• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUALTERHADAP STANDAR PENGOBATAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI PUSKESMAS PANJANG BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI-JUNI 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUALTERHADAP STANDAR PENGOBATAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI PUSKESMAS PANJANG BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI-JUNI 2012"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUALTERHADAP STANDAR PENGOBATAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI PUSKESMAS PANJANG BANDAR LAMPUNG

PERIODE JANUARI-JUNI 2012

Oleh

HEMA MELINY JUNITA PERANGIN-ANGIN

Infeksi menular seksual merupakan infeksi yang menular lewat hubungan seksual seksual baik dengan pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti pasangan.. Penyakit IMS merupakan masalah kesehatan yang besar dimana peningkatannya lebih dari 15 juta per tahun menurut CDC terutama di negara berkembang termasuk Indonesia, sehingga dibutuhkan pengobatan yang tepat termasuk peresepan obat yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat IMS dengan standar pengobatan IMS yang dikeluarkan oleh Depkes dilihat dari jenis obat, dosis obat, dan lama pemberian obat.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bersifat retrospektif dengan menggunakan data sekunder. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-November 2012, dengan melihat peresepan dari bulan Januari-Juni 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan total sampel dan didapatkan 303 sampel peresepan.

Didapatkan peresepan terbanyak untuk penyakit servisitis, uretritis, bakterial vaginosis dan proktitis. Hasil penelitian menunjukkan kesesuaian peresepan obat berdasarkan jenis obat, dosis obat dan lama pemberian obat adalah 100% sesuai standar. Disimpulkan bahwa peresepan obat IMS di Puskesmas Panjang sesuai berdasarkan jenis obat, dosis obat, dan lama pemberian obat.

(2)

ABSTRACT

THE SUITABILITY OF PRESCRIPTION IN SEXUAL TRANSMITTED INFECTION DISEASE TO THE STANDARD THERAPY OF SEXUAL

TRANSMITTED INFECTION DISEASE IN PUSKESMAS PANJANG, BANDAR LAMPUNG CITY PERIOD JANUARY UNTIL JUNE 2012

BY

HEMA MELINY JUNITA PERANGIN-ANGIN

Sexually transmitted infections (STI) are infection transmitted through sexual intercourse either with a partner who has been infected, and those who often have multiple partners. STI disease is a major health problem that increase more than 15 billions case every year reported by CDC, especially in developing countries including Indonesia, so that requiring appropriate prompt treatment including appropriate prescribing. This research aimed to determine the suitability of prescription drugs to the standard therapy STI that issued by Depkes viewed of the drug type, drug dosage, and duration of drug supplied.

This research was a retrospective descriptive research used secondary data. This research have been done in October until November 2012, by viewed prescription from January until june 2012. This research was done by used total sampling and have been obtained 303 sample of prescription drug.

Achieved the highest prescription for cervicitis, urethritis, bacterial vaginosis, and proctitis disease. This research indicated the suitability prescription by drug type, drug dosage, and duration of drug supply are 100 % suitable with standard therapy.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi menular seksual (IMS) yang disebut juga penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang menular lewat hubungan seksual baik dengan pasangan yang sudah tertular, maupun mereka yang sering berganti-ganti pasangan. Infeksi menular seksual merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol di sebagian besar wilayah dunia. Penyakit IMS merupakan masalah besar dalam kesehatan masyarakat di negara berkembang, dimana penyakit IMS membuat individu rentan terhadap infeksi HIV. Cara penularan penyakit IMS yaitu melalui hubungan seksual dan diikuti dengan perilaku yang menempatkan individu dalam risiko mencapai HIV, seperti mereka berperilaku bergantian pasangan seksual dan tidak konsisten menggunakan kondom (Badan Narkotika Nasional, 2004).

(4)

15 juta kasus IMS dilaporkan per tahun (CDC, 2012). Usia remaja merupakan kelompok yang paling rentan terkena infeksi ini, dilaporkan lebih dari 3 juta kasus per tahun. Salah satu kewenangan wajib dalam penyelenggaraan pemberantasan penyakit menular yang ditetapkan Departemen Kesehatan dan menjadi salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah jumlah kasus IMS yang ditangani atau diobati. Oleh karena itu pengembangan program penanggulangan IMS di setiap daerah sangat diharapkan (Depkes RI, 2003).

Program penanggulangan IMS, Human Imunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Imuno Deficiency Syndrome (AIDS) telah berjalan di Indonesia kurang lebih selama 20 tahun sejak ditemukannya kasus AIDS yang pertama pada 1987. Hingga kini program penanggulangan telah berkembang pesat meliputi pencegahan hingga pengobatan, perawatan dan dukungan. Perkembangan program ini menunjukkan pula pemahaman yang lebih baik para penyelenggara dan pelaksana program terhadap persoalan IMS, HIV dan AIDS serta berkembangnya ragam, besaran dan percepatan respon untuk mengatasinya (Depkes RI, 2009).

(5)

Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan prevalensi penderita IMS masih sangat tinggi yaitu berkisar antara 7,4% - 50% (Yuwono, 2007).

Jumlah kasus IMS di kota Bandar Lampung yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung pada tahun 2010 terdiri dari gonorhoe sebanyak 76 kasus, sifilis sebanyak 9 Kasus, IMS jenis lain sebanyak 355 kasus. Laporan kasus dari Januari-Maret 2011 terdiri dari gonorhoe sebanyak 17 kasus, servisitis sebanyak 30 kasus, sifilis sebanyak 2 Kasus, IMS jenis Lain sebanyak 159 kasus. Dari data tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah kasus IMS di wilayah Kota Bandar Lampung sampai tahun 2011 dan epidemik ini merupakan fenomena gunung es, dimana tentunya masih banyak kasus yang belum ditemukan untuk wilayah kota Bandar Lampung (Komisi Penanggulangan AIDS, 2011).

Jumlah kasus penyakit IMS terbanyak di kota Bandar Lampung selama periode tahun 2011 adalah di Puskesmas Panjang selama tahun 2011. Kunjungan pasien IMS sebanyak 1286 kasus. Perempuan merupakan pasien terbanyak yaitu 1235 kasus dan pasien pria sebanyak 51 kasus ( Dinkes Kota Bandar Lampung, 2011).

(6)

Puskesmas. Mengingat terbatasnya jumlah dokter yang ada, sebagian besar Puskesmas di Indonesia, khususnya di daerah pedesaan terpaksa memanfaatkan pula tenaga perawat untuk memberikan pelayanan pengobatan. Akibatnya, variasi peresepan antar petugas pelayanan kesehatan tidak dapat dihindarkan (Dwiprahasto, 2006).

Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan di perifer. Pasien yang berkunjung ke puskesmas mempunyai tingkat pendidikan yang relatif rendah dibandingkan dengan pasien di perkotaan. Latar belakang pendidikan petugas di kamar obat puskesmas sangat beragam mulai dari tenaga apoteker, asisten apoteker, perawat, pekarya dan lain-lain (Depkes RI, 2002). Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kesesuaian standar pengobatan terhadap peresepan obat penyakit infeksi menular seksual di Puskesmas Panjang, kota Bandar Lampung selama periode Januari-September 2012.

B. Rumusan Masalah

(7)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kesesuaian penulisan resep obat IMS dengan standar pengobatan IMS yang dikeluarkan oleh Depkes.

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui kesesuaian pemberian jenis obat penyakit IMS di Puskesmas Panjang dengan standar pengobatan penyakit IMS yang dikeluarkan oleh Depkes.

2) Untuk mengetahui kesesuaian pemberian dosis obat penyakit IMS di Puskesmas Panjang dengan standar pengobatan penyakit IMS yang dikeluarkan oleh Depkes.

3) Untuk mengetahui kesesuaian lama pemberian obat penyakit IMS di Puskesmas Panjang dengan standar pengobatan penyakit IMS yang dikeluarkan oleh Depkes.

D. Manfaat Penelitian

(8)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis resep di Puskesmas sebagai bahan masukan untuk menulis resep obat IMS sesuai standar terapi.

3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti lain sebagai acuan untuk melakukan penelitian di bidang ilmu farmasi.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung untuk mengadakan program peningkatan pengetahuan penulis resep agar menulis resep obat IMS sesuai standar terapi.

E. Kerangka Pemikiran

1. Kerangka Teori

Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-genital saja tetapi dapat juga secara oro-genital, sehingga kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak terbatas hanya pada daerah genital saja, tetapi dapat juga pada daerah-daerah ekstra genital. Penyakit IMS jika tidak diobati secara tepat akan menyebabkan infeksi menjalar dan menimbulkan penderita sakit berkepanjangan, kemandulan bahkan kematian (Daili, 2008).

(9)

pemeriksaan. Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Menurut Badan Kesehatan Sedunia (WHO), kriteria pemakaian obat (pengobatan) rasional, antara lain: 1) sesuai dengan indikasi penyakit, 2) diberikan dengan dosis yang tepat, 3) cara pemberian dengan interval waktu pemberian yang tepat, 4) lama pemberian yang tepat, 5) obat yang diberikan harus efektif, dengan mutu terjamin, 6) tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, 7) meminimalkan efek samping dan alergi obat (Yusmaninita, 2009).

(10)

2. Kerangka Konsep

(Peresepan Rasional WHO, 1995)

Gambar 1. Kerangka Konsep IMS

Obat IMS Standar Pengobatan

menurut Depkes Resep Obat di

Puskesmas Panjang

- Jenis Obat - Dosis Obat

- Lama Pemberian

- Jenis Kelamin - Jenis Obat

- Dosis Obat

- Lama Pemberian

(11)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat retrospektif, dengan menggunakan data sekunder yang di ambil dari Puskesmas Panjang Kota Bandar Lampung.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari 1 Oktober – 30 November 2012.

2. Tempat Penelitian

(12)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh data peresepan obat penyakit Infeksi Menular Seksual di Puskesmas Panjang kota Bandar Lampung periode Januari-Juni 2012 dengan jumlah 303 resep obat.

2. Sampel Penelitian

Besar sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan metode total sampel. Jumlah sampel yang digunakan sama dengan jumlah populasi yaitu sebesar 303 resep obat.

Kriteria Inklusi:

1. Semua resep penyakit infeksi menular seksual yang masuk pada tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan 30 Juni 2012.

2. Semua lembar resep yang dalam keadaan baik, tidak cacat (robek, basah).

(13)

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu peresepan obat penyakit IMS. Variabel penelitian ini memiliki sub variabel yaitu jenis obat, dosis obat dan lama pemberian obat.

E. Defenisi Operasional

1. IMS adalah penyakit IMS yang paling banyak ditemukan di Puskesmas Panjang periode Januari-Juni 2012 adalah gonore, bakterial vaginosis, servisitis dan proktitis.

2. Standar pengobatan adalah acuan pengobatan IMS yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.

3. Peresepan obat adalah resep obat yang mengandung obat IMS yang ditulis oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Panjang periode Januari-Juni 2012. 4. Jenis obat adalah macam obat untuk IMS yang ditulis oleh tenaga

kesehatan di Puskesmas Panjang periode Januari-Juni 2012.

5. Dosis obat adalah takaran obat untuk IMS dilihat dari takaran per hari, takaran per kali makan dan interval pemberian, yang ditulis oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Panjang periode Januari-Juni 2012.

(14)

F. Prosedur Penelitian

Gbr 4. Prosedur Penelitian

G. Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data sekuder. Data diperoleh dengan mengumpulkan semua resep obat untuk penyakit IMS dari bulan Januari – Juni 2012 dengan menggunakan lembar kerja.

Perizinan

Survei Pendahuluan

Seminar Proposal

Pengolahan Data Hasil Penelitian

(15)

H. Pengolahan dan Analisis Data

(16)

KESESUAIAN PERESEPAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL TERHADAP STANDAR PENGOBATAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI PUSKESMAS PANJANG BANDAR LAMPUNG

PERIODE JANUARI-JUNI 2012

(Skripsi)

Oleh

HEMA MELINY JUNITA PERANGIN-ANGIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Konsep ... 8

2. Morfologi Neisseria gonorrhoeae ... 11

3. Gejala Klinis Penyakit Gonore ... 13

4. Prosedur Penelitian ... 32

5. Diagram distribusi peresepan obat IMS berdasarkan jenis kelamin ... 35

6. Diagram distribusi penyakit IMS terbanyak periode Januari-Juni 2012 ... 36

(18)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Pemikiran... 6

1. Kerangka Teori ... 6

2. Kerangka Konsep ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Infeksi Menular Seksual ... 8

1. Gonore ... 9

2. Infeksi Genital Non Spesifik ... 14

(19)

4. Proktitis ... 19

5. Bakterial Vaginosis ... 20

B.Standar Pengobatan ... 21

1. Standar Pengobatan duh tubuh uretra ... 22

2. Standar Pengobatan duh tubuh vaginal ... 23

3. Standar Pengobatan Proktitis ... 24

C.Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

(20)

A.Hasil ... 31 B.Pembahasan ... 35

V. KESIMPULAN DAN SARAN

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional. 2004. Modul Voluntary Conselling Testing (Konsultasi dan Tes Sukarela HIV/AIDS). Badan Narkotika Nasional Pusat Laboratorium dan Rehabilitasi. Jakarta.

Barclay, L. 2012. CDC No Longer Recommends Oral Cephalosporins for Gonorrhoeae. www.medscape.com/view article 768990 di akses tanggal 19 Desember 2012.

Behrman, A. 2012. Emergent Management for Gonorrhoeae. Emedicine.medscape.org/article/782913-overwiew. Diakses tanggal 10 Desember 2012.

Centers for Disease Control and Prevention. 2010. Sexually Transmitted Disease and Treatment Guidelines. Department and Human Health Services Centers for Disease Control and Prevention.

Daili, S.F. 2008. Penyakit Menular seksual., Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Infeksi Menular Seksual dan Infeksi Saluran Reproduksi pada Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Kebijakan dalam Penanggulangan IMS, HIV dan AIDS. Direktorat P2ML, Ditjen P2PL.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Direktorat Bina

Penggunaan Obat Rasional Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Bagi ODHA. Dirjen PPM & PLP. Jakarta.

(22)

Departemen Kesehatan RI. 2010. Pedoman Penatalaksanaan Infeksi Menular Seksual. Diperbanyak Dinas Kesehatan Kota Bandar lampung tahun 2011. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. 2011. Profil Kesehatan Kota Bandar

Lampung. Bidang P2PL.

Dwiprahasto. 2006. Peningkatan Mutu Penggunaan Obat di Puskesmas Melalui Pelatihan Berjenjang Pada Dokter Dan Perawat. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Bagian Farmakologi dan Toksikologi FK UGM. Yogyakarta. Jawetz, Melnick, Adelberg. 2008. Mikrobiologi Kedoktera., EGC. Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. 2012. Sinkronisasi perencanaan Kebutuhan dan Penggunaan Obat Program Pp dan P1.

Kimin, A. 2008. Peresepan Tidak Rasional. http://apotekputer.com. Diakses tanggal 22 November 2012.

Kirckaldy, R. 2012. New Treatment Guidelines for Gonorrhoeae: Anyibiotic change. www.medscape.com. diakses tanggal 10 Desember 2012

Komisi Penanggulangan Aids. 2011. Laporan Triwulan ke-4 Periode April, Mei, Juni. Kota Bandar Lampung.

Lumintang. 2009. Deteksi Chlamydia trachomatis Pada Pasien Infeksi Genital Non Spesifik (Pemeriksaan Reaksi Rantai Polimerase pada Spesimen Urin dan Hapusan Endoserviks dengan AMPLICOR PCR Kit . Department / SMF Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo Surabaya Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidana., Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jakarta.

Pane,Y.S, dan Leo Adnan. 2010. Peresepan Obat yang Rasional. Dept. Farmakologi dan Teraupetik FK USU

Psychologymania. Infeksi Genital Non Spesifik. http://www.psychologymania. com/2012/10/infeksi-genital-non-spesifikhtml. diakses 16 Oktober 2012

(23)

Soni, H.C. 2012. Proctitis. www. Emedicinehealth.com/proctitis/article-em.htm. diakses tanggal 17 Desember 2012

World Health Organisation. 2012. Management of Sexually transmitted infections-regional guidelines. Regional south-east Asia

Wijono. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga University Press: Surabaya.

Yusmaninita. 2009. Rasionalitas Penggunaan Obat. RSUP H. Adam Malik, Medan.

(24)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Standar pengobatan untuk duh tubuh uretra... 24 2. Standar pengobatan untuk duh tubuh vaginal karena servisitis….25 3. Standar pengobatan untuk duh tubuh vaginal karena vaginitis ... 25 4. Standar pengobatan untuk proktitis ... 26 5. Distribusi kesesuaian peresepan obat IMS dengan standar

berdasarkan jenis obat ... 37 6. Distribusi kesesuaian peresepan obat IMS dengan standar berdasarkan

dosis obat ... 37 7. Distribusi kesesuaian peresepan obat IMS dengan standar berdasarkan

lama pemberian obat ... 38 8. Distribusi Kunjungan Pasien dan Angka Kejadian Relapse Penyakit

(25)

dengan mencucurkan air mata,

akan menuai dengan bersorak-sorai.

Orang yang berjalan maju

dengan menangis sambil menabur benih,

pasti pulang dengan bersorak-sorai

sambil membawa berkas-berkasnya.

(Mazmur 126:5-6)

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,

Tetapi semangat yang patah mengeringkan

(26)

PERSEMBAHAN

Kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu

memberkati kehidupanku

Kepada Bapak dan Mamak Tercinta

Kepada Abang Dan Adikku Tersayang,

Fernando Perangin-Angin, Dan Emy Permata

Sari Perangin-Angin

Kepada Para Pendidikku

Dan

(27)

RIWAYAT DIDUP

Penulis dilahirkan di Saran Padang, Sumatera Utara pada tanggal 27 Juni 1991, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari bapak Ngian Perangin-angin dan ibu Mintarina Saragih.

Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri II Saran Padang pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP swasta Bunda Mulia Saribu Dolok pada tahun 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA santo Thomas 1 Medan pada tahun 2009.

(28)

SANWACANA

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya yang selalu diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi dengan judul “Kesesuaian Peresepan Obat Penyakit Infeksi Menular

Seksual terhadap Standar Pengobatan Penyakit Infeksi Menular Seksual Di

Puskesmas Panjang Bandar Lampung Periode Januari-Juni 2012´adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Sutyarso, M.Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

3. Ibu Dra. Asnah Tarigan, Apt., M.Kes., selaku pembimbing utama atas kesediaanya memberikan bimbingan, ilmu, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(29)

seminar hasil.

6. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran atas ilmu yang diberikan selama mengikuti perkuliahan dan Staf Fakultas Kedokteran: Mbak Mega, Mbak Yulis, Bu Sofi, Pak Pangat, Bang Dai, dan yang lainnya yang telah banyak membantu seminar saya.

7. Orangtuaku bapak dan mamakku tercinta. Terimakasih buat kasih sayang yang luar biasa, buat doa, dukungan dan semangat yang tiada habisnya diberikan bagiku. Mamak, bapak kalian yang terbaik yang aku miliki, terimakasih atas kerja keras kalian selama mendukung studiku di tengah keterbatasan yang ada, kalian selalu memberikan yang terbaik bagiku.

Kukelengi kena rasa lalap

8. Abang-adikku tersayang, Fernando dan Emy, yang selalu mendukung saya. Terimakasih buat kasih kehangatan keluarga yang selalu boleh kita rasakan. 9. Nico Simanungkalit yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian

skripsi ini dan kesediaannya menemaniku selama penelitian. Terimakasih atas kasih sayang, kesabaran, dan kesediaannya untuk selalu aku repotkan.

10. Sahabat terbaikku Ranintha, Yeni, Debora, Lewi atas dukungan doa, semangat, dan bantuan kalian selama penyelesaian skripsi ini. Terimakasih buat kebersamaan yang telah mewarnai hari-hariku, teristimewa buat Rani dan Yeni yang selalu bisa menjadi tempatku berbagi suka-duka.

(30)

menjadi keluarga besar Permako dalam menjalani suka-duka di semua kegiatan Permako, dan tetap semangat untuk menjadi “doctors who follow Christ”.

13. Seluruh teman sepelayanan di GSM dan Permata GBKP Bandar lampung, atas doa, dukungan semangat selama skripsi. Terimakasih atas suka-duka, canda-tawa, dan keceriaan kita selama pelayanan.

14. Teman-teman kostanku “Selmon Family”: Jenni, Mayang, Nita, Eko, Bryan, Daniel, Rio, Bang Rio, Bang Destra, Kak Mey. Terimakasih atas semangat dan doa yang selalu diberikan dan untuk keceriaan melewati suka-duka anak kostan.

15. Teman-teman Dorlan, terimakasih pernah menjadi bagian dari kalian, melewati suka-duka selama menjalani dunia perkuliahan.

16. Staf Puskesmas Panjang: Pak Waluyo, dokter Arlia, dokter Ida, dan yang lainnya. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2012 Penulis

(31)
(32)
(33)

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya menunjukan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyelesaian laporan auditan yang dipublikasikan, dan

Tujuan dilakukannya analisis mutu ini agar mengetahui kualitas dari gula yang akan digunakan untuk proses pembuatan syrup, mengetahui keberadaan mikroorganisme yang ada dalam

STUDI PENGARUH GAYA HIDUP KONSUMEN DAN STRATEGI PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI.. PAPA

Labiopalatoshizis adalah Suatu kelainan kongenital dimana keadaan terbukanya bibir dan langit –langit rongga mulut dapat melalui palatum durum maupun palatum mole,

policies and practices of the state’s criminal justice agencies. Moving toward or expanding evidence-based practices will require resources for planning, staff

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi untuk memenuhi syarat

negatif dari koneksi politik terhadap kinerja keuangan dan kinerja pasar disebabkan perusahaan tidak memiliki kemampuan dalam mengelola pendanaan yang baik sehingga

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan karuniaNya sehingga penulis data menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul ―Efek Antipiretik