PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM
PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING
DI PASAR MODAL
TESIS
Oleh:
A L K A M R A
097011049/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM
PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING
DI PASAR MODAL
TESIS
Diajukan untuk memperoleh Gelar Magister Kenotariatan dalam
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
A L K A M R A
097011049/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING DI PASAR MODAL
Nama Mahasiswa : Alkamra
Nomor Pokok : 097011049
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH)
Pembimbing Pembimbing
(Prof. Dr. Sunarmi, SH, MHum) (Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 27 Oktober 2011
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH
Anggota : 1. Prof. Dr. Sunarmi, SH, MHum
2. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
ABSTRAK
Merupakan suatu kewajiban bagi emiten atau perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya (listing) di pasar modal untuk tunduk kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Dan harus selalu aktif untuk menginformasikan tentang suatu fakta yang material mengenai kegiatan usahanya atau sahamnya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan investor terhadap harga saham perusahaan tersebut, serta melaporkannya kepada BAPEPAM-LK dan menginformasikannya kepada publik selambat-lambatnya pada hari kerja ke 2 (dua) setelah peristiwa tersebut. Tujuannya untuk memelihara kepercayaan investor terhadap mekanisme pasar dan membentuk suatu penilaian (judgment) terhadap keputusan investasi dari investor.
Dengan metode penelitian bersifat Deskriftif Analitis, dan pendekatan Yuridis Normatif, perolehan data bersumber dari materi peraturan perUndang-undangan, teori-teori, serta konsep yang berhubungan dengan aspek hukum pasar modal. Untuk dapat menjawab suatu penelitian tentang Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing Di Pasar Modal.
Keterbukaan di pasar modal selain untuk kepentingan perlindungan hukum investor, tetapi juga dapat menjadi suatu instrument yuridis bagi upaya membangun perusahaan yang sehat dengan pengelolaan yang baik. Corporate governance yang tidak sehat menimbulkan godaan penyalahgunaan jabatan Dewan Pengurus dan manajemen perusahaan yang lemah etika bisnis dan moralnya, dari praktek dan kegiatan yang dilarang dalam perdagangan saham di pasar sekunder, yaitu: penipuan, manipulasi pasar daninsider trading. Dimana seluruh kegiatan tersebut diatur dalam pasal 90 sampai dengan pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal.
Pengawasan Pasar Modal yang di laksanakan BAPEPAM-LK harus independen dalam menjalankan fungsinya dengan objektif jauh dari tekanan politik maupun kepentingan pihak-pihak lainnya dalam melindungi kepentingan investor, dari praktek dan kegiatan yang dilarang Undang-undang tersebut. Dengan suspend
Bursa Efek Indonesia merupakan kerangka hukum dalam bentuk sebuah kebijakan yang diambil oleh otoritas Bursa Efek yang diharapkan dapat mengurangi kepanikan investor dan mengkondusifkan pasar guna melindungi investasi investor dalam perdagangan saham di pasar modal.
ABSTRACT
It is the responsibility of issuers or companies that list their shares (listing) in the capital market to be subject to Law No.8/1995 on Capital Market. They have to actively inform their material facts concerning their business activities or their shares which can influence investors’ decision in determining their stock price, report them to BAPEPAM-LK, and inform them to public in two workdays at the latest after the activities take place. The aim of these activities is to keep the investors’ confidence in the market mechanism and to establish a judgment in the investors’ decision to invest. This research used descriptive analytic method with judicial normative approach. The data were obtained from the legal provisions, theories, and concepts which were related to the legal aspects of capital market in order to answer the problems of the study on legal protection for investors in the stock trading after listing in the Capital Market.
The openness of capital market is not only for the sake of legal protection for the investors, but can also be the judicial instrument for establishing a healthy and good managerial company. Unhealthy corporate governance will cause the abuse of power of the Managing Board, and the frail business ethics and moral of the company’s management. Any practice and activity which are prohibited in stock trading at the secondary market are fraud, market manipulation, and insider trading. All these activities are stipulated in Article 90 up to Article 95 of Law on Capital Markets.
The supervision of Capital Market conducted by BAPEPAM-LK has to be independent in implementing its objective function which is far from political pressure or other parties’ interest, in order to protect the investors’ interest from any practice and activity which are prohibited by the law. The suspending of the Indonesian Stock Exchange constitutes the legal framework in establishing the policy taken by the stock exchange authority; this action is expected to reduce the investors’ panic and to stabilize the market in order to protect the investors’ investment in stock trading in the capital market.
Keywords: Legal Protection, Disclosure, Material Facts and Capital Market
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, dengan mengkaruniakan kesehatan dan
kelapangan berfikir kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan
tesis ini dengan judul ”PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM
PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING DIPASAR MODAL”, guna
memenuhi syarat memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini masih belum sempurna, Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan tesis ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan
moril maupun materil yang berupa petunjuk dan nasehat dari berbagai pihak.
Penulis pertama kali ingin mengucapkan terima kasih yang tak terbalas
kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis
hingga dewasa, serta dukungan dari istri tercinta dan anak-anak tersayang menjadi
inspirasi penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Program
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultasa Hukum
Universitas Sumatera Utara, serta Dosen Staff Pengajar Program Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti proses
perkuliahan.
3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Yamin, SH, M.S, CN selaku Ketua Program
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan juga
selaku Komisi Penguji yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan arahan
dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH selaku Komisi Pembimbing Utama
yang telah memberikan bimbingan, dukungan serta kritik dari awal penelitian ini,
sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.
5. Ibu Prof. Dr. Sunarmi, SH, M.Hum selaku Komisi Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, dukungan serta kritik dari awal penelitian ini, sampai
akhirnya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.
6. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum selaku Sekretaris Program
Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus
Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dukungan serta kritik
dari awal penelitian ini, sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan.
7. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum selaku Komisi Penguji yang telah
8. Para Guru Besar serta seluruh Dosen Staff Pengajar Program Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama mengikuti proses
perkuliahan.
9. Seluruh Rekan Staff dan Pegawai Sekretariat Program Studi Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas bantuan dan
informasi yang diberikan kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.
10. Rekan-rekan Magister Kenotariatan angkatan 2009 yang tak dapat disebutkan
satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi ini.
11. Seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu studi
penulis serta penulisan tesis ini.
Akhirnya penulis mengharapkan agar tesis ini dapat bermanfaat bagi dunia
pendidikan dan pengembangan keilmuan terutama dalam memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan hukum dimasa mendatang.
Semoga segala bantuan dan dukungan dari semua pihak yang tidak mungkin
penulis balas, mendapat balasan dari Allah SWT dengan segala rahmat dan
hidayahNya. Amin.
Medan, Oktober 2011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Alkamra
Tempat/Tanggal lahir : Medan/ 21 November 1971
Alamat : Jl. Pelajar No. 73 Medan
Jenis Kelamin : Pria
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : (Alm). H. ST. Max Alva
Nama Ibu : (Alm). Hj. Rosna
III.PENDIDIKAN
SD Taman Siswa Medan : Tamat Tahun 1984
SMP Negeri XI Medan : Tamat Tahun 1987
SMA Taman Siswa Medan : Tamat Tahun 1990
S1 Fakultas Hukum UMA : Tamat Tahun 2001
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... vi
DAFTAR ISI... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang... 1
B. Perumusan Masalah ... 15
C. Tujuan Penelitian ... 15
D. Manfaat Penelitian ... 16
E. Keaslian Penelitian... 17
F. Kerangka Teori Dan Konsepsi ... 18
1. Kerangka Teori ... 18
2. Kerangka Konsepsi ... 21
G. Metode Penelitian... 25
1. Jenis Penelitian... 25
2. Sumber Data Penelitian... 25
3. Teknik Pengumpulan Data... 26
4. Alat Pengumpulan Data ... 27
5. Analisa Data ... 27
BAB II PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SETELAH LISTING DI PASAR MODAL ... 28
A. Perdagangan Saham SetelahListingdi Pasar Modal ... 28
1. Laporan Keuangan Secara Berkala ... 31
3. Adanya Perbuatan Yang Menyesatkan .. ... 33
B. Penentuan Fakta Material Dan Prinsip Keterbukaan Di Pasar Sekunder ... 35
1. Penentuan Fakta Material Dalam Mempengaruhi Harga Saham di Pasar Sekunder... 35
2. Peristiwa Material Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder ... 41
3. Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder... 45
C. Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder ... 47
1. Prinsip Keterbukaan Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Bagi Investor ... 48
a. Keterbukaan Dalam Pemutakhiran Informasi... 50
b. Keterbukaan Tentang Rahasia Dagang ... 52
c. Keterbukaan Dalam Tugas Direksi ... 53
d. Keterbukaan Oleh Pemegang Saham Tertentu ... 54
e. Keterbukaan Lembaga-Lembaga Pasar Modal ... 55
f. Unsur Prinsip Keterbukaan Harus Serentak Cepat dan Lengkap ... 56
2. Prinsip Good Corporate Governance Memberikan Perlindungan Hukum Bagi Investor ... 58
D. Peran Para Pelaku Pasar Modal Dalam Perdagangan Saham Di Pasar Sekunder ... 64
1. Investor... 64
2. Emiten ... 66
3. BAPEPAM-LK ... 68
4. Bursa Efek... 69
5. Lembaga Kliring Dan Penjamin ... 70
6. Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian ... 70
7. Perusahaan Efek ... 71
9. Penasehat Investasi ... 72
10. Profesi Penunjang Pasar Modal ... 73
BAB III PRAKTEK DAN KEGIATAN YANG DILARANG DALAM PERDAGANGAN SAHAM DI PASAR SEKUNDER... 76
A. Penipuan ... 77
B. Manipulasi Pasar... 83
C. Insiders Trading... 92
BAB IV PENGAWASAN LEMBAGA PASAR MODAL UNTUK MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM DI PASAR SEKUNDER... 100
A. Pengawasan BAPEPAM-LK ... 100
1. Pemeriksaan ... 103
2. Penyidikan... 106
3. Pengenaan Sanksi Administratif ... 108
B. Pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 118
A. Kesimpulan... 118
B. Saran... ... 120
ABSTRAK
Merupakan suatu kewajiban bagi emiten atau perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya (listing) di pasar modal untuk tunduk kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Dan harus selalu aktif untuk menginformasikan tentang suatu fakta yang material mengenai kegiatan usahanya atau sahamnya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan investor terhadap harga saham perusahaan tersebut, serta melaporkannya kepada BAPEPAM-LK dan menginformasikannya kepada publik selambat-lambatnya pada hari kerja ke 2 (dua) setelah peristiwa tersebut. Tujuannya untuk memelihara kepercayaan investor terhadap mekanisme pasar dan membentuk suatu penilaian (judgment) terhadap keputusan investasi dari investor.
Dengan metode penelitian bersifat Deskriftif Analitis, dan pendekatan Yuridis Normatif, perolehan data bersumber dari materi peraturan perUndang-undangan, teori-teori, serta konsep yang berhubungan dengan aspek hukum pasar modal. Untuk dapat menjawab suatu penelitian tentang Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing Di Pasar Modal.
Keterbukaan di pasar modal selain untuk kepentingan perlindungan hukum investor, tetapi juga dapat menjadi suatu instrument yuridis bagi upaya membangun perusahaan yang sehat dengan pengelolaan yang baik. Corporate governance yang tidak sehat menimbulkan godaan penyalahgunaan jabatan Dewan Pengurus dan manajemen perusahaan yang lemah etika bisnis dan moralnya, dari praktek dan kegiatan yang dilarang dalam perdagangan saham di pasar sekunder, yaitu: penipuan, manipulasi pasar daninsider trading. Dimana seluruh kegiatan tersebut diatur dalam pasal 90 sampai dengan pasal 95 Undang-Undang Pasar Modal.
Pengawasan Pasar Modal yang di laksanakan BAPEPAM-LK harus independen dalam menjalankan fungsinya dengan objektif jauh dari tekanan politik maupun kepentingan pihak-pihak lainnya dalam melindungi kepentingan investor, dari praktek dan kegiatan yang dilarang Undang-undang tersebut. Dengan suspend
Bursa Efek Indonesia merupakan kerangka hukum dalam bentuk sebuah kebijakan yang diambil oleh otoritas Bursa Efek yang diharapkan dapat mengurangi kepanikan investor dan mengkondusifkan pasar guna melindungi investasi investor dalam perdagangan saham di pasar modal.
ABSTRACT
It is the responsibility of issuers or companies that list their shares (listing) in the capital market to be subject to Law No.8/1995 on Capital Market. They have to actively inform their material facts concerning their business activities or their shares which can influence investors’ decision in determining their stock price, report them to BAPEPAM-LK, and inform them to public in two workdays at the latest after the activities take place. The aim of these activities is to keep the investors’ confidence in the market mechanism and to establish a judgment in the investors’ decision to invest. This research used descriptive analytic method with judicial normative approach. The data were obtained from the legal provisions, theories, and concepts which were related to the legal aspects of capital market in order to answer the problems of the study on legal protection for investors in the stock trading after listing in the Capital Market.
The openness of capital market is not only for the sake of legal protection for the investors, but can also be the judicial instrument for establishing a healthy and good managerial company. Unhealthy corporate governance will cause the abuse of power of the Managing Board, and the frail business ethics and moral of the company’s management. Any practice and activity which are prohibited in stock trading at the secondary market are fraud, market manipulation, and insider trading. All these activities are stipulated in Article 90 up to Article 95 of Law on Capital Markets.
The supervision of Capital Market conducted by BAPEPAM-LK has to be independent in implementing its objective function which is far from political pressure or other parties’ interest, in order to protect the investors’ interest from any practice and activity which are prohibited by the law. The suspending of the Indonesian Stock Exchange constitutes the legal framework in establishing the policy taken by the stock exchange authority; this action is expected to reduce the investors’ panic and to stabilize the market in order to protect the investors’ investment in stock trading in the capital market.
Keywords: Legal Protection, Disclosure, Material Facts and Capital Market
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis moneter yang melanda pada tahun 1997 telah melumpuhkan kegiatan
perekonomian Indonesia. Jatuhnya harga saham dipasar modal yang ditandai dengan
merosotnya indeks harga saham gabungan (IHSG) pada titik terendah pasar modal
Indonesia, dapat dilihat dari pergerakan harga saham dalam transaksi perdagangan
yang sangat fluktuatif difloordengan banyaknyasuspend1yang dilakukan oleh bursa efek akibat tekanan jual dari para investor yang panik (panic selling).
Pada pasar uang (money market) terjadi hal sebaliknya, dimana akibat dari
serbuan dan gencarnya pihak-pihak yang memburu dolar Amerika Serikat (aksi
spekulasi) membuat nilai tukar Rupiah merosot tajam terhadap mata uang dolar. Suku
bunga rupiah yang tinggi dan pinjaman dalam mata uang asing yang relatif murah
dan mudah, membuat banyaknya para pengusaha Indonesia melakukan pinjaman
kepada pihak asing, yang akhirnya berimbas dengan terkoreksinya rupiah terhadap
dolar dan sejalan dengan jatuh tempo utang luar negeri swasta jangka pendek dan
1
suspend adalah Penghentian sementara perdagangan suatu saham di Bursa Efek. Penghentian ini keputusan Bursa dalam rangka memberikan perlindungan kepada investor atau dapat pula karena pengenaan sanksi oleh Bursa Efek kepada suatu Emiten. Suspend dapat berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Investor baru dapat memperdagangkan kembali jika Bursa Efek mencabut status penghentian tersebut (unsuspend). dari: Mohamad Hendra, Suspend
menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak
tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo tersebut beserta
bunganya, yang berakibat banyak perusahaan bangkrut dan meningkatnya jumlah
pekerja yang menganggur. Kelemahan struktural seperti peraturan perdagangan
domestik yang kaku dan berlarut-larut, monopoli impor yang menyebabkan kegiatan
ekonomi tidak efisien dan kompetitif, juga ketidakpastian politik, pada saat yang
bersamaan kurangnya transparansi dan kurangnya data informasi menimbulkan
ketidakpastian dan krisis kepercayaan pada para pelaku pasar investasi, terutama
investor pasar modal pada waktu itu.
Banyak kalangan yang kurang menyadari bahwa Indonesia telah memiliki
pasar modal sejak tahun 1912, dimana dalam proses perkembangannya mengalami
pasang surut sesuai dengan perkembangan sejarah bangsa selama ini. Kegiatan pasar
modal pernah ditutup pada tahun 1942 ( masa perang dunia kedua) dan mengalami
kevakuman sampai tahun 1977, sebelum kemudian pemerintah Orde Baru
mengaktifkannya kembali. Sejak pasar modal Indonesia diaktifkan kembali pada
Agustus 1977, aktifitasnya sangat fluktuatif.2
Keputusan Presiden Republik Indonesia pada tahun 1977 melalui Departemen
Keuangan Indonesia mendirikan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), yang
berperan melaksanakan kegiatan di pasar modal dan juga meregulasi kegiatan pasar
modal. Peranan ganda yang dilakukan BAPEPAM yaitu melaksanakan dan
meregulasi dianggap menimbulkan konflik, karena badan ini dianggap meregulasi
pelaksanaan dirinya sendiri.
Oleh karena itu pada tahun 1990 melalui Keputusan Presiden No. 53 tahun
1990 mengubah Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal yang fungsinya hanya sebagai pembuat regulasi, pengordinasi semua bursa
pasar modal yang ada di Indonesia dan sebagai pengawas jalannya pasar modal.3 Penggabungan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Direktorat
Jenderal Lembaga Keuangan (selanjutnya disingkat BAPEPAM-LK) adalah sebuah
lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas membina,
mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan.4 Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana atau pihak yang akan
menginvestasikan dananya (investor) dan pihak yang memerlukan dana misalnya
perusahaan (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki
kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh
imbalan atau tingkat keuntungan tertentu (return), sedangkan pihak pihak perusahaan
3
Fungsi dari Bapepam adalah sama dengan Securities and Exchange Commission (SEC) di Amerika Serikat. Yang didirikan pada tahun1934 oleh kongres Amerika Serikat, tujuannya sebagai pembuat regulasi pasar saham untuk melindungi investor seperti mengharuskan sekuritas baru yang akan dijual ke publik untuk mendaftarkan di SEC. dalam Jogianto H.M,Teori Portofolio dan Analisa Investasi Edisi 3,(Yogyakarta : BPFE, 2003), hal. 50
4
dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus
menunggu ketersedian dana dari hasil operasi perusahaan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan menjual sebagian dari kepemilikan atas perusahaan, penjualan atas
kepemilikan dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan penjualan
sebagian dari saham yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk efek kepada
masyarakat luas dalam hal ini disebut investor atau pemodal, hal ini dikenal dengan
istilah Penawaran Umum (Go Public).5 Sedangkan tempat penawaran atau penjualan dana biasa dilaksanakan dalam suatu lembaga resmi yang disebut “bursa efek”.6
Menurut pasal 1 angka 4 Undang Undang Pasar Modal (UUPM):
“Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantara mereka”7.
Kegiatan bursa efek sekurang-kurangnya harus meliputi kegiatan-kegiatan
pemberian jasa sebagai berikut:8
1. Menyediakan informasi pasar, seperti fluktuasi harga, volume perdagangan, dan informasi penting lainnya terhadap emiten.
2. Membuat aturan main yang dikenal sebagai peraturan bursa dengan tujuan agar semua pelaku dapat memperoleh kesempatan yang sama (fairness), baik didalam memperoleh informasi maupun kesempatan berdagang.
3. Menyediakan fasilitas perdagangan efek untuk anggota bursa dan emiten.
5
Asril Sitompul, Penawaran Umum dan Permasalahannya(Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 11
6
GL Leffler, Dalam Almanak Pasar Modal, Stock-Market (Jakarta : Yayasan Mitra Dana, 1990), hal. 6
7
4. Memberikan pelayanan kepada para anggotanya, perusahaan yang telah mencatatkan efeknya maupun kepada para pemodal, baik secara invidu maupun institusional.
Peran bursa efek adalah menyediakan pasar sekunder bagi efek yang tercatat
secara teratur, wajar, dan efesien.9
Pengaturan mengenai Pasar Modal di Indonesia diatur dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan selanjutnya akan disebut
(UUPM) yang mulai berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996. Sasaran yang ingin
dicapai dengan Undang-Undang ini adalah:
1. Menciptakan kerangka hukum yang kuat dibidang pasar modal,
2. Meningkatkan transparansi dan memberikan jaminan perlindungan hukum bagi Investor,
3. Meningkatkan profesionalisme pelaku pasar modal,
4. Menciptakan system perdagangan yang aman, tertib, efisien, dan likuid,
5. Memberikan kesempatan investasi bagi para pemodal kecil.
Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pada
pasal 1ayat 6, Emiten didefinisikan sebagai pihak yang melakukan penawaran umum.
Selanjutnya, di dalam keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor.
01/BEJ/IV/1995 didalam peraturan nomor 2 Tentang Perdagangan Efek. Disebutkan
bahwa emiten adalah badan hukum yang telah melakukan emisi efek dan telah
mencatatkan efeknya di bursa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berkembangnya pasar modal disebabkan karena banyaknya manfaat yang
dapat diberikan bagi pengembangan perekonomian suatu Negara, antara lain:10 a. Memperbaiki struktur permodalan perusahaan
Perusahaan dapat meningkatkan permodalannya tidak hanya dalam bentuk pinjaman (loan), tapi telah dimungkinkan pula dalam bentuk penerbitan saham di pasar modal (equity). Oleh karena itu, bagi perusahaan yang memiliki over-leverage dapat memperkecil tingkat leveragenya melalui penerbitan saham. Dengan cara ini struktur permodalan perusahaan akan semakin sehat.
b. Meningkatkan efisiensi alokasi sumber-sumber dana
Dengan tersedianya berbagai instrumen pasar modar, perusahaan akan memperoleh alternatif yang lebih luas untuk mendapatkan dana dengan
cost yang paling rendah, oleh karena itu, pasar modal berfungsi menciptakan pengalokasian sumber-sumber dana dengan cara yang lebih efisien.
c. Menunjang terciptanya perekonomian yang sehat
Adanya keharusan untuk melakukan disclosure di pasar modal akan melahirkan budaya fairness yang selanjutnya akan menciptakan perilaku bisnis yang baik di pasar modal, sehingga akan berpengaruh bagi terciptanya ekonomi yang sehat.
d. Meningkatkan partisipas masyarakat dalam pembangunan nasional melalui pasar modal. Masyarakat dimungkinkan untuk dapat memiliki saham-saham perusahaan yang go public. Dana yang diperoleh perusahaan._akan digunakan untuk pengembangan usaha yang selanjutnya akan dapat meningkatkan produksi nasional.
e. Membuka alternatif divestasi
Pasar Modal memberikan kemungkinan bagi investor lokal maupun asing untuk melakukan divestasi manakala menginginkan untuk tidak lagi berinvestasi di sektor tertentu.
f. Meningkatkan penerimaan negara
Melalui pasar modal, penerimaan negara melalui pemungutan pajak dapat lebih ditingkatkan, hal ini dimungkinkan karena berkembangnya pasar modal akan memacu keterbukaan yang pada akhirnya dapat mendorong
10
kepatuhan emiten sebagai wajib pajak. Di samping itu semakin besar transaksi di bursa, semakin besar pula potensi pemungutan pajak atas transaksi tersebut.
g. Dapat mengurangi hutang luar negeri pihak swasta
Sejalan dengan meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, sudah saatnya kebutuhan akan pembiayaan pembangunan tidak hanya diperoleh dari hutang luar negeri, akan tetapi dapat dipenuhi melalui mobilisasi dana masyarakat di pasai modar. Dengan demikian, berkurangnya hutang luar negeri terutama pihak swasta, dapat mengurangi tekanan neraca pembayaran.
h. Arena penggemblengan generasi muda
Pasar Modal dapat dijadikan media bagi generasi muda dalam berpartisipasi membangun ekonomi nasional. Dengan jiwa dan semangat yang dinamis serta. berani menghadapi tantangan memungkinkan bagi generasi muda untuk mengembangkan pasar modal yang membutuhkan sikap dinamis, kreatif, berani mengambil keputusan dan siap mengambil risiko dalam menghadapi tantangan. Oleh karena itu, sangat diperlukan partisipasi kaum muda dalam upaya mengembangkan pasar modal.
Disamping manfaat yang ada, tentu pasar modal mempunyai masalah dan
hambatan dalam perkembangannya. Masalah-masalah yang dapat menghambat
pertumbuhan pasar modal Indonesia adalah:11
a. Masyarakat kita kadang kadang sangat permisif terhadap pelanggaran yang terjadi dipasar modal, hal ini akan mengganggu pelaksanaan rule of lawdi pasar modal.
b. Penerapan prinsip disclosure dan transparency yang keliru dapat menimbulkan kesan tejadinya perlakuan yang tidak adil kepada pemodal.
c. Pelaksanaan bisnis yang tidak berorientasi pasar atau didasarkan atas pertemanan semata (friendship driven) telah melahirkan musibah disektor keuangan.
11
d. Lemahnya sistem hukum yang ada terutama terkait dengan pasar keuangan akan mengganggu penerapan sistem pasar dan menurunkan kredibilitas pasar modal Indonesia di dunia Internasional.
Didalam Undang-Undang No 8 tahun 1995 tentang pasar modal juga
mengatur tentang adanya kewajiban bagi perusahaan yang melakukan penawaran
umum atau perusahaan yang memenuhi persyaratan sebagai perusahaan publik dalam
memperdagangkan sahamnya (efek) untuk menyampaikan informasi mengenai
keadaan yang sebenarnya, baik dari segi keuangan, manajemen, produksi maupun hal
yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan kepada investor. Informasi tersebut
mempunyai arti yang sangat penting bagi investor sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan investasi.
Suatu informasi merupakan fakta materiil bila informasi tersebut dapat
mempengaruhi turun naiknya harga saham.12 Karena itu, untuk menjual saham pada pasar primer dan pasar sekunder, manajemen perusahaan harus menjaga pasar.
Artinya semua informasi yang relevan mengenai apa yang ada dan akan ada harus
dikemukakan. Jika tidak investor akan kehilangan kesempatan menjual sahamnya.13 Dengan dinyatakan efektif pernyataan pendaftaran (listing), maka emiten
mempunyai kewajiban untuk selalu menyampaikan informasi penting yang berbentuk
laporan berkala dan laporan kejadian penting di pasar sekunder14(setelahlisting).
12
Hasan Zein Mahmud dalam Indra Safitri (editor), Catatan Kolom Hasan Zein, Buku Pertama, (Jakarta: Go Global Book, 1998), hal. 198
13
John C. Coffe, Jr, “Market Failure And The Economic Case For A Mandatory Disclosure System “,Virginia Law Review,(Vol. 70, 1984), hal. 737
14
Pasar sekunder adalah kegiatan perdagangan efek/saham setelah pasar perdana berakhir. Pada pasar ini efek/saham diperdagangkan dengan harga kurs. Dalam Pandji Anoraga dan Piji Pakarti,
Menurut pasal 86 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal:
“Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib:
a. Menyampakan laporan secara berkala kepada Bapepam dan Mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat.
b. Menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya peristiwa tersebut.15
Kelalaian menyampaikan laporan berkala dan kejadian penting merupakan
pelanggaran dan mengakibatkan dijatuhkannya sanksi oleh BAPEPAM-LK sesuai
dengan Pasal 102 ayat (2) UUPM16(Sanksi Administratif). Sanksi administratif tersebut adalah :
a. peringatan tertulis
b. denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu
c. pembatasan kegiatan usaha
d. pembekuan kegiatan usaha
e. pencabutan izin usaha
f. pembatalan persetujuan
g. pembatalan pendaftaran
15
Undang Undang Pasar Modal pasal 86 ayat (1) 16
Pada umumnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli
atau memiliki saham:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen perusahaan dapat berupa:
a. Dividen Tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.
b. Dividen Saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gainmerupakan selisih antara harga beli dan harga jual.Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham PT. AA Tbk dengan harga Rp 10.000/saham kemudian menjualnya dengan harga Rp 12.000/saham yang berarti investor tersebut mendapatkan keuntungan (capital gain) sebesar Rp 2.000 untuk setiap saham yang dijualnya.
Selain keuntungan yang didapat investor dalam berinvestasi (membeli atau
menjual saham) di pasar modal tentu juga ada resiko yang akan dihadapi investor.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki resiko, antara lain:
1. Capita Loss
terus mengalami penurunan hingga terjual pada harga Rp 8.000/saham. Investor mengalami kerugian sebesar Rp 2.000/saham.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki investor dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham (investor). Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham (investor).
Bagi investor yang tidak mempunyai ketrampilan menganalisa pasar modal,
dapat meminta pendapat kepada pedagang perantara di pasar modal, yang biasa
disebut pialang atau broker. Pialang atau broker ini mempunyai 4 (empat) tugas
pokok, antara lain:17
1. Menyelesaikan amanat jual beli efek dari pemberi amanat, yaitu investor.
2. Menyediakan data dan informasi bagi kepentingan para para investor.
3. Membantu mengelola dana bagi kepentingan para investor, dan
4. Memberikan saran dan bimbingan kepada para investor.
Perusahaan yang telah go public atau menjual sahamnya kepada masyarakat
investor harus bersikap profesional dan terbuka. Perusahaan harus menerapkan
manajemen yang profesional karena pengawasan terhadap jalannya perusahaan tidak
saja dilakukan oleh sekelompok pemilik, namun menjadi perhatian masyarakat
investor secara luas sehingga perusahaan berkepentingan untuk menunjukkan
profesionalismenya kepada publik. Kinerja manajemen perusahaan pada akhirnya
akan tercermin dari kinerja perusahaan secara keseluruhan dan hal tersebut
berpengaruh terhadap pergerakan harga saham perusahaan tersebut.
Agar kepercayaan investor terjaga dengan baik, maka perusahaan yang sudah
go publicdituntut untuk selalu memberikan informasi atau menyampaikan informasi
penting mengenai prinsip keterbukaan (disclosure) dalam Pasar Modal. Kewajiban
perusahaan atau emiten untuk menyampaikan laporan perusahaan baik dalam bentuk
laporan keuangan berkala maupun laporan kejadian penting lainnya. Informasi
tersebut harus akurat, tepat waktu dan dapat dipertanggung jawabkan.18
Menurut Bismar Nasution setidaknya ada tiga tujuan keterbukaan (disclosure)
dalam Pasar Modal, yang antara lain sebagai berikut.19 1. Memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.
Dalam hal ini, kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidak percayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal (cafital flight) secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal (bursa saham)
2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien.
Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. System keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi anggota saham dan professional pasar
3. Memberi perlindungan terhadap investor.
Dengan adanya keterbukaan maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor, yang apabila dalam membuat perjanjian pembelian saham oleh investor, kemudian terdapat penipuan dalam bentuk
18
Bacelius Ruru, Pasar Modal Indonesia,(Yogyakarta: Pasca Deregulasi Paket Desember 1990), hal.16
19
perbuatan yang menyesatkan, misalnya pernyataan (misrepresentation)
informasi, maka perlindungan investor tersebut dilihat dari sisi ketentuan perjanjian sebagaimana diatur dalam KUH Perdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)
sebagai institusi yang berwenang terhadap pasar modal Indonesia saat ini senantiasa
membuat peraturan-peraturan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar modal. Namun
perangkat hukum yang memadai belum merupakan jaminan perlindungan dan
kepastian hukum, karena perlindungan akan kepastian hukum yang telah dibuat wajib
disampaikan, dilaksanakan dan ditegakkan oleh para pelaku pasar modal. Apabila hal
itu tidak dilaksanakan oleh para pelaku pasar modal, maka tidaklah mungkin pasar
modal dapat memberikan dukungan maksimal bagi pembangunan perekonomian
nasional. Seperti contoh, perdagangan orang dalam atau insider trading20 dapat menjadikan pemodal kehilangan kepercayaan terhadap pasar modal, karena tentunya
setiap penanam modal mempunyai keinginan agar dana yang ditanamkannya
memperoleh jaminan, terutama dari segi kepastian penegakan hukum.21
Hukum pasar modal seakan belum sah jika belum mengatur tentang
disclosure. Oleh karena itu, tidak heran jika peraturan perundang-undangan
mengaturnya secara rinci tentang hal tersebut. Akan tetapi ada suatu dilema yang
20Insider Trading
adalah istilah yang dipinjam dari praktek perdagangan saham yang tidak fair di Amerika yang dihubungkan dengan penggunaan informasi-informasi yang confidential oleh pejabat perusahaan yang karena jabatannya dapat menarik keuntungan, sebab informasi tersebut tidak diberikan kepada masyarakat luas. dalam Erman Radjaguguk, “Mekanisme Pasar Modal dan Persoalan-persoalan Hukum yang Timbul” makalah seminar Masalah-masalah Hukum di Pasar Modal Indonesia, (Yogyakarta: Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UII, tanggal 1-2 Maret 1992), hal. 6.
21
Jusuf Anwar, Seri Pasar Modal 1Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi
inherent dalam hukum pasar modal itu sendiri. Disatu pihak hukum terus mengejar
dengan merinci sedetil-detilnya tentang hal-hal apa saja yang mesti di discloseoleh
pihak-pihak penyandang kewajibandisclosure. Akan tetapi di lain pihak hukum juga
harus memperoleh kepentingan-kepentingan tertentu dari pihak yang diwajibkan
membuka informasi tersebut. Kepentingan tersebut seringkali bertentangan dengan
kewajiban disclosure, misalnya kepentingan suatu emiten untuk tidak mendisclose
tentang informasi yang tergolong rahasia perusahaan. Maka dalam hal ini, sektor
hukum harus jeli menimbang-nimbang dan menyelaraskan kepentingan investor dan
pasar terhadap suatu disclosure, dengan kepentingan emiten atau pihak-pihak lain
pemilik informasi. Keselarasan di antara dua kepentingan yang kontradiktif tersebut
tercermin dalam prinsip yuridis yang menyatakan bahwa suatu disclosure di pasar
modal tidaklah semata-mata “full” tetapi juga mestilah “fair”, seperti yang tersimpul
dalam istilahfull and fair disclosure.22
Upaya dalam mengatasi masalah prinsip keterbukaan bertujuan untuk
memfungsikan arus informasi kepasar dan menciptakan informasi yang akurat,
dengan ini pelaku pasar dapat melakukanmarket disciplineberdasarkan keterbukaan
informasi.23
Prinsip keterbukaan harus ditegakan, karena pelanggaran terhadap prinsip
keterbukaan dapat menyebabkan informasi yang diterima investor adalah informasi
22
Munir Fuady, Pasar Modal Modern: Tinjauan Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995), hal. 78
23
yang menyesatkan. Pengaturan pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam UUPM telah
memuat ketentuan mengenai larangan perbuatan yang menyesatkan. Prinsip full
disclosure ini adalah bentuk perlindungan investor yang dilakukan oleh Pemerintah
melalui BAPEPAM-LK sebagai regulator secara tidak langsung.
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, perlu dikaji lebih jauh tentang
“Perlindungan Hukum bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing di
Pasar Modal”.
B. Perumusan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan yang ada, dianggap perlu
untuk mengadakan pembatasan agar permasalahan pada tesis ini terfokus pada suatu
pokok masalah, adapun pokok masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah prinsip-prinsip memberikan perlindungan hukum bagi Investor
dalam perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal?
2. Bagaimankah Praktek dan kegiatan yang dilarang Undang-undang dalam
perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal?
3. Bagaimanakah lembaga pengawas pasar modal memberikan perlindungan
hukum bagi investor dalam perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal?
C. Tujuan Penelitian
Faktor utama yang ingin dicapai oleh setiap pasar modal adalah adanya suatu
date. Dengan adanya informasi itu, para investor akan memperoleh gambaran
perusahaan-perusahaan yanggo publicdan keadaan pasar modal yang efisien, sangat
penting artinya bagi investor untuk mengambil keputusan investasi.
Berdasarkan pokok-pokok permasalahan tersebut di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang memberikan perlindungan hukum
bagi investor dalam perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal.
2. Untuk mengetahui praktek dan kegiatan apa yang dilarang Undang-undang
dalam perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal.
3. Untuk mengetahui pengawasan yang dilakukan oleh lembaga pengawas pasar
modal dalam memberikan perlindungan hukum bagi investor dalam
perdagangan saham setelahlistingdi pasar modal.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya Ilmu Kenotariatan yang berkaitan dengan
Perlindungan Hukum terhadap Investor dalam perdagangan saham di pasar
modal.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi
yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan di pasar
sekunder/setelah listing di pasar modal sehingga dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk menanamkan modalnya di perusahaango public.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan di Perpustakaan Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara, ternyata penelitian dalam topik dan permasalahaan
tentang “Perlindungan Hukum bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah
Listing di Pasar Modal” belum pernah ada yang melakukan penelitian sebelumnya.
Meskipun ada penulis terdahulu melakukan penelitian tentang perlindungan
hukum Investor pasar modal, tetapi dalam hal ini berbeda materi penelitian dan
permasalahannya yaitu:
1. Aspek Hukum Perlindungan Investor Dalam Perdagangan Saham Bank Mandiri Menjelang Pasar Perdana
Oleh: Tama Ulinta Tarigan Nim : 027011082
2. Analisis Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan di Pasar Modal Dalam Upaya Perlindungan Terhadap Investor
Oleh: Nunung Handayani Nim : 057005015
Sehingga penelitian ini asli baik dari segi materi maupun metode pendekatan
dalam menganalisis bahan-bahan hukum primer, sekunder, dan tertier, sehingga
penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kerangka pemikiran/butir-butir pendapat, teori, tesis
mengenai sesuatu kasus atau permasalahan (problem), yang menjadi bahan
perbandingan, pegangan teoritis. Teori yang dimaksud disini adalah penjelasan
mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut tetap merupakan suatu
abtraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan
pengalaman empiris. Artinya teori ilmu hukum merupakan suatu penjelasan rasional
yang bersesuaian dengan objek yang dijelaskan. Suatu penjelasan bagaimanapun
meyakinkan, tetap harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.24 Seiring dengan perkembangan masyarakat pada umumnya, peraturan hukum
juga mengalami perkembangan kontinuitas, perkembangan ilmu hukum senantiasa
bergantung pada unsur-unsur antara lain metodelogi, aktivitas penelitian, dan
imajinasi sosial dan juga sangat ditentukan oleh teori.25
Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik
atau proses tertentu terjadi, dan suatu teori harus diuji dengan menghadapinya pada
fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya.26
Adanya pasar modal diharapkan aktifitas perekonomian menjadi meningkat,
karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan perusahaan-perusahaan,
24
M. Solly Lubis, Filsapat Ilmu dan Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 1994), hal. 27 25
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2005), hal.6
sehingga perusahaan dapat beroperasi dalam skala yang lebih besar dan pada
gilirannya akan memakmurkan masyarakat luas.
Suatu harga saham dalam pasar modal harus didasarkan adanya pernyataan
yang akurat dari manajemen perusahaan, artinya informasi itu tidak merupakan
pernyataan menyesatkan. Penyampaian pernyataan yang tidak akurat dapat
mengakibatkan pasar modal yang tidak efisien, maka keterbukaan informasi artinya
suatu informasi yang tidak mengandungmisrepresentationatauomission.27
Berdasarkan hal di atas, maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah teori
hipotesis pasar modal yang efisien (Efficiant Capital Market hyphotesis), yaitu suatu
teori yang berkaitan dengan informasi yang mempengaruhi harga saham.
Pada mulanya teori ini muncul dalam literatur ekonomi dan kemudian
menjadi alat bagi ahli hukum serta menjadi bahan untuk membuat opini hukum.
Karena tidak adanya suatu penjelasan yang sama mengenai pasar yang efisien,
menjadi persoalan serius para hakim, ahli hukum dan pembuat peraturan, dan
memakai pendekatan Efficiant Capital Market hyphotesis (ECMH) sebagai dasar
kebijakan dalam pengaturan.28
Efficiant Capital Market hyphotesisterdiri dari dua tipe, yaitu :
a. The semistrong efficient market hypothesis dinyatakan bahwa pasar yang effisien terdiri dari informasi publik yang relevan yang merefleksikan harga.
27
Bismar Nasution,Op.Cit, hal. 13 28
Ronald J. Gilson dan Reiner H. Kraakman, “The Mechanisms of Market Efficiency”
b. The strongly efficient market hypothesis dinyatakan bahwa tidak hanya informasi publik yang relevan yang mempengaruhi harga saham, tetapi juga informasi apa saja yang merefleksikan harga saham.29
Informasi yang sangat penting di dalam perkembangan pasar modal, adalah
penegakan hukum prinsip keterbukaan harus sejalan dengan yang diinginkan hukum
pasar modal. Dalam pasar modal, prinsip keterbukaan dalam hal perlindungan
investor oleh perusahaan publik atau emiten wajib disampaikan kepada investor
sepanjang masalah-masalah tersebut mengandung fakta material. Oleh karena itu, dari
penjelasan di atas perlu didekati dengan teori mengenai standar penentuan fakta
material, sehingga investor dapat memutuskan dengan fakta tersebut untuk membeli
atau menjual saham yang dimilikinya.30
Dengan kata lain, bahwa efisiensi pasar modal berkaitan dengan kepercayaan
investor terhadap emiten. Informasi yang ada di Pasar Modal mempengaruhi
kepercayaan terhadap investor yang membutuhkan efisiensi pasar modal.31 Jika tingkat efisiensi pasar modal ditentukan oleh ketersediaan informasi, maka dapat
dikatakan bahwa pasar modal di negara maju relatif lebih efisien dari negara yang
berkembang, sebab di negara-negara maju memiliki teknologi informasi yang lebih
maju dibandingkan dengan negara yang berkembang.
Masalah pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam mekanisme pasar modal
Indonesia perlu diatasi, oleh karena masalah tersebut menjadi penghambat
29
Marvin G. Pickholz dan Edwar B. Horahan III, “The SEC’s Version of The Efficient Market Theory and its Impact on Securities Law Liabilities, “Washington and Lee Law Review, (Vol.39.1982), hal.943 dalam Bismar Nasution,Op.Cit, hal.15
30
Bismar Nasution, Ibid, hal. 16
pelaksanaan prinsip keterbukaan, yang pada gilirannya membuat pelaku pasar modal
sulit memperoleh informasi yang mengandung nilai akurat. Masalah pelaksanaan
prinsip keterbukaan berpusat pada konsep fakta material yang masih membutuhkan
pengembangan.32
Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan (disclosure) termasuk juga
adanya pernyaataan yang menyesatkan, sebab adanya misrepresentation atau
pernyataan dengan membuat penghilangan (omission) fakta material, baik dalam
dokumen-dokumen penawaran umum maupun dalam perdagangan saham.
Pernyataan-pernyataan demikian menciptakan gambaran yang salah tentang kualitas
emiten, manajemen, dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu, peraturan
pelaksanaan prinsip keterbukaan (disclosure) membuat larangan atas perbuatan
misrepresentationdanomission.33
2. Kerangka Konsepsi
Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-lain,
seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep
merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep
adalah suatu kontruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang
berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analitis.34
32
Bismar Nasution,Op.Cit, hal 176 33 Ibid,
hal.73
Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian
yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum.35 Dalam pemberian suatu konsep atau pengertian merupakan salah satu unsur pokok yang penting dalam suatu
penelitian hukum, sehingga untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau salah
tafsir dan pemahaman yang berbeda mengenai tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini. Pentingnya defenisi profesional adalah untuk menghindari perbedaan
pengertian dan penafsiran mendua (dubius) dari suatu istilah yang dipakai.36
Maka perlu dikemukakan beberapa konsep yang menjadi pegangan dalam
proses penelitian, yaitu :
1. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap
individu ataupun institusi guna melindunginya atas investasi yang
dilakukannya dalam pembelian saham di pasar sekunder berdasarkan
Undang-undang ataupun peraturan-peraturan yang berlaku di pasar modal.
2. Investor adalah individu atau institusi yang melakukan investasi dalam
pembelian saham di pasar sekunder pada pasar modal.
3. Emiten adalah Pihak yang melakukan Penawaran Umum.37
4. Saham adalah indikasi kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya.
5. Pasar Modal (capital market) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan efek, perusahaan publik, yang berkaitan
35
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Sesuatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 7
36
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.38
6. Listingadalah pencatatan saham ke Bursa
7. Pasar sekunder (Secondary Market) adalah perdagangan saham di bursa,
dimana harga saham akan fluktuatif berdasarkan kekuatan penawaran dan
permintaan,
8. Efek adalah surat berharga berupa surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.39 9. Informasi Fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan
mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga
saham pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau
pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.40
10. Teori Hipotesis Pasar Modal yang Efisien (Efficiant Capital Market
hyphotesis), adalah suatu teori yang berkaitan dengan informasi publik yang
dapat mempengaruhi harga saham. Suatu harga saham dalam pasar modal
harus didasarkan adanya pernyataan yang akurat dari manajemen perusahaan,
artinya informasi itu tidak merupakan pernyataan menyesatkan. Pernyataan
yang tidak akurat dapat mengakibatkan pasar modal tidak efisien, maka
38
Lihat pasal 1 ayat 13 Undang-Undang Pasar Modal 39
keterbukaan informasi artinya suatu informasi yang tidak mengandung
misrepresentationatauomission.41
11. Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang Pasar
Modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat
seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat
berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau
harga dari efek tersebut.42
12.Good Corporate Governance adalah Peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau
dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuannya
adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders).43
13.Insider Trading adalah praktek yang terjadi apabila seorang membeli atau
menjual saham berdasarkan informasi dari orang dalam yang tidak publik
sifatnya. Posisi investor yang memperoleh informasi dari orang dalam
tersebut lebih baik dibandingkan dengan investor lain dalam perdagangan
saham. Ia melakukan perdagangan saham yang tidak fair, sebab praktek
41
Bismar Nasution,Op.Cit, hal. 13 42
insider trading menciptakan distorsi pada harga saham, karena harga saham
tersebut tidak direfleksikan berdasarkan informasi pasar yang efisien.44
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis
penelitian tesis yang digunakan untuk mengkaji penulisan ini adalah penelitian
yuridis normatif. Pemilihan jenis penelitian ini mengingat telaah terhadap
permasalahan penulisan ini bersumber pada materi peraturan perUndang-undangan,
teori-teori, serta konsep yang berhubungan dengan aspek hukum pasar modal.
Beranjak dari jenis penelitian tersebut, diharapkan dapat memperoleh suatu prinsip
yang jelas dengan memberikan perlindungan hukum bagi investor dalam transaksi
saham di pasar modal.
2. Sumber Data Penelitian
Dalam penulisan ini, bahan hukum yang dijadikan sebagai rujukan adalah
menggunakan data sekunder, antara lain:
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoriatif artinya
mempunyai otoritas. Bahan hukum yang menpunyai kekuatan yang
mengikat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu berupa
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Peraturan
LK, Serta peraturan lainnya yang ada kaitannya dengan penulisan materi
yang akan dibahas dalam penelitian ini.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberi penjelasan
terhadap bahan hukum primer yaitu buku-buku ilmu hukum, tesis,
disertasi, jurnal hukum, laporan hukum makalah dan media cetak atau
elektronik.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberi penjelasan dan
petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang
relevan untuk melengkapi data dalam penulisan penelitian ini, yaitu kamus
umum, kamus hukum, majalah, internet, serta bahan-bahan diluar bidang
hukum yang berkaitan dengan penulisan tesis ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan adalah
dengan penelitian kepustakaan (library research). Dalam penelitian ini, penelitian
kepustakaan bertujuan untuk menghimpun data-data yang berasal dari buku-buku,
peraturan perundang-undangan, jurnal ilmiah maupun majalah-majalah yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian yang diteliti. Dan penelitian dengan
pendekatan konseptual perundang-undangan (conceptual approach) yaitu dengan
pasar modal khususnya Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
dan kasus-kasus yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat.
4. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan studi dokumen, yaitu dengan mempelajari serta menganalisa bahan
pustaka (data sekunder).
5. Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisa kualitatif, yaitu melakukan analisis
terhadap peraturan-peraturan dan bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan
masalah dibahas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dengan cara:
a. Menginterprestasikan semua peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan masalah yang dibahas.
b. Menelaah dan menilai bahan hukum yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
c. Mengevaluasi perundang-undangan yang berhubungan masalah yang dibahas dalam tesis ini.
Dengan demikian kegiatan analisis ini diharapkan akan dapat memberikan
kesimpulan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang benar dan akurat
BAB II
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SETELAHLISTINGDI PASAR MODAL
A. Perdagangan Saham SetelahListingDi Pasar Modal
Listing merupakan tahap akhir dari rangkaian proses go publik (penawaran
umum). Setelahlistingdilaksanakan, saham milik emiten masuk ke pasar sekunder
dan harga saham yang diperdagangkan ditentukan oleh mekanisme pasar. Secara
rata-rata harga saham pada pasar sekunder lebih tinggi 10 % (sepuluh persen) di banding
harga saham yang dijual penjamin emisi di pasar perdana. Harga saham di pasar
perdana selalu undervalue dari harga saham di pasar sekunder, sehingga ada
anggapan pasar perdana tidak effisien.45
Warrant E. Buffet pimpinanBerkshire Hathaway, Incmengatakan:
”Seorang investor yang pintar dalam perdagangan saham melihat keuntungan yang lebih baik di pasar sekunder dibandingkan dengan membeli saham di pasar perdana. Menurutnya, pasar perdana masih dikontrol stakeholder
perusahaan, yang biasanya memilih waktu saat melakukan penawaran. Apabila pasar sedang tidak baik, mereka akan menangguhkan penawarannya. Dapat dipahami bahwa disini penjualan saham tidak melalui proses tawar-menawar, tetapi sesungguhnya yang menjadi kontrol stakeholder adalah menjual saham dalam keadaan menguntungkan. Dapat dilihat sesungguhnya pasar yang effisien terdapat pada pasar sekunder. Oleh sebab itu, keterbukan pada pasar sekunder ini sangat dominan dan krusial dalam menentukan harga saham.46
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari,
harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas
45
Bismar Nasution,Op. cit,hal.151-152
saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk olehsupplydandemandatas
saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor,
baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut seperti mengenai kinerja perusahaan,
maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan
faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Selain itu suatu informasi atau fakta material emiten merupakan suatu komponen
yang harus disampaikan emiten kepada publik guna mendukung prinsip keterbukaan
sebagai prinsip pokok dalam pasar modal untuk menciptakan pasar yang likuid dan
efesien. Pasar modal dikatakan likuid jika investor dapat menjual saham dengan
cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham mencerminkan nilai dari
perusahaan secara akurat.47 .
Pengertian pasar sekunder ini adalah karena yang melakukan perdagangan
adalah para pemegang saham dan calon pemegang saham. Dana yang berputar
dipasar sekunder tidak lagi mengalir kedalam perusahaan yang menerbitkan saham,
tetapi berpindah dari pemegang saham yang satu ke pemegang saham yang lain
(resale).48 Dana tersebut bersifat tetap karena setiap kegiatan jual beli saham perusahaan pada pasar sekunder tidak akan mengganggu likuiditas perusahaan.
Perdagangan saham terutama hanya dilakukan diantara investor sebagai pihak
pembeli dan penjual saham melalui kegiatan para pialang.
47
Jogiyanto H.M,Op. Cit, hal.16 48
Dalam pedagangan ini emiten tidak lagi berkepentingan dalam naik dan
turunnya harga saham, karena naik dan turunnya harga saham adalah kepentingan
investor yang melakukan jual-beli atas saham tersebut. Emiten hanya berkewajiban
mengelola usahanya dengan baik dalam menjalankan kewajibannya sebagai emiten,
yang tentunya akan berdampak pada harga saham emiten tersebut. Harga saham akan
dipengaruhi oleh kinerja emiten, tetapi bukan karena adanya campur tangan emiten di
pasar. Tetapi pasarlah yang menentukan harga saham tersebut. Dan salah satu
komponen pasar tersebut adalah informasi yang harus secara terus menerus
disampaikan emiten mengenai kegiatan usahanya. Informasi tersebut harus
merupakan informasiup to dateguna melindungi investasi investor di pasar modal.
Pencatatan (listing) suatu saham bukanlah merupakan suatu kewajiban bagi
emiten yang melakukan penawaran umum. Tetapi pencatatan saham di bursa
memberikan keuntungan bagi pemegang saham (investor). Keuntungan tersebut
adalah kemudahan untuk bertransaksi sehingga memberikan likuiditas atas saham
tersebut. Sehingga investor akan dengan mudah menjual saham yang dimilikinya
untuk mendapatkan dana atau membeli suatu saham untuk berinvestasi. Selain itu,
saham yang dicatatkan di bursa akan memberikan “status” tersendiri bagi saham dan
emiten yang menerbitkannya. Emiten yang tercatat di bursa selalu dilihat sebagai
perusahaan yang maju, bonafit, dan perusahaan dengan pengelolaan yang baik.
Emiten yang tercatat (listing) di bursa tidak saja harus tunduk kepada peraturan yang
dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK, tetapi juga harus tunduk kepada peraturan yang
itu, jika tidak dipatuhinya sebagian saja aturan pencatatan yang diterapkan oleh bursa
efek dapat mengakibatkan emiten tersebut dikeluarkan dari pencatatan (delisting).49 Dengan dikeluarkannya dari pencatatan (delisting) ini tentunya saja akan merugikan
investor yang membeli saham dan emiten yang yang menerbitkan saham tersebut.
1. Laporan Keuangan Secara Berkala
Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif mempunyai
kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada BAPEPAM-LK
dan mengumumkanya kepada investor. Laporan keuangan ini terdiri dari Laporan
Tahunan dan Laporan tiap Semester. Dengan laporan keuangan berkala ini
BAPEPAM-LK melakukan fungsi pengawasan dengan terus memonitor kesehatan
keuangan emiten. Laporan keuangan secara berkala penting bagi investor, mengingat
laporan ini terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan arus kas,
catatan atas laporan keuangan dan lain-lain. Berdasarkan laporan-laporan tersebut
dapat disusun evaluasi untukcash flow yang akan datang dan selanjutnya membuat
estimilasi nilai saham. Laporan keuangan harus mengandung informasi yang akurat
dan dapat diperkirakan (predictability) sehingga menjamin dana itu bergerak kepada
mereka yang bisa menggunakannya lebih efektif.
Namun, pelaksanaan laporan keungan secara berkala di pasar modal Indonesia
belum memadai sebagaimana yang diharapkan, sebab masih banyak emiten yang
terlambat dan belum menyampaikan laporan secara berkala kepada BAPEPAM-LK.
Keterlambatan atas penyampaian laporan tersebut merupakan pelanggaran prinsip
keterbukaan. Pelanggaran tersebut diancam dengan sanksi administratif berupa denda
berdasarkan ketentuan pasal 63 butir e Peraturan Pemerintah Nomor 45Tahun 1995
tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.50
2. Keterbukaan Mengenai Adanya Fakta Material Baru
Peristiwa-peristiwa lain yang dapat mempengaruhi harga saham harus segera
dilaporkan paling lambat 2 hari kerja.51 Peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham umpamanya, kebakaran, pemogokan, penutupan
perusahaan dan pencemaran lingkungan hidup. Peristiwa lainnya berkenaan tender
offer,52 merjer53 atau peleburan (consolidation) dan akuisisi54 perusahaan, harus diinformasikan kepada investor karena tindakan tersebut termasuk fakta material.55
Sebagaimana kita ketahui dalam rangka penggabungan dan peleburan usaha
Perseroan Terbatas, akan ada konversi atas saham masing-masing perusahaan yang
akan melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha tersebut. Dalam
pelaksanaan penggabungan dan peleburan mengharuskan pemegang saham untuk
50
Bismar Nasution,Op. cit, hal. 152-153 51
Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-86/PM/1996. Peraturan No. X.K.1 mengenai Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik.
52 Tender offer
(penawaran tender) penawaran untuk membeli saham suatu perseroan, biasanya pada suatu premi diatas harga pasar saham dengan pembayaran tunai, sekuritas atau keduanya. Hal ini sering dilakukan dengan tujuan untuk menguasai perusahaan sasaran.
53
Merjer adalah gabungan dari dua atau lebih perusahaan untuk membentuk suatu badan usaha baru.
54
Akuisisi adalah tindakan untuk membeli atau pengambilalihan perusahaan lain. 55
untuk melakukan penukaran/konversi atas saham yang dimilikinya menjadi saham
perusahaan ke dalam perusahaan tersebut menggabungkan dirinya, atau menjadi
pemegang saham perusahaan hasil peleburan. Penukaran/konversi saham ini tidak
lain adalah “membeli” atau tepatnya menukarkan saham satu perusahaan dengan
dengan menggunakan saham perusahaan lainnya, Oleh karena itu untuk memenuhi
prinsip-prinsip keterbukaan mewajibkan emiten atau perusahaan publik untuk
menyampaikan pernyataan penggabungan usaha kepada BAPPEPAM–LK dan
melaporkan kepada publik.56 Ini harus diinformasikan kepada investor karena tindakan tersebut termasuk fakta material.
3. Adanya Perbuatan Yang Menyesatkan
Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan (disclosure) termasuk juga
adanya pernyaataan yang menyesatkan, sebab adanya misrepresentation atau
pernyataan dengan membuat penghilangan (omission) fakta material, baik dalam
dokumen-dokumen penawaran umum maupun dalam perdagangan saham.
Pernyataan-pernyataan demikian menciptakan gambaran yang salah tentang kualitas
emiten, manajemen, dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu, peraturan
pelaksanaan prinsip keterbukaan (disclosure) membuat larangan atas perbuatan
misrepresentationdanomission.57
56