• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Penggumaan Partograf Oleh Bidan Di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Penggumaan Partograf Oleh Bidan Di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara Tahun 2014"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGGUNAAN PARTOGRAF OLEH BIDAN DI KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2014

SURIYAMA 135102065

Pembimbing: NUR ASNAH SITOHANG, SKep, Ns, M.Kep

Karya Tulis Ilmiah

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Evaluasi Penggunaan Partograf Oleh Bidan Di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara

Tahun 2014

ABSTRAK Suriyama

Latar belakang: Untuk mengantisipasi terjadinya kematian ibu dan bayi baru lahir saat proses persalinan, bidan diwajibkan menggunakan partograf setiap menolong persalinan. Sesuai dengan kompetensi bidan yang keempat yaitu asuhan selama persalinan dan kelahiran, bidan dalam melakukan pemantauan kemajuan persalinan harus menggunakan partograf. Partograf merupakan alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan. Partograf dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dan penyulit sesegera mungkin, menatalaksana masalah dan merujuk ibu dalam kondisi gawat darurat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yanti (2012) menunjukan bahwa bidan kadang-kadang saja menggunakan partograf. Dan pengalaman peneliti sewaktu bekerja di salah satu BPS di Limapuluh bidan tidak mengisi partograf dengan lengkap dan bahkan partograf diisi oleh bidan setelah persalinan seslesai.

Tujuan penelitian: untuk mengetahui evaluasi penggunaan partograf dalam proses persalinan oleh bidan.

Metodologi penelitian :Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Di mana jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 27 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria pendidikan minimal DIII Kebidanan, mempunyai BPS , telah membuka BPS minimal 3 tahun, dan yang menggunakan partograf dalam menolong proses persalinan.Penelitianinidilakukan di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara.Analisa data menggunakan univariat.

Kesimpulan dan hasil: Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan evaluasi penggunaan partograf oleh bidan di kecamatan Limapuluh kabupaten Batu Bara tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa kelengkapan isi partograf mayoritas bidan mengisi partograf tidak lengkap sebanyak 23 orang (85,2%). Dan disarankan pada peneliti selanjutnya agar mengembangkan penelitian partograf tentang kelengkapan partograf.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Evaluasi Penggumaan Partograf Oleh Bidan Di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara Tahun 2014”, dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. dr.Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, NS, M.Kep. Selaku ketua pelaksanaan program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan pembimbing KTI yang telah menyediakan waktu dan memberikan masukan serta nasehat kepada penulis.

3. Farida Linda Sari, S.Kep, NS, M.Kep. Selaku koordinator D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberi arahan serta nasehat dalam mata kuliah KTI.

4. Seluruh Staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang secara langsung banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan

(5)

6. Seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karenan itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam kebidanan dan ilmu yang berkaitan.

Medan, Juli 2014 Penulis

Suriyama

(6)

DAFTAR ISI

1. Bagi institusi pelayanan……….... 4

2. Bagi bidan…….……… 4

3. Bagi peneliti selanjutnya……… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partograf……….. 5

1. Pengertian Partograf……….. 5

2. Tujuan penggunaan partograf……… 5

3. Waktu Pengisian Partograf……….... 7

4. Isi Partograf……… 7

5. Cara Pengisian Partograf……… 9

B. BIDAN……….. 19

1. Pengertian Bidan……….. 19

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangaka Konsep………... 24

B. Definisi Operasional………. 25

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian………. 29

B. Populasi dan Sampel……… 29

C. Tempat Penelitian……… 29

D. Waktu Penelitian………. 30

(7)

F. Instrumen Penelitian……… 30

G. Uji valid………... 31

H. Pengumpilan Data……….. 31

I. Analisa Data……….. 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian………. 34

1. Distribusi responden berdasarkan karekteristik………. 34

2. Distribusi responden berdasarkan lembar observasi ………. 36

3. Distribusi responden berdasarkan evaluasi penggunaan partograf .. 38

B. Pembahasan……… 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 42

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional………...25

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara Tahun

2014………35

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Lembar Observasi Penggunaan

Partograf di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara Tahun 2014…36

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Evaluasi Penggunaan Partograf Di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara Tahun

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 3 : Lembar observasi

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Content Validity Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 : Master tabel data penelitian

Lampiran 7 : Surat izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Balasan Surat Izin Penelitian

(11)

Evaluasi Penggunaan Partograf Oleh Bidan Di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara

Tahun 2014

ABSTRAK Suriyama

Latar belakang: Untuk mengantisipasi terjadinya kematian ibu dan bayi baru lahir saat proses persalinan, bidan diwajibkan menggunakan partograf setiap menolong persalinan. Sesuai dengan kompetensi bidan yang keempat yaitu asuhan selama persalinan dan kelahiran, bidan dalam melakukan pemantauan kemajuan persalinan harus menggunakan partograf. Partograf merupakan alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan. Partograf dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dan penyulit sesegera mungkin, menatalaksana masalah dan merujuk ibu dalam kondisi gawat darurat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Yanti (2012) menunjukan bahwa bidan kadang-kadang saja menggunakan partograf. Dan pengalaman peneliti sewaktu bekerja di salah satu BPS di Limapuluh bidan tidak mengisi partograf dengan lengkap dan bahkan partograf diisi oleh bidan setelah persalinan seslesai.

Tujuan penelitian: untuk mengetahui evaluasi penggunaan partograf dalam proses persalinan oleh bidan.

Metodologi penelitian :Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Di mana jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 27 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria pendidikan minimal DIII Kebidanan, mempunyai BPS , telah membuka BPS minimal 3 tahun, dan yang menggunakan partograf dalam menolong proses persalinan.Penelitianinidilakukan di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara.Analisa data menggunakan univariat.

Kesimpulan dan hasil: Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan evaluasi penggunaan partograf oleh bidan di kecamatan Limapuluh kabupaten Batu Bara tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa kelengkapan isi partograf mayoritas bidan mengisi partograf tidak lengkap sebanyak 23 orang (85,2%). Dan disarankan pada peneliti selanjutnya agar mengembangkan penelitian partograf tentang kelengkapan partograf.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menurun secara lambat dari 450/100.000 kelahiran hidup (1990), menjadi 307/100.000 kelahiran hidup (2005) dan 228/100.000 kelahiran hidup (2009). Sedangkan angka kematian bayi turun menjadi 34/1000 kelahiran hidup (2009) dari 35/1000 kelahiran hidup di tahun 2005 (Depkes RI, 2004).

Tingginya angka kesakitan dan kematian ibu, dipengaruhi oleh penyebab langsung yaitu perdarahan (28%), hipertensi dalam kehamilan (24%), infeksi (11%), abortus tak aman (5%), persalinan lama (5%) dan penyebab tidak langsung (27 %). Semua penyebab tersebut digolongkan sebagai penyulit atau komplikasi yang sebenarnya dapat dihindarkan apabila kehamilan dan persalinan direncanakan, diasuh dan dikelola dengan benar (Depkes RI, 2004)

(13)

merujuk ibu bersalin yang mengalami komplikasi persalinan ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas lebih lengkap.

Kematian maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongan persalinan. Salah satu penyebab kematian maternal dan perinatal adalah masih terdapat kelemahan dalam hal sistem rujukan, sedangkan rujukan itu harus segera dilakukan pada kasus resiko tinggi, karena kematian dapat terjadi dalam waktu singkat. Jadi dengan metode yang baik dapat diketahui lebih awal adanya persalinan yang abnormal dan dapat dicegah terjadinya partus lama. Dengan dasar inilah WHO menciptakan sistem partograf yang telah digunakan oleh banyak negara karena harganya tidak mahal dan dapat dipakai pada pelayanan yang lebih rendah. (Depkes RI, 2004).

(14)

dengan bermakna sehingga mampu menunjang sistem kesehatan nasional menuju tingkat kesejahteraan masyarakat serta memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman adekuat dan tepat waktu serta membantu terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka. Serta memungkinkan bidan untuk membuat keputusan tentang perawatan ibu pada waktu yang tepat dan memungkinkan rujukan dini jika diperlukan.

Pengalaman peneliti sewaktu bekerja di salah satu BPS di Limapuluh,bidan tidak mengisi partograf dengan lengkap, bahkan para bidan mengisi partograf setelah persalinan selesai.

Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan evaluasi penggunaan partograf.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana evaluasi penggunaan partograf oleh bidan.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui evaluasi penggunaan partograf pada proses persalinan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi penggunaan partograf berdasarkan ketepatan waktu pengisian partograf.

(15)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi pelayanan

Sebagai bahan masukan untuk Dinas Kesehatan Limapuluh dalam perencanaan pembinaan teknis bidan tentang penggunaan partograf pada proses persalinan.

2. Bagi bidan

Sebagai informasi pentingnya penggunaan partograf sesuai standar waktu dan pengisian yang lengkap pada proses persalinan pada pasien.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PARTOGRAF

1. Pengertian Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan (Sarwono, 2010).

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK-KR, 2008).

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan (JNPK-KR, 2004).

Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin, yang sudah dipakai sejak tahun 1970 untuk menemukan adanya persalinan abnormal, yang menjadi petunjuk untuk melakukan tindakan bedah kebidanan, dan menemukan panggul sempit sebelum persalinan menjadi macet (Sumapraja, 2003).

Partograf dapat dipakai untuk memberikan peringatan awal bahw suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat janin, serta perlunya rujukan (Saifuddin, 2002).

2. Tujuan Penggunaan Partograf

Tujuan dari penggunaan partograf dalam persalinan yaitu : a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan

(17)

untuk berkemih terlebih dahulu. Jelaskan pada ibu setiap langkah yang dilakukan.setelah melengkapi semua anamnesis dan pemeriksaan fisik, catat semua hasil anamnesis dan temuan pemeriksaan fisik secara teliti dan lengkap. Tentukan ada tidaknya masalah atau penyulit yang harus ditatalaksana secara khusus (Depkes RI, 2004).

b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal (Sarwono, 2010).

Pada saat memberikan asuhan kepada ibu yang sedang bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap masalah atau penyulit yang mungkin terjadi. Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik, tetap waspada terhadap indikasi-indikasi yang mungkin terjadi sehingga persalinan tidak berjalan dengan normal seperti perdarahan pervaginam yang hebat, ketuban pecah dengan mekonium yang kental, ketuban pecah lama, ikterus, anemia berat, tanda atau gejala infeksi, gawat janin, presentase bukan kepala, tali pusat menumbung dan syok (Depkes RI, 2004).

(18)

keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu. Selain itu dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka (Sarwono, 2010).

3. Waktu Pengisian Partograf

Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat dimana proses persalinan telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm dan berakhir pada pemantauan kala IV (JNPK-KR, 2007). 4. Isi Partograf

Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu, obat-obatan yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan partograf (JNPK-KR, 2008).

Isi partograf yaitu: a. Informasi tentang ibu

Informasi tentang ibu mencakup : 1) Nama dan umur.

2) Gravida, para, abortus.

3) Nomor catatan medik atau nomor puskesmas. 4) Tanggal dan waktu mulai dirawat.

5) Waktu pecahnya selaput ketuban. b. Kondisi janin

(19)

2) Warna dan adanya air ketuban. 3) Penyusupan atau molase kepala janin. c. Kemajuan persalinan

Hal-hal yang diperhatikan dalam kemajuan persalinan yaitu : 1) Pembukaan serviks.

2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin. 3) Garis waspada dan garis bertindak.

d. Waktu dan jam

Dalam pengisian partograf perlu diperhatikan waktu, yaitu : 1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian. e. Kontraksi uterus

Kontraksi uterus terus dipantau dalam pengisian partograf, yaitu : 1) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit.

2) Lama kontraksi (dalam detik). f. Obat-obatan yang diberikan

Obat-obatan yang dapat diberikan yaitu : 1) Oksitosin.

2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan. g. Kondisi ibu

Kondisi ibu yang dipantau adalah :

(20)

5. Cara Pengisian Partograf

Pencatatan dimulai saat fase aktif yaitu pembukaan serviks 4 cm dan berakhir titik dimana pembukaan lengkap. Pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Kondisi ibu dan janin dinilai dan dicatat dengan cara:

a. Denyut jantung janin : setiap ½ jam.

b. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam. c. Nadi : setiap ½ jam.

d. Pembukaan serviks : setiap 4 jam.

e. Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam. f. Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.

g. Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam (JNPK-KR, 2007). Cara pengisian partograf yang benar adalah sesuai dengan pedoman pencatatan partograf. Cara pengisian partograf adalah sebagai berikut:

a. Lembar depan partograf

1) Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan ditulis sebagai jam. Catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu merasakan mules.

2) Kondisi janin

a) Denyut Jantung Janin

(21)

Bidan harus waspada jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit (bradikardi) atau diatas 160 permenit (tachikardi).

Beri tanda ‘•’ (tanda titik) pada kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan

satu titik dengan titik yang lainnya (JNPK-KR, 2008).

Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian pemeriksaan fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). setiap kotak pada bagian ini, menunjukan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis yang tidak terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka 180 dan 100. Akan tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf (Sarwono, 2010).

b) Warna dan adanya air ketuban

Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina, menggunakan lambang-lambang berikut:

U : Selaput ketuban Utuh.

J : Selaput ketuban pecah, dan air ketuban Jernih. M : Air ketuban bercampur Mekonium.

D : Air ketuban bernoda Darah.

K : Tidak ada cairan ketuban atau Kering (JNPK-KR, 2007).

(22)

seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin <100 atau > 180 kali per menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan obstetric dan bayi baru lahir (Sarwono, 2010).

3) Penyusupan atau molase tulang kepala janin

Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut:

0 : Sutura terpisah.

1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan. 2 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat diperbaiki. 3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.

Sutura atau tulang kepala saling tumpang tindih menandakan kemungkinan adanya CPD ( cephalo pelvic disproportion). (JNPK-KR, 2008).

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (Cephalo Pelvic Disproportion- CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benar benar

(23)

disproporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban (Sarwono, 2010). c. Kemajuan persalinan

Kolom dan lajur kedua partograf adalah pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Tiap angka mempunyai lajur dan kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukan penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1-5 juga menunjukan seberapa jauh penurunan janin. tiap kotak di bagian ini menyatakan waktu 30 menit (Sarwono, 2010).

1) Pembukaan serviks

Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam. Cantumkan tanda ‘X’ di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks (JNPK-KR, 2008).

(24)

2) Penurunan bagian terbawah janin

Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan. Tuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5. Berikan tanda ‘0’ pada garis waktu yang sesuai (JNPK-KR, 2008).

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentai janin. pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Namun kadangkala, turunnya bagian terbawah atau presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm. Penurunan kepala janin diukur secara palpasi bimanual. Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori dengan symbol 5/5 sampai 0/5. Simbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atau simfisis pubis, sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin sudah tidak dapat lagi dipalpasi di atas simfisis pubis. Kata-kata turunnya kepala dan garis terputus dari 0-5, tertera disis yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda (o) pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5 , tuliskan tanda (o) di nomor 4. Hubungkan tanda (o) dari setiap pemeriksaan dengan garis terputus (Sarwono, 2010).

3) Garis waspada dan garis bertindak

(25)

jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di mulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cmper jam), maka harus dipertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya : amniotomi, infus oksitoksin atau persiapan-persiapan rujukan ( ke rumah sakit atau puskesmas) yang mampu menangani penyulit kegawatdaruratan obstetrik. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada disebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan (Sarwono, 2010).

a) Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0), dan berakhir pada titik di mana pembukaan lengkap (6 jam). Pencatatan dimulai pada garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (JNPK-KR, 2008).

b) Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 jam) pada garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelasaikan persalinan. Sebaiknya ibu harus berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui (JNPK-KR, 2008).

d. Jam dan waktu

1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

(26)

2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.

Cantumkan tanda ‘x’ di garis waspada, saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan (JNPK-KR, 2008). Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukan mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (Sarwono, 2010).

e. Kontraksi uterus

Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “ kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu 1 kali dalam 10 menit, isi 3 kotak (Sarwono, 2010). Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan lama kontraksi dengan:

1) : Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya < 20 detik.

(27)

2) : Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik.

3) : Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya > 40 detik (JNPK-KR, 2008).

f. Obat-obatan dan cairan yang diberikan 1) Oksitosin

Jika tetesan drip sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan dan dalam satuan tetes per menit.

2) Obat-obatan lain dan cairan IV

Catat semua dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya (JNPK-KR, 2008).

g. Kondisi ibu

1) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh

a) Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda titik (•) pada kolom yang

sesuai.

b) Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga ada penyulit. Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.

c) Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika terjadi peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Catat suhu tubuh pada kotak yang sesuai.

(28)

Ukur dan catat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap ibu berkemih). Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan protein dalam urine.

b. Lembar belakang partograf

(29)

1) Data dasar

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk, pendamping saat merujuk dan masalah dalam kehamilan atau persalinan ini.

2) Kala I

Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil penatalaksanaannya.

3) Kala II

Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu dan masalah dan penatalaksanaannya.

4) Kala III

Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri, kelengkapan plasenta, retensio plasenta > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya. 5) Kala IV

Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan.

6) Bayi baru lahir

(30)

B. BIDAN

1. Pengertian bidan

Menurut ICM, Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu (Soepardan, 2002).

Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan (Soepardan, 2002).

a. Pendidikan

Pendidikan bidan adalah segala program pendidikan yang berhubungan dengan kebidanan, sehingga didapatkan peningkatan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan perbaikan sikap dan perilaku yang berguna dalam peningkatan mutu pelaksanaan pelayanan kebidanan (IBI, 2006). Makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sehingga akan terjadi perubahan sikap dan perilakunya. Menurut Permenkes RI Nomor 1464/Menkes/Per/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik bidan, pasal 2 bahwa bidan yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal D III Kebidanan (IBI, 2006).

Kualifikasi pendidikan bidan:

(31)

melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan.

2) Lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma IV atau S1 merupakan bidan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai pemberi pelayanan, pengelola, dan pendidik.

3) Lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3, merupakan bidan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai pemberi pelayanan, pengelola, pendidik, peneliti, pengembangan dan konsultan dalam pendidikan bidan maupun system atau ketata-laksanaan pelayanan kesehatan secara universal.

b. Kompetensi bidan

Agar bidan kompeten dalam memberikan pelayanan kebidanan, maka bidan mempunyai Standar Kompetensi Bidan dan Standar Asuhan Kebidanan.

(32)

Kompetensi yang ke empat adalah asuhan selama persalinan dan kelahiran. Bidan harus kompeten pada pengetahuan dan keterampilan dasar dalam melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf .

2) Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor : 938/Menkes/SK/III/2007 lampiran bab II tentang Standar asuhan kebidanan. Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam mengambil keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan kewenangan dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

c. Wewenang bidan

Menurut peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan pasal 9, yaitu bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi:

1) Pelayanan kesehatan ibu 2) Pelayanan kesehatan anak

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan KB (IBI, 2006).

(33)

kemampuan, pendidikan, pengalaman, serta berdasarkan standar profesi (Selo, 2000).

Beda penelitian ini dengan penelitian yang lain tentang partograf adalah salah satunya penelitian yang dilakukan oleh :

1. Lidia Widia

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 bidan, pengambilan sampel dengan cara random sampling, analisis data yaitu menggunakan pendekatan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, variabel independennya yaitu pengetahuan bidan dan variabel dependennya yaitu penerapan partograf yang dilakukan oleh bidan, instrumen penelitiannya yaitu kuesioner dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan pengetahuan bidan dengan penerapan partograf.

2. Widiarti

Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yang berjumlah 11 orang, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepatuhan bidan dalam penerapan penggunaan partograf. Desain penelitian ini adalah deskriptif.

3. Sri Utami

(34)
(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A.

Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2008).

Adapun variabel yang akan diteliti pada penelitian ini dapat dilihat pada skema di bawah ini :

Skema 3.1. Kerangka konsep Evaluasi Penggunaan Partograf

Oleh Bidan

(36)
(37)

setiap satu kotak pada kolom

partograf tidak

menunjukan lama waktu 30.

menit. 3.Lengkap, bila seluruh informasi ibu, kondisi janin,

kemajuan persalinan, waktu dan jam,

kontraksi uterus,

(38)

laboratorium dan lembar belakang

partograf diisi dengan lengkap. 4.Tidak lengkap, bila seluruh

informasi tentang ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam,

kontraksi utrus, kondisi ibu, obat-obatan yang diberikan, pemeriksaan laboratorium dan

(39)

lembar belakang partograf

tidak diisi dengan

(40)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui evaluasi penggunaan partograf oleh bidan di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang telah mempunyai balai pengobatan swasta di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara yang berjumlah 38 orang.

2. Sampel

Sampel yang diambil dengan mempergunakan teknik purposive sampling yaitu mengambil dari populasi untuk dijadikan sampel dengan

kriteria tertentu, yaitu pendidikan minimal DIII, mempunyai BPS, telah membuka BPS minimal 3 tahun dan menggunakan partograf. Berdasarkan dengan kriteria tersebut terdapat 27 bidan yang memenuhi kriteria tersebut. C. Tempat Penelitian

(41)

Utara berbatasan dengan kecamatan Medang Deras, dan sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Tanjung Tiram.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2014. E. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat surat izin penelitian dari pendidikan penelitian mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Camat Lima Puluh, dan Kepala Puskesmas Lima Puluh.

Kemudian peneliti menemui responden setelah responden mengerti dan memahami maksud dan tujuan penelitian yaitu bahwa data-data yang diperoleh dari responden semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan, maka secara suka rela responden menandatangani lembar persetujuan, serta menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada tekanan ataupun paksaan. Peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan menjaga hak responden, maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode tanpa mencantumkan nama responden.

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa lembar observasi yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep yang berisi :

(42)

2. Lembar observasi berisi tentang penggunaan partograf.

Untuk mengukur evaluasi penggunaan partograf oleh bidan, peneliti membuat pertanyaan tertutup dengan mencheklist. Di mana responden diberi nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah. Jumlah keseluruhan pertanyaan 35 soal, yang terdiri dari kebenaran waktu pengisian partograf dan kelengkapan isi partograf.

G. Uji Validitas

Uji validitas adalah kemampuan instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur. Validitas berasal dari kata validity yang artinya ketetapan atau kecermatan instrumen untuk mengukur apa yang hendak diukur dalam penelitian. Uji validitas dilakukan dengan content validity kepada Febri Oktavinola Kaban, SST, M.Keb

H. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Univesitas Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara. Setelah itu peneliti mengajukan surat tersebut ke Kepala Camat Lima Puluh dan Kepala Puskesmas Lima Puluh untuk melakukan penelitian di Kecamatan Lima Puluh. Setelah itu peneliti meminta bantuan kepada bidan yang bekerja di wilayah kerja Puskesmas Lima Puluh dalam pengumpulan data.Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada bidan. Peneliti menemui responden di rumah responden atau di BPS .

(43)

responden, responden menandatangani surat persetujuan. Kemudian peneliti memberikan instrument untuk mengumpulkan data yaitu berupa data demografi dan lembar observasi pertanyaan tentang evaluasi penggunaan partograf. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara terhadap responden, apakah responden menggunakan partograf dalam persalinan, sudah berapa lama bidan tersebut membuka balai pengobatan swasta, dan pendidikan terakhir bidan. Setelah responden menjawab semua pertanyaan peneliti sesuai dengan jawaban yang diharapkan peneliti, kemudian peneliti mengobservasi lembar partograf. Saat penelitian tidak ada responden yang menolak untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

I. Analisa Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data, proses pengolahan data penelitian dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data terkumpul.

b. Coding

Kegiatan pemberian kode numerik atau angka terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori.

(44)

Merupakan pengolahan data yang didapatkan. Dalam pengolahan data ini disusun dan ditampilkan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

e. Data Entry

Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel astau database komputer.

(45)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui evaluasi penggunaan partograf oleh bidan di kecamatan Limapuluh yang mempergunakan sampel sebanyak 27 orang yang bekerja di BPS : Farida, Hesti, Maya, Dewi, Surti, Ramija, Elly, NurlianaS, Tetty, C. Siregar, Fili, Reny, july, Rospita, Legiyem, Noni, amila, indah kasih, wiwik, Helena, Dorma, Sutini, Ismawati, S. Nainggolan, Darty, Bunda, dan Kharisma yang mendapatkan hasil sebagai berikut :

1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara tahun 2014

(46)

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara tahun 2014 (n = 27)

Karakteristik frekuensi %

Umur

<30 tahun 4 14,8 30-40 tahun 11 40,7 >40 tahun 12 44,4 Agama

Islam 21 77,8 Kristen katolik 3 11,1 Kristen protestan 3 11,1 Lama bekerja

3-6 tahun 4 14,8 6-9 tahun 7 25,9 >9 tahun 16 59,3 Pendidikan

(47)

2. Distribusi responden berdasarkan lembar observasi penggunaaan partograf di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara Tahun 2014

s Berdasarkan hasil pemeriksaan responden menggunakan lembar observasi dalam pengisian partograf, mayoritas respoden tidak mengisi lembar partograf pada kolom protein urin sebanyak 14 responden (51,86%) dan pemantauan pada kala IV sebanyak 7 responden (25,93%). Dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini :

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan lembar observasi penggunaan partograf di Kecamatan Limapuluh Kabupaten Batu Bara tahun 2014 (n= 27) No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak f % f % 1. Apakah nama ibu dicatat? 27 100 0 0 2. Apakah umur ibu dicatat? 27 100 0 0 3. Apakah gravida atau para tentang ibu dicatat? 27 100 0 0 4. Apakah riwayat abortus dicatat? 27 100 0 0 5. Apakah nomor catatan medik atau 25 92,59 2 7,41 nomor puskesmas dicatat?

6. Apakah tanggal mulai merawat ibu dicatat? 24 88,88 3 11,12 7. Apakah waktu mulai merawat ibu dicatat? 26 96,29 1 3,71 8. Apakah waktu mulai pecahnya selaput 27 100 0 0 ketuban dicatat?

(48)

11. Apakah penyusupan atau molase kepala janin 25 92,59 2 7,41 dicatat setiap 4 jam sekali?

12. Apakah pembukaan serviks dicatat pada 27 100 0 0 pembukaan 4 cm ?

13. Apakah satu kolom pada lembar partograf 27 100 0 0 Adalah lama waktu 30 menit?

14. Apakah penurunan bagian terbawah janin 27 100 0 0 Dicatat?

15. Apakah penurunan bagian terbawah

Janin dicatat setiap 4 jam sekali? 27 100 0 0 16. Apakah lama kontraksi uterus dicatat? 26 96,29 1 3,71 17. Apakah pemberian oksitoksin atau obat 25 92,59 2 7,41 lainnya dicatat?

18. Apakah pemberian cairan IV dicatat? 24 88,8 3 11,12 19. Apakah nadi ibu dicatat setiap 30 menit sekali? 25 92,59 2 7,41 20. Apakah tekanan darah ibu dicatat setiap 4 jam 26 96,29 1 3,71 sekali?

21. Apakah suhu ibu dicatat setiap 2 jam sekali? 22 81,48 5 18,52 22. Apakah urine protein dicatat setiap 2 jam 13 48,14 14 51,86 sekali atau saat ibu berkemih?

23. Apakah volume urine dicatat setiap 2 jam sekali 24 88,88 3 11,12 atau saat ibu berkemih?

(49)

27. Apakah berat badan bayi dicatat? 25 92,59 2 7,41 28. Apakah panjang badan bayi dicatat? 24 88,88 3 11,12 29. Apakah catatan persalinan dicatat dengan lenkap? 26 96,29 1 3,71 30. Apakah pada kala I dicatat dengan lengkap? 24 88,8 3 11,12 31. Apakah pada kala II dicatat dengan lengkap? 23 85,18 4 14,82 32. Apakah pada kala III dicatat dengan lengkap? 24 88,8 3 11,12 33. Apakah pada kala IV dicatat dengan lengkap 24 88,8 3 11,12 34. Apakah bayi baru lahir dicatat dengan lengkap? 25 92,59 2 7,41 35. Apakah tabel pemantauan kala IV dicatat dengan 20 74,07 7 25,93 lengkap sesuai dengan waktu yanag telah ditentukan?

3. Distribusi responden berdasarkan evaluasi penggunaan partograf

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa evaluasi penggunaan partograf oleh bidan di kecamatan Limapuluh seluruh responden (100%) mengisi partograf sesuai dengan pengisian waktu partograf dan pada kelengkapan partograf mayoritas pengisian partograf tidak lengkap sebanyak 23 responden (85,2%) dari 27 responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini :

Tabel 5.3

(50)

Evaluasi f %

Benar 27 100 Salah 0 0 Lengkap 4 14,8 Tidak lengkap 23 85,2

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa evaluasi penggunaan partograf oleh bidan pada kebenaran waktu pengisian seluruh bidan (100%) mengisi lembar partograf dengan benar,namun pada kelengkapaisi partograf mayoritas tidak lengkap yaitu sebanyak 23 orang (85,2%) .

(51)
(52)
(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Semua bidan (100%) mengisi partograf sesuai dengan waktu pengisian 2. Mayoritas bidan tidak mengisi partograf dengan lengkap sebanyak 23 orang

(85,2%).

B. Saran

1. Bagi institusi pelayanan

Diharapkan kepada dinas kesehatan agar dapat menggalakkan pengisian partograf dengan lengkap dan benar oleh bidan.

2. Bagi bidan

Hasil penelitian ini diharapkan bidan dapat mengisi partograf dengan lengkap dan benar sehingga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya penyulit dalam persalinan.

3. Bagi peneliti selajutnya

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Ernawati. (2011). Penggunaan Partograf WHO Oleh Bidan di Rumah Sakit dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2011. Diakses tanggal 06/12/2013, from

Depkes RI. (2004). Asuhan Persalinan Normal . Jakarta : Usaid

http: //e- jurnal/.akbid-purworejo.ac. id/index.php/JKKI/article/view/40/38

Hidayat, A. A. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika

JNPK-KR. (2007). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Jhpiego

JNPK-KR. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Usaid

Mustika Sofyan, dkk. (2006)). Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoadmodjo, S. (2010). Ilmu Keperawatan Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta

Notoadmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta . Rineka Cipta

Nursalam & Fery Efendy. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika

Saifuddin, A. B. (2002). Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta :Salemba Medika

Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridars Printer

Selo & Muki R. (2000). Bidan Sebuah Perjalanan Karir. Jakarta : Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia

(55)

Sumapraja, Sudraji. (2003). Partograf WHO. Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia

Widia, Lidia. (2012). Hubungan Pengetahuan, Motivasi Dan Status Kepegawaian Bidan Dengan Penerapan Partograf Di Kabupaten Sragen. Diakses tanggal

12/06/2014, from

Widiarti, Eny. (2010). Gambaran Kepatuhan Bidan Dalam Penerapan Penggunaan Partograf Di BPS Anggota IBI Ranting Surabaya Utara. Diakses tanggal

12/06/2014, from

http://Akbidharapanmulya.ac.id/atm/konten/editor/samples/jurnal/file_jurnal/t_13

(56)

Lampiran 1.

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr. Wb / Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama saya Suriyama, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Evaluasi Rujukan Bidan Terhadap Penggunaan Partograf di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Tahun 2014”.

Partograf adalah suatu rekaman semua observasi yang dilakukan terhadap ibu selama persalinan, isi utamanya adalah grafik pencatatan pembukaan serviks yang yang dikaji melalui pemeriksaan vagina (JNPK-KR, 2007).

Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang lebih lengkap atau rumah sakit) untuk horizontal (dari satu bagian lain dalam satu unit) (JNPK-KR, 2007).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi penggunaan partograf pada proses persalinan.

Kami akan menyerahkan kuesioner kepada Ibu bidan tentang :

(57)

Partisipasi Ibu Bidan bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian Ibu Bidan tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila bidan membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya :

Nama : Suriyama

Alamat : Dusun VII Kelurahan Empat Negeri Kecamatan Lima Puluh

No. HP : 085275279464

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu bidan yang telah ikut berpartisipan pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu bidan dalam penelitian akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bidan bersedia mengisi lembar persetujan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2014

Peneliti

(58)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang Evaluasi Penggunaan Partograf Oleh Bidan, maka dengan ini saya secara suka rela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2014

(59)

Lampiran 3

OBSERVASI PENGGUNAAN LEMBAR PARTOGRAF OLEH BIDAN DI

KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2014

No. Responden Petunjuk umum pengisian :

A. Responden diharapkan bersedia menjawab pernyataan yang ada

B. Berikan tanda (√) pada kotak yang tersedia untuk jawaban yang tepat pada pernyataan

1. Data Demografi 2. Lembar observasi

C. Jika ada yang kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti. 1. Data Demografi

(60)

Umur : < 25 Tahun

25-35 Tahun

>35 Tahun

Lama bekerja : 3 - 6 Tahun

6 - 9 Tahun

>9 Tahun

Agama : Islam

Kristen Katolik

\ Kristen Protestan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah nama ibu dicatat? 2 Apakah umur ibu dicatat?

3 Apakah gravida atau para tentang ibu dicatat? 4 Apakah riwayat abortus dicatat?

5 Apakah nomor catatan medik atau nomor puskesmas dicatat? 6 Apakah tanggal mulai merawat ibu dicatat?

7 Apakah waktu mulai merawat ibu dicatat?

(61)

9 Apakah DJJ dicatat setiap 1 jam sekali? 10 Apakah warna dan adanya air ketuban dicatat?

11 Apakah penyusupan atau molase kepala janin dicatat setiap 4 jam sekali?

12 Apakah pembukaan serviks dicatat pada pembukaan 4 cm? 13 Apakah satu kolom pada pembukaan servik menyatakan

lama waktu 30 menit?

14 Apakah penurunan bagian terbawah janin dicatat?

15 Apakah penurunan bagian terbawah janin dicatat setiap 4 jam sekali?

16 Apakah kontraksi uterus dicatat setiap 30 menit sekali? 17 Apakah lama kontraksi uterus dicatat?

18 Apakah pemberian oksitoksin atau obat lainnya dicatat? 19 Apakah pemberian cairan IV dicatat?

20 Apakah nadi ibu dicatat setiap 30 menit sekali? 21 Apakah tekanan darah ibu dicatat setiap 4 jam sekali? 22 Apakah suhu ibu dicatat setiap 2 jam sekali?

23 Apakah volume urine dicatat setiap 2 jam sekali atau saat ibu berkemih?

24 Apakah bayi lahir hidup atau mati dicantumkan? 25 Apakah jenis kelamin bayi dicatat?

26 Apakah waktu lahirnya bayi dicatat? 27 Apakah berat badan bayi dicatat? 28 Apakah panjang badan bayi dicatat?

(62)

30 Apakah pada kala I dicatat dengan lengkap? 31 Apakah pada kala II dicatat dengan lengkap? 32 Apakah pada kala III dicatat dengan lengkap? 33 Apakah pada kala IV dicatat dengan lengkap 34 Apakah bayi baru lahir dicatat dengan lengkap?

(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)

DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN PENGGUNAAN PARTOGRAF SETELAH DI EVALUASI DI

KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2014

(74)
(75)
(76)
(77)

Gambar

Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan evaluasi penggunaan partograf oleh bidan di

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan kepada pimpinan RS agar mengadakan pelatihan-pelatihan kepada bidan tentang manajemen asuhan kebidanan antenatal agar kualitas pelayanan dan pendokumentasian asuhan

Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan

Diharapkan bidan lebih meningkatkan kepatuhan mereka di dalam memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan asuhan standar minimal pelayanan antenatal. Kata kunci :

tindakan yang akan dilakukan. 9) Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan. kepada pasien. 10) Bidan wajib mengikuti perkembangan iptek dan

Sikap, dan tindakan bidan dalam memberikan Asuhan ASI Eksklusif belum sesuai dengan Asuhan ASI Eksklusif yang terdapat dalam Asuhan Kebidanan, dimana para bidan

Bidan sebagai pelaksana memberikan pelayanan kebidanan pada wanita dalm siklus.. kehidupannya, asuhan neonatus, bayi, dan

Melihat kondisi diatas maka bidan yang memberikan pelayanan kesehatan asuhan kebidanan pada ibu dan anak, mempunyai resiko yang cukup besar untuk tertular penyakit

Ada hubungan antara, kompetensi Bidan PONED dengan Penerapan penggunaan partograf APN, bidan yang mempunyai kompetensi, ternyata lebih banyak menerapkan penggunaan partograf APN dari