iv
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di kelas VIII SMP
Negeri 2 Sibolangit”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Matematika Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesain skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Bornok Sinaga,M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, serta saran-saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. syafari, M.Pd, Bapak
Drs.Yasifati Hia, M.Si, Bapak Drs. J.Ambarita, M.Pd dan Dr. Edy Surya, M.Si,
selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari
perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama
perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar
Damanik, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai
di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku Dekan FMIPA, Bapak
Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,
M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si
selaku sekretaris jurusan Matematika, dan seluruh bapak dan Ibu Dosen serta staf
pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Trikora Jakarta Tarigan,
S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2 sibolangit, Ibu Polina br Ginting, S.Pd selaku
Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda
P.Tarigan dan Ibunda O.L. Simanullang, orangtua penulis yang telah telah
mengasuh, membimbing, memberikan kasih sayang, mendukung secara material
maupun morail serta mendoakan penulis. Terima kasih juga untuk saudara tercinta
K”Eva Permata sari Tarigan, Jhon paul Tarigan, serta seluruh keluarga besar
penulis yang terus memberikan bimbingan, motivasi, dan doa demi keberhasilan
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama
perkuliahan, Eva cronica siter S.Pd, Rotua Mutiara S.Pd, Epi dewanti Siregar
S.Pd, Hebri br Sinuraa S.Pd, Agriva Situmorang S.Pd serta semua teman-teman
terhkusus terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperti : B’Datma
Ginting, Winda, Windi, Nanda Lestari br Ginting, Samuel Barus. dan
teman-teman tersayang DIK A’09 yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis.
Ucapan terima kasih juga buat dukungan doa dari teman-teman kelompok GurDak P.Simalingkar (K”Meiyana Sebayang, K”liasita Ginting, K”Rut Br ginting, K”Devi, Erni, B’markus,dkk), Serta Lider saya di Prudential PRUaini Sahat T P Simanullang dan teman-teman yang ada di kantor Pruaini terkusus MD-8.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat. Tuhan memberkati.
Medan, Januari 2015
Penulis
Ita Liliani
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 SIBOLANGIT
ITA LILIANI (NIM. 409411021)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk.meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika di kelas VIII SMP Negeri 2 Sibolangit.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sibolangit yang berjumlah 25 orang. Objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2 Sibolangit dalam pemecahan masalah matematika.
Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I terdapat 12 orang siswa atau (48%) yang memperoleh katagori kemampuan pemecahan masalah sedang atau mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 65,8 pada silklus II diperoleh 22 orang siswa atau (88%) yang memperoleh dengan rata-rata kelas 84,2 dari data silkus I ke siklus II diperoleh peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu sebanyak 10 orang siswa (40%) dan nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 17,4. Berdasarkan hasil observasi yang dilalukan guru pada siklus I dapat dikatakan termasuk katagori baik (pertemuan I skor 2,28, pertemuan II skor 2,64) dan hasil observasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran termasuk katagori baik (pertemuan I skor 2,14, pertemuan II skor 2,71). pada siklus II, tingkat kemampuan penelitian mengelola pembelajaran termasuk katagori sangat baik(pertemuan I skor 3,35, pertemuan II skor 3,64) dan hasil observasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran termasuk katagori sangat baik (pertemuan I skor 3,28, pertemuan II skor 3,57).
DAFTAR ISI
1.1. Latar Belakang masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
2.1.3 Kesulitan Belajar Matematika 10
2.1.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 11
2.1.5 Model Pembelajaran 13
2.1.6 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 14
2.1.6.1 Pengertian model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis
Masalah 14
2.1.6.2 Keunggulan dan kelemahan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah 16
2.1.6.3 Langkah-Langkah dalam Proses Pembelajaran Berbasis
Masalah 17
2.1.6.4 Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam Pembelajaran Matematika 18 2.1.6.5 Teori- teori Yang Melandasi Pembelajaran Berbasis Masalah 21 2.1.7 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) 26
2.1.7.1 Definisi SPLDV 26
2.1.7.2 Sistem Persamaan linier Dua Variabel 26 2.1.7.3 Metode Penyelesaiaan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 27 2.1.7.4 Menyelesaikan Soal cerita Yang Berkaitan Dengan SPLDV 31
2.2 Peneliti Yang Relevan 32
2.3. Kerangka Konseptual 34
vii
BAB III METODE PENELITIAN 36
3.1 Jenis Penelitian 36
3.2 Lokasi Penelitian 36
3.3 Subjek dan Objek Penelitian 36
3.3.1 Subjek Penelitian 36
3.3.2 Objek Penelitian 36
3.4 Prosedur Peneliti 36
3.4.1 Tahapan Siklus I 37
3.4.2 Tahapan Siklus II 40
3.5 Teknik Pengumpulan Data 42
3.5.1 Tes kemampuan Pemecahan Masalah 42
3.5.2 Observasi 44
3.6 Teknik Analisis Data 44
3.6.1 Reduksi Data 44
3.6.2 Paparan Data 44
3.6.2.1 Ketuntasan Kemampuan Pemecahan Masalah 44
3.6.2.2 Lembar Observasi 46
3.6.3 Simpulan Data 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49
4.1. Hasil Penelitian 49
4.1.1 Siklus I 49
4.1.1.1Permasalahan I 49
4.1.1.2 Perencaanaan Tindakan 53
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 54
4.1.1.4 Observasi 56
4.1.1.5 Analisis data hasil siklus I 58
4.1.1.6 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I 58
4.1.1.7 Refleksi 63
4.1.2 Hasil penelitian Siklus II 65
4.1.2.1 Permasalahan II 65
4.1.2.2 Perencanaan Tindakan II 66
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 67
4.1.2.4 Observasi II 69
4.1.2.4.1 Hasil Opbservasi 69
4.1.2.5 Analisis Data Hasil Siklus II 72
4.1.2.5.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II 72
4.1.2.6 Refleksi II 78
4.2 Temuan Penelitian II 79
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 85
5.1. Kesimpulan 85
5.2. Saran 85
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Kemampuan pemecahan masalah siswa pada tes
diagnostik 3
Tabel 2.1 Tahap-tahapan pembelajaran berbasis masalh 17
Tabel 3.1 Kisi-kisi tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 43
Tabel 3.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 45
Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami pada tes kemampuan
pemecahan masalah pada tes awal 49
Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa memecahkani pada tes
kemampuan pemecahan masalah pada tes awal 50
Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa menyelesaikan pada tes
kemampuan pemecahan masalah pada tes awal 50
Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksai pada tes kemampuan
pemecahan masalah pada tes awal 51
Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Diagnostik 51
Tabel 4.6 Desekripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada siklus I 56
Tabel 4.7 Desekripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada siklus I 57
Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami pada tes kemampuan
pemecahan masalah I 59
Tabel 4.9 Tingkat Kemampuan Siswa memecahkani pada tes
kemampuan pemecahan masalah I 59
Tabel 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa menyelesaikan pada tes
kemampuan pemecahan masalah I 60
Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksai pada tes kemampuan
pemecahan masalah I 61
Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan siswa dalam Pemecahan Masalah pada
Tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I 61
Tabel 4.13 Desekripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
x
Tabel 4.14 Desekripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pemblajaran pada siklus II 71
Tabel 4.15 Persentase Ketuntasan siswa pada siklus II 72
Tabel 4.16 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami pada tes kemampuan
pemecahan masalah II 73
Tabel 4.17 Tingkat Kemampuan Siswa memecahkani Masalah pada tes
kemampuan pemecahan masalah II 74
Tabel 4.18 Tingkat Kemampuan Siswa menyelesaikan pada tes
kemampuan pemecahan masalah II 74
Tabel 4.19 Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksai pada tes kemampuan
pemecahan masalah I 75
Tabel 4.20 Deskripsi Tingkat Kemampuan siswa dalam Pemecahan
Masalah pada siklus II 76
Tabel 4.21 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Setiap Silkus 82
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 grafik persamaam 27
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 42
Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Diagnostik 52
Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan
Masalah Siklus I 62
Gambar 4.3 Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Tes Awal ke Siklus I 63
Gambar 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah
Siklus II 76
Gambar 4.4 Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Setiap Tes 78
Gambar 4.5 Peningkatan Nilai Rata-Rata Berdasarkan Langkah Pemecahan
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 89
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 96
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 102
Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 109
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II (LAS II) 118
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III (LAS III) 123
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa IV (LAS IV) 128
Lampiran 8 Tes Awal 133
Lampiran 9 Alternatif Jawaban Tes Awal 134
Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika 138
Lampiran 11 Kisi-kisi Tes Awal Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika 139
Lampiran 12 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika I 140
Lampiran 13 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika I 141
Lampiran 14 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika II 147
Lampiran 15 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika I 148
Lampiran 16 Pedomanan Pensekoran Tes 153
Lampiran 17 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika I 154
Lampiran 18 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika II 156
Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivasi Guru Siklus I 158
Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivasi siswa Siklus I 160
Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivasi Siswa Siklus II 168
Lampiran 23 Hasil Tes Kemampuan Awal Berdasarkan Langkah
Pemecahan Masalah 174
Lampiran 24. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Awal 176
Lampiran 25. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siklus I Berdasarkan Langkah Pemecahan Masalah 177
Lampiran 26. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siklus I 179
Lampiran 27. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siklus II Berdasarkan Langkah Pemecahan Masalah 180
Lampiran 28. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia
dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap
perubahan yang terjadi. Melalui pendidikan, manusia dapat meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan kreatifitas terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan pada semua aspek kehidupan.
Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting
dijenjang pendidikan dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah Atas
(SMA) Bahkan hingga jenjang Perguruan Tinggi tidak terlepas dari matematika.
Hal ini disebabkan matematika dapat melatih seseorang (siswa) berfikir logis,
bertanggung jawab, memiliki kepribadian baik dan keterampilan menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa
belajar matematika. Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009 : 253)
mengemukakan bahwa,
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman,(4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Pada umumnya di sekolah-sekolah sering dijumpai siswa-siswa yang tidak
tertarik belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika, model pembelajaran yang ditetapkan
masih konvensional yaitu masih terpusat pada guru. Hal yang sama seperti
dikemukakan oleh Suherman (2009),
Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih, …., dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian
juga dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal-soal yang itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong.
Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada
substansi pemecahan masalah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep
matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat
kurang. Dan siswa selalu bermalas-malasan saja tidak mau mencari sendiri
ide-idenya hanya guru saja yang selalu berperan aktif dalam proses balajar-mengajar.
Slameto (2010 : 94) mengemukakan bahwa,
Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan kepada siswa, untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang akan dikerjakannya, dan kepercayaan kepada diri sendiri, sehinggga siswa tidak selalu menngantungkan diri kepada orang lain.
Kebanyakan guru mengajar dengan model yang kurang sesuai dengan
materi yang diajarkan. Pembelajaran matematika di sekolah, selama ini masih di
dominasi oleh pembelajaran konvensional dengan paradigma mengajarnya.
Strategi konvensional yang dipelajari tidak mampu menolongnya keluar dari
masalah karena siswa hanya dapat memecahkan masalah apabila informasi yang
dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam
menjawab suatu persoalan siswa sering tertuju pada satu jawaban yang paling
benar dan menyelesaikan soal dengan tertuju pada contoh soal tanpa mampu
memikirkan kemungkinan jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam
memecahkan masalah tersebut. Menurut Abbas (2008) menyatakan bahwa,
3
Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat diketahui
melalui soal-soal yang berbentuk soal cerita karena kita dapat melihat
langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga
pemahaman siswa dalam pemecahan masalah matematika dapat terukur.
Berdasarkan buku-buku penunjang pelajaran matematika yang mengacu pada
kurikulum, banyak dijumpai soal-soal yang berbentuk soal cerita, bahkan hampir
pada setiap materi pokok. Abdurrahman (2009 : 257) mengatakan,
Dalam menyelesaikan soal-soal cerita, banyak anak yang mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut tampaknya terkait dengan pengajaran yang menuntut anak membuat kalimat matematika tanpa terlebih dahulu memberikan petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh.
Hasil survei peneliti berupa pemberian tes awal kepada 25 orang siswa kelas
VIII-B SMP SMP Negeri 2 Sibolangit menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa masih rendah seperti yang ditunjukkan
pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 :Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Awal Kelas VII SMP Negeri 2 Sibolangit
Kategori Tingkat
(90<TKPM≤100) Sangat Tinggi 0 0%
(78<TKPM≤89) Tinggi 0 0%
(66<TKPM≤77) Sedang 3 12%
(56<TKPM≤65) Rendah 3 12%
(0≤TKPM≤55) Sangat Rendah 19 76%
25 100%Dari keterangan data ini terlihat jelas bahwa rata-rata kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah masih rendah. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
tidak ada siswa yang memperoleh nilai sangat tinggi dan tinggi, nilai sedang
sebanyak 3 orang siswa dengan persentase 12%, nilai rendah sebanyak 3 orang
siswa dengan persentase 12% dan nilai sangat rendah sebanyak 19 orang siswa
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2 Sibolangit
masih rendah yaitu pembelajaran matematika selama ini kurang relevan dengan
tujuan dan karakteristik pembelajaran matematika dan siswa kurang mampu
menerapkan konsep dalam pemecahan masalah matematika.
Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru matematika kelas VIII SMP
Negeri 2 Sibolangit, Polina Br Ginting pada tanggal 10 September 2013
mengatakan,
Ada beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam memecahkan soal cerita. Siswa kurang bisa menangkap dan mengolah informasi yang baru diperoleh dari soal cerita. Akibatnya, siswa kurang mampu menentukan apa yang diketahui dan diminta dari soal dan susah memisalkan unsur dengan suatu variabel. Akibatnya, siswa tidak bisa menuliskan model matematikanya. Selain itu, ada juga siswa yyang tidak bisa menentukan rencana penyelesaiannya, yaitu menentukan metode atau rumus yang akan dipakai.
Dari data ini terlihat jelas bahwa dari aspek merencanakan pemecahan
masalah, menyelesaikan masalah dan memeriksa prosedur tingkat penguasaan
siswa masih rendah. Dari beberapa uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan
proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya
kemampuan siswa memecahkan masalah matematika.
Guru matematika memiliki tugas berusaha memampukan siswa
memecahakan masalah sebab salah satu fokus pembelajaran matematika adalah
pemecahan masalah, sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap siswa
adalah standar minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
yang terfleksi pada pembalajaran matematika dengan kebiasaan berpikir dan
bertindak memecahkan masalah.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa,
hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk
pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajarannya. Seperti memberikan
5
mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas
suatu masalah.
Salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa adalah dengan model pembelajaran berbasis masalah. Dengan model
pembelajaran berbasis masalah, maka diharapkan dapat mengatasi kesulitan
siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat menemukan sendiri
penyelesaian masalah dari soal-soal pemecahan masalah didalam kehidupan
sehari-hari pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel. Sehingga
siswa akan termotivasi untuk belajar matematika dan mampu mengembangkan ide
dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang efektif, membuat
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang
melibatkan peran siswa secara aktif dan yang dapat mendorong siswa belajar
melakukan pemecahan masalah matematika adalah model pembelajaran
berdasarkan masalah. Ratumanan (dalam Trianto, 2010) menyatakan bahwa,
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.
Model ini merupakan pendekatan pembelajaran “peserta didik pada masalah
autentik (nyata), sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuan sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri” (Arends, dalam Trianto, 1997 :
92). Pada model pembelajaran ini, peran guru adalah mengajukan masalah,
mengajukan pertanyaan, memberikan kemudahan suasana berdialog, memberikan
fasilitas dan melakukan penyelidikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika di kelas VIII SMP Negeri 2 Sibolangit.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.
3. Dalam pembelajaran matematika guru masih mendominasi kelas.
4. Model pembelajaran belum relevan dengan tujuan pembelajaran.
5. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam pemecahan masalah
matematika.
1.3.Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang telah terindentifikasi serta
keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti, maka peneliti membatasi masalah
yang akan dikaji agar hasil penelitian ini dapat lebih jelas dan terarah. Masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran
berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika SMP Negeri 2 Sibolangit.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada
materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 2
Sibolangit?
7
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan
model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah matematika di kelas VIII SMP Negeri 2 Sibolangit.
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi siswa,
melalui model pembelajaran berdasarkan masalah ini dapat membantu
siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.
2. Bagi guru,
dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model pengajaran
dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
3. Bagi sekolah,
menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan inovasi
pembelajaran matematika disekolah.
4. Bagi peneliti,
sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi peneliti
dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa Model pembelajaran berbasasis masalah dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya pada pokok
bahasan sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 2
Sibolangit dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat
pada siswa, salah satunya penggunaan dengan Model pembelajaran berbasis
masalah dengan variasi media untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa. Serta selalu mengadakan evaluasi dan refleksi
pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir
pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan oleh guru maupun
siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin.
2) Kepada siswa SMP Negeri 2 Sibolangit disarankan lebih berani dan aktif
dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk menanyakan
hal-hal yang kurang dipahami kepada guru.
3) Kepada Kepala sekolah SMP Negeri 2 Sibolangit, agar dapat
mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan
dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Salah satuna dengan menggunakan model pembelaaran berbasis masala.
4) Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang
sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang
sesuai, menguasai materi pokok yang diajarkan, serta penelitiharus tegas
dalam membimbing dalam menjalankan diskusi kelompok, karena ada
beberapa siswa yang menyempatkan waktu untuk bermain-main. Tidak
87
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, (2008), Rendahnya Hasi Belajar Matematika, http://depdiknas.go.id (diakses september 2013).
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Amustofa, (2005). Strategi Pemecahan Masalah Dalam Matematika. http: //amustofa70.wordpress.com/ (diakses September 2013).
Arikunto, S., (2009), Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
, (2006),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: . Rineka Cipta.
, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, Ratna Wilis., (1989), Teori – Teori Belajar, Jakarta: Penerbit Erlangga. Djamarah, Syaiful dan Aswan, (2006), Srategi Belajar Mengajar, jakarta: PT Rineka
Cipta.
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fmipa Unimed.
Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Jakarta : Depdikbud.
, (2005), pengembangan kurikulum dan pembelajaran matematika, Malang: Universitas Negeri Malang.
Israni, (2012), 58 model pembelajaran inovatif, Medan: Media Persada.
Nuharini, Dewi dan Tri (2008), matematika konsep dan aplikasinya, Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.
Rusman, (2012), Model-model pembelajaran, Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Sinaga, Bornok, (2007), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak, Disertasi, PPS (Program Pasca Sarjana), UNESA.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
Sudrajat, A., (2008), Hakikat Matematika, http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/09/12/hakikatmatematika/ (diakses September 2013).
Suherman, (2009), Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika, http://educare.e-fkipunla.net. (diakses September 2013).
Soedjadi, (2006), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Trianto, (2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Kencana.
RIWAYAT HIDUP
Ita Liliani, lahir di Sikeben, kabupaten Deli Serdang pada tanggal 17 Mei
1991. Anak ke-2 dari 3 bersaudara. Ayahanda bernama Pitter Tarigan dan Ibunda
bernama Osni Lisraida Simanullang. Pada tahun 1997, Penulis masuk SD Negeri
No. 101842 Sikeben kecamatan Sibolangit dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun
yang sama, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Sibolangit dan lulus
pada tahun 2006. Kemudian penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1
Sibolangit dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika