• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahun di Rumah Sakit haji Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahun di Rumah Sakit haji Medan"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuan Nutrisi dan

Tumbuh Kembang pada Balita Usia 1-3 Tahun

di Rumah sakit Haji Medan

Debby Ade Ayu

101121105

Skripsi

Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)
(3)

PRAKATA

Puji dan syukur Kehadhirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehinga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan

Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahun di Rumah Sakit haji Medan”.

Skripsi ini terlaksana karena arahan, masukan, dukungan dan koreksi dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M. Kes, selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati S. Kp, MNS, selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Farida Linda Sari Siregar S.kep M. Kep, selaku dosen pembimbing skiripsi

saya dalam Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Program S1

Keperawatan USU yang telah memberi bimbingan selama perkuliahan,

khususnya dosen-dosen mata kuliah riset keperawatan.

5. Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda H. Amrin Lubis, tetes demi tetes

keringatmu telak menjadikan motivasi kuat dalam mengurangi kerasnya arus

(4)

menjadikan inspirasi perjalanan hidup yang mampu melahirkan goresan indah di

setiap langkah.

6. Teman-teman sejawat Program S1 Ekstensi 2010 Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama

ini.

7. Responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan berpartisipasi dalam

penelitian saya.

8. Semua Pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat seluruhnya disebutkan

namanya satu persatu yang telah banyak membantu saya baik dalam

penyelesaian skripsi ini maupun dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk

perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Medan, Februari 2012

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar tabel ... vii

Daftar lampiran ... viii

Abstrak ... xi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitan... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.Pengetahuan ... 5

2.1.1 Pengertian Pengetahuan ... 5

2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 5

2.2 Nutrisi ... 10

2.2.1 Pengertian ... 11

2.2.2 Kecukupan Nutrisi rata-rata untuk balita ... 11

2.2.3 Penyakit Gangguan Nutrisi ... 12

2.2.4 Kebutuhan Nutrisi berdasarkan usia Tumbuh Kembang ... 13

2.3 Tumbuh Kembang ... 14

2.5.1 Pengertian ... 13

2.6 Faktor pengaruh tumbuh kembang balita ... 15

2.4.8 Tanda-tanda tumbuh kembang pada anak ... ... 16

(6)

BAB III : KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep ... 20

3.2 Defenisi operasional dan konseptual ... 21

BAB IV : METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 22

4.2. Lokasi dan waktu Penelitian ... 23

4.2.1 Lokasi Penelitian ... 23

4.2.2 Waktu penelitian ... 23

4.3 Populasi dan Sampel ... 23

4.3.1 Populasi ... 23

4.4 Pengolahan Data ... 23

4.5 Intrumen penelitian ... 24

4.6 Uji Validitas dan Reabilitas Intrumen ... 27

4.7 Pengumpulan Data ... 28

4.8 Analisa Data ... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 30

5.2 Pembahasan ... 31

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Ksimpulan dan Hasil Penelitian ... 41

6.2 Saran ... 42

(7)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Distribusi dan persentase berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan responden ... 31 Tabel 2. Dristribusi pengetahuan responden berdasarkan kebutuhan

nutrisi pada balita usia 1-3 tahun ... 32 Tabel 3. Dristribusi pengetahuan responden tentang tumbuh kembang

(8)

DAFTAR SKEMA

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Master Tabel Data Demografi Lampiran 2 : Imformed Konsep

Lampiran 3 : Intrumen Penelitian Lampiran 4 : Jadwal Penelitian

Lampiran 5 :Surat Permohonan Izin meneliti Dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian Dari Rumah Sakit Haji Medan Lampiran 7 : Riwayat Hidup

(10)

Judul : Pengetahuan Ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di Rumah Sakit Haji Medan.

Penulis : Deby Ade Ayu Nim : 101121105

Fakultas : Sarjana Keperawatan (S.kep)

Abstrak

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh. Kurangnya pengetahuan nutrisi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan nutrisi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di rumah sakit Haji Medan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia 1-3 tahun. Jumlah sampel 38 diambil dengan teknik

Insidental sampling. Data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden berusia antara 20-45 tahun, yaitu sebanyak 38 responden, mayoritas pendidikan responden adalah DIII sebanyak 14 responden, dan mayoritas pekerjaan responden adalah PNS sebanyak 14 responden dan wiraswsata sebanyak 14 responden . Berdasarkan Pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi BALITA mayoritas berada pada kategori cukup mengenai kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun (n=33, 68,2%). Kepada tim kesehatan disarankan supaya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita.

(11)

Judul : Pengetahuan Ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di Rumah Sakit Haji Medan.

Penulis : Deby Ade Ayu Nim : 101121105

Fakultas : Sarjana Keperawatan (S.kep)

Abstrak

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh. Kurangnya pengetahuan nutrisi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan nutrisi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di rumah sakit Haji Medan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia 1-3 tahun. Jumlah sampel 38 diambil dengan teknik

Insidental sampling. Data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden berusia antara 20-45 tahun, yaitu sebanyak 38 responden, mayoritas pendidikan responden adalah DIII sebanyak 14 responden, dan mayoritas pekerjaan responden adalah PNS sebanyak 14 responden dan wiraswsata sebanyak 14 responden . Berdasarkan Pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi BALITA mayoritas berada pada kategori cukup mengenai kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun (n=33, 68,2%). Kepada tim kesehatan disarankan supaya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita.

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam

membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat

manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan

anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh.

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak diharapkan anak dapat tumbuh

dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang (Aziz, 2009). Proses tumbuh

kembang bayi dan balita merupakan proses yang penting untuk diketahui dan

dipahami karena proses tersebut menentukan masa depan anak baik fisik, jiwa,

maupun perilakunya (Puspa, 2001).

Kurangnya pengetahuan nutrisi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu

merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan nutrisi pada balita. Di

pedesaan makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan.

Terdapat pantangan makan pada balita misalnya anak kecil tidak

diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-kacangan juga tidak

diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut atau kembung (Balawati, 2004).

Ibu adalah seorang yang paling dekat dengan anak haruslah memiliki

pengetahuan tentang nutrisi. Pengetahuan minimal yang harus diketahui seorang

(13)

makan pada balita, sehingga akan menjamin anak dapat tumbuh dan berkembang

dengan optimal. Menurut Azwar (2000) masa bayi dan anak adalah masa mereka

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan sangat penting dimana

nantinya merupakan landasan yang menentukan kualitas generasi penerus bangsa.

Status nutrisi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita.

Status nutrisi juga berpengaruh pada kecerdasan balita, balita dengan nutrisi kurang

atau buruk akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah, nantinya mereka

tidak mampu bersaing.(Anonim, 2007)

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau

dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18 tahun

sedang menurut undang-undang kesejahtraan anak RI No. 4 Tahun 1979 sampai

dengan usia 21 tahun sebelum menikah. Beberapa masalah tumbuh kembang anak

yang perlu dijadikan acuan dalam pendeteksian diantaranya 10% anak akan mencapai

kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencapai kemampuan kemudian, 75%

anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian, 90% anak akan sudah harus dapat

mencapai kemampuan pada batas usia paling lambat masih dalam batas normal dan

10% anak dimasukkan dalam kategori terlambat apabila belum bisa mencapai

kemampuannya (Aziz 2009).

Di Indonesia anak dianggap normal bila tinggi badan menurut umur lebih

besar atau sama dengan 90% standar Harvard. Selanjutnya apabila tinggi badan

menurut umur antara 70-90% standar berarti anak mengalami kurang gizi sedang dan

(14)

Data dari Depkes menunjukkan, Indonesia sebenarnya pernah berhasil

menekan angka kasus gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita. menjadi 37,5%

(1989), 35,5% (1992), 31,6 % (1995), 29,5% (1998), 26,4% (1999), dan 24,6%

(2000). Namun, angka-angka tersebut kembali meningkat menjadi 26,1% (2001),

27,3% (2002), 27,5% (2003), dan 29% (2005) (Milyandra, 2010).

Anton, (2000) di Sumatera Utara sendiri angka prevalensi gizi kurang atau

gizi buruk nyatanya masih di atas prevalensi nasional. Berdasarkan data Survey

Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 1998, prevalensi untuk Sumatera Utara

sebesar 40,4% sedangkan angka nasional adalah 30,4%. Sementara itu, kebutuhan

energi protein pada balita di Sumatera Utara semakin menurun selama kurun waktu

2002-2007 terjadi penurunan yaitu dari 17,3 % pada tahun 2002 menjadi 16,3 % dan

tahun 2007

Hasil survei awal, di Rumah Sakit Haji Medan data yang didapat oleh peneliti

adalah sebanyak 8 ibu yang telah peneliti wawancarai yang berkaitan dengan

kebutuhan nutrisi diperoleh 3 orang ibu yang sudah mengetahui kebutuhan nutrisi,

sedangkan 5 orang lagi belum memahami akan kebutuhan nutrisi, dan dapat

disimpulkan persentasenya adalah 61% ibu yang belum mengetahui kebutuhan nutrisi

pada balita, dan hal tersebut maka merasa perlu untuk dilakukan penelitian

pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3

(15)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang kebutuhan

nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di Rumah Sakit Haji Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan

ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di

rumah sakit Haji Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Praktek Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data pendukung tentang pengetahuan ibu

bagi keperawatan anak sehingga dapat ditekankan metode yang tepat dalam

memberikan pendidikan kesehatan dimasyarakat

2. Manfaat bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang berguna untuk

meningkatkan mutu pendidikan keperawatan anak dalam memberikan asuhan

keperawatan.

3. Manfaat bagi penelitian keperawatan.

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan atau sumber data peneliti

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra

manusia, yaitu : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Sedangkan menurut (Mubarok, 2009) Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran

manusia sebagai hasil penggunaan panca indra.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah

hasil yang dapat dimengerti dan dapat dipahamioleh seseorang melalui alat indranya.

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehingga

makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang

kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai

yang baru diperkenalkan.

(17)

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman

dan pengetahuan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

3. Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan pada

aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar

dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu : perubahan ukuran, perubahan

proporsi, hilangnya cirri-ciri lama, dan timbulnya cirri-ciri baru. Hal ini terjadi

akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental tarap

berpikirseseorang semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Minat adalah suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal

dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecendrungan pengalaman yang

kurang baik akan berusaha untuk dilupakan oleh seseorang. Namun, jika

pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan, maka secara psikologis

akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi

kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam

kehidupannya.

(18)

Mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam

suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan,

maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu

menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam

pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

7. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru (Notoatmodjo,

2007).

2.1.3. Cara memperoleh pengetahuan

Dari berbagai cara yang telah digunakan untuk memperoleh pengetahuan

sepanjang sejarah, dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut :

A. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan ini antara lain sebagai berikut :

1. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara coba salah ini di lakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

mencegah masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba

kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan yang kedua tidak berhasil, maka di

coba kembali kemungkinan yang ketiga, dan apabila kemungkinan yang ketiga juga

tidak mendapatkan hasil maka dicoba kemungkinan yang ke empat dan seterusnya,

(19)

2. Cara kekuasaan (otoriter)

Kebiasaan tersebut bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern, kebiasaan ini seakan-akan diterima

dari sumbernya sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat

berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,

pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut di

peroleh berdasarkan pada otoritasnya atau kekuasaannya,

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang paling baik, demikian kata pepatah, pepatah ini

mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, oleh sabab

itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperolah pegetahuan.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

4. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir

manusia pun ikut berkembang, dari sinilah manusia telah mampu menggunakan

penalaran dalam memperoleh pengetahuannya, dengan kata lain dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pemikirannya.

B. Cara Modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetauan pada dewasa ini lebih

(20)

popular disebut sebagai metodologi penelitian (research methodology)

(Notoatmodjo, 2005)

2.1.4. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan yaitu

antara lain sebagai berikut :

1. Tahu

Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu hal yang spesifik

dari seluruh hal yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi secara benar.

3. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan

aplikasi atau menggunakan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip.

4. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut

(21)

5. Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dan

dapat menyesuaikan.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian

terhadap suatu objek atau pekerjaan.

2.2 Nutrisi

Nutrisi adalah suatu komponen yang paling penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi kebutuhan

untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan, terdapat kebutuhan zat

gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air

(Aziz, 2009).

Usia (Tahun) Protein (g)

tabel 1. Kebutuhan nutrisi anak terhadap protein, vitamin A, Zat besi, dan zink (Erna

(22)

2.2.1 Kecukupan Nutrisi rata-rata untuk Balita

Kebutuhan nutrisi utama yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan serta

kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen darar :

1. Hidrat arang

Kebutuhan hidrat arang belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusui

pada ibunya mendapat 40% dari pada kalori berasal dari laktosa. Pada usia

yang lebih tua, kalori dari hidrat bertambah jika bayi telah diberi makan lain,

terutama yang banyak mengandung tepung, misalnya bubur susu, nasi tim

(Hananto, 2002).

2. protein

Disarankan untuk memberi 2,5-3 gram tiap kilogram berat badan balita.

Protein yang diberikan dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino

esensial dalam jumlah yang cukup, mudah dicerna dan diserap tubuh, serta

harus yang berkualitas tinggi seperti protein hewani (Erna Francin, 2005).

3. lemak

Sampai sekarang lemak masih dianggap tidak perlu terdapat dalam jumlah

banyak, kecuali untuk asam lemak esensial (asam linoleat, asam arachidonat

dan asam docosa heksaenoid). Akan tetapi perlu diperhatikan, bahwa untuk

makanan dalam masa pertumbuhan yang cepat, lemak mempunyai arti sebagai

berikut:

a). Bila lemak kurang dari 20% dari kalori yang diperlukan, maka perlu

(23)

b). Lemak merupakan bahan makanan berkalori banyak, yang diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan kalori bayi dan anak.

c). Lemak mengandung asam lemak esensial. Bila kurang dari 0,1% dapat

mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut rontok, hambatan

pertumbuhan. Dianjurkan sekurang-kurangnya 1% dari pada kalori

berasal dari asam linoleat.

d). Lemak merupakan sumber glycerida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat

dari hidrat arang oleh bayi sekurang-kurangnya sampai 3 bulan.

e). Lemak adalah nutrien zat yang diberikan rasa sedap pada makanan, bahkan

untuk bayi pun pemberian lemak cukup baik.

f). Lemak mengandunng vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D,

E, dan K (Hananto, 2002).

4. Mineral dan Vitamin

Susu sapi merupakan sumber yang baik bagi beberapa vitamin dan mineral

seperti kalsium dan posfor. Tiap 500-600 ml susu mengandung kurang dari

0,7-0,8 gram kalsium dan cukup fosfor bagi pembentukan tulang dan gigi.

Menu yang tiap harinya mengandung susu, daging, ayam, ikan, telur, sayur,

buah dan serealia, (nasi, roti, kentang, mi), akan mengandung cukup vitamin

dan mineral.

5. Cairan

Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000 sampai 1500 ml air setiap

(24)

atau muntah masukan cairan harus ditingkatkan untuk menghindari

kekurangan cairan (Erna Francin, 2005).

2.4.3 Penyakit gangguan Nutrisi

Pemberian masukan nutrisi yang berlebihan terus menerus akan menimbulkan

gizi lebih ( Overnutrition). Masukan energi yang berlebihan menyebabkan keadaan

Obesitas, vitamin A yang berlebihan meracuni tubuh dengan gejala-gejala

hipervitaminosis A, dan sebagainya. Penyakit yang disebabkan oleh tidak adanya

keseimbangan antara kebutuhan dan suplainya digolongkan dalam penyakit-penyakit

gangguan gizi (nutritional disorders) Keadaan gizi kurang (undernutrition) maupun

gizi lebih (overnutrition) (solihin, 2005).

2.4.4 Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan usia Tumbuh Kembang

1. Umur 0-4 Bulan

Pada umur ini kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu yang

terdapat komponen yang paling seimbang, akan tetapi apabila terjadi gangguan dalam

air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula dan nilai kegunaan atau manfaat

jauh lebih baik dari menggunakan asi.

2. Umur 4-6 Bulan

Pada usia ini kebutuhan nutrisi pada anak tetap yang utama adalah air susu ibu

kemudian ditambah lagi dengan bubur susu dan sari buah, pemenuhan kebutuhan

nutrisi pada anak terdapat tambahan mengingat seiring dengan perkembangan fungsi

sistem pencernaan. Perubahan pertumbuhan nutrisi anak hanya perubahan bentuk

(25)

3. Umur 6-9 Bulan

Kebutuhan nutrisi pada usia ini adalah tetap diteruskan kebutuhan nutrisi dari

ASI kemudian ditambang dengan bubur susu, bubur tim saring dan buah,

penambahan kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada

usia anak, makanan lebih padat dari usia sebelumnya mengingat perkembangan gigi

sudah mulai dan pada usia ini bayi mulai mengunyah apa saja dan memasukkan

semua makan kedalam mulut. Untuk itu perlu pengawasan dalam tiap aktifitas anak.

4. Umur 10-12 Bulan

Pada usia anak ini masih tetap diberikan air susu ibu dengan penambahan

pada bubur susu, bubur tim kasar dan buah, bentuk makanan yang disediakan dapat

lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan kemampuan

fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini anak sering senang makan sendiri

dengan sendok atau suka mencoba makan sendiri dan makan dengan tangan, pada

anak seusia ini adalah merupakan usaha yang baik dalam menuntun ketangkasan dan

merasakan bentuk makana.

5. Usia Todler dan Prasekolah

Pada usia ini kemampuan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

sudah mulai muncul, sehingga segala peralatan yang berhubungan dengan makan

seperti garpu, piring, sendok dan gelas semuanya harus dijelaskan pada anak atau

diperkenalkan dan dilatih tentang penggunaan, sehingga dapat mengikuti aturan yang

ada. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia ini sebaiknya penyediaan

(26)

makanan yang dianjurkan antara lain daging, sup, sayuran dan buah-buahan, pada

anak ini juga perlu makanan padat sebab kemampuan mengunyah sudah mulai kuat

(Aziz, 2007).

2.5 Tumbuh Kembang 2.5.1 Pengertian

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian

tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan

bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh

kematangan dan belajar (aziz, 2009).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh. Sedangkan

perkebangan adalah proses pematangan fungsi organ tubuh (Puspa Swara, 2001).

2.6 Faktor pengaruh tumbuh kembang balita

1. Faktor HerediterFaktor Herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai

dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor lain. Yang

termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.

2. Faktor Lingkungan

Faktor Lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam

menentukan tercapai tidaknya potensi yang sudah dimilik. Yang termasuk faktor

lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal, lingkungan yang masih dalam

(27)

3. Budaya Lingkungan

Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau mempersepsikan

pola hidup sehat.

4. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Hal ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi, tentunya

pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan anak dengan

sosial ekonomi rendah.

5. Status Kesehatan

Status kesehatan anak dapat dipengaruhi pada pencapaian pertumbuhan dan

perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dengan kondisi sehat dan

sejahtera maka percepatan untuk tumbuh sangat mudah, akan tetapi apabila

kondisi status kesehatn kurang maka akan terjadi perlambatan (Aziz, 2009).

6. Nutrisi

Telah disebutkan bahwa untuk bertumbuh dan berkembang, anak membutuhkan

zat gizi yang mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang

harus dikonsumsi secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

pada tahapan usianya. Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang

cepat seperti masa pranatal, usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak

kalori dan protein anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan

(28)

berlebihan juga dapat menimbulkan dampak yang buruk pada kesehatan anak,

misalnya terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel atau jaringan,

bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit pertumbuhan dan

perkembangannya juga terganggu (Supartini, 2004).

2.7 Tanda-tanda tumbuh kembang pada anak

Pertumbuhan fisik pada balita meliputi dan antara lain:

1) Berat badan

Ukuran ini merupakan yang terpenting. Dipakai pada setiap kesempatan

pemeriksaan kesehatan anak pada setiap kelompok umur. Berat badan merupakan

hasil peningkatan seluruh jaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya.

Ukuran ini merupakan indicator tunggal yang baik pada waktu ini untuk keadaan gizi

dan keadaan tumbuh kembang.

2) Tinggi Badan

Ukuran ini merupakan ukuran kedua yang terpenting. Nilai tinggi badan

meningkat terus, walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi muda

kemudian melambat dan menjadi pesat lagi pada masa remaja. Tinggi badan hanya

menyusut pada usia lanjut.

3) Lingkaran Kepala

Ukuran ini dipakai untuk mengevaluasi pertumbuhan otak dan karena laju tumbuh

pesatnya pada saat berusia 3 tahun hanya 1 cm dan hanya meningkat 5 cm sampai

usia remaja atau dewasa, maka dapat dikatakan bahwa manfaat pengukuran lingkaran

(29)

4) Lingkaran lengan atas

Ukuran ini mencerminkan tumbuh kembang jaringan lengan otot yang tidak

terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh bila dibandingkan dengan berat badan.

Ukuran ini dapat dipakai untuk menilai keadaan tumbuh kembang pada kelompok

usia pra-sekolah.

5) Lipatan Kulit

Ukuran tebalnya lipatan kulit pada daerah subskapuler merupakan refleksi

tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi

(Soegeng Santoso, 2004).

2.8 Perkembangan Bayi dan Balita

1). Perkembangan fungsi motorik kasar dengan tujuan utama adalah seorang

manusia yang dapat berjalan dan bergerak dengan sempurna.

2). Perkembangan fungsi motorik halus yang memerlukan koordinasi antara

fungsi visual dengan fungsi jari-jari tangan untuk memegang menulis dan

lain-lain.

3). Perkembangan mental, untuk menjadi seorang dewasa yang pandai dan

dapat memecahkan masalah.

4). Perkembangan bicara dan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain.

5). Perkembangan fungsi penglihatan

(30)

7). Perkembangan tingkah laku dan fungsi sosial-adaptif untuk

menyempurnakan dirinya sebagai mahluk hidup dalam suatu lingkungan

alam dan berhubungan dengan manusia lain (Maryunani, 2010).

2.9 Penilaian keadaan Tumbuh Kembang pada Balita

Keadaan tumbuh kembang dapat dinilai dalam empat macam aspek yaitu :

1) Penilaian pola tumbuh kembang dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan

fisik, yaitu corak normal atau corak yang tidak normal, misalnya kelainan

kepala

2) Penilaian proses tumbuh kembang dilakukan dengan pemeriksaan

antropometri secara berkala. Anak yang normal akan mengikuti kurva

tumbuh kembang secara mantap dalam persentil yang kira-kira sama,

terutama tinggi badan, suatu penyimpangan dari arah kurva normal adalah

suatu indikator terhadap adanya kelainan atau sakit atau kebutuhan nutrisi

yang tidak terpenuhi.

3) Penilaian posisi anak yaitu normal atau tidak. Untuk tinggi dan berat badan

diperoleh dari hasil tumbuh kembang pada suatu waktu.

4) Keadaan nutrisi merupakan bagian dari tumbuh kembang secara umum

(praktis lapangan) dipakai cara penilaian yang disepakati bersama untuk

keseragaman baik dalam caranya atau metode maupun baku patokan yang

(31)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka penelitian

Berdasarkan studi kepustakaan diatas maka kerangka penelitian :

Tumbuh kembang balita usia 1-3 tahun Pengetahuan

ibu

Kebutuhan nutrisi pada balita usia 1-3 tahun

(32)

3.2 Defenisi Operasional dan konseptual a. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Alat ukur Hasil skala Skala ukur

1.Pengetahuan

ibu tentang

kebutuhan

nutrisi pada

balita usia 1-3

tahun

asupan gizi yang

sangat penting

dalam proses

pertumbuhan dan

perkembangan

balita pada usia

1-3 tahun

tubuh balita pada

(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif karena peneliti hanya ingin

mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada

balita usia 1-3 tahun. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang

suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2007).

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Setiadi,

2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia

1-3 tahun yang datang di Poli Anak Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2011 Bulan

April sebanyak 180 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Apabila bila jumlah subjek

kurang dari 100, lebih baik diambil keseluruhan sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar atau banyak dapat diambil

antara 10-25% atau lebih (Arikunto, 2006), jadi sampel yg diambil dalam penelitian

(34)

Pada penelitian ini teknik pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan

menggunakan Insidental sampling pengambilan secara kebetulan yang memenuhi

sarat untuk dijadikan sampel.

4.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan, karena

belum pernah dilakukan penelitian ini di Poli Pediatrik yang akan diteliti mengenai

pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3

tahun dan banyak ibu yang membawa anaknya berobat sehingga jumlahnya cukup

dijadikan sampel. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Nopember 2011 di Poli

pediatrik Rumah Sakit Haji Medan.

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, terlebih dahulu mengajukan permohonan

kepada institusi pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera

Utara dan mengajukan permohonan izin kepada direktur Rumah sakit Haji Medan

tempat penelitian dilakukakn dan kuesioner diberikan kepada responden yang diteliti

dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :

1. Informed Concent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Penelitian

menjelaskan maksut dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak yang

mungkin terjadi sebelum dan sesudah penelitian. Jika bersedia dijadikan

(35)

tersebut. Jika mereka menolak dijadikan responden, maka peneliti tidak akan

memaksa dan akan menghormati hak-haknya.

2. Anonimity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden tidak akan mencantumkan namanya

pada lembar data, tetapi cukup dengan memberi nomor kode pada

masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden akan dijamin oleh peneliti, hanya

sekelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai

hasil penelitian (aziz, 2007, hal 93).

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner

dengan berpedoman kepada tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Pada bagian

pertama dari instrumen penelitian berisi data demografi responden meliputi : umur,

tingkat pendidikan, pekerjaan. Pengisian kuesioner dengan cara memberi tanda

checklist pada kolom jawaban yang telah disediakan.

Bagian instrumen kedua berisi tentang pertanyaan yang dapat digunakan untuk

mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada

balita usia 1-3 tahun sebanyak 20 pertanyaan. Pertanyaan no 1-10 mengenai

(36)

pada balita usia 1-3 tahun. Dengan jenis pertanyaan tertutup sehingga responden

hanya perlu memilih satu jawaban yang menurutnya benar pada jawaban yang

tersedia. Adapun nilai skor yang digunakan adalah jika jawaban benar (skor 2), jika

jawaban salah (skor 1) untuk jawaban benar skor tertinggi adalah 40 dan jawaban

salah terendah adalah 20. Dengan banyak kelas 3 yaitu: pengetahuan baik, cukup, dan

kurang. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh

kembang pada balita.

Jadi pembagian skor pengetahuan berdasarkan rumus adalah sebagai berikut:

R = Xmax – Xmin

= 40—20

= 20

Kemudian menentukan panjang kelas interval

P =

3 20

P= 6,66 dibulatkan 7.

Keterangan:

R : Rentangan

P : Interval

Xmax : Data terbesar

Xmin : Data terkecil R P =

(37)

a. Pengetahuan baik apabila apabila mendapat skor 34 - 40.

b. Pengetahuan cukup apabila mendapat skor 27 - 33.

c. Pengetahuan kurang apabila mendapat skor 20 - 26.

Skor pengetahuan nutrisi dan tumbuh kembang berdasarkan rumus adalah sebagal

berikut :

R = Xmax - Xmin

= 20 - 10

= 10

Kemudian menentukan panjang kelas interval

P =

3 10

P= 3.33 dibulatkan 3

Keterangan:

R : Rentangan

P : Interval

Xmax : Data terbesar

Xmin : Data terkecil

a. Pengetahuan baik apabila apabila mendapat skor 17 - 20.

b. Pengetahuan cukup apabila mendapat skor 13 - 16.

c. Pengetahuan kurang apabila mendapat skor 10 - 12. R

P =

(38)

1.6 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara

tepat, tinggi rendahnya validitas intrumen menunjukkan sejauh mana data yang akan

dikumpulkan orang menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksut.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi, dimana peneliti menunjukkan

kuesioner yang telah disusun kepada salah satu dosen di Fakultas keperawan USU

bagian staf pengajar DIV kebidanan. Setelah koesioner dikoreksi (divaliditasi) oleh

dosen yang ditunjuk, peneliti memperbaiki sesuai dengan saran dosen tersebut.

Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan memenuhi dua hal penting

yang harus dipenuhi dalam menentukan validitas pengukuran. Menurut Nursalam

(2008), instrument penelitian harus (1) relevansi isi, yaitu isi instrumen harus

disesuaikan dengan tujuan penelitian (tujuan khusus) agar dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur. Pada penelitian ini telah berusaha menyesuaikan instrument

penelitian dengan tujuan khusus penelitian, kemudian tetap saja ada kesalahan

penelitian intuk menvalidkan kuesioner sehingga peneliti mengganti kuesioner

dengan beberapa kali kepada ahlinya, setelah beberapa kali diganti akhirnya di

valitkan (2) relevan sasaran subjek dan cara pengukuran, yaitu instrumen yang

disusun harus dapat dipertimbangkan kepada siapa pertanyaan itu diberikan. Pada

penelitian ini peneliti mengajukan instrumen penelitian kepada ibu yang mempunyai

balita usia 1-3 tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan pada bulan Nopember

(39)

Setelah dilakukan uji validitas, kemudian peneliti melakukan uji reabilitas

yaitu apakah ada kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang

berbeda ataupun waktu dan tempat yang berbeda (Nursalam, 2003). Uji reabilitas ini

dilakukan kepada 10 responden dengan kriteria yang sama dengan sampel pada ibu

yang mempunyai balita usia 1-3 tahun di Poli pediatrik Rumah sakit Haji Medan.

Pada penelitian ini terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan

tujuan penelitian sebelum dilakukan penelitian kemudian dilakukan penelitian

dengan membagikan kuesioner. Hasil dari uji reabilitas pengetahuan ibu tentang

kebutuhan nutrisi dari 10 responden hanya 2 responden yang berpengetahuan baik, 3

responden dikategorikan cukup, 5 responden dikategorikan kurang. Dan hasil uji

reabilitas pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang adalah yang menjawab baik

hanya 2 responden, 4 responden dikategorikan cukup dan 4 responden dikategorikan

kurang. Penelitian ini menggunakan analisis Cronbach Alpha (Arikunto, 2002). Hal

ini dapat diterima sesuai dengan Polit dan Hungler (1995) bahwa suatu instrumen

akan reliable jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,70.

4.7 Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal

peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi

pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) kemudian permohonan izin yang telah

diproleh dikirimkan ketempat penelitian (Rumah Sakit Haji Medan). Kemudian

peneliti menentukan responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

(40)

Setelah mendapatkan responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada

responden tersebut tentang tujuan, manfaat, dan proses pengambilan data. Kemudian

bagi calon responden yang bersedia diminta untuk menanda tangani surat perjanjian

dan mengisi lembar kuesioner. Setelah selesai pengisian, peneliti mengambil

kuesioner yang telah diisikan responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Jika

ada data yang kurang dapat langsung dilengkapi, selanjutnya data yang telah

terkumpul dianalisa.

Selama proses pengisian kuesioner dibutuhkan waktu lebih kurang 20 menit

untuk setiap responden. Jadi peneliti membantu responden untuk mengisi kuesioner

dengan membacakan kuesioner kepada responden yang kesulitan untuk mengisi

kuesioner. Peneliti memberikan kuesioner kepada 38 reponden yang mempunyai

kriteria peneliti yaitu ibu yang mempunyai balita usia 1-3 tahun yang bersedia

menjadi responden. Pada saat peneliti melakukan penelitian responden mau mengisi

data demografi dan menjawab kuesioner dengan bertanya apa yang tidak dimengerti.

4.8 Analisa data

Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan

melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data,

kemudian data yg sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan

tabulasi dan analisa data. Kemudian memasukan (entry) data ke computer dan

dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi. Untuk

(41)

pada balita usia 1-3 tahun dianalisa dengan menggunakan metode statistik univariat

(42)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan data hasil dan pembahasan mengenai pengetahuan

ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di

rumah sakit haji medan. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 Nopember 2011

sampai dengan 16 Nopember 2011. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner

diberikan kepada 38 responden dengan cara membagikan koesioner kepada

responden.

5.1.1. Data Demografi Responden

Dalam penelitian ini rata – rata usia reponden 26-30 tahun sebanyak 22 orang

(57,9%), dengan usia terendah 20 tahun dan usia tertinggi 45 tahun, rata – rata

responden yaitu (36,8%) memiliki latar belakang D3, S1 yaitu sebanyak (31,6%),

SMA yaitu sebanyak (23,7%), SMP yaitu sebanyak (7,9%). Pekerjaan responden

beragam pegawai negeri sipil yaitu sebanyak (36,8%), petani yaitu sebanyak (10,5%),

wiraswasta yaitu sebanyak (36,8%), dan ibu rumah tangga yaitu sebanyak (15,8%)

(43)

A. Data Demografi

Table 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Ibu yang mempunyai balita usia 1-3 tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan (n= 38)

No Data Demografi Frekuensi (n) Persentase (%)

1.

B. Pengetahuan Tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahu

Pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi pada balita usia 1-3 tahun

menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 27

orang (71.1%), dan berpengetahuan baik tentang nutrisi pada balita usia 1-3 tahun

sebanyak 11 orang (28,9%)

Table 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan (n=38)

Pengetahuan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3

(44)

C. Pengetahuan Tentang Kebutuhan Tumbuh Kembang Pada Balita Usia 1-3 Tahun

Pengetahuan ibu tentang kebutuhan tumbuh kembang pada balita usia 1-3

tahun menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup

sebanyak 24 orang (63,2%), dan berpengetahuan baik tentang tumbuh kembang pada

balita usia 1-3 tahun sebanyak 14 orang (36,8%)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Tumbuh Kembang Pada Balita Usia 1-3 Tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan (n=38)

Pengetahuan Tumbuh Kembang Pada Balita

Usia 1-3 Tahun

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Nutrisi pada Balita Usia 1-3 Tahun di Poli Pediatrik Rumah sakit Haji Medan

No Pertanyaan Jawaban Total

Responde 1 Asupan gizi yang sangat penting

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan balita usia 1-3 tahun?

25 (65,8) 13 (34,2) 38

2 Kebutuhan zat gizi utama pada batita usia 1-3 tahun adalah sebagai berikut, kecuali

17 (44,7) 21 (25,3) 38

3 Fungsi Protein pada tubuh batita usia 1-3 tahun adalah sebagai berikut

24 (63,2) 14 (36,8) 38

(45)

dibutuhkan oleh tubuh batita adalah

5 Apakah yang terjadi apabila lemak didalam tubuh balita usia 1-3 tahun kurang

20 (52,6) 18 (47,4) 38

6 Vitamin A yang dibutuhkan batita usia 1-3 tahun adalah

27 (71,1) 11 (28,9) 38

7 Pada umumnya batita usia 1-3 tahun memerlukan berapa ml air setiap harinya

30 (78,9) 8 (21,1) 38

8 Dampak masukan energi dan nutrisi yang berlebihan pada tubuh balita usia 1-3 tahun adalah

22 (57,9) 16 (42,1) 38

9 Pada usia prasekolah (3 tahun) pemenuhan kebutuhan nutrisi sebaiknya memberi menu yang menarik untuk mencegah kebosanan pada anak yaitu

18 (47,4) 20 (52,6) 38

10 Pada usia 10-12 bulan penambahan nutrisi selain air susu ibu adalah

18 (47,4) 20 (52,6) 38

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang pada Balita Usia 1-3 tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan

No Pertanyaan Jawaban Total

Responde 1 Pertumbuhan fisik yang paling

penting pada batita usia 1-3 tahun

20 (52,6) 18 (47,4) 38

2 Faktor yang paling mempengaruhi tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun

25 (65,8) 13 (34,2) 38

3 Selain Jenis kelamin, Suku bangsa, dan Ras faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada batita usia 1-3 tahun

17 (44,7) 21 (55,3) 38

4 Nutrisi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun. Tetapi jika berlebihan dapat menimbulkan

25 (65,8) 13 (34,2) 38

5 Pertumbuhan fisik pada balita usia 1-3 tahun meliputi lipatan leher

32 (84,2) 6 (15,8) 38

(46)

1-3 tahun Perkembangan fisik motorik kasar pada balita usia 1-3 tahun tujuan utamanya

7 Perkembangan mental pada balita usia 1-3 tahun tujuannya

21 (55,3) 17 (44,7) 38

8 Penilaian tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun dapat dilihat dari pemeriksaan fisik

19 (50,0) 19 (50,0) 38

9 Pada usia 3 tahun berapa cm lingkaran kepala pada anak meningkat berapa cm

23 (60,5) 15 (39,5) 38

10 Penilaian tumbuh kembang pada anak usia 1-3 tahun yang normal akan mengikuti kurva tumbuh kembang secara mantap terutama

25 (65,8) 13 (34,2) 38

5.2. Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahun

Dari hasil penelitian mengenai kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada

balita usia 1-3 tahun yang dilakukan terhadap 38 responden di poli klinik pediatric

Rumah Sakit Haji medan, maka didapat hasilnya 100% mayoritas berpengetahuan

cukup (71,1%) dan hanya (28,9%) mempunyai pengetahuan baik, dari data ini dapat

dilihat bahwa masih ada ibu yang belum mengerti mengenai kebutuhan nutrisi dan

tumbuh kembang pada balita, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu

mengenai perawatan Balita karena sebagian besar ibu berada pada kisaran usia 25-30

tahun. menurut pendapat Wahidi (2005) yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan

formal ibu berhubungan positif dengan pola konsumsi pangan balita, yaitu

mempengaruhi nutrisi melalui pemilihan bahan pangan jumlah dan mutu bahan

(47)

dimana ibu juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan nutrisi (Setyowati, 2008).

Ibu harus memiliki pendidikan dan pengetahuan yang baik agar ibu dapat

menjalankan fungsinya dengan efektif dalam melaksanakan praktek asuhan

kesehatan. Pengetahuan kesehatan yang baik akan mendatangkan perilaku kesehatan

yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Skinner (1938) dalam Notoatmodjo

(2007) bahwa Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia

Pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi pada balita usia 1-3 tahun

menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 27

orang (71.1%), dan berpengetahuan baik tentang nutrisi pada balita usia 1-3 tahun

sebanyak 11 orang (28,9%). Berdasarkan pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi

pada balita usia 1-3 tahun yaitu tentang asupan gizi yang sangat penting dalam proses

tumbuh kembang adalah nutrisi, responden menjawab benar sebanyak 25 orang

(65,8% ), Hal ini disebabkan karena kurangnya kemauan ibu untuk mencari informasi

tentang nutrisi pada balita, menurut (Aziz, 2009) Nutrisi adalah suatu komponen yang

paling penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan

perkembangan yang menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa

pertumbuhan, terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein,

(48)

Kebutuhan zat gizi utama pada balita usia 1-3 tahun adalah kalsium yang

menjawab benar sebanyak 17 orang (44,7%), Hal ini disebabkan karena (38,6%) ibu

adalah sebagai wira usahawan sehingga kurang perhatian ibu untuk memperhatikan

nutrisi balitanya. Supartini (2004) mengatakan bahwa Khusus selama periode

pertumbuhan dan perkembangan yang cepat seperti masa pranatal, usia bayi, atau

remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein anak dapat mengalami

hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya karena kurang adekuatnya asupan

zat gizi tersebut.

Fungsi protein pada tubuh balita sebagai zat pembangun tubuh yang

menjawab benar sebanyak 24 orang (63,2%), hal ini kemungkinan disebabkan karena

ibu mempunyai kesibukan dalam pekerjaan, sehingga ibu kurang informasi yang

berhubungan dengan zat – zat yang dibutuhkan bayinya seperti protein. Menurut Aziz

2009, Status kesehatan anak dapat dipengaruhi pada pencapaian pertumbuhan dan

perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dengan kondisi sehat dan sejahtera

maka percepatan untuk tumbuh sangat mudah, akan tetapi apabila kondisi status

kesehatn kurang maka akan terjadi perlambatan

Protein yang dibutuh kan oleh balita adalah 16 kg yang menjawab benar

sebanyak 22 orang (57,9%), dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebagian ibu

belum mengerti tentang angka kecukupan gizi bagi Balitanya hal ini disebabkan

karena ibu beranggapan bahwa angka kecukupan protein tetap terpenuhi walaupun

(49)

dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah yang

cukup, mudah dicerna dan diserap tubuh, serta harus yang berkualitas tinggi seperti

protein hewani.

Bila lemak dalam tubuh balita kurang, kulit akan bersisik yang menjawab

benar sebanyak 20 orang (52,6%), dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebagian ibu

beranggapan bahwa kekurangan lemak terlalu berdampak serius terhadap kesehatan

balitanya. Hananto, 2002 mengatakan bahwa Lemak mengandung asam lemak

esensial. Bila kurang dari 0,1% dapat mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik,

rambut rontok, hambatan pertumbuhan. Dianjurkan sekurang-kurangnya 1% dari

pada kalori berasal dari asam linoleat.

vitamin A yang dibutuhkan balita usia 1-3 tahun adalah 400g yang menjawab

benar sebanyak 27 orang (71,1%), hal ini mungkin disebabkan karena ibu belum

pernah mendapatkan informasi sebelumnya tentang angka kecukupan vitamin A.

Menurut Santoso (2004) untuk bertumbuh dan berkembang, anak membutuhkan zat

gizi yang mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus

dikonsumsi secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pada

tahapan usianya. Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat

seperti masa pranatal, usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori

dan protein anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya

karena kurang adekuatnya asupan zat gizi tersebut.

Air yang diperlukan balita usia 1-3 tahun adalah 1000-1500 ml yang

(50)

masih ada ibu yang kurang memperdulikan tentang kebutuhan cairan pada balitanya,

kemungkinan hal ini disebabkan karena kurangnya sumber informasi tentang angka

kecukupan cairan. Menurut Erna 2005 bahwa Pada umumnya anak sehat memerlukan

1000 sampai 1500 ml air setiap harinya. Pada keadaan sakit seperti infeksi dengan

suhu tubuh tinggi, diare, atau muntah masukan cairan harus ditingkatkan untuk

menghindari kekurangan cairan.

Dampak masukan nutrisi yang berlebihan akan mengakibatkan overnutrition

yang menjawab benar sebanyak 22 orang (57,9%), hal ini disebabkan karena sebagian

orang tua beranggapan bahwa memberikan asupan nutrisi dalam jumlah yang banyak

tidak mempunyai dampak buruk terhadap Balita. Padahal menurut Solihin 2005

Pemberian masukan nutrisi yang berlebihan terus menerus akan menimbulkan gizi

lebih (Overnutrition). Masukan energi yang berlebihan menyebabkan keadaan

Obesitas

Memberi menu yang menarik pada balita usia 3 tahun dengan cara penyediaan

menu berpariasi yang menjawab benar sebanyak 18 orang ( 47,4% ), penambahan

nutrisi selain air susu ibu juga dapat dengan bubur tim kasar dan buah yang

menjawab benar sebanyak 18 orang ( 47,4% ), Kemungkinan hal ini disebabkan

karena sebagian besar orang tua beranggapan bahwa penambahan nutrisi tidak

dibutuhkan bagi Balita setelah diberikan ASI padahal menurut Hantono 2002

Kebutuhan hidrat arang belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusui pada

(51)

kalori dari hidrat bertambah jika bayi telah diberi makan lain, terutama yang banyak

mengandung tepung, misalnya bubur susu, nasi tim

5.2.2 Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Tumbuh Kembang Pada Balita Usia 1-3 Tahun

Dari hasil penelitian tentang tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun yang

dilakukan terhadap 38 responden di poli klinik pediatric Rumah Sakit Haji medan,

maka didapat hasilnya, Pengetahuan ibu tentang kebutuhan tumbuh kembang pada

balita usia 1-3 tahun menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan

cukup sebanyak 24 orang (63,2%), dan berpengetahuan baik tentang tumbuh

kembang pada balita usia 1-3 tahun sebanyak 14 orang (36,8%). Hal ini disebabkan

karena faktor kesibukan ibu dalam bekerja sehingga kurang memperhatikan tentang

tumbuh kembang balitanya.

Berdasarkan pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan perkembang pada

balita usia 1-3 tahun tentang pertumbuhan fisik yang paling penting pada balita yaitu

berat badan nya yang menjawab benar sebanyak 20 orang (52,6%), hal ini mungkin

disebabkan karena ibu sudah biasa membawa bayinya ke Posyandu untuk ditimbang.

Menurut Santoso (2004) Ukuran berat badan merupakan yang terpenting. Dipakai

pada setiap kesempatan pemeriksaan kesehatan anak pada setiap kelompok umur.

(52)

tubuh dan lainnya. Ukuran ini merupakan indicator tunggal yang baik pada waktu ini

untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang

Faktor yang paling mempengaruhi tumbuh kembang pada balita adalah faktor

lingkungan yang menjawab benar sebanyak 25 orang (65,8%), Selain nutrisi yang

mempengaruhi perkembangan pada balita usia 1-3 tahun juga perhatian orang tua

yang menjawab benar sebanyak 17 orang (44,7%) responden.

Selain jenis kelamin, suku bangsa, ras faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang adalah faktor lingkungan dan budaya lingkungan yang menjawab benar

sebanyak 25 orang (65,8%), hal ini mungkin disebabkan karena ibu kurang paham

terhadap lingkungan berdampak pada psikologi anak, menurut Supartini (2004)

Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau mempersepsikan pola

hidup sehat.

Nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang tapi jika

berlebihan akan mengakibatkan kegemukan yang menjawab benar sebanyak 32 orang

(84,2%), Hal ini senada dengan pernyataan Uripi (2004), bahwa meskipun laju

pertumbuhan lebih besar, tetapi tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam jumlah

besar, sehingga pola makan yang sesuai untuk balita adalah porsi kecil tapi sering.

Pertumbuhan fisik pada balita usia 1-3 tahun yang meliputi lipatan leher yang

menjawab benar sebanyak 23 orang (60,5%), Sesuai dengan pendapat Ali dan Ansori

(53)

tinggi badan, tulang dan otot-otot akan menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi

lebih besar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.

Tujuan utama perkembangan fisik motorik kasar pada balita usia 1-3 tahun

adalah dapat berjalan dan bergerak yang menjawab benar sebanyak 21 orang (55,3%)

responden. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebagian ibu kurang

memperhatikan tentang perkembangan motorik pada balita. Menurut Maryunani

(2010) Perkembangan fungsi motorik kasar dengan tujuan utama adalah seorang

manusia yang dapat berjalan dan bergerak dengan sempurna.

Tujuan perkembangan mental supaya pandai dan dapat penyelesaikan masalah

yang menjawab benar sebanyak 19 orang (50.0%), kemungkinan hal ini disebabkan

karena sebagian ibu belum pernah mendapat informasi dari tenaga kesehatan atau

orang terdekat tentang perkembangan mental balita. Menurut Maryunani (2010)

Perkembangan mental, untuk menjadi seorang dewasa yang pandai dan dapat

memecahkan masalah.

Penilaian tumbuh kembang pada balita dapat dilihat dari kelainan kepala yang

menjawab benar sebanyak 23 orang (60,5%), hal ini sesuai dengan pendapat Santoso

(2004) Ukuran ini dipakai untuk mengevaluasi pertumbuhan otak dan karena laju

tumbuh pesatnya pada saat berusia 3 tahun hanya 1 cm dan hanya meningkat 5 cm

sampai usia remaja atau dewasa, maka dapat dikatakan bahwa manfaat pengukuran

lingkaran kepala ini hanya terbatas samapai usia 3 tahun kecuali untuk kasus tertentu.

Penilaian tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun yang normal akan

(54)

yang menjawab benar sebanyak 25 orang (65,8%), hal ini disebabkan karena

pertumbuhan tinggi dan berat badan adalah hal yang pertama kali terlihat pada

tumbuh kembang anak sehingga ibu tidak menganggap terlalu penting mengenai

pertumbuhan balitanya. Menurut Santoso (2004) Ukuran ini merupakan ukuran kedua

yang terpenting. Nilai tinggi badan meningkat terus, walaupun laju tumbuh berubah

dari pesat pada masa bayi muda kemudian melambat dan menjadi pesat lagi pada

(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai penngetahun ibu tentang

kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada batita usia 1-3 tahun di rumah sakit haji

medan maka dapat disimpulkan dan disarankan sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden

berusia antara 20-45 tahun, yaitu sebanyak 38 responden, mayoritas pendidikan

responden adalah DIII sebanyak 14 responden, dan mayoritas pekerjaan responden

adalah PNS sebanyak 14 responden dan wiraswsata sebanyak 14 responden .

Pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi BALITA mayoritas berada pada

kategori cukup, yaitu sebanyak 33 responden, dan kategori pengetahuan baik

sebanyak 5 responden.

2. Saran

6.1 Ibu

Diharapkan kepada seluruh ibu, khususnya ibu yang membawa anak nya

berobat ke Rumah Sakit Haji Medan dapat terus meningkatkan pengetahuan

dan kepedulian tentang kesehatan, khususnya mengenai kebutuhan nutrisi

dan tumbuh kembang pada balita

(56)

Dalam praktik keperawatan anak, sebaiknya perlu ditingkatkan program

penyuluhan mengenai nutrisi dan tumbuh kembang khususnya ibu yang

memiliki balita agar dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Pengetahuan ibu

tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita yang sangat

penting diketahui ibu untuk mencegah berbagai hal yang dapat merugikan

bagi balita dan ibu.

6.3 penelitian selanjutnya

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan belajar bagi

seluruh pembaca khususnya bagi para peneliti yang ingin melakukan

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Anton Kristijono. (2000). Karakteristik Balita. Diambil pada webside

http://www.karakteristikBalitaKEP. pada tanggal 16 Oktober 2009 jam 20 WIB.

Arikunto. (2006). Metodologi Penelitihan FKUI. Jakarta. Rineka Cipta.

Francin Erna. (2005). Gizi dalam Keperawatan Reproduksi. Jakarta. EGC

Hidayat A.Aziz. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta. Salemba Medika.

Hidayat A.Aziz. (2007). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta. Salemba Medika.

Hidayat A.Aziz. (2007). Metoda Penelitian Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika.

Kanisius. (1992). Pemberian Makanan pada Bayi dan Balita. Yogyakarta. EGC

Notoatmodjo Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta. PT Rineka Cipta.

Pudjiadi Solihin. (2005). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta. FKUI

Santoso Soegeng. (2004). Kesehatan Dan Gizi. Jakarta. PT Rineka Cipta

Setiawan. (2008). Presentase Kebutuhan Nutrisi pada Balita di Indonesia. Diambil pada webside http:// www.Scribd.com.diambil pada tanggal 12 Februari 2011 jam 16 WIB.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta Graha Ilmu.

Supartini Yupi. (2004). Konsep dasar Keperawatan Anak. Jakarta. EGC

Soekamto. (2003). Metode Penelitian. Jakarta Salemba Media.

Swara Puspa. (2001). Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta. Salemba Medika

(58)

Warker Alan. (2006). Makanan Sehat Untuk Bayi dan Anak. Bandung. EGC.

(59)

Lampiran 1

Frequency Table

Usia Anak

12 31.6 31.6 31.6

13 34.2 34.2 65.8

13 34.2 34.2 100.0 38 100.0 100.0

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative

12 31.6 31.6 100.0 38 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

(60)

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan 1

13 34.2 34.2 34.2

25 65.8 65.8 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan 2

21 55.3 55.3 55.3

17 44.7 44.7 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan 3

14 36.8 36.8 36.8

24 63.2 63.2 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

(61)

Pertanyaan 4

16 42.1 42.1 42.1

22 57.9 57.9 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan 5

18 47.4 47.4 47.4

20 52.6 52.6 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan 6

11 28.9 28.9 28.9

27 71.1 71.1 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan 7

8 21.1 21.1 21.1

30 78.9 78.9 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan 8

16 42.1 42.1 42.1

22 57.9 57.9 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

(62)

Pertanyaan 9

20 52.6 52.6 52.6

18 47.4 47.4 100.0

38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan 10

20 52.6 52.6 52.6

18 47.4 47.4 100.0

38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kategori Nutrisi

11 28.9 28.9 28.9

27 71.1 71.1 100.0

38 100.0 100.0

Baik Cukup Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

(63)

pertanyaan kembang 1

18 47.4 47.4 47.4

20 52.6 52.6 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

pertanyaan Kembang 2

13 34.2 34.2 34.2

25 65.8 65.8 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan Kembang 3

21 55.3 55.3 55.3

17 44.7 44.7 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan kembang 4

13 34.2 34.2 34.2

25 65.8 65.8 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pertanyaan Kembang 5

6 15.8 15.8 15.8

32 84.2 84.2 100.0 38 100.0 100.0

1 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Gambar

Table 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan (n=38)
Tabel 5.4 pada Balita Usia 1-3 Tahun di Poli Pediatrik Rumah sakit Haji Medan
Tabel 5.4 Distribusi Kembang pada Balita Usia  1-3 tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Medan

Referensi

Dokumen terkait

In this article we consider the transport of an adsorbing solute in a two-region model of a chemically and mechanically heterogeneous porous medium when the condition of

Khasrad yang telah selesai kita laksanakan, dapat diunduh pada link yang telah kami undduh di bawah

dari delapan belas mayor dan pelaku yang terlibat dalam membangun gelombang revolusi militer itu, empat merupakan anggota Ikhwanul Muslimin (Sadat, Amer, Hussein,

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika

Selama kerja praktek hal-hal yang dilakukan adalah melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan mengenai proses produksi dan pengawasan mutu sirup, melakukan kunjungan dan

Produk yang telah dikembangkan berupa draft prototipe e-module dengan judul “ Electronic Module Kalkulus I Berbasis Student Centered Learning dan Individual

Hasil yang dicapai yaitu perancangan aplikasi sistem simpan pinjam angsuran pada Koperasi Ikhlas Palembang ini di harapkan dapat membantu mempermudah dalam simpan pinjam

Menurut pendapat J.S. Rolicek dan R.L. Warren dalam bukunya pengantar sosiologi, perubahan kebudayaan adalah satu proses melaluinya berbagai bagian dalam satu