ANALISIS WORKING CAPITAL
DALAM MENILAI PROFITABILITAS
PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO)
G E L A D I K A R Y A
Oleh:
Achmad Yani
057 007 036
Konsentrasi: Manajemen Akuntansi
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN – 2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Geladikarya : ANALISIS WORKING CAPITAL DALAM MENILAI PROFITABILITAS PT.PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO)
Nama : Achmad Yani
NIM : 057007036
Program studi : Magister Manajemen Konsentrasi : Manajemen Akuntansi
Menyetujui: Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng) Ketua
(Irwan Djanahar, S.E., Ak., MAFIS) Anggota
Ketua Program Studi Direktur Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya yang berjudul:
“ANALISIS WORKING CAPITAL DALAM MENILAI PROFITABILITAS
PT.PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO)”
Adalah benar merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas.
Medan, Januari 2012
Yang Membuat Pernyataan
Achmad Yani NIM: 057007036
iv
RIWAYAT HIDUP
Achmad Yani, lahir di DKI Jakarta, pada tanggal 07 April 1966. Bertempat tinggal di
Jln. Teratai XII Blok J/27 Tanjung Barat Indah Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Riwayat Pendidikan dimulai pada Sekolah Dasar 01 Cililitan tahun 1972 hingga
1978. Kemudian dilanjutkan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri XX
Kopara Jakarta Timur pada tahun 1978 hingga 1981. Berikutnya melanjutkan Sekolah
Menengah Umum Negeri 39 Cijantung Jakarta Timur dari tahun 1981 hingga 1984.
Melanjutkan pendidikan Strata 1 di Universitas Krisnadwipayana Jakarta Timur,
Jurusan Ekonomi dari tahun 1984 hingga 1989.
Pada tahun 1989 hingga saat ini bekerja di PT Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk yang terletak di Jl. TB Simatupang 57 Pasar Rebo Jakarta Timur.
Medan, Januari 2012
Penulis
Achmad Yani
v
RINGKASANEKSEKUTIF
Achmad Yani, Analisis Working Capital dalam Menilai Profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero), Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng dan Drs Irwan Djanahar, Ak., MAFIS.
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) adalah sebuah perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi, dan dalam melakukan usahanya selalu melakukan penjualan dengan cara kredit. Saat ini perusahaan mengalami kendala dalam hal pembayaran hutang jangka pendek, hal ini ditunjukkan dengan rasio likuiditas perusahaan yang selalu naik turun dalam rentang waktu antara tahun 2002 hingga 2006. Di satu sisi, manajemen working capital merupakan tanggung-jawab perusahaan guna mengelola modal kerja untuk operasional dan beban lainnya, antara lain pembayaran hutang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada (1) pengaruh working capital terhadap profitabilitas dan (2) hubungan antara elemen working capital, yakni: working capital turnover, total asset turnover, receivable turnover dan current ratio dengan profitabilitas di PT Pembangunan Perumahan (Persero).
Penelitian dilakukan di PT Pembangunan Perumahan (Persero), dari tahun 2009 hingga Januari 2012. Cara pengumpulan data dengan data primer berupa wawancara dan data sekunder berupa laporan keuangan tahun 1999 hingga 2008. Metode penelitian adalah asosiatif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara dua variabel atau lebih. Selanjutnya data diolah dengan teknik analisa multiregresi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh working capital terhadap profitabilitas dimana perhitungan Fhitung lebih besar dari Ftabel (25.084>5.19).
Sedangkan secara parsial, working capital turnover dan total asset turnover tidak berhubungan dengan profitabilitas dan receivable turnover dan current ratio berhubungan dengan profitabilitas.
Adapun saran yang direkomendasikan adalah perusahaan perlu menerapkan kebijakan penagihan piutang dengan membuat tahap-tahap penyelesaian piutang yang telah melewati jatuh tempo dan memperbaiki klausul kerja-sama (kontrak kerja) dengan pemilik proyek, dalam hal pengakuan progress dan jangka waktu pembayaran, agar perusahaan memperoleh posisi yang lebih kuat dan pembayaran piutang bisa lebih optimal.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim, puja dan puji syukur penulis ucapkan kehadirat
Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Geladikarya
ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya,
sahabatnya, serta pengikutnya hingga akhir jaman.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan Geladikarya ini, baik
berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan
dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan
Geladikarya ini. Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana,
Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng, selaku Ketua Komisi Pembimbing
sekaligus sebagai Ketua Program Studi Magister Manajemen Sekolah
Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.
3. Drs. Irwan Djanahar AK, Mafis selaku Anggota Komisi Pembimbing.
4. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan
dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis yang
tercinta, Ayahanda H. Aspani (Alm) dan Ibunda Hj. Sunnayah serta kakak dan
vii
lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka
kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi
penulis hingga saat ini.
5. Trisna Sutisna, sebagai atasan yang telah membantu penyelesaian Geladikarya
ini dan sangat pengertian dengan memberi kesempatan kepada penulis untuk
izin Jakarta – Medan.
6. Indaryanto, selaku Atasan yang banyak membantu penulis dalam penyelesaian
Geladikarya ini.
7. Teman-teman di Divisi Keuangan dan Divisi Akuntansi yang selalu membantu
dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaian Geladikarya ini.
8. Teman-teman seangkatan executive X, Moedi Utomo, Andi Reman, Fuad
Halimoen, Wesley, dan Ervinayang selalu memberikan dorongan moril kepada
penulis.
9. Seseorang terdekat dan terkasih, Istri tercinta dari penulis: Nurhayatun Alimah,
beserta anak-anakku tersayang : Rakha, Dhika dan Ardhia yang selalu memberi
semangat dan mendukung penulis dalam penyelesaian Geladikarya ini.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Geladikarya ini mendapatkan balasan pahala
dari Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam Geladikarya ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Amin ya Robbal alamin.
Medan, Januari 2012
Penulis
Achmad Yani
viii
1.5. Batas dan Ruang Lingkup Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan ... 8
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 8
2.1.2. TujuanLaporanKeuangan ... 10
2.2. Teori tentang Working Capital ... 11
2.2.1. Fungsi-fungsi Working capital ... 11
2.2.2. Faktor-faktor yang Menentukan Besarnya Working capital ... 12
2.2.3. Jenis-jenis Working capital ... 13
2.3. Manajemen Working capital ... 15
ix
5.1.1. Sejarah Perusahaan... 29
5.1.2. Profil Perusahaan ... 30
5.1.3. Struktur Organisasi... 34
5.2. Kegiatan Utama Perusahaan ... 35
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 38
6.1. Analisis Hasil Penelitian ... 38
6.1.1. Uji Asumsi Klasik ... 38
6.1.2. Uji Hipotesa ... 42
6.2. Diskusi Hasil Utama Penelitian ... 47
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbandingan Likuiditas PT. Pembangunan Perumahan (Persero)
Periode 1998 – 2008 ... 4
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 25
Tabel 6.1. Uji Durbin Watson ... 39
Tabel 6.2. Nilai VIF antar Variabel... 40
Tabel 6.3. Anova Perbedaan Return on Investment ditinjau dari Manajemen Working Capital... 44
Tabel 6.4. Persamaan Regresi antar Manajemen Working Capital terhadap Profitabilitas ... 44
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual ... 22
Gambar 5.1.Struktur Organisasi PT Pembangunan Perumahan Persero ... 30
Gambar 6-1: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual... 41
Gambar 6-2: Diagram Scatterplot ... 42
Gambar 6-4: Grafik Pertumbuhan Laba Bersih PT Pembangunan Perumahan ... 48
Gambar 6-5: Rasio Profitabilitas PT Pembangunan Perumahan ... 49
v
RINGKASANEKSEKUTIF
Achmad Yani, Analisis Working Capital dalam Menilai Profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero), Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng dan Drs Irwan Djanahar, Ak., MAFIS.
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) adalah sebuah perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi, dan dalam melakukan usahanya selalu melakukan penjualan dengan cara kredit. Saat ini perusahaan mengalami kendala dalam hal pembayaran hutang jangka pendek, hal ini ditunjukkan dengan rasio likuiditas perusahaan yang selalu naik turun dalam rentang waktu antara tahun 2002 hingga 2006. Di satu sisi, manajemen working capital merupakan tanggung-jawab perusahaan guna mengelola modal kerja untuk operasional dan beban lainnya, antara lain pembayaran hutang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada (1) pengaruh working capital terhadap profitabilitas dan (2) hubungan antara elemen working capital, yakni: working capital turnover, total asset turnover, receivable turnover dan current ratio dengan profitabilitas di PT Pembangunan Perumahan (Persero).
Penelitian dilakukan di PT Pembangunan Perumahan (Persero), dari tahun 2009 hingga Januari 2012. Cara pengumpulan data dengan data primer berupa wawancara dan data sekunder berupa laporan keuangan tahun 1999 hingga 2008. Metode penelitian adalah asosiatif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara dua variabel atau lebih. Selanjutnya data diolah dengan teknik analisa multiregresi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh working capital terhadap profitabilitas dimana perhitungan Fhitung lebih besar dari Ftabel (25.084>5.19).
Sedangkan secara parsial, working capital turnover dan total asset turnover tidak berhubungan dengan profitabilitas dan receivable turnover dan current ratio berhubungan dengan profitabilitas.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Working capital dalam perusahaan merupakan peran vital guna
kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu
jumlah yang harus terus menerus ada untuk menopang kegiatan usaha. Disamping
itu, working capital menentukan posisi likuiditas serta kontinuitas perusahaan.
Kebutuhan working capital untuk setiap perusahaan berbeda-beda, karena
berbedanya bentuk dan jenis usaha yang dijalankan. Penentuan jumlah working
capital harus diperhitungkan secara cermat, agar dalam prakteknya tidak
menghambat kegiatan usaha dan perusahaan juga perlu memikirkan bagaimana
mengelola working capital secara efektif dan efisien.
Working capital pada dasarnya adalah keseluruhan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia
untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Sawir, 2005). Dalam
perusahaan, working capital ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan antara lain dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan operasional sehari-hari seperti: pembelian bahan baku, pembayaran
upah buruh, membayar rekening listrik, membayar biaya transportasi, membayar
hutang yang telah jatuh tempo, dan pembayaran lainnya. Dana yang dialokasikan
2
tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang
dihasilkan dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Uang yang diterima tersebut
dipergunakan lagi untuk kegiatan operasional selanjutnya, dan seterusnya dana
tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.
Pengelolaan working capital yang baik merupakan tanggung-jawab setiap
pemimpin perusahaan, sehingga dalam setiap penggunaan working capital
perusahaan dapat tercapai suatu titik keseimbangan dalam hal penyediaan dan
penggunaan working capital. Working capital yang lebih kecil dari kebutuhan
akan menimbulkan kerugian atau kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba
(profit). Sebaliknya working capital yang jumlahnya terlalu besar dari yang
dibutuhkan akan mengakibatkan terjadinya dana menganggur, sehingga tidak
efisien dalam penggunaan dana (Purba, 2002).
Masalah profitabilitas merupakan trade off yang senantiasa dihadapi oleh
manajer. Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian
working capital (aktiva lancar dan hutang lancar) sedemikian rupa untuk
meminimalkan resiko ketidak-mampuan perusahaan dalam memenuhi
hutang-hutang jangka pendeknya, selain harus pula menghindari investasi dalam aktiva
aktiva lancar yang berlebihan, ketidakseimbangan antara aktiva likuid yang
dimiliki perusahaan dengan hutang-hutang yang harus segera dibayar merupakan
penyebab yang umum dari timbulnya financial distress.
Komponen working capital antara lain: kas, surat berharga, piutang,
3
working capital adalah cash conversion cycle, yaitu jangka waktu rata- rata sejak
dilakukannya pengeluaran tunai untuk sumber dana produksi (bahan baku dan
tenaga kerja) hingga diterimanya uang hasil penjualan produksi, didalamnya
terdiri dari inventory conversion period, receivables collection period, payable
collection period. Semakin besar jumlah cash conversion cycle, maka semakin
besar kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal atau dari luar. Hal ini
berarti bahwa pengurangan working capital berarti peningkatan perputaran
working capital. Kenaikan persediaan dapat dikaitkan dengan peningkatan hutang
dagang, sehingga dibutuhkan pengelolaan working capital yang efektif dapat
meningkatkan laba operasional perusahaan. investasi pada working capital akan
menurunkan biaya modal dan berarti ada penghematan sehingga dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) adalah sebuah perusahaan milik
Negara yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi, dan dalam melakukan
usahanya selalu melakukan penjualan dengan cara kredit. Adapun kinerja
perusahaan dari tahun 1998 – 2008 selalu menunjukkan pertumbuhan penjualan
dan keuntungan yang selalu meningkat, namun peningkatan dari kewajiban yang
harus segera dibayar kepada pihak penyandang dana dalam hal ini perbankan dan
pemasok.
Perusahaan mengalami kendala dalam pembayaran hutang-hutangnya,
dimana perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka pendek tepat waktu,
yang artinya perusahaan mengalami kesulitan profitabilitas, walaupun perusahaan
4
mendapatkan laba, tetapi laba tersebut tidaklah ada artinya bila dibandingkan
dengan kewajiban yang terus mengalami peningkatan cukup signifikan.
Tabel 1.1. Perbandingan Likuiditas PT. Pembangunan Perumahan (Persero)
Periode 1999 – 2008
Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan Perusahaan Periode 1999 - 2008
Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 1.1., terlihat terjadinya
fluktuasi dalam hal rasio likuiditas perusahaan, dimana pada tahun 1999 rasio
likuiditas perusahaan 1,08, naik di tahun 2000 menjadi 1,42, namun turun di tahun
2001 dan turun kembali di tahun 2002 menjadi 1,16. Pada tahun 2004 rasio
likuiditas naik hingga mencapai 1.91, rasio tertinggi untuk rentang 10 tahun data
keuangan. Rasio ini kembali menurun di tahun berikutnya menjadi 1.38 bahkan
PT PEM BANGUNAN PERUM AHAN (PERSERO) TBK NERACA KOM PARATIF
PER 31 DESEM BER 1 99 9 s / d 31 DESEM BER 20 08
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 %ase %ase %ase %ase %ase %ase %ase %ase %ase %ase AKTIVA
AKTIVA LANCAR :
JUM LAH AKTIVA LANCAR : 63,40% 69,86% 73,63% 75,69% 79,70% 86,88% 91,08% 93,61% 93,72% 95,27% AKTIVA TIDAK LANCAR
JUM LAH AKTIVA TIDAK LANCAR : 36,60% 30,14% 26,37% 24,31% 20,30% 13,12% 8,92% 6,39% 6,28% 4,73% JUM LAH AKTIVA : 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% PASIVA
PASIVA LANCAR
JUM LAH KEW AJIBAN LANCAR 59,02% 49,23% 61,57% 65,48% 68,69% 45,54% 65,77% 75,93% 75,01% 75,49% KEW AJIBAN TIDAK LANCAR
JUM LAH KEW AJIBAN TIDAK LANCAR 15,55% 30,50% 12,45% 9,85% 11,40% 38,97% 21,12% 9,77% 9,11% 9,24% EKUITAS
5
menurun kembali menjadi 1.23 di tahun 2006 meskipun naik di tahun 2007 dan
2008, namun kenaikan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa
perusahaan benar-benar mengalami fase naik turun dalam menghadapi kewajiban
jangka pendek. Meskipun keuntungan setiap tahun terus meningkat, namun
keuntungan ini tidak sejalan dengan nilai kewajiban yang diemban perusahaan.
Berdasarkan hal ini penulis ingin mengangkat permasalahan working capital
dikaitkan dengan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hal-hal apa yang menjadi penyebab terjadinya kesulitan
profitabilitas, dan bagaimana solusi berkaitan dengan profitabilitas perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, terlihat bahwa
terjadi fluktuasi likuiditas pada PT Pembangunan Perumahaan (Persero) sehingga
dirasa perlu untuk mengkaji bagaimana pengaruh working capital dan
hubungannya terhadap profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero).
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Pengaruh manajemen working capital terhadap profitabilitas PT.
Pembangunan Perumahan (Persero)
6
2. Hubungan antara elemen manajemen workingcapital dengan profitabilitas
PT. Pembangunan Perumahan (Persero), yakni:
- Hubungan antara working capital turnover dengan profitabilitas
- Hubungan antara total asset turnover dengan profitabilitas
- Hubungan receivable turnover dengan profitabilitas
- Hubungan current ratio dengan profitabilitas
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
untuk bahan pertimbangan bagi pihak manajemen yang berkaitan dengan
workingcapital.
2. Bagi Program Studi Magister Managemen USU, dapat sebagai bahan
informasi dan acuan dalam melakukan penelitian – penelitian berikutnya
yang berkaitan
3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh
7
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan untuk menambah
informasi dan acuan dasar yang membantu dalam penelitian yang lebih
luas lagi.
1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi batasan dan ruang lingkup dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Batasan waktu
Penelitian ini bersifat time series, hanya membatasi pada Laporan
Keuangan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) dalam rentang waktu
1999 - 2008.
2. Batasan objek penelitian
Penelitian ini dibatasi pada teori working capital dan teori profitabilitas.
3. Ruang lingkup penelitian:
Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan di PT. Pembangunan
Perumahan (Persero) di Jakarta.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut
adalah manajemen, pemilik, kreditur, investor, karyawan, lembaga pemerintah,
dan masyarakat umum.
Riyanto (2001) menjelaskan laporan keuangan memberikan ikhtisar
mengenai keadaan finansial suatu perusahaan dimana neraca (balance sheet)
mencerminkan nilai hutang dan modal sendiri pada saat tertentu, dan laporan
laba-rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode
tertentu biasanya meliputi satu tahun.
Adapun sifat dan keterbatasan laporan keuangan menurut SAK (Standar
Akutansi Keuangan) dalam Harahap (2004) adalah sebagai berikut:
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan keuangan
9
dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi dan meramalkan masa depan dalam
menentukan nilai (harga) perusahaan saat ini.
2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu atau pihak khusus saja seperti untuk
pihak yang membeli perusahaan.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan dan
berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula,
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu
mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh
secara material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti
mengenai penelian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang
menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. Laba yang
belum direalisasi tidak dicatat namun rugi kendati pun belum direalisasi
tetapi sudah di pasar dapat dicatat.
6. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis,
pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat
dari informasi yang dilaporkan.
7. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variaasi dalam pengukuran-pengukuran sumber-sumber
ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
8. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantitatifkan
umumnya diabaikan.
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Berstein dalam Harahap (2004) adalah
sebagai berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi
perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahaan, komdisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan
dimasa yang akan dating.
4. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan
dimasa yang akan dating.
5. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola
11 2.2. Teori tentang Working Capital
Purba (2002) menyatakan apabila perusahaan dapat mengelola dengan
optimal kas, piutang dagang, dan persediaan maka perusahaan tersebut dapat
memaksimalkan kemampuan (maximize profitability) sekaligus menjaga likuiditas
dengan baik serta mengurangi resiko bisnis (reducing business risk).
Weston dan Brigham dalam Sawir (2005), menyatakan working capital
adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas
(surat-surat berharga), piutang dagang, dan persediaan.
Kolb (dalam Sawir, 2005), menyatakan working capital adalah investasi
perusahaan dalam aktiva jangka pendek atau lancar, termasuk di dalamnya kas,
sekuritas, piutang, persediaaan, dan dalam beberapa perusahaan, biaya dibayar di
muka.
Ada dua pengertian working capital yaitu :
1. Gross working capital adalah keseluruhan aktiva lancar.
2. Net working capital adalah kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar
2.2.1. Fungsi-fungsi Working capital
Ahmad (1999) menjelaskan working capital memiliki dua fungsi yaitu :
1. Menopang kegiatan produksi dan penjualan atau sebagai jabatan saat
pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan
kembali hasil jual.
2. Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan
secara langsung dengan produksi dan penjualan.
2.2.2. Faktor-faktor yang Menentukan Besarnya Working capital
Besarnya kecilnya working capital yang disediakan oleh perusahaan
terutama tergantung terhadap sikap manajemen terhadap laba dan risiko. Dalam
manajemen working capital ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasional
(Horne, 2000). Yaitu:
1. Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas.
2. Kemampuan memperoleh laba searah dengan resiko.
Syahyunan (2004) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi working
capital adalah:
1. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yanag sangat penting mempengaruhi
kebutuhan working capital. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan
working capital meningkat, demikian pula sebaliknya.
2. Besar kecilnya skala usaha perusahaan
Kebutuhan working capital pada perusahaan besar berbeda dengan
perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai
keuntungan akibat luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia
dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada
13
3. Aktivasi perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan
barang dagang, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai
tidak memiliki piutang dagang.
4. Perkembangan teknologi
Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses
produksi akan mempengaruhi kebutuhan working capital.
5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan
jumlah working capital yang relative besar mempunyai kecendrungan
untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan
persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih
mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan resiko
kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai
persediaan barang yang cukup besar.
2.2.3. Jenis-jenis Working capital
W.B. Taylor (dalam Sawir, 2005) menggolongkan jenis-jenis working
capital menjadi:
1. Permanent Working capital
Yaitu working capital yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain working capital secara terus
menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Working capital permanen
dapat dibedakan lagi dalam :
a. Primary Working capital
Yaitu working capital minimum yang harus ada pada perusahaan
untuk menjamin kontinuitas usaha.
b. Normal Working capital
Yaitu jumlah kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas
produksi yang normal dalam artian yang dinamis. Apabila suatu
perusahaan misalnya sselama 4 atau 5 bulan rata-rata per bulannya
mempunyai produksi 1.000 unit maka dapat dikatakan luas produksi
normalnya adalah 1.000 unit. Apabila kemudian ternyata bahwa 4 atau
5 bulan berikutnya luas produksi rata-rata naik menjadi 2.000 unit
maka luas produksi normal adalah 2.000 unit.
2. VariableWorking capital
Yaitu working capital yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan. working capital ini dibandingkan lagi menjadi :
a. Seasonally Working Capital
Yaitu working capital yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
15
b. Cyclic Working Capital
Yaitu working capital yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
karena fluktuasi konjungtur.
c. Emergency Working Capital
Yaitu working capital yang besarnya berubah-ubah karena keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
2.3. Manajemen Working capital
Syahyunan (2004) menyatakan manajemen working capital adalah
kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek perusahaan. Manajemen working capital yang efektif
menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam
jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan working capital untuk
memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinan
akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki
working capital yang cukup tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat
waktunya dan akan menghadapi masalh likuiditas.
Muslich (2003) menjelaskan manajemen working capital mempunyai
beberapa arti penting bagi perusahaan yaitu :
1. Working capital menunjukan ukuran besarnya investasi yang dilakukan
perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili
oleh hutang lancar.
2. Investasi dalam aktiva likuid, piutang, dan persediaan barang adalah
sensitif terhadap tingkat produksi dan penjualan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen working capital
adalah:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar
sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih
besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva
tersebut.
2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva
lancar.
3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana
dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.
Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen
working capital, dalam penelitian ini rasio yang dipergunakan adalah sebagai
berikut:
1. Rasio Aktivitas
Purba (2002) menyatakan rasio aktivitas yang biasa juga dinamakan rasio
efisiensi merupakan indikator terhadap kemampuan manajemen dalam
mendayagunakan aktiva seperti persediaan, aktiva tetap dan sebagainya.
17
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya
baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
Efektivitas pengelolaan working capital dapat dilihat dari perputarannya
yaitu terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan.
Adapun jenis rasio-rasio aktivitas adalah sebagai berikut (Riyanto, 2001):
1) Rasio perputaran working capital (working capital turnover)
Rasio yang mengukur kemampuan working capital netto berputar
dalam satu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan.
Penjualan Netto Working capital turnover =
Jumlah Aktiva Lancar
2) Rasio perputaran aktiva tetap (total asset turnover), merupakan rasio
yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar untuk menghasilkan revenue.
Penjualan netto Totalassetsturnover =
Jumlah aktiva
3) Rasio perputaran piutang (receivables turnover)
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur mengenai berapa kali
tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk
piutang kebentuk uang tunai, dimana semakin besar rasionya akan
semakin baik, makin lama pembayaran piutang, ini berarti bahwa
tingkat perputarannya adalah makin rendah, dan sebaliknya semakin
besar piutang perusahaan yang terkumpul, maka hal itu dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Penjualan Netto Receivables Turnover =
Piutang Rata-rata
2. Rasio Likuiditas
Muslich (2003) menyatakan rasio likuiditas menunjukan tingkat
kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas
dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai; serta tingkat kepastian tentang
jumlah kas yang dapat diperoleh.
Harahap (2004) menyatakan rasio keuangan likuiditas menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang
working capital yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang, salah satu ratio
likuiditas yang digunakan penulis adalah rasio lancar (current ratio)
Rasio lancar (current ratio) menunjukan sejauh mana aktiva lancar
menutup kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan hutang lancar semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
menutup kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2004)
Aktiva Lancar Current ratio =
19
Likuiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2 (dua) faktor
yaitu:
1) Terlalu banyak macam persediaan yang tidak dapat dijual dengan
mudah karena merupakan barang setengah jadi, barang using, atau
barang untuk kegunaan tertentu.
2) Jika barang tersebut dijual dengan kredit maka akan menjadi piutang
terlebih dahulu sebelum menjadi uang kas. Rasio cepat = 1 atau lebih
besar dari 1 lebih direkomendasi, tetapi sama seperti rasio lancar nilai
yang diterima tergantung pada industrinya. Rasio cepat merupakan
alat ukur likuiditas yang lebih baik jika persediaan tidak mudah
diuangkan.jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan
likuiditas yang lebih disukai.
2.4. Profitabilitas
Profit merupakan elemen terpenting dalam kegiatan operasional
perusahaan agar kelanjutan dari perusahaan terjamin. Setiap usaha selalu
mengutamakan keuntungan dalam pendirian perusahaan, baru setelah itu tujuan
perusahaaan yang lain seperti: kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing
dengan perusahaan saingan di pasar yang disebut dengan survive; kemampuan
perusahaan untuk tumbuh atau growth di tengah persaingan dan yang terakhir
kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan mengadakan ekspansi usaha yang
disebut dengan develop.
Masalah kemampulabaan pada perusahaan pada umumnya atau rentabilitas
sangat penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah
merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan produktif.
Produktivitas baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh
dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata
lain menghitung kemampulabaannya.
Untuk lebih memahami lagi tentang kemampulabaan atau profitabilitas
sebuah perusahaan, penulis akan mencoba memaparkan beberapa pendapat para
ahli ekonomi mengenai profitabilitas. Weston dan Copeland (1999) menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan profitabilitas suatu perusahaan menunjukan
pengaruh gabungan dari likuiditas, penjualan aktiva, dan pengelolaan hutang
terhadap hasil-hasil operasi.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur dan mengevaluasi tingkat
earning pe rusahaan dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah
aktiva, dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2002).
Sedangkan Harahap (2004) menyatakan bahwa rasio profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua
kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Purba (2002) menyatakan
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dimana
laba tersebut terbentuk dari rasio-rasio profitabilitas yang dapat dikelompokan
21
1. Berkaitan dengan penjualan
a. Net profit margin
b. Operating profit margin
c. Gross profit margin
2. Berkaitan dengan penggunaan aktiva
a. Return on total assets atau return on investment (ROI)
b. Return on net working capital
3. Berkaitan dengan modal sendiri
a. Return on equity (ROE)
b. Return on common stock
c. Earning per share
d. Book value per share
e. Price to earning ratio
Salah satu ukuran yang digunakan penulis sehubungan dengan masalah
dalam penelitian ini adalah return on investment (ROI). ROI merupakan
pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan laba
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan
(Syamsuddin, 2002). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Laba bersih setelah pajak
Return on Investment =
Total Aktiva
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual yang dijadikan landasan berpikir dalam geladikarya
ini dijabarkan dalam gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Sawir (2005) menyatakan rasio aktivitas mengukur seberapa efektif
perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya.
Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan
23
sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur
aktiva yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Kartadinata (1983) menyatakan rasio likuiditas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang-hutangnya sampai pada saat
tertentu. Likuiditas jangka pendek menyangkut hubungan antara current ratio dan
current liabilities. Bilamana perusahaan memiliki modal kerja neto yang cukup,
perusahaan itu pada umumnya dipandang sebagai perusahaan yang memiliki
likuiditas yang cukup baik.
Profitabilitas suatu perusahaan berhubungan dengan working capital,
karena working capital merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan
manajemen pembelanjaan perusahaan (Riyanto, 2001). Syahyunan (2004)
menyatakan apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat manajemen
modal kerja yang memuaskan, maka besar kemungkinan perusahaan tersebut
tidak akan mampu membayar kewajiban-kewajiban jatuh tempo. Besarnya aktiva
lancar memberi pengertian bahwa perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang
baik, sehingga modal kerja dapat menjaga kelangsungan operasi perusahaan, oleh
karena modal kerja juga menggambarkan salah satu tujuan perusahaan yaitu
kemampuan memperoleh laba. Jika perusahaan mampu mengelola modal kerja
dengan baik, maka profitabilitas suatu perusahaan dapat ditingkatkan.
Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap perumusan permasalahan
penelitian yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai
berikut:
H0 : Tidak Terdapat pengaruh dan hubungan antara working capital dengan
Return on Investment (ROI)
H1 : Terdapat pengaruh dan hubungan antara working capital dengan Return on
25 BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan di perusahaan
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) ini merupakan penelitian asosiatif
kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara dua
variabel atau lebih. Selanjutnya merumuskan rekomendasi yang efektif untuk
digunakan dalam penanggulangan masalah tersebut di atas.
4.1. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Pembangunan Perumahan (Persero) yang
berdomisili di Jakarta. Sedangkan jadwal penelitian adalah dimulai dari tahun
4.2. Populasi dan Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah PT. Pembangunan Perumahan
(Persero), sedangkan sampelnya adalah jumlah tahun (time series) Laporan
Keuangan yang telah diaudit dan disahkan oleh Kantor Akuntan Publik
Soejatna, Mulyana & Rekan, dan juga Riza, Wahono & Rekan untuk kisaran
waktu tahun 1999 hingga 2008.
4.3. Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari annual
report Laporan Keuangan yang disajikan oleh PT. Pembangunan Perumahan
(Persero). Data yang dihimpun dari Laporan Keuangan meliputi:
1. Aktiva lancar dan Hutang Lancar
2. Laba Bersih
4.4. Definisi Operasional
Variabel-variabel operasional didefinisikan sebagai berikut:
1. Working Capital : Dana yang digunakan untuk membiayai aktivitas
operasional sehari-hari perusahaan. Bila dilihat dalam
Neraca, disebut dengan modal kerja adalah keseluruhan
dana yang tertanam dalam aktiva lancar.
2. Profitabilitas : Profitabilitas berasal dari 2 (dua) suku kata, yaitu Profit
(laba) dan Able (kemampuan), maka profitabilitas
27 4.5. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer berupa wawancara, sedangkan data sekunder berupa:
- Laporan Keuangan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) dari tahun
1999 hingga 2008
- Struktur Organisasi, sejarah perusahaan serta profil perusahaan
- Literatur ilmiah lainnya
4.6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kasualistik di mana
penulis menganalisis berdasarkan kasus-kasus yang terjadi pada PT.
Pembangunan Perumahan (Persero) dan disesuaikan dengan teori yang ada,
sehingga apabila ada perbedaan antara teori dan realisasi itulah yang akan menjadi
bahan analisis dan evaluasi bagi penulis.
Sedangkan untuk pengujian data, penulis melakukannya dengan:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Uji Autokorelasi
b. Uji Multikolinieritas
c. Uji Normalitas
d. Uji Heteroskedastitas
2. Uji Hipotesa:
a. Uji Koefisien Korelasi
b. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda, dengan persamaan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4
Dimana:
Y = Profitabilitas
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = working capital
X2 = total asset turnover
X3 = current ratio
X4 = receivable turnover
Semua data diolah dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu
29 BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Deskripsi Perusahaan 5.1.1. Sejarah perusahaan
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) didirikan dengan nama NV
Pembangunan Perumahan berdasarkan Akta No 48 dari 26 Agustus 1953. Pada
saat itu didirikan PT Pembangunan Perumahan (Persero) telah dipercayakan untuk
membangun rumah bagi para petugas PT Semen Gresik Tbk, anak perusahaan
dari BAPINDO di Gresik. Seiring dengan meningkatnya kepercayaan, PT
Pembangunan Perumahan (Persero) menerima tugas untuk membangun
proyek-proyek besar yang berkaitan dengan kompensasi perang Pemerintah Jepang yang
dibayarkan kepada Republik Indonesia, yaitu: - Hotel Indonesia, Bali Beach
Hotel, - Ambarukmo Palace Hotel dan -- Samudera Beach Hotel.
1960
Dalam rangka memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 1960, PN
(Perusahaan Negara) Pembangunan Perumahan berubah menjadi PN
Pembangunan Perumahan.
1962
Pada tahun 1962, PT Pembangunan Perumahan (Persero) menyelesaikan
pembangunan Hotel Indonesia, sebuah cerita dengan 14 kamar 427, yang
pada saat itu adalah gedung tertinggi di Indonesia.
1971
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1971, PN
Pembangunan Perumahan berubah dan menjadi PT Pembangunan
Perumahan (Persero), yang disahkan melalui Akta No 78 tanggal 15 Maret
1973. Perusahaan bisnis inti jasa konstruksi.
1991-2007
Selama lebih dari lima dekade, PT Pembangunan Perumahan (Persero)
telah menjadi pemain kunci dalam usaha konstruksi nasional. Beberapa
mega proyek telah dibangun di masa itu. Kemudian, mulai tahun 1991, PT
Pembangunan Perumahan (Persero) diversifikasi usaha, termasuk sewa
ruang kantor di Plaza PP dan pengembangan bisnis perumahan di daerah
Cibubur, dan juga pendirian beberapa anak perusahaan melalui kemitraan
dengan perusahaan asing, antara lain PT PP Taisei Indonesia Konstruksi
dan PT Mitracipta Polasarana.
5.1.2. Profil Perusahaan
PT Pembangunan Perumahan (Persero) ("Perusahaan") didirikan
berdasarkan akta notaris Raden Mas Soewandi di Jakarta No.48 tanggal 26
Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan yang kemudian
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 1961 diubah menjadi PN
Pembangunan Perumahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.39 tahun 1971
PN Pembangunan Perumahan diubah bentuknya menjadi PT Pembangunan
31
tanggal 15 Maret 1973 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan keputusannya No.Y.A.5/105/2 tanggal 30 Maret 1974 dan telah
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No.48 tanggal 14 Juni 1974
Lembaran No.249.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan di
antaranya adalah: Anggaran dasar perusahaan dengan akta notaris Imas Fatimah,
SH No.13 tanggal 15 April 1998, serta perbaikannya No.69 tanggal 18 Juni 1998
dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
keputusannya No.C2-13771 HT 01.04 - Th. 98 tanggal 15 September 1998.
Perubahan anggaran dasar perusahaan dengan akta notaries Nila
Noordjasmani Soeyasa Besar S.H. pengganti Imas Fatimah S.H. notaris di Jakarta
No.99 tanggal 23 Desember 2003 tentang peningkatan jumlah modal dasar, modal
ditempatkan dan modal disetor serta merubah nilai nominal saham. Perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dengan keputusan
No.C-30225 HT.01.04.TH.2003 tanggal 31 Desember 2003, dan telah diumumkan
dalam tambahan Berita Negara RI No.13 Februari 2004 Lembaran No.1622.
Perubahan anggaran dasar perusahaan dengan akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham Diluar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar PT Pembangunan
Perumahan (Persero) notaris Imas Fatimah S.H. notaris di Jakarta No. 121 tanggal
31 Juli 2008. Dalam akta tersebut disetujui perubahan anggaran dasar perusahaan
secara keseluruhan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No.19 tahun 2004,
Undang-Undang No.40 tahun 2007, Peraturan Pemerintah No.45 tahun 2005 dan
perkembangan kebutuhan pengelolaan perusahaan. Perubahan tersebut telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
No.AHU-54836.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008.
Perubahan anggaran dasar perusahaan dengan akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham Diluar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar PT Pembangunan
Perumahan (Persero) notaris Imas Fatimah S.H. No. 16 tanggal 15 Oktober 2009
yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-49862.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 15 Oktober
2009.
Perubahan anggaran dasar perusahaan dengan akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham Diluar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar PT Pembangunan
Perumahan (Persero) notaris Imas Fatimah S.H. No. 02 tanggal 05 Januari 2010
yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-00127.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 05 Januari
2010.
Perubahan terakhir anggaran dasar perusahaan sesuai dengan Pernyataan
Keputusan Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tentang Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, antara lain dalam rangka
penyesuaian dengan Peraturan Bapepam dan LK, Akta Perubahan dari Notaris Dr.
A. Partomuan Pohan, S.H., LLM No. 45 tanggal 28 Juni 2010 yang sudah
diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-AH.01.10-17262 tanggal 09 Juli 2010.
Sesuai dengan perubahan anggaran dasar terakhir tersebut diatas, maksud
33
konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi,
agroindustri, engineering, procurement dan construction (EPC), perdagangan,
pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan dibidang konstruksi,
teknologi informasi, kepariwisataan, perhotelan, jasa engineering dan
perencanaan, pengembang untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip - prinsip perseroan
terbatas.
Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah jasa konstruksi, realti
(pengembang), properti dan investasi di bidang infrastruktur dan energi. Dalam
upaya mengembangkan perusahaan, perusahaan tetap fokus pada usaha inti (core
business) jasa konstruksi dan selanjutnya berkembang menjadi perusahaan
investasi di bidang energi dan infrastruktur.
Untuk menunjang keberhasilan pencapaian target kinerja perusahaan
tersebut, perusahaan telah melaksanakan aksi korporasi (company action ) yaitu
melakukan privatisasi perusahaan melalui IPO dalam usaha memperkuat
permodalan. Perubahan corporate strategy ini dalam upaya untuk percepatan
pencapaian visi PT Pembangunan Perumahan (Persero). Visi tersebut sebagai
panduan strategis perusahaan untuk menghadapi tantangan kedepan, yaitu :
"Menjadi perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka yang memberikan nilai
tambah tinggi kepada stakeholders".
5.1.3. Struktur Organisasi
35 5.2. Kegiatan Utama Perusahaan
Operasi bisnis PT Pembangunan Perumahan (Persero) dijalankan melalui keterampilan tenaga kerja dan kemampuan untuk multi-disiplin. PT Pembangunan
Perumahan (Persero) menyediakan berbagai layanan dan memberikan solusi
kepada klien dalam setiap tahap kegiatan proyek yang dimiliki klien. Adapun
kegiatan usaha saat ini adalah:
1. Jasa Konstruksi
Jasa konstruksi PT Pembangunan Perumahan (Persero) adalah berurusan
dengan jasa konstruksi umum sebagai bisnis inti yang meliputi: bangunan
bertingkat tinggi, jalan dan jembatan, bendungan dan irigasi, hydro electric
dan tanaman api batubara power, dll. Beberapa proyek landmark PT
Pembangunan Perumahan (Persero) adalah sebagai berikut: a. Kenaikan
Tinggi Bangunan: Hotel Indonesia - Jakarta, Bali Beach Hotel, Samudera
Beach Hotel - Pelabuhan Ratu, Ambarukmo Palace Hotel - Yogyakarta,
Gedung Bapindo Menara - Jakarta, Gedung Sapta Pesona - Jakarta, Gedung
BTN - Jakarta, Gedung Indosat - Jakarta, Menara Gedung Kuningan - Jakarta,
Mahkamah Konstitusi RI Gedung - Jakarta, Departemen Agama Gedung -
Jakarta, dll b. Power Plant HEPP: Pembangkit Listrik PLTA Musi -
Bengkulu, Tangga Hydro-listrik Pembangkit Listrik Asahan - Sumatera
Utara, Terowongan dari PLTA Saguling Power Plant - Jawa Barat,
Terowongan dari PLTA Cirata Power Plant - Jawa Barat, Tulis Hydro-listrik
Pembangkit Listrik - Tengah Jawa, Wonorejo Multipurpose Dam - Jawa
Timur. Sepp: Muara Tawar Pembangkit Listrik Tenaga Uap - Jawa Barat,
PLTU Suralaya Bahari Uap Power Plant - Jawa Barat, Paiton Uap Power
Plant - Jawa Tengah. CCPP: Tambak Lorok Siklus Pembangkit Listrik
Gabungan - Jawa Tengah, Muara Karang Pembangkit Power Siklus
Gabungan - Jakarta, Gresik Power Plant Siklus Gabungan - Jawa Timur,
Belawan Gabungan Siklus Power Plant - Sumatera Utara c. Jembatan
Infrastruktur: Jembatan Barelang Cable Stay - Batam Tonton, Jembatan Cable
Stay - Riau, Jembatan Perawang - Riau, Jembatan Kapuas Pontianak -
Kalimantan Barat. Jalan: Interchange Padalarang Baypass Tollroad - Jawa
Barat, pengen - yatmo Tollroad - Jakarta, Underpass Senen - Jakarta, Jakarta
Outer Ring Road (JORR), Semarang Ring Road Utara - Kalimantan Tengah.
Kereta Api: Kabat, Bojonegoro - Cepu. Harbours: Dermaga Koja - Jakarta,
Tanjung Emas Semarang Pelabuhan Kontainer - Jawa Tengah, Cilacap
Memancing Port - Jawa Tengah, Bajoe Kolaka Crossing Wharf - Sulawesi
Selatan, Tanjung Perak Surabaya Dermaga Kontainer - Jawa Timur,
Pertamina Minyak Dermaga Pelabuhan Panjang - Bandar Lampung, Merak
Terminal Ferry Bakauheni - Lampung, Pelabuhan Teluk Bayur - Sumatera
Barat, Sadeng Memancing Port - Jawa Tengah. Bandara: Bandara Makassar
Ujung Pandang, Ngurah Rai Bandara Internasional Denpasar- Bali, Fasilitas
Pemeliharaan Garuda (GMF) Bandara Internasional Cengkareng - Jakarta.
2. Property dan Realty
PT Pembangun Perumahan (Persero) melakukan pengembangan usaha di
bidang properti dan realty dengan mengembangkan aset idel perusahaan dan
37
apartemen, hotel, kantor, mall, pusat perdagangan dan perumahan dijual
sewa.
a. Properti, untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan, perusahaan
melakukan diversifikasi usaha ke dalam sektor properti yang dapat
diharapkan untuk memberikan kontribusi terhadap laba perusahaan.
Properti adalah bisnis berkembang dalam karakter jangka panjang dan
untuk memiliki, bukan untuk dijual tetapi untuk disewakan. Properti telah
dimiliki dan dioperasikan oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero)
meliputi: - PP Plaza, Jakarta. - Park Hotel, Jakarta. - Kapas Krampung
Plaza, Surabaya.
b. Realty, adalah melakukan bisnis dari pengembang yang jangka pendek
untuk dijual dalam skema strata-title, dan bukan untuk kepemilikan. PT
Pembangunan Perumahan (Persero) telah menjual beberapa dari proyek
pengembang termasuk antara lain: - Pusat Bisnis Juanda, Surabaya. -
Apartemen Taman Patria, Jakarta. - Apartemen Paladian Taman, Jakarta. -
Bukit Permata Puri, Semarang. - Gedung Graha Bukopin, Surabaya. -
Perdagangan Kapas Krampung Center Plaza, Surabaya.
3. Investasi dalam Sektor Infrastruktur
Investasi di sektor infrastruktur telah dilakukan melalui penempatan ekuitas
sebesar 12,5% di PT Citra Wasphutowa. Investasi ini adalah pembangunan
dari 22,8 km proyek jalan tol Depok - Antasari. Saat ini, dalam proses
pembebasan tanah.
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Hasil Penelitian 6.1.1. Uji Asumsi Klasik 6.1.1.1. Uji Autokorelasi
Uji yang mengukur agar variabel dependen tidak berkorelasi dengan
dirinya sendiri. Uji yang dipergunakan adalah Uji Durbin Watson sebagaimana
terlihat pada tabel 5.1. berikut:
Tabel 6.1. Uji Durbin Watson
1 1.840
a. Predictors: (Constant), CR, RT, TAT, WCT b. Dependent Variable: ROI
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
- Angka D-W <-2 berarti ada autokorelasi positif
- Angka D-W -2≤D-W≤+2 berarti tidak ada autokorelasi
- Angka D-W > +2 berarti ada autokorelaso negatif
Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai DW adalah 1.840 yang berarti diantara
39 6.1.1.2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas, dapat dilihat dari Value Inflaction Facto (VIF). Apabila nilai
VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi
multikolinearitas.
Tabel 6.2. Nilai VIF antar Variabel
Tolerance VIF
Berdasarkan tabel 6.2. diatas, terlihat semua nilai VIF < 10 ini berarti tidak
terjadi multikolonieritas.
6.1.1.3. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Untuk
menganalisis dengan SPSS kita lihat hasil output kita tadi pada gambar 6-1
“Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual”, berikut:
Gambar 6-1: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari analisis kurva seperti gambar 6-1, dapat dilihat bahwa data menyebar
di sekitar diagram dan mengikuti model regresi sehingga dapat disimpulkan
bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji
41 6.1.1.4. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk menganalisis datanya kita lihat
pada gambar 6-2 "Scatterplot" berikut:
Gambar 6-2: Diagram Scatterplot
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari gambar 6-2, dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y. sehingga dapat dikatakan uji heteroskedastisitas
terpenuhi.
6.1.2. Uji Hipotesa
Sebagaimana yang diungkapkan dalam Bab III, bahwa hipotesa dalam
penelitian ini adalah :
H0 : Tidak Terdapat pengaruh dan hubungan antara working capital dengan
Return on Investment (ROI)
H1 : Terdapat pengaruh dan hubungan antara working capital dengan Return on
Investment (ROI)
Pengujian hipotesa dalam penelitian ini dengan menggunakan uji regresi
berganda, sebagai berikut:
6.1.2.1. Uji Simultan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 4 (empat) variabel bebas dan
1 (satu) variabel tergantung, sehingga penulis menggunakan persamaan regresi
berganda.
Adapun dasar dalam pengambilan keputusan adalah:
- Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak; H1 diterima, dengan kata lain terdapat
pengaruh antara manajemen modal kerja dengan Return on Investment
(ROI), sebaliknya.
- Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima; H1 ditolak, dengan kata lain tidak
terdapat Terdapat pengaruh antara manajemen modal kerja dengan Return
on Investment (ROI)
43
Tabel 6.3. Anova Perbedaan Return on Investment ditinjau dari Manajemen Working Capital
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Regression .008 4 .002 5.329 .035a
Residual .002 6 .000
Total .010 10
ANOVAb
Model 1
a. Predictors: (Constant), CR, RT, TAT, WCT b. Dependent Variable: ROI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berdasarkan data dalam tabel 6-3, ditemukan hasil bahwa nilai signifikansi
dengan α = 0.05 untuk perbedaan tingkat Return in Investment (ROI), dimana
nilai signifikansi kecil dari dari nilai α, yakni 0.035 < 0.05. dengan
membandingkan Fhitung dengan Ftabel: Fhitung = 5.329 sedangkan Ftabel (df1=4;
df2=6) = 4.53, maka Fhitung lebih besar dari Ftabel (5.329 > 4.53). Hal ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak, H1 diterima, dengan kata lain terdapat perbedaan
tingkat profitabilitas yang dilihat dari Return in Investment (ROI).
Sedangkan untuk mengetahui persamaan regresi, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 6.4, ditemukan persamaan regresi sebagai berikut :
y = - 0.03 - 0.083 x1 + 0.146 x2 + 0.001x3 + 0.003x4
Tabel 6.4. Persamaan Regresi Manajemen Working Capital terhadap Profitabilitas
(Constant) -0,03 0,061 -0,483 0,0466 -0,179 0,12
WCT -0,083 0,067 -1,526 -1,229 0,265 -0,248 0,082
TAT 0,146 0,078 2,171 1,675 0,11 -0,044 0,336
RT 0,001 0,002 0,017 3,591 0,032 -0,005 0,003
CR 0,003 0,031 0,019 3,87 0,027 -0,074 0,079
1
manajemen working capital, maka tingkat profitabilitas adalah -0.003, hal ini
menunjukkan bahwa working capital perlu dan penting bagi manajemen PT
Pembangunan Perumahaan (Persero) guna meningkatkan profitabilitas.
Adapun pengaruh variabel independen terhadap profitabilitas sebagai
berikut:
a. Workingcapital turnover
Faktor working capital turnover mempunyai pengaruh negatif terhadap
tingkat profitablitas PT Pembangunan Perumahaan (Persero) dan besarnya
koefisien adalah 0.083 artinya jika faktor ini meningkat sebesar 1% maka
akan menurunkan tingkat profitabilitas sebesar 0.083.
b. Totalasset turnover
Faktor total asset turnover mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat
45
koefisien adalah 0.146 artinya jika faktor ini meningkat sebesar 1% maka
akan meningkatkan tingkat profitabilitas sebesar 0.146.
c. Receivableturnover
Faktor receivable turnover mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat
profitablitas PT Pembangunan Perumahaan (Persero) dan besarnya
koefisien adalah 0.001 artinya jika faktor ini meningkat sebesar 1% maka
akan meningkatkan tingkat profitabilitas sebesar 0.001.
d. Currentratio
Faktor current ratio mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat
profitablitas PT Pembangunan Perumahaan (Persero) dan besarnya
koefisien adalah 0.003 artinya jika faktor ini meningkat sebesar 1% maka
akan meningkatkan tingkat profitabilitas sebesar 0.003.
6.1.2.2. Uji Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari
derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
Berdasarkan tabel 6.4., diperoleh :
a. Workingcapital turnover
Faktor working capital turnover memiliki thitung = -1.229, sedangkan
ttabel(df=10) = 1.812, sehingga thitung < ttabel (-1.229 < 1.812), hal ini
menunjukkan bahwa H0 diterima; H1 ditolak, dengan kata lain working
capital turnover tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat
profitablitas PT Pembangunan Perumahan (Persero).
b. Totalasset turnover
Faktor totalasset turnover memiliki thitung = 1.675, sedangkan ttabel(df=10) =
1.812, sehingga thitung < ttabel (1.675 < 1.812), hal ini menunjukkan bahwa
H0 diterima; H1 ditolak, dengan kata lain bahwa totalasset turnover tidak
memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitablitas PT
Pembangunan Perumahan (Persero).
c. Receivableturnover
Faktor receivableturnover memiliki thitung = 3.591, sedangkan ttabel(df=10) =
1.812, sehingga thitung > ttabel (3.591 > 1.812), hal ini menunjukkan bahwa
H0 ditolak; H1 diterima, dengan kata lain bahwa total asset turnover
memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitablitas PT
Pembangunan Perumahaan (Persero).
d. Currentratio
Faktor current ratio memiliki thitung = 3.87, sedangkan ttabel(df=10) = 1.812,
sehingga thitung > ttabel (3.87 > 1.812), hal ini menunjukkan H0 ditolak; H1
diterima, dengan kata lain bahwa current ratio memiliki hubungan yang
signifikan terhadap tingkat profitablitas PT Pembanguna Perumahan