• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN SCRAMBLE PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA MAN 1 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN SCRAMBLE PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA MAN 1 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

DAN SCRAMBLE PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA MAN 1 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Oleh :

Eka Rizki Ananda Nasution 4122141005

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

DAN SCRAMBLE PADA MATERI POKOK SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA MAN 1 MEDAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Eka Rizki Ananda Nasution (4122141005)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

dan Scramble pada Materi Pokok Sistem Ekskresi pada Manusia di Kelas XI IPA

MAN 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2016. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen yang dilakukan kepada siswa kelas XI IPA MAN 1 Medan dengan melakukan pengajaran menggunakan model pembelajaran Make A Match pada kelas Eksperimen I dan model pembelajaran Scramble pada kelas Eksperimen II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajaran menggunakan model pembelajaran

Make A Match dan Scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap

materi sistem ekskresi pada manusia. Untuk secara keseluruhan model pembelajaran Make A Match memiliki hasil yang lebih baik ( ̅1 ± SD1 = 87,56 ±

6,03) dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran Scramble ( ̅2 ±

SD2 = 83,87 ± 7,720). Dari hasil rata-rata postes yang didapat pada kelas

Eksperimen I (87,56) dan kelas eksperimen II (83,87) dapat dilihat bahwa hasil rata-rata pembelajaran menggunakan model Make A Match dan Scramble sudah mencapai nilai KKM (83). Hasil pengujian hipotesis diperoleh thitung = 2,427

sedangkan dari daftar distribusi t dengan dk = 79 dan taraf signifikasi 5% (α = 0,05) diperoleh harga ttabel = 1,993 melalui interpolasi sehingga thitung > ttabel maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ada Perbedaan yang Signifikan Antara Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match dengan Model Pembelajaran Scramble pada Materi Pokok Sistem Ekskresi pada Manusia di Kelas XI IPA MAN 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

(5)

iv

DIFFERENCE STUDENTS LEARNING OUTCOMES BY USING COOPERATIVE TYPE MAKE A MATCH AND SCRAMBLE

FOR EXCRETION HUMAN SYSTEM TOPIC FOR GRADE XI IPA MAN 1 MEDAN

ACADEMIC YEAR 2015/2016

Eka Rizki Ananda Nasution (4122141005)

ABSTRACT

This research aims to know difference students learning outcomes by using cooperative type Make A Match and Scramble for excretion human system topic for grade XI IPA MAN 1 Medan academic year 2015/2016. This research is conducted range march-may 2016. This research is by using experiment for students grade XI IPA MAN 1 Medan by learning process Make A Match model in first class experiment and Scramble model in second class experiment. Result research shows that learning process by using Make A Match and Scramble could increasing students learning outcomes for excretion human system. Most of Make

A Match model has better result ( ̅1 ± SD1 = 87,56 ± 6,03) than Scramble ( ̅2 ±

SD2 = 83,87 ± 7,720). From post test mean result, shows that first class

experiment (87,56) and second class experiment (83,87) it shows that these model could increasing KKM (83). From hypothesis it shows that tcalculate=2,427 and

distribution t with dk=79, and significance 5% with ttable=1,993 by interpolation so

Ho is rejected and Ha is accepted. So concluded that there are differences significance between students learning outcomes by Make A Match model and

Scramble for excretion human system for grade XI IPA MAN 1 Medan academic

year 2015/2016.

Keywords: Learning Outcomes, Cooperative, Make A Match, Scramble, Excretion System.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan Berkahnya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dan Scramble Pada Materi Pokok Sistem Ekskresi Pada Manusia di Kelas XI IPA MAN 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada Kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Lazuardi, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., Bapak Drs. Tonggo Sinaga, MS., dan Bapak Drs. Toyo Manurung, M.Si., sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Martina Asiati Napitupulu, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala Sekolah, Ibu Guru Biologi Kelas XI IPA Herawati D, S.Ag, M.Pd. Serta staf-staf MAN 1 Medan yang telah banyak membantu selama penelitian ini.

(7)

vi

sepermainan (Silvia Adriani, Siti Rizka Amina, Wirdah Aulia Siregar, Nurlaizar Andriani dan Desry Arbieyanti Nasution) serta buat teman-teman sekelas Pendidikan Biologi Reguler C 2012 yang telah memberikan semangat dan mendoakan penulis selama masa perkuliahan hingga menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan , Juni 2016 Penulis

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang 1

1.2Identifikasi Masalah 6

1.3Batasan Masalah 6

1.4Rumusan Masalah 6

1.5Tujuan Penelitian 7

1.6Manfaat Penelitian 7

1.7Definisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar 10

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 11

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran 12

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 13

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match 18

2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Scramble 20

2.2 Materi Pelajaran 22

2.3 Kerangka Berpikir 27

2.4 Hipotesis 28

2.4.1 Hipotesis Penelitian 28

2.4.2 Hipotesis Statistik 28

BAB III METODE PENELITIAN 29 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 29

3.1.1 Lokasi Penelitian 29

3.1.2 Waktu Penelitian 29

3.2 Populasi dan Sampel 29

3.2.1 Populasi 29

3.2.2 Sampel 29

3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian 30

(9)

viii

3.3.2 Instrumen Penelitian 30

3.4 Jenis Penelitian 31

3.5 DesainPenelitian 32

3.6 Prosedur Penelitian 33

3.7 Teknik Pengumpulan Data 35

3.8 Uji Instrumen 35

3.8.1 Validitas Tes 35

3.8.2 Reliabilitas Tes 36

3.8.3 Tingkat Kesukaran Soal 37

3.8.4 Daya Pembeda Soal 38

3.9 Teknik Analisis Data 39

3.9.1 Menghitung Nilai Rata-Rata 39

3.9.2 Standar Deviasi 39

3.9.3 Uji Normalitas Data 40

3.9.4 Uji Homogenitas Data 41

3.9.5 Uji Hipotesis 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 43 4.1.1 Deskripsi Nilai Pretes Siswa 43 4.1.2 Deskripsi Nilai Postes Siswa 45 4.2 Uji Prasyarat Analisis Data 47

4.2.1 Uji Normalitas 47

4.2.2 Uji Homogenitas 48

4.2.3 Uji Hipotesis 48

4.3 Pembahasan 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54

5.1 Kesimpulan 54

5.2 Saran 55

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan

Hasil Belajar 11

Gambar 2.2 Struktur Ginjal 22

Gambar 2.3 Struktur Anatomi Nefron 23

Gambar 2.4 Struktur Kulit 24

Gambar 2.5 Struktur Hati 25

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 3.1 Sampel Penelitian 30 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 59

Lampiran 2 RPP Model Make A Match 61

Lampiran 3 RPP Model Scramble 76

Lampiran 4 Instrumen Penelitian 87

Lampiran 5 Jawaban 91

Lampiran 6 Lembar Jawaban 92

Lampiran 7 Tabel Pengamatan Validitas Tes 93

Lampiran 8 Perhitungan Validitas Tes 94

Lampiran 9 Tabel Hasil Perhitungan Validitas Tes 95

Lampiran 10 Tabel Pengamatan Reliabilitas Tes 97

Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Tes 98

Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 100

Lampiran 13 Tabel Pengamatan Daya Beda 102

Lampiran 14 Perhitungan Daya Beda 103

Lampiran 15 Data Hasil Pretes Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match Dan Scramble 105

Lampiran 16 Data Hasil Postes Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match Dan Scramble 109

Lampiran 17 Pengijian Normalitas 113

Lampiran 18 Pengujian Homogenitas 120

Lampiran 19 Pengujian Hipotesis 123

Lampiran 20 Tabel r Product Moment 126

Lampiran 21 Tabel Harga Kritik Untuk t 127

Lampiran 22 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lillifors 128

Lampiran 23 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 129

Lampiran 24 Tabel Harga Distribusi F 130

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Mutu pendidikan bergantung pada keberhasilan proses belajar yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar ini sendiri dipengaruhi faktor: (1) Internal meliputi faktor biologis dan psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan psikologis antara lain kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar; (2) Faktor yang berasal dari luar diri manusia yang disebut faktor eksternal. Faktor ini antara lain faktor manusia seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Kemudiaan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, udara, suara bau-bauan dan lingkunggan fisik. Kedua faktor ini bagi peserta didik akan mempengaruhi prestasi belajar. Oleh karena itu guru harus menguasai dan memahami kedua faktor ini untuk mengatur strategi pembelajaran yang lebih bermakna, menarik dan menyenangkan bagi peserta didik (Sagala, 2009).

Efisiensi dan keefektifan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala upaya guru untuk membantu para siswa agar belajar dengan baik. Agar dapat mengajar secara efektif, guru harus meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Memulai dan mengakhiri kegiatan belajar mengajar tepat pada waktunya. Hal ini berarti kesempatan belajar semakin banyak atau optimal, dan guru menunjukkan keseriusan dalam mengajar sehingga dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Semakin banyak siswa terlibat aktif dalam belajar, semakin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.

(14)

2

Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang mempengaruhi siswa yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri, dan salah satu faktor tersebut adalah minat. Minat menurut Slameto (2010) adalah “Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang”. Faktor ekstern yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa. Salah satu faktor tersebut adalah faktor sekolah. Di sekolah terjadinya proses belajar mengajar yang sistematis dimana guru akan menyampaikan materi pelajaran dan peserta didik merespon umpan balik yang diberikan guru, proses tersebut akan membuat hasil belajar siswa akan lebih baik. Namun, dalam proses belajar mengajar guru harus dituntut lebih kreatif dalam penyampaian materi dengan penguasaan model dan metode yang tepat saat proses penyampaian materi. Penggunaan model dan metode yang kurang tepat dan kurang menarik dapat membuat siswa cenderung merasa bosan ketika materi pelajaran disampaikan oleh guru.

Berbagai inovasi dalam program pendidikan juga telah dilaksanakan, antara lain penyempurnaan silabus, kurikulum, pengadaan buku ajar dan buku referensi lainnya melalui program pelatihan dan peningkatan kualitas pendidikan guru, peningkatan manajemen serta pengadaan fasilitas lainnya. Guru tidak hanya bertujuan untuk memberikan materi pelajaran saja tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

(15)

3

mencatat materi yang disampaikan. Permasalahan dari materi sistem ekskresi yang dialami siswa adalah dimana siswa masih belum atau kurang mengenal dan memahami organ-organ yang termasuk kedalam sistem ekskresi, kurang mampunya siswa menjelaskan bagaimana proses-proses yang terjadi pada sistem ekskresi, dan kurang mampunya siswa mengingat serta menggunakan bahasa latin pada materi sistem ekskresi. Narasumber juga mengatakan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan media berupa LCD dan proyektor lebih baik hasil belajarnya dari pada tidak menggunakan media. Guru juga sering memberikan permainan atau games berupa pertanyaan. Dari sinilah dapat dinilai keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar.

Permasalahan lainnya adalah tingginya nilai KKM dari pelajaran Biologi sehingga hasil belajar siswa belum maksimal karena hanya sebagian siswa yang nilainya mencapai KKM (KKM = 83). Kurangnya keaktifan siswa dalam merespon pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dimana siswa yang pintar saja yang mendominasi aktif dalam merespon pelajaran, serta kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep dasar materi pelajaran biologi.

Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dicari suatu solusi yang dapat mengubah keadaan tersebut. Perlu diterapkan model pembelajaran lain yang lebih menyenangkan sehingga siswa lebih tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk mendengarkan penjelasan dari guru maupun teman sebaya dengan lebih kritis, maupun memahami dan menjelaskan konsep-konsep dengan kata-kata sendiri, serta mampu menunjukkan bukti klarifikasi dari penjelasan tersebut.

Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match merupakan model yang tepat untuk membantu siswa memahami konsep-konsep. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Hairani (2013) pada materi ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Sidamanik T.P 2013/2014, dimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih tinggi dibandingkan dengan tidak menggunakan model pembelajaran Make

(16)

4

Make A Match diantaranya: (1) meningkatkan kerja sama diantara siswa; (2)

membuat siswa sangat antusias dan semangat dalam menerima pelajaran; (3) membantu siswa yang tidak aktif berdiskusi menjadi aktif; dan (4) memotivasi siswa untuk meningkatkan kualitas belajar.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2014) di SMA Negeri 8 Medan menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT). Dapat dilihat dari nilai rata-rata pretes kelas

Numbered Head Together (NHT) yakni 43,05 dan kelas Make A Match (MAM)

yakni 44,1, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat penguasaan siswa kelas Numbered Head Together (NHT) dan Make A Match (MAM) sebelum diberikan pembelajaran dengan model NHT dan MAM tergolong sangat rendah karena masih berada dibawah KKM. Setelah dilakukannya postes pada kelas

Make A Match (MAM) terdapat beberapa siswa yang belum mencapai standar

ketuntasan dengan nilai 68 sebanyak 1 orang siswa (2,5%), nilai 72 sebanyak 4 orang siswa (10%), sedangkan siswa yang belum mencapai standar ketuntasan dan pada kelas Numbered Head Together (NHT) yaitu nilai 64 sebanyak 4 orang siswa (10%), nilai 68 sebanyak 3 orang (75%), nilai 72 sebanyak 9 orang siswa (22,5%). Dengan demikian jumlah siswa yang belum mencapai standart ketuntasan pada kelas Make A Match (MAM) lebih sedikit dari pada kelas Numbered Head Together (NHT).

Sementara itu, model pembelajaran kooperatif tipe Scramble juga sangat tepat untuk membantu siswa dalam memahami materi yang sedang diajar. Model

Scramble ini ciri khasnya adalah terletak pada penekanan latihan soal yang

dikerjakan secara berkelompok pada setiap akhir pertemuan. Dengan adanya latihan soal tersebut diharapkan materi yang sudah dipelajari dapat terekam langsung oleh siswa. Hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan Efa (2011) di SMA Negeri 3 Binjai pada materi sistem respirasi dengan menggunakan model

Scramble menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil pretes

(17)

5

Word Square diketahui nilai rata-rata siswa sebesar 46,5. Setelah menggunakan

model pembelajaran Scramble nilai dari hasil postes diketahui nilai rata-rata siswa sebesar 77,5 sedangkan pada kelas Word Square diketahui nilai rata-rata siswa sebesar 72,5. Dari hasil nilai tersebut menunjukkan bahwa model Scramble lebih berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dari pada menggunakan model Word

Square pada materi sistem respirasi.

Pemilihan materi sistem ekskresi pada manusia karena disesuaikan dengan jadwal seminar dan penelitian yang akan dilakukan pada bulan Maret sampai Mei. Penulis memilih membandingkan model pembelajaran Make A Match dan

Scramble adalah dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan orang lain

sebelumnya. Dari penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa Make A Match sesuai diterapkan pada materi sistem ekskresi. Sedangkan pada pembelajaran kooperatif tipe Scramble, peneliti belum menemukan penelitian yang membahas tentang proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble pada materi sistem ekskresi. Oleh karena itu peneliti akan membandingkan kedua model pembelajaran tersebut sehingga peneliti mengetahui model pembelajaran Make A Match atau Scramble yang lebih baik untuk materi sistem ekskresi.

Karakteristik dari materi sistem ekskresi adalah bagaimana siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi organ, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia. Dari karakteristik materi sistem ekskresi tersebut menurut peneliti cocok dengan menggunakan model Make A Match dan Scramble dalam membantu siswa untuk memahami dan mengingat materi sistem ekskresi dengan mudah.

Sedangkan alasan peneliti memilih MAN 1 Medan sebagai tempat penelitian dikarenakan saya merupakan alumni dari sekolah tersebut sehingga telah mengenal kepala sekolah, guru dan para murid. Hal tersebut dapat mempermudah peneliti pada saat melakukan penelitian dan mempermudah mengurus hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.

(18)

6

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dan Scramble pada Materi Pokok Sistem Ekskresi pada Manusia di Kelas XI IPA MAN 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”.

1.1Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas dapat diidentifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar biologi siswa yang belum maksimal.

2. Kurangnya keaktifan siswa dalam merespon pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep dasar materi biologi.

4. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami organ, proses serta nama latin dalam materi sistem ekskresi pada manusia.

5. Guru masih mendominasi kegiatan belajar mengajar dan siswa menjadi pasif.

1.2Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah dan keterbatasan waktu serta kemampuan penulis, maka perlu adanya batasan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Hasil belajar biologi siswa yang belum maksimal.

2. Materi pokok pembelajaran yang akan diteliti adalah sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA semester genap.

3. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan Scramble.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

(19)

7

Scramble pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA

MAN 1 Medan?

2. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Make A Match dengan model pembelajaran Scramble pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA MAN 1 Medan?

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perbandingan nilai postes yang diperoleh siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Make A Match dengan model pembelajaran

Scramble pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA

MAN 1 Medan.

2. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Make A Match dengan model pembelajaran Scramble pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA MAN 1 Medan.

1.5Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi penulis, guru bidang studi biologi, maupun para pembaca dalam mengajarakan materi pelajaran biologi.

2. Memberikan variasi baru dalam kegiatan belajar mengajar khususnya biologi dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match dan

Scramble untuk dapat meningkatkan hasil belajar.

(20)

8

1.6Definisi Operasional

1. Make A Match adalah suatu model pembelajaran dengan mencari pasangan

antar kartu yang berisi pertanyaan dengan kartu yang berisi jawaban.

2. Scramble adalah suatu model pembelajaran dengan membagikan soal dan

jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa bertugas mengoreksi jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat.

3. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

4. KKM adalah singkatan dari kriteria ketuntasan minimal yaitu nilai minimal yang harus diperoleh siswa yang membuat siswa tersebut dikategorikan telah tuntas dalam mempelajari materi pelajaran.

(21)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbandingan nilai postes yang diperoleh dari kedua kelas tersebut adalah pada kelas eksperimen I (menggunakan model pembelajaran Make A Match) terdapat beberapa siswa yang belum mencapai Standart Ketuntasan dengan nilai 75 sebanyak 3 orang siswa (7,3%), nilai 80 sebanyak 5 orang siswa (12 %), sedangkan siswa yang belum mencapai standart ketuntasan pada kelas eksperimen II (menggunakan model pembelajaran Scramble) yaitu nilai 70 sebanyak 4 orang siswa (10%), nilai 75 sebanyak 4 orang siswa (10%), nilai 80 sebanyak 8 orang siswa (20%). Dengan demikian jumlah siswa yang belum mencapai standart ketuntasan pada kelas eksperimen I (menggunakan model pembelajaran Make A Match) lebih sedikit dari pada kelas eksperimen II (menggunakan model pembelajaran Scramble).

2. Perbandingan hasil belajar yang diperoleh dari kedua model pembelajaran kooperatif tersebut adalah 87,56 : 83,87 dengan kata lain, model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Scramble pada materi pokok sistem ekskresi pada manusia di kelas XI IPA MAN 1 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016 yang dapat digambarkan dari hasil nilai rata-rata dan standard deviasi dari data postes kelas eksperimen I (mengggunakan Model Pembelajaran Make A

Match) sebesar ̅1 ± SD1 = 87,56 ± 6,03 dan kelas Eksperimen II

(menggunakan Model Pembelajaran Scramble) sebesar ̅2 ± SD2 = 83,87 ±

7,720.

(22)

55

5.2 Saran

Beberapa saran yang perlu disampaikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya para guru Biologi dapat menggunakan berbagai model pembelajaran seperti Make A Match dan Scramble sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar karena dengan menggunakan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajara siswa.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa MAN 1 Medan khususnya tentang cara berdiskusi yang baik dengan penggunaan model pembelajaran Make A

Match dan model pembelajaran Scramble.

3. Diharapkan kepada guru sebagai pendidik harus mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dan mampu melibatkan keaktifan siswa yang berkaitan dengan materi yang diajarakan.

4. Pemanfaatan pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran sebaiknya lebih ditingkatkan di sekolah-sekolah, karena dengan menggunkan pembelajaran kooperatif terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, memotivasi minat belajar siswa, dan mendorong siswa untuk lebih aktif belajar.

(23)

56

DAFTAR PUSTAKA

Adilsaz., (2009), http://smpn9depok.wordpress.com/2009/10/17/sistem-ekskresi-sistem- pengeluaran/ (Diakses Tanggal 23 Januari 2016)

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Djamarah, S.B dan Zain, A., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,

Jakarta.

Ginnis, P., (2008), Trik dan Taktik Mengajar, Indeks, Jakarta.

Hairani, S.D., (2013), Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dan Make A Match (MAM) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Di Kelas X SMA Negeri 1 Sidamanik T.P 2012/2013. Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan (Tidak Dipublikasikan).

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Hamalik, O., (2013), Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya, Jakarta. Harahap, D., (2012), Perbandingan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Make A Match (MAM) pada Sub Materi Pokok Sistem Ekskresi pada Manusia Di Kelas XI IPA Laksamana Martadinata Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan (Tidak Dipulikasikan).

Haris, A., (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.

Hidayati, D., (2011), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match dengan Pembelajaran Konvensional pada Sub Materi Pokok Sistem Pernapasan Manusia di SMA Negeri 1 Perbaungan, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan (Tidak Dipulikasikan).

Isjoni, (2009), Cooperative Learning, Alfabeta, Bandung.

Istarani, (2014), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Karmana, O., (2007), Biologi Untuk Sekolah Menengah Umum Kelas I, Grafindi Pratama, Jakarta.

Lie, A., (2008), Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta

(24)

57

Respirasi pada Manusia di Kelas XI SMA Negeri 3 Binjai Tahun Pembelajaran 2010/2011, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan (Tidak Dipulikasikan).

Manurung, A., (2014), Perbandingan Hasil Belajar Biologi dan Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Tipe Make A Match pada Sub Materi Pokok Sistem Ekskresi Manusia Di Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Medan T.P. 2013/2014, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan (Tidak Dipulikasikan).

Novara, A., (2013), Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Indra Manusia Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dan Numbered Head Together di Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013, Skripsi, Universitas Negeri Medan, Medan (Tidak Dipulikasikan).

Nurhayati, N., (2009), Biologi, Yrama Widya, Bandung.

Pratiwi, D.A., (2007), Biologi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI, Erlangga. Jakarta. Prawirohartono, S., dan Hidayati, S., (2007), Sains Biologi 2 SMA Kelas XI, Bumi

Aksara. Jakarta.

Pujiyanto, S., (2008), Biologi SMA Untuk Kelas XI, Platinum, Jakarta.

Rusman, (2009), Seni Manajemen Sekola Bermutu Model-Model Pembelajaran

Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, (2005), Cooperatif Learning Teori, Riset, dan Praktik, Nusa Media, Bandung

Sudjana, (2009), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung. Sudjana, (2012), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

(25)

58

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Syah, M., (2011), Psikologi Pendidikan dengan Pedekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rakhmawati, T., Fatmaryanti, S., Akhdinirwanto, W., (2011), Penggunakan Model Pembelajaran Scramble untuk Peningkatan Motivasi Belajar IPA (Fisika) pada Siswa SMP Negeri 16 Purworejo Tahun Pembelajaran 2011/2012, Jurnal Radiasi Pendidikan Fisika, 1 (1).

Wakhyuningsih, N., (2010), Model Pembelajaran Tipe Make A Match dalam Pembelajaran Matematika Sebagai upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 9 Yogyakarta,

Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu

tujuan khusus penelitian ini adalah: mendapatkan metode induksi kalus embriogenik, embrio somatik dan proliferasi dari tiga varietas gandum (Dewata, Selayar dan Nias),

Mengekplorasi peran lebah madu sebagai penyerbuk diurnal yang dapat membantu penyerbukan alamai tanaman buah naga pada saat bunga tidak memekar secara sempurna pagi

Penelitian ini juga dihajatkan untuk melihat respon pemerintah daerah dan masyarakat terhadap amanat peraturan perundang-undangan, kemudian memetakan regim hak

Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan semakin banyaknya komposisi serat ijuk maka semakin rendah nilai kekerasan spesimen kampas rem dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan metode Team Games Tournament (TGT) dilengkapi weblog dapat memberikan prestasi belajar yang

[r]

Anifa Sri Lestari, A210080055. Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari penelitian ini