• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Becak Motor Pada Jalan 6 Lajur 2 Arah Tanpa Median ( Studi Kasus Jalan Sisingamarja Kota Medan )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Becak Motor Pada Jalan 6 Lajur 2 Arah Tanpa Median ( Studi Kasus Jalan Sisingamarja Kota Medan )"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BECAK BERMOTOR

PADA JALAN 6 LAJUR 2 ARAH BERMEDIAN

(Studi Kasus Jalan Sisingamaraja Kota Medan)

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh : HAIKAL AHMADI

06 0404 031

SUB JURUSAN TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini berjudul Pengaruh Becak Motor Pada Jalan 6 Lajur 2 Arah Tanpa Median ( Studi Kasus Jalan

Sisingamarja Kota Medan) yang disusun guna melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana pada Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari semua pihak baik moril maupun materil. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Medis Sejahtera Surbakti. ST. MT selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. DR. Ing. Johanes Tarigan, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Sahrizal, M.Sc selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

(3)

6. Seluruh abang/kakak ku tersayang: Muhardi Ihsan,Spd (Alm), Iin Parlina, Spd, Afif Kurniawan, SKM. Terima kasih atas segala dukungan, nasehat serta doanya.

7. Seluruh keluraga besar di kampung yang banyak memberikan nasehat dan motivasi untuk meyelesaikan tugas akhir ini.

8. Teman satu perjuangan tugas akhir Fadli Munawar, Sawal Siregar.

9. Teman-teman Musteker : Husni, Muhadri, Fadli, Sawal, Sai, Dicky, Ichram, Aidil, Zainal, Royhan, Ulil, Hadi, Fadhly, Hery Munte, Nasrul, Asep, yang banyak membantu dalam penelitian tugas akhir ini.

10.Teman – teman stambuk 2006 yang telah banyak membantu dan terus memberi motivasi dalam penyelesaian tugas akhir ini.

11.Rekan – rekan seperjuangan di HMI komisariat FT-USU yang banyak memberikan motivasi dan pelajaran hidup.

Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna yang disebabkan oleh berbagai keterbatasan serta referensi yang saya miliki. Untuk itu saya mengharapkan dan menerima saran maupun kritik demi perbaikan pada masa yang akan datang.

Medan, September 2012

(4)

ABSTRAK

Kendaraan becak motor mengalami pertumbuhan dan keberadaannya dalam lalu lintas campuran pada jalan 6 lajur 2 arah tanpa median dapat memberikan pengaruh pada kinerja lalu lintas.

Studi dilakukan di jalan Sisingamaraja dengan mengambil dua titik lokasi. yaitu di depan PT.Suzuki Sunindo dan di depan PT. Bisma Niaga Lestari. Survai dilakukan hari senin dan selasa pada jam sibuk pagi, jam sibuk siang dan jam sibuk sore dengan menggunakan kamera video. Analisis yang digunakan untuk menentukan nilai emp adalah menggunakan cara dengan basis kapasitas dan basis kecepatan. Kedua basis cara tersebut menggunakan model regressi linier berganda.

Hasil dari anilisis proporsi kendaraan becak motor memberikan pengaruh yang masih rendah terhadap kecepatan rata-rata lalu lintas di jalan Sisingamaraja. Dari anilisis kepadatan berpengaruh signifikan terhadap kecepatan rata-rata lalu lintas di jalan Sisingamaraja yang sudah di konversikan dengan nilai emp lapangan yang telah didapat.

Hasil dari analisis didapatkan nilai emp untuk lalu lintas di jalan Sisingamaraja pada titik survey di depan PT.Suzuki Sunindo (arah pusat kota – tanjung morawa) adalah LV = 1 , HV = 2.37 , MC =0.87 , BCK = 1.17, dan pada titik survey di depan PT. Bisma Niaga Lestari (arah tanjung morawa – pusat kota) adalah LV =1 , HV = 1.01, MC = 0.92 , BCK = 0.92. Hasil emp yang terpilih mewakili di jalan Sisingamaraja merupakan hasil analisis dengan basis kapasitas.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR NOTASI... xv

DAFTAR ISTILAH ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang... 1

I.2 Identifikasi Permasalahan ... 2

I.3 Tujuan Penelitian ... 2

I.4 Batasan Penelitian ... 2

I.5 Kegunaan Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Karakterisitik Arus Lalu Lintas ... 6

II.1.1 Volume Lalu Lintas ... 7

II.1.2 Kecepatan ... 8

(6)

II.2 Komposisi Lalu Lintas... 10

II.3 Karakteristik Kendaraan ... 13

II.4 Cara Mencari Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang ... 13

II.4.1 Basis Kapasitas ... 14

II.4.2 Basis Kecepatan ... 15

II.5 Penelitian Sejenis Yang Pernah Dilakukan ... 15

II.6 Analisis Regresi Linear Berganda ... 17

II.6.1 Analisis Korelasi Ganda ... 18

II.6.2 Analisis Determinasi ... 19

II.6.3 Pengujian Signifikasi ... 20

II.6.3.1 Uji Koefisien Secara Parsial ... 20

II.6.3.2 Uji Koefisien Secara Bersama-sama ... 21

BAB III METODE PENELITIAN III.1 Rencana Kegiatan Penelitian ... 23

III.2 Penentuan Lokasi Penelitian ... 25

III.3 Survey Pendahuluan ... 25

III.4 Data Yang Diperlukan ... 26

III.5 Metode Pengambilan Data... 27

III.5.1 Metode Pengambilan Data Arus Kendaraan... 27

III.5.2 Metode Pengambilan Data Kecepatan Kendaraan ... 28

III.6 Reduksi Data ... 30

III.7 Analisa Data... 31

III.7.1 Analisa Perhitungan Voulme Lalu Lintas ... 31

(7)

III.7.3 Pengaruh Becak Motor Terhadap Kecepatan Lalu Lintas ... 32

III.7.4 Perhitungan Nilai Ekivalen Mobil Penumpang ... 32

III.7.5 Langkah – Langkah Menghitung Nilai emp ... 33

III.7.6 Contoh Menghitung Nilai emp Basis Kapasitas ... 34

III.7.7 Contoh Menghitung Nilai emp Basis Kecepatan ... 37

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA IV.1 Data Ruas Jalan... 38

IV.2 Data Volume Lalu Lintas ... 39

IV.3 Data Kecepatan Kendaraan ... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN V.1 Analisis Uji Kesamaan Dua Rata - Rata... 68

V.2 Analisa Pengaruh Proporsi Kendaraan Becak Motor Terhadap Kecepatan Lalu Lintas ... 73

V.3 Analisa Penentuan Ekivalensi Mobil Penumpang (emp) di Jalan 6 Lajur 2 Arah Bermedian ... 79

V.3.1 Penentuan Nilai emp Dengan Basis Kapasitas ... 83

V.3.2 Penentuan Nilai emp Dengan Basis Kecepatan ... 87

V.3.3 Penentuan Nilai emp Terpilih ... 90

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan ... 93

VI.2 Saran... 94

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Jalan Sisingamaraja Kota Medan ... 4

Gambar 1.2 Lokasi penelitian ... 5

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ... 23

Gambar 3.2 Bagan alir nilai emp ... 24

Gambar 3.3 Pengambilan data arus kendaraan ... 28

Gambar 3.4 Pengambilan data kecepatan ... 30

Gambar 4.1 Detail ruas jalan sisingamaraja ... 38

Gambar 4.2 Proporsi jenis kendaraan pada lalu lintas di depan PT. Suzuki Sunindo pada Hari Senin ... 55

Gambar 4.3 Proporsi jenis kendaraan pada lalu lintas di depan PT. Suzuki Sunindo Hari Selasa ... 56

Gambar 4.4 Proporsi jenis kendaraan pada lalu lintas di depan PT. Suzuki Sunindo Gabungan Hari Senin dan Selasa ... 56

Gambar 4.5 Proporsi jenis kendaraan pada lalu lintas di depan PT. Bisma Niaga Lestari pada Hari Senin ... 57

Gambar 4.6 Proporsi jenis kendaraan pada lalu lintas di depan PT. Bisma Niaga Lestari pada Hari Selasa ... 57

Gambar 4.7 Proporsi jenis kendaraan pada lalu lintas di depan PT. Bisma Niaga Lestari pada gabungan hari Senin dan selasa ... 58

Gambar 5.1 Grafik pengaruh proporsi kendaraan becak bermotor terhadap kecepatan lalu lintas di depan PT. Suzuki Sunindo Pada Hari Selasa pada volume <3464 ... 74

(9)

Gambar 5.3 Grafik pengaruh proporsi kendaraan becak bermotor terhadap kecepatan lalu lintas di depan PT. Suzuki Sunindo pada

volume > 4264 ... 75 Gambar 5.4 Grafik pengaruh proporsi kendaraan becak bermotor terhadap

kecepatan lalu lintas di depan PT. Bisma Niaga Lestari pada

volume < 3768 ... 76 Gambar 5.5 Grafik pengaruh proporsi kendaraan becak bermotor terhadap

kecepatan lalu lintas di depan PT. Bisma Niaga Lestari pada

volume > 3768 - 4548... 76 Gambar 5.6 Grafik pengaruh proporsi kendaraan becak bermotor terhadap

kecepatan lalu lintas di depan PT. Bisma Niaga Lestari pada

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Klasifikasi Kendaraan ... 11

Tabel 2.2 Nilai Emp Untuk Jalan Perkotaan Terbagi ... 12

Tabel 2.3 Karakteristik kendaraan ... 12

Tabel 2.4 Kecepatan arus bebas untuk jalan perkotaan ... 13

Tabel 2.5 Rekomendasi panjang jalan untuk studi kecepatan setempat ... 14

Tabel 4.1 Volume kendaraan Jln. Sisingamaraja depan PT. Suzuki Sunindo pada Hari Senin ... 40

Tabel 4.2 Volume kendaraan Jln. Sisingamaraja depan PT. Suzuki Sunindo pada Hari Selasa.. ... 41

Tabel 4.3 Volume kendaraan Jln Sisingamarajadepan PT. Bisma Niaga Lestari pada Hari Senin ... 43

Tabel 4.4 Volume kendaraan Jln Sisingamarajadepan PT. Bisma Niaga Lestari pada Hari Selasa ... . 45

Tabel 4.5 Proporsi kendaraan becak motor dan kendaraan bermotor di depan PT. Suzuki Sunindo pada Hari Senin ... 47

Tabel 4.6 Proporsi kendaraan becak motor dan kendaraan bermotor di depan PT. Suzuki Sunindo pada Hari Selasa ... 49

Tabel 4.7 Proporsi kendaraan becak motor dan kendaraan bermotor di depan PT. Bisma Niaga Lestari pada Hari Senin ... 51

Tabel 4.8 Proporsi kendaraan becak motor dan kendaraan bermotor di depan PT. Bisma Niaga Lestari pada Hari Selasa ... 52

Tabel 4.9 Statistik diskriptif volume lalu lintas Jln. Sisingamaraja depan PT. Suzuki Sunindo ... 54

(11)

Tabel 4.11 Data kecepatan per jenis kendaraan dan kecepatan lalu

lintas didepan PT. Suzuki Sunindo pada Hari Senin ... 59 Tabel 4.12 Data kecepatan per jenis kendaraan dan kecepatan lalu

lintas didepan PT. Suzuki Sunindo pada Hari Selasa ... 61 Tabel 4.13 Data kecepatan per jenis kendaraan dan kecepatan lalu

lintas di depan PT. Bisma Niaga Lestari pada Hari Senin ... 63 Tabel 4.14 Data kecepatan per jenis kendaraan dan kecepatan lalu

lintas didepan PT. Bisma Niaga Lestari pada Hari Selasa ... 64

Tabel 4.15 Statistik diskriptif kecepatan rata-rata lalu lintas Jln. Sisingamaraja depan PT. Suzuki Sunindo ... 66

Tabel 4.16 Statistik diskriptif kecepatan rata-rata lalu lintas Jln Sisingamarajadepan PT. Bisma Niaga Lestari ... 67

Tabel 5.1 Perhitungan uji kesamaan volume lalu lintas PT. Suzuki

Sunindo ... 69 Tabel 5.2 Perhitungan uji kesamaan volume lalu lintas PT. Bisma

Niaga Lestari ... 69 Tabel 5.3 Perhitungan uji kesamaan rata-rata kecepatan lalu lintas PT.

Suzuki Sunindo ... 70

Tabel 5.4 Perhitungan uji kesamaan rata-rata kecepatan lalu lintas PT. Bisma Niaga Lestari ... 70

Tabel 5.5 Rekapitulasi hasil uji kesamaan volume lalu lintas PT.

Suzuki Sunindo ... 71 Tabel 5.6 Rekapitulasi hasil uji kesamaan volume lalu lintas PT.

Bisma Niaga Lestari ... 71

Tabel 5.7 Rekapitulasi hasil uji kesamaan rata-rata kecepatan lalu lintas PT. Suzuki Sunindo ... 72

(12)

Tabel 5.9 Hasil analisa pengaruh proporsi kendaraan becak motor

terhadap kecepatan lalu lintas di depan PT. Suzuki Sunindo ... 73 Tabel 5.10 Hasil analisa pengaruh proporsi kendaraan becak motor

terhadap kecepatan lalu lintas di depan PT. Bisma Niaga

Lestari ... 74 Tabel 5.11 Pembagian kelas interval data depan PT. Suzuki Sunindo ... 80 Tabel 5.12 Pembagian kelas interval data depan PT. Bisma Niaga

Lestari ... 81 Tabel 5.13 Hasil regresi linier dengan basis kapasitas yang mempunyai koefisien semua negatif di depan PT. Suzuki Sunindo ... 83 Tabel 5.14 Hasil regresi linier dengan basis kapasitas yang mempunyai

koefisien semua negatif di depan PT. Bisma Niaga Lestari ... 84 Tabel 5.15 Hasil regresi linier berganda basis kapasitas di depan PT.

Suzuki Sunindo memenuhi ketentuan uji Statistik ... 85 Tabel 5.16 Hasil regresi linier berganda basis kapasitas di depan PT

Bisma Niaga Lestari yang memenuhi ketentuan uji statistik ... 86 Tabel 5.17 Nilai emp basis kapasitas yang terpilih ... 86 Tabel 5.18 Hasil regresi linier dengan basis kecepatan yang

mempunyai koefisien semua negatif di depan PT. Suzuki

Sunindo ... 87 Tabel 5.19 Hasil regresi linier dengan basis kecepatan yang

mempunyai koefisien semua negatif di depan PT. Suzuki

Sunindo ... 88 Tabel 5.20 Hasil regresi linier berganda basis kecepatan di depan PT.

Suzuki Sunindo yang memenuhi ketentuan uji statistik ... 89 Tabel 5.21 Nilai emp basis kecepatan yang terpilih ... 89 Tabel 5.22 emp yang dipilih pada ruas jalan Sisingamaraja depan PT.

(13)

Tabel 5.23 emp yang dipilih pada ruas jalan Sisingamaraja depan PT.

Bisma Niaga Lestari ... 91 Tabel 5.25 Perbedaan Nilai emp MKJI 1997 dan emp lapangan pada

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Output SPSS - Uji T untuk kesamaan dua rata-rata

B. Output SPSS – Regressi pengaruh proporsi becak motor terhadap kecepatan lalu lintas

(15)

DAFTAR NOTASI

q : Volume (kend/jam)

v : Kecepatan (km/jam)

k : Kepadatan (smp/km)

a : Kecepatan arus bebas (km/jam) b : Koefisien

bi : Koefisien jenis kendaraan i

b1 : Koefisien mobil penumpang

lv : Mobil Penumpang

hv : Kendaraan berat

mc : Sepeda motor

bck : Becak

r : Korelasi Variabel

R2 : Koefisien Determinasi

n : Jumlah pengamatan

i : Jumlah Variabel

(16)

ekivalen mobil penumpang (emp) : Faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe kendaraan dibandingkan kendaraan ringan terhadap kecepatan, kemudahan bermanufer,dimensi kendaraan ringan dalam arus lalu lintas (untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang sasisnya mirip; emp = 1,0) (MKJI,Tahun 1997)

Badan jalan : Bagian jalan yang meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah, dan bahu jalan.

Bahu jalan : Bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan

darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi bawah pondasi atas dan permukaan.

Kereb : Bangunan pelengkap jalan yang dipasang sebagai pembatas jalur lalu lintas dengan bagian jalan lainnya dan berfungsi juga sebagai penghalang/pencegah kendaraan keluar dari jalur lalu lintas; pengaman terhadap pejalan kaki; mempertegas tepi perkerasan jalan; dan estetika.

Jalur : Bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas.

Lajur : Bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan,yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda motor

(17)

Hipotesis : Jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang belum dibuktikan kebenarannya.

Ho : Hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variable

Ha : Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variable

(18)

ABSTRAK

Kendaraan becak motor mengalami pertumbuhan dan keberadaannya dalam lalu lintas campuran pada jalan 6 lajur 2 arah tanpa median dapat memberikan pengaruh pada kinerja lalu lintas.

Studi dilakukan di jalan Sisingamaraja dengan mengambil dua titik lokasi. yaitu di depan PT.Suzuki Sunindo dan di depan PT. Bisma Niaga Lestari. Survai dilakukan hari senin dan selasa pada jam sibuk pagi, jam sibuk siang dan jam sibuk sore dengan menggunakan kamera video. Analisis yang digunakan untuk menentukan nilai emp adalah menggunakan cara dengan basis kapasitas dan basis kecepatan. Kedua basis cara tersebut menggunakan model regressi linier berganda.

Hasil dari anilisis proporsi kendaraan becak motor memberikan pengaruh yang masih rendah terhadap kecepatan rata-rata lalu lintas di jalan Sisingamaraja. Dari anilisis kepadatan berpengaruh signifikan terhadap kecepatan rata-rata lalu lintas di jalan Sisingamaraja yang sudah di konversikan dengan nilai emp lapangan yang telah didapat.

Hasil dari analisis didapatkan nilai emp untuk lalu lintas di jalan Sisingamaraja pada titik survey di depan PT.Suzuki Sunindo (arah pusat kota – tanjung morawa) adalah LV = 1 , HV = 2.37 , MC =0.87 , BCK = 1.17, dan pada titik survey di depan PT. Bisma Niaga Lestari (arah tanjung morawa – pusat kota) adalah LV =1 , HV = 1.01, MC = 0.92 , BCK = 0.92. Hasil emp yang terpilih mewakili di jalan Sisingamaraja merupakan hasil analisis dengan basis kapasitas.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Becak merupakan sarana perangkutan yang sangat populer di Indonesia. Kendaraan ini merupakan modifikasi dari sepeda kayuh roda dua. Perkembangan angkutan becak di Indonesia berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain. Sebagian besar desain becak di Indonesia (Jawa) ruang angkutnya berada di depan dengan dua roda depan sejajar melintang. Penumpang berada di depan dan pengemudi berada di belakang, sedangkan di Sumatera ruang angkut becak terdapat disamping menempel pada badan sepeda dengan roda tambahan sejajar melintang dengan roda belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi, becak kayuh mulai dimodifikasi dengan menggunakan penggerak sepeda motor, atau yang dikenal dengan sebutan becak bermotor.

Penggunaan becak bermotor sebagai salah satu angkutan transportasi di kota Medan cukup tinggi , hal ini dapat dilihat dari hasil survey jumlah becak bermotor yang tercatat dalam Persatuan Abang Becak Kota Medan pada tahun 2011 yaitu kurang lebih mencapai 40 ribu unit becak bermotor yang tersebar di seluruh penjuru kota Medan. Pemilihan becak bermotor sebagai sarana transportasi bagi masyarakat kota Medan disebabkan oleh becak bermotor relatif cepat dalam mengangkut penumpang dan juga dengan ongkos yang terjangkau.

(20)

menjadi ikon pariwisata bagi kota Medan, sehingga Pemerintah Kota Medan tetap mempertahankan becak bermotor sebagai sarana transportasi umum.

Di sisi lain kondisi yang ada dimana kendaraan becak bermotor dalam lalu lintas becampur dengan kendaraan yang lain, dapat memungkinkan mempengaruhi kinerja lalu lintas. Untuk itu perlu diteliti sejauh mana pengaruh becak bermotor pada kinerja lalu lintas dan perlu suatu kajian nilai ekivalen untuk becak bermotor yang sesuai, berkaitan perannya sebagai bagian dari lalu lintas pada ruas jalan.

Penelitian ini akan dilakukan pada Jl. Sisingamaraja di kota Medan yang merupakan jalan 6 lajur 2 arah bermedian. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas besarnya volume becak bermotor yang melewati Jl. Sisingmaraja.

I.2 Identifikasi Permasalahan

Dengan memperhatikan latar belakang sebagaimana disajikan di atas, maka

permasalahan yang diperlukan untuk kajian adalah :

a. Bagaimana pengaruh proporsi becak bermotor terhadap kecepatan rata-rata lalu lintas.

(21)

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan bertujuan :

a. Untuk mengetahui pengaruh proporsi becak bermotor terhadap kecepatan rata-rata lalulintas.

b. Menghitung ekivalen mobil penumpang (emp) untuk becak bermotor sebagai bagian dari lalu lintas.

I.4 Batasan Penelitian

Untuk dapat lebih memfokuskan arah penelitian dan agar mudah memecahkan permasalahan sebagaimana tujuan yang hendak dicapai perlu adanya batasan-batasan sebagai berikut :

a. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada lokasi jalan Sisingamaraja Kota Medan yang merupakan jalan 6 lajur 2 arah bermedian.

b. Penelitian dilakukan pada jalan 6 lajur 2 arah di jalan Sisingamaraja Kota Medan

c. Analisis kecepatan rata-rata lalu lintas yang dipengaruhi oleh proporsi kendaraan becak bermotor.

d. Mencari nilai emp becak bermotor pada jalan 6 lajur 2 arah di jalan Sisingamaraja dengan menggunakan basis kapasitas dan basis kecepatan.

I.5 Kegunaan Penelitian

(22)

1. Pertimbangan dalam menentukan peranan kendaraan becak bermotor pada saat mengukur kinerja lalu lintas khususnya bagi jalan atau jaringan jalan yang mempunyai komposisi lalu lintas becak bermotor tinggi.

(23)
(24)
(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Karakteristik Arus Lalu Lintas

R. J. Salter, 1976 dalam bukunya “Highway traffic analysis and Design”, menyatakan Analisis arus kendaraan sepanjang ruas jalan dipengaruhi oleh tiga parameter yang sangat signifikan, yaitu kecepatan, kepadatan dan arus (volume) kendaraan. Kepadatan kendaraan menggambarkan ukuran kualitas pelayanan ruas yang ditunjukkan melalui aliran kendaraan. Arus atau volume kendaraan merupakan ukuran kuantitas dari aliran kendaraan dan permintaan pada suatu ruas jalan.

Arus lalu lintas merupakan interaksi yang unik antara pengemudi, kendaraan, dan jalan. Tidak ada arus lalu lintas yang sama bahkan pada keadaan yang serupa, sehingga arus pada suatu ruas jalan tertentu selalu bervariasi. Walaupun demikian diperlukan paramater yang dapat menunjukkan kondisi ruas jalan atau yang akan dipakai untuk desain. Parameter tersebut adalah volume, kecepatan, dan kepadatan, tingkat pelayanan dan derajat kejenuhan. Adalah hal yang sangat penting untuk dapat merancang dan mengoperasikan sistem-sistem transportasi dengan tingkat effisiensi dan keselamatan yang paling baik.

(26)

kondisi ruas jalan. Parameter tersebut adalah volume, kecepatan dan kerapatan, tingkat pelayanan (level of service) dan derajat kejenuhan (degree of saturation). Karakteristik dasar arus lalu lintas digolongkan dalam dua kategori, yaitu :

II.1.1 Volume Lalu Lintas (q)

Volume adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu ruas jalan pada periode waktu tertentu diukur dalam satuan kendaraan per satuan waktu.

Manfaat data (informasi) volume adalah:

• Nilai kepentingan relatif suatu rute • Fluktuasi dalam arus

• Distribusi lalu lintas dalam sebuah sistem jalan • Kecenderungan pemakai jalan

Data volume dapat berupa:

a. Volume berdasarkan arah arus:

• Dua arah • Satu arah • Arus lurus

• Arus belok baik belok kiri ataupun belok kanan b. Volume berdasarkan jenis kendaraan, seperti antara lain:

• Mobil penumpang atau kendaraan ringan. • Kendaraan berat (truk besar, bus)

(27)

Pada umunya kendaraan pada suatu ruas jalan terdiri dari berbagai komposisi kendaraan, sehingga volume lalu lintas menjadi lebih praktis jika dinyatakan dalam jenis kendaraan standart, yaitu mobil penumpang, sehingga dikenal istilah satuan mobil penumpang (smp). Untuk mendapatkan volume dalam smp, maka diperlukan faktor konversi dari berbagai macam kendaraan menjadi mobil penumpang, yaitu faktor ekivalen mobil penumpang atau emp (ekivalen mobil penumpang).

c. Volume berdasarkan waktu pengamatan survei lalu lintas, seperti 5 menit, 15 menit, 1 jam.

d. Rate of flow atau flow rate adalah volume yang diperoleh dari pengamatan yang lebih kecil dari satu jam, akan tetapi kemudian dikonversikan menjadi volume 1 jam secara linear.

e. Peak hour factor (PHF) adalah perbandingan volume satu jam penuh dengan puncak dari flow rate pada jam tersebut, sehingga PHF dapat dihitung dengan rumus berikut:

= ... (2-1)

(28)

II.1.2 Kecepatan

Kecepatan menentukan jarak yang akan dijalani pengemudi kendaraan dalam waktu tertentu. Pemakai jalan dapat menaikkan kecepatan untuk memperpendek waktu perjalanan, atau memperpanjang jarak perjalanan. Nilai perubahan kecepatan adalah mendasar, tidak hanya untuk berangkat dan berhenti tetapi untuk seluruh arus lalu lintas yang dilalui.

Kecepatan didefinisikan sebagai suatu laju pergerakan, seperti jarak per satuan waktu, umumnya dalam mil/jam atau kilometer/jam. Karena begitu beragamnya kecepatan individual dalam aliran lalu lintas, maka kita biasanya menggunakan kecepatan rata-rata. Sehingga jika waktu tempuh t1, t2, t3,…..,tn diamati unuk n kendaraan yang melalui suatu raus jalan sepanjang l, maka kecepatan tempuh rataratanya adalah :

=

∑ = ∑ ... (2-2)

v = kecepatan tempuh rata-rata atau kecepatan rata-rata ruang (km/jam)

l = panjang ruas jalan (km)

ti = waktu tempuh dari kendaraan i untuk melalui pajang jalan l (jam)

n = jumlah waktu tempu yang diamati

(29)

II.1.3 Kepadatan

Kepadatan (density) atau konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati panjang ruas jalan tertentu atau lajur, yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah kendaraan per kilometer atau satuan mobil penumpang per kilometer (smp/km). Jika panjang ruas yang diamati adalah l, dan terdapat n kendaraan, maka kepadatan k dapat dihitung sebagai berikut,

= ... (2-3)

keterangan :

k = kepadatan

n = jumlah kendaraan pada panjang l

l = panjang ruas jalan

Kepadatan sukar diukur secara langsung (karena diperlukan titik ketinggian tertentu yang dapat mengamati jumlah kendaraan dalam panjang ruas jalan tertentu), sehingga besarnya ditentukan dari dua parameter volume dan kecepatan, yang mempunyai hubungan sebagai berikut:

= ... (2-4)

keterangan :

k = kepadatan rata-rata (kend/km atau smp/km)

q = volume lalu lintas (kend/jam atau smp/jam)

(30)

kepadatan merupakan parameter penting dalam menjelaskan kebebsan bermanuer dari kendaraan.

II.2 Komposisi Lalu Lintas

[image:30.595.127.533.397.751.2]

Didalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Nilai arus lalu lintas mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus lalu lintas dalam satuan mobil penumpang (smp). Semua nilai arus lalu lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (smp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan berikut :

Tabel 2.1. Tabel Klasifikasi Kendaraan

Klasifikasi Kendaraan

Definisi Jenis-jenis kendaraan

Kendaraan

Ringan

Kendaraan ringan (LV=Light Vehicle) Kendaraan bermotor dua as beroda empat dengan jarak as 2-3 m

Mobil pribadi, mikrobis, oplet, pick-up, truk kecil, angkutan

penumpang dengan jumlah penumpang maksimum 10 orang termasuk pengemudi

Kendaraan

Umum

Kendaraanumum (HV=HeavyVehicle) Kendaraanbermotor dengan lebih dari 4 roda

(31)

Sepeda Motor Sepeda motor

(motorcycle) Kendaraan bermotor dengan dua atau tiga roda

Sepeda motor dan kendaraan beroda tiga sesuai sistem klasifikasi Bina Marga

Kendaraan tak Bermotor

(UM=unmotor cycle) Kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia atau hewan

Sepeda, becak, kereta kuda, kereta dorong

Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997)

[image:31.595.125.531.83.314.2]

Ekivalen mobil penumpang (emp) untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam kend/jam. Semua nilai emp untuk kendaraan yang berbeda ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Nilai Emp Untuk Jalan Perkotaan Terbagi Tipe jalan:

Jalan satu arah dan jalan terbagi Arus lalu-lintas per lajur (kend/jam) emp

HV MC

Dua-lajur satu-arah(2/1) dan Empat-lajur terbagi(4/2) 0 ≥ 1050 1,3 1,2 0,40 0.25

Tiga-lajur satu-arah (3/1)

dan

Enam-lajur terbagi (6/2D) 0 ≥ 1100 1,3 1,2 0,40 0.25

(32)

II.3. Karakteristik Kendaraan

[image:32.595.111.528.279.605.2]

Karakteristik kendaraan berdasarkan fisiknya dibedakan berdasarkan pada dimensi, berat, dan kinerja. Dimensi kendaraan mempengaruhi : lebar lajur lalu lintas, lebar bahu jalan yang diperkeras, panjang dan lebar ruang parkir. Dimensi kendaraan adalah : lebar, panjang, tinggi, radius putaran, dan daya angkut.

Tabel 2.3. Karakteristik kendaraan

Jenis kendaraan

Definisi

Dimensi Lebar Panjang

Kendaraan Ringan

Kendaraan ringan (LV=Light Vehicle)

Kendaraan bermotor dua as beroda empat

2,1 5,8

Kendaraan Berat

Kendaraan berat (HV=HeavyVehicle)

Kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda

2,4 9,0

Becak Kendaraan bermotor dengan tiga roda

1,2 1,5

II.4. Kecepatan Arus Bebas

(33)

Untuk jalan tak terbagi semua analisa ( kecuali analisa – kelandaian khusus) dilakukan pada kedua arah, sedangkan untuk jalan terbagi dilakukan pada masing– masing arah dan seolah-olah masing-masing arah adalah jalan satu arah yang terpisah.

[image:33.595.108.539.305.605.2]

Kecepatan arus bebas diklasifikasikan berdasarkan tipe jalan seperti pada tabel 2.4 berikut :

Tabel 2.4 Kecepatan arus bebas untuk jalan perkotaan

Tipe Jalan Kecepatan Arus

Kendaraan Ringan LV Kendaraan Berat HV Sepeda Motor MC Semua Kendaraan (rata-rata) Enam-lajur terbagi

(6/2 D) atau

Tiga-lajur satu-arah (3/1)

Empat-lajur terbagi (4/2 D) atau

Dua-lajur satu-arah (2/1) Empat-lejur tak-terbagi (4/2 UD) Dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD) 61 57 53 44 52 50 46 40 48 47 43 40 57 55 51 42 Sumber : Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997)

Dalam pengukuran kecepatan setempat, panjang jalan diambil sesuai dengan perkiraan kecepatan, seperti direkomendasikan sebagai berikut :

(34)

Perkiraan kecepatan rata-rata Arus lalu-lintas (km/jam)

Penggal jalan (m) <40

40 – 65 >65

25 50 75

Sumber : Panduan survai dan perhitungan waktu perjalanan lalu lintas Bina marga 1990

II.5 Cara Mencari Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang (emp)

Ekivalen Mobil Penumpang (emp) adalah faktor konversi yang digunakan untuk menseragamkan nilai hitung kendaraan, agar pengaruh tiap kendaraan terhadap lalu lintas secara keseluruhan dapat diketahui. Ada beberapa cara atau metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai ekivalensi mobil penumpang, tergantung dari karakteristik dan kondisi lalu lintasnya. Adapun cara atau metode yang dapat digunakan untuk mencari atau memperkirakan ekivalen mobil penumpang (emp).

II.5.1 Basis Kecepatan

Van Aerde and Yagar (1984) mengembangkan metode penghitungan emp dengan basis kecepatan. Untuk mencari emp dengan basis kecepatan adalah dengan mengetahui hubungan kecepatan (v) dan volume lalu lintas (q) dengan menggunakan regrsi multi linier. Model linier hubungan kecepatan dan volume dipilih karena dalam prakteknya hubungan antar volume dan kecepatan mendekati linier. Model regresi berganda dari hubungan kecepatan dan volume adalah :

(35)

keterangan :

v = kecepatan rata-rata

c = koefisien

qlv = jumlah lv

qhv = jumlah hv

qmc = jumlah sepeda motor

qbck = jumlah becak bermotor

Untuk menentukan emp kendaraan selain mobil penumpang maka koefisien tiap jenis kendaraan dibagi dengan koefisien dari mobil penumpang (lv) dan dapat diformulasikan :

= ... (2-6)

ci = koefisien jenis kendaraan i

c1 = koefisien mobil penumpang (lv)

II.5.2 Basis Kapasitas

(36)

Q = b1 qlv + b2qhv + b3qmc + b4qbck ...(2-7)

keterangan :

Q= besarnya arus lalu lintas (smp/jam)

c = koefisien

lv = mobil penumpang /kendaraan ringan

hv = mobil besar

mc = sepeda motor

bck = becak bermotor

karena c1 = emp untuk lv = 1 maka :

b1 qlv = Q - b2qhv - b3qmc - b4qbck ...(2-8)

dari persamaan 2-8 maka koefisien yang dihasilkan pada setiap jenis kendaraan adalah merupakan nilai emp dari jenis kenderaan tersebut.

II.6 Penelitian Sejenis yang Pernah Dilakukan

Beberapa penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian ini antar lain : 1. Windarto Koeswando (2007), Pengaruh Kendaraan tidak bermotor

(37)

kendaraan tidak bermotor terhadap kecepatan lalu lintas. Dari penelitian diperoleh bahwa pengaruh kenderaan tidak bermotor tidak terlalu signifikan pada jalan 2 lajur 2 arah tanpa median. Namun terdapat perbedaan nilai emp di lapangan dengan nilai emp pada MKJI karena terdapat perbedaan volume dan komposisi tiap jenis kendaraan. Nilai emp yang diperoleh adalah MC = 0,57 ; HV= 1.91; Sepeda =0.5 ;Becak =1.53

2. Eko Supri Murtiono, Pengaruh Sepeda Motor Di Persimpangan Jalan Dengan Pengatur Lalu Lintas di Kendal. Meneliti karakteristik sepeda motor pada 2 persimpangan bersinyal (simpang . Raya Kendal - Jl. Masjid dan Simpang Jl. Pemudan – Jl. Pahlawan) dan harga nyata arus jenuh serta dengan menggunakan regresi liner berganda untuk hubungan kapasitas dengan volume tiap jenis kendaraan didapatkan nilai emp sepeda motor pada persimpangan. Nilai emp sepeda motor rata-rata pada simpang Jl. Raya Kendal – Jl. Masjid adalah 0.44 dan pada simpang Jl. Pemuda dan Jl. Pahlawan sebesar 0.369.

(38)

II.7. Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linier Regression)

Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Dalam analisis regresi, dikenal dua jenis variabel yaitu :

- Variabel tergantung disebut juga variabel dependent yaitu variabel yang keberadaannya diperngaruhi oleh variabel lainnya yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri dan dinotasikan dengan Y.

- Variabel bebas disebut juga variabel independent yaitu variabel yang mempengaruhi variable lain yang sifatnya berdiri sendiri dan dinotasikan dengan X.

Analisis regresi linier berganda memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memasukkan lebih dari satu variabel prediktor hingga p-variabel prediktor dimana banyaknya p kurang dari jumlah observasi (n). Sehingga model regresi dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Y= a0 + b1 x1 + b2x2+...+ bn xn ...(2-9)

Keterangan :

Y = variable dependent ( nilai yang diprediksikan)

x1, x2,… xn =variable independent

a = konstanta ( nilai Y apabila X1, X2,… Xn = 0

(39)

Nilai bo, b1, b2, bp dapat dihitung dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Nilai bo, b1, b2, bp bisa didapat dengan menyelesaikan persamaan linear simultan dengan determinan:

Nbo + b1 ∑ X + b2∑ X + ...+ bp ∑ X = ∑ Y

bo ∑ X + b1∑ ( X )2+ b2∑ X X + ...+ bp ∑ X X = ∑ X Y

bo ∑ X + b1 ∑ X X + b2∑ ( X )2+ ...+ bp ∑ X X = ∑ X Y

bo ∑ X + b1∑ X X + b2∑ X X + ...+ bp ∑ ( X )2= ∑ X Y

II.7.1. Analisis Korelasi Ganda (r)

Hubungan antara variabel independent terhadap variabel dependent dapat dilihat dengan menghitung nilai korelasi. Tinggi-rendah, kuat-lemah, atau besar kecilnya suatu korelasi dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya suatu kofisien yang disebut angka korelasi yang disimbolkan dengan r.

Nilai koefisien korelasi didapat dari :

r = ( ) ( ) .( ) ( ) ( )

( ) ...…...( 2-10)

keterangan :

r = korelasi variable x1 dengan x2 secara bersama-sama

ryx1 = korelasi sederhana antara x1 dengan Y

(40)

ry1x2 = korelasi sederhana antara x1 dengan x2

Harga r berkisar antara -1< 0 <+1, jika harga r = -1 menyatakan korelasi antara kedua variabel tersebut negatif dan arah korelasi berlawanan arah yang artinya terdapat pengaruh negatif antara variabel bebas ataupun sebaliknya. Harga r = +1, menyatakan korelasi antara kedua variabel tersebut positif dan arah korelasi satu arah yang artinya terdapat pengaruh positif antara variabel bebas. Untuk harga r = 0, tidak terdapat hubungan linier antara variabel-variabelnya.

II.7.2. Analisis determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan variable independent ( x1, x2,… xn ) secara serentak terhadap variable dependent (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variable dependent. R2 sama sengan 0, maka tidak ada sedikit pun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variable independent terhadap dependent, atau variasi independent yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variable dependent. Sebaliknya R2 sama sengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variable independent terhadap nariabel dependent adalah sempurna, atau variasi variable independent yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi dependent.

Nilai koefisien dterminasi didapat dari :

R2 = ( ) ( ) .( ) ( ) ( )

( ) ...(2-11)

(41)

R2 = korelasi variable x1 dengan x2 secara bersama-sama

ryx1 = korelasi sederhana antara x1 dengan Y

ryx2 = korelasi sederhana antara x2 dengan Y

ry1x2 = korelasi sederhana antara x1 dengan x2.

II.7.3. Pengujian Signifikasi

Pengujian ini digunakan untuk menentukan linier tidaknya hubungan antara peubah bebas dan peubah tidak bebas. Yang biasa digunakan istilah uji F (variance ratio/the F test) dan uji t (student’s t test).

II.7.3.1. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial ( Uji T )

Uji T digunakan untuk menentukan apakah terdapat pengaruh (tingkat signifikasi) antar peubah bebas dengan peubah tidak bebas. Sebagai tolak ukur dalam pengujian ini adalah membandingkan antara nilai T hasil hitungan dengan nilai T dari tabel distribusi t pada taraf signifikasi keberartian yang dipilih.

Nilai T dapat dihitung dengan rumus :

t = = r .

² ...(2-12)

Keterangan :

(42)

bi = koefisien regresi variabel

sbi = standar eror variabel

r = koefisien korelasi parsial

n = jumlah pengamatan

n-i-1 = derajat kebebasan

i = jumlah variabel

r2 = koefisien determinasi

II.7.3.2. Uji Koefisien Regresi Secara bersama-sama ( Uji F )

Pengujian nilai F adalah untuk memilih model yang paling naik diantara model yang didapat dan menentukan apakah suatu model layak digunakan, dimana varians itu sendiri merupakan kuadrat dari simpangan baku dari data-data yang ada dalam variable. Nilai F dikatakan memenuhi syarat apabila nialai dari hasil perhitungan lebih besar dari nilai F table untuk traf signifikasi yang dipilih.

Nilai F diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

F =

²

( )

( )

...(2-13)

Dimana :

F = test F

(43)

i = jumlah variabel

R2 = koefisien determinasi

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Rencana Kegiatan Penelitian

Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan kerangka kerja yang berisi alur penelitian dari awal sampai dengan diperolehnya suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Kerangka kerja penelitian dibuat dalam diagram alir peneltian sebagaimana gambar dibawah ini :

M ENENTUKAN TUJUAN , JUDUL DAN

LINGKUP STUDI

PERSIAPAN

 Pem ilihan Lokasi

 Survei Pendahuluan

PENGUM PULAN DATA

Dat a prim er :

 Survei volume lalu lint as t erklasifikasi

 Survey kecepat an kendaraan

Dat a Sekunder :

 Dat a Kondisi Jalan

 Pet a Lokasi

ANALISIS DATA

 Pengaruh proporsi becak berm ot or t erhadap kecepat an lalu lint as

KESIM PULAN DAN SARAN

(45)
[image:45.595.153.543.72.695.2]

Gambar 3.2 Bagan Alir Nilai emp

PERSIAPAN

 Pem ilihan Lokasi

PENGUM PULAN DATA

Dat a Prim er :

 Survey volum e Lalu Lint as t erklasifikasi per 5 m enit an

 Survey Kecepat an kendaraan

M encari Nilai em p

dengan basis kapasit as

Sig ≤ 0.05

2

M encari Nilai em p

dengan basis kecepat an

Sig ≤ 0.05

2

R2 t erbesar ant ara dua

basis direkom endasikan sebagai nilai em p yang

dipilih

(46)

III.2 Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih sebagai tempat pengamatan ini adalah jalan Sisingamaraja yang terbentang dari wilayah Kecamatan Medan Kota sampai Kecamatan Medan Amplas,.Untuk penelitaian ini akan dilakukan pada ruas jalan Sisingamaraja yang berada pada Kecamatan Medan Amplas.

Beberapa alasan pemelihan jalan Sisingamaraja sebagai lokasi penelitian adalah :

1. Jalan Sisingamaraja adalah jalan 6 lajur 2 arah bermedian (6/2D) adalah koridor selatan Kota Medan yang menghubungkan dengan Kabupaten Deli Serdang, yang mempunyai lalu lintas kendaraan bermotor yang sangat besar, termasuk juga becak bermotor pada jam-jam sibuk pagi maupun sore.

2. Banyaknya pusat kegiatan yang terdapat sepanjang jalan Sisingamaraja di sebelah kiri maupun kanan, seperti perhotelan, lembaga pendidikan, pusat perbelanjaan, perdagangan dan jasa.

Lokasi survei di depan PT. Suzuki Sunindo dan di depan PT. Bisma Niaga Lestari Jalan Sisingamaraja kilometer 6,8 adalah daerah perdagangan dan jasa,terutama perusahaan jasa dengan tingkat kepadatan dan kesibukan yang tinggi.

III.3. Survey Pendahuluan

(47)

1. Menentukan pilihan metode yang didasarkan pada kemampuan data yang hendak digunakan.

2. Mengamati kondisi di lapangan serta menaksir keadaan yang berkaitan dengan

mutu data yang akan diambil, meliputi:

a. Lebar lajur

b. Lebar bahu jalan

c. Jumlah lajur

d. Karakteristik lalu lintas

e. Volume arus lalu lintas

f. Kecepatan arus lalu lintas

g. Komposisi kendaraan yang lewat

h. Kondisi permukaan jalan

i. Kondisi geometrik

j. Kondisi lingkungan

III.4. Data Yang diperlukan

(48)

headway. Sedangkan besarnya kerapatan akan dihitung berdasarkan data arus dan

kecepatan kendaraan. Besarnya arus lalu lintas dapat diperoleh dengan mencatat jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dilapangan dalam periode waktu tertentu, Sedangkan kecepatan kendaraan dalam ruang dengan cara mengetahui jarak tertentu yang telah ditetapkan yang dilalui oleh satu kendaraan dan kemudian dicatat waktu tempuh kendaraan dalam jarak yang telah ditetapkan tersebut. Kecepatan kendaraan tersebut adalah hasil bagi antara jarak dengan waktu tempuh.

III.5. Metode Pengambilan Data.

Data primer atau data lapangan diambil 4 jam 30 menit, yang mewakili jam sibuk pagi 1 jam 30 menit, 1 jam 30 menit jam sibuk siang dan 1 jam 30 menit jam sibuk sore. Penghitungan dilakukan dengan interval waktu 5 menitan. Survai dilakukan terputus-putus dimulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.30. Untuk pelaksanaan penelitian ini alat yang digunakan adalah:

1. Meteran

2. Handycam

3. Lak ban putih

4. Alat tulis

(49)

III.5.1 Metode Pengambilan Data Arus Kendaraan

Data arus dapat dihitung dengan memakai alat bantu yaitu Handycam. Data direkam dalam kaset kemudian dipindahkan ke dalam Compact Disk (CD) sedangkan perhitungan dilakukan di layar monitor komputer. Jenis kendaraan yang disurvei disesuaikan dengan penggolongan jenis kendaraan pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, yaitu untuk kelompok kendaraan:

a. Light Vehicle (LV) atau kendaraan ringan, adalah kendaraan bermotor dua as beroda 4 dengan jarak as 2 – 3 m (termasuk mobil penumpang, opelet, mikrobus, pik-up, dan truk kecil sesuai sistem klasifikasi bina marga).

b. Heavy Vehicle (HV) atau kendaraan berat, adalah kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50 m, biasanya beroda lebih dari 4 (termasuk bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistem klasifikasi bina marga).

c. Motor Cycle (MC) atau sepeda motor, adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga (termasuk sepeda motor dan kendaraan beroda tiga sesuai sistem klasifikasi bina marga).

e. Becak Bermotor adalah kendaraan bermotor roda tiga yang dijalankan dengan sepeda motor.

(50)
[image:50.595.101.529.96.335.2]

Gambar 3.3 Pengambilan Data Arus Kendaraan

III.5.2 Metode Pengambilan Data Kecepatan Kendaraan

Data Kecepatan kendaraan dapat diperoleh dengan metode kecepatan setempat. Pelaksanaan survai dapat dilakukan dengan cara manual, dengan menghitung kecepatan berdasarkan waktu selang pada jarak tertentu.Alat yang di perlukan antara lain :

1. Stopwatch 2. Meteran 3. Alat tulis

(51)

Tata cara suvai untuk pengukuran kecepatan setempat metode manual berdasarkan Panduan Survai dan Perhitungan Waktu Perjalanan, Direktorat jenderal Bina Marga, sampel perlu dipenuhi saat survai adalah :

a. Kendaraan yang paling depan dari suatu arus hendaknya di ambil sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa kenderaan kedua dan selanjutnya mempunyai kecepatan yang sama dan kemungkinan tidak dapat menyiap. b. Jumlah untuk sampel kenderaan yang perlu diukur kecepatannya dianjurkan

sekurang - kurangnya 5 kendaraan dan untuk sampel truk diambil sesuai dengan proporsinya.

[image:51.595.116.498.425.648.2]

Untuk lebih jelasnya ditunjukkan oleh Gambar 3.4 berikut :

(52)

Untuk memperoleh data kecepatan kendaraan dalam ruang langkah – langkah yang dilakukan adalah:

a. Kecepatan tiap kendaraan dihitung dengan membagi jarak tempuh (x) dengan waktu tempuh t., maka kecepatan u = x meter / t (detik)

b. Penghitungan kecepatan rata-rata dilakukan pada interval waktu 5 menitan untuk masing-masing jenis atau golongan kendaraan.

III.6 Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu kegiatan untuk mengubah format yang dicatat dilapangan kedalam bentuk yang dapat diinterpretasikan. Pada penelitian ini reduksi data dilakukan pada pengukuran volume lalu lintas dan pada pengambilan data kecepatan kendaraan. Reduksi data dilaksanakan dengan cara memutar ulang rekaman video, kemudian perhitungan dilakukan dilayar monitor komputer.

III.7. Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu:

III.7.1 Analisa Perhitungan Volume Lalu Lintas.

(53)

menerus untuk semua data kendaraan yang masuk pada keseluruhan jam pengamatan, sehingga didapat susunan data volume kendaraan pada setiap interval waktunya. Besar nilai volume lalu lintas ini sebagai satu variabel dalam analisa pengaruh proporsi becak bermotor terhadap kecepatan lalu lintas, pengaruh perbandingan becak bermotor dengan kendaraan lainnya terhadap kecepatan lalu lintas, . serta untuk menghitung nilai emp becak bermotor

III.7.2 Perhitungan Kecepatan Rata-Rata Ruang.

Perhitungan kecepatan rata-rata ruang dilakukan setelah data jumlah kendaraan tiap jenisnya dan waktu tempuh dari tiap-tiap kendaraan yang melewati jarak tertentu dan dipilah menurut jenisnya didapatkan, maka didapatkan kecepatan rata-rata ruang dari setiap jenis kendaraan dan kecepatan rata-rata ruang lalu lintas secara keseluruhan yang tercatat dan disusun selama jam pengamatan.

(54)

III.7.3 Pengaruh Becak Bermotor Terhadap Kecepatan Lalu Lintas.

Untuk mengetahui adanya pengaruh becak bermotor terhadap kecepatan lalu lintas dapat dilakukan dengan melihat perubahan kecepatan lalu lintas sebagai akibat proporsi becak bermotor dan perbandingan becak bermotor dengan kendaraan lainnya.

III.7.4 Penghitungan Nilai Ekivalen Mobil Penumpang

Dari data lalu lintas yang telah ada maka dapat dilakukan penghitungan ekivalen mobil penumpang untuk setaip jenis kendaraan terutama becak bermotor. Penghitungan dilakukan dengan 2 cara penghitungan yaitu :

a. Basis Kecepatan

Dicari dengan menggunakan hubungan single regim antara volume dan kecepatan untuk lalu lintas 6 lajur 2 arah bermedian sebagaimana rumus (2-5) dimana dengan analisis tersebut akan didapatkan nilai ci (koefisien) untuk tiap jenis kendaraan. Untuk untuk mendapatkan nilai emp tiap jenis kendaraan dapat dilakukan dengan membagi dengan nilai setiap nilai koefisien jenis kendaraan dengan koefisien kendaraan ringan (cLv) sebagaimana rumus (2-6).

b. Basis Kapasitas

(55)

berbagai kombinasi ini dapat dicari nilai ekivalensi mobil penumapang dari becak bermotor dengan regresi linear berganda yang di formulakan dengan rumus (2-7).

III.7.5 Langkah – Langkah untuk menghitung nilai emp

a. Data volume dan kecepatan kenderaaan yang diperoleh dari survey disusun pada setiap interval waktu pengamatan

b. Volume tiap komposisi kenderaan digabungkan menjadi volume lalu lintas sesuai dengan kelas interval dan waktu pengambilan data

c. Volume lalu lintas dijadikan kelas interval volume lalu lintas mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi

d. Hasil interval volume dibagi sesuai dengan kelas interval data agar volume selalu identik sehingga analisanya dapat digabung

e. Kemudian data volume dan kecepatan diolah ke SPSS 17 sesuai dengan pembagian kelas tiap-tiap interval

f. Lalu data diformulasikan menggunakan regresi linier berganda dengan basis kapasitas dan kecepatan pada SPSS 17 sesuai dengan rumus 2-5 dan 2-7.

g. Setelah data tersebut diproses didapatlah hasil output data basis kapasitas dan basis kecepatan

h. Output yang didapat adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS 17 maka koefisien yang dipilih adalah yang mempunyai nilai negatif

(56)

1. Jika error signifikan > 0.05 maka koefisien tidak dapat diterima 2. Jika R mendekati 1 atau -1 maka persamaan regresi linier sempurna

j. setelah didapatkan hasil koefisien yang memenuhi persyaratan dari tiap-tiap basis kapasitas dan basis kecepatan dilakukan pemilihan nilai R yang tertinggi maka nilai tersebutlah yang diambil sebagai nilai emp

III.7.6. Contoh menghitung nilai emp basis kapasitas

a. SPSS 17 Data view

Data dari volume lalu lintas tiap jenis kendaraan dimasukkan ke data view berdasarkan kelas interval gabungan

(57)

Variable view adalah pengaturan name, type, width, decimal, label, values, missing, columns, align dan measure sesuai dengan yang kita inginkan

(58)

Analisis data dengan regresi linear, untuk basis kapasitas, dependent atau variable y adalah light vehicle (LV) sedangkan independent atau variable x adalah heavy vehicle (HV), motor cycle (MC), dan becak motor (BCK).

e. Output atau hasil dari regresi linier berganda basis kapaitas arah

Hasil output ini sudah memenuhi persyaratan nilai signifikasi dan nilai R2 untuk pengambilan nilai emp, maka nilai emp yang diperoleh berdasarkan output di atas adalah HV = 2,367 ; MC = 0,871 ; BCK = 1,174 dan LV = 1.

III.7.7. Contoh menghitung nilai emp basis kecepatan

(59)
(60)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IV.1 Data Ruas Jalan

Ruas Jalan Sisingamaraja teridiri dari 6 lajur 2 arah dengan pembatas (median), yaitu ke selatan menuju Tanjung Morawa (kabupaten Deli Serdang) dan ke utara menuju pusat kota Medan.

Secara detail data ruas jalan Sisingamaraja adalah sebagai berikut dan dapat dilihat pada gambar 4.1 :

1. Jumlah lajur 6 buah dan terdiri dari 2 arah dengan pemisah (median) 2. Lebar perkerasan 18 m dengan masing-masing lajur 3 m

3. Median jalan mempunyai lebar 1.95 m

4. Pemisah lajur berupa marka garis lurus dan putus-putus 5. Kondisi perkerasan berupa lapis perkerasan aspal

Gambar 4.1 Detail Ruas Jalan Sisingamaraja

(61)

ruas jalan arah menuju Tanjung Morawa, dan di depan PT. Bisma Niaga lestari untuk arah yang menuju Pusat Kota.

IV.2 Data Volume Lalu lintas

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kamera video pada saat jam puncak pagi yaitu (07.00-08.30 WIB), siang (jam 12.00-12.30 WIB), dan sore (jam 16.00-17.30 WIB), yaitu pada hari Senin tanggal 27 september 2011, dan hari selasa 28 september 2011.

Data diambil dengan interval waktu 5 menitan, penggolongan jenis kendaraan sesuai dengan buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. yaitu untuk kendaraan ringan, kendaraan berat, atau sepeda motor, becak motor. Pengolahan dan perhitungan jumlah data volume lalu lintas dilakukan di rumah dengan menggunakan komputer untuk melihat hasil rekaman kamera. Perhitungan dilakukan selama 5 menit dicatat dalam kertas format survei untuk perhitungan volume lalu lintas.

Kemudian data diolah dan cara perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Total kendaraan per 5 menit merupakan jumlah semua jenis kendaraan. 2. Total kendaraan per 1 jam adalah jumlah total jenis kendaraan dikalikan 12

yaitu jumlah lima menitan selama satu jam.

3. Dari total kendaraan dihasilkan proporsi kendaraan becak motor terhadap total kendaraan.

(62)

Tabel 4.1 Volume Kendaraan Jln. Sisingamaraja Depan PT. Suzuki Sunindo

Pada hari Senin

Volume kendaraa pada hari senin

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 menit jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit perjam

1 2 3 4 5 6 7

07.00 - 07.05 103 7 234 20 364 4368

07.05 - 07.10 112 10 227 17 366 4392

07.10 - 07.15 134 9 230 36 409 4908

07.15 - 07.20 102 4 246 23 375 4500

07.20 - 07.25 115 11 258 21 405 4860

07.25 - 07.30 130 5 219 18 372 4464

07.30 - 07.35 113 8 233 14 368 4416

07.35 - 07.40 104 5 262 20 391 4692

07.40 - 07.45 127 9 255 24 415 4980

07.45 - 07.50 110 10 258 34 412 4944

07.50 - 07.55 109 8 226 16 359 4308

07.55 - 08.00 102 7 214 18 341 4092

08.00 - 08.05 114 8 217 18 357 4284

08.05 - 08.10 109 6 220 16 351 4212

08.10 - 08.15 118 6 235 21 380 4560

08.15 - 08.20 110 5 225 19 359 4308

08.20 - 08.25 113 9 239 14 375 4500

08.25 - 08.30 107 9 213 18 347 4164

12.00 - 12.05 88 16 126 18 248 2976

12.05 - 12.10 105 15 115 22 257 3084

12.10 - 12.15 116 11 118 14 259 3108

12.15 - 12.20 123 20 120 20 283 3396

12.20 - 12.25 112 15 127 19 273 3276

12.25 - 12.30 102 12 123 18 255 3060

12.30 - 12.35 95 11 132 21 259 3108

12.35 - 12.40 100 12 128 14 254 3048

12.40 - 12.45 92 11 136 20 259 3108

12.45 - 12.50 98 12 125 15 250 3000

12.50 - 12.55 96 16 137 19 268 3216

12.55 - 13.00 107 14 134 23 278 3336

13.00 - 13.05 102 15 126 22 265 3180

13.05 - 13.10 105 12 122 20 259 3108

13.10 - 13.15 96 17 125 17 255 3060

[image:62.595.114.570.145.762.2]
(63)

Volume kendaraa pada hari senin

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 menit jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit perjam

1 2 3 4 5 6 7

13.20 - 13.25 98 10 123 11 242 2904

13.25 - 13.30 108 9 119 16 252 3024

16.00 - 16.05 125 21 112 28 286 3432

16.05 - 16.10 117 20 117 23 277 3324

16.10 - 16.15 120 16 124 18 278 3336

16.15 - 16.20 182 22 110 27 341 4092

16.20 - 16.25 112 15 128 27 282 3384

16.25 - 16.30 109 15 123 24 271 3252

16.30 - 16.35 105 19 130 22 276 3312

16.35 - 16.40 115 16 136 17 284 3408

16.40 - 16.45 128 14 127 27 296 3552

16.45 - 16.50 110 12 149 21 292 3504

16.50 - 16.55 108 11 163 29 311 3732

16.55 - 17.00 122 27 155 23 327 3924

17.00 - 17.05 117 17 143 24 301 3612

17.05 - 17.10 121 18 130 18 287 3444

17.10 - 17.15 125 24 158 29 336 4032

17.15 - 17.20 132 16 172 28 348 4176

17.20 - 17.25 135 21 190 32 378 4536

17.25 -17.30 129 17 185 25 356 4272

Tabel 4.2. Volume Kendaraan Jln. Sisingmaraja Depan PT. Suzuki Sunindo

Pada Hari Selasa

Volume Kendaraan Pada Hari Selasa

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit Perjam

1 2 3 4 5 6 7

07.00 - 07.05 105 4 225 21 355 4260

07.05 - 07.10 110 5 278 29 422 5064

07.10 - 07.15 111 5 215 25 356 4272

[image:63.595.111.569.99.512.2]
(64)

Volume kendaraa pada hari senin

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 menit jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit Perjam

1 2 3 4 5 6 7

07.20 - 07.25 116 5 240 17 378 4536

07.25 - 07.30 106 5 237 17 365 4380

07.30 - 07.35 112 6 228 16 362 4344

07.35 - 07.40 102 9 256 17 384 4608

07.40 - 07.45 108 7 264 20 399 4788

07.45 - 07.50 115 12 272 15 414 4968

07.50 - 07.55 112 11 260 17 400 4800

07.55 - 08.00 103 8 251 15 377 4524

08.00 - 08.05 108 7 243 17 375 4500

08.05 - 08.10 105 12 250 16 383 4596

08.10 - 08.15 98 12 232 14 356 4272

08.15 - 08.20 112 9 225 18 364 4368

08.20 - 08.25 117 7 230 19 373 4476

08.25 - 08.30 103 9 224 13 349 4188

12.00 - 12.05 108 17 124 29 278 3336

12.05 - 12.10 100 16 115 20 251 3012

12.10 - 12.15 112 18 120 26 276 3312

12.15 - 12.20 110 20 127 21 278 3336

12.20 - 12.25 98 15 135 19 267 3204

12.25 - 12.30 95 11 128 18 252 3024

12.30 - 12.35 87 13 116 15 231 2772

12.35 - 12.40 105 7 114 15 241 2892

12.40 - 12.45 115 10 132 29 286 3432

12.45 - 12.50 117 13 135 28 293 3516

12.50 - 12.55 120 10 120 19 269 3228

12.55 - 13.00 112 14 125 13 264 3168

13.00 - 13.05 105 9 121 12 247 2964

13.05 - 13.10 85 7 117 13 222 2664

13.10 - 13.15 98 9 115 14 236 2832

13.15 - 13.20 101 9 132 15 257 3084

13.20 - 13.25 112 11 125 16 264 3168

13.25 - 13.30 117 11 127 25 280 3360

16.00 - 16.05 122 25 142 19 308 3696

(65)

Volume kendaraa pada hari senin

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 menit jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit perjam

1 2 3 4 5 6 7

16.10 - 16.15 130 11 124 21 286 3432

16.15 - 16.20 115 19 135 18 287 3444

16.20 - 16.25 136 19 120 22 297 3564

16.25 - 16.30 145 16 117 26 304 3648

16.30 - 16.35 124 9 121 20 274 3288

16.35 - 16.40 157 12 137 29 335 4020

16.40 - 16.45 132 11 145 20 308 3696

16.45 - 16.50 119 12 152 22 305 3660

16.50 - 16.55 126 14 132 18 290 3480

16.55 - 17.00 130 20 140 24 314 3768

17.00 - 17.05 159 16 163 19 357 4284

17.05 - 17.10 147 16 156 22 341 4092

17.10 - 17.15 152 16 150 31 349 4188

17.15 - 17.20 140 16 125 18 299 3588

17.20 - 17.25 136 15 131 18 300 3600

17.25 -17.30 146 16 137 17 316 3792

Tabel 4.3 Volume Kendaraan Jln. Sisingamaraja Depan PT. Bisma Niaga

Lestari pada Hri Senin

Volume kendaraa pada hari senin

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit perjam

1 2 3 4 5 6 7

07.00 - 07.05 132 9 265 30 436 5232

07.05 - 07.10 125 6 254 26 411 4932

07.10 - 07.15 128 10 239 28 405 4860

07.15 - 07.20 125 11 260 29 425 5100

07.20 - 07.25 130 13 227 23 393 4716

07.25 - 07.30 121 17 273 18 429 5148

07.30 - 07.35 113 19 265 26 423 5076

07.35 - 07.40 116 15 257 19 407 4884

[image:65.595.113.567.99.430.2]
(66)

Volume kendaraa pada hari senin

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit perjam

1 2 3 4 5 6 7

07.45 - 07.50 115 11 272 22 420 5040

07.50 - 07.55 108 12 264 19 403 4836

07.55 - 08.00 112 14 266 22 414 4968

08.00 - 08.05 105 16 285 22 428 5136

08.05 - 08.10 110 14 248 18 390 4680

08.10 - 08.15 112 15 271 21 419 5028

08.15 - 08.20 127 18 250 26 421 5052

08.20 - 08.25 113 13 276 22 424 5088

08.25 - 08.30 125 13 270 18 426 5112

12.00 - 12.05 120 19 148 24 311 3732

12.05 - 12.10 105 17 142 31 295 3540

12.10 - 12.15 118 16 127 19 280 3360

12.15 - 12.20 109 17 136 20 282 3384

12.20 - 12.25 98 17 133 12 260 3120

12.25 - 12.30 107 16 128 28 279 3348

12.30 - 12.35 100 11 132 30 273 3276

12.35 - 12.40 115 12 127 17 271 3252

12.40 - 12.45 118 17 145 21 301 3612

12.45 - 12.50 116 20 143 23 302 3624

12.50 - 12.55 108 15 134 17 274 3288

12.55 - 13.00 103 11 130 22 266 3192

13.00 - 13.05 95 11 125 18 249 2988

13.05 - 13.10 102 11 120 22 255 3060

13.10 - 13.15 105 12 114 27 258 3096

13.15 - 13.20 96 12 118 26 252 3024

13.20 - 13.25 100 11 115 25 251 3012

13.25 - 13.30 108 14 110 29 261 3132

16.00 - 16.05 136 16 120 20 292 3504

16.05 - 16.10 140 22 142 22 326 3912

16.10 - 16.15 125 16 138 23 302 3624

16.15 - 16.20 118 19 140 24 301 3612

16.20 - 16.25 113 18 120 17 268 3216

16.25 - 16.30 129 10 124 24 287 3444

(67)

Volume kendaraa pada hari senin

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit perjam

1 2 3 4 5 6 7

16.35 - 16.40 144 24 129 22 319 3828

16.40 - 16.45 157 21 145 25 348 4176

16.45 - 16.50 145 17 157 22 341 4092

16.50 - 16.55 164 13 160 16 353 4236

16.55 - 17.00 153 11 173 27 364 4368

17.00 - 17.05 124 6 151 18 299 3588

17.05 - 17.10 133 20 128 19 300 3600

17.10 - 17.15 120 22 165 24 331 3972

17.15 - 17.20 135 20 152 17 324 3888

17.20 - 17.25 172 16 178 16 382 4584

17.25 -17.30 140 22 163 23 348 4176

Tabel 4.4. Volume Kendaraan Jln. Sisingmaraja Depan PT. Bisma Niaga

Lestari Pada Hari Selasa

Volume Kendaraan Pada Hari Selasa

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit perjam

1 2 3 4 5 6 7

07.00 - 07.05 121 10 255 26 412 4944

07.05 - 07.10 123 11 247 29 410 4920

07.10 - 07.15 115 8 255 24 402 4824

07.15 - 07.20 125 12 262 25 424 5088

07.20 - 07.25 118 6 272 19 415 4980

07.25 - 07.30 130 18 264 15 427 5124

07.30 - 07.35 123 12 270 21 426 5112

07.35 - 07.40 124 9 258 22 413 4956

07.40 - 07.45 114 13 256 22 405 4860

07.45 - 07.50 117 10 254 22 403 4836

07.50 - 07.55 111 16 268 21 416 4992

07.55 - 08.00 116 10 266 22 414 4968

08.00 - 08.05 132 8 275 21 436 5232

[image:67.595.112.570.100.349.2]
(68)

Volume Kendaraan Pada Hari Selasa

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit perjam

1 2 3 4 5 6 7

08.10 - 08.15 128 8 253 30 419 5028

08.15 - 08.20 132 12 257 21 422 5064

08.20 - 08.25 127 20 254 23 424 5088

08.25 - 08.30 124 13 259 24 420 5040

12.00 - 12.05 107 18 135 26 286 3432

12.05 - 12.10 102 15 123 21 261 3132

12.10 - 12.15 114 13 137 35 299 3588

12.15 - 12.20 113 18 118 25 274 3288

12.20 - 12.25 108 16 125 23 272 3264

12.25 - 12.30 112 11 128 19 270 3240

12.30 - 12.35 114 17 119 22 272 3264

12.35 - 12.40 106 13 129 21 269 3228

12.40 - 12.45 112 9 123 33 277 3324

12.45 - 12.50 107 8 115 21 251 3012

12.50 - 12.55 100 13 118 22 253 3036

12.55 - 13.00 98 7 130 23 258 3096

13.00 - 13.05 112 12 125 16 265 3180

13.05 - 13.10 117 15 127 20 279 3348

13.10 - 13.15 109 13 138 18 278 3336

13.15 - 13.20 95 10 132 20 257 3084

13.20 - 13.25 102 23 135 21 281 3372

13.25 - 13.30 105 19 141 25 290 3480

16.00 - 16.05 138 25 145 25 333 3996

16.05 - 16.10 142 17 152 26 337 4044

16.10 - 16.15 130 11 137 17 295 3540

16.15 - 16.20 146 19 150 20 335 4020

16.20 - 16.25 141 19 157 23 340 4080

16.25 - 16.30 123 16 142 17 298 3576

16.30 - 16.35 110 9 138 17 274 3288

16.35 - 16.40 118 12 146 19 295 3540

16.40 - 16.45 129 11 159 17 316 3792

16.45 - 16.50 157 12 162 20 351 4212

16.50 - 16.55 148 14 153 22 337 4044

(69)

Volume Kendaraan Pada Hari Selasa

Wakt u

Jenis Kendaraan per 5 jumlah kendaraan LV HV M C BCK per 5 menit perjam

1 2 3 4 5 6 7

17.00 - 17.05 129 16 148 23 316 3792

17.05 - 17.10 132 16 133 30 311 3732

17.10 - 17.15 148 16 145 25 334 4008

17.15 - 17.20 164 16 156 20 356 4272

17.20 - 17.25 157 15 135 27 334 4008

17.25 -17.30 162 16 140 33 351 4212

Dari data volume yang ada maka dapat dicari proporsi kendaraan Becak motor erhadap kendaraan bermotor sebagaimana tabel 4.5 dan 4.8 dibawah ini :

Tabel 4.5 Proporsi Kendaraan Becak Bermotor Depan PT. Suzuki Sunindo

Pada Hari Senin

w akt u

Jum lah Tot al Kendaraan

Jum lah becak berm ot or

proporsi becak berm ot or (%) per 5 m enit perjam per 5 m enit per jam (8:7)x100

1 6 7 5 8 9

07.00 - 07.05 364 4368 20 240 5,5 07.05 - 07.10 366 4392 17 204 4,6

07.10 - 07.15 409 4908 36 432 8,8 07.15 - 07.20 375 4500 23 276 6,1 07.20 - 07.25 405 4860 21 252 5,2

07.25 - 07.30 372 4464 18 216 4,8 07.30 - 07.35 368 4416 14 168 3,8 07.35 - 07.40 391 4692 20 240 5,1 07.40 - 07.45 415 4980 24 288 5,8

07.45 - 07.50 412 4944 34 408 8,3 07.50 - 07.55 359 4308 16 192 4,5 07.55 - 08.00 341 4092 18 216 5,3 08.00 - 08.05 357 4284 18 216 5,0 08.05 - 08.10 351 4212 16 192 4,6

(70)

w akt u

Jum lah Tot al Kendaraan

Jum lah becak berm ot or

proporsi becak berm ot or (%) per 5 m enit perjam per 5 m enit per jam (8:7)x100

1 6 7 5 8 9

08.20 - 08.25 375 4500 14 168 3,7 08.25 - 08.30 347 4164 18 216 5,2

12.00 - 12.05 248 2976 18 216 7,3

12.05 - 12.10 257 3084 22 264 8,6 12.10 - 12.15 259 3108 14 168 5,4 12.15 - 12.20 283 3396 20 240 7,1

12.20 - 12.25 273 3276 19 228 7,0 12.25 - 12.30 255 3060 18 216 7,1 12.30 - 12.35 259 3108 21 252 8,1 12.35 - 12.40 254 3048 14 168 5,5 12.40 - 12.45 259 3108 20 240 7,7

12.45 - 12.50 250 3000 15 180 6,0 12.50 - 12.55 268 3216 19 228 7,1 12.55

Gambar

Tabel 2.1. Tabel Klasifikasi Kendaraan
Tabel 2.2 Nilai Emp Untuk Jalan Perkotaan Terbagi
Tabel 2.3. Karakteristik kendaraan
Tabel 2.4 Kecepatan arus bebas untuk jalan perkotaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ilmiah ini membahas tentang cara pembuatan aplikasi mengenai pengolahan data rumah sakit pada saat pendaftaran pasien periksa. Pembuatan aplikasi ini terdiri dari

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayahnya, karena pertolongan dan izin Nya jua laporan akhir yang berjudul “ RANCANG

Arang aktif merupakan senyawa karbon amorf yang dapat dihasilkan dari bahan – bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dari cara khusus

The results of the study showed that the willingness to pay for conservation fee are in fact influenced by respondents education level, the family and friends factor

Dari hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa kemampuan daya adsorpsi terbaik untuk pengaruh waktu adsorpsi terhadap penyerapan zat warna adalah pada

A research conducted in ICT Company in Thailand proves that the sharing knowledge from an individual to other employees brings positive influences on learning

“Sweet Papaya Seed Candy” Antibacterial Escherichia Coli Candy With Papaya Seed (Carica Papaya L.) ”. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta. [18] Irawati,

microwave pada proses sintering mempercepat proses terjadinya kristalinitas dari sampel alumina silika, dimana pada proses sintering menggunakan microwave seiring dengan