• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Radiografis Cemento Ossifying Fibroma Pada Mandibula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Radiografis Cemento Ossifying Fibroma Pada Mandibula"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN RADIOGRAFI

CEMENTO OSSIFYING

FIBROMA

PADA MANDIBULA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi

Oleh :

CHANDRA PH PANDIANGAN 080600113

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Radiologi Dental

Tahun 2012

Chandra PH Pandiangan

GAMBARAN RADIOGRAFIS CEMENTO OSSIFYING FIBROMA PADA

MANDIBULA

vii+ 24 halaman

Cemento Ossifying Fibroma merupakan suatu neoplasma fibro osseus

benigna yang tumbuh lambat mengenai tulang, bersifat asimtomatik dan sering

ditemukan pada dekade kedua dan keempat dari kehidupan, biasanya terjadi pada

penderita usia muda.

Secara radiografi Cemento Ossifying Fibroma terlihat berupa lesi

unilokular dan multilokular yang berbatas jelas. Terdapat tiga pola batas dari

gambaran radiografi Cemento Ossifying Fibroma yaitu gambaran lesi tanpa batas

sklerotik, gambaran lesi dengan batas sklerotik, dan lesi dengan batas tidak jelas.

Cemento Ossifying Fibroma mempunyai massa berkapsul sehingga mudah

dipisahkan dari tulang normal sekitarnya. Perawatan dilakukan dengan cermat

berdasarkan pemeriksaan klinis, biopsi dan radiografis sebagai pemeriksaan

penunjang sehingga diagnosa yang tepat dapat ditegakkan dan memperkecil

timbulnya keadaan patologis di kemudian hari.

(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan

Di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 16 Mei 2012

Pembimbing : Tanda Tangan

Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., Sp.RKG(K) ...

(4)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji

Pada tanggal 21 Mei 2012

TIM PENGUJI

KETUA : Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., Sp.RKG(K)

ANGGOTA : 1. Drg. H. Amrin Thahir

2. Drg. Cek Dara Manja, Sp.RKG

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., Sp.RKG(K) selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., P.hD Sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan kepada penulis sejak awal semester kuliah di FKG USU.

3. Seluruh staf pengajar FKG USU khususnya di Departemen Radiografi Dental yang telah memberikan ilmu dan bimbingan di Bidang Kedokteran Gigi.

4. Teristimewa kepada ibunda tercinta dan ayahanda yang telah memberikan kasih sayang, didikan, dan doa serta dukungan baik moril maupun materil .

5. Semua sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satuper satu.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 21 Mei 2012

Penulis,

(Chandra PH Pandiangan)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN. ...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI. ...

KATA PENGANTAR. ... iv

DAFTAR ISI. ... v

DAFTAR GAMBAR. ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN. ... 1

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, DAN DIAGNOSA CEMENTO OSSIFYINGFIBROMA. ... 4

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI CEMENTO OSSIFYING FIBROMA. ... 12

BAB 4 LAPORAN KASUS 4.1 Kasus. ... 16

4.2 Pemeriksaan Klinis. ... 16

4.3 Pemeriksaan Radiografi... 17

4.4 Pemeriksaan Histopatologi. ... 18

4.4.1 Temuan Makroskopis. ... 18

4.4.2 Temuan Mikroskopis ... 19

4.5 Kasus. ... 20

BAB 5 KESIMPULAN... 21

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambaran ekstra oral berupa pembengkakan pada regio bukal kiri

mandibula dan menyebabkan wajah asimetris ... 7

2. Gambaran mikroskopis menunjukkan adanya batas perifer dan

kapsul pada Cemento Ossifying Fibroma ... 8

3. Struktur lamelar tulang terkonsentrasi menyerupai badan

Psammoma dikelilingi jaringan tulang trabekular dan stroma

fibrous…… ... 9

4. A. Stroma dari proliferasi fibroblas dengan kelompok materi

sementum. B. Proliferasi sel yang berbentuk spindel dengan

berbagai bentuk dari trabekula tulang menunjukkan, osteoblastik

yang melingkar pada sekeliling trabekula ... 9

5. Gambar 5. A. Radiografi Periapikal, B. radiografi True Oklusal

dan C. Radiografi Panoramik Cemento Ossifying Fibroma. ... 12

6. Gambaran radiografi Panoramik Cemento Ossifying Fibroma

pada mandibula ... 13

7. CT Scan foto menunjukkan lesi juga ekspansi kearah bukal dan

lingual dengan bentuk tulang trabekular terlihat jelas dalam lesi,

korteks bukal mengalami erosi dan menjadi sangat tipis ... 14

8. Gambaran panoramik yang menunjukkan lesi tidak beraturan, lesi

menunjukkan batas jelas dan tampak area dengan bintik-bintik

radiolusen ini menandakan peningkatan kalsifikasi dari tumor ... 15

9. A. Gambaran klinis sebelum perawatan , B. intra oral ... 16

10. A. Gambaran panoramic sebelum perawatan, B,C. gambaran CT

Scan memperlihatkan perluasan lesi ... 17

11. A. Spesimen segar, B,C.Spesimen setelah di awetkan dengan

formalin……… ... 18

12. A. Jaringan fibroselular mengandung trabekula dengan tulang

(8)

terperangkap, C. Multinukleasi sel berinti raksasa pada stroma

fibroblast… ... 19

13. A. Gambaran Orthopantomograph setelah perawatan, B.

gambaran postoperatif pasien... 20

(9)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Radiologi Dental

Tahun 2012

Chandra PH Pandiangan

GAMBARAN RADIOGRAFIS CEMENTO OSSIFYING FIBROMA PADA

MANDIBULA

vii+ 24 halaman

Cemento Ossifying Fibroma merupakan suatu neoplasma fibro osseus

benigna yang tumbuh lambat mengenai tulang, bersifat asimtomatik dan sering

ditemukan pada dekade kedua dan keempat dari kehidupan, biasanya terjadi pada

penderita usia muda.

Secara radiografi Cemento Ossifying Fibroma terlihat berupa lesi

unilokular dan multilokular yang berbatas jelas. Terdapat tiga pola batas dari

gambaran radiografi Cemento Ossifying Fibroma yaitu gambaran lesi tanpa batas

sklerotik, gambaran lesi dengan batas sklerotik, dan lesi dengan batas tidak jelas.

Cemento Ossifying Fibroma mempunyai massa berkapsul sehingga mudah

dipisahkan dari tulang normal sekitarnya. Perawatan dilakukan dengan cermat

berdasarkan pemeriksaan klinis, biopsi dan radiografis sebagai pemeriksaan

penunjang sehingga diagnosa yang tepat dapat ditegakkan dan memperkecil

timbulnya keadaan patologis di kemudian hari.

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

Tumor merupakan suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal, tidak

terkendali, dan tidak berguna bagi tubuh. Pada garis besarnya tumor dapat dibagi

atas dua bagian besar yaitu: tumor ganas dan tumor jinak. Tumor ganas

mempunyai pertumbuhan yang cepat dan infiltratif kedalam jaringan induknya,

dapat mengikuti pembuluh limfe atau pembuluh darah dan bersifat metastase yaitu

dapat tumbuh ditempat lain yang jauh dari tempat induknya, contoh dari tumor ini

antara lain: osteosarkoma, fibrosarkoma, khondrosarkoma, limphosarkoma,

liposarkoma dll. Tumor jinak mempunyai ciri-ciri pertumbuhan yang lambat, pada

tumor ini dijumpai adanya kapsul, tumbuh secara ekspansif dan tidak

bermetastase, contoh dari tumor ini: osteoma, miksoma, ameloblastoma, Cemento

Ossifying Fibroma.1,2

Cemento Ossifying Fibroma pada tulang rahang pertama kali dilaporkan

pada tahun 1865 di Inggris. Secara umum terdiri dari jaringan fibrous yang

memiliki campuran dari trabekula tulang dan sementum. Para ahli menyatakan

bahwa Cemento Ossifying Fibroma adalah suatu proses neoplastik yang jarang

ditemukan dan berasal dari elemen-elemen yang terdapat didalam jaringan

periodontal. Sebagai reaksi terhadap berbagai rangsangan yang terjadi pada sel

jaringan periodontal, maka jaringan periodontal akan memproduksi lesi yang

terdiri dari sementum, tulang lamelar, jaringan fibrous atau kombinasi ketiganya.3

Cemento Ossifying Fibroma ini bisa timbul dari setiap bagian tulang wajah

(11)

Ossifying Fibroma timbul pada regio kepala dan leher terutama pada mandibula

dan maksila. Lesi ini biasanya lebih banyak ditemukan di daerah mandibula

daripada maksila. Urutan prevalensi lokasi Cemento Ossifying Fibroma adalah

posterior mandibula (61%), anterior mandibula (17%), posterior maksila (15%),

dan anterior maksila (7%) 4,17

Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma tanpa disertai rasa sakit,

pertumbuhannya lambat pada rahang, dan biasanya terjadi pada dekade kedua dan

keempat. Jenis tumor ini banyak dijumpai pada wanita dibandingkan dengan pria.

Sebagian besar Cemento Ossifying Fibroma terdapat pada regio premolar-molar

dan tampak lebih agresif pada penderita usia muda.4,5

Secara klinis, radiografis dan gambaran histopatologis tidak sulit untuk

menegakkan diagnosa Cemento Ossifying Fibroma, tetapi pembesaran tumor ini

dapat menunjukkan variasi dalam bentuk neoplastiknya. Karena itu sangat penting

untuk memperkirakan bentuk tumor ketika akan direncanakan suatu tindakan

bedah yang tujuannya untuk mengeliminasi tumor secara menyeluruh dan

mencegah kembalinya tumor, dan pada waktu yang sama tindakan ini dapat

mengembalikan estetis dan gangguan fungsional pada pasien.5

Penatalaksanaan Cemento Ossifying Fibroma tergantung hasil

pemeriksaan klinis, histopatologis dan radiografis dari aktifitas kerusakan tulang.

Cemento Ossifying Fibroma dapat dirawat dengan bedah enukleasi atau kuretase

karena lesi ini mempunyai massa berkapsul sehingga dapat dipisahkan dengan

mudah dari tulang normal sekitarnya. Bahkan meskipun Cemento Ossifying

Fibroma mencapai ukuran besar, dapat dipisahkan dari jaringan sekitarnya

(12)

dengan pemasangan kawat (kirschner wire), bridging plate atau dengan

autoplantasi dari tulang iga atau tulang pinggul.1,3,5,6

Skripsi ini akan membahas tentang pengertian, etiologi, diagnosa,

diagnosa banding, gambaran histopatologis, gambaran klinis, dan gambaran

(13)

BAB 2

PENGERTIAN, ETIOLOGI, DIAGNOSA DAN DIAGNOSA BANDING

CEMENTO OSSIFYING FIBROMA

2.1 Definisi

Cemento Ossifying Fibroma adalah salah satu bentuk neoplasma

fibro-osseus benigna yang terdiri dari sel tulang yang abnormal dan sementum dalam

jaringan ikat fibrovaskuler. Sebelumnya lesi ini diklasifikasikan atas dua bentuk

yang berbeda tergantung tulang atau sementum dilihat berdasarkan produk

kalsifikasi yang lebih dominan. Pemeriksaan histologis pada jaringan kalsifikasi

yang menunjukkan trabekula tidak beraturan pada susunan tulang dinamakan

dengan Ossifying Fibroma. Hasil dari gambaran histologis juga menunjukkan

adanya kemiripan dengan Fibrous Dysplasia, tetapi terdapat gambaran lain berupa

kapsul jaringan lunak pada bagian perifer yang tidak terlihat pada Fibrous

Dysplasia. Ketika kalsifikasi yang lebih dominan adalah sementum maka

dinamakan dengan Cementifying Fibroma. Akan tetapi, jika pemeriksaan

mikroskopis dari Ossifying Fibroma dan Cementifying Fibroma menunjukkan

hasil yang sama dan keduanya dikombinasikan dalam satu penyakit yang

dinamakan Cemento Ossifying Fibroma.7

Selama perkembangannya Cemento Ossifying Fibroma menunjukkan tiga

tahap yang berbeda. Pada tahap awal osteolytic stage, tumor ini hanya terdiri dari

jaringan seluler dan tidak terdapat materi kalsifikasi. Gambaran ini menunjukkan

sementum yang immature dan tampak gambaran radiolusen. Pada tahap kedua

(14)

fibrous, terkalsifikasi dan menunjukkan gambaran radiopak. Pada tahap akhir,

mature inactive stage semua massa terkalsifikasi dan berkapsul.8

Cemento Ossifying Fibroma sering menunjukkan variasi dalam gambaran

klinis, radiografis, dan histopatologis. Sebagian besar lesi ini tumbuh lambat dan

tidak teridentifikasi oleh pasien hingga menimbulkan bengkak pada wajah,

sementara pada beberapa kasus lainnya Cemento Ossifying Fibroma bisa tumbuh

dengan cepat dan menimbulkan gejala. Perawatan bedah yang inadekuat bisa

menyebabkan rekuren, karena itu diagnosis dan rencana perawatan yang tepat

dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik.5

2.2 Etiologi

Banyak pendapat mengenai etiologi dari Cemento Ossifying Fibroma. Ada

yang menyatakan kalau Cemento Ossifying Fibroma ini diperkirakan berasal dari

jaringan ikat periodontal, berupa lapisan jaringan ikat fibrous yang mengelilingi

akar gigi. Jaringan ikat fibrous ini akan memproduksi lesi yang terdiri dari tulang

dan sementum.3,6

Hipotesis Barnier menyatakan bahwa etiopatogenesis dari Cemento

Ossifying Fibroma pada tulang mungkin disebabkan oleh iritasi (seperti

pencabutan gigi) dapat mengaktifkan produksi jaringan baru dari sisa membran

periodontal. Trauma seperti pencabutan gigi dapat menyebabkan sisa jaringan

periodontal melekat pada dinding alveolus yang bisa bertindak sebagai awal dari

perkembangan Cemento Ossifying Fibroma.9,10,11

Brademan dkk juga menjelaskan bahwa jaringan periodontal yang ektopik

berdiferensiasi dari sel mesenkim primitif pada tulang petrous yang mungkin

(15)

daerah ini dan trauma seperti whiplash (benturan yang keras) mungkin merupakan

salah satu faktor yang menginduksi proliferasi Cemento Ossifying Fibroma.6

2.3 Diagnosa

Cemento Ossifying Fibroma merupakan lesi yang jarang dijumpai. Dalam

penentuan diagnosis definitif membutuhkan gambaran klinis, radiografi, dan

histopatologis yang akurat sehingga penatalaksanaannya sesuai indikasi.

Bagaimanapun tumor ini mempunyai variasi dalam bentuk dan sifat

neoplastiknya, karena itu sangat penting untuk memperkirakan bentuk tumor

ketika akan direncanakan suatu tindakan bedah yang tujuannya untuk

mengeliminasi tumor secara menyeluruh dan mencegah kembalinya tumor.

Tindakan ini dapat mengembalikan estetis dan menghilangkan gangguan

fungsional pada pasien.5

2.3.1 Pemeriksaan Kinis

Cemento Ossifying Fibroma sering ditemukan pada dekade kedua

dan keempat dari kehidupan. Lesi ini biasanya dapat terjadi pada penderita dari

berbagai usia tetapi biasanya ditemukan pada usia dewasa muda. Beberapa

laporan kasus lain menyatakan Cemento Ossifying Fibroma terjadi pada rentang

usia 30-40 tahun. 5,7,8,12

Beberapa laporan penelitian Cemento Ossifying Fibroma lebih dominan

terjadi pada wanita dibanding pria. Perbandingan antara wanita dengan pria

5:1.Ada juga yang menyatakan dengan perbandingan 2:1. Sebagian besar lesi

(16)

Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma tanpa disertai rasa sakit,

pertumbuhannya lambat pada rahang dimana pergeseran gigi merupakan

gambaran klinis awal dari Cemento Ossifying Fibroma. Jika tumor ini timbul pada

anak-anak disebut dengan Juvenile Aggressive Cemento Ossifying Fibroma

dimana terlihat pada usia muda, lebih agresif secara klinis, dan lebih vaskular

pada pemeriksaan patologis. Secara umum Cemento Ossifying Fibroma bersifat

asimtomatis dan dapat menyebabkan wajah asimetris.4,5,9,13

Gambar 1. Gambaran ekstra oral berupa pembengkakan pada regio bukal kiri mandibula dan menyebabkan wajah asimetris.5

Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma memiliki batas yang jelas dari

sekeliling tulang dan akan terus tumbuh besar dengan lambat sampai dihilangkan

dengan bedah. Lesi ini sering diabaikan oleh pasien sampai pertumbuhannya

(17)

Cemento Ossifying Fibroma pada mandibula menunjukkan perluasan

pembengkakan ke arah bukal dengan tulang daerah lingual yang normal. Hal ini

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapp dkk, yang menyatakan

bahwa Cemento Ossifying Fibroma sering ditandai dengan ekspansi tulang ke

arah bukal dan lingual.5

2.3.2 Pemeriksaan Histopatologis

Cemento Ossifying Fibroma dikarakteristikkan sebagai lesi yang memiliki

batas jelas dan berkapsul. Kapsul ini terdiri dari jaringan fibrous yang sangat

seluler dengan trabekula yang menyebar pada tulang.4,12

Gambar 2. Gambaran mikroskopis menunjukkan adanya batas perifer dan kapsul pada cemento ossifying fibroma.4

Stroma fibroblastik dengan struktur tulang menyerupai badan psammoma

(seperti pasir) dikelilingi jaringan tulang trabekular dan stroma fibrous merupakan

karakteristik mikroskopik dari lesi ini. Material-material yang termineralisasi

terdiri dari lengkung tulang yang aselular atau tulang dengan sel yang

(18)

Gambar 3. Struktur lamelar tulang terkonsentrasi

menyerupai badan psammoma dikelilingi

jaringan tulang trabekular dan stroma fibrous.8

Gambaran makroskopis tumor ini adalah penggantian tulang normal oleh

suatu matriks jaringan ikat jinak dengan jumlah zat mineral yang bervariasi.

Terdapat beberapa variasi dalam gambaran mikroskopis tumor ini. Temuan

mikroskopis ini mencerminkan temuan radiografi. Lesi yang lebih radiolusen

terdiri dari sel jaringan ikat fibrous, yang sering berbentuk pola melingkar. Serat

kolagen sering ditemukan tidak beraturan, meskipun pola melingkar yang sama

mungkin terlihat.5

Gambar 4. A. Stroma dari proliferasi fibroblas dengan kelompok materi sementum . B. Proliferasi sel yang berbentuk spindel dengan berbagai bentuk dari trabekula tulang menunjukkan, osteoblastik yang melingkar pada sekeliling trabekula.5

(19)

Sifat jaringan keras umumnya cukup bervariasi pada suatu tumor serta

antara lesi-lesi lainnya. Trabekula yang tidak beraturan pada susunan tulang atau

tulang lamelar dengan osteoblast yang melingkar adalah yang paling dominan

tercatat pada tumor ini dan berbentuk retikular. Pola tambahan dari material yang

terkalsifikasi termasuk kecil, oval hingga globular, deposit basofilik dan

anastomosis trabekula material yang menyerupai sementum. Variasi ini pada

bentuk jaringan keras tidak ada bedanya dengan gambaran klinis tumor.

Pengenalan struktur ini penting dalam penetapan diagnosa. Osteoblast jelas atau

mungkin tidak jelas pada tepi deposit tulang. Biasanya terdapat sebuah zona luar

yang tipis dari jaringan ikat fibrous yang memisahkan jaringan fibro-osseous dari

tulang normal disekitarnya.5

2.4 Diagnosa Banding

Diagnosa banding dari Cemento Ossifying Fibroma meliputi lesi dengan

struktur internal berupa campuran radiopak dan radiolusen. Cukup sulit

membedakan lesi ini dengan Fibrous Dysplasia. Cemento Ossifying Fibroma

berbatas jelas dan memiliki jaringan ikat kapsul dan korteks, sedangkan Fibrous

Dysplasia tidak berbatas jelas dengan tulang sekitar. Fibrous Dysplasia jarang

menyebabkan resorpsi akar dan mengekspansi tulang yamg masih sama dengan

morfologi normal. Struktur internal dari Fibrous Dysplasia biasanya homogen dan

menunjukkan sedikit variasi.7,9

Lesi lain yang secara klinis menyerupai Cemento Ossifying Fibroma

adalah Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor. Tumor ini biasanya terjadi pada

umur 8-92 tahun dengan rata-rata umur 40 tahun. Calcifying Epithelial

(20)

Ossifying Fibroma secara umum terlihat pada anterior molar. Calcifying

Epithelial Odontogenic Tumor secara umum juga berhubungan dengan tidak

(21)

BAB 3

GAMBARAN RADIOGRAFI CEMENTO OSSIFYING FIBROMA

Pemeriksaan radiografi sangat penting dalam mendiagnosa Cemento

Ossifying Fibroma karena sering diperlukan untuk membedakannya dengan lesi

fibro-osseous lainnya. Berbagai teknik foto ronsen dapat dilakukan tergantung

lokasi Cemento Ossifying Fibroma. Radiografi periapikal dan panoramik dapat

digunakan untuk semua kasus Cemento Ossifying Fibroma. Pada kasus-kasus

Cemento Ossifying Fibroma mandibula, digunakan teknik True occlusal,

sedangkan untuk Cemento Ossifying Fibroma yang berlokasi di regio anterior

kedua rahang digunakan teknik Oblique anterior. Occipitomental dan Lateral

sinus view digunakan untuk kasus-kasus yang melibatkan antrum maksila.5,18

Gambar 5. A. Radiografi Periapikal, B. Radiografi True Oklusal dan

C. Radiografi Panoramik Cemento Ossifying Fibroma.17

A B

(22)

Cemento Ossifying Fibroma terlihat berupa lesi unilokular atau

multilokular yang berbatas jelas. Terdapat 3 pola batas dari gambaran radiografi

Cemento Ossifying Fibroma yaitu gambaran lesi tanpa batas sklerotik, gambaran

lesi dengan batas sklerotik, dan lesi dengan batas tidak jelas.5,18

Kematangan lesi akan menentukan derajat radiopak. Pada tahap awal lesi

menunjukkan gambaran radiolusen yang sempurna dan pada lesi yang sudah

matang terlihat gambaran radiopak yang sempurna.12,13

Gambar 6. Gambaran radiografi Panoramik Cemento ossifiying fibroma pada mandibula.9

Seperti yang terlihat pada Gambar 6 terdapat area campuran radiopak dan

radiolusen yang berbatas jelas pada regio 46 sampai 48 dengan ukuran lesi 6 cm x

4 cm. Mulai dari gigi 46 ke 48 ( secara antero-posterior) dan dari servikal gigi 47

dan 48 ke bagian bawah mandibula ( secara superior-inferior). Terlihat juga

resorbsi akar gigi 46, pergeseran gigi 48 ke distal dan penipisan tulang

(23)

Salah satu gambaran diagnostik yang penting dari Cemento Ossifying

Fibroma adalah bahwa terdapat suatu pola pertumbuhan sentrifugal. Oleh karena

itu lesi tumbuh dengan ekspansi yang sama pada semua arah dan terlihat sebagai

sebuah massa tumor yang bulat.5

Gambar 7. CT Scan foto menunjukkan lesi juga ekspansi kearah bukal dan lingual dengan bentuk tulang trabekular terlihat jelas dalam lesi, korteks bukal mengalami erosi dan menjadi sangat tipis.12

Efek Cemento Ossifying Fibroma terhadap struktur sekitarnya antara lain:

perubahan posisi gigi, dapat terjadi resorpsi akar, dan hilangnya lamina dura. Lesi

ini dapat juga menyebabkan perubahan letak kanalis alveolaris inferior dan lantai

(24)

Gambar 8. Gambaran panoramik yang menunjukkan lesi tidak beraturan, lesi menunjukkan batas jelas dan tampak area dengan bintik-bintik radiolusen ini menandakan peningkatan kalsifikasi dari tumor. 5

Gambaran radiografi yang dilaporkan dalam literatur bervariasi. Pada

penelitian yang dilakukan McDonald-jankowski DS, kebanyakan dijumpai lesi

campuran dengan batas jelas, sedangkan Sciuba dan Youni dengan gambaran

radiolusen. Alasan perbedaan ini mungkin rata-rata usia yang lebih muda

dibanding pada penelitian McDonald-jankowski DS. Studi pada usia yang

termuda memiliki proporsi lesi dengan tingkat radiolusensi lebih tinggi,

sedangkan pada penelitian McDonald-jankowski DS dengan usia tertua terlihat

tingkat radiolusensi paling rendah. Gambaran radiolusen yang utuh hanya terlihat

pada kasus-kasus yang lebih muda. Klasifikasi akan meningkat sesuai

(25)

BAB 4

LAPORAN KASUS

4.1 Kasus

Seorang wanita ( 17 tahun) dilaporkan mengeluh karena pembengkakan

pada sisi kiri wajahnya. Pembengkakan telah berlangsung selama dua bulan.

Tidak menimbulkan gejala tetapi ukurannya membesar dengan cepat dan pada

akhirnya di sertai dengan rasa sakit. Tidak ada perawatan yang telah dilakukan

sebelumnya pada lokasi lesi. 10

4.2 Pemeriksaan Klinis

Pasien umumnya sehat tapi pada pemeriksaan ekstraoral terlihat jelas

wajah tidak simetris, pembengkakan tulang yang tidak lunak pada daerah kiri

mandibula (Gambar 9A). Kulit diatasnya masih utuh. Pada pemeriksaan intraoral,

pembengkakan tulang dimulai dari daerah incisivus lateral hingga ke daerah molar

3 dengan perluasan ke arah bukal dan lingual. Oklusi baik tetapi premolar kiri

bawah dan molar 1 mobiliti derajat 1. Mukosa oral diatasnya menunjukkan sedikit

ulkus dan semua gigi vital. 10

(26)

4.3 Pemeriksaan Radiografi

Pemeriksaan radiografi menunjukkan lesi unilokular dengan ukuran 60mm

x 40mm dan terlihat setengah radiopak. Terdapat tanda-tanda resorbsi akar pada

premolar, molar 1 dan molar 2, pergeseran dari gigi, dan erosi pada bagian bawah

korteks mandibula. Terdapat sebuah gigi berlebih yang terpendam di antara akar

premolar (Gambar 10A). Pada gambaran CT scan terlihat perluasan massa yang

besar mulai dari sudut kiri mandibula sampai daerah kanan kaninus. Dasar korteks

mandibula teresorbsi (Gambar 10B dan 10C). 10

Gambar 10. A. Gambaran panoramic sebelum perawatan, B,C.

(27)

4.4 Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan cara pengambilan spesimen

dengan tehnik Segmental mandibulectomy secara intraoral, pembedahan diperluas

mulai dari bagian kiri mandibula sampai ke daerah kanan parasymphyseal.

Spesimen hasil bedah di ajukan untuk pemeriksaan histologis. Pasien didiagnosa

menderita Agggresive Cemento ossifiying fibroma. 10

4.4.1 Temuan Makroskopis

Dari pemeriksaan spesimen hasil mandibulektomi (Gambar 11A) diketahui

ukuran dari massa tumor ini adalah 10 cm x 5 cm x 5 cm. kortikal bukal

mengalami resorbsi pada daerah anterior, massa tumor berkapsul. 10

(28)

4.4.2 Temuan Mikroskopis

Pemeriksaan histologis dari lesi ini didapat bahwa sebagian lesi

fibro-osseus berkapsul ini mengandung proliferasi selular yang padat yang berbentuk

gumpalan hingga bentuk polyhedral dengan susunan fibroblast dengan pola

tertentu. Beberapa area terdapat potongan fasikula sel. Area lain juga

menunjukkan trabekula tulang dan material seperti osteoid (Gambar 12A). Pada

material terkalsifikasi terlihat variasi kumpulan osteoblas (Gambar 12B). Pada

bagian perifer terjadi resorbsi pada tulang yang dikelilingi kelompok sel dengan

inti raksasa (Gambar 12C). 10

(29)

4.5 Perawatan

Perawatan yang dilakukan adalah Pengangkatan massa tumor dan

rekonstruksi dari mandibula. Rekonstruksi ini dilakukan dengan pemasangan Plat

Titanium (Gambar 13A). Penampilan pasien setelah perawatan sangat memuaskan

(Gambar 13B). 10

(30)

BAB 5

KESIMPULAN

Cemento Ossifying Fibroma adalah salah satu neoplasma fibro-osseus

benigna yang terdiri dari sel tulang yang abnormal dan sementum dalam jaringan

fibrous. Cemento Ossifying Fibroma sering menunjukkan variasi dalam gambaran

klinis, radiografis, dan histopatologis. Sebagian besar lesi ini tumbuh lambat dan

tidak teridentifikasi oleh pasien hingga menimbulkan bengkak pada wajah,

sementara itu pada beberapa kasus lainnya Cemento Ossifying Fibroma bisa

tumbuh dengan cepat dan menimbulkan gejala.

Faktor etiologi dari Cemento Ossifying Fibroma belum jelas, Namun

beberapa ahli mengemukakan bahwa kemungkinan berhubungan dengan trauma,

iritasi lokal yang kronis, infeksi, faktor herediter dan penggunaan obat-obatan.

Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma tanpa disertai rasa sakit,

pertumbuhannya lambat pada rahang dimana pergeseran gigi merupakan

gambaran klinis awal dari Cemento Ossifying Fibroma. Secara umum Cemento

Ossifying Fibroma bersifat asimtomatis dan dapat menyebabkan wajah asimetris.

Bagaimanapun lesi ini sering diabaikan oleh pasien sampai pertumbuhannya

menyebabkan pembengkakan dan kecacatan dari wajah.

Dari pemeriksaan histologis lesi ini dikarakteristikkan sebagai lesi yang

memiliki batas jelas dan berkapsul. Kapsul ini terdiri dari jaringan fibrous yang

sangat seluler dengan trabekula yang menyebar pada tulang. Stroma fibroblastik

dengan struktur tulang menyerupai badan psammoma dikelilingi jaringan tulang

(31)

Secara radiografi Cemento Ossifying Fibroma terlihat berupa lesi

unilokular dan multilokular yang berbatas jelas. Terdapat tiga pola batas dari

gambaran radiografi Cemento Ossifying Fibroma yaitu gambaran lesi tanpa batas

sklerotik, gambaran lesi dengan batas sklerotik, dan lesi dengan batas tidak jelas.

Cemento Ossifying Fibroma dapat dirawat dengan pengangkatan massa

tumor karena secara klinis tumor ini memiliki batas jelas dan berkapsul sehingga

dapat dipisahkan dengan mudah dari tulang normal sekitar. Untuk rekonstruksi

(32)

DAFTAR PUSTAKA

1. Tjiptono TR, Harahap S, Arnus S, Osmani S. Ilmu bedah mulut. edisi VI.

Medan: FKG USU, 1989: 249, 252, 271, 272.

2. Gaillard F. Cemento ossifying fibroma. 2010

<http://radiopaedia.org/cases/cemento-ossifying-fibroma> ( 11 November

2011 ).

3. Widiyanti E. Penatalaksanaan cemento ossifying fibroma mandibula

dengan enukleasi dan pemasangan bridging plate. Maj Ked Gi 2009;

16(1): 51-6.

4. Ong AH, Siar CH. Cemento-ossyfying fibroma with mandibular fracture.

Case report in young patient. Aus Den J 1998; 43: 229-33.

5. Kamadjaja DB. Cemento ossifying fibroma of the jaws. Den J majalah

kedokteran gigi 2009; 42: 164-71.

6. Jung SL, Choi KH, Park YH, Song HC, Kwon MS. Cemento-ossifying

fibroma presenting as a mass of the parapharingeal and masticator

space. Am J Neuroradial 1999; 20: 1744-6.

7. White SC, Pharoah MJ. Oral radiology principles and interpretation fifth

edition. United States: Mosby, 2004: 498-501.

8. Chuang MC, Nieh S, Wang HW. Cemento-ossifying fibroma of the

spheno-ethmoid sinus with compressive optic neuropathy. J Med Sci

2004; 24: 145-8.

9. Jayachandran S, Sachdeva S. Cemento-ossifying fibroma of mandible:

(33)

10.Hemavathy S, Roy Swaty. Case report Aggresive ossifiyig fibroma

presenting as extensive mandibular swelling. Indian J Den 2011; 2(3)

:107-12.

11.Longobardi G, Pagano I, Sisalli U, Foresti M, Poddi V. Case report

exstraosseus cemento-ossifying fibroma of the cheek. Sholarly research

exchange 2009: 1-3.

12.Dalghous A, Alkhabuli JO. Cemento-ossifuing fibroma occurring in an

elderly patient. A case report and a review of literature. Libyan J med

2006: 95-98

13.Anonymous. Cemento-ossifying fibroma. . 2010.

14.Malathi N, Radhika T, Thamizhchelvan H, Ravindran C, Ramkumar S.

Case report Psammomatoid juvenile ossifiying fibroma of the jaws.

PUBMED 2011; 15(3): 326-329.

15.Foss RD, Fielding CG. Juvenile Psammomatoid ossifiying fibroma.

PUBMED 2007; 1(1): 33-34.

16.Solomon MC, Khandelwal Suneet, Raghu AR, S Carnelio.

Psammomatoid juvenile ossifiying fibroma of the Mandible – A

Histochemical Insight. The Internet Journal Of Dental Science 2009; 7(2).

17.Sarwar HG, Jindal MK, Ahmad SS. Cemento ossifying fibroma-a rare

case. J ind soc pedo and prev dent 2008;26:126-43

18.McDonald-jankowski DS. Cemento-ossifying fibroma of the jaws in

Gambar

Gambar 1. Gambaran ekstra oral berupa pembengkakan pada regio bukal kiri mandibula dan menyebabkan wajah asimetris.5
Gambar 2. Gambaran mikroskopis menunjukkan adanya batas perifer dan kapsul pada cemento ossifying fibroma.4
Gambar 4. A. S troma dari proliferasi fibroblas dengan kelompok materi sementum . B. Proliferasi sel yang berbentuk spindel dengan berbagai bentuk dari trabekula tulang menunjukkan, osteoblastik yang melingkar  pada sekeliling trabekula.5
Gambar 5. A. Radiografi Periapikal, B. Radiografi True Oklusal dan           C. Radiografi Panoramik Cemento Ossifying Fibroma.17
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran keberhasilan pati rasa pada anestesi lokal blok mandibula metode Fischer di Klinik Bedah Mulut RSGMP USU selama 1 bulan adalah sebanyak 60 tindakan berhasil terjadi

Pada pasien hepatoma dengan lesi soliter, ukuran kurang dari 5 cm, tidak invasi. ke vaskuler, dan batas pembedahan bebas dari tumor kurang dari 1cm,

quantum learning dengan lebih jelas.. Gracy Okrani Maya Sumarni Purba : Gambaran Penerapan Quantum Learning Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009. d)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara letak lesi infark cerebri pada gambaran CT Scan kepala penderita stroke terhadap gangguan ekstremitas kontralateral

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hasil pemeriksaan sputum Basil Tahan Asam (BTA) dengan gambaran luas lesi radiologi pada pasien

Gambaran histologi jaringan hati normal tampak di kelompok kontrol positif (Gambar 2A) 42 hari yang diberikan akuades sedangkan di kelompok kontrol negatif (Gambar 2B),

Tumor otak merupakan lesi intrakranial yang sangat mungkin dapat menyebabkan perubahan gambaran EEG. Gambaran EEG pada tumor otak dapat berupa gelombang non epileptiform

Secara klinis diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan lesi kulit khas pada bayi baru lahir yang mengikuti garis Blaschko dengan gambaran histopatologis