• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS VIII DAN IX SMP NEGERI 127 JAKARTA BARAT TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Disusun Oleh : NURLIDYAWATI

111110100097

PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI

Skripsi, 25 Oktober 2015

Nurlidyawati, NIM : 1111101000097

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015

liv + 125 halaman, 23 tabel, 5 bagan, 3 gambar, 5 lampiran ABSTRAK

Kurang mengonsumsi buah dan sayur merupakan perilaku makan yang dapat merugikan bagi kesehatan. Jika seseorang mengalami kurang konsumsi buah dan sayur maka seseorang tersebut akan mengalami kekurangan nutrisi seperti vitamin, mineral, serat dan zat gizi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015

Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 165 siswa/siswi yang diperoleh secara acak proporsional. Data konsumsi buah dan sayur diperoleh dari lembar Food Frequency Questionnaire (FFQ) sedangkan data jenis kelamin, uang jajan, niat, ketersediaan buah dan sayur dirumah, kesukaan terhadap buah dan sayur dan pengaruh orangtua diperoleh menggunakan kuesioner. Uji Chi-Square dan uji T-Test Independent digunakan dalam analisis data.

Prevalensi siswa yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang sebesar 82,4%, dimana perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang lebih banyak ditemukan pada siswa yang berjenis kelamin perempuan (55,2%) dibandingkan siswa berjenis kelamin laki-laki (44,8%). Variabel jenis kelamin, kesukaan terhadap buah dan sayur, uang jajan, ketersediaan buah dan sayur dirumah dan pengaruh orangtua diketahui tidak memiliki hubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur, sedangkan faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ialah niat (p=0,000).

Disimpulkan bahwa tidak adanya niat dalam berperilaku yang terdiri dari sikap, norma subjektif dan pengendalian dalam berperilaku merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015. Disarankan kepada siswa/siswi kelas VIII dan IX SMPN 127 untuk meningkatkan motivasi agar memiliki niat dalam mengonsumsi buah dan sayur setiap harinya.

(4)

ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM MAJOR IN NUTRITION, PUBLIC HEALTH

Undergraduate Thesis, October 25, 2015 Nurlidyawati, NIM : 1111101000097

Factors Associated with Fruits and Vegetables Consumption Behaviour of Students in Grade 8th and 9th at 127 Junior High School West Jakarta year of 2015

liv + 125 pages, 23 tables, 5 charts,3 pictures, 5 attachments ABSTRACT

Consuming less fruits and vegetables can be disadvantageous for health. When person experiences less consumption of fruits and vegetables he will have lack of nutrients such as vitamins, minerals, fiber and other nutrients. The objective of this research are determining factors associated with fruits and vegetables consumption behavior students in grade 8th and 9th at 127 Junior High School West Jakarta year of 2015.

This research uses a cross sectional study design. Samples for 165 students proportionally randomized. Fruits and vegetables consumption data obtained from Food Frequency Questionnaire (FFQ), while the data of gender, expenses, intentions, the availability of fruits and vegetables at home, preference for fruits and vegetables and the influence of parents obtained using a questionare. Chi-Square test and Independent T-Test were used in the data analysis.

The prevalence of student behavior of fruits and vegetables consumption is less than 82,4%, where it significantly higher in female student (55,2%) that men student (44,8%). Gender, preference for fruits and vegetables, expenses, the availability of fruits and vegetables at home and influence of parents are not related to fruits and vegetables consumption behaviour. The significant factor of fruits and vegetables consumption behaviour in grade 8th and 9th at 127 Junior High School year of 2015 is intentions, (p=0.000).

For conclusion, no intention of consuming fruits and vegetables consist of attitudes, subjective norms and perceive behaviour are determining to intens factor that associated with fruits and vegetables consumption behaviour in grade 8th and 9th at 127 Junior High School year of 2015. For suggestions, the students of grade 8th and 9th at 127 Junior High School should increase their motivation to having intentions for daily consumption of fruits and vegetables.

(5)
(6)
(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Nurlidyawati

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 05 September 1992

Alamat : Jalan Kemanggisan Ilir II No. 03 RT. 005 RW. 07 Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah Kode Pos 11480 Kota Madya Jakarta Barat

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Email : nurlidyawati59@gmail.com

Telepon : 081296063812

Riwayat Pendidikan

1999-2000 TK Risanti I Jakarta Barat

2000-2006 SDN Kemanggisan 14 Pagi Jakarta Barat

2006-2009 SMPN 127 Jakarta Barat

2009-2011 SMAN 16 Jakarta Barat

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat wal afiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Shalawat serta salam juga penulis sampaikan teruntuk Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.

Pada penulisan skirpsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMP Negeri 127 Jakarta Barat Tahun 2015”, tidak dipungkiri bahwa penulis tidak akanmampu bekerta sendiri tanpa mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H. Muhammad Zen dan Ibu HJ. Nurmiyati yang senantiasa mendoakan, mengarahkan, memberikan cinta dan kasih sayang yang tiada henti selama ini.

2. Bapak Dr Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku Ketua Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Fajar Ariyanti,SKM M.Kes, Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS selaku dosen pembimbing 1 yang selalu memberikan saran, arahan ke arah positif dan semangat berjuang kepada penulis.

5. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang selalu memberikan arahan dan informasi kepada penulis.

6. Seluruh Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, yang senantiasa memberikan ilmu, waktu serta arahan kepada penulis.

7. Kakak-kakak dan Abang-abangku (Nurafiawati, Rully Hendrawan, Rully Arifin, Swesti Niagasari, Kiki Akbari, Rochmat Hidayatullah dan Fitria Sari) yang senantiasa memberikan doa dan semangat kepada adik bungsunya ini.

(9)

9. Keenam sahabatku yang dipertemukan di bangku perkuliahan sejak semester 1 hingga sekarang dan harus sampai seterusnya ;) (Aqmarina Mahadibya, Anisa Ajeng Nastiti, Dwi Ramadhani Puspitasari, Efri Malisa Dwi Putri dan Kartika Anisa Putri), “Terimakasih atas segala waktunya, kejahilannya, suka-dukanya dan kasih sayang kalian, semoga persahabatan kita berlanjut sampai nenek-nenek ya :‟)”

10.Kedua sahabatku sejak SMP yang terus menemaniku sampai sekarang (Ika Amalia dan Syarifah), “Terimakasih atas persaudaraan tanpa ikatan darah yang kita miliki, semoga kita akan menuju kesuksesan hidup bersama. Aamin :D”

11.Teman-teman peminatan gizi tahun 2011 (Nana, Indah, Widya, Bintan, Donna, Harum, Renita, Yarra, Wulan, Kiyah, Ummi, Ayu, Ryan, Hatan, Muslim dan Kahfi) yang senantiasa berjuang sejak semester peminatan dan merasakan lika-liku perjuangan calon ahli gizi masyarakat bersama. “semangat terus buat kita semua :D” dan

12.Teman-teman seperjuangan, mahasiswa/i kesehatan masyarakat angkatan 2011 yang selalu memberikan masukkan kepada penulis.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, penulis mengahapkan saran, kritik dan arahan dari segala pihak untuk penyempurnaan skripsi ini kea rah yang lebih baik dikemudian hari.

Jakarta, November 2015

(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

1. Manfaat Bagi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat ...11

2. Manfaat Bagi SMPN 127 Jakarta Barat ...11

3. Manfaat Bagi Peneliti Lain ...12

F. Ruang Lingkup ...12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...13

A. Konsumsi Buah dan Sayur ...13

1. Penialaian Perilaku Konsumsi ...14

a. Metode Food Recall 24 jam ...14

(11)

c. Penimbangan Makanan (Food Weighing) ...16

d. Food Frequency Questionnaire (FFQ) ...16

2. Buah dan Sayur ...17

a. Definisi Buah ...18

b. Definisi Sayur ...19

c. Manfaat Buah dan Sayur Bagi Tubuh ...20

d. Dampak Kurang Konsumsi Buah dan Sayur Bagi Tubuh ...21

3. Anjuran Kebutuhan Buah dan Sayur ...23

B. Remaja ...24

C. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Remaja26 1 Karakteristik Individu ...27

a. Umur ...27

b. Jenis Kelamin ...28

c. Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur ...29

2 Faktor Lingkungan ...30

a. Uang Jajan ...30

b. Latar belakang budaya ...31

c. Kesediaan Buah dan Sayur di Rumah ...32

d. Pengaruh Orangtua...33

D. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) ...34

E. Faktor Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Terhadap Konsumsi Buah dan Sayur ...37

1. Niat Berperilaku Mengkonsumsi Buah dan Sayur...37

a. Sikap terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...38

b. Norma Subjektif terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...40

c. Perceived Behavioral Control terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ..41

F. Kerangka Teori ...46

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASINAL DAN HIPOTESIS ...49

A. Kerangka Konsep ...49

(12)

C. Hipotesis ...55

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ...56

A. Desain Penelitian ...56

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...56

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...56

D. Teknik Pengumpulan Data ...60

1. Sumber Data...60

2. Instrumen Penelitian ...61

3. Cara Pengumpulan Data ...61

E. Manajemen Data ...63

1. Mengkode Data (data coding) ...63

2. Penyuntingan Data(data editing) ...67

3. Pengolahan Data ...67

4. Membuat Struktur Data (data structure) ...68

5. Memasukkan Data(data entry) ...68

6. Pembersihan Data (data cleaning) ...68

F. Uji Instrumen Penelitian ...69

1. Uji Validitas ...69

A. Gambaran Umum SMPN 127 Jakarta Barat ...77

B. Analisis Univariat ...78

1. Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...78

2. Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur ...79

3. Faktor Karakteristik Individu ...80

a. Jenis Kelamin ...80

b. Kesukaan/preferensi Terhadap Buah dan Sayur ...81

(13)

a. Uang Jajan ...85

b. Ketersediaan Buah dan Sayur di rumah ...86

c. Pengaruh Orangtua ...86

C. Analisis Bivariat ...87

1. Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...87

2. Hubungan antara Faktor Karakteristik Individu dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...88

a. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur .88 b. Hubungan antara kesukaan/preferensi Terhadap Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...89

4. Hubungan antara Faktor Lingkungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...90

a. Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...90

b. Hubungan antara Ketersediaan Buah dan Sayur di rumah dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...91

c. Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...92

BAB VI PEMBAHASAN ...94

A. Keterbatasan Penelitian ...94

B. Gambaran Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...94

C. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ....97

1. Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...97

2. Hubungan antara Faktor Karakteristik Individu (Jenis Kelamin dan Kesukaan/preferensi Terhadap Buah dan Sayur) dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...101

a. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur 101 b. Hubungan antara kesukaan/preferensi Terhadap Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...103

3. Hubungan antara Faktor Lingkungan (Uang Jajan, Ketersediaan Buah dan Sayur di Rumah dan Pengaruh Orangtua) dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ...106

a. Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur ....106

(14)

c. Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Buah dan

Sayur ...110

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN...114

A. Simpulan ...114

B. Saran ...114

DAFTAR PUSTAKA ...116

LAMPIRAN ... xviii

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... xix

Lampiran 2 Lembar FFQ ...xxv

Lampiran 3 Output Hasil Uji Validtas dan Reabilitas Kuesioner ... xxvi

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Dependen ...52

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Independen ...53

Tabel 4.1 Perhitungan Besar Sampel Minimum ...58

Tabel 4.2 Perhitungan Proporsi Sampel Pada Setiap Kelas ...59

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner ...71

Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas Kuesioner ...73

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Kelamin ...78

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...79

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...79

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...80

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...81

Tabel 5.6 Distribusi Gambaran Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...82

Tabel 5.7 Distribusi Gambaran Kesukaan/Preferensi Terhadap Sayur Pada Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...83

Tabel 5.8 Distribusi Gambaran Uang Jajan Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...85

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Buah dan Sayur di rumah Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...86

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengaruh Orangtua Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...87

Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Niat Mengonsumsi Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...88

(16)

Tabel 5.13 Analisis Hubungan antara Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...89 Tabel 5.14 Analisis Hubungan antara Uang Jajan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...91 Tabel 5.15 Analisis Hubungan antara Ketersediaan Buah dan Sayur Dirumah dengan Perilaku

Konsumsi Buah dan Sayur Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015 ...92 Tabel 5.16 Analisis Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Buah

(17)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991) ...36 Bagan 2.2 Kerangka Theory of Planned Behavior Mengkonsumsi Buah dan Sayur...46 Bagan 2.3 Kerangka Teori Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Buah dan Sayur Pada

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang ...24 Gambar 5.1 Distribusi Jenis Buah yang Paling Disukai Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127

Jakarta Barat Tahun 2015 ...82 Gambar 5.2 Distribusi Jenis Sayur yang Paling Disukai Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengonsumsi suatu jenis makanan tertentu merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Mengonsumsi makanan yang memiliki zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang sehingga pada akhirnya dalam proses kehidupan, tubuh akan terpelihara dan akan ada perbaikan sel-sel tubuh serta mengoptimalkan proses pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2004).

Pangan atau makanan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia (Saparinto dan Diana, 2006). Selain menyehatkan bagi tubuh, pangan juga berfungsi sebagai bahan pembangun tubuh atau pemelihara dan memperbaiki bagian-bagian yang rusak, memberi tenaga atau energi bagi tubuh saat istirahat dan beraktivitas (Atmojo, 2007). Pentingnya makanan bagi tubuh membuat manusia harus benar-benar memperhatikan pola makan sehari-hari agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit (Sekarindah, 2008).

(20)

antioksidan untuk membebaskan radikal bebas, antikanker dan menetralkan kolesterol jahat (Khomsan, dkk., 2008).

Kemudian, kurang konsumsi buah dan sayur juga bisa berdampak bagi kesehatan seperti menimbulkan gangguan penglihatan, meningkatkan kolesterol darah, risiko kegemukan, kanker kolon, sembelit dan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh (Ruwaidah, 2007). Selain itu, dampak kesehatan lainnya jika tubuh kekurangan konsumsi buah dan sayur tubuh akan berisiko terkena berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, stroke, diabetes, hipertensi dan obesitas (Krueger, et al., 2007).

Pada umumnya buah dan sayuran memiliki kandungan yang rendah energi dan tinggi akan serat, vitamin dan mineral (Soenardi, 2005). Selain itu, buah dan sayur merupakan sumber karbohidrat kompleks yang mengenyangkan. Walaupun memiliki kandungan kalori yang rendah, konsumsi buah dan sayur memberi kepuasan bagi tubuh karena kekayaan nutrisi yang dimilikinya. Salah satu cara untuk mengurangi dampak buruk dari kelebihan sodium adalah dengan mengonsumsi buah dan sayur. Hal tersebut dikarenakan, konsumsi buah dan sayuran akan menyeimbangkan elektrolit tubuh (Lingga, 2012).

(21)

Konsumsi buah dan sayur di berbagai negara masih belum memenuhi rekomendasi yang diberikan oleh World Health Organization (WHO) atau rekomendasi dari negaranya sendiri (Annur, 2014). WHO merekomendasikan konsumsi sayur dan buah untuk remaja sebanyak 400 – 600 gram per orang per hari untuk mencegah terjadinya penyakit kronis (WHO, 2003). Kurang lebih setiap porsi buah dan sayur memiliki berat 80 gram. Selain itu, berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang (2014), anjuran mengonsumsi buah dan sayur di Indonesia sebesar 3-5 porsi sayur atau setara dengan 250 gram sayur dan 2-3 porsi buah atau setara dengan 150 gram buah.

Masih rendahnya perilaku konsumsi buah dan sayur di dunia dapat dilihat dari berbagai penelitian tentang konsumsi buah dan sayur di beberapa negara Eropa seperti di Norwegia yang diketahui kesediaan buah dan sayurnya rendah didapatkan sebesar 93% dari seluruh populasinya kurang mengonsumsi buah dan sayur yang telah direkomendasikan WHO. Selain itu, di Skotlandia yaitu salah satu negara yang diketahui kesediaan buah dan sayurnya cukup tinggi didapatkan sebesar 56% dari seluruh populasinya kurang mengonsumsi buah dan sayur yang telah ditetapkan WHO (Naska, 2000). Sedangkan, di Indonesia sendiri diketahui masuk dalam kategori negara dengan tingkat konsumsi buah dan sayur yang paling rendah, padahal Indonesia merupakan negara yang kaya akan buah dan sayur (Putri, 2011).

(22)

2013. Kemudian, menurut data survei konsumsi makanan individu Indonesia tahun 2014 diketahui rata-rata konsumsi sayur dan olahannya pada penduduk Indonesia kelompok umur 13-18 tahun sebesar 45,8 gram per orang per hari serta rata-rata konsumsi buah dan olahannya pada penduduk Indonesia kelompok umur 13-18 tahun sebesar 25,2 gram per orang per hari (Balitbangkes, 2014). Angka tersebut masih jauh dari anjuran konsumsi buah dan sayur di Indonesia yang seharusnya yaitu sebanyak 200-300 gram buah per orang per hari dan 150-200 gram sayur per orang per hari (Almatsier, 2004). Rendahnya konsumsi kedua sumber serat tersebut menjadikannya masuk ke dalam 10 besar faktor penyebab kematian di dunia (Parhati,2011).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup tinggi. Berdasarkan data statistik kependudukan, jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 diketahui sebanyak 237,6 juta jiwa dan 26,67% diantaranya adalah remaja (10-19 tahun), jumlah tersebut lebih besar dibanding kelompok bayi dan anak-anak, dewasa, serta lanjut usia. Penduduk remaja (10-24 tahun) perlu mendapatkan perhatian serius karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan sangat beresiko terhadap masalah kesehatan (BKKBN, 2011).

(23)

(Wulansari, 2009). Memperhatikan pola makan pada saat remaja sangatlah penting karena budaya dan pengalaman pada masa remaja akan menentukan masa dewasa seseorang (Santrock, 2003).

DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi penduduknya diatas prevalensi nasional (Lestari, 2012). Dalam segi konsumsi buah dan sayur, DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi yang tingkat kurang konsumsi buah dan sayur di atas usia 10 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2013 (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tentang konsumsi sayuran dan buah-buahan perkapita perhari menurut Provinsi Kota-Desa Tahun 2007, DKI Jakarta menempati urutan terendah dengan konsumsi sebesar 71,56 kkal/hari (Aswatini, dkk, 2008). Selain itu menurut data Riskesdas tahun 2013, Provinsi DKI Jakarta memiliki proporsi konsumsi buah dan sayur pada remaja awal lebih rendah dari persentase nasional, yakni hanya sebesar 5%. Kemudian, wilayah Kotamadya Jakarta Barat merupakan wilayah tertinggi kedua yang memiliki proporsi konsumsi buah dan sayur yang kurang dari anjuran (Riskesdas DKI Jakarta, 2013).

(24)

Ketujuh penelitian tersebut terdiri dari penelitian Blanchard Fisher et al., (2009); Blanchard Kupperman et al., (2009); Bogers et al., (2004); Collins & Mullan (2011); Povey et al., (2000); Godin et al., (2010) dan Kittinger et al., (2008).

Selain itu, perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor umur, jenis kelamin, preferensi/kesukaan terhadap buah dan sayur, latar belakang budaya, uang jajan, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan pengaruh orang tua (Ramussen et al.,2006). Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan dan kecukupan gizi individu (Wulansari, 2009).

Menurut Ramussen et al., (2006), anak-anak dan remaja perempuan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja. Hal ini selaras dengan penelitian Baker dan Wardle (2003) dalam Farisa (2012), ditemukan bahwa perempuan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak, walaupun mengonsumsi dengan porsi yang lebih kecil.

Pada penelitian Neumark-Sztainer et al. (2003), menemukan bahwa kesukaan/preferensi buah dan sayur memiliki hubungan secara langsung terhadap konsumsi buah dan sayur pada remaja. Hal yang sama juga disampaikan Ramussen et al., (2006), yaitu hampir di seluruh Negara beranggapan bahwa rasa dan kesukaan terhadap suatu makanan sangatlah penting hubungannya dengan perilaku konsumsi seseorang tidak terkecuali konsumsi buah dan sayur.

(25)

Hal tersebut dikarenakan perilaku orang dewasa dalam mengonsumsi buah dan sayur akan mendorong anak-anaknya melakukan hal yang sama.

Penghasilan keluarga yang dilihat berdasarkan uang jajan anak juga memengaruhi konsumsi buah dan sayur. Pada penelitian Zenk (2005) dalam Ramussen et al., (2006), ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penghasilan keluarga dengan perilaku konsumsi individu, yaitu seseorang yang memiliki pendapatan dan status ekonomi tinggi cenderung akan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak.

Berdasarkan data-data di atas peneliti beranggapan bahwa hubungan antara niat untuk berperilaku menurut theory of planned behavior dan faktor lain seperti umur, jenis kelamin, kesukaan terhadap buah dan sayur, pengaruh orang tua dan uang jajan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja merupakan hal yang penting untuk diteliti.

(26)

buah 2-3 porsi dan sayur 3-5 porsi per orang per hari. Oleh karena itu, peneliti beranggapan perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

(27)

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?

2. Bagaimana gambaran niat yang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan pengendalian dalam berperilaku dalam mengonsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?

3. Bagaimana gambaran faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan kesukaan/preferensi) dalam mengonsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?

4. Bagaimana gambaran faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan pengaruh orangtua dalam mengonsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?

5. Apakah ada hubungan antara niat yang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan pengendalian dalam berperilaku dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?

6. Apakah ada hubungan antara faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur) dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015?

(28)

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya gambaran perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.

b) Diketahuinya gambaran niat dalam berperilaku mengonsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.

c) Diketahuinya gambaran faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan kesukaan/preferensi) dalam mengonsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.

d) Diketahuinya gambaran faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan pengaruh orangtua dalam mengonsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.

(29)

f) Diketahuinya hubungan antara faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur) dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.

g) Diketahuinya hubungan antara faktor lingkungan (uang jajan, ketersediaan buah dan sayur dirumah dan pengaruh orangtua) dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas VIII dan IX di SMPN 127 Jakarta Barat tahun 2015.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang gambaran perilaku konsumsi buh dan sayur remaja dan memberikan informasi kesehatan khususnya di bidang gizi remaja.

2. Manfaat Bagi SMPN 127 Jakarta Barat

(30)

3. Manfaat Bagi Peneliti Lain

Memberikan informasi dan dapat dijadiakan acuan untuk pengembangan penelitian berikutnya.

F. Ruang Lingkup

(31)

13 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsumsi Buah dan Sayur

Konsumsi adalah pemakaian barang hasil produksi (bahan pakaian, makanan, dsb), barang-barang yang langsung memenuhi keperluan hidup kita (KBBI, 2010). Konsumsi sayuran dan buah-buahan berarti memakai hasil produksi yang berupa sayuran atau buah-buahan guna memenuhi keperluan hidup. Sayuran dan buah-buahan sering dikelompokkan dalam komoditi hortikultural, komoditi tersebut relatif kaya akan berbagai zat gizi, serta rendah dalam energi tetapi tinggi kadar seratnya, mineral dan vitamin. Karena alasan tersebut komoditi tersebut merupakan komponen yang sangat berguna, dalam tercapainya keseimbangan pangan dan gizi masyarakat (Winarno, 2002).

(32)

buah-buahan setara dengan 200/g/orang/hari atau sekitar 4,5% dari total suplai energi dianggap cukup (Winarno 2002).

1. Penilaian Perilaku Konsumsi

Penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Akan tetapi hasil penilaian konsumsi makanan hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya kekurangan gizi pada seseorang. Hal ini karena penilaian konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung.

Menurut Gibson (2005), secara umum penilaian konsumsi dapat mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga bahkan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Penilaian konsumsi dapat dibagi menjadi dua jenis metode, metode kualitatif dan kuantitatif. Selain bisa dibagi berdasarkan metode kuantitatif dan kualitatif, penilaian konsumsi bisa dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat nasional, rumah tangga dan individu. Berikut beberapa metode penilaian konsumsi secara kuantitatif untuk tingkat individu.

Menurut Gibson (2005), penilaian konsumsi makanan seseorang dibagi menjadi beberapa metode, diantaranya :

a) Metode Food Recall 24 jam

(33)

dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi dalam periode 24 jam yang lalu. Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall24 jam data yang diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain). Jika pengukuran dilakukan hanya satu kali (1 x24 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan individu. Oleh karena itu, recal 24 sebaiknya dilakukan berulang-ulang dengan hari yang tidak berturut-turut. Akan tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recal 24 jam tanpa berturut-turut, mampu menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang asupan harian individu.

b) Estimated Food Records

(34)

responden sehingga bisa membuat responden merubah kebiasaan makanannya terlebih dibutuhkan kejujuran dan kemampuan responden dalam mencatat dan memperikirakan jumlah yang dikonsumsi.

c) Penimbangan Makanan (Food Weighing)

Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia. Perlu diperhatikan, bila terdapat sisa makanan setelah makan maka perlu juga ditimbang sisa tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi. Meski pada umumnya data yang diperoleh lebih akurat jika menggunakan metode ini, namun dalam pelaksanaannya memerlukan waktu dan uang yang lebih besar, terlebih dibutuhkan kerjasama yang baik dengan responden.

d) Food Frequency Questionnaire (FFQ)

(35)

dengan hitungan hari yang lebih spesifik seperti dalam rentan waktu mingguan ataupun bulanan.

Food Frequency Questionnaire (FFQ) ada yang bersifat kualitatif dan semi kuantitatif. Lembar FFQ kualitatif berisikan daftar nama makanan atau kelompok makanan dan pilihan waktu konsumsi responden yang dapat dilihat dengan keterangan sering, kadang-kadang dan tidak pernah ataupun hitungan hari. Sedangkan FFQ semi kuantitatif adalah lembar FFQ kualitatif yang ditambahkan dengan ukuran rumah tangga atau jumlah per jenis makanan sehingga dapat dihitung asupan per zat gizi nya.

2. Buah dan Sayur

(36)

a) Definisi Buah

Buah adalah bagian dari tanaman yang strukturnya mengelilingi biji dimana struktur tersebut berasal dari indung telur atau sebagai fundamen (bagian) dari bunga itu sendiri. Buah-buahan merupakan sumber vitamin (terutama vitamin C dan Karotin atau provitamin A) dan mineral (seperti zat kalsium, zat pospor dan lainnya) dalam jumlah kecil. Serat banyak terdapat pada buah-buahan di bagian kulitnya. Jadi, bila buah yang dapat dimakan dengan kulitnya, dianjurkan tidak perlu dikupas, hanya dicuci sampai bersih (Sediaoetama, 2004).

Setiap buah mempunyai kandungan vitamin dan mineral yang berbeda. Misalnya belimbing, durian, jambu, jeruk, manga, melon, papaya, rambutan, sawo dan sirsak merupakan kebiasaan buah yang mengandung vitamin C relatif tinggi dibandingkan buah lainnya. Sedangkan jambu biji, manga matang, pisang raja dan nangka merupakan sumber provitamin A yang sangat tinggi (Astawan, 2008).

Buah-buahan dapat dikelompokkan sebagai berikut : (Radha dan Matthew 2007)

a. Buah di iklim sedang,misalnya : apel, pir, almond, walnut.

b. Buah di daerah tropis, misalnya : mangga, pisang, papaya, jambu biji merah, jeruk.

(37)

b) Definisi Sayur

Sayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Bagian tumbuhan yang dapat dibuat sayur antara lain daun (sebagian besar sayur adalah daun), batang (wortel adalah umbi batang), bunga (jantung pisang), buah muda (labu), sehingga dapat dikatakan bahwa semua bagian tumbuhan dapat dijadikan bahan makanan sayur (Sediaoetomo, 2004).

Menurut Astawan (2008) sayuran dapat dikelompokan sebagai berikut :

1) Jenis sayuran daun, misalnya daun bayam, kangkung, daun singkong, lembayung, katuk, genjer, sawi, kenikir, daun ubi, daun jambu mete dan tespong.

2) Jenis sayuran buah, misalnya terong, labu siam, tomat, pare, labu air dan pare welut.

3) Jenis sayuran bunga, misalnya kembang kol, bunga pisang (jantung pisang), bunga papaya, bunga sedap malam, bunga turi, brokoli 4) Jenis sayuran kacang muda, misalnya kacang panjang, buncis,

(38)

5) Jenis sayuran tunas, misalnya taoge dan rebung. Taoge dibuat dari kacang-kacangan yang ditumbuhkan. Macam taoge yang sering digunakan untuk hidangan sayuran, misalnya taoge kacang hijau. c) Manfaat Buah dan Sayur Bagi Tubuh

Buah dan sayuran memiliki banyak manfaat yang baik bagi kesehatan. Dari segi kesehatan, sayuran memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Mengonsumsi sayuran sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan gizi, berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, serta bermanfaat untuk perawatan kecantikan. Manfaat buah dan sayur adalah sebagai berikut :(Rukmana 2005)

1) Sayuran dapat membuat awet muda dan selalu segar ; 2) Memperbaiki pencernaan makanan ;

3) Merangsang nafsu makan ;

4) Mengaktifkan kelenjar ludah, pankreas dan hati ; 5) Merangsang pengeluaran cairan lambung, serta ; 6) Membantu proses pencernaan daging, ikan dan lemak.

Selain itu, menurut Khomsan, dkk (2008), buah dan sayur mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Ada dua alasan utama yang membuat konsumsi buah dan sayur penting untuk kesehatan, yaitu :

(39)

vitamin C, vitamin A, potassium dan folat kurang terpenuhi. Oleh karena itu, buah dan sayur merupakan sumber makanan yang baik dan menyehatkan.

b) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi tinggi buah dan sayur dapat menurunkan insiden terkena penyakit kronis. Salah satu studi epidemiologi yang mengkaji secara umum terhadap perilaku sekelompok masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat Cina, Jepang dan Korea lebih sedikit terkena kanker dan penyakit jantung coroner dibandingkan masyarakat Eropa dan Amerika. Hal ini disebabkan karena masyarakat Korea, Jepang dan Cina dikenal sangat suka mengonsumsi sayuran dan buah-buahan lebih banyak dari Negara Eropa dan Amerika.

c) Buah-buahan dan sayuran segar juga mengandung enzim aktif yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Komponen gizi dan komponen aktif non-nutrisi yang terkandung dalam buah dan sayur berguna sebagai antioksidan untuk membebaskan radikal bebas, antikanker dan menetralkan kolesterol jahat.

d) Dampak Kurang Konsumsi Buah dan Sayur Bagi Tubuh

(40)

total pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun atau naik 14 juta jiwa dari 38 juta jiwa karena penyakit degeneratif. Salah satu faktor pemicu penyakit stroke adalah kurangnya konsumsi buah dan sayur (Yatim, 2005).

Buah-buahan dan sayuran memiliki manfaat bagi penderita stroke. Kekayaan mineral yang dimiliki kedua jenis pangan nabati tersebut juga bermanfaat untuk menjaga kestabilan tekanan darah. Konsumsi buah dan sayuran akan menyeimbangkan elektrolit tubuh, memperbanyak konsumsi buah dan sayuran sudah cukup untuk mengatasi kelebihan sodium pada penderita hipertensi. Buah dan sayuran merupakan sumber karbohidrat kompleks yang mengenayangkan. Walaupun memiliki kandungan kalori yang rendah, konsumsi buah dan sayuran memberi kepuasan bagi tubuh karena kekayaan nutrisi yang dimilikinya (Lingga 2012).

Selain itu, beberapa dampak apabila seseorang kurang mengonsumsi buah dan sayur menurut Ruwaidah (2007), antara lain :

(41)

e) Anjuran Kebutuhan Buah dan Sayur

WHO menganjurkan konsumsi sayur dan buah untuk hidup sehat sejumlah 400 gr per orang per hari, yang terdiri dari 250 gram sayur dan 150 gram buah. Bagi orang Indonesia dianjurkan konsumsi sayur dan buah 300-400 gram per orang per hari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram per orang per hari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah konsumsi sayur dan buah tersebut adalah porsi sayur. Menurut WHO/FAO (2003), yang dimaksud dengan 1 porsi sayur adalah 1 mangkok sayur segar atau ½ mangkok sayur masak dan 1 porsi buah adalah 1 potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1 mangkok buah irisan. Konsumsi buah dan sayur dianggap „cukup‟ apabila asupan buah dan sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap „kurang‟ apabila asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi

sehari.

(42)

Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang Sumber Gambar : Kemenkes RI, 2014

Konsumsi buah dan sayur harus cukup, tidak boleh kurang ataupun berlebihan sebab jika kekurangan ataupun kelebihan dapat menimbulkan efek negatif bagi tubuh. Kekurangan buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat-zat gizi seperti vitamin dan mineral yang bermanfaat dan dibutuhkan tubuh. Sedangkan jika tubuh kelebihan buah dan sayur dapat berakibat membebani kerja ginjal (Khomsan, 2003).

B. Remaja

(43)

tahun. Namun, jika pada saat remaja seseorang tersebut sudah menikah , maka ia tergolong dewasa bukan lagi remaja (Efendi dan Makhfudli, 2009).

Remaja terbagi menjadi tiga tahap usia. Remaja awal, usia 11 sampai 14 tahun adalah dimana remaja mengalami pubertas dan perubahan kognitif. Selanjutnya remaja tengah, usia 15-17 tahun adalah dimana remaja mengalami peningkatan kemandirian dan melakukan berbagai eksperimen. Kemudian terakhir yaitu remaja akhir, usia 18 sampai 21 tahun adalah dimana remaja mulai membuat keputusannya sendiri (Story et al., 2002).

Selain itu menurut Yunus (2010), masa remaja diperinci menjadi beberapa masa yaitu:

1. Masa praremaja (remaja awal)

Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relative singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga sering kali masa ini disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik dan sebagainya.

2. Masa remaja (remaja madya)

(44)

3. Masa remaja akhir

Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam masa dewasa.

Masa remaja adalah tahap perkembangan yang penting dalam kehidupan seorang manusia (Adisti, 2010). Selain itu, remaja merupakan kelompok yang positif dan produktif karena pada saat remaja seseorang memiliki vitalitas, energi dan semangat yang luar biasa sehingga bisa dikembangkan untuk hal yang positif (Surbakti, 2009). Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis dan emosi (Efendi dan Makhfudli, 2009).

Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkhohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi (Arisman, 2009).

C. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Remaja

(45)

al.,(2006) diketahui bahwa karakteristik individu dan lingkungan memiliki hubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada anak dan remaja. Faktor karakteristik individu yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur meliputi umur, jenis kelamin dan kesukaan/preferensi. Sedangkan faktor lingkungan yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur meliputi uang jajan, latar belakang budaya, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan pengaruh orangtua. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur yang dikelompokkan berdasarkan faktor karakteristik individu dan faktor lingkungan:

1. Karakteristik Individu a) Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan dan kecukupan gizi individu (Wulansari, 2009). Kebiasaan makan yang diperoleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut (Arisman, 2009). Kebutuhan remaja terkait konsumsi buah dan sayur sebaiknya tercukupi, karena buah dan sayur sangat penting sebagai sumber vitamin dan mineral serta penetral kadar kolesterol darah terutama yang berasal dari pangan hewani. Dengan konsumsi buah dan sayur, kadar kolesterol dapat terkontrol.

(46)

buah 2-3 porsi buah sebanyak 200-300 gram sehari dan sayur 3-5 porsi sayur sebanyak 150-200 gram sehari. Oleh karena itu, semua golongan umur membutuhkan konsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang cukup, khususnya remaja (Farida, 2010).

b) Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja (Ramussen et al., 2006). Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku makan seseorang. Jenis kelamin turut mempengaruhi kebiasaan dan perilaku makan karena jenis kelamin menentukan besar kecilnya kebutuhan energi (Farisa, 2012). Perbedaan jenis kelamin akan menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang karena pertumbuhan dan perkembangan individu satu dengan yang lain cukup berbeda (Lestari, 2012).

(47)

dibandingkan remaja perempuan. Hal tersebut selaras dengan pendapat Ramussen et al., (2006), bahwa anak-anak dan remaja perempuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi buah dan sayur. Selain itu, di Georgia, didapatkan perempuan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak,dari pada laki-laki dan berdasarkan uji statistik pula diketahui bahwa jenis kelamin berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur (Reynolds et al., 2004).

c) Kesukaan/Preferensi Terhadap Buah dan Sayur

Kesukaan/preferensi makanan merupakan tindakan atau ukuran suka atau tidak sukanya terhadap suatu jenis makanan (Suharjo, 1989). Hampir di seluruh Negara beranggapan bahwa rasa dan kesukaan terhadap suatu makanan sangatlah penting hubungannya dengan perilaku konsumsi seseorang tidak terkecuali konsumsi buah dan sayur (Ramussen et al., 2006).

Kesukaan/preferensi buah dan sayur memiliki hubungan secara langsung terhadap konsumsi buah dan sayur pada remaja (Neumark-Sztainer et al. 2003). Hal tersebut selaras dengan penelitian Annur (2014), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara preferensi dengan konsumsi buah dan sayur. Hal tersebut dikarenakan, sebagian besar responden menyukai sayuran segar (55,9%).

(48)

akan meningkat (Neumark-Sztainer et al. 2003). Hal tersebut selaras dengan Capaldi (1999) dalam Blanchette dan Brug (2005), yang menyatakan bahwa jika ketersediaan buah dan sayur kurang maka paparan buah dan sayur pada anak juga terbatas, sehingga akan mengurangi kesukaan dan preferensi terhadap buah dan sayur dan sebaliknya.

2. Faktor Lingkungan a) Uang Jajan

Krisis ekonomi, sosial dan politik yang terjadi sejak tahun 1997 merupakan akar dari masalah gizi. Krisis tersebut menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Hal ini menyebabkan menurunnya perilaku konsumsi seseorang dan akhirnya status gizi seseorang mengalami penurunan Aritonang (2002) dalam Ernawati (2006).

Faktor penghasilan keluarga merupakan salah satu faktor dalam perilaku konsumsi buah dan sayur (Ramussen et al., 2006). Berdasarkan penelitian Zenk (2005) dalam Ramussen et al., (2006), ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penghasilan keluarga dengan perilaku konsumsi individu, yaitu seseorang yang memiliki pendapatan dan status ekonomi tinggi cenderung akan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak. Penghasilan keluarga memiliki hubungan dengan uang jajan anak. Biasanya apabila penghasilan keluarga besar, maka uang saku anak pun juga akan besar (Farisa, 2012).

(49)

pendapatan terbatas cenderung tidak dapat memenuhi kebutuhan makanannya sejumlah yang diperlukan tubuh. Setidaknya keanekaragaman bahan makanan kurang terjamin, karena dengan uang yang terbatas tidak akan banyak pilihan bahan makanan yang dikonsumsi (Suhardjo, 2006). Peluang bertambahnya uang saku yang diterima remaja dari orangtua diduga semakin besar dengan semakin meningkatnya daya beli dan pendapatan masyarakat di perkotaan (Bahria, 2009).

Remaja yang memiliki uang saku cukup besar, biasanya akan lebih sering mengonsumsi makanan modern yang memiliki gengsi dengan harapan akan diterima di kalangan teman sebaya mereka (Benjamin et al.,2004 dalam Estetika 2007). Hal selaras juga terjadi pada beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa remaja yang memiliki uang lebih tidak berpikir agar menggunakan uangnya untuk membeli buah tetapi mereka lebih memilih makanan yang kurang sehat seperti: kue-kue, makanan cepat saji dan keripik (Ramussen et al., 2006).

b) Latar Belakang Budaya

(50)

Tingkah laku seseorang atau kelompok masyarakat dalam pola konsumsi pada umumnya dipengaruhi oleh kebudayaan atau sikap mengenai suatu makanan, baik mengenai jenis pangan, manfaat, dan bagaimana makanan tersebut dimakan. Kebudayaan suatu bangsa masyarakat mempunyai kekuatan yang berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan yang digunakan untuk dikonsumsi. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahayul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan pengetahuan konsumsi makanan menjadi rendah (Supariasa, 2001).

c) Ketersediaan Buah dan Sayur di Rumah

Berdasarkan 15 penelitian di berbagai Negara, diketahui bahwa faktor ketersediaan buah dan sayur di rumah merupakan salah satu faktor utama yang turut mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja (Ramussen et al., 2006). Buah dan sayur yang tersedia di rumah dipilih dan didapatkan oleh orangtua yang berbelanja. Jenis makanan yang tersedia lebih banyak mempunyai peluang yang lebih besar untuk dikonsumsi, sedangkan jenis makanan yang tidak tersedia tidak akan dikonsumsi orang. Jadi upaya untuk menyediakan lebih banyak buah dan sayuran di rumah dapat meningkatkan konsumsi jenis makanan ini (Reynolds et al., 2004).

(51)

baik pula tetapi memiliki ketersediaan buah dan sayur dirumah yang kurang baik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Rahmawati (2000), yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan dengan perilaku makan sayur pada anak. Penelitian Young et al. (2000), dan Cullen et al. (2003) juga mengatakan bahwa ketersediaan buah dan sayur dirumah berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja.

d) Pengaruh Orangtua

Orangtua merupakan sosok yang sangat penting dalam suatu keluarga. Kebiasaan anggota keluarga mengonsumsi nutrisi (terutama pada anak) sangat erat kaitannya dengan kebiasaan orang tua. Kebanyakan anak-anak belajar mengonsumsi buah dan sayur dari anggota keluarganya yang juga suka mengonsumsi buah dan sayur (Ramussen et al,. 2006).

(52)

buah dan sayur dan mendorong anaknya agar melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh orangtuanya.

D. Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)

Theory of Planned Behavior atau teori perilaku terencana mengungkapkan bahwa niat merupakan faktor utama dalam melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991). Dalam Theory of Planned Behavior dijelaskan bahwa niat seseorang berperilaku dipengaruhi oleh variabel sikap (attitude toward behavior), norma subjektif (subjective norms), dan pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control). Menurut Ajzen dan Fishbein, sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari niat berperilaku. Sikap ialah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Sikap ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan yang berkaitan dengan akibat/konsekuensi atas perilaku yang dimunculkan oleh individu yang bersangkutan (behavioral beliefs) dan ditimbang berdasarkan hasil evaluasi individu terhadap konsekuensi/akibat yang ditimbulkan dari perilaku yang akan dilakukan (outcome evaluation). Sikap-sikap tersebut dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap intensi berperilaku dan dihubungkan dengan norma subjektif dan pengendali dalam berperilaku.

(53)

bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Orang lain yang penting tersebut bisa orangtua, pasangan, sahabat, dokter dan sebagainya (Fishbein dan Ajzen, 2005).

Norma subjektif juga diasumsikan sebagai suatu fungsi dari niat yang secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk menampilkan suatu perilaku. Menurut Azjen (2006), norma subjektif dibentuk oleh dua hal yang mendasar yaitu : (1) Normative Belief, yaitu kepercayaan atau keyakinan individu bahwa orang lain mengharapkan seorang individu untuk bertindak atau berperilaku tertentu dan (2) Motivations to comply, yaitu kecenderungan individu untuk menampilkan apa yang menjadi keinginan dan pengharapan orang lain.

Faktor terakhir yang merupakan faktor tambahan yang dikembangkan dari teori sebelumnya (The Theory of Reaction Action) yaitu pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control). Menurut Ajzen (1991), pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control) merupakan keberadaan rasa kebutuhan dan peluang yang berasal dari persepsi individu tentang kemudahan atau kesulitan dalam melakukan suatu tindakan. Faktor ini menjelaskan situasi dimana faktor non-motivasi juga berperan dalam merubah sikap seseorang dalam berperilaku. Faktor non-motivasi yang dimaksud meliputi faktor biaya, kemampuan dan pengetahuan yang dapat mempengaruhi kendali dalam berperilaku seseorang dalam melakukan perilaku (Achmat, 2010).

(54)

Seseorang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi atau niat yang kuat untuk menampikan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan menyetujuinya. PBC dapat mempengaruhi perilaku secara langsung atau tidak langsung melalui niat. Berdasarkan (bagan 2.1), terlihat adanya garis penuh yang menghubungkan PBC dengan tingkah laku secara tidak langsung melalui perantara niat. Hubungan yang tidak langsung ini setara dengan hubungan dua faktor lainnya dengan tingkah laku. Selain itu ada keistimewaan pada faktor PBC ini, yaitu adanya hubungan secara langsung PBC dengan tingkah laku yang digambarkan dengan garis putus-putus, tanpa melalui niat. Menurut Ajzen (1991), garis putus-putus pada bagan di atas menandakan bahwa hubungan antara perceived behavioral control dengan tingkah laku yang diharapkan muncul ketika terdapat keselarasan antara keyakinan yang berasal dari kebiasaan yang dilakukan seperti pengetahuan tentang sesuatu yang akan dilakukan, rasa percaya diri untuk melakukan dan ketersediaan alat yang digunakan untuk melakukan suatu perilaku (actual behavioral control).

Bagan 2.1

Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991)

(55)

E. Faktor Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior) Terhadap Konsumsi Buah dan Sayur

1. Niat Berperilaku Mengonsumsi Buah dan Sayur

Niat merupakan faktor yang paling bisa memprediksi seseorang melakukan suatu perilaku tertentu atau tidak. Seperti pada umumnya, semakin kuat niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku maka semakin besar pula kemungkinan usaha yang diperbuat . Niat adalah suatu fungsi dari rasa percaya (beliefs) dan atau informasi yang penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu perilaku akan mengarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Seorang individu akan berniat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara positif (Ajzen, 1991). Niat seseorang untuk mengonsumsi buah dan sayur dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control dalam mengonsumsi buah dan sayur. Kualitas niat dipengaruhi oleh waktu yang dimiliki seseorang untuk berperilaku. Oleh karenanya, niat bisa berubah oleh waktu. Semakin lama jarak antara niat dan perilaku, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan niat (Achmat, 2010).

(56)

perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja dinyatakan melalui uji hubungan korelasi antara niat dengan faktor sikap, niat dengan norma subjektif dan niat dengan pengendalian dalam berperilaku. Berbeda dengan penelitian Cox et al., (1998), yang pada penelitiannya menemukan adanya hubungan yang signifikan antara niat dengan perilaku makan yang dinyatakan oleh uji hubungan Chi-Square. Pada penelitian ini, peneliti juga menggunakan uji hubungan Chi-Square dikarenakan peneliti hanya ingin melihat ada tidaknya hubungan antara niat yang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan pengendalian dalam berperilaku dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada responden.

a) Sikap terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Sikap menunjukkan status mental seseorang yang digunakan oleh individu untuk menyusun cara mereka mempersepsikan lingkungan mereka dan memberi petunjuk cara meresponnya (Achmat, 2010). Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari niat berperilaku. Selain itu, sikap ialah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan suatu perilaku tertentu. Kepercayaan-kepercayaan atau beliefs ini disebut dengan behavioral beliefs. Seorang individu akan berniat untuk menampilkan suatu perilaku tertentu ketika ia menilainya secara positif (Ajzen dan Fishbein, 2005).

(57)

bersangkutan (behavioral beliefs) dan ditimbang berdasarkan hasil evaluasi individu terhadap konsekuensi/akibat yang ditimbulkan dari perilaku yang akan dilakukan (outcome evaluation).

Seseorang akan memiliki sikap positif jika seseorang tersebut memiliki keyakinan atau pandangan bahwa buah dan sayur merupakan makanan yang menyehatkan dan memiliki rasa yang lezat sehingga tidak akan merasa mual atau timbul rasa sakit di perut jika memakannya. Sebaliknya, seseorang akan memiliki sikap negatif terhadap buah dan sayur jika seseorang tersebut memiliki keyakinan atau pandangan yang buruk terhadap buah dan sayur seperti beranggapan bahwa buah dan sayur merupakan makanan yang membosankan dan memiliki rasa yang pahit. Selain itu, evaluasi juga turut mempengaruhi sikap seseorang. Misal, adanya evaluasi positif jika seseorang menilai bahwa mengonsumsi buah dan sayur sangat penting bagi kesehatan karena jika seseorang rutin mengonsumsi buah dan sayur akan terhindar dari sembelit dan berbagai penyakit lainnya. Sebaliknya, jika seseorang itu memiliki evaluasi negatif ketika seseorang tersebut menilai sulitnya mendapatkan buah dan sayur dan akan hanya menghabiskan uang saja.

(58)

itu, berdasarkan uji statistik diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan konsumsi buah dan sayur.

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan Klama et al., (2013) mengenai gambaran konsumsi buah dan sayur dengan menggunakan theory of planned behavior ditemukan bahwa antara faktor sikap dan perilaku konsumsi buah dan sayur memiliki hubungan langsung yang signifikan (r=0,073). Hal ini dikarenakan jika seseorang memiliki sikap yang positif terhadap asupan buah dan sayur maka seseorang tersebut akan memiliki niat untuk mengonsumsi buah dan sayur tersebut setiap harinya (Kittinger et al., 2008).

b) Norma Subjektif terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

(59)

yang dianggap penting tadi (orangtua, teman dan pasangan), untuk mengonsumsi buah dan sayur setiap hari (Ajzen dan Fishbein, 2005)..

Menurut Klama (2013), terdapat 5 penelitian terkait konsumsi buah dan sayur (Blanchard, Kupperman et al., 2009; Bogers et al., 2004; Collins & Mullan, 2011; Cox et al., 1998, dan Povey et al., 2000), ditemukan bahwa norma subjektif memiliki hubungan yang signifikan dengan niat (intent) dalam berperilaku konsumsi buah dan sayur.

c) Perceived behavioral control terhadap Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

(60)

contoh di atas disebut pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control).

(61)

Penjabaran teori diatas dapat dibuat matriks sebagai berikut:

Nama Peneliti/ Tahun Penelitian

Judul Penelitian Tujuan Penelitian Tempat dan

Metode Penelitian

behavior to understand

fruit and vegetable

consumption?

Kegunaan teori planned of behavior terhadap niat dan PCB mengonsumsi buah dan sayur berdasarkan suku dan jenis kelamin

vegetable intake among

adolescents

Mengetahui hubungan konsumsi buah dan sayur remaja berdasarkan teori planned of behavior

Examining the predictive

value of the theory of

planned behavior and

stages of change on fruit

and vegetable intake

Menelaah hubungan penerapan teori planned of behavior dengan tahapan

perilaku konsumsi buah

(62)

Nama Peneliti/ Tahun Penelitian

Judul Penelitian Tujuan Penelitian Tempat dan

Metode Penelitian

two dietary behaviours:

Roles of perceived

control and self-efficacy

Menerapkan teori planned of behavior untuk dua

UK Consumer Attitudes,

Beliefs and Barriers to

Increasing fruit and

vegetable consumption

Untuk menilai sikap, niat dan hambatan yang

dirasakan dalam

meningkatkan konsumsi buah dan sayur sesuai teori planned of behavior

An extension of the theory

of planned behavior to

predict immediate

hedonic behaviors and

distal benefit behaviors

Meneliti perilaku dalam mengonsumsi buah dan sayur sebagai perilaku makan “ngemil” sesuai teori planned of behavior

(63)

Nama Peneliti/ Tahun Penelitian

Judul Penelitian Tujuan Penelitian Tempat dan

Metode Penelitian

Hasil Analisis

Boger, Brug, Van Assema & Dagnelie, 2004

Explaining fruit and

vegetable

consumption:the theory

of planned behavior

Menilai konsumsi buah dan sayur menurut teori planned of behavior untuk

menjelaskan variasi faktor konsumsi

overweight and obese

individuals

(64)

F. Kerangka Teori

Perilaku konsumsi buah dan sayur merupakan suatu tindakan untuk melakukan konsumsi buah dan sayur per hari. Perilaku konsumsi buah dan sayur adalah suatu kegiatan atau aktivitas individu untuk memenuhi kebutuhan akan buah dan sayur agar tercukupi kebutuhan gizi. Kecukupan buah dan sayur dihitung berdasarkan frekuensi rata-rata dan porsi asupan buah dan sayur dalam sehari selama seminggu (Depkes, 2008). Menurut Ajzen (1991) dalam teorinya (Theory of Planned Behavior) mengungkapkan bahwa perilaku seseorang dalam mengonsumsi buah dan sayur dipengaruhi oleh niat individu tersebut untuk mengonsumsi buah dan sayur dan yang mana niat tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor lainnya, yaitu sikap (attitude toward behavior), norma subjektif (subjective norms) dan pengendali dalam berperilaku (perceived behavioral control). Berikut kerangka theory of planned behavior dalam mengonsumsi buah dan sayur:

Sumber : Ajzen dan Fishbein (1991)

Bagan 2.2

Kerangka Theory of Planned Behavior Mengonsumsi Buah dan Sayur Sikap terhadap konsumsi buah dan

(65)

Selain Theory of Planned Behavior di atas, berdasarkan penelitian-penelitian kuantitatif terdahulu terkait konsumsi buah dan sayur ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor karakteristik individu dan faktor lingkungan juga memiliki hubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja (Ramussen et al., 2006), faktor. Berikut kerangka teori faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur menurut Ramussen et al. (2006):

Sumber : Ramussen et al., (2006)

Bagan 2.3

Kerangka Teori Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Buah dan Sayur Pada Anak-anak dan Remaja Menurut Ramussen et al., (2006)

Berdasarkan kedua kerangka teori di atas, yaitu kerangka theory of planned behavior dalam mengonsumsi buah dan sayur dan kerangka teori faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja menurut Ramussen et al., (2006) didapatkan kerangka teori dalam penelitian sebagai berikut:

Karakteristik Individu : - Umur

- Jenis kelamin

- Kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur Konsumsi Buah dan Sayur Pada

Anak dan Remaja Faktor Lingkungan:

- Uang jajan

- Latarbelakang budaya

(66)

Bagan 2.4

Kerangka Teori Modifikasi Ajzen (1991) dan Ramussen et al., (2006) Sikap terhadap konsumsi buah

dan sayur

Niat untuk mengkonsumsi buah dan sayur Norma subjektif dalam

mengkonsumsi buah dan sayur

Perceived Behavioral Control dalam mengkonsumsi buah dan

sayur

Perilaku Konsumsi

Buah dan Sayur

Faktor Lingkungan : - Uang jajan

- Latar belakang budaya

- Ketersediaan buah dan sayur di rumah

- Pengaruh orangtua Karakteristik Individu : - Umur

- Jenis kelamin

(67)

49 BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori (bagan 2.4) diatas dijelaskan bahwa kerangka teori terdiri dari gabungan theory of planned behavior dalam mengonsumsi buah dan sayur dan kerangka teori faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada anak-anak dan remaja itu sendiri. Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang akan diteliti. Variabel dalam kerangka konsep terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja. Kemudian, variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

1. Niat

(68)

2. Karakteristik individu

Faktor karakteristik individu merupakan faktor yang melekat pada diri seseorang. Faktor karakteristik individu dalam penelitian ini terdiri dari variabel jenis kelamin dan kesukaan/preferensi terhadap buah dan sayur. Sedangkan untuk variabel umur tidak diikutsertakan karena populasi dalam penelitian ini bersifat homogen yaitu rentang umur antara 13-15 tahun (usia siswa SMP kelas VIII dan IX).

3. Faktor lingkungan

(69)

Berdasarkan uraian di atas, maka disusunlah kerangka konsep seperti bagan 3.1 berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Niat untuk mengkonsumsi buah dan sayur yang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan

perceived behavior control

Karakteristik Individu: - Jenis kelamin - Kesukaan/preferensi

terhadap buah dan sayur

Faktor Lingkungan: - Uang jajan

- Ketersediaan buah dan sayur di rumah

- Pengaruh orangtua

Perilaku Konsumsi Buah

Gambar

Tabel 5.16 Analisis Hubungan antara Pengaruh Orangtua dengan Perilaku Konsumsi Buah
Gambar 5.2 Distribusi Jenis Sayur yang Paling Disukai Siswa Kelas VIII dan IX SMPN 127 Jakarta Barat Tahun 2015  ....................................................................................84
gambaran perilaku konsumsi buh dan sayur remaja dan memberikan informasi
Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang
+7

Referensi

Dokumen terkait

We propose an efficient method for change detection in mobile LiDAR data by means of voxel grid.. The method is implemented based on Apache Spark which enables distributed parallel

Berdasarkan wawancara dengan Sekretaris Nagari Padang Laweh bahwa nagari padang laweh sudah menyampaikan dan menjelaskan laporan pertanggungjawaban realisasi

Situasi Eropa menjelang Perang Dunia II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang Perang Dunia I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara

Nilai moral tersebut digunakan sebagai data penelitian yang mencakup keberanian, kemurahan hati, kejujuran, dan kesetiaan tokoh Hanum dalam novel trilogi karya Hanum

instan yang menjadi bahan penelitian adalah Kopi Nescafe adalah produk dari

Pada hari ini Jumat Tanggal Dua Puluh Sembilan Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Empat Belas (29-08-2014), berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Prakualifikasi

Pada hari ini Jumat Tanggal Dua Puluh Sembilan Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Empat Belas (29-08-2014), berdasarkan Berita Acara Penetapan Hasil Prakualifikasi

Dari penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa infusa bawang dayak dapat menurunkan tingkat nekrosis epitel tubulus pada ginjal mencit yang diinduksi karbon