• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : NAHDIAH NIM: 1810011000100

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK

JENJANG S-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

iv

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 6

C. BatasanMasalah ... 6

D. RumusanMasalah ... 6

E. TujuanPenelitian ... 7

F. ManfaatPenelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Konsep Media Pembelajaran ... 8

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8

b. Fungsi Media Pembelajaran ... 10

c. klasifikasimacam – macamdanjenis – jenis media pembelajaran 10 B. Konsep Media Audio Visual ... 11

a. PengertianMedia Audio Visual ... 11

b. Jenis – JenisMedia Audio Visual ... 11

c. KarakteristikMedia Audio Visual ... 16

d. FungsiMedia Audio Visual ... 16

(9)

v

c. Factor – Factor Yang MempengaruhiHasilBelajar ... 23

D. Konsep Mata PelajaranFikih... 23

a. PengertianFikih ... 23

b. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 28

c. KerangkaBerfikir ... 29

d. HipotesisTindakan ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TempatdanWaktuPenelitian ... 32

1. tempatpenelitian ... 32

2. WaktuPenelitian ... 32

B. Metodepenelitiandanrancangansikluspenelitian ... 32

C. SubjekPenelitian ... 35

D. Peran Dan PosisiPenelitiDalamPenelitian ... 35

E. TahapIntervensiTindakan ... 36

F. HasilIntervensiTindakan ... 40

G. Data Dan Sumber Data ... 40

H. InstrumenPengumpulan Data... 40

I. TeknikPemeriksaanKeterpercayaan ... 41

J. Analisis Data danInnterpretasi Data ... 44

K. PengembanganPerencanaanTindakan... 45

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46

1. IdentitasSekolah ... 46

2. VisidanMisi ... 46

(10)

vi

4. PembelajaranSiklus II ... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

(11)

vii

Tabel 4.2 Data Jumlah Peserta Didik 47

Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana 47

Tabel 4.5 Jadwal Pelajaran Fikih 51

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus 52

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus I 59

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus II 67

(12)

1

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan pada saat ini khususnya dalam

dunia pendidikan dituntut untuk bisa mengembangkan atau memajukan serta

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini pendidikan

memiliki peranan yang sangat penting. Sumber daya manusia yang sesuai

dengan kebutuhan pembangunan bangsa harus bisa dimunculkan dengan

melahirkan suatu sistem pendidikan yang berkualitas berdasarkan filosofis

bangsa. Oleh sebab itu, usaha untuk melahirkan suatu sistem pendidikan

nasional yang berkualitas yang sesuai dengan kondisi Negara yaitu

berdasarkan Pancasila harus terus dilaksanakan. Dan untuk mewujudkan

pendidikan yang berkualitas, salah satu yang harus ada adalah guru yang

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni

yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, dan kompetensi professional (UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen).1

Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang peranan

penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat

ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar

1

(13)

mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi

sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan

siswanya. Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan

yang diberikan guru.2

Untuk itu seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik

yaitu memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan dalam

penggunaan media pembelajaran.3

Penggunaan media atau alat bantu disadari oleh banyak praktisi

pendidikan sangat membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam

maupun di luar kelas, terutama membantu prestasi belajar siswa. Proses

pembelajaran akan berjalan efektif jika berlangsung dalam kondisi dan situasi

yang kondusif, menarik, nyaman, dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru

dituntut untuk dapat memanfaatkan dan menggunakan peralatan yang lebih

ekonomis, dan efesien serta melakukan usaha-usaha inovasi dalam

pembelajaran.

Pemanfaatan media dalam proses pembelajaran khususnya dalam

mata pelajaran keagamaan dalam hal ini Pendidikan Agama Islam dapat

dikatakan belum optimal. Demikian itu, lebih dirasakan bila dikaitkan dengan

perkembangan di bidang tekhnologi informasi dan komunikasi.

Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

2

Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Citra Utama, 2002), hlm.1

3

(14)

mengimani, dan saling menghormati.4 Serta usaha untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa memahami ajaran Islam secara

menyeluruh, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam

sebagai pedoman hidup.

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri atas empat

mata pelajaran, yaitu: Al-Qur’an Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah

Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya

saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Adapun Pendidikanm Agama

Islam dalam penyusunan skripsi ini adalah pada mata pelajaran fikih, yaitu

pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan manusia,

yang diambil dari dalil-dalil yang terinci (mendetail).5

Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah diarahkan untuk

mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan

tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga

menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah

(menyeluruh).6 Untuk itu diperlukan suasana pembelajaran yang kondusif,

menarik, nyaman dan menyenangkan. Maka dalam proses pembelajaran

diperlukan pemanfaatan media secara optimal.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan siswa kelas

VII MTs.Fatahillah Buncit Jakarta Selatan beserta guru mata pelajaran fikih,

4

Abdul majid dan Dian Andayani, Pendididkan Agama Islam berbasis Kompetensi

(Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2006) cet ke 2, hlm 130. 5

Muhamad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2011) cet ke 15, hlm 2.

6

Abd. Rozak dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan,

(15)

diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang disampaikan cenderung dikuasai

oleh guru dengan metode ceramahnya yang monoton, sehingga siswa hanya

duduk mendengarkan dengan sesekali diberi kesempatan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.7 Dan ketika mereka sudah

tidak dapat lagi berkonsentrasi, merasa jenuh, menunjukkan kelesuhan,

sebagian mereka lebih memilih diam, termenung, menggeleng ketika

ditanya, tidak mau bertanya ketika tidak memahami pelajaran, dan

meletakkan wajah mereka di atas meja. Hal tersebut disebabkan karena

kurang bervariasinya penggunaan pendekatan pembelajaran dan metode yang

sesuai dengan materi ajar dan kondisi siswa, masih sangat terbatasnya media

yang disediakan sekolah dan masih lemahnya kemampuan guru dalam

menciptakan media pembelajaran. Keadaan ini sangatlah tidak

menguntungkan terutama bagi peserta didik dalam pencapaian hasil belajar

mereka.

Kenyataan yang ada di kelas VII MTs. Fatahillah Buncit Jakarta

Selatan yang didapati peneliti adalah setiap kali diadakan pretest hanya

beberapa siswa saja yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan baik

yakni sekitar 10 dari 40 siswa atau 25%, rendahnya hasil ulangan harian dan

nilai tugas dalam beberapa mata pelajaran dikarenakan rendahnya motivasi

dan minat belajar siswa di satu sisi dan banyaknya jumlah siswa dalam satu

kelas sehingga menyebabkan siswa sulit untuk berkosentrasi, serta besarnya

pengaruh negatif yang datang dari tekhnologi sendiri seperti hand phone,

7

(16)

internet, play station dan lain-lain disisi lain menyebabkan rendahnya hasil

belajar siswa khususnya pada mata pelajaran fikih.

Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka

perlu diterapkan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan sehingga

siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran fikih, salah satunya dengan

memanfaatkan media audio visual karena audio visual dapat menyampaikan

informasi dengan cara yang lebih nyata dari pada yang dapat disampaikan

oleh kata-kata yang diucapkan. Dengan melihat sekaligus mendengar, orang

yang menerima materi pelajaran dapat lebih mudah dan lebih cepat mengerti.

“ Kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang

kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, dan 50 % dari apa yang kita lihat

dan dengar”. (Vernon A. Magnesen)8

dikutip oleh Pupuh Fathurrohman dan

M. Sobry Sutikno.

Berdasarkan latar belakang masalah inilah, peneliti ingin mengetahui

lebih jauh tentang penggunaan media pembelajaran audio visual, untuk dapat

menciptakan suasana pembelajaran fikih lebih menyenangkan dan tidak

membosankan. Untuk itu penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “

Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas VII pada Mata Pelajaran Fikih di MTs. Fatahillah Buncit Jakarta

Selatan”.

8

(17)

B. Identifikasi Masalah

Berpijak dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis

mengidentifikasikan masalah ini sebagai berikut:

1. Pembelajaran cenderung dikuasai guru.

2. Penggunaan metode pembelajaran kurang bervariasi.

3. Masih lemahnya kemampuan guru dalam menciptakan media

pembelajaran.

4. Masih rendahnya minat belajar siswa.

5. Masih rendahnya hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran fikih.

C. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah, maka penelitian

dibatasi pada:

1. Penggunaan Media Audio Visual jenis Film Gerak Bersuara dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Fikih di

MTs. Fatahilllah Buncit Jakarta Selatan.

2. Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai evaluasi siswa kelas VII

MTs.Fatahillah pada mata pelajaran Fikih materi salat jenazah.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media

(18)

2. Apakah penggunaan media Audio Visual dapat menigkatkan hasil belajar

siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih di MTs. Fatahillah Buncit

Jakarta Selatan?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

Media Audio Visual di MTs. Fatahillah pada mata pelajaran Fikih.

2. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran Audio Visual dalam

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran Fikih.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa

Memberikan suasana baru yang menyenangkan dalam

pembelajaran melalui media Audio Visual.

2. Guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menggunakan media pembelajaran Audio Visual.

3. Peneliti

Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti mengenai

peran media pembelajaran Audio Visual dalam meningkatkan daya

paham dan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dan

(19)

8

A. Deskripsi Teoritik 1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pemblajaran

Secara harfiah kata media memiliki arti “ perantara” atau

“pengantar”.Assocition for Education and Communication Technology

(AECT) mendefenisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan

untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Assocition

(NEA) mendefenisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,

didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan

dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhu

efektifitas program instruksional.1

Lesle J. Briggs , sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya

menyatakan bahwa media adalah “alat untuk memberi perangsang bagi

peserta didik supaya terjadi proses belajar.2

Media sering juga diganti dengan kata mediator, menurut Fleming

sebagaimana yang dikutip oleh Azhar Arsyad adalah alat yang turut

campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya, Mediator dapat

pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang

melakukan peran mediasi, mulai dari pendidik sampai kepada peralatan

1

Basyiruddin Usman dan Asnawir, op. cit., hlm. 11. 2

(20)

yang paling canggih. Ringkasnya, media adalah alat yang mengantarkan

atau menyampaikan pesan-pesan pembelajaran.3

Adapun yang dimaksud dengan media pembelajaran menurut para

ahli adalah:

1. Yudhi Munadi menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai segala

sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang

kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara

efesien dan efektif.4

2. Dalam Wina Sanjaya, Rossi dan Breidle , mengemukakan bahwa

media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai

untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah,

dan sebagainya.

3. Sedangkan Lesle J. Briggs menyatakan bahwa media sebagai “the

physical means of conveying instructional content ………. book, films,

videotapes, ect 5

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar

sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. 13 4

Yudhi Munadi. Op. cit., hlm. 7 5

(21)

Bacalah dan Tuhanmulah yang maha pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia dengan apa yang

tidak diketahuinyas”. (QS. Al-Alaq 1-5)6

Ayat di atas membuktikan bahwa penggunaan media tidak hanya

dilakukan pada zaman sekarang melainkan sejak zaman Nabi Muhammad

SAW. Hal ini dapat kita lihat pada kata “ bilqalam” dalam ayat 4, yang

artinya dengan perantara kalam” maksud dari kata tersebut adalah Allah

SWT memerintahkan Nabi untuk mengajarkan manusia dengan

menggunakan kalam (baca-tulis), sebagai salah satu media yang digunakan

dalam pembelajaran.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Secara khusus media pembelajaran memilki fungsi sebagai berikut:

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.

4. Memiliki nilai praktis.

c. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Dilihat dari sifatnya, media pembelajaran dapat dibagi ke dalam:

1. Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau

media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman

suara.

6

(22)

2. Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi,

lukisan, gambar, dan berbagai bentuk gambar yang dicetak.

3. Media Audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur

suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti

rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

2. Konsep Media Audio Visual

a. Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera

pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.7

Kemampuan media audio visual ini dianggap lebih baik dan

lebih menarik dibandingkan dengan media auditif dan media visual

saja, Karena media audio visual ini mengandung dua unsur, unsur

suara yang dapat didengar dan unsur gambar yang dapat dilihat,

seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain

sebagainya.

b. Jenis-jenis Media Audio Visual

Media audio Visual dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Media audio visual murni adalah media audio visual yang

dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit.

Seperti film gerak bersuara, televisi dan video.

7

(23)

- Film gerak bersuara

Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara.

Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat

audio visual yang lengkap, karena suara atau rupa berada

terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media

audio visual saja atau media visual diam plus suara. Film yang

dimaksudkan di sini ialah film sebagai alat audio visual untuk

pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Gambar hidup atau

film bersuara memang wajar digunakan di kelas sebab bukan

saja dapat memberikan fakta-fakta tetapi juga menjawab

berbagai persoalan tentang kehidupan. Secara singkat apa yang

dilihat pada sebuah film hendaknya dapat memberikan hasil

yang nyata bagi audien. Film yang baik adalah film yang dapat

memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa

yang dipelajari. Oemar Hamalik (1985:104) mengemukakan

prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R. yaitu “ The right

film in the right place at the right time used in the right way”.8

- Televisi (TV)

Televisi adalah system elektronik yang mengirimkan gambar

diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau

ruang. Sistem ini mengubah cahaya dan suara ke dalam

8

(24)

gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam

cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.9

Oemar Hamalik mengemukakan “ Television is an electrinic

motion picture with conjoinded or ettendent sound; both

picture and sound reach tht eye and ear simultaneously from a

remote broadcast point”.10 Defenisi tersebut menjelaskan

bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik,

yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi

gambar dan suara.

Menurut Gopper menyampaikan pelajaran melalui televisi

untuk mengajarkan pelajaran di sekolah lanjutan akan

mencapai tujuan tingkat rendah, sedangkan

tujuan-tujuan tingkat yang lebih tinggi akan dapat dicapai apabila

program televisi mengandung situasi yang memungkinkan

siswa untuk secara aktif memberikan respon terhadap program

tersebut.11 Dalam hal ini televisi pendidikan adalah penggunaan

program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan

pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya,

Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih

penting adalah mendidik. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa siswa yang belajar melalui program televisi untuk

berbagai mata pelajaran dapat menguasai mata pelajaran

9

Azhar Aryad, op. cit., hlm. 51. 10

Ibid. hlm 102. 11

(25)

tersebut sam seperti mereka yang mempelajarinya melalui tatap

muka dengan guru kelas.12

- Video

Video adalah tekhnologi pemrosesan sinyal elektronik meliputi

gambar gerak dan suara.13 Video yang semula dirancang untuk

pemakaian rumah (home use) ini telah menyusup ke segala

bidang kegiatan, baik itu hiburan, industri maupun

pengajaran/pendidikan. Sama halnya dengan film, video juga

sangat membantu proses pembelajaran efektif karena

melibatkan dua indera, yakni pendengaran dan penglihatan

sekaligus dalam satu proses.

2) Media audio visual tidak murni adalah media audio visual yang

fungsi peralatan suara dan gambar dari unit yang berbeda. Seperti

slide, OHP dan lain-lain.

- Slide

Slide merupakan media yang diproyeksikan, dapat dilihat

dengan mudah oleh para siswa di kelas. Slide adalah sebuah

gambar transparan yang diproyeksikan oleh cahaya melalui

proyektor. Biasanya ukuran slide 2 x 2 atau 3 x 4 cm. Ada slide

yang hanya menunjukkan satu gambar saja,teknisnya juga satu

persatu. Ada juga slide yang berupa sound slide atau rupa

12

Arsyad, op. cit,. hlm. 52. 13

(26)

rungu berupa hasil perpaduan antara gambar diam dengan

suara. Sound slide ini mampu menimbulkan kesan yang paling

dalam dan sulit dilupakan oleh anak didik. Dengan kesan yang

mendalam pada diri anak didik sewaktu melihat dapat

mengembangkan pengajaran lebih lanjut agar tujuan

instruksional tercapai.14

- OHP

Overhead projector (OHP) adalah sebuah alat yang berfungsi

untuk memproyeksikan bahan-bahan visual yang dibuat di atas

lembar transparan.15 Transparansi yang diproyeksikan

adalahvisual baik berupa gambar, lambing, huruf, grafik atau

gabungannya pada lembaran bahan tembus pandang atau

plastic yang dipersiapkan untuk di proyeksikan ke sebuah layar

atau dinding melalui sebuah proyektor. Kemampuan proyektor

memperbesar gambar membuat media ini berguna untuk

menyajikan informasi pada kelompok yang besar dan pada

semua jenjang. OHP dirancang untuk dapat digunakan di depan

kelas sehingga guru dapat selalu berhadapan atau menatap

siswanya. Beberapa pendidik menggunakan seluruh program

pengajaran dengan menggunakan transparansi atau OHP.

Namun demikian OHP sebaiknya tidak dianggap sebagai

14

Basyiruddin Usman dan Asnawir, op. cit., hlm. 72. 15

(27)

pengganti papan tulis atau media yang lain, tetapi sebagai

pelengkap saja.

c. Karakteristik media audio visual

1. Bersifat linear;

2. Menyajikan visual yang dinamis;

3. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh

perancang/pembuatnya;

4. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan

abstrak;

5. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan

kognitif;

6. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid

yang rendah.16

d. Fungsi media audio visual

Dalam dunia pendidikan media pembelajaran audio visual berfungsi

antara lain sebagai:

1. Sumber belajar;

2. Fungsi semantik, yaitu menambah perbendaharaan kata.

3. Fungsi manipulatif, yaitu memanipulasi keadaan yang sebenarnya

guna mengatasi batas-batas ruang, waktu, dan inderawi.

4. Fungsi atensi, meningkatkan perhatian terhadap materi ajar.

16

(28)

5. Fungsi afektif, menggugah perasaan, emosi, dan tingkat

penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.

6. Fungsi kognitif, memiliki kemampuan untuk merepresentasikan

atau menghadirkan objek-objek yang ada dalam diri melalui

gagasan dan tanggapan yang dituangkan melalui kata-kata.

7. Fungsi imajinatif, meningkatkan dan mengembangkan imajinasi.

8. Fungsi motivasi, mendorong siswa untuk terlibat secara aktif

dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

e. Manfaat media audio visual, antara lain adalah:

1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara

realistis dalam waktu yang singkat.

3. Dapat diulang-ulang untuk menambah kejelasan.

4. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

5. Dapat mengembangkan pikiran, imajinasi, dan pendapat peserta

didik.

6. Memperjelas hal-hal yang abstrak menjadi lebih konkrit.

7. Semua peserta didik dapat belajar melalui media audio visual, baik

yang pandai maupun yang kurang pandai.

8. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.17

17

(29)

f. Tahapan penggunaan media audio visual dalam mengajar

Ada enam langkah yang dapat ditempuh guru dalam mengajar yang

mempergunakan media, yakni:

1. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media

audio visual.

2. Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media mana

yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan.

3. Persiapan kelas. Pada fase ini siswa dan kelas disiapkan sebelum

pelajaran dengan media dimulai. Guru harus dapat memotivasi

mereka agar dapat menilai, menganalisis, dan menghayati

pelajaran.

4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Media

diperankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan

pelajaran.

5. Langkah kegiatan belajar siswa. Siswa belajar dengan

memanfaatkan media pengajaran dan mempraktekkannya sendiri

atau oleh guru langsung baik di kelas atau di luar kelas.

6. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar

dievaluasi. Sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai,

sekaligus dapat dinilai sejauh mana penggunaan media sebagai alat

bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa.18

18

(30)

g. Kelebihan dan kekurangan media audio visual

Adapun kelebihan dari penggunaan media audio adalah:

1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu.

2. Dapat diulang-ulang untuk menambah kejelasan.

3. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

4. Dapat mengembangkan pikiran, imajinasi, dan pendapat peserta

didik.

5. Memperjelas hal-hal yang abstrak menjadi lebih konkrit.

6. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar.

Selain kelebihan-kelebihan di atas, media audio visual pun tidak

lepas dari kelemahannya yaitu terlalu menekankan pentingnnya materi

ketimbang proses pengembangan materi tersebut dan harganya relatif

lebih mahal dari media-media yang lainnya.

3. Konsep Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Banyak defenisi para ahli tentang belajar, di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Menurut Drs. Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang

(31)

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 19

2. Skinner , mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

3. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu ,

mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

4. Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif ,

mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam

kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain. 20

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri

seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada

kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar.

Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara

19

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995). hlm.2

20

(32)

sadar (disengaja) dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih

baik dari sebelumnya.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah “scholastic

achievement” atau “academic achievement” menurut Briggs dalam

buku Ekawarna adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai

melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan

angka-angka atau nila-nilai berdasarkan tes hasil belajar.21

Dick dan Reiser mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa sebagai hasil kegiatan

pembelajaran, yang terdiri atas empat macam, yaitu: pengetahuan,

kemampuan intelektual, ketrampilan motorik dan sikap.22

Sedangkan menurut Hamalik hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam

bentuk perubahan pengetahuan sikap, dan ketrampilan. Hasil belajar

itu biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata

baik, sedang, kurang dan sebagainya.23

Sementara Bloom, membedakan hasil belajar menjadi tiga

ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan

ranah psikomotorik (ketrampilan motorik).24

21

Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: GP Press group, 2013), hlm. 69) 22

Ibid. 23

Ibid., hlm. 70. 24

(33)

Setiap ranah diklasifikasikan lagi dalam beberapa tahap

kemampuan yang harus dicapai. Untuk ranah pengetahuan mulai dari

mengingat kembali, memahami, penerapan, analisis, sintesis sampai

evaluasi. Ranah sikap mulai dari menangkap/merespon pasif, bereaksi

dengan sukarela/ merespon aktif, mengapresiasi, menghayati, sampai

akhirnya menjadi karakter di dalam dirinya. Sedangkan ranah

psikomotorik mulai dari tingkat mengamati, membantu melakukan,

melakukan sendiri, sampai melakukan dengan lancar secara otomatis.

Dari uraian-uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah cermin dari pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Maka

untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, dibutuhkan tiga tahap

kegiatan yaitu; (1) persiapan belajar, (2) pelaksanaan belajar, dan (3)

pengendalian belajar. Maka pada tahap persiapan yang harus

dilakukan oleh siswa kelas VII di MTs. Fatahillah Buncit Jakarta

Selatan adalah menyiapkan situasi dan kondisi belajar yang

menyenangkan yaitu meliputi; menyiapkan ruang belajar yang bersih,

pencahayaan dan ventilasi yang baik, memelihara kesehatan,

mengatur waktu belajar, menyiapkan bahan ajar dan alat tulis yang

dibutuhkan.

Pada tahap pelaksanaan belajar, yang harus dilakukan adalah

membaca, menghafal, membuat catatan, menjawab pertanyaan,

(34)

tahap pengendalian belajar, yang dilakukan adalah mengevaluasi

efektivitas hasil belajar.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor

dari dalam (faktor internal) maupun faktor dari luar (faktor eksternal).

Menurut Yudhi Munadi (2010:24) yang termasuk faktor internal

adalah; (1) faktor fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak dalam

keadaan letih dan capek, tidak cacat jasmani dan sebagainya, (2)

faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat dan bakat,

motivasi, dan kemampuan kognitif. sedangkan yang termasuk faktor

eksternal adalah; (1) faktor lingkungan seperti lingkungan fisik

maupun social, (2) faktor instrumental seperti kirikulum, sarana dan

fisilitas, dan guru.

4. Konsep Mata Pelajaran Fikih Di MTs

a. Pengertian Fikih

Dilihat dari sudut bahasa, fikih berasal dari kata faqaha ( هقف )

yang berarti “memahami” dan “mengerti”.

Sedangkan dalam istilah syar’i, ilmu fikih adalah ilmu yang

berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali (praktis) yang

(35)

terhadap dalil-dalilnya yang terperinci dalam nash (al-Qur’an dan

Hadis).25

Sedangkan menurut Muhamad Abu Zahrah fikih adalah

pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan

manusia, yang diambil dari dalil-dalil yang terinci (mendetail).26

Pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami

pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara

menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia

dengan sesama. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan

hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah

dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan

ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin, dan tanggung iawab

sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi dan sosial.27

a. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih Di MTs

Ruang lingkup fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi

ketentuan pengaturan hukun Islam dalam menjaga keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan

Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia.

25

Alaiddin Koto, Pengantar Ilmu Fiqih dan Ushul fiqih, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) hlm. 2).

26

Muhamad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2011) cet ke 15, hlm 2.

27

(36)

Adapun ruang lingkup mata pelajaran fikih di Madrasah

Tsanawiyah meliputi:

1. Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara taharah,

salat fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat,

sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat,

puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan,

perawatan jenazah, dan ziarah kubur.

2. Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual

beli, qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan

borg serta upah.28

Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada

mata pelajaran fikih di kelas VII adalah sebagai berikut:

Semester I

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Melaksanakan ketentuan

taharah (bersuci)

1.1Menjelaskan macam-macam

najis dan tatacara taharahnya

(bersucinya)

1.2Menjelaskan hadas kecil dan

tatacara taharahnya

1.3Menjelaskan hadas besar dan

tatacara taharahnya

1.4Mempraktikkan bersuci dari

najis dan hadas

2. Melaksanakan tatacara 2.1Menjelaskan tatacara salat

28

(37)

salat fardu dan sujud

sahwi

lima waktu

2.2Menghafal bacaan-bacaan

salat lima waktu

2.3Menjelaskan ketentuan waktu

salat lima waktu

2.4Menjelaskan ketentuan sujud

sahwi

2.5Mempraktikkan salat lima

waktu dan sujud sahwi

3. Melaksanakan tatacara

azan, iqamah, salat

jamaah

3.1Menjelaskan ketentuan azan

dan iqamah

3.2Menjelaskan ketentuan salat

jamaah

mengingatkan imam yang

batal

3.6Mempraktikkan azan, iqamah,

dan salat jamaah

4. Melaksanakan tatacara

berzikir dan berdoa

setelah salat

4.1Menjelaskan tatacara berzikir

dan berdoa setelah salat

4.2Menghafalkan bacaan zikir

dan doa setelah salat

4.3Mempraktikkan zikir dan doa

(38)

Semester II

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Melaksanakan tatacara

salat wajib selain salat

lima waktu

1.1Menjelaskan ketentuan salat

dankhutbah jum’at

1.2Mempraktikkan khutbah

dan salat jum’at

1.3Menjelaskan ketentuan salat

Jenazah

1.4Menghafal bacaan-bacaan

salat jenazah

1.5Mempraktikkan salat jenazah

2. Melaksanakan tatacara

salat jamak, qasar, dan

jamak qasar serta salat

dalam keadaan darurat

2.1Menjelaskan ketentuan salat

jamak, qasar, dan jamak

qasar

2.2Mempraktikkan salat jamak,

qasar, dan jamak qasar

2.3Menjelaskan ketentuan salat

dalam keadaan darurat

ketika sedang sakit dan di

kendaraan

2.4Mempraktikkan salat dalam

keadaan darurat ketika

(39)

kendaraan

3. Melaksanakan tatacara

salat sunnah muakkad dan

ghairu muakkad

3.1Menjelaskan ketentuan salat

sunnah muakkad

3.2Menjelaskan macam-macam

salat sunnah muakkad

3.3Mempraktikkan salat sunnah

muakkad

3.4Menjelaskan ketentuan salat

sunnah ghairu muakkad

3.5Menjelaskan macam-macam

salat sunnah ghairu muakkad

3.6Mempraktikkan salat sunnah

ghaitu muakkad

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelaahan yang lebih detail, penulis berusaha

untuk melakukan kajian terhadap beberapa contoh penelitian yang temanya

dititikberatkan pada media audio visual, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

1. Edi Junaedi Abdillah, dalam penelitiannya yang berjudul “ Efektivitas

Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Keberhasilan Belajar

Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK

al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta” dalam penelitian ini diperoleh hasil

(40)

pendidikan agama Islam mempunyai efektivitas yang signifikan

terhadap keberhasilan belajar siswa dengan perolehan nilai rata-rata

77,90.

2. Titin Dwi Jayanti sebagai skripsi di Fakultas Tarbiyah UIN Maulana

Malik Ibrahim Malang Tahun 2010 berjudul “Penggunaan Media

Audio Visual dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Fikih di MTs Sunan Giri Probolinggo” pada penelitian ini

Titin lebih menekankan pada proses pembelajaran dari pada hasil

belajar.

3. Fithonah, dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Media

Audio Visual pada Materi Hak dan Kewajiban dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Peserta Didik Kelas I MI. Fatahillah Pancoran Jakarta

Selatan” yang memperoleh hasil bahwa aktifitas peserta didik

mengalami perubahan yang signifikan yaitu berkisar 50 pada siklus I

dan meningkat menjadi 60 pada siklus II.

Ketiga penilitian di atas tentunya merupakan hal yang penting sebagai

data awal sekaligus menjadi bahan pendukung bagi peneliti dalam

memberikan gambaran terhadap proses pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Sebagaimana yang telah dikemukakan Dick dan Reiser bahwa hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa sebagai hasil

kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat macam, yaitu: pengetahuan,

(41)

hasil belajar yang optimal, dibutuhkan tiga tahap kegiatan yaitu; (1) persiapan

belajar, (2) pelaksanaan belajar, dan (3) pengendalian belajar. Pada tahap

persiapan yang harus dilakukan oleh siswa adalah menyiapkan situasi dan

kondisi belajar yang menyenangkan yaitu meliputi; menyiapkan ruang belajar

yang bersih, pencahayaan dan ventilasi yang baik, memelihara kesehatan,

mengatur waktu belajar, menyiapkan bahan ajar dan alat tulis yang

dibutuhkan.

Pada tahap pelaksanaan belajar, yang harus dilakukan adalah

membaca, menghafal, membuat catatan, menjawab pertanyaan, mengerjakan

latihan, diskusi atau bertanya jawab. Sedangkan pada tahap pengendalian

belajar, yang dilakukan adalah mengevaluasi efektivitas hasil belajar dan

menguji apakah hasil belajar dapat dimanfaatkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Agar siswa dapat menyiapkan ketiga tahap kegiatan belajar tersebut

diperlukan suatu media pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

melakukan persiapan belajar, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan

belajarnya dengan baik. Salah satu media pembelajaran yang dapat dipilih

untuk keperluan tersebut adalah media pembelajaran audio visual yaitu jenis

media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar

yang dapat dilihat sehingga dengan keduanya hal-hal yang bersifat abstrak

diterima siswa dapat lebih menjadi konkret yang pada akhirnya siswa dapat

memperoleh informasi yang lebih baik. Belajar dengan menggunakan indera

(42)

mencapai hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat,

mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan kata dengan

konsep. Perbandingan perolehan hasil belajar dapat dilihat dari peryataan

Vernon A. Magnesen sebagaimana yang dikutip Pupuh Fathurrohman dan M.

Sobry ” Kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa

yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, dan 50% dari apa yang kita

lihat dan dengar”.

Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran audio visual dalam

proses pembelajaran akan sangat membantu meningkatkan hasil belajar

siswa. Maka secara hipotesis dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran

media audio visual memiliki hubungan yang positif dengan hasil belajar

siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang

berjudul Penggunaan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Fikih di MTs. Fatahillah Buncit Jakarta

Selatan yang dilakukanoleh penulis, dapat dirumuskan hipotesis tindakan

sebagai berikut: “Jika proses pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh

guru mata pelajaran fikih divariasikan dengan media pembelajaran audio

visual, maka dimungkinkan akan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada

(43)

32

A.

Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VII Madrasah Tsanawiyah

Fatahillah yang terletak di Jalan Buncit Raya No. 67 Kalibata Pulo Rt.

001/05 Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada semester II mulai

dari bulan Februari sampai bulan April tahun pelajaran 2013-2014

B.

Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

atau yang lebih dikenal dengan nama Classroom Action Research, dimana

menurut Kusnandar seperti yang dikutip oleh Ekawarna, PTK yaitu suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain

(kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu

proses pembelajaran di kelasnya.1

PTK merupakan tindakan pemecahan masalah yang terdiri atas

siklus-siklus yang masing-masing meliputi perencanaan (planning), tindakan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat langkah

tersebut akan berulang dalam setiap siklus, siklus satu akan menjadi landasan

1

(44)

bagi siklus dua; siklus dua akan menjadi dasar bagi siklus tiga; demikian

seterusnya sampai PTK berakhir. Desain penelitian yang digunakan merujuk

pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan MC Taggart yang dikutip

oleh Ekawarna, digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini:

Model Action Research Kemmis & Taggart2

2

Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: GP Press Group. 2013), hlm.20.

Siklus I

Refleksi

Revisi Perencanaan

Siklus II

Refleksi

Penga-matan

Revisi

Perencanaan Perencanaan

Pelak-sanaan

Penga-matan

(45)

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi’uddin, 1997)

penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari

penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi

yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Pada umumnya peneliti memulai penelitian dari fase refleksi awal

untuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan

masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Refleksi Awal

Adalah kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk

mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema

penelitian, seperti melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali

dan mengetahui situasi yang sebenarnya sehingga dapat dilakukan

pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah

penelitian untuk dapat menetapkan tujuan penelitian.

2. Penyusunan Perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi

awal yang secara rinci mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang

diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perencanaan

ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata

(46)

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti

sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan

berpedoman pada rencana tindakan. Adapun jenis tindakan yang dilakukan

dalm PTK hendaknya harus selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik

dan empiric agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil

program yang optimal.

4. Pengamatan (Observasi)

Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari

tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

5. Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dalam PTK.

Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan

hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Melalui refleksi yang mendalam

dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

C.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII/3

Madrasah Tsanawiyah Fatahillah, dengan jumlah siswa 39 orang, terdiri dari

18 orang perempuan dan 21 orang laki-laki. Pada materi salat jenazah.

D.

Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer

(47)

partner untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses

pembelajaran dengan menerapkan media audio visual pada mata pelajaran

fikih dalam hal ini pada materi shalat jenazah.

E.

Tahap Intervensi Tindakan

Tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan

skenario kerja dan prosedur tindakan yang diawali dengan penelitian

pendahuluan (refleksi awal) dan dilanjutkan dengan perencanaan,

pelaksanaan, pangamatan, dan refleksi pada siklus I dan seterusnya.

1. Penelitian Pendahuluan

a. Observasi kegiatan belajar

Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap

proses pembelajaran Fikih pada siswa kelas VII/3 MTs. Fatahillah

Pancoran Jakarta Selatan.

b. Wawancara

Wawancara dilaksanakan terhadap guru mata pelajaran fikih dan

siswa kelas VII/3 untuk menemukan permasalahan yang dihadapi

dalam proses pembelajaran fikih sebelum tindakan ini dilakukan.

Kemudian menganalisis hasil wawancara dengan memfokuskan pada

permasalahan yang akan diteliti.

2. Kegiatan Penelitian ( Siklus I)

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa

(48)

1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Menetapkan materi bahan ajar, dalam penelitian ini bahan ajar yang

disiapkan peneliti adalah shalat jenazah

3. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran audio visual

4. Menyusun alat evaluasi berupa soal test

5. Menyiapkan instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data

berupa lembar observasi dan pedoman wawancara

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan

skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran yang dilaksanakan dalam waktu 4X40 menit (2X

pertemuan), yaitu:

1. Kegiatan Awal berupa pendahuluan, appersepsi dan motivasi

2. Kegiatan Inti berupa eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi

3. Kegiatan Akhir berupa penutup

c. Tahap pengamatan dan Evaluasi

Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh guru mata

pelajaran fikih yang menjadi mitra kerja dalam PTK ini. Variabel yang

diobservasi dengan menggunakan lembar observasi meliputi:

1. Aktivitas guru dalam menerapkan media pembelajaran audio

(49)

2. Aktivitas siswa dalam mengikuti skenario pembelajaran dari awal

hingga akhir.

Sedangkan tahap evaluasi dimulai dengan melakukan tes formatif

pada setiap akhir kegiatan pembelajaran dan pemberian tes pada setiap

akhir kegiatan siklus.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama guru (observer) melakukan

analisis terhadap data-data yang terkumpul baik melalui observasi

maupun hasil tes, kemudian mendiskusikan kelemahan-kelemahan

pembelajaran selama proses belajar mengajar berlangsung. Kelebihan

yang ada pada tahap ini akan dipertahankan, sedangkan kelemahannya

akan diperbaiki pada siklus II.

3. Kegiatan Penelitian (Siklus II)

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini tidak jauh berbeda dengan persiapan-persiapan

yang dilakukan pada siklus I yaitu:

1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2. Menetapkan materi bahan ajar

3. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran audio visual

4. Menyusun alat evaluasi berupa soal test

5. Menyiapkan instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data

(50)

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan

skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran yang dilaksanakan dalam waktu 2X40 menit ( 1X

pertemuan) sebagai penyempurnaan dari pelaksanaan tindakan pada

siklus I yaitu:

1. Kegiatan Awal berupa pendahuluan, appersepsi dan motivasi

2. Kegiatan Inti berupa eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi

3. Kegiatan Akhir berupa penutup

c. Tahap pengamatan dan Evaluasi

Pada tahap ini kegiatan observasi dilakukan oleh guru mata

pelajaran fikih yang menjadi mitra kerja dalam PTK ini, untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran

dengan media pembelajaran audio visual dan membandingkannya

dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

d. Tahap Refleksi

Setelah menyelesaikan dua siklus, peneliti bersama guru

(observer) mendiskusikan pelaksanakan tindakan dan menyimpulkan

(51)

F.

Hasil Intervensi Tindakan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dengan

diterapkannya media audio visual dalam proses pembelajaran fikih siswa

dapat lebih memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru dalam

suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga hasil belajar kognitif

yang diperoleh siswapun dapat meningkat mencapai batas rata-rata kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yaitu 703 dengan ketuntasan belajar kelas 80%.

G.

Data dan Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran fikih

kelas VII MTs. Fatahillah Buncit Jakarta Selatan Semester II Tahun Pelajaran

2013-2014, dokumentasi kegiatan pembelajaran, hasil wawancara terhadap

guru dan siswa, catatan observasi peneliti serta hasil evaluasi belajar siswa.

H.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian.4 Untuk menjaring data yang diperlukan,

peneliti menggunakan tes, observasi, dan wawancara.

Tes digunakan untuk menilai dan mengetahui output pembelajaran

fikih, dan observasi untuk menjaring data dari proses pembelajaran yang

diamati dan diteliti, sedangkan wawancara digunakan untuk mencek

kebenaran informasi yang diperoleh.

3

berdasarkan kesepakatan hasil rapat dewan guru pada awal semester di tahun ajaran baru 2013-2014

4

(52)

I.

Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul.

Proses analisis ini diawali dengan mendata seluruh data yang ada dari

berbagai sumber, baik berupa data kauntitatif maupun kualitatif. Dalam

penelitian tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan berupa analisis

kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih

antara pre test dan post test dan hasil belajar pada setiap siklus.

Gain adalah selisih antara nilai pre test dan post test, gain

menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep setelah

pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji normal gain digunakan untuk

menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus menurut Meltzer.

N-Gain =

Dengan kategori perolehan:

G tinggi = nilai (g) 0,70

G sedang = 0,70 (g) 0,30

G rendah = nilai (g) 0,30

J.

Pengembangan Perencanaan Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya

penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tidakan pertam dalam

siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

(53)

siklus I, jika hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan

yang ditentukan, maka dilakukan rancangan ulang yang terbaik dan jika perlu

disusun RPP baru yang kemudian digunakan pada siklus II agar dapat

(54)

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 1. Identitas Sekolah

a. Nama : Madrasah Tsanawiyah Fatahillah

b. NSS : 121231740041

c. NPSN : 20102766

d. NIS : 212317140010

e. Status : Swasta

f. Akriditasi : A tahun 2010

g. Alamat : Jl. Buncit Raya No. 67 Kalibata Pulo

Pancoran Jakarta Selatan 12740

h. Telepon : 021- 7984769

i. Proses KBM : Pagi

j. Email : Mtsfatahillah67@gmail.com

k. No. Izin Operasional : Kw.09.4/4/Pp.07/103944/2012

2. Visi dan Misi

a. Visi sekolah

“Mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan

kejenjang yang lebih tinggi serta hidup di dalam masyarakat dengan

(55)

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dilandasi nilai-nilai

agama”.

b. Misi sekolah

1. Mempersiapkan anak didik untuk mengikuti pendidikan menengah

di sekolah yang berkualitas tinggi

2. Mempersiapkan anak didik untuk mengembangkan kehidupannya

sebagai pribadi muslim, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai

warga Negara yang baik

3. Memperluas dan meningkatkan pengetahuan yang bermanfaat

sebagai bekal kemampuan dasar yang diberikan sekolah

sebelumnya

4. Memperluas dan meningkatkan keberagaman yang bermanfaat

sebagai bekal kemampuan dasar yang diberikan sebelumnya

5. Memperluas dan meningkatkan ketrampilan yang bermanfaat

sebagai bekal kemampuan dasar yang diberikan sebelumnya

3. Kondisi Obyektif Sekolah

Secara kuantitatif, keadaan jumlah tenaga pendidik di M.Ts

Fatahillah berjumlah 27 orang, sedangkan jumlah peserta didik

berjumlah 395 orang. Sebagai satu lembaga pendidikan Madrasah

Tsanawiyah Fatahillah Jakarta dilengkapi dengan berbagai sarana dan

prasarana yang memadai untuk menunjang proses belajar mengajar,

(56)

adanya lapangan olah raga yang cukup memadai. Untuk lebih

mengetahui lebih jelas keadaan Madrasah Tsanawiyah Fatahillah ini,

secara terperinci dapat diurutkan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Jumlah Tenaga Pendidik tahun 2013/2014

No Nama Pendidikan

Terakhir

Bidang

Studi

Kelas

Abd. Mukti SM. IAIN/86 Seni Budaya 8

2. H. Asrul Effendi, S.Pd SI. Unisma/06 PKn 7&9

3. M. Siddik R, BA SM. IAIN/80 B.Arab,Fikih 7&8

4. Drs. H. Mardani SI. IAIN/80 SKI,Aqidah A 8&9

5. A. Sahlani H.A MAN/76 B.Indonesia 7

6. Abd. Maaz D.3 IKIP/85 Penjaskes 7,8,9

7. Mushonif RM, BA SM. IAIN/81 Fikih, PLKJ 9,7,8

8. H. Nasruddin Toha SM. Afrija/76 B.Arab 8

9. Drs. Rozali Yusuf SI. IAIN/88 Aqidah Akhlak 7,8

10. Khairuddin MZ, BA SM. IAIN/86 Qur’an Hadits,

Khot

8,9

11. Drs. Asmawi MA SI. IKIP/88 IPS, PKn 7,8

12. Ir. Yusnitari SI. STTJ/93 IPA 7,8

13. Taufiq. A, S.Pd SI. IKIP/02 B.Inggris 9

14. Drs. Fauzi SI. IAIN/02 Matematika 7,8

(57)

16. Dra. Muchlisoh SI. IAIN/93 Matematika 8.9

17. Nahdiah, A.Md D.3 IAIN/01 SKI, B.Arab 7,9

18. Abd. Latif, S.Pd SI. IKIP/04 B.Inggris 8

19. H. Yenni R, S.Pd SI. IKIP/96 B.Indonesia, BP 9,7

20. Moh. Amin, A.Ma D.2 IAIN/03 Qur’an Hadits,

Seni Budaya

7,7,8

21. Krisna Prayoga D.3 UMB/96 TIK 8,9

22. Dra. Hindun SI. IAIN/93 Matematika.

B. Indonesia

7,8

23. Patmawati, S.Pd SI. UNM/07 IPA 7,9

24. Kurniatul Hasanah,S.Pd SI. IAIN/2000 IPS, Fikih 8,7

25. A. Farhan Mah Smt VIII B.Inggris 7

26. Drs. Dadi SI. IKIP IPS 9

(58)

Tabel 4.2

Data Jumlah Peserta Didik tahun 2013/2014

No Tingkat Jumlah

Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. VII 3 68 57 125

2. VIII 4 77 70 147

3. IX 4 64 68 132

Jumlah 11 209 195 404

4. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana

No Nama Jumlah

1. Ruang Kelas 11 ruang

2. Ruang Kepala Sekolah 1 ruang

3. Ruang Guru 1 ruang

4. Ruang Tata Usaha 1 ruang

5. Ruang Perpustakaan 1 ruang

6. Ruang Lab. Komputer 1 ruang

7. Ruang Lab. Bahasa 1 ruang

8. Ruang Lab. IPA 1 ruang

(59)

10. Koperasi Sekolah 1 ruang

11. Kantin 1 ruang

12. Musholla 1 ruang

13. Dapur 1 ruang

14. Toilet/WC Guru 2 ruang

15. Toilet/ WC Siswa 2 ruang

(60)
(61)

B. Analisis Data

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan

(pra penelitian) di MTs. Fatahillah Jakarta, pada hari Selasa 4 Februari

2014, kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses

pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu melakukan wawancara

dengan guru mata pelajaran Fikih dan beberapa peserta didik kelas VII

Mts Fatahillah, serta melakukan observasi pada proses pembelajaran Fikih

di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi peserta

didik serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan

pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah serta

tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi.

MTs. Fatahillah Jakarta telah menetapkan bahwa untuk Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran Fikih kelas VII tahun 2013/2014

adalah 70. Kegiatan belajar mengajar di MTs. Fatahillah Jakarta setiap

(62)

Tabel 4.5

Jadwal Pelajaran Fikih

Kelas Hari Jam ke- Waktu

VII/3 Kamis 5 dan 6 10.00-11.20

2. Pra Siklus

Pra siklus dilakukan oleh peneliti pada hari Kamis tanggal 13

Maret 2014. Pada kegiatan pra siklus ini peneliti berperan sebagai observer

terhadap proses pembelajaran yang dipimpin oleh guru mata pelajaran

Fikih dengan cara mengamati langsung keadaan kelas selama proses

pembelajaran berlangsung, sehingga diperoleh gambaran mengenai situasi

dan kondisi belajar peserta didik serta kondisi lingkungan sekolah dan

fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Hasil observasi diolah dengan

cara mendeskripsikan hasil pengamatan dan kemudian dijadikan data

tambahan atau pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil tes pada

akhir proses pembelajaran.

Adapun hasil observasi pembelajaran Fikih adalah sebagai berikut:

a. Metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah

dan penugasan

b. Guru tidak menggunakan media apapun dalam proses

(63)

c. Banyaknya siswa yang mengobrol, menggeleng ketika diberi

pertanyaan,bahkan ada beberapa yang meletakkan wajahnya

di atas meja karena merasa bosan dengan metode tersebut

d. Didapati bahwa nilai rata-rata siswa 64 dari hasil tes akhir

yang dilakukan pada akhir proses pembelajaran pra siklus ini.

Tabel 4.6

Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai Tuntas Tidak Tuntas

1 Ahmad Bustomi 93 Tuntas

2 Ade Mulyani 73 Tuntas

3 Ahmad Haikal 33 Tidak Tuntas

4 Ahmadi 53 Tidak Tuntas

5 Akmaludin 40 Tidak Tuntas

6 Alfiansyah 60 Tidak Tuntas

7 Annisa 60 Tidak Tuntas

8 Annisa Apriliyana 60 Tidak Tuntas

9 Arya Adi Saputro 53 Tidak Tuntas

10 Aulia Tazkyia Indriyani 73 Tuntas

11 Chairil Awallin 66 Tidak Tuntas

12 Dita Khairani 73 Tuntas

13 Fadia Amalia 80 Tuntas

(64)

15 Fitriah 73 Tuntas

16 Gilang Riski Faisal 33 Tidak Tuntas

17 Hazmi Farhan Asda 53 Tidak Tuntas

18 Ismawati 66 Tidak Tuntas

19 Laila Suci Ramadhani 86 Tuntas

20 Muhammad Hagi 60 Tidak Tuntas

21 Muhammad Ilham F 53 Tudak Tuntas

22 Muhammad Irfan Affandi 73 Tuntas Tuntas 23 Muhammad Parijah 73 Tuntas Tuntas

24 Muhammad Riski 66 Tidak Tuntas

25 Muhammad Yasir Husin 80 Tuntas

26 Muhammad Zidan 60 Tidak Tuntas

27 Nisa Suhesti 66 Tidak Tuntas

28 Nur Afifah Apriyenti 66 Tidak Tuntas

29 Nur Insani Fitriah 53 Tidak Tuntas

30 Nurul Aulia Noviyani 66 Tidak Tuntas

31 Putri Nuryansyah 60 Tidak Tuntas

32 Ridwan Alsa 53 Tidak Tuntas

33 Rikza Arfiani 80 Tuntas

34 Rizka Fitriana 73 Tuntas

35 Rizq Fajri Pratama 66 Tidak Tuntas

Gambar

Tabel 4.1    Data Jumlah Tenaga Pendidik                                      45
gambar dan suara.
gambar gerak dan suara.13 Video yang semula dirancang untuk
Tabel 4.1 Data Jumlah Tenaga Pendidik tahun 2013/2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

 Menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.  Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan

MATA MERAH DAN MATA PUTIH.. HERPES PADA MATA.. HERPES SIMPLEKS  Penyebab tersering kebutaan

Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi laju metabolisme dan konsumsi oksigen ayam broiler pada umur yang berbeda; dan mengetahui korelasi antara konsumsi energi

Struktur yang telah mengalami penipisan diganti dengan material baru dengan penyambungan yang sesuai dengan welding procedure specification (WPS) seperti yang

Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Terhadap Laju Korosi Terjadi penurunan laju korosi yang cukup tajam pada specimen baja yang direndam dalam media penambahan inhibitor

Ketentuan dalam Lampiran Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2013 tentang Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk Konsumen

kerja juga dapat menyebabkan stres kerja pada karyawan yang berada