• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISES DENGAN METODE Pengaruh Core Stability Exercises Dengan Metode Pilates Exercise Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Perut Pada Siswa KBIO SMA N 1 Slogohimo Kabupaten Wonogiri.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CORE STABILITY EXERCISES DENGAN METODE Pengaruh Core Stability Exercises Dengan Metode Pilates Exercise Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Perut Pada Siswa KBIO SMA N 1 Slogohimo Kabupaten Wonogiri."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISES DENGAN METODE PILATES EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT

PERUT PADA SISWA KBIO SMA N 1 SLOGOHIMO KABUPATEN WONOGIRI

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi

Disusun Oleh :

ERNA AGUSTIANINGSIH J120 130 060

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)
(4)
(5)

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISES DENGAN METODEPILATES EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PERUT PADA SISWA KBIO SMA N 1 SLOGOHIMO

KABUPATEN WONOGIRI (Erna Agustianingsih, 2017, 60 halaman)

ABSTRAK

Latar Belakang: Core stability memiliki fungsi penting dalam aktivitas statis maupun dinamis. Core stability ditargetkan pada otot perut yang menghubungkan panggul, tulang belakang, dan bahu yang membantu dalam pemeliharaan postur dan dasar dari gerakan lengan dan kaki. KBIO merupakan kelas bakat istimewa olahraga yang memiliki banyak aktivitas statis sebagai pelajar dan aktivitas dinamis sebagai calon atlet profesional.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui adanya pengaruh core stability exercises dengan metode pilates exercise terhadap peningkatan kekuatan otot perut pada siswa KBIO.

Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain penelitian pre test post test with control group design. Sample penelitian ini sebanyak 20 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 orang kelompok perlakuan dengan pilates exercise dan 10 orang kelompok kontrol dengan latihan sit-up. Penelitian dilakukan selama 5 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Pengukuran kekuatan otot menggunakan Curl-up test. Teknik analisa data menggunakan uji shapiro wilk, uji paired sample t-test dan uji independent t-test.

Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil statistik untuk uji normalitas diperoleh value > 0.05 sehingga data berdistribusi normal. Untuk uji pengaruh diperoleh p-value 0.000 artinya ada pengaruh pilates exercise pada kelompok perlakuan dan latihan sit-up pada kelompok kontrol terhadap peningkatan kekuatan otot perut. Sedangkan pada uji beda pengaruh diperoleh p-value 0.018, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada beda pengaruh antara pilates exercise dan latihan sit-up terhadap peningkatan kekuatan otot perut.

Kesimpulan: Pilates exercise dapat meningkatkan kekuatan otot perut. Latihan sit-up dapat meningkatkan kekuatan otot perut. Pilates exercise pada kelompok perlakuan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan kekuatan otot perut dibandingkan sit-up pada kelompok kontrol.

(6)

THE EFFECT OF CORE STABILITY EXERCISES WITH PILATES EXERCISE METHOD TO INCREASEABDOMINAL MUSCLE STRENGTH IN KBIO STUDENTS AT SMA N 1 SLOGOHIMO

KABUPATEN WONOGIRI (Erna Agustianingsih, 2017, 60 pages)

ABSTRACT

Background: Core stability has important functions in static or dynamic activity. Core stability is targeted at the abdominal muscle that connects the pelvic, spine, and shoulders which helps to maintain the posture and basic arm and leg movement. KBIO is a special sport class that has a lot of static activity as students and dynamic activities as a candidate for a professional athlete.

Objective: To determine the effect of core stability exercises with the Pilates exercise method to increase abdominal muscle strength in KBIOstudents.

Method: The method wasa quasi-experimental pre-test and post-test with control group design. Total samples of this study were 20 people whom were divided into two groups: 10 people were treated with pilates exercise group and 10 people were in control group with sit-ups. The study was conducted for 5 weeks with a frequency of exercise 3 times a week. Measurements of muscle strength using the curl-up test. Shapiro-wilk test, paired samples t-test and independent t-test testwere the techniques to analyze the data.

Results: Based on the data obtained from statistics, for normality test p-value> 0.05 so the data was normally distributed. For testing the effect, we used paired samples t-test and obtained p-value 0.000 which means there is a pilates exercise influence in the treatment group and sit-ups in the control group to increase the strength of the abdominal muscles. While the influence of different test obtained p-value of 0.018, so it can be concluded that there is a difference between the effects of pilates exercise and sit-up exercises to increase the strength of the abdominal muscles.

Conclusion: Pilates exercise can increase abdominal muscle strength. Sit-up exercises can increase abdominal muscle strength. Pilates exercise in the treatment group had a greater influence on the increase in abdominal muscle strength than sit-ups in the control group.

(7)

1. PENDAHULUAN

Core Stability adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan

gerakan batang tubuh melalui panggul dan kaki sehingga memungkinkan

menghasilkan kinerja gerakan tubuh yang optimal (Kibler et al., 2006).

Core stability ditargetkan pada otot-otot perut yang menghubungkan

panggul, tulang belakang, dan bahu, yang membantu dalam pemeliharaan

postur yang baik dan memberikan dasar untuk semua gerakan lengan dan

kaki (Akuthotha, 2008).

Stabilisasi postur diperlukan dalam banyak hal, salah satunya

dalam keadaan statis seperti duduk lama. Hal ini sangat diperlukan pada

anak usia sekolah. Setiap hari mereka mengikuti kegiatan belajar mengajar

selama berjam-jam, posisi duduk tegak dalam waktu lama tanpa disadari

dapat berubah menjadi posisi membungkuk. Hal tersebut akan

menyebabkan otot-otot pinggang bekerja lebih berat, sedangkan otot

antagonisnya yaitu otot-otot perut menjadi lemah. Selain itu, core stability

juga diperlukan dalam keadaan dinamis seperti bagi siswa yang memiliki

banyak aktivitas olahraga. Stabilitas otot merupakan komponen yang

sangat penting karena ketika stabilitas tercapai maka kekuatan dapat

dihasilkan melalui kaki untuk berlari, melompat, menendang, dll

(Elphinston, 2008).

Kelemahan otot-otot perut harus dihindari dengan melakukan

latihan penguatan otot-otot perut berupa core stability exercises. Salah satu

metode yang dapat digunakan yaitu pilates exercise. Pilates exercise

merupakan bentuk olah tubuh dengan mengkombinasikan kelenturan dan

kekuatan tubuh melalui pernafasan dan rileksasi dengan pola gerakan yang

menitikberatkan pada otot punggung bawah dan perut (Febry, 2011).

SMA Negeri 1 Slogohimo merupakan sekolah menengah atas di

Kabupaten Wonogiri. Selain membuka kelas reguler, SMA ini juga

membuka Program Khusus Bakat Olahraga (Kelas Bakat Istimewa

(8)

di Kelas Bakat Istimewa Olahraga (KBIO) juga dipersiapkan menjadi

calon atlet profesional.

Berdasarkan uraian di atas,dapat dirumuskan masalah penelitian,

yaitu apakah core stability exercises dengan metode pilates exercise dapat

meningkatkan kekuatan otot perut pada siswa KBIO? Dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh core stability exercises dengan metode pilates

exerciseterhadap peningkatan kekuatan otot perut.

KERANGKA TEORI

Kekuatan otot perut merupakan kemampuan otot perut untuk

melakukan kontraksi maksimal guna membangkitkan tegangan terhadap

suatu tahanan/beban.Kekuatan otot perut sangat dibutuhkan dalam

keadaan statis dan dinamis. Jika otot perut lemah dan tidak cukup kuat

untuk melawan tarikan dari otot antagonisnya yaitu erector spinae, maka

dapat menyebabkan kerugian mekanis berupa tekanan yang berlebihan

atau stresses pada punggung bawah (Monteiro et al., 2013).

Untuk mengetahui tingkat kekuatan otot perut, dapat menggunakan

pengukuran berupa curl-up test. Tes ini dilakukan dalam posisi terlentang

dengan knee fleksi 45º, tangan di samping badan dengan jari-jari tangan

lurus dan posisi pronasi, ujung jari tangan tepat sebelum tanda pembatas

dan kepala kontak dengan matras. Responden diintruksikan untuk

mengangkat bahu (meringkuk) perlahan dari matras kemudian menggeser

jari-jarinya melewati strip selebar 12 cm yang diletakkan di ujung jari.

Kembali ke posisi awal sampai kepala menyentuh matras. Hitung berapa

banyak jumlah curl-up yang dapat dilakukan dalam 1 menit (The Cooper

Institute, 2007)

Core stability exercises merupakan model latihan yang digunakan

(9)

abdominal, dan vertebra dengan tujuan untuk membantu menstabilkan

posisi tubuh baik dalam keadaan diam ataupun bergerak (Bryden, 2009).

Menurut Isacowitz (2011), pilates exercise memiliki prinsip tersendiri

yaitu breath (nafas), concentration (konsentrasi), center (berpusat),control

(pengendalian), precision (presisi), flow ( mengalir). Gerakan pilates

exercise yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot perut pada

penelitian ini adalah chest lift, chest lift with rotation, spine twist supine,

roll-up, neck pull, hundred, crisscross, teaser. Gerakan tersebut dilakukan

10 kali pengulangan tiap gerakan (Isacowitz, 2011). Pilates exercise

dilakukan 3 kali dalam seminggu, selama 5 minggu berturut-turut dengan

durasi 60 menit setiap latihan (Sekendiz et al., 2007).

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan

desain penelitian pre test post test with control group design. Sample

penelitian ini sebanyak 20 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu

10 orang kelompok perlakuan dengan pilates exercise dan 10 orang

kelompok kontrol dengan latihan sit-up. Penelitian dilakukan selama 5

minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Pengukuran

kekuatan otot menggunakan Curl-up test. Teknik analisa data

menggunakan uji shapiro wilk, uji paired sample t-test dan uji independent

t-test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uji pengaruh menggunakan uji paired sample t-test

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, pada masing-masing

kelompok diperoleh hasil p-value sebesar 0.000 yang artinya terdapat

pengaruh pada masing-masing latihan terhadap peningkatan kekuatan otot

perut. Hal tersebut dikarenakan pilates exercise pada kelompok perlakuan

(10)

meningkatkan kekuatan otot yaitu dengan meningkatkan massa otot dan

meningkatkan perekrutan motor unit (Mayer, 2011). Pilates exercise

menggunakan tipe kontraksi isometrik pada otot-otot besar yaitu otot

perut, belakang dan panggul (Wardani, 2015). Ketika dilakukan latihan

penguatan maka akan terjadi penambahan jumlah sarkomer dan serabut

otot berupa filamen aktin dan miosin yang diperlukan dalam kontraksi

otot, sehingga dengan terbentuknya serabut-serabut otot yang baru maka

kekuatan otot dapat meningkat (Hardjono et al., 2005). Selain itu, akan

muncul respon fisiologis berupa aktifnya hormon testosteron sehingga

meningkatkan sintesis protein aktin dan myosin serta menurunkan

terjadinya degradasi protein. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya

hipertropi. Selain terjadinya hipertropi, pada otot juga terjadi hyperplasia

sehingga meningkatkan jumlah serabut otot. Dengan bertambahnya ukuran

serabut otot dan meningkatnya jumlah serabut otot maka akan terjadi

peningkatan kekuatan otot (Kisner et al., 2007).

Sedangkan pada kelompok kontrol dengan latihan sit-up mengacu

pada prinsip kontraksi otot perut yang lebih dominan secara

isometris.Menurut Meiriawati (2013), latihan sit-up merupakan suatu

latihan yang menggunakan sistem energi predominan anaerob. Ciri khusus

dari sistem ini yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan

respon dari pembebanan dinamis yang cepat dari otot-otot yang terlibat.

Dengan adanya pembebanan pada otot-otot perut, maka akan

mengakibatkan terjadinya peningkatan tonus otot, masa otot, dan serabut

otot perut yang dapat meningkatkan kekuatan otot perut.

Ketika dilakukan uji beda pengaruh menggunakan uji independent

t-test didapatkan nilai p-value 0.018, dikarenakan 0.018 < 0.05 maka Ha

diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan pengaruh pada

(11)

perlakuan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan

kekuatan otot perut dibandingan dengan sit-up pada kelompok kontrol.

Perbedaan pengaruh ini disebabkan oleh perbedaan prinsip antara

kedua jenis latihan. Latihan sit-up dibanding meningkatkan kekuatan otot

justru memiliki resiko tinggi pada vertebra, berpotensi meningkatkan

risiko cedera punggung dan nyeri punggung. Sit-up menyebabkan adanya

tekanan kuat yang dominan pada discus intervertebralis sepanjang tulang

belakang terutama lumbal (Harasin et al., 2012). Sedangkan core stability

exercisesmeningkatkan aktivitas trunk muscle dalam kondisi yang

terkendali, meliputi tekanan rendah pada tulang belakang dengan gerakan

minimal, memberikan kontribusi yang baik untuk fungsional tulang

belakang dan untuk kontrol neuromuskular trunk yang lebih baik. Selama

core stability exercises, kontraksi otot yang ditimbulkan memiliki efek

besar pada otot-otot perut, dan pada saat yang sama meminimalkan

timbulnya efek merugikan pada vertebra (Harasin et al., 2012).

KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah (1) padatnya

kegiatan yang harus dijalani responden diluar waktu latihan, (2) peneliti

tidak dapat mengontrol faktor lainnya seperti faktor nutrisi, kondisi tubuh,

faktor psikis, (3) Program penelitian yang telah direncanakan tergantung

dengan jadwal latihan responden, (4) Pengukuran pre test dan post test

dilakukan oleh peneliti sehingga hasil yang didapat sangat subjektif.

4. PENUTUP A. Kesimpulan

1. Ada pengaruh core stability exercises dengan metode pilates

exercise terhadap peningkatan kekuatan otot perut pada kelompok

perlakuan.

2. Ada pengaruh latihan sit-up terhadap peningkatan kekuatan otot

(12)

3. Terdapat perbedaan pengaruh antara kelompok perlakuan dengan

pilates exercise dan kelompok kontrol dengan latihan sit-up.

Kelompok perlakuan dengan metode pilates exercise menunjukan

pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan kekuatan otot

perut dibandingkan kelompok kontrol dengan latihan sit-up.

B. Saran

1. Penelitian selanjutnya untuk lebih memperhatikan aktivitas

responden di luar waktu latihan, seperti di sekolah, di masyarakat,

dan di keluarga yang dapat mempengaruhi program penelitian yang

dijalankan.

2. Untuk peneliti selanjutnya agar memperhatikan faktor lain yang

dapat mempengaruhi penelitian, seperti faktor nutrisi, kondisi

tubuh, faktor psikis, dan lain-lain.

3. Penelitian selanjutnya untuk menyusun program latihan dengan

lebih baik, lebih konsisten dan teratur.

4. Untuk penelitian selanjutnya agar pengukuran pre test dan post test

dilakukan oleh pihak lain sehingga hasil yang didapat lebih

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Akuthotha, V., Ferreiro, A., Moore, T,. Fredericson, M. 2008. Core Stability Exercise Prinsiples. Current Sport Medicine Reports. Vol.7,No.1, pp.39-44. American College of Sports Medicine.

Bryden dan Lincoln. 2009. Stability Ball Exercise. Lincln Bryden, Stability Ball Ecourse. http://www.fitnesstrainingforlife.com diakses 23 Oktober 2016.

Elphinston, J. 2008. Stability, Sport And Performance Movement: Great Technique Without Injury. England: Lotus Publishing.

Febry A. 2011. Langsung Langsing Dalam 4 Minggu. Jakarta: Wahyu Media.

Harasin D., Perkovic M., and Vidulin N. 2012. Effects of Two Different Training Programs On The Sit-up Test In The Seventh Grade Elementary School Students. Hrvat Sportskorned Vjesnik Croatian. 2012; 27: 84-88.

Hardjono, J dan Melianita, R. 2005. Perbedaan Pengaruh Latihan Metode De Lorme Dengan Latihan Metode Oxford Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Quadriceps. Jurnal Fisioterapi Indonesia Vol.5 No.2. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

Isacowitz, R dan Karen Clippinger. 2011. Pilates Anatomy. Human Kinetics: United States of America.

Kisner, C dan Colby, LA. 2007. Therapeutic Exercise: Foundation And Techniques. 5th Ed. FA Darwis Company: Philadelphia.

Mayer F., Rosenberger, F.S., Carlsohn, A., Cassel,M., Muller, S., Scharhag, J. 2011. The Intensity And Effect Of Strength Training In The Elderly. Deutsches Arzteblatt International. Germany: Hochschulambulans Der Universitat Potsdam.

Meiriawati, M. 2013. Pengaruh Pelatihan Sit-Up Besar Sudut 45 ,90dan 120Terhadap Kekuatan Otot Perut. Jurnal Jurusan Ilmu Keolahragaan UniversitasPendidikan Ganesha. 1 (1).1-10.

Monteiro, R.L., De Oliveira, L.B., Ramos, L.A.V., Magalhaes, M.O., De Resende, M.M., Callegari, B. 2013. Conventional Kinesiotherapy or Pilates Mat Exercises, What Is More Efficient For Abdominal Weakness. Journal Biomedical Science and Engineeering, v.6, pp.1171-1177.

(14)

The Cooper Institute. 2007. Fitnessgram / Activitygram Test Administration Manual Fourth Edition. Champaign, IL: Human Kinetics.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui implementasi pola asuh single parent terhadap kecerdasan emosional anak prasekolah di TK Pertiwi Rembun.. Terdapat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Adakah pengaruh yang signifikan minat pada profesi guru Biologi terhadap nilai belajar PPL?. 2) Adakah pengaruh yang

Tesis yang berjudul “ PERUBAHAN NILAI-NILAI TENUN LURIK DI KECAMATAN CAWAS, KEBUPATEN KLATEN (Studi Kasus di Desa Tlingsing dan Desa Mlese)” ini adalah karya penelitian

PENGARUH KUALITAS MASUKAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR DI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMKN 5 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dibuat dalam rangkap dua di Varna, Republik Bulgaria, pada 24 Nopember 2009, dalam enam naskah otentik, masing-masing dua salinan dalam bahasa Indonesia,

[r]

The objective of this study is to analyze the President Barack Obama in His Own Words based on the critical discourse analysis and to reveal the dominant ideology

Bagi perusahaan, jika ingin memilih kombinasi portofolio yang optimal dari komoditi sayuran organik yang telah diusahakan dengan tingkat risiko terendah