• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK PADA MAHASISWA UNILA ( Studi pada mahasiswa Universitas lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK PADA MAHASISWA UNILA ( Studi pada mahasiswa Universitas lampung)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCED OF REFERENCE GROUP WITH DECIDED TO BUY NOTEBOOK IN UNIVERSITY OF LAMPUNG

(Study at the student university of lampung) By

Suryati

Reference group is segment that assumed important by consumer for buy a product. University of Lampung is the one of government university with the biggest sum of student in Lampung province. Segmentation product notebook is the young generation as economic being both the user of information and technology so the consumer decide to buy it. This research mean for knowing the influence of each norm variable, expression of value and the information with decide notebook Product such gather and partial.

This research is used explanatory kinds with quantitative approach. Type of the research is associative. The Population of this research are the student whose used and have notebook product with research sample 75 persons of respondents. The technique of gathering data is used some question with likert scale. Analysis tool that is used multiple linear regression.

From the results of multiple linear regression, we know that aggregation the decided of buy notebook in student of UNILA influenced by norm, value expression and information. As partial expression the value giving influence negative with decision buy notebook product in student of UNILA giving influence -27,8%. For the norm giving influence 23,5% and information is giving influence 49,5%, until norm and information with decision for buy notebook in university of Lampung student.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN

MEMBELI NOTEBOOK PADA MAHASISWA UNILA

( Studi pada mahasiswa Universitas lampung)

Oleh

SURYATI

Kelompok Referensi merupakan unsur-unsur yang dianggap penting oleh konsumen untuk melakukan keputusan pembelian suatu produk. Universitas lampung merupakan salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) dengan jumlah mahasiswa terbesar di lampung. Segmentasi produk notebook yaitu anak muda sebagai makluk ekonomi serta pengguna teknologi dan informasi sehingga konsumen memutuskan untuk membeli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel Norma, Ekspresi nilai, dan Informasi terhadap keputusan membeli produk notebook baik secara bersama-sama dan parsial.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian explanatory dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitiannya adalah penelitian asosiatif. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa yang mengunakan dan memiliki produk notebook dengan sampel penelitian sejumlah 75 orang responden. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan skala likert. Analisis data yang digunakan adalah Analisis regresi linier berganda.

Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa secara agregat keputusan membeli produk notebook pada mahasiswa unila dipengaruhi oleh Norma, Ekspresi nilai, dan Informasi. Secara parsial ekspresi nilai berpengaruh negative terhadap keputusan membeli produk notebook pada mahasiswa Unila sebesar -27,8%. Untuk norma mempunyai pengaruh sebesar 23,5% dan informasi mempunyai pengaruh sebesar 49,5%, sehingga norma dan informasi berpangaruh terhadap keputusan membeli produk notebook pada mahasiswa Unila.

(3)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan sehari-hari dan memecahkan permasalahan, perputaran informasi sangat cepat karena banyak alat-alat yang ditemukan dalam membantu beredarnya informasi. Salah satu alat yang banyak digunakan masyarakat dalam memperoleh informasi yang cepat dan akurat dengan biaya rendah adalah dengan Information Technology (IT). Banyak negara-negara di dunia terutama Negara Indonesia menggunakan dan mendapatkan informasi yang bermanfaat dari Information Technology (IT). Oleh karena itu Information Technology (IT) di dunia khususnya di Indonesia mengalami perkembangan yang luar biasa dari tahun ke tahun. Salah satu Information Technology (IT) yang banyak dimiliki, digunakan, dan bermanfaat bagi manusia untuk mendapatkan informasi adalah Notebook. Notebook merupakan sebuah alat yang memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi secara cepat dan akurat. (www.detikinet.com diakses sabtu dan minggu 27 dan 28 maret 2010)

(4)

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menggunakan Notebook sebagai media pembelajaran dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Di bidang ekonomi bisnis banyak pegawai-pegawai dari top manager dan level bawahan pada perusahaan dan organisasi menggunakan Notebook untuk menyelesaikan tugas kantor. Di bidang sosial, banyak masyarakat menggunakan jejaring sosial seperti facebook, twitter, e-mail. (http://www.upscale.utoronto.diakses selasa 24 maret 2010)

Pencarian informasi atau literature dengan menggunakan alat bantu search engine seperti Google,Yahoo, dan lain-lain menggunakan notebook yang mudah dibawa kemana-mana karena semakin banyaknya area Hotspot. Oleh karena itu Notebook di dunia khususnya di Indonesia mengalami permintaan yang tinggi dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Notebook selalu mengalami peningkatan tak tanggung-tanggung, volume penjualannya meningkat hampir 50 persen setiap tahunnya. (www.detikinet.com. diakses jumat 26 maret 2010)

(5)

10% hingga 15%. Kenaikan penjualan notebook pada 2010 diperkirakan lebih baik, minimal 10% dibandingkan dengan penjualan tahun 2009. Penetrasi produk notebook, variannya juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan penjualan komputer desktop. Penjualan notebook tahun ini menyumbang sekitar 60% dari total penjualan komputer di Indonesia, pada 2010 diperkirakan porsinya meningkat menjadi 70% dan akhirnya menjadi 80% pada 2011 dan 2012 Oleh karena itu hampir tiap tahun kenaikan permintaan notebook sekitar 15% pertahun, sehingga dapat diproyeksikan prospek pasar notebook untuk lima tahun kedepan sangat baik tidak mengalami penurunan. Kenaikan permintaan notebook dikarenakan trend konsumen beralih kepada pembelian notebook dari pada membeli desktop. (www.kompas.com diakses senin 22 maret 2010)

(6)

Saat ini notebook sudah tidak asing di telinga mahasiswa, karena sebagian mahasiswa sudah mempunyai notebook. Harga notebook juga bervariasi ada yang mahal, sedang atau murah. Dengan adanya notebook seseorang dapat mengerjakan pekerjaannya kapan pun mereka suka, karena dengan bentuknya yang fleksibel bisa dibawa kemana saja. Merek notebook pun juga bervariasi ada yang berkualitas bagus atau biasa saja. Notebook merupakan Produk khusus (Specially Product), Karena notebook memiliki karakteristik tersendiri yaitu bentuknya yang unik dan praktis yang sangat mudah dibawa kemana-mana.

Kampus Universitas lampung (Unila) merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di lampung, sehingga banyak orang yang ingin berlomba-lomba masuk di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Oleh sebab itu Unila memiliki mahasiswa yang paling banyak dari pada Perguruan Tinggi lainya yang ada di lampung. Sehingga dapat diprediksikan mahasiswa yang menggunakan notebook pun juga banyak. Wilayah kampus Unila memberikan layanan wireles gratis untuk mencari informasi, hal ini sangat membantu mahasiswa dalam perkuliahan. Tidaklah sulit untuk mendapatkan layanan wereles tersebut. Bagi mahasiswa yang memiliki notebook hanya mendaftar di Puskom dan mereka akan mendapatkan login. Mudahnya proses pendaftaran dan mudahnya mendapatkan wereles membuat mahasiswa berlomba-lomba untuk membeli notebook.

(7)

fleksibel sangat mudah dibawa kemana-mana sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan.

Fenomena facebook yang mulai menjamur, membuat mahasiswa menggunakan wereles untuk online setiap saat. Mahasiswa yang sudah terdaftar di Unila mereka menggunakan notebook bukan hanya untuk menyelesaikan tugas, atau untuk penunjang perkulihan salah satunya untuk masuk situs jaringan pertemanan (facebook). Mereka dapat online dikawasan kampus Unila yaitu di fakultas masing-masing serta di pojokan gedung dan di lorong-lorong kampus. Mahasiswa tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk ke warnet, mahasiswa dapat online secara gratis dan sepuasnya oleh sebab itu notebook sangat diminati oleh kalangan mahasiswa.

Notebook sepertinya sudah bukan menjadi barang mewah lagi. Mereka yang mobilitasnya tinggi dan sering bepergian, memilih notebook sebagai „teman sejati‟ yang menemani setiap pekerjaan mereka kemanapun mereka pergi. Namun tak sedikit konsumen yang bimbang dan kebingungan saat ingin membeli notebook baru mengingat notebook bukanlah barang murah. Terlebih lagi saat ini bermunculan berbagai jenis notebook dengan beragam spesifikasi dan merek, pun harganya bervariasi. Tak jarang pula konsumen membeli notebook dengan spesifikasi yang „wah‟ tanpa memikirkan kegunaannya.

(8)

mereka. Kelompok-kelompok referensi mempengaruhi seorang setidaknya melalui tiga cara, mereka mengexpos orang itu pada prilaku dan gaya hidup yang baru. Mereka mempengaruhi sikap dan konsep diri orang itu, karena dia ingin mencocokkan, mereka juga menciptakan tekanan-tekanan untuk menyesuaikan diri yang akan mempengaruhi pilihan produk notebook serta merek yang akan mereka beli. Pentingnya pengaruh kelompok referensi beragam untuk setiap produk dan merek notebook, pengaruh yang terkuat terjadi bila produk notebook layak untuk orang lain dan disukai oleh pembeli serta produk notebook yang akan dibeli dapat digunakan secara pribadi.

Kelompok referensi dianggap memiliki relevansi yang signifikan pada seseorang dalam hal mengevaluasi, memberikan aspirasi atau dalam berperilaku, Kelompok referensi ini mampu mempengaruhi perilaku seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Peluang ini diambil oleh para pemasar dalam mempersuasi konsumen untuk berperilaku seperti yang diharapkan oleh pemasar. Para pemasar tersebut berusaha untuk mengidentifikasi kelompok referensi dari pasar sasaran mereka. Langkah berikutnya adalah seseorang atau sekelompok orang yang masuk dalam kelompok referensi tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk berperilaku, mengubah gaya hidup, mengubah konsep diri dan menciptakan dorongan bagi konsumen untuk memilih produk atau yang mereka tawarkan.

(9)

komparasi; mempengaruhi konsumen untuk bersiap dan berperilaku yang konsisten dengan norma-norma dalam kelompok dan melegitimasi keputusan individu untuk menggunakan produk yang sama dengan kelompok referensi.

Kelompok referensi merupakan bagian proses pembelajaran lingkungan. Anggota-angota kelompok sangat berperan dalam proses sosialisasi konsumen yaitu bagaimana seseorang menjadi konsumen. Dalam interaksinya, sesama anggota kelompok secara tidak langsung menyampaikan nilai-nilai atau norma-norma dalam masyarakat, yang mencakup juga produk apa yang dibeli dan konsumsi, kemana seharusnya membeli, bagaimana sikap seharusnya terhadap suatu produk, jasa atau ide tertentu, juga terhadap atribut produk mana yang dianggap penting.

Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 110) Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus di ambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.

(10)

dihadapakan pada berbagai macam merek dan tipe, baik lokal maupun yang internasional, ternyata budget berkata lain. Merek lokal menawarkan harga yang lebih murah dengan fitur serta kualitas yang sama dengan merek atau brand-brand terkenal. Sehingga, konsumen akan cenderung untuk memlilih dan memutuskan untuk mengambil notebook dengan harga murah tersebut. Pertimbangan logis dalam hal ekonomi dan finansial. Dan ini terjadi pada kebanyakan konsumen secara umum, yang membutuhkan notebook untuk kegiatan standar. Konsumen tipe inilah yang paling banyak di jumpai.

Pada umumnya konsumen yang memutuskan membeli notebook karena modelnya adalah kaum hawa. Namun tidak menutup kemungkinan kalau kaum adam ikut andil didalamnya. Umumnya Perempuan cenderung memilih notebook yang casual, warna-warni dengan balutan dan sentuhan corak dan model feminim, sehingga cocok dengan penampilan dan gayanya. Kemudian Beberapa konsumen mempunyai kecenderungan untuk memilih notebook yang berukuran kecil, dengan alasan ringan dan mudah dibawa untuk mobile. Mereka ini biasanya mengerjakan tugasnya di setiap waktu dan tempat berada, sehingga membutuhkan notebook yang ringan dan mudah dibawa keamana-mana.

(11)

Tetapi ada dua faktor bisa muncul diantara niat pembelian dan keputusan pembelian, faktor yang pertama adalah sikap orang lain atau kelompok referensi kemudian niat pembelian juga dipengaruhi oleh faktor situsional yang tidak diharapkan. Kemajuan teknologi dan informasi membuat perangkat teknologi dewasa ini semakin beragam. Notebook telah dilengkapi dengan beragam fitur yang memudahkan konsumen dapat lebih efisien dalam menyelesaikan pekerjaanya. Fitur- fitur tersebut terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin bermacam-macam.

Penelitian ini, dilakukan pada Mahasiswa Universitas Lampung (UNILA). UNILA dipilih karena merupakan salah satu Universitas dengan jumlah mahasiswa terbesar di lampung, dan alasan pemilihan mahasiswa Unila adalah sesuai dengan segmentasi produk notebook yaitu anak muda sebagai makluk ekonomi serta pengguna teknologi dan informasi. Sebenarnya anak sekolah pengajar, guru, dosen, peneliti, dan juga para eksekutif muda pun tergolong segmentasi pengguna notebook namun dengan pertimbangan bahwa penetrasi penggunaan notebook tidak sebesar pada mahasiswa, maka hanya mahasiswa yang digunakan dalam penelitian ini selain itu mahasiswa dianggap sebagai salah satu kaum intelektualitas yang mempunyai cara pandang kritis dan objektif dalam memberikan pendapat atau tanggapan dalam penelitian ini.

(12)

penelitian dengan judul “PENGARUH KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI NOTEBOOK PADA MAHASISWA UNILA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:

1. Apakah Norma berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila?

2. Apakah Ekspresi nilai berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila?

3. Apakah Informasi berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila?

4. Apakah Norma, Ekspresi nilai, dan Informasi secara bersamaan berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh Norma terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila

2. Untuk mengetahui pengaruh Ekspresi nilai terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila.

(13)

4. Untuk mengetahui pengaruh Norma, Ekspresi nilai, dan Informasi secara bersamaan terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila.

D. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai sumbangan penelitian khususnya pada jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang mungkin dapat dikaji dan dikembangkan lebih lanjut.

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perilaku Konsumen

Setiap masyarakat selalu mengembangkan suatu sistem dalam memproduksi dan menyalurkan barang-barang dan jasa-jasa. Untuk memahami masyarakat dalam pembelian barang-barang tersebut dibutuhkan studi tersendiri. Perusahaan pun berkepentingan dengan hampir setiap kegiatan manusia dalam sistem ini, karena perilaku konsumen merupakan bagian dari kegiatan manusia. Sehingga bila membicarakan perilaku konsumen itu berarti membicarakan kegiatan manusia, hanya dalam lingkup yang lebih terbatas. Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 10) :

Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Ada dua elemen penting dalam perilaku konsumen yaitu: proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis.

Sedangkan menurut Saladin dan Oesman (2002: 2) :

(15)

mengevaluasi dan menilai tingkat kepuasan, sehingga akhirnya menjurus pada citra.

Menurut Engel dkk (2002: 4) Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam upaya memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut

Perilaku konsumen adalah dinamis, artinya konsumen bergerak sepanjang waktu. Implikasinya adalah generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu, produk, dan konsumen tertentu. Dalam strategi pemasaran berarti strategi yang sama dapat memberikan hasil yang berbeda, untuk situasi yang berbeda. Strategi yang berhasil untuk titik tertentu dapat saja gagal pada titik yang lain. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pengaruh (afeksi) dan (kognisi), perilaku dan kejadian di sekitar. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran kita harus memahami apa yang dipikirkan (kognisi) apa yang dirasakan (afeksi) dan apa yang mereka lakukan serta kejadian sekitar yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perilaku konsumen terdapat dua hal pokok yaitu :

a. Tindakan individu untuk menilai, mendapatkan, menggunakan, mengevaluasi serta menghabiskan suatu barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan.

(16)

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh tiga hal yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan, dan pengaruh individu serta proses psikologis. Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 16) perilaku konsumen dipengaruhi tiga faktor yaitu :

a. Faktor-faktor eksternal yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga

b. Faktor individual atau internal yang menentukan perilaku c. Proses pengambilan keputusan oleh individu.

Berdasarkan uraian di atas maka perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan individu untuk mendapatkan suatu barang dan jasa serta keputusannya untuk melakukan pembelian dan menggunakan suatu barang dan jasa.

B. Model Perilaku Konsumen

Modelisasi adalah suatu upaya penyederhanaan yang disajikan dengan memperlihatkan bagaimana rangsangan masuk dalam kotak hitam (pembeli konsumen) sehingga menghasilkan suatu jawaban tertentu. Model perilaku konsumen adalah sebagai kerangka kerja penyederhanaan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen (Saladin dan Oesman, 2002: 7).

(17)

Gambar 1

Model Perilaku Konsumen

Sumber : Kotler (1999: 183)

Model perilaku konsumen di atas merupakan model yang paling sederhana. Model ini menggambarkan tahap yang dilalui seorang konsumen untuk melakukan pembelian. Tahap-tahap tersebut diawali dengan adanya stimulus dari pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi serta stimulus lainnya berupa ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Kedua stimulus ini yang akan mempengaruhi kepribadian konsumen. Kepribadian ini yang akan menjadi suatu motif yang masuk melalui kotak hitam pembeli sehingga motif ini memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen

Dalam melakukan pembelian setiap konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda baik mengenai produk atau jasa yang dibeli maupun pada saat pembelianya. Setiap faktor yang melatarbelakangi keputusan pembelian Rangsangan pemasaran Rangsangan lain Produk Harga Tempat Promosi Ekonomi Teknologi Poltik Budaya Ciri-ciri pembeli Proses keputusan pembeli Budaya Sosial Pribadi Psikologi Pemahaman masalah Pencarian informasi Pemilihan alternatif Keputusan pembeli Perilaku pasca

(18)

konsumen menyebabkan adanya perbedaan prilaku konsumen khususnya keputusan pembelian konsumen. Untuk itu analisa mengenai faktor-faktor tersebut layak dilakukan karena menyangkut perilaku konsumen khususnya dalam pengambilan keputusan pembelian.

Gambar 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Sumber: Kotler dan Amstrong (2008: 160)

Pada gambar di atas dapat dibedakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terbagi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 45) Faktor-faktor yang menpengaruhi prilaku konsumen di bedakan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri konsumen yang mempunyai pengaruh sangat penting terhadap proses pengambilan keputusan konsumen. Faktor internal yang mempengaruhi prilaku konsumen meliputi motivasi, persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar.

(19)

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu yang bukan merupakan alasan bagi seseorang untuk tidak dapat berdiri sendiri, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya sehingga prilakunya juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Faktor ekstenal yang mempengaruhi prilaku konsumen meliputi budaya, keluarga, kelompok referensi, kelas sosial dan situasi.

Berdasarkan faktor eksternal diatas ada lima faktor eksternal yaitu (budaya, keluarga, kelompok referensi, kelas sosial dan situasi). Dalam penelitian ini penulis memilih kelompok referensi karena Kelompok referensi dianggap memiliki relevansi yang signifikan pada seseorang dalam hal mengevaluasi, memberikan aspirasi atau dalam berperilaku, Kelompok referensi ini mampu mempengaruhi perilaku seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Peluang ini diambil oleh para pemasar dalam mempersuasi konsumen untuk berperilaku seperti yang diharapkan oleh pemasar. Para pemasar tersebut berusaha untuk mengidentifikasi kelompok referensi dari pasar sasaran mereka.. Seseorang atau sekelompok orang yang masuk dalam kelompok referensi tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk berperilaku, mengubah gaya hidup, mengubah konsep diri dan menciptakan dorongan bagi konsumen untuk memilih produk yang mereka tawarkan.

D. Produk

(20)

kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Menurut Sofjan Assauri (2002: 183) semua pembahasan, pengertian dan lingkup yang terkandung dari suatu produk di mulai dengan konsep produk tersebut. Dalam konsep produk perlu dipahami tentang wujud dari produk itu sendiri. Wujud produk adalah ciri-ciri atau sifat- sifat produk yang dilihat oleh konsumen dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Penekanan wujud fisik produk adalah termasuk fungsi dari produk tersebut disamping desain, warna, ukuran dan pengepakannya. Dari wujud produk fisik inilah konsumen atau pembeli dapat membedakan antara satu produk dengan produk yang lainnya.

(21)

keinginan manusia, baik yang dapat diraba atau nyata maupun tidak dapat diraba atau jasa atau layanan.

1. Tingkatan Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 268) terdapat tiga tingkatan produk yaitu: a. Produk Inti (Core Product)

Adalah produk sesungguhnya yang harus dibeli oleh konsumen karena memiliki manfaat yang sebenarnya.

b. Produk Berwujud/ Produk Aktual

Adalah produk yang ditawarkan secara nyata dan lengkap kepada konsumen yang terdiri dari pembungkus, nama merk, mutu, corak dan ciri khas dari produk yang ditawarkan.

c. Produk Tambahan (Produk yang Disempurnakan)

Adalah produk yang ditawarkan yang mencakupikeseluruhan manfaat yang diterima atau dinikmati oleh pembeli.

2. Klasifikasi Produk

(22)

a. Produk kebutuhan sehari-hari (Convinience Product)

Convinience product merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah, surat kabar, payung dan jas hujan.

b. Produk belanja (Shopping Product)

Shopping product adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture (mebel), pakaian.

c. Produk khusus (Specially Product)

Specially product adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik.

d. Produk yang tak dicari (Unsought Product)

(23)

Berdasarkan penjelasan diatas notebook merupakan Produk belanja (Shopping Product). Karena sebelum melakukan pembelian biasanya seorang konsumen melakukan perbandingan meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang.

E. Kelompok Referensi

Sebuah kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang-orang yang saling beriteraksi untuk mencapai tujuan yang sama, tujuan tersebut bisa merupakan tujuan individu atau tujuan bersama. Di dalam perspektif pemasaran, masing-masing kelompok dimana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi dari konsumen tersebut. Kelompok mempengaruhi proses pembelian. Pertama, kelompok mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua, anggota-anggota kelompok sering kali membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuah kelompok.

(24)

acuan adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi

Seorang individu dapat terlibat dalam berbagai jenis kelompok yang berbeda. Sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama. Bentuk-bentuk kelompok yang penting antara lain keluarga, teman dekat, mitra kerja, kelompok sosial formal (asosiasi professional), kelompok hobi (tim bowling), dan tetangga. Sebagian dari kelompok referensi.

Menurut Peter dan Olson (1999: 104) mendefinisikan kelompok referensi (reference group) yaitu melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta menyatakan perilaku seseorang. Sementara menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 68) mendefinisikan kelompok referensi adalah yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk kepribadian dan perilakunya.

(25)

Kelompok referensi dapat mempengaruhi respon afektif dan kognitif konsumen dan juga perilaku pembelian dan konsumsi mereka. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera dan hobi. Kelompok referensi orang mungkin berasal dari kelas subbudaya dan bahkan budaya yang sama atau lainnya.

Menurut Solomon dalam Ristiyanti (1999: 73) jenis-jenis kelompok referensi di bedakan menjadi 6 jenis yaitu:

1. Jenis-jenis kelompok referensi berdasarkan pada posisi dan fungsinya yaitu: a. Kelompok formal

Adalah kelompok yang anggotanya saling berinteraksi menurut struktur yang baku, kelompok ini ditandai dengan adanya pembagian kekuasaan dan wewenang dan tujuan kelompok yang sangat spesifik. Contohnya adalah gereja, mahasiswa, badan perusahaan dan organisasi pelayanan komunitas.

b. Kelompok informal

(26)

c. Kelompok aspirasi

Kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai atau prilaku dan orang lain yang dijadikan kelompok acuanya. Anggota kelompok aspirasi berusaha membuat asosiasi dengan orang lain yang dijadikan acuanya dengan cara bersikap dan berprilaku yang sama dengan orang tersebut. Anggota kelompok aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam kelompok referensinya. Atau antar anggota kelompok aspirasi tidak harus terikat dan saling berkomunikasi. Anak-anak muda senang meniru cara berpakaian para selebriti dan gaya amerika.

d. Kelompok dissosiasi

Seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari dari kelompok referensi. Contohnya para anggota partai keadilan selalu menunjukan ketertiban dalam berdemontrasi yang sangat berbeda dengan kelompok lainya.

e. Kelompok sekunder

Adalah kelompok sosial yang besar dan bersifat tidak pribadi, berdasarkan atas kesukaan dan kegiatan yang sama hubungan kerap kali berlangsung singkat dan berorientasi pada tujuan.contoh dari kelompok sekunder adalah asosiasi professional, serikat pekerja, dan organisasi komunitas.

f. Kelompok primer

(27)

mereka melakukan kegiatan bersama, menghabiskan waktu bersama, dan merasa bahwa mereka saling mengenal satu sama lain dengan baik. Contohnya keluarga. keluarga adalah kelompok terkecil yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen dan anggota keluarga memiliki pengaruh yang kuat dalam mengambil keputusan membeli.

2. Tiga bentuk pengaruh kelompok referensi:

Menurut Sumarwan, (2004: 253) Terdapat tiga dasar dimana kelompok acuan mempengaruhi pilihan konsumen, pengaruh Norma, pengaruh ekspresi nilai dan informasi.

(28)

b. Pengaruh Ekspresi nilai adalah mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai dan mempengaruhi konsep pribadi seseorang dengan menyamakan diri dengan kelompok referensi yang mencerminkan makna yang diinginkan konsumen mendapatkan sebagian makna tersebut untuk pengembangan pribadinya. Kelompok referensi juga dapat melaksanakan fungsi ini, dimana suatu kebutuhan akan hubungan psikologis dengan suatu kelompok tampak jelas dengan penerimaan norma, nilai, atau prilaku kelompok tersebut.

c. Pengaruh Informasi adalah mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya saranya karena Ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik, informasi merupakan fungsi penting untuk mengurangi rasa cemas, semakin banyak informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan akan menimbulkan kesadaran yang akhinya seseorang akan berprilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya.

Menurut Solomon dalam Ristiyanti (1999: 153) juga mengutarakan tujuh jenis kekuatan yang dimiliki kelompok referensi yang dapat memberikan pengaruh kepada konsumen yaitu:

(29)

membuang sampah pada tempat yang disediakan, walaupun kelompok pecinta lingkungan itu tidak dihadapanya.

b. Kekuatan acuan (referent power) bila seseorang mengagumi kualitas orang lain atau kelompok tertentu, dia akan mencoba untuk meniru kualitas itu dengan cara meniru prilaku orang atau kelompok yang bersangkutan, termasuk pilihan produk sampai dengan pilihan kegiatan waktu luang. Kekuatan acuan ini sangat penting bagi strategi pemasar karena konsumen sukarela mengubah prilakunya untuk menyenagkan atau mengidentifikasi dirinya dengan orang yang dikaguminya. Dalam hubungan ini pulalah sering digunakan orang-orang terkenal didalam iklan-iklan.

c. Kekuatan informatif (informative power) seseorang bisa mempunyai kekuatan atas orang lain karena dia memiliki informasi yang ingin diketahui orang lain. Kekuatan informatif dapat dimiliki dan dapat mempengaruhi pendapat konsumen karena sumber kekutan itu dianggap memiliki akses terhadap kebenaran. Pengalaman menggunakan produk bisa menghasilkan kekuatan normative, maka pemasar suku cadang Honda mempengaruhi konsumenya dengan menggunakan sosok montir sebagai juru bicara.

(30)

e. Kekuatan keahlian (expert power) konsumen mudah dipengaruhi oleh ahli yang dianggap bisa mengevaluasi produk dengan obyektif dan normative. Misalnya sekarang ini banyak dokter yang digunakan oleh perusahaan obat untuk mempengaruhi pasienya untuk menggunakan obat tertentu.

f. Kekuatan member ganjaran (reward power) konsumen terpengaruh oleh seseorang yang memberinya ganjaran positif yang bisa berbentuk suatu yang kasat mata, Seperti hadiah.

g. Kekuatan paksaan (coercive power) kekuatan ini merupakan satu bentuk pengaruh dengan intimidasi social dan fisik. Kekuatan paksaan tidak pernah digunakan dalam kiat-kiat pemasaran, karena hasilnya hanya sementara saja tidak bisa jangka waktu yang lama.

F. Pengambilan Keputusan

Berbagai macam keputusan harus dilakukan setiap harinya oleh setiap konsumen, namun terkadang konsumen tidak menyadari bahwa ia telah melakukan suatu pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda bergantung pada keputusan pembelian. Pengambilan keputusan dapat meliputi bagaimana memilih, membeli, menggunakan dan mengevauasi barang atau jasa.

Menurut Peter dan Olson (1999: 163).

(31)
[image:31.595.266.370.239.492.2]

Kegiatan pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental yang dialami seorang konsumen dalam melakukan pembelian. Kotler (1999: 224) menggambarkan adanya 5 lima tahapan dalam suatu proses pembelian (buying process), yaitu :

Gambar 3. Proses Pembelian

Sumber Kotler (1999: 224)

3. Pengenalan Kebutuhan (Problem/Need Recognition)

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan yang dirasakan konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses keputusan. Kebutuhan ini mungkin saja sudah dikenal dan dirasakan konsumen jauh-jauh sebelumnya, mungkin juga belum. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan kategori produk.

Pengenalan masalah

Evaluasi alternatif Pencarian informasi

Perilaku

pascapembelian

(32)

4. Pencarian Informasi (Information Search)

Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa, selanjutnya konsumen mencari infomasi baik yang disimpan dalam ingatan (informasi internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal). Konsumen menghadapi resiko dalam arti bahwa setidaknya seorang konsumen akan menyebabkan timbulnya dampak tertentu, yang tidak dapat diantisipasikan dengan kepastian penuh, beberapa dampak yang muncul kiranya tidak akan menyenangkan konsumen berupaya mengurangi ketidakpastian tersebut. Ada empat sumber keputusan konsumen yaitu :

a. Sumber pribadi : Keluarga, teman-teman, tetangga dan kenalan b. Sumber komersial : Periklanan, petugas penjualan, kemasan, dan

pemajangan

c. Sumber umum : Media massa dan organisasi konsumen d. Sumber

pengalaman

: Pernah menangani, memuji dan mempergunakan produk atau jasa.

Bila konsumen berusaha untuk menghimpun informasi lebih banyak, maka dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu perhatian yang kuat ditandai dengan konsumen yang lebih tanggap akan barang tertentu dan melakukan pencarian aktif sehingga konsumen akan berusaha mencari semua sumber informasi yang mungkin atas suatu produk. Sumber-sumber informasi pokok yang akan diperhatikan konsumen dan pengaruh relatif dari sikap informasi itu terhadap rangakaian keputusan pembeli.

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternative)

Setelah pencarian informasi konsumen akan menghadapi sejumlah merek yang dapat dipilih. Pemilihan ini melalui suatu proses evaluasi alternatif tertentu. Sejumlah konsep tertentu akan membantu memahami proses ini, yakni :

a. Konsumen akan mempertimbangkan berbagai sifat produk dan keunggulannya

b. Produsen yang memasukkan ciri yang menonjol dari suatu produk sebagai sesuatu yang paling penting. Produsen harus lebih mempertimbangkan kegunaan ciri-ciri tersebut dari pada penonjolannya. c. Konsumen biasanya membangun seperangkat kepercayaan terhadap

sebuah merek sesuai dengan ciri dan keunggulannya.

d. Fungsi kegunaan menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk masing-masing ciri.

(33)

4. Keputusan Pembelian (Puchase Decision)

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dua faktor yang dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian :

a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu : intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi keinginan konsumen untuk menuruti orang lain.

b. Situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.

Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000: 110)

Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus di ambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.

5. Perilaku Pasca Pembelian (Past Purchase Behavior)

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Bila konsumen merasa puas maka hal ini akan menjadi penguat bagi individu untuk mengadakan tanggapan berulang, yaitu membeli kembali merek produk tersebut pada kesempatan berikutnya.

Kelima tahapan di atas tidak selalu dilalui konsumen dalam melakukan pembelian, terutama jika pembelian itu bersifat emosional. Dalam penelitian ini, variabel yang terkait adalah sampai dengan keputusan pembelian akan mengarah pada kepuasan konsumen, sedangkan dalam hal ini hanya akan membahas pengaruh kelompok referensi dan keluarga terhadap keputusan pembelian suatu poduk.

G. Struktur Keputusan Membeli

(34)

1. Keputusan tentang jenis produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli produknya serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyengkut pula ukuran, mutu, suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimumkan daya tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merek

Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memilki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

4. Keputusan tentang penjualnya

Konsumen harus mengambil keputusan di mana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5. Keputusan tentang jumlah produk

(35)

satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli suatu produk. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.

7. Keputusan tentang cara pembayaran

Konsumen harus mengambil keputusan tenang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengatahui keingianan pembeli terhadap cara pembayaranya.

(36)

struktur keputusan membeli secara keseluruhan untuk membantu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembeliannya.

H. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang penulis gunakan sebagai acuan adalah Andy Murdiyatmoko, (2008). dalam penelitiannya berjudul “Faktor-faktor eksternal yang memepengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian handphone”. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa FE-UNS Surakarta. Dalam penelitian ini adalah untuk mancari pengaruh faktor-faktor eksternal (budaya, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga) secara parsial dan secara bersama-sama terhadap pengambilan keputusan pembelian handphone.

(37)

signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil analisis uji koefisien determinasi dapat disimpulkan bahwa 57,6% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen yang terdiri dari variabel budaya, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga. Sedangkan sisanya 42,4% dipengaruhi faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Sedangkan Iriana Rochmawati.K, (2008). dalam penenelitiannya berjudul “Pengaruh faktor eksternal dalam keputusan pembelian sepeda motor Honda

(38)

keputusan pembelian sepeda motor Honda pada Dealer Astra Motor Nonongan –Solo.

Perbedaan penenelitian yang dilakukan oleh penulis adalah objek penelitianya seorang mahasiswa dan sampel yang digunakan oleh peneliti berbeda dengan peneliti terdahulu. Sedangkan tipe penelitiannya asosiatif (hubungan) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi jika dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dalam penelitian ini, tujuannya adalah untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel independen Kelompok Referensi (Norma (X1), Ekspresi Nilai (X2), informasi (X3) ) dan variabel dependen keputusan membeli (Y).

I. Kerangka Pemikiran

(39)
[image:39.595.130.493.360.525.2]

Dimensi dari Kelompok referensi adalah kelompok resmi, tidak resmi,interaksi langsung dan tidak langsung, serta mengikuti gaya orang lain,dan tidak mengikuti gaya orang lain. Tindakan pembelian adalah tahap terakhir didalam model prilaku konsumen. Dengan bentuk yang fleksible, notebook sangat mudah dibawa kemana-mana sehingga dapat menimbulkan kesan tersendiri bagi konsumen yang berminat dan memutuskan untuk membeli. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi produsen notebook agar merancang produk notebook untuk lebih baik lagi.Untuk lebih jelasnya, uraian tersebut dapat digambarkan dalam bagan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 4. Kerangka Pemikiran

Keputusan Membeli (Y) KELOMPOK REFERENSI

Norma (X1)

Ekspresi Nilai (X2)

(40)

J. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ho: Norma tidak berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila

Ha: Norma berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila

2. Ho: Ekspresi Nilai tidak berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila

Ha: Ekspresi Nilai berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila

3. Ho: Informasi tidak berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila

Ha: Informasi berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila

4 Ho:Norma, Ekspresi nilai, dan informasi secara bersamaaan tidak berpengaruh terhadap keputusan membeli notebook pada Mahasiswa Unila

(41)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono, (1999: 10) Penelitian menurut tingkat penjelasan adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

Berdasarkan jenis penelitian di atas, maka tipe penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang

tertinggi jika dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif (Sugiyono 1999: 11). Dalam penelitian ini, tujuannya adalah untuk mengetahui

hubungan dua variabel yaitu variabel independen Kelompok Referensi (Norma (X1), Ekspresi Nilai (X2), informasi (X3) ) dan variabel dependen keputusan

(42)

B. Sumber Data

Pada penelitian ini data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Menurut Ronny (2007: 182), “data primer merupakan sumber data penelitian yang dikumpulkan peneliti secara langsung dari sumber utamanya”.

Sedangkan data sekunder menurut Ronny (2007: 178-179) merupakan “sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)”.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2007: 135) Kuesioner, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis responden untuk dijawabnya. Pengukuran kuesioner menggunakan skala likert.

Skala pengukuran yang akan digunakan pada penellitian ini yaitu skala likert. Menurut Kinnear (1988) dalam Hussein Umar (2002: 98), skala likert berhubungan terhadap sesuatu. Alternatif pertanyaannya, misalnya dari setuju sampai tidak setuju, senang sampai tidak senang, puas sampai tidak puas atau baik sampai tidak baik. Responden diminta mengisi pertanyaan dalam skala interval berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu, bisa 5, 7 dan seterusnya (hendaknya ganjil, agar dapat menampung kategori yang netral) atau memasukkan kategori “tidak tahu”.

(43)

kuesioner yang diberikan, skor 4 menunjukkan konsumen setuju dengan pernyataan tersebut. Kemudian skor 3 menunjukkan konsumen lebih memilih jawaban netral atau ragu-ragu terhadap pernyataan tersebut, sedangkan skor 2 menunjukkan konsumen menjawab tidak setuju, dan skor 1 menunjukkan konsumen sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Berdasarkan penskalaan nilai diatas maka dapat kita lihat terdapat tiga kategori jawaban diantaranya kategori jawaban positif, kategori jawaban netral dan kategori jawaban negatif. Selain itu konsumen diberi kesempatan untuk memilih jawaban spesifiknya diantara jawaban positif dan negatif, misalnya untuk jawaban positif yaitu sangat setuju dan setuju. Prosedur penyebaran kuesioner yaitu memberikan secara langsung kepada para responden kemudian peneliti terlibat langsung ke lokasi penelitian (Kampus Unila) untuk memberikan kuesioner kepada mahasiswa yang memiliki serta menggunakan notebook dan Penyebaran kuesioner dilakukan pada kampus Unila.

D. Objek dan Subjek Penelitian

(44)

E. Definisi Konseptual

Singarimbun dan Effendi (1995: 21) mengemukakan definisi konseptual

merupakan pemaknaan dari konsep yang digunakan sehingga memudahkan

peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan.

Definisi konseptual pada penelitian ini adalah :

Analisa hubungan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian merupakan suatu analisa yang melatar belakangi tindakan konsumen untuk mengambil keputusan dari penilaian konsumen terhadap kelompok referensi. Sedangkan pengambilan keputusan atau keputusan pembelian merupakan keputusan akhir konsumen untuk melakukan pembelian barang atau jasa.

Norma adalah Pengaruh kelompok referensi terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikut Alasan seseorang mengikuti noma dalam kelompok referensi adalah mendapat pengetahuan yang berharga, mendapat penghargaan atau menghindari hukuman, mendapat makna guna membangun memodifikasi dan memelihara konsep pripadinya.

Pengaruh Ekspresi nilai adalah mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai serta mempengaruhi konsep pribadi seseorang dengan menyamakan diri dengan kelompok referensi yang mencerminkan makna yang diinginkan konsumen mendapatkan sebagian makna tersebut untuk pengembangan pribadinya.

(45)

memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik. semakin banyak informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang.

Proses keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu di antaranya, yang melalui proses yang terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian.

F. Definisi Operasional

(46)
[image:46.595.116.511.114.650.2]

Tabel 1. Variabel Operasional

Variabel Sub variabel

Konsep variabel indikator Item Kelompok referensi (X) . Keputusan membeli (Y) Norma (X1) Ekspresi nilai (X2) Informasi (X3) Pengaruh kelompok referensi terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti. Menurut Ujang Sumarwan(2004:252)

Mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai. Menurut Ujang

Sumarwan(2004:253)

Mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat

dipercaya sarannya karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik. Menurut Ujang Sumarwan(2004:253)

Keputusan membeli adalah pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya (Kotler, 2008) -Mengikuti saran keluarga

- persetujuan orang tua

-termotivasi teman - performence --Sugesti teman

(47)

G. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009: 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang terdaftar di Universitas Lampung.

2. Sampel

a. Besar Sampel

Menurut Sugiyono (2009: 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jumlah sampel dalam penelitian ini tidak terbatas, oleh karena itu penentuan besarnya sampel menurut Roscoe 1975 dalam Ferdinand (2006: 191) yang menyatakan besarnya sampel dapat ditentukan sebanyak 25 kali variabel independen. Sehingga, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 75 sampel responden.

b. Teknik Sampling

(48)

1. Responden yang menggunakan dan sekaligus pemilik notebook yang ada di Universitas Lampung.

2. Responden yang masih terdaftar sebagai Mahasiswa Universitas Lampung.

H. Teknik Pengujian Instrumen

1.Pengujian Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat, karena suatu alat ukur yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya sebuah alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Validitas dapat diketahui dengan menggunakan rumus Product Moment Co-efficient of Correlation sebagai berikut:

r xy

=

  

 

2

2

 

2

2

.

Xi

Xi

n

Yi

Yi

n

Yi

Xi

Yi

Xi

n

Sumber : Supranto, 2000: 153 Keterangan :

r

xy = Koefisien Korelasi antara Xi dan Yi

Xi =  Skor dari masing-masing variabel (faktor yang mempengaruhi) Yi =  Skor dari seluruh variabel (skor total)

(49)

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Jika r hitung > r tabel, maka kuesioner valid

2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid

[image:49.595.120.491.392.608.2]

Peneliti menguji validitas instrumen dari 15 item pernyataan yang valid dengan menggunakan data yang terkumpul dari 75 responden yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dengan r tabel 0,227. Bila harga korelasi r tabel ≤ r hitung, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tidak valid. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan program SPSS 16.0 maka tingkat validitas yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Validitas 75 Responden

No Item Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan

1 0,635 0,227 Valid

2 0,671 0,227 Valid

3 0,668 0,227 Valid

4 0,613 0,227 Valid

5 0,434 0,227 Valid

6 0,633 0,227 Valid

7 0,521 0,227 Valid

8 0,452 0,227 Valid

9 0,394 0,227 Valid

10 0,737 0,227 Valid

11 0,754 0,227 Valid

12 0,814 0,227 Valid

13 0.673 0,227 Valid

14 0,549 0,227 Valid

15 0,794 0,227 Valid

Sumber: Data diolah 2010

(50)

item pernyataan valid, maka semua pernyataan dapat digunakan dalam penyebaran kuesioner selanjutnya untuk pengumpulan data.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan alat ukur (kuesioner). Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan berulang-ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Cara mengukurnya dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

Rumus Alpha Cronbach :

r

ii = k x 1-b2 k-1 t2 Keterangan :

r

ii = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

b2 =  Varians butir pertanyaan

t2 = Varians Total

Dengan rumus varians yaitu :

b

2

=

n

n

2

2

(51)
[image:51.595.110.506.193.275.2]

Selanjutnya indeks reliabilitas diinterpretasikan dengan menggunakan tabel interpretasi r untuk menyimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan cukup atau tidak reliabel. Nilai interpretasi reliabillitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Interpretasi Nilai r

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,800 – 1,00 Antara 0,600 – 0,800 Antara 0,400 – 0,600 Antara 0,200 – 0,400 Antara 0,000 – 0,200

Sangat Kuat Kuat Sedang Rendah Sangat Rendah Sugiyono (1999 : 183)

Perhitungan uji realibilitas digunakan rumus croncbach’s alpha dengan bantuan program komputer SPSS 16 dengan menggunakan tabel harga kritik r product moment pearson pada tingkat kepercayaan 95% dan n sebesar 75 diperoleh indeks reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Keterangan

X1 X2 X3 Y 0,678 0,635 0,629 0.752 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber: Data diolah 2010

[image:51.595.114.506.444.518.2]
(52)

I. Teknik Pengolahan Data

Menurut Nazir (2005: 346) teknik pengolahan data terdiri dari : 1. Editing

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengedit data:

1. Apakah data sudah lengkap dan sempurna?

2. Apakah data sudah cukup jelas tulisannya untuk dapat dibaca? 3. Apakah semua catatan dapat dipahami?

4. Apakah semua data sudah cukup konsisten? 5. Apakah data cukup uniform?

6. Apakah ada responsi yang tidak sesuai? 2. Coding (mengkodekan data)

Data yang dikumpulkan dapat berupa angka kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya ”ya” atau ”tidak”. Pemberian kode pada kepada jawaban sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban.

3. Tabulasi

Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain adalah memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam beberapa kategori.

J. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekometrik dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlukan.

a. Uji normalitas

(53)

normal. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan melihat Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual yang berguna untuk menguji apakah residual modal regresi memiliki distribusi normal ataukah tidak. Model yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dan garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Berdasarkan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual yang terlampir pada Lampiran 6, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model regresi penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas

b. Uji Autokorelasi

(54)

 Nilai DW terletak di antara dU dan 4-dU, maka autokorelasi sama dengan nol, dan dapat diartikan tidak ada autokorelasi. dU < d < 4-dU.

 Nilai DW terletak di bawah lower bound (dL), maka akan mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari nol dan memiliki autokorelasi positif.

 Nilai DW > (4-dL), maka koefisien korelasi kurang dari nol, sehingga memiliki autokorelasi negatif.

 Nilai DW terletak di antara batas atas (dU) dan batas bawah (dL) atau terletak antara (4-dU) dan (4-dL) sehingga hasilnya tak dapat disimpulkan.

[image:54.595.113.506.516.582.2]

Dari hasil perhitungan pada lampiran 6 pada model summary, diperoleh bahwa nilai d = 1,874 sedangkan nilai batas pada tabel Durbin Watson, dengan α=5%, n=75 dan k= 3 (jumlah variabel independen) diperoleh dL= 1,54 dan dU= 1,71 Karena nilai dW (1.874) terletak antara dU dan (4-dU), Nilai 4-du sebesar 2,29 diperoleh dari (4-1,71) maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.

Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std.Error of the estimate

Durbin-Watson

1 . 495C .245 . 213 1.76312 1.874

Sumber: Data Diolah, 2010

c Uji Heteroskedastisitas

(55)

Deteksi adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan grafik scatterplot untuk melihat pola tertentu pada grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang) maka telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Berdasarkan grafik scatterplot yang terlampir pada lampiran 6, pada grafik plot terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, dan tidak membentuk suatu pola tertentu seperti gelombang, melebar, kemudian menyempit. Hal ini berarti bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

d. Uji Multikolinearitas

(56)
[image:56.595.117.510.98.176.2]

Tabel 6. Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistic

Tolerance VIF

Norma 0,919 1,088

Ekspresi nilai 0,846 1,182

Informasi 0,885 1,130

Sumber: Data Diolah, 2010

Dari hasil di atas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) ketiga variabel, yaitu norma sebesar 1,088, ekspresi nilai sebesar 1,182 dan informasi sebesar 1,130 lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antarvariabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas.

2. Uji R2

Langkah awal yang ditemukan pada analisis regresi adalah koefisien korelasi yang menunjukkan korelasi/ hubungan antara variabel dependen dengan variabel independennya. Interpretasi dari nilai koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3 di atas. Uji R2 (koefisien determinasi) digunakan untuk menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen (Nurgiyantoro, 2000: 264). R2 dapat dirumuskan sebagai berikut:

R2= b1∑x1y + b2∑x2y ∑y2

3. Uji F

(57)

F =

2

2

1

1

R m

m N R

  

Keterangan :

2

R = koefisien korelasi ganda N = Jumlah sampel

m = jumlah prediktor (Sugiyono, 2007: 218)

Hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : Norma , Ekspresi nilai,dan Informasi secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan pada keputusan membeli konsumen.

Ha :Norma, Ekspresi nilai, dan Informasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada keputusan membeli konsumen.

Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan 5%, derajat bebas pembilang df1=(k-1) dan derajat bebas penyebut df2=(n-k), k merupakan banyaknya parameter (koefisien) model regresi linier dan n merupakan jumlah pengamatan. Dasar pengambilan keputusannya yaitu:

a) - Jika F hit < F tab maka H0 diterima dan Ha ditolak. - Jika F hit > F tab maka H0 ditolak dan Ha diterima. b) - Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

(58)

4. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independen. Hipotesis yang diajukan adalah:

- H0 : Koefisien regresi tidak signifikan. - Ha : Koefisien regresi signifikan.

Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan α/2 =0,025% dengan df=(n-k-1). Dasar pengambilan keputusannya yaitu:

Dasar pengambilan keputusannya yaitu:

a. Jika t hit < t tab maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jika t hit > t tab maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b. Jika probabilitas > 0,025 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas < 0,025 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

5. Analisis Regresi Linier Berganda

Selanjutnya untuk menganalisis apakah ada hubungan variabel, digunakan Analisis Regresi Linier Berganda melalui program SPSS 16.0. Model Analisis regresi menurut Sugiyono (2007:221) sebagai berikut:

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ et dimana :

a = Nilai Intercept (konstanta)

X1 = Norma

X2 = Ekspresi nilai

(59)

b1,b2,b3 = Koefisien regresi et = disturbance term

Y = Keputusan pembelian

(60)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum lokasi Penelitian

1. Sejarah Universitas Lampung

(61)

Rektor Nomor 08/KPTS/R/1979 dibentuk Fakultas Teknik Persiapan. Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Presiden Nomor 43/M/1987 fakultas ini ditetapkan sebagai Fakultas Non Gelar Teknologi (FNGT). Pada perkembangan selanjutnya, dengan SK Mendikbud Nomor 0132/O/1991, tanggal 6 April 1991 FNGT ini diubah menjadi Fakultas Teknik. Perkembangan selanjutnya, pada Tahun Akademik 1986/1987 dibuka persiapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), yang kemudian pada tanggal 11 November 1995, dikukuhkan menjadi salah satu fakultas di Unila berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 0333/O/1995. Pada Tahun Akademik 1988/1989 dibentuk Persiapan Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Alam (FMIPA), yang kemudian pada tanggal 15 November 1995, dikukuhkan sebagai fakultas berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 0334/O/1995. Pada tahun 2002, Program Studi Pendidikan Dokter yang bernaung di bawah Fakultas MIPA, telah memulai kegiatannya sesuai dengan Izin Penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter yang diterbitkan oleh Dirjen Dikti Depdiknas dengan nomor Nomor 3195/D/T/2002 tanggal 28 Oktober 2002.

(62)

Dirjen Dikti Nomor 452/Dikti/Kep/1999 tanggal 23 Nopember 1999. Program magister ketiga yaitu Program Studi Magister Manajemen berdiri berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 87/Dikti/Kep/2000 tanggal 14 April 2000. Program Magister Agronomi yang merupakan PS magister keempat yang berdiri berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 251/Dikti/Kep/2000 tanggal 4 Agustus 2000. Program magister kelima yaitu Magister Teknologi Pendidikan yang berdiri berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 82/Dikti/Kep/2001 tanggal 3 April 2001. Program magister keenam yaitu Program Magister Ekonomi Pertanian/Agribisnis berdiri berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 3004/D/T/2004 tanggal 4 Agustus 2004. Pada tahun akademik 2007/2008 telah dibuka juga dua buah program studi pascasarjana yaitu PS Magister Teknik Sipil dan PS Magister Ilmu Pemerintahan, berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor 4925/D/T/2006 tanggal 26 Desember 2006.

2. Kondisi Umum

(63)

Unila memiliki dua lembaga yaitu Lembaga Penelitian yang mengkoordinasi empat pusat penelitian yang meliputi pusat penelitian lingkungan, pusat penelitian pengembangan wilayah lahan kering, pusat penelitian budaya Lampung, dan pusat penelitian pesisir, dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat yang mengoordinasi dua pusat pengabdian kepada masyarakat yaitu pusat pengembangan wilayah dan pemberdayaaan masyarakat serta pusat pengembangan kewirausahaan dan bisnis. Di bidang administrasi, Unila mempunyai dua biro yaitu Biro Administrasi Akademik Kemahasiwaan, Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAKPSI) dan Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK).

Dalam melaksanakan tugasnya Rektor dibantu oleh empat Pembantu Rektor masing-masing untuk bidang akademik, bidang administrasi umum dan keuangan, bidang kemahasiwaan, dan bidang kerjasama perencanaan/ pengembangan, dan sistem informasi/komunikasi. Di tingkat fakultas, yang dipimpin oleh Dekan, dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dibantu oleh tiga pembantu

Gambar

Gambar 3. Proses Pembelian
Gambar 4. Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Variabel Operasional
Tabel 2. Hasil Uji Validitas 75 Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Merek telepon selular akan memudahkan konsumen mengenali produk yang satu dengan yang lain produsen menentukan merek produsinya sebagai alat yang menjadikan

Kesadaran merek (brand awareness) adalah ketika sebuah merek dari suatu produk mampu dikenal dan diingat oleh konsumen (A. Aaker, 2018).Jika seseorang konsumen

Pengambilan keputusan membeli pada konsumen sangat dipengaruhi oleh merek yang terkenal dan terpercaya karena kualitas produk yang dipasarkan. Bagi setiap konsumen yang

Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk dan

mendorong konsumen untuk memilih produk tersebut sebagai keputusan pembeliannya karena Ekuitas Merek mempunyai pengaruh yang positif terhadap Psikologis Konsumen

“Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Asosiasi Merek, dan Kelompok Referensi terhadap Keputusan Pembelian (Studi kasus pada Konsumen Sepeda Motor Scoopy di Semarang)..

Penelitian yang dilakukan pada Konsumen membeli produk handphone merek vivo di kalangan mahasiswa S1 Universitas Tadulako, pada indikator persepsi terhadap merek

Penelitian yang dilakukan pada Konsumen membeli produk handphone merek vivo di kalangan mahasiswa S1 Universitas Tadulako, pada indikator persepsi terhadap merek