• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 132405 KOTA TANJUNGBALAI MELALUI PENDEKATAN HEURISTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 132405 KOTA TANJUNGBALAI MELALUI PENDEKATAN HEURISTIK."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS V

SD NEGERI 132405 KOTA TANJUNGBALAI MELALUI PENDEKATAN HEURISTIK

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

JAMALUDDIN

NIM. 8136182027

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

JAMALUDDIN,NIM.8136182027, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai Melalui Pendekatan Heuristik

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah matematika siswa kelas V SD Negeri 132405 Tanjungbalai melalui pendekatan heuristik .

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri atas empat tahap yaitu:perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 132405 Tanjungbalai. Sedangkan objek penelitian adalah keseluruhan proses dan hasil pembelajaran matematika dengan penerapan pendekatan heuristik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Instrumen berupa soal tes, angket, dan lembar observasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dengan empat kali pertemuan dengan menerapkan pendekatan heuristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan heuristik dengan langkah-langkah meliputi: memahami masalah, eksplorasi dan merencanakan pemecahan masalah, memilih strategi, melaksanakan rencana pemecahan masalah, merefleksi atau mengecek jawaban dan menentukan solusi alternatif , dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan kemampuan pemecahan masalah .

Penerapan pembelajaran pendekatan heuristik telah meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai dari hasil tes kemampuan awal 45,98 % dengan kualifikasi sangat rendah meningkat pada siklus I menjadi 69,68 % dengan kualifikasi sedang dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 83,83% dengan kualifikasi tinggi

Penerapan pembelajaran pendekatan heuristik telah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai dengan hasil tes kemampuan awal 48,12 % dengan kualifikasi sangat rendah meningkat pada siklus I menjadi 73,41 % dengan kualifikasi sedang dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 81,74 % dengan kualifikasi tinggi

Keefektivitasan siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan heuristik meningkat dengan melihat penyebaran skor atau nilai yang diperoleh siswa semakin meningkat

Hasil angket dari 36 siswa diperoleh bahwa respon siswa terhadap keterlaksanaan pembelajaran pendekatan heuristik pada siklus I mencapai 72,03 % dengan kualifikasi baik dan siklus II mencapai 78,14% dengan kualifikasi baik.

(6)

ABSTRACT

JAMALUDDIN, NIM.8136182027, Efforts to Improve Critical Thinking Ability and Mathematical Problem Solving Elementary School Grade V 132 405 Tanjungbalai Through Heuristic Approach

This study aims to improve the ability of critical thinking and problem-solving mathematics Elementary School fifth grade students 132 405 Tanjungbalai through heuristic approach.

This research is a classroom action research that consists of four phases: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects were students of class V SDN 132 405 Tanjungbalai. While the object of study is the overall process and learning outcomes of mathematics with application of a heuristic approach to improve critical thinking skills and problem solving. Instrument in the form of test, questionnaire, and observation sheet. Data were analyzed using qualitative descriptive analysis.

The experiment was conducted in two cycles with four meetings by applying heuristic approach. The results showed that the application of a heuristic approach to the steps include: understanding the problem, exploration and problem solving plan, choose a strategy, implement the plan of solving the problem, reflect or check the answers and determine alternative solutions, can improve students' critical thinking skills and problem solving skills.

Application of learning heuristic approach has enhanced the ability of critical thinking Elementary School fifth grade students 132 405 Tanjungbalai of the test results 45.98% initial capability with very low qualifications increased in the first cycle to 69.68% with moderate qualifications and increased again in the second cycle to 83 , 83% with high qualifications

Application of learning heuristic approach has enhanced the ability of mathematical problem solving Elementary School fifth grade students 132 405 Tanjungbalai with initial capability test results 48.12% with very low qualifications increased in the first cycle to 73,41% with moderate qualifications and increased again in the second cycle becomes 81.74% with high qualifications

Students in learning effectiveness with increased heuristic approach by looking at the spread of scores or grades earned increasing student

Results of the questionnaire of 36 students found that students' response to learning keterlaksanaan heuristic approach in the first cycle reached 72.03% with good qualifications and cycle II reached 78.14% with good qualifications.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, berkat rahmat, hidayah, dan inayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Matematika, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, tesis ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.,selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada saya.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan izin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan tesis.

3. Bapak Dr. Deny Setiawan,M.Si, selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd selaku sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar yang telah menyetujui atas permohonan izin penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Pembimbing I dan Bapak Prof.Dian Armanto, M.Pd. MA. M.Sc. Ph.D, selaku Pembimbing II yang penuh kesabaran, kearifan, dan kebijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tidak henti-hentinya disela-sela kesibukannya.

5. Dosen – dosen yang ada di Program Studi Pendidikan Dasar yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini. 6. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si , Bapak Dr. Edy Surya, M.Si dan Bapak Dr. R.

Mursid, M.Pd yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi di bangku kuliah.

7. Ibu Dra. Nazrahwati, M.Si., selaku kepala sekolah SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

(8)

9. Siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai, terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya.

10. Kepada istri tercinta Siti Khairani, SE dan anak-anak saya sebagai semangat dan motivator belajar.

11. Khususnya kepada orang tua saya tercinta (Alm) Amran Purba dan (Alm) Rahimah Lubis beserta seluruh keluarga yang memberikan dukungan baik secara moril maupun materil

12. Teman – teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan motivasi dalam upaya menyelesaikan tesis ini

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Melalui tulisan ini pula, penulis mendoakan semoga amal baik yang telah dilakukan oleh semua pihak di atas mendapatkan pahala dari Allah swt. Penulis juga berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan , 15 Agustus 2015 Penulis,

(9)

i

1.1. Latar Belakang Masalah ...

1.2. Identifikasi Masalah ...

1.3. Batasan Masalah ...

1.4. Rumusan Masalah ...

1.5. Tujuan Penelitian ...

1.6. Manfaat Penelitian ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

2.1. Kerangka Teoritis ...

2.1.1.Hakekat Belajar dan Pembelajaran ... ...

2.1.2 Pembelajaran Matematika ...

2.1.3 Pemecahan Masalah Matematika ...

2.1.4 Kemampuan Berpikir Kritis ... ...

2.1.5 Meningkatkan Kemampuan berpikir kritis matematika ...

2.1.6 Pendekatan Heuristik ...

2.1.7 Penerapan Pendekatan Heuristik dalam Matematika ...

2.1.8 Pendekatan heuristik dalam Pemecahan masalah matematika...

2.1.9 Pendekatan Heuristik dan Kemampuan Berpikir

(10)

ii 2.3. Hipotesis Tindakan ...

BAB III METODE PENELITIAN ...

3.1. Desain Penelitian ...

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...

3.3. Subjek Penelitian ...

3.4. Prosedur Penelitian ...

3.5 .Instrumen Penelitian ...

3.6. Validasi Instrumen ...

3.7 Tehnik Pengambilan data ...

3.8 Tehnik Analisis data ...

3.9 Indikator Keberhasilan ...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...

4.1Deskripsi Hasil Pelaksanaan ...

4.1.1 Diskripsi Tindakan Siklus I ...

4.1.2 Diskripsi Tindakan Siklus II ...

4.2Deskripsi Hasil Penelitian ...

4.2.1 Hasil Tes Siklus ...

4.2.2 Hasil Angket ...

4.3Pembahasan ...

4.4 Keterbatasan Penelitian ...

BAB V SIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN...

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kualifikasi Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

Pendekatan Heuristik ...

Tabel 2. Tabel Kriteria Berpikir Kritis Siswa ...

Tabel 3. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ...

Tabel 4. Perbandingan Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas V SD N 132405 Tanjungbalai...

Tabel 5. Perbandingan Persentase Masing-masing Indikator Kemampuan

Berpikir Kritia Siswa pada Siklus I dan Siklus II ...

Tabel 6. Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa per Aspek ...

Tabel 7. Distribusi Kategori Skor Siswa pada Kemampuan Berpikir Kritis ...

Tabel 8. Perbandingan Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Kelas V SD N 132405 Tanjungbalai ...

Tabel 9.Perbandingan Persentase Masing-masing Indikator Kemampuan

Pemecahan masalah matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II ...

Tabel 10.Distribusi Kategori Skor Siswa pada Kemampuan Pemecahan

Masalah ...

Tabel 11.Persentase Hasil Pengisian Angket Setiap Aspek Pembelajan

Pendekatan Heuristik ... 77

81

82

107

108

110

112

113

114

115

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian... Gambar 2. Skema Penelitian Tindakan Kelas ... Gambar 3. Guru Sedang Mengobservasi Siswa Saat Diskusi... Gambar 4. Suasana Saat Siswa Diskusi dan Melakukan Pemecahan Masalah ... Gambar 5. Suasana Saat Siswa Menuliskan Hasil Diskusi di Papan Tulis... Gambar 6. Suasana saat Perwakilan Kelompok Mempresentasikan

Hasil Diskusi... Gambar 7. Suasana Kelas Saat Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I... Gambar 8. Suasana Saat Siswa Melaksanakan diskusi Pada Siklus II ... Gambar 9. Perwakilan Kelompok Sedang Menuliskan Hasil Diskusi

Di Papan Tulis... Gambar 10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi ... Gambar 11. Siswa mengerjakan tes akhir siklus II ... Gambar 12. Perbandingan Persentase Berpikir Kritis Siswa

Kelas V SD 132405... Gambar 13. Persentase Masing-Masing Indikator Kemampuan Berpikir

Kritis pada Siklus I dan Siklus II... Gambar 14. Perbandingan Persentase Berpikir Kritis Siswa per Aspek... Gambar 15. Perbandingan Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Kelas V SD N 132405 Tanjungbalai... Gambar 16. Persentase Masing-masing Indikator Kemampuan Pemecahan

masalah matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II... Gambar 17. Contoh Jawaban Siswa Menuliskan yang Diketahui dan

Ditanyakan Pada Soal Tes Akhir Siklus I ... Gambar 18. Contoh Jawaban Siswa Menuliskan yang Diketahui dan

Ditanyakan pada Soal Tes Akhir Siklus II... Gambar 19. Contoh Jawaban Siswa pada Soal Tes Akhir Siklus I... Gambar 20. Contoh Jawaban Siswa pada Soal Tes Akhir Siklus II ... Gambar 21. Contoh Jawaban Siswa Menuliskan Kesimpulan pada Soal

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 1.1 Silabus ... Lampiran 1.2 RPP Pertemuan I Siklus I ... Lampiran 1.3 RPP Pertemuan II Siklus I... Lampiran 1.4 RPP Pertemuan I Siklus II... Lampiran 1.5 RPP Pertemuan II Siklus II... Lampiran 2

Lampiran 2.1 LKS Pertemuan I Siklus I... Lampiran 2.2 LKS Pertemuan II Siklus I... Lampiran 2.3 LKS Pertemuan I Siklus II... Lampiran 2.4 LKS Pertemuan II Siklus II... Lampiran 3

Lampiran 3.1 Aspek Berpikir Kritis ... Lampiran 3.2 Rubrik Berpikir Kritis... Lampiran 4

Lampiran 4.1 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa ... Lampiran 4.2 Angket Respon Siswa... Lampiran 4.3 Lembar Observasi Pembelajaran Pendekatan Heuristik... Lampiran 4.3.1 Lembar Observasi Pertemuan I Siklus I ... Lampiran 4.3.2 Lembar Observasi Pertemuan II Siklus I... Lampiran 4.3.3 Lembar Observasi Pertemuan I & II Siklus II ... Lampiran 5

Lampiran 5.1 Pedoman Penskoran Analisis Soal Berpikir Kritis pra Tindakan... Lampiran 5.2 Pedoman Penskoran Analisis Soal Berpikir Kritis Siklus I... Lampiran 5.3 Pedoman Penskoran Analisis Soal Berpikir Kritis Siklus II ... Lampiran 5.4 Pedoman penskoran kemampuan Pemecahan Masalah ... Lampiran 6

Lampiran 6.1 Kisi – kisi soal Instrumen pra Tindakan... Lampiran 6.2 Soal tes pra Tindakan ... Lampiran 6.3 Jawaban Soal pra Tindakan ... Lampiran 6.4 Kisi – kisi soal Instrumen Siklus I... Lampiran 6.5 Soal tes Siklus I ... Lampiran 6.6 Jawaban Soal tes Siklus I ... Lampiran 6.7 Kisi – kisi soal Instrumen Siklus II... Lampiran 6.8 Soal tes Siklus II... Lampiran 6.9 Jawaban Soal tes Siklus II ...

(14)

Lampiran 7

Lampiran 7.1 Rekapitulasi Angket Siklus I ... Lampiran 7.2 Rekapitulasi Angket Siklus II... Lampiran 8

Lampiran 8.1 Skor Berpikir Kritis pra Tindakan... Lampiran 8.2 Skor Berpikir Kritis Siklus I... Lampiran 8.3 Skor Berpikir Kritis Siklus II ... Lampiran 8.4 Perbandingan Skor Berpikir Kritis Pra Siklus dan Siklus I... Lampiran 8.5 Perbandingan Skor Berpikir Kritis Siklus I dan Siklus II... Lampiran 8.6 Skor Pemecahan Masalah pra Tindakan... Lampiran 8.7 Skor Pemecahan Masalah Siklus I... Lampiran 8.8 Skor Pemecahan Masalah Siklus II ... Lampiran 8.9 Perbandingan Skor Berpikir Kritis Pra Siklus dan Siklus I... Lampiran 8.10 Perbandingan Skor Berpikir Kritis Siklus I dan Siklus II... Lampiran 9

Lampiran 9.1 Catatan Lapangan Pertemuan 1 Siklus I... Lampiran 9.2 Catatan Lapangan Pertemuan 2 Siklus I... Lampiran 9.3 Catatan Lapangan Pertemuan 1 Siklus II ... Lampiran 9.4 Catatan Lapangan Pertemuan 2 Siklus II ... Lampiran 10

Lampiran 10.1 Contoh Jawaban Siswa pada LKS Pertemuan I Siklus I ... Lampiran 10.2 Contoh Jawaban Siswa pada LKS Pertemuan II Siklus I ... ... Lampiran 10.3 Contoh Jawaban Siswa pada LKS Pertemuan I Siklus II ... Lampiran 10.4 Contoh Jawaban Siswa pada LKS Pertemuan II Siklus II... Lampiran 11

Lampiran 11.1 Contoh Jawaban Siswa pada Tes Pra Tindakan ... Lampiran 11.2 Contoh Jawaban Siswa pada Tes Siklus I ... Lampiran 11.3 Contoh Jawaban Siswa pada Tes Siklus II... Lampiran 11.4 Contoh Jawaban Angket Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ... Lampiran 12

Lampiran 12.1 SK Pembimbing... Lampiran 12.3 Surat Izin Penelitian... Lampiran 12.4 Surat Keterangan Melakukan Penelitian... Lampiran 12.5 Surat Undangan Ujian Tesis ...

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan paradigma pembelajaran matematika di adaptasi dalam kurikulum di Indonesia terutama mulai dalam Kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006 serta pada kurikulum 2013. Salah satu tujuan pembelajaran matematika sekolah dasar adalah memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (BSNP, 2006). Oleh karena itu, pemecahan masalah menjadi fokus penting dalam kurikulum matematika sekolah mulai jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah.

Pembelajaran matematika berfungsi melambangkan kemampuan komunikasi dengan menggambarkan bilangan-bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat memberi kejelasan dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari pengajaran matematika adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola pikir dalam kehidupan sehari – hari dan berguna dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan

Matematika adalah suatu disiplin ilmu untuk yang lebih menitikberatkan kepada proses berpikir dibanding hasilnya saja. Jika siswa dihadapkan pada suatu permasalahan/ situasi matematis, maka siswa akan berusaha menemukan solusi pemecahannya melalui serangkaian tahapan berpikir. Siswa tersebut perlu menentukan dan menggunakan strategi untuk menyelesaikan soal tersebut. Akan tetapi, jika siswa langsung menemukan teknik penyelesaian dengan cepat, dapat dipastikan bahwa siswa tersebut sudah memiliki teknik yang biasa digunakan.

(16)

demikian, maka seorang guru harus terus mengikuti perkembangan matematika dan selalu berusaha arah dalam pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat membawa siswa ke arah yang diinginkan.

Namun secara khusus tujuan pengajaran matematika di sekolah yang disebutkan dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut: 1) melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksprimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan ekonsisten. 2) mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, mebuat predeksi serta mencoba-coba. 3) mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah. 4)mengembangkan kemampuan

menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan. (BSNP, 2006)

Melatih cara berfikir dan bernalar dalam pembelajaran matematika sangatlah penting. Salah satu karakteristik matematika adalah berpola pikir deduktif yang merupakan salah satu tujuan yang bersifat formal, yang memberi tekanan kepada penataan nalar. Meskipun pola pikir ini penting, namun dalam pembelajaran matematika terutama pada jenjang SD dan SLTP masih diperlukan pola pikir deduktif, sedangkan jenjang sekolah menengah penggunaan pola pikir induktif dalam penyajian suatu topik sudah semakin dikurangi. Di samping cara berpikir, dalam proses pembelajaran siswa juga dilatih untuk mengembangkan kreatifitasnya melalui imajinasi dan intuisi. Setiap siswa punya kemampuan yang berbeda-beda dalam memandang suatu permasalahn yang dikembangkan, inilah yang disebut dengan pemikiran divergen yang perlu terus dikembangkan.

(17)

konsep matematika secara mendasar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran sebenarnya pelajar dilatih untuk mempunyai kemampuan berpikir kritis. Menanamkan kebiasan berpikir kritis bagi pelajar perlu dilakukan agar mereka dapat mencermati berbagai persoalan yang setiap saat akan hadir dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka akan tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan, mampu menyelesaikannya dengan tepat, dan mampu mengaplikasikan materi pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah dalam berbagai situasi berbeda dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Kemampuan berpikir kritis saat sekarang ini sudah harus dikembangkan kepada para pelajar. Dalam proses belajar, siswa seharusnya sudah tidak zamannya lagi menghafalkan segudang materi pelajaran dengan melalui mendengarkan ceramah dari para pengajar. Selama ini sering menjadi kritikan banyak orang bahwa pelajar hanya mampu menghafalkan materi namun tidak mampu memahami materi yang dihafalkannya itu dengan baik. Ujian yang hanya melibatkan pada aspek kognitif dan metode pembelajaran yang berorientasi pada keaktivan guru, yang hanya menciptakan kondisi pelajar malas berpikir.

Banyak pelajar yang dapat lulus dengan baik dari ujian kognitif yang diberikan kepadanya. Namun penguasaan materi melalui kemampuan menghafal ini bukan jaminan mereka mampu mengaplikasikan materi ini dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pula di kalangan siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, namun modalnya kadang-kdang tidak cukup untuk berargumentasi, berbicara, memberikan gagasan pemikiran, ataupun menawarkan ide-ide cemerlang. Ini terjadi karena, pada jenjang pendidikan sebelumnya mereka tidak terbiasa berpikir kritis.

(18)

baik, mampu menjawab soal-soal ujian dengan baik, namun tidak mampu mengaplikasikan materi dengan baik.

Orientasi pembelajaran kepada menjawab soal-soal ujian yang umumnya dalam kategori tingkat rendah (seperti pengetahuan dan pemahaman) atau lazimnya disebut C1 dan C2. Apalagi bentuk ujian cenderung bersifat menginginkan jawaban singkat dan terbatas dari para siswa atau dengan memilih option pilihan yang telah disediakan. Sistem penilaian seperti ini juga memungkinkan siswa malas berpikir, akibatnya mereka tidak sukses dalam kehidupannya.

Berpikir kritis adalah keharusan dalam usaha menyelesaikan masalah, membuat keputusan, menganalisis asumsi-asumsi. Berpikir kritis diterapkan kepada siswa untuk belajar memecahkan masalah secara sistematis, inovatif, dan mendesain solusi yang mendasar. Dengan berpikir kritis siswa menganalisis apa yang mereka pikirkan, mensintesis informasi, dan menyimpulkan (Gagne dalam Ruseffendi, 1991 : 69)

Berpikir kritis dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika karena matematika memiliki struktur dan kajian yang lengkap serta jelas antar konsep. Aktivitas berpikir kritis siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan lengkap dan sistematis. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memilki peranan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis Siswa memerlukan kemampuan berpikir kritis yang tinggi karena kemampuan berpikir kritis matematika berperan penting dalam penyelesaian suatu permasalahan mengenai pelajaran matematika. Selain itu, seorang siswa SD telah dianggap mampu berpikir kritis untuk mencapai hasil atau mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 .

(19)

mengeksplor kemampuan kognitif siswa, banyak proses pembelajaran yang digunakan oleh guru yang hanya mengandalkan sebuah istilah yang penting pembelajaran ada, tapi mereka tidak memahami bahwa bukan hanya dari segi itu kemampuan kognif siswa akan tercapai. Benar terlihat ada pembelajaran tapi kualitas yang ada hanyalah sebuah standar yang benar-benar tak menghasilkan apa-apa. Kebanyakan oknum guru hanya mengamankan dirinya sendiri, misalnya ada materi yang dirasa sulit di gunakan metode pre memory, bahkan loncat-loncatan seperti kutu loncat, evaluasi yang diberikan juga adalah evaluasi yang mengamankan dirinya, misalnya kalau pakai analisis tingkat tinggi seperti uraian bebas akan menyita waktu.

Kemampuan berpikir merupakan kemampuan yang sangat penting untuk kehidupan. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Kemampuan berfikir akan mempengaruhi keberhasilan hidup karena terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan menjadi output individu.

Dalam proses pembelajaran guru cenderung untuk menjelaskan atau memberitahukan segala sesuatu kepada siswa dan kurang memberi tugas yang bersifat pemecahan masalah baik secara individual maupun kelompok. Pertanyaan–pertanyaan yang diajukan guru pada siswa seringkali bersifat mengharapkan jawaban betul atau salah,bukan mengharapkan prosesnya.Sehingga pembelajaran kurang bermakna untuk siswa, tetapi cenderung mengiring siswa untuk menghafalkan fakta, rumus atau aturan. Para siswa takut terhadap pelajaran matematika karena mereka khawatir dimarahi guru jika menjawab salah. Siswa tidak tahan lama dalam mencerna pelajaran yang sudah diterima dan sulit berkonsentrasi untuk mendengarkan penjelasan guru.Komunikasi antara guru dan siswa berjalan kurang lancar karena guru cenderung memberi perintah atau teguran.

(20)

kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai masih belum dapat memaksimalkan kemampuan berpikir kritis siswa, 2) model pembelajaran yang diterapkan guru belum melibatkan siswa secara aktif dan, 3) soal-soal matematika yang diberikan guru kepada siswa belum memungkinkan siswa untuk mengerjakan dalam berbagai cara serta sistematis, 4) para guru kurang memahami dan tidak terbiasa dengan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika, 5) bila anak disuruh mengerjakan soal latihan cenderung selalu bekerja seperti contoh gurunya, 6) anak takut salah jika mengerjakan soal –soal tidak sesuai dengan cara gurunya, 7) kebiasaan guru mengajar dengan urutan pembelajaran, guru menjelaskan materi/konsep,lalu memberi contoh, disusul dengan memberikan latihan soal yang ada pada buku siswa, 8) penyajian materi berorientasi pada buku siswa, 9) guru jarang mendekati siswa secara individu atau kelompok pada waktu pembelajaran berlangsung .

Dari hasil kerja siswa tanggal 25 Februari 2015 dalam mengerjakan soal latihan matematika kebanyakan dari siswa tidak dapat memahami soal cerita tersebut sehingga mereka tidak dapat menafsirkan kedalam bentuk atau model matematika .

(21)

Contoh soal: Seorang pedagang membeli beras di toko grosir 5 goni dengan harga 1 goni Rp 50.000,00. Kemudian pedagang itu menjual beras tersebut senilai Rp 60.000,00 pergoni. Tentukanlah apakah pedagang itu untung atau rugi, berapakah keuntungan atau kerugian dari pedagang itu dan berapa persenkah keuntunga atau kerugiannya.

Dalam hasil jawaban siswa dalam menentukan keuntungan atau kerugian terdapat kesalahan yang bermacam – macam yaitu :

1. kebanyakan siswa menjawab langsung Rp.60.000,00 - Rp 50.000,00 = Rp 10.000,00

2. dan ada juga sebahagian siswa menjawab Rp (5 x Rp 50.000,00) – Rp 60.000,00 = Rp 250.000,00 – Rp 60.000,00 = Rp 190.000,00

sedangkan dalam mencari persen keuntungan atau kerugian terdapat juga bermacam – macam kesalahan yaitu :

1. karena sudah salah dalam mencari keuntungan secara otomatis mencari persennya juga salah

2. dalam memahami mencari persen keuntungan atau kerugian siswa juga belum

dapat memahami dalam membandingkan antara untung dengan modal awal atau hasil penjualan contoh jawaban mereka persen keuntungan = x

100 % = 38 % , dan ada juga menjawab persen keuntungan = x 100 % = 20%

Dari beberapa hasil pekerjaan siswa dalam materi menyelesaikan soal cerita dapat dilihat bahwa; 1) Siswa tidak dapat untuk mengkomunikasikan ide-ide matematika baik secara lisan maupun secara tulisan, 2) siswa tidak dapat membuat soal cerita tersebut kedalam bentuk atau model matematika, 3)siswa juga tidak maksimal dalam menganalisis soal matematika. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari bagaimana siswa menyelesaikan soal yang diberikan guru ketika pembelajaran berlangsung. 4)Siswa cenderung langsung menuliskan hasil akhir dari soal yang diberikan guru, tanpa disertai dengan cara yang sistematis.

(22)

terendah 35,71 dan nilai rata-rata kelas dari hasil kerja siswa tersebut adalah 45,98 sedangkan keterampilan siswa memberikan penjelasan yang sederhana dalam menjawab soal cerita 60,76 % kategori rendah, keterampilan siswa memberikan penjelasan penjelasan lanjut 52,31 % kategori sangat rendah, keterampilan siswa mengatur strategi dan taktik 54,51 % kategori sangat rendah,dan keterampilan siswa menyimpulkan dan mengevaluasi atau menilai 16,32 % kategori sangat rendah. Dengan kata lain, berdasarkan hasil penilaian per aspek berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai diperoleh hasil kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai sangat rendah dengan persentase 49,38 %.

Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan kognitif tingkat tinggi. Sukmadinata dan As’ari (2005: 24) menambahkan tahap berpikir pemecahan masalah setelah tahap evaluasi yang menjadi bagian dari tahapan kognitif Bloom. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan kognitif tingkat tinggi.

Pemecahan masalah adalah suatu kemampuan berpikir yang menuntut suatu tahapan berpikir. Polya (Schoenfeld, 1980) dalam bukunya How to Solve It pertama kali mengenalkan 4 langkah dalam pemecahan masalah yang disebut Heuristik. Strategi berpikir pemecahan masalah menurut Polya dijadikan sebagai model umum strategi pemecahan masalah. Sementara pengembangannya memuat langkah yang lebih rinci dan spesifik.

Heuristik adalah suatu langkah-langkah umum yang memandu pemecah masalah dalam menemukan solusi masalah. Berbeda dengan algoritma yang berupa prosedur penyelesaian sesuatu dimana jika prosedur itu digunakan maka akan sampai pada solusi yang benar. Sementara Heuristik tidak menjamin solusi yang tepat, tetapi hanya memandu dalam menemukan solusi. Jika langkah-langkah algoritma harus dilakukan secara berurutan, maka heuristik tidak menuntut langkah berurutan.

(23)

membangun kemampuan berpikir kritis. Kajian tentang pemecahan masalah dan pembelajarannya tidak dapat dilepaskan dari peran heuristik sebagai pendekatan dalam proses pemecahan masalah. Membelajarkan pemecahan masalah dapat berarti pula mengajarkan cara berpikir secara heuristik yang memuat langkah lebih rinci. Langkah-langkah itu dapat dipelajari oleh atau diajarkan kepada siswa dalam pembelajaran matematika. Kemampuan memecahkan masalah dapat ditunjukkan melalui penguasaan terhadap heuristiknya.

Pentingnya peranan heuristik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah matematika maka peneliti membuat judul tesisnya adalah Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai Melalui Pendekatan Heuristik

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru belum melibatkan siswa secara aktif.

2. Siswa belum mendapatkan kesempatan untuk mengerjakan soal-soal

matematika dengan berbagai cara dan sistematis.

3. Siswa tidak dapat untuk mengkomunikasikan ide-ide matematika baik secara lisan maupun secara tulisan dan kurang maksimal untuk menganalisis soal matematika yang diberikan.

4. Keefektivitasan hasil pembelajaran siswa cenderung rendah.

5. Implementasi pembelajaran Matematika belum berorientasi pada peningkatan berpikir kritis siswa.

6. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih tergolong kategori

sangat rendah.

(24)

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan mengingat permasalahan yang cukup luas maka perlu dilakukan pembatasan masalah,

Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah matematika siswa kelas

V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai Tahun Pelajaran 2015-2016

2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan heuristik

3. Kompetensi Dasar yang dijadikan penelitian ini adalah Kompetensi Dasar yang terdapat didalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yaitu Kelas V SD dengan KD.1.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dalam kehidupan sehari – hari.

1.4 Rumusan Masalah

Bertolak dari pemikiran di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai melalui pendekatan heuristik ?

2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai melalui pendekatan heuristik ? 3. Bagaimana efektivitas pembelajaran heuristik dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah matematika siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai ?

4. Bagaimana respon siswa SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai terhadap

penerapan pendekatan heuristik dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah ?

1.5 Tujuan Penelitian

(25)

1. Mengetahui sejauhmana peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai melalui pendekatan heuristik.

2. Mengetahui sejauhmana kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai melalui pendekatan heuristik.

3. Mengetahui sejauhmana keefektivitas pembelajaran heuristik dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah matematika siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai

4. Mengetahui sejauhmana respon siswa SD Negeri 132405 Kota

Tanjungbalai terhadap penerapan pendekatan heuristik dalam peningkatan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah dengan pembelajran melalui pendekatan Heuristik meliputi

1) Bagi guru:

Dapat menambah khasanah ilmu mengenai penerapan pembelajaran heuristik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

2) Bagi siswa:

a. Siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

b. Siswa dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama, kemampuan

mengemukakan pendapat dan pertanyaan, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan berkomunikasi meskipun kompetensi - kompetensi tersebut tidak secara langsung diukur dalam penelitian ini. 3) Bagi Peneliti adalah

(26)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1.1SIMPULAN

1. Berdasarkan analisis hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

penerapan pembelajaran pendekatan heuristik telah meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai dari hasil

tes kemampuan awal 45,98 % dengan kualifikasi sangat rendah meningkat

pada siklus I menjadi 69,68 % dengan kualifikasi sedang dan meningkat lagi

pada siklus II menjadi 83,83% dengan kualifikasi tinggi

2. Penerapan pembelajaran pendekatan heuristik telah meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa kelas V SD Negeri 132405 Kota

Tanjungbalai dengan rincian dari hasil tes kemampuan awal 48,12 % dengan

kualifikasi sangat rendah meningkat pada siklus I menjadi 73,41 % dengan

kualifikasi sedang dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 81,74 % dengan

kualifikasi tinggi

3. Keefektivitasan siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan heuristik

meningkat dengan melihat penyebaran skor atau nilai yang diperoleh siswa

semakin meningkat

4. Berdasarkan hasil angket dari 36 siswa diperoleh bahwa respon siswa terhadap

keterlaksanaan pembelajaran pendekatan heuristik pada siklus I mencapai

72,03 % dengan kualifikasi baik dan siklus II mencapai 78,14% dengan

kualifikasi baik.

1.2 IMPLIKASI

Beberapa hal yang diharapkan dapat diimplikasikan dalam pembelajaran

matematika melalui pendekatan heuristik yaitu:

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan heuristik memiliki pengaruh positif yang

(27)

pemecahan masalah matematika. Sehingga pendekatan heuristik lebih baik

digunakan dalam pembelajaran matematika dibanding dengan pendekatan

pembelajaran lainnya khususnya pada materi soal cerita yang berkaitan

dengan permasalahan sehari-hari.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi para guru, dalam pembelajaran matematika terutama

dalam materi soal cerita yang berkaitan dengan pemecahan masalah

sehari-hari agar lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat memiliki pembelajaran

yang lebih bermakna.

1.3 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan saran kepada

guru sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran heuristik yang telah diterapkan pada siswa

kelas V SD Negeri 132405 Kota Tanjungbalai dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis siswa sehingga dapat dijadikan alternatif

dalam pembelajaran matematika.

2. Pembelajaran melalui pendekatan heuristik memerlukan adanya

pengawasan lebih dari guru pada saat belajar secara berkelompok agar

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana.P.G, 2011. “Meningkatkan Kualitas Aktivitas Belajar, Keterampilan

Berpikir Kritis, dan Pemahaman Konsep Biologi Siswa X-5 SMA Negeri 1 Banjar Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah” (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas).

http://putradnyana- ptk.blogspot.com/2010/01/pembelajaran- iologiberbasis-masalah html.Diakses pada tanggal 30 Maret 2015.

Angelo, T. A.1995. Classroom assessment for critical thinking. Teaching of

Psychology.

Anni, C.T. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Arief .A, . 2007. Media Pembelajaran dan Pengembangan. Jakarta:Rajawali

Arikunto,S.1993.Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi.Jakarta:Rineka Cipta

---. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.

As’ari, A.R. 1992. Kegiatan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran

Matematika. Majalah Eksakta, 21 (60): 13 –22.

BSNP. 2006. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Jenjang Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP

Costa, L. A. 1985. Developing Minds. California: Association for Supervision

and Curriculum Development.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Depdiknas. 2006. Model Penilainan Kelas. Direktorat Pusat Kurikulum Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

---.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Balitbang Depdiknas,

Jakarta.

Desmita, 2006. Meningkatkan kemampuan berfikir Kritis dan Hasil Belajar IPA

SMPN-6 Bandung Melalui Pembelajaran Generatif. Tesis, UPI Bandung, Tidak diTerbitkan.

Djamarah, S.. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ennis, R. H. 1985. “Goals for a Critical Thinking Curriculum”. Costa, A. L.

(29)

--- .1996. Critical Thinking. New Jersey : Simon and Schuster / A Viacom Company

Fisher, A. and Thompson, A. 1993. Testing Reasoning Ability. Center for

Research in Critical Thinking, University of East Anglia.

Fisher, A. 2007. Critical Thinking. USA: Cambridge University Press.

Glaser, E. 1941. An Experience in the Development of Critical Thinking.

Advanced School of Education at Teacher’s College, Columbia University.

Goos, et.al.(2000). A Money Problem : A Source of Insight Into Problem Solving

Actioan. Queensland : The University of Queensland [online]. Tersedia http://www.cimt.plymouth.ac.uk/jornal/pgmoney.pdf,diakses tanggal 16 April 2015

Hassoubah, Z. I. 2007. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis: Disertai Ilustrasi dan Latihan Terjemahan Bambang Suryadi. Developing Creative & Critical Thinking Skills: A Handbook for Students. 2002. Bandung: Nuansa

Hudoyo, H. 1997. Pemecahan Masalah dalam Pengajaran Matematika. Jakarta:

Jakarta Depdibud Dikti P2LPTK

Hufad .A , 2009.Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Departemen Agama RI.

http://kangguru.wofdprgss.com/2007/02/01 /teknik-pemecahan-masalah-alag- polya/ diakses pada tanggal 16 Maret 2015 jam 13.40.

---. Berbagai soal olimpiade Matematika SD

Kemmis, Stephen & Mc. Taggart, Robin. 1998. The Action Research Planner.

Victoria:Deakin University.

Kisworo, A. (2000). Pembelajaran Pemecahan Masalah pada Pembelajaran

Geometri di Kelas I SMU Petra 5 Surabaya. Tesis. Surabaya : PPS Universitas Negeri Surabaya.

Krulik.S dan Robert E. Reys. (1980). Problem Solving in School

Mathematics.Virginia. NCTM.

Krulik.S dan Rudnick (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning and

Problem Solving in Elementary School. Boston : Temple University.

Marsound, D. (2005). Improving Math Education in Elementary School : A Short

(30)

Muhfaroyin. (2009). “Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis”.

http://muhfahroyin.blogspot.com/2009/01/berpikir-kritis.html. Diakses tanggal 22 Maret 2015.

Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Edisi

Pertama. Jakarta : Bina Aksara.

NCTM. 1999. Principle and Standard for School Mathematics. Reston: The

National Council of Teacher Mathematics, Inc.

Norris, S. and Ennis, R. 1989. Evaluating Critical Thinking. Pacific Grove, CA:

Critical Thinking Press and Software.

Polya, G, 1985, How To Solve It 2nd ed Princeton University Press ,New Jersey

---. 1991. Mathematics Discovery: on Understanding, Learning and

Teaching Problem Solving. New York: John Willey & Sons, Inc.

Pott, B. (1994). Strategies for Teaching Critical Thinking. Practical Asessment.

Research & Evaluation, 4 (3). (Online). (http://pareonline.net/ getvn.asp?v=4&n=3, diakses pada tanggal 1 April 2015).

Prawiradilaga.D.S dan Siregar .E, 2004, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta : Universitas Negeri Jakarta.

Reys, Robert E., et. al. (1980). Helping Children Learn Mathematic (5th

ed).Needham Hwight : Allyn & Bacon

Riduan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Ruseffendi, E. T. 1988. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

---.1991. Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar khususnya dalam

Pengajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru. Bandung: Tarsito.

Ruspiani. (2000). Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematika . Tesis : PPS UPI, Bandung.

Sanjaya.W,. (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : SPs UPI. Schoenfeld, A. H. (1980). Heuristik in the Classroom, dalam Krulik, S. dan Reys,

Robert E. (Eds). Problem Solving in School Mathematic.

Virginia:NCTM.

Sickafus, Ed.(2004). Heuristics for Solving Technical Problem : Theory,

(31)

Slameto. 1996. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.

Slavin, R. E. 1995. Cooperative Learning, Second Edition. Boston: Allyn and

Bacon.

Sabandar, J. (2005). Pertanyaan Tantangan dalan Memunculkan Berpikir Kritis

dan Kreatif dalam Pembelajaran Matematika. Makalah Disajikan dalam

Seminar Nasional FMIPA UPI, Oktober 2005.

Sudjimat, D. A. (1996). Pembelajaran Pemecahan Masalah : Tinjauan Singkat Berdasar Teori Kognitif. Jurnal Pendidikan Humaniora dan Sains. Malang : IKIP Malang.

Suherman, E. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan

Pendidikan Matematika Universitas pendidikan Indonesia, Bandung.

---, 2003, Strategi Pembelajaran Mafematika Kontemporer Bandung:

Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia.

Sukmadinata & As’ari.(2005).Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di

PT. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan

Winataputra.U.S,.(2008),Pembelajaran koperatif Tipe GroupInvestigasi,

http;//daungelty.blogspot.com/2010/09/pembelajaran-koperatif tipegroup .html.diakses tanggal 26 Pebruari 2015

Woolfolk.A, & Nicolich.(1984),Educational Psychology for Teachers Englewood

Cliffs.New Jerscy;Prentice-Hall.

Woolfolk.A,(2009), Educational Psychology, Active Learning Edition, Bagian

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan tugas kepada mahasiswa untuk merumuskan kesimpulan tentang hakikat psikologi belajar dan pendidik

[r]

Untuk itu, penelitian ini dilakukan guna mencari tahu risiko tinggi terjadinya OSA berdasarkan IMT, lingkar leher dan usia pada sopir angkutan umum.. Metode : Penelitian

[r]

Nampaknya Pembahasan yang berlarut-larut dan polemik mengenai Rancangan Undang- Undang Keistimewaan (RUUK) DIY akan segera berakhir 2-3 bulan mendatang// Menurut Eddy /

reaksi untuk menghasilkan membran dengan water uptake yang cukup dan permeabilitas metanol yang tidak terlalu tinggi merupakan hal yang penting untuk.

Langkah-langkah apa saja yang telah dilakukan dalam rangka menangani, mencegah, dan mengurangi anak yang menjadi anak jalanan di Kelurahan Sei Mati. Jelaskan

Oleh karena itu penulis mengangkat judul dalam penulisan ilmiah ini adalah Analisis Peramalan Penjualan McDonalds Delevery Service di Mall Depok, dengan alasan utama dalam