Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU INFORMASI BERGAMBAR OWA JAWA BAGI ANAK-ANAK
DK 38315/Tugas Akhir
Semester II 2013-2014
Oleh :
Rahmat Hidayat
51910225
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
AFTAR RIWAYAT HIUP
aya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rahmat Hidayat
Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 10 Desember 1989
Alamat : Kp. Rarahan RT/RW 02/03 Ds. Cimacan, Kec. Cipanas, Kab. Cianjur Jawa Barat 43253
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
tatus Perkawinan : Belum Kawin
Telp/Hp : (0263) 516536/ 087720336675
Email : rahmat_cme10@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
D Negri Girimukti ( Cipanas ) LTP Bina Utama ( Cipanas ) Madrasah Aliyah Negri Pacet
Universitas Komputer Indonesia Bandung Fakultas Desain Jurusan Desain Komunikasi Visual 2010-2014.
KEAHLIAN
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……….. i
LEMBAR PERNYATAAN ORSINILITAS………ii
ABSTRAK……….. iii
ABSTRACT……….. iv
KATA PENGANTAR……….v
DAFTAR ISI………... vi
DAFTAR GAMBAR……….. ix
DAFTAR TABEL………... xi
DAFTAR LAMPIRAN……….. xii
KOSAKATA/GLOSSARY……….xiii
BAB I PENDAHULUAN……….1
I.1 Latar Belakang Masalah……….1
I.2 Identifikasi Masalah………...3
I.3 Rumusan Masalah………..3
I.4 Batasan Masalah……… 3
I.5 Tujuan Perancangan……….. 3
I.6 Manfaat Perancangan……… 4
BAB II OWA JAWA SEBAGAI SATWA YANG DILINDUNGI……….5
II.2 Pengertian Monyet dan Kera……… 6
II.2.1 Pengertian Kera………. 6
II.2.2 Pengertian Monyet……… 7
II.3 Perbedaan Kera dan Monyet……… 8
II.4 Owa Jawa………... 8
II.4.1 Asal Owa Jawa……….. 8
II.4.2 Deskripsi Morfologi……… 10
II.4.3 Habitat Owa Jawa………... 11
II.4.4 Populasi Owa Jawa………. 12
II.4.5 Reproduksi Owa Jawa……… 12
II.4.6 Penyebaran Owa Jawa……… 13
II.4.7 Pakan/Makanan Owa Jawa………. 14
II.5 Aktivitas Harian Owa Jawa………16
II.5.1 Aktivitas Makan……….. 16
II.5.2 Istirahat………... 17
II.5.3 Aktivitas bergerak……….. 17
II.5.4 Aktivitas Sosial………... 19
II.6 Kriteria Hewan Dilindungi……… 20
II.7 Undang-Undang Yang Melindungi Owa Jawa………. 21
II.8 Anak……….. 21
II.9 Studi Lapangan………. 22
III.1 Target audiens……….. 24
III.2 Strategi Perancangan……… 25
III.2.1 Pendekatan Komunikasi (pendekatan Visual dan verbal)……. 26
III.2.2 Strategi Kreatif………... 28
III.2.3 Stategi Media……….. 29
III.2.4 Strategi Distribusi……….. 30
III.3 Konsep Visual………. 31
III.3.1 Format Desain……… 31
III.3.2 Tata Letak atau Layout………... 32
III.3.3 Tipografi………. 33
III.3.4 Ilustrasi……….. 34
III.3.5 Warna………. 36
BAB IV TEKNIK PRODUKSI MEDIA………... 39
IV.1 Media Cetak………. 39
IV.2 Proses Perancangan Buku……… 39
IV.3 Teknis Produksi……….. 40
IV.3.1 Media Utama………. 40
IV.3.2 Media Pendukung………. 39
DAFTAR PUSTAKA……… 48
AFTAR PUSTAKA
Buku :
gung, E. (2013). erancangan Media Informasi Buku Stiker Untuk Mengenali Bentuk-Bentuk Dasar pada Anak-anak usia 5-6 tahun. Bandung : Universitas Komputer Indonesia
Jao, .. (2012). eran Serta Masyarakat Dalam engelolaan Habitat bagi opulasi OwaJawa di Resort Bodogol Taman Nasional Gunung Gede angrango. Bogor :Institut Pertanian Bogor
Kusrianto, . (2009). engantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV ndi Offset
Mariana, E. (2013). erancangan Iklan Cipaganti Travel (studi kasus :periklanan cipaganti travel). Bandung : UniversitasKomputer Indonesia
Rio, . (Ed). (2010). Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Gede angrango, Jakarta : Conservations Internasional Indonesia.
Supriatna, J. (2006). Conservation programs for The Endangered Javan Gibbon, Jakarta : Primates Conservations.
Supriatna, J. &Wahyono, E.H. (2000).anduan lapangan primate Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Tim Penyusun Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta : Balai Pustaka
ebsite :
[CI Indonesia] Conservations Internasional Indonesia. Javan gibbon. Tersedia di: http://conservations.or.id/javangibbon [30 September 2013]
Hidayat, . 2013 (17 Desember) rimata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi primata, (Para 1) Tersedia di: http://id.scribd.com/doc/77346952/Primata-dalah-Mamalia-Yang-Menjadi-nggota-Ordo-Biologi-Primates [15 Desember 2013]
Haryanto.(2010). Karakteristik anak anak. Tersedia di: http://www.belajarpsikologi.com/karakter-anak-anak/ [23 april 2014]
Jenny. 2012 (28 Januari). engertian Anak Sebagai Mahluk Sosial, (Para 2-5). Tersedia di: http://www.duniapsikologi.com/ [26 april 2014]
Kristianto, D. 2002. Layout Yang Baik. Tersedia di: http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/desgrafisweb/layout_design/layout _baik.html
Sugiarto, P. D. 2012 (10 Mei). Jenis-jenis satwa langka dilindungi di Indonesia, (Para 1). http://tnrawku.wordpress.com/2012/05/10/jenis-jenis-satwa-langka-dilindungi-di-indonesia/#more-561 [12 Desember 2013]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Laporan Pengantar Tugas Akhir berjudul “Perancangan Buku Owa Jawa Bagi Anak-Anak” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam mendapat gelar Strata 1 (S1) pada program studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penyusunan laporan pengantar tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Banyak rintangan, hambatan dan kesulitan-kesulitan yang harus dilalui dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Dan dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan menyumbangkan pemikiran, doa serta bantuannya baik secara moral maupun materiil.
Bandung, 12 Agustus 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki 40 spesies primata dari 195 spesies jumlah primata yang ada di dunia (Supriatna dan Wahyono, 2000). Owa Jawa merupakan salah satu dari 21 jenis primata endemik yang dimiliki oleh Indonesia. Owa Jawa adalah satwa primata jenis kera satu-satunya kecil yang terdapat di pulau Jawa. Owa Jawa merupakan spesies primata arboreal dan berada pada kawasan hutan tropis mulai dari dataran rendah, hingga pegunungan dengan ketinggian 1400-1600 m dari permukaan laut. Wilayah penyebarannya meliputi Jawa Barat dan Jawa Tengah seperti di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam Gunung Simpang, Leuweng sancang, Gunung Slamet dan Pegunungan Dieng. Owa Jawa merupakan salah satu satwa penghuni hutan yang memiliki penting dalam kehidupan alam. Menurut (Supriatna dan Wahyono, 2000) Keberadaan Owa Jawa tidak hanya penghias alam saja, namun penting dalam regenerasi hutan tropis karena Owa Jawa merupakan satwa primata penyebar biji yang baik.
Kurangnya informasi tentang Owa Jawa kepada masyarakat membuat masyarakat tidak tahu dan tidak mengenal pentingnya menjaga satwa liar termasuk populasi Owa Jawa di Indonesia. Hal ini akan menimbulkan ancaman kepunahan bagi satwa liar termasuk Owa Jawa. Salah satu ancaman bagi Owa Jawa adalah perburuan liar. Perburuan liar terhadap Owa Jawa adalah salah satu penyebab punahnya satwa ini. Perburuan liar merupakan aktivitas perburuan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar kawasan hutan yang menjadi habitat Owa Jawa. Perburuan liar Owa Jawa oleh masyarakat karena keadaan ekonomi serta kurangya pengetahuan masyarakat sekitar tentang satwa liar yang dilindungi, selain itu Owa Jawa memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Perburuan terhadap Owa Jawa ini lebih kepada anak Owa Jawa.
Dengan populasinya yang sedikit yaitu yang tersisa di hutan Jawa Barat dan sebagian di Jawa Tengah adalah kurang dari 4000 individu. Maka dari itu Pemerintah menetapkan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah untuk melindungi hewan jenis ini, seperti UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, PP No 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis jenis Tumbuhan dan Satwa, serta Kepres No 4 tahun 1993, tentang Flora Fauna Nasional yang menetapkan Owa Jawa sebagai hewan primata yang dilindungi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah identifikasi masalah yang dapat disimpulkan yaitu :
1. Jumlah populasi Owa Jawa saat ini kurang dari 4000 individu di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah
2. Terjadinya perburuan liar terhadap Owa Jawa sehingga terjadi penurunan populasi.
3. Terjadinya perusakan hutan yang menjadi habitat Owa Jawa di Jawa Barat dan Jawa Tengah
4. Kurangnya pengetahuan tentang Owa Jawa oleh masyarakat dan Masih sedikitnya media informasi pengetahuan tentang Owa Jawa untuk masyarakat khususnya anak-anak.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari data yang didapat, maka rumusan masalahnya yaitu bagaimana menginformasikan kepada anak-anak usia 6-9 tentang Owa Jawa sebagai satwa yang dilindungi di Indonesia ?
1.4 Batasan Masalah
1.5 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan perancangan ini adalah :
1. Owa Jawa bisa lebih dikenali oleh masyarakat terutama kepada anak-anak usia 6-9 tahun
2. Owa Jawa menjadi disukai oleh anak-anak sehingga dapat meningkatkan sikap kepedulian terhadap satwa liar yang dilindungi.
3. Membantu menjaga kelestarian Owa Jawa dari kepunahan untuk sekarang dan kedepannya.
1.6 Manfaat perancangan
Adapun manfaat perancangan ini yaitu :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat terutama anak-anak tentang Owa Jawa.
2. Membantu pemerintah dan lembaga terkait seperti pusat penyelamatan dan rehabilitasi Owa Jawa Yayasan Javan Gibbon Center PPKAB Bogor dalam upaya melestarikan Owa jawa yang terancam punah.
BAB II
OWA JAWA SEBAGAI SATWA PRIMATA YANG DILINDUNGI
2.1 Pengetian Satwa Primata
Menurut Jatna Supriatna dan Edy Hendras Wahyono (2000) Primata adalah anggota dari ordo biologi primata. Ordo atau bangsa adalah suatu tingkat atau takson antara kelas dan familia. Primata berasal dari kata latin yaitu primates, yang berarti “yang pertama”. Primata dibagi menjadi dua kelompok yaitu prosimian dan antropoid. Prosimian adalah kelompok primata sebelum kera sedangkan anthropoid adalah kelompok primata termasuk monyet dan kera. Kelompok prosimian, yang dianggap sebagai kelompok yang lebih primitif, terdiri dari lemur dan tarsius. Sementara antropoid dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yakni monyet, kera, dan hominid.
Gambar II.1 Monyet Gambar II.2 Owa Jawa Gambar II.3 Tarsius Gambar II.4 Lemur
Sumber : http://www.infografi.com/blog/wp-content/uploads/2012/DSC_3869.jpg [12 Desember 2013]
http://www.alamendah.files.wordpress.com/2010/04/owa-jawa.jpg [16 Desember 2013]
http://3.bp.blogspot.com/_N4DfydGmVgI/SeAZFk6CQvI/AAAAAAAAAFA/2013 /12/16/Bg-xROSeKg4/s400/tarsius+bancanus.jpg [12 Desember 2013]
ditemukan di Indonesia, dan 24 jenis diantaranya merupakan satwa endemik yang hidup di Indonesia.
1.2 Pengertian Kera dan Monyet 2.2.1 Pengertian Kera
Kera ( apes ) merupakan sub-keluarga Hominoidea yang juga dikenal sebagai kera besar, membentuk sebuah taksonomi dari primata. Menurut KBBI kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2002) Kera adalah suku paling sempurna dari kelas binatang menyusui, bentuk tubuhnya mirip dengan manusia berbulu pada seluruh tubuhnya, memliki otak relatif besar dan lebih cerdas daripada hewan lain. kera dibagi menjadi 4 jenis diantaranya Simpanse, Gorilla, Orang Utan dan
Gibbon (kera kecil). Kera dikelompokan hanya saja pembagian kelompoknya berdasarkan ukuran besar kecil tubuhnya. seperti Gorila, simpanse dan orangutan disebut “kera besar” karena ukuran tubuh mereka yang besar, sedangkan Gibbon seringkali disebut sebagai “kera kecil” seperti Owa Jawa, Surili, Kukang Jawa dan Lutung Budeng. Ciri – ciri kera adalah memiliki lengan yang panjang untuk berayun dari ranting keranting lainnya. Ciri lainnya yaitu kera tidak berekor dan memiliki otak yang lebih besar
Gambar II..5 Simpanse Gambar II.6 Gorila
Sumber: http://www.fotohewan.infowp/content/uploads/2013/12/simpanse-pintar.jpg [16 Desember 2013]
2.2.2 Pengertian Monyet
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Monyet adalah kera yang berbulu berwarna keabu abuan dan berekor panjang, kulit mukanya tidak berbulu, begitu juga telapak tangan dan kakinya. Menurut Agung sudomo (2011) Monyet (monkey) adalah istilah dari anggota primata yang bukan prosomian ( kelompok primata sebelum kera ). Subkelompok monyet berisi lebih dari 200 spesies monyet yang berbeda, termasuk di antaranya adalah Baboon, Tamarin, Macaques, dan Capuchins. Monyet juga dibagi berdasarkan kelompok geografis dimana Monyet Dunia Lama hidup di Afrika dan Asia dan Monyet Dunia Baru hidup di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Monyet Hidup di hutan tropis, umumnya monyet hidup di pepohonan yang tidak terlalu tinggi. Monyet terdiri dari berbagai macam bentuk dan ukuran. Ada monyet Pigmi Marmoset yang panjang tubuhnya hanya 15 cm, ada pula monyet Madril yang panjang tubuhnya 81 cm, tidak termasuk ekor. Ciri-ciri monyet adalah memiliki ekor, otak monyet relatif kecil, dalam berayun monyet menggunakan ekornya layaknya tangan kelima.
Gambar II.7 Monyet
Sumber : http://4.bp.bolgspot.com/-etica-qlR3yUbZ5r-
1.3 Perbedaan Kera dan Monyet
Walaupun sama-sama kedalam keluarga primata kera dan monyet memiliki perbedaan, monyet dan kera terpisah baik secara fisik maupun secara evolusi dengan faktor-faktor yang jelas antara keduanya. Meskipun kera dan monyet memiliki tampilan secara fisik yang sama tetapi tetap keduanya berbeda. Menurut Arus Zaman (2010) perbedaan monyet dan kera bisa dilihat secara fisik yaitu spesies kera hampir semua tidak memiliki ekor seperti monyet. Monyet lebih banyak hidup di pepohonan dan menggunakan ekor layaknya tangan kelima. Selain itu monyet tidak memiliki keahlian berayun dengan tangannya di dahan – dahan pohon. Adanya ekor membuat para monyet lebih cocok tinggal di puncak pepohonan tidak seperti kera yang menggunakan tangannya untuk berayun di dahan pohon. kecuali Gibbon (kera kecil).
Perbedaan terbesar di antara monyet dan kera diyakini terletak pada tingkat kecerdasan mereka. Monyet lebih mirip dengan promisian primitif dalam hal kapasitas dan kemampuan otak. Kera lebih mendekati kerabatnya yaitu manusia, mereka mampu mempelajari bentuk-bentuk bahasa isyarat, menggunakan peralatan, dan memperlihatkan adanya kemampuan memecahkan masalah. Diyakini bahwa kera, khususnya Simpanse, Gorila, dan Orang Utan, lebih banyak miripnya dengan manusia dibandingkan dengan monyet.
1.4 Owa Jawa
1.4.1 Asal
terganggu di hutan-hutan Jawa Barat dan beberapa hutan di Jawa Tengah. Menurut Jolly (1972) dan Haimoff (1983) seperti yang dikutip Conservations Internasional Indonesia (2000) klasifikasi Owa Jawa sebagai Berikut :
Klasifikasi Ilmiah Owa Jawa :
Filum : Chordata Anak Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Bangsa : Primata
Anak Bangsa : Anthropoidea Induk Suku : Hominoidea Suku : Hylobatidae Marga : Hylobates
Jenis : Hylobates moloch Audebert,1798
Gambar II.8 Owa Jawa
2.4.2 Depkrisi Morfologi
Menurut Supriatna dan Wahyono (2000) ciri ciri Owa Jawa memiliki tubuh yang ditutupi rambut berwarna kecokelatan sampai keperakan atau kelabu. Bagian atas kepalanya berwarna hitam. Bagian muka seluruhnya juga berwarna hitam dengan alis berwarna abu-abu yang menyerupai warna keseluruhan tubuh Beberapa individu memiliki dagu berwarna gelap. Warna rambut jantan dan betina berbeda, terutama dalam tingkatan umur. Umumnya anak yang baru lahir berwarna lebih cerah. Antara jantan dan betinanya memiliki rambut yang sedikit berbeda. Panjang tubuh berkisar antara 750 - 800 mm. Berat tubuh jantan antara 4-8 kg sedangkan betina antara 4-7 kg.
Gambar II.9 Owa Jawa
2.4.3 Habitat
Kappeler (1984) dalam Supriatna & Wahyono (2000) seperti yang dikutip Anton Rio (2010) Owa Jawa berada pada kawasan hutan hujan tropis mulai dari dataran rendah, pesisir, hingga pegunungan dengan tinggi 1400 – 1600 mdpl. Owa Jawa jarang ditemukan pada ketinggian lebih dari 1500 mdpl karena sumber pakan yang dibutuhkan jarang sekali ditemukan pada ketinggian tersebut, selain itu temperatur yang rendah dan banyaknya lumut yang menutupi pohon –pohon juga menyulitkan pergerakan berayun pada Owa Jawa. Tipe hutan habitat Owa Jawa yaitu tipe hutan yang ditutupi oleh tumbuhan tinggi, karena hidup mereka di pohon jarang sekali turun ke tanah oleh karena itu Owa Jawa sangat menyukai tipe hutan yang tinggi dan lebat.
Gambar II.10 Hutan hujan Tropis
Sumber :
http://www.blogspot.com/-20BrlXktZOk/UHLGHFrFvPI/AAAAAAAAClw/2014/04/21/NAcmo5zjJH
2.4.4 Populasi Owa Jawa
Menurut menteri kehutanan Hasan (2014) Populasi Owa Jawa yang masih tersisa di hutan Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah adalah tidak lebih dari 4000 individu. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa populasi Owa Jawa yang masih tersisa di hutan Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah adalah kurang dari sekitar 2000-4000 individu (menurut Supriatna, 2001), 4000-4500 (Nijman, 2004), 2.600-5.304 (Djanubudiman, 2004) dalam ( Supriatna, 2006) (seperti yang dikutip oleh Aly Alfred Jao, 2012). Hal ini disebabkan oleh penduduk pulau Jawa jumlah kelahiran tingkat penduduknya sangat pesat sehingga kawasan hutan hujan tropis menyusut.
2.4.5 Reproduksi Owa Jawa
Gambar II.11 Keluarga Owa Jawa
Sumber :
http://cdn.kling.com/merdeka.comi/w/photonews/2014/17/323/122/540x270/lucunya-039uci039-bayi-primata-owa-jawa-di-rehabilitasi-di-ciwidey-001-debby.jpg [04 April 2014]
2.4.6 Penyebaran Owa Jawa
perbuaruan untuk menjadikan Owa Jawa tersebut dijadikan peliharaan yang merupakan ancaman bagi keberadaannya di alam.
Gambar II.12 Peta Persebaran Owa Jawa
Sumber :
2.bp.blogspot.com/-2XpBzINWGs/UYMSRLvK7_I/AAAAAAAAAWc/LZQ-WcicIa0/s1600/peta+sebaran+owa+jawa.jpg [ diakses 04 April 2014]
2.4.7 Pakan / Makanan Owa Jawa
Gambar II.13 Buah Ceri Hutan
Sumber :
http://1.bp.blogspot.com/_30IgJxY/SztTkkgcXI/AAAAAAAABLs/3AWtujXRCkk/s1600-h/28dec’09,kundong+ms.jpg [21 April 2014]
Gambar II.14 Buah Muncang Cina
2.5 Aktivitas Harian Owa Jawa 2.5.1 Aktivitas Makan
Menurut Rio (2010) Aktivitas makan dilakukan oleh Owa Jawa sekitar pukul 05.30 dan berlangsung sampai kira-kira pukul 10.00 pagi. Kemudian aktivitas makan menurun dan mulai meningkat lagi pada pukul 15.00 sampai dengan 5.30 sore. Menurut Kappeler (1984) (Seperti yang dikutip Rio, 2010) Cara makan dibagi menjadi dua kelompok,yaitu makan sambil melakukan pergerakan dan makan tanpa melakukan aktivitas lainnya. Kedua cara makan tersebut dilakukan secara bergantian dan kadang – kadang diselingi oleh aktivitas lainnya, khususnya aktivitas istirahat. Posisi makan yaitu duduk, berdiri dan bergelantungan. Owa Jawa menggunakan kedua tangannya untuk mengambil makanan. Biasanya Owa Jawa memeriksa makanannya terlebih dahulu dengan cara mencium - cium dan mencicipi makanannya sebelum dimasukkan kedalam mulut.
Gambar II.15 Aktivitas Makan Owa Jawa
2.5.2 Istirahat
Menurut Rio (2010), Owa Jawa melakukan istirahat setelah kelompok tersebut melakukan suatu penjelajahan di dalam habitatnya. Masa istirahat mulai pada siang hari mulai pukul 11.00 sampai pukul 14.00. Posisi tubuh saat berisitrahat adalah duduk di cabang pohon sambil kedua tangannya berpegangan pada ranting pohon.
Gambar II.16 Aktivitas Istirahat
Sumber : Dokumentasi Pribadi [ 23 Mei 2014 ]
2.5.3 Aktivitas Bergerak
Menurut Kartono (2002), (seperti yang dikutip Rio, 2010) pergerakan yang dilakukan oleh Owa Jawa terdiri dari : brakhiasi (berayun), berjalan, memanjat, melompat dan mamanjat melalui akar atau liana.
Gambar II.17 Gerakan berayun Owa Jawa
Sumber : Dokumentasi Pribadi [ 23 Mei 2014 ]
• Cara melompat, cara ini dilakukan apabila jarak tajuk yang akan diseberangi cukup jauh atau berada dibawah posisinya. Owa Jawa melompat dengan kaki kemudian posisi tangan keatas untuk meraih ranting pohon.
Gambar II.18 Gerakan Melompat Owa Jawa
Sumber : Dokumentasi Pribadi ( diakses 23 Mei 2014)
• Cara berjalan dengan menggunakan kedua tungkai kaki belakangnya, cara yang sangat unik dan jarang dilakukan karena cara ini membutuhkan keseimbangan badan dan biasanya dilakukan apabila Owa jawa melalui batang pohon yang besar.
2.5.4 Aktivitas Sosial
Menurut Herawati (2003) (seperti yang dikutip Rio, 2010) Prilaku sosial pada Owa Jawa yaitu mengutui, bersuara dan bermain.
• Menurut Alexander, 1974; Freeland,1976 dalam Bennet, (1983), (seperti yang dikutip Rio, 2010) beberapa sebab terjadinya berkutu (grooming) dalam kelompok primata adalah memelihara satwa dari gangguan parasit dan kotoran juga untuk memelihara ketertarikan sosial antar individu dalam kelompok. Aktivitas membersihkan tubuh seperti berkutu-kutuan pada Owa Jawa dilakukan secara sendiri atau pun antar individu. dilakukan saat kelompok Owa Jawa sedang beristirahat pada dahan pohon ukuran besar.
• Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan oleh dua individu remaja Owa Jawa. Dua individu tersebut biasanya bermain saling kejar kejaran dengan berayun dari ranting satu keranting lainnya.
Owa Jawa betina yang lebih besar dibandingkan jantan. Khusus untuk suara panggilan pagi dilakukan oleh induk betina dewasa dan suara sebagai tanda bahaya seperti adanya manusia atau hewan lain yang memasuki daerahnya. Bersuara tanda bahaya di lakukan bersama-sama antara 2 individu Owa Jawa betina dan jantan dewasa.
2.6 Kriteria Hewan Yang Dilindungi
Menurut Sugiarto (2012) sistem klasifikasi perlindungan satwa sampai saat ini telah dikembangkan oleh banyak pihak, baik bersifat nasional maupun international. Untuk level internasional, daftar spesies dilindungi dikeluarkan oleh CITES dan IUCN. Masing-masing lembaga menggunakan kriteria-kriteria tertentu dalam melakukan klasifikasi. Terkadang perlindungan dilakukan pada level spesies saja, namun tak jarang juga mencakup keseluruhan spesies dalam sebuah family. Di negara Indonesia ini daftar spesies dilindungi telah dikeluarkan oleh Pemerintah RI sebagaimana tertuang dalam lampiran PP Nomor 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa. Menurut PP Nomor 7 tahun 1999, suatu jenis tumbuhan dan satwa wajib ditetapkan dalam golongan yang dilindungi apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai populasi yang kecil
2. Adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam 3. Daerah penyebaran yang terbatas (endemik).
Karena ciri-ciri yang rentan tersebut maka satwa-satwa tersebut perlu diawetkan. Pengawetan jenis ini bertujuan untuk :
1. Menghindarkan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan 2. Menjaga kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan
satwa
Kondisi Habitat satwa primata endemik sangat kritis dan keberadaannya sangat menghawatirkan. Upaya konservasi hewan primata telah banyak dilakukan, tinggal bagaimana caranya supaya pengelolaan kawasan konservasi dapat mempertahankan habitat alami dan populasi satwa primata ini di habitat aslinya.
2.7 Undang – Undang yang melindungi Owa Jawa
Owa Jawa sudah dilindungi sejak tahun 1924 Kappeler, (2004) seperti yang dikutip Anton Rio (2010). Pemerintah RI melindungi Owa Jawa ini oleh Undang undang no.5 tahun 1990, SK Menteri Kehutanan No. 301/ kpts-II /1991 dan SK Menteri Kehutanan No 882/ kpts-II / 1992, dengan hukuman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), bagi mereka yang memburu atau memelihara tanpa ijin. Serta diperkuat oleh PP Nomor 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa. Menurut PP Nomor 7 tahun 1999, suatu jenis tumbuhan dan satwa wajib ditetapkan dalam golongan yang dilindungi. Salah satunya adalah Satwa primata Owa Jawa.
2.8 Anak
Menurut Tembong (2006) seperti yang dikutip Haryanto (2010) ada beberapa tolak ukur keberhasilan yang cukup penting dan mendasar dalam perkembangan anak yaitu :
1. Anak anak mampu menjalin kerja sama dan kesetiaan persahabatan yang positif dengan teman sebayanya.
2. Anak anak mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial atau
pertemanan baru.
3. Anak anak mampu mengidentifikasi peranan penting dirinya, baik didalam keluarga, sekolah maupun kalangan teman teman sebayanya.
Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwa anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan dari lingkungan. Anak merupakan individu yang rentan karena perkembangan kompleks yang terjadi di setiap tahap masa kanak- kanak dan masa remaja. Lebih jauh, anak juga secara fisiologis lebih rentan dibandingkan orang dewasa, dan memiliki pengalaman yang terbatas, yang mempengaruhi pemahaman dan persepsi anak.
Gambar II.19 Anak
2.9 Studi Lapangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Elan Juandha sebagai pengelola yayasan Java Gibbon Center Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol Bogor pada tanggal 13 Desember 2013 diketahui bahwa Owa Jawa sangat bergantung pada hutan tropis. banyaknya kawasan hutan yang beralih fungsi lahan seperti penebangan hutan, pembukaan lahan untuk di jadikan tempat tinggal/ pemukiman masyarakat dan adanya kegiatan wisata. Hal ini sangat menggangu keberadaan Owa Jawa dan mengakibatkan penurunan populasi Owa Jawa.
Adapun ancaman Perburuan Liar terhadap anak Owa Jawa . Perburuan liar ini merupakan aktivitas perburuan liar yang dilakukan oleh masyarakat sekitar kawasan hutan. perburuan liar terhadap satwa ini tidak hanya Owa Jawa melainkan hewan seperti burung dan babi hutan. Perburuan Owa Jawa oleh masyarakat sekitar kawasan dilakukan karena pengaruh ekonomi masyarakat sekitar kawasan yang lemah. perburuan Owa Jawa ini dilakukan karena permintaan dari masyrakat dengan keadaan ekonomi menengah keatas untuk memeliharanya. perburuan Owa Jawa ini lebih kepada anak Owa Jawa.
Adapun upaya dari pihak yayasan Javan Gibbon Center Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk menjaga kelestarian flora dan fauna kepada masyarakat sekitar kawasan Gunung Gede Pangrango. Upaya yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan hutan dan mengenali beberapa satwa satwa liar yang dilindungi yang berada di sekitar kawasan kepada masyarakat. Adapun media informasi yang dibuat oleh pihak yang bersangkutan yaitu berupa buku akan tetapi informasi yang terdapat dalam buku tersebut tidak terlalu d fokuskan kepada kehidupan Owa Jawa melainkan semua vegetasi flora dan fauna yang terdapat di gunung gede pangrango.
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 1.1Target Audiens
De
Jenis Kelam Agama Sekunder
Perancangan ini ditujukan kepada anak-anak karena anak merupakan individu yang rentan terhadap perubahan dan perkembangan. Salah satunya adalah proses Perkembangan secara kognitif. Perkembangan secara kognitif merupakan perubahan-perubahan anak dalam kemampuan mengingat, pola befikir dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Maka dari itu apabila Owa Jawa diinformasikan pada anak-anak maka anak akan mudah mengingat informasi tersebut karena pada dasarnya anak memiliki daya ingat yang kuat, sehingga informasi Owa Jawa dapat diingat sampai tua. Untuk meningkatkan pengetahuan anak peran orang tua sangat dibutuhkan sehingga target audiens dibagi menjadi 2 bagian yaitu target primer dan target sekunder.
b) Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan c) Status Ekonomi : Menegah
d) Pekerjaan : Memiliki pekerjaan tetap
B. Psikografis • Primer
a) embaca, menggambar dan bermain.
b) Anak anak yang aktif, mem Anak anak yang suka m
iliki rasa ingin tahu yang tinggi dan senang dengan h
a) Orang tua yang an anaknya
Orang tua yang
Khususnya anak anak yang berada di kota-kota pulau Jawa Barat meliputi
ko njur, Bogor, Bandung, Garut dan Banten. Hal ini
dikarenakan persebaran Owa Jawa yang terdapat di Taman Nasional
1.2St
Strategi pe ang akan dilakukan dari beberapa pemecahan masalah
enta a informasi tentang Owa Jawa kepada
asyarakat. sebagai pemecahan masalah tersebut penulis merancang sebuah al yang baru.
• Sekunder
selalu memperhatik
b) bertanggung jawab terhadap anaknya
. C. Geografis
ta Sukabumi, Cia
Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam Gunung Simpang dan Leuweng Sancang.
rategi Perancangan
rancangan y
t ng Owa Jawa adalah kurangny
m
informasi yang menarik berisikan informasi tentang Owa Jawa yang dibuat semenarik mungkin dan tidak membosankan saat di baca oleh pembaca .
disesuaikan dengan target audiens agar informasi ini dapat tersampaikan dengan baik dan diterima oleh masyarakat khusunya kepada anak-anak.
1.2.1 Pendekatan Komunikasi
an oleh penulis yaitu dengan cara sosial karena anak anak lebih peka terhadap
rangsangan-Pendekatan Visual
ng akan dibuat dalam konsep perancangan informasi tentang Owa Jawa ini adalah dengan menyajikan visual Pendekatan yang akan dilakuk
pendekatan
rangsangan yang berasal dari pengaruh lingkungan sosial seperti menjalin kerja sama dan kesetiaan persahabatan yang positif dengan teman sebayanya, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan persahabatan baru dan anak anak selalu menceritakan pengalaman yang menarik kepada teman sebayanya. Adapun pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan melalui Visual dan verbal, diantaranya :
•
Pendekatan Visual ya
• Pendekatan Verbal
Bahasa yang digunakan dalam informasi tentang Owa Jawa ini menggunakan Bahasa Indonesia dengan penyampaian komunikasi
h di pahami oleh target audiens. Gaya ahasa yang digunakan yaitu gaya bahasa personifikasi karena
•
rmasi yang berisi ntang Owa Jawa adalah menginformasikan dan mengenalkan
ndungi kepada anak-anak. engan pengetahuan yang dimiliki anak anak tentang Owa Jawa
•
rmasi ini Berisikan tentang engenalan Owa Jawa dan aktivitas harian Owa Jawa seperti
bermain, berkutu, bersuara, istirahat dan erlindungan Owa Jawa. Isi konten dalam informasi yang
entang informasi cara Owa Jawa berayun, berjalan dan melompat.
a Makan. yang ringan agar muda
b
target audiens yang mengarah kepada anak anak.
Tujuan Perancangan Komunikasi
Tujuan komunikasi dari perancangan media info te
tentang Owa Jawa sebagai satwa dili D
diharapkan bisa meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya anak-anak dapat ikut serta dalam melestarikan hutan dan melindungi satwa liar dari kepunahan.
Materi Pesan
Materi pesan dalam perancangan info p
bergerak, makan, p
disampaikan tentang Owa Jawa Yaitu :
• Asal Owa Jawa berisikan tentang pengenalan sekilas tentang Owa Jawa.
• Aktivitas Bergerak, berisikan t
• Aktivitas sosial, berisikan informasi tentang Owa Jawa mengutui dan bersuara.
• Perlindungan, berisikan tentang Owa Jawa adalah satwa yang dilindungi.
i 1.2.2 Strateg
Stra
menyaj rik yang dikemas dalam sebuah media
yang didalamnya berisikan informasi tentang Owa Jawa seperti
m ri-hari Owa Jawa di hutan seperti makan,
1.2.3
ingin dicapai.
edia ditambah media pendukung dan promosi.
Kreatif
tegi kreatif yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara ikan informasi yang mena
enceritakan aktivitas seha
istirahat, berjalan, berayun, melompat, bersuara dan perlindungan bagi Owa Jawa dalam bentuk visual yang sederhana namun menarik seperti penggabungan antara fotografi dan vektor dengan penyampaian komunikasi yang ringan. Hal ini dimaksudkan agar informasi ini dapat di tersampaikan dengan baik dan mudah di ingat oleh masyrakat khususnya target audiens. Dengan informasi tersebut diharapkan masyrakat khususnya anak-anak dapat mengetahui atau mengenali Owa Jawa.
Strategi Media
Media adalah sebuah alat untuk menyampaikan isi pesan kepada target audiens agar pesan yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang
• Media Utama
Media yang dipilih untuk menyampaikan informasi Owa Jawa kepada target audiens adalah sebuah buku. Buku merupakan sebuah media k menyampaikan informasi. Dalam perancangan ini edia utama yang di gunakan adalah buku informasi bergambar yang
•
penambah untuk menarik perhatian target audiens dan sebagai media pengingat, media aksudkan hadiah dari setiap pembelian buku bar. Media pendukung di bagi menjadi 2 yaitu :
a)
dpublikasikan kepasaran agar dapat diketahui oleh masyarakat. Media promosi yaitu
-banner, dan flag chain.
b)
•
lembaran kecil kertas atau plastik yang ditempelkan dengan gambar k yang unik dan berfungsi sebagai pengingat.
gan kunci atau alat untu m
berisikan informasi tentang Owa Jawa.
Media Pendukung
Media pendukung merupakan media
penambah ini dim bergam
Media Promosi
Media promosi ini akan digunakan pada saat buku ini
berupa Poster, x
Gimmick
Stiker
dan bentu
• Gantun
•
tasi buku.
• Pin
h satu media pendukung yang berfungsi sebagai
Buku bergambar ini akan didistribusikan di toko buku Gramedia yang berada di kota Sukabumi, Cianjur, Bogor, Bandung, Garut dan Ujung kulon. Hal ini bertujuan agar masyarakat mengetahui dimana buku ini tersedia dan lebih terorganisir penempatannya. Untuk pengenalan/promosi
arut dan
Pembatas Buku
Pembatas buku digunakan untuk memba
Merupakan sala pengingat.
1.2.4 Strategi Distribusi
buku ini menggunakan poster, x-banner dan flag chain. Pemasangan poster dan x-banner akan di tempatkan di depan pintu masuk Gramedia, poster juga akan di tempatkan di sekolah sekolah dasar dan kebun binatang. Hal ini bertujuan agar buku ini dapat diketahui oleh target audiens dimana buku ini tersedia. Buku ini didistribusikan bersama dengan media pendukung gimmick seperti gantungan kunci, stiker, pin dan pembatas buku sebagai hadiah diberikan secara gratis. Hal ini bermaksud untuk menarik perhatian target audiens untuk membeli buku ini.
Berikut ini adalah tabel disrtibusi buku Owa Jawa di kota Sukabumi, Cianjur, Bogor, Bandung, Garut dan Ujung Kulon :
Tabel III.1 Strategi Distribusi dikota Sukabumi, Cianjur, Bogor, Bandung, G
Tabel III.2 Media pendukung
1.3Konsep Visual
Dalam ng Owa Jawa, konsep visual yang di
tamp
adalah hutan sehingga visual yang di tampilkan berupa elemen-elemen an dengan alam. Hal ini bertujuan untuk enginformasikan kepada target audiens bahwa hutan merupakan
Gambar III.1 sungai Gambar III.2 hutan
umber :
http://2.bp.blogspot.com/-
MNpjwlusMC0/UKZ_YwD0GqI/AAAAAAAAACs/tzOk6wago3o/s1600/hutan-pinus-b.jpg [ diakses 24 Agustus 2014 ]
http://3.bp.blogspot.com/_UohKClHcG8w/SjoMLbMR_PI/AAAAAAAAAAc/05Z0h
summer-wallpaper-22.jpg 2014 ]
Perancangan informasi tenta
ilkan adalah konsep natural. Hal ini dikarenakan habitat Owa Jawa
visual yang berhubung m
habitat kelangsungan hidup Owa Jawa yang perlu dijaga sehingga ancaman kepunahan bagi Owa Jawa bisa di cegah.
S
1.3
Des
dise barkan
sesuatu yang luas. Selain itu juga agar pembaca lebih leluasa dalam ku ini adalah 20 cm x 20 cm, dengan ukuran rsebut agar buku bergambar ini bisa dibawa kemana-mana dan
Gambar III.3 Format Desain
1.3.2 Tata Letak (Layout)
Dalam perancangan buku ini layout yang digunakan menampilkan kesan
natural, dengan penggunaan background yang solid kemudian
penambahan visual seperti daun yang m njadi frame setiap halaman agar
lebih terk gambar anak Owa Jawa yang diletakan
itengah sebagai titik fokus utama. Hal ini dimaksudkan agar menarik
.1 Format Desain
ain yang dibuat menggunakan format desain persegi yang suaikan dengan tema yaitu tentang alam yang menggam
membaca. Ukuran bu te
dipelajari di manapun dan kapanpun oleh anak anak.
e esan alami. Kemudian
d
1.3.3 Tip
Gambar III. 4 Layout
ini jenis h
pografi
1.3.4 Ilustrasi .3.4.1 Studi Ilustrasi
Ilustrasi yang ditampilkan dalam buku ini menggunakan penggabungan antara fotografi dan ilustrasi vektor. Ilustrasi vektor menampilkan visual-visual yang berhubungan dengan alam seperti daun ceri hutan, frame
K isual lainya sebagai pelengkap. Penggunaan ilustrasi
hutan dimaksudkan untuk memberikan kesan alam pada setiap halaman Sedangkan penggunaan vektor frame yang terbuat dari
3
ayu dan elemen v vektor daun ceri
dengan bentuk tidak merata yaitu sebagai penjelas dari teks/tulisan selain itu agar target audiens tidak bosan saat membaca buku informasi ini. Seperti isi halaman aktivitas makan Owa Jawa menampilkan ilustrasi berupa buah-buahan seperti pisang dan buah ceri merupakan salah satu makanan Owa Jawa.
Gambar III. 5 Daun Buah Ceri
Gambar III. 6 Buah Ceri
Kayu
Gambar III. 9 Ilustrasi
Penggunaan fotografi dalam buku ini terdapat foto-foto Owa Jawa asli agar target audiens mengetahui bentuk fisik asli Owa Jawa secara nyata.
1.3.5 Warna
Warna yang di gunakan untuk buku ini adalah warna-warna yang
et udiens.
Gambar III.8
Penggunaan warna magenta digunakan karena Owa Jawa adalah satwa yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelompoknya serta Owa Jawa adalah satwa monogami yaitu sekali seumur hidup dalam perkawinan. Warna hijau mengandung unsur alam sehingga arna hijau digunakan karena Owa Jawa hidup di alam. Warna
indah.
anaan, kesempurnaan dan kebersihan.
Hijau :
embaharuan, daya tahan, w
merah digunakan karena Owa Jawa adalah satwa yang agresif. Warna kuning melambangkan kebahagiaan dan keceriaan. Warna kuning digunakan disesuaikan dengan karakteristik target audiens yaitu anak-anak. Warna putih digunakan karena warna ini memberikan kesan yang bersih dan polos yang disesuaikan dengan konsep. Makna warna menurut Urip Santoso ( 2012 ) yaitu :
Magenta : Melambangkan kasih sayang dan cinta, persahabatan, feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus, perasaan yang manis dan
Merah : Melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, agresi, nafsu, kehangatan, simbol dari api, pencapaian tujuan.
Putih : Melambangkan kedamaian, permohonan
maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederh
keseimbangan, ketergantungan dan
Kuning :
anan mental, persepsi, pemahaman, kebijaksanaan.
persahabatan.
Melambangkan matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, tek
Gambar III. 10 Warna
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
1.1Media Cetak
Media yang dipilih adalah media buku sebagai media utama dalam Perancangan informasi tentang Owa Jawa. Selain itu disertai dengan media pendukung dan media Promosi. Dengan demikian tujuan dari pembuatan buku informasi tentang Owa Jawa ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyrakat tentang Owa Jawa.
1.2Proses Perancangan Buku
1.3Teknis Produksi
Jenis Media yang akan diproduksi adalah sebagai berikut :
Gambar IV. 1 Tampilan Buku
Sumber : Dokumen Pribadi
Format/Bentuk : Persegi
Ukuran : 20 x 20 cm
1.3.2 Media Pendukung a) Gimmick
Pin
Gambar IV. 2 Pin
Sumber : Dokumen Pribadi
Format/Bentuk : Lingkaran
Ukuran : 4 x 4 cm
Gantungan Kunci
Gambar IV. 3 Gantungan Kunci
Sumber : Dokumen Pribadi
Format/Bentuk : Lingkaran
Ukuran : 4 x 4 cm
Stiker
Gambar IV. 4 Stiker
Sumber : Dokumen Pribadi
Format/ bentuk : lingkaran
Ukuran : 8,5 x 8,5cm
Material : kertas stiker Teknik Produksi : Cetak Offset
Pembatas Buku
Gambar IV. 5 Pembatas buku
Format/Bentuk : Persegi panjang
Ukuran : 16 x5,5 cm
Material : Art Paper 150 gram Teknik Produksi : Cetak Offset
b) Media Promosi
Poster
Poster ini di tempatkan di sekolah-sekolah dasar dan kebun binatang. Poster ini sebagai penunjang promosi.
Gambar IV. 6 Poster
Sumber : Dokumen Pribadi
Format/Bentuk : persegi Panjang
Ukuran : 29,7 x 42 cm
X-banner
X banner ini Ditempatkan di dekat display buku sebagai salah satu penunjang media promosi dan di depan pintu masuk toko buku.
Gambar IV. 7 X-Banner
Sumber : Dokumen Pribadi
Format/bentuk : Persegi panjang
Ukuran : 60 x 160 cm
Flag chain
Flag chain diproduksi sebagai media promosi buku, dipasang di dekat display penjualan buku di dalam maupun di luar toko buku.
Gambar IV. 8 Flag Chain
Sumber : Dokumen Pribadi
Format/bentuk : Persegi panjang
Ukuran : 17,5 x 15 cm