• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Esculenta) Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (

Manihot esculenta

)

Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar

Kabupaten Simalungun

SKRIPSI

OLEH:

BILL CLINTON SIREGAR 100304148

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

2

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (

Manihot esculenta

)

Studi Kasus : Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar

Kabupaten Simalungun

SKRIPSI

OLEH:

BILL CLINTON SIREGAR 100304148

AGRIBISNIS

Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Meraih Gelar Sarjana.

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si ) ( Ir. M Jufri, M.Si)

NIP. 196309281998031001 NIP. 196011101988031003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

BILL CLINTON SIREGAR (100304148/AGBRIBISNIS) dengan judul skripsi

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta)Studi Kasus : Desa

Marihat Bandar, Kecamatan Bandar. Kabupaten Simalungun dibawah bimbingan

Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si dan Ir. M Jufri, M.Si

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis biaya produksi ubi kayu di daerah penelitian, untuk menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu di daerah penelitian, serta untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani ubi kayu di daerah penelitian.

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra produksi ubi kayu yang cukup potensial di Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel petani menggunakan Rumus Slovin, dengan besar populasi 37 orang. Untuk menganalisis biaya produksi ubi kayu di daerah penelitian digunakan metode analisis deskriptif. Untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani ubi kayu di daerah penelitian digunakan metode analisis kelayakan finansial.

Hasil penelitian menyimpulkan total biaya usahatani ubi kayu sebesar Rp. 7.606.479,- permasa tanam dalam satu masa tanam. Produktivitas tenaga kerja sebesar 45,77 HKO dan produktivitas lahan sebesar 2.727,37 kg/ha. Tingkat pendapatan dalam satu masa tanam yang diterima dari usahatani ubi kayu sebesar Rp. 13.412.440,- permasa tanam. Usahatani masa tanam di daerah penelitian adalah usaha yang menguntungkan, dan secara finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan ditinjau dari kriteria kelayakan finansial (R/C) sebesar 2,79.

Kata Kunci : Ubi kayu, Pendapatan, Usahatani

(4)

ii

RIWAYAT HIDUP

BILL CLINTON SIREGAR, lahir di Perdagangan pada tanggal 15 April 1991. Anak kelima dari 5 bersaudara dari pasangan R. Siregar dan E. Hutagalung. Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2003 tamat dari Sekolah Dasar Methodish Perdagangan.

2. Tahun 2006 tamat dari Sekolah Menengah Pertama Yosef Arnoldi di Bagan Batu.

3. Tahun 2009 tamat dari Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Bandar di Kabupaten Simalungun.

4. Tahun 2010 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

5. Bulan Juli hingga Agustus 2013 Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Naga Raja, Kabupaten Serdang Bedagai.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugrah-Nya yang senantiasa menyertai dan membimbing Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah

“ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (

Manihot esculenta

) DI DESA

MARIHAT BANDAR, KECAMATAN BANDAR. KABUPATEN SIMALUNGUN”.

Kegunaan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ucapan terima kasih Penulis ucapkan kepada Pihak Dekanat dan Dosen juga Pegawai Jurusan yang telah membantu Penulis untuk menyelesaikan skripsi Penulis, dan kepada Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengajari Penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan Bapak Ir. M Jufri, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengajari, memotivasi dan membantu penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1) Ayahanda dan Ibunda tercinta Alm. R. Siregar dan E. Hutagalung yang dengan kasih sayangnya telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

(6)

iv

dukungan dan merupakan penyemangat bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

3) Semua keluarga Siregar yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril dan materil, Secara khusus Bapauda Pardamean Siregar yang telah sangat membantu dalam perkuliahan penulis.

4) Sahabat-sahabatku Boy Sitorus, Tohar Nainggolan, Perdawira Siregar, Irwan Joshua Siregar, Putri Hutasoit, Monalisa Hasibuan, Elisabeth Napitupulu, Octa E Manurung, Restu, Dedek Sitorus, Christina Tampubolon, Kristy Saragih, Ester Pasaribu.

5) Petani sampel yang telah bersedia membantu penulis memperoleh data penelitian dalam menyelesaikan skripsi penulis.

6) Kepada Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik demi tercapainya karya terbaru kedepannya. Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, October 2015

(7)

v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Landasan Teori ... 10

2.3 Kerangka Pemikiran ... 14

2.4 Hipotesis Penelitian ... 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 17

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 18

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 18

3.4 Metode Analisis Data ... 19

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 20

3.5.1 Defenisi ... 21

(8)

vi

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 22

4.1.1 Luas Dan Letak geografis ... 22

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 23

4.1.3 Sarana Dan Prasarana ... 25

4.1.4 Keadaan Sosial Ekonomi ... 26

4.2 Karakteristik Petani Sampel ... 27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu ... 30

5.1.1. Biaya Tetap ... 30

5.1.2. Biaya Variabel ... 32

5.2Produtivitas Tenaga Kerja ... 36

5.3 Produktivitas Lahan ... 37

5.4 Tingkat Pendapatan Usahatani Ubi Kayu... 38

5.5 Analisis Kelayakan Usahatani Ubi Kayu ... 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...41

6.2Saran ... 41

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel JUDUL HALAMAN

1. Data luas lahan panen ubi kayu, produksi, produktivitas, di kabupaten simalungun

perkecamatan (2013) 4

2. Data luas panen, produksi, dan rata-rata produksi ubi kayu Kecamatan Bandar, Kabupaten

Simalungun (2008-2012). 5

3. Data Produksi Ubikayu Berdasarkan Produsen Ubi kayu di kecamatan Bandar, Kabupaten

Simalungun Tahun 2014. 17

4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di

Desa Marihat Bandar Tahun 2014 23

5. Jumlah Penduduk Menurut tingkat kemiskinan di

Desa Marihat Bandar Tahun 2014 24

6. Sarana dan Prasarana

26 7. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian

di Desa Marihat Bandar 2014 27

8. Karakteristik Petani Sampel Di desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten

Simalungun 2015 28

9. Rata-Rata Biaya Tetap (Penyusutan Peralatan) Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani

Per Masa tanam Produksi 32

10. Biaya Tetap Pajak Lahan Usahatani Ubi kayu

Per Petani PerMasa tanam 33

11. Rata-Rata Biaya Produksi Bibit Ubi kayu Per Petani Per Masa tanam

34 12. Rata-Rata Biaya Pupuk Dan Pestisida Usahatani

Ubi Kayu Per Petani Per Masa tanam 35 13.

14. 15. 16.

Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu Per Petani Per Masa tanam

Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani Per Masa tanam Rekapitulasi Komponen Biaya Produksi Per Ha Dan Proporsinya

Rata-rata Produksi dan Produktivitas Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu PerPetani PerMasa tanam

35 36

37 17. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Lahan

(10)

viii 18.

19.

Rata-Rata Penerimaan Dan Pendapatan

Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani Nilai R/C Ratio per Petani

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. JUDUL HALAMAN

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. JUDUL

1 Identitas Petani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

2 Faktor Produksi Bibit Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

3 Faktor Produksi Pupuk Usahatani Ubi Kayu Di Desa Marihat Bandar

4 Biaya Pajak Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 5 Tenaga Kerja Pembukaan Lahan Usahatani Kepiting di Desa

Marihat Bandar

6 Tenaga Kerja Penanaman Usahatani Kepiting di Desa Marihat Bandar

7 Tenaga Kerja Pemupukan Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

8 Tenaga Kerja Penyemprotan Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

9 Total Upah Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

10 Penyusutan Camgkul Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

11 Penyusutan Parang Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 12 Penyusutan Pompa Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 13 Biaya Pestisida Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 14 Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 15 Produktivitas Tenaga Kerja dan Produktivitas Lahan Usahatani

Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

16 Total Penerimaan Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar 17 Pendapatan Perpetani Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat

Bandar

(13)

ABSTRAK

BILL CLINTON SIREGAR (100304148/AGBRIBISNIS) dengan judul skripsi

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta)Studi Kasus : Desa

Marihat Bandar, Kecamatan Bandar. Kabupaten Simalungun dibawah bimbingan

Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M.Si dan Ir. M Jufri, M.Si

Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis biaya produksi ubi kayu di daerah penelitian, untuk menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu di daerah penelitian, serta untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani ubi kayu di daerah penelitian.

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra produksi ubi kayu yang cukup potensial di Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel petani menggunakan Rumus Slovin, dengan besar populasi 37 orang. Untuk menganalisis biaya produksi ubi kayu di daerah penelitian digunakan metode analisis deskriptif. Untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani ubi kayu di daerah penelitian digunakan metode analisis kelayakan finansial.

Hasil penelitian menyimpulkan total biaya usahatani ubi kayu sebesar Rp. 7.606.479,- permasa tanam dalam satu masa tanam. Produktivitas tenaga kerja sebesar 45,77 HKO dan produktivitas lahan sebesar 2.727,37 kg/ha. Tingkat pendapatan dalam satu masa tanam yang diterima dari usahatani ubi kayu sebesar Rp. 13.412.440,- permasa tanam. Usahatani masa tanam di daerah penelitian adalah usaha yang menguntungkan, dan secara finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan ditinjau dari kriteria kelayakan finansial (R/C) sebesar 2,79.

Kata Kunci : Ubi kayu, Pendapatan, Usahatani

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ubi-ubian adalah sekelompok tanaman yang menghasilkan makanan cadangan dalam bentuk modifikasi dari akar atau batang. Ubi-ubian mempunyai kemampuan cadangan makanan dalam bentuk modifikasi batang dan akar, itulah sebagai tanaman ubi-ubian dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat penting, disamping tanaman serealia. Salah satu tanaman ubi-ubian yang penting adalah ubi kayu (Darjanto dan Murjati, 1980).

Ubi kayu merupakan salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tapi juga di dunia. Di Indonesia, ubikayu merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung. Ubi kayu merupakan salah satu komoditas yang layak dikembangkan untuk mendukung program ketahanan pangan, dikarenakan komoditi ini dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan yang dapat dikonsumsi langsung sebagai pengganti beras. Selain itu juga ubi kayu berperan sebagai bahan baku industri, baik dalam bentuk gaplek dan tepung tapioka ataupun makanan olahan.

(15)

2 Potensi ubi kayu di Indonesia sangat besar baik ditinjau dari sisi sebagai sumber bahan pangan utama karbohidrat setelah padi dan jagung, maupun sebgai bahan pakan dan bahan baku industri.

Dilihat dari kontribusinya terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), ubi kayu memberikan kontribusi tanaman pangan terbesar ketiga setelah padi dan jagung pada tahun 2003 sebesar 6,1 triliun (hanya dari on farm). Kontribusinya terhadap produksi ubi kayu dunia adalah sebesar 10%, dimana pada tahun 2002 produksinya sebesar 16.913.104 ton, tahun 2003 sebesar 18.523.810 ton, tahun 2004 sebesar 19.249.169 ton (ARAM II).

Seluruh produksi ubi kayu terutama di negara berkembang dan bagian terbesar berasal dari pertanian kecil yang sering memiliki lahan yang diolah seadanya. Ubi kayu sangat penting bagi penduduk pedesaan miskin sebagai tanaman tumpuan bahkan juga selama musim kemarau dikarenakan tanaman ini toleransi terhadap kekeringan dan masa tanam panen yang fleksibel menjadikan ubi kayu sebagai tanaman pangan cadangan yang sangat bernilai bagi penduduk miskin (Rubatzky, 1998 ).

(16)

3 perkebunan), campuran tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura. Kombinasi ini sangat tergantung pada keadaan lahan dan sistem usahatani sekeliling petani.

Pola-pola usahatani yang dinampakkan petani Simalungun dewasa ini perlu dievaluasi dari berbagai segi, misalnya keragaman pola, kelayakan usaha dan keputusan menerapkan pola tersebut. Analisa kelayakan usaha bermanfaat dalam mengevaluasi nilai manfaat biaya dari kegiatan usahatani tersebut. Informasi tentang jenis usahatani dan pola usaha yang memberikan keuntungan untuk membantu petani dalam mengambil keputusan jenis usaha yang digeluti.

Pada tahun 2010, Kabupaten Simalungun, dengan luas panen ubi kayu 12.569 ha, produksi 353.930 ton merupakan penyumbang hasil ubi kayu sebesar 39,08 % dari produksi total Propinsi Sumatera Utara dengan produksi 905.571 ton. Sementara data tahun 2011 menunjukkan bahwa terjadi penurunan produksi dan luas panen menjadi 327.185 ton dengan luas panen 11.843 ha (BPS Provinsi Sumatera Utara dalam Angka 2012).

(17)

4

Tabel 1. Data luas lahan panen ubi kayu, produksi, produktivitas Di Kabupaten Simalungun per kecamatan (2013).

Kecamatan Luas lahan

panen (Ha)

Haranggaol Horison 35 851 243,18

Dolok Pardamean 198 4.800 242,42

Sidamanik 105 2.625 250,02

P. Sidamanik 73 1.794 245,78

Girsang Simp.Bolon 199 4.843 243,36

Tanah Jawa 637 18.148 284,9

Dolokbatu Nanggar 461 12.994 281,86

Siantar 230 6.379 277,35

Sumber : BPS Sumatera Utara, 2014

(18)

5 Huluan. Dan Kecamatan yang memiliki produksi terbesar adalah kecamatan Bandar dengan produksi sebesar 54.493 ton. Hal ini menunjukan bahwa Kecamatan Bandar memiliki potensi dan minat petani yang besar untuk komoditi ubi kayu. Sedangkan Kecamatan dengan produksi terkecil adalah Kecamatan Silimakuta dengan produksi sebesar 555 ton.

Tabel 2. Data luas panen, produksi, dan rata-rata produksi ubi kayu Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun (2008-2012).

Tahun

Sumber : BPS Sumatera Utara, 2013

(19)

6 dukungan pemerintah kepada petani ubi kayu untuk meningkatkan pendapatan petani dengan pembebasan lahan kosong. Dan untuk produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 304 kw/ha, hal ini disebabkan petani sudah menggunakan bibit unggul.

Dari latar belakang tersebut dimana sebelumnya ubi kayu hanya dimanfaatkan untuk konsumsi saja, saat ini dengan berkembangannya industri ubi kayu maka ubi kayu sudah menjadi usahatani atau agribisnis, maka peneliti tertarik untuk menganalisis usaha ubi kayu.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana biaya produksi usahatani ubi kayu di daerah penelitian? 2. Berapa besar pendapatan dari usahatani ubi kayu?

3. Apakah usahatani ubi kayu layak untuk diusahakan?

1.2Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis biaya produksi usahtani ubi kayu di daerah penelitian. 2. Untuk menganalisis besar pendapatan usahatani ubi kayu di daerah

penelitian.

(20)

7

1.3Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman bagi petani/produsen ubi kayu dalam menjalankan usahatani ubi kayunya.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam membuat kebijakan guna meningkatkan pendapatan usahatani ubi kayu

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya

(21)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Tinjauan Pustaka

Ubi kayu atau Manihot esculenta termasuk familia Euphorbiaceae, genus Manihot yang terdiri dari 100 spesies. Ada dua tipe tanaman ubi kayu yaitu tegak (bercabang dan tidak), dan tipe membentang.

Menurut (Richana, 2013) Ubi kayu diklarifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae

Division : Magnoliophyta Klas : Magnoliopsida Order : Malpighales Famili : Euphorbiaceae Sub Family : Crotonodeae Genus : Manihot

Species : Manihot esculenta

Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia (per 100 gram) antara lain: Kalori 146 kal, Protein 1,2 gram, Lemak 0,3 gram, Hidrat arang 34,7 gram, Kalsium 33 mg, Fosfor 40 mg, dan Zat besi 0,7 mg. Buah ubi kayu mengandung (per 100 gram): Vitamin B1 0,06 mg, Vitamin C 30 mg, dan 75% bagian buah yang dapat dimakan. Daun ubi kayu mangandung (per 100 gram): Vitamin A 11000 SI, Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal, Fosfor 54 mg, Protein 6,8 mg, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram, Zat besi 2 mg, dan 87% bagian daun dapat dimakan. Kulit batangnya mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.

(22)

9 Perlu diketahui bahwa meskipun ubi kayu diperkirakan dari Brazilia, namun dapat tumbuh dan populer di Indonesia. Karena tanaman ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman lainnya karena:

1. Ubi kayu dapat tumbuh pada lahan kering dan kurang subur. 2. Daya tahan terhadap penyakit umumnya relatif tinggi.

3. Masa panennya tidak diburu waktu, sehingga dapat diolah menjadi beragam makanan utama maupun makanan ringan.

4. Selain itu ubi kayu adalah penghasil kalori yang efisien. Artinya tanaman ubi kayu mempunyai kemampuan dalam menghasilkan kalori yang produktif dan efisien di daerah tropis.

Analisis kelayakan secara keseluruhan menunjukkan bahwa usahatani baik tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan telah memberikan nilai yang positif bagi peningkatan pendapatan petani yang ditunjukkan oleh nilai kelayakan yang menguntungkan tetapi berada pada level positif yang rendah. Hampir semua komoditas dapat ditingkatkan produktivitasnya dengan meningkatkan penggunaan input serta mengurangi biaya tenaga kerja. Peningkatan penggunaan input dapat meningkatkan produksi komoditas dan selanjutnya memberikan peningkatan pada pendapatan petani.

(23)

10 nilai R/C ratio maka usahatani tersebut semakin menguntungkan (Gray et al, 1992).

Ubi kayu merupakan komoditas tanaman pangan yang banyak dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Simalungun khususnya di kecamatan Bandar. Tanaman ini umumnya diusahakan di lahan yang cukup luas dan hasilnya umumnya untuk dijual. Petani menjual ubi kayunya kepada Agen pengumpul ubi kayu di Kecamtan bandar dengan harga Rp 900/kg.

2.2 Landasan Teori

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan yang maksimal (Suratiyah, 2009)

Setiap petani dalam pengelolaan usahataninya mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ada tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsisten, dan ada yang bertujuan mencari keuntungan disebut usahatani komersial. Petani umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan dalam meningkatkan penghasilan/pendapatannya bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Rismayani, 2007)

(24)

11 sebagai biaya yang relative tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak maupun sedikit. Jadi besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Misalnya biaya pajak yang akan tetap dibayar walaupun usahatani itu besar atau gagal sekalipun. Disisi lain biaya tidak tetap atau biaya variable biasanya didefenisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Misalnya biaya untuk sarana produksi. Kalau menginginkan produksi yang tinggi maka tenaga kerja perlu ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah (Soekartawi, 1995).

Beberapa faktor produksi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produksi meliputi; luas lahan yang dimilki, jumlah benih yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, banyaknya pupuk yang digunakan, banyaknya pestisida yang digunakan, keadaan pengairan, tingkat pengetahuan dan keterampilan, tingkat kesuburan tanah, iklim atau musim, modal yang tersedia. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi (Soekartawi, 2002).

(25)

12 modal tetap dibebankan pada produksi. Salah satu kosekuensi dari penggunaan modal tetap adalah penyusutan (Suratiyah, 2009).

Penerimaan total (total revenue) adalah seluruh pendapatan yang diterima perusahaan atas penjualan barang hasil produksinya. Penerimaan rata-rata (average revenue) adalah penerimaan dari hasil penjualan setiap unit barang. Penerimaan marginal (marginal revenue) adalah tambahan penerimaan dengan menjual suatu unit lagi hasil produksinya (Soekartawi, 1995).

Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan mengurangi nilai output total (penerimaan) dengan nilai total input (biaya). Selisih dinamakan pendapatan pengelola atau manajemen income. Jadi pendapatan adalah jumlah yang tersisa setelah biaya yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan (Soekartawi, 1995).

Menurut (Nitiseminto dan Burhan, 2000) Studi kelayakan (feabisility study) diartikan sebagai suatu metode penjajahan dari suatu gagasan usaha tentang suatu kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan karena seorang peengusaha tanpa melakukan studi kelayakan sehingga mungkin akan memahami kegagalan dengan kerugian yang sangat besar.

(26)

13 keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat luas (Kasmir dan Jakfar, 2007).

Dalam uji kelayakan, kriteria yang digunakan yaitu: 1. R/C (Revenue – Cost Ratio)

R/C merupakan kriteria uji kelayakan dengan membandingkan besar penerimaan (revenue) dengan besar biaya yang dikeluarkan (cost). Secara sederhana menggunakan rumus:

a = R/C

Dimana:

a = Kelayakan

R = Revenue (penerimaan) C = Cost (biaya)

Besarnya penerimaan merupakan total yang diterima perusahaan dari hasil penjualannya. Secara singkat, formula untuk menghitung besar penerimaan yaitu:

TR = P . Q

Dimana:

TR = total revenue (total penerimaan) P = price/harga jual

Q = quantity/jumlah yang terjual

Keuntungan merupakan pendapatan yang diperoleh produsen dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Oleh karena itu semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, semakin besar pula pendapatannya (Teguh, 2010).

(27)

14

I = TR – TC

Dimana:

I = income (pendapatan)

TR = total revenue (total penerimaan) TC = total cost (total biaya)

(Soekartawi, 1993).

2.3 Kerangka Pemikiran

Petani dalam mengusahakan petaninya menggunakan beberapa faktor produksi seperti lahan, tenaga kerja, pupuk/pestisida, bibit, peralatan secara cermat, sebab pengembalian biaya yang dikorbankan akan bergantung dari keberhasilan usahatani yang dikelola. Karakteristik petani juga mempengaruhi dalam usahatani seperti umur, pendidikan, pengalaman bertani dan juga jumlah tanggungan.

Dari usahatani tersebut diperoleh produksi yang oleh petani akan dijual dengan tingkat harga tertentu. Dari hasil penjualan tersebut petani memperoleh imbalan dalam bentuk uang. Uang yang diterima petani disebut penerimaan atau pendapatan kotor.

(28)

15

SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan:

: hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Biaya Produksi

Penerimaan

Menguntungkan (layak)

Tidak menguntungkan

(tidak layak) Analisis (R/C)

Pendapatan Produksi

Harga Jual Petani

Usahatani Ubi Kayu Faktor –faktor Produksi:

• Lahan

• Bibit

• Pupuk/pestisida

(29)

16

2.4 Hipotesis Penelitian

1) Biaya produksi usahatani ubi kayu di daerah penelitian didominasi oleh biaya bibit

(30)

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara sengaja yaitu teknik penentuan suatu daerah berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah dibuat terhadap suatu objek yang sesuai dengan tujuan.Daerah penelitian yang dipilih adalah Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun karena Desa Marihat Bandar merupakan sentra produksi ubi kayu kedua terbesar di Simalungundan merupakan daerah tempat tinggal peneliti.

Tabel 3. Data Produksi Ubikayu Berdasarkan Produsen Ubi kayu di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun Tahun 2014

No Desa Luas Tanam

Sumber : BP3K Kecamatan Bandar, 2015

(31)

18

3.2 Metode Penentuan Sampel

Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan di Desa Marihat Bandar didapat jumlah populasi petani ubi kayu adalah sebanyak 132 petani dengan luas panen yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini, peneliti membuat kriteria sampel yang diuji yaitu populasi petani yang mata pencaharian utamanya ubi kayu sebanyak 60 orang. Maka untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti digunakan rumus Slovin yaitu:

� = �

1 +��2

Keterangan : n = Sampel N = Populasi

e = Kesalahan pengambilan keputusan yang ditolerir 0,1

�= 60

1+60(0.12) = 37 sampel

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus slovin didapat jumlah sebanyak 37 petani yang menjadi objek penelitian.

3.3Metode Pengumpulan Data

(32)

19

3.4 Metode Analisis Data

Dari data-data yang telah diperoleh dilakukan perhitungan sederhana kemudian dianalisis dengan menggunakan alat uji yang sesuai dengan hipotesis.

a. Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan melihat jumlah biaya produksi menggunakan analisis sederhana dengan rumus:

TC = TFC + TVC

Dimana:

TC = Total cost (total biaya)

TFC = Total fixed cost (total biaya tetap)

TVC = Total variable cost (total biaya variabel)

b. Identifikasi masalah 2 (hipotesis 2) dihitung dengan analisis sederhana mencari pendapatan usaha. Untuk penerimaan dihitung dengan rumus:

TR = Y . Py

Dimana:

TR = Total revenue (total penerimaan Y = Produksi yang diperoleh

Py = Harga Y

Maka pendapatan dapat diperoleh dengan rumus:

I = TR – TC

Dimana:

I = Income (pendapatan)

(33)

20 c. Identifikasi masalah 3 (hipotesis 3) mengenai kelayakan usaha dianalisis

dengan menggunakan kriteria R/C dengan rumus:

a = R/C

a = R/C R = Py . Y C = TFC + TVC

a = Py . Y / (TFC + TVC) Dimana:

a : R/C ratio

R = Revenue (penerimaan) C = Cost (biaya)

Py = Harga y Y = output

TFC = Total fixed cost (total biaya tetap) TVC = Total variable cost (total biaya variabel) Dengan kriteria uji:

• Apabila R/C > 1, maka usaha layak dikembangkan

• Apabila R/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak dikembangkan

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

(34)

21

3.5.1 Definisi

1. Usahatani ubi kayu adalah usahatani yang dilakukan dalam mengusahakan ubi kayu di daerah penelitian mulai dari penyediaan input, produksi yang menghasilkan keluaran ubi kayu.

2. Biaya input adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi usahatani.

3. Output adalah hasil dari produksi dalam usahatani.

4. Produksi adalah jumlah komoditi yang dihasilkan (ton) dalam satuan tanam (ha).

5. Penerimaan usahatani adalah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual yang diukur dengan harga.

6. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi masih berlangsung.

7. Pendapatan adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani dikurangi biaya produksi.

8. Kelayakan usaha adalah ukuran suatu usaha dapat menghasilkan keuntungan dengan membandingkan penerimaan dengan seluruh biaya produksi.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Sampel adalah petani yang mata pencaharian utamanya ubi kayu dan mengusahakan ubi kayu sampai saat ini.

2. Daerah penelitian adalah Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun.

(35)

22

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Daerah yang menjadi penelitian berada di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun. Berikut deskripsi daerah penelitian Desa Marihat Bandar:

4.1.1 Luas dan Letak Geografis

Desa Marihat Bandar adalah salah satu dari 12 desa di Kecamatan Bandar dengan Luas Wilayah desa Marihat Bandar ± 80,30 km². Desa Marihat Bandar berada di Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah sebesar 850 Ha. Secara administrasi Desa Marihat Bandar mempunyai batas – batas sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Nagori Land Baow

Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagori Pematang Kerasaan Rejo

Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Bandar Rakyat

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Huta Bayu Raja

(36)

23

4.1.2 Keadaan Penduduk

a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk di Marihat Bandar berjumlah 5329 orang dengan rumah tangga yang tersebar di setiap Dusun. Berdasarkan golongan umur sampel penduduk Desa Marihat Bandar dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Marihat Bandar Tahun 2014

Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Persentase (%)

Laki-Laki 2507 47,05

Perempuan 2822 52,95

Total 5329 100

Sumber: Kantor Desa Marihat Bandar, 2015

Dari Tabel 4 dapat dilihat penduduk di Desa Marihat Bandar pada tahun 2014 berjumlah 5329 jiwa atau 1337 kepala keluarga. Dan berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk perempuan sebanyak 2822 jiwa (52,95%) dari total penduduk sebanyak 5329 jiwa dan penduduk laki-laki berjumlah 2507 jiwa (47,05)

b. Jumlah Penduduk Berdasarkan tingkat kemiskinan

(37)

24

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut tingkat kemiskinan di Desa Marihat Bandar Tahun 2014

Uraian RTTM RTM RTSM

Sumber: Kantor Desa Marihat Bandar, 2015

Tabel 5 di atas menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan rumah tangga sangat miskin berjumlah 134 rumah tangga dari total 1.337 rumah tangga. Dan jumlah rumah tangga miskin sebesar 506 rumah tangga dari total 1.337 rumah tangga. Sedangkan rumah tangga tidak miskin berjumlah 697 rumah tangga dari total 1.337 rumah tangga.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

(38)

25

Tabel 6. Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Sekolah

a. SD 4

2

Kesehatan

a. Puskesmas Pembantu 1

3

Tempat Peribadahan

a. Mesjid 4

b. Gereja 5

4

Transportasi

a. Jalan 10 km

Sumber: Kantor Desa Marihat Bandar, 2015

4.1.4 Keadaan Sosial Ekonomi

a. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian

(39)

26

Tabel 7. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian di Desa Marihat Bandar 2014

No. Mata Pencaharian Jumlah Penduduk

1. Petani 335

2. Guru 28

3. Tenaga`Kesehatan 11

4. Pegawai Tetap 58

5. Pedagang 299

6. Tukang 124

7. Pengrajin 35

8. Lainnya 654

Sumber: Kantor Kepala Desa Marihat Bandar, 2015

4.2 Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel menggambarkan kondisi, keadaan serta status dari petani. Karakteristik seorang responden didalam suatu penelitian akan sangat membantu untuk memperoleh informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi usahataninya.

(40)

27

Tabel 8. Karakteristik Petani Sampel Di desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun 2015

No Uraian Range Rataan

Sumber: Kantor Kepala Desa Marihat Bandar, 2015

(41)

28 sangat mempengaruhi kemampuan petani untuk mengambil keputusan untuk usahataninya.

Pendidikan formal merupakan salah satu factor yang penting dalam mengelola usahatani dimana respon petani terhadap teknologi yang sedang berkembang sangat bergantung dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka semakin mudah untuk mengadopsi teknologi dalam menjalankan usahataninya. Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian berkisar 6 – 12 tahun dengan rata-rata 10,50. Dari data ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani sampel di daerrah penelitian tergolong sedang untuk mengadopsi teknologi.

Jumlah tanggungan keluarga dalam daerah penelitian akan berpengaruh terhadap distribusi pendapatan dan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga Jumlah tanggungan keluarga di daerah penelitian berkisar 0 - 5 orang dengan rata-rata jumlah tanggungan keluarga sebanyak 2 orang. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka akan semakin banyak pula tenaga kerja dalam keluarga.

(42)

29 akan meningkatkan besarnya biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja. Luas lahan ubi kayu berkisar antara 0,4 Ha sampai 0.96 Ha dengan rata-rata luas lahan 0,76 Ha. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa luas lahan yang diusahakan oleh petani di daerah penelitian masih tergolong sangat kecil.

(43)

30

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu

Sebagai pelaksana usahatani setiap petani mengharapkan produksi yang besar untuk menghasilkan pendapatan yang besar pula. Sama halnya dengan petani Ubi kayu di Desa Marihat Bandar Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. Sebagaimana yang disebutkan dalam metode penelitian bahwa sampel petani yang akan diteliti adalah sebanyak 37 petani Ubi kayu, mereka memiliki rata-rata lahan sebesar 0,7 Ha. Letak lahan yang diusahakan petani umumnya tidak mengelompok dalam satu tempat, tetapi terpencar-pencar di berbagai lokasi. Hal ini dikarenakan banyak lahan petani yang telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan sawit. Dalam proses produksi dikeluarkan biaya-biaya yang mendukung terjadinya proses produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap (Fixed Cost) dimana penggunaanya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya yang termasuk biaya tetap adalah biaya penyusutan alat, pajak dan bangunan. Selain biaya tetap terdapat juga biaya tidak tetap (Variable Cost) dimana penggunaanya habis dalam satu masa produksi. Biaya yang termasuk ke dalam biaya tidak tetap adalah pupuk, bibit, dan tenaga kerja.

5.1.1 Biaya Tetap

Biaya tetap yang dianalisis oleh peneliti adalah biaya penyusutan alat dan pajak Lahan.

(44)

31

1. Penyusutan Peralatan

Penyusutan biaya peralatan yang dihitung meliputi penyusutan peralatan diantaranya terdiri atas Cangkul, Parang, dan Pompa. Dimana, untuk rincian perhitungan dapat dilihat pada lampiran, sedangkan rata-rata besarnya biaya penyusutan peralatan yang dikeluarkan oleh per petani Ubi kayu dan per hektar, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 9. Rata-Rata Biaya Tetap (Penyusutan Peralatan) Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani Per Masa tanam Produksi

No. Alat Biaya per petani (Rp) Biaya per hektar (Rp)

1 Cangkul 38.358,33 49.503,25

2 Parang 16.663,89 22.063,54

3 Pompa 31.945,95 38.581,64

Total 86.968 110.148

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 10,11,12

(45)

32

2. Pajak Lahan

Dalam usahatani ubi kayu di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, para petani ubi kayu membayar pajak lahan untuk usahatani ubi kayu. Petani membayar pajak lahan selama satu tahun untuk produksi usahatani ubi kayu.

Berdasarkan rincian besarnya komponen masing-masing biaya tetap yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha ubi kayu untuk penyusutan peralatan dan pajak lahan diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 10. Biaya Tetap Pajak Lahan Usahatani Ubi kayu Per Petani dan Per Ha Permasa tanam

No Komponen Biaya Tetap Biaya Per Petani (Rp) Biaya Per Hektar (Rp)

1 Penyusutan Peralatan 86.968 110.148

2 Pajak Lahan Ubi kayu 88.375 115.625

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 4

(46)

33

5.1.2 Biaya Variabel

Biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan usahatani di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, terdiri atas biaya bibit, pupuk dan tenaga kerja. Penjelasan umum untuk biaya variabel akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Bibit

Bibit ubi kayu di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun merupakan bibit malaysia. Untuk rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam pembelian bibit sebagai komponen biaya variabel dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 11. Rata-Rata Biaya Produksi Bibit Ubi kayu Per Petani Per Ha Per Masa tanam

No Uraian Rupiah

1 Per Petani 3.821.622

2 Per Ha 5.000.000

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 2

(47)

34

2. Pupuk

Untuk pupuk ubi kayu di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun harus diberikan dengan dosis yang tepat untuk meningkatkan produksi ubi kayu pemberian pupuk ubi kayu disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki petani. Besarnya rata-rata jumlah biaya pupuk yang dikeluarkan petani dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 12. Rata-Rata Biaya Pupuk Dan Pestisida Usahatani Ubi Kayu Per Petani Per Ha Per Masa tanam

No Komponen Biaya Variabel

Biaya Per Petani (Rp)

Biaya Per Hektar (Rp)

1 Pupuk 592.351 775.000

2 Pestisida 288.922,43 376.732,31

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 3 dan 13

Berdasarkan tabel 12 diperoleh rata-rata biaya pupuk yang dikeluarkan dalam usahatani ubi kayu per petani mencapai Rp. 592,351,- untuk sekali masa tanam dan Rp. 775.000,- untuk perHa. Sedangkan biaya pestisida yang dikeluarkan sebesar Rp. 288.922,43,- dan sebesar Rp. 376.732,3,- untuk perHa.

3. Biaya Tenaga Kerja

(48)

35

Tabel 13. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu Per Petani Per Ha Per Masa tanam

No Rata-rata biaya Tenaga Kerja Rupiah

1 PerPetani 2.713.986,49

2 PerHa 3.530.537

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 5,6,7,8,9

Berdasarkan data tabel 13 diatas didapat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usahatani Ubi kayu mencapai Rp. 2.713.986,49,- untuk sekali masa tanam dan Rp. 3.530.537,- untuk perHa.

Setelah diperoleh biaya tetap dan biaya variabel, penjumlahan kedua biaya tersebutlah yang menjadi biaya produksi usahatani ubi kayu yang rata-rata biaya produksi usahatani tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 14. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani Per Masa tanam

No Rata-rata Biaya Produksi Rupiah

1 PerPetani 7.606.479

2 PerHa 9.908.042,76

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 14

(49)

36 Berikut ini ditampilkan tabel rekapitulasi komponen biaya produksi per Ha dan proporsinya.

Tabel 15. Rekapitulasi Komponen Biaya Produksi Per Ha Dan Proporsinya

No Komponen Biaya Rp %

Total 9.908.042 100

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 17

Berdasarkan tabel rekapitulasi komponen biaya produksi per Ha tersebut di dapat bahwa komponen biaya bibit ubi kayu merupakan komponen biaya terbesar yang dikeluarkan petani untuk produksi ubi kayu. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima.

5.2 Produktivitas Tenaga Kerja

(50)

37 dimiliki oleh petani sampel di Desa Marihat Bandar Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 16 berikut :

Tabel 16. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu PerPetani Permasa tanam

No. Uraian Satuan Nilai

1 Rata-rata Produksi Kg 2.084,59

2 Rata-rata Curahan Tenaga Kerja HKO 45,54 3 Rata-rata Produktivitas Tenaga

Kerja Kg/HKO 45,77

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 15

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa rata-rata produktivitas tenaga kerja yang diperoleh sebesar 45,77 Kg/HKO dalam satu masa tanam dengan dengan rata-rata produksi 45,54 Kg dan rata-rata luas lahan 0,76 Ha.

5.3 Produktivitas Lahan

Produktivitas lahan, disini kita dapat mengetahui jumlah produksi yang dapat dihasilkan oleh suatu lahan usahatani dalam setiap hektar lahan yang dipakai untuk kegiatan usahatani ubi kayu. Secara rata-rata, produksi, produktivitas lahan yang dimiliki oleh petani sampel di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 17. Rata-rata Produksi dan Produktivitas Lahan Usahatani Ubi Kayu Per Petani Permasa tanam

No. Uraian Satuan Nilai

1 Rata-rata Produksi Kg 2.084,59

2 Rata-Rata Luas Lahan Ha 0,76

(51)

38 Berdasarkan Tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa produktivitas lahan yang yang di dapat hanya sebesar 2.727,37 kg/ha permasa tanam dengan rata-rata produksi 2.084,59 kg dan dengan rata-rata luas lahan 0,76 ha.

5.4 Tingkat Pendapatan Usahatani Ubi Kayu

Dalam menjalankan usahatani ubi kayu, petani ubi kayu didaerah penelitian dapat memanen hasil produksinya 1 kali dalam setahun. Hal ini dikarenakan ubi kayu sudah mulai dapat di panen saat berumur 8 bulan. Saat dipanen, pemanenan dilakukan oleh pihak yang membeli ubi kayu, sehingga harga ubi kayu di tetapkan oleh pihak pembeli ubi kayu. Dengan demikian tidak ada perlakuan pasca panen yang dilakukan terhadap ubi kayu tersebut.

Pendapatan petani dapat diketahui dengan mengurangkan hasil penerimaan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi ubi kayu. Sedangkan penerimaan adalah perkalian antara produksi ubi kayu dengan harga jual ubi kayu.

Dibawah ini akan disajikan rata-rata penerimaan dan pendapatan usahatani ubi kayu per petani dan per Ha per masa tanam di Desa Marihat Bandar.

Tabel 18. Rata-Rata Penerimaan Dan Pendapatan Usahatani Ubi Kayu Per Hektar dan Per Petani

No Uraian

1 Per Petani 21.018.919 7.606.479 13.412.440

(52)

39 Dari data tabel 18 diketahui bahwa rata-rata penerimaan petani dalam sekali masa tanam produksi mencapai Rp. 21.018.919 per petani dan sebesar Rp. 27.500.000,- perHa . Pendapatan yang diperoleh petani ubi kayu per petani mencapai Rp. 13.412.440,- dalam sekali masa tanam produksi dan sebesar Rp. 17.591.957,24,- perHa.

5.5 Analisis Kelayakan Usahatani Ubi kayu

Setiap petani dalam berusaha tani yang dilakukannya pasti mengharapkan keuntungan yang besar. Menganalisis kelayakan usahatani berguna untuk mengetahui apakah suatu usahatani tersebut layak di usahakan atau tidak. Kelayakan usahatani ubi kayu dapat diketahui dengan menghitung nilai R/C. Nilai R/C dari usahatani ubi kayu di Desa Marihat Bandar dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 19. Nilai R/C Ratio per Petani

No Uraian Nilai/Ha

1 R/C 2,79

Sumber : Diolah dari Data Primer Lampiran 18

(53)
(54)

41

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan dalam usahatani ubi kayu per Ha didominasi oleh biaya bibit

2. Produktivitas tenaga kerja dalam usahatani ubi kayu cukup tinggi

3. Produktivitas lahan dalam usahatani ubi kayu lebih rendah dari standart produktivitas lahan usahatani ubi kayu.

4. Usahatani ubi kayu di Desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun layak untuk diusahakan dan dikembangkan.

6.2 Saran

Kepada Petani

Untuk menggunakan dosis pupuk yang tepat guna meningkatkan produksi ubi kayu dan lebih memperhatikan kinerja tenaga kerja agar didapat produktivitas tenaga kerja yang baik.

Kepada pemerintah

Agar pemerintah dapat lebih memperhatikan petani ubi kayu dengan memberikan bantuan modal dan mengawasi harga jual ubi kayu di pasar.

Kepada peneliti selanjutnya

Agar peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang analisis pemasaran ubi kayu, mengingat ubi kayu memiliki prospek yang baik ke depannya.

(55)

42

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. (Diakses tanggal 05 januari 2015)

Aram II. Strategi Industri Pangan Menghadapi Pasar Global. Majalah Pangan No.33,

Vol. IX. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2007-2013. Kecamatan Bandar Dalam Angka 2007-2013. Sumatera Utara : BPS Simalungun

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2012. Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2012. Sumatera Utara : BPS Sumatera Utara

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Statistik Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Simalungun 2011. Sumatera Utara : BPS Simalungun

Darjanto dan Murjati. 1980. Khasiat, Racun dan Masakan Ketela Pohon. Bogor: yayasan Dewi Sri.

Gray Clive,dkk,1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. Penerbit PT Gramedia PustakaUtama, Jakarta

Kasmir dan Jakfar. 2007.Studi Kelayakan Bisnis.Edisi Kedua. Cetakan Keempat. Jakarta: Penerbit Prenada Media group

Richana,N dkk. 2012. Budidaya Singkong. ITB . Bandung

Rubatzky, V.1998. Sayuran Dunia Prinsip Produksi, dan Gizi. Penerbit ITB. Bandung.

Rismayani. 2007. Analisis Usahatani DAN Pemasaran Hasil. USU Press. Medan

(56)

43 Suratiyah,K. 2009.Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

(57)
(58)

Lampiran 2. Faktor Produksi Bibit Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

(Goni) Harga (Rp/goni)

PerMasa Tanam Harga Bibit @25000 (Goni)

PerPetani Harga Bibit @25000 (Goni) PerHa

(59)

24 0,64 128 25.000 3.200.000 5.000.000

25 0,80 160 25.000 4.000.000 5.000.000

26 0,72 144 25.000 3.600.000 5.000.000

27 0,68 136 25.000 3.400.000 5.000.000

28 0,96 192 25.000 4.800.000 5.000.000

29 0,76 152 25.000 3.800.000 5.000.000

30 0,68 136 25.000 3.400.000 5.000.000

31 0,84 168 25.000 4.200.000 5.000.000

32 0,82 164 25.000 4.100.000 5.000.000

33 0,80 160 25.000 4.000.000 5.000.000

34 0,96 192 25.000 4.800.000 5.000.000

35 0,92 184 25.000 4.600.000 5.000.000

36 0,72 144 25.000 3.600.000 5.000.000

37 0,84 168 25.000 4.200.000 5.000.000

Total 27,62 5656 925.000 141.400.000 185.000.000

(60)

Lampiran 3. Faktor Produksi Pupuk Usahatani Ubi Kayu Di Desa Marihat Bandar

harga urea harga Phonska Rp.20.000 perkg

PerMasa Tanam Urea (Kg) Phoska (Kg) Total harga pupuk

PerPetani Total harga pupuk PerHa

(61)

24 0,64 128 96 256.000 240.000 496.000 775.000

25 0,80 160 120 320.000 300.000 620.000 775.000

26 0,72 144 108 288.000 270.000 558.000 775.000

27 0,68 136 102 272.000 255.000 527.000 775.000

28 0,96 192 144 384.000 360.000 744.000 775.000

29 0,76 152 114 304.000 285.000 589.000 775.000

30 0,68 136 102 272.000 255.000 527.000 775.000

31 0,84 168 126 336.000 315.000 651.000 775.000

32 0,82 164 123 328.000 307.500 635.500 775.000

33 0,80 160 120 320.000 300.000 620.000 775.000

34 0,96 192 144 384.000 360.000 744.000 775.000

35 0,92 184 138 368.000 345.000 713.000 775.000

36 0,72 144 108 288.000 270.000 558.000 775.000

37 0,84 168 126 336.000 315.000 651.000 775.000

Total 28,28 5.656 4.242 11.312.000 10.605.000 21.917.000 28.675.000

(62)

Lampiran 4. Biaya Pajak Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

No.

Sampel Luas Lahan (Ha)

Pajak PerMasa Tanam

Pajak (Rp/Petani) Pajak (Rp/Ha)

(63)
(64)

24 0,64 1 0 6 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 984.375,00

25 0,80 1 0 6 0 3 6 0 7 0 16 0 945.000 945.000 1.181.250,00

26 0,72 1 1 8 0 2 6 1 9 1 14 63.000 810.000 873.000 1.212.500,00

27 0,68 1 0 5 0 2 6 0 6 0 9 0 540.000 540.000 794.117,65

28 0,96 1 0 8 0 3 6 0 9 0 20 0 1.215.000 1.215.000 1.265.625,00

29 0,76 1 0 8 0 2 6 0 9 0 14 0 810.000 810.000 1.065.789,47

30 0,68 1 0 6 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 926.470,59

31 0,84 1 1 6 1 3 6 2 7 3 16 189.000 945.000 1.134.000 1.350.000,00

32 0,82 0 1 6 0 3 6 1 6 2 14 94.500 810.000 904.500 1.103.048,78

33 0,80 1 0 10 0 2 6 0 11 0 17 0 990.000 990.000 1.237.500,00

34 0,96 1 0 10 0 2 6 0 11 0 17 0 990.000 990.000 1.031.250,00

35 0,92 2 0 8 0 2 6 0 10 0 15 0 900.000 900.000 978.260,87

36 0,72 1 0 6 0 3 6 0 7 0 16 0 945.000 945.000 1.312.500,00

37 0,84 1 0 8 0 2 6 0 9 0 14 0 810.000 810.000 964.285,71

Total 28,28 40 7 217 1 89 222 8 257 11 459 661.500 27.540.000 28.201.500 35.953.016,72

(65)
(66)

24 0.64 1 0 4 0 2 6 0 5 0 8 0 450.000 450.000 703.125,00

25 0.80 1 0 4 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 843.750,00

26 0.72 1 1 6 0 2 6 1 7 1 11 63.000 630.000 693.000 962.500,00

27 0.68 1 0 3 0 2 6 0 4 0 6 0 360.000 360.000 529.411,76

28 0.96 1 0 6 0 3 6 0 7 0 16 0 945.000 945.000 984.375,00

29 0.76 1 0 6 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 828.947,37

30 0.68 1 0 4 0 2 6 0 5 0 8 0 450.000 450.000 661.764,71

31 0.84 1 1 4 1 3 6 2 5 3 11 189.000 675.000 864.000 1.028.571,43

32 0.82 0 1 4 0 3 6 1 4 2 9 94.500 540.000 634.500 773.780,49

33 0.80 1 0 8 0 2 6 0 9 0 14 0 810.000 810.000 1.012.500,00

34 0.96 1 0 8 0 2 6 0 9 0 14 0 810.000 810.000 843.750,00

35 0.92 2 0 6 0 2 6 0 8 0 12 0 720.000 720.000 782.608,70

36 0.72 1 0 4 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 937.500,00

37 0.84 1 0 6 0 2 6 0 7 0 11 0 630.000 630.000 750.000,00

Total 28.28 41 7 143 1 89 222 8 184 11 326 661.500 19.575.000 20.236.500 25.658.826,03

(67)
(68)

25 0,80 0 0 6 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 1.012.500,00

26 0,72 0 0 8 0 2 6 0 8 0 12 0 720.000 720.000 1.000.000,00

27 0,68 0 0 5 0 2 6 0 5 0 8 0 450.000 450.000 661.764,71

28 0,96 0 0 8 0 3 6 0 8 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.125.000,00

29 0,76 0 0 8 0 2 6 0 8 0 12 0 720.000 720.000 947.368,42

30 0,68 0 0 6 0 2 6 0 6 0 9 0 540.000 540.000 794.117,65

31 0,84 0 0 6 1 3 6 1 6 2 14 94.500 810.000 904.500 1.076.785,71

32 0,82 0 0 6 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 987.804,88

33 0,80 0 0 10 0 2 6 0 10 0 15 0 900.000 900.000 1.125.000,00

34 0,96 0 0 10 0 2 6 0 10 0 15 0 900.000 900.000 937.500,00

35 0,92 0 0 8 0 2 6 0 8 0 12 0 720.000 720.000 782.608,70

36 0,72 0 0 6 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 1.125.000,00

37 0,84 0 0 8 0 2 6 0 8 0 12 0 720.000 720.000 857.142,86

Total 28,28 2 0 213 1 98 208 1 215 2 390 94.500 23.400.000 23.494.500 30.492.126,98

(69)
(70)

24 0,64 0 0 6 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 1.265.625,00

25 0,80 0 0 6 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 1.012.500,00

26 0,72 0 0 8 0 3 6 0 8 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.500.000,00

27 0,68 0 0 5 0 3 6 0 5 0 11 0 675.000 675.000 992.647,06

28 0,96 0 0 8 0 3 6 0 8 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.125.000,00

29 0,76 0 0 8 0 3 6 0 8 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.421.052,63

30 0,68 0 0 6 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 1.191.176,47

31 0,84 0 0 6 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 964.285,71

32 0,82 0 0 6 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 987.804,88

33 0,80 0 0 8 0 3 6 0 8 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.350.000,00

34 0,96 0 0 8 0 3 6 0 8 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.125.000,00

35 0,92 0 0 8 0 3 6 0 8 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.173.913,04

36 0,72 0 0 6 0 3 6 0 6 0 14 0 810.000 810.000 1.125.000,00

37 0,84 0 0 8 0 3 6 0 8 0 18 0 1.080.000 1.080.000 1.285.714,29

Total 28,28 0 0 215 0 111 222 0 215 0 484 0 29.025.000 29.025.000 38.525.899,12

(71)

Lampiran 9. Total Upah Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

Lahan Penanaman Penyemprotan pemupukan

Total PerMasa Tanam

Total PerPetani Total PerHa

(72)

25 0,80 945.000 675.000 810.000 810.000 3.240.000 4.050.000

26 0,72 873.000 693.000 720.000 1.080.000 3.366.000 4.675.000

27 0,68 540.000 360.000 450.000 675.000 2.025.000 2.977.941

28 0,96 1.215.000 945.000 1.080.000 1.080.000 4.320.000 4.500.000

29 0,76 810.000 630.000 720.000 1.080.000 3.240.000 4.263.158

30 0,68 630.000 450.000 540.000 810.000 2.430.000 3.573.529

31 0,84 1.134.000 864.000 904.500 810.000 3.712.500 4.419.643

32 0,82 904.500 634.500 810.000 810.000 3.159.000 3.852.439

33 0,80 990.000 810.000 900.000 1.080.000 3.780.000 4.725.000

34 0,96 990.000 810.000 900.000 1.080.000 3.780.000 3.937.500

35 0,92 900.000 720.000 720.000 1.080.000 3.420.000 3.717.391

36 0,72 945.000 675.000 810.000 810.000 3.240.000 4.500.000

37 0,84 810.000 630.000 720.000 1.080.000 3.240.000 3.857.143

(73)

Lampiran 10. Penyusutan Cangkul Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

Biaya Penyusutan PerMasa Tanam

Biaya Penyusutan (Rp/Petani) Biaya Penyusutan (Rp/Ha)

(74)

24 0,64 3 5 55.000 33.000 51.562,50

25 0,80 4 5 60.000 48.000 60.000,00

26 0,72 4 5 60.000 48.000 66.666,67

27 0,68 3 5 55.000 33.000 48.529,41

28 0,96 5 5 52.000 52.000 54.166,67

29 0,76 3 5 60.000 36.000 47.368,42

30 0,68 3 5 54.000 32.400 47.647,06

31 0,84 4 5 60.000 48.000 57.142,86

32 0,82 3 5 57.000 34.200 41.707,32

33 0,80 3 5 55.000 33.000 41.250,00

34 0,96 4 5 55.000 44.000 45.833,33

35 0,92 4 5 58.000 46.400 50.434,78

36 0,72 3 5 62.000 37.200 51.666,67

37 0,84 4 5 55.000 44.000 52.380,95

Total 27,62 122 185 2.041.000 1.380.900 1.831.620,10

(75)

Lampiran 11. Penyusutan Pompa Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

Biaya Penyusutan PerMasa Tanam

Biaya Penyusutan (Rp/Petani) biaya penyusutan (Rp/Ha)

(76)

24 0,64 0 5 0 0,00

25 0,80 0 5 0 0,00

26 0,72 0 5 0 0,00

27 0,68 0 5 0 0,00

28 0,96 2 5 360.000 144.000 150.000,00

29 0,76 0 5 0 0,00

30 0,68 0 5 0 0,00

31 0,84 1 5 340.000 68.000 80.952,38

32 0,82 1 5 340.000 68.000 82.926,83

33 0,80 0 5 0 0,00

34 0,96 1 5 320.000 64.000 66.666,67

35 0,92 2 5 330.000 132.000 143.478,26

36 0,72 0 5 0 0,00

37 0,84 1 5 375.000 75.000 89.285,71

Total 27,62 17 185 5.220.000 1.182.000 1.427.520,54

(77)

Lampiran 12. Penyusutan Parang Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

Unit Umur Ekonomis

(Tahun) Harga Awal (Rp)

Biaya Penyusutan

(Rp/Petani) biaya penyusutan (Rp/Ha)

(78)

24 0,64 2 5 42.000 16.800 26.250,00

25 0,80 3 5 34.000 20.400 25.500,00

26 0,72 2 5 31.000 12.400 17.222,22

27 0,68 2 5 43.000 17.200 25.294,12

28 0,96 3 5 31.000 18.600 19.375,00

29 0,76 2 5 38.000 15.200 20.000,00

30 0,68 2 5 40.000 16.000 23.529,41

31 0,84 3 5 39.000 23.400 27.857,14

32 0,82 2 5 45.000 18.000 21.951,22

33 0,80 2 5 40.000 16.000 20.000,00

34 0,96 3 5 33.000 19.800 20.625,00

35 0,92 2 5 35.000 14.000 15.217,39

36 0,72 1 5 42.000 8.400 11.666,67

37 0,84 2 5 30.000 12.000 14.285,71

Total 27,62 82 180 1.325.500 599.900 816.351,10

(79)

Lampiran 13. Biaya Pestisida Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

Total PerMasa Tanam Total PerPetani Total PerHa

(80)

25 0,80 5 250.000 4 72.000 322.004 402.505,00

26 0,72 4 200.000 3 54.000 254.003 352.781,94

27 0,68 4 200.000 3 54.000 254.003 373.533,82

28 0,96 6 300.000 5 90.000 390.005 406.255,21

29 0,76 4 200.000 3 54.000 254.003 334.214,47

30 0,68 4 200.000 3 54.000 254.003 373.533,82

31 0,84 5 250.000 4 72.000 322.004 383.338,10

32 0,82 5 250.000 4 72.000 322.004 392.687,80

33 0,80 4 200.000 3 54.000 254.003 317.503,75

34 0,96 6 300.000 5 90.000 390.005 406.255,21

35 0,92 6 300.000 5 90.000 390.005 423.918,48

36 0,72 4 200.000 3 54.000 254.003 352.781,94

37 0,84 5 250.000 4 72.000 322.004 383.338,10

(81)

Lampiran 14. Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

Penyusutan Pajak

Biaya Tenaga

Total PerMasa Tanam Total perPetani Total PerHa

1 0,66 3.300.000 107.400 76.313 1.890.000 511.500 254.003 6.139.216 9.301.842,42

15 0,92 4.600.000 154.500 106.375 4.320.000 713.000 390.005 10.283.880 11.178.130,43

(82)

24 0,64 3.200.000 49.800 74.000 2.430.000 496.000 186.002 6.435.802 10.055.940,63

25 0,80 4.000.000 68.400 92.500 3.240.000 620.000 322.004 8.342.904 10.428.630,00

26 0,72 3.600.000 60.400 83.250 3.366.000 558.000 254.003 7.921.653 11.002.295,83

27 0,68 3.400.000 50.200 78.625 2.025.000 527.000 254.003 6.334.828 9.315.923,53

28 0,96 4.800.000 214.600 111.000 4.320.000 744.000 390.005 10.579.605 11.020.421,88

29 0,76 3.800.000 51.200 87.875 3.240.000 589.000 254.003 8.022.078 10.555.365,79

30 0,68 3.400.000 48.400 78.625 2.430.000 527.000 254.003 6.738.028 9.908.864,71

31 0,84 4.200.000 139.400 97.125 3.712.500 651.000 322.004 9.122.029 10.859.558,33

32 0,82 4.100.000 120.200 94.813 3.159.000 635.500 322.004 8.431.517 10.282.337,80

33 0,80 4.000.000 49.000 92.500 3.780.000 620.000 254.003 8.795.503 10.994.378,75

34 0,96 4.800.000 127.800 111.000 3.780.000 744.000 390.005 9.952.805 10.367.505,21

35 0,92 4.600.000 192.400 106.375 3.420.000 713.000 390.005 9.421.780 10.241.065,22

36 0,72 3.600.000 45.600 83.250 3.240.000 558.000 254.003 7.780.853 10.806.740,28

37 0,84 4.200.000 131.000 97.125 3.240.000 651.000 322.004 8.641.129 10.287.058,33

(83)

Lampiran 15. Produktivitas Tenaga Kerja dan Produktivitas Lahan Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

(84)

24 0,64 1568 17.600.000 40,50 2.450 38,72

25 0,80 2440 22.000.000 54,10 3.050 45,10

26 0,72 2214 19.800.000 56,20 3.075 39,40

27 0,68 1887 18.700.000 33,80 2.775 55,83

28 0,96 2856 26.400.000 72,10 2.975 39,61

29 0,76 2223 20.900.000 54,00 2.925 41,17

30 0,68 1921 18.700.000 40,50 2.825 47,43

31 0,84 2394 23.100.000 62,10 2.850 38,55

32 0,82 2296 22.550.000 52,70 2.800 43,57

33 0,80 2180 22.000.000 63,00 2.725 34,60

34 0,96 2568 26.400.000 63,00 2.675 40,76

35 0,92 2415 25.300.000 57,00 2.625 42,37

36 0,72 1872 19.800.000 54,10 2.600 34,60

37 0,84 2142 23.100.000 54,00 2.550 39,67

Total 28,28 77.130 777.700.000 1.685,00 100.800 1.765,39

(85)

Lampiran 16. Total Penerimaan Usahatani Ubi Kayu di Desa Marihat Bandar

No. Sampel Luas Lahan (Ha) Biaya Produksi (Rp) Penerimaan Masa Tanam

Penerimaan PerPetani Penerimaan PerHa

(86)

25 0,80 8.342.904 22.000.000 27.500.000

26 0,72 7.921.653 19.800.000 27.500.000

27 0,68 6.334.828 18.700.000 27.500.000

28 0,96 10.579.605 26.400.000 27.500.000

29 0,76 8.022.078 20.900.000 27.500.000

30 0,68 6.738.028 18.700.000 27.500.000

31 0,84 9.122.029 23.100.000 27.500.000

32 0,82 8.431.517 22.550.000 27.500.000

33 0,80 8.795.503 22.000.000 27.500.000

34 0,96 9.952.805 26.400.000 27.500.000

35 0,92 9.421.780 25.300.000 27.500.000

36 0,72 7.780.853 19.800.000 27.500.000

37 0,84 8.641.129 23.100.000 27.500.000

Total 27,62 281.439.706 777.700.000 1.017.500.000

Gambar

Tabel JUDUL
Tabel 1.  Data luas lahan panen ubi kayu, produksi, produktivitas Di Kabupaten Simalungun per kecamatan (2013)
Tabel 2.  Data luas panen, produksi, dan rata-rata produksi ubi kayu
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menganalisis keragaan usahatani ubi kayu, pendapatan usahatani ubi kayu, sistem pemasaran ubi kayu pada petani Gapoktan Sukaraharja di Desa Cikeas,

Rata-rata Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usahatani Ubi kayu dalam Satu Kali Musim Tanam di Desa Mojo Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati, 2012... dkk.,

Elastisitas penawaran ubi kayu di Kabupaten Wonogiri dalam jangka panjang terhadap perubahan harga ubi kayu tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, harga pupuk

Hasil Penelitian Perbanyakan Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Upaya pengadaan bibit ubi kayu dalam rangka menjamin tercapainya peningkatan produksi ubi kayu telah

Faktor internal yang mempengaruhi pendapatan usahatani ubi kayu adalah motivasi petani, pengalaman petani, ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga, lahan yang sesuai

Produktivitas ubi kayu di daerah penelitian lebih tinggi dari produktivitas ubi kayu di Kabupaten Simalungun namun lebih rendah dari produktivitas ubi kayu hasil

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) petani belum terampil membuat bibit, (2) tanaman ubi kayu karet sebagai batang atas tidak selalu tersedia di

Tujuan dari penelitian adalah : Untuk menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu, mengidentifikasi faktor internal yang terdapat pada pendapatan usahatani ubi kayu, mengidentifikasi