LAPORAN
PRAKTEK PENGENALAN LAPANGAN II (PPL II) DI GEREJA KOREA CANAAN INDONESIA
di CIKARANG
Disusun Oleh
Nama : CLARA CHRISTINA
Nim : 13.17.15
Semester: VII (tujuh)
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI
GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena kemurahan dan perkenanan-Nya lah penulis dapat menjalani masa praktek pengenalan lapangan yang kedua dan mengakhirinya pada waktu yang telah ditetapkan, sampai dengan mampu memberikan laporan ini.
Praktek pengenalan lapangan (PPL) merupakan upaya memperkaya keterampilan dan karya sebagai bagian dari teologi yang kontekstual dalam rangka menjawab kebutuhan jemaat secara holistik.1
Praktek pengenalan lapangan (PPL) adalah bagian dari kurikulum belajar yang ada pada Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (STT GKE) dengan bobot setiap kali PPL yaitu 3 sks. PPL umumnya dilaksanakan diantara semester IV dan V atau biasa disebut dengan PPL 1 dan diantara semester VI dan VII atau biasa disebut dengan PPL 2. PPL menjadi suatu kegiatan yang sangat baik bagi para mahasiswa teologi, dimana melalui PPL setiap mahasiswa yang mengikutinya mendapatkan suatu pengalaman yang tidak didapatkan dibangku perkuliahan dalam kampus. Mahasiswa akan mengalami bahkan terlibat aktif terhadap segala keadaan dan kegiatan di lapangan / di jemaat tempat pelayanan. Masa PPL 1 telah penulis lewati dengan baik pada bulan juni-juli 2015 dan kala itu penulis bertugas pada GKE Resort Muara Teweh. Berikutnya penulis wajib menjalani masa PPL 2 pada bulan juni-juli 2016, kali ini penulis berkesempatan untuk melaksanakan tugas sebagai mahasiswa praktek dari STT GKE di Gereja Korea Canaan-Indonesia (Canaan Korean Church-Indonesia). Gereja Korea Canaan-Indonesia merupakan mitra GKE yang secara langsung juga merupakan mitra dari STT GKE, seperti kita ketahui hubungan yang baik selama ini telah terjalin diantara Gereja Korea Canaan-Indonesia dan STT GKE. Hubungan itu terwujud melalui adanya beasiswa yang diberikan oleh jemaat dari Gereja Korea Canaan-Indonesia kepada beberapa orang mahasiswa STT GKE yang dianggap layak menerimanya.
Penulis menyadari bahwa kehadiran penulis adalah gambaran bagi seluruh mahasiswa STT GKE ataupun STT GKE itu sendiri secara kelembagaan dimata para jemaat Gereja Korea Canaan-Indonesia dan hal ini juga adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga, dimana penulis dapat melihat dan mengalami langsung berbagai aktivitas digereja ini. Oleh karena itu,
penulis berupaya dengan sebaik-baiknya dapat melaksanakan masa tugas PPL 2 ini. Segala pengalaman dan pembelajaran yang penulis dapatkan melalui masa PPL 2 di Gereja Korea Canaan-Indonesia ini sungguh tak ternilai harganya. Dalam setiap proses yang telah penulis jalani dan untuk sebuah pengalaman serta pembelajaran yang sangat berharga ini ucapan terimakasih penulis berikan kepada Senior Pastor, para pekerja gereja serta seluruh jemaat Gereja Korea Canaan-Indonesia yang telah menerima penulis untuk melaksanakan tugas PPL 2 digereja tersebut.
Laporan ini penulis berikan sebagai bentuk pertanggungjawaban akhir penulis akan tugas PPL 2 yang telah terlaksana. Laporan ini berisi gambaran keberadaan, situasi dan kondisi dari Gereja Korea Canaan-Indonesia, segala aktivitas yang penulis laksanakan selamat kurang lebih dua bulan disana dan upaya analisis SWOT terhadap jemaat yang menjadi tempat bertugas.
Akhir kata, melalui laporan ini penulis berharap dapat membagikan setiap pengalaman dan pembelajaran yang berharga kepada setiap pembaca serta dapat memberikan sedikit gambaran kepada kita untuk lebih mengenali gereja yang menjadi mitra STT GKE ini demi kebaikkan kita bersama. Meskipun demikian, segala masukkan dan saran demi perbaikkan isi dari laporan ini sungguh penulis harapkan sehingga dapat menjadi semakin bermanfaat untuk setiap pihak.
Cikarang, 02 Agustus 2016
I. GAMBARAN UMUM WILAYAH KEDUDUKAN GEREJA KOREA CANAAN-INDONESIA
Gereja Korea Canaan berdomisili di Jln. MH. Thamrin Ruko Roxy Blok D-1, Lippo Cikarang. Lippo Cikarang merupakan suatu kota mandiri yang berada di Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat-Indonesia. Penulis akan terlebih dahulu memberikan pemaparan mengenai Kecamatan Cikarang Selatan, setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan khusus mengenai kawasan Lippo Cikarang.
A. Kecamatan Cikarang Selatan 1. Letak dan Kondisi Geografis
Secara administratif, Kecamatan Cikarang Selatan2 berada di Kabupaten Bekasi,
dengan batas-batas wilayah, sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Cikarang Utara. b. Sebelah Barat dengan kecamatan Cikarang Barat.
c. Sebelah Timur kecamatan Cikarang Pusat. d. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Serang Baru.
Kecamatan Cikarang Selatan yang memiliki luas sebesar 4.906 Ha kemudian terbagi menjadi 7 desa, yang terdiri dari:
a. Desa Sukasejati, b. Ciantra
c. Sukadami d. Serang e. Sukaresmi, f. Cibatu g. Pasirsari
Penduduk lokal dan pendatang dari berbagai tempat tersebar di ketujuh desa tersebut dengan komposisi yang tidak merata. Secara administratif atau dalam proses kepengurusan surat-menyurat Lippo Cikarang berada pada desa Cibatu.
Ditinjau dari topografinya, Kecamatan Cikarang Selatan berada pada ketinggian ± 28 meter dari permukaan laut, yang berarti menggolongkannya termasuk pada daerah dataran rendah. Kecamatan Cikarang Selatan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan suhu udara antara 28ºC –32ºC. Curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari-Februari.3
2. Kondisi Sosial Kemasyarakatan
Berdasarkan catatan badan pusat statistik (BPS) Kabupaten Bekasi dalam data tahun 2014, penduduk Cikarang Selatan berjumlah 86.092 jiwa dengan komposisi berdasarkan jenis kelamin, laki-laki 43.755 jiwa dan perempuan 42.337 jiwa.4
a. Kondisi Sosial Budaya
Kondisi masyarakat lokal hidup dalam kebudayaan asli yakni kebudayaan Sunda. Kebudayaan Sunda sangat terasa, misalnya saja ketika berada pada pusat-pusat perbelanjaan (pasar tradisional maupun pasar modern) para pedagang akan menyapa pembelinya dengan panggilan-panggilan dalam bahasa Sunda yakni “teh” yang merupakan singkatan dari kata “teteh” digunakan sebagai panggilan terhadap pembeli perempuan dan “kang” singkatan dari “akang” digunakan sebagai panggilan untuk pembeli laki-laki. “teh” dan “kang” sebenarnya berarti panggilan yang diberikan terhadap perempuan/laki-laki yang usianya lebih tua dari si pengguna kata tetapi dalam komunikasi pasar sudah lajim digunakan oleh pedagang kepada para pembelinya.
Kondisi sosial budaya pada Kecamatan Cikarang Selatan juga cukup dilestarikan tidak hanya melalui penggunaan bahasa, hal ini juga ditandai dengan adanya beberapa sanggar dan group musik daerah
b. Kondisi Sosial-Agama
Masyarakat yang tinggal dan menetap di kawasan Cikarang Selatan merupakan masyarakat majemuk mengingat di kawasan ini terdapat banyak perusahaan yang secara langsung juga menyebabkan banyaknya pekerja datang dari luar daerah (dalam maupun luar negeri). 3 Laporan Kerja Tahunan Pemerintah Kecamatan Cikarang Selatan Tahun 2014, hal 13
Dalam kondisi seperti telah dipaparkan diatas sepertinya kawasan Cikarang Selatan cukup terbuka dengan adanya pendatang dan seharusnya juga dengan adanya perbedaan, misalnya saja pada perbedaan etnis dan budaya. Namun, tidak begitu halnya dengan keagamaan. Masyarakat yang mayoritas menganut agama Islam dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya memang terlihat bersahabat saja dengan masyarakat yang beragama non-Islam tetapi ada beberapa kejadian yang dijumpai sebagai bentuk fanatisme warga ‘religius setempat’ yakni maraknya kelompok yang radikal seperti ormas Front Pembela Islam (FPI). Ormas ini cukup besar di Cikarang Selatan, pusat pergerakan mereka di Kabupaten Bekasi juga berkantor di Desa Ciantra Kecamatan Cikarang Selatan. Ormas ini sangat sering melakukan sweeping maupun demonstrasi di jalan-jalan.
c. Kondisi Perekonomian Masyarakat5
Sumber penghasilan utama penduduk ialah pada sektor jasa dan industri. Namun, pada beberapa desa, ada juga yang mengedepankan pertanian sebagai sumber penghasilan, seperti di Desa Sukaresmi, kendatipun itu sangat sedikit. Kecamatan Cikarang Selatan memiliki 233 industri kecil yang sebagian besar merupakan jasa dan industri rumah tangga yang tersebar di seluruh desa pada Kecamatan Cikarang Selatan. Kerajinan dari kayu, seperti pembuatan perabotan rumah tangga (lemari, kursi, meja, dan sebagainya) merupakan bentuk industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang cukup berkembang di Kecamatan Cikarang Selatan. Selain itu, kerajinan dari logam, kerajinan dari kain, dan industri makanan. Sedangkan jasa meliputi perbengkelan. Berkembangnya industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Kecamatan Cikarang Selatan ditopang oleh Kawasan Industri, maupun keberadaan industri properti yang juga sangat banyak terdapat di Kecamatan Cikarang.
sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang merupakan bangkitan dari kegiatan industri juga turut memberi kontribusi sebesar 7% bagi PDRB. Namun, sektor lainnya menunjukkan kontribusi yang sangat kecil, bahkan pertanian memberi kontribusi kurang dari 2% bagi perekonomian daerah. Laju pertumbuhan PDRB dari sektor industri cukup stabil dari tahun ke tahun, yaitu sekitar 6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Cikarang Selatan digerakkan oleh sektor industri pengolahan dan properti.
3. Infrastruktur, Sarana dan Prasarana
Adapun keberadaan infrastruktur yang berupa fasilitas-fasilitas umum yang terdapat di Kecamatan Cikarang Selatan adalah sebagai berikut:
Taman Kanak-kanak 36
Sekolah Dasar 29 = 12 Swasta & 17 Negeri
SLTP/Sedereajat 14 = 8 Swasta & 6 Negeri, Tsanawiyah 4=22. SMU/SMK/MA/ = 14 termasuk negeri dan swasta
Akademi 4
Perguruan Tinggi 2 Masjid 84
Langgar/ Mushola 44/79 Gereja-6 0
Balai Hindu Kaharingan 2 Bandar Udara 1
Pelabuhan 3
Terminal Taksi/Bus 2 Rumah Sakit 3 Puskesmas 3
Puskesmas
Posyandu 23 Tempat Bersalin 10
Fasilitas-fasilitas lain seperti: Lapangan Olahraga, Gedung Kantor/Pemerintahan juga terdapat di Kecamatan Cikarang Selatan. Keadaan bidang infrastruktur lainnya, yang juga sebagai penunjang kehidupan masyarakat seperti listrik dan aliran air bersih juga dirasakan hampir merata oleh penduduk kecamatan. Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik bagi rumah tangga di Kecamatan Cikarang Selatan disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sudah menjangkau hampir seluruh rumah tangga. Pada tahun 2008, jumlah pelanggan listrik mencapai 20.728 yang penggunaannya merata di seluruh desa. Dalam hal penyediaan air bersih, sebagian besar kebutuhan rumah tangga sudah dapat disuplai oleh PDAM yang berproduksi sebesar 113.271 m3 dan mendistribusikan air sebesar 107.674 m3. Sampai dengan tahun 2014 tercatat terdapat 14.772 pelanggan PDAM yang didominasi oleh pelanggan rumah tangga.
Hal berbeda terjadi pada Kawasan Industri dimana kebutuhan listriknya dipasok seluruhnya oleh Perusahaan Listrik Swasta yaitu PT. Cikarang Listrikindo, begitupula dengan kebutuhan air yang juga disuplai oleh pihak swasta.7
Pada infrastruktur jalan juga dicatat dalam laporan Pemerintah Kecamatan. Pada umumnya, ketersediaan prasarana jalan sudah cukup baik, terutama dalam menghubungkan pusat-pusat kegiatan. Berdasarkan adminitratif jalannya, maka dari panjang jalan 178,0 km, terdapat jalan desa sepanjang 121,5 km dan sisanya merupakan jalan kabupaten dan jalan negara/provinsi. Ditinjau dari kondisi permukaan jalan pada 2014, 78% jalan di Kecamatan Cikarang Selatan sudah dilakukan perkerasan beton, sedangkan sisanya masih merupakan jalan berbutir terutama pada jalan di Desa Sukasejati.
Banyaknya kendaraan berat yang melewati jalan-jalan di Kecamatan Cikarang Selatan mengakibatkan kualitas jalannya terus menurun, sehingga diperlukan peningkatan pengelolaan dan perbaikan secara berkelanjutan. Kondisi ketersediaan prasarana jalan tersebut dapat dinilai masih kurang baik, terutama bagi kecamatan yang sebagian besar daerahnya merupakan pusat kegiatan ekonomi. Kondisi lalu lintas di Kecamatan Cikarang Selatan cukup ramai terutama pada daerah-daerah yang memiliki aktivitas ekonomi tinggi seperti pada daerah Kawasan Industri Jababeka, Kawasan Industri Hyundai, EJIP, MM21 dan sekitarnya.
Demikianlah gambaran tentang Kecamatan Cikarang Selatan secara umum, selanjutnya penulis akan memaparkan tentang Lippo Cikarang, sebagai tenpat kedudukan bangunan Gereja Korea Canaan dan sekaligus sebagai tempat tinggal bagi sebagian besar jemaatnya.
B. Kawasan Lippo Cikarang8
Lippo Cikarang merupakan kawasan hunian yang merupakan sebuah proyek kota mandiri. Komplek Lippo Cikarang merupakan kawasan yang cukup strategis sebagai hunian mengingat disekelilingnya diapit oleh kawasan industri.9
Dimulai pada tahun 1990, oleh para pengembang dengan industri sebagai basis ekonomi yang solid, PT Lippo Cikarang Tbk (Lippo Cikarang) telah memperoleh dukungan dari mereka yang bekerja, tinggal dan berekreasi di kawasan residensial, komersial dan industrinya yang merupakan sebuah kawasan terintegrasi.
Fasilitas dan infrastruktur yang diklaim sebagai yang terbaik oleh pihak perusahaan tersedia untuk menunjang kegiatan usaha dan keluarga, yang membuat Komplek Lippo Cikarang tumbuh dan berkembang dan menjadi magnet atau daya tarik bagi para Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Indonesia untuk tinggal di dalam kawasan ini. Itulah sebabnya maka kemudian dalam kawasan Lippo Cikarang terdapat banyak sekali orang asing yang tinggal. Utamanya adalah Warga Negara Asing asal Korea Selatan, China, Jepang dan negara-negara yang terafiliasi dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia khususnya wilayah Jawa Barat.
Fasilitas-fasilitas yang ada di Kawasan Lippo Cikarang mencakup sekolah (TK, SD, SMP, Perguruan Tinggi), transportasi, mall, rumah sakit, hotel bintang lima, pasar modern dan taman rekreasi keluarga seperti Water Boom, Hom Pim Pa dan sarana olah raga seperti Elysium Sport Center dan Olympic Sports Club. Fasilitas ini meningkatkan nilai dan citra Lippo Cikarang sebagai sebuah kota hunian yang cukup menarik bagi para tenaga kerja asing yang bekerja di kawasan industri wilayah Jakarta Bagian Timur terutama wilayah Cikarang-Bekasi.
8 Lippo Cikarang merupakan proyek kota mandiri yang dibangun oleh PT Lippo Karawaci Tbk di bagian timur Jakarta tepatnya di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dengan mengandalkan tujuh kawasan industri di sekelilingnya dan berbagai macam fasilitas perkotaan seperti perkantoran, hotel, hiburan, rekreasi, perbelanjaan dan olahraga maka kawasan ini layak disebut sebagai kota mandiri. Berdasarkan data yang penulis himpun dari sejarah pendirian Lippo Cikarang dalam laporan Pemerintah Desa Cibatu. (Laporan Bulanan Pemerintah Desa Cibatu: Bahan tidak dipublikasikan, 2012), 7.
II. GEREJA KOREA CANAAN-INDONESIA
Pada bagian ini penulis akan memaparkan secara spesifik mengenai Gereja Korea Canaan-Indonesia mulai dari sejarah berdirinya sampai dengan segala konsep penatalayanan yang diterapkan. Segala informasi yang penulis muat dalam bagian ini bersumber dari hasil pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan dengan pendeta, vikaris dan jemaat gereja.
1. Sejarah Singkat10
Gereja Korea Canaan Cikarang mulai berdiri tahun 1999, pertama kali dibawa/didirikan oleh Pdt. Kim Hyung Suk.11 Gereja ini didirikan atas dasar
keinginan untuk mengakomodir para pekerja asal Korea Selatan yang berada di Indonesia secara khusus di Lippo Cikarang. Pada awalnya, gereja ini melaksanakan kegiatan peribadatan maupun operasional pelayanannnya di Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang,12 dengan menyewa salah satu ballroom di
hotel ini.
Kegiatan peribadatan gereja Canaan di Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang berlangsung cukup lama, yakni sekitar 4 (empat) tahun kemudian pindah ke Ruko Roxy D-1 Lippo Cikarang.13 Pada awalnya, yakni pada tahun 2002
keberadaan di Ruko Roxy D 1 ini juga masih dengan status menyewa. Pada saat itu (Tahun 2002) Ruko ini berdiri dengan 2 lantai. Lantai 1 dijadikan sekretariat dan lantai 2 sebagai ruang kebaktian. Beberapa waktu kemudian, Gereja Canaan tidak lagi dengan status menyewa namun membeli Ruko Roxy D 1 kemudian membeli lagi Ruko Roxy D 1 dan D 2 sebagai tempat kegiatan pelayanan. Baik untuk sekretariat maupun untuk pelayanan kebaktian dan 10 Informasi menegai sejarah gereja Korea Canaan Cikarang ini penulis himpun dari Wawancara dengan:
Ibu Kim Suja dan Ibu Kim Eja, yang merupakan Majelis Jemaat Gereja Korea Canaan serta dari Vik. Hendri (Vikaris GKE) yang telah bertugas selama ± 1,5 tahun di gereja Korea Canaan Cikarang.
11Pdt. Kim Hyung Suk merupakan pendeta pertama yang mendirikan gereja Korea Canaan Cikarang. Pdt. Kim dikirim langsung oleh badan misi (Comitte Mission) Presbyterian Church of Korea dari Korea Selatan.
12Hotel ini beralamat di Jl. Moh Thamrin Kav. 103, Lippo Cikarang, Jawa Barat.
diakonia kegiatan lainnya. Setelah memiliki gedung sendiri, gereja Korea Canaan ini terus mengalami perkembangan. Jemaatnya semakin hari semakin bertambah jumlahnya. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya orang-orang Korea yang tinggal di Lippo Cikarang. Gereja ini juga merupakan gereja Korea yang pertama ada di Lippo Cikarang, oleh karena itu kegiatannya cukup padat dan perkembangannya pun sangat pesat.
Gereja Korea Canaan kemudian mengalami transisi kepemimpinan pada Tahun 2007. Pendeta sebelumnya, yakni Pdt. Kim Hyung Suk, kembali pulang ke Korea Selatan. Kemudian digantikan oleh Pdt. Lee Byeng Woo. Pendeta Lee Byeng Woo masuk ke Indonesia pada tahun 2007 tepatnya tanggal 1 Juli. Sejak itu beliau menjadi Pendeta yang melayani di Gereja Korea Canaan Cikarang hingga bulan desember 2015, itu berarti Pdt. Lee Byeng Woo telah melayani di Gereja Korea Canaan Cikarang selama kurang-lebih 8 tahun. Pada masa pelayanan Pdt. Lee Byeng Woo inilah Gereja Korea Canaan di Cikarang membeli Ruko Roxy D-3 sebagai upaya perluasan tempat kebaktian dan ruang berkumpul, serta ruang bagi sekolah hari minggu untuk anak-anak.
Pada Desember 2015 Pdt. Lee Byeng Woo memutuskan untuk pindah tugas ke Gereja Korea di Kosta Rika, Pdt. Lee Byeng Woo digantikan oleh Pdt. Park Hye Sung yang melayani di gereja Canaan di Cikarang hingga saat ini. Itulah sejarah singkat mengenai keberadaan dan kepemimpinan Gereja Korea Canaan di Cikarang.
2. Sistem Organisasi
Sistem pemerintahan/kepelayanan gereja di Canaan Korean Church/Gereja Korea Canaan adalah sistem Presbyterian.14 Dalam pemerintahan gereja
sistem presbiterian ini, setiap gereja lokal adalah independen satu dengan dan dari yang lain, tetapi mereka diikat oleh suatu “ketentuan normatif (peraturan gereja/tata gereja) yang sama dan pengakuan iman yang sama.”
Sistem ini dipakai karena Gereja Korea Canaan Cikarang merupakan bentukan (didirikan) oleh seorang pendeta yang merupakan misionaris utusan the Presbyterian Church of Korea (PCK) yang berpusat di Seoul Korea Selatan. Gereja Korea Canaan mengatur rumah tangganya sendiri secara otonom, namun tetap terikat secara kultur dengan gereja Sinode Gereja Presbyterian yang ada di Korea.
3. Data Statistik
Bangunan dan Aset
1 Bangunan & Nama Gereja 1 Nama Gereja : Canaan Church Indonesia (가나안 교희 =Canaan Gyuhwe)
2 Aset-aset berupa Barang Inventaris Gereja
-- 1. Ruko 3 pintu dan 3 lantai dengan luas 425M² yang digunakan sebagai Gedung gereja dan sekretariat gereja Canaan.
2. Tanah matang siap
bangun seluas 312,00M2
yang terletak di Jln. Danau
Kerinci No.010,
Kecamatan Cikarang Selatang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, dengan No. Sertifikat
Hak Milik:
Innova tersebut berupa komputer, labtop, peralatan dapur, peralatan kebaktian seperti sound system, piano, Alkitab, dll.
Anggota Jemaat dan Majelis Jemaat
1 Anggota Jemaat 191 Jiwa Terdiri Dari :
Laki-laki Dewasa : (sudah
3 Pendeta/Vikaris 3 1. Pendeta Senior (Senior
Pastor) 1 orang 2. Pendeta Pendamping 3. Vikaris
4 Guru SHA 9 Guru SHA adalah warga jemaat
yang terdiri dari ibu-ibu yang telah dilatih
6 BPH Majelis Jemaat 3 Orang
4. Penatalayanan17
a. Nama-Nama dan Jumlah Pekerja/Pelayan Gereja (Pendeta dan Vikaris)
Adapun pekerja/pelayan full time di Gereja Korea Canaan berjumlah 3 (tiga) orang, yaitu: a. Pendeta 담 임 목사 / Dam Im Moksanim= (Senior Pastor) Pdt. Park Hye
Sung
b. 부 목사/ Bu Moksanim = (Pdm.) 잔남 욱 (Pdt. Jun Nam Wook)
c. Vikaris: 핸드리전도 사/ Jon Do Sa = (Vikaris) / (Vik. Hendri, S.Th) b. Jumlah dan Nama-nama Majelis Jemaat
Adapun Majelis Jemaat yang membantu berjumlah 13 (tiga belas) orang, sebagai berikut: 1. Mr. KWON SUN GAK
Ruangan untuk kebaktian hari minggu, terdapat dilantai dua ruko. Suasana pada kebaktian hari minggu tidak jauh berbeda dengan suasana ibadah gereja-gereja arus utama. Setiap jemaat memasuki ruang ibadah dengan disambut oleh para majelis jemaat dan akan langsung menuju
15 Majelis Jemaat yang berjenis kelamin laki-laki, bertugas membantu Pendeta dalam hal pelayanan Ibadah Minggu dan juga menentukan kebijakan gereja.
16Majelis Jemaat berjenis kelamin perempuan, mereka bertugas membantu dalam hal kepengurusan keuangan dan pelayanan diakonia gereja.
kotak persembahan, memasukkan amplop persembahannya, lalu menduduki kursi-kursi pada ruang ibadah.
Kebaktian hari minggu sebagian besar dipimpin langsung oleh senior pastor, biasanya akan ada satu orang Majelis Jemaat laki-laki mendampingi yang bertugas untuk berdoa (semacam doa syafaat) dan seorang lainnya yang bertugas untuk mengantarkan persembahan jemaat dari kotak persembahan (yang berada dibaris belakang kursi jemaat) kepada senior pastor untuk didoakan.
Kebaktian dimulai pukul 10.00 wib dan berakhir pukul 11.00 wib, pada ruangan kebaktian tidak ada anak-anak usia 10 tahun kebawah karena anak-anak berada di lantai satu pada ruang perpustakaan atau ruang sekolah minggu. Biasanya mereka akan bermain disana dengan ditemani anak remaja untuk mengawasi, selama penulis melaksanakan tugas PPL 2 penulis beberapa kali tidak mengikuti kebaktian karena diminta untuk mengawasi anak-anak selama kebaktian berlangsung. Kepada jemaat yang memiliki bayi akan mengikuti ibadah disebuah ruangan tersendiri yang berada tepat disamping ruang ibadah dengan menggunakan lcd tv yang dapat menampilkan suasana ibadah didalam ruangan ibadah. Ketika ibadah selesai, akan diadakan makan bersama untuk semua jemaat. Hal ini dilaksanakan pada setiap minggunya.
2. Kebaktian Hari Rabu /수요예배 /삼일예배 (Su Yo Yebe)
Kebaktian hari rabu tidak jauh berbeda dengan kebaktian hari minggu namun lebih singkat. Kebaktian dilaksanakan setiap hari rabu, pukul 09.00 – 10.00 wib. Kebaktian ini biasanya akan lebih banyak dihadiri oleh ibu-ibu dikarenakan para bapak-bapak berada pada waktu kerja saat itu, sedangkan ibu-ibu tidak bekerja.
3. Kebaktian Hari Sabtu (Pemuda dan Remaja) /학 생 부 예 배 (Hak Seng Boo Yebe)
hal ini diakibatkan oleh sebagian besar anak-anak Korea yang sekolah di Indonesia akan kembali ke Korea ketika memasuki universitas.
4. Kebaktian Pagi-pagi /새벽예배(Sebyok Yebe)
Kebaktian ini akan dimulai pada pukul 05.20 wib namun biasanya jemaat akan mulai berdatangan pada pukul 05.00 wib untuk melakukan doa pribadi. Dalam doa bersama, senior pastor atau pendeta akan mengarahkan jemaat berdoa untuk kesatuan negara Korea Selatan dan Korea Utara, para pekerja gereja, orang sakit, anak sekolah, dll. Dalam kebaktian ini juga ada khotbah singkat yang disampaikan senior pastor/pendeta.
5. Sekolah Hari Minggu (SHM kelas kecil) 1-7 Tahun /유치부예배 (Yu Ji Boo Yebe)
Dilaksanakan disebuah ruangan khusus dilantai satu ruko, kebaktian ini dilaksanakan setiap hari minggu pukul 08.30 – 09.30 wib. Dilayani oleh empat orang ibu-ibu yaitu majelis jemaat dan jemaat, juga dibantu oleh beberapa orang remaja. Meskipun anak-anak jemaat pada tingkatan ini tak banyak yaitu hanya berkisar pada 5-10 orang saja tetapi SHM selalu disiapkan dengan maksimal.
6. Sekolah Hari Minggu (SHM kelas besar) 8-13 Tahun /아동부예배 (An Kong Boo Yebe)
mengkoordinasikan segala persiapan sebelum memulai ibadah. Pada hari sabtu malam setelah ibadah pemuda dan remaja, biasanya juga dilaksanakan latihan musik untuk ibadah SHM ini.
7. Kebaktian Hari Jumat / Gereja Rumah (kom. Sel) /구 역 예 배 (Khuyok Yebe)
Terdapat 5 (lima) kelompok untuk kebaktian ini yaitu kelompok Bandung, Kelompok Meadow Green, kelompok Singoraja, dan kelompok Dago. Biasanya kebaktian ini akan dilaksanakan 1 kali dalam 2 minggu, 1 kali dalam 3 bulan yang akan dilaksanakan digereja menjadi semacam kom. Sel gabungan. Dalam kom. Sel ini setiap anggota dapat berbagi persoalannya dan saling menguatkan juga membantu.
8. Kebaktian Doa untuk Orang Sakit
Kebaktian ini sifatnya situasional. Saat penulis melaksanakan tugas PPL kebaktian ini penulis ikuti di bulan juni setiap pukul 09.00 WIB pada hari selasa, kamis, jumat, dan sabtu. Kebaktian ini dilaksanakan karena dilatar belakangi oleh seorang warga jemaat gereja Korea Canaan yang mengalami kecelakaan saat sedang dalam tugas pekerjaan di Rusia. Kecelakaan yang dialami cukup parah sehingga seluruh jemaat melaksanakan kebaktian dengan dipimpin oleh senior pastor dan mendoakan jemaat itu sekaligus juga mendoakan warga jemaat lainnya yang sedang dalam keadaan sakit. Menurut informasi yang penulis dapatkan dari para jemaat kebaktian ini telah dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan dan memang telah disepakati sebelumnya bahwa kebaktian itu akan dilaksanakan sampai akhir bulan juni.
9. Senam dan Futsal
Korea Canaan ini adalah kegiatan ini dibuka untuk umum, biasanya akan ada beberapa orang korea yang bukan jemaat gereja atau bahkan tidak beragama kristen mengikuti kegiatan ini. Bagi penulis ini adalah strategi misi gereja yang baik sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menarik perhatian dan minat untuk ikut bergabung ke dalam gereja.
d. Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan
1. Tradisional (Persembahan)
Sebagaimana gereja secara umum, Gereja Korea Canaan juga mengedepankan sumber keuangan gereja dari persembahan atau kolekte warganya. Adapun metodenya adalah dengan amplop yang tersedia di depan ruangan kebaktian. Disana terdapat Amplop persembahan Minggu, Perpuluhan, Hari Besar, juga untuk Dana Pembangunan, Misi, khusus untuk STT GKE, dan juga amplop untuk Hamba Tuhan. Amplop-amplop persembahan itu akan langsung dimasukkan oleh warga jemaat kedalam sebuah kotak khusus sebelum kebaktian dimulai, sehingga tidak ada bagian khusus memberikan persembahan oleh jemaat didalam liturgi kebaktian yang ada hanya seorang majelis jemaat yang mengantarkan amplop-amplop persembahan itu kepada senior pastor untuk didoakan. Dalam hal memberikan persembahan, tingkat kesadaran jemaat dalam memberi relatif sangat tinggi. Sehingga nilai nominal yang diterima gereja setiap Minggunya juga cukup banyak.
2. Usaha Mandiri Gereja
kunjungan, misalnya ke STT GKE atau ke tempat yang lain. Dana dari hasil ini pula yang diputar sebagai modal usaha.
3. Bantuan Pihak Ketiga
Jemaat Gereja Canaan merupakan jemaat yang terbentuk untuk melakukan pelayanan terhadap para pekerja Korea yang ada di Indonesia. Rata-rata jemaat bekerja di suatu perusahaan atau Perseroan. Ada pula beberapa anggota jemaat yang menjadi owner dari suatu Perusahaan atau usaha Rumah Makan, beberapa dari perusahaan atau bidang usaha itulah yang juga turut membantu keuangan gereja. Misalnya PT. Keo San, PT. BSK, PT. EHWA Indonesia serta yang lainnya. Mereka ini membantu sebagai donatur bagi gereja dengan jumlah yang tidak ditentukan (sesuai kerelaan dari donatur).18
e. Sistem Pemberian Beasiswa kepada STT GKE
Pada laporan mengenai penatalayanan gereja Korea Canaan ini penulis menambahkan satu bagian khusus yang berisi tentang sistem pemberian beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswi STT GKE. Hal ini penulis anggap perlu untuk mendapat bagian dalam laporan ini.
Beasiswa yang diberikan kepada STT GKE oleh gereja Korea Canaan adalah beasiswa langsung yang diberikan oleh jemaat. Sistem yang diterapkan adalah gereja menyampaikan kepada warga jemaat banyaknya mahasiswa yang membutuhkan bantuan dan jemaat secara pribadi akan mengajukan diri untuk memberikan beasiswa kepada satu orang mahasiswa ataupun lebih dan warga jemaat yang telah mengambil bagian sebagai pemberi beasiswa akan mendapatkan amplop khusus untuk STT GKE dengan nama mahasiswa yang dibantunya tertera pada amplop itu. Amplop diisi oleh warga jemaat pada setiap kebaktian minggu dan akan ditampung oleh perbendaharaan gereja pada akhir
semester barulah gereja Korea Canaan akan memberikan uang beasiswa itu kepada STT GKE.
Pada umumnya warga jemaat yang memberikan beasiswa memiliki kartu keterangan beserta foto dari mahasiswa yang dibantunya, hal ini penulis ketahui karena saat berada disana para warga jemaat mempertanyakan kepada penulis tentang mahasiswa yang dibantunya dengan memperlihatkan kartu itu. Penulis beranggapan bahwa beasiswa yang diberikan oleh warga jemaat sebenarnya adalah beasiswa pribadi kepada pribadi yang seharusnya akibat hal itu ada suatu hubungan yang terjadi diantara pemberi dan penerima, gereja Korean Canaan secara kelembagaan gereja hanya menjadi jembatan penghubung yang mempertemukan mereka.
III. KEGIATAN DAN PELAYANAN SELAMA PPL II
Dalam bagian laporan kegiatan dan pelayanan selama PPL II ini penulis akan memaparkannya dalam daftar yang berisi waktu beserta keterangan kegiatan yang penulis lakukan dan ikuti. Untuk diketahui sebelumnya dalam PPL II yang penulis laksanakan di gereja Korea Canaan penulis mengikuti keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan digereja, penulis tidak melaksanakan tugas-tugas pelayanan peribadatan karena pada gereja Korea Canaan tugas-tugas pelayanan peribadatan dilayani langsung oleh senior pastor dan menggunakan bahasa Korea.
1. Kegiatan Rutin
Pada PPL II ini penulis mendapat banyak pengalaman yang berharga dengan dapat mengukuti langsung serangkaian rutinitas dan pelayanan yang dilakukan oleh gereja Korea Canaan. Didalam daftar kegiatan penulis tidak memuat kegiatan pada setiap harinya dikarenakan hal itu merupakan kegiatan rutinitas harian, yaitu sebagai berikut :
1. Hari senin merupakan hari libur bagi para pekerja full time di gereja begitu pula dengan penulis pada saat melaksanakan PPL II disana.
3. Pada hari selasa – sabtu penulis bersama dengan para pekerja full time akan berada dikantor gereja mulai dari jam 09.00 – 18.00 wib (ada ataupun tidak ada kegiatan)
2. Kegiatan Khusus
Daftar Kegiatan selama PPL II di Gereja Korea Canaan di Cikarang
Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Keterangan/Tugas
Sabtu, 04 juni 2016 18.00 WIB Berangkat Palangkaraya - Jakarta 19.10 WIB Sampai di Jakarta Menginap di Mess GKE Minggu, 05 juni 2016 09.30 WIB Ibadah Rutin Bulanan
Pelayanan Waga Gereja Kalimantan Evangelis di Jakarta dan
sekitarnya
Liturgos
Senin, 06 juni 2016 09.30 WIB Menuju Cikarang 10.30 WIB Tiba di Gereja Korea
Canaan di Cikarang dan Selasa, 07 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
09.00 WIB Doa bersama untuk jemaat yang sakit
Rabu, 08 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
10.00 WIB Ibadah Hari Rabu Menyambut jemaat Jumat, 10 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
10.00 WIB Persiapan latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Memilih lagu dan mempersiapkan partitur Sabtu, 11 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
08.30 WIB Kebaktian di Lembaga Permasyarakatan kelas III Kota Cikarang bersama pemuda GKI
Doa Persembahan
Lippo Cikarang
16.00 WIB Ibadah Pemuda Remaja 18.00 WIB Latihan menyanyi lagu
bahasa Indonesia
Memimpin latihan Minggu, 12 juni 2016 08.00 WIB Sekolah Minggu
10.00 WIB Ibadah Minggu Menyambut jemaat 18.00 WIB Ramah Tamah dengan
Pdt. Choi Tae Hyup dari Korea Selatan di GKPB Eklesia
Senin, 13 juni 2016 09.00 WIB Doa bersama untuk jemaat yang sakit Selasa, 14 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
09.00 WIB Doa bersama untuk jemaat yang sakit
Rabu, 15 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
08.30 WIB Latihan menyanyi lagu
bahasa Indonesia Memimpin latihan 10.00 WIB Ibadah Hari Rabu Menyambut jemaat 11.30 WIB Latihan gerak dan lagu
sekolah minggu 13.00 WIB Membuat aktivitas
kegiatan anak-anak Kamis, 16 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
09.00 WIB Doa bersama untuk jemaat yang sakit
Jumat, 17 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi 11.00 WIB Ibadah gabungan
komsel pertiga bulan Menyanyikan pujian 13.00 WIB Persiapan latihan
Indonesia Mengajar anak Senior Pastor Sabtu, 18 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
10.00 WIB Kegiatan anak-anak
16.00 WIB Ibadah pemuda dan remaja
18.00 WIB Latihan menyanyi lagu
bahasa Indonesia Memimpin latihan 19.15 WIB Ibadah Pemuda GKI
Lippo Cikarang
Memperkenalkan diri dan menyampaikan pesan senior pastor Gereja Kanaan Korea
Minggu, 19 juni 2016 08.30 WIB Sekolah minggu Mengikuti ibadah di kelas besar
10.00 WIB Ibadah minggu Menyambut jemaat 18.00 WIB Makan malam bersama
pengurus gereja Selasa, 21 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
09.00 WIB Doa bersama untuk jemaat yang sakit 11.00 WIB Persiapan latihan
menyanyi lagu bahasa Indonesia
Memilih lagu
Rabu, 22 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
08.00 WIB Latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Memimpin latihan 10.00 WIB Ibadah Hari Rabu Menyambut jemaat Kamis, 23 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
07.30 WIB Olah Raga Senam bersama ibu-ibu 09.00 WIB Doa bersama untuk
jemaat yang sakit Jumat, 24 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
19.30 WIB Pertemuan dengan tim musik GKI
Sabtu, 25 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi Penampilan pujian bersama vikaris, pendeta dan keluarga
09.00 WIB Doa bersama untuk jemaat yang sakit 16.00 WIB Ibadah pemuda dan
remaja
18.00 WIB Latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Memimpin latihan
Minggu, 26 juni 2016 08.30 WIB Sekolah Minggu Mengikuti ibadah di kelas kecil
10.00 WIB Ibadah Minggu Menyambut jemaat Selasa, 28 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
09.30 WIB Mengemas kopi Melipat kemasan dan memasukkan biji kopi
Rabu, 29 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi Menyambut jemaat 08.30 WIB Latihan menyanyi lagu
bahasa Indonesia
Memimpin latihan 10.00 WIB Ibadah Hari Rabu Menyambut jemaat Kamis, 30 juni 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
07.30 WIB Olah Raga Senam bersama ibu-ibu Sabtu, 02 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
09.00 WIB Bersih-bersih gereja bersama jemaat 16.00 WIB Ibadah pemuda dan
remaja
18.00 WIB Latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Memimpin latihan
Minggu, 03 juli 2016 08.30 WIB Sekolah Minggu Mengikuti ibadah di kelas besar
10.00 WIB Ibadah Minggu Mengawasi anak-anak Sabtu, 09 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
09.00 WIB Bersih-bersih gereja bersama jemaat 16.00 WIB Ibadah pemuda dan
remaja
10.00 WIB Ibadah Minggu Menyambut jemaat 17.00 WIB Ibadah di GKPB
Eklesia Selasa, 12 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
09.30 WIB Mengemas kopi Melipat kemasan dan memasukkan biji kopi
Rabu, 13 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
08.30 WIB Latihan menyanyi lagu
bahasa Indonesia Memimpin latihan 10.00 WIB Ibadah Hari Rabu Menyambut jemaat 13.00 WIB Mengunjungi rumah
Pdt. Jun Nam Wook
Makan siang Kamis, 14 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
15.00 WIB Persiapan latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Memilih lagu
Jumat, 15 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
13.00 WIB Pertemuan dengan
Sabtu, 16 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
06.30 WIB Berkunjung ke rumah senior pastor
08.00 WIB Bersih-bersih gereja bersama jemaat 16.00 WIB Ibadah pemuda dan
remaja
18.00 WIB Latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Memimpin latihan
Minggu, 17 juli 2016 08.30 WIB Sekolah Minggu Mengikuti ibadah di kelas besar
10.00 WIB Ibadah Minggu Menyambut jemaat Selasa, 19 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
13.00 WIB Persiapan latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Memilih lagu
Rabu, 20 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
bahasa Indonesia
10.00 WIB Ibadah Hari Rabu Menyambut jemaat Jumat, 22 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
08.00 WIB Menghadiri acara tutup semester Jakarta
Sabtu, 23 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
08.30 WIB Bersih-bersih gereja bersama jemaat
18.00 WIB Latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Memimpin latihan
Minggu, 24 juli 2016 08.30 WIB Sekolah Minggu Mengikuti ibadah di kelas besar
10.00 WIB Ibadah Minggu Menyambut jemaat dan mengawasi anak-anak 18.00 WIB Ibadah di GKI Lippo
Cikarang
20.00 WIB Makan Malam Bersama pemuda/I GKI Lippo Cikarang
Senin, 25 juli 2016 08.00 WIB Pergi ke Tangkuban
Perahu Bersama senior pastor dan istri serta vik. Hendri Rabu, 27 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
08.30 WIB Latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Persiapan penampilan pujian pada kebaktian minggu
10.00 WIB Ibadah Hari Rabu Menyambut jemaat Sabtu, 30 juli 2016 05.00 WIB Ibadah Pagi
08.30 WIB Bersih-bersih gereja bersama jemaat
16.00 WIB Berenang Bersama anak-anak senior pastor
18.00 WIB Latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Persiapan penampilan pujian pada kebaktian minggu
Minggu, 31 juli 2016 08.30 WIB Sekolah Minggu Mengikuti ibadah di kelas besar
kepada warga jemaat. 16.00 WIB Berenang Bersama anak-anak SHM
kelas besar
18.00 WIB Makan Malam Bersama Majelis Jemaat Senin, 01 agustus
2016 07.00 WIB Menuju Bandara Soekarno-Hatta Rencana kepulangan batal akibat Lion air bermasalah, ditunda
06.00 WIB Berenang Bersama istri Pdt. Jun Nam Wook
09.00 WIB Menuju Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta - Palangkaraya
IV. ANALISIS SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman)
Penulis telah memaparkan mengenai gereja Korea Canaan dengan itu penulis mengupayakan suatu analisis SWOT yang melibatkan faktor-faktor internal maupun eksternal untuk menampilkan apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman terhadap Gereja Korea Canaan.
A. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan dan merupakan sesuatu yang tampak dalam internal gereja itu sendiri, yang apabila dikelola akan menjadi modal untuk kemajuan gereja. Kekuatan meliputi kompetensi para pekerja dan pengurus, keuangan, kepemimpinan serta hubungan antara para pekerja dan pengurus gereja.
Gereja Korea Canaan sendiri, menurut pengamatan penulis memiliki kekuatan dalam hal-hal berikut ini:
1. Aktif
Seng Boo Yebe) pada hari Sabtu, kebaktian pagi-pagi setiap hari atau 새벽예배 (Sebyok Yebe), SHM, Gereja Rumah, semuanya berjalan setiap hari dengan aktif dan angka kehadiran yang tetap tinggi. Tidak jarang warga jemaat terutama ibu-ibu akan berkumpul digereja meskipun tidak ada kebaktian, biasanya mereka akan memasak dan makan siang bersama.
2. Kebersamaan dan keakraban
Jemaat hidup dalam suasana kebersamaan dan kearaban yang sangat terasa, setiap kegiatan dilakukan bersama-sama. Nilai kebersamaan sangat jelas terlihat dari kebaktian doa bersama untuk orang sakit. Penulis mengamati bahwa melalui kehidupan berdoa bersama itulah yang menjadi salah satu hal yang mengikat jemaat secara emosional. Jemaat terutama ibu-ibu juga menguatkan persekutuan mereka dengan kegiatan memasak dan makan bersama digereja bersama dengan para pekerja gereja. kegiatan lainnya yang menunjukkan kebersamaan merupakan salah satu kekuatan dari gereja Korea Canaan adalah ketika dilaksanakan bersih-bersih gereja bersama pada hari sabtu ada banyak warga jemaat yang ikut ambil bagian.
Penulis merasakan bahwa bagi jemaatnya gereja Korea Canaan menjadi bagaikan rumah kedua, gereja terbuka dan menerima siapa saja untuk datang. Gereja menyediakan wadah dan sarana menjadi tempat perkumpulan jemaat bahkan untuk kegiatan bukan ibadah. Salah satu sarana dari gereja Korea Canaan yang menjadi pendukung hal ini adalah adanya dapur dan ruang makan atau ruang santai dengan kursi dan meja.
Pada Gereja Korea Canaan, pendidikan gereja kepada anak-anak usia dini termasuk dalam prioritas. Ada banyak kegiatan gereja yang diperuntukkan bagi anak-anak dan remaja, kegiatan-kegiatan itu dijalankan dengan penuh kreatifitas dan edukatif. Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan yang maksimal dan optimal sehingga setelah beranjak remaja dan menjadi pemuda, generasi gerejanya siap untuk melanjutkan estapet pelayanan dalam jemaat. Hampir semua anak-anak di gereja Canaan pandai memainkan alat-alat musik dan menyanyi, demikian juga dalam organisasi kepemudaan.
4. Mapan/ Mandiri
Gereja Korea Canaan dapat dibilang sebagai gereja yang mapan, tidak hanya dari sisi fasilitas maupun keuangan, tetapi gereja ini juga mapan dalam banyak hal. Gereja ini mandiri dan mampu membiayai dirnya dalam melakukan berbagai kegiatan pelayanan serta misinya di Indonesia.
5. Tingkat kesadaran jemaat sangat tinggi
yang mapan dan misioner. Sehingga, gereja ini mampu mengaplikasikan berbagai macam pelayanan terhadap jemaatnya bahkan keluar dalam hal membantu jemaat dari gereja lain.
6. Banyak Aset
Gereja ini memiliki cukup banyak aset yang dapat menunjang peayanannya dalam berbagai bidang. Selain aset materil, juga aset sumber daya manusia yang sangat baik. Rata-rata anggota jemaat berpendidikan tinggi dan memiliki skill tinggi dalam bidangnya masing-masing.
Itulah beberapa kekuatan yang tampak pada gereja Korea Canaan. Jemaat gereja ini menjadi suatu jemaat yang cukup maju walaupun umurnya tidak terlalu tua, yakni kurang lebih 16 tahun sejak berdirinya.
B. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya. Gereja Canaan sebagai suatu organisasi juga memiliki sisi-sisi lemah, misalnya:
1. Jemaat Gereja Korea Canaan adalah Komunitas Korea Saja
apabila masa izin tinggal di Indonesia telah habis dan tidak dapat diperpanjang, maka secara otomatis warga jemaat tersebut harus pulang ke negara asalnya, dengan demikian maka jemaat sedikit-demi sedikit dapat menurun kuantitasnya.
2. Mayoritas Jemaat Gereja Canaan adalah Pekerja Swasta
Sebagai pengusaha atau pekerja, serta Tenaga Kerja Asing, tentu saja jemaat gereja ini sewaktu-waktu dapat dipindah tugaskan, habis kontrak serta mengalami pengurangan tenaga kerja. Dampaknya bagi gereja adalah pada aspek penurunan kuantitas dan juga menurunnya kontributor secara moril maupun materil yang dapat men-support-gereja. Karena itu, gereja komunitas semacam ini dianggap sebagai kelemahan menurut pandangan penulis.
3. Jumlah pemuda yang minim
Minimnya jumlah jemaat usia pemuda diakibatkan karena anak-anak jemaat yang sebelumnya tinggal dan bersekolah di Indonesia sebagian besar akan memutuskan melanjutkan pendidikan tingkat universitas di Negara asalnya yaitu Korea Selatan. Hal ini menjadi kelemahan menurut pengamatan penulis karena gereja kehilangan generasi yang telah dididik sejak dini.
4. Bahasa Sebagai Saran Komunikasi
melakukan urusan-urusan dengan pihak dalam negeri (orang Indonesia).
C. Peluang (opportunity)
Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah satu sumber peluang. Dalam hal ini, penulis melihat peluang-peluang yang terdapat pada jemaat Gereja Canaan adalah sebagai berikut :
1. Tempat yang strategis,
Gereja Korea Canaan terdapat di suatu tempat yang cukup startegis dan aman yaitu Lippo Cikarang. Mengapa dikatakan sebagai suatu tempat yang strategis, karena umumnya para pekerja dari luar negeri akan mencari hunian di wilayah Lippo Cikarang sebagai tempat tinggal, diantara mereka mungkin ada yang beragama Kristen, yang dapat diajak masuk ke dalam gereja. Bagi yang belum Kristen dapat di-injili dengan cara memaksimalkan informasi kepada khalayak ramai tentang gereja ini.
2. Menarik
3. Dapat melakukan misi kepada orang-orang Korea yang ada di Lippo Cikarang, namun belum Kristen untuk dapat bergabung di gereja.
D. Ancaman (Threatmen)
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan, jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan baik pada masa sekarang maupun yang akan datang. Ancaman tentu saja menjadi pengganggu, termasuk juga bagi organisasi gereja. Di Jemaat Gereja Korea Canaan, ada beberapa faktor yang dapat menjadi ancaman menurut pengamatan penulis, diantaranya:
1. Adanya dominasi agama mayoritas
Tidak dapat disangkal bahwa Kabupaten Bekasi adalah daerah yang memiliki kelompok-kelompok radikal yang “tidak ramah” terhadap agama minoritas, akan ada kesulitan-kesulitan yang mungkin saja dihadapi oleh Gereja Korea Canaan. Meskipun tidak terlalu signifikan namun hal ini tentu perlu mendapat perhatian.
2. Kehadiran Gereja aliran lain yang “terlihat” menarik
Pada masa kini, hal ini menjadi pergumulan bagi gereja-gereja protestan arus utama ketika berhadapan dengan jemaat yang mungkin saja pindah gereja dikarenakan suasana ibadah yang lebih “modern”, ancaman semacam ini juga berlaku gereja Korea Canaan.
3. Kehilangan Generasi
sekarang ini adalah kepada jemaat dewasa lainnya atau kehadiran orang Korea lain yang kemudian menjadi jemaat gereja Korea Canaan. Artinya, pergantian kepengurusan secara turun temurun sulit terjadi.
V. Kritik dan Saran
A. Kritik
Gereja Korea Canaan adalah gereja yang mandiri dan misioner serta dapat dijadikan wadah studi banding bagi gereja-gereja Indonesia sehingga dapat saling membangun terutama dalam penatalayanannya. Pada bagian ini penulis memberikan kritik yang didasarkan pada pengamatan penulis selama melaksanakan tugas PPL disana, meskipun merupakan suatu organisasi gereja yang dapat menjadi contoh namun sebagai suatu komunitas asing yang berada di Indonesia, gereja Korea Canaan harus lebih “terbuka” dan memperhatikan hubungannya dengan pihak-pikah dalam negeri terutama hubungan dengan gereja-gereja disekitarnya. Beberapa hubungan memang sudah terbangun misalnya saja hubungannya dengan STT GKE. Hal itu harus dipelihara dan perlu untuk diperluas lagi sehingga ada penerimaan dan relasi yang diharapkan akan memampukan gereja Korea Canaan untuk terus eksis di Indonesia.
B. Saran
PENUTUP
Melalui PPL II yang telah penulis laksanakan di gereja Korea Canaan penulis mendapatkan banyak pengalaman berharga sekaligus pembelajaran terutama ketika penulis mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan salah satunya kebaktian pagi yang mengharuskan penulis bangun pagi dan pergi kegereja untuk beribadah dan berdoa bersama-sama. Kesan mendalam juga penulis dapatkan atas sambutan dan perhatian yang luar biasa dari semua jemaat gereja Korea Canaan menjadi pengalaman yang sangat berharga.
Gereja Korea Canaan memang sebuah komunitas asing yang berada di Indonesia namun bukan berarti segala yang baik dari sistem organisasi ataupun penatalayanan di gereja ini tidak dapat diterapkan kepada gereja-gereja Indonesia, karena bukan sebuah kesalahan untuk mencoba menerapkan metode atau cara pelayanan yang baik demi pertumbuhan jemaat.
Penulis berharap melalui laporan ini mampu menjadi salah satu sarana untuk membagikan setiap pengalaman dan pembelajaran yang penulis dapatkan dan mampu berguna bagi segala pihak dalam rangka meningkatkan pelayanan dan cara hidup berjemaat dengan mencontoh kedisiplinan rohani gereja Korea Canaan serta kebersamaan yang dipelihara didalam gereja.
Suasana SHM kelas kecil
Suasana sekolah Alkitab musim panas untuk SHM kelas kecil
Suasana SHM kelas besar
Suasana kebaktian minggu
Suasana kebaktian pagi Suasana kerja bakti
Suasana latihan menyanyi lagu bahasa Indonesia
Ruang SHM kelas kecil dan digunakan untuk senam
Ruang perpustakaan
Amplop kolekte jemaat Amplop beasiswa untuk STT GKE
Tempat amplop kolekte (didepan pintu masuk ruang ibadah)
(kiri-kanan)Pendeta muda, mahasiswa PPL (penulis), istri senior pastor, senior pastor