• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIVERSIFIKASI TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) MELALUI PRODUK GEL SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN ULKUS DIABETES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DIVERSIFIKASI TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) MELALUI PRODUK GEL SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN ULKUS DIABETES"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Naskah 189

CALL FOR PAPERS PTPN X

PENELITIAN TEMBAKAU JEMBER

DIVERSIFIKASI TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) MELALUI

PRODUK GEL SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER PADA PASIEN ULKUS DIABETES

Diusulkan oleh :

(2)

Naskah 189

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN... i

DAFTAR ISI ... ii

ABSTRAK ... iii

BAB I LATAR BELAKANG ... 1

BAB II DESKRIPSI IDE YANG DIAJUKAN ... 4

2.1 Mekanisme Sintesis Gel Berbahan Dasar Ekstrak Tembakau ... 4

2.2 Mekanisme Kerja Gel Ekstrak Tembakau Sebagai Terapi Komplementer Pada Pasien Ulkus Diebetes ... 6

BAB III DAMPAK INOVASI ... 9

BAB IV PELUANG APLIKATIF ... 11

BAB V KESIMPULAN ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... vi

(3)

Naskah 189

ABSTRAK

Tembakau (Nicotiana tobacum L.) merupakan salah satu komoditi utama

penyumbang pajak di Indonesia sebesar Rp 131 dengan angka produksi

tembakau mencapai 260.183 ton pada tahun 2013 serta nilai rerata konsumsi

sebesar 0,148 kg/kapita/tahun. Tingginya akan konsumsi tembakau

mengakibatkan para produsen me ngimpor 121.218 ton tembakau pada

tahun tersebut. Angka tersebut menunjukkan penurunan jumlah import

tembakau di Indonesiea sebesar 11,79% dibanding tahun 2012. Tingginya

jumlah import tembakau tidak sesuai dengan jenis segmen produk yang

dihasilkan, dengan > 90% diantaranya merupakan rokok. Hal tersebut

memicu dikeluarkannya PP No 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan

yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.

Keluarnya PP tersebut mengakibatkan terkendalinya produksi, distribusi

maupun iklan terkait produk rokok yang hendak dipasarkan di Indonesia.

Oleh sebab itu diperlukannya diversifikasi produk yang mengandung

tembakau yang memiliki nilai ekonomis serta tidak berdampak negative bagi

kesehatan. Tembakau merupakan tumbuhan yang kaya akan metabolit

sekunder meliputi nikotin, solanesol, serta turunan flavonoid dan

poliskarida. Kandungan metabolit sekunder yang terkandung di dalam

tembakau memiliki manfaat sebagai anti-diabetes, anti-mikrobia maupun

anti-luka. Sehingga diperlukan suatu sistem penghantaran yang efektif

terhadap penyembuhan luka diabetes yaitu dalam sediaan gel. Tujuan utama

dari formulasi ekstrak ke dalam bentuk sediaan gel adalah meningkatkan

efektivitas ekstrak tembakau sebagai penutup luka dan inovasi terhadap

(4)

Naskah 189

sediaan yang telah beredar. Keuntungan dari gel dibandingkan dengan

bentuk sediaan topical lainnya diantaranya tidak lengket, mudah mengering,

dan membentuk lapisan film yang tipis sehingga mudah dicuci. Selain itu

formulasi ekstrak tembakau dalam bentuk gel bertujuan memberikan

kemudahan dalam pemakaian terutama pada daerah luka diabetes yang

hampir membusuk. Adanya formulasi dalam bentuk sediaan gel akan

menahan konsistensi ekstrak sehingga akan memberikan efek yang lebih

lama. Adapun formulasi yang digunakan dalam pembuatan gel tembakau

terebut yaitu ekstrak tembakau, karbopol, trietanolamin, natrium

metabisulfit, gliserin dan air sehingga membentuk gel. Mekanisme

penutupan luka diabetes oleh tembakau dipegang penting oleh sintesis

kolagen karena merupakan komponen utama jaringan ikan yang

memfasilitasi regenerasi jaringan lainnya termasuk proses angiogenesis.

Angiogenesis berperan dalam penyediaan suplai nutrisi dan oksigen yang

menstimulasi pembentukan jaringan baru pada faktor pertumbuhan (VEGF).

Faktor perumbuhan yang berperan penting dalam sintesis jaringan kulit baru

yaitu transforming growth factor beta (TGF-ß) yang mengatur fungsi-fungsi

seluler pada semua fase penyembuhan luka baik fase inflamasi, proliferasi

maupun remodeling serta dapat meningkatkan pembentukan jaringan

granulasi dan jaringan kolagen dalam proses penyembuhan luka. Inovasi

diversifikasi tembakau dalam bidang kesehatan sampai saat ini masih belum

banyak dilakukan. Oleh karena itu, untuk memperluas pemanfaatannya, cara

pengolahan dengan menjadikannya sebagai produk adlaah cara yang paling

memungkinkan. Promosi melalui produk kesehatan yang telah

(5)

Naskah 189

terstandarisasi akan lebih banyak diminati oleh berbagai perusahaan farmasi.

Semakin banyak permintaan perusahaan akan produk ini, maka industri

tembakau akan semakin berkembang. Inovasi ini membuka peluang bagi

sektor tembakau untuk semakin dikembangkan. Semakin banyak permintaan

akan gel maka permintaan bahan baku juga akan semakin bertambah. Sektor

pertembakauan akan memiliki semakin banyak relasi kerja yaitu tujuan

dimana produk tembakau akan disalurkan pasca panen.

(6)

Naskah 189

BAB I

LATAR BELAKANG

Tembakau (Nicotiana tobacum L.) merupakan salah satu komoditi utama

penyumbang pajak di Indonesia sebesar Rp 131 (PT Ernest & Young

Indonesia, 2015). Hal tersebut senada dengan tingginya angka produksi

tembakau mencapai 260.183 ton pada tahun 2013 dengan nilai rerata

konsumsi sebesar 0,148 kg/kapita/tahun. Tingginya akan konsumsi tembakau

mengakibatkan para produsen me ngimpor 121.218 ton tembakau pada

tahun tersebut. Angka tersebut menunjukkan penurunan jumlah import

tembakau di Indonesiea sebesar 11,79% dibanding tahun 2012 (KemenPer,

2014).

Tingginya jumlah import tembakau tidak sesuai dengan jenis segmen

produk yang dihasilkan, dengan > 90% diantaranya merupakan rokok. Hal

tersebut memicu dikeluarkannya PP No 109 tahun 2012 tentang pengamanan

bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi

kesehatan. Keluarnya PP tersebut mengakibatkan terkendalinya produksi,

distribusi maupun iklan terkait produk rokok yang hendak dipasarkan di

Indonesia. Oleh sebab itu diperlukannya diversifikasi produk yang

mengandung tembakau yang memiliki nilai ekonomis serta tidak berdampak

negative bagi kesehatan.

Tembakau merupakan tumbuhan yang kaya akan metabolit sekunder

meliputi nikotin (Kazeem ,dkk., 2014), solanesol (Asif dan Kaushik, 2014),

(7)

2

Naskah 189

metabolit sekunder yang terkandung di dalam tembakau memiliki manfaat

sebagai anti-diabetes, anti-mikrobia maupun anti-luka (Kazeem, dkk., 2014;

Xanthoulea, dkk., 2013; Zaidi, dkk., 2012; Ru, dkk., 2012).

Penelitan Ru, dkk (2012) menunjukkan bahwa senyawa flavonoid dan

polisakarida yang terkandung di dalam tembakau efektif dalam menangani

radikal bebas serta berperan sebagai antioksidan kuat. Penelitian lebih lanjut,

menunjukkan bahwa nikotin yang terkandung di dalam tembakau dengan

dosis 200 µg dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri seperi E. coli,

P. aureginoase, dan S. faecalis (Zaidi, dkk., 2012). Kedua penelitian tersebut

memicu Xanthouela, dkk (2014) untuk mengujikan efek nikotin pada kulit

yang terluka dan diperoleh bahwa nikotin dapat menurunkan faktor

pertumbuhan platelet (Platelet Derivate Growth Factors/ PDGF), faktor

pertumbuhan endothelial vascular (Vascular Endothelial Growth Factors/

VEGF), serta TGF-β1 pada kedua makrofag sel sumsum tulang. Penelitian-

penelitian tersebut membuktikan bahwa kandungan flavonoid, polisakarida

serta nikotin yang terkandung di dalam tembakau sangat potensial untuk

memperbaiki sel kulit yang mengalami.

Penelitian Kazeem, dkk (2014) menunjukkan bahwa ekstrak tembakau

sangat potensial dalam menurunkan kadar gula darah pada uji a-Amylase

inhibitory assay dan uji a-Glucosidase inhibitory assay. Hasil menunjukkan

bahwa mekanisme kerja dari tembakau menyerupai metformin yaitu

menurunkan kadar gula post-prandial pada saluran penceranaan melalui

enzim a-Amylase dan a-Glucosidase, serta memperbaiki fungsi dari sel β-

(8)

Naskah 189

memperbaiki luka terutama pada keadaan diabetes. Sehingga diperlukan

suatu sistem penghantaran yang efektif terhadap penyembuhan luka

diabetes.

Gel merupakan salah satu bentuk sediaan obat yang dapat diberikan

secara transdermal melalui kulit (Anief, 1999) yang umumnya digunakan

sebagai terapi penyembuhan luka, seperti pada gel esktrak batang pohon

pisang ambon terhadap penyembuhan luka pada mencit (Prasetyo, dkk.,

2010), gel ekstrak etanol lidah buaya secara topikal terhadap ketebalan epitel

(Yante, 2010) pada penyembuhan luka sayat. Sehingga sediaan gel sangat

potensial digunakan sebagai penghantar dalam penyembuhan luka diabetes.

Oleh sebab itu penulis bermaksud untuk mengembangkan produk gel

(9)

4

BAB II

DESKRIPSI IDE YANG DIAJUKAN

2.1 Mekanisme Sintesis Gel Berbahan Ekstrak Tembakau

Upaya diversifikasi merupakan salah satu upaya yang diterapkan

oleh pemerintah Republik Indonesia dalam mengendalikan lajunya

produksi rokok yang mengandung zat adiktif seperti nikotin. Upaya

diversifikasi tersebut memiliki beberapa dampak negatif bagi industri

rokok, hal tersebut ditunjukkan dengan menurunnya jumlah pabrik

rokok yang pada tahun 2009 mencapai 3.255 perusahan menjadi 600

perusahan pada tahun 2014. Hal tersebut berdampak buruk pada

perekonomian Indonesia terutama pada para pekerja yang harus di-

PHK secara paksa. Padahal, perusahaan rokok tersebut dapat

mendiversifikasikan jenis usaha rokoknya menjadi usaha gel dari

tembakau.

Adapun formulasi yang digunakan dalam pembuatan gel

tembakau terebut yaitu ekstrak tembakau, karbopol, trietanolamin,

natrium metabisulfit, gliserin dan air sehingga membentuk gel.

Karbopol merupakan bahan pembentuk gel yang sifatnya dapat

mengentalkan dan menahan hilangnya zat aktif atau fraksi dari kulit

(Rowe, dkk., 2009). Fungsi gliserin adalah sebagai emolien dan

humektan yang dapat menyebabkan gel terasa lembut dan lembab di

kulit sehingga terasa nyaman dipakai (Voight, 1994). Natrium

metabisulfit merupakan pengawet yang berfungsi mencegah adanya

(10)

Naskah 189

kontaminasi oleh jamur yang diakibatkan adanya kandungan air dalam

jumlah besar pada sediaan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

1995). Trietanolamin (TEA) dalam sediaan gel berfungsi sebagai agen

pengalkalis yang dapat menetralkan sediaan gel yang menjadi asam

akibat penambahan karbopol. Selain itu TEA juga berfungsi sebagai

peningkat konsistensi gel (Rowe, dkk., 2009). Aquades yang digunakan

berfungsi sebagai pelarut dan pembawa sediaan. Karbopol

dikembangkan dengan sebagian aquades panas dikarenakan karbopol

lebih mudah larut dalam air panas. Dimasukkan trietanolamin tetes

demi tetes ke dalam karbopol yang telah dikembangkan (campuran A).

Natrium metabisulfit dilarutkan dalam sebagian gliserin dikarenakan

natrium metabisulfit tersebut lebih mudah larut dalam gliserin.

Kemudian dimasukkan sisa gliserin dan diaduk hingga homogen

(campuran B). selanjutnya digerus sedikit basis (campuran A) ke dalam

lumpang, kemudian dimasukkan ekstrak tembakau dan digerus

homogen. Masukkan sisa basis (campuran A) sedikit demi sedikit

sambil digerus homogen (campuran C). Masukkan campuran B ke

dalam campuran C sambil diaduk.Kemudian masukkan sisa aquades

dan diaduk hingga membentuk massa gel yang homogen (Sari dan

Isadiartuti, 2006).

Tujuan utama dari formulasi ekstrak ke dalam bentuk sediaan gel

adalah meningkatkan efektivitas ekstrak tembakau sebagai penutup

luka dan inovasi terhadap sediaan yang telah beredar. Keuntungan dari

(11)

6

Naskah 189

tidak lengket, mudah mengering, dan membentuk lapisan film yang

tipis sehingga mudah dicuci (Voigt, 1994). Selain itu formulasi ekstrak

tembakau dalam bentuk gel bertujuan memberikan kemudahan dalam

pemakaian terutama pada daerah luka diabetes yang hampir

membusuk. Adanya formulasi dalam bentuk sediaan gel akan menahan

konsistensi ekstrak sehingga akan memberikan efek yang lebih lama.

Menurut Nugraha (2011) fungsi dengan adanya pengubahan ke dalam

bentuk gel yaitu basis yang ada dapat menahan hilangnya konsistensi

ekstrak pada kulit akibat berbagai aktivitas yang dilakukan oleh

pemakai. Dengan demikian, sediaan ekstrak tembakau akan lebih

efektif dan bertahan lebih lama dalam memberikan terapi

penyembuhan terutama terhadap bakteri S. aureus dan P. aureginosae.

Selain itu, formulasi dalam bentuk gel akan membuat sediaan lebih

mudah diterima bagi konsumen, sehingga enak untuk digunakan

karena sediaan farmasi untuk penyembuh luka harus mudah diterima

pasien dan mudah untuk digunakan bagi semua kalangan.

2.2 Mekanisme Kerja Gel Esktrak Tembakau Sebagai Terapi

Komplementer Pada Pasien Ulkus Diebets

Tembakau merupakan tanaman yang umumnya hanya digunakan

sebagai bahan dasar pembuatan rokok karena mengandung nikotin.

Namun, selain digunakan sebagai zat adisi pada rokok, nikotin juga

(12)

Naskah 189

akan nikotin, tembakau juga mengandung metabolit sekunder seperti

flavonoid dan polisakarida.

Gambar 1. Struktur Nikotin

Nikotin (Gambar 1) yang terkandung di dalam tembakau secara

farmakologi dapat merangsang migrasi, proliferasi dan pembentukan

sel-sel endothelial yang termasuk ke dalam proses angiogenesis.

Nikotin diduga mengaktivasi endotel nitrit oksida sintase dan

melepaskan prostasiklin di dalam sel-sel endotelial. Selain itu, nikotin

diketahui dapat menginduksi perubahan-perubahan hormone

pertumbuhan seperti FEGV dan TGF. Lebih lanjut bahwa nikotin dan

turunannya memiliki efek yang baik pada peluruhan plak-plak

arteroskleoris serta tumor. Terdapat juga nAChRs (endothelial nicotinic

acetylcholine receptors) yaitu suatu reseptor yang akan terikan pada ligan

pada proses proliferasi sehingga akan mempercepat proses

penyembuhan luka yang terjadi pasca mengalami luka terutama pada

(13)

8

Naskah 189

Gambar 2. Struktur Flavonoid

Flavonoid (Gambar 2) serta polisakarida yang terkandung di

dalam ekstrak tembakau memengaruhi faktor pertumbuhan (VEGF)

dan TGFß-1 di daerah luka yang mendorong fibroblas menghasilkan

matriks ekstraseluler (EM) pada daerah yang mengalami luka dan

meningkatkan sekresi kolagen. Ketiga senyawa yang terkandung di

dalam esktrak tembakau menunjukkan bahwa tembakau sangat

potensialuntuk digunakan dalam terapi penanganan luka diabetes.

Ekstrak tembakau juga memiliki aktivitas sebagai anti-mikrobia

yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang terkandung di

dalam luka pasien diabetes seperti P. aureginoase. Efek dari

penghambatan pertumbuhan bakteri pada pasien luka diabetes dapat

mempercepat penyembuhan pasien. Hal tersebut disebabkan karena

bakteri pada luka diabetes mengakibatkan luka menjadi lebih lama

mongering, sehingga dengan menghambat pertumbuhan bakteri

mengakibatkan luka menajdi lebih cepat mongering dan meminimalisir

potensi untuk diamputasi.

Mekanisme penutupan luka diabetes oleh tembakau dipegang

(14)

Naskah 189

jaringan ikan yang memfasilitasi regenerasi jaringan lainnya termasuk

proses angiogenesis. Angiogenesis berperan dalam penyediaan suplai

nutrisi dan oksigen yang menstimulasi pembentukan jaringan baru

pada faktor pertumbuhan (VEGF). Faktor perumbuhan yang berperan

penting dalam sintesis jaringan kulit baru yaitu transforming growth

factor beta (TGF-ß) yang mengatur fungsi-fungsi seluler pada semua fase

penyembuhan luka baik fase inflamasi, proliferasi maupun remodeling

serta dapat meningkatkan pembentukan jaringan granulasi dan jaringan

(15)

10

BAB III

DAMPAK INOVASI

Produk gel sebagai terapi komplementer pasien ulkus diabetes akan

memberi berbagai dampak positif dalam beberapa sektor seperti industri

tembakau mentah, industri olahan tembakau dalam bentuk gel, petani

tembakau, masyarakat pengguna produk, serta kesehatan. Bagi industri

tembakau, permintaan akan tembakau akan semakin meningkat dan

berujung pada penambahan pemasukan keuangan industri tersebut. Semakin

banyak permintaan, negara akan semakin memperhatikan kebutuhan

produksi. Tidak menutup kemungkinan, perusahaan lain akan semakin

banyak menanamkan modal usahanya.

Tercetusnya produk gel ini akan membuka peluang dibangunnya

industri baru yaitu khusus pengolahan gel sebagai terapi komplementer.

Dengan adanya industri baru ini, masyarakat akan lebih banyak dibutuhkan

sebagai tenaga kerja. Tentunya industri akan bekerjasama dengan dinas

kesehatan dn pemerintah. Bila seluruh prosedur berjalan dengan baik,

harapannya adalah masalah ulkus diabetes yang merupakan masalah serius

bagi penderita diabetes dapat teratasi.

Inovasi diversifikasi tembakau dalam bidang kesehatan sampai saat ini

masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, untuk memperluas

pemanfaatannya, cara pengolahan dengan menjadikannya sebagai produk

adlaah cara yang paling memungkinkan. Promosi melalui produk kesehatan

yang telah terstandarisasi akan lebih banyak diminati oleh berbagai

(16)

11

Naskah 189

perusahaan farmasi. Semakin banyak permintaan perusahaan akan produk

ini, maka industri tembakau akan semakin berkembang. Sampai saat ini

industri tembakau sangat erat kaitannya dengan industri rokok. Oleh sebab

itu, andaikata industri rokok akan dibatasi oleh pemerintah, industri

tembakau akan tetap berjalan karena kebutuhan akan tembakau tidak hanya

ditujukan kepada industri rokok, namun juga industri farmasi dnegan

mengolahnya menjadi gel terapi ulkus diabetes.

Hal ini tentu lebih berdampak baik bagi masyarakat karena jumlah

penderita ulkus diabetes yang semakin meningkat. Selain itu, terapi

tambahan maupun komplementer akan sangat dibutuhkan sebagai perbaikan

(17)

Naskah 189 12

BAB IV

PELUANG APLIKATIF

Inovasi terbaru dalam pemanfaatan daun tembakau sebagai bahan

dasar pembuatan gel terapi komplementer pasien ulkus diabetes merupakan

inovasi alternatif dan aplikatif bagi masyarakat. Tenaga kesehatan tentunya

akan sangat terbantu dengan adanya regimen terapi yang potensial sebagai

pelengkap terapi yang selama ini diberikan kepada pasien, karena

keberhasilan capaian bagi tenaga kesehatan adalah kesembuhan dan

kesejahteraan pasien. Oleh sebab itu, untuk merealisasikan inovasi ini,

diperlukan suatu kerjasama dari pihak produsen tembakau dengan tenaga

ahli kefarmasian dalam membuat formulasi gel hingga kerjasama dengan

dinas kesehatan yang akan mengesahkan suatu produk terapi baru.

Inovasi ini membuka peluang bagi sektor tembakau untuk semakin

dikembangkan. Semakin banyak permintaan akan gel maka permintaan

bahan baku juga akan semakin bertambah. Sektor pertembakauan akan

memiliki semakin banyak relasi kerja yaitu tujuan dimana produk tembakau

(18)

Naskah 189

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi masalah dan ide yang telah dipaparkan, maka

dapat disimpulkan bahwa diversifikasi tembakau yang diolah menjadi gel

terapi bagi penderita ulkus diabetes berpotensi untuk dikembangkan dan

direalisasikan mengingat angkat penderita ulkus diabetes yang besar. Selain

itu, terapi ini juga dibutuhkan karena kandungan tembakau telah terbukti

mampu memperbaiki jaringan luka ulkus diabetes. Bila produk terus

dibutuhkan, maka industri tembakau akan tetap terus berjalan dan

berkembang, yaitu tidak hanya dalam bidang industri rokok, namun juga

(19)

Naskah 189

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 1999. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Asif, Mohammad dan Sunil K. 2014. A Mini Review of Solanesol : A

Trisesquiterpenoid Alcohol of Nicotiana tabacum. International Jpurnal of

Current Pharmaceutical Sciences, 1(1).

Jacobi, Johannes., dkk. 2002. Nicotine Accelerates Angiogenesis and Wound

Healing in Genetically Diabetic Mice. American Journal of Pathology,

161(1).

Kazeem, Mutiu Idowu., dkk. 2014. In Vitro Study on The Hypoglycemic

Potential of Nicotiana tabacum Leaf Extracts. Bangladesh J. Pharmacol,

9(2014).

Kementerian Pertanian. 2014. Outlook Komoditi Tembakau.

Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan

yang Menganduk Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi

Kesehatan.

Prasetyo, Bayu Febram., I. Wientarsih dan B.P. Priosoeryanto. 2010. Aktivitas

Sediaan Gel Ekstrak Batang Pohon Pisang Ambon dalam Proses

Penyembuhan Luka pada Mencit. Jurnal Veteriner: 11(2): 70-73.

PT Ernst & Young Indonesia. 2015. Kajian Singkat Potensi Dampak Ekonomi

Industri Rokok di Indonesia.

(20)

Naskah 189

Ru, Qiao-Mei., dkk. 2012. In Vitro Antioxidant Properties of Flavonoids and

Polysaccharides Extract from Tobacco (Nicotiana tabacum L.) Leaves.

Molecules, 17.

Sari, R. dan Isadiartuti, D. 2006. Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan

Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.). Majalah Farmasi Indonesia: 17(4): 163-

169.

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah: Soendani, Noerono.

Edisi kelima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Xanthoulea, Sofia., dkk. 2013. Nicotine effect on inflammatory and growth

factor responses in murine cutaneous wound healing. International

Immunopharmacology, 17(2013).

Zaidi, Muhammad Idrees., dkk. 2012. Antibacetial Activities of Nicotine And

Its Zinc Complex. African Journal of Microbiology Research, 6(24).

Gambar

Gambar 1. Struktur Nikotin
Gambar 2. Struktur Flavonoid

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian kascing pada media tanam kangkung darat adalah lebih baik dari pada tanpa

FORMAT LAPORAN

Rasa aman ini dapat dirasakan bila antara jalur sepeda dengan jalur kendaraan bermotor terpisah secara fisik, jalur sepeda yang mulus tidak banyak lubang,

Sebutkan strategi umum perusahaan dan jelaskan bagaimana kita akan mengimplementasikannya dalam program bisnis yang efektif.Tentukan apakah strategi kita didasarkan teknologi

Indonesianto, Y., 2005, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik Pertambangan – FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta.. Saifuddin, A., 2014, “Metode Penelitian”, Pustaka

Pada 12 Mei, Trump harus memutuskan apakah akan menunda atau memberlakukan sanksi terhadap ekspor minyak Iran. Namun, pemberlakuan sanksi akan mengancam kesepakatan

Oleh hal demikian, kajian seterusnya boleh mengaplikasikan Teori Metafora RUM dan Metafora Konsepsi bagi unsur yang lain dan digabungkan dengan unsur flora dan fauna bagi