• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kandungan Nikotin pada Tembakau (Nicotiana tabacum) yang Digunakan Sebagai Tembakau Kunyah dan Karakteristik Masyarakat Penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Kandungan Nikotin pada Tembakau (Nicotiana tabacum) yang Digunakan Sebagai Tembakau Kunyah dan Karakteristik Masyarakat Penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KANDUNGAN NIKOTIN PADA TEMBAKAU(Nicotiana tabacum) YANG DIGUNAKAN SEBAGAI TEMBAKAU KUNYAH DAN KARAKTERISTIK

MASYARAKAT PENGGUNANYA DI DESA RUMAH GERAT KECAMATAN BIRU BIRU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

Skripsi

Oleh :

NIM. 061000069 EFRATA FERNANDO

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISA KANDUNGAN NIKOTIN PADA TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) YANG DIGUNAKAN SEBAGAI TEMBAKAU KUNYAH DAN KARAKTERISTIK

MASYARAKAT PENGGUNANYA DI DESA RUMAH GERAT KECAMATAN BIRU BIRU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 061000069 EFRATA FERNANDO

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul:

ANALISA KANDUNGAN NIKOTIN PADA TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) YANG DIGUNAKAN SEBAGAI TEMBAKAU KUNYAH DAN KARAKTERISTIK

MASYARAKAT PENGGUNANYA DI DESA RUMAH GERAT KECAMATAN BIRU BIRU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 061000069 EFRATA FERNANDO

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 23 Maret 2011 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS Ir. Evi Naria, M.Kes NIP. 19650109 199403 2 002 NIP. 19680320 199303 2 001

Penguji II Penguji III

Ir. Indra Chahaya, M.Si dr. Taufik Ashar, MKM NIP. 19681101 199303 2 005 NIP. 19780331 200312 1 001

Medan, Maret 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

ABSTRAK

Tembakau kunyah merupakan salah satu jenis tembakau yang banyak dikonsumsi masyarakat di pedesaan. Salah satu masyarakat dipedesaan tersebut adalah masyarakat di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. Besarnya kadar nikotin yang terkandung didalam tembakau kunyah belum diketahui, sehingga konsumen tembakau kunyah tidak mengetahui banyaknya nikotin yang dikonsumsi dalam tembakau yang mereka kunyah.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nikotin pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional study yang bertujuan untuk melihat gambaran kadar nikotin pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat penggunanya.

.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2010 adalah kelompok umur 25-29 tahun 38,3%), mulai mengunyah tembakau umur 15-19 tahun (44,7%), lama menggunkan tembakau kunyah 1-9 tahun (48,9%), tingkat pendidikan sedang (tamat SD,tamat SMP) (53,2), pekerjaan sebagai petani (68,1%), mempunyai penghasilan <Rp. 965.000 (40,4%), jenis tembakau kunyah yang dikonsumsi adalah tembakau kuning (46,8%), banyaknya tembakau yang dikunyah per hari adalah 20-29 gram (57,4%), dan keluhan kesehatan terbanyak adalah mual dan pusing (57,4%). Hasil pemeriksaan kadar nikotin yang dilakukan di Laboratorium Kesehataan Daerah Medan diperoleh kadar nikotin tembakau kunyah yang tertinggi yakni tembakau jawa 26,998 mg/g (128 kali kadar yang diizinkan).

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa tembakau kunyah tidak aman untuk dikonsumsi dan disarankan untuk tidak mengkonsumsi tembakau kunyah karena kadar nikotin yang terkandung dalam tembakau kunyah sangat jauh dari kadar yang diizinkan, sebaiknya ada koordinasi antara Pemerintah dengan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan promosi akan bahaya nikotin pada tembakau kunyah.

(5)

ABSTRACT

Chewing tobacco is one type of tobacco that most people consumed by people in villages. One of these Village is Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. The number of nicotine levels in chewing tobacco contained unknown, so that consumers do not know the number of chewing tobacco nicotine of tobacco consumed in that they chew.

The objective of this research is to know the number of nicotine in chewing tobacco and the characteristics of the users people in the Village Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang

This research is desctiptive which cross sectional design which has purpose to view description the number of nicotine in chewing tobacco and characteristics of the user.

The research show that characteristics of respondents in the Village Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang at 2010 yeasr is 25-29 age (38.3%), start chewing tobacco in 15-19 age (44.7%), long used chewing tobacco 1-9 years (48.9%), education level is midlle (graduated elementay school, junior high school) (53.2), work as farmers (68.1%), have income Rp. 965 000 (40.4%), type of chewing tobacco is tobacco that is consumed kuning (46,8%), the number of tobacco consumtion every days is 20-29 gram (57.4%), and most health complaints are nausea and dizziness (57.4%). Examination results conducted nicotine levels in the Regional Health Laboratory Medan chewing tobacco nicotine level obtained the highes namely tobacco jawa 26,998 mg/g (128 times from permitted levels),

Based on research results, concluded that chewing tobacco is not safe for consumption and advised not to consume tobacco chewing because the countain number of nicotine in chewing tobacco is very far from the permitted levels, There should be coordination between the Government and the Department of Health to improve the promotion of the dangers of nicotine in chewing tobacco.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama : Efrata Fernando

Tempat, Tanggal Lahir : Biru Biru, 01 Juni 1987

Agama : Katolik

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat Rumah : Dsn. III Desa Mbaruai Kecamatan Biru Biru

Nama Orangtua :

1. Ayah : Beresta Ginting

2. Ibu : Sikap Muli br Sembiring

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1993-1999 : SD Negeri No. 101811 Biru Biru

Tahun 1999-2002 : SLTP Negeri 1 Biru Biru

Tahun 2002-2005 : SMA RK Deli Murni Deli Tua

Tahun 2006-2010 : Fakultas Kesehatan Masyarakat

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang melimpah

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisa Kandungan

Nikotin pada Tembakau (Nicotiana tabacum) yang Digunakan Sebagai Tembakau Kunyah dan Karakteristik Masyarakat Penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dibuat untuk dapat

menyelesaikan pendidikan Strata I pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak

mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Ir. Evi Naria, M.Kes selaku ketua Departemen Kesehatan Lingkungan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen

Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan

pengararahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS selaku Dosen Pembimbing skripsi I yang

telah banyak memberikan saran, bimbingan dan pengarahan pada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ir. Indra Chahaya S, M.Si selaku Dosen penguji II dan dr. Taufik Ashar MKM

selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan saran dan

bimbingan.

5. dr. Heldy B.Z. MPH selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

(8)

7. Bapak Antoni Perangin-Angin selaku Kepala Desa Rumah Gerat dan Dra.

Norma Sinaga, Apt selaku Kepala Lab. Kimia Laboratorium Kesehatan

Daerah Medan yang telah memberikan izin penelitian.

8. Kepada kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Beresta Ginting dan Ibunda

Sikap Muli Br Sembiring yang telah banyak memberikan doa, dukungan

moril dan materi selama penulis mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan

ini.

9. Kedua adekku yang terkasih yakni Pertiwi Kartika br Ginting dan Aprilia

Ananda F. Br Ginting yang telah banyak memberikan doa dan semangat.

10.Anak-anak IMAKEL yang luar biasa Berkat Putra Sianipar,SKM; Gabriella

Septiani,SKM; Elfrida,SKM; Olvariani,SKM; Andriansyah Munte,SKM;

Iskandar Zulkarnaen,SKM; Nurhayati Siregar,SKM; Tri Hendra A.

Dinata,SKM; Mhd. Aulia,SKM; Fadlillah Widyaningsih,SKM; Widya

Agnesia,SKM; Deslimah Lubis,SKM;dan Rahmadini,SKM yang selalu

memberikan motivasi, semangat dan penghiburan serta bantuan hingga skripsi

ini selesai.

11.Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan 2006 Fakultas Kesehatan

Masyarakat, khususnya Samuel Tambunan, SKM, Josua, SKM, Bernido,

Arito, Asri Budiningsih SKM, SKM, Ismil, dan teman yang lainya yang telah

memberikan semangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

12.Kepada Vonny, Vitry, Fiesta dan Shinta yang telah mendoakan agar sukses

menempuh sidang skripsi.

13.Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu atas dukungan, kerjasama dan doanya.

Akhir kata semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkatNya kepada kita dan

semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Maret 2011

(9)

DAFTAR ISI

(10)

2.8. Metabolisme dan Eksresi Nikotin... ... . 23

2.9. Karakteristik Masyarakat ... 24

2.9. Kerangka Konsep ... 27

3.3. Objek Penelitian, Populasi dan Sampel ... 28

3.4. CaraPengumpulan Data ... 30

4.2. Karakteristik Umum Responden ... 37

4.2.1. Umur ... 37

4.2.7. Merek Tembakau Dengan Keluhan Kesehatan ... 42

4.2.8. Lama Mengunyah Dengan Keluhan Kesehatan ... 43

4.2.9. Jumlah Tembakau Dengan Keluhan Kesehatan ... 44

(11)

BAB V PEMBAHASAN ... 46

5.1. Karakteristik Masyarakat Pengguna Tembakau Kunyah ... 46

5.2. Kadar Nikotin Pada Tembakau ... 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

6.1. Kesimpulan ... 52

6.2. Saran ... ... 53

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Rumah Gerat Kecamtan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Mulai Mengunyah Tembakau di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Lama Mengunyah Tembakau di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Merek Tembakau Kunyah yang Dikonsumsi di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tembakau yang Dikunyah Per Hari (Gram) di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.11. Distribusi Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Merek Tembakau Dengan Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Yang Dialami di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Pemilihan Lama Mengunyah Dengan Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Yang Dialami di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Tabel 4.1.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tembakau Yang Dikunyah Per Hari (gram) Dengan Keluhan Kesehatan Keluhan Kesehatan Yang Dialami di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Analisa Kandungan Nikotin Pada Tembakau (Nicotiana tabacum) yang Digunakan Sebagai Tembakau Kunyah dan Karakteristik Masyarakat Penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

Lampiran 2 Master Data Hasil Penelitian Lampiran 3 Hasil Analisis Data

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

(14)

ABSTRAK

Tembakau kunyah merupakan salah satu jenis tembakau yang banyak dikonsumsi masyarakat di pedesaan. Salah satu masyarakat dipedesaan tersebut adalah masyarakat di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. Besarnya kadar nikotin yang terkandung didalam tembakau kunyah belum diketahui, sehingga konsumen tembakau kunyah tidak mengetahui banyaknya nikotin yang dikonsumsi dalam tembakau yang mereka kunyah.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar nikotin pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat penggunanya di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional study yang bertujuan untuk melihat gambaran kadar nikotin pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat penggunanya.

.Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2010 adalah kelompok umur 25-29 tahun 38,3%), mulai mengunyah tembakau umur 15-19 tahun (44,7%), lama menggunkan tembakau kunyah 1-9 tahun (48,9%), tingkat pendidikan sedang (tamat SD,tamat SMP) (53,2), pekerjaan sebagai petani (68,1%), mempunyai penghasilan <Rp. 965.000 (40,4%), jenis tembakau kunyah yang dikonsumsi adalah tembakau kuning (46,8%), banyaknya tembakau yang dikunyah per hari adalah 20-29 gram (57,4%), dan keluhan kesehatan terbanyak adalah mual dan pusing (57,4%). Hasil pemeriksaan kadar nikotin yang dilakukan di Laboratorium Kesehataan Daerah Medan diperoleh kadar nikotin tembakau kunyah yang tertinggi yakni tembakau jawa 26,998 mg/g (128 kali kadar yang diizinkan).

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa tembakau kunyah tidak aman untuk dikonsumsi dan disarankan untuk tidak mengkonsumsi tembakau kunyah karena kadar nikotin yang terkandung dalam tembakau kunyah sangat jauh dari kadar yang diizinkan, sebaiknya ada koordinasi antara Pemerintah dengan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan promosi akan bahaya nikotin pada tembakau kunyah.

(15)

ABSTRACT

Chewing tobacco is one type of tobacco that most people consumed by people in villages. One of these Village is Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. The number of nicotine levels in chewing tobacco contained unknown, so that consumers do not know the number of chewing tobacco nicotine of tobacco consumed in that they chew.

The objective of this research is to know the number of nicotine in chewing tobacco and the characteristics of the users people in the Village Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang

This research is desctiptive which cross sectional design which has purpose to view description the number of nicotine in chewing tobacco and characteristics of the user.

The research show that characteristics of respondents in the Village Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang at 2010 yeasr is 25-29 age (38.3%), start chewing tobacco in 15-19 age (44.7%), long used chewing tobacco 1-9 years (48.9%), education level is midlle (graduated elementay school, junior high school) (53.2), work as farmers (68.1%), have income Rp. 965 000 (40.4%), type of chewing tobacco is tobacco that is consumed kuning (46,8%), the number of tobacco consumtion every days is 20-29 gram (57.4%), and most health complaints are nausea and dizziness (57.4%). Examination results conducted nicotine levels in the Regional Health Laboratory Medan chewing tobacco nicotine level obtained the highes namely tobacco jawa 26,998 mg/g (128 times from permitted levels),

Based on research results, concluded that chewing tobacco is not safe for consumption and advised not to consume tobacco chewing because the countain number of nicotine in chewing tobacco is very far from the permitted levels, There should be coordination between the Government and the Department of Health to improve the promotion of the dangers of nicotine in chewing tobacco.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat

Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

juga sangat bervariasi. Produk-produk tembakau ini digunakan secara luas oleh

masyarakat dan produksi komersial mengacu kepada 3 tipe atau jenis sediaan

tembakau yakni Gulungan tembakau yang dibakar dan dihisap (rokok), pipa (pipes),

sediaan oral untuk digunakan dengan cara mengunyah, didiamkan di dalam mulut

(Gondodiputro, 2007).

Meski semua orang mengetahui akan bahaya yang ditimbulkan akibat

konsumsi tembakau, namun demikian konsumsi tembakau tidak pernah surut dan

tampaknya perilaku ini masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Ketergantungan

terhadap tembakau ini sudah menjadi epidemi secara global yang dapat menyebabkan

kecacatan, penyakit, produktivitas menurun dan kematian. Hal ini diakibatkan karena

di dalam daun tembakau tersebut ada beberapa macam alkaloid yang dapat memberi

rasa nikmat kepada pemakainya yaitu nikotin, nikotirin, dan myosmin. Sehingga

alkaloid inilah yang memberikan efek kecanduan bagi yang menggunakan tembakau

tersebut (Cahyono, 1998).

Telah banyak terbukti bahwa dengan mengkonsumsi tembakau berdampak

pada status kesehatan. Diketahui pula bahwa konsumsi tembakau berkontribusi

terhadap timbulnya katarak, pneumonia, leukemia, kanker lambung, kanker

(17)

menambah panjangnya daftar penyakit yang ditimbulkan oleh mengkonsumsi

tembakau seperti kanker paru-paru, oesophagus, larynx, mulut dan tenggorokan,

penyakit paru - paru, emphysema dan bronchitis, stroke, serangan jantung dan

penyakit kardiovaskuler lainnya. Hampir 90% kanker paru-paru disebabkan oleh

konsumsi tembakau. Tembakau juga dapat merusak sistem reproduksi, berkontribusi

kepada kegugura, kelahiran prematu, berat bayi lahir rendah,dan penyakit-penyakit

pada anak-anak seperti hiperaktif (Gondodiputro, 2007).

Kebiasaan menggunakan tembakau yang mana komponen utamanya

adalah nikotin sangat beresiko tinggi terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada pengguna tembakau tersebut. Karena nikotin yang terdapat di dalam daun tembakau

merupakan sejenis unsur kimia beracun, mirip dengan alkaline. Salah satu jenis obat

perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah (Basyir, 2006).

Nikotin memiliki beragam efek pada tubuh manusia, nikotin sendiri bersifat

toksis terhadap jaringan saraf, dan menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik

mengalami peningkatan, denyut jantung bertambah cepat, kontraksi otot jantung

seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada pembuluh darah

koroner bertambah dan vasokontriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan

kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL, dan meningkatkan

agregasi sel pembekuan darah (Sitepu, 1997).

Nikotin yang masuk kedalam tubuh, efeknya terhadap otak dan urat saraf

tulang belakang relatif sederhana. Dosis kecil memiliki efek merangsang pada

berbagai pusat yang terdapat di daerah Modula Oblongata di otak terutama pusat

(18)

dapat memperlambat detak jantung, arteri menyempit, dan dapat juga menyebabkan

muntah-muntah. Dosis besar dapat menekan pusat-pusat medulla, dimana keadaan ini

sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian (Anonimous, 2003).

Kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi tembakau yang mana komponen

utamanya adalah nikotin sangat beresiko terhadap terjadinya gangguan kesehatan. Pada umumnya masyarakat mengunakan tembakau sebagai bahan baku dalam pembuatan rokok, selain itu tembakau juga digunakan masyarakat sebagai tembakau kunyah.

Tembakau kunyah merupakan tembakau non hisap yang dibentuk helaian

panjang dari keseluruhan tembakau, ataupun tembakau yang hanya di robek kasar dan

dikonsumsi dengan menaruh sebagian tembakau di dalam mulut. Tak seperti

tembakau biasa tembakau kunyah bukan tembakau ampas dan harus dikunyah secara

mekanis dengan gigi agar rasa dan nikotinnya terasa (Fuadi, 2009).

Kadar nikotin ketika tembakau dipakai dengan cara mengunyah tembakau

lebih banyak dibandingkan dengan menghisap tembakau karena untuk mengunyah

tembakau ada sekitar 4,6 mg kadar nikotinnya, sedangkan kadar nikotin saat

menghisap tembakau sekitar 1,8 mg. Namun penggunaan tembakau dengan cara

menghisap tembakau lebih berbahaya karena saat merokok terdapat banyak zat –

beracun lainnya yang masuk kedalam tubuh selain nikotin yakni karbon monoksida,

tar, timah hitam, dan lain – lain yang berbahaya bagi tubuh, sedangkan saat

mengunyah tembakau hanya nikotin yang masuk kedalam tubuh. Penggunaan

tembakau jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan

(19)

menghasilkan efek nikotin pada susunan saraf pusat (SSP) dalam waktu kurang lebih

sepuluh detik. Jika tembakau dikunyah, efek pada SSP dialami dalam waktu 3-5

menit (Ilham, 2008).

Kebiasaan masyarakat terutama dikalangan ibu-ibu di Desa Rumah Gerat

Kecamatan Biru Biru biasanya sebelum memulai aktifitasnya maupun saat

beristirahat mengkonsumsi sirih yang diiringi dengan mengkonsumsi tembakau

kunyah dalam jumlah yang banyak. Adapun alasan ibu-ibu mengkonsumsi tembakau

kunyah dikarenakan mereka merasa setelah mengkonsumsinya menimbulkan

perasaan senang, tenang dan rileks, tanpa mengetahui kadar nikotin dan bahaya

nikotin yang terdapat dalam tembakau yang digunakan oleh ibu-ibu tersebut. Hal ini

menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti kandungan nikotin pada tembakau

kunyah yang digunakan oleh masyarakat Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru

Kabupaten Deli Serdang serta kaitannya dengan karakteristik masyarakat

penggunanya.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini yakni belum diketahuinya kadar nikotin

tembakau (Nicotiana tabacum) yang digunakan sebagai tembakau kunyah pada

berbagai jenis tembakau yang digunakan masyarakat khususnya ibu-ibu di Desa

Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang serta karakteristik

(20)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kadar nikotin tembakau kunyah pada berbagai jenis

tembakau yang digunakan masyarakat di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru

Kabupaten Deli Serdang dan karakteristik masyarakat penggunanya.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat pengguna tembakau kunyah serta

keluhan kesehatan yang dialami masyarakat pengguna tembakau kunyah

2. Untuk mengetahui kadar nikotin pada tembakau kunyah yang biasa digunakan

masyarakat khususnya ibu-ibu yakni tembakau jawa, tembakau kuning,

tembakau hijau dan tembakau gayo.

3. Untuk megetahui apakah kadar nikotin pada tembakau kunyah memenuhi

syarat atau tidak memenuhi syarat sesuai dengan kadar yang ditetapkan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan masyarakat tentang tembakau kunyah khususnya

mengenai kadar nikotin pada berbagai merek tembakau kunyah.

2. Referensi bacaan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang

berhubungan dengan skripsi ini dengan variable yang berbeda.

3. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha tembakau kunyah agar memproduksi

tembakau kunyah yang kadar nikotinnya rendah.

4. Untuk konsumen tembakau kunyah agar dapat mengetahui dampak bagi

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tembakau

2.1.1. Sejarah Tembakau

Tanaman tembakau merupakan salah satu tanaman tropis asli Amerika, di

mana bangsa pribumi menggunakannya dalam upacara adat dan untuk pengobatan.

Tembakau digunakan pertama kali di Amerika Utara, tembakau masuk ke Eropa

melalui Spanyol (Basyir 2006). Pada awalnya hanya digunakan untuk keperluan

dekorasi dan kedokteraan serta medis saja. Setelah masuknya tembakau ke Eropa

tembakau menjadi semakin populer sebagai barang dagangan, sehingga tanaman

tembakau menyebar dengan sangat cepat di seluruh Eropa, Afrika, Asia, dan

Australia (Matnawi, 1997).

Mulai abad ke-15, konsumsi tembakau terus tumbuh. Pada abad ke-18,

tembakau telah diperdagangkan secara internasional dan menjadi bagian dari

kebudayaan sebagian besar bangsa di dunia. Lalu pada abad ke-19 orang – orang

Spanyol memperkenalkan cerutu ke Asia lewat Fhilipina dan kemudian ke Rusia dan

Turki sehinga rokok mulai menggantikan penggunaan tembakau pada pipa, tembakau

kunyah dan hirup. Dengan cara itulah, tembakau menyebar ke negara – negara

lainnya (Basyir, 2006).

Pada tahun 2003, dalam menanggapi pertumbuhan penggunaan tembakau di

negara berkembang, World Health Organization (WHO) berhasil mengumpulkan 168

negara untuk menandatangani Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau.

(22)

negara untuk mengurangi efek berbahaya dari tembakau. Hal ini menyebabkan

penghentian pengembangan produk tembakau (Wikipedia, 2008).

Tanaman tembakau di Indonesia diperkirakan dibawa oleh bangsa Portugis

atau Spanyol pada abad ke-16. Menurut Rhupius, tanaman tembakau pernah dijumpai

di Indonesia tumbuh dibeberapa daerah yang belum pernah di jelajahi oleh bangsa

Portugis atau spanyol (Matnawi, 1997).

2.1.2. Klasifikasi Tembakau

Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa

Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya,

dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada

tumbuhan ini (Bartolome De La Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago",

sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau, tetapi tembakau umumnya

digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari

Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari

berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa,

dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika

(Wikipedia, 2008).

Tembakau ialah sejenis tumbuhan herbal dengan ketinggian kira-kira 1.8

meter (6 kaki) dan besar daunnya yang melebar dan meruncing dapat mencapai

sekurang-kurangnya 30 sentimeter (1 kaki) yang ditanam untuk mendapatkan

daunnya. Daun dari pohon ini sering digunakan sebagai bahan baku rokok, baik

dengan menggunakan pipa maupun digulung dalam bentuk rokok atau cerutu. Daun

(23)

tembakau melalui hidung. Selain untuk dikonsumsi, tembakau digunakan juga

sebagai pestisida organik dan, dalam bentuk tartrat nikotin, digunakan dalam

beberapa obat-obatan (Wikipedia, 2008).

2.1.3. Jenis Tembakau

Menurut Cahyono (1998), ada beberapa jenis tembakau yakni :

1. Tembakau Cerutu yang terdiri dari :

a. Tembakau Deli, digunakan sebagai pembungkus dalam industri rokok cerutu.

b. Tembakau Vorstenlanden, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok cerutu.

c. Tembakau Besuki, digunakan sebagai pembalut / pengisi rokok cerutu dan

daunnya dapat digunakan sebgai pembungkus rokok.

2. Tembakau Pipa. Tembakau ini khusus digunakan untuk rokok pipa dan bukan

pembuatan rokok cerutu dan rokok kretek.

3. Tembakau Sigaret. Tembakau ini digunakan umtuk bahan baku pembuatan rokok

sigaret, baik rokok putih maupun rokok kretek.

4. Tembakau Asli / Rejangan. Tembakau ini disebut juga tembakau rakyat, dimana

tembakau ini diolah dengan direjang lalu dikeringkan dengan penjemuran

matahari. Tembakau rakyat digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok

kretek atau lainnya.

5. Tembakau Asepan yakni tembakau yang daunnya diolah dengan cara pengasapan,

tembakau ini digunakan untuk rokok lintingan (tembakau dilinting dengan kertas

(24)

Menurut laporan dari Direktorat Jendral Perkebunan Republik Indonesia,

secara garis besar tembakau di Indonesia dibedakan menjadi dua kelompok besar,

yaitu:

1. Tembakau asli adalah tembakau yang masuk dan tersebar sejak ratusan

tahun yang lalu dan telah beradaptasi dengan lingkungannya.

2. Tembakau introduksi adalah tembakau yang masuk ke Indonesia

sekitar tahun 1900-an, seperti jenis Virginia, Burley, dan Oriental.

Tembakau yang digunakan masyarakat sebagai tembakau kunyah ada

beberapa jenis merek berdasarkan asal tembakaunya yakni tembakau lokal, jenis ini

terdiri dari merek tembakau jawa, merek tembakau kuning, merek tembakau hijau

dan merek tembakau gaya.

2.1.4. Cara Mengkonsumsi Tembakau

Tembakau dikonsumsi dalam berbagai bentuk dan melalui beberapa metode

yang berbeda. Di bawah ini adalah cara-cara untuk mengkonsumsi tembakau yakni:

1.

dijamin dengan benang berwarna di salah satu ujungnya.

2.

tembakau. Hal ini dikonsumsi secara dalam dua bentuk: melalui alur manis,

atau dalam bentuk irisan. Ketika mengkonsumsi dengan cara alur manis,

tembakau dibuat dalam bentuk helai panjang, tembakau dikunyah dan

dipadatkan menjadi bola. Ketika mengkonsumsi tembakau robek, jumlah kecil

(25)

pencelupan tembakau. Kedua metode merangsang kelenjar ludah, yang

menyebabkan bertambahnya air ludah.

3.

dinyalakan sehingga asapnya dapat ditarik ke mulut perokok.

4.

dari potong halus daun tembakau, sering dikombinasikan dengan aditif lain,

kemudian digulung atau diisi ke dalam silinder terbungkus kertas.

5.

minyak cengkeh, gliserin, spearmint, mentol, dan kapur barus, dan dijual

dalam tabung pasta gigi. Hal ini dipasarkan terutama untuk perempuan di

Denobac,

beberapa bagian Maharashtra.

6.

sebagai "mengunyah", dan karena ini, biasanya bingung dengan

bawah atau atas bibir dan gusi.

7.

rasanya manis atau gurih. Tembakau ini diproduksi di India dan diekspor ke

beberapa negara lain.

8.

mendapatkan popularitas besar, terutama di Timur Tengah. Hal ini dapat

(26)

9.

pertama kali diperkenalkan di

memberikan obat

10.

pembakaran tembakau yang akan merokok dan batang tipis (shank) yang

dihisap dengan mulut (menggigit). potongan tembakau ditempatkan dalam

ruangan kecil dan dinyalakan.

11.Bub

istilah ini disebut hanya untuk tembakau kering, debu halus yang populer

terutama di abad kedelapan belas.

12.

menyebabkan keluar air liur. Dikonsumsi dengan menempatkannya di mulut

terhadap gusi untuk jangka waktu. Ini adalah bent

digunakan dengan cara yang mirip denga

memerlukan air ludah. (Wikipedia, 2008).

Menurut Gondodiputro (2007), produk-produk tembakau ini digunakan secara

luas oleh masyarakat dan produksi komersial mengacu kepada 3 tipe atau jenis

sediaan tembakau sebagai berikut:

1. Gulungan tembakau (rolls of tobacco) yang dibakar dan dihisap (rokok),

contohnyaadalah bidi, cigar, cigarette.

2. Pipa (pipes), termasuk pipa air.

3. Sediaan oral (oral preparations) untuk digunakan dengan cara mengunyah,

(27)

2.2. Tembakau Kunyah

Tembakau kunyah merupakan tembakau non hisap yang di bentuk helaian

panjang dari keseluruhan tembakau, ataupun tembakau yang hanya di robek kasar dan

di konsumsi dengan menaruh sebagian tembakau di mulut. Tidak seperti tembakau

biasa tembakau kunyah bukan tembakau ampas dan harus di kunyah secara mekanis

dengan gigi agar rasa dan nikotinya terasa. Mengunyah tembakau merupakan cara

tertua untuk menikmati tembakau. Sejarah ini dapat dilacak ke suku Indian dan

Benua Amerika.

Pengguna tembakau kunyah keberadaan mereka umumnya bemukim di

pedesaan. Kebiasaan mereka dalam membeli bahan baku masih di pasar tradisional.

Karena pasar - pasar tradisional masih menyediakan kebutuhan konsumen yang

masih aktif dalam mencari bahan tembakau dan perlengkapan lain. Dalam melakukan

aktifitas mereka untuk melakukan proses pengunyahan masih ada bahan campuran

seperti gambir, jambe, injet atau apu dan daun sirih serta bahan utama tembakau.

Keunikan tersebut sampai sekarang masih bisa dirasakan (Fuadi, 2009).

Mengunyah tembakau merupakan salah satu cara tertua mengkonsumsi daun

tembakau. Tembakau kunyah dikonsumsi dalam dua bentuk yakni melalui alur manis,

atau dalam bentuk irisan. Ketika mengkonsumsi dengan cara alur manis helai panjang

tembakau dipadatkan menjadi bola, biasanya cara ini digunakan bersamaan dengan

mengkonsumsi sirih. Ketika mengkonsumsi dalam bentuk irisan, jumlah kecil

tembakau yang di iris ditempatkan di bibir bawah, antara gusi dan gigi, di mana

tembakau yang telah diiris tersebut dipadatkan pada bibir bawah tersebut, sehingga

(28)

merangsang kelenjar ludah, yang menyebabkan jumlah ludah menjadi bertambah

(Wikipedia, 2010).

Namun, masih banyak yang belum memikirkan bahaya tembakau tanpa asap

yang disebut tembakau kunyah. Orang tidak menyadari bahwa jenis tembakau

kunyah memiliki efek yang sangat berbahaya karena kandungan nikotinnya yang

sangat tinggi. Bahan berbahaya, juga dikenal sebagai karsinogen, yang ditemukan di

tembakau menyebabkan penggunanya 400 persen peningkatan risiko terkena kanker

kandung kemih dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan zat ini.

Bahkan lebih mengganggu adalah berita bahwa faktor risiko yang terkait dengan

tembakau kunyah akan tetap selama bertahun-tahun bahkan setelah pengguna

benar-benar berhenti tembakau tanpa asap. Selain itu tembakau kunyah dapat menimbulkan

penyakit merugikan yang mempengaruhi bibir, lidah, tenggorokan dan perut dalam

bentuk kanker (Holly, 2010).

Efek yang berbahaya tersebut ditimbulkan karena kandungan yang ada dalam

tembakau yang dikonsumsi oleh masyarakat, baik itu tembakau kunyah maupun

tembakau yang terdapat dalam rokok. Efek nikotin ketika tembakau dipakai dengan

cara menghisap, mengunyah atau menghirup tembakau sedotan, menyebabkan

penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu

makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan

citarasa dan penciuman serta memerihkan paru. Penggunaan tembakau jangka

panjang dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, jantung dan pembuluh darah,

dan menyebabkan kanker. Perbedaan terletak pada efek yang ditimbulkan pada

(29)

dalam waktu kurang-lebih sepuluh detik. Jika tembakau dikunyah, efek pada susunan

saraf pusat (SSP) dialami dalam waktu 3-5 menit(Ilham, 2008).

2.3. Kandungan Zat Kimia Tembakau

Tembakau merupakan tanaman yang dapat menimbulkan adiksi karena

mengandung nikotin dan juga zat-zat karsinogen serta zat-zat beracun lainnya.

Setelah diolah menjadi suatu produk apakah rokok atau produk lain , zat-zat kimia

yang ditambahkan berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan tubuh serta

kanker. Tembakau mengandung kurang lebih 4000 elemen – elemen dan setidaknya

200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah tar,

nikotin, dan CO. Selain itu, dalam sebatang tembakau juga mengandung bahan –

bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (Gondodiputro, 2007). Zat – zat beracun

yang terdapat dalam tembakau antara lain:

2.3.1. Nikotin

Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil penguraian dari

nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosaminelah yang bersifat

karsinogenik. Pada paru – paru, nikotin akan menghambat aktivitas silia. Selain itu,

nikotin juga memiliki efek adiktif dan psikoaktif. Sehingga akan merasakan

kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal inilah yang

menyebabkan mengapa sekali merokok atau pun mengunyah tembakau susah untuk

berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormone kathelokamin

(adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan

kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin tinggi, yang mengakibatkan

(30)

Trombosit akan menggumpal dan akan menyumbat pembuluh darah yang sudah

sempit akibat CO (Gondodiputro, 2007).

Komponen ini terdapat di dalam asap rokok dan juga di dalam tembakau yang

tidak dibakar. Mengukur kuantum dalam asap rokok dengan menggunakan smoking

machine, sedangkan di dalam tembakau tanpa menggunakan smoking mechine.

Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf, juga menyebabkan tekanan darah

sistolik dan diastolik mengalami peningkatan. Denyut jantung bertambah, kontraksi

otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran darah pada

pembuluh koroner bertambah, dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin

meningkatkan kolesterol LDL, dan meningkatkan agregasi sel pembekuan darah.

Nikotin memegang peranan penting dalam ketagihan merokok (Sitepu, 2000).

2.3.2. Tar

Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang

merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru –

paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5 – 35 mg/ batang. Tar merupakan suatu zat

karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru – paru

(Gondodiputro, 2007).

Apabila satu –satunya sumber nikotin adalah tembakau maka sumber tar

adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok, dan bahan organik lainnya yang terbakar.

Tar hanya dijumpai pada rokok yang dibakar. Eugenol atau minyak cengkeh juga di

(31)

2.3.3. Formaldehid

Formaldehid adalah sejenis gas dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai

pengawet dan pembasmi hama. gas ini juga sangat beracun terhadap semua

organisme hidup. Oleh sebab itu tembakau juga dapat dimaanfaatkan menjadi

insektisida penggerek batang padi (Susilowati, 2006).

2.3.4. Kadmium

Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal

(Gondodiputro, 2007).

2.3.5. Amoniak

Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan

hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang

ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan

mengakibatkan seseorang pingsan atau koma (Gondodiputro, 2007).

2.3.6. HCN/ Asam Sianida

HCN merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak

memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan sangat

efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan

(Gondodiputro, 2007).

2.3.7. Nitrogen Oksida

Nitrogen Oksida adalah unsur kimia yang dapat menganggu saluran

pernafasan bahkan merangsang kerusakan dan perubahan kulit tubuh. Bahan yang

paling berbahaya dari beberapa bahan kimia diatas yakni tar, nikotin, dan CO

(32)

sedangkan nikotin menstimulasi aksi jantung sehingga butuh lebih banyak

(Sitepu, 2000).

2.3.8. Piridin

Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat

digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama

(Gondodiputro, 2007).

2.3.9. Metanol

Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah

terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan

kematian (Gondodiputro, 2007).

2.3.10. Eugenol

Eugenol dapat ditemukan di dalam cengkeh atau di dalam minyak cengkeh

yang dapat memberikan bintik minyak pada rokok kretek sehingga memberikan

pandangan yang kurang menyenangkan. Eugenol dapat dijumpai baik di dalam rokok

yang sedang diisap, di dalam asap rokok yang diisap, maupun di dalam rokok yang

tidak dihisap/tidak dirokok. Eugenol serupa halnya dengan nikotin, yakni juga dapat

dijumpai di dalam rokok yang dihisap (asap rokok) dan juga di dalam rokok yang

tidak dihisap (tembakau kunyah) (Sitepu, 2000).

2.4. Kadar-Kadar Nikotin

Seseorang dewasa menjadi ketagihan apabila mengkonsumsi 4-6 mg nikotin

setiap hari. Gangguan kesehatan akibat merokok maupun mengkonsumsi tembakau

kunyah pangkal utamanya adalah mengkonsumsi nikotin diatas ambang batas

(33)

tembakau, keseluruhan penggunaan tembakau merupakan suatu akibat adanya nikotin

sehingga seseorang ingin selalu mengkonsumsinya.(Sitepu, 1997).

Kadar nikotin dalam tiap – tiap jenis tembakau berbeda – beda, selain

ditentukan oleh tingkat kemasakannya juga ditentukan oleh letak daun pada batang.

Hal ini berbeda karena setiap lembar daun tembakau dari bawah sampai atas memiliki

sifat fisik dan kimia yang berbeda, oleh karena itu maka daun tembakau

dikelompokkan menjadi beberapa kelas menurut letaknya pada batang. Selain itu zat

kimia dalam tembakau juga dipengaruhi oleh waktu panen (pagi, siang, dan sore),

secara umum waktu yang sangat baik memetik daun tembakau adalah pada waktu

pagi atau sore hari dalam keadaan cuaca cerah(Cahyono, 1998).

Kadar nikotin juga dipengaruhi oleh pengolahan daun tembakau menjadi

tembakau yang siap d komsumsi, yang meliputi penjemuran matahari (sun-curing),

mengangin-anginkan (air-curing), pengasapan (fire-curing), pemanasan buatan

(flue-curing), dan perajangan. Selain hal di atas keadaan tanah juga berpengaruh besar

terhadap kualitas tembakau yang dihasilkan, yang meliputi jenis tanah, sifat fisik

tanah, sifat kimia tanah, sifat biologis tanah, ketinggian tanah, dan derajat kemiringan

tanah (topografi tanah) (Cahyono, 1998).

Kadar nikotin pada tembakau kunyah yang masuk ke dalam tubuh perharinya

menurut WHO berada pada kisaran 2 mg – 4 mg per harinya. Kadar nikotin dibatasi

karena makin lama seseorang mengkonsumsi tembakau maka sel-sel otak makin

menikmati nikotin dalam ambang rangsang. Suatu saat kadar nikotin dalam darah

(34)

akan merasa tersiksa sehingga berusaha mencari tembakau kembali yang

menyebabkan ketagihan terhadap nikotin (Dharmasemaya, 2004).

2.5. Efek Tembakau Kunyah

Dampak yang ditimbulkan oleh tembaakau kunyah. Menghisap tembakau

menghasilkan efek nikotin pada SSP dalam waktu kurang-lebih sepuluh detik. Jika

tembakau dikunyah, efek pada SSP dialami dalam waktu 3-5 menit (Ilham, 2008).

2.5.1. Susunan Saraf Pusat

Nikotin yang diabsorpsi dapat menimbulkan tremor tangan dan kenaikan

berbagai hormone dan neurohormon dopamine di dalam plasma. berdasarkan

rangsangannya terhadap “chemoreceptors trigger zone” dari sumsum tulang belakang

dan stimulasinya dari refleks vagal, nikotin menyebabkan mual dan muntah. Di lain

pihak, nikotin itu diterima oleh reseptor asetilkolin nikotinik yang kemudian

membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan

merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya, perokok akan

merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa

lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik

pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. meningkatnya

serotonin menimbulkan rangsangan senang sekaligus mencari tembakau lagi.Efek

dari tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam

perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor (Gondodiputro, 2007).

2.5.2. Terhadap Lambung dan Usus 12 Jari

Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam

(35)

meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak lambung dan usus 12 jari

(Gondodiputro,2007).

2.5.3. Kanker

Tembakau yang mengandung nitrosamine dan derivate nikotin bersifat

karsinogen karena mudah diabsorpsi kedalam darah yang dapat menyebabkan kanker.

Menurut Sharon tipe kanker yang umumnya terjadi pada petembakau :

1. Kanker mulut dan tenggorokan

2. Kanker perut

3. Kanker kandung kemih

4. Kanker esophagus

5. Kanker pada ginjal dan kandung kemih

6. Kanker pada pancreas

7. Kanker serviks

8. Kanker payudara

Efek nikotin ketika tembakau dipakai dengan cara menghisap, mengunyah

atau menghirup tembakau sedotan, menyebabkan penyempitan pembuluh darah,

peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang,

menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan citarasa dan

penciuman serta memerihkan paru. Nikotin, terdapat di tembakau, adalah salah satu

zat yang paling adiktif yang dikenal. Nikotin adalah perangsang susunan saraf pusat

(SSP) yang mengganggu keseimbangan neuropemancar. Ketergantungan fisik pada

nikotin dan yang lebih penting, ketergantungan psikologis pada rokok, berkembang

(36)

Selain itu nikotin juga dapat menyebabkan leukoplakia yakni luka putih di

dalam mulut yang dapat menyebabkan kanker, resi gusi yakni mengupasnya lapisan

kulit pada bagian belakang gusi, keropos di sekitar gigi, dan buruk/bau nafas pada

penggunanya, mual dan pusing. Selain kerugian kesehatan, yang juga harus

diperhitungkan adalah kerugian financial. Semua penyakit dan efek dari tembakau

kunyah tersebut harus ditanggung dengan uang yang tidak sedikit/banyak, sehingga

jika dihitung secara keseluruhan jumlahnya sungguh luar biasa dan akan lebih baik

jika digunakan untuk kepentingan yang lain yang lebih berguna dan bermanfaat.

2.6. Nikotin Dalam Tubuh Manusia

Nikotin merupakan senyawa organik alkaloid, yang umumnya

terdiri dari Karbon, Hydrogen, Nitrogen dan terkadang juga Oksigen. Senyawa kimia

alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulant terhadap tubuh manusia.

Contoh lain dari senyawa alkaloid ini misalnya, Kafein. Bagi pencinta kopi, tentu

bisa merasakan effek stimulant dari kafein ini ketika meminum secangkir kopi di pagi

hari. Konsentrasi Nikotin biasanya sekitar 5% dari per 100 gram berat tembakau.

Layaknya zat additive lainnya, ada beberapa cara bagi Nikotin untuk terserap

dalam tubuh manusia, yaitu melalui:

1. Kulit

2. Paru-paru

3. Mucous membranes ( mucous membrane misalnya pada bagian dalam mulut,

(37)

Setelah terserap melalui salah satu cara diatas, Nikotin akan masuk ke dalam

system peredaran darah menuju ke otak dan diedarkan ke seluruh system tubuh.

Merokok, atau proses inhalasi, adalah cara yang paling umum dan tercepat bagi

Nikotin untuk terserap dalam darah. Paru-paru kita mengandung banyak alveolus.

Alveolus adalah semacam kantung kecil, tempat terjadinya pertukaran antara udara

kotor dan bersih yang kita hisap. Setelah berada dalam system peredaran darah,

Nikotin dengan cepat akan sampai ke otak, dan bereaksi dengan sel-sel otak sehingga

terciptalah perasaan nyaman tersebut dan menyebabkan ketagihan. Dibutuhkan 5-15

detik setelah setelah hisapan pertama bagi Nikotin untuk bereaksi dalam tubuh (otak)

kita.

2.7. Mekanisme Kerja Nikotin Dalam Tubuh

Saat kita mengkonsumsi tembakau, saat itu juga zat nikotin yang terkandung

di dalamnya meresap ke dalam paru-paru yang kemudian langsung masuk ke dalam

aliran darah untuk seterusnya disirkulasikan menuju otak. Semua ini terjadi dalam

waktu yang sangat cepat. Bukan hanya lewat paru-paru saja nikotin bisa masuk ke

dalam aliran darah. Nikotin juga bisa mencapai aliran darah melalui membran sel

yang terdapat di mulut, di hidung atau bahkan lewat sel kulit.

Molekul nikotin juga berbentuk serupa dengan bentuk neurotransmiter dalam

tubuh manusia yang bernama asetilkholin. Asetilkholin dengan reseptornya bereaksi

dalam berbagai fungsi, diantaranya dalam molekul yang mengatur pergerakan tubuh,

pernapasan, denyut jantung, dan memori. Pasangan ini juga berperan dalam

pelepasan neurotransmiter lainnya dan sel hormon yang berefek pada perasaan hati,

(38)

molekul nikotin ini langsung menyatu dengan reseptor dan bertindak seperti layaknya

sebuah asetilkholin.

Nikotin juga bereaksi di bagian otak yang mengatur pembentukan perasaan

nyaman dan dihargai. Hal ini disebabkan karena perjalanannya di otak, ternyata

nikotin akan bereaksi di bagian otak menempel pada reseptor otak yang bernama α 4

β 2, sehingga merangsang pelepasan neurotransmiter dan melepaskan dopamin yang

memberikan efek fisiologis seperti rasa nikmat, tenang, dan menciptakan perasaan

nyaman dan dihargai pada manusia (Farmakotrapi-Info, 2008).

2.8. Metabolisme dan Ekskresi Nikotin

Nikotin sebagai zat yang paling banyak dikaitkan dengan ketagihan pada

pengkonsumsi tembakau diterima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian

ke jalur adrenergik sehingga membuat perasaan akan merasa lebih tenang, nikmat,

memacu sistem dopaminergik, dan merasa daya pikir lebih cemerlang . Sementara di

jalur adrenergik, zat iniakan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian yang

mengeluarkan neurotransmiter serotonin. Meningkatnya serotonin inilah yang

menyebabkan timbulnya rangsangan rasa senang untuk mencari tembakau lagi.

a. Metabolisme nikotin

Di dalam organ hati, enzyme yang disebut CYP2A6 akan mencerna sekitar

80% nikotin akan menjadi Kotinin.Proses metabolisme Nikotin terjadi juga di dalam

paru-paru. Disini, Nikotin akan diubah menjadi Kotinin dan Nikotin oksida. Kotinin

dapat dikeluarkan melalui urin. Itulah mengapa, urin seorang perokok akan

menimbulkan bau yang sangat tajam. Kotinin memiliki waktu paruh 24 jam. Artinya,

(39)

setengahnya.Nikotin yang tersisa dalam darah, juga akan disaring di dalam ginjal dan

akan dikeluarkan melalui urin.

Tingkat metabolisme Nikotin dalam tubuh tiap individu dapat berbeda satu

sama lain. Seseorang yang memiliki kelainan pada enzyme CYP2A6, akan membuat

organ hati menjadi kurang efektif dalam mencerna Nikotin. Akibatnya, kadar Nikotin

dalam darah masih berada pada level yang tinggi. Pengkonsumsi tembakau dengan

kelainan fungsi enzyme ini, biasanya menggunakan tembakau lebih sedikit namun

merasakan efek Nikotin yang lebih besar dari pada pengguna tembakau lain pada

umumnya.

b. Ekskresi nikotin

Proporsi terbesar sejauh ini dari nikotin dan metabolismenya dikeluarkan dari

dalam tubuh melalui urine. Walaupun nikotin juga terdapat pada keringat, saliva,

kelenjer susu pada wanita. Pada kejadian absorbsi, ekskresi nikotin yang stabil adalah

pH yang tetap, ketika pH rendah (5,5 atau kurang) maka nikotin hampir secara total

terionisasi dan tidak dapat diabsorbsi melalui tubulus ginjal (Mangan, 1984).

2.9. Karakteristik Masyarakat

Dalam pengetahuan tentang kependuduk an dikenal istilah karakteristik

penduduk atau karakteristik masyarakat, yang berpengaruh penting terhadap proses

demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik adalah hal – hal

yang melekat pada diri individu dan yang dapat membedakan individu satu dengan

yang lainnya. Pengidentifikasian dan pemilihan karakteristik-karakteristik yang

(40)

karakteristik yang disajikan mencerminkan suatu kondisi keadaaan dari suatu

masyarakat. Karakteristik masyarakat dikelompokan berdasarkan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan dari suatu masyarakat (Anonimous,

2009).

a. Umur dan Jenis Kelamin

Karakteristik penduduk yang paling penting adalah umur dan jenis kelamin,

atau yang sering juga disebut struktur umur dan jenis kelamin. Dari hasil survai

pendahuluan diketahui bahwa yang menggunakan tembakau kunyah berjenis kelamin

perempuan. Dalam pembahasan demografi pengertian umur adalah umur pada saat

ulang tahun terakhir.

Pengelompokkan penduduk menurut umur dapat digunakan untuk

mengetahui apakah penduduk di suatu wilayah termasuk berstruktur umur muda atau

tua. Penduduk suatu wilayah dianggap penduduk muda apabila penduduk usia

dibawah 15 tahun mencapai sebesar 40 persen atau lebih dari jumlah seluruh

penduduk. Sebaliknya penduduk disebut penduduk tua apabila jumlah penduduk usia

65 tahun keatas diatas 10 persen dari total penduduk (Anonimous, 2009).

Dari hasil survai pendahuluan diketahui bahwa pengguna tembakau kunyah di

Desa Rumah Gerat Kecamaatan BiruBiru berumur diatas 17 tahun dan kebanyakan

dari kalangan ibu rumah tangga

b. Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diperoleh ditandai dengan

adanya ijazah. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

(41)

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian responden.

d. Penghasilan

Penghasilan adalah besarnya pendapatan yang diperoleh dalam keluarga.

Penghasilan dapat berarti juga jumlah uang yang didapat oleh sesorang dari hasil

kerjanya setiap bulan (Notoadmodjo, 2003).Selain penggunaan tembakau sebagai

rokok, di pedesaan juga didominasi pengguna tembakau dalam bentuk suntil sehingga

konsumsi tembakau bagi masyarakat pedesaan seharusnya lebih tinggi dari di

(42)

2.10. Kerangka Konsep

TEMBAKAU KUNYAH

WHO

Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Kadar Nikotin

Pemeriksaan Laboratorium

Karakteristik Masyarakat Pengguna Tembakau Kunyah Umur

Umur mulai menggunakan Tembakau Kunyah

Lama menggunakan Tembakau Kunyah Tingkat Pendidikan Pekerjaan

Penghasilan

Jenis Tembakau Kunyah Banyaknya tembakau yang

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan

desain cross sectional study yang bertujuan untuk melihat gambaran kadar nikotin

pada tembakau kunyah dan karakteristik masyarakat di Desa Rumah Gerat

Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2010.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi pemeriksaan kadar nikotin dilakukan di Laboratorium Kesehatan

Daerah Medan dan lokasi pengambilan sampel untuk mengetahui karakteristik

masyarakat pengguna tembakau kunyah dilakukan di Desa Rumah Gerat Kecamatan

Biru Biru Kabupaten Deli Serdang.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2010.

3.3. Objek Penelitian, Populasi dan Sampel

Objek penelitian ini adalah tembakau kunyah yang dikonsumsi masyarakat

Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang. Semua merek

tembakau kunyah yang dijual di Pasar Tradisional Sibirubiru yakni sebanyak 4 merek

tembakau kunyah. Tembakau yang digunakan masyarakat sebagai tembakau kunyah

yakni terdiri dari merek tembakau jawa, merek tembakau kuning, merek tembakau

(44)

Populasi yang diteliti adalah masyarakat Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru

Biru Kabupaten Deli Serdang yang mengkonsumsi tembakau kunyah. Sampel

penelitian adalah masyarakat Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten

Deli Serdang yang mengkonsumsi tembakau kunyah dengan prediksi bahwa

masyarakat yang menggunakan tembakau kunyah adalah penduduk yang berjenis

kelamin perempuan.

Besar sampel ditentukan dengan rumus penentuan jumlah sampel menurut

Lemeshow (1994), sebagai berikut :

n =

d2 . ( N – 1 ) + Z2 . P ( 1 – P) Z2 . P ( 1 – P ) . N .

Keterangan : N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Galat Pendungaan (0,1)

Z = Tingkat Kepercayaan (95% = 1,960)

P = Proporsi Populasi (0,5)

Berdasarkan data pada survei pendahuluan diketahui bahwa jumlah penduduk

di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli Serdang yang

mengkonsumsi tembakau kunyah sebanyak 232 orang. Maka besar sampel yang akan

diteliti adalah

n =

(45)

n =

0,01 ( 381 – 1 ) + 1,9602 . 0,5 ( 1- 0,5 ) 1,9602 . 0,5 ( 1- 0,5 ) . 232 .

n =

3,8 + 0,9604 3,842 . 0,25 . 232.

n =

4,76 222,836

n = 46, 814 ≈ 47

Maka jumlah sampel yang akan diteliti yakni sebanyak 47 orang.

Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling

pada masyarakat di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Kabupaten Deli

Serdang yang mengkonsumsi tembakau kunyah, berjenis kelamin perempuan.

3.4. Cara Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan di Laboratorium Kesehatan

Daerah Medan yakni data mengenai kadar nikotin pada tembakau kunyah serta

menggunakan kuesioner untuk mengetahui karakteristik masyarakat penggunanya.

3.4.1. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, pengumpulan informasi dari

internet, dan peraturan pemerintah.

3.5. Defenisi Operasional

(46)

1. Tembakau kunyah adalah tembakau non hisap yang di bentuk helaian

panjang dari keseluruhan tembakau, ataupun tembakau yang hanya di robek

kasar dan dikonsumsi dengan menaruh tembakau di mulut.

2. Pemeriksaan laboratorium adalah kegiatan yang dilakukan dengan

menggunakan alat dan cara kerja tertentu didalam suatu ruangan khusus

dengan metode titrasi (ditetes perlahan-lahan).

3. Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirrolidin yang terdapat pada

tembakau rokok yang bersifat adiktif atau dapat mengakibatkan

ketergantungan.

4. Kadar nikotin adalah kandungan nikotin yang terdapat dalam tembakau.

5. Memenuhi syarat kesehatan ialah kadar nikotin dalam tembakau kunyah

tidak melebihi kadar nikotin yang diizinkan yakni 2 mg – 4 mg per hari.

6. Tidak memenuhi syarat ialah kadar nikotin dalam tembakau kunyah

melebihi kadar nikotin yang diizinkan yakni 2 mg – 4 mg per hari.

b. Karakteristik adalah hal – hal yang melekat pada diri responden dan yang dapat

membedakan responden satu dengan yang lainnya.

1. Umur adalah lamanya waktu perjalanan hidup responden yang dihitung sejak

ia lahir sampai pada saat pelaksanaan wawancara, yang dinyatakan dalam

satuan tahun berdasarkan KTP yang dimiliki maupun pernyataan sacara lisan

dari responden. Dikategorikan dalam 5 tahun.

2. Umur mulai menggunakan tembakau kunyah adalah usia responden ketika

(47)

3. Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan oleh

responden, dikategorikan atas:

a. Rendah : tidak sekolah, tidak tamat Sekolah Dasar (SD) dan belum

tamat Sekolah Dasar (SD).

b. Sedang : tamat Sekolah Dasar (SD) dan tamat Sekolah Menengah

Pertama (SMP).

c. Tinggi : tamat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA); tamat

Akademi/Perguruan Tinggi.

4. Pekerjaan adalah sumber mata pencarian responden yang selama ini untuk

menghasilkan uang.

5. Penghasilan adalah besarnya pendapatan atau masukan responden secara rutin

tiap bulannya dari hasil bekerja, dikategorikan atas tidak mempunyai

penghasilan dan sesuai Upah Minimum Propinsi (UMP) Sumatera Utara

tahun 2010 yaitu Rp. 965.000.

6. Jenis tembakau tembakau kunyah adalah merek/nama tembakau kunyah yang

dikonsumsi oleh responden (merek tembakau jawa, merek tembakau kuning,

merek tembakau hijau dan merek tembakau gayo)

7. Gram tembakau yang dikunyah per hari adalah rata – rata banyaknya jumlah

tembakau kunyah dalam gram yang dikonsumsi responden setiap hari.

8. Keluhan kesehatan adalah keluhan responden terhadap kesehatan yang di

timbulkan oleh efek dari mengkonsumsi tembakau kunyah (Mual dan pusing)

(48)

belakang gusi), Leukoplakia(luka putih pad mulut yang dapat menyebabkan

kanker) dan kanker mulut dan pharynx.

3.6. Instrumen Penelitian

3.6.1. Bahan

1. Tembakau kunyah

2. Alkohol

3. NaOH 20%

4. Aquades

5. Metil Jingga

6. Eter

7. Larutan HCl 0,01 N

8. Larutan Na2CO3 0,01 N

3.6.2. Alat

1. Corong Pisah

2. Erlemeyer

3. Water Bath/Penangas Air

4. Buret

5. Mesin Penghalus

6. Timbangan

3.7. Prosedur Penelitian

3.7.1. Standarisasi HCl dengan Larutan Na2CO3 0,01 N

(49)

2. Masukan larutan indikator metil jingga sebanyak 2 tetes.

3. Larutan HCl yang akan ditentukan normalitasnya dimasukan ke dalam

buret.

4. Titrasi larutan Na2CO3 yang berada dalam erlemeyer dengan larutan naku

HCl yang berada dalam buret.

5. Lakukan titrasi dengan perlahan-lahan sambil dikocok sampai warna larutan

yang berada dalam erlemeyer berubah dari warna orange menjadi merah

muda (rose).

6. Catatlah volume titrasi.

3.7.2. Cara Kerja

a. Sampel ditimbang sebanyak 1 gr dan dihaluskan sampai seperti tepung, lalu

dmasukkan kedalam corong pisah.

b. Tambahkan larutan NaOH 20% sebanyak 10 ml, lalu didiamkan selama 5

menit.

c. Kemudian ditambah eter 20 ml dan dikocok hingga merata selama ±15 menit

lalu didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan, kemudian lapisan eternya diambil.

d. Filtrat/lapisan eter tersebut dikumpulkan dan dimasukan kedalam erlemeyer.

e. Lalu uapkan lapisan eter tadi diatas penangas air/water bath sampai kering.

f. Setelah kering tambah 25 ml aquades dan 2 tetes indikator metil jingga.

g. Titrasi dengan larutan HCl 0,01 N secara perlahan-lahan sampai terjadi

perubahan dari warna orange menjadi warna merah jambu (rose).

h. Catatlah volume titrasi.

(50)

Kadar Nikotin =

B

VxN / 0,01x1,6223

Keterangan : V = Volume Titrasi

N = Normalitas dari larutan baku HCl setelah distandarisasi

dengan larutan Na2CO3 0,01 N

B = Berat sampel yang dipakai (gr)

Catatan : 1 ml HCl 0,01 ~ 1,6223 mgr Nikotin

3.9. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium ditabulasi dan disajikan

dalam bentuk tabel, lalu dilakukan analisa data dan dibandingkan dengan konsumsi

kadar nikotin perharinya melalui oral yang yang di izinkan oleh WHO.Sedangkan

data yang telah diperoleh dari kuisioner mengenai karakteristik masyarakat pengguna

rokok lintingan yang telah diperoleh diolah dengan perangkat komputer

menggunakan program SPSS. Data dianalisa secara deskriptif dan hasilnya disajikan

(51)

BAB IV

HASILPENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Rumah Gerat yang memiliki luas 1.350 Ha terdiri dari 6 dusun, yakni

Dusun I Rumah Gerat, Dusun II Kerapat, Dusun III Tanjung Berampu, Dusun IV

Ujung Teran, Dusun V Rumah Galuh Julu, dan Dusun VI Cililis.

4.1.1 Kondisi Geografis

Secara geografis Desa Rumah Gerat merupakan salah satu desa pertanian

karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Tanah Desa

Rumah Gerat tergolong subur dengan hasil pertanian yang melimpah, dimana hasil

pertani unggulan Desa Rumah Gerat diantaranya adalah padi dan buah - buahan.

Batas – batas wilayah Desa Rumah Gerat sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan Desa Kutomulyo

- Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Sibolangit

- Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Namo Rambe

- Sebelah Timur berbatas dengan Desa Sari Laba Jahe

4.1.2 Kondisi Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Rumah Gerat tahun 2010 berdasarkan data dari

Kantor Kepala Desa Rumah Gerat adalah: 1.350 jiwa dengan jumlah Rumah Tangga

(KK): 349 KK. Penyebaran penduduk tidak merata seperti terlihat pada tabel 4.1.2.

(52)

sedangkan daerah yang jumlah penduduknya sedikit adalah Dusun VI Cililis yaitu

123 jiwa.

Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Dusun Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk

Sumber: Profil Desa Rumah Gerat Tahun 2010

4.2 Karakteristik Umum Responden 4.2.1 Umur

Umur responden dalam penelitian ini dikelompokan dalam 5 tahun, dengan

umur terendah 20 tahun dan umur tertinggi > 60 tahun, maka dari 47 responden yang

diteliti diperoleh data hasil sebagai berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

(53)

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa kelompok umur responden terbanyak di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru adalah kelompok umur 25-29 tahun yaitu

sebanyak 18 responden (38,3%).

4.2.2 Pendidikan

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 Rendah (tidak sekolah, tidak tamat

SD,belum tamat SD) 12 25,5

2 Sedang (tamat SD,tamat SMP) 25 53,2

3 Tinggi (tamat SMA, tamat

Akademi/perguruan tinggi) 10 21,3

Total 47 100,0

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa pendidikan responden terbanyak di Desa

Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru adalah sedang (tamat SD,tamat SMP) yaitu

sebanyak 25 responden (53,2%).

4.2.3 Pekerjaan

Berdasarkan data penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai petani. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Pekerjaan Jumlah Persentase

(54)

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa pekerjaan responden di Desa Rumah

Gerat Kecamatan Biru Biru terbanyak adalah petani, yaitu sebanyak 32 responden

(68,1%).

4.2.4 Penghasilan Per Bulan

Berdasarkan data penelitian, sebagian besar responden memiliki penghasilan

setiap bulannya, tetapi ada beberapa responden yang tidak mempunyai penghasilan

setiap bulannya.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

No Penghasilan Per Bulan Jumlah Persentase

1 Tidak Mempunyai Penghasilan 3 6,4

2 < Rp. 965.000 24 51,1

3 ≥ Rp. 965.000 20 42,6

Total 47 100,0

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa penghasilan responden setiap bulannya di

Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru terbanyak adalah <Rp.965.000 yaitu 24

responden (51,1%), yakni masih dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera

Utara yaitu ≥Rp.965.000,- setiap bulannya.

4.2.5 Umur Mulai Mengunyah Tembakau

Responden dalam penelitian ini mengkonsumsi tembakau kunyah mulai dari umur 10 tahun, maka dari 46 responden yang diteliti diperoleh data hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Mulai Mengunyah Tembakau di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010

Gambar

Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan di Desa Rumah Gerat Kecamatan Biru Biru Tahun 2010
Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa umur responden mulai mengunyah
+6

Referensi

Dokumen terkait