• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan kesehatan Pada Perawat Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan kesehatan Pada Perawat Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan ujian sarjana psikologi

Oleh:

Sonya Paramitha Melinda 041301064

FAKULTAS

PSIKOLOGI

UNIVERSITAS

SUMATERA

UTARA

(2)

kesehatan, kemurahan rezeki, dan waktu sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang diberi judul “Pengaruh Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan kesehatan Pada Perawat Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik” ini. Salawat dan salam peneliti ucapkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan dalam kehidupan di dunia dan berketuhanan untuk bekal kehidupan di akhirat kelak.

Skripsi tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya dukungan nyata baik secara moril maupun material dari beberapa pihak terutama orang tua peneliti, Ayahanda Dr. Drs. Eddy Setia M. Ed, TESP dan Ibunda Dra. Elita Rahman, Apt yang telah bersusah payah membesarkan, mengasuh dan mendidik peneliti dengan penuh kesabaran, ketegasan, dan kasih sayang sehingga akhirnya peneliti sampai pada jenjang pendidikan sarjana. Atas semua yang telah diberikan orang tua kepada peneliti patut mendapatkan apresiasi yang setinggi-tingginya

Pada kesempatan ini, izinkan juga peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof Dr. Chairul Yoel, Sp A. (K) selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.

(3)

4. Ibu Vivi dan Kak Juli selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan dan dukungan selama peneliti kuliah.

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi USU yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama menjalani pendidikan.

6. Seluruh dosen di departemen industri dan organisasi : Ibu Leila, Bapak Zul, Kak Cheril, terima kasih atas waktu dan saran-saran yang telah diberikan kepada peneliti.

7. Keluarga Besar Alm. Bejo Niti Hardjo dan Keluarga Besar Abdurahman yang selalu memberikan doa, dukungan moral, materil, spiritual, serta kasih sayang yang berlimpah kepada peneliti selama ini. Doa, dukungan moral, materil, spiritual, serta kasih sayang yang berlimpah kepada peneliti patut mendapat apresiasi yang setinggi-tingginya.

8. Adikku tercinta Muhammad Abiyyu Zhaffran yang selalu memberikan suntikan semangat dan doa guna kelancaran pengerjaan skripsi ini. Makasi ya Jeff…

9. Buklek Anik dan Mbak Rani yang selalu memberikan bahan-bahan yang berkaitan dengan teori yang peneliti gunakan dan memberikan masukan-masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

(4)

Kalian memang sahabat terbaik yang pernah peneliti miliki..

12. Team basket psikologi (putri) yang selalu memberikan suntikan semangat, doa dan dukungan kepada peneliti. Terima kasih ya buat semuanya…

13. Seluruh Pegawai Fakultas Psikologi, Kak Ari, Kak Devi, Kak Ade, Pak Is dan Pak As yang selalu memberikan kemudahan dalam mengurus segala keperluan administrasi kemahasiswaan.

14. Kepala RSUP Haji Adam Malik yang telah bersedia memberikan ijin kepada peneliti sehingga peneliti dapat melakukan proses pengambilan data di RSUP Haji Adam Malik. 15. Kepada seluruh kepala ruang RSUP Haji Adam Malik yang telah memberikan peneliti

kemudahan dalam pengambilan data. Terima kasih atas keramahan dan waktunya.

16. Seluruh perawat yang menjadi subjek penelitian, yang telah menyempatkan waktu untuk mengisi skala yang peneliti perlukan. Terima kasih atas partisipasi dan ketulusannya.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam pengerjaan skripsi ini, dalam kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti. Tanpa bantuan mereka semua, skripsi ini tidak akan pernah selesai. Sekali peneliti ucapkan terima kasih.

Medan, 28 November 2008

(5)

KATA PENGANTAR ……….…i

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………...1

B. Rumusan Masalah ………..7

C. Tujuan Penelitian ………7

D. Manfaat Penelitian ……….7

E. Sistematika Penulisan ……….8

BAB II LANDASAN TEORI A. Mutu Pelayanan Kesehatan …………..………..10

1. Pengertian mutu pelayanan kesehatan ………..………....10

2. Dimensi mutu pelayanan kesehatan ………..11

3. Aspek-aspek mutu pelayanan kesehatan ………...…12

4. Indikator penilaian mutu pelayanan kesehatan ………...…...14

5. Standar mutu pelayanan kesehatan RSUP Haji Adam Malik ………15

B. Komitmen Terhadap Organisasi ....………15

1. Pengertian komitmen terhadap organisasi .………...……...………15

2. Dimensi komitmen terhadap organisasi ...17

(6)

2. Peran perawat ...22

3. Fungsi Perawat ...23

4. Kode etik keperawatan ...24

D. Hubungan Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan.26 E. Hipotesis Penelitian ...30

BAB III Metode PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ...31

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ...31

C. Populasi, Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ...32

1. Populasi ………..32

2. Sampel dan cara pengambilan sampel .……….………...33

D. Metode Pengumpulan Data ………....33

1. Skala Mutu Pelayanan Kesehatan ………....33

2. Skala Komitmen Terhadap Organisasi ………...36

E. Validitas, Uji Daya Beda dan Reliabilitas Alat Ukur ...37

1. Validitas ...38

2. Uji daya beda ...39

3. Uji Reliabilitas ...40

F. Metode Analisa Data ...41

(7)

B. Hasil Penelitian ..……….…..49

1. Kategorisasi data penelitian ………...49

2. Hasil uji asumsi ………..53

3. Hasil utama penelitian ………...56

C. Deskripsi Hasil Penelitian ……….…57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...61

B. Saran ………..62

DAFTAR PUSTAKA ………..64

(8)

Tabel 2. Cetak Biru Skala komitmen Terhadap Organisasi ...37

Tabel 3. Hasil Uji Daya Beda Skala Komitmen Terhadap Organisasi ...45

Tabel 4. Hasil Uji Daya Beda Skala Mutu Pelayanan Kesehatan ...46

Tabel 5. Reliabilitas Skala Komitmen Terhadap Organisasi ...46

Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian ...50

Tabel 7. Kriteria Jenjang Data Hipotetik Penelitian ...51

Tabel 8. Kategorisasi Data Variabel Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan ...51

Tabel 9. Matriks Kategorisasi Variabel Komitmen Terhadap Organisasi dengan Mutu Pelayanan Kesehatan ...52

Tabel 10. Nomor Aitem yang dihapus ...54

Tabel 11. Normalitas Sebaran Variabel Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan ...54

Tabel 12. Hasil Pengujian Linieritas ...56

(9)

...30

Gambar 2. Grafik Normalitas ...55

(10)

BAB

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini, terjadi peningkatan kesadaran akan arti hidup sehat dikalangan masyarakat. Keadaan seperti ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi masyarakat. Rumah sakit sebagai salah satu lembaga penyedia jasa pelayanan kesehatan memiliki peranan yang sangat besar. Kebutuhan masyarakat yang meningkat menyebabkan banyak rumah sakit swasta berlomba–lomba menyediakan mutu pelayanan dan peralatan medis yang prima (Utama, 2003). Rumah sakit milik pemerintah pun tidak mau kalah. Pihak pemerintah membuat program pembangunan kesehatan yang bertujuan agar terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dan setara, akan tetapi tujuan ini masih belum berjalan secara optimal karena masih banyak pelayanan rumah sakit di Indonesia yang belum mencapai mutu yang optimal. Berdasarkan fenomena tersebut, pemerintah mencoba untuk melaksanakan akreditasi rumah sakit (Redaksi Jendela Rumah Sakit, 1996).

Tujuan akreditasi rumah sakit adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan

rumah sakit yang dijabarkan dalam tujuan khusus sebagai berikut: (1) memberikan jaminan, kepuasan dan perlindungan kepada masyarakat, (2) memberikan pengakuan kepada rumah sakit yang telah menerapkan standar

(11)

Mutu pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit merupakan suatu fenomena yang unik sebab dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang–orang yang terlibat dalam pelayanan kesehatan (Redaksi Jendela Rumah Sakit, 1996). Azwar (1996) berpendapat bahwa untuk mengantisipasi hal tersebut, seyogyanya yang dipakai sebagai pedoman adalah hakikat dasar dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan yaitu memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan menunjukkan bagaimana memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap pasien. Dengan demikian, yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien (Azwar, 1996). Tingkat kesempurnaan tersebut dapat tercapai apabila para tenaga medis yang dalam penelitian ini difokuskan pada perawat dapat melaksanakan standar pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.

(12)

tak acuh oleh kebutuhan pasien. Seperti yang dikatakan salah seorang ibu yang anaknya sedang dirawat karena mengalami kecelakaan.

...Pelayanan di sini...masih kurang memuaskan menurutku. Di sini para

perawatnya hanya datang kalo kita panggil. Itu pun harus nunggu lama baru mereka datang. Waktu perawatnya datang, mukaknya nggak ramah, dia cuman meriksa infus terus keluar lagi, ga ada ngomong apa-apa ”...

Peneliti pun mencoba mendatangi ruang rawat inap yang lain, dan mencoba mewawancarai seorang ibu yang sedang menjaga anaknya yang sedang dirawat.

...Jauh dari memuaskan ya.. Infus anak saya habis saja, saya yang harus mencari perawatnya. Udah 2 kali infus anak saya habis sampai darahnya naik (nada suara agak tinggi). Mereka nggak nge-cek sendiri. Untuk kontrol keruangan saja jarang. Tapi gimana ya..saya maklum aja karena saya kan pakai ASKESKIN jadi ya..mau gimana lagi”...

Informasi lain yang peneliti peroleh dari keluarga pasien, bahwasannya setiap hari minggu, para pasien tidak dikontrol sama sekali. Padahal beberapa pasien harus melakukan ganti perban setiap hari agar luka yang diderita tidak mengalami infeksi.

(13)

Melihat pentingnya pelayanan yang diberikan perawat kepada pasien rumah sakit, Parasuraman, Zeithaml dan Berry (dalam Rosyid, 1997) mengemukakan dimensi mutu pelayanan yang harus diperhatikan yaitu: (1) dimensi yang berkaitan dengan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan memuaskan, (2) berkenaan dengan kemampuan membantu pasien dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, (3) dimensi yang mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan serta sikap yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh staf, (4) penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai dan media komunikasi, (5) kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian secara pribadi dan pemahaman kebutuhan pasien.

Morgan (dalam Kottler, 1997) menyatakan bahwa dalam memberikan pelayanan dibutuhkan komitmen karyawan secara menyeluruh terhadap organisasi tempatnya bekerja. Karyawan dalam penelitian ini lebih dikhususkan pada perawat. Apabila perawat memiliki komitmen yang tinggi, perawat diharapkan dapat menyumbangkan energinya untuk dapat memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pasien, dan pelayanan yang diberikan kepada pasien harus dilakukan sesuai standar dan kode etik keperawatan sehingga tujuan dari rumah sakit dapat tercapai.

(14)

keinginan untuk memberikan sesuatu dari dirinya untuk menyokong kesejahteraan organisasi. Ketika ke tiga dimensi ini terlaksana, maka akan mendapat gambaran bahwa karyawan tersebut telah memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi (Steers & Porter, 1991).

Gambaran komitmen perawat di RSUP Haji Adam Malik peneliti dapat dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan selama satu minggu pada perawat RSUP Haji Adam Malik. Hasilnya dapat disimpulan bahwa ketiga dimensi dari komitmen organisasi masih belum dijalankan sepenuhnya oleh perawat. Dimensi pertama yaitu identifikasi, para perawat mengatakan bahwa mereka berusaha membantu rumah sakit untuk mencapai tujuan rumah sakit. Tujuan dari rumah sakit yaitu memberikan mutu pelayanan yang optimal. Namun dalam kenyataannya masih banyak pasien yang mengeluhkan mengenai pelayanan yang diberikan perawat.

(15)

yang mengancam keselamatan pasien, (8) mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan, (9) merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan dan (10) melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah ditentukan (Pedoman Pelayanan Keperawatan RSUP Haji Adam Malik, 2002). Namun hal ini tidak sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa keluarga pasien yang menyatakan bahwa para perawat dalam melaksanakan tugasnya masih dipengaruhi dengan suasana hati mereka. Jika suasana hati perawat sedang tidak baik, membuat para perawat menjadi kurang ramah. Hal ini membuktikan perawat belum dapat menjalankan standar pelayanan pada poin ke enam karena para perawat masih mengabaikan kenyamanan pasien. Contoh lainnya yang peneliti temui adalah beberapa keluarga pasien masih mengeluhkan informasi yang diberikan perawat kepada mereka mengenai kondisi pasien. Ada beberapa perawat yang akan memberikan informasi apabila pihak keluarga yang menanyakan terlebih dahulu. Hal ini juga membuktikan bahwa para perawat masih mengabaikan standar pelayanan pada poin ke dua.

(16)

Setelah menghubungkan teori dengan fenomena yang ada di lapangan, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan Pada Perawat RSUP Haji Adam Malik”

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini ingin melihat adakah pengaruh komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan pada perawat RSUP Haji Adam Malik?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh komitmen terhadap organisasi pada rumah sakit dengan mutu pelayanan kesehatan yang telah perawat berikan kepada pasien di RSUP Haji Adam Malik.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan usaha pemahaman tentang pengaruh komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan, dan memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu Psikologi khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi dalam mengelola sumber daya manusia.

(17)

pelayanan kesehatan. Apabila tingkat mutu pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat masih kurang baik, pihak perusahaan dapat melakukan pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Selain itu, diharapkan pihak rumah sakit dapat mencari penyebab mengapa tingkat komitmen dan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan masih belum optimal.

E. Sistematika Penulisan

Laporan hasil penelitian ini disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Berisikan uraian singkat mengenai latar belakang masalah yang ingin diteliti dan berisikan rumusan masalah, tujuan masalah serta manfaat penelitian.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori-teori yang dimuat adalah teori yang berhubungan dengan komitemen terhadap organisasi dan mutu pelayanan. Dalam bab ini juga dimuat mengenai dinamika antara komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan dan di sertai dengan hipotesis penelitian.

BAB III: Metode Penelitian

(18)

pelayanan, populasi, sampel dan cara pengambilan sampel, metode pengambilan data, uji validitas, uji daya beda dan reliabilitas alat ukur, metode analisa data serta hasil uji coba alat ukur penelitian.

BAB IV: Laporan penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai profil perusahaan tempat penelitian, laporan hasil penelitian yang meliputi kategorisasi data penelitian, hasil uji asumsi meliputi uji normalitas dan linieritas, hasil utama penelitian, dan deskripsi hasil penelitian.

BAB V: Kesimpulan dan Saran

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Mutu Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian mutu pelayanan kesehatan

Menurut Kottler (1994) layanan merupakan suatu aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh suatu lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak tampak dan hasilnya tidak dapat dimiliki orang lain. Proses layanan pada penelitian ini difokuskan ke perawat yang memberikan layanan kepada pasien. Proses layanan kepada pasien merupakan aktivitas rumah sakit yang memberikan kemudahan pada pasien untuk mendapat layanan, jawaban dan solusi.

Brown (1994) mengemukakan bahwa mutu merupakan fenomena yang komprehensif dan multi dimensi, bisa digunakan pada pelayanan klinis maupun manajemen untuk mendukung pelayanan kesehatan. Kegiatan menjaga mutu dapat menyangkut satu atau beberapa dimensi, yaitu: kompetensi teknis, akses terhadap pelayanan, efektifitas, efisiensi, keamanan, hubungan antar manusia, kenyamanan dan kelangsungan pelayanan.

(20)

Berdasarkan pengertian mutu pelayanan kesehatan yang telah dijabarkan sebelumnya, mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tingkat terbaik yang dihasilkan untuk memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan dimana penyelenggaraannya sesuai dengan standar pelayanan, kode etik dan pengetahuan sehingga memperkecil kematian dan kesakitan.

2. Dimensi mutu pelayanan kesehatan

Parasuraman, dkk (dalam Rosyid, 1997) mengembangkan model yang komprehensif dari mutu pelayanan kesehatan yang berfokus pada aspek fungsi dari pelayanan, yaitu:

a. Tampilan fisik, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai dan media komunikasi dengan indikator:

1). Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan.

2). Penataan ruang tunggu dan ruang periksa kesehatan pasien. 3). Kesiapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai.

b. Reliabilitas, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dijanjikan dengan tepat dan memuaskan dengan indikator:

1). Prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat.

2). Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang cepat dan tepat. 3). Jadwal pelayanan dan kunjungan dokter dijanjikan dengan tepat.

c. Responsif, yaitu kemampuan untuk membantu pasien dan memberikan pelayanan dengan cepat tanggap, indikatornya:

1). Perawat cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien.

(21)

3). Saat dibutuhkan pasien, perawat bertindak dengan tepat dan cepat.

d. Jaminan, yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan serta sifat yang dapat dipercaya dimiliki oleh para staf bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan dengan indikator:

1). Pengetahuan dan kemampuan para dokter menetapkan penyakit. 2). Keterampilan para perawat melayani pasien Askes.

3). Pemberi layanan yang sopan dan ramah.

4). Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan.

e. Empati, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman kebutuhan pasien dengan indikator:

1). Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien. 2). Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya.

3). Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Roberts dan Prevost (dalam Azwar, 1996) membuktikan adanya perbedaan dimensi yang dianut oleh setiap pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan, yaitu:

a. Bagi pemakai jasa pelayanan yang berhubungan dengan ketanggapan dan kemampuan petugas dalam memenuhi kebutuhan pasien dan komunikasi pasien dan petugas termasuk didalamnya sifat ramah, rendah hati dan kesungguhan.

(22)

c. Segi pembiayaan, mutu pelayanan terkait pada segi efisiensi pemakai sumber dana serta kewajaran pembiayaan kesehatan.

Berdasarkan penjabaran mengenai dimensi dari mutu pelayanan kesehatan dapat disimpulkan bahwa dimensi mutu pelayanan kesehatan dapat berbeda untuk setiap pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan. Bagi pemakai jasa, dimensi responsif, jaminan dan empati merupakan dimensi yang harus dilaksanakan dalam melayani pasien. Bagi penyelenggaraan pelayanan, mutu pelayanan lebih terkait pada dimensi tampilan fisik. Sedangkan untuk penyandang dana pelayanan kesehatan lebih terkait pada efisiensi pemakaian sumber dana dan kewajaran pembiayaan.

3. Aspek mutu pelayanan kesehatan

Menurut Jacobalis, mutu pelayanan kesehatan mencakup empat aspek yaitu: a. Penampilan keprofesian atau klinis. Aspek ini menyangkut sumber daya

manusia seperti dokter, perawat yang terkait dengan sikap, perilaku, pengetahuan dan pengalamannya.

b. Efektifitas dan efesiensi. Hal ini menyangkut pemanfaatan sumber daya yang ada.

c. Keselamatan pasien. Aspek ini menyangkut keamanan dan keselamatan pasien, perlindungan dari resiko yang sekecil-kecilnya terhadap pasien.

(23)

4. Indikator penilaian pelayanan kesehatan

Menurut Jacobalis (1990), ada beberapa indikator yang dapat digunakan dalam menilai pelayanan kesehatan, yaitu:

a. Indikator klinik yang berupa petunjuk tentang upah kerja profesi di rumah sakit (dokter, perawat dan tenaga lain).

b. Indikator efisiensi meliputi sumber daya yang dipergunakan secara efisien dan ekonomi untuk menghasilkan layanan yang bermutu dapat dilakukan dengan cara penilaian pemanfaatan rumah sakit.

c. Indikator keamanan pasien. Kurang amannya pasien lebih banyak terjadi karena kurang teliti dalam asuhan misalnya:

1). Pasien jatuh dari tempat tidur 2). Pasien diberi obat yang salah 3). Pasien lupa diberi obat

d. Indikator tentang kepuasan pasien atas pelayanan rumah sakit, gambaran ini bisa terlihat dari:

1). Bertambahnya keluhan dari pasien ataupun keluarga 2). Pulang atas permintaan sendiri

3). Pasien minta pindah ke rumah sakit lain 4). Pengaduan mal praktek

5). Pasien lama kembali di rawat dengan keluhan yang sama.

(24)

5. Standar mutu pelayanan di RSUP Haji Adam Malik

RSUP Haji Adam Malik telah menetapkan standar dalam pelaksanaan pelayanan. Standar-standarnya yaitu:

a. Mengamati keadaan bio-psiko-sosio-spiritual pasien.

b. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan kepada pasien/keluarga.

c. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan. d. Menerapkan prinsip aseptic dan antiseptik.

e. Berlandaskan etika keperawatan.

f. Melaksanakan prinsip pelayanan yang akurat, tepat, efisien, nyaman dan aman serta mengutamakan keselamatan pasien.

g. Merujuk segera terhadap masalah yang mengancam keselamatan pasien. h. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan.

i. Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan.

j. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah ditentukan. (Pedoman Pelayanan Keperawatan RSUP Haji Adam Malik, 2002)

B. Komitmen Terhadap Organisasi

1. Pengertian komitmen terhadap organisasi

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit, maka organisasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah rumah sakit dan karyawan adalah perawat.

(25)

bersangkutan yang dinyatakan oleh seorang karyawan terhadap organisasinya. Steers (1991) berpendapat bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan kondisi dimana karyawan sangat tertarik terhadap tujuan, nilai–nilai dan sasaran organisasi. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan.

Mowday, Steers dan Porter (dalam Meyer, 1993) mendefinisikan komitmen terhadap organisasi sebagaimana yang pernah digambarkan Porter yaitu sebagai hubungan seseorang individu dengan organisasi yang memungkinkan seseorang dengan komitmen yang tinggi akan memperlihatkan keinginan kuat untuk menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin serta penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi.

Riggio (2003) mendefinisikan komitmen terhadap organisasi sebagai perasaan dan sikap karyawan tentang organisasi tempatnya bekerja. Hal ini sejalan dengan pendapat Robbins (1996) yang menyatakan bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan–tujuan organisasi serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut. Jadi komitmen yang tinggi berarti pemihakan pada organisasi yang mempekerjakannya.

(26)

menjadi anggota dari organisasi tempatnya bekerja. Karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit.

2. Dimensi komitmen terhadap organisasi

Komitmen terhadap organisasi sebagai bentuk sikap kerja menurut Steers dan Porter (1991) dapat dikelompokkan menjadi 3 dimensi yaitu:

a. Identifikasi yaitu keyakinan dan penerimaan terhadap serangkaian nilai dan tujuan organisasi. Keyakinan dan penerimaan terhadap serangkaian nilai dan tujuan organisasi merupakan kunci utama terbentuknya serangkaian dimensi komitmen kerja yang lain. Dimensi tersebut tercermin dalam beberapa perilaku antara lain adanya kesamaan antara nilai dan tujuan pribadi dengan nilai dan tujuan organisasi, penerimaan terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi dan adanya kebanggaan menjadi bagian dari organisasi.

b. Keterlibatan yaitu keinginan yang kuat untuk berusaha demi kepentingan organisasi. Keinginan yang kuat berusaha demi kepentingan organisasi tercermin dari usaha karyawan untuk menerima dan melaksanakan setiap tugas–tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Karyawan bukan hanya sekedar melaksanakan tugas–tugasnya, melainkan selalu berusaha melebihi standar minimal yang ditentukan oleh organisasi. Karyawan akan terdorong pula untuk melakukan pekerjaan di luar tugasnya dan perannya apabila bantuannya dibutuhkan oleh organisasi.

(27)

loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi. Perawat hanya mempunyai sedikit alasan untuk keluar dari organisasi dan tetap berkeinginan untuk melanjutkan keanggotaannya pada organisasi. Keinginan untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi ini mencerminkan sikap loyalitas atau kesetiaan terhadap organisasi. Loyalitas juga tercermin dalam kehangatan afeksi yang positif serta adanya rasa memiliki terhadap organisasi.

3. Bentuk komitmen terhadap organisasi

Allan dan Meyer (1990) mengajukan 3 bentuk komitmen terhadap organisasi yang terdiri atas:

a. Komitmen afektif yaitu ikatan emosional, identifikasi dan keterlibatan dalam organisasi. Individu menetap dalam suatu organisasi karena keinginan sendiri. b. Komitmen kontinuans yaitu komitmen individu yang didasarkan pada

pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi. Individu memutuskan menetap pada suatu organisasi karena menganggap sebagai suatu pemenuhan kebutuhan.

(28)

4. Faktor–faktor yang mempengaruhi komitmen terhadap organisasi

Banyak peneliti telah melakukan penelitian terhadap komitmen organisasi dan menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen. Beberapa diantara faktor tersebut adalah:

a. Persepsi atas dukungan organisasi

Penelitian yang dilakukan oleh Randall dan O’Driscoll (1997) menemukan adanya pengaruh kuat dari persepsi atas dukungan organisasi dengan komitmen. Dalam penjelasannya, mereka mengatakan bahwa persepsi atas dukungan organisasi atau secara lugas disebut sebagai komitmen dari organisasi pada mereka berpengaruh pada tingkat komitmen mereka pada organisasi.

b. Kualitas hubungan atasan-bawahan

Penelitian yang dilakukan oleh Lenden,dkk (1996), Wayne (1997), Klein dan Kim (1998) serta Randall dan O’Driscoll (1997) menemukan adanya pengaruh kualitas hubungan bawahan pada komitmen. Kedekatan antara atasan-bawahan, keterlibatan bawahan dalam berbagai aktivitas atasan, kepercayaan dan kewenangan yang diberikan atasan pada bawahan ternyata menumbuhkan komitmen di kalangan karyawan pada organisasinya.

c. Pengembangan karyawan

(29)

bahwa kebijakan organisasi dalam memberikan kesempatan pada karyawan untuk berkembang memiliki pengaruh yang kuat pada tumbuhnya komitmen karyawan terhadap organisasi.

d. Keadilan dalam organisasi

Lawson dan Angle (1998), Naumann, dkk (1995) dan Kickul (2001) meneliti variabel keadilan dalam organisasi sebagai faktor yang mempengaruhi komitmen terhadap organisasi. Lawson dan Angle (1998) meneliti pengaruh adil dalam pemberian hadiah dan proses keadilan dalam organisasi pada komitmen, sementara Naumann, dkk (1995) dan Kickul (2001) meneliti pengaruh prosedur keadilan dan interaksi keadilan. Hasilnya, semua penelitian tersebut menemukan adanya pengaruh yang kuat antara berbagai jenis keadilan dalam organisasi tersebut pada komitmen karyawan.

e. Karakteristik pribadi

Selain faktor-faktor organisasi dan pimpinan, karakteristik pribadi dari karyawan juga berpengaruh pada karyawan. Steers and Porter (1991) menyebutkan bahwa karakteristik karyawan seperti umur, tingkat pendidikan, motivasi berprestasi dan masa kerja ternyata berpengaruh pada tingkat komitmen karyawan terhadap organisasi.

Menurut Dessler (1994), tinggi rendahnya komitmen terhadap organisasi dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya:

(30)

kemanusiaan. Organisasi berasumsi bahwa karyawan merupakan aset penting sehingga kesejahteraan karyawan penting untuk diperhatikan.

b. Komunikasi 2 arah yang komprehensif. Komitmen di bangun atas dasar kepercayaan, untuk menghasilkan suatu bentuk rasa saling percaya diperlukan komunikasi 2 arah.

c. Rasa kebersamaan dan keakraban. Faktor ini menciptakan rasa senasib sepenanggungan yang pada tahap selanjutnya memberikan konstribusi pada komitmen terhadap organisasi.

d. Visi dan misi rumah sakit. Ada visi dan misi yang jelas pada organisasi akan memudahkan setiap karyawan dalam bekerja yang pada akhirnya dalam setiap aktivitas kerjanya, karyawan senantiasa bekerja berdasarkan apa yang menjadi tujuan organisasi.

e. Nilai sebagai dasar perekrutan. Aspek ini penting untuk mengetahui kualitas dan nilai-nilai personal karena menjadi petunjuk kesesuaian antara nilai personal dengan nilai organisasi.

(31)

organisasi akan terbentuk karena faktor–faktor tersebut berkorelasi secara positif dengan komitmen terhadap organisasi.

C. Perawat

1. Pengertian perawat

Perawat adalah seorang yang telah selesai mengikuti pendidikan formal keperawatan yang telah disyahkan oleh pemerintahan RI untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional dan sesuai dengan kode etik keperawatan (Pedoman Pelayanan Keperawatan RSUP Haji Adam Malik, 2002). Pada penelitian ini, subjek penelitiannya adalah para perawat yang telah mengikuti pendidikan formal keperawatan dan disyahkan oleh pemerintah, yang mana setiap tindakan keperawatannya dilaksanakan sesuai dengan standar rumah sakit dan kode etik keperawatan.

2. Peran perawat

a. Sebagai pelaksana: Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan mulai dengan tindakan yang sederhana sampai yang tersulit kepada pasien, keluarga dan masyarakat.

b. Sebagai pendidik: Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan kesehatan dan keperawatan kepada pasien, keluarga, masyarakat serta siswa atau mahasiswa, perawat yunior dan tenaga kesehatan lainnya.

(32)

d. Sebagai peneliti: Perawat berperan aktif dalam kegiatan penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan.

(Pedoman Pelayanan Keperawatan RSUP Haji Adam Malik, 2002).

3. Fungsi perawat

Ada beberapa fungsi perawat yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pelayanan Keperawatan RSUP Haji Adam Malik (2002), yaitu:

a. Mengkaji masalah pasien.

b. Merencanakan keperawatan pasien.

c.Melaksanakan keperawatan meliputi: upaya pencegahan penyakit, penyembuhan, rehabilitasi, dan peningkatan kesehatan.

d. Menilai hasil asuhan keperawatan.

e. Mendokumentasikan penerapan proses keperawatan.

f. Mendidik tenaga kesehatan, berperan aktif dalam pendidikan tenaga kesehatan lain, meningkatkan kemampuan diri dan membantu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan masyarakat.

g. Mengelola institusi pendidikan keperawatan.

h. Berperan serta dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan perencanaan program

(33)

4. Kode etik keperawatan

a. Tanggung jawab terhadap individu, keluarga dan masyarakat

1) Perawat RSUP Haji Adam Malik dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber pada kebutuhan akan perawatan untuk individu, keluarga dan masyarakat. 2). Perawat RSUP Haji Adam Malik dalam melaksanakan pengabdiannya

dibidang perawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan dengan menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.

3). Perawat RSUP Haji Adam Malik dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu dan masyarakat senantiasa dilandasi oleh rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.

4). Perawat RSUP Haji Adam Malik senantiasa menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan individu dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan usaha-usaha kesejahteraan umumnya sebagai bagian dari tugas kewajiban demi kepentingan masyarakat.

b. Tanggung jawab terhadap tugas

(34)

2). Perawat RSUP Haji Adam Malik wajib merahasiakan sgala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya. 3). Perawat RSUP Haji Adam Malik tidak akan menggunakan pengetahuan

dan keterampilan keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma kemanusiaan.

4). Perawat RSUP Haji Adam Malik dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna, kulit, umur, jenis kelamin, agama serta kedudukan sosial.

5). Perawat RSUP Haji Adam Malik harus senantiasa mengutamakan perlindungan kesehatan pasien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam pertimbangan kemampuan, baik dalam menerima maupun dalam mengalihkan tugas tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.

c. Tanggung jawab terhadap sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

1). Perawat RSUP Haji Adam Malik senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

(35)

d. Tanggung jawab terhadap profesi perawat.

1). Perawat RSUP Haji Adam Malik selalu berusaha meningkatkan kemampuan dengan jalan menambah ilmu, ketrampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.

2). Perawat RSUP Haji Adam Malik senantiasa menjunjung tinggi nama baik dan tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air. e. Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air.

1). Perawat RSUP Haji Adam Malik dalam melaksanakan tugasnya harus senantiasa taat dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2). Perawat RSUP Haji Adam Malik harus senantiasa melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat. 3). Perawat RSUP Haji Adam Malik harus senantiasa berperan aktif dengan

menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan kepada masyarakat

D. Hubungan Komitmen terhadap Organisasi dengan Mutu Pelayanan

Kesehatan

(36)

apa yang bakal diterimanya mengingat bahwa tindakan baru akan diberikan setelah melakukan pemeriksaan penyakit yang dideritanya.

Agar mencapai pelayanan yang bermutu ada beberapa dimensi yang harus diperhatikan yaitu: (1) kemampuan dalam hal tampilan fisik seperti penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai dan media komunikasi, (2) kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang dijanjikan dengan tepat dan memuaskan, (3) kemampuan untuk membantu pasien memberikan pelayanan cepat dan tanggap, (4) pengetahuan, kemampuan, kesopanan serta sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh staf bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan, (5) kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman kebutuhan pasien.

(37)

Dinamika komitmen terhadap organisasi dalam mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan tergambar pada penjelasanan berikut ini: Apabila seorang perawat telah memiliki rasa identifikasi yaitu penerimaan yang penuh atas nilai– nilai rumah sakit seperti motto yang telah ditetapkan rumah sakit, dan membantu rumah sakit mencapai tujuan ,perawat akan merasa menjadi bagian dari rumah sakit tempatnya bekerja dan mereka berusaha untuk terlibat dalam rumah sakit. Keterlibatan kerja tersebut dapat tergambar dari keinginan yang kuat dari para perawat untuk bekerja sebaik mungkin sesuai dengan uraian tugas yang telah diberikan rumah sakit. Adapun uraian tugas dari RSUP Haji Adam Malik yang harus dilakukan oleh para perawat yaitu:

a. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standar

b. Mengadakan serah terima dengan tim atau group lain (group petugas ganti) mengenai: (1) kondisi pasien, (2) logistik keperawatan, (3) administrasi rekaman medis, (4) pelayanan pemeriksaan penunjang, (5) kolaborasi program pengobatan.

c. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group sebelumnya.

d. Merundingkan pembagian tugas dengan anggota groupnya e. Menyediakan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter

f. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter.

(38)

h. Melakukan orientasi terhadap pasien atau keluarga baru mengenai: (1) tata tertib ruangan atau rumah sakit, (2) perawat yang bertugas menyiapkan pasien pulang dan memberikan penyuluhan kesehatan.

i. Memelihara kebersihan ruangan

j. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan

k. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan.

l. Menulis laporan tim atau group mengenai kondisi pasien dan lingkungannnya m. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien ataupun keluarga pasien. (Buku panduan keperawatan RSUP Haji Adam Malik, 2007)

Setelah para perawat bersedia terlibat dalam rumah sakit, para perawat akan berusaha mempertahankan keanggotaannya di rumah sakit. Para perawat mempunyai sedikit alasan untuk keluar dari rumah sakit. Keinginan untuk melanjutkan keanggotaan pada rumah sakit ini mencerminkan sikap loyalitas. Sikap loyal terhadap rumah sakit tersebut tercermin dengan memberikan sesuatu dari diri perawat untuk menyokong kesejahteraan rumah sakit. Setelah dimensi dari komitmen organisasi tersebut dimiliki oleh perawat, maka para perawat akan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar pelayanan dan kode etik profesi yang telah ditetapkan oleh rumah sakit. Standar pelayanan dan kode etik profesi yang merupakan salah satu syarat dalam memberikan pelayanan kesehatan (Azwar, 1996).

(39)

Berdasarkan kajian tersebut, keseluruhan hubungan antar variabel yang telah dihipotesiskan dinyatakan dalam gambar berikut ini:

Gambar 1. Dinamika komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ada pengaruh antara komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan pada perawat RSUP Haji Adam Malik.

Loyalitas Keterlibatan

Melaksanakan standar pelayanan

Mutu pelayanan kesehatan Dimensi

Komitmen Terhadap Organisasi

(40)

BAB

III

METODE

PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel bebas : Komitmen terhadap organisasi Variabel Tergantung : Mutu pelayanan kesehatan

B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

1. Mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang di berikan perawat RSUP Haji Adam Malik untuk memuaskan setiap pasien sesuai dengan standar pelayanan RSUP Haji Adam Malik dan kode etik profesi keperawatan. Mutu pelayanan kesehatan diungkap melalui skala mutu pelayanan kesehatan yang disusun berdasarkan standar pelayanan dan kode etik keperawatan yang telah ditetapkan oleh RSUP Haji Adam Malik. Total skor yang diperoleh pada skala mutu pelayanan kesehatan akan menggambarkan tingkat mutu pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat. Semakin tinggi total skor skala mutu pelayanan kesehatan yang diperoleh perawat, menunjukkan semakin baik mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat kepada pasien. Sebaliknya, semakin rendah total skor skala mutu pelayanan kesehatan yang diperoleh perawat, menunjukkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perawat masih belum maksimal.

(41)

perawat untuk percaya terhadap nilai–nilai dan tujuan rumah sakit, bersedia melakukan tugas sebaik mungkin demi kepentingan rumah sakit dan memiliki keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota dari rumah sakit tempatnya bekerja. Komitmen terhadap organisasi diungkap melalui skala komitmen terhadap organisasi yang disusun berdasarkan teori yang di ungkap oleh Steers dan Porter. Total skor yang diperoleh pada skala komitmen terhadap organisasi menggambarkan tingkat komitmen perawat terhadap rumah sakit. Semakin tinggi total skor skala komitmen yang diperoleh para perawat, menunjukkan semakin tinggi tingkat komitmen perawat terhadap rumah sakit. Sebaliknya, semakin rendah total skor skala komitmen terhadap organisasi yang diperoleh perawat menunjukkan semakin rendah tingkat komitmen perawat terhadap rumah sakit.

C. Populasi, Sampel dan Cara pengambilan Sampel

1. Populasi

(42)

2. Sampel dan cara pengambilan sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pada RSUP Haji Adam Malik Medan yang berjumlah 610 orang. Jumlah perawat yang dilibatkan sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 235 orang. Pengambilan jumlah sampel mengacu pada tabel Krejcie yang melakukan perhitungan ukuran sampel yang didasarkan atas kesalahan 5% jadi sampel yang diperoleh mempunyai kepercayaan 95% (Sugiono, 2004). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik acak sederhana.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Skala berisi kumpulan pernyataan yang diajukan kepada responden untuk diisi oleh responden. Ada dua buah skala yang digunakan yaitu skala mutu pelayanan kesehatan dan skala komitmen terhadap organisasi.

1. Skala mutu pelayanan kesehatan

Skala mutu pelayanan kesehatan berisi aitem yang bertujuan mengukur mutu pelayanan kesehatan pada perawat. Skala terdiri dari aitem yang merupakan penjabaran dari standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh RSUP Haji Adam Malik.

(43)
(44)

Tabel 1. Cetak biru skala mutu pelayanan kesehatan

No. Aspek Jenis Aitem Jlh

Mendukung Tidak mendukung

A. Standar pelayanan RSUP Haji Adam Malik

1. Mengamati keadaan

bio-psiko-sosio-spiritual pasien

14,16,23 10 4

2. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan

kepada pasien/keluarga

15,22 1,18 4

3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah

melaksanakan tindakan keperawatan

21 17,29 3

4. Menerapkan prinsip aseptic dan antiseptik 12,27,31 13 4

5. Melaksanakan prinsip pelayanan yang

akurat, tepat, efisien, nyaman dan aman

serta mengutamakan keselamatan pasien

19,26 5,8 4

6. Merujuk segera terhadap masalah yang

mengancam keselamatan pasien

4,21,30 11 4

7. Mencatat semua tindakan yang telah

dilaksanakan

6 2,25 3

8. Merapikan pasien dan alat setiap selesai

melakukan tindakan

24,34 20,32 4

9. Melaksanakan tindakan keperawatan

berpedoman pada prosedur teknis yang

telah ditentukan.

3,7,9,33 - 4

B. Kode Etik Keperawatan

1. Tanggung jawab terhadap individu,

keluarga dan masyarakat

40,41 36,39 4

2. Tanggung jawab terhadap tugas 38,46,54 43 4

3. Tanggung jawab terhadap sesama perawat

dan tenaga kesehatan lainnya

50,53 35,48 4

4. Tanggung jawab terhadap profesi perawat 45,49,52 37 4

5. Tanggung jawab perawat terhadap

pemerintah, bangsa dan tanah air

51 42,44,47 4

(45)

Pada tabel 1. berisikan penjabaran dari 10 poin dari standar pelayanan yang ditetapkan oleh pihak RSUP Haji Adam Malik, namun pada poin kode etik keperawatan sengaja dipisahkan dikarenakan kode etik keperawatan itu memiliki ciri-ciri tersendiri. Jumlah aitem yang akan dibuat dalam skala berjumlah 54 aitem.

2. Skala komitmen terhadap organisasi

Skala komitmen terhadap organisasi berisi aitem yang bertujuan untuk mengukur komitmen perawat RSUP Haji Adam Malik. Skala ini terdiri dari aitem yang merupakan penjabaran dari 3 dimensi yaitu identifikasi, keterlibatan dan loyalitas.

(46)

Tabel 2. Cetak biru skala komitmen terhadap organisasi

No Dimensi Indikator Perilaku Jenis Aitem Jlh

Mendukung Tidak mendukung

1. Identifikasi a. Melaksanakan motto

keperawatan.

b. Mengikuti segala peraturan

yang telah ditetapkan oleh

rumah sakit.

2. Keterlibatan a. Mengerjakan semua tugas

yang telah dibebankan kepada

perawat.

b. Bersedia melakukan sesuatu di

luar tugas apabila hal tersebut

dibutuhkan.

3. Loyalitas a. Keinginan dari diri sendiri

untuk tetap bekerja di rumah

sakit.

b. Memberikan sesuatu dari

dirinya untuk menyokong

Pada tabel 2. berisikan tiga dimensi dari komitmen terhadap organisasi. Di setiap dimensinya berisikan 12 aitem. Jumlah keseluruhan aitem yang akan dibuat dalam skala komitmen terhadap organisasi berjumlah 36 aitem.

E. Validitas, Uji Daya Beda dan Reliabilitas Alat Ukur

(47)

memperhatikan kondisi ini, tampak bahwa alat pengumpulan data memiliki peranan penting. Baik atau tidaknya suatu alat pengumpulan data dalam mengungkap kondisi yang ingin diukur tergantung pada validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan.

1. Validitas alat ukur

Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah skala pada penelitian ini mampu menghasilkan data akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Validitas alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi yaitu validitas yang menunjukkan sejauh mana aitem dalam skala mencakup keseluruhan isi yang hendak diungkap oleh tes tersebut. Hal ini berarti isi alat ukur tersebut harus komprehensif dan memuat isi yang relevan serta tidak keluar dari batasan alat ukur (Azwar, 2000). Validitas isi memiliki dua tipe yaitu validitas muka dan validitas logik.

a. Validitas muka

(48)

b. Validitas logik

Validitas logik disebut juga validitas sampling. Validitas tipe ini menunjuk pada sejauhmana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logik yang tinggi, suatu tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi aitem yang relevan dan perlu menjadi bagian tes secara keseluruhan. Suatu objek ukur yang yang hendak diungkap oleh tes haruslah dibatasi lebih dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan konkret. Batas-batas perilaku yang kurang jelas akan menyebabkan terikutnya aitem-aitem yang tidak relevan dan tertinggalnya bagian penting dari tes yang bersangkutan (Azwar,2000). Penilaian validitas isi tergantung pada penilaian subjektif individual. Hal ini dikarenakan estimasi validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya analisis rasional (Azwar, 2000).

2. Uji daya beda

(49)

Pengujian daya beda aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (rit) yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria

pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan rit ≥ 0,30.

Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga rit kurang dari 0,30 dapat

diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah (Azwar, 2005). Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya beda aitemnya dengan menghitung antara skor aitem dengan skor total skala. Teknik statistika yang digunakan adalah koefisiensi Product Moment oleh Pearson. Formulasi koefisien korelasi Product Moment dari Pearson digunakan bagi tes-tes yang setiap aitemnya diberi skor kontinyu. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik (Azwar, 2005).

3. Uji reliabilitas

(50)

Uji reliabilitas alat ukur menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan prosedur hanya memerlukan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi (Azwar, 2000). Teknik yang digunakan adalah teknik reliabilitas Alpha dari Cronbach. Alasan peneliti menggunakan koefisien reliabilitas Alpha dari Cronbach adalah karena dapat digunakan apabila asumsi paralel tidak dapat dipenuhi.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada

dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas.

Tingkat koefisien reliabilitas yang dapat dianggap memuaskan tidak dapat ditentukan dengan memberikan satu angka yang pasti, karena koefisien reliabilitas yang diperoleh berdasarkan perhitungan terhadap data empiris dari sekelompok subjek yang merupakan estimasi dari reliabilitas yang sesungguhnya dan hanya berlaku bagi kelompok subjek yang dijadikan dasar perhitungan itu saja. Namun, dengan koefisien reliabilitas 0,900 berarti perbedaan yang tampak pada skor tes tersebut dapat mencerminkan 90% dari perbedaan yang terjadi pada skor murni subjek yang bersangkutan (Azwar,2000).

F. Metode Analisis Data

(51)

(Kapplan, 2001). Selain itu, analisis regresi berguna untuk membuat prediksi tentang nilai suatu variabel dari nilai variabel lain yang diketahui. Prediksi diperoleh melalui garis regresi yaitu membuat persamaan garis lurus untuk mengumpulkan titik pada diagram pancar (Kapplan, 2001). Seluruh data penelitian ini dianalisa dengan menggunakan bantuan program SPSS 15.0.

Penggunaan analisis regresi akan menunjukkan faktor–faktor yang dominan dalam mempengaruhi variabel tergantung dan mengetahui sumbangan efektif dari masing–masing faktor. Namun sebelum menguji hipotesis dengan menggunakan statistika parametrik, maka dilakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linieritas (Hadi, 2000)

a. Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip–prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas sebaran pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor–skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Pada penelitian ini Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kormogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 15.0. Kormogorov-Smirnov adalah suatu uji yang memperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu.

(52)

b. Uji linieritas hubungan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan tersebut tidak signifikan maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik uji F dengan bantuan program komputer SPSS 15.0. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p > 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p < 0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier (Hadi, 2000).

Selain menggunakan uji normalitas dan uji linieritas, peneliti juga melakukan pengujian dengan menggunakan scatter plot. Apabila uji asumsi menunjukkan variabel penelitian memenuhi persyaratan yaitu data terdistribusi normal dan hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung dinyatakan linier, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis.

G. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan melalui tahap persiapan, uji coba skala, pengumpulan data, analisis data, pembuatan laporan dan melaporkan.

a. Tahap persiapan

(53)

melakukan observasi dan wawancara pada pasien dan perawat. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang nantinya akan dimasukkan kedalam bab I. Selain itu, peneliti melakukan uji coba skala. Uji coba ini dilakukan untuk melihat apakah aitem-aitem yang peneliti buat telah mengukur apa yang ingin peneliti ukur.

b. Tahap pengumpulan data

Tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara mendistribusikan skala pada perawat yang bekerja di RSUP Haji Adam Malik.

c. Tahap analisis data

Pada tahap selanjutnya adalah melakukan penskoran terhadap data yang telah diperoleh melalui skala.

d. Tahap membuat laporan dan melaporkan

Pada tahap ini peneliti menulis laporan hasil penelitian kemudian melaporkan hasil penelitian ini.

H. Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Pelaksanaan uji coba skala komitmen organisasi dan mutu pelayanan kesehatan dilakukan pada tanggal 1 sampai 4 September 2008 di RSUP Haji Adam Malik Medan. Selanjutnya tanggal 4 sampai 6 September 2008 dilakukan penskoran terhadap skala yang telah terkumpul serta dilanjutkan dengan pengelolahan data guna mengetahui validitas dan reliabilitas kedua skala.

(54)

Setelah skala terkumpul, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap butir skala dengan cara membuat format nilai berdasarkan skor-skor yang ada pada setiap lembarnya, kemudian skor tersebut dipindahkan ke kertas milimeter yang diformat sesuai dengan keperluan tabulasi data, yaitu lajur untuk nomor pernyataan dan baris untuk nomor subjek.

a. Uji daya beda aitem

1) Skala Komitmen Terhadap Organisasi

Hasil uji coba skala komitmen terhadap organisasi yang terdiri dari 36 aitem disusun berdasarkan 3 dimensi dari komitmen terhadap organisasi diberikan kepada 100 orang perawat menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.Hasil Uji daya Beda Skala Komitmen Terhadap Organisasi

No Aspek Jlh Aitem Nomor Aitem rit

2. Keterlibatan 2 9 13,26 3,4,16,17,23, 24,30,31,34

Hasil uji daya beda aitem pada tabel 3. menggunakan batasan rit ≥ 0.30. Jadi,

(55)

2) Skala Mutu Pelayanan

Hasil uji coba skala mutu pelayanan kesehatan yang terdiri dari 54 aitem disusun berdasarkan standar pelayanan RSUP Haji Adam Malik dan diberikan kepada 100 orang perawat menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Daya beda skala Mutu pelayanan kesehatan

No Aspek Jlh Aitem Nomor aitem rit

Aitem tdk gugur Aitem

gugur

1) Skala komitmen organisasi

Hasil uji coba skala komitmen terhadap organisasi yang disusun berdasarkan 3 dimensi dari komitmen terhadap organisasi menunjukkan hasil reliabilitas dengan menggunakan teknik reliabilitas alpha dari Cronbach memperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5. Reliabilitas Komitmen Tehadap Organisasi

No Aspek Α Keterangan

1. Identifikasi 0.871

2. Keterlibatan 0.911

3. Loyalitas 0.865

(56)

Dari tabel 5. dapat dilihat bahwa indeks reliabilitas setiap aspek berkisar dari 0.865 sampai 0.911. Hal ini menggambarkan bahwa skala komitmen terhadap organisasi dapat dinyatakan reliabel.

2) Skala Mutu Pelayanan

Hasil uji coba skala mutu pelayanan yang disusun berdasarkan standar pelayanan RSUP Haji Adam Malik menunjukkan hasil reliabilitas dengan menggunakan teknik reliabilitas alpha dari Cronbach memperoleh hasil rxx’ =

(57)

BAB IV

LAPORAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi kancah

RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A dan rumah sakit pendidikan. RSUP Haji Adam Malik juga sebagai pusat rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi provinsi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau. RSUP Haji Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992.

RSUP Haji Adam Malik memiliki kurang lebih 610 orang perawat. Semuanya tersebar di 10 bidang yang ada di RSUP Haji Adam Malik yaitu bidang keperawatan, intalasi rawat jalan, intalasi gawat darurat, IBP, IDT, HD, anastesi dan reanemnesi, cardiovaskuler, intalasi rindu A dan rindu B. Para perawat yang bekerja di RSUP Haji Adam Malik memiliki latar belakang pendidikan yang beraneka ragam. Namun perawat yang berasal dari akademi keperawatan mendominasi dari pada latar pendidikan yang lain. Jumlahnya berkisar 416 orang.

RSUP Haji Adam Malik dalam pelaksanaannya memiliki visi dan misi, yaitu: Visi : Menjadi pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta

(58)

Misi : a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

b. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan yang bermutu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dibidang kesehatan.

c. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan.

d. Menyelenggarakan pelayanan yang menunjang peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

B. Hasil Penelitian

Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian berupa kategorisasi data penelitian, uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan linieritas, hasil pengolahan data pengaruh komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan, dan deskripsi hasil penelitian.

1. Kategorisasi Data Penelitian

(59)

Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian

Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD Komitmen

Terhadap Organisasi

44 82 56.90 7.01 0 93 46.5 15.5

Mutu Pelayanan Kesehatan

1.89 2.09 1.97 0.05 0 141 58.5 19.5

Berdasarkan tabel 6. diperoleh skor empirik dan skor hipotetik. Skor empirik merupakan skor yang didapat di lapangan. Skor mean empirik pada variabel komitmen terhadap organisasi sebesar 56.90 dengan standar deviasi empirik sebesar 7.01. Skor mean empirik variabel mutu pelayanan kesehatan di dapat sebesar 1.97 dengan standar deviasi empirik sebesar 0.05.

Sedangkan skor hipotetik merupakan skor yang diharapkan dapat dicapai oleh sampel penelitian. Hasil skor mean hipotetik untuk variabel komitmen terhadap organisasi didapat sebesar 46.5 dengan standar deviasi sebesar 15.5. Skor mean hipotetik untuk variabel mutu pelayanan kesehatan didapat sebesar 58.5 dengan standar deviasi sebesar 19.5.

(60)

Tabel 7. Kriteria Kategorisasi Jenjang Data Hipotetik Penelitian

Variabel Kriteria Jenjang Kategori Komitmen Terhadap jenjang pengkategorian, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 8. berikut:

Tabel 8. Kategorisasi Data Variabel Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan

Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Komitmen Terhadap

Berdasarkan tabel 8. mengenai pengkategorian kedua variabel penelitian, dapat dilihat bahwa hampir keseluruhan dari perawat memiliki komitmen pada kategori sedang yaitu 70.6% dengan jumlah perawat 161 orang. Sedangkan untuk perawat yang memiliki komitmen dengan kategori tinggi sebesar 29.4% dengan jumlah perawat 67 orang.

(61)

pengkategorisasian yang mendapatkan hasil 100% pada kategori tinggi untuk mutu pelayanan kesehatan.

Setelah mengetahui pengkategorisasian kedua variabel penelitian, hasilnya dapat dimasukkan kedalam tabel penyebaran variabel dalam bentuk matriks kategori yang ditunjukkan pada tabel 9.

Tabel 9. Matriks Kategorisasi Variabel Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan

KO Rendah Sedang Tinggi

MPK

Rendah 0 0% 0 0% 0 0%

Sedang 0 0% 0 0% 0 0%

Tinggi 0 0% 161 70.6% 67 29.4%

228 (100%)

Keterangan: KO = komitmen terhadap organisasi MPK= mutu pelayanan kesehatan

Matrik di tabel 9. menunjukkan bahwa hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar terlihat pada komitmen terhadap organisasi pada kategori sedang dengan mutu pelayanan pada kategori tinggi. Persentasenya mencapai 70.6%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa komitmen mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan sebesar 40.4%, sehingga apabila komitmen seorang perawat berada dalam kategori sedang, tidak membuat mutu pelayanan kesehatan berada pada kategori yang sama. Ini membuktikan masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi mutu pelayanan.

(62)

Kesimpulan dari hasil kategorisasi adalah penyebaran hubungan variabel komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan tidak pada semua kategori, hanya pada komitmen dengan kategori sedang dengan mutu pelayanan kesehatan berada pada kategori tinggi sebesar 70.6%, dan komitmen terhadap organisasi pada kategori tinggi dengan mutu pelayanan kategori tinggi pula sebesar 29.4%.

2. Hasil uji asumsi a. Uji normalitas

1). Uji normalitas skala komitmen terhadap organisasi dilakukan dengan metode statistik tes kormogorov-smirnov. Hasil uji normalitas diperoleh nilai Z=1.230 dan p=0.097, maka p>0.05 artinya distribusi data skala komitmen terhadap organisasi telah menyebar secara normal.

(63)

diatas  2.5 harus dihapus. Adapun Aitem-aitem yang dihapus dapat dilihat ditabel 10. berikut ini:

Tabel 10. Nomor Aitem Yang Dihapus Nomor Aitem Nilai Z

15 2.9157 44 2.57015 135 2.82934 136 2.82934 139 2.82934 140 2.57015 143 2.91573

Setelah aitem yang tidak outlier dihapus, kemudaian data ditransformasi sehingga data dapat terdistribusi normal. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, maka didapat hasil uji normalitas dengan nilai Z= 1.104 dan p= 0.175, maka p>0.05 artinya distribusi data skala mutu pelayanan kesehatan telah menyebar secara normal. Hasil pengujian, dapat dilihat pada tabel 11. berikut:

Tabel 11. Normalitas Sebaran Variabel Komitmen Terhadap Organisasi Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan

Variabel Z P Keterangan

Komitmen Terhadap Organisasi 1.230 0.097 Normal Mutu Pelayanan Kesehatan 1.104 0.175 Normal

(64)

Observed Cum Prob

Gambar 2. Grafik Normalitas

Berdasarkan gambar 2. dapat disimpulkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis-garis diagonalnya. Dengan demikian grafik tersebut menunjukkan bahwa data penelitian telah memenuhi asumsi normalitas.

b.Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan dengan metode statistik uji F. Hasil uji linieritas diperoleh nilai Fo sebesar 153.466. Kriteria penolakan Ho Jika Fo > p. Dari

hasil penelitian didapat bahwa 153.466 > 0.000 maka Ho ditolak. Dapat

(65)

Tabel 12. Hasil Pengujian Linieritas

Model df F S Keterangan

Regression 1 153.466 .000(a) Ho ditolak

Residural 226

Total 227

Selain dengan bantuan metode statistik uji F, hasil uji linieritas juga dapat diketahui melalui analisa grafik. Hasil analisa grafik dapat dilihat di gambar 3. berikut ini:

3. Hasil Utama Penelitian

Berikut ini akan menjelaskan mengenai hasil pengolahan data mengenai pengaruh antara komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan yang diperoleh dengan menghitung koefisien korelasi. Metode yang dipilih untuk mengkorelasikan data adalah uji analisa regresi dengan bantuan program

(66)

komputer SPSS 15.0. Hasil perhitungan menyatakan bahwa koefisien korelasi sebesar 0.636 dan nilai p= 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan pada perawat RSUP Haji Adam Malik. Maka hipotesis penelitian ini yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan diterima.

Hasil analisa regresi pada tabel 13. koefisien determinan yang diperoleh dari pengaruh komitmen terhadap organisasi adalah sebesar 0.404. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan kesehatan sebesar 40.4%. Artinya komitmen terhadap organisasi memberikan sumbangan efektif sebesar 40.4% dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Tabel 13. Hasil Model Summary Pada Analisa Regresi

Variabel R R2 P Keterangan

Komitmen Terhadap Organisasi

0.636 0.404 0.000 Ada pengaruh antara kedua variabel

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian pada sampel perawat RSUP Haji Adam Malik menunjukkan bahwa ada pengaruh antara komitmen terhadap organisasi sebesar 40.4% dengan mutu pelayanan kesehatan. Artinya Variabel komitmen terhadap organisasi mempengaruhi variabel mutu pelayanan kesehatan sebesar 40.4%.

(67)

tempatnya bekerja memiliki keterkaitan langsung dan positif dengan hasil kerja yang diharapkan. Steers (1991) juga mengatakan bahwa apabila karyawan memiliki komitmen yang tinggi akan merangsang untuk bekerja dengan baik sehingga mampu menampilkan hasil kerja yang baik pula. Subjek dalam penelitian adalah perawat, salah satu unjuk kerja yang utama dari perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada pasien, sehingga apabila para perawat memiliki komitmen yang tinggi terhadap rumah sakit tempatnya bekerja maka para perawat akan menampilkan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Selain komitmen terhadap organisasi dapat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan, faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah gaya kepemimpinan. Menurut Yulk (1998), pemimpin memiliki peranan dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia. Mutu sumber daya manusia yang diharapkan adalah para karyawan memiliki komitmen, perilaku dan kinerja sesuai dengan nilai-nilai dan standar serta memberikan suatu pelayanan yang bermutu (Douglas & Schoorman, 1988)

(68)

transformasional merasa dipercaya, kagum, dan hormat terhadap pemimpin serta termotivasi untuk melakukan pekerjaan lebih dari yang diharapkan.

Para pemimpin transformasional memotivasi para bawahannya dengan (a) membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil-hasil suatu pekerjaan, (b) mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi atau tim daripada kepentingan diri sendiri, dan (c) mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan mereka pada yang lebih tinggi. Melalui gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa para perawat yang memiliki pemimpin dengan gaya transformasional akan termotivasi untuk meningkatkan mutu pelayanan sebagai suatu bentuk kesadaran mereka terhadap pentingnya hasil pekerjaan yang mereka lakukan.

Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel mutu pelayanan kesehatan menunjukkan E<H

yaitu 1.97<58.5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan yang diberian perawat yang menjadi subjek penelitian masih kurang dari harapan yang diinginkan oleh pihak rumah sakit. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mean empirik merupakan skor mean yang didapat dilapangan sedangkan mean hipotetik merupakan skor mean yang diharapkan bisa dicapai oleh subjek penelitian. Walau belum mencapai apa yang diharapkan, namun hasil pengkategorisasian untuk variabel mutu pelayanan diperoleh bahwa seluruh perawat yang menjadi subjek penelitian yang berjumlah 228 orang telah berada pada kategoti tinggi dalam memberian pelayanan yang bermutu.

(69)
(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan didiskusikan permasalahan-permasalahan dalam penelitian yang selanjutnya disimpulkan jawaban-jawaban dari permasalahan dalam penelitian, pada akhir bab ini akan dikemukakan saran-saran bagi penelitian di masa mendatang dengan tema yang hampir sama.

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh antara komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan. Hal ini di dapat dari nilai F hitung (153.466) > F tabel (3.84) yang berarti hipotesis nol (Ho) ditolak sementara hipotesis penelitian ini (Ha) diterima.

Gambar

Gambar 1. Dinamika komitmen terhadap organisasi dengan mutu pelayanan
Tabel 1. Cetak biru skala mutu pelayanan kesehatan
Tabel 2. Cetak biru skala komitmen terhadap organisasi
Tabel 3.Hasil Uji daya Beda Skala Komitmen Terhadap Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang diberikan peneliti berdasarkan kesimpulan penelitian yang dipaparkan di atas yaitu, sebagai Kepala Sekolah harus menjadi contoh teladan yang bisa

Heat Assisted Magnetic Recording technology that provides heating close to the Curie temperature has been widely studied in the development of the Hard Disk Drive. In this study,

Bentuk sosialisasi primer oleh keluarga inti prosesi tradisi Naik Ayun Keluarga besar menginformasikan kepada keluarga inti untuk mempersiapkan untuk peralatan naik

Menganalis is Sistem Pengendali an intern pemberian kredit suatu bank Jenis Penelitia n yang berbeda yaitu kuantita tif, alat analisis yang berbeda dan Populasi penelitia

Sebelumnya ustadz/ustadzah menjelaskan tujuan mempelajari ilmu tajwid beserta hukumnya kepada santri agar santri senantiasa membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah

a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau terpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau terpusat pada guru. Manfaat Metode Simulasi Dalam Meningkatkan

Deskripsi Mata Kuliah : Matakuliah ini membahas tentang: penerapan hasil penemuan IPA dalam teknologi; penerapan fisika, biologi, dan kimia, dalam kehidupan

Program studi yang diusulkan harus memiliki manfaat terhadap institusi, masyarakat, serta bangsa dan negara. Institusi pengusul memiliki kemampuan dan potensi untuk