Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuan Nutrisi dan
Tumbuh Kembang pada Balita Usia 1-3 Tahun
di Rumah sakit Haji Medan
Debby Ade Ayu
101121105
Skripsi
Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
PRAKATA
Puji dan syukur Kehadhirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang telah memberikan kekuatan dan kesempatan kepada penulis, sehinga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan
Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahun di Rumah Sakit haji Medan”.
Skripsi ini terlaksana karena arahan, masukan, dukungan dan koreksi dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata M. Kes, selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati S. Kp, MNS, selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Farida Linda Sari Siregar S.kep M. Kep, selaku dosen pembimbing skiripsi
saya dalam Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh dosen dan staf pengajar serta civitas akademika Program S1
Keperawatan USU yang telah memberi bimbingan selama perkuliahan,
khususnya dosen-dosen mata kuliah riset keperawatan.
5. Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda H. Amrin Lubis, tetes demi tetes
keringatmu telak menjadikan motivasi kuat dalam mengurangi kerasnya arus
menjadikan inspirasi perjalanan hidup yang mampu melahirkan goresan indah di
setiap langkah.
6. Teman-teman sejawat Program S1 Ekstensi 2010 Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama
ini.
7. Responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan berpartisipasi dalam
penelitian saya.
8. Semua Pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat seluruhnya disebutkan
namanya satu persatu yang telah banyak membantu saya baik dalam
penyelesaian skripsi ini maupun dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan di bidang keperawatan dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis sangat mengharapkan adanya saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Medan, Februari 2012
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ... i
Halaman pengesahan ... ii
Prakata ... iii
Daftar Isi ... vi
Daftar tabel ... vii
Daftar lampiran ... viii
Abstrak ... xi
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitan... 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.Pengetahuan ... 5
2.1.1 Pengertian Pengetahuan ... 5
2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 5
2.2 Nutrisi ... 10
2.2.1 Pengertian ... 11
2.2.2 Kecukupan Nutrisi rata-rata untuk balita ... 11
2.2.3 Penyakit Gangguan Nutrisi ... 12
2.2.4 Kebutuhan Nutrisi berdasarkan usia Tumbuh Kembang ... 13
2.3 Tumbuh Kembang ... 14
2.5.1 Pengertian ... 13
2.6 Faktor pengaruh tumbuh kembang balita ... 15
2.4.8 Tanda-tanda tumbuh kembang pada anak ... ... 16
BAB III : KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep ... 20
3.2 Defenisi operasional dan konseptual ... 21
BAB IV : METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 22
4.2. Lokasi dan waktu Penelitian ... 23
4.2.1 Lokasi Penelitian ... 23
4.2.2 Waktu penelitian ... 23
4.3 Populasi dan Sampel ... 23
4.3.1 Populasi ... 23
4.4 Pengolahan Data ... 23
4.5 Intrumen penelitian ... 24
4.6 Uji Validitas dan Reabilitas Intrumen ... 27
4.7 Pengumpulan Data ... 28
4.8 Analisa Data ... 29
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 30
5.2 Pembahasan ... 31
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Ksimpulan dan Hasil Penelitian ... 41
6.2 Saran ... 42
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Distribusi dan persentase berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan responden ... 31 Tabel 2. Dristribusi pengetahuan responden berdasarkan kebutuhan
nutrisi pada balita usia 1-3 tahun ... 32 Tabel 3. Dristribusi pengetahuan responden tentang tumbuh kembang
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Master Tabel Data Demografi Lampiran 2 : Imformed Konsep
Lampiran 3 : Intrumen Penelitian Lampiran 4 : Jadwal Penelitian
Lampiran 5 :Surat Permohonan Izin meneliti Dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian Dari Rumah Sakit Haji Medan Lampiran 7 : Riwayat Hidup
Judul : Pengetahuan Ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di Rumah Sakit Haji Medan.
Penulis : Deby Ade Ayu Nim : 101121105
Fakultas : Sarjana Keperawatan (S.kep)
Abstrak
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh. Kurangnya pengetahuan nutrisi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan nutrisi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di rumah sakit Haji Medan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia 1-3 tahun. Jumlah sampel 38 diambil dengan teknik
Insidental sampling. Data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden berusia antara 20-45 tahun, yaitu sebanyak 38 responden, mayoritas pendidikan responden adalah DIII sebanyak 14 responden, dan mayoritas pekerjaan responden adalah PNS sebanyak 14 responden dan wiraswsata sebanyak 14 responden . Berdasarkan Pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi BALITA mayoritas berada pada kategori cukup mengenai kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun (n=33, 68,2%). Kepada tim kesehatan disarankan supaya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita.
Judul : Pengetahuan Ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di Rumah Sakit Haji Medan.
Penulis : Deby Ade Ayu Nim : 101121105
Fakultas : Sarjana Keperawatan (S.kep)
Abstrak
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh. Kurangnya pengetahuan nutrisi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan nutrisi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di rumah sakit Haji Medan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia 1-3 tahun. Jumlah sampel 38 diambil dengan teknik
Insidental sampling. Data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden berusia antara 20-45 tahun, yaitu sebanyak 38 responden, mayoritas pendidikan responden adalah DIII sebanyak 14 responden, dan mayoritas pekerjaan responden adalah PNS sebanyak 14 responden dan wiraswsata sebanyak 14 responden . Berdasarkan Pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi BALITA mayoritas berada pada kategori cukup mengenai kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun (n=33, 68,2%). Kepada tim kesehatan disarankan supaya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat
manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak diharapkan anak dapat tumbuh
dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang (Aziz, 2009). Proses tumbuh
kembang bayi dan balita merupakan proses yang penting untuk diketahui dan
dipahami karena proses tersebut menentukan masa depan anak baik fisik, jiwa,
maupun perilakunya (Puspa, 2001).
Kurangnya pengetahuan nutrisi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu
merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan nutrisi pada balita. Di
pedesaan makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan.
Terdapat pantangan makan pada balita misalnya anak kecil tidak
diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-kacangan juga tidak
diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut atau kembung (Balawati, 2004).
Ibu adalah seorang yang paling dekat dengan anak haruslah memiliki
pengetahuan tentang nutrisi. Pengetahuan minimal yang harus diketahui seorang
makan pada balita, sehingga akan menjamin anak dapat tumbuh dan berkembang
dengan optimal. Menurut Azwar (2000) masa bayi dan anak adalah masa mereka
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan sangat penting dimana
nantinya merupakan landasan yang menentukan kualitas generasi penerus bangsa.
Status nutrisi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita.
Status nutrisi juga berpengaruh pada kecerdasan balita, balita dengan nutrisi kurang
atau buruk akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah, nantinya mereka
tidak mampu bersaing.(Anonim, 2007)
Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau
dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18 tahun
sedang menurut undang-undang kesejahtraan anak RI No. 4 Tahun 1979 sampai
dengan usia 21 tahun sebelum menikah. Beberapa masalah tumbuh kembang anak
yang perlu dijadikan acuan dalam pendeteksian diantaranya 10% anak akan mencapai
kemampuan pada usia dini, 50% anak akan mencapai kemampuan kemudian, 75%
anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian, 90% anak akan sudah harus dapat
mencapai kemampuan pada batas usia paling lambat masih dalam batas normal dan
10% anak dimasukkan dalam kategori terlambat apabila belum bisa mencapai
kemampuannya (Aziz 2009).
Di Indonesia anak dianggap normal bila tinggi badan menurut umur lebih
besar atau sama dengan 90% standar Harvard. Selanjutnya apabila tinggi badan
menurut umur antara 70-90% standar berarti anak mengalami kurang gizi sedang dan
Data dari Depkes menunjukkan, Indonesia sebenarnya pernah berhasil
menekan angka kasus gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita. menjadi 37,5%
(1989), 35,5% (1992), 31,6 % (1995), 29,5% (1998), 26,4% (1999), dan 24,6%
(2000). Namun, angka-angka tersebut kembali meningkat menjadi 26,1% (2001),
27,3% (2002), 27,5% (2003), dan 29% (2005) (Milyandra, 2010).
Anton, (2000) di Sumatera Utara sendiri angka prevalensi gizi kurang atau
gizi buruk nyatanya masih di atas prevalensi nasional. Berdasarkan data Survey
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 1998, prevalensi untuk Sumatera Utara
sebesar 40,4% sedangkan angka nasional adalah 30,4%. Sementara itu, kebutuhan
energi protein pada balita di Sumatera Utara semakin menurun selama kurun waktu
2002-2007 terjadi penurunan yaitu dari 17,3 % pada tahun 2002 menjadi 16,3 % dan
tahun 2007
Hasil survei awal, di Rumah Sakit Haji Medan data yang didapat oleh peneliti
adalah sebanyak 8 ibu yang telah peneliti wawancarai yang berkaitan dengan
kebutuhan nutrisi diperoleh 3 orang ibu yang sudah mengetahui kebutuhan nutrisi,
sedangkan 5 orang lagi belum memahami akan kebutuhan nutrisi, dan dapat
disimpulkan persentasenya adalah 61% ibu yang belum mengetahui kebutuhan nutrisi
pada balita, dan hal tersebut maka merasa perlu untuk dilakukan penelitian
pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang kebutuhan
nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di Rumah Sakit Haji Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan
ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di
rumah sakit Haji Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Praktek Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data pendukung tentang pengetahuan ibu
bagi keperawatan anak sehingga dapat ditekankan metode yang tepat dalam
memberikan pendidikan kesehatan dimasyarakat
2. Manfaat bagi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang berguna untuk
meningkatkan mutu pendidikan keperawatan anak dalam memberikan asuhan
keperawatan.
3. Manfaat bagi penelitian keperawatan.
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan atau sumber data peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan
2.1.1. Definisi pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yaitu : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Sedangkan menurut (Mubarok, 2009) Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca indra.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah
hasil yang dapat dimengerti dan dapat dipahamioleh seseorang melalui alat indranya.
2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai
yang baru diperkenalkan.
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
3. Usia
Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan pada
aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar
dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu : perubahan ukuran, perubahan
proporsi, hilangnya cirri-ciri lama, dan timbulnya cirri-ciri baru. Hal ini terjadi
akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental tarap
berpikirseseorang semakin matang dan dewasa.
4. Minat
Minat adalah suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecendrungan pengalaman yang
kurang baik akan berusaha untuk dilupakan oleh seseorang. Namun, jika
pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan, maka secara psikologis
akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi
kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam
kehidupannya.
Mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam
suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan,
maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
7. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru (Notoatmodjo,
2007).
2.1.3. Cara memperoleh pengetahuan
Dari berbagai cara yang telah digunakan untuk memperoleh pengetahuan
sepanjang sejarah, dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
A. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan ini antara lain sebagai berikut :
1. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini di lakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
mencegah masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan yang kedua tidak berhasil, maka di
coba kembali kemungkinan yang ketiga, dan apabila kemungkinan yang ketiga juga
tidak mendapatkan hasil maka dicoba kemungkinan yang ke empat dan seterusnya,
2. Cara kekuasaan (otoriter)
Kebiasaan tersebut bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern, kebiasaan ini seakan-akan diterima
dari sumbernya sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat
berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut di
peroleh berdasarkan pada otoritasnya atau kekuasaannya,
3. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang paling baik, demikian kata pepatah, pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, oleh sabab
itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperolah pegetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
4. Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir
manusia pun ikut berkembang, dari sinilah manusia telah mampu menggunakan
penalaran dalam memperoleh pengetahuannya, dengan kata lain dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pemikirannya.
B. Cara Modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetauan pada dewasa ini lebih
popular disebut sebagai metodologi penelitian (research methodology)
(Notoatmodjo, 2005)
2.1.4. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan yaitu
antara lain sebagai berikut :
1. Tahu
Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu hal yang spesifik
dari seluruh hal yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi secara benar.
3. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan
aplikasi atau menggunakan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip.
4. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut
5. Sintesis
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dan
dapat menyesuaikan.
6. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian
terhadap suatu objek atau pekerjaan.
2.2 Nutrisi
Nutrisi adalah suatu komponen yang paling penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan yang menjadi kebutuhan
untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan, terdapat kebutuhan zat
gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air
(Aziz, 2009).
Usia (Tahun) Protein (g)
tabel 1. Kebutuhan nutrisi anak terhadap protein, vitamin A, Zat besi, dan zink (Erna
2.2.1 Kecukupan Nutrisi rata-rata untuk Balita
Kebutuhan nutrisi utama yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan serta
kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen darar :
1. Hidrat arang
Kebutuhan hidrat arang belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusui
pada ibunya mendapat 40% dari pada kalori berasal dari laktosa. Pada usia
yang lebih tua, kalori dari hidrat bertambah jika bayi telah diberi makan lain,
terutama yang banyak mengandung tepung, misalnya bubur susu, nasi tim
(Hananto, 2002).
2. protein
Disarankan untuk memberi 2,5-3 gram tiap kilogram berat badan balita.
Protein yang diberikan dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino
esensial dalam jumlah yang cukup, mudah dicerna dan diserap tubuh, serta
harus yang berkualitas tinggi seperti protein hewani (Erna Francin, 2005).
3. lemak
Sampai sekarang lemak masih dianggap tidak perlu terdapat dalam jumlah
banyak, kecuali untuk asam lemak esensial (asam linoleat, asam arachidonat
dan asam docosa heksaenoid). Akan tetapi perlu diperhatikan, bahwa untuk
makanan dalam masa pertumbuhan yang cepat, lemak mempunyai arti sebagai
berikut:
a). Bila lemak kurang dari 20% dari kalori yang diperlukan, maka perlu
b). Lemak merupakan bahan makanan berkalori banyak, yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan kalori bayi dan anak.
c). Lemak mengandung asam lemak esensial. Bila kurang dari 0,1% dapat
mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut rontok, hambatan
pertumbuhan. Dianjurkan sekurang-kurangnya 1% dari pada kalori
berasal dari asam linoleat.
d). Lemak merupakan sumber glycerida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat
dari hidrat arang oleh bayi sekurang-kurangnya sampai 3 bulan.
e). Lemak adalah nutrien zat yang diberikan rasa sedap pada makanan, bahkan
untuk bayi pun pemberian lemak cukup baik.
f). Lemak mengandunng vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D,
E, dan K (Hananto, 2002).
4. Mineral dan Vitamin
Susu sapi merupakan sumber yang baik bagi beberapa vitamin dan mineral
seperti kalsium dan posfor. Tiap 500-600 ml susu mengandung kurang dari
0,7-0,8 gram kalsium dan cukup fosfor bagi pembentukan tulang dan gigi.
Menu yang tiap harinya mengandung susu, daging, ayam, ikan, telur, sayur,
buah dan serealia, (nasi, roti, kentang, mi), akan mengandung cukup vitamin
dan mineral.
5. Cairan
Pada umumnya anak sehat memerlukan 1000 sampai 1500 ml air setiap
atau muntah masukan cairan harus ditingkatkan untuk menghindari
kekurangan cairan (Erna Francin, 2005).
2.4.3 Penyakit gangguan Nutrisi
Pemberian masukan nutrisi yang berlebihan terus menerus akan menimbulkan
gizi lebih ( Overnutrition). Masukan energi yang berlebihan menyebabkan keadaan
Obesitas, vitamin A yang berlebihan meracuni tubuh dengan gejala-gejala
hipervitaminosis A, dan sebagainya. Penyakit yang disebabkan oleh tidak adanya
keseimbangan antara kebutuhan dan suplainya digolongkan dalam penyakit-penyakit
gangguan gizi (nutritional disorders) Keadaan gizi kurang (undernutrition) maupun
gizi lebih (overnutrition) (solihin, 2005).
2.4.4 Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan usia Tumbuh Kembang
1. Umur 0-4 Bulan
Pada umur ini kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu yang
terdapat komponen yang paling seimbang, akan tetapi apabila terjadi gangguan dalam
air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula dan nilai kegunaan atau manfaat
jauh lebih baik dari menggunakan asi.
2. Umur 4-6 Bulan
Pada usia ini kebutuhan nutrisi pada anak tetap yang utama adalah air susu ibu
kemudian ditambah lagi dengan bubur susu dan sari buah, pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada anak terdapat tambahan mengingat seiring dengan perkembangan fungsi
sistem pencernaan. Perubahan pertumbuhan nutrisi anak hanya perubahan bentuk
3. Umur 6-9 Bulan
Kebutuhan nutrisi pada usia ini adalah tetap diteruskan kebutuhan nutrisi dari
ASI kemudian ditambang dengan bubur susu, bubur tim saring dan buah,
penambahan kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada
usia anak, makanan lebih padat dari usia sebelumnya mengingat perkembangan gigi
sudah mulai dan pada usia ini bayi mulai mengunyah apa saja dan memasukkan
semua makan kedalam mulut. Untuk itu perlu pengawasan dalam tiap aktifitas anak.
4. Umur 10-12 Bulan
Pada usia anak ini masih tetap diberikan air susu ibu dengan penambahan
pada bubur susu, bubur tim kasar dan buah, bentuk makanan yang disediakan dapat
lebih padat dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan kemampuan
fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini anak sering senang makan sendiri
dengan sendok atau suka mencoba makan sendiri dan makan dengan tangan, pada
anak seusia ini adalah merupakan usaha yang baik dalam menuntun ketangkasan dan
merasakan bentuk makana.
5. Usia Todler dan Prasekolah
Pada usia ini kemampuan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
sudah mulai muncul, sehingga segala peralatan yang berhubungan dengan makan
seperti garpu, piring, sendok dan gelas semuanya harus dijelaskan pada anak atau
diperkenalkan dan dilatih tentang penggunaan, sehingga dapat mengikuti aturan yang
ada. Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada usia ini sebaiknya penyediaan
makanan yang dianjurkan antara lain daging, sup, sayuran dan buah-buahan, pada
anak ini juga perlu makanan padat sebab kemampuan mengunyah sudah mulai kuat
(Aziz, 2007).
2.5 Tumbuh Kembang 2.5.1 Pengertian
Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
kematangan dan belajar (aziz, 2009).
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh. Sedangkan
perkebangan adalah proses pematangan fungsi organ tubuh (Puspa Swara, 2001).
2.6 Faktor pengaruh tumbuh kembang balita
1. Faktor HerediterFaktor Herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai
dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor lain. Yang
termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam
menentukan tercapai tidaknya potensi yang sudah dimilik. Yang termasuk faktor
lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal, lingkungan yang masih dalam
3. Budaya Lingkungan
Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau mempersepsikan
pola hidup sehat.
4. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Hal ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi, tentunya
pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan anak dengan
sosial ekonomi rendah.
5. Status Kesehatan
Status kesehatan anak dapat dipengaruhi pada pencapaian pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dengan kondisi sehat dan
sejahtera maka percepatan untuk tumbuh sangat mudah, akan tetapi apabila
kondisi status kesehatn kurang maka akan terjadi perlambatan (Aziz, 2009).
6. Nutrisi
Telah disebutkan bahwa untuk bertumbuh dan berkembang, anak membutuhkan
zat gizi yang mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang
harus dikonsumsi secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
pada tahapan usianya. Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang
cepat seperti masa pranatal, usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak
kalori dan protein anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan
berlebihan juga dapat menimbulkan dampak yang buruk pada kesehatan anak,
misalnya terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel atau jaringan,
bahkan pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit pertumbuhan dan
perkembangannya juga terganggu (Supartini, 2004).
2.7 Tanda-tanda tumbuh kembang pada anak
Pertumbuhan fisik pada balita meliputi dan antara lain:
1) Berat badan
Ukuran ini merupakan yang terpenting. Dipakai pada setiap kesempatan
pemeriksaan kesehatan anak pada setiap kelompok umur. Berat badan merupakan
hasil peningkatan seluruh jaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya.
Ukuran ini merupakan indicator tunggal yang baik pada waktu ini untuk keadaan gizi
dan keadaan tumbuh kembang.
2) Tinggi Badan
Ukuran ini merupakan ukuran kedua yang terpenting. Nilai tinggi badan
meningkat terus, walaupun laju tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi muda
kemudian melambat dan menjadi pesat lagi pada masa remaja. Tinggi badan hanya
menyusut pada usia lanjut.
3) Lingkaran Kepala
Ukuran ini dipakai untuk mengevaluasi pertumbuhan otak dan karena laju tumbuh
pesatnya pada saat berusia 3 tahun hanya 1 cm dan hanya meningkat 5 cm sampai
usia remaja atau dewasa, maka dapat dikatakan bahwa manfaat pengukuran lingkaran
4) Lingkaran lengan atas
Ukuran ini mencerminkan tumbuh kembang jaringan lengan otot yang tidak
terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh bila dibandingkan dengan berat badan.
Ukuran ini dapat dipakai untuk menilai keadaan tumbuh kembang pada kelompok
usia pra-sekolah.
5) Lipatan Kulit
Ukuran tebalnya lipatan kulit pada daerah subskapuler merupakan refleksi
tumbuh kembang jaringan lemak bawah kulit yang mencerminkan kecukupan energi
(Soegeng Santoso, 2004).
2.8 Perkembangan Bayi dan Balita
1). Perkembangan fungsi motorik kasar dengan tujuan utama adalah seorang
manusia yang dapat berjalan dan bergerak dengan sempurna.
2). Perkembangan fungsi motorik halus yang memerlukan koordinasi antara
fungsi visual dengan fungsi jari-jari tangan untuk memegang menulis dan
lain-lain.
3). Perkembangan mental, untuk menjadi seorang dewasa yang pandai dan
dapat memecahkan masalah.
4). Perkembangan bicara dan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain.
5). Perkembangan fungsi penglihatan
7). Perkembangan tingkah laku dan fungsi sosial-adaptif untuk
menyempurnakan dirinya sebagai mahluk hidup dalam suatu lingkungan
alam dan berhubungan dengan manusia lain (Maryunani, 2010).
2.9 Penilaian keadaan Tumbuh Kembang pada Balita
Keadaan tumbuh kembang dapat dinilai dalam empat macam aspek yaitu :
1) Penilaian pola tumbuh kembang dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan
fisik, yaitu corak normal atau corak yang tidak normal, misalnya kelainan
kepala
2) Penilaian proses tumbuh kembang dilakukan dengan pemeriksaan
antropometri secara berkala. Anak yang normal akan mengikuti kurva
tumbuh kembang secara mantap dalam persentil yang kira-kira sama,
terutama tinggi badan, suatu penyimpangan dari arah kurva normal adalah
suatu indikator terhadap adanya kelainan atau sakit atau kebutuhan nutrisi
yang tidak terpenuhi.
3) Penilaian posisi anak yaitu normal atau tidak. Untuk tinggi dan berat badan
diperoleh dari hasil tumbuh kembang pada suatu waktu.
4) Keadaan nutrisi merupakan bagian dari tumbuh kembang secara umum
(praktis lapangan) dipakai cara penilaian yang disepakati bersama untuk
keseragaman baik dalam caranya atau metode maupun baku patokan yang
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka penelitian
Berdasarkan studi kepustakaan diatas maka kerangka penelitian :
Tumbuh kembang balita usia 1-3 tahun Pengetahuan
ibu
Kebutuhan nutrisi pada balita usia 1-3 tahun
3.2 Defenisi Operasional dan konseptual a. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Alat ukur Hasil skala Skala ukur
1.Pengetahuan
ibu tentang
kebutuhan
nutrisi pada
balita usia 1-3
tahun
asupan gizi yang
sangat penting
dalam proses
pertumbuhan dan
perkembangan
balita pada usia
1-3 tahun
tubuh balita pada
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif karena peneliti hanya ingin
mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada
balita usia 1-3 tahun. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang
suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2007).
4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Setiadi,
2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia
1-3 tahun yang datang di Poli Anak Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2011 Bulan
April sebanyak 180 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Apabila bila jumlah subjek
kurang dari 100, lebih baik diambil keseluruhan sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar atau banyak dapat diambil
antara 10-25% atau lebih (Arikunto, 2006), jadi sampel yg diambil dalam penelitian
Pada penelitian ini teknik pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan
menggunakan Insidental sampling pengambilan secara kebetulan yang memenuhi
sarat untuk dijadikan sampel.
4.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan, karena
belum pernah dilakukan penelitian ini di Poli Pediatrik yang akan diteliti mengenai
pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3
tahun dan banyak ibu yang membawa anaknya berobat sehingga jumlahnya cukup
dijadikan sampel. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Nopember 2011 di Poli
pediatrik Rumah Sakit Haji Medan.
4.4 Pertimbangan Etik
Dalam melakukan penelitian ini, terlebih dahulu mengajukan permohonan
kepada institusi pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara dan mengajukan permohonan izin kepada direktur Rumah sakit Haji Medan
tempat penelitian dilakukakn dan kuesioner diberikan kepada responden yang diteliti
dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :
1. Informed Concent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti. Penelitian
menjelaskan maksut dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak yang
mungkin terjadi sebelum dan sesudah penelitian. Jika bersedia dijadikan
tersebut. Jika mereka menolak dijadikan responden, maka peneliti tidak akan
memaksa dan akan menghormati hak-haknya.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden tidak akan mencantumkan namanya
pada lembar data, tetapi cukup dengan memberi nomor kode pada
masing-masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden akan dijamin oleh peneliti, hanya
sekelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil penelitian (aziz, 2007, hal 93).
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner
dengan berpedoman kepada tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Pada bagian
pertama dari instrumen penelitian berisi data demografi responden meliputi : umur,
tingkat pendidikan, pekerjaan. Pengisian kuesioner dengan cara memberi tanda
checklist pada kolom jawaban yang telah disediakan.
Bagian instrumen kedua berisi tentang pertanyaan yang dapat digunakan untuk
mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada
balita usia 1-3 tahun sebanyak 20 pertanyaan. Pertanyaan no 1-10 mengenai
pada balita usia 1-3 tahun. Dengan jenis pertanyaan tertutup sehingga responden
hanya perlu memilih satu jawaban yang menurutnya benar pada jawaban yang
tersedia. Adapun nilai skor yang digunakan adalah jika jawaban benar (skor 2), jika
jawaban salah (skor 1) untuk jawaban benar skor tertinggi adalah 40 dan jawaban
salah terendah adalah 20. Dengan banyak kelas 3 yaitu: pengetahuan baik, cukup, dan
kurang. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh
kembang pada balita.
Jadi pembagian skor pengetahuan berdasarkan rumus adalah sebagai berikut:
R = Xmax – Xmin
= 40—20
= 20
Kemudian menentukan panjang kelas interval
P =
3 20
P= 6,66 dibulatkan 7.
Keterangan:
R : Rentangan
P : Interval
Xmax : Data terbesar
Xmin : Data terkecil R P =
a. Pengetahuan baik apabila apabila mendapat skor 34 - 40.
b. Pengetahuan cukup apabila mendapat skor 27 - 33.
c. Pengetahuan kurang apabila mendapat skor 20 - 26.
Skor pengetahuan nutrisi dan tumbuh kembang berdasarkan rumus adalah sebagal
berikut :
R = Xmax - Xmin
= 20 - 10
= 10
Kemudian menentukan panjang kelas interval
P =
3 10
P= 3.33 dibulatkan 3
Keterangan:
R : Rentangan
P : Interval
Xmax : Data terbesar
Xmin : Data terkecil
a. Pengetahuan baik apabila apabila mendapat skor 17 - 20.
b. Pengetahuan cukup apabila mendapat skor 13 - 16.
c. Pengetahuan kurang apabila mendapat skor 10 - 12. R
P =
1.6 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara
tepat, tinggi rendahnya validitas intrumen menunjukkan sejauh mana data yang akan
dikumpulkan orang menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksut.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi, dimana peneliti menunjukkan
kuesioner yang telah disusun kepada salah satu dosen di Fakultas keperawan USU
bagian staf pengajar DIV kebidanan. Setelah koesioner dikoreksi (divaliditasi) oleh
dosen yang ditunjuk, peneliti memperbaiki sesuai dengan saran dosen tersebut.
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan memenuhi dua hal penting
yang harus dipenuhi dalam menentukan validitas pengukuran. Menurut Nursalam
(2008), instrument penelitian harus (1) relevansi isi, yaitu isi instrumen harus
disesuaikan dengan tujuan penelitian (tujuan khusus) agar dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Pada penelitian ini telah berusaha menyesuaikan instrument
penelitian dengan tujuan khusus penelitian, kemudian tetap saja ada kesalahan
penelitian intuk menvalidkan kuesioner sehingga peneliti mengganti kuesioner
dengan beberapa kali kepada ahlinya, setelah beberapa kali diganti akhirnya di
valitkan (2) relevan sasaran subjek dan cara pengukuran, yaitu instrumen yang
disusun harus dapat dipertimbangkan kepada siapa pertanyaan itu diberikan. Pada
penelitian ini peneliti mengajukan instrumen penelitian kepada ibu yang mempunyai
balita usia 1-3 tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan pada bulan Nopember
Setelah dilakukan uji validitas, kemudian peneliti melakukan uji reabilitas
yaitu apakah ada kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang
berbeda ataupun waktu dan tempat yang berbeda (Nursalam, 2003). Uji reabilitas ini
dilakukan kepada 10 responden dengan kriteria yang sama dengan sampel pada ibu
yang mempunyai balita usia 1-3 tahun di Poli pediatrik Rumah sakit Haji Medan.
Pada penelitian ini terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan penelitian sebelum dilakukan penelitian kemudian dilakukan penelitian
dengan membagikan kuesioner. Hasil dari uji reabilitas pengetahuan ibu tentang
kebutuhan nutrisi dari 10 responden hanya 2 responden yang berpengetahuan baik, 3
responden dikategorikan cukup, 5 responden dikategorikan kurang. Dan hasil uji
reabilitas pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang adalah yang menjawab baik
hanya 2 responden, 4 responden dikategorikan cukup dan 4 responden dikategorikan
kurang. Penelitian ini menggunakan analisis Cronbach Alpha (Arikunto, 2002). Hal
ini dapat diterima sesuai dengan Polit dan Hungler (1995) bahwa suatu instrumen
akan reliable jika memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,70.
4.7 Pengumpulan Data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal
peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi
pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) kemudian permohonan izin yang telah
diproleh dikirimkan ketempat penelitian (Rumah Sakit Haji Medan). Kemudian
peneliti menentukan responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
Setelah mendapatkan responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada
responden tersebut tentang tujuan, manfaat, dan proses pengambilan data. Kemudian
bagi calon responden yang bersedia diminta untuk menanda tangani surat perjanjian
dan mengisi lembar kuesioner. Setelah selesai pengisian, peneliti mengambil
kuesioner yang telah diisikan responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Jika
ada data yang kurang dapat langsung dilengkapi, selanjutnya data yang telah
terkumpul dianalisa.
Selama proses pengisian kuesioner dibutuhkan waktu lebih kurang 20 menit
untuk setiap responden. Jadi peneliti membantu responden untuk mengisi kuesioner
dengan membacakan kuesioner kepada responden yang kesulitan untuk mengisi
kuesioner. Peneliti memberikan kuesioner kepada 38 reponden yang mempunyai
kriteria peneliti yaitu ibu yang mempunyai balita usia 1-3 tahun yang bersedia
menjadi responden. Pada saat peneliti melakukan penelitian responden mau mengisi
data demografi dan menjawab kuesioner dengan bertanya apa yang tidak dimengerti.
4.8 Analisa data
Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan
melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data,
kemudian data yg sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
tabulasi dan analisa data. Kemudian memasukan (entry) data ke computer dan
dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi. Untuk
pada balita usia 1-3 tahun dianalisa dengan menggunakan metode statistik univariat
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan data hasil dan pembahasan mengenai pengetahuan
ibu tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun di
rumah sakit haji medan. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 Nopember 2011
sampai dengan 16 Nopember 2011. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
diberikan kepada 38 responden dengan cara membagikan koesioner kepada
responden.
5.1.1. Data Demografi Responden
Dalam penelitian ini rata – rata usia reponden 26-30 tahun sebanyak 22 orang
(57,9%), dengan usia terendah 20 tahun dan usia tertinggi 45 tahun, rata – rata
responden yaitu (36,8%) memiliki latar belakang D3, S1 yaitu sebanyak (31,6%),
SMA yaitu sebanyak (23,7%), SMP yaitu sebanyak (7,9%). Pekerjaan responden
beragam pegawai negeri sipil yaitu sebanyak (36,8%), petani yaitu sebanyak (10,5%),
wiraswasta yaitu sebanyak (36,8%), dan ibu rumah tangga yaitu sebanyak (15,8%)
A. Data Demografi
Table 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Ibu yang mempunyai balita usia 1-3 tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan (n= 38)
No Data Demografi Frekuensi (n) Persentase (%)
1.
B. Pengetahuan Tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahu
Pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi pada balita usia 1-3 tahun
menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 27
orang (71.1%), dan berpengetahuan baik tentang nutrisi pada balita usia 1-3 tahun
sebanyak 11 orang (28,9%)
Table 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan (n=38)
Pengetahuan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3
C. Pengetahuan Tentang Kebutuhan Tumbuh Kembang Pada Balita Usia 1-3 Tahun
Pengetahuan ibu tentang kebutuhan tumbuh kembang pada balita usia 1-3
tahun menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup
sebanyak 24 orang (63,2%), dan berpengetahuan baik tentang tumbuh kembang pada
balita usia 1-3 tahun sebanyak 14 orang (36,8%)
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Tumbuh Kembang Pada Balita Usia 1-3 Tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan (n=38)
Pengetahuan Tumbuh Kembang Pada Balita
Usia 1-3 Tahun
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Nutrisi pada Balita Usia 1-3 Tahun di Poli Pediatrik Rumah sakit Haji Medan
No Pertanyaan Jawaban Total
Responde 1 Asupan gizi yang sangat penting
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan balita usia 1-3 tahun?
25 (65,8) 13 (34,2) 38
2 Kebutuhan zat gizi utama pada batita usia 1-3 tahun adalah sebagai berikut, kecuali
17 (44,7) 21 (25,3) 38
3 Fungsi Protein pada tubuh batita usia 1-3 tahun adalah sebagai berikut
24 (63,2) 14 (36,8) 38
dibutuhkan oleh tubuh batita adalah
5 Apakah yang terjadi apabila lemak didalam tubuh balita usia 1-3 tahun kurang
20 (52,6) 18 (47,4) 38
6 Vitamin A yang dibutuhkan batita usia 1-3 tahun adalah
27 (71,1) 11 (28,9) 38
7 Pada umumnya batita usia 1-3 tahun memerlukan berapa ml air setiap harinya
30 (78,9) 8 (21,1) 38
8 Dampak masukan energi dan nutrisi yang berlebihan pada tubuh balita usia 1-3 tahun adalah
22 (57,9) 16 (42,1) 38
9 Pada usia prasekolah (3 tahun) pemenuhan kebutuhan nutrisi sebaiknya memberi menu yang menarik untuk mencegah kebosanan pada anak yaitu
18 (47,4) 20 (52,6) 38
10 Pada usia 10-12 bulan penambahan nutrisi selain air susu ibu adalah
18 (47,4) 20 (52,6) 38
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang pada Balita Usia 1-3 tahun di Poli Pediatrik Rumah Sakit Haji Medan
No Pertanyaan Jawaban Total
Responde 1 Pertumbuhan fisik yang paling
penting pada batita usia 1-3 tahun
20 (52,6) 18 (47,4) 38
2 Faktor yang paling mempengaruhi tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun
25 (65,8) 13 (34,2) 38
3 Selain Jenis kelamin, Suku bangsa, dan Ras faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada batita usia 1-3 tahun
17 (44,7) 21 (55,3) 38
4 Nutrisi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun. Tetapi jika berlebihan dapat menimbulkan
25 (65,8) 13 (34,2) 38
5 Pertumbuhan fisik pada balita usia 1-3 tahun meliputi lipatan leher
32 (84,2) 6 (15,8) 38
1-3 tahun Perkembangan fisik motorik kasar pada balita usia 1-3 tahun tujuan utamanya
7 Perkembangan mental pada balita usia 1-3 tahun tujuannya
21 (55,3) 17 (44,7) 38
8 Penilaian tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun dapat dilihat dari pemeriksaan fisik
19 (50,0) 19 (50,0) 38
9 Pada usia 3 tahun berapa cm lingkaran kepala pada anak meningkat berapa cm
23 (60,5) 15 (39,5) 38
10 Penilaian tumbuh kembang pada anak usia 1-3 tahun yang normal akan mengikuti kurva tumbuh kembang secara mantap terutama
25 (65,8) 13 (34,2) 38
5.2. Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Nutrisi Pada Balita Usia 1-3 Tahun
Dari hasil penelitian mengenai kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada
balita usia 1-3 tahun yang dilakukan terhadap 38 responden di poli klinik pediatric
Rumah Sakit Haji medan, maka didapat hasilnya 100% mayoritas berpengetahuan
cukup (71,1%) dan hanya (28,9%) mempunyai pengetahuan baik, dari data ini dapat
dilihat bahwa masih ada ibu yang belum mengerti mengenai kebutuhan nutrisi dan
tumbuh kembang pada balita, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu
mengenai perawatan Balita karena sebagian besar ibu berada pada kisaran usia 25-30
tahun. menurut pendapat Wahidi (2005) yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan
formal ibu berhubungan positif dengan pola konsumsi pangan balita, yaitu
mempengaruhi nutrisi melalui pemilihan bahan pangan jumlah dan mutu bahan
dimana ibu juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan nutrisi (Setyowati, 2008).
Ibu harus memiliki pendidikan dan pengetahuan yang baik agar ibu dapat
menjalankan fungsinya dengan efektif dalam melaksanakan praktek asuhan
kesehatan. Pengetahuan kesehatan yang baik akan mendatangkan perilaku kesehatan
yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Skinner (1938) dalam Notoatmodjo
(2007) bahwa Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia
Pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi pada balita usia 1-3 tahun
menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 27
orang (71.1%), dan berpengetahuan baik tentang nutrisi pada balita usia 1-3 tahun
sebanyak 11 orang (28,9%). Berdasarkan pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi
pada balita usia 1-3 tahun yaitu tentang asupan gizi yang sangat penting dalam proses
tumbuh kembang adalah nutrisi, responden menjawab benar sebanyak 25 orang
(65,8% ), Hal ini disebabkan karena kurangnya kemauan ibu untuk mencari informasi
tentang nutrisi pada balita, menurut (Aziz, 2009) Nutrisi adalah suatu komponen yang
paling penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan yang menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa
pertumbuhan, terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein,
Kebutuhan zat gizi utama pada balita usia 1-3 tahun adalah kalsium yang
menjawab benar sebanyak 17 orang (44,7%), Hal ini disebabkan karena (38,6%) ibu
adalah sebagai wira usahawan sehingga kurang perhatian ibu untuk memperhatikan
nutrisi balitanya. Supartini (2004) mengatakan bahwa Khusus selama periode
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat seperti masa pranatal, usia bayi, atau
remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori dan protein anak dapat mengalami
hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya karena kurang adekuatnya asupan
zat gizi tersebut.
Fungsi protein pada tubuh balita sebagai zat pembangun tubuh yang
menjawab benar sebanyak 24 orang (63,2%), hal ini kemungkinan disebabkan karena
ibu mempunyai kesibukan dalam pekerjaan, sehingga ibu kurang informasi yang
berhubungan dengan zat – zat yang dibutuhkan bayinya seperti protein. Menurut Aziz
2009, Status kesehatan anak dapat dipengaruhi pada pencapaian pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dengan kondisi sehat dan sejahtera
maka percepatan untuk tumbuh sangat mudah, akan tetapi apabila kondisi status
kesehatn kurang maka akan terjadi perlambatan
Protein yang dibutuh kan oleh balita adalah 16 kg yang menjawab benar
sebanyak 22 orang (57,9%), dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebagian ibu
belum mengerti tentang angka kecukupan gizi bagi Balitanya hal ini disebabkan
karena ibu beranggapan bahwa angka kecukupan protein tetap terpenuhi walaupun
dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah yang
cukup, mudah dicerna dan diserap tubuh, serta harus yang berkualitas tinggi seperti
protein hewani.
Bila lemak dalam tubuh balita kurang, kulit akan bersisik yang menjawab
benar sebanyak 20 orang (52,6%), dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebagian ibu
beranggapan bahwa kekurangan lemak terlalu berdampak serius terhadap kesehatan
balitanya. Hananto, 2002 mengatakan bahwa Lemak mengandung asam lemak
esensial. Bila kurang dari 0,1% dapat mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik,
rambut rontok, hambatan pertumbuhan. Dianjurkan sekurang-kurangnya 1% dari
pada kalori berasal dari asam linoleat.
vitamin A yang dibutuhkan balita usia 1-3 tahun adalah 400g yang menjawab
benar sebanyak 27 orang (71,1%), hal ini mungkin disebabkan karena ibu belum
pernah mendapatkan informasi sebelumnya tentang angka kecukupan vitamin A.
Menurut Santoso (2004) untuk bertumbuh dan berkembang, anak membutuhkan zat
gizi yang mencakup protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus
dikonsumsi secara seimbang, dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pada
tahapan usianya. Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
seperti masa pranatal, usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih banyak kalori
dan protein anak dapat mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan hanya
karena kurang adekuatnya asupan zat gizi tersebut.
Air yang diperlukan balita usia 1-3 tahun adalah 1000-1500 ml yang
masih ada ibu yang kurang memperdulikan tentang kebutuhan cairan pada balitanya,
kemungkinan hal ini disebabkan karena kurangnya sumber informasi tentang angka
kecukupan cairan. Menurut Erna 2005 bahwa Pada umumnya anak sehat memerlukan
1000 sampai 1500 ml air setiap harinya. Pada keadaan sakit seperti infeksi dengan
suhu tubuh tinggi, diare, atau muntah masukan cairan harus ditingkatkan untuk
menghindari kekurangan cairan.
Dampak masukan nutrisi yang berlebihan akan mengakibatkan overnutrition
yang menjawab benar sebanyak 22 orang (57,9%), hal ini disebabkan karena sebagian
orang tua beranggapan bahwa memberikan asupan nutrisi dalam jumlah yang banyak
tidak mempunyai dampak buruk terhadap Balita. Padahal menurut Solihin 2005
Pemberian masukan nutrisi yang berlebihan terus menerus akan menimbulkan gizi
lebih (Overnutrition). Masukan energi yang berlebihan menyebabkan keadaan
Obesitas
Memberi menu yang menarik pada balita usia 3 tahun dengan cara penyediaan
menu berpariasi yang menjawab benar sebanyak 18 orang ( 47,4% ), penambahan
nutrisi selain air susu ibu juga dapat dengan bubur tim kasar dan buah yang
menjawab benar sebanyak 18 orang ( 47,4% ), Kemungkinan hal ini disebabkan
karena sebagian besar orang tua beranggapan bahwa penambahan nutrisi tidak
dibutuhkan bagi Balita setelah diberikan ASI padahal menurut Hantono 2002
Kebutuhan hidrat arang belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusui pada
kalori dari hidrat bertambah jika bayi telah diberi makan lain, terutama yang banyak
mengandung tepung, misalnya bubur susu, nasi tim
5.2.2 Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Tumbuh Kembang Pada Balita Usia 1-3 Tahun
Dari hasil penelitian tentang tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun yang
dilakukan terhadap 38 responden di poli klinik pediatric Rumah Sakit Haji medan,
maka didapat hasilnya, Pengetahuan ibu tentang kebutuhan tumbuh kembang pada
balita usia 1-3 tahun menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan
cukup sebanyak 24 orang (63,2%), dan berpengetahuan baik tentang tumbuh
kembang pada balita usia 1-3 tahun sebanyak 14 orang (36,8%). Hal ini disebabkan
karena faktor kesibukan ibu dalam bekerja sehingga kurang memperhatikan tentang
tumbuh kembang balitanya.
Berdasarkan pengetahuan ibu tentang pertumbuhan dan perkembang pada
balita usia 1-3 tahun tentang pertumbuhan fisik yang paling penting pada balita yaitu
berat badan nya yang menjawab benar sebanyak 20 orang (52,6%), hal ini mungkin
disebabkan karena ibu sudah biasa membawa bayinya ke Posyandu untuk ditimbang.
Menurut Santoso (2004) Ukuran berat badan merupakan yang terpenting. Dipakai
pada setiap kesempatan pemeriksaan kesehatan anak pada setiap kelompok umur.
tubuh dan lainnya. Ukuran ini merupakan indicator tunggal yang baik pada waktu ini
untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh kembang
Faktor yang paling mempengaruhi tumbuh kembang pada balita adalah faktor
lingkungan yang menjawab benar sebanyak 25 orang (65,8%), Selain nutrisi yang
mempengaruhi perkembangan pada balita usia 1-3 tahun juga perhatian orang tua
yang menjawab benar sebanyak 17 orang (44,7%) responden.
Selain jenis kelamin, suku bangsa, ras faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang adalah faktor lingkungan dan budaya lingkungan yang menjawab benar
sebanyak 25 orang (65,8%), hal ini mungkin disebabkan karena ibu kurang paham
terhadap lingkungan berdampak pada psikologi anak, menurut Supartini (2004)
Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau mempersepsikan pola
hidup sehat.
Nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang tapi jika
berlebihan akan mengakibatkan kegemukan yang menjawab benar sebanyak 32 orang
(84,2%), Hal ini senada dengan pernyataan Uripi (2004), bahwa meskipun laju
pertumbuhan lebih besar, tetapi tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam jumlah
besar, sehingga pola makan yang sesuai untuk balita adalah porsi kecil tapi sering.
Pertumbuhan fisik pada balita usia 1-3 tahun yang meliputi lipatan leher yang
menjawab benar sebanyak 23 orang (60,5%), Sesuai dengan pendapat Ali dan Ansori
tinggi badan, tulang dan otot-otot akan menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi
lebih besar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.
Tujuan utama perkembangan fisik motorik kasar pada balita usia 1-3 tahun
adalah dapat berjalan dan bergerak yang menjawab benar sebanyak 21 orang (55,3%)
responden. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sebagian ibu kurang
memperhatikan tentang perkembangan motorik pada balita. Menurut Maryunani
(2010) Perkembangan fungsi motorik kasar dengan tujuan utama adalah seorang
manusia yang dapat berjalan dan bergerak dengan sempurna.
Tujuan perkembangan mental supaya pandai dan dapat penyelesaikan masalah
yang menjawab benar sebanyak 19 orang (50.0%), kemungkinan hal ini disebabkan
karena sebagian ibu belum pernah mendapat informasi dari tenaga kesehatan atau
orang terdekat tentang perkembangan mental balita. Menurut Maryunani (2010)
Perkembangan mental, untuk menjadi seorang dewasa yang pandai dan dapat
memecahkan masalah.
Penilaian tumbuh kembang pada balita dapat dilihat dari kelainan kepala yang
menjawab benar sebanyak 23 orang (60,5%), hal ini sesuai dengan pendapat Santoso
(2004) Ukuran ini dipakai untuk mengevaluasi pertumbuhan otak dan karena laju
tumbuh pesatnya pada saat berusia 3 tahun hanya 1 cm dan hanya meningkat 5 cm
sampai usia remaja atau dewasa, maka dapat dikatakan bahwa manfaat pengukuran
lingkaran kepala ini hanya terbatas samapai usia 3 tahun kecuali untuk kasus tertentu.
Penilaian tumbuh kembang pada balita usia 1-3 tahun yang normal akan
yang menjawab benar sebanyak 25 orang (65,8%), hal ini disebabkan karena
pertumbuhan tinggi dan berat badan adalah hal yang pertama kali terlihat pada
tumbuh kembang anak sehingga ibu tidak menganggap terlalu penting mengenai
pertumbuhan balitanya. Menurut Santoso (2004) Ukuran ini merupakan ukuran kedua
yang terpenting. Nilai tinggi badan meningkat terus, walaupun laju tumbuh berubah
dari pesat pada masa bayi muda kemudian melambat dan menjadi pesat lagi pada
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai penngetahun ibu tentang
kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada batita usia 1-3 tahun di rumah sakit haji
medan maka dapat disimpulkan dan disarankan sebagai berikut :
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas responden
berusia antara 20-45 tahun, yaitu sebanyak 38 responden, mayoritas pendidikan
responden adalah DIII sebanyak 14 responden, dan mayoritas pekerjaan responden
adalah PNS sebanyak 14 responden dan wiraswsata sebanyak 14 responden .
Pengetahuan ibu tentang gizi dan status gizi BALITA mayoritas berada pada
kategori cukup, yaitu sebanyak 33 responden, dan kategori pengetahuan baik
sebanyak 5 responden.
2. Saran
6.1 Ibu
Diharapkan kepada seluruh ibu, khususnya ibu yang membawa anak nya
berobat ke Rumah Sakit Haji Medan dapat terus meningkatkan pengetahuan
dan kepedulian tentang kesehatan, khususnya mengenai kebutuhan nutrisi
dan tumbuh kembang pada balita
Dalam praktik keperawatan anak, sebaiknya perlu ditingkatkan program
penyuluhan mengenai nutrisi dan tumbuh kembang khususnya ibu yang
memiliki balita agar dapat ditingkatkan lebih baik lagi. Pengetahuan ibu
tentang kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang pada balita yang sangat
penting diketahui ibu untuk mencegah berbagai hal yang dapat merugikan
bagi balita dan ibu.
6.3 penelitian selanjutnya
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan belajar bagi
seluruh pembaca khususnya bagi para peneliti yang ingin melakukan
DAFTAR PUSTAKA
Anton Kristijono. (2000). Karakteristik Balita. Diambil pada webside
http://www.karakteristikBalitaKEP. pada tanggal 16 Oktober 2009 jam 20 WIB.
Arikunto. (2006). Metodologi Penelitihan FKUI. Jakarta. Rineka Cipta.
Francin Erna. (2005). Gizi dalam Keperawatan Reproduksi. Jakarta. EGC
Hidayat A.Aziz. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta. Salemba Medika.
Hidayat A.Aziz. (2007). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta. Salemba Medika.
Hidayat A.Aziz. (2007). Metoda Penelitian Kebidanan. Jakarta. Salemba Medika.
Kanisius. (1992). Pemberian Makanan pada Bayi dan Balita. Yogyakarta. EGC
Notoatmodjo Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat . Jakarta. PT Rineka Cipta.
Pudjiadi Solihin. (2005). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta. FKUI
Santoso Soegeng. (2004). Kesehatan Dan Gizi. Jakarta. PT Rineka Cipta
Setiawan. (2008). Presentase Kebutuhan Nutrisi pada Balita di Indonesia. Diambil pada webside http:// www.Scribd.com.diambil pada tanggal 12 Februari 2011 jam 16 WIB.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta Graha Ilmu.
Supartini Yupi. (2004). Konsep dasar Keperawatan Anak. Jakarta. EGC
Soekamto. (2003). Metode Penelitian. Jakarta Salemba Media.
Swara Puspa. (2001). Menjaga Kesehatan Bayi dan Balita. Jakarta. Salemba Medika
Warker Alan. (2006). Makanan Sehat Untuk Bayi dan Anak. Bandung. EGC.
Lampiran 1
Frequency Table
Usia Anak
12 31.6 31.6 31.6
13 34.2 34.2 65.8
13 34.2 34.2 100.0 38 100.0 100.0
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative
12 31.6 31.6 100.0 38 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 1
13 34.2 34.2 34.2
25 65.8 65.8 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 2
21 55.3 55.3 55.3
17 44.7 44.7 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 3
14 36.8 36.8 36.8
24 63.2 63.2 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan 4
16 42.1 42.1 42.1
22 57.9 57.9 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 5
18 47.4 47.4 47.4
20 52.6 52.6 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 6
11 28.9 28.9 28.9
27 71.1 71.1 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 7
8 21.1 21.1 21.1
30 78.9 78.9 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 8
16 42.1 42.1 42.1
22 57.9 57.9 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan 9
20 52.6 52.6 52.6
18 47.4 47.4 100.0
38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan 10
20 52.6 52.6 52.6
18 47.4 47.4 100.0
38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Kategori Nutrisi
11 28.9 28.9 28.9
27 71.1 71.1 100.0
38 100.0 100.0
Baik Cukup Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
pertanyaan kembang 1
18 47.4 47.4 47.4
20 52.6 52.6 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
pertanyaan Kembang 2
13 34.2 34.2 34.2
25 65.8 65.8 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan Kembang 3
21 55.3 55.3 55.3
17 44.7 44.7 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan kembang 4
13 34.2 34.2 34.2
25 65.8 65.8 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pertanyaan Kembang 5
6 15.8 15.8 15.8
32 84.2 84.2 100.0 38 100.0 100.0
1 2 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent