• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing Di Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing Di Pasar Modal"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM

PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING

DI PASAR MODAL

TESIS

Oleh:

A L K A M R A

097011049/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM

PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING

DI PASAR MODAL

TESIS

Diajukan untuk memperoleh Gelar Magister Kenotariatan dalam

Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

A L K A M R A

097011049/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING DI PASAR MODAL

Nama Mahasiswa : Alkamra

Nomor Pokok : 097011049

Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH)

Pembimbing Pembimbing

(Prof. Dr. Sunarmi, SH, MHum) (Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 27 Oktober 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH

Anggota : 1. Prof. Dr. Sunarmi, SH, MHum

2. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN

(5)

ABSTRAK

Merupakan suatu kewajiban bagi emiten atau perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya (listing) di pasar modal untuk tunduk kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Dan harus selalu aktif untuk menginformasikan tentang suatu fakta yang material mengenai kegiatan usahanya atau sahamnya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan investor terhadap harga saham perusahaan tersebut, serta melaporkannya kepada BAPEPAM-LK dan menginformasikannya kepada publik selambat-lambatnya pada hari kerja ke 2 (dua) setelah peristiwa tersebut. Tujuannya untuk memelihara kepercayaan investor terhadap mekanisme pasar dan membentuk suatu penilaian (judgment) terhadap keputusan investasi dari investor.

Dengan metode penelitian bersifat Deskriftif Analitis, dan pendekatan Yuridis Normatif, perolehan data bersumber dari materi peraturan perUndang-undangan, teori-teori, serta konsep yang berhubungan dengan aspek hukum pasar modal. Untuk dapat menjawab suatu penelitian tentang Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing Di Pasar Modal.

Keterbukaan di pasar modal selain untuk kepentingan perlindungan hukum investor, tetapi juga dapat menjadi suatu instrument yuridis bagi upaya membangun perusahaan yang sehat dengan pengelolaan yang baik. Corporate governance yang tidak sehat menimbulkan godaan penyalahgunaan jabatan Dewan Pengurus dan manajemen perusahaan yang lemah etika bisnis dan moralnya, dari praktek dan kegiatan yang dilarang dalam perdagangan saham di pasar sekunder, yaitu: penipuan, manipulasi pasar daninsider trading. Dimana seluruh kegiatan tersebut diatur dalam pasal 90 sampai dengan pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal.

Pengawasan Pasar Modal yang di laksanakan BAPEPAM-LK harus independen dalam menjalankan fungsinya dengan objektif jauh dari tekanan politik maupun kepentingan pihak-pihak lainnya dalam melindungi kepentingan investor, dari praktek dan kegiatan yang dilarang Undang-undang tersebut. Dengan suspend

Bursa Efek Indonesia merupakan kerangka hukum dalam bentuk sebuah kebijakan yang diambil oleh otoritas Bursa Efek yang diharapkan dapat mengurangi kepanikan investor dan mengkondusifkan pasar guna melindungi investasi investor dalam perdagangan saham di pasar modal.

(6)

ABSTRACT

It is the responsibility of issuers or companies that list their shares (listing) in the capital market to be subject to Law No.8/1995 on Capital Market. They have to actively inform their material facts concerning their business activities or their shares which can influence investors’ decision in determining their stock price, report them to BAPEPAM-LK, and inform them to public in two workdays at the latest after the activities take place. The aim of these activities is to keep the investors’ confidence in the market mechanism and to establish a judgment in the investors’ decision to invest. This research used descriptive analytic method with judicial normative approach. The data were obtained from the legal provisions, theories, and concepts which were related to the legal aspects of capital market in order to answer the problems of the study on legal protection for investors in the stock trading after listing in the Capital Market.

The openness of capital market is not only for the sake of legal protection for the investors, but can also be the judicial instrument for establishing a healthy and good managerial company. Unhealthy corporate governance will cause the abuse of power of the Managing Board, and the frail business ethics and moral of the company’s management. Any practice and activity which are prohibited in stock trading at the secondary market are fraud, market manipulation, and insider trading. All these activities are stipulated in Article 90 up to Article 95 of Law on Capital Markets.

The supervision of Capital Market conducted by BAPEPAM-LK has to be independent in implementing its objective function which is far from political pressure or other parties’ interest, in order to protect the investors’ interest from any practice and activity which are prohibited by the law. The suspending of the Indonesian Stock Exchange constitutes the legal framework in establishing the policy taken by the stock exchange authority; this action is expected to reduce the investors’ panic and to stabilize the market in order to protect the investors’ investment in stock trading in the capital market.

Keywords: Legal Protection, Disclosure, Material Facts and Capital Market

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, dengan mengkaruniakan kesehatan dan

kelapangan berfikir kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan

tesis ini dengan judul ”PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM

PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING DIPASAR MODAL”, guna

memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini masih belum sempurna, Oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk

menyempurnakan tesis ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan

moril maupun materil yang berupa petunjuk dan nasehat dari berbagai pihak.

Penulis pertama kali ingin mengucapkan terima kasih yang tak terbalas

kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis

hingga dewasa, serta dukungan dari istri tercinta dan anak-anak tersayang menjadi

inspirasi penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan

kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Program

(8)

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultasa Hukum

Universitas Sumatera Utara, serta Dosen Staff Pengajar Program Magister

Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti proses

perkuliahan.

3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Yamin, SH, M.S, CN selaku Ketua Program

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan juga

selaku Komisi Penguji yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan arahan

dalam penyelesaian tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH selaku Komisi Pembimbing Utama

yang telah memberikan bimbingan, dukungan serta kritik dari awal penelitian ini,

sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.

5. Ibu Prof. Dr. Sunarmi, SH, M.Hum selaku Komisi Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, dukungan serta kritik dari awal penelitian ini, sampai

akhirnya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.

6. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum selaku Sekretaris Program

Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus

Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dukungan serta kritik

dari awal penelitian ini, sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan

perkuliahan.

7. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum selaku Komisi Penguji yang telah

(9)

8. Para Guru Besar serta seluruh Dosen Staff Pengajar Program Magister

Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti proses

perkuliahan.

9. Seluruh Rekan Staff dan Pegawai Sekretariat Program Studi Magister

Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas bantuan dan

informasi yang diberikan kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.

10. Rekan-rekan Magister Kenotariatan angkatan 2009 yang tak dapat disebutkan

satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi ini.

11. Seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu studi

penulis serta penulisan tesis ini.

Akhirnya penulis mengharapkan agar tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan dan pengembangan keilmuan terutama dalam memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan hukum dimasa mendatang.

Semoga segala bantuan dan dukungan dari semua pihak yang tidak mungkin

penulis balas, mendapat balasan dari Allah SWT dengan segala rahmat dan

hidayahNya. Amin.

Medan, Oktober 2011

(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Alkamra

Tempat/Tanggal lahir : Medan/ 21 November 1971

Alamat : Jl. Pelajar No. 73 Medan

Jenis Kelamin : Pria

II. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : (Alm). H. ST. Max Alva

Nama Ibu : (Alm). Hj. Rosna

III.PENDIDIKAN

SD Taman Siswa Medan : Tamat Tahun 1984

SMP Negeri XI Medan : Tamat Tahun 1987

SMA Taman Siswa Medan : Tamat Tahun 1990

S1 Fakultas Hukum UMA : Tamat Tahun 2001

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 15

C. Tujuan Penelitian ... 15

D. Manfaat Penelitian ... 16

E. Keaslian Penelitian... 17

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi ... 18

1. Kerangka Teori ... 18

2. Kerangka Konsepsi ... 21

G. Metode Penelitian... 25

1. Jenis Penelitian... 25

2. Sumber Data Penelitian... 25

3. Teknik Pengumpulan Data... 26

4. Alat Pengumpulan Data ... 27

5. Analisa Data ... 27

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING DI PASAR MODAL ... 28

A. Perdagangan Saham SetelahListingdi Pasar Modal ... 28

1. Laporan Keuangan Secara Berkala ... 31

(12)

3. Adanya Perbuatan Yang Menyesatkan .. ... 33

B. Penentuan Fakta Material Dan Prinsip Keterbukaan Di Pasar Sekunder ... 35

1. Penentuan Fakta Material Dalam Mempengaruhi Harga Saham di Pasar Sekunder... 35

2. Peristiwa Material Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder ... 41

3. Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder... 45

C. Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder ... 47

1. Prinsip Keterbukaan Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Bagi Investor ... 48

a. Keterbukaan Dalam Pemutakhiran Informasi... 50

b. Keterbukaan Tentang Rahasia Dagang ... 52

c. Keterbukaan Dalam Tugas Direksi ... 53

d. Keterbukaan Oleh Pemegang Saham Tertentu ... 54

e. Keterbukaan Lembaga-Lembaga Pasar Modal ... 55

f. Unsur Prinsip Keterbukaan Harus Serentak Cepat dan Lengkap ... 56

2. Prinsip Good Corporate Governance Memberikan Perlindungan Hukum Bagi Investor ... 58

D. Peran Para Pelaku Pasar Modal Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder ... 64

1. Investor... 64

2. Emiten ... 66

3. BAPEPAM-LK ... 68

4. Bursa Efek... 69

5. Lembaga Kliring Dan Penjamin ... 70

6. Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian ... 70

7. Perusahaan Efek ... 71

(13)

9. Penasehat Investasi ... 72

10. Profesi Penunjang Pasar Modal ... 73

BAB III PRAKTEK DAN KEGIATAN YANG DILARANG DALAM PERDAGANGAN SAHAM DI PASAR SEKUNDER... 76

A. Penipuan ... 77

B. Manipulasi Pasar... 83

C. Insiders Trading... 92

BAB IV PENGAWASAN LEMBAGA PASAR MODAL UNTUK MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM DI PASAR SEKUNDER... 100

A. Pengawasan BAPEPAM-LK ... 100

1. Pemeriksaan ... 103

2. Penyidikan... 106

3. Pengenaan Sanksi Administratif ... 108

B. Pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 118

A. Kesimpulan... 118

B. Saran... ... 120

(14)

ABSTRAK

Merupakan suatu kewajiban bagi emiten atau perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya (listing) di pasar modal untuk tunduk kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Dan harus selalu aktif untuk menginformasikan tentang suatu fakta yang material mengenai kegiatan usahanya atau sahamnya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan investor terhadap harga saham perusahaan tersebut, serta melaporkannya kepada BAPEPAM-LK dan menginformasikannya kepada publik selambat-lambatnya pada hari kerja ke 2 (dua) setelah peristiwa tersebut. Tujuannya untuk memelihara kepercayaan investor terhadap mekanisme pasar dan membentuk suatu penilaian (judgment) terhadap keputusan investasi dari investor.

Dengan metode penelitian bersifat Deskriftif Analitis, dan pendekatan Yuridis Normatif, perolehan data bersumber dari materi peraturan perUndang-undangan, teori-teori, serta konsep yang berhubungan dengan aspek hukum pasar modal. Untuk dapat menjawab suatu penelitian tentang Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing Di Pasar Modal.

Keterbukaan di pasar modal selain untuk kepentingan perlindungan hukum investor, tetapi juga dapat menjadi suatu instrument yuridis bagi upaya membangun perusahaan yang sehat dengan pengelolaan yang baik. Corporate governance yang tidak sehat menimbulkan godaan penyalahgunaan jabatan Dewan Pengurus dan manajemen perusahaan yang lemah etika bisnis dan moralnya, dari praktek dan kegiatan yang dilarang dalam perdagangan saham di pasar sekunder, yaitu: penipuan, manipulasi pasar daninsider trading. Dimana seluruh kegiatan tersebut diatur dalam pasal 90 sampai dengan pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal.

Pengawasan Pasar Modal yang di laksanakan BAPEPAM-LK harus independen dalam menjalankan fungsinya dengan objektif jauh dari tekanan politik maupun kepentingan pihak-pihak lainnya dalam melindungi kepentingan investor, dari praktek dan kegiatan yang dilarang Undang-undang tersebut. Dengan suspend

Bursa Efek Indonesia merupakan kerangka hukum dalam bentuk sebuah kebijakan yang diambil oleh otoritas Bursa Efek yang diharapkan dapat mengurangi kepanikan investor dan mengkondusifkan pasar guna melindungi investasi investor dalam perdagangan saham di pasar modal.

(15)

ABSTRACT

It is the responsibility of issuers or companies that list their shares (listing) in the capital market to be subject to Law No.8/1995 on Capital Market. They have to actively inform their material facts concerning their business activities or their shares which can influence investors’ decision in determining their stock price, report them to BAPEPAM-LK, and inform them to public in two workdays at the latest after the activities take place. The aim of these activities is to keep the investors’ confidence in the market mechanism and to establish a judgment in the investors’ decision to invest. This research used descriptive analytic method with judicial normative approach. The data were obtained from the legal provisions, theories, and concepts which were related to the legal aspects of capital market in order to answer the problems of the study on legal protection for investors in the stock trading after listing in the Capital Market.

The openness of capital market is not only for the sake of legal protection for the investors, but can also be the judicial instrument for establishing a healthy and good managerial company. Unhealthy corporate governance will cause the abuse of power of the Managing Board, and the frail business ethics and moral of the company’s management. Any practice and activity which are prohibited in stock trading at the secondary market are fraud, market manipulation, and insider trading. All these activities are stipulated in Article 90 up to Article 95 of Law on Capital Markets.

The supervision of Capital Market conducted by BAPEPAM-LK has to be independent in implementing its objective function which is far from political pressure or other parties’ interest, in order to protect the investors’ interest from any practice and activity which are prohibited by the law. The suspending of the Indonesian Stock Exchange constitutes the legal framework in establishing the policy taken by the stock exchange authority; this action is expected to reduce the investors’ panic and to stabilize the market in order to protect the investors’ investment in stock trading in the capital market.

Keywords: Legal Protection, Disclosure, Material Facts and Capital Market

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Krisis moneter yang melanda pada tahun 1997 telah melumpuhkan kegiatan

perekonomian Indonesia. Jatuhnya harga saham dipasar modal yang ditandai dengan

merosotnya indeks harga saham gabungan (IHSG) pada titik terendah pasar modal

Indonesia, dapat dilihat dari pergerakan harga saham dalam transaksi perdagangan

yang sangat fluktuatif difloordengan banyaknyasuspend1yang dilakukan oleh bursa efek akibat tekanan jual dari para investor yang panik (panic selling).

Pada pasar uang (money market) terjadi hal sebaliknya, dimana akibat dari

serbuan dan gencarnya pihak-pihak yang memburu dolar Amerika Serikat (aksi

spekulasi) membuat nilai tukar Rupiah merosot tajam terhadap mata uang dolar. Suku

bunga rupiah yang tinggi dan pinjaman dalam mata uang asing yang relatif murah

dan mudah, membuat banyaknya para pengusaha Indonesia melakukan pinjaman

kepada pihak asing, yang akhirnya berimbas dengan terkoreksinya rupiah terhadap

dolar dan sejalan dengan jatuh tempo utang luar negeri swasta jangka pendek dan

1

suspend adalah Penghentian sementara perdagangan suatu saham di Bursa Efek. Penghentian ini keputusan Bursa dalam rangka memberikan perlindungan kepada investor atau dapat pula karena pengenaan sanksi oleh Bursa Efek kepada suatu Emiten. Suspend dapat berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Investor baru dapat memperdagangkan kembali jika Bursa Efek mencabut status penghentian tersebut (unsuspend). dari: Mohamad Hendra, Suspend

(17)

menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak

tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo tersebut beserta

bunganya, yang berakibat banyak perusahaan bangkrut dan meningkatnya jumlah

pekerja yang menganggur. Kelemahan struktural seperti peraturan perdagangan

domestik yang kaku dan berlarut-larut, monopoli impor yang menyebabkan kegiatan

ekonomi tidak efisien dan kompetitif, juga ketidakpastian politik, pada saat yang

bersamaan kurangnya transparansi dan kurangnya data informasi menimbulkan

ketidakpastian dan krisis kepercayaan pada para pelaku pasar investasi, terutama

investor pasar modal pada waktu itu.

Banyak kalangan yang kurang menyadari bahwa Indonesia telah memiliki

pasar modal sejak tahun 1912, dimana dalam proses perkembangannya mengalami

pasang surut sesuai dengan perkembangan sejarah bangsa selama ini. Kegiatan pasar

modal pernah ditutup pada tahun 1942 ( masa perang dunia kedua) dan mengalami

kevakuman sampai tahun 1977, sebelum kemudian pemerintah Orde Baru

mengaktifkannya kembali. Sejak pasar modal Indonesia diaktifkan kembali pada

Agustus 1977, aktifitasnya sangat fluktuatif.2

Keputusan Presiden Republik Indonesia pada tahun 1977 melalui Departemen

Keuangan Indonesia mendirikan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), yang

berperan melaksanakan kegiatan di pasar modal dan juga meregulasi kegiatan pasar

modal. Peranan ganda yang dilakukan BAPEPAM yaitu melaksanakan dan

(18)

meregulasi dianggap menimbulkan konflik, karena badan ini dianggap meregulasi

pelaksanaan dirinya sendiri.

Oleh karena itu pada tahun 1990 melalui Keputusan Presiden No. 53 tahun

1990 mengubah Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar

Modal yang fungsinya hanya sebagai pembuat regulasi, pengordinasi semua bursa

pasar modal yang ada di Indonesia dan sebagai pengawas jalannya pasar modal.3 Penggabungan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Direktorat

Jenderal Lembaga Keuangan (selanjutnya disingkat BAPEPAM-LK) adalah sebuah

lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas membina,

mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan.4 Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena

pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua

kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana atau pihak yang akan

menginvestasikan dananya (investor) dan pihak yang memerlukan dana misalnya

perusahaan (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki

kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh

imbalan atau tingkat keuntungan tertentu (return), sedangkan pihak pihak perusahaan

3

Fungsi dari Bapepam adalah sama dengan Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika Serikat. Yang didirikan pada tahun1934 oleh kongres Amerika Serikat, tujuannya sebagai pembuat regulasi pasar saham untuk melindungi investor seperti mengharuskan sekuritas baru yang akan dijual ke publik untuk mendaftarkan di SEC. dalam Jogianto H.M,Teori Portofolio dan Analisa Investasi Edisi 3,(Yogyakarta : BPFE, 2003), hal. 50

4

(19)

dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus

menunggu ketersedian dana dari hasil operasi perusahaan. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan menjual sebagian dari kepemilikan atas perusahaan, penjualan atas

kepemilikan dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan penjualan

sebagian dari saham yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk efek kepada

masyarakat luas dalam hal ini disebut investor atau pemodal, hal ini dikenal dengan

istilah Penawaran Umum (Go Public).5 Sedangkan tempat penawaran atau penjualan dana biasa dilaksanakan dalam suatu lembaga resmi yang disebut “bursa efek”.6

Menurut pasal 1 angka 4 Undang Undang Pasar Modal (UUPM):

“Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau

sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan

tujuan memperdagangkan efek diantara mereka”7.

Kegiatan bursa efek sekurang-kurangnya harus meliputi kegiatan-kegiatan

pemberian jasa sebagai berikut:8

1. Menyediakan informasi pasar, seperti fluktuasi harga, volume perdagangan, dan informasi penting lainnya terhadap emiten.

2. Membuat aturan main yang dikenal sebagai peraturan bursa dengan tujuan agar semua pelaku dapat memperoleh kesempatan yang sama (fairness), baik didalam memperoleh informasi maupun kesempatan berdagang.

3. Menyediakan fasilitas perdagangan efek untuk anggota bursa dan emiten.

5

Asril Sitompul, Penawaran Umum dan Permasalahannya(Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 11

6

GL Leffler, Dalam Almanak Pasar Modal, Stock-Market (Jakarta : Yayasan Mitra Dana, 1990), hal. 6

7

(20)

4. Memberikan pelayanan kepada para anggotanya, perusahaan yang telah mencatatkan efeknya maupun kepada para pemodal, baik secara invidu maupun institusional.

Peran bursa efek adalah menyediakan pasar sekunder bagi efek yang tercatat

secara teratur, wajar, dan efesien.9

Pengaturan mengenai Pasar Modal di Indonesia diatur dengan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan selanjutnya akan disebut

(UUPM) yang mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Sasaran yang ingin

dicapai dengan Undang-Undang ini adalah:

1. Menciptakan kerangka hukum yang kuat dibidang pasar modal,

2. Meningkatkan transparansi dan memberikan jaminan perlindungan hukum bagi Investor,

3. Meningkatkan profesionalisme pelaku pasar modal,

4. Menciptakan system perdagangan yang aman, tertib, efisien, dan likuid,

5. Memberikan kesempatan investasi bagi para pemodal kecil.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada

pasal 1ayat 6, Emiten didefinisikan sebagai pihak yang melakukan penawaran umum.

Selanjutnya, di dalam keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor.

01/BEJ/IV/1995 didalam peraturan nomor 2 Tentang Perdagangan Efek. Disebutkan

bahwa emiten adalah badan hukum yang telah melakukan emisi efek dan telah

mencatatkan efeknya di bursa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(21)

Berkembangnya pasar modal disebabkan karena banyaknya manfaat yang

dapat diberikan bagi pengembangan perekonomian suatu Negara, antara lain:10 a. Memperbaiki struktur permodalan perusahaan

Perusahaan dapat meningkatkan permodalannya tidak hanya dalam bentuk pinjaman (loan), tapi telah dimungkinkan pula dalam bentuk penerbitan saham di pasar modal (equity). Oleh karena itu, bagi perusahaan yang memiliki over-leverage dapat memperkecil tingkat leveragenya melalui penerbitan saham. Dengan cara ini struktur permodalan perusahaan akan semakin sehat.

b. Meningkatkan efisiensi alokasi sumber-sumber dana

Dengan tersedianya berbagai instrumen pasar modar, perusahaan akan memperoleh alternatif yang lebih luas untuk mendapatkan dana dengan

cost yang paling rendah, oleh karena itu, pasar modal berfungsi menciptakan pengalokasian sumber-sumber dana dengan cara yang lebih efisien.

c. Menunjang terciptanya perekonomian yang sehat

Adanya keharusan untuk melakukan disclosure di pasar modal akan melahirkan budaya fairness yang selanjutnya akan menciptakan perilaku bisnis yang baik di pasar modal, sehingga akan berpengaruh bagi terciptanya ekonomi yang sehat.

d. Meningkatkan partisipas masyarakat dalam pembangunan nasional melalui pasar modal. Masyarakat dimungkinkan untuk dapat memiliki saham-saham perusahaan yang go public. Dana yang diperoleh perusahaan._akan digunakan untuk pengembangan usaha yang selanjutnya akan dapat meningkatkan produksi nasional.

e. Membuka alternatif divestasi

Pasar Modal memberikan kemungkinan bagi investor lokal maupun asing untuk melakukan divestasi manakala menginginkan untuk tidak lagi berinvestasi di sektor tertentu.

f. Meningkatkan penerimaan negara

Melalui pasar modal, penerimaan negara melalui pemungutan pajak dapat lebih ditingkatkan, hal ini dimungkinkan karena berkembangnya pasar modal akan memacu keterbukaan yang pada akhirnya dapat mendorong

10

(22)

kepatuhan emiten sebagai wajib pajak. Di samping itu semakin besar transaksi di bursa, semakin besar pula potensi pemungutan pajak atas transaksi tersebut.

g. Dapat mengurangi hutang luar negeri pihak swasta

Sejalan dengan meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, sudah saatnya kebutuhan akan pembiayaan pembangunan tidak hanya diperoleh dari hutang luar negeri, akan tetapi dapat dipenuhi melalui mobilisasi dana masyarakat di pasai modar. Dengan demikian, berkurangnya hutang luar negeri terutama pihak swasta, dapat mengurangi tekanan neraca pembayaran.

h. Arena penggemblengan generasi muda

Pasar Modal dapat dijadikan media bagi generasi muda dalam berpartisipasi membangun ekonomi nasional. Dengan jiwa dan semangat yang dinamis serta. berani menghadapi tantangan memungkinkan bagi generasi muda untuk mengembangkan pasar modal yang membutuhkan sikap dinamis, kreatif, berani mengambil keputusan dan siap mengambil risiko dalam menghadapi tantangan. Oleh karena itu, sangat diperlukan partisipasi kaum muda dalam upaya mengembangkan pasar modal.

Disamping manfaat yang ada, tentu pasar modal mempunyai masalah dan

hambatan dalam perkembangannya. Masalah-masalah yang dapat menghambat

pertumbuhan pasar modal Indonesia adalah:11

a. Masyarakat kita kadang kadang sangat permisif terhadap pelanggaran yang terjadi dipasar modal, hal ini akan mengganggu pelaksanaan rule of lawdi pasar modal.

b. Penerapan prinsip disclosure dan transparency yang keliru dapat menimbulkan kesan tejadinya perlakuan yang tidak adil kepada pemodal.

c. Pelaksanaan bisnis yang tidak berorientasi pasar atau didasarkan atas pertemanan semata (friendship driven) telah melahirkan musibah disektor keuangan.

11

(23)

d. Lemahnya sistem hukum yang ada terutama terkait dengan pasar keuangan akan mengganggu penerapan sistem pasar dan menurunkan kredibilitas pasar modal Indonesia di dunia Internasional.

Didalam Undang-Undang No 8 tahun 1995 tentang pasar modal juga

mengatur tentang adanya kewajiban bagi perusahaan yang melakukan penawaran

umum atau perusahaan yang memenuhi persyaratan sebagai perusahaan publik dalam

memperdagangkan sahamnya (efek) untuk menyampaikan informasi mengenai

keadaan yang sebenarnya, baik dari segi keuangan, manajemen, produksi maupun hal

yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan kepada investor. Informasi tersebut

mempunyai arti yang sangat penting bagi investor sebagai bahan pertimbangan untuk

melakukan investasi.

Suatu informasi merupakan fakta materiil bila informasi tersebut dapat

mempengaruhi turun naiknya harga saham.12 Karena itu, untuk menjual saham pada pasar primer dan pasar sekunder, manajemen perusahaan harus menjaga pasar.

Artinya semua informasi yang relevan mengenai apa yang ada dan akan ada harus

dikemukakan. Jika tidak investor akan kehilangan kesempatan menjual sahamnya.13 Dengan dinyatakan efektif pernyataan pendaftaran (listing), maka emiten

mempunyai kewajiban untuk selalu menyampaikan informasi penting yang berbentuk

laporan berkala dan laporan kejadian penting di pasar sekunder14(setelahlisting).

12

Hasan Zein Mahmud dalam Indra Safitri (editor), Catatan Kolom Hasan Zein, Buku Pertama, (Jakarta: Go Global Book, 1998), hal. 198

13

John C. Coffe, Jr, “Market Failure And The Economic Case For A Mandatory Disclosure System “,Virginia Law Review,(Vol. 70, 1984), hal. 737

14

Pasar sekunder adalah kegiatan perdagangan efek/saham setelah pasar perdana berakhir. Pada pasar ini efek/saham diperdagangkan dengan harga kurs. Dalam Pandji Anoraga dan Piji Pakarti,

(24)

Menurut pasal 86 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal:

“Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib:

a. Menyampakan laporan secara berkala kepada Bapepam dan Mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat.

b. Menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya peristiwa tersebut.15

Kelalaian menyampaikan laporan berkala dan kejadian penting merupakan

pelanggaran dan mengakibatkan dijatuhkannya sanksi oleh BAPEPAM-LK sesuai

dengan Pasal 102 ayat (2) UUPM16(Sanksi Administratif). Sanksi administratif tersebut adalah :

a. peringatan tertulis

b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu

c. pembatasan kegiatan usaha

d. pembekuan kegiatan usaha

e. pencabutan izin usaha

f. pembatalan persetujuan

g. pembatalan pendaftaran

15

Undang Undang Pasar Modal pasal 86 ayat (1) 16

(25)

Pada umumnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli

atau memiliki saham:

1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen perusahaan dapat berupa:

a. Dividen Tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.

b. Dividen Saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

Capital Gainmerupakan selisih antara harga beli dan harga jual.Capital gain

terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham PT. AA Tbk dengan harga Rp 10.000/saham kemudian menjualnya dengan harga Rp 12.000/saham yang berarti investor tersebut mendapatkan keuntungan (capital gain) sebesar Rp 2.000 untuk setiap saham yang dijualnya.

Selain keuntungan yang didapat investor dalam berinvestasi (membeli atau

menjual saham) di pasar modal tentu juga ada resiko yang akan dihadapi investor.

Sebagai instrument investasi, saham memiliki resiko, antara lain:

1. Capita Loss

(26)

terus mengalami penurunan hingga terjual pada harga Rp 8.000/saham. Investor mengalami kerugian sebesar Rp 2.000/saham.

2. Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki investor dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham (investor). Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham (investor).

Bagi investor yang tidak mempunyai ketrampilan menganalisa pasar modal,

dapat meminta pendapat kepada pedagang perantara di pasar modal, yang biasa

disebut pialang atau broker. Pialang atau broker ini mempunyai 4 (empat) tugas

pokok, antara lain:17

1. Menyelesaikan amanat jual beli efek dari pemberi amanat, yaitu investor.

2. Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan para para investor.

3. Membantu mengelola dana bagi kepentingan para investor, dan

4. Memberikan saran dan bimbingan kepada para investor.

Perusahaan yang telah go public atau menjual sahamnya kepada masyarakat

investor harus bersikap profesional dan terbuka. Perusahaan harus menerapkan

manajemen yang profesional karena pengawasan terhadap jalannya perusahaan tidak

saja dilakukan oleh sekelompok pemilik, namun menjadi perhatian masyarakat

investor secara luas sehingga perusahaan berkepentingan untuk menunjukkan

(27)

profesionalismenya kepada publik. Kinerja manajemen perusahaan pada akhirnya

akan tercermin dari kinerja perusahaan secara keseluruhan dan hal tersebut

berpengaruh terhadap pergerakan harga saham perusahaan tersebut.

Agar kepercayaan investor terjaga dengan baik, maka perusahaan yang sudah

go publicdituntut untuk selalu memberikan informasi atau menyampaikan informasi

penting mengenai prinsip keterbukaan (disclosure) dalam Pasar Modal. Kewajiban

perusahaan atau emiten untuk menyampaikan laporan perusahaan baik dalam bentuk

laporan keuangan berkala maupun laporan kejadian penting lainnya. Informasi

tersebut harus akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggung jawabkan.18

Menurut Bismar Nasution setidaknya ada tiga tujuan keterbukaan (disclosure)

dalam Pasar Modal, yang antara lain sebagai berikut.19 1. Memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.

Dalam hal ini, kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidak percayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal (cafital flight) secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa saham)

2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien.

Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. System keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi anggota saham dan professional pasar

3. Memberi perlindungan terhadap investor.

Dengan adanya keterbukaan maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor, yang apabila dalam membuat perjanjian pembelian saham oleh investor, kemudian terdapat penipuan dalam bentuk

18

Bacelius Ruru, Pasar Modal Indonesia,(Yogyakarta: Pasca Deregulasi Paket Desember 1990), hal.16

19

(28)

perbuatan yang menyesatkan, misalnya pernyataan (misrepresentation)

informasi, maka perlindungan investor tersebut dilihat dari sisi ketentuan perjanjian sebagaimana diatur dalam KUH Perdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)

sebagai institusi yang berwenang terhadap pasar modal Indonesia saat ini senantiasa

membuat peraturan-peraturan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar modal. Namun

perangkat hukum yang memadai belum merupakan jaminan perlindungan dan

kepastian hukum, karena perlindungan akan kepastian hukum yang telah dibuat wajib

disampaikan, dilaksanakan dan ditegakkan oleh para pelaku pasar modal. Apabila hal

itu tidak dilaksanakan oleh para pelaku pasar modal, maka tidaklah mungkin pasar

modal dapat memberikan dukungan maksimal bagi pembangunan perekonomian

nasional. Seperti contoh, perdagangan orang dalam atau insider trading20 dapat menjadikan pemodal kehilangan kepercayaan terhadap pasar modal, karena tentunya

setiap penanam modal mempunyai keinginan agar dana yang ditanamkannya

memperoleh jaminan, terutama dari segi kepastian penegakan hukum.21

Hukum pasar modal seakan belum sah jika belum mengatur tentang

disclosure. Oleh karena itu, tidak heran jika peraturan perundang-undangan

mengaturnya secara rinci tentang hal tersebut. Akan tetapi ada suatu dilema yang

20Insider Trading

adalah istilah yang dipinjam dari praktek perdagangan saham yang tidak fair di Amerika yang dihubungkan dengan penggunaan informasi-informasi yang confidential oleh pejabat perusahaan yang karena jabatannya dapat menarik keuntungan, sebab informasi tersebut tidak diberikan kepada masyarakat luas. dalam Erman Radjaguguk, “Mekanisme Pasar Modal dan Persoalan-persoalan Hukum yang Timbul” makalah seminar Masalah-masalah Hukum di Pasar Modal Indonesia, (Yogyakarta: Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UII, tanggal 1-2 Maret 1992), hal. 6.

21

Jusuf Anwar, Seri Pasar Modal 1Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi

(29)

inherent dalam hukum pasar modal itu sendiri. Disatu pihak hukum terus mengejar

dengan merinci sedetil-detilnya tentang hal-hal apa saja yang mesti di discloseoleh

pihak-pihak penyandang kewajibandisclosure. Akan tetapi di lain pihak hukum juga

harus memperoleh kepentingan-kepentingan tertentu dari pihak yang diwajibkan

membuka informasi tersebut. Kepentingan tersebut seringkali bertentangan dengan

kewajiban disclosure, misalnya kepentingan suatu emiten untuk tidak mendisclose

tentang informasi yang tergolong rahasia perusahaan. Maka dalam hal ini, sektor

hukum harus jeli menimbang-nimbang dan menyelaraskan kepentingan investor dan

pasar terhadap suatu disclosure, dengan kepentingan emiten atau pihak-pihak lain

pemilik informasi. Keselarasan di antara dua kepentingan yang kontradiktif tersebut

tercermin dalam prinsip yuridis yang menyatakan bahwa suatu disclosure di pasar

modal tidaklah semata-mata “full” tetapi juga mestilah “fair”, seperti yang tersimpul

dalam istilahfull and fair disclosure.22

Upaya dalam mengatasi masalah prinsip keterbukaan bertujuan untuk

memfungsikan arus informasi kepasar dan menciptakan informasi yang akurat,

dengan ini pelaku pasar dapat melakukanmarket disciplineberdasarkan keterbukaan

informasi.23

Prinsip keterbukaan harus ditegakan, karena pelanggaran terhadap prinsip

keterbukaan dapat menyebabkan informasi yang diterima investor adalah informasi

22

Munir Fuady, Pasar Modal Modern: Tinjauan Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995), hal. 78

23

(30)

yang menyesatkan. Pengaturan pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam UUPM telah

memuat ketentuan mengenai larangan perbuatan yang menyesatkan. Prinsip full

disclosure ini adalah bentuk perlindungan investor yang dilakukan oleh Pemerintah

melalui BAPEPAM-LK sebagai regulator secara tidak langsung.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, perlu dikaji lebih jauh tentang

“Perlindungan Hukum bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing di

Pasar Modal”.

B. Perumusan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada, dianggap perlu

untuk mengadakan pembatasan agar permasalahan pada tesis ini terfokus pada suatu

pokok masalah, adapun pokok masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah prinsip-prinsip memberikan perlindungan hukum bagi Investor

dalam perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal?

2. Bagaimankah Praktek dan kegiatan yang dilarang Undang-undang dalam

perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal?

3. Bagaimanakah lembaga pengawas pasar modal memberikan perlindungan

hukum bagi investor dalam perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal?

C. Tujuan Penelitian

Faktor utama yang ingin dicapai oleh setiap pasar modal adalah adanya suatu

(31)

date. Dengan adanya informasi itu, para investor akan memperoleh gambaran

perusahaan-perusahaan yanggo publicdan keadaan pasar modal yang efisien, sangat

penting artinya bagi investor untuk mengambil keputusan investasi.

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan tersebut di atas, maka tujuan yang

ingin dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang memberikan perlindungan hukum

bagi investor dalam perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal.

2. Untuk mengetahui praktek dan kegiatan apa yang dilarang Undang-undang

dalam perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal.

3. Untuk mengetahui pengawasan yang dilakukan oleh lembaga pengawas pasar

modal dalam memberikan perlindungan hukum bagi investor dalam

perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya Ilmu Kenotariatan yang berkaitan dengan

Perlindungan Hukum terhadap Investor dalam perdagangan saham di pasar

modal.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi

(32)

yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan di pasar

sekunder/setelah listing di pasar modal sehingga dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk menanamkan modalnya di perusahaango public.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan di Perpustakaan Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara, ternyata penelitian dalam topik dan permasalahaan

tentang “Perlindungan Hukum bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah

Listing di Pasar Modal” belum pernah ada yang melakukan penelitian sebelumnya.

Meskipun ada penulis terdahulu melakukan penelitian tentang perlindungan

hukum Investor pasar modal, tetapi dalam hal ini berbeda materi penelitian dan

permasalahannya yaitu:

1. Aspek Hukum Perlindungan Investor Dalam Perdagangan Saham Bank Mandiri Menjelang Pasar Perdana

Oleh: Tama Ulinta Tarigan Nim : 027011082

2. Analisis Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal Dalam Upaya Perlindungan Terhadap Investor

Oleh: Nunung Handayani Nim : 057005015

Sehingga penelitian ini asli baik dari segi materi maupun metode pendekatan

dalam menganalisis bahan-bahan hukum primer, sekunder, dan tertier, sehingga

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka

(33)

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kerangka pemikiran/butir-butir pendapat, teori, tesis

mengenai sesuatu kasus atau permasalahan (problem), yang menjadi bahan

perbandingan, pegangan teoritis. Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan

mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetap merupakan suatu

abtraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan

pengalaman empiris. Artinya teori ilmu hukum merupakan suatu penjelasan rasional

yang bersesuaian dengan objek yang dijelaskan. Suatu penjelasan bagaimanapun

meyakinkan, tetap harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.24 Seiring dengan perkembangan masyarakat pada umumnya, peraturan hukum

juga mengalami perkembangan kontinuitas, perkembangan ilmu hukum senantiasa

bergantung pada unsur-unsur antara lain metodelogi, aktivitas penelitian, dan

imajinasi sosial dan juga sangat ditentukan oleh teori.25

Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik

atau proses tertentu terjadi, dan suatu teori harus diuji dengan menghadapinya pada

fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya.26

Adanya pasar modal diharapkan aktifitas perekonomian menjadi meningkat,

karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan perusahaan-perusahaan,

24

M. Solly Lubis, Filsapat Ilmu dan Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 1994), hal. 27 25

Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2005), hal.6

(34)

sehingga perusahaan dapat beroperasi dalam skala yang lebih besar dan pada

gilirannya akan memakmurkan masyarakat luas.

Suatu harga saham dalam pasar modal harus didasarkan adanya pernyataan

yang akurat dari manajemen perusahaan, artinya informasi itu tidak merupakan

pernyataan menyesatkan. Penyampaian pernyataan yang tidak akurat dapat

mengakibatkan pasar modal yang tidak efisien, maka keterbukaan informasi artinya

suatu informasi yang tidak mengandungmisrepresentationatauomission.27

Berdasarkan hal di atas, maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah teori

hipotesis pasar modal yang efisien (Efficiant Capital Market hyphotesis), yaitu suatu

teori yang berkaitan dengan informasi yang mempengaruhi harga saham.

Pada mulanya teori ini muncul dalam literatur ekonomi dan kemudian

menjadi alat bagi ahli hukum serta menjadi bahan untuk membuat opini hukum.

Karena tidak adanya suatu penjelasan yang sama mengenai pasar yang efisien,

menjadi persoalan serius para hakim, ahli hukum dan pembuat peraturan, dan

memakai pendekatan Efficiant Capital Market hyphotesis (ECMH) sebagai dasar

kebijakan dalam pengaturan.28

Efficiant Capital Market hyphotesisterdiri dari dua tipe, yaitu :

a. The semistrong efficient market hypothesis dinyatakan bahwa pasar yang effisien terdiri dari informasi publik yang relevan yang merefleksikan harga.

27

Bismar Nasution,Op.Cit, hal. 13 28

Ronald J. Gilson dan Reiner H. Kraakman, “The Mechanisms of Market Efficiency”

(35)

b. The strongly efficient market hypothesis dinyatakan bahwa tidak hanya informasi publik yang relevan yang mempengaruhi harga saham, tetapi juga informasi apa saja yang merefleksikan harga saham.29

Informasi yang sangat penting di dalam perkembangan pasar modal, adalah

penegakan hukum prinsip keterbukaan harus sejalan dengan yang diinginkan hukum

pasar modal. Dalam pasar modal, prinsip keterbukaan dalam hal perlindungan

investor oleh perusahaan publik atau emiten wajib disampaikan kepada investor

sepanjang masalah-masalah tersebut mengandung fakta material. Oleh karena itu, dari

penjelasan di atas perlu didekati dengan teori mengenai standar penentuan fakta

material, sehingga investor dapat memutuskan dengan fakta tersebut untuk membeli

atau menjual saham yang dimilikinya.30

Dengan kata lain, bahwa efisiensi pasar modal berkaitan dengan kepercayaan

investor terhadap emiten. Informasi yang ada di Pasar Modal mempengaruhi

kepercayaan terhadap investor yang membutuhkan efisiensi pasar modal.31 Jika tingkat efisiensi pasar modal ditentukan oleh ketersediaan informasi, maka dapat

dikatakan bahwa pasar modal di negara maju relatif lebih efisien dari negara yang

berkembang, sebab di negara-negara maju memiliki teknologi informasi yang lebih

maju dibandingkan dengan negara yang berkembang.

Masalah pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam mekanisme pasar modal

Indonesia perlu diatasi, oleh karena masalah tersebut menjadi penghambat

29

Marvin G. Pickholz dan Edwar B. Horahan III, “The SEC’s Version of The Efficient Market Theory and its Impact on Securities Law Liabilities, “Washington and Lee Law Review, (Vol.39.1982), hal.943 dalam Bismar Nasution,Op.Cit, hal.15

30

Bismar Nasution, Ibid, hal. 16

(36)

pelaksanaan prinsip keterbukaan, yang pada gilirannya membuat pelaku pasar modal

sulit memperoleh informasi yang mengandung nilai akurat. Masalah pelaksanaan

prinsip keterbukaan berpusat pada konsep fakta material yang masih membutuhkan

pengembangan.32

Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan (disclosure) termasuk juga

adanya pernyaataan yang menyesatkan, sebab adanya misrepresentation atau

pernyataan dengan membuat penghilangan (omission) fakta material, baik dalam

dokumen-dokumen penawaran umum maupun dalam perdagangan saham.

Pernyataan-pernyataan demikian menciptakan gambaran yang salah tentang kualitas

emiten, manajemen, dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu, peraturan

pelaksanaan prinsip keterbukaan (disclosure) membuat larangan atas perbuatan

misrepresentationdanomission.33

2. Kerangka Konsepsi

Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-lain,

seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep

merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep

adalah suatu kontruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang

berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis.34

32

Bismar Nasution,Op.Cit, hal 176 33 Ibid,

hal.73

(37)

Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian

yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.35 Dalam pemberian suatu konsep atau pengertian merupakan salah satu unsur pokok yang penting dalam suatu

penelitian hukum, sehingga untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau salah

tafsir dan pemahaman yang berbeda mengenai tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian ini. Pentingnya defenisi profesional adalah untuk menghindari perbedaan

pengertian dan penafsiran mendua (dubius) dari suatu istilah yang dipakai.36

Maka perlu dikemukakan beberapa konsep yang menjadi pegangan dalam

proses penelitian, yaitu :

1. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap

individu ataupun institusi guna melindunginya atas investasi yang

dilakukannya dalam pembelian saham di pasar sekunder berdasarkan

Undang-undang ataupun peraturan-peraturan yang berlaku di pasar modal.

2. Investor adalah individu atau institusi yang melakukan investasi dalam

pembelian saham di pasar sekunder pada pasar modal.

3. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.37

4. Saham adalah indikasi kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya.

5. Pasar Modal (capital market) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan

Penawaran Umum dan perdagangan efek, perusahaan publik, yang berkaitan

35

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Sesuatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 7

36

(38)

dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan

dengan efek.38

6. Listingadalah pencatatan saham ke Bursa

7. Pasar sekunder (Secondary Market) adalah perdagangan saham di bursa,

dimana harga saham akan fluktuatif berdasarkan kekuatan penawaran dan

permintaan,

8. Efek adalah surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga

komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak

investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.39 9. Informasi Fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan

mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga

saham pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau

pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.40

10. Teori Hipotesis Pasar Modal yang Efisien (Efficiant Capital Market

hyphotesis), adalah suatu teori yang berkaitan dengan informasi publik yang

dapat mempengaruhi harga saham. Suatu harga saham dalam pasar modal

harus didasarkan adanya pernyataan yang akurat dari manajemen perusahaan,

artinya informasi itu tidak merupakan pernyataan menyesatkan. Pernyataan

yang tidak akurat dapat mengakibatkan pasar modal tidak efisien, maka

38

Lihat pasal 1 ayat 13 Undang-Undang Pasar Modal 39

(39)

keterbukaan informasi artinya suatu informasi yang tidak mengandung

misrepresentationatauomission.41

11. Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,

perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang Pasar

Modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat

seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat

berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau

harga dari efek tersebut.42

12.Good Corporate Governance adalah Peraturan yang mengatur hubungan

antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan

eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau

dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuannya

adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang

berkepentingan (stakeholders).43

13.Insider Trading adalah praktek yang terjadi apabila seorang membeli atau

menjual saham berdasarkan informasi dari orang dalam yang tidak publik

sifatnya. Posisi investor yang memperoleh informasi dari orang dalam

tersebut lebih baik dibandingkan dengan investor lain dalam perdagangan

saham. Ia melakukan perdagangan saham yang tidak fair, sebab praktek

41

Bismar Nasution,Op.Cit, hal. 13 42

(40)

insider trading menciptakan distorsi pada harga saham, karena harga saham

tersebut tidak direfleksikan berdasarkan informasi pasar yang efisien.44

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis

penelitian tesis yang digunakan untuk mengkaji penulisan ini adalah penelitian

yuridis normatif. Pemilihan jenis penelitian ini mengingat telaah terhadap

permasalahan penulisan ini bersumber pada materi peraturan perUndang-undangan,

teori-teori, serta konsep yang berhubungan dengan aspek hukum pasar modal.

Beranjak dari jenis penelitian tersebut, diharapkan dapat memperoleh suatu prinsip

yang jelas dengan memberikan perlindungan hukum bagi investor dalam transaksi

saham di pasar modal.

2. Sumber Data Penelitian

Dalam penulisan ini, bahan hukum yang dijadikan sebagai rujukan adalah

menggunakan data sekunder, antara lain:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoriatif artinya

mempunyai otoritas. Bahan hukum yang menpunyai kekuatan yang

mengikat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu berupa

Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Peraturan

(41)

LK, Serta peraturan lainnya yang ada kaitannya dengan penulisan materi

yang akan dibahas dalam penelitian ini.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberi penjelasan

terhadap bahan hukum primer yaitu buku-buku ilmu hukum, tesis,

disertasi, jurnal hukum, laporan hukum makalah dan media cetak atau

elektronik.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberi penjelasan dan

petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang

relevan untuk melengkapi data dalam penulisan penelitian ini, yaitu kamus

umum, kamus hukum, majalah, internet, serta bahan-bahan diluar bidang

hukum yang berkaitan dengan penulisan tesis ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan adalah

dengan penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini, penelitian

kepustakaan bertujuan untuk menghimpun data-data yang berasal dari buku-buku,

peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah maupun majalah-majalah yang

berhubungan dengan permasalahan penelitian yang diteliti. Dan penelitian dengan

pendekatan konseptual perundang-undangan (conceptual approach) yaitu dengan

(42)

pasar modal khususnya Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

dan kasus-kasus yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat.

4. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan studi dokumen, yaitu dengan mempelajari serta menganalisa bahan

pustaka (data sekunder).

5. Analisa Data

Penelitian ini menggunakan analisa kualitatif, yaitu melakukan analisis

terhadap peraturan-peraturan dan bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan

masalah dibahas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dengan cara:

a. Menginterprestasikan semua peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan masalah yang dibahas.

b. Menelaah dan menilai bahan hukum yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

c. Mengevaluasi perundang-undangan yang berhubungan masalah yang dibahas dalam tesis ini.

Dengan demikian kegiatan analisis ini diharapkan akan dapat memberikan

kesimpulan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang benar dan akurat

(43)

BAB II

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SETELAHLISTINGDI PASAR MODAL

A. Perdagangan Saham SetelahListingDi Pasar Modal

Listing merupakan tahap akhir dari rangkaian proses go publik (penawaran

umum). Setelahlistingdilaksanakan, saham milik emiten masuk ke pasar sekunder

dan harga saham yang diperdagangkan ditentukan oleh mekanisme pasar. Secara

rata-rata harga saham pada pasar sekunder lebih tinggi 10 % (sepuluh persen) di banding

harga saham yang dijual penjamin emisi di pasar perdana. Harga saham di pasar

perdana selalu undervalue dari harga saham di pasar sekunder, sehingga ada

anggapan pasar perdana tidak effisien.45

Warrant E. Buffet pimpinanBerkshire Hathaway, Incmengatakan:

”Seorang investor yang pintar dalam perdagangan saham melihat keuntungan yang lebih baik di pasar sekunder dibandingkan dengan membeli saham di pasar perdana. Menurutnya, pasar perdana masih dikontrol stakeholder

perusahaan, yang biasanya memilih waktu saat melakukan penawaran. Apabila pasar sedang tidak baik, mereka akan menangguhkan penawarannya. Dapat dipahami bahwa disini penjualan saham tidak melalui proses tawar-menawar, tetapi sesungguhnya yang menjadi kontrol stakeholder adalah menjual saham dalam keadaan menguntungkan. Dapat dilihat sesungguhnya pasar yang effisien terdapat pada pasar sekunder. Oleh sebab itu, keterbukan pada pasar sekunder ini sangat dominan dan krusial dalam menentukan harga saham.46

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari,

harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.

Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas

45

Bismar Nasution,Op. cit,hal.151-152

(44)

saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk olehsupplydandemandatas

saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor,

baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut seperti mengenai kinerja perusahaan,

maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan

faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

Selain itu suatu informasi atau fakta material emiten merupakan suatu komponen

yang harus disampaikan emiten kepada publik guna mendukung prinsip keterbukaan

sebagai prinsip pokok dalam pasar modal untuk menciptakan pasar yang likuid dan

efesien. Pasar modal dikatakan likuid jika investor dapat menjual saham dengan

cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham mencerminkan nilai dari

perusahaan secara akurat.47 .

Pengertian pasar sekunder ini adalah karena yang melakukan perdagangan

adalah para pemegang saham dan calon pemegang saham. Dana yang berputar

dipasar sekunder tidak lagi mengalir kedalam perusahaan yang menerbitkan saham,

tetapi berpindah dari pemegang saham yang satu ke pemegang saham yang lain

(resale).48 Dana tersebut bersifat tetap karena setiap kegiatan jual beli saham perusahaan pada pasar sekunder tidak akan mengganggu likuiditas perusahaan.

Perdagangan saham terutama hanya dilakukan diantara investor sebagai pihak

pembeli dan penjual saham melalui kegiatan para pialang.

47

Jogiyanto H.M,Op. Cit, hal.16 48

(45)

Dalam pedagangan ini emiten tidak lagi berkepentingan dalam naik dan

turunnya harga saham, karena naik dan turunnya harga saham adalah kepentingan

investor yang melakukan jual-beli atas saham tersebut. Emiten hanya berkewajiban

mengelola usahanya dengan baik dalam menjalankan kewajibannya sebagai emiten,

yang tentunya akan berdampak pada harga saham emiten tersebut. Harga saham akan

dipengaruhi oleh kinerja emiten, tetapi bukan karena adanya campur tangan emiten di

pasar. Tetapi pasarlah yang menentukan harga saham tersebut. Dan salah satu

komponen pasar tersebut adalah informasi yang harus secara terus menerus

disampaikan emiten mengenai kegiatan usahanya. Informasi tersebut harus

merupakan informasiup to dateguna melindungi investasi investor di pasar modal.

Pencatatan (listing) suatu saham bukanlah merupakan suatu kewajiban bagi

emiten yang melakukan penawaran umum. Tetapi pencatatan saham di bursa

memberikan keuntungan bagi pemegang saham (investor). Keuntungan tersebut

adalah kemudahan untuk bertransaksi sehingga memberikan likuiditas atas saham

tersebut. Sehingga investor akan dengan mudah menjual saham yang dimilikinya

untuk mendapatkan dana atau membeli suatu saham untuk berinvestasi. Selain itu,

saham yang dicatatkan di bursa akan memberikan “status” tersendiri bagi saham dan

emiten yang menerbitkannya. Emiten yang tercatat di bursa selalu dilihat sebagai

perusahaan yang maju, bonafit, dan perusahaan dengan pengelolaan yang baik.

Emiten yang tercatat (listing) di bursa tidak saja harus tunduk kepada peraturan yang

dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK, tetapi juga harus tunduk kepada peraturan yang

(46)

itu, jika tidak dipatuhinya sebagian saja aturan pencatatan yang diterapkan oleh bursa

efek dapat mengakibatkan emiten tersebut dikeluarkan dari pencatatan (delisting).49 Dengan dikeluarkannya dari pencatatan (delisting) ini tentunya saja akan merugikan

investor yang membeli saham dan emiten yang yang menerbitkan saham tersebut.

1. Laporan Keuangan Secara Berkala

Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif mempunyai

kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada BAPEPAM-LK

dan mengumumkanya kepada investor. Laporan keuangan ini terdiri dari Laporan

Tahunan dan Laporan tiap Semester. Dengan laporan keuangan berkala ini

BAPEPAM-LK melakukan fungsi pengawasan dengan terus memonitor kesehatan

keuangan emiten. Laporan keuangan secara berkala penting bagi investor, mengingat

laporan ini terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas,

catatan atas laporan keuangan dan lain-lain. Berdasarkan laporan-laporan tersebut

dapat disusun evaluasi untukcash flow yang akan datang dan selanjutnya membuat

estimilasi nilai saham. Laporan keuangan harus mengandung informasi yang akurat

dan dapat diperkirakan (predictability) sehingga menjamin dana itu bergerak kepada

mereka yang bisa menggunakannya lebih efektif.

Namun, pelaksanaan laporan keungan secara berkala di pasar modal Indonesia

belum memadai sebagaimana yang diharapkan, sebab masih banyak emiten yang

terlambat dan belum menyampaikan laporan secara berkala kepada BAPEPAM-LK.

(47)

Keterlambatan atas penyampaian laporan tersebut merupakan pelanggaran prinsip

keterbukaan. Pelanggaran tersebut diancam dengan sanksi administratif berupa denda

berdasarkan ketentuan pasal 63 butir e Peraturan Pemerintah Nomor 45Tahun 1995

tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.50

2. Keterbukaan Mengenai Adanya Fakta Material Baru

Peristiwa-peristiwa lain yang dapat mempengaruhi harga saham harus segera

dilaporkan paling lambat 2 hari kerja.51 Peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham umpamanya, kebakaran, pemogokan, penutupan

perusahaan dan pencemaran lingkungan hidup. Peristiwa lainnya berkenaan tender

offer,52 merjer53 atau peleburan (consolidation) dan akuisisi54 perusahaan, harus diinformasikan kepada investor karena tindakan tersebut termasuk fakta material.55

Sebagaimana kita ketahui dalam rangka penggabungan dan peleburan usaha

Perseroan Terbatas, akan ada konversi atas saham masing-masing perusahaan yang

akan melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha tersebut. Dalam

pelaksanaan penggabungan dan peleburan mengharuskan pemegang saham untuk

50

Bismar Nasution,Op. cit, hal. 152-153 51

Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-86/PM/1996. Peraturan No. X.K.1 mengenai Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik.

52 Tender offer

(penawaran tender) penawaran untuk membeli saham suatu perseroan, biasanya pada suatu premi diatas harga pasar saham dengan pembayaran tunai, sekuritas atau keduanya. Hal ini sering dilakukan dengan tujuan untuk menguasai perusahaan sasaran.

53

Merjer adalah gabungan dari dua atau lebih perusahaan untuk membentuk suatu badan usaha baru.

54

Akuisisi adalah tindakan untuk membeli atau pengambilalihan perusahaan lain. 55

(48)

untuk melakukan penukaran/konversi atas saham yang dimilikinya menjadi saham

perusahaan ke dalam perusahaan tersebut menggabungkan dirinya, atau menjadi

pemegang saham perusahaan hasil peleburan. Penukaran/konversi saham ini tidak

lain adalah “membeli” atau tepatnya menukarkan saham satu perusahaan dengan

dengan menggunakan saham perusahaan lainnya, Oleh karena itu untuk memenuhi

prinsip-prinsip keterbukaan mewajibkan emiten atau perusahaan publik untuk

menyampaikan pernyataan penggabungan usaha kepada BAPPEPAM–LK dan

melaporkan kepada publik.56 Ini harus diinformasikan kepada investor karena tindakan tersebut termasuk fakta material.

3. Adanya Perbuatan Yang Menyesatkan

Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan (disclosure) termasuk juga

adanya pernyaataan yang menyesatkan, sebab adanya misrepresentation atau

pernyataan dengan membuat penghilangan (omission) fakta material, baik dalam

dokumen-dokumen penawaran umum maupun dalam perdagangan saham.

Pernyataan-pernyataan demikian menciptakan gambaran yang salah tentang kualitas

emiten, manajemen, dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu, peraturan

pelaksanaan prinsip keterbukaan (disclosure) membuat larangan atas perbuatan

misrepresentationdanomission.57

56

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pameran ini secara khusus, Widi membangun ruang pamer sebagai implementasi dari satu titik penting dalam situs hidupnya yang panjang.. Berbeda dengan pameran-pameran

• Dalam segitiga pendidikan, anak adalah subjek yang memiliki kekuatan yang unik dan tugas orang tua serta guru adalah melihat sisi kekuatan siswa kemudian mengaktualisasikannya

10 Tanggapan siswa mengenai apakah mereka dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode

Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi

Transkripsi hasil wawancara merupakan proses yang dilakukan oleh peneliti untuk merubah hasil wawancara dengan informan dalam bentuk audio-file ke dalam bentuk tulisan

Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan yaitu : a) Usia, wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, b) Paritas

Untuk penentuan model isoterm adsorpsi logam Fe (II) pada karbon aktif dari ampas tebu, data yang diperoleh pada percobaan 2.1.3 diolah dengan ketentuan

Tingkat bunga yang ekuivalen dengan satu kontrak keuangan yangmemenuhi tiga syarat : Jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar