• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK DI TK ANNISA MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN MELALUI KEGIATAN BERMAIN BALOK DI TK ANNISA MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL

ANAK USIA4-5 TAHUN MELALUI KEGIATAN

BERMAIN BALOK DI TK AN-NISA MEDAN

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

DiajukanSebagai SalahSatuSyaratUntukMemenuhiGelar SarjanaPendidikanPada Program StudiPendidikan Guru

PendidikanAnakUsiaDini

OLEH:

AGUSTINI MAEMUNAH 1113313001

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Agustini Maemunah, NIM 1113313001, Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Kegiatan Bermain Balok Di TK AN-NISA Medan T.A 2014/2015

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui penerapan kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial anak usia 4-5 tahun di TK AN NISA.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas adalah anak didik di kelompok A TK AN NISA yang terdiri dari 10 anak dengan 3 laki-laki dan 7 perempuan. Objek penelitia adalah meningkatkan kecerdasan visual spasial anak usia 4-5 tahun di TK AN NISA medan T.A 2014/2015.

Kecerdasan visual spasial adalah adalah kemampuan untuk membentuk suatu

gambaran tentang tata ruang didalam pikiran. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antar unsur-unsur tersebut. Anak dengan kecerdasan visual-spasial yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Mereka kaya khayalan internal (internal imagery) sehingga cenderung imajinatif dan kreatif.

Kecerdasan visual spasial yang akan ditingkatkan pada penelitian ini berkaitan dengan aspek binatang dan tanaman yang meliputi indikator sebagai berikut : (1) Anak memiliki minat dan kepekaan terhadap garis warna, (2) anak senang mengamati bentuk dan warna benda, (3) anak senang membuat contruksi tiga dimensi dengan mainan, (4) anak mudah mengenali arah.

(6)

ii

mulai dapat memikirkan tentang penggunaan dan kesesuaian untuk menciptakan model-model ciptaannya sendiri.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi tentang kecerdasan visual spasial selama berlangsungnya kegiatan. Lembar observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis.

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok A TK AN-NISA Jl. Jangka No. 18 Medan. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari persiapan, pelaksanaan tindakan dan penulisan laporan.

Dengan kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial anak usia 4-5 tahun di TK AN-NISA Medan pada sub tema binatang dan tanaman. Sebelum dilakukan tindakan kecerdasan visual spasial anak masih rendah, setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh data semua anak sudah cukup baik namun nilai yang diperoleh anak masih belum mencapai hasil yang maksimal yaitu rata-rata nilai persentase peningkatan 38%. Untuk mencapai tingkat keberhasilan, maka dilakukan perbaikan-perbaikan pengajaran pada siklus II yang pada akhirnya menghasilkan nilai rata-rata sebesar 63%.

(7)

vi

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2. Identifikasi Masalah……….. 5

1.3. Batasan Masalah……… 6

2.1.1. Kecerdasan Visual Spasial……… 8

A. Hakekat Kecerdasan Visual Spasial………... 8

B. Karakteristik Kecerdasan Visual Spasial...……….... 12

C. Strategi Mengembangkan Kecerdasan Visual Spasial……....……….. 14

D. Pentingnya Kecerdasan Visual Spasial... 17

2.1.2. Bermain Balok………...………... 18

A. Pengertian Bermain………..…….………... 18

B. Pengertian Bermain Balok...………... 19

2.2. Kerangka Konseptual... 22

2.3. Hipotesis Tindakan...………... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 24

3.2 Subjek Penelitian dan Objek Penelitian……… 24

3.2.1 Subjek Penelitian………. 24

3.2.2 Objek Penelitian………... 24

3.3. Operasional Variabel Penelitian………... 25

3.3.1. Definisi Operasional………... 25

(8)

vii

3.5. Prosedur Penelitian……… 26

3.6. Teknik Pengumpulan Data... 30

3.7. Teknik Analisa Data……….. 33

3.8. Lokasi dan Waktu Penelitian... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 36

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I... 36

1. Perencanaan Siklus I... 36

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 37

3. Hasil Observasi Siklus I... 38

4. Refleksi Siklus I... 42

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II... 43

1. Pelaksanaan Siklus II... 43

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 43

3. Hasil Observasi Siklus II... 44

4. Refleksi Siklus II... 48

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 54

5.2 Saran... 56

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Lembar Observasi Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia 4-5 tahun ... 31

3.2 Lembar Observasi Mengajar Guru ... 33

3.3 Jadwal Penelitian ... 35

4.1 Hasil Observasi Kecerdasan Visual Spasial Anak Siklus I ... 39

4.2 Rekapitulasi Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak pada Siklus I ... 40

4.3 Hasil Observasi Kecerdasan Visual Spasial Anak pada Siklus II ... 45

4.4 Rekapitulasi Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak pada Siklus II ... 46

4.5 Rekapitulasi Jumlah Anak yang Mengalami Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial pada Siklus I dan Siklus II ... 49

4.6 Kondisi Kecerdasan Visual Spasial Anak pada Siklus I dan Siklus II ... 50

(10)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 26 4.1 Grafik Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak pada Siklus I ... 41 4.2 Gambar peningkatan Kecerdasan Visual Spasial Anak pada Siklus II... 47 4.3 Grafik Jumlah Anak yang Mengalami Peningkatan Kecerdasan Visual Spasial pada

Siklus I dan Siklus II ... 52 4.4 Grafik Peningkatan persentase Kecerdasan Visual Spasial Anak pada Siklus I dan

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengamanatkan dilaksanakannya pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia sejak usia dini, yakni sejak anak dilahirkan. Disebutkan secara tegas dalam Undang-Undang tersebut bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (pasal 1, butir 14). Pendidikan bagi anak usia dini semakin meningkat. Orang tua semakin merasakan pentingnya memberikan pendidikan kepada anak sejak dini dan berlomba memberikan fasilitas pendidikan terbaik pada anak-anaknya. Perkembangan tersebut mendorong semakin menggeliatnya pertumbuhan lembaga pendidikan pra sekolah atau yang lebih dikenal dengan sekolah Taman Kanak-Kanak.

(12)

2

Kecerdasan majemuk ini menurut Gardner, (http://www.psychologymania.com/2014/07/jenis-jenis-intelegensi-menurut howard.html) terdiri dari 9 kecerdasan. Kecerdasan visual-spasial salah satu kecerdasan yang perlu dikembangkan pada anak usia dini adalah kecerdasan visual spasial. Anak yang dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan berbagai hal dan memiliki kelebihan dalam hal berpikir melalui gambar Hildayani, (2005:5.16). Anak yang memiliki salah satunya kecerdasan visual-spasial dapat dilihat dari kesehariannya misalnya anak dapat menceritakan gambar dengan jelas, lebih menyukai gambar daripada teks, menyukai kegiatan seni, pandai menggambar yang terkadang mendekati atau persis aslinya, dapat membangun konstruksi tiga dimensi yang menarik, lebih mudah belajar dengan gambar daripada teks, dan membuat coretan-coretan yang bermakna dibuku kerja atau kertas.

(13)

3

Pengembangan kecerdasan visual spasial pada anak bertujuan agar mereka dapat belajar dengan baik, melalui pengamatan, membandingkan, mengelompokan dan berdasarkan bentuk-bentuk tertentu, menemukan sendiri pengalaman yang di perolehnya secara langsung.

Tetapi hasil di lapangan tidak sesuai dengan apa yang menjadi tujuan sekolah, belum semua anak kelas A kecerdasan visual spasialnya belum tampak Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di TK AN - NISA pada kelompok A yang berjumlah 10 orang pada usia 4-5 tahun. Peneliti melihat masih rendahnya hasil pencapaian perkembangan kecerdasan visual spasial pada anak. Hasil tersebutdapat diliahat dari (1) rendahnya minat anak dalam menciptakan bangunan pada balok, (2) belum mampu menggunakan daya imajinasi untuk menciptakan suatu bentuk, (3) terlalu monoton kepada lembar kerja anak, (4) rendahnya rasa ingin tahu akan bentuk, ukuran, warna, dan ketertarikan pada balok, (5) rendahnya minat anak dalam menggunakan media atau sumber belajar.

(14)

4

Hal tersebut dipicu oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Metode ceramah merupakan metode yang mendominasi pembelajaran diTK, khususnya pembelajaran di TK AN-NISA.Selain itu media yang digunakan juga kebanyakan berupa lembar kerja dalam bentuk buku yang berupa latihan-latihan yang lebih menekankan pada kemampuan akademik.Minimnya pembelajaran yang bisa menggali kecerdasan visual-spasial anak serta kurangnya keterlibatan anak dalam menggunakan media atau sumber belajar yang bisa mengasah kecerdasan visual spasial. Hal tersebut merupakan faktor utama yang menjadi masalah mengapa anak memiliki kecerdasan yang minim khususnya kecerdasan visual-spasial. Meskipun demikian, berdasarkan amatan penulis, potensi kecerdasan visual-spasial masih memiliki peluang yang potensial untuk dikembangkan secara optimal, dengan catatan perlu melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dalam aktivitas belajar seraya bermain anak.

Guru sudah pasti akan berupaya untuk meningkatkan berbagai aspek kecerdasan pada anak didik dengan melakukan kegiatan yang telah disusun melalui kurikulum yang telah dibuat oleh pihak sekolah dengan mengacuh kepada peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah.

(15)

5

Kegiatan bermain balok mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena dapat membangkitkan minat anak kepada suatu hal, memperluas pemerolehan informasi, juga memperkaya program belajar anak TK, kegiatan bermain balok bagi usia TK merupakan bermain dan memiliki unsur pendidikan yang kompleks dan menarik bagi anak, selain itu bermain balok juga dapat membuat pembelajaran lebih bermakna dan nyata, artinya anak dituntut untuk hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata dan pembelajaran lebih produktif serta mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada anak karena kegiatan bermain balok menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang anak dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Anak diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mencoba melakukan perbaikan pembelajaran dengan mengadakan penelitian Tindakan Kelas dengan judul“Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia 4-5 Tahun

Melalui Kegiatan Bermain Balok di TK AN NISA Tahun Ajaran 2014/2015” 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas , maka permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah

1. Anak belum mampu untuk menciptakan bangunan rumah dari balok. 2. Anak kurang berimajinasi dalam kegiatan bermain balok.

3. Guru terlalu fokus terhadap pembelajaran yang berupa lembar kerja, buku yang berbentuk latihan saja.

(16)

6

5. Kurangnya keterlibatan anak dalam menggunakan media atau sumber belajar yang bisa mengasah kecerdasan pada anak.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran yang tepat, penulis membatasi masalah yang hendak diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial anak usia 4-5 Tahun Melalui Kegiatan Bermain Balok di TK An Nisa Tahun Ajaran 2014/2015

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah melalui kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial anak usia 4-5 tahun di TK An Nisa?”

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Penelitian ini adalah : “Untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial anak usia 4 - 5 tahun melalui kegiatan bermain balok di TK AN – NISA”.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, Adapun yang terjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

1) Secara teoritis hasil penelitian bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial anak usia 4-5 tahun melalui kegiatan bermain balok di TK An-nisa khususnya.

(17)

7

1) Bagi anak sebagai pengalaman belajar sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan semangat belajar anak.

2) Bagi guru sebagai tambahan pengetahuan keprofesian yang selalu dituntut untuk melakukan upaya inovatif sebagai implementasi berbagai teori dan teknik pembelajaran bagi anak usia dini di TK An Nisa serta bahan ajaran yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan dipakainya dalam kegiatan belajar seraya bermain bagi anak didiknya terutama dalam hal meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak usia dini.

3) Bagi Lembaga TK An Nisa dan bagi pihak-pihak yang berkompeten dengan masalah perkembangan anak usia dini, diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi untuk menyusun lankah-langkah yang lebih konkrit dan dalam penyusunan kebijakan usaha pengembangan danpeningkatan kecerdasan visual-spasial anak usia dini diTK An Nisa dan sekolah PAUD lain, khususnya yang relevan dengan kegiatan bermain balok sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak.

(18)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan bermain balok pada pembelajaran dapat meningkatkan krcerdasan visual spasial anak usia 4-5 tahun di TK An-Nisa Medan. 2. Kecerdasan visual spasial anak pada siklus I diperoleh nilai masih

rendah. Dari 10 anak, belum ada anak yang memiliki kecerdasan visual spasialnya pada kriteria baik , sementara 6 orang anak masih pada kriteria cukup baik, dan 4 orang anak yang berada di kriteria kurang baik. Namun nilai yang diperoleh belum maksimal karena rata-rata nilai persentase yang diperoleh yaitu 38 %.

3. Pada siklus II terjadi peningkatan kecerdasan visual spasial yang baik, dari 10 anak, 4 anak yang memiliki kecerdasan visual spasial pada kriteria cukup, dan 4 orang anak yang memiliki kecerdasan visual spasial pada kriteria baik, sedangkan 2 orang anak memili kecerdasan visual spasial pada kriteria baik sekali.Sehingga nilai rata-rata yang dicapai yaitu 63 %.

(19)

aspek-2

(20)

3

1.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas yang telah terbukti bahwa kombinasi antara kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kecerdasan visual spasial anak, maka peneliti sarankan:

1. Bagi guru, sebaiknya menggunakan kegiatan bermain balok dalam pembelajaran tema tertentu, khususnya untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial anak.

2. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukkan bagi sekolahagar kegiatan bermain balok ini tidak hanya dilakukan sekali dalam setahun, namun agar lebih baik kegiatan bermain balok ini dilakukan pada semua tema pembelajaran yang ada di kurikulum PAUD.

3. Bagi peneliti, memberi pengalaman dan mengetahui bahwa kegiatan bermain balok yang dikenal, ternyata bisa juga dilakukan di dalam kelas atau di gunakan tempat lingkungan sekitar sekolah saja.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Ardy, Novan dan Barnawi, 2012. Format PAUD. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Arif S. Sadiman. 2003. Bunga Rampai Dan Psikologi Pembelajaran. Semarang. WRI Walisongo Research Institute.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: Irama Widya

Danim, Surya. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Bandung:Alfabeta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan, Cetakan ke-7. Bandung: Citra Adityia Bakti Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Jamaris, Martin. 2006. Perkembangan dan pengembangan anak usia TK. Jakarta : Grasindo Lilo Just, 2012 kecerdasan Visual Spasial (Online), dalam

(http://tentangpaudblogspot.com/2012/06/tentangt-paud.html,diakses pada tanggal 21 agustus 2014)

Lwin, May dkk, 2008. Cara mengembangkan berbagai komponen kecerdasan. Jakarta: Indeks

Musfiroh, Tadkiroaton. 2005. Bermain sambil belajar dan mengasah kecerdasa. Jakarta: Depdiknas

Negoro, dan Harahap. B. 2002. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia. Semiawan, Conny, R. 1992. Pengembangan Kurikulum Berdiferensiasi. Jakarta: Grasindo

Subroto Joko, dkk. 2009. Cepat Kuasai Matematika Supermudah Kelas 4,5, dan 6. Jakarta Limas.

Sugiono (http//www.ibudanbalita.com//pojokcerdas//jikaanak.berimajinasi-lewatgambar//30/17/2010)

(22)

Yaumi, Mohammad. 2012. Model Pembelajaran Berbasis Multiple Intellegences. Jakarta: Dian Rakyat

Yus, Anita. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media Grup

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Gambar

Tabel 3.1   Lembar Observasi  Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia 4-5 tahun  .............
Gambar 3.1   Alur Penelitian Tindakan Kelas  ....................................................................

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil uji Rank Spearman dengan menggunakan alpha 10 % atau sama dengan 0,1 tentang hubungan karakteristik individu nelayan dengan sikap terhadap kebijakan otonomi

Analisis penelitian ini berfokus pada penerapan biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik; analisis varians yang terjadi antara

Mampu mengetahui, menjelaskan, dan berpartisipasi aktif dalam diskusi mengenai Studi tentang SIA, Lingkungan Bisnis dan SIA, Perluasan SIA melalui TI dan Jaringan komputer,

Depkes RI, Kumpulan Materi Kesehatan Reproduksi, Ditjend Binkesga : Jakarta Pengaruh pola asuh orangtua terhadap anak, (2011, http: //Wengamba.com/ diperoleh tanggal 10

Berdasarkan terminologi yang dibuat oleh Bank for International Settlement (BIS), credit transfer adalah perintah pembayaran untuk tujuan penempatan dana dari

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dari hubungan antara komunitas gastropoda dan alga epilitik di Pantai Krakal, Kabupaten Gunung

Penulis bersyukur karena dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan j udul “ Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Metode Algoritma Euclides Pada