar bersama

bahan buangan melalui media udara, air, dan bahan padatan. Bahan buangan yang

keluar pabrik masuk dalam lingkungan dapat diidentifikasi sebagai sumber

pencemar. pencemaran terjadi akibat adanya bahan beracun dan berbahaya dalam

limbah lepas yang masuk lingkungan hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan.

(20)

xviii

organik dan anorganik, (2) pengguna bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan

baku atau bahan penolong dan (3) peristiwa kimia-fisika,biologi dalam pabrik.

(Agusnar,2008)

Sementara pemerintah, dunia industri dan masyarakat mengamati bahwa

pendekatan ujung pipa (the end of pipe) yang merupakan salah satu upaya strategis

untuk melindungi lingkungan hidup bukanlah metode yang efektif dan hemat biaya.

Masih banyak kendala dilapangan. Oleh karena itu disusun beberapa kriteria prinsip

pengelolaan atau manajemen limbah baik senyawa kimia organik maupun senyawa

anorganik atau campurannya sebagai berikut:

Pollution prevention principe berarti upaya untuk meminimalisasi

timbunan limbah senyawa kimia organik maupu senyawa kimia anorganik

atau prinsip pencegahan pencemaran.

Polluter pays principe berarti pihak penghasil bahan pencemar atau

kontaminan senyawa kimia harus membayar semua biaya yang dikeluarkan

untuk memproses limbah senyawa kimia organik dan senyawa anorganik.  Crade to grave principe berarti pengawasan limbah dimulai sejak

dihasilkan di tempat proses sampai limbah limbah dibuang. Limbah dan

hasil samping dapat memberikan nilai ekonomis bagi pemrakarsa. Hal ini

termasuk penerapan teknologi bersih terhadap proses dan bahan baku

(21)

xix

Pengolahan dan penimbunan limbah harus sedekat mungkin dengan

sumber limbah.

Non discriminatory principe berarti semua limbah senyawa senyawa kimia

organik dan senyawa kimia anorganik harus diperlakukan sama dalam

pengolahan dan penanganannya.

 Memeperhatikan dan melaksanakan pembangunan berkelanjutan

(sustainable development). (Suharto,2011)

1.2.Permasalahan

Yang menjadi pokok permasalahan dalam hal ini ialah bagaimana

mengatasi air buangan limbah cair pada pabrik pengolahan kelapa sawit di

PT.Multimas Nabati asahan,Tbk serta pamanfaatnya sebagai biogas dalam unit

refinery dan pengurangan beban pencemaran limbah yang dapat merusak

lingkungan hidup serta dampak dampak lainya.

1.3.Tujuan

- Untuk mengetahui bagaimana manfaat dari Limbah Cair Kelapa Sawit (LCPKS)

menjadi gas methan (biogas) melalui proses fermentasi Anaerobic.

- untuk mengetahui jumlah limbah yang direduksi oleh tanki Anaerob memenuhi

standart yang ditetapkan Menteri Lingkungan Hidup untuk dibuang ke badan air

yaitu laut.

(22)

xx

1.3. Manfaat

Dengan adanya kegiatan analisa serta observasi pada instalasi pengolahan

air limbah (IPAL) maka dapat diketahui mekanisme terbentuknya biogas dari

proses fermentasi, manfaat gas methan sebagai bahan bakar unit refinery juga

dampaknya terhadap lingkungan hidup. Serta metode mana yang lebih baik dalam

mengurangi jumlah limbah pencemaran untuk setiap pengolahan limbah cair kelapa

(23)

xxi

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit bukanlah tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan

pertama kali dari Afrika sebagai sentra plasma nutfah pada tahun 1848, ditanam di

kebun raya bogor. Percobaan percobaan banyak dilakukan di berbagai tempat di

Jawa dan Sumatera. Disumatera selatan misalnya ditanam di Muara Enim (1869)

Musi Ulu (1878), di Belitung (1890) dan lain lain. Semuanya dilaporkan tumbuh

dengan baik namun belum ada yang memulai membuka perkebunan sacara

komersial.

Kebun pertama dibuka pada tahun 1911 di tanah Itam Ulu ( Sumatera Utara)

oleh maskapai Olie Palm Cultuur dan Pulau Raja oleh maskapai Huilleries de a

Sumatra-RCMA, kemudian oleh Seumadem Cultuur Mij, Sungai Liput Culuur Mij,

Mapoli, Tanjung Genteng oleh Palmbomer Cuultur Mij, Medang Ara Cultuur Mij,

Deli Muda oleh Helleris de Deli lain lain. Sampai tahun 1915 baru mencakup areal

seluas 2715 ha, ditanam rsama kiltur lain seperti kopi, karet, dan tembakau. Pada

tahun 1916 ada 16 perusahaan di sumatera utara dan 3 di pulau Jawa. Pada tahun

1920 sudah ada sebanyak 25 perusahaan yang menanam kelapa sawit di sumatera

(24)

xxii

100 ha. Maskapai utama yang tercatat adalah HVA, RCMA, Socfin, Asahan

Cultuur Mij, LCB Mayang, Deli Mij, dan S.Liput Cultuur Mij. (naibaho,1998).

Berdasarkan bukti bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari

nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut

berasal dari Amerika, yakni dari Brazilia. Zeven menyatakan bahwa tanaman

kelapa sawit berasal dari daratan tersier, yang merupakan daratan penghubung

antara Afrika dan Amerika. Kedua daratan ini kemudian terpisah oleh lautan

menjadi benua Afrika dan Amerika sehingga tempat asal komoditas kelapa sawit

ini tidak lagi dipermasalahkan orang.

Kelapa sawit (Elaeis guineesis) saat ini telah berkembang pesat di Asia

Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika barat atau

Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya. Masuknya bibit kelapa sawit di

indonesia pada tahun 1948 hanya sebanyak 4 batang yang berasal dari Bourbon

(Mauritius) dan Amsterdam. Ke-empat batang bibit kelapa sawit tersebut ditanam

di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatra Utara.

Luas perkebunan kelapa sawit di indonesia hingga tahun 1993 diperkirakan

telah mencapai 1,6 juta hektar dan jumlah produksi minyak kelapa sawit Indonesia

(25)

xxiii

2.2. Industri Minyak Kelapa Sawit.

Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota golongan lipid, yaitu lipid

netral. Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu 1) lipid netral,

2) fosfatida, 3) spingolipid, 4) glikolipid. Semua jenis lipid ini banyak terdapat di

alam. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan

minyak inti kelapa sawit (palam kernel oil) dan sebagai hasil hasil samping ialah

bungkil inti kelapa sawit (palm kernel meal atau pellet).

Di indonesia pabrik yang menghasilkan minyak inti kelapa sawit dan

bungkil inti kelapa sawit adalah pabrik Ekstaksi minyak kelapa sawit di

Belawan-Deli.sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavour,

kelarutan, dan polimorphism, titik didih (boiling point), titik pelonakan, slipping

point, shot melting point; bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan ( turbidity poin),

(26)

xxiv

Beberapa sifat fisiko-kimia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada

tabel 12.18

Tabel 1. Nilai sifat fisiko-kimia Minyak Sawit Dan Minyak Inti sawit.

Sifat minyak sawit minyak inti

Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah meningkatkan

produktifitas perusahaan dan nilai tambah produktivitasnya. Industri komoditas

miyak sawit memungkinkan terciptanya mata rantai pengolahan dari dalam negeri.

Hal ini diharapkan berdampak positif terhadap perluasan kesempatan berusaha

disamping menciptakan tambahan lapangan kerja.

(27)

xxv

dan sumber daya manusia serta tersedianya peluang pasar yang cukup besar baik di

dalam maupun di luar negeri.

Pemasaran komoditas perkebunan selama ini masih terkonsentrasi pada

upaya Ekspor berupa bahan mentah. Pola pemasaran seperti ini mempunyai posisi

yang lemah ditengah tengah ketatnya persaingan dalam perdagangan dunia. Posisi

ini juga akan semakin sulit dengan banyaknya barang substitusi sebagai hasil

kemajuan teknologi di negara maju yang diciptakan untuk mengurangi

ketergantungannya terhadap negara negara berkembang. Oleh karena itu

pemerintah telah memulai mengambil langkah-langkah kebijaksanaan untuk

mengembangkan kegiatan agroindustri.

Beberapa pengembangan agroindustri yang sudah dilakukan oleh

perkebunan kelapa sawit adalah Margarine, Oleochemical, Gliserin, Fatty Acid dan

lain-lain. (risza,1993).

2.3. Komponen Kimia Minyak Kelapa Sawit.

Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen

buah yang dilapisi kulit yang tipis; kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40

persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi

(28)

xxvi

Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada

tabel 12.17. Bahan yang tidak dapat disabunkan jumlahnya sekitar 0,3 persen.

Tabel 2.Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit da minyak inti kelapa

sawit.

Asam lemak minyak kelapa sawit minyak inti sawit

(persen) (persen)

Asam kapilat - 3-4

Asam kaproat - 3-7

Asam laurat - 46-52

Asam miristat 1,1-2,5 14-17

Asam palmitat 40-46 6,5-9

Asam stearat 3,6-46 1-2,5

Asam oleat 39-45 13-19

Asam linoleat 7-11 0,5-2

(29)

xxvii

Minyak kelapa sawit tersusun atas lemak dan minyak alam yang terdiri atas

trigliserida, digliserida, dan mono digliserida, asam lemak bebas, moisture,

pengotor, dan komponen-komponen minor bukan minyak / lemak yang secara

umum disebut dengan senyawa yang tidak dapat disabunkan (Sekjen

deperindag,2007).

Disamping komponen utama penyusun minyak kelapa sawit berupa asam

lemak jenuh dan tak jenuh (Stearin dan Olein), juga terdapat komponen minor yang

terdapat pada minyak kelapa sawit dalam jumlah kecil. Minyak kelapa sawit

mengandung sekitar 1% komponen minor diantaranya: karoten, vitemin E

(tokoferol dan tokotrienol), sterol, fosfolipid, glikiolipid, terpen, dan hidrokarbon

alifatik.kegunaan yang terpenting dari karoten dan vitamin E adalah memberikan

kontribusi sifat fisiologis yang penting pada tubuh (Choo Yen,1994)

(30)

xxviii

Tabel 3. Komponen minor dari minyak kelapa sawit

No Senyawa Konsentrasi (ppm)

1 Karotenoid 500-700

2 Tokoperol dan Tokotrienol 600-1.000

3 Sterol 326-527

4 Phospolipid 5-130

5 Triterpen Alkohol 40-80

6 Metil Sterol 40-80

7 Squalen 200-500

8 Alkohol Alifatik 100-200

9 Hidrokarbon Alifatik 50

(Tan,1981)

Minyak kelapa sawit (crude palm oil) dan inti minyak kelapa sawit (palm

kernel oil) merupakan susunan dari fatty acid, asrified, serta glyerol yang masih

banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi serta penuh dengan fatty acid, antara

50% dan 80% dari masing-masingnya.minyak kelapa sawit mempunyai 16 nama

carbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkan dalam minyak kelapa

sawit. Sebagian besar minyak kelapa sawit berisikan lauric acid. Didalam minyak

(31)

xxix

2.4. Dampak Lingkungan Industri Kelapa Sawit

Pembangunan industri di indonesia berdasarkan konsepsi wilayah pusat

pertumbuhan industri yang mencerminkan keterpaduan dan keterkaitan serta

bertumpu pada potensi sumber daya alam dan energi. Atas dasar ini dilakukan dua

macam pendekatan yaitu pendekatan Sektoral dan pendekatan Regional.

Pencemaran terjadi akibat adanya bahan beracun dan berbahaya dalam

limbah lepas yang masuk lingkungn hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan.

Sumbaer bahan beracun dan berbahaya dapat diklasifikasikan: (1) industri kimia

organik maupun anorganik, (2) penggunaan bahan beracun dan berbahya sebagai

bahan baku atau bahan penolong dan (3) peristiwa kimia-fisika, bologi dalam

pabrik. Lingkungan sebagai bahan penerima akan menyerap bahan tersebut sesuai

dengan kemampuanya. Sebagai bahan penerima adalah udara, permukaan tanah, air

sungai, danau, dan lautan yang masing-masing mempunyai karakteristik berbeda.

Air di suatu waktu dan tempat tertentu berbeda karakteristiknya dengan air pada

tempat yang sama dengan waktu yang berbeda. Air berbeda karakteristiknya akibat

peristiwa alami serta pengaruh faktor lain.

Limbah yang mengandung bahan pencemar akan merubah kualitas

lingkungan bila lingkungan tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai

dengan daya dukung lingkungan yang ada padanya. Oleh karena itu penting

diketahui sifat limbah dan komponen bahan pencemar yang terkandung. Pengaruh

(32)

xxx

lingkungan di tetapkan pada satu periode dan tempat tertentu. Kualitas adalah suatu

numerik yang di tetapkan berdasarkan situasi dan kondisi tertentu dengan

mempertimbangkan banyak faktor yang mempengaruhi lingkungan. Kualitas

lingkungan mengalami perubahan pada suatu periode tertentu sesuai dengan

interaksi komponen lingkungan.

Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari

kandungan pencemar dalam limbah. Kandungan pencemar dalam limbah terdiri

dari berbagai parameter. Semakin sedikit parameter dan semakin kecil konsentrasi,

menunjukkan peluang pencemar terhadap lingkungan semakin kecil. Limbah yang

diproduksi oleh pabrik berbeda satu dengan yang lain, masing masing memiliki

karakteristik tersendiri pula. Karakter ini diketahui berdasarkan parameternya. (

Agusnar, 2008).

Limbah dapat dianggap sebagai bahan atau bentuk energi yang tidak bias

dimanfaatkan secara ekonomis, diperoleh kembali dan di daur ulang pada waktu

dan tempat tertentu. Pertumbuhan populasi manusia umumnya di imbangi dengan

pembentukan jenis-jenis produk limbah yang lebih luas, dan banyak diantaranya

menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius dila dibiarkan bertumpuk dalam

ekosistem.pelaksanaan sistem penanggulangan limbah dari beberapa abad dahulu

bermacam macam dan yang kesemunya itu bertujuan menghilangkan ancaman

yang berbahaya bagi kesehatan dan mengurangi jumlah senyawa organik yang bias

(33)

xxxi

kedalam lingkungan alam tanpa menimbulkan efek apapun yang merugikan

(Smith,1995).

2.5. Limbah Cair Kelapa Sawit

Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Ini

berasal dari kondensat, satsiun klarifikasi dan dari Hydrocyclone. Limbah kelapa

sawit memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar bahan tersebut

menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degredasi bahan

organik yang lebih besar pula. Lumpur (sludge) disebut juga lumpur primer yang

berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan

dalam proses pengolahan kelapa sawit, sedangkan lumpur yang mengalami proses

sedimentasi disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organiik lumpur juga

tinggi yaitu pH berkisar 3-5.

(Fauzi,2004).

2.6. Undang Undang Lingkungan Hidup

Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata

kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan

pencemaran. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun

panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu yang

relatif singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran

(34)

xxxii

Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada komponen lingkungan

yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang terjadi dalam

waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit terakumulasi.

Jangkauan pencemar dalam jangka pendek maupun panjang tergantung pada sifat

limbah, jenis, volume limbah, frekuensinya dan lamanya limbah berperan.

(Agusnar,2008).

Peraturan keselamatan (safety), keselamatan (Health), dan lingkungan

Hidup (environmental) dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :

• Peraturan Luar Negeri, dan penetapan ISO 14001

• Peraturan dalam negeri.

2.6.1. Peraturan luar negri sebagai pembanding

Beberapa contoh peraturan luar negeri dikeluarkan oleh pihak Amerika Serikat,

yaitu:

• Peraturan occupation safety and Health Act yang di terbit-kan di amerika serikat pada tanggal 29 Desember 1970 bertujuan untuk

mengurangi kecelakan di tempat kerja menyebabkan luka-luka, sakit

dan meninggal dunia.

• Occupation safety and health standart bekerja sama dengan instansi

Department of labour Occupation safety and Health Administration

(OSHA) dan national Institute for Occupational safety and Health

(35)

xxxiii

Undang-undang lingkungan hidup di Amerika Serikat

National Enviromental Policy Act of 1970 (NEPA) Clean Air Act of 1970 (CAA)

Federal Water Pollution Control Act of 1970 (FWCPA) Comprehensive Environmental Response, Compensation and

Liability Act of 1980 (CERCLA).

Undang undang Republik Indonesia (UURI) Nomor 4 Tahun 1982 tentang

pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup dan diikuti beberapa Peraturan

Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Surat Keputusan Menteri

sampai dengan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup harus

disosialisasikan dan ditaati oleh dunia industri, masyarakat, dan pengusaha.

Undang- Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 sebagai

pembaruan UU RI Nomor 4 Tahun 1982, sehingga sehingga proses pembuktian dan

Penentuan subyek Hukumnya sudah di atur dalam pasal 30 s/d 48 mulai dari

penyelesaian sengketa lingkungan hidup, tanggung jawab mutlak, penyidikan dan

ketentuan pidananya. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1977 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup telah disahkan pada Tanggal 19 September 1997

(36)

xxxiv

2.6.2. Undang Undang Lingkungan Untuk Pabrik Kelapa Sawit

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pembuangan limbah segar

kebadan air penerima akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, oleh

karena itu perlu dikendalikan agar sesuai dengan dengan persyaratan bahan baku

yang diperkenankan. Mutu limbah yang diperkenankan menurut Keputusan Menteri

Negara KLH No.Kep.03/MENKLH/II/1991 adalah seperti tabel berikut.

Tabel 4. Baku Mutu Limbah Pabrik Kelapa Sawit.

Parameter Beban Maksimum

___________________________________________________________________

Pengelolaan lingkungan hidup menjadi suatu keharusan bagi agribisnis

kelapa sawit karena meningkatnya tekanan konsumen akan roduk yang ramah

lingkungan (green product ).

Landasan hukum yang digunakan untuk pengelolaan lingkungan hidup

(37)

xxxv

1. Undang-undang Nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan

lingkungan hidup.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1993 sebagai penyempurnaan

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1986 tentang pengelolaan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

3. Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1990 tentang pembentukan badan

Penanggulangan Dampak Lingkungan (BAPEDAL).

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan

Hidup sebagai penyempurna UU No.4 tahun 1982.

5. Peratura Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 sebagai penyempurna PP No.

51 Tahun 1993, dimana telah diakomodir wacana otonomi daerah sehingga

memungkinkan pembahasan dan penilaian AMDAL oleh Pemerintah

Daerah.

Menurut keputusan Kepala Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan Hidup

No.19 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup pada Lampiran II dikemukakan bahwa studi AMDAL, terdapat

empat kelompok parameter komponen lingkungan hidup, sebagai berikut :

• Fisik-Kimia (iklim,kualitas udara,demografi,ruang ,lahan,tanah,dan hidrologi)

• Biologi (flora dan fauna)

• Sosial (budaya,ekonom,dan pertahanan/keamanan)

(38)

xxxvi

2.7. Fermentasi Biogas (gas methan).

Teknologi fermentasi dapat melibatkan sel-sel hidup yang lengkap

(mikroba, sel-sel hewan dan tumbuhan) atau komponen sel (Enzim) dan diarahkan

untuk menimbulkan perubahan kimiawi atau fisika yang spesifik pada substansi

organik. Konversi bahan organik menjadi metana lewat fermentasi merupakan

proses alami, yang menghasilkan energi dalam keadaan bersih, berenergi tinggi dan

berbentuk gas. Produk metana terjadi secara alami pada rawa-rawa, pada endapan

organik dalam sistem akuatik dan pada usus sapi.

C₆H₁₂O₆ → CH₄ + 3CO₂

Mikrobiologi produksi metana sangat kompleks dengan menggunakan berbagai

campuran mikroorganisme anaerob. Pada prinsipnya, fermentasi anaerob dari

campuran bahan organik yang kompleks diyakini akan berlangsung melalui tiga

fase biokimiawi yang penting. Dengan masing-masing membutuhkan parameter

mikrobiologi yang spesifik. Tahap permulaan memerlukan pelarutan

molekul-molekul yang kompleks seperti molekul-molekul selulosa, lemak, dan protein, yang

membentuk sebagian besar bahan organik mentah. Hasil tahap ini yang berupa

produk yang dapat larut dengan berat molekul rendah kemudian diubah menjadi

asam asam organik; dalam fase akhir aktifitas mikroba, asam-asam ini (yang

terutama asam-asam asetat) mengalami penguraian spesifik oleh bakteri metanogen

(39)

xxxvii

proses digesti Anaerob Air Limbah merupakan suatu teknik yang sudah

dipraktekkan sejak lama, dan banyak sistem pembuangan air limbah perkotaan

memanfaatkan berbagai cara untuk menangkap metana serta mendapatkan energi

bagi kebutuhan pabrik pengolahan air limbah tersebut. Pengembalian energi itu

merupakan cara sederhana dan pengembangan berskala besar kelihatan tidak

(40)

xxxviii

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1.Alat-Alat

- Themometer

- pH meter

- Sensor

- Pengukur tekanan

- Pengukur volume

- Pembakar gas (Stabilizer)

- Filter gas

- Aerator

- Decanter 2 phase

- Peralatan listrik

- Blower

(41)

xxxix

- Penghitung volume retensi

- Slurry pond 1620 M³

- Cooling pond 2184 M³

- Mixing pond I 2184 M³

- Mixing pond II 2184 M³

- Transfer pond 10 M³

- Anaerobic Tank 6900 M³

- Aerobic Tank 8000 M³

- Netralizing pond 6100 M³

- Polishing pond

- Buffer pond

- Drain sludge pond

- Mini Pond 25 M³

- Fish pond 1250M³

- Clarifier

- CPU komputer

(42)

xl

3.2.Bahan

- biakan bakteri streptococci, methanobacillus, methanobacterium

- biakan bakteri aerobic

- limbah cair kelapa sawit

- limbah cair refinery

(43)

xli

3.3.Prosedur Pengerjaan.

3.3.1. Penyiapan Kolam

- disiapkan kolam kolam penampungan limbah cair dari beberapa sumber-sumber

penghasil limbah.

- di kosongkan kolam dari minyak maupun air..

- dihitung kapasitas volume kolam.

- dialirkan limbah cair pabrik kelapa sawit dari sumbernya (PKS).

- dihitung debit air limbah cair yang masuk kedalam kolam slury pond.

- di hitung retention time limbah cair yang ada di kolam.

- didiamkan sesuai retention time nya

- di catat data yang di peroleh.

- dialirkan under flow limbah cair dari slurry pond menuju cooling pond.

- didiamkan sesuai retention time nya sambil dilakukan aerasi.

(44)

xlii

- diturunkan suhunya dan didiamkan sesuai retention time nya sambil dilakukan

aerasi.

- dialirkan over flow menuju buffer pond, dan under flow menuju netralizing pond

- dialirkan over flow buffer pond menuju polishing pond.

- dari netralizing pond dialirkan menuju transfer pond.

- di ukur suhu, dan pH

- dialirkan menuju transfer pond.

3.3.2. Pengolahan Dalam Tanki fermentasi (Anaerob tank)

- disiapkan lumpur aktif yang berisi mikroorganisme di dalam Anarob Tank

- dari transfer pond di ukur pH dan suhu yang sesuai dengan jenis Mikroorganisme

yang dibikkan dalam tanki.

- dialirkan menuju Anaerobic tank 1-6.

- diaktifkan sensor di setiap unit Anaerob tank .

- didiamkan hingga terjadi reaksi fermentasi (membentuk biogas)

- di monitoring setiap jam melalui komputer.

- di pisahkan gas yang di peroleh dengan limbah cair melalui blower.

(45)

xliii

- pada saat tertentu di murnikan dengan NaOH 8-10%

- di uji gas methan dengan pembakar gas

- jika belum dikirim disimpan didalam temporary storage tank.

- di transfer ke unit refinery sebagai bahan bakar melalui pipa pembawa.

- di hitung jumlah gas yang di transfer.

- dicatat hasilnya.

3.3.3. Pengolahan Limbah

- dipisahkan gas dengan limbah cair.

- dialirkan limbah cairdari Anaerobic tank 1,2,3 menuju clarifier 1

- dialirkan limbah cairdari Anaerobic tank 4,5,6 menuju clarifier 2

- dialirkan kembali menuju polishing pond.

- dicampurkan dengan limbah cair dari buffer pond.

- dialirkan over flow kolam polishing pond menuju sludge drain pond

- dihisap slurdge dalam kolam menuju Decanter

- dipisahkan lumpur (sludge dengan air)

(46)

xliv

- dialirkan menuju Aerobic Tank

- didiamkan hingga terjadi reaksi dan mikroorganisme serta limbah pencemar

berkurang.

- dialirkan menuju clarifier 3.

- diendapkan padatan yang masih tersisa.

- dialirkan over flow menuju fish pond.

- di uji parameter limbah yang akan buang di dalam Laboratorium.

(47)

xlv

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Data

Tabel 1. LOG SHEET METHANE GAS

Hari/ tanggal : Kamis/ 23 februari 2013

JAM

BLOWER GAS METHANE

Flaring

KETERANGAN Frequency Blower Inlet Blower Outlet Gas Flow Gas Flow

(48)

xlvi

Tabel 2. LOG SHEET FLOW METER EFFLUENT TREATMENT

Hari/Tanggal : kamis/28 Februari 2013

(49)

xlvii

8 power usage 1 KWH 17125 -

9 power usage 2 KWH 118801 -

10 press water usage M³ 86434 -

11 sludge Decanter M³ - -

Shift 2

No Item start finish total

1 Slurry pond M³ 448855 486896 241

2 Fish Pond M³ 509929 510180 251

3 Feeding M³ - -

4 Product Methan kg - -

5 Komposisi Methan CH₄ % H₂S ppm

67 -

6 Tawas kg - -

7 Polimer Kg - -

8 power usage 1 KWH 17133 -

9 power usage 2 KWH 118810 -

10 press water usage M³ 86434 -

(50)

xlviii

Shift 3

No Item start finish total

1 Slurry pond M³ 486876 487045 548 M³/Day

2 Fish Pond M³ 510180 510411 745 M³/Day

3 Feeding M³ - -

4 Product Methan kg - -

5 Komposisi Methan CH₄ % H₂S ppm

67,7 -

6 Tawas kg - -

7 Polimer Kg - -

8 power usage 1 KWH - 17140 15 KWH

9 power usage 2 KWH - 114817 116 KWH

10 press water usage M³ - 86437 3 M³

11 sludge Decanter M³ - -

4.2. perhitungan

(51)

xlix

4.4. Pembahasan

Pada pengolahan limbah lumpur berupa senyawa kimia organik dengan

proses Anaerobik oleh berbagai macam mikroba yang dibantu oleh nutrien menjadi

produk gas bio. Keuntungan perlakuan anaerobic diantaranya adalah : reduksi

limbah, stabilisasi, perbaikan drainase dan matinya mikroba patogen. Komponen

limbah industri sangat kompleks termasuk didalamnya polisakarida, lemak dan

protein.

Senyawa polisakarida, protein dan lemak dihidrolisis menjadi senyawa dengan

(52)

l

rendah. Seterusnya senyawa asam lemak dan alkohol akan dikonversi menjadi gas

methan dan gas karbondioksida.

Biogas adalah campuran gas yang dilepaskan dari hasil fermentasi bahan

bahan-bahan organik yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anarobik.

Teknologi biogas menghasilkan gas yang sebagian besar mengandung gas methan

(53)

li

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

dari hasil observasi yang telah dilakukan selama di instalasi pengolahan air

limbah (IPAL) di pabrik kelapa sawit P.T.Multimas nabati asahan diperoleh

kesimpulan:

- Biogas dihasilkan dari proses Fermentasi Anaerobic dalam tanki Anaerob

yang telah terdapat lumpur aktif yang berisi mikroorganisme penghasil gas

methan yang berfungsi merubah senyawa organik dalam limbah menjadi

gas CH₄, CO₂, NH₃, H₂S, H₂, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti solar atau bahan bakar minyak lainya untuk unit pengolahan

Refinery 200 Pabrik Kelapa Sawit Multimas yang menghemat konsumsi

solar sekitar 1500 L / Hari.

- Berdasarkan baku mutu limbah cair industri kelapa sawit yang dikeluarkan

oleh Kementerian Lingkungan Hidup dapat disimpulkan bahwa Limbah

Cair Kelapa Sawit yang di analisa memenuhi standart untuk dibuang

(54)

lii

- Teknologi anaerob untuk menghasilkan biogas dan mereduksi limbah

pencemar merupak metode yang paling baik bagi industri untuk

menghasilkan limbah yang ramah lingkungan, sebaiknya digunakan untuk

mengolah air limbah dengan kandungan organik tinggi. Jika menggunkan

teknologi ini sebaiknya gas CH₄ setelah dimurnikan dengan cara yang tepat, maka dapat diambil dan dimanfaatkan sebagai energi daripada

dibuang kelingkungan karena CH₄ merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya global warming (pemanasan global).

5.2. Saran

- Sebaiknya perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak kelapa sawit harus mengolah limbahnya agar tidak terjadi pencemaran

lingkungan serta terjadi pemanasan global karena terjadi pelepasan

gas rumah kaca ke udara yang dihasilkan pabrik.

- Sebaiknya pemeriksaan terhadap limbah cair kelapa sawit perlu dilaksanakan secara rutin oleh perusahaan dan lembaga atau instansi

terkait.

(55)

liv

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Gambaran Sekilas Industri Kelapa Sawit ,sekjen Deperindag Jakarta: Deperindag.

Agusnar, H. 2008. Analisa Pencemaran dan Pengendalan Lingkungan. Medan: USU Press.

Choo Yen, M. 1994 .Palm Oil Carotenoid Food And Nutrition Bulletin.Vol 23.

Fauzi, Yan dkk. 2004. Kelapa Sawit , Budi Daya, Pemanfaatan Hasil, dan Limbah,

Analisa Usaha dan Pemasaran. Edisi Revisi. Cetakan 14. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Ketaren. S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Jakarta: UI-Press.

Naibaho, P.M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Paham, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Managemen Agribisnis dari Hulu

hingga Hillir.Cetakan Pertama. Jakarta : Penebar Swadaya.

Risza, S. 1994.Kelapa Sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

Smith, J.E. 1998. Bioteknologi. Edisi 2. Jakarta. EGC Press.

Suharto. 2011. Limbah Kima Dalam Pencemaran Udara dan Air. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Tan, B.K. 1981. Malaysian Palm Oil Chemical And Physical Characteristics. Selangor Darul Ehsan: PORIM Technology.

(56)

lv

(57)
(58)

Gambar

Tabel 2.Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit da minyak inti kelapa
Tabel 3. Komponen minor dari minyak kelapa sawit
Tabel 4. Baku Mutu Limbah Pabrik Kelapa Sawit.
Tabel 1. LOG SHEET METHANE GAS
+2

Referensi

Dokumen terkait

a) Artikel ilmiah yang berkaitan dengan wacana hukum dengan sistematika: judul, nama pengarang, abstrak dalam bahasa Inggris, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan

SUPERMAX milik Penggugat maka Penggugat mengajukan banding kepada Komisi Banding Merek tanggal 15 Desember 1995 No. Bahwa mengingat pada susunar1 anggota Komisi

14 Berdirinya Perguruan Tinggi Negeri Tahap Pembentukan Tim Penyusun Proposal/ Tim Pendirian AKNL, Pengajuan MoU antara AKNL dengan DU/DI, Penyusunan + Pengajuan Proposal

formal serta pendidikan dasar dan menengah mengelola lebih dari 1 (satu) satuan pendidikan, BHP tersebut memiliki 1 (satu) organ penentu kebijakan umum tertinggi untuk sejumlah

procedural dengan contoh kasus bahasa pascal dan C. Bahasa pemrograman procedural merupakan bahasa pemerograman yang melibatkan fungsi-fungsi atau proseedure- prosedur

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok.. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di

(2) Identitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Radio Siaran Pemerintah Kabupaten Swara Murung Raya FM atau disingkat SMURA FM.. Pasal