GAMBARAN RADIOGRAFI
CEMENTO OSSIFYING
FIBROMA
PADA MANDIBULA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi
Oleh :
CHANDRA PH PANDIANGAN 080600113
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Radiologi Dental
Tahun 2012
Chandra PH Pandiangan
GAMBARAN RADIOGRAFIS CEMENTO OSSIFYING FIBROMA PADA
MANDIBULA
vii+ 24 halaman
Cemento Ossifying Fibroma merupakan suatu neoplasma fibro osseus
benigna yang tumbuh lambat mengenai tulang, bersifat asimtomatik dan sering
ditemukan pada dekade kedua dan keempat dari kehidupan, biasanya terjadi pada
penderita usia muda.
Secara radiografi Cemento Ossifying Fibroma terlihat berupa lesi
unilokular dan multilokular yang berbatas jelas. Terdapat tiga pola batas dari
gambaran radiografi Cemento Ossifying Fibroma yaitu gambaran lesi tanpa batas
sklerotik, gambaran lesi dengan batas sklerotik, dan lesi dengan batas tidak jelas.
Cemento Ossifying Fibroma mempunyai massa berkapsul sehingga mudah
dipisahkan dari tulang normal sekitarnya. Perawatan dilakukan dengan cermat
berdasarkan pemeriksaan klinis, biopsi dan radiografis sebagai pemeriksaan
penunjang sehingga diagnosa yang tepat dapat ditegakkan dan memperkecil
timbulnya keadaan patologis di kemudian hari.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan
Di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 16 Mei 2012
Pembimbing : Tanda Tangan
Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., Sp.RKG(K) ...
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji
Pada tanggal 21 Mei 2012
TIM PENGUJI
KETUA : Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., Sp.RKG(K)
ANGGOTA : 1. Drg. H. Amrin Thahir
2. Drg. Cek Dara Manja, Sp.RKG
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., Sp.RKG(K) selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Sondang Pintauli, drg., P.hD Sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan kepada penulis sejak awal semester kuliah di FKG USU.
3. Seluruh staf pengajar FKG USU khususnya di Departemen Radiografi Dental yang telah memberikan ilmu dan bimbingan di Bidang Kedokteran Gigi.
4. Teristimewa kepada ibunda tercinta dan ayahanda yang telah memberikan kasih sayang, didikan, dan doa serta dukungan baik moril maupun materil .
5. Semua sahabat penulis yang tidak bisa disebutkan satuper satu.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.
Medan, 21 Mei 2012
Penulis,
(Chandra PH Pandiangan)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN. ...
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI. ...
KATA PENGANTAR. ... iv
DAFTAR ISI. ... v
DAFTAR GAMBAR. ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN. ... 1
BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, DAN DIAGNOSA CEMENTO OSSIFYINGFIBROMA. ... 4
BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI CEMENTO OSSIFYING FIBROMA. ... 12
BAB 4 LAPORAN KASUS 4.1 Kasus. ... 16
4.2 Pemeriksaan Klinis. ... 16
4.3 Pemeriksaan Radiografi... 17
4.4 Pemeriksaan Histopatologi. ... 18
4.4.1 Temuan Makroskopis. ... 18
4.4.2 Temuan Mikroskopis ... 19
4.5 Kasus. ... 20
BAB 5 KESIMPULAN... 21
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambaran ekstra oral berupa pembengkakan pada regio bukal kiri
mandibula dan menyebabkan wajah asimetris ... 7
2. Gambaran mikroskopis menunjukkan adanya batas perifer dan
kapsul pada Cemento Ossifying Fibroma ... 8
3. Struktur lamelar tulang terkonsentrasi menyerupai badan
Psammoma dikelilingi jaringan tulang trabekular dan stroma
fibrous…… ... 9
4. A. Stroma dari proliferasi fibroblas dengan kelompok materi
sementum. B. Proliferasi sel yang berbentuk spindel dengan
berbagai bentuk dari trabekula tulang menunjukkan, osteoblastik
yang melingkar pada sekeliling trabekula ... 9
5. Gambar 5. A. Radiografi Periapikal, B. radiografi True Oklusal
dan C. Radiografi Panoramik Cemento Ossifying Fibroma. ... 12
6. Gambaran radiografi Panoramik Cemento Ossifying Fibroma
pada mandibula ... 13
7. CT Scan foto menunjukkan lesi juga ekspansi kearah bukal dan
lingual dengan bentuk tulang trabekular terlihat jelas dalam lesi,
korteks bukal mengalami erosi dan menjadi sangat tipis ... 14
8. Gambaran panoramik yang menunjukkan lesi tidak beraturan, lesi
menunjukkan batas jelas dan tampak area dengan bintik-bintik
radiolusen ini menandakan peningkatan kalsifikasi dari tumor ... 15
9. A. Gambaran klinis sebelum perawatan , B. intra oral ... 16
10. A. Gambaran panoramic sebelum perawatan, B,C. gambaran CT
Scan memperlihatkan perluasan lesi ... 17
11. A. Spesimen segar, B,C.Spesimen setelah di awetkan dengan
formalin……… ... 18
12. A. Jaringan fibroselular mengandung trabekula dengan tulang
terperangkap, C. Multinukleasi sel berinti raksasa pada stroma
fibroblast… ... 19
13. A. Gambaran Orthopantomograph setelah perawatan, B.
gambaran postoperatif pasien... 20
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Radiologi Dental
Tahun 2012
Chandra PH Pandiangan
GAMBARAN RADIOGRAFIS CEMENTO OSSIFYING FIBROMA PADA
MANDIBULA
vii+ 24 halaman
Cemento Ossifying Fibroma merupakan suatu neoplasma fibro osseus
benigna yang tumbuh lambat mengenai tulang, bersifat asimtomatik dan sering
ditemukan pada dekade kedua dan keempat dari kehidupan, biasanya terjadi pada
penderita usia muda.
Secara radiografi Cemento Ossifying Fibroma terlihat berupa lesi
unilokular dan multilokular yang berbatas jelas. Terdapat tiga pola batas dari
gambaran radiografi Cemento Ossifying Fibroma yaitu gambaran lesi tanpa batas
sklerotik, gambaran lesi dengan batas sklerotik, dan lesi dengan batas tidak jelas.
Cemento Ossifying Fibroma mempunyai massa berkapsul sehingga mudah
dipisahkan dari tulang normal sekitarnya. Perawatan dilakukan dengan cermat
berdasarkan pemeriksaan klinis, biopsi dan radiografis sebagai pemeriksaan
penunjang sehingga diagnosa yang tepat dapat ditegakkan dan memperkecil
timbulnya keadaan patologis di kemudian hari.
BAB 1
PENDAHULUAN
Tumor merupakan suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal, tidak
terkendali, dan tidak berguna bagi tubuh. Pada garis besarnya tumor dapat dibagi
atas dua bagian besar yaitu: tumor ganas dan tumor jinak. Tumor ganas
mempunyai pertumbuhan yang cepat dan infiltratif kedalam jaringan induknya,
dapat mengikuti pembuluh limfe atau pembuluh darah dan bersifat metastase yaitu
dapat tumbuh ditempat lain yang jauh dari tempat induknya, contoh dari tumor ini
antara lain: osteosarkoma, fibrosarkoma, khondrosarkoma, limphosarkoma,
liposarkoma dll. Tumor jinak mempunyai ciri-ciri pertumbuhan yang lambat, pada
tumor ini dijumpai adanya kapsul, tumbuh secara ekspansif dan tidak
bermetastase, contoh dari tumor ini: osteoma, miksoma, ameloblastoma, Cemento
Ossifying Fibroma.1,2
Cemento Ossifying Fibroma pada tulang rahang pertama kali dilaporkan
pada tahun 1865 di Inggris. Secara umum terdiri dari jaringan fibrous yang
memiliki campuran dari trabekula tulang dan sementum. Para ahli menyatakan
bahwa Cemento Ossifying Fibroma adalah suatu proses neoplastik yang jarang
ditemukan dan berasal dari elemen-elemen yang terdapat didalam jaringan
periodontal. Sebagai reaksi terhadap berbagai rangsangan yang terjadi pada sel
jaringan periodontal, maka jaringan periodontal akan memproduksi lesi yang
terdiri dari sementum, tulang lamelar, jaringan fibrous atau kombinasi ketiganya.3
Cemento Ossifying Fibroma ini bisa timbul dari setiap bagian tulang wajah
Ossifying Fibroma timbul pada regio kepala dan leher terutama pada mandibula
dan maksila. Lesi ini biasanya lebih banyak ditemukan di daerah mandibula
daripada maksila. Urutan prevalensi lokasi Cemento Ossifying Fibroma adalah
posterior mandibula (61%), anterior mandibula (17%), posterior maksila (15%),
dan anterior maksila (7%) 4,17
Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma tanpa disertai rasa sakit,
pertumbuhannya lambat pada rahang, dan biasanya terjadi pada dekade kedua dan
keempat. Jenis tumor ini banyak dijumpai pada wanita dibandingkan dengan pria.
Sebagian besar Cemento Ossifying Fibroma terdapat pada regio premolar-molar
dan tampak lebih agresif pada penderita usia muda.4,5
Secara klinis, radiografis dan gambaran histopatologis tidak sulit untuk
menegakkan diagnosa Cemento Ossifying Fibroma, tetapi pembesaran tumor ini
dapat menunjukkan variasi dalam bentuk neoplastiknya. Karena itu sangat penting
untuk memperkirakan bentuk tumor ketika akan direncanakan suatu tindakan
bedah yang tujuannya untuk mengeliminasi tumor secara menyeluruh dan
mencegah kembalinya tumor, dan pada waktu yang sama tindakan ini dapat
mengembalikan estetis dan gangguan fungsional pada pasien.5
Penatalaksanaan Cemento Ossifying Fibroma tergantung hasil
pemeriksaan klinis, histopatologis dan radiografis dari aktifitas kerusakan tulang.
Cemento Ossifying Fibroma dapat dirawat dengan bedah enukleasi atau kuretase
karena lesi ini mempunyai massa berkapsul sehingga dapat dipisahkan dengan
mudah dari tulang normal sekitarnya. Bahkan meskipun Cemento Ossifying
Fibroma mencapai ukuran besar, dapat dipisahkan dari jaringan sekitarnya
dengan pemasangan kawat (kirschner wire), bridging plate atau dengan
autoplantasi dari tulang iga atau tulang pinggul.1,3,5,6
Skripsi ini akan membahas tentang pengertian, etiologi, diagnosa,
diagnosa banding, gambaran histopatologis, gambaran klinis, dan gambaran
BAB 2
PENGERTIAN, ETIOLOGI, DIAGNOSA DAN DIAGNOSA BANDING
CEMENTO OSSIFYING FIBROMA
2.1 Definisi
Cemento Ossifying Fibroma adalah salah satu bentuk neoplasma
fibro-osseus benigna yang terdiri dari sel tulang yang abnormal dan sementum dalam
jaringan ikat fibrovaskuler. Sebelumnya lesi ini diklasifikasikan atas dua bentuk
yang berbeda tergantung tulang atau sementum dilihat berdasarkan produk
kalsifikasi yang lebih dominan. Pemeriksaan histologis pada jaringan kalsifikasi
yang menunjukkan trabekula tidak beraturan pada susunan tulang dinamakan
dengan Ossifying Fibroma. Hasil dari gambaran histologis juga menunjukkan
adanya kemiripan dengan Fibrous Dysplasia, tetapi terdapat gambaran lain berupa
kapsul jaringan lunak pada bagian perifer yang tidak terlihat pada Fibrous
Dysplasia. Ketika kalsifikasi yang lebih dominan adalah sementum maka
dinamakan dengan Cementifying Fibroma. Akan tetapi, jika pemeriksaan
mikroskopis dari Ossifying Fibroma dan Cementifying Fibroma menunjukkan
hasil yang sama dan keduanya dikombinasikan dalam satu penyakit yang
dinamakan Cemento Ossifying Fibroma.7
Selama perkembangannya Cemento Ossifying Fibroma menunjukkan tiga
tahap yang berbeda. Pada tahap awal osteolytic stage, tumor ini hanya terdiri dari
jaringan seluler dan tidak terdapat materi kalsifikasi. Gambaran ini menunjukkan
sementum yang immature dan tampak gambaran radiolusen. Pada tahap kedua
fibrous, terkalsifikasi dan menunjukkan gambaran radiopak. Pada tahap akhir,
mature inactive stage semua massa terkalsifikasi dan berkapsul.8
Cemento Ossifying Fibroma sering menunjukkan variasi dalam gambaran
klinis, radiografis, dan histopatologis. Sebagian besar lesi ini tumbuh lambat dan
tidak teridentifikasi oleh pasien hingga menimbulkan bengkak pada wajah,
sementara pada beberapa kasus lainnya Cemento Ossifying Fibroma bisa tumbuh
dengan cepat dan menimbulkan gejala. Perawatan bedah yang inadekuat bisa
menyebabkan rekuren, karena itu diagnosis dan rencana perawatan yang tepat
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik.5
2.2 Etiologi
Banyak pendapat mengenai etiologi dari Cemento Ossifying Fibroma. Ada
yang menyatakan kalau Cemento Ossifying Fibroma ini diperkirakan berasal dari
jaringan ikat periodontal, berupa lapisan jaringan ikat fibrous yang mengelilingi
akar gigi. Jaringan ikat fibrous ini akan memproduksi lesi yang terdiri dari tulang
dan sementum.3,6
Hipotesis Barnier menyatakan bahwa etiopatogenesis dari Cemento
Ossifying Fibroma pada tulang mungkin disebabkan oleh iritasi (seperti
pencabutan gigi) dapat mengaktifkan produksi jaringan baru dari sisa membran
periodontal. Trauma seperti pencabutan gigi dapat menyebabkan sisa jaringan
periodontal melekat pada dinding alveolus yang bisa bertindak sebagai awal dari
perkembangan Cemento Ossifying Fibroma.9,10,11
Brademan dkk juga menjelaskan bahwa jaringan periodontal yang ektopik
berdiferensiasi dari sel mesenkim primitif pada tulang petrous yang mungkin
daerah ini dan trauma seperti whiplash (benturan yang keras) mungkin merupakan
salah satu faktor yang menginduksi proliferasi Cemento Ossifying Fibroma.6
2.3 Diagnosa
Cemento Ossifying Fibroma merupakan lesi yang jarang dijumpai. Dalam
penentuan diagnosis definitif membutuhkan gambaran klinis, radiografi, dan
histopatologis yang akurat sehingga penatalaksanaannya sesuai indikasi.
Bagaimanapun tumor ini mempunyai variasi dalam bentuk dan sifat
neoplastiknya, karena itu sangat penting untuk memperkirakan bentuk tumor
ketika akan direncanakan suatu tindakan bedah yang tujuannya untuk
mengeliminasi tumor secara menyeluruh dan mencegah kembalinya tumor.
Tindakan ini dapat mengembalikan estetis dan menghilangkan gangguan
fungsional pada pasien.5
2.3.1 Pemeriksaan Kinis
Cemento Ossifying Fibroma sering ditemukan pada dekade kedua
dan keempat dari kehidupan. Lesi ini biasanya dapat terjadi pada penderita dari
berbagai usia tetapi biasanya ditemukan pada usia dewasa muda. Beberapa
laporan kasus lain menyatakan Cemento Ossifying Fibroma terjadi pada rentang
usia 30-40 tahun. 5,7,8,12
Beberapa laporan penelitian Cemento Ossifying Fibroma lebih dominan
terjadi pada wanita dibanding pria. Perbandingan antara wanita dengan pria
5:1.Ada juga yang menyatakan dengan perbandingan 2:1. Sebagian besar lesi
Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma tanpa disertai rasa sakit,
pertumbuhannya lambat pada rahang dimana pergeseran gigi merupakan
gambaran klinis awal dari Cemento Ossifying Fibroma. Jika tumor ini timbul pada
anak-anak disebut dengan Juvenile Aggressive Cemento Ossifying Fibroma
dimana terlihat pada usia muda, lebih agresif secara klinis, dan lebih vaskular
pada pemeriksaan patologis. Secara umum Cemento Ossifying Fibroma bersifat
asimtomatis dan dapat menyebabkan wajah asimetris.4,5,9,13
Gambar 1. Gambaran ekstra oral berupa pembengkakan pada regio bukal kiri mandibula dan menyebabkan wajah asimetris.5
Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma memiliki batas yang jelas dari
sekeliling tulang dan akan terus tumbuh besar dengan lambat sampai dihilangkan
dengan bedah. Lesi ini sering diabaikan oleh pasien sampai pertumbuhannya
Cemento Ossifying Fibroma pada mandibula menunjukkan perluasan
pembengkakan ke arah bukal dengan tulang daerah lingual yang normal. Hal ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapp dkk, yang menyatakan
bahwa Cemento Ossifying Fibroma sering ditandai dengan ekspansi tulang ke
arah bukal dan lingual.5
2.3.2 Pemeriksaan Histopatologis
Cemento Ossifying Fibroma dikarakteristikkan sebagai lesi yang memiliki
batas jelas dan berkapsul. Kapsul ini terdiri dari jaringan fibrous yang sangat
seluler dengan trabekula yang menyebar pada tulang.4,12
Gambar 2. Gambaran mikroskopis menunjukkan adanya batas perifer dan kapsul pada cemento ossifying fibroma.4
Stroma fibroblastik dengan struktur tulang menyerupai badan psammoma
(seperti pasir) dikelilingi jaringan tulang trabekular dan stroma fibrous merupakan
karakteristik mikroskopik dari lesi ini. Material-material yang termineralisasi
terdiri dari lengkung tulang yang aselular atau tulang dengan sel yang
Gambar 3. Struktur lamelar tulang terkonsentrasi
menyerupai badan psammoma dikelilingi
jaringan tulang trabekular dan stroma fibrous.8
Gambaran makroskopis tumor ini adalah penggantian tulang normal oleh
suatu matriks jaringan ikat jinak dengan jumlah zat mineral yang bervariasi.
Terdapat beberapa variasi dalam gambaran mikroskopis tumor ini. Temuan
mikroskopis ini mencerminkan temuan radiografi. Lesi yang lebih radiolusen
terdiri dari sel jaringan ikat fibrous, yang sering berbentuk pola melingkar. Serat
kolagen sering ditemukan tidak beraturan, meskipun pola melingkar yang sama
mungkin terlihat.5
Gambar 4. A. Stroma dari proliferasi fibroblas dengan kelompok materi sementum . B. Proliferasi sel yang berbentuk spindel dengan berbagai bentuk dari trabekula tulang menunjukkan, osteoblastik yang melingkar pada sekeliling trabekula.5
Sifat jaringan keras umumnya cukup bervariasi pada suatu tumor serta
antara lesi-lesi lainnya. Trabekula yang tidak beraturan pada susunan tulang atau
tulang lamelar dengan osteoblast yang melingkar adalah yang paling dominan
tercatat pada tumor ini dan berbentuk retikular. Pola tambahan dari material yang
terkalsifikasi termasuk kecil, oval hingga globular, deposit basofilik dan
anastomosis trabekula material yang menyerupai sementum. Variasi ini pada
bentuk jaringan keras tidak ada bedanya dengan gambaran klinis tumor.
Pengenalan struktur ini penting dalam penetapan diagnosa. Osteoblast jelas atau
mungkin tidak jelas pada tepi deposit tulang. Biasanya terdapat sebuah zona luar
yang tipis dari jaringan ikat fibrous yang memisahkan jaringan fibro-osseous dari
tulang normal disekitarnya.5
2.4 Diagnosa Banding
Diagnosa banding dari Cemento Ossifying Fibroma meliputi lesi dengan
struktur internal berupa campuran radiopak dan radiolusen. Cukup sulit
membedakan lesi ini dengan Fibrous Dysplasia. Cemento Ossifying Fibroma
berbatas jelas dan memiliki jaringan ikat kapsul dan korteks, sedangkan Fibrous
Dysplasia tidak berbatas jelas dengan tulang sekitar. Fibrous Dysplasia jarang
menyebabkan resorpsi akar dan mengekspansi tulang yamg masih sama dengan
morfologi normal. Struktur internal dari Fibrous Dysplasia biasanya homogen dan
menunjukkan sedikit variasi.7,9
Lesi lain yang secara klinis menyerupai Cemento Ossifying Fibroma
adalah Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor. Tumor ini biasanya terjadi pada
umur 8-92 tahun dengan rata-rata umur 40 tahun. Calcifying Epithelial
Ossifying Fibroma secara umum terlihat pada anterior molar. Calcifying
Epithelial Odontogenic Tumor secara umum juga berhubungan dengan tidak
BAB 3
GAMBARAN RADIOGRAFI CEMENTO OSSIFYING FIBROMA
Pemeriksaan radiografi sangat penting dalam mendiagnosa Cemento
Ossifying Fibroma karena sering diperlukan untuk membedakannya dengan lesi
fibro-osseous lainnya. Berbagai teknik foto ronsen dapat dilakukan tergantung
lokasi Cemento Ossifying Fibroma. Radiografi periapikal dan panoramik dapat
digunakan untuk semua kasus Cemento Ossifying Fibroma. Pada kasus-kasus
Cemento Ossifying Fibroma mandibula, digunakan teknik True occlusal,
sedangkan untuk Cemento Ossifying Fibroma yang berlokasi di regio anterior
kedua rahang digunakan teknik Oblique anterior. Occipitomental dan Lateral
sinus view digunakan untuk kasus-kasus yang melibatkan antrum maksila.5,18
Gambar 5. A. Radiografi Periapikal, B. Radiografi True Oklusal dan
C. Radiografi Panoramik Cemento Ossifying Fibroma.17
A B
Cemento Ossifying Fibroma terlihat berupa lesi unilokular atau
multilokular yang berbatas jelas. Terdapat 3 pola batas dari gambaran radiografi
Cemento Ossifying Fibroma yaitu gambaran lesi tanpa batas sklerotik, gambaran
lesi dengan batas sklerotik, dan lesi dengan batas tidak jelas.5,18
Kematangan lesi akan menentukan derajat radiopak. Pada tahap awal lesi
menunjukkan gambaran radiolusen yang sempurna dan pada lesi yang sudah
matang terlihat gambaran radiopak yang sempurna.12,13
Gambar 6. Gambaran radiografi Panoramik Cemento ossifiying fibroma pada mandibula.9
Seperti yang terlihat pada Gambar 6 terdapat area campuran radiopak dan
radiolusen yang berbatas jelas pada regio 46 sampai 48 dengan ukuran lesi 6 cm x
4 cm. Mulai dari gigi 46 ke 48 ( secara antero-posterior) dan dari servikal gigi 47
dan 48 ke bagian bawah mandibula ( secara superior-inferior). Terlihat juga
resorbsi akar gigi 46, pergeseran gigi 48 ke distal dan penipisan tulang
Salah satu gambaran diagnostik yang penting dari Cemento Ossifying
Fibroma adalah bahwa terdapat suatu pola pertumbuhan sentrifugal. Oleh karena
itu lesi tumbuh dengan ekspansi yang sama pada semua arah dan terlihat sebagai
sebuah massa tumor yang bulat.5
Gambar 7. CT Scan foto menunjukkan lesi juga ekspansi kearah bukal dan lingual dengan bentuk tulang trabekular terlihat jelas dalam lesi, korteks bukal mengalami erosi dan menjadi sangat tipis.12
Efek Cemento Ossifying Fibroma terhadap struktur sekitarnya antara lain:
perubahan posisi gigi, dapat terjadi resorpsi akar, dan hilangnya lamina dura. Lesi
ini dapat juga menyebabkan perubahan letak kanalis alveolaris inferior dan lantai
Gambar 8. Gambaran panoramik yang menunjukkan lesi tidak beraturan, lesi menunjukkan batas jelas dan tampak area dengan bintik-bintik radiolusen ini menandakan peningkatan kalsifikasi dari tumor. 5
Gambaran radiografi yang dilaporkan dalam literatur bervariasi. Pada
penelitian yang dilakukan McDonald-jankowski DS, kebanyakan dijumpai lesi
campuran dengan batas jelas, sedangkan Sciuba dan Youni dengan gambaran
radiolusen. Alasan perbedaan ini mungkin rata-rata usia yang lebih muda
dibanding pada penelitian McDonald-jankowski DS. Studi pada usia yang
termuda memiliki proporsi lesi dengan tingkat radiolusensi lebih tinggi,
sedangkan pada penelitian McDonald-jankowski DS dengan usia tertua terlihat
tingkat radiolusensi paling rendah. Gambaran radiolusen yang utuh hanya terlihat
pada kasus-kasus yang lebih muda. Klasifikasi akan meningkat sesuai
BAB 4
LAPORAN KASUS
4.1 Kasus
Seorang wanita ( 17 tahun) dilaporkan mengeluh karena pembengkakan
pada sisi kiri wajahnya. Pembengkakan telah berlangsung selama dua bulan.
Tidak menimbulkan gejala tetapi ukurannya membesar dengan cepat dan pada
akhirnya di sertai dengan rasa sakit. Tidak ada perawatan yang telah dilakukan
sebelumnya pada lokasi lesi. 10
4.2 Pemeriksaan Klinis
Pasien umumnya sehat tapi pada pemeriksaan ekstraoral terlihat jelas
wajah tidak simetris, pembengkakan tulang yang tidak lunak pada daerah kiri
mandibula (Gambar 9A). Kulit diatasnya masih utuh. Pada pemeriksaan intraoral,
pembengkakan tulang dimulai dari daerah incisivus lateral hingga ke daerah molar
3 dengan perluasan ke arah bukal dan lingual. Oklusi baik tetapi premolar kiri
bawah dan molar 1 mobiliti derajat 1. Mukosa oral diatasnya menunjukkan sedikit
ulkus dan semua gigi vital. 10
4.3 Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan radiografi menunjukkan lesi unilokular dengan ukuran 60mm
x 40mm dan terlihat setengah radiopak. Terdapat tanda-tanda resorbsi akar pada
premolar, molar 1 dan molar 2, pergeseran dari gigi, dan erosi pada bagian bawah
korteks mandibula. Terdapat sebuah gigi berlebih yang terpendam di antara akar
premolar (Gambar 10A). Pada gambaran CT scan terlihat perluasan massa yang
besar mulai dari sudut kiri mandibula sampai daerah kanan kaninus. Dasar korteks
mandibula teresorbsi (Gambar 10B dan 10C). 10
Gambar 10. A. Gambaran panoramic sebelum perawatan, B,C.
4.4 Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan cara pengambilan spesimen
dengan tehnik Segmental mandibulectomy secara intraoral, pembedahan diperluas
mulai dari bagian kiri mandibula sampai ke daerah kanan parasymphyseal.
Spesimen hasil bedah di ajukan untuk pemeriksaan histologis. Pasien didiagnosa
menderita Agggresive Cemento ossifiying fibroma. 10
4.4.1 Temuan Makroskopis
Dari pemeriksaan spesimen hasil mandibulektomi (Gambar 11A) diketahui
ukuran dari massa tumor ini adalah 10 cm x 5 cm x 5 cm. kortikal bukal
mengalami resorbsi pada daerah anterior, massa tumor berkapsul. 10
4.4.2 Temuan Mikroskopis
Pemeriksaan histologis dari lesi ini didapat bahwa sebagian lesi
fibro-osseus berkapsul ini mengandung proliferasi selular yang padat yang berbentuk
gumpalan hingga bentuk polyhedral dengan susunan fibroblast dengan pola
tertentu. Beberapa area terdapat potongan fasikula sel. Area lain juga
menunjukkan trabekula tulang dan material seperti osteoid (Gambar 12A). Pada
material terkalsifikasi terlihat variasi kumpulan osteoblas (Gambar 12B). Pada
bagian perifer terjadi resorbsi pada tulang yang dikelilingi kelompok sel dengan
inti raksasa (Gambar 12C). 10
4.5 Perawatan
Perawatan yang dilakukan adalah Pengangkatan massa tumor dan
rekonstruksi dari mandibula. Rekonstruksi ini dilakukan dengan pemasangan Plat
Titanium (Gambar 13A). Penampilan pasien setelah perawatan sangat memuaskan
(Gambar 13B). 10
BAB 5
KESIMPULAN
Cemento Ossifying Fibroma adalah salah satu neoplasma fibro-osseus
benigna yang terdiri dari sel tulang yang abnormal dan sementum dalam jaringan
fibrous. Cemento Ossifying Fibroma sering menunjukkan variasi dalam gambaran
klinis, radiografis, dan histopatologis. Sebagian besar lesi ini tumbuh lambat dan
tidak teridentifikasi oleh pasien hingga menimbulkan bengkak pada wajah,
sementara itu pada beberapa kasus lainnya Cemento Ossifying Fibroma bisa
tumbuh dengan cepat dan menimbulkan gejala.
Faktor etiologi dari Cemento Ossifying Fibroma belum jelas, Namun
beberapa ahli mengemukakan bahwa kemungkinan berhubungan dengan trauma,
iritasi lokal yang kronis, infeksi, faktor herediter dan penggunaan obat-obatan.
Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma tanpa disertai rasa sakit,
pertumbuhannya lambat pada rahang dimana pergeseran gigi merupakan
gambaran klinis awal dari Cemento Ossifying Fibroma. Secara umum Cemento
Ossifying Fibroma bersifat asimtomatis dan dapat menyebabkan wajah asimetris.
Bagaimanapun lesi ini sering diabaikan oleh pasien sampai pertumbuhannya
menyebabkan pembengkakan dan kecacatan dari wajah.
Dari pemeriksaan histologis lesi ini dikarakteristikkan sebagai lesi yang
memiliki batas jelas dan berkapsul. Kapsul ini terdiri dari jaringan fibrous yang
sangat seluler dengan trabekula yang menyebar pada tulang. Stroma fibroblastik
dengan struktur tulang menyerupai badan psammoma dikelilingi jaringan tulang
Secara radiografi Cemento Ossifying Fibroma terlihat berupa lesi
unilokular dan multilokular yang berbatas jelas. Terdapat tiga pola batas dari
gambaran radiografi Cemento Ossifying Fibroma yaitu gambaran lesi tanpa batas
sklerotik, gambaran lesi dengan batas sklerotik, dan lesi dengan batas tidak jelas.
Cemento Ossifying Fibroma dapat dirawat dengan pengangkatan massa
tumor karena secara klinis tumor ini memiliki batas jelas dan berkapsul sehingga
dapat dipisahkan dengan mudah dari tulang normal sekitar. Untuk rekonstruksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjiptono TR, Harahap S, Arnus S, Osmani S. Ilmu bedah mulut. edisi VI.
Medan: FKG USU, 1989: 249, 252, 271, 272.
2. Gaillard F. Cemento ossifying fibroma. 2010
<http://radiopaedia.org/cases/cemento-ossifying-fibroma> ( 11 November
2011 ).
3. Widiyanti E. Penatalaksanaan cemento ossifying fibroma mandibula
dengan enukleasi dan pemasangan bridging plate. Maj Ked Gi 2009;
16(1): 51-6.
4. Ong AH, Siar CH. Cemento-ossyfying fibroma with mandibular fracture.
Case report in young patient. Aus Den J 1998; 43: 229-33.
5. Kamadjaja DB. Cemento ossifying fibroma of the jaws. Den J majalah
kedokteran gigi 2009; 42: 164-71.
6. Jung SL, Choi KH, Park YH, Song HC, Kwon MS. Cemento-ossifying
fibroma presenting as a mass of the parapharingeal and masticator
space. Am J Neuroradial 1999; 20: 1744-6.
7. White SC, Pharoah MJ. Oral radiology principles and interpretation fifth
edition. United States: Mosby, 2004: 498-501.
8. Chuang MC, Nieh S, Wang HW. Cemento-ossifying fibroma of the
spheno-ethmoid sinus with compressive optic neuropathy. J Med Sci
2004; 24: 145-8.
9. Jayachandran S, Sachdeva S. Cemento-ossifying fibroma of mandible:
10.Hemavathy S, Roy Swaty. Case report Aggresive ossifiyig fibroma
presenting as extensive mandibular swelling. Indian J Den 2011; 2(3)
:107-12.
11.Longobardi G, Pagano I, Sisalli U, Foresti M, Poddi V. Case report
exstraosseus cemento-ossifying fibroma of the cheek. Sholarly research
exchange 2009: 1-3.
12.Dalghous A, Alkhabuli JO. Cemento-ossifuing fibroma occurring in an
elderly patient. A case report and a review of literature. Libyan J med
2006: 95-98
13.Anonymous. Cemento-ossifying fibroma. . 2010.
14.Malathi N, Radhika T, Thamizhchelvan H, Ravindran C, Ramkumar S.
Case report Psammomatoid juvenile ossifiying fibroma of the jaws.
PUBMED 2011; 15(3): 326-329.
15.Foss RD, Fielding CG. Juvenile Psammomatoid ossifiying fibroma.
PUBMED 2007; 1(1): 33-34.
16.Solomon MC, Khandelwal Suneet, Raghu AR, S Carnelio.
Psammomatoid juvenile ossifiying fibroma of the Mandible – A
Histochemical Insight. The Internet Journal Of Dental Science 2009; 7(2).
17.Sarwar HG, Jindal MK, Ahmad SS. Cemento ossifying fibroma-a rare
case. J ind soc pedo and prev dent 2008;26:126-43
18.McDonald-jankowski DS. Cemento-ossifying fibroma of the jaws in