• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN KONDUKTIVITIMETER DI DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN KONDUKTIVITIMETER DI DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN GEOLISTRIK KO NFI GURASI WENNE R-S CHL UMB ERGER DAN

KONDUKTIVITIMETER DI DESA BAGAN DELI KE C AM AT AN ME DAN B E L A WAN

Erni E Simbolon 4122240002 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

ANALISIS INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DAN

KONDUKTIVITIMETER DI DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN

Erni E Simbolon (NIM 4122240002) ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian Pengukuran intrusi air laut bertujuan untuk mengetahui tingkat intrusi air laut yang menyusup pada lapisan tanah bawah permukaan dan pada sumur bor berdasarka nilai resisitivitas dan Daya Hantar Listrik (DHL).

Penelitian dilakukan di Desa Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan dengan menggunakan geolistrik dan juga konduktivitimeter. Pengambilan data menggunakan geolistrik, konfigurasi Wenner-Sclumberger dengan jarak spasi 5 meter. Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak Res2dinv dan Res3dinv yang hasilnya adalah berupa citra resistivitas 2D dan 3D bawah permukaan. Nilai resistivitas batuan pada lintasan I (jarak ± 400 m dari tepi pantai) berkisar antara 0,381 Ω.m –16,8 Ω.m, pada lintasan II (jarak ± 420 m dari tepi pantai) berkisar antara 0,652 Ωm – 5,02 Ωm dan pada lintasan III ( jarak ± 460 m dari tepi pantai) berkisar antara 0,258 Ω.m – 12,8 Ω.m. Hasil interpretasi menunjukkan adanya intrusi air laut dilihat dari nilai resistivitas batuannya. Dimana nilai resistivitas batuan yang terkena intrusi sebesar 0,5 Ωm – 5 Ωm. Pengambilan data menggunakan Konduktivitimeter untuk mengetahui tingkat Daya Hantar Listrik (DHL) air sumur bor dengan mengambil sampel air laut sebanyak 5 sampel dan sampel air sumur gali sebanyak 11 sampel menunjukkan bahwa air sumur bor terintrusi air laut dan di nyatakan tidak layak dikonsumsi.

Dari hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa air Desa Bagan Deli sudah terintrusi air laut dilihat dari resistivitas dan Daya Hantar Listrik (DHL) dimana pada setiap lintasan pengukuran terjadi intrusi air laut dan berdasarkan Daya Hantar Listrik juga terintrusi tinggi dimana pada pengukuran DHL pada sumur ke-11 berjarak 1483 m dari garis pantai terintrusi tinggi yang berarti semakin jauh jarak dari pantai juga terintrusi tinggi dikarenakan pada daerah sumur bor ke-11 memiliki lapisan batuan penyusunnya seperti pasir dan kerikil yang mudah dilalui oleh air laut serta memiliki resistivitas yang rendah .

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Kuasa, karena atas rahmat dan hidayahNya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah Intrusi, dengan judul “Analisis Intrusi Air Laut Menggunakan Geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger dan Konduktivitimeter di Desa Bagan Deli Kecmatan Medan Belawan”. Penelitian telah dilakukan mulai bulan maret 2016 sampai dengan mei 2016.

(5)

v

yang telah berjuang bersama-sama dalam mengarungi masa-masa perkuliahan. kan satu-persatu. Ucapan Terima kasih yang teristimewa penulis ucapkan Secara khusus kepada Kedua orang tua Ayahanda O Simbolon dan Ibunda R Angkat yang tak pernah henti memberikan doa, semangat, kasih sayang dan dukungan yang besar baik spiritual maupun material. Penulis juga mengucapkan terimakasih banyak buat abang dan adik ku Luhut Simbolon, Ridwan Simbolon dan adik– adikku, Ida Simbolon, Andri Simbolon, Rivaldo Simbolon dan Pargaulan Simbolon atas dukungannya selama ini, serta seluruh keluarga yang telah mengiringi langkah penulis dengan kekuatan doa dan ketulusan cinta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dimasa mendatang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2016

(6)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2.Batasan Masalah 4

1.3.Rumusan Masalah 4

1.4.Tujuan Penelitian 5

1.5.Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Air 6

2.2. Parameter air layak minum 12

2.3. Sumber Air 12

2.3.1. Air Hujan 12

2.3.2. Air Permukaan 13

2.4. Air Tanah 13

2.4.1. Pengertian Air Tanah 14

2.4.2. Kondisi Air Tanah 16

2.5. Kualitas Air Tanah 17

2.6. Pencemaran Air Tanah 18

2.7. Pengertian Tanah 18

2.8. Siklus Hidrologi 19

2.9. Air Laut 21

2.10. Intrusi Air Laut ke Air Tanah 21

2.11. Daya Hantar Listrik 25

2.12. Salinitas Air Laut 25

2.13. Pengambilan Air Tanah 27

2.13.1. Sumur Bor 27

2.14. Sifat Listrik pada Batuan 28

2.15. Permeabilitas dan Porositas 30

2.16. Metode Geolistrik 31

2.17. Model Konfigurasi Elektroda dan Sensivitasi 32

2.17.1. Wenner-Schlumberger 33

2.17.2. Pole-Pole 34

2.17.3. Dipole-Dipole 34

2.17.4. Pole-Dipole 34

2.18. Skin depth 35

(7)

vii

2.20. Konduktifitas Larutan Elektrolit 37

BAB III. METODE PENELITIAN 40

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 40

3.1.1. Tempat Penelitian 40

3.1.2. Waktu Penelitian 41

3.2. Alat dan Bahan Penelitian 41

3.2.1. Alat-alat 41

3.2.2. Bahan penelitian 43

3.3. Prosedur Kerja 43

3.4. Variabel Penelitian 44

3.5. Teknik Pengambilan Sampel 44

3.6. Analisis Data 45

3.6.1. Menggunakan Metode Geolistrik 45 3.6.2. Menggunakan Metode Konduktivitimeter 47

3.7. Diagram Alir Penelitian 50

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 51

4.1. Analisa Data dan Pembahasan Geolistrik 51 4.1.1. Analisa Data dan Pembahasan Geolistrik Menggunakan Res2dinv 51

4.1.2. Lintasan 1 54

4.1.3. Lintasan 2 57

4.1.4. Lintasan 3 59

4.1.5. Hasil interpretasi dengan software Res2dinv 62 4.1.5.1. Pada Lintasan I (Barat – Timur) 62 4.1.5.2. Pada Lintasan II ( Utara-Selatan) 63 4.1.5.3. Pada Lintasan II ( Utara-Selatan) 63 4.1.6. Analisa Data dan Pembahasan Geolistrik Menggunakan Res3dinv 63

4.1.6.1. Penampang Horizontal 64

4.1.6.2. Penampang Vertikal 65

4.1.7. Hasil interpretasi dengan software Res3dinv 68

4.1.8. Intrusi 68

4.2. Analisa Data dan Pembahasan Konduktivitimeter 71

4.2.1. Air Laut 71

4.2.2. Hasil Pengukuran DHL Air Laut 71

4.2.3. Air Sumur Bor 71

4.2.4. Titik Koordinat Pengambilan Sampel Air laut dan Sampel

Air Sumur Bor 72

4.2.5. Perhitungan Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut dan Air Sumur

Bor pada Suhu 25oC 72

4.2.6. Hubungan DHL Terhadap Salinitas 78 4.2.7. Analisis Regresi Linear Berganda Pada Sumur Bor 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 82

5.1. Kesimpulan 82

5.2. Saran 83

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Siklus Hidrologi 20

Gambar 2.2. Intrusi Air Laut Kedaratan pada pantai 23 Gambar 2.3. Intrusi Air Laut ke Daratan Pada Sumur Bor 24 Gambar 2.4. Permeabilitas dan Porositas 30 Gambar 2.5. Konfigurasi elektroda dalam eksplorasi geolistrik 33 Gambar 2.6. Konfigurasi Wenner-Schlumberger 34 Gambar 2.7. Skin Depth Resisitivitas 35

Gambar 2.7. Konduktivitimeter 38

Gambar 3.1. Peta Topografi lokasi penelitian 40 Gambar 3.2. Skema titik pengambilan sampel penelitian 45 Gambar 4.1. Letak Lintasan Pengukuran 52 Gambar 4.2. Penampang Melintang Resistivitas Lapisan Bawah

Permukaan tanah Lintasan I 54

Gambar 4.2. Penampang Melintang Resistivitas Lapisan Bawah

Permukaan tanah Lintasan II 57 Gambar 4.2. Penampang Melintang Resistivitas Lapisan Bawah

Permukaan tanah Lintasan III 60 Gambar 4.3. Penampang Resistivitas Secara Horizontal pada Lapisan 1-6 64 Gambar 4.4. Penampang Resistivitas Secara Vertikal XZ pada

potongan 1-4 65

Gambar 4.5. Penampang Resistivitas Secara Vertikal YZ pada

potongan 1-6 67

Gambar 4.8. Titik Pengambilan Sampel 72 Gambar 4.9. Grafik Hubungan Antara Jarak Sampel Air Laut dari Garis

Pantai terhadap DHL Air Laut 73 Gambar 4.10. Kontur Daya Hantar Listrik Air Sumur Bor terhadap

Jarak dan Kedalaman 76

Gambar 4.11. Kontur Daya Hantar Listrik Air Sumur Bor terhadap

Jarak dan Kedalaman 77

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kandungan Logam dalam Air yang diolah untuk Air Minum 6 Table 2.2. Kandungan Logam dalam Air Yang dipakai untuk Pertanian 7 Tabel 2.3. Persyaratan Kualitas Air Minum 10

Tabel 2.4. Parameter Wajib 11

Tabel 2.5. Klasifikasi air berdasarkan konsentrasi Chlorida 16 Tabel 2.6. Klasifikasi air berdasarkan daya hantar listrik (DHL) 17 Tabel 2.7. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Konduktivitas Listrik 17 Tabel 2.8. Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS 26 Tabel 2.9. Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam 26 Tabel 2.10. Klasifikasi Air berdasarkan “ Clorida Bicarbonat Ratio” 26 Tabel 2.11. Resisitivitas Kelistrikan 29 Tabel 2.12. Porositas dan Permeabilitas Tipe Batuan 31

Tabel 3.1. Alat Penelitian 41

Tabel 3.2. Alat pemancar dan spesifikasinya 41 Tabel 3.3. Alat penerima dan spesifikasinya 41

Tabel 3.4. Bahan Penelitian 43

Tabel 4.1. Letak Koordinat Lokasi Penelitian 52 Tabel 4.2. Nilai Resistivitas Kelistrikan Batuan 53 Tabel 4.3. Distribusi Lapisan Permukaan Bawah Tanah Lintasan I 55 Tabel 4.4. Distribusi Lapisan Permukaan Bawah Tanah Lintasan II 58 Tabel 4.5. Distribusi Lapisan Permukaan Bawah Tanah Lintasan III 61 Tabel 4.6 Nilai Resistivitas Lapisan Batuan Dilihat Secara Horizontal 65 Tabel 4.7. Distribusi Lapisan Permukaan Bawah Tanah 3D 66 Tabel 4.8. Nilai Resistivitas Batuan yang Terintrusi air laut dilihat

secara vertical YZ 67

Tabel 4.9. Daya Hantar listrik Air Laut sebagai Fungsi Jarak 71 Tabel 4.10. Hasil Pengukuran DHL dan Tingkat Keasaman Air Sumur Bor 71 Tabel 4.11. Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik Air Laut pada

Suhu 250 C 73

Tabel 4.12. Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik dan Tingkat

KeasamanAir sumur pada Suhu 250 C 74 Tabel 4.13. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Daya Hantar Listrik 74 Tabel 4.14. Klasifikasi Intrusi Air Laut pada Sumur Bor Berdasarkan

Daya Hantar Listrik 75

Tabel 4.15. Data Analisis Daya Hantar Listrik sampel 4 pada

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Form Akuisisi Data 86

Lampiran 2. Perhitungan Nilai Resistivitas Semu (ρ) 91

Lampiran 3. Akusisi Data 3D 94

Lampiran 4. Tabel Penolong Untuk Perhitungan Regresi Liner Berganda 97 Lampiran 5. Perhitungan DHL Air Laut Pada Suhu 25oC, DHL Air

Sumur Bor Pada Suhu 25oC Dan Perlakuan Laboraturium 98

Lampiran 5. Perhitungan kuartil 99

Lampiran 6. Peta Geologi Daerah Bagan Deli 100 Lampiran 8. Surat Keterangan Izin Penelitian 101 Lampiran 9. Surat Balasan Penelitian 102

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah indonesia berupa perairan. Indonesia tidak lepas dari masalah yang berhubungan dengan air bersih, khususnya daerah yang berada di pesisir pantai (Sinaga, 2013). Kota-kota di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara kini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Kesulitan air bersih sudah umum dirasakan oleh sebahagian penduduknya, seperti di Sumatera Utara.

Air merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia,karena zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar adalah air, bahkan hampir 60 – 70 % tubuh manusia mengandung air. Setiap hari manusia mengkonsumsi air bersih untuk keperluan minum minimal sebanyak 2 liter per hari. Sumber utama air yang ada dipermukaan dan bawah permukaaan tanah berasal dari hujan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Air yang berada diatas lapisan tanah (dalam bentuk cair) dinamakan air permukaan dan air yang berada di bawah lapisan tanah dinamakan air tanah (Gusnisar, 2012).

Air tanah merupakan suatu sumber alam yang dapat diperbaharui yang sifatnya terbatas dan memainkan peran yang sangat penting dalam penyedian air bersih untuk berbagai keperluan. Penggunaan air tanah sebagai sarana kehidupan semakin meningkat baik untuk kebutuhan industri maupun untuk kebutuhan rumah tangga.

(12)

2

daerah Bagan Deli untuk kebutuhan rumah tangga, sebagai konsekuensinya penduduk di daerah tersebut membuat sumur – sumur bor sebagai sarana pengadaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga karena dengan cara tersebut lebih mudah dan ekonomis. Berdasarkan survei lapangan yang telah dilakukan sebelumnya, pada daerah ini terdapat banyak bangunan yang merupakan fasilitas umum seperti gedung Perkantoran, Sekolahan, Pasar, Ruko-ruko, Lembaga Pemasyarakatan (LP) dan beberapa industri rumah tangga yang terletak pada wilayah pesisir kota Belawan.

Terjadinya penyedotan air tanah yang terus menerus tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungannya menyebabkan permukaan air tanah melebihi daya produksi dari suatu akuifer, yang merupakan formasi pengikat air yang memungkinkan air cukup besar untuk bergerak. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya intrusi air laut terhadap sumber air bawah tanah.

Intrusi air laut merupakan suatu peristiwa penyusupan atau meresapmya air laut atau air asin ke dalam air tanah. Kasus intrusi air laut merupakan masalah yang sering terjadi di daerah pesisir pantai. Masalah ini selalu terkait dengan kebutuhan air bersih, dimana air bersih merupakan air yang layak untuk dikonsumsi. Rusaknya air tanah pada daerah pesisir ditandai dengan keadaan air yang tidak bersih dan rasanya asin (Sangkoro, 1979).

Eksploitasi air tanah yang dilakukan secara berlebihan (penggunaan sumur bor) khususnya pada daerah berpantai atau pesisir dapat menyebabkan suatu persoalan dimana air laut akan masuk dan terpenetrasi pada daerah pedalaman. Air laut akan menyusup ke zona air tanah (Sosrodarsono, 2003).

Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat yang tinggal di desa bagan deli, pada umumnya masyarakat desa Bagan Deli menggunakan sumur bor dan mengkonsumsi air dari sumur bor. Keadaan air sumur bor pada daerah tersebut memiliki warna keruh,bau,asin atau payau dan berwarna kekuningan.

(13)

3

untuk masuk melalui pori – pori lapisan akuifer (Situmorang, 2003).

Penelitan tentang intrusi air sudah dilakukan oleh Hasibuan (2013) “Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan Metode Resisitivitas Listrik Konfigurasi Wenner-Schlumber Di Kecamatan Pantai Cermin Provinsi Sumatera Utara” menyimpulkan bahwa kecamatan pantai cermin tidak terjadi intrusi air laut.

Cristi (2013) “Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Dipole - Dipole Di Kawasan Desa Lubuk Saban

Kecamatan Pantai Cermin” menyimpulkan bahwa Ditemukan intrusi air laut pada

ketiga lintasan pengukuran dengan volume air laut yang berbeda. Pada lintasan pertama terjadi intrusi air laut yang cukup besar dengan nilai resistivitas 1,08 –

4,12 Ωm, pada lintasan kedua hanya sedikit terjadi intrusi laut dengan nilai resistivitas 4,54 Ωm, pada lintasan ketiga terjadi intrusi air laut yang sangat besar

dan hampir terjadi pada seluruh betangan dengan nilai resistivits 0,512 – 3,74

Ωm.

Janner Marihot Sinaga (2011) “Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Di

Daerah Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Dengan Metode

Konduktivitas Listrik” menyimpulkan bahwa Kecamatan Lima Puluh telah

terintrusi air laut dari tingkat terintrusi sedikit, sedang, agak tinggi dan tinggi pada jarak 969 meter dan 6831 meter dari garis pantai.

Suhendra (2014) “Pemetaan Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali dan Sumur

Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik Di Kecamatan Teluk Mengkudu

Kabupaten Serdang Bedagai” menyimpulkan bahwa berdasarkan nilai Daya

Hantar Listrik telah terjadi intrusi air laut pada jarak terjauh 2,85 km dari garis pantai dan dengan kedalaman 3 meter.

Hasil penelitian yang telah dilakukan hanya meneliti air sumur tanpa memprediksi faktor-faktor penyebab yang lain. Dengan demikian peneliti ingin meneliti dengan judul “Analisis Intrusi Air Laut dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan Konduktivitimeter di Desa

(14)

4

1.2 Batasan masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penulisan ini adalah:

1. Pengambilan sampel air sumur bor di Desa Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.

2. Penelitian dilakukan menggunakan Geolistrik dan Konduktivitimeter untuk mengetahui resistivitas, Daya Hantar Listrik (DHL), salinitas, pH dan suhu air sumur bor di Desa Bagan Deli.

3. Pengolahan data hasil penelitian dengan menggunakan software Res2dinv dan Res3dinv.

1.3 Rumusan Masalah

Dari uraian latarbelakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti dalam penelitiannya di Desa Bagan Deli:

1. Bagaimana resistivitas bawah batuan bawah permukaan di daerah Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan?

2. Bagaimana nilai Daya Hantar Listrik (DHL), salinitas, pH dan suhu dari sumur bor di desa Bagan Deli?

3. Apakah air sumur bor di Desa Bagan Deli telah terintrusi dengan air laut ditinjau dari parameter yang diukur di Desa Bagan Deli?

1.4 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui resistivitas batuan bawah permukaan tanah di Desa Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.

2. Untuk mengetahui besar nilai Daya Hantar Listrik (DHL), salinitas, pH dan Suhu dari sumur bor Desa Bagan Deli.

(15)

5

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:

1. Sebagai sumber informasi bagi pemerintah dan masyarakat Desa Bagan Deli mengenai kondisi air sumur bor yang terjadi di desa tersebut. 2. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai intrusi

(16)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dapat di simpulkan :

1. Pada lokasi pengukuran lintasan I yang berjarak ± 400 m dari pinggir

pantai nilai resistivitasnya 0,381 Ω.m –16,8 Ω.m, Pada lokasi pengukuran

lintasan II yang berjarak ± 420 m dari pinggir pantai nilai resistivitasnya

0,652 Ω.m – 5,02 Ω.m dan Pada lokasi pengukuran lintasan III yang

berjarak ± 460 m dari pinggir pantai nilai resistivitasnya 0,258 Ω.m – 12,8

Ω.m.

2. Tingkat Daya Hantar Listrik,Salinitas,PH dan suhu Sumur Bor di desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang yang di peroleh adalah SB1 yaitu 974 µmho/cm dengan salinitas yaitu 493,pH yaitu 9,1 dan suhu yaitu 28,1, pada SB2 yaitu 1020 µmho/cm dengan salinitas yaitu 506, pH yaitu 8,8 dan suhu yaitu 28,0, pada SB3 yaitu 686 µmho/cm dengan salinitas yaitu 344, pH yaitu 8,5 dan suhu yaitu 28,2, pada SB4 yaitu 1442 µmho/cm dengan salinitas yaitu 718, pH yaitu 8,6 dan suhu yaitu 28,2,

pada SB5 yaitu 970 µmho/cm dengan salinitas yaitu 486, pH yaitu 8,6 dan suhu yaitu 28,3 , pada SB6 yaitu 990 µmho/cm dengan salinitas yaitu 493,

pH yaitu 8,4 dan suhu yaitu 28,2, pada SB7 yaitu 819 µmho/cm dengan salinitas yaitu 412, pH yaitu 8,4 dan suhu yaitu 28,0, pada SB8 yaitu 1623 µmho/cm dengan salinitas yaitu 807, pH yaitu 8,0 dan suhu yaitu 28,0,pada SB9 yaitu 1116 µmho/cm dengan salinitas yaitu 555, pH yaitu 8,1 dan suhu yaitu 27,9, pada SB10 yaitu 746 µmho/cm dengan salinitas yaitu 746, pH

yaitu 8,3 dan suhu yaitu 27,9, pada SB11 yaitu 751 µmho/cm dengan salinitas yaitu 374, pH yaitu 8,4 dan suhu yaitu 27,4.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kandungan air laut/air asin pada ketiga lintasan, sehingga ditemukan adanya intrusi air laut. Hal ini dilihat dari nilai resistivitasnya yaitu pada lintasan I nilai resistivitasnya

(17)

83

Ω.m dan lintasan III nilai resistivitasnya 0,258 Ωm – 12,8 Ωm, dimana

suatu lintasan terjadi intrusi jika nilai resistivitasnya 0, 5 Ω.m – 5 Ωm. Berdasarkan analisa Daya Hantar Listrik (DHL) yang dimiliki oleh sumur bor desa Bagan Deli dari 11 sampel telah terintrusi air laut pada setiap sumur bor dimana pada sumur bor ke-11 pada jarak 1483 m dari garis pantai terintrusi tinggi yang berarti semakin jauh jarak dari pantai juga terintrusi tinggi dikarenakan pada daerah sumur bor ke-11 memiliki lapisan batuan penyusunnya seperti pasir dan kerikil yang mudah dilalui oleh air laut serta memiliki resistivitas yang rendah .

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka di sarankan:

1. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode–metode lainnnya yang hasilnya berupa pemodelan tiga dimensi.

2. Untuk mengetahui anomali didaerah Bagan Deli diperlukan penelitian dengan metode yang sama tetapi dengan panjang lintasan yang lebih panjang.

3. Usahakan untuk melakukan penelitian dalam waktu satu hari, karena bila dilanjutkan pada hari berikutnya maka keadaan daerah tanah lokasi penelitian belum tentu sama dengan keadaan sebelumnya. 4. Melihat air sumur bor di Desa Bagan Deli Kecamatan Medan

(18)

84

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W., (1999), Kimia Fisika, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Anonim, (2012), http://bplhd.jakarta.go.id/slhd2012/Docs/LapSLHD/Lap2C.html. Diakses tanggal 03 November 2015. Pukul 12.30 wib

Anonim, (2015), http://www.resepbunda.biz/2012/01/31/air - bersih - layak - minum dikonsumsi/. Diakses pada tanggal 03 November 2015. Pukul 12.30

Anonim, (2015), http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK_No. 43 - ttg Higiene – Sanitasi – Depot –Air - Minum. Diakses pada tanggal 03 November 2015. Pukul 12.30

Anonim, (2016), http://kbbi.web.id/anomali. Diaksese pada tanggal 31 Agustus 2016

Anonim, (2016), https://id.wikipedia.org/wiki/Anomali. Diaksesr pada tanggal 31 Agustus 2016

Badan Pusat Statistika, (2009), http;//www.bpspemkab sergai.co.id (Dikutip pada tanggal 17 Oktober 2015, pukul 12.00)

Davis, S.N dan Wiest, R..J.M., (1996), Hydrogeology, Jhon Willey dan Sons, Inc, New York.

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Non Kependidikan. FMIPA. UNIMED.

Gabriel,J.F., (2001), Fisika Lingkungan, Hiporates, Jakarta.

Gusnisar, M., (2012), Pengaruh Sumur Resapan Terhadap Kualitas Air Tanah Di Fakultas Teknik Universitas Indonesia, FT. UI.

Hasibuan,Fitrikayani dkk,(2013),Studi Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan Metode Resistivitas Listrik Konfigurasi Wenner-Schlumber Di Kecamatan Pantai Cermin Provinsi Sumatera Utara,FMIPA.USU.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

(19)

85

Juanta, P., (2013), Pendektesian Intrusi Air Laut dan Analisis Kandungan Air Pada Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik di Daerah Medang Deras, Skripsi. UNIMED

Kementerian Kesehatan RI, 2002, Persyaratan Kualitas Air Minum dalam PERMENKES Nomor : 907/Menkes/SK/VII/2002

Kodoatie, R.K ., (1996), Pengantar Hidrogeologi, Andi, Yogyakarta.

Putranto, dan Kusuma,. (2009). Permasalahan Air tanah Pada Daerah Urban. Jurnal Teknik, Vol. 30 No. 1

Putranto, 2000, Zona Proteksi Air tanah, Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.

Sangkoro, Djoko. 1979. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta. Erlangga.

Siagian, J., (2011), Penentuan Intrusi Air laut dan Ph Pada Sumur Gali di daerah Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Dengan Metode Konduktivitas Listrik. FMIPA. UNIMED .

Sinaga,L.,(2013), Analisis Intrusi Air Laut Pada Air Sumur bor Di Kec. Teluk Nibung Tanjung Balai dangan metode Konduktivitas Listrik,Skripsi. UNIMED, Medan.

Sinaga,(2013), Menentukan Resistivitas Geothermal Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Daerah Panas Bumi Danau Linting Desa Durian Iv Mbelang Kecamatan Stm Hilir Kabupaten Deli Serdang,Skripsi,UNIMED, Medan.

Situmorang, R.,(2003).,Pendeteksian Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan Industri Kimia Medan (KIM) Dengan Metode Konduktivitas Listrik,Tesis,program Pasca Sarjana USU, Medan.

Sosrodarsono, dan Takeda., (1993), Hidrologi Untuk Pengairan PT Pramadya Pramita. Jakarta: Erlangga.

Sudjana, (2002), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Suhendra., (2014), Pemetaan Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Dan Sumur Bor Dengan Metode Konduktivitas Listrik Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. FMIPA. UNIMED.

Surbakti, 1987, Teknologi Terapan Air Minum Sehat, Mutiarasalo, Surakarta.

Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E. and Keys, D.A. 1990. “Applied

(20)

86

Todd, D.K. 1974. Graundwater Technologi Associate Profesor Of Civil Ergineering California University. John Wiley and Son. New York.

Vicky, (2012), Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole untuk Mendeteksi Mineral Mangan (Physical Modeling).FMIPA.Universitas Jember.

Warsito, 1994, Sumber Daya Air dan Lingkungan, Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, Bandung.

Widada, S., 2011, Gejala Intrusi Air Laut di Daerah Pantai Pekalonga,. Vol. 12. No.1

Referensi

Dokumen terkait

Secara lebih khusus rumusan masalah terdiri dari “(1) Bagaimana pengaruh penggunaan mobile learning berbasis android sebagai media pembelajaran terhadap hasil

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, teknik, evaluasi, tindak lanjut, dan implikasinya pengelolaan SDM Di SMA Negeri 5 Mataram.

Berdasarkan penelitian terdahulu maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai pengaruh variasi pengalaman kerja dan kompensasi finansial terhadap

Dalam Bab ini dijelaskan tentang hasil analisis data untuk mengemukakan tentang temuan atau hasil penelitian yaitu Pengaruh Pemberian Air Tebu sebelum Latihan

Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh. dalam Jabatan Fungsional Pengendali Dampak

[r]

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu apakah transparansi, akuntabilitas dan

Perlakuan panjang stek pucuk daun berpengaruh sangat nyata terhadap peubah persentase stek jadi, jumlah akar primer, jumlah akar sekunder, panjang akar terpanjang dan jumlah