117
RIWAYAT HIDUP
Data PribadiNama : DHEVI PUTRIARISMA YOSANIA HERWINA
NIM : 2.11.12.003
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 17 Agustus 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pasir Koja, Rahayu III No. 217/91
RT. 04 RW. 05 Bandung
Telepon : 0857-2039-6073
Email : dheviputriarisma@yahoo.com
Foto :
Pendidikan Formal
1.1998 - 2000 TK Al-Ikhlas Bandung
2. 2000 - 2006 SD Kemah Indonesia 1 Bandung
3. 2006 - 2009 SMP Negeri 24 Bandung
4. 2009 - 2012 SMK Muslimin 1 Bandung
PENGARUH ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
THE INFLUENCE CASH FLOWS AND NET INCOME OF STOCK RETURN (Case Study of Mining Companies Sector Coal List On Stock Exchange Period
2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Disusun oleh :
DHEVI PUTRIARISMA Y.H 2.11.12.003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan petunjuk-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “PENGARUH ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan Subsektor Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014).”
Adapun maksud dari penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
Kelulusan Jenjang Strata 1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia. Atas berkat bantuan dari berbagai pihak yang
telah berkenan untuk memberikan segala yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi
ini, perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1) Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2) Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.
3) Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.
4) Adi Rachmanto, S.Kom.,M.Kom selaku selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.
5) Dr. Adeh Ratna Komala, SE., M.Si selaku Ketua Sidang Program Studi
iv
6) Dr. Ely Suhayati, S.E., Ak., M.Si, CA., selaku Dosen Wali Kelas 4 Ak 2
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Komputer Indonesia.
7) Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Skripsi.
8) Kedua orang tuaku dan kedua kakakku yang selalu memberikan doa, kasih
sayang, dukungan, secara moril maupun materil yang menjadi motivasi
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9) Doni Putra atas kasih sayang, dukungan dan motivasi hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10) Desi, Sarah, Heppy, Rita yang dari awal kuliah banyak menemani dalam
suka maupun duka.
11) Teman - teman seperjuangan kelas Akuntansi 2 angkatan 2012.
12) Teman – teman Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia
angkatan 2012.
13) Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
14) Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Akuntansi
yang telah banyak membantu penulis selama proses perkuliahan serta
penyusunan skripsi ini.
15) Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini dan semua
v
Penulis menyadari akan kekurangsempurnaan penulisan skripsi ini. Oleh
sebab itu segala kritik maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan
agar kelak dikemudian hari dapat menyelesaikan karya yang lebih baik.
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membacannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, Agustus 2016
Penulis
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 7
1.3Rumusan Masalah ... 7
1.4Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.5Kegunaan Penelitian ... 8
1.5.1 Kegunaan Praktis ... 8
1.5.2 Kegunaan Akademis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10
2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Pengertian Arus Kas... 10
vii
2.1.1.2 Metode Pelaporan Arus Kas ... 12
2.1.1.3 Perhitungan Arus Kas ... 12
2.1.2 Pengertian Laba Bersih ... 13
2.1.2.1 Perhitungan Laba Bersih ... 13
2.1.3 Pengertian Return Saham ... 14
2.1.3.1 Jenis Return Saham ... 14
2.1.3.2 Sumber – Sumber Return Saham ... 15
2.1.3.3 Perhitungan Return Saham ... 15
2.2 Kerangka Pemikian ... 16
2.2.1 Hubungan Arus Kas dengan Return Saham ... 16
2.2.2 Hubungan Laba Bersih dengan Return Saham ... 18
2.3 Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 21
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 22
3.3 Sumber Data ... 25
3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian ... 25
3.4.1 Populasi ... 25
3.4.2 Sampel ... 26
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.6 Metode Pengujian Data ... 30
3.6.1 Rancangan Analisis ... 30
3.6.1.1 Analisis Kuantitatif ... 31
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Hasil Penelitian ... 42
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif ... 43
4.1.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Arus Kas Periode 2010-2014 .... 43
4.1.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Laba Bersih Periode 2010-2014 48 4.1.1.3 Hasil Analisis Deskriptif Return Saham Periode 2010 - 2014 ... 54
4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif ... 59
4.1.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 60
4.1.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 66
4.1.2.3 Analisis Korelasi ... 67
4.1.2.4 Analisis Determinasi Parsial ... 69
4.1.2.4.1 Analisis Koefisien Determinasi Parsial Arus Kas Terhadap Return Saham ... 69
4.1.2.4.2 Analisis Koefisien Determinasi Parsial Laba Bersih Terhadap Return Saham ... 70
4.1.2.5 Pengujian Hipotesis Parsial ... 70
4.1.2.5.1 Pengujian Hipotesis Parsial Arus Kas Terhadap Return Saham ... 71
4.1.2.5.2 Pengujian Hipotesis Parsial Laba Bersih Terhadap Return Saham ... 72
4.2 Pembahasan ... 74
4.2.1 Pengaruh Arus Kas Terhadap Return Saham ... 74
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
5.1 Kesimpulan ... 77
5.2 Saran ... 78
5.2.1 Saran Operasional ... 78
5.2.2 Saran Akademik ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
79
DAFTAR PUSTAKA
Andi Supangat. 2010. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Budi Rahardjo. 2010. Laporan Keuangan Perusahaan Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Edurdus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Investasi Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Erhans Anggawirya. 2014. Akuntansi Berdasarkan Prinsip Akuntani Indonesia. Jakarta: Ercontara Rajawali.
Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima) Semarang: Universitas Diponegoro.
Irham Fahmi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Edisi 1. Bandung: Alfabeta.
Gitman,Lawrence. 2009. Principles of Manajerial Finance. United States: Pearson Addison Wesley.
Hair Joseph F et al. 2006. Multivariate Data Analysis. Fifth Edition. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Henry Simamora. 2013Akuntansi Manajemen Edisi III. Yogyakarta : Diandra Primamitra.
Harmono. 2011. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis (Edisi 1). Jakarta: Bumi Aksara.
Herman Wibowo. 2000. Teori Akuntansi Buku Satu, Edisi kelima. Jakarta: Interaksa.
Husein Umar. 2014. Metode Penelitian Skripsi dan Thesis. Jakarta : Rajawali Pers.
Jogiyanto Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Ketujuh. Yogyakarta. BPFE.
Sofyan Syafri Harahap. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Cetakan 21. Bandung: ALFABETA, CV.
Suwardjono. 2013. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : Diandra Primamitra.
80
Azilia Yocelyn & Yulius Jogi Christiawan, 2012. Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Return Saham pada Perusahaan Berkapitalisasi Besar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume XIV; 81-90.
Hardian Hariono Sinaga. 2010. Analisis Pengaruh Total Arus Kas, Komponen Arus Kas, Laba Akuntansi Terhadap Return Saham. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.
Jundan Adiwiratama. 2012. Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika Vol 2 No 1 ISSN 2089-3310.
Lidya Hendrawati & Yulius Jogi Christiawan. 2014. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Arus Kas Operasi, dan Earnings terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012. Business Accounting Review, Vol. 2, No.2, Juli 2014: 42-51.
Ni Putu Putriani & I made Sukartha. 2014. Pengaruh Arus Kas Bebas dan Laba Bersih Pada Return Saham Perusahaan LQ-45. ISSN 2302-8556.
Petrus Edi Susilo. 2010. Pengaruh Laba Kotor, Total Arus Kas dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan FoodAnd Beveragers Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Trianna Fransiska. 2013. Pengaruh Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, DER Terhadap Return Saham. Jurnal Binar Akuntansi Vol 2 No.1.
Triyono dan Jogiyanto Hartono. 2000. Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3, No. 1 (Januari): 54-68.
Ryvia Tisha Destiarum, 2014. Pengaruh Arus Kas dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham. Universitas Komputer Indonesia.
Widya Trisnawati & Wahidawati. 2013. Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi dan Pendanaan Serta Laba Bersih Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume I; 77-92.
81
Sumber Lain :
www.idx.co.id
www.sahamok.com
http://www.bareksa.com/id/text/2015/12/29/chart-of-the-day-2015-sektor-tambang-turun-tajam-byan-malah-naik-18/12298/news
http://bisnis.liputan6.com/read/2309792/ekonomi-lesu-10-sektor-saham-kompak-melemah
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Memuat konsep-konsep teoritis yang digunakan sebagai kerangka atau
landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan kepada
literatur-literatur yang membahas konsep penelitian.
2.1.1 Pengertian Arus Kas
Menurut Erhans Anggawirya (2014:50) bahwa : “Arus kas adalah arus
masuk kas (penerimaan kas) dan arus keluar kas (pengeluaran kas).”
Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:257) bahwa : “Arus kas
merupakan suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu
dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan: operasi, pembiayaan dan
investasi.”
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas
mengandung pengertian sebagai laporan yang menunjukkan perubahan posisi nilai
kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan sebagai akibat
adanya transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan selama satu periode
tertentu dan laporan arus kas memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan
11
2.1.1.1 Klasifikasi Arus Kas
Menurut Erhans Anggawirya (2014:50) mengemukakan bahwa Arus Kas (penerimaan kas dan pengeluaran kas) dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu : Arus Kas dari Aktivitas Operasi, Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan. Berikut ini diuraikan Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan.
1) Aktivitas Operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan (principal revenue-producing activities) perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi antara lain : a. Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa. b. Penerimaan kas dari pelanggan.
c. Penerimaan bunga.
d. Pembayaran kepada pemasok.
e. Pembayaran kepada karyawan, seperti pembayaran gaji/upah. f. Pembayaran rekening listrik, telepon, ledeng.
g. Pembayaran bunga. h. Pembayaran pajak.
i. Penerimaan pengembalian pajak.
2) Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang, serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi antara lain :
a. Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap, seperti tanah, bangunan, mesin dan sebagainya.
b. Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, seperti peralatan, kendaraan dan sebagainya.
c. Pembayaran kas untuk investasi jangka panjang dalam surat berharga, seperti Saham atau Obligasi.
d. Penerimaan kas dari penjualan investasi jangka panjang dalam surat berharga , seperti Saham atau Obligasi.
e. Penerimaan kas dari hasil investasi jangka panjang dalam surat berharga , seperti Deviden, Bunga Obligasi.
3) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
Arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaa antara lain : a. Penerimaan kas dari penjualan saham perusahaan. b. Penerimaan kas dari penjualan obligasi.
c. Penerimaan kas dari pinjaman.
d. Pembayaran penebusan saham perusahaan. e. Pembayaran pelunasan Obligasi.
f. Pembayaran pelunasan pinjaman. g. Pembayaran Deviden.
12
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi arus kas
dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu aktivitas dari kegiatan operasi, aktivitas
dari kegiatan investasi dan aktivitas dari kegiatan pendanaan.
2.1.1.2Metode Pelaporan Arus Kas
Menurut Erhans Anggawirya (2014:52) mengemukakan bahwa untuk menyajikan laporan arus kas ini dapat digunakan dua metode yaitu:
1) Metode Langsung (Direct method)
Dalam metode ini , pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross), tanpa melihat laba/rugi dan dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan.
2) Metode Tidak Langsung (Indirect method)
Dalam Indirect Method penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang memengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva lancar dan utang lancar.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa metode pelaporan arus kas
terdiri dari 2 metode, yaitu metode langsung atau direct method dan metode tidak
langsung atau indirect method.
2.1.1.3Perhitungan Arus Kas
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:259) perhitungan Arus Kas dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
1) Total Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2) Total Arus Kas dari Aktivitas Investasi 3) Total Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
13
2.1.2 Pengertian Laba Bersih
Menurut Henry Simamora (2013:46) bahwa : “Laba bersih berasal dari
transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Laba dihasilkan dari
selisih antara sumber daya masuk (pendapatan dan keuntungan) dengan sumber
daya keluar (beban dan kerugian) selama periode waktu tertentu.”
Sedangkan menurut Harmono (2011:231) bahwa : ”Laba bersih adalah
operasi perusahaan setelah dikurangi biaya bunga dan pajak.”
Definisi Laba Bersih menurut Irham Fahmi (2011:101) bahwa : “Laba
Bersih setelah ajak merupakan laba yang diperoleh setelah dikurangkan dengan
pajak, ini disebut net income (laba bersih) atau net profit yang diterima oleh
perusahaan.”
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa laba bersih adalah
selisih lebih dari pendapatan terhadap beban-beban yang dikeluarkan untuk
kegiatan usaha setelah dikurangi dengan pajak penghasilan.
2.1.2.1Perhitungan Laba Bersih
Menurut Harmono (2011:231) perhitungan laba bersih dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
1) Laba Sebelum Pajak (Laba Kotor – (Bebab-Beban) + Pendapatan Bunga) 2) Pajak
14
2.1.3 Pengertian Return Saham
Menurut Jogiyanto Hartono (2010:109) bahwa : ”Return merupakan hasil
yang diperoleh dari investasi.”
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:102) bahwa : “Return saham adalah
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya.”
Sedangkan definisi return saham menurut Gitman Lawrence J (2009:228)
bahwa : “Total gains or loss experience on an investment over a given period of
time.”
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa return saham
adalah hasil yang diperoleh investor dari investasi.
2.1.3.1 Jenis Return Saham
Adapun jenis return saham yang dikemukakan oleh Jogiyanto Hartono
(2010:205), return saham terbagi atas :
1) Return Realisasi (Realized Return)
Return Realisasi merupakan return yang telah terjadi Return Realisasi dihitung menggunakan data historis. return Realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja keuangan dari perusahaan. return historis ini juga berguna sebagai dasar penetu Return ekspektasi dan risiko dimasa datang.
2) Return Ekspektasi (Expected Return)
15
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa return saham
terbagi atas 2 jenis, yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspetasi
(expected return).
2.1.3.2 Sumber - Sumber Return Saham
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:102), sumber – sumber return saham
terbagi atas :
1) Yield
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi maka besarnya yield ditunjukan dari bungan obligasi yang dibayarkan. Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukan oleh besarnya dividen yang kita peroleh.
2) Capital Gain (Loss)
Capital Gain (Loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dengan kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa sumber-sumber
return saham terbagi atas 2 jenis, yaitu yield dan capital gain/loss.
2.1.3.3 Perhitungan Return Saham
Menurut Jogiyanto Hartono (2010:206) perhitungan Return Saham dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
Pt = Harga saham sekarang
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
16
2.2 Kerangka Pemikiran
Investor pada umumnya selalu bersifat menghindari resiko dan seorang
yang rasional. Dengan demikian investor dalam mengambil keputusan investasi
(menjual atau membeli saham) akan mendasarkan pada informasi baik yang
bersifat fundamental maupun teknikal. Salah satu faktor fundamental yang paling
sering digunakan adalah arus kas dan laba bersih. Arus kas dan laba bersih dapat
digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Arus kas dan
laba bersih dapat juga dipakai sebagai sinyal peringatan awal terhadap
kemunduran kondisi keuangan yaitu dengan membandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Berdasarkan laporan yang berisi kandungan-kandungan informasi yang
penting bagi keputusan investasi seorang investor dimana apabila perusahaan
memiliki laba yang cukup tinggi dan arus kas yang memadai maka kondisi
perusahaan tersebut secara finansial dapat dikatakan baik sehingga akan direspon
baik juga oleh investor.
2.2.1 Hubungan Arus Kas dengan Return Saham
Hubungan arus kas dengan return saham menurut Eduardus Tandelilin
(2010:342) menyatakan bahwa : “Arus kas merupakan informasi bagi investor dan
kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.”
Sedangkan menurut Azilia Yocelyn & Yulius Jogi Christiawan (2012)
dalam jurnalnya :
17
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Sehingga adanya perubahan arus kas dari kegiatan operasi yang akan memberikan sinyal positif kepada investor, maka investor akan membeli saham perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan returnsaham.” “Arus kas dari aktivitas investasi dapat menjadi suatu pertimbangan bagi investor
untuk menilai kinerja perusahaan di masa depan. Perusahaan dengan arus kas dari aktivitas investasi, yang berarti adanya aktivitas investasi, menunjukkan adanya potensi kenaikan pendapatan di masa depan yang diperoleh dari tambahan investasi baru tersebut. Informasi ini tentunya berguna bagi investor dan dapat mempengaruhi keputusan membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Keputusan investor ini selanjutnya akan dapat menyebabkan perubahan harga saham dan returnsaham.”
“Keputusan pendanaan merupakan signal positif bagi para investor. Investor
menjadikan arus kas dari aktivitas pendanaan sebagai tolak ukur dalam menilai perusahaan sehingga akan mempengaruhi keputusan investasi mereka. Selanjutnya keputusan investasi investor akan mempengaruhi permintaan dan penawaran saham perusahaan yang selanjunya akan menyebabkan perubahan harga pasar saham dan return saham.”
Hubungan Arus Kas dan Return Saham menurut Ryvia Tisha Destiarum
(2014) dalam jurnalnya :
“Untuk mengukur return dari sebuah investasi, dapat digunakan arus kas pada laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi potensial yang lazim digunakan oleh para investor sebagai dasar pengembalian keputusan penanaman modal. Laporan arus kas dikatakan mempunyai kandungan informasi apabila dengan dipublikasikannya laporan keuangan akan menyebabkan para investor bereaksi untuk melakukan penjualan atau pembelian saham. Selanjutnya, reaksi ini akan tercermin dalam perubahan return saham.”
Berdasarkan teori dan jurnal yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa informasi laporan arus kas perusahaan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas secara internal untuk melakukan
pembayaran atas kewajibannnya sehingga akan mempengaruhi minat pemegang
saham untuk menanamkan modalnya sehingga pada akhirnya akan berpengaruh
18
2.2.2 Hubungan Laba Bersih dengan Return Saham
Hubungan antara laba bersih terhadap return saham menurut Budi
Rahardjo (2010:51) : “Laba bersih merupakan keuntungan yang tersedia untuk
pemegang saham atau dengan kata lain mencerminkan pertambahan kekayaan
bagi pemegang saham.”
Dan hubungan antara laba bersih terhadap return saham menurut
Suwardjono (2013:459): “Besar dan kecilnya laba yang di peroleh suatu
perusahaan menunjukkan kinerja/prestasi perusahaan tersebut. Dengan demikian,
laba dapat dimaknai dan di interpretasikan sebagai pengukur efisiensi oleh
investor dalam bentuk returnsaham.”
Hasil penelitian yang dilakukan Ni Putu Putriani & I made Sukartha
(2014) menyimpulkan bahwa :
“Laba bersih yang meningkat dapat menginformasikan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kinerja manajemennya dimana hal tersebut akan memberikan good news pada pelaku pasar. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laba bersih yang dimiliki perusahaan, maka harga saham pun meningkat, sehingga return yang didapat perusahaan lebih tinggi.”
Menurut Azilia Yocelyn & Yulius Jogi Christiawan (2012), dalam
penelitian Linda (2005) menyimpulkan bahwa :
19
Berdasarkan teori dan jurnal yang telah dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa laba bersih yang dapat dicapai maka semakin berhasil pula
kinerja perusahaan yang bersangkutan. Hal ini tentu saja akan menjadi informasi
yang penting bagi investor karena informasi laba ini akan memberikan perkiraan
return yang diperoleh.
Berdasarkan pengaruh dari masing-masing variabel tersebut terhadap
return saham dapat digambarkan dalam model seperti ditunjukkan dalam gambar
berikut:
Azilia Yocelyn & Yulius Jogi Christiawan (2012)
Ryvia Tisha Destiarum (2014)
Budi Rahardjo (2010:51) Suwardjono (2013:459) Ni Putu Putriani & I made Sukartha (2014)
20
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka peneliti berasumsi
mengambil keputusan sementara (hipotesis) adalah sebagai berikut:
: Arus Kas berpengaruh terhadap Return Saham.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data guna mencapai tujuan tertentu.
Definisi metode penelitian menurut Sugiyono (2012:2) bahwa : “Metode
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.”
Dan metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui
hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulannya
akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Definisi metode deskriptif menurut Sugiyono (2012:29) adalah sebagai
berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.”
Definisi metode penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2012:55) adalah: “Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih”. Sedangkan metode penelitian verifikatif menurut Masyhuri (2008:45)
yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk (2010:29) adalah sebagai berikut :
22
tidaknya apabila dijelaskan, untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa
perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang
serupa dengan kehidupan.”
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa metode
penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian, sedangkan
metode penelitian verifikatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara 2
variabel atau lebih.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan metode deskriptif dan
verifikatif tersebut digunakan untuk menguji pengaruh variabel Arus Kas dan
Laba Bersih terhadap Return Saham pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor
Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Umi Narimawati, dkk (2010:31), operasionalisasi variabel
didefinisikan sebagai berikut :
“Operasionalisasi variabel adalah proses penguraian variabel penelitian keadaan sub variabel, dimensi, indikator sub variabel dan pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi variabel dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.”
Menurut Sugiyono (2012:38), variabel penelitian didefinisikan sebagai
berikut : “Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
23
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator
dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang
diukur dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (independent variable) dan
variabel terikat (dependent variable).
Menurut Sugiyono (2012:39), variabel bebas (independent variable) dan
variabel terikat (dependent variable) didefinisikan sebagai berikut :
1) Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2) Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.
Adapun variabel bebas (X1) dalam penelitian ini adalah Arus Kas
sedangkan variabel bebas (X2) adalah Laba Bersih dan variabel terikat yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah Return Saham (Y).
Definisi operasional tersebut diatas dapat diringkas dalam suatu tabel
24
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Arus Kas
(X)
“Arus kas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan: operasi, investasi dan pendanaan”.
Sofyan Syafri Harahap
(2011:257)
Total Arus Kas = Total Arus Kas Operasi + Total Arus Kas Investasi +
Total Arus Kas Pendanaan perusahaan setelah dikurangi biaya bunga dan pajak.”
Harmono (2011:231)
Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak –
Pajak imbalan hasil yang diperoleh dari investasi saham.
Jogiyanto Hartono (2010:195)
� ��
Keterangan :
Pt = Harga saham sekarang
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
Jogiyanto Hartono (2010:206)
25
3.3 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Pengertian sumber data sekunder menurut Sugiyono (2012:137) adalah sebagai
berikut: “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya dari pihak lain atau lewat dokumen.”
Peneliti menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi
dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai laporan
keuangan tahunan pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2014.
3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2012:80), populasi adalah: “Wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Populasi yang digunakan peneliti adalah laporan keuangan tahunan yang
dipublikasikan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yang terdiri dari
laporan arus kas, laporan laba rugi dan daftar indeks return saham Perusahaan
Pertambangan Sub Sektor Batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu
sebanyak 23 perusahaan, sehingga jumlah populasi sebanyak 115 laporan
26
daftar Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara yang Dijadikan Populasi
No Kode saham Nama Emiten
6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk
7 BUMI Bumi Resources Tbk
14 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
15 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk
16 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk
17 MYOH Samindo Resources Tbk
18 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk
19 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk
20 PTRO Petrosea Tbk
21 SMMT Golden Eagle Tbk
22 TKGA Permata Prima Sakti Tbk
23 TOBA Toba Sejahtera Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81) mengemukakan bahwa : “Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Sedangkan menurut Husein Umar (2014:77) mengemukakan bahwa “ “Sampel
merupakan bagian kecil dari suatu populasi.”
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, maka
27
dalam penelitian ini adalah Nonprobabbility Sampling. Menurut Sugiyono
(2012:95) Nonprobability Sampling adalah :“Teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”
Dan jenis Nonprobability Sampling yang digunakan penulis adalah
Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2012:96) purposive sampling adalah:
“Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Sedangkan menurut Husein Umar (2014:92) mengemukakan bahwa : ”Purposive Sampling merupakan pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik
tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi
yang sudah diketahui sebelumnya.”
Untuk itu penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti
yaitu berdasarkan:
1) Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara yang telah terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2) Perusahaan tidak pernah mengalami delisting dari Bursa Efek Indonesia.
3) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report)
pada periode 2010 – 2014 yaitu secara berturut-turut selama periode
penelitian karena sudah dianggap respresentatif (mewakili) untuk dilakukan
28
sebanyak 70 laporan keuangan, dimana perusahaan yang masuk kriteria sampel
adalah 15 perusahaan dengan unit observasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan arus kas, laporan laba rugi dan
daftar indeks return saham selama 5 tahun dari periode 2010-2014.
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor
29
data diperoleh melalui kantor Bursa Efek Indonesia Cabang Kota Bandung yang
berlokasi di Jl. PH. H Mustofa No. 33 Bandung Telp. (022) 20524208.
Adapun waktu pelaksanaan dan jadwal penelitian terdapat pada tabel di
30
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Pada tahap ini, penulis berusaha untuk memperoleh berbagai informasi
sebanyak-banyaknya untuk dijadikan sebagai dasar teori dan acuan untuk
mengolah data dengan cara membaca, mempelajari, menelaah, dan
mengkaji literatur-literatur berupa buku, jurnal, makalah maupun
penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2) Riset Internet (Online Research)
Pengumpulan data berasal dari situs-situs terkait untuk memperoleh
tambahan literatur, jurnal dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian
ini, atau bisa disebut juga sebagai observasi tidak langsung, yaitu dilakukan
dengan membuka situs website masing-masing perusahaan yang ingin
diteliti, sehingga dapat diperoleh laporan keuangan, gambaran umum
perusahaan serta perkembangannya yang kemudian digunakan untuk
penelitian.
3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1 Rancangan Analisis
Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah
sebagai berikut:
31
ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.”
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan
menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan menggunakan uji asumsi
klasik, analisis regresi linier berganda, uji korelasi, dan uji koefisien determinasi.
3.6.1.1Analisis Kuantitatif
Menurut Sugiyono (2012:31) menjelaskan bahwa analisis kuantitatif
adalah sebagai berikut:
“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”
Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada data laporan keuangan yang
terdapat pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Dari hasil analisis tersebut akan didapat
hasil analisis Arus Kas dan Laba Bersih pengaruhnya terhadap Return Saham
pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batubara yang terdaftar di Bursa Efek
32
A.Uji Asumsi Klasik
Menurut Imam Ghozali (2011:57) uji asumsi klasik digunakan untuk mendapakan
model regresi yang baik, terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari Uji
Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi.
1) Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali, (2011:160) : “Uji Normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji
statistik Kolmogorov-Smirnov Test.”
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan melihat angka
probabilitasnya, yaitu:
Jika probabilitas > 0.05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
Jika probabilitas < 0.05 maka distribusi dari populasi adalah tidak
normal.
2) Uji Multikolineritas
Menurut Imam Ghazali (2011:105) : “Uji Multikolineritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent).”
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model ini
ialah sebagai berikut:
Menganalisa matrik korelasi antar variabel bebas jika terdapat korelasi
antar variabel bebas yang cukup tinggi (>0.90) hal ini merupakan
indikasi adanya multikolenaritas.
Dilihat dari nilai VIF dan Tolerance. Nilai cut off Tolerance < 0.10 dan
33
3) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2011:139) : “Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.”
Cara untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan
residualnya (SRESID). Deteksi terhadap heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y dan sumbu X yang telah diprediksi,
sumbu X adalah residual (Yprediksi – Y sesungguhnya) yang telah
di-standardized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:
Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atasdan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
4) Uji Autokorelasi
Menurut Imam Ghazali (2011:110) : “Uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi.”
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi adalah sebagai berikut:
Bila nilai DW terletak diantara batas atau upper bound (du) dan (4-du)
34
Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl)
maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.
Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0,
berarti ada autokorelasi negatif.
Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat
autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test. Pengambilan
keputusan ada tidaknya korelasi, dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 3.5 Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du < d < 4 – du
Sumber : Imam Gozali (2011: 96)
B. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono (2012:277) analisis regresi linier berganda sebagai berikut: “Analisis yang digunakan peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) dan analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.”
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menguji
seberapa besar pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih terhadap Return Saham.
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik
35
Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel terikat (Y) dan variabel bebas
(X1 dan X2). Persamaan regresinya ialah:
Keterangan :
a : Konstanta Y : Return Saham X1 : Arus Kas
X2 : Laba Bersih
b1 dan b2 : Koefisien regresi
Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis,
mengingat penelitian ini bersifat fundamental method.Hal ini berarti koefisien β
bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel
bebas dengan variabel terikat, setiap kenaikan nilai variabel bebas akan
mengakibatkan kenaikan variabel terikat. Demikian pula sebaliknya, bila
koefisien nilai β bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif
dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai
variabel terikat.
C. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel terikat
36
juga menunjukkan arah hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas
selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui arah
dan kuatnya hubungan antar variabel. Arah dinyatakan dalam positif dan negatif,
sedangkan kuat atau lemahnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien
korelasi. Nilai koefisien korelasi dapat dinyatakan -1 ≤ R ≤ 1 apabila:
1) Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
2) Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
1) Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan
mempunyai hubungan yang berlawanan (jika variabel bebas naik, maka
variabel terikat turun, dan jika variabel bebas turun, maka variabel terikat
naik).
2) Jika r = +1 atau mendekati +1, maka terdapat hubungan yang kuat antara
variabel bebas dan variabel terikat dan hubungannya searah (jika variabel
bebas naik, maka variabel terikat naik, dan jika variabel bebas turun, maka
variabel terikat turun).
Tabel 3.6
Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
37
Untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y serta Variabel
X2 dan Y, adalah sebagai berikut :
a) Menghitung koefisien korelasi antara Arus Kas (X1) terhadap Return Saham
(Y), menggunakan rumus:
Sumber: Sugiyono (2012:274)
b) Menghitung koefisien korelasi antara Laba Bersih (X2) terhadap Return
Saham (Y), menggunakan rumus :
Sumber : Sugiyono (2012:274)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi ( -1 r +1), dimana : x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
D. Analisis Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) yang
dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2012:279)
� �
� · �
� �
� · �
38
Keterangan:
Kd = Koefisien Determinasi r2 = Koefisien Korelasi
Tujuan metode koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi
berganda. Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa
besar pengaruh Arus Kas dan Laba Bersih terhadap Return Saham.
3.6.2 Uji Hipotesis
Menurut Andi Supangat (2010:293), pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji “parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya”.
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya korelasi dan pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) secara signifikan
terhadap variabel terikat (Y). Langkah-langkah dalam analisisnya adalah sebagai
berikut :
A.Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan
secara parsial atau satu pihak dari masing-masing variabel bebas (X) dengan
variabel terikat (Y). Hipotesis nol (H0) tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dan Hipotesis alternatif (H1) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas
dan variabel terikat, maka pengujian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
39
1) Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Adapun hipotesis statistik yang akan di uji dalam penelitian ini adalah:
H0: β = 0 : Arus Kas tidak berpengaruh terhadap Return Saham
H1: β≠ 0 : Arus Kas berpengaruh terhadap Return Saham
H0 : β = 0 : Laba Bersihtidak berpengaruh terhadap nilai Return Saham
H1: β ≠ 0 : Laba Bersihberpengaruh terhadap nilai Return Saham
2) Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan
ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat
signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk
mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat
signifikasi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.
Menghitung nilai thitung dan membandingkannya dengan ttabel. Adapun
nilai thitung, dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2012:230)
Keterangan: t = Nilai uji t
r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel
B. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Penggambaran daerah penerimaan atau penolakan hipotesis beserta kriteria
akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria:
�ℎ� �� � � 2
40
a) Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, hal ini diartikan H1
diterima dan artinya antara variabel X dan variabel Y memiliki pengaruh.
b) Jika thitung ≤ ttabel maka H0 ada di daerah penerimaan, hal ini diartikan H1
ditolak dan artinya antara variabel X dan variabel Y tidak memiliki
pengaruh.
c) thitung dicari dengan rumus perhitungan thitung.
d) ttabel dicari didalam tabel distribusi t-student dengan ketentuan α = 0,05 dan
dk = (n – k – 1) atau 24 – 2 – 1 = 21.
Gambar 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
C.Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan gambar di atas, daerah yang diarsir merupakan daerah
penolakan H0, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di daerah penolakan
(penerimaan), maka H0 ditolak (diterima) dan H1 diterima (ditolak). Artinya
koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya Arus Kas dan Laba
Bersih berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap Return Saham. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima)
41
kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak